PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN STRATEGI
REACT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II
DI SMA N 17 MEDAN T.P. 2013/2014
Oleh :
Rimdah M. Tampubolon NIM 4103321038
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini
dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Berbasis Strategi REACT Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA N 17 Medan T.P.
2013/2014”. Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada Ayah
tercinta Hatotoga Tampubolon, S.PAK, Ibu tercinta Merly Sirait dan adik-adik
(Monica Grace Tampubolon, Agus Mirwan Tampubolon, Feby Tampubolon,
Rachel Tampubolon) yang memberikan semangat, doa dan dana dalam penulisan
skripsi ini. Penulis juga menyampaiakan terimakasih kepada Bapak Dr. Makmur
Sirait, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak
Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, MS, Ibu Dr. Derlina, M.Si, Bapak Drs. Khairul
Amdani, M.Si sebagai penguji 1, 2, dan 3 yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Karya Sinulingga, M.Si
selaku dosen pembimbing akademik. Tidak lupa juga terimakasih kepada Bapak
Soagahon Simanungkalit, SH sebagai Kepala Sekolah dan Bapak Bobby
Nainggolan, S.pd, M.Si, sebagai guru mata pelajaran Fisika SMA N 17 Medan,
yang telah banyak membantu selama penelitian.
Terima kasih juga untuk abang Judihar Sitanggang, untuk sepupu (Dhea
Panjaitan, Kak Novakia Panjaitan, Martha Rosita Panjaitan). Terimakasih juga
untuk kelompok kecil Euagglion (Leybert Purba, Judihar Sitanggang, Bernadi
Napitupulu dan Pesta Sigalimgging). Terimakasih juga buat Taridiva (Aita, Diana
v
Terimakasih juga buat sahabat penulis (Terri Sianturi, Roni Manurung,
Faber Manik, Sehat Tumangger, Boy Sihotang, Agus Sianturi, Feny Panggabean,
Januarita Br.Ginting, Irma Napitupulu, Rocanda Parhusip, Lestari Dolok Saribu).
Terimakasih juga buat teman-teman kos durung (Cianny Marpaung, Windah
Situmorang, Aina Marpaung, Emi Marpaung, Cindy Marpaung, Ran Sembiring,
Jones Sitorus). Terimakasih buat teman-teman kos ganefo (Tina Sitanggang, Novi
Sinaga, Elvi, Ade Manurung). Dan tidak lupa kepada semua teman-teman kelas
ekstensi 2010.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dalam penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2014
Penulis,
Rimdah M. Tampubolon
iv
2.1.1. Pengertian Belajar dan Mengajar 7
v
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29
3.3. Variabel Penelitian 29
3.4. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian 30
3.4.1. Jenis Penelitian 30
4.1.1. Nilai Pretes Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40
vi
4.1.3. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa 43
4.1.4. Uji Persyaratan Analisis Data 46
4.1.4.1. Uji Normalitas Data 46
4.1.4.2. Uji Homogenitas Data 46
4.1.4.3. Pengujian Hipotesis 47
4.2. Pembahasan 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 51
5.2. Saran 51
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 13
Tabel 2.2. Perhitungan Skor Perkembangan 14
Tabel 2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok 14
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 30
Tabel 3.2. Perincian Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa 32
Tabel 3.3. Pedoman Penilaian Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen 33
Tabel 4.1. Hasil Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40
Tabel 4.2. Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 41
Tabel 4.3. Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42
Tabel 4.4. Kriteria dan Nilai Aktivitas 44
Tabel 4.5. Rekapitulasi Data Aktivitas Belajar Siswa 44
Tabel 4.6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 45
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data 46
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Penghantar yang Menghubungkan Dua Benda Berbeda Potensial 18
Gambar 2.2. Arah Arus Listrik Berlawanan Dengan Aliran Elektron 19
Gambar 2.3. Pengukuran Kuat Arus dengan Amperemeter 19
Gambar 2.4. Skema Rangkaian Sederhana 20
Gambar 2.5. Rangkaian Menggunakan Amperemeter 20
Gambar 2.6. Pengukuran Tegangan dengan Voltmeter 21
Gambar 2.7. Mengukur Tegangan 21
Gambar 2.8. Salah Satu Bentuk Resistor yang Diproduksi oleh Pabrik 23
Gambar 2.9. Skema Diagram Untuk Hukum I Serta Analoginya 24
Gambar 2.10. Susunan Hambatan 25
Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 41
Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes Siswa Kelas Eksperimen 43
Gambar 4.3. Diagram Batang Data Postes Siswa Kelas Kontrol 43
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 54
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2 66
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3 80
Lampiran 4 LKS 1 93
Lampiran 5 LKS 2 95
Lampiran 6 LKS 3 97
Lampiran 7 Soal-soal Tes Hasil Belajar 98
Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 102
Lampiran 9 Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen 111
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu
mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan persoalan pendidikan dan dengan
perkembangan sains dan teknologi. Persoalan pendidikan masa kini masih
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Setiap aspek
kehidupan dituntut untuk melakukan rekonstruksi, kondisi ini merupakan
tantangan bagi dunia pendidikan. Pendidikan harus mempersiapkan anak didik
yang kritis agar mampu menyikapi perkembangan sains dan teknologi.
Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), pendidikan memiliki fungsi
dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan
bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun,
kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatikan dari tahun ke tahun.
Terlihat dari data Educatian For All (EFA) Global Monitoring Report 2012 yang
menyatakan bahwa indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau education
for all di Indonesia menurun. Jika tahun 2010 Indonesia berada pada peringkat
ke-65, tahun 2011 merosot diperingkat ke-69. Indonesia masih tertinggal dari Brunei
yang berada di peringkat ke-34 yang masuk kelompok pencapaian tinggi bersama
dengan Jepang yang mencapai posisi nomor satu dunia (Kompas, 2014).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa proses pembelajaran
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Peneliti melakukan observasi pada tanggal 21 Januari 2014 di SMA N 17
Medan, ternyata hasil belajar siswa masih belum memuaskan sedangkan kriteria
ketuntasan minimum yaitu 72.00. Hal ini, terbukti ketika dilakukan pengamatan
langsung di kelas X7 dari 40 siswa terdapat 7 siswa yang mendapat nilai tidak
2
mendapat nilai memuaskan (80-90) . Hal ini terjadi karena siswa beranggapan
bahwa fisika itu sulit untuk dipahami karena rumus-rumus dan simbol-simbol
banyak yang harus dihafal. Siswa kelas X7 juga menginformasikan bahwa mereka
mengalami kesulitan belajar fisika karena kurangnya minat belajar fisika, hanya
materi tertentu yang mereka gemari. Dari 40 siswa hanya 2 siswa yang menyukai
pelajaran fisika.
Siswa kelas X7 juga mengatakan metode mengajar guru lebih sering
mencatat dan mengerjakan soal, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
Pada saat guru meminta mengerjakan soal di papan tulis siswa ketakutan. Siswa
juga menginformasikan model pembelajaran yang mereka inginkan belajar sambil
bermain, dan diskusi dalam kelompok supaya bias saling membantu sesame
teman.
Bobby Nainggolan, S.Pd, M.Si sebagai guru fisika kelas X7 mengatakan
sudah mencoba melakukan metode pembelajaran yang bervariasi tetapi belum
maksimal sehingga lebih sering menggunakan metode ceramah dengan alasan
agar materi tersampaikan dengan efisien dan waktu yang bersisa digunakan untuk
mengerjakan soal.
Permasalahan siswa yang merasa sulit dan bosan terhadap pelajaran fisika
perlu diupayakan pemecahannya yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan yang
dapat mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa. Dengan aktifnya
siswa dalam pembelajaran maka pembelajaran akan lebih bermakna karena siswa
secara langsung diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan tersebut. Selain itu
untuk membina kerjasama antara siswa yang pandai dan kurang pandai, siswa
dituntun dalam bentuk kelompok yang bersifat heterogen.
Proses pembelajaran fisika membutuhkan model-model belajar yang baru dan
inovatif yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa, membuat
pembelajaran menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu
alternatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan melibatkan
siswa aktif dalam pembelajaran yaitu interaktif dengan guru begitu juga dengan
sesama siswa dalam kelompok. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun
3
sama lain. Dalam interaksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang
memungkinkan mereka untuk bekerja sama satu sama lain. Saling ketergantungan
yang positif antar siswa, merasa sedang bekerja sama untuk tujuan yang sama,
seorang siswa akan membantu siswa yang lain untuk sukses sebagai anggota
kelompok. Salah satu model pembelajaran yang mengutamakan kebersamaan,
diskusi kelompok, keaktifan siswa yaitu Kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD). Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
merupakan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi
kemampuan siswa yang heterogen yaitu anggotanya terdiri dari campuran
menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Untuk memperoleh hasil belajar
yang lebih baik, maka model pembelajaran berbasis strategi REACT (relating,
experiencing, applying, cooperating, transferring) guna memperoleh hasil belajar
yang lebih memuaskan.
Penelitian tentang model pembelajaran STAD telah dilakukan oleh Hasibuan
(2013:49), peneliti tersebut menyimpulkan bahwa melalui model pembelajaran ini
hasil belajar kimia meningkat dimana rata-rata pre-test untuk kelas eksperimen
adalah sebesar 35,16 dan rata-rata post-test kelas eksperimen adalah sebesar 8,87.
Setelah data dianalisis maka diperoleh peningkatan hasil belajar siswa adalah
sebesar 55,00%. Maka dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara
signifikan. Namun masih ada kelemahan dari penelitian ini yaitu manajemen
waktu yang kurang. Selain itu, siswa sulit mengaitkan pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari, siswa masih belum maksimal dalam mengerjakan soal-soal latihan,
dan beberapa siswa belum percaya diri dalam mentransfer hasil diskusi. Untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik, model pembelajaran ini disertai dengan
strategi relating , experiencing, applying, cooperating, transferring (REACT).
Strategi REACT adalah penerapan strategi pembelajaran kontekstual yang
memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu : relating
(mengaitkan) , experiencing (mengalami), applying (menerapkan), cooperating
4
Penelitian tentang strategi REACT telah dilakukan sebelumnya oleh
Anggraeni (2013:76), menyimpulkan bahwa dengan penerapan strategi REACT
hasil belajar fisika siswa meningkat dimana untuk kelas eksperimen rata-rata
post-test yaitu 86,346 sedangkan untuk kelas kontrol rata-rata post-post-test 76,111.
Ketuntasan belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 88,46% sedangkan
ketuntasan kelas kontrol yaitu 55,56%. Maka dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa strategi REACT dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengadakan penelitian yang
berjudul, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD) Berbasis Strategi REACT Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X di SMA N 17 Medan T.P. 2013/2014”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya minat siswa dalam belajar fisika.
2. Kurangnya motivasi siswa belajar fisika.
3. Kurangnya penggunaan media
4. Model pembelajaran kurang bervariasi.
5. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
1.3Batasan Masalah
1. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan pembelajaran
adalah model pembelajaran STAD berbasis REACT.
2. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X semester genap di SMA
N 17 Medan T. P 2013/2014.
5
1.4Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas
X semester genap SMA N 17 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran STAD berbasis strategi REACT pada materi pokok
listrik dinamis di kelas X semester genap SMA N 17 Medan ?
3. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran STAD berbasis strategi REACT pada materi
pokok listrik dinamis di kelas X semester genap SMA N 17 Medan ?
4. Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran STAD
berbasis strategi REACT terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok listrik dinamis kelas X semester genap SMA N 17 Medan ?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas
X semester genap SMA N 17 Medan.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran STAD berbasis strategi REACT pada materi pokok
listrik dinamis di kelas X semester genap SMA N 17 Medan .
3. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran STAD berbasis strategi REACT
pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester genap SMA N
17 Medan.
4. Untuk mengetahui pengaruh signifikan model pembelajaran STAD
berbasis strategi REACT terhadap hasil belajar siswa pada materi
6
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi pembaca mengenai hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran STAD berbasis strategi
REACT .
2. Sebagai bahan alternatif pemilihan strategi pembelajaran.
1. 7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu tipe
kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
2. Strategi REACT adalah penerapan strategi pembelajaran kontekstual
yang memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting,
yaitu : relating (mengaitkan) , experiencing (mengalami), applying
(menerapkan), cooperating (kerja sama), transferring (mentransfer).
3. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar, baik dalam segi kognitif,
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data
hasil penelitian. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
pada materi pokok suhu dan kalor kelas X semester II di SMA Negeri 17
Medan T.P. 2013/2014 sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar
33,75 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes siswa sebesar 59,63.
2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD berbasis strategi REACT pada materi pokok listrik dinamis Kelas X
semester II di SMA Negeri 17 Medan T.P. 2013/2014 sebelum diberikan
perlakuan rata pretes sebesar 34,75 dan setelah diberikan perlakuan
rata-rata postes siswa sebesar 74,86.
3. Aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD berbasis strategi REACT pada materi
pokok listrik dinamis kelas X semester II di SMA Negeri 17 Medan T.P.
2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas siswa 70,56 termasuk dalam
kategori cukup aktif.
4. Ada pengaruhyang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbasis strategi REACT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok listrik
dinamis kelas X semester II di SMA Negeri 17 Medan T.P. 2013/2014.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pembentukan kelompok pada model kooperatif tipe STAD dapat dilakukan
sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Dengan demikian, dalam
kegiatan pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan
41
2. Pada saat praktikum berlangsung peneliti masih kesulitan dalam membimbing
penuh pada masing-masing kelompok, Oleh sebab itu, bagi peneliti
selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara aktif
bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, dan
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Ika Elfera., (2013), Efektifitas Strategi Pembelajaran REACT Dengan Metode Index Card Match Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMP N 2 Rembang Tahun Pelajaran 2012/2013., Skripsi, FMIPA, IKIP Semarang.
Arends, R., (2008), Learning To Teach, Penerbit Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi., (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, Syaiful., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Hasibuan, Yusuf., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Dengan Media Microsoft Office Powerpoint Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Struktur Atom., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Husamah, (2013), Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Kaginan, Martin., (2009), Fisika SMA Untuk Kelas X, Erlangga, Jakarta.
Munadi, Yudhi., (2008), Media Pembelajaran, Gaung Persada Press.
Nurachmadani, Setya., (2009), Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X, Perbukuan, Jakarta.
Rizema, Sitiatava., (2013), Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, Diva Press, Jogjakarta.
Sardiman., (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, Robert., (2005), Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung.
Sudjana, N., (2002), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.
Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Jogjakarta.
Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit Kecana Prenada Media Group, Jakarta.