• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN

UCAPAN TERIMAKASIH……… i

ABSTRAK……… ii

DAFTAR ISI……… iv

DAFTAR TABEL……… vii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Rumusan Masalah……….. 6

C. Tujuan Penelitian……… 7

D. Manfaat Penelitian……….. 7

E. Sistematika Penelitian………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 10

A. Pembelajaran Sains Bagi Anak Usia Dini……….. 10

B. Keterampilan Proses Sains Pendidikan Anak Usia Dini……… 16

C. Model Perolehan Konsep………... 27

1. Definisi Model Perolehan Konsep (Concept Attainment)……….. 27

(2)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

D. Penelitian yang Relevan……… 33

BAB III METODE PENELITIAN………. 35

A. Metode dan Desain Penelitian………. 35

1. Metode dan Pendekatan Penelitian………... 35

2. Desain Penelitian………..……. 36

B. Lokasi dan Subjek Penelitian……….. 37

1. Lokasi Penelitian……….... 37

2. Subjek Penelitian……….. 37

C. Definisi Operasional Variabel………. 38

D. Instrument Penelitian……….. 39

1. Kisi-kisi Instrumen……… 39

2. Uji Coba Instrumen……… 39

E. Prosedur Penelitian……….. 52

F. Teknik Pengumpulan Data………. 57

1. Observasi………57

2. Wawancara……… 59

G. Teknik Analisis Data………... 59

1. Analisis Data………. 59

2. Hipotesis……… 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 62

A. Kondisi Awal Keterampilan Proses Sains Anak Kelas B di TK Negeri Pembina Cimahi Sebelum Diterapkan Model Perolehan Konsep (Concept Attainment).. 62

1. Hasil Pre Test………. 62

a. Kemampuan Awal Kelompok Kontrol……… 62

(3)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

1. Hasil Post Test………...………… 67

a. Kemampuan Akhir Kelompok Kontrol……….. 67

b. Kemampuan Akhir Kelompok Eksperimen………... 70

C. Pengaruh dari Penerapan Perolehan Konsep (Concept Attainment) Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak Kelas B di TK Negeri Pembina Cimahi…... 73

1. Uji Normalitas……….. 73

2. Uji Homogenitas……….. 74

3. Uji Signifikansi………. 77

D. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 77

1. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Perolehan Konsep (Concept Attainment)……….. 77

2. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Diterapkan Model Pembelajaran Perolehan Konsep (Concept Attainment)……….. 81

3. Pengaruh dari Penerapan Perolehan Konsep (Concept Attainment) Terhadap Keterampilan Proses Sains Anak Kelas B di TK Negeri Pembina Cimahi.. 84

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………. 88

A. Simpulan……….. 88

B. Saran ………... 90

DAFTAR PUSTAKA……….. 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….. 93

(4)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keys Of Process Skills……… 19

Tabel 2.2 Keterampilan Proses Sains yang Dilatihkan……….. 23

Tabel 2.3 Tahapan Pengajaran Model Perolehan Konsep ………. 29

Tabel 3.1 Data Siswa………... 37

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Proses Sains Anak………. 41

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Keterampilan Proses Sains Anak………... 45

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara……….. 45

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Keterampilan Proses Sains Anak Taman Kanak-kanak……… 47

Tabel 3.6 Rincian Validitas Item……….. 49

Tabel 3.7 Hasil Reliabilitas……… 50

Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas……… 52

Tabel 3.9 Jadwal Pelaksanaan Penelitian………. 53

(5)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

Tabel 4.3 Hasil Statistik Tes Awal Kelompok Kontrol……… 64

Tabel 4.4 Kemampuan Awal Kelas Eksperimen……….. 64

Tabel 4.5 Kategori Kemampuan Siswa……… 66

Tabel 4.6 Hasil Statistik Tes Awal Kelompok Eksperimen………. 66

Tabel 4.7 Kemampuan Akhir Kelas Kontrol………. 68

Tabel 4.8 Kategori Kemampuan Siswa……… 69

Tabel 4.9 Hasil Statistik Tes Akhir Kelompok Kontrol………...……… 69

Tabel 4.10 Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen………. 70

Tabel 4.11 Kategori Kemampuan Siswa……… 71

Tabel 4.12 Hasil Statistik Tes Awal Kelompok Eksperimen……… 72

Tabel 4.13 One Sample Kolomogrov-Smirnov……….. 74

Tabel 4.14 Test of Homogeneityof Variance………. 75

Tabel 4.15 Group Statistics……… 76

(6)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ruang Lingkup Pembelajaran Siswa………. 13

Gambar 2.2 Dampak-dampak Instruksional dan Pengiring dari Model Perolehan Konsep……… 32

Gambar 4.1 Grafik Histogram Nilai Pre Testkelompok kontrol……….. 64

Gambar 4.2 Grafik Histogram Nilai Pre Testkelompok eksperimen………... 67

Gambar 4.3 Grafik Histogram Nilai Post Testkelompok kontrol………. 70

(7)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A INSTRUMEN DAN HASIL PENELITIAN……… 93

LAMPIRAN B RENCANA KEGIATAN HARIAN……… 132

LAMPIRAN C ADMINISTRASI PENELITIAN……… 135

(8)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, bahwa yang dimaksud

dengan anak usia dini merupakan individu yang berada pada pada rentang usia 0

– 6 tahun. Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan

meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya.

Perkembangan anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman

nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial-emosional (Peraturan

Menteri No. 58 Tahun 2009). Dalam mencapai perkembangannya, anak

memerlukan rangsangan dan stimulus yang baik dan sesuai dengan pembinaan

yang diberikan oleh orang tua dan sekolah.

Menurut Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2009, bahwa yang dimaksud

dengan Pendidikan Anak Usia Dini adalah :

. “Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diperoleh gambaran mengenai

pentingnya pembelajaran di sekolah karena bertujuan untuk membantu anak

untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sekolah merupakan jembatan penghubung bagi anak memperoleh

pengetahuannya secara terkonsep. Dimana di dalamnya terdapat pendidik yang

berperan sebagai kunci utama pengendali perkembangan. Merujuk pada

pendapat Amien dalam Nugraha (2008, hlm. 135)”bahwa guru sebaiknya tak

hanya berperan sebagai transform of knowledge, tapi juga seharusnya sebagai

transfer of knowledge sekaligus sebagai transform of knowledge ; juga transfer

(9)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

objek belajar dan bagaimana menempatkan anak sebagai subjek belajar dalam

pengembangan pembelajaran.”

Masa usia dini merupakan masa dimana anak mampu belajar mengenai

hal-hal di sekitarnya. Ia mulai belajar mengamati, menyelidiki, mencoba hal-hal-hal-hal

baru, dan lain sebagainya. Kemampuan ini merupakan dasar untuk ia mulai

belajar sebuah konsep yang kelak akan memperkaya pengetahuan dan berguna

bagi kehidupannya kelak. Kemampuan-kemampuan dasar ini merupakan

kemampuan dasar dalam sains.

Sains sebagai mata pelajaran yang cukup kompleks bagi anak, memerlukan

kemampuan dan keaktifan lebih dari siswa untuk bisa memproses pengetahuan.

Sains bagi anak usia dini, memang memiliki batasan tersendiri dan

menggunakan materi-materi yang dekat dengan kehidupan anak. Namun di sisi

lain, pengalaman belajar sains mampu memberikan manfaat terhadap

kemampuan kognitif anak. Dimana anak mampu belajar dengan memanfaatkan

potensi-potensi sains yang ada dalam dirinya.

Adapun pentingnya pembelajaran sains bagi anak usia dini diantaranya

sebagai berikut :

„‟Menurut Sumaji, pembelajaran sains bagi anak usia dini diharapkan mampu berdampak bagi meningkatnya kecerdasan dan pemahaman anak tentang alam beserta isinya serta segala ragam rahasianya. Pembelajaran sains bagi anak usia dianggap penting karena mampu meningkatkan kematangan perkembangan anak menjadi lebih utuh, tak hanya domain kognitif yang terbina, tetapi juga motoris dan afeksinya secara seimbang. Bahkan lebih jauh, diharapkan dengan pengembangan pembelajaran sains yang memadai (adequate) akan tumbuh dan berkembang kreativitas dan kemampuan berpikir kritis, yang semuanya sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih luas

dan kompleks pada masa yang akan datang (Nugraha, 2008, hlm. 26).‟‟

Cullingford (dalam Samatowa, 2008, hlm. 9), mengatakan jika

pembelajaran sains sebaiknya disajikan dengan hafalan dan pemahaman konsep.

Anak harus diberi kesempatan untuk mengembangkan sikap ingin tahu dan

berbagai penjelasan logis. Sedangkan Claxton (dalam Samatowa, 2008, hlm. 9),

(10)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih berkelakukan seperti seorang ilmuwan bagi diri mereka sendiri, dan jika

mereka diperbolehkan dan didorong untuk melakukan hal itu.

Menurut Nugraha (2008, hlm. 119), bahwa yang terpenting dalam

pembelajaran sains bagi anak adalah mengerti proses sains, karena dari proses

itulah akan melahirkan pengalaman belajar dan pembentukan sikap secara

simultan dan terpadu. Dari pendapat tersebut dapat diambil makna jika yang

terpenting dalam pembelajaran sains bagi anak adalah mengenai proses. Hal ini

juga sejalan dengan pendapat Hodgson dan Scanlon (1985, hlm. 18), jika “one of the dimension of science is the processes by which knowledge is acquired.”

Dapat dimaknai jika proses merupakan dimensi dari sains dan merupakan cara

untuk memperoleh ilmu atau pengetahuan.

Penguasaan proses sains diperlukan anak dalam pembelajaran sains.

Penguasaan inilah yang kemudian akan berkembang menjadi sebuah

keterampilan atau kemahiran dalam proses sains. Keterampilan proses sains

adalah semua keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh,

mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip,

hukum-hukum dan teori-teori sains, baik berupa keterampilan mental, keterampilan

fisik (manual) maupun keterampilan sosial (Nugraha, 2010, hlm. 120). Jadi

maknanya adalah bahwa keterampilan proses sains merupakan keterampilan

yang mampu membuat potensi individu berkembang.

Menurut Harlen dkk. (1990, hlm. 3.5) jika “process skills also develop and so enable to deal with progressively more sophisticated ideas and contexts and

make the children more rigorous, more focused, more systematic, more

quantitative, and more conscious.” Berdasarkan pendapat tersebut, dapat

diperoleh sebuah makna jika keterampilan proses juga mampu mengembangkan

ide-idenya, lebih teliti, lebih fokus dan lebih sistematis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan jika pengembangan

kemampuan proses sains anak memiliki dampak yang positif bagi

perkembangan anak. Kemampuan keterampilan proses tersebut mampu

(11)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan kesempatan anak untuk menciptakan sekaligus memahami konsep.

Tingginya kemampuan dan sikap sains yang dimiliki anak mencerminkan akan

semakin terampilnya anak dalam mengenali obyek sains, berpikir logis dan

mengikuti prosedur kerja sesuai standar kerja ilmiah yang dipersyaratkan

(Nugraha, 2008, hlm. 32).

Namun, dampak-dampak positif dari keterampilan proses tersebut tidak

akan ada jika tidak ada peran guru yang mampu mengemas pembelajaran

dengan baik. Menurut Mujtaba (2012), tak jarang guru-guru di sekolah

khususnya di Indonesia menekankan pembelajaran dengan metode yang

konvensional yang tidak memberikan ruang pengalaman belajar yang

menunjang kemampuan anak. Menurut Mujtaba ( 2012) praktik pembelajaran

sains di Pendidikan Anak Usia Dini saat ini adalah masih sering ditemukan

metode ceramah bagi anak. Kebiasaan mengajar para guru dalam mengajar

mengarah kepada hal membaca dan menulis yang menghambat kemampuan

anak dalam kreativitas dan memecahkan masalah.

Seraya dengan pendapat diatas, bahwa fenomena pembelajaran sains bagi

anak usia dini saat ini berdasarkan hasil pengamatan peneliti di TK Negeri

Pembina Cimahi adalah kurangnya pengalaman yang diberikan kepada anak

untuk menggali akan konsep secara mandiri. Tak jarang guru membawa contoh

dari materi yang hendak diajarkan seperti membawa garam dan gula untuk

mengenalkan konsep rasa. Guru-guru masih sering bertindak untuk

menyampaikan konsep kepada anak mengenai asin atau manis, tanpa

memberikan kesempatan kepada anak untuk menggali sendiri mengenai konsep

rasa asin atau manis itu sendiri. Anak-anak di TK ini pun belum menunjukkan

keterampilan proses sains yang baik. Sebagian besar dari siswa belum

menunjukkan kemampuan dalam mengamati, menggolongkan, mengukur dan

menjelaskan yang cukup baik. Kesempatan bagi anak untuk mampu melatih

kemampuan-kemampuan tersebut juga masih sangat sedikit, contohnya seperti

mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis bagi anak untuk mampu melatih

(12)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan kesempatan bagi anak untuk terlibat inilah yang memicu masih

rendahnya keterampilan proses sains anak.

Aplikasi pembelajaran sains dengan berdasar pada keterampilan proses

sains memerlukan sebuah pendekatan pembelajaran atau metode pengajaran

yang mendukung keaktifan siswa. Mengacu pada pendapat yang diungkapkan

Joyce, (2009, hlm. 7) bahwa :

Guru yang sukses bukan sekadar penyaji yang kharismatik dan persuasif. Lebih jauh, guru yang sukses adalah mereka yang melibatkan para siswa dalam tugas-tugas tersebut secara produktif. Sedangkan para pembelajar efektif mampu menggambarkan informasi, gagasan, dan kebijaksanaan dari guru-guru mereka dan menggunakan sumber-sumber pembelajaran secara efektif. Dengan demikian, peran utama dalam mengajar adalah mencetak para pembelajar yang handal (powerful learners).

Konsep pembelajar yang handal (powerful learners) inilah yang menjadi

dasar keterampilan proses sains yang juga menjadi dasar dari terciptanya model

perolehan konsep. Model perolehan konsep sendiri, memiliki kerangka

pemikiran yaitu adanya proses penemuan konsep secara mandiri dari anak

dengan berbagai sifat-sifat yang telah guru hadirkan sebelumnya di dalam kelas

(Joyce, 2009, hlm. 125). Ini bisa dilakukan guru dengan cara menghadirkan

contoh-contoh konkret dari sebuah konsep, hanya dalam hal ini guru hanya

bertindak sebagai fasilitator. Guru hanya menghadirkan contoh dari konsep rasa

seperti garam atau gula, namun tanpa memberi konsep terlebih dahulu dan

memberi kesempatan kepada anak untuk menggali konsep itu sendiri. Hal ini

juga yang menjadi pendorong Lori Kindrachuck untuk menciptakan sebuah

model pembelajaran yang mampu mendorong keaktifan belajar siswa (Joyce.

dkk, hlm. 119).

Menurut Joyce, dkk (2009, hlm.139), perolehan konsep (concept

attainment) merupakan sebuah model pembelajaran yang membantu anak untuk

memahami sebuah konsep berdasarkan hasil analisanya dengan cara

membandingkan dan membedakan contoh-contoh yang berisi karakteristik dan

(13)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diajak untuk mampu berpikir kritis untuk mampu memahami dan memperoleh

sebuah konsep melalui penemuan dan pemahamannya sendiri. Menurut Joyce,

dkk (2009, hlm.139),” model ini juga dapat berguna dalam membuka bidang

konseptual baru dengan cara melakukan rangkaian penelitian pada siswa baik

secara individu maupun kelompok.“

Model perolehan konsep (concept attainment) ini mampu membantu anak

untuk mampu membangun pengetahuannya secara mandiri. Selain itu juga

membantu anak untuk mengembangkan kemampuan analisisnya. Hal ini sejalan

dengan toeri dari Bruner mengenai metode belajar penemuan (discovery

learning). Menurut Bruner dalam Winataputra,dkk (2008, hlm.3.18)

”mengungkapkan jika belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.” Agar belajar menjadi bermakna, dan memiliki struktur informasi

yang kuat, siswa harus aktif mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci yang

ditemukannya sendiri, bukan hanya menerima penjelasan dari guru saja.

Adapun manfaat dari pembelajaran dengan proses penemuan yang

dilakukan oleh siswa yang dalam hal ini merupakan model penerapan konsep

(concept attainment) menurut Ambarsari, dkk (2013) adalah mengetahui

kebermaknaan sebuah pembelajaran, pengetahuan yang didapat cenderung

mudah diingat dan dipahami, meningkatkan kemampuan siswa dalam

kemampuan memecahkan masalah, menciptakan motivasi belajar siswa, dan

meningkatkan kemapuan penalaran siswa.

Untuk melihat lebih jauh mengenai pengaruh penerapan model

pembelajaran ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Model Perolehan Konsep (concept attainment) Terhadap Peningkatan Keterampilan Proses Sains Anak di TK Negeri Pembina Cimahi”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

(14)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagaimana kondisi awal keterampilan proses sains anak kelas B di TK

Negeri Pembina Cimahi sebelum diterapkan metode perolehan konsep

(concept attainment) ?

2. Bagaimana kondisi akhir keterampilan proses sains anak kelas B di

TK Negeri Pembina Cimahi setelah diterapkan metode perolehan konsep

(concept attainment) ?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan metode

perolehan konsep (concept attainment) terhadap keterampilan proses sains

anak kelas B di TK Negeri Pembina Cimahi ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari

penerapan metode perolehan konsep (concept attainment) terhadap keterampilan

proses sains anak kelas B di TK Negeri Pembina Cimahi.

2. Tujuan Khusus

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a.Mengetahui kondisi awal keterampilan proses sains anak kelas B di TK

Negeri Pembina Cimahi sebelum diterapkan metode perolehan konsep

(concept attainment).

b.Mengetahui kondisi akhir keterampilan proses sains anak kelas B di TK

Negeri Pembina Cimahi setelah diterapkan metode perolehan konsep

(concept attainment).

c.Mengetahui apakah terdapat pengaruh dari penerapan metode perolehan

konsep (concept attainment) terhadap keterampilan proses sains anak di TK

(15)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan

beberapa manfaat sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, yaitu :

a. Peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai pengaruh dari penerapan

model perolehan konsep (concept attainment) terhadap peningkatan

keterampilan proses sains anak.

b. Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan sebuah

penelitian yang baik sehingga mampu memberikan gambaran data dari

sebuah penelitian.

2. Bagi siswa, yaitu :

a. Memberi kesempatan yang lebih luas bagi anak untuk memperoleh

konsep secara mandiri

b. Memberikan metode atau model pembelajaran yang berbeda bagi anak

c. Mampu memotivasi secara lebih dalam pembelajaran sains di sekolah.

3. Bagi pendidik, yaitu :

a. Memberi pengetahuan dan wawasan lebih kepada pendidik mengenai

model pembelajaran yang baru dalam pendidikan anak usia dini yaitu

model perolehan konsep (concept attainment)

b. Memberi pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran

perolehan konsep (concept attainment) yang diharapkan mampu

meningkatkan keterampilan proses anak usia dini.

(16)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Memberikan sumbangan positif bagi pembelajaran di sekolah melalui

pengayaan model pembelajaran yang baru

b. Peningkatan wawasan bagi para pendidik mengenai model pembelajaran

pembelajaran perolehan konsep (concept attainment) yang diharapkan

mampu meningkatkan keterampilan proses anak usia dini.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan :

Secara umum, dalam bab ini terdiri dari bagian latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan

skripsi yang secara keseluruhan menggambarkan mengenai penelitian yang

dilaksanakan dan akan dijabarkan dalam bab selanjutnya.

Bab II Kajian Pustaka :

Secara umum, dalam bab ini terdiri dari beberapa kajian pustaka yang

berkaitan dengan penelitian diantaranya pembelajaran sains bagi anak usia dini,

keterampilan sains anak usia dini dan model perolehan konsep.

Bab III Metode Penelitian :

Bab ini berisi tentang beberapa hal yang terkait dengan metode penelitian

yang digunakan seperti metode dan pendekatan penelitian, lokasi dan subjek

penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, prosedur penelitian,

teknik pengumpulan data, dan teknik alanisis data.

Bab Temuan dan Pembahasan :

Secara umum, dalam bab ini berisi tentang hasil temuan penelitian dan

pembahasan mengenai kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan.

Bab V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi :

Bab ini merupakan bab terakhir dan berisi tentang simpulan dari kegiatan

penelitian, pembahasan penelitian dan temuan penelitian, dan berisi tentang

(17)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian yang hendak dilakukan oleh penulis merupakan penelitian

dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses

menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

menemukan keterangan mengenai apa yang ingin peneliti inginkan (Margono,

2004 hlm.105). Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini

digunakan metode penelitian eksperimen. “Penelitian eksperimental

merupakan penelitian yang menggunakan suatu percobaan yang dirancang

secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab

pertanyaan penelitian” (Margono, 2004, hlm.110).

Hal di atas selaras dengan pernyataan Sudjana, dkk (1989, hlm.3)

mengenai hakikat penelitian dipandang sebagai upaya menjawab

permasalahan secara sistematik dengan metode-metode tertentu melalui

pengumpulan data empiris mengolah dan menarik kesimpulan atas jawaban

masalah tersebut Sedangkan menurut Syamsudin, dkk (2006, hlm.2)

“mengungkapkan jika penelitian dapat diartikan sebagai cara pengamatan atau

inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau

proses penemuan, baik discovery maupun invention.” Sehingga dapat

disimpulkan jika penelitian merupakan upaya pemecahan masalah dengan

menggunakan metode-metode tertentu untuk memperoleh jawaban atas sebuah

permasalahan tertentu.

Menurut Sugiyono (2012, hlm.3), metode penelitian dapat diartikan

sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dengan kegunaan

tertentu. Secara umum, penelitian itu sendiri merupakan upaya pengambilan

data dengan tujuan tertentu. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini

membutuhkan strategi atau cara meperoleh datanya, yang kita kenal sebagi

(18)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian eksperimen yang sederhana mengandung tiga ciri pokok, yaitu

(Sudjana dkk. 1989, hlm.119) :

a. “Adanya variabel bebas yang dimanipulasikan

b. Adanya pengendalian/pengontrolan semua variabel lain kecuali

variabel bebas

c. Adanya pengamatan/pengukuran terhadap variabel terikat sebagai efek

variabel bebas. “

2. Desain Penelitian

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

eksperimen kuasi dengan pola non equivalent control group design atau

pretes-postes yang tidak relevan (Sudjana dkk. 1989). Desain ini

menggunakan dua kelompok, satu diantaranya diberikan perlakuan

eksperimen. Dua kelompok yang diambil dianggap sama dalam semua aspek

yang relevan dan perbedaannya hanya terdapat dalam perlakuan yang

diberikan. Pada akhir penelitian kedua kelompok ini diukur penguasaan

konsepnya dengan alat ukur yang sama yaitu instrumen penelitian mengenai

kterampilan proses sains anak. Hasil kedua pengukuran digunakan sebagai

data penelitian yang kemudian dianalisis. Hasil pengukuran ini dibandingkan

untuk melihat efek dari penerepan model penerapan konsep.

Alasan peneliti menggunakan motode penelitian eksperimen adalah karena

peneliti hendak mengetahui mengenai sebuah pengaruh dari sebuah model

pembelajaran bagi peserta didik atau dalam hal ini sebagai objek

penelitian.Metode ini membantu peneliti untuk mendapatkan hasil nyata

dengan bentuk angka sebagai perhitungan pengaruh dari model pembelajaran

perolehan konsep (concept attainment) ini pada anak.

Desain eksperimen menunjuk kepada kerangka konseptual, bagaimana

eksperimen itu dilaksanakan.Menurut Sudjana dkk. (1989, hlm. 31), “terdapat

dua fungsi desain eksperimen : (1) memberikan kesempatan untuk

membandingkan kondisi yang dituntut oleh hipotesis penelitian, (2)

memungkinkan peneliti membuat interpretasi dari hasil studi melalui analisis

(19)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai gambaran rancangan penelitian kuasi eksperimen dengan pola

non equivalent control group design akan digambarkan sebagai berikut

(Sugiyono, 2007, hlm. 116) :

Gambar 1. Eksperimen Pola Non Equvalent Control Group Design

Keterangan :

O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen

O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen

X : Pemberian perlakuan/treatment

O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol

O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok control

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Negeri Pembina Cimahi yang terletak di

Jalan Kerkof Kota Cimahi.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa TK B dari TK Negeri Pembina

Cimahi.Di TK Negeri Pembina Cimai terdapat dua kelas B yaitu kelas B Apel

dan kelas B Strawberry dengan jumlah masing-masing anak tiap kelasnya

sebanyak 19 dan 17 orang. Adapun perbandingan jumlah siswa perempuan

dan laki-laki kelas B adalah sebagai berikut :

No. Kelas Jumlah

Murid

Jumlah Murid Laki-laki

Jumlah Murid Perempuan

1. Apel (Kel. B1) 19 8 11

2. Strawberi (Kel. B2) 17 7 10

O

1

x

O

2

(20)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, dua kelas yang digunakan sebagai kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol memiliki karakteristik yang hampir sama

yanitu dilihat dari tingkat kognitif, usia rata-rata, serta jumlah siswa di tiap

kelompok yang hamper sama. Mengingat kesamaan karakteristik seluruh

siswanya, untuk itu peneliti menggunakan seluruh siswa kelas B TK Negeri

Pembina Cimahi.

Setelah dilakukan pengundian, didapatkan hasil kelas Apel sebagai

kelompok eksperimen dan kelas Strawberry sebagai kelompok kontrol.

Masing-masing kelompok diberi pre test dan post test. Pre test diberikan

sebelum materi pembelajaran disampaikan. Tujuan diberikannya pre test

sebelum pembelajaran adalah untuk mengetahui keadaan awal masing-masing

kelompok. Post test diberikan setelah seluruh materi pembelajaran

disampaikan oleh guru, tujuannya untuk mengetahui keadaan akhir

masing-masing kelompok setelah diberikan treatment.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Perolehan Konsep (X)

Menurut Joyce. dkk (2009, hlm.139), merupakan sebuah model

pembelajaran yang membantu anak untuk memahami sebuah konsep

berdasarkan hasil analisanya dengan cara membandingkan dan

membedakan contoh-contoh yang berisi karakteristik dan buka

karakteristik dari sebuah objek. Melalui model pembelajaran ini, anak

diajak untuk mampu berpikir kritis untuk mampu memahami dan

memperoleh sebuah konsep melalui penemuan dan pemahamannya

sendiri. Dalam model pembelajaran ini, guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk mampu menggali mengenai sebuah konsep secara

mandiri.

Model pembelajaran perolehan konsep (concept attainment) dalam

pelaksanaannya meliputi beberapa tahapan pembelajaran yaitu tahapan

penyajian data dan identifikasi konsep, tahapan pengujian pencapaian

(21)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini berguna untuk menguji kemampuan anak, pemahaman anak dan juga

memunculkan keaktifan anak dalam pemebelajaran.

2. Keterampilan Proses Sains Anak Usia Dini (Y)

Keterampilan proses sains adalah semua keterampilan yang

diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan

konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori sains, baik

berupa keterampilan mental, keterampilan fisik (manual) maupun

keterampilan sosial (Nugraha, 2010, hlm. 120). Jadi maknanya adalah

bahwa keterampilan proses sains merupakan keterampilan yang mampu

membuat potensi individu berkembang.Adapun keterampilan proses

sains meliputi (Hurlen, dalam Rustaman, 2009) :

a. Keterampilan mengamati

a. Keterampilan menafsirkan

b. Keterampilan meramalkan

c. Keterampilan menggunakan alat dan bahan

d. Keterampilan mengelompokkan

e. Keterampilan menerapkan konsep

f. Keterampilan mengkomunikasikan

g. Keterampilan mengajukan pertanyaan

D. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memproleh

hasil data penelitian.Instrumen penelitian ini juga disebut sebagai teknik

penelitian.Adapun dalam pelaksanaan penilitian ini, peneliti akan

menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara. Pedoman

observasi akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan gambaran mengenai

kemampuan anak berkaitan dengan keterampilan proses sainsnya.

Dimensi atau variabel keterampilan proses tersebut kemudian

dikembangkan oleh peneliti ke dalam beberapa indikator keterampilan proses

(22)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengamati sejauh mana kemampuan awal dan akhir dari keterampilan proses

sains anak.

Instrumen keterampilan proses sains anak dalam penelitian in

menggunakan teknik skala Guttman dengan jenis pengukuran skala 0-1 . Skala

Guttman merupakan skala pengukuran dengan data yang diperoleh dapat

berupa interval atau rasio, dalam skala Guttman hanya ada dua interval “ya

-tidak”, “benar-salah”, “positif-negatif”, “muncul-tidak muncul”, dan lainnya. Adapun tabel kisi-kisi instrumen keterampilan proses sains adalah sebagai

(23)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Proses Sains

No Keterampilan Proses Sains

Indikator Pernyataan Kemunculan Keterangan

Ya Tidak

larut dan tidak larut

5. Anak mampu

mengetahui ciri-ciri

yang membedakan

dari benda larut dan

(24)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

(25)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

(26)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(27)

Tabel 3.3 KRITERIA PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Pernyataan

Keterampilan Proses

Sains Anak

Kriteria Penilaian

1 0

Muncul Tidak Muncul

Sedangkan pedoman wawancara dalam penelitian ini ditujukan untuk

melihat kondisi awal dari keterampilan proses sains anak di TK Negeri

Pembina Cimahi. Adapun pedoman wawancara yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

Tabel 3.4 PEDOMAN WAWANCARA

No. Rangkaian Pertanyaan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bagaimana gambaran pembelajaran sains di

TK Negeri Pembina Cimahi ini ?

Bagaimana sistem pembelajaran sains di TK

Negeri Pembina Cimahi ini ?

Apa saja alat-alat dan kelengakapan

pembelajaran sains di TK Negeri Pembina

Cimahi ini ?

Bagaimana kemampuan belajar sains

anak-anak di TK Negeri Pembina Cimahi ini ?

Apakah anak mampu mengikuti pembelajaran

sains dengan baik ?

Apakah anak mampu menunjukkan

(28)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Coba Instrumen a. Uji Validitas Item

Penelitian ini dilakukan setelah diadakan uji coba instrument untuk

menentukan apakah instrument tersebut layak dipakai. Pengujian validitas

dan reabilitas instrument penelitian dilakukan melalui expert judgment. Uji

coba instrument yang kemudian dilakukan uji reabilitas, yang kemudian

dihitung dengan program SPSS 20.

Dalam penelitian ini diperlukan pedoman observasi untuk mampu

mengukur keterampilan proses sains anak. Untuk mengukur keterampilan

proses sains ini, pedoman observasi perlu divalidasi. Penelitian validitas

dilakukan dengan membandingkan atau mengkorelasikan antara hal yang

dinilai dengan kriterianya. Adapun langkah-langkah perhitungan validitas

adalah sebagai berikut :

1. Menghitung validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan subjek

penelitian yang dilakukan. Untuk menguji validitas instrumen ini

digunakan rumus korelasi point biserial (r pbis) (Ireene, 1993, hlm.

359-360) dan Glass and Stanley, 1970, hlm. 169-170) dalam

(Setiasih, 2010, hlm. 114) dengan gambaran sebagai berikut :

Keterangan :

Mp : rata-rata skor anak yang memperoleh 1

Mt : rata-rata skor total

Sdt : simpangan baku skor total

p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban anak

q : 1- p

(29)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penentuan keputusan item diterima (valid) atau tidak valid

didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut : jika r

hitung positif dan r hitung = > 0,3 maka butir item valid, dan jika r

hitung negatif dan r hitung < 0,3 maka butir item tidak valid. Pada

tahap awal, instrumen melalui tahap judgement oleh ahli terkait

mengenai keterampilan proses sains. Uji coba tes keterampilan proses

sains anak dilakukan di TAAM Daarul Muhsiniin di Komplek Bukit

Permata Cimahi Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilakukan

terhadap siswa TK B di sekolah ini dengan jumlah 10 siswa.

Berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas keterampilan

proses sains :

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Keterampilan Proses Sains Anak Taman Kanak-kanak

Nomor Item r pbis Validitas

1 0.8 Valid

2 0.67 Valid

3 0.88 Valid

4 0.46 Valid

5 0.57 Valid

6 0.59 Valid

7 -0.31 In Valid

8 -0.42 In Valid

9 0.76 Valid

(30)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11 0.47 Valid

12 0.42 Valid

13 0.73 Valid

14 0.67 Valid

15 0.67 Valid

16 0.42 Valid

17 -0.17 In Valid

18 0.3 Valid

19 0.64 Valid

20 0.49 Valid

Setelah perhitungan validitas dilakukan, diketahui kriteria valid

yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, dan 20

sedangkan butir item yang memiliki kriteria tidak valid yaitu nomor 7,

8 dan 17 sehingga item yang tidak valid dianggap tidak dipergunakan

lagi (hapus).

Berdasarkan tabel 3.5 di atas diperoleh item yang valid dan item

yang tidak valid. Secara lebih rinci penyebaran item yang valid dan

tidak valid pada setiap aspek dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini :

Tabel 3.6 Rincian Validitas Item

No. Aspek Item Valid Invalid

(31)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengamati/observasi

2. Mengelompokkan/klasifikasi 3,4,5,6 -

3. Menafsirkan/interpretasi - 7, 8

4. Meramalkan/prediksi 9,10 -

5. Mengajukan pertanyaan 11,12 -

6. Berhipotesis 13,14 -

7. Menggunakan alat/bahan 15,16 -

8. Menerapkan konsep 18 17

9. Berkomunikasi 19,20 -

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 178) reliabilitas

menunjukpada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebutsudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,

yang reliabel akanmenghasilkan data-data yang dapat dipercaya juga.

Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka

berapa kali pun diambil, hasilnya tetap akan sama. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan teknik reliabilitas internal yaitu dengan

Rumus yang digunakan untuk mencari reabilitas pada penelitian ini

menggunakan rumus KR 20. Rumus KR 20 adalah rumus untuk uji

reliabilitas item yang mirip dengan cronbach alpha. Rentang nilainya

berada diantara 0 sampai dengan 1.Semakin mendekati 1 maka

semakin reliabel. Para ahli menyatakan bahwa nilai KR 20 > 0,90

dapat dinyatakan bahwa soal reliabel.

(32)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

r KR20 = Koefisien korelasi dengan KR20

k = jumlah butir soal

p = proporsi jawaban benar pada butir tertentu

q = proporsi jawaban salah pada butir tertentu ( q = 1 – p )

s2 = varians skor total

Berikut hasil relibilitas yang perhitungannya menggunakan KR-20.

Rincian tabel 3.7 hasil reabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel. 3.7 Hasil Reabilitas

Nomor Item Reliabilitas Kriteria

1 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

2 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

3 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

4 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

5 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

(33)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

10 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

11 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

12 0.95 Reliabilitas Sangat Tinggi

13 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

14 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

15 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

16 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

18 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

19 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

20 1 Reliabilitas Sangat Tinggi

Adapun titik tolak ukur koefisiensi reabilitas (Guilford, 1956, hlm.

145) yang digunakan dalam penelitian yang disesuaikan dengan item

penelitian ini yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.8

Kriteria Reliabilitas

KR 20 Kategori Koefisien

0.80 < r11 1.00 Reliabilitas Sangat Tinggi

0.60 < r11 0.8 Reliabilitas Tinggi

0.40 < r11 0.6 Reliabilitas Sedang

(34)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu -1.00 r11 0.20 Reliabilitas Sangat Rendah

E. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan sebuah penelitian awal

yang bertujuan untuk mengetahui data awal. Hal-hal yang dilakukan oleh peneliti

adalah :

1. Permohonan izin penelitian kepada kepala sekolah yang hendak dijadikan

objek penelitian

2. Observasi dan wawancara untuk mendapatkan gambaran data mengenai

lokasi dan objek penelitian kepada pihak sekolah

Tahapan pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan adalah :

a. Tahapan Perencanaan

Dalam tahapan ini, terdapat beberapa hal yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu :

1. Membuat perencanaan pembelajaran di TK yang dikenal sebagai RKH

(Rencana Kegiatan Harian)

2. Mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan berjalannya

kegiatan pembelajaran di kelas yaitu model dan contoh konsep

3. Menyiapkan pedoman observasi yang digunakan untuk mengamati

kegiatan pembelajaran di kelas

4. Mempersiapkan lembar penilaian berupa lembar observasi dan lembar

kerja siswa (LKS)

Adapun jadwal pelaksanaan penelitian yang terdiri dari pre test dan

post test adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

(35)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tanggal

1. Senin,

11 Mei 2015

Pre Test Strawberry - Membedakan benda kasar dan halus

-Keterampilan observasi benda kasar

dan halus

-Keterampilan bertanya benda kasar

dan halus

-Keterampilan Mengkomunikasikan

benda kasar dan halus

-Keterampilan mengukur benda kasar

dan halus

-Keterampilan menafsirkan benda

kasar dan halus

-Keterampilan observasi benda larut

dan tidak larut

-Keterampilan bertanya benda larut

dan tidak larut

-Keterampilan Mengkomunikasikan

benda larut dan tidak larut

-Keterampilan mengukur benda larut

dan tidak larut Keterampilan

menafsirkan benda larut dan tidak

larut

-Keterampilan mengklasifikasikan

benda larut dan tidak larut

3. Senin, 25

Mei 2015

Post Test Apel -Membedakan benda larut dan tidak

larut

(36)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan tidak larut

-Keterampilan bertanya benda larut

dan tidak larut

-Keterampilan Mengkomunikasikan

benda larut dan tidak larut

-Keterampilan mengukur benda larut

dan tidak larut

-Keterampilan menafsirkan benda

kasar dan halus

-Keterampilan mengklasifikasikan

benda larut dan tidak larut

4. Selasa, 26

Mei 2015

Post Test Strawberry -Membedakan benda larut dan tidak

larut

-Keterampilan observasi benda larut

dan tidak larut

-Keterampilan bertanya benda larut

dan tidak larut

-Keterampilan Mengkomunikasikan

benda larut dan tidak larut

-Keterampilan mengukur benda larut

dan tidak larut

-Keterampilan menafsirkan benda larut

dan tidak larut

-Keterampilan mengklasifikasikan

benda larut dan tidak larut

b. Tahapan Pelaksanaan Pre test

Pelaksanaan penelitian ini sesuai dengan prosedur penelitian

eksperimen :

(37)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun kegiatan pra eksperimen sebagai berikut :

a. Kelompok kontrol sebanyak 17 siswa dari kelas B Strawberry

b. Kelompok eksperimen sebanyak 19 siswa dari kelas B Apel.

2. Kegiatan menyeimbangkan kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol atau kegiatan matching

Setelah subjek penelitian ditentukan, peneliti mengontrol variable non

eksperimen dengan cara mengadakan matching. Variabel-variabel yang

diseimbangkan sebagai berikut :

a. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

b. Nilai pre test pembelajaran

c. Pengajar (guru) dan proses pembelajaran.

3. Melaksanakan analisis hasil matching.

Setelah data tentang variabel non eksperimen diseimbangkan, langkah

berikutnya data-data tersebut dianalisis untuk mendapatkan hasil, apakah

kedua subjek penelitian telah memiliki kondisi yang seimbang dalam

variabelnya. Dari hasil analisis data tentang variabel-variabel yang

diseimbangkan sebagai berikut :

a. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini

b. Nilai pre test pembelajaran

c. Pengajar (guru) dan proses pembelajaran

Ternyata variabel-variabel non eksperimen yang dikontrol telah

menunjukkan kondisi yang seimbang.

c. Kegiatan Treatment

Setelah kedua kelompok diberikan pre test dan telah dianggap

sepadan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan treatment. Tahap ini

terbagi atas dua macam seperti berikut:.

1. Tahap persiapan treatment

Mempersiapkan alat, bahan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan

pelaksanaan pemberian perlakuan.

(38)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap memberikan perlakuan menurut jadwal yang ada. Kegiatan

treatment yang dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran

perolehan konsep (concept attainment).

3. Tahapan Pelaksanaan Post Test

Berdasarkan prosedur penelitian, tahap akhir dalam penelitian ini

adalah post test. Post tes bertujuan untuk memperoleh data kemampuan

akhir dan mengetahui ada tidaknya pengaruh dari treatment yang dilakuan.

Berdasarkan waktu penelitian, perlakuan diberikan sebanyak 4 kali

bagi kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan model pembelajaran

perolehan konsep. Masing-masing perlakuan dilaksanakan dalam satu hari

pembelajaran. Sedangkan untuk pre test dilakukan dua kali, yaitu 1 kali

pertemuan di kelas kontrol dan 1 kali pertemuan di kelas eksperimen.

Begitu pula dengan post test, post test dilakukan sebanyak dua kali

pertemuan, 1 kali pertemuan di kelas kontrol dan 1 kali pertemuan di kelas

eksperimen.

Dalam penelitian ini pemberian treatment atau perlakuan untuk

kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

perolehan konsep (concept attainment) yaitu dengan menunjukkan contoh

benda yang termasuk dalam kelompok tertentu dan yang tidak. Pada

kelompok kontrol, menggunakan model pembelajaran seperti biasa yang

digunakan oleh guru kelas.

Dalam penelitian ini dilakukan pengendalian variabel lain dalam

upaya agar pelaksanaan eksperimen ini yang berbeda hanyalah treatment

atau perlakuannya saja. Diharapkan apabila terjadi perbedaan atau

persamaan hasil belajar benar-benar karena treatment yang diberikan.

Dalam arti tidak mendapat pengaruh dari variabel lain sehingga dapat

dibuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model perolehan

konsep (concept attainment) mampu meningkatkan keterampilan proses

(39)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah dengan

teknik observasi dan wawancara. Menurut Sujiono, (2005, hlm.12.20),

observasi atau pengamatan merupakan suatu cara untuk mengumpulkan

keterangan atau informasi tentang sesuatu dengan cara melihat,

mendengarkan, dan mengamati semua peristiwa, mencatatnya secara cermat

dan teliti yang dilakukan oleh pengamat (observers) terhadap objek/orang

yang diamati (observe viewer). Pengamatan merupakan suatu metode yang

paling langsung untuk mengetahui proses pembelajaran dan perkembangan

anak didik khususnya anak usia dini.

Sedangkan tujuan dari observasi menurut Sujiono (2005, hlm.12.20)

diantaranya :

1. Memahami perilaku anak

Pengamatan dilakukan terhadap anak usia dini karena anak usia dini

belum mempunyai kemampuan membaca dan menulis. Mereka juga

belum dapat mengungkapkan diri dan perasaannya seperti anak-anak

yang sudah lebih tua.

2. Mengevaluasi perkembangan anak

Melalui observasi dapat dipertimbangkan perilaku anak secara umum

dengan tujuan untuk melihat kemajuan anak secara menyeluruh

sehingga memudahkan pemahaman perkembangan anak selanjutnya

dan menentukan langkah/tindakan yang sesuai untuk anak

selanjutnya.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah untuk

melihat keterampilan proses sains anak. Berkaitan dengan penelitian ini,

peneliti akan melihat ada atau tidaknya pengaruh dari penerapan metode

perolehan konsep (concept attainment) terhadap keterampilan proses sains

anak. Dalam pelaksanaan penelitian, untuk mendapatkan data yang baik

diperlukan sebuah pengamatan untuk mengetahui kemampuan anak.

Penerapan metode perolehan konsep ini lebih menitikberatkan pada

(40)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengelompokkan, mengkomunikasikan, bertanya dan lain sebagainya.Maka

dari itu, teknik pengumpulan data yang mampu mendukung memberikan data

yang sesuai adalah melalui teknik observasi.

Adapun keterampilan-keterampilan proses sains yang akan diamati dan

dinilai perkembangannya mengacu pada pendapat Devereux, J (2000),

diantaranya sebagai berikut :

1. Keterampilan Mengamati (Observing)

2. Keterampilan Mengajukan Pertanyaan (Raising Question)

3. Keterampilan Mengukur (Measuring)

4. Keterampilan Membuat Hipotesis (Hypothesizing)

5. Keterampilan Membuat Rencana (Planning)

6. Keterampilan Memprediksi (Interpreting)

7. Keterampilan Mengkomunikasikan (Communicating)

Keseluruhan keterampilan sains tersebut akan diamati dimulai dari tahap

pretes hingga tahap pos tes dan akan ditarik kesimpulan terkait adanya

pengaruh metode perolehan konsep (concept attainment) terhadap

keterampilan proses sains anak usia dini di kelas B TK Negeri Pembina

Cimahi.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data kedua yang digunakan dalam penelitian ini

adalah wawancara. Wawancara yang dilaksanakan merupakan upaya untuk

memperoleh data awal dari kondisi awal keterampilan proses sains anak di TK

Negeri Pembina Cimahi. Wawancara ini diajukan pada para pendidik di TK

Negeri Pembina Cimahi.

Menurut Sukmadinata (2012, hlm. 216), wawancara atau interviu

(interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang

banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif

kuantitatif yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara lisan dalam

pertemuan tatap muka secara individual.

Hal-hal yang akan ditekankan dalam wawancara ini adalah mengenai

gambaran pembelajaran sains di TK Negeri Pembina Cimahi, sistem

(41)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelengakapan pembelajaran sains di TK Negeri Pembina Cimahi ini,

kemampuan belajar sains anak-anak di TK Negeri Pembina Cimahi ini,

kondisi awal keterampilan proses sains anak di TK Negeri Pembina Cimahi

ini, kemampuan anak dalam mengikuti pembelajaran sains, ketertarikan anak

pada pembelajaran sains.

G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data

Data yang akan dianalisis, merupakan hasil data dari observasi yang telah

dilakukan sebelumnya. Tahap pertama adalah mengumpulkan data dari tahap

pretes dari kelas kontrol dan eksperimen, lalu hasilnya disajikan dalam sebuah

tabel keterampilan sains anak.Lalu tahap selanjutnya adalah mengumpulkan

data dari tahap postes. Setelah keseluruhan tahap ini dilakukan, maka akan

didapatkan sebuah rata-rata (mean) yang bisa menunjukkan ada tidaknya

pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Menurut Suwanda (2011, hlm.2) mengungkapkan jika “analisis adalah

suatu tindakan atau usaha untuk menarik kesimpulan dari data hasil

eksperimen.Dalam hal ini menggunakan analisis statistika”. Tujuan analisis

data dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang nyata mengenai

ada tidaknya pengaruh dari penerapan metode perolehan konsep (concept

attainment) terhadap keterampilan sains anak usia dini. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Menurut Winarsunu (2006 : 29) mean adalah angka yang diperoleh

dengan membagi jumlah nilai (X) dengan jumlah individu atau jumlah

responden (N). Sedangkan menurut Sugiyono (2007:42) mean merupakan

teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari

kelompok tersebut. Menurut Winarsunu (2006:31) adapun rumus yang

(42)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

X = mean (nilai rata-rata)

∑fX = jumlah skor seluruh responden

N = jumlah responden

Apabila mean tes akhir kelas eksperimen (Xe) lebih besar dari kelas

kontrol (Xk) , maka terdapat pengaruh positif variabel bebas terhadap variabel

terikat. Namun apabila mean dari kelas eksperimen (Xe) sama dengan

atau lebih kecil dari mean kelas kontrol (Xk) maka tidak ada pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Maka akan didapatkan ketentuan

bahwa apabila :

1. Xe > Xk , maka ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat.

2. Xe ≤ Xk , maka tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Hipotesis

Berdasarkan kajian yang dikemukakan di atas, maka berikut ini

merupakan hipotesis penelitian yang diajukan berdasarkan permasalahan yang

telah dijabarkan:

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan

metode perolehan konsep (concept attainment) terhadap

keterampilan proses sains anak di TK Negeri Pembina Cimahi.

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan metode

perolehan konsep (concept attainment) terhadap keterampilan

proses sains anak di TK Negeri Pembina Cimahi.

Dengan kesimpulan :

a. Jika Xe > Xk, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan metode

perolehan konsep (concept attainment) terhadap keterampilan

(43)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Jika Xe ≤ Xk, maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak

terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan metode

perolehan konsep (concept attainment) terhadap keterampilan

(44)

Zia Rizqi Mahmudah, 2015

PENGARUH MODEL PEROLEHAN KONSEP (CONCEPT ATTAINMENT) TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANAK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan hasil penelitian quasi

eksperimen yang dilaksanakan di TK B TK Negeri Pembina Cimahi,

diperoleh simpulan bahwa penerapan model perolehan konsep (concept

attainment) mampu meningkatkan ketermpilan proses sains anak.

1. Kemampuan awal siswa TK Negeri Pembina Cimahi dalam kemampuan

keterampilan proses sainsnya ditunjukjan dengan hasil nilai pre test

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kemampuan awal

keterampilan proses sains kelompok kontrol adalah siswa dengan kategori

sedang adalah 5 orang dengan presentase sebanyak 35% dan siswa dengan

kategori rendah sebanyak 12 orang dengan presentase sebanyak 65%.

Sedangkan kemampuan awal keterampilan proses sains kelompok

eksperimen adalah siswa dengan kategori rendah sebanyak 14 orang atau

sebanyak 74% dan dengan kategori sedang sebanyak 5 orang dengan

presentase 26% . Maka dapat disimpulkan bahwa hampir tidak ada beda

antara kedua kelompok data tersebut, karena perbedaan yang kecil. Dapat

diartikan bahwa nilai awal antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol hampir sama.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, model perolehan konsep mampu

membantu meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains anak.

Pada kegiatan awal penelitian, masih banyak yang merasa asing dengan

kegiatan penemuan dan penelitian sederhana. Namun setelah diterapkan

treatment, kemampuan anak semakin terlihat. Hal ini ditunjukkan juga

dengan keaktifannya dalam mengikuti pembelajaran di kelas yang

membuktikan adanya kemampuan dalam keterampilan proses sainsnya.

Pada hasil post test yang telah dilakukan, didapatkan rata-rata hasil

kelompok control dan eksperimen. Hasil akhirnya adalah ada tabel group

Gambar

Gambar 1. Eksperimen Pola Non Equvalent Control Group Design
Tabel 3.2  Kisi-kisi Keterampilan Proses Sains
Tabel 3.3 KRITERIA PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Keterampilan
+4

Referensi

Dokumen terkait

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV-A SDN Bantar Gebang I, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi, Tahun Pelajaran

Ketiga, tanggung jawab Perum Pegadaian sebagai kreditur dalam perjanjian gadai di Perum Pegadaian Pekanbaru adalah bahwa dalam hal barang milik debitur rusak atau hilang

Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa pada Proses Pembelajaran Kenampakan Alam dan Keragaman Sosial Budaya

karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA DRIVER GRAB BIKE DI KOTA

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya untuk paket pekerjaan Penyusunan DED Akademi Komunitas dengan ini kami undang Saudara untuk dapat

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTRIGLISERIDEMIA PADA PASIEN RAWAT JALAN PRAKTEK DOKTER SWASTA DI KECAMATAN NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI TAHUN 2015 xvii + 84 + 20 tabel +

[r]

Lokasi Perencanaan terletak di Jl. Jatinegara Kaum Kelurahan Jatinegara Kaum Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Lokasi merupakan pusat kegiatan perkotaan