EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN
SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Skripsi
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
Oleh:
GINTA AULIA LANTIKA NIM:1106361
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN
SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Oleh:
Ginta Aulia Lantika
Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Ginta Aulia Lantika 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN GINTA AULIA LANTIKA
“EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRITERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN
SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR”
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I,
Dr. Sri Handayani, M.Pd NIP. 19660930 199703 2 001
Pembimbing II,
Dwi Lestari Rahayu, S.T.P. M.Si NIP. 1982 1222 2015042002
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri
FPTK UPI
Dr. Yatti Sugiarti, M.P.
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN
SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
GINTA AULIA LANTIKA NIM 1106361
ABSTRAK
. Sekolah Menengah Kejuruan menuntut siswa agar siap bekerja. Oleh karena itu, diperlukan proses pembelajaran yang dapat menunjang mereka untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai kompetensinya. Salah satunya dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbingyang dapat menumbuhkan keterampilan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan penerapan model pembelajaran konvensionaldan hasil belajar siswa dengan penerapan model inkuiri terbimbing dengan penerapan model pembelajaran konvensionalpada kompetensi penggunaan suhu tinggi dan suhu rendah. Metode
penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian quasy eksperiment dengan jumlah
sampel sebanyak 78 orang siswa kelas X TPHP yang terbagi menjadi 2 kelas terdiri dari
39 siswa di SMKN 1 Mundu. Instrumen penelitian terdiri dari soal tes tertulis (pretest dan
posttest), lembar evaluasi diri, lembar evaluasi antar siswa, lembar observasi, dan lembar penilaian praktikum. Hasil yang diperoleh adalah, 1) Model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional pada kompetensi dasar penggunaan suhu tinggi dan suhu rendah 2) Hasil belajar model pembelajaran inkuiri terbimbing pada ranah kognitif (tes tertulis) siswa yang telah mencapai nilai di atas KKM sebanyak 35 dari 39 orang siswa sehingga masuk kategori sangat baik. Dan hasil belajar model pembelajaran konvensional belum mencapai nilai di atas KKM. Hasil belajar pada ranah afektif (penilaian diri, penilaian antar siswa) masuk dalam kategori baik karena, sebagian besar konteks pencapaian kompetensi mencapai hasil di atas 75%, dan hasil belajar pada ranah psikomotor (lembar penilaian praktikum) masuk kategori baik karena, nilai rata-rata keseluruhan sebesar 89,5 maka seluruh siswa dikatakan kompeten karena telah memiliki seluruh aspek psikomotorik dalam kompetensi dasar penggunaan suhu tinggi dan suhu rendah
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL EXPERIMENT ON BASIC COMPETENCE OF HIGH TEMPERATURE AND LOW TEMPERATURE
USING TO INCREASE STUDY RESULT
ABSTRACT
The Vocational Schools demand the students prepared for the work. Therefore, it is required a learning process that could facilitate the students of knowledge and skills based on each competence. One of the methods is guided inquiry learning model application that could stimulate student's skills. This research aims to know guided inquiry learning model application compare with conventional learning model application and students study result with conventional learning model application and students study result with guided inquiry model application with conventional learning model application on high temperature and low temperature competence application. The research used method is quasy experiment research method with a sample of 78 X TPHP students divided into 2 classes consist of 39 students of 1 Mundu State Vocational School. The research instrument consist of writing paper test (pretest and posttest), self-evaluation paper, inter-students evaluation paper, observation paper, and practical work assessment paper. The results are, 1) Guided inquiry learning model is better than conventional learning model on basic competence of high temperature and low temperature using. 2) Guided inquiry learning model study result in cognitive aspect (writing test) showed 35 students exceeded above KKM score out of 39 students, which means it includes into very good category, while conventional learning model study result did not achive KKM score. The affective aspect study result (self-assessment, inter-students assessment) included into good category because most of competence achievement context was achieved above 75% and psycomotor study result (practical work assessment paper) reached good category because the average score is 89,5. So all of the students is considered competence because they had psycomotoric aspect on basic competence of high temperature and low temperature using.
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
1.2Identifikasi Masalah ... 2
1.3Batasan Masalah... 3
1.4Rumusan Masalah ... 3
1.5Tujuan Penelitian ... 3
1.6Manfaat Penelitian ... 4
1.7Sistematika Penulisan ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
2.1 Model Pembelajaran ... 7
2.2 Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 7
2.3 Karakteristik Pembelajaran Inkuiri ... 9
2.4 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 10
2.5 Belajar dan Pembelajaran ... 12
2.6 Hasil Belajar ... 13
2.7 Mata Pelajaran Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan ... 14
2.8 Penelitian Terdahulu ... 14
2.9 Kerangka Pemikiran ... 17
2.10 Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1 Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 20
3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian ... 20
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.4 Definisi Operasional ... 22
3.5 Instrumen Penelitian ... 23
3.6 Prosedur Penelitian ... 24
3.7 Pengujian Instrumen ... 25
3.8 Teknik Pengolahan Data ... 30
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
3.10 Analisis Gain Normalisasi ... 32
3.11 Uji Normalitas ... 34
3.12 Uji Homogenitas Data ... 35
3.13 Uji Hipotesis ... 36
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 38
4.1 Hasil Penelitian ... 38
4.1.1 Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 38
4.2 Hasil Belajar ... 39
4.3 Pembahasan ... 44
4.3.1 Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 44
4.4 Hasil Belajar ... 47
4.5 Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Metode Konvensional dan Model Inkuiri Terbimbing ... 59
4.6 Uji N-Gain ... 58
4.7 Uji Normalitas ... 62
4.8 Uji Homogenitas ... 63
4.9 Uji Hipotesis ... 64
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 66
5.1 Simpulan ... 66
5.2 Implikasi dan Rekomendasi ... 66
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Pada Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ...
Tabel 2.2 Perbedaan Teacher Centered dan Learning Centered ... 12
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal ... 26
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 26
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ... 27
Tabel 3.4 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran dan Klasifikasinya ... 28
Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran... 29
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Soal ... 30
Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda ... 30
Tabel3.8 Kategori Tafsiran Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Terhadap Materi Pembelajaran ... 31
Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Sikap ... 32
Tabel 3.10 Kategori Tafsiran Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Terhadap Materi ... 33
Tabel 3.11 Tingkat Perolehan Gain Skor ... 33
Tabel 3.12 Tabel Penolong Menghitung Harga Chi ... 34
Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest Peserta Didik yang Diberikan Perlakuan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Pembelajaran Konvensional... 47
Tabel 4.2 Tabel Frekuensi Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 48
Tabel 4.3 Tabel Frekuensi Pembelajaran Kelas Kontrol ... 48
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data ... 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Varian ... 63
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis ... 64
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 18 Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian... 21 Gambar 4.1 Persentase Hasil Observasi Sikap Peserta Didik Berdasarkan Konteks
Pencapaian
Kompetensi Pertemuan 1 Kelompok Inkuiri Terbimbing ... 40 Gambar 4.2 Persentase Hasil Observasi Sikap Peserta Didik Berdasarkan Konteks
Pencapaian
Kompetensi Pertemuan 1 Kelompok Konvensional ... 40 Gambar 4.3 Persentase Hasil Observasi Sikap Peserta Didik Berdasarkan Konteks
Pencapaian
Kompetensi Pertemuan 2 Kelompok Inkuiri Terbimbing ... 41 Gambar 4.4 Persentase Hasil Observasi Sikap Peserta Didik Berdasarkan Konteks
Pencapaian
Kompetensi Pertemuan 2 Kelompok Konvensional ... 41 Gambar 4.5 Aspek Observasi Keterampilan Peserta Didik Kelompok Konvensional ... 41 Gambar 4.6 Aspek Observasi Keterampilan Peserta Didik Kelompok Eksperimen ... 41 Gambar 4.7 Persentase Hasil Observasi Sikap Peserta Didik Berdasarkan Konteks
Pencapaian
Kompetensi Pertemuan 3 Kelompok Inkuiri Terbimbing ... 43 Gambar 4.8 Persentase Hasil Observasi Sikap Peserta Didik Berdasarkan Konteks
Pencapaian
Kompetensi Pertemuan 3 Kelompok Konvensional ... 43 Gambar 4.9Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Konvensional 60 Gambar 4.10 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Konvensional
... 60
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 70
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 73
Lampiran 3 Lembar Observasi Tahap Pelaksanaan Model Pembelajran Inkuiri Terbimbing ... 119
Lampiran 4 Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Praktikum ... 125
Lampiran 5 Soal Pretest dan Posttest ... 127
Lampiran 6 Lembar Penilaian Diri (Afektif) ... 131
Lampiran 7 Lembar Penilaian Antar Peserta Didik ... 132
Lampiran 8 Lembar Observasi Penilaian Keterampilan Praktikum ... 133
Lampiran 9 Dokumentasi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Konvensional ... 135
Lampiran 10 Uji Validitas Soal ... 137
Lampiran 11 Uji Reliabilitas ... 139
Lampiran 12 Uji Tingkat Kesukaran Soal ... 140
Lampiran 13 Uji Daya Pembeda ... 141
Lampiran 14 Hasil Pretest Peserta Didik Kelompok Eksperimen ... 142
Lampiran 15 Hasil Pretest Peserta Didik Kelompok Konvensional ... 146
1
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan suatu lembaga pendidikan kejuruan
yang memiliki tugas mempersiapkan peserta didiknya dengan pengetahuan dan
keterampilan pada bidang tertentu agar peserta didiknya siap memasuki dunia kerja atau
dunia usaha. Dari pernyataan atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis
dan pengetahuan sangat penting karena bisa membuat siswa lebih terampil dalam
memecahkan masalah yang diberikan dalam pembelajaran bahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal inilah yang menyebabkan mata pelajaran dasar-dasar proses pengolahan
hasil pertanian dan perikanan harus dikonstruksi khususnya pada hasil belajar ranah
kognitif siswa dapat benar-benar terjadi dalam prosesnya. Seperti yang dikemukakan
Hawa (2010) berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi setiap
orang yang digunakan untuk memecahkan masalah kehidupan dengan berpikir serius,
aktif, teliti dalam menganalisis semua informasi yang mereka terima dengan
menyertakan alasan yang rasional sehingga setiap tindakan yang akan dilakukan adalah
benar.
Fakta di lapangan menunjukan hal berbeda. Sebagaimana hasil studi pendahuluan
yang dilakukan di SMK 1 Mundu Cirebon. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas,
proses pembelajaran yang berlangsung masih berorientasi pada guru yang
menyampaikan materi, sedangkan siswa berperan sebagai penerima informasi saja. Hal
tersebut mengakibatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih dikatakan
kurang dimana siswa kurang memberikan pendapat dan memberikan gagasannya,
mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Fakta tersebut
menunjukan bahwa kemampuan berpikir siswa masih kurang dilatihkan secara optimal,
sehingga berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas, perlu adanyaupayapenerapan suatu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif sekaligus
dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa agar lebih memahami setiap materi
2
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model pembelajaran yang layak diterapkan untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritis, karena inkuiri terbimbing adalah model pembelajaran yang memberikan siswa
kebebasan berpikir dan memungkinkan siswa untuk menggunakan segala potensinya,
terutama proses mentalnya untuk menemukan sendiri konsep-konsep atau prinsip-prinsip
dalam dasar-dasar proses pengolahan pertanian dan perikanan serta dapat melatih proses
mental lainnya sehingga dapat mempersiapkan sumber daya manusia (human recources)
yang kompeten untuk memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang produktif
sebagaimana yang tertera undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional. Adapula penerapan model pembelajaran ceramah, karena penelitian
ini bertujuan untuk membandingkan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing
dan model pembelajaran ceramah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga
dibutuhkan dua kelas eksperimen yang akan diukur peningkatan prestasi belajarnya.
Penulis merasa perlu untuk melakukan suatu penelitian yang memfokuskan pada
penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar
ranah kognitif siswa.
1.2Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1. Penerapan pendekatan pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran.
2. Proses pembelajaran konvensional yang diterapkan cenderung menjadikan siswa
pasif.
3. Siswa kurang terdorong untuk berfikir kritis dalam pembelajaran.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas X TPHPi 1 dan X TPHPi 3 pada program
Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan di SMK Negeri 1
3
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan pada kompetensi
dasar menerapkan prinsip penggunaan suhu rendah dan suhu tinggi serta
melakukan proses penggunaan suhu rendah dan suhu tinggi.
3. Penilaian hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif (berupa pre test dan post
test), afektif dan psikomotor.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah secara umum dalam dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing?
2. Bagaimana hasilbelajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran
konvensional?
3. Apakah ada perbedaan yang signfikan hasil belajar siswa antara model
pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan kelas kontrol (metode ceramah)dalam
meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri
terbimbing.
2. Mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran
ceramah.
3. Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan model pembelajaran konvensionaldalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bukti bahwa
pembelajaran inkuiri terbimbing berpotensi meningkatkan hasil belajar aspek kognitif
siswa yang nantinya dapat memperkaya hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan
sebelumnya dan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, seperti
4
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dosen di PTAG dan lain-lain. Manfaat-manfaat yang diharapkan penulis adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
a. Dapat memberikan gambaran kepada guru mengenai penerapan
model inkuiri terbimbing untuk menilai kognitif,afektif dan
psikomotor siswa.
b. Memudahkan guru dalam proses penilaian siswa.
2. Bagi Siswa
a. Melatih siswa untuk menilai secara jujur dan objektif terhadap diri
sendiri maupun temannya.
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memberikan pendapat
serta pengetahuan terhadap dirinya sendiri maupun temannya.
c. Meningkatkan motivasi siswa untuk lebih baik lagi dalam belajar.
d. Siswa mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
3. Bagi Penulis
a. Dapat memberikan gambaran mengenai penerapan model
pembelajaran ikuiri terbimbing.
b. Memberikan pengalaman kepada penulis khususnya dalam
penelitianmengenai penerapan model pembelajaran inkuiri
terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar sebagai bahan
rujukan untuk penelitian selanjutnya.
1.7 Sistematika Penulisan
Struktur organisasi penulisan dalam skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab yaitu
BAB I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan. Pada BAB II berisi tentang teori-teori yang melatar belakangi
penelitian ini, seperti model pembelajaran inkuiri terbimbing, teori belajar dan
pembelajaran, teori pembelajaran, hasil belajar, mata pelajaran dasar proses pengolahan
hasil pertanian dan perikanan, penelitian yang relevan, kerangka berfikir, asumsi
penelitian dan hipotesis penelitian. BAB III berisi tentang desain dan metode penelitian,
paradigma penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, instrumen
5
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model pembelajaran. BAB IV hasil penelitian dan pembahasan. BAB V berisi tentang
17
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini yaitu dilaksanakan di SMK Negeri 1 MunduCirebon
yang beralamat di Jl. Kalijaga Mundupesisir No.1 Cirebon, yang dilaksanakan pada
bulan Agustus 2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TPHPi 1 dan X TPHPi 3
SMK Negeri 1 Mundu sebanyak 39 orang.
1.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Menurut Sugiyono (2011) metode kuantitatif
merupakan metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis.Pendekatan eksperimen ini
berupa Quasi Experimental Design.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental Design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari
True Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen(Sugiyono, 2011).
Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan pretest-postest
control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011). Pada penelitian ini
menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen akan diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbingdan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional.
Perbedaan rata-rata nilai test akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan pada
18
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil belajar yang signifikan antara kedua kelas tersebut. Tabel 3.1 menggambarkan
desain penelitian yang digunakan.
Desain Penelitian
O
1 XO
2O
3O
4Keterangan :
01 = Hasil pengukuran sebelum diberikan perlakuan
02 = Hasil pegukuran setelah diberikan perlakuan
03 = Hasil pengukuran sebelum diberikan perlakuan
04 = Hasil pegukuran setelah diberikan perlakuan
(Sugiyono, 2011)
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Jenis instrumen tes berupa pilihan ganda dengan jumlah butir soal sebanyak 15
butir. Tahapan selanjutnya melaksanakan uji validitas dan reliabilitas instrumen, yang
bertujuan untuk mengetahui ketepatan instrumen sebagai alat ukur penelitian. Selain itu
juga diuji daya pembeda soal dan tingkat kesukaran soal.
Pretest metode pembelajaran inkuiri posttest
Praktikum model inkuiri terbimbing
Kelas X TPHP
tinggi) Pretest metode konvensional posttest
Praktikum model konvensional
Kelas X TPHP Kelas Kontrol
Analisis
19
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Menurut Sugiyono (2011)
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X Teknologi Pengolahan Hasil
Pertanian dan Perikanan di SMK Negeri 1Mundu dan sampel yang digunakan pada
penelitian ini merupakan siswa kelas X TPHP 1 sebanyak 39 orang dan XTPHP 3
sebanyak 39 orang yang sedang mempelajari mata pelajaran Dasar Proses Pengolahan
Hasil Pertanian dan Perikanan.
3.4 Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran pada beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, berikut adalah beberapa definisi istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini.
1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan penyeledikan, sedangkan guru
membimbing mereka kearah yang tepat/benar. Dalam model pembelajaran ini.
Guru perlu memiliki keterampilan memberikan bimbingan, yakni mendiagnosis
kesulitan siswa dan memberikan bantuan dalam memecahkan masalah yang
mereka hadapi. Model inkuiri terbimbing (guided inquiry) masih memegang
peranan guru dalam memilih topik/bahasan, pertanyaan dan menyediakan materi.
Akan tetapi siswa diharuskan untuk mendesain atau merancang penyelidikan,
menganalisa hasil dan sampai kepada simpulan ( Erlina, 2011)
2. Hasil belajar siswa adalah perubahan prilaku siswa yang meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar
ranah kognitif yang dimaksud menggunakan konsep taksonomi bloom meliputi
aspek hapalan (C1), aspek pemahaman (C2), aspek penerapan (C3).Ketiga aspek
itu diukur dengan instrument tes tertulis berupa soal pilihan ganda yang
dilaksanakan sebelum siswa mengalami kegiatan belajar (pretest) dan setelah siswa
mengalami kegiatan belajar (posttest).
20
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen merupakan komponen kunci dalam suatu penelitian. Instrumen
penelitian adalah sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian. Jenis instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tes Tertulis (pretest dan post-test)
Tes tertulis merupakan instrument penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data kuantitatif. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
lain yangdigunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006). Pengumpulan data penelitian diperoleh dari hasil pretest dan posttest.Pretest diberikan sebelum subjek
mendapatkan perlakuan sedangkan posttest diberikan setelah subjek mendapatkan
perlakuan.
Tes tertulis menggunakan soal tes berbentuk pilihan ganda mengenai materi
menerapkan prinsip penggunaan suhu tinggi dan penggunaan suhu rendah yang dipelajari
siswakelas X TPHP. Tes tersebutdigunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa
pada kelas kontrol dan eksperimen.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi sikap dan kenerja digunakan untuk memperoleh informasi
mengenai keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing dari segi siswa dilihat dari
sikap (afektif) dan kinerja (psikomotorik). Penilaian Lembar observasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berupa lembar observasi penilaian diri, lembar penilaian teman
sejawat dan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
3.6 Prosedur Penelitian
Terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data. Secara umum kegiatan pada setiap
tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Observasi, dilaksanakan dengan mewawancarai guru mata pelajaran terkait hal-hal
yang berhubungan dengan proses belajar mengajar pelajaran Dasar Proses Pengolahan
Hasil Pertanian dan Perikanan dengan kompetensi dasar Menerapkan Prinsip
penggunaan suhu tinggi dan penggunaan suhu rendah.
b. Studi literatur, dilakukan agar mendapatkan informasi yang dapat dijadikan landasan
21
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Mempelajari silabus berkaitan dengan materi kompetensi dasar menerapkan prinsip
penggunaan suhu tinggi dan penggunaan suhu rendah untuk mengetahui kompetensi
yang ingin dicapai.
d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
e. Membuat instrumen yang digunakan dalam penelitian dengan model pembelajaran
inkuiri terbimbing.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah tahap persiapan dilakukan maka tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan
penelitian dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Mencari data informasi dari sekolah tentang penentuan kelas TPHP 1 dan TPHP 3,
untuk membantu dalam penentuan sampel subjek penelitian yang diharapkan
mempunyai kesetaraan dari tingkat afektif dan kognitif
b. Dilakukan 3 kali pertemuan.
c. Pertama pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal dan
alokasi waktu yang sama. Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui
kemampuan awal sebelum dilakukan treatment.
d. Pemberian treatment sebanyak 1 kali dengan alokasi waktu 5 x 45 menit setiap
pertemuan. Treatment menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada
kelas X TPHP 1 dan model pembelajaran konvensional pada kelas X TPHP 3.
e. Pelaksanaan treatment diberikan dengan mekanisme kelas kontrol mendapatkan
pengajaran menggunakan penerapan metode konvensional, sedangkan kelas
eksperimen mendapatkan pengajaran menggunakan penerapan model Inkuiri
Terbimbing.
f. Pemberian posttest pada kelas eksperimen dan kontrol dengan soal dan alokasi waktu
yang sama, dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan ranah kognitif setelah
diberikan treatment.
3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data
Setelah melakukan kegiatan pada tahap pelaksanaan, proses selanjutnya yaitu
tahapan pengolahan dan analisis data, dengan mekanisme kegiatan antara lain:
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.
b. Menganalisis hasil pretest dan posttest pada setiap kelas apakah terdapat perbedaan.
c. Menguji normalitas data hasil pretest dan posttest pada setiap kelas.
22
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Menguji Homogenitas data antara kedua kelas.
f. Menguji hipotesis apakah terdapat peningkatan hasil belajar atau tidak pada kelas
eksperimen.
g. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data
h. Membuat laporan penelitian.
3.7Pengujian Instrumen 1. Validitas Butir Soal
Validitas tes merupakan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes (Munaf,
2001). Menurut Sugiyono (2011) valid berarti instrument tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.Pada penelitian ini untuk mengetahui
validitas butir soal suatu tes dapat digunakan teknik korelasi Pearson Product
Moment yaitu:
Keterangan:
rxy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y
X = Skor tiap item dari responden uji coba variabel X
Y = Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y
N = Jumlah responden
(Arikunto, 2010)
Besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas suatu soal ditunjukkan
oleh tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81 – 1,00
2. Hasil Uji Validitas Instrumen
23
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada taraf signifikan 5% dan dk = n-2 di dapat ttabel = 0,444. Hasil analisis
masing-masing butir soal dari instrumen uji coba seperti ditunjukan pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen
Interprestasi Jumlah Soal
Nomor Butir Soal
Valid 15 7,10,16,17,18,22,23,24,29,30,31,32,35,38,39
Tidak Valid 25 1,2,3,4,5,6,8,9,11,12,13,14,15,19,20,21,25,26,27,28,
33,34,35,36,37,40
Berdasarkan hasil pengujian validitas menunjukan jumlah butir soal yang valid
yaitu 15 soal, sedangkan untuk butir soal yang tidak valid sebanyak 25 soal.
Berdasarkan 15 soal yang valid peneliti akan mengambil untuk diujikan kepada kelas
kontrol dan kelas eksperimen sebagai tes soal pretest dan posttest. Soal yang valid ini
telah memenuhi indikator yang dirancang peneliti sesuai dengan taksonomi blom
yaitu aspek hapalan (C1), aspek pemahaman (C2) dan aspek penerapan (C3), yang
dapat dilihat pada Lampiran 10.
3. Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas tes merupakan tingkat konsistensi suatu tes, yaitu sejauh mana
suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten (tidak
berubah-ubah) walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda (Munaf,2001). Uji
realibilitas pada penelitian menggunakan rumus KR. 20 (Kuder dan Richardson).
r
i=
[
K = Jumlah item dalam instrumen
pi = Proposisi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1
qi = 1 - pi
St2 = Varians total (Sugiyono, 2011)
Tolak ukur yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
derajatreliabilitastes dengan menggunakan kriteria pada Tabel 3.3 berikut:
24
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefisien korelasi Kriteria
0,81 <r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,61 <r11 ≤ 0,80 Tinggi 0,41 <r11 ≤ 0,60 Cukup
0,21 <r11 ≤ 0,40 Rendah 0,00 <r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah
(Arikunto, 2006)
Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian pada sampel sebanyak 20
siswa dan taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel sebesar (0,444). Sedangkan, hasil
perhitungan menunjukan rhitung (r11) sebesar (0,947).
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas, maka dapat dikatakan bahwa
instrumen penelitian ini memiliki reliabilitas dengan kategori sangat tinggi, dimana r11
(0,947) > rtabel (0,444). Oleh karena itu instrumen tes yang digunakan memiliki tingkat
konsisten yang baikpengolahan instrumen uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 11.
4. Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan pada
instrument setiap butir soal. Tingkat kesukaran soal dapat diketahui dengan cara melihat
proporsi jumlah subjek yang menjawab benar untuk setiap butir soal, persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut.
� =���
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
(Arikunto, 2012)
Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga
perlu direvisi, digunakan kriteria seperti ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran dan Klasifikasinya
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi
0,70 TK 1,00 Mudah
25
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sudjana, 2011)
Berdasarkan hasil uji tingkat kesukaran soal, klasifikasi sukar memiliki jumlah
soal sebanyak 3, untuk klasifikasi sedang sebanyak 7, dan untuk klasifikasi mudah
sebanyak 6 soal. Tabel 3.5 tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau
kemampuan siswa dalam menjawabnya. Berdasarkan pengujian tersebut porposi
siswa dalam menjawab setiap butir soal kebanyakan ada pada klasifikasi sedang.
Pengolahan instrumen uji tingkat kesukaran dapat dilihat pada lampiran 12.
Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran
Indeks
0,31-0,70 Sedang 7 7,16,18,24,29,32,35
0,71-1,00 Mudah 5 10,17,22,31,39
5. Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa
antara yang berkemampuan tinggi dengan siswa yangberkemampuan rendah(Arikunto,
2012). Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal digunakan rumus sebagai
berikut:
� =�� −�� = � − �
Keterangan:
D = Daya Pembeda
Ja = Banyaknya peserta kelompok atas
Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah
Ba = Banyaknya kelompok peserta atas yang menjawab soal dengan
benar
Bb = Banyaknya kelompok peserta bawah yang menjawab soal dengan
benar
Pa = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Pb = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
26
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6Kriteria Daya Pembeda Soal
Nilai Daya Pembeda Kriteria
D<0 Tidak Baik (Dibuang)
0,00 ≤D< 0,20 Jelek
0,20 ≤ D<0,40 Cukup
0,40 ≤ D<0,70 Baik
0,70 ≤ D≤ 1,00 Baik Sekali (Arikunto, 2006)
Berdasarkan uji daya pembeda, Jumlah soal yang berkatagori baik sekali
berjumlah 0, berkategori baik sebanyak 0, berkatagori cukup sebanyak 4 soal,
berkatagori jelek sebanyak 10 soal, dan untuk soal yang harus dibuang sebanyak 1
soal. Tabel 3.7 pengolahan instrumen uji daya pembeda dapt dilihat pada lampiran 13.
Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Pembeda
Indeks DP Klasifikasi Jumlah Soal
Nomor Butir Soal
0,71-1,00 Baik Sekali - -
0,41-0,70 Baik - -
0,21-0,40 Cukup 4 7,16,32,38
0,00-0,20 Jelek 10 10,17,18,22,23,29,30,31,35,39 DP<0
(negative)
Harus Dibuang 1 24
3.8 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data (analisis data) dilakukan untuk mengetahuipeningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Analisis
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Analisis tes hasil belajar
Pemeriksaan hasil tes setiap siswa dilakukan dengan memberi skor 1 untuk
jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah. Setelah pemberian skorterhadap setiap
27
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masing-masing siswa dan mengkonversinya dalam bentuk nilai dengan rumus
(Sukardi,2008), berikut :
Kemudian, nilai seluruh siswa yang diperoleh dirata-ratakan menggunakan
rumus (Sukardi,2008), yaitu:
x = � �
�� �� �� �� �
Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.8 Kategori Tafsiran Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Terhadap Materi
Pembelajaran
Nilai Rata-rata Keterangan
40-55 Sangat Rendah
56-65 Rendah
66-75 Sedang
76-85 Tinggi
86-100 Tinggi Sekali (Sukardi, 2008)
Rata-rata nilai yang diperoleh kemudian dikelompokan dalam tabel distribusi
frekuensi, yaitu dengan langkah-langkah (Utsman, 2012) sebagai berikut:
(1) Mencari range (R), yaitu penyebaran/jangkauan, dengan rumus :
R = Xt – Xr + 1
Keterangan :
R : range
Xt : nilai tertinggi
Xr : nilai terendah
(2) Menentukan kelas/kelompok, yaitu dengan menggunakan rumus:
K = 1+ 3,3Log N
Keterangan:
K : kelompok
N: banyak data
(3) Menghitung lebar kelas (interval kelas) yang disimbolkan dengan i dan
28
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i =
��
Keterangan:
R :range
K : kelompok
(4) Menentukan batas kelas (batas bawah nyata dan batas atas nyata) dengan rumus
berikut:
Batas bawah = ujung bawah – 0,5 Batas atas = ujung atas + 0,5
3.9 Teknik Analisis Data Hasil Observasi Afektik dan Psikomotorik a) Analisis Penilaian Sikap
Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007, penilaian sikap dihitung dengan
menggunakan rentang 1-4 dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.9 Kriteria Penilaian Sikap
Penilaian Kriteria
4 Jika empat indikator yang diamati terlihat 3 Jika tiga indikator yang diamati terlihat 2 Jika dua indikator yang diamati terlihat 1 Jika satu indikator yang diamati terlihat
Nilai Akhir (NA) pada penilaian sikap ditentukanmenggunakan modus, yaitu nilai yang
banyak muncul pada aspek yang diamatidalam penilaian sikap.
b)Analisis Penilaian Praktikum
Hasil penilaian praktikum dihitung dengan menggunakan rumus (Sukardi, 2008),
yaitu:
Nilai = � �� ��
� � � x 100
Rata-rata nilai siswa yang telah diperoleh kemudian dikonversikan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.10 Kategori Tafsiran Rata-rataHasil Belajar Siswa terhadap Materi
Nilai Rata-rata Keterangan
29
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56-65 Rendah
Hasil uji gain menunjukan tingkat pemahaman siswa tentang materi pelajaran
yang telah diberikan, sedangkan untuk mengetahui efektifitas peningkatan hasil
belajar yaitu dihitung menggunakan teknik Normalized Gain.
Nilai Gain (peningkatan) merupakan data yang diperoleh dari selisih pretest dan
post-test yang diberikan kepada siswa. Pengujian peningkatan dilakukan dengan
menggunakan rumus gain skor ternormalisasi. Rumus Normalized Gain sebagai
berikut:
<g> = � − � �
� − � �
Keterangan:
<g> ``: gain skor ternormalisasi
Post test ``: skor hasil post test
Pre test ``: skor hasil pre test
Skor maksimum`: skor tertinggi
Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan kedalam tiga kategori,
yaitu:
Tabel 3.11Tingkat Perolehan Gain Skor
No. Nilai Gain Kriteria
dilakukan analisis peningkatan hasil belajar siswa.Peningkatan hasil belajar siswa
dihitung berdasarkan persentase hasil belajar siswa, yang kemudian hasil analisis
tersebut dideskripsikan.
Adapun rumus untuk menghitung persentasi hasil belajar siswa (Nurhasan,
30
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase Hasil Belajar = � � �� ��
� � � �� x100
3.11 Uji Normalitas
Pada penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variable
yang dianalisis harus berdistribusi normal, oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis
dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas data (Sugiyono, 2011).Untuk mengetahui
apakah data berdistribusi normal, maka digunakan uji distribusi chi kuadrat ( �2).
Langkah-langkah pengujian normalitas dengan Chi Kuadrat adalah sebagai
berikut (Sugiyono, 2011) :
a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
b. Menentukan jumlah Kelas Interval
c. Menentukan panjang interval kelas
Panjang Kelas
=
� � � −� � � �6 ℎ � �
d. Menyusun tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel penolong
untuk menghitung harga Chi Kuadrat. Berikut ini tabel distribusi frekuensi dan
tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat hitung pada tabel 3.12
Tabel 3.12 Tabel Penolong Menghitung Harga Chi
Interval � �- ( �- )2
�− �
e. Menghitung frekuensi yang diharapkan ( ℎ), dengan cara mengalikan persentase
luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota sampel.
f. Memasukan harga-harga ℎke dalam tabel kolom ℎ, sekaligus menghitung harga -
harga ( 0- ℎ)2 dan 0− ℎ
g. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel. Bila harga
Chi Kuadrat lebih kecil ( ) dari harga Chi Kuadrat tabel, maka distribusi data
dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>) dari harga Chi Kuardrat tabel, maka
31
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.12 Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas ini dilakukan agar dapat mengetahui apakah varians-varians
dalam populasi tersebut homogen atau tidak dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana kedua kelas ini memiliki varians yang sama atau penguasaan materi yang
homogen.. Adapun langkah-langkah pengolahan uji homogenitas data sebagai
berikut :
a. Mencari nilai F dengan rumus :
F = � � � � � � �
(Sugiyono, 2011)
b. Menentukan derajat kebebasan
dk1 = n1-1 ; dk2 = n2-1
c. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden.
d. Penentuan kriteria.
Varians dianggap homogen bila Fhitung< Ftabel. Pada taraf kepercayaan 0,95 dengan
derajat kebebasan dk1 = n1-1 dan dk2 = n2-1, maka kedua varians diangggap sama
(homogen).
3.13 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji satu pihak (one Tail Test). Pengujian
satu sisi (one tail) digunakan jika parameter populasi dalam hipotesis dinya-takan lebih
besar (>) atau lebih kecil (<).Pada penelitian ini hipotesisnya yaitu :
H0: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran problem based learning dibandingkan dengan siswa yang
menggunakan metode
konvensional.
Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing dibandingkan metode konvensional.
Pada penelitian ini, jumlah sampel antara kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan
32
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
homogen. pada penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan rumus pooled
varian seperti berikut:
(Sugiyono, 2011)
Keterangan :
�̅
1 = Nilai rata rata kelompok kontrol�̅
2 = Nilai rata rata kelompok eksperimenS = Simpangan baku (Standar Deviasi) n1 = Jumlah responden control
n2 = Jumlah responden eksperimen
Setelah melakukan uji t, selanjutnya dibandingkan dengan nilai t table. Jika
dilihat dari statistik hitung (thitung) dengan statistik tabel (ttabel), maka penarikan
kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut :
Jika : t hitung < dibandingkan t tabel maka, Ha ditolak
t hitung > dibandingkan t tabel maka, Ha diterima
ttabel didapat pada taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) yang
digunakan pada jumlah sampel yang berbeda dan varian yang homogen yaitu, dk = n1
57
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan pembahasan terhadap pembelajaran
dengan model inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar peserta didik pada kompetensi
dasar penggunaan suhu rendah dan penggunaan suhu tinggi di SMKN 1 Mundudapat
diambil simpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
peserta didik pada aspek afektif, psikomotorik dankognitif terlihat dari prestasi
hasil belajar siswa yang mendapatkan
nilai di atas KKM sebesar 90%..
2. Peningkatkan pada kelas konvensional memang tinggi tetapi tidak seperti kelas
eksperimen. Data nya yang lebih signifikan bisa dilihat dari N-Gain
3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar peserta didik yang
diterapkan inkuiri terbimbing dan peserta didik yangditerapkan pembelajaran
konvensional berdasarkan hasil uji
hipotesis (uji-t).
5.2 Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, implikasi dan rekomendasi
yang dapat diberikan yaitu :
Bagi guru :
Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat digunakan sebagai alternatif
pembelajaran dan bahan ajar pada kompetensi dasar yang sesuai. Pada
tahap pelaksanaan praktikum pada inkuiri terbimbing guru harus
membuat team teaching agar mempermudah penilaian setiap
pesertadidik.Dan pada saat pelajaran dimulai pada pembelajaran inkuiri
terimbing, guru harus lebih banyak menggunakan waktu yang banyak.
Bagi peserta didik :
Sebelum pembelajaran berlangsung peserta didik seharusnya
membaca materi belajar dari modul praktikataupun sumber lain
tentang materi yang terkait, agarpembelajaran berlangsung dengan
58
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagi peneliti selanjutnya:
Penggunaan inkuiri terbimbing bisa digunakan pembelajaran yang
mempunyai pokok bahasan dengan karakteristik yang sama dengan
penggunaan suhu tinggi dan suhu rendah untuk meningkatkan
1
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, Y. (2012). Penerapan model guided inquiry dalam pemeblajaran
induksi magnet untuk meningkatkan keterampilan akademik dan prestasi
belajar siswa.Skripsi. Upi Bandung.tidak diterbitkan.
Amir, T. M. (2009).Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.Jakarta:
Kencana
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung:
Rineka Cipta
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Azizah,dkk.(2011). Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Untuk M eningkatkan
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X.C Di
MAN 2 Jember. Jurnal. Universitas Jember. Vol.3 nomor:3 2011
Daryanto (2002). Evaluasi Pendidikan.Jakarta : PT. Rineka Cipta
Destiani, D.2011. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan
self-monitoring untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMP pada
pmbelajaran fisika.Skripsi.Upi Bandung.tidak diterbitkan.
Erlina, S. (2011). Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Listrik Dinamis. Skripsi. UIN
Jakarta.
Hake, R. (1998). Interactive-engagement methode in introductory mechanics
course. [Online]. Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/IEM-2b.pdf [20 April 2015].
Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara
Kementrian pendidikan dan kebudayaan (2003). Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta : Kemendikbud
Khumaedah, K. (2013). Perbandingan penerapan model pembelajaran guided
inquiry dengan interactive demonstration dalam meningkatkan prestasi
belajar fisika siswa SMA . Skripsi FPMIPA UPI Bandung : tidak
2
Ginta Aulia Lantika, 2015
EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KOMPETENSI DASAR PENGGUNAAN SUHU RENDAH DAN SUHU TINGGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual (Konsep dan Aplikasi).
Bandung : PT.Refika Aditama
Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. Bandung: Jurusan Pendidikan
Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Indonesia.
Nurfajriah. (2011).Penerapan model pembelajaran guided inquiry dan modified
inquiry pada pembelajaran fisika untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas X SMA.Skripsi.Upi Bandung.tidak diterbitkan.
Sudjana, N. (2011) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugihartono, dkk.(2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono.(2011). MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R&D.
Bandung:Alfabeta.
Suryobroto (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah Wawasan Baru, Berupa
Metode Pendukung, dan Beberapa Komponen Layanan Khusus. Jakarta:
Rieke Cipta
Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Ustman, R.F. (2013). Panduan Statistika Pendidikan, Jogjakarta : Diva Press
Winataputra, Udin, S. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: