• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KADAR SERAT PADA OLAHAN DODOL DENGAN PENAMBAHAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KADAR SERAT PADA OLAHAN DODOL DENGAN PENAMBAHAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KADAR SERAT PADA OLAHAN DODOL DENGAN

PENAMBAHAN BUAH MENGKUDU

(

Morinda citrifolia

L.)

Ida Fauziah 1) , Nuraini 2), Riyanto 3)

1)

Dosen Fakultas Biologi Universitas Medan Area, 2) Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Medan Area, 3) Dosen Fakultas Biologi Universitas Medan Area

ABSTRACT

Mengkudu (Morinda citrifolia L.) is one of herbal plant whose ability to prevent or treat many diseases such as cancer, tumor, diabetes etc. Meanwhile, dodol is a kind of sweet delicious food that is very preferred. However, since a lot of sugar in the formula, many people avoid the food afraid of diabetes. Now, it has been trying mixing dodol with mengkudu to get a delicious sweet food but also having ability to prevent diseases. The objection of this experiment is to observe whether additional mengkudu in the dodol will affect to the Dietary fiber contain. Experiment was conducted during February 2014 at “Balai Laboraturium Kesehatan Medan”. Based on the data analysis, by 95% confident, it is concluded that additional mengkudu in the dodol will affect the Dietary fiber content. The highest Dietary fiber, 3.12%, was found in the dodol that was added by 200 gr mengkudu (per 1 kg dodol). After this experiment. it is hoped that in the future it will be further experiment regarding of observing content of glucose, fat etc.

Keywords: mengkudu, dodol, content, Dietary fiber (serat)

PENDAHULUAN

Mengkudu atau pace (Morinda citrifolia

L.) merupakan salah satu tanaman obat

yang berkhasiat untuk mengobati

beberapa penyakit degeneratif seperti

kanker, tumor, dan diabetes dan dapat

mengobati berbagai jenis penyakit seperti

tekanan darah tinggi, radang ginjal,

radang empedu, disentri, liver, cacingan,

artistis, atherosklerosis, sakit perut, dan

masuk angin (Pohan dan Antara, 2001).

Buah mengkudu mengandung sejumlah

asam seperti asam askorbat, asam

kaproat, dan asam kaprilik yang dapat

menghasilkan bau busuk sehingga banyak

yang tidak menyukainya dan

membiarkannya jatuh membusuk tanpa

memanfaatkannya padahal buah

mengkudu mengandung berbagai

senyawa penting yang sangat berguna

dalam pengobatan dan nutrisi seperti

vitamin A, vitamin C, niacin, thiamin,

(2)

2

natrium, protein, karbohidrat, dan lemak

serta serat yang cukup tinggi (Waha,

2008).

Serat mempunyai peran yang penting

bagi kesehatan tubuh. Serat sangat

penting dalam proses pencernaan

makanan dalam tubuh dan mempunyai

peran fisiologis penting dalam

menurunkan kadar kolesterol, glukosa

serum, serta mencegah penyakit jantung

dan hipertensi. Kekurangan Serat dapat

menyebabkan konstipasi, apenaistis,

alverculity, hemoroid, diabetes melitus,

penyakit jantung koroner dan batu ginjal

(Almatsier,2009). Serat ini bersifat

mengenyangkan dan memperlancar

proses metabolisme tubuh sehingga

sangat baik dikonsumsi penderita

obesitas. Karbohidratnya juga sukar

dicerna sehingga rasa kenyang lebih

bertahan lama tanpa takut kegemukan

(Adhistiana, dkk., 2008).

Dodol merupakan salah satu makanan

tradisional Melayu, produk berbasis padi

dengan bahan utama dari beras ketan.

Jenis makanan ini sangat disukai oleh

banyak masyarakat terutama selama

musim perayaan. Tetapi sebagian orang

enggan mengkonsumsinya karena takut

kegemukan dan diabetes. Selain beras

ketan, bahan utama yang digunakan

dalam pembuatan dodol adalah gula dan

santan (Zainun dan Rokiah, 2007).

Pengolahan dodol yang menggunakan

bahan baku beras ketan diharapkan kaya

akan serat dengan penambahan buah

mengkudu. Oleh karena itu perlu

diketahui lebih lanjut tentang pengaruh

pemberian buah mengkudu pada olahan

dodol ini.

Tujuan Penelitian

Untuk melihat pengaruh pemberian buah

mengkudu terhadap kadar serat pada

dodol.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan

Februari 2014 sampai dengan Maret 2014

di Balai Laboraturium Kesehatan Medan.

Alat dan Bahan Penelitian

a. Alat

Alat yang digunakan antara lain: baskom,

timbangan analitik, parut, blender,

saringan, pisau, gelas ukur, kompor, kuali,

sendok kayu, talenan, sendok, ayakan

(3)

3

tetes, corong, kertas saring, desikator,

soxlet, kertas lakmus, aluminium foil,

mortal dan alu.

b. Bahan

Bahan- bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah buah mengkudu

(Morinda citrifolia L.), santan kelapa,

gula merah, tepung ketan, air bersih,

garam, aquades, chloroform, dan larutan

H2SO4, NaOH,

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah

metode eksperimental dengan 4 perlakuan

dan 3 ulangan serta dilakukan dengan uji

kuantitatif. Data yang diperoleh dari hasil

penelitian tersebut diolah dengan

menggunakan pola Rancangan Acak

Lengkap (RAL)

Prosedur Penelitian

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan persiapan alat

dan bahan yang digunakan dalam

penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Pembuatan dodol mengkudu

Buah mengkudu sebanyak 1,5 kg dikupas

lalu dibersihkan dengan air mengalir,

kemudian ditambahkan garam dapur agar

tidak cepat browning. Setelah itu

mengkudu dihaluskan (diblender). Santan

kelapa kental dipersiapkan sebanyak 4

liter lalu . Dimasukkan tepung beras

ketan, kemudian gula aren dan buah

mengkudu yang telah dihaluskan

dimasukkan kedalam wajan besi. Adonan

kemudian diaduk, pemasakan dilakukan

selama 1-2 jam hingga diperoleh dodol

yang tidak lengket di tangan bila ditekan

dengan jari.

c. Tahap Pengujian

Uji Kadar Serat menurut Sudarmadji at

al., (1989) adalah pertama-tama bahan

ditimbang 10 gr sample lalu dimasukkan

kedalam Erlenmeyer 600 ml. Lalu

ditambahkan 200 ml H2SO4 0,3 N.

Kemudian didihkan selama 30 menit

dengan kadang kala digoyang-gyangkan.

Disaring suspensi melalui kertas saring

dan residu yang tertinggal dalam

erlenmeyer dicuci dengan Aquades

mendidih. Kemudian dicuci residu dalam

kertas saring sampai air cucian tidak

bersifat asam lagi (uji dengan kertas

lakmus). Lalu dipindahkan secara

kuantitatif residu dari kertas saring

kedalam Erlenmeyer kembali dengan

spatula, dan sisanya dicuci dengan larutan

NaOH 0,3 N mendidih sebanyak 200 ml

sampai semua residu dimasuk kedalam

Erlenmeyer. Dididihkan dengan

(4)

4

digyang-goyangkan selama 30 menit.

Kemudian disaring melalui krus Gooch

yang telah dipijarkan dan diketahui

beratnya dengan menggunakan pompa

hisap dicuci kembali dengan Aquades

mendidih dan kemudian dengan lebih

kurang 15 ml alkohol 95%. Setelah itu

krus dengan isinya dikeringkan pada

1100C sampai berat knstant (1-2 jam),

lalu didinginkan dalam desikator dan

timbang, maka didapat berat residu yang

merupakan berat serat kasar.

%Kadar serat =

Analisis Data

Untuk menganalisis kadar serat pada

dodol mengkudu digunakan Analisis of

Varian (ANOVA). Apabila terdapat

pengaruh kadar serat pada olahan dodol

yang diberi mengudu, makan dilanjutkan

dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil)

untuk melihat kadar serat terbaik pada

dodol.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan dengan menggunakan metode

Uji Serat maka diperoleh data mengenai

jumlah kadar protein dari berbagai

produk olahan makanan.

Tabel 1. Jumlah kadar serat pada olahan dodol dengan penambahan mengkudu

D0 : Dodol tanpa buah mengkudu

D1 :Dodol dari buah mengkudu (100 g) + T.beras ketan (500 g)

D2 :Dodol dari buah mengkudu (150 g) + T.beras ketan (500 g)

D3 :Dodol dari buah mengkudu (200 g) + T.beras ketan (500 g)

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa

jumlah kadar serat pada setiap

perlakuan berbeda-beda. Dapat dilihat

bahwa penambahan konsentrasi buah

mengkudu mempengaruhi peningkatan

kadar serat pada dodol. Pada dodol tanpa

perlakuan (kontrol) jumlah total kadar

serat sebesar 0,66% dengan rata-rata

0,22%. Hal ini disebabkan karena belum

adanya pengaruh penambahan

mengkudu. Pada perlakuan dodol

dengan penambahan mengkudu 200gr

memiliki jumlah total kadar serat

tertinggi yaitu 9,37% dengan rata-rata

3,12%, pada dodol mengkudu 150gr

memiliki jumlah total kadar serat Perlakuan

penambahan Buah Mengkudu

Jumlah Kadar Serat pada Dodol

(%) Jumlah (%)

Rata-rata (%)

1 2 3

Kontrol 0,22 0,21 0,23 0,66 0,22 D1 1,13 1,16 1,13 3,42 1,14

D2 1,95 1,94 2.20 6,09 2,03

(5)

5

sebesar 6,09% dengan rata-rata 2,03%,

dan jumlah kadar serat pada dodol

mengkudu 100gr sebesar 3,42% dengan

rata-rata 1,14%.

Perbedaan jumlah kadar serat pada

dodol dengan penambahan mengkudu

juga dapat dilihat pada grafik 1 sbb.

Grafik 1. Perbedaan jumlah kadar serat dodol dengan penambahan mengkudu

Dari gambar grafik di atas dapat dilihat

bahwa semakin bertambah konsentrasi

mengkudu yang ditambahkan pada

dodol, maka semakin meningkat kadar

seratnya.

Hasil analisa uji serat dengan

menggunakan Analisis of Varian

(ANOVA) diketahui bahwa Fhitung >

Ftabel pada taraf signifikan = 0,05,

dimana Fhitung 231 dan Ftabel 4,07

(pehitungan selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 4). Hal ini menyatakan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya ada pengaruh penambahan buah

mengkudu terhadap kadar serat. Hasil

analisa uji serat menunjukkan bahwa

pada perlakuan penambahan buah

mengkudu memberikan pengaruh nyata

terhadap kadar serat dodol yang

dihasilkan. Berdasarkan hasil yang

diperoleh dari uji ANOVA,

menunjukkan bahwa penambahan buah

mengkudu yang digunakan berbeda

nyata pada taraf 5% . Hasil yang

diperoleh dari 3 perlakuan yaitu dodol

dengan penambahan buah mengkudu

100gr,dodol dengan penambahan buah

mengkudu 150gr dan dodol dengan

penambahan buah mengkudu 200gr

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

D Kontrol D mengkudu

100gr

D mengkudu 150gr

D mengkudu 200gr

Ju

m

la

h

S

e

ra

t

(%

)

Perlakuan

Ulangan I

Ulangan II

(6)

6

maka diperoleh nilai BNT 0,25 pada

taraf signifikan = 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa dari ketiga

perlakuan olahan dodol memperoleh

nilai tertinggi dari hasil beda jarak nyata

yaitu 1,09 pada olahan dodol dengan

penambahan buah mengkudu 200gr

dibandingkan dengan olahan dodol

lainnya. Oleh karena itu, hasil dari uji

BNT yang diperoleh dari ketiga

perlakuan adalah 1,09> 0,25 pada taraf

signifikan = 0,05 (perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran3).

Hasil analisa kadar serat tertinggi

terdapat pada perlakuan penambahan

buah mengkudu 200gr pada olahan

dodol (D3) yaitu 3,12%. Sedangkan

hasil analisa terendah terdapat pada

perlakuan penambahan buah mengkudu

100gr pada olahan dodol (D1) yaitu

1,14%.

Kadar serat yang relative tinggi pada

dodol ini disebabkan karena

penambahan buah mengkudu sebagai

yang mempunyai kandungan serat yang

tinggi dan berpotensi untuk dijadikan

sebagai bahan makanan yang

menyehatkan (Kasim, 2004). Meskipun

kadar serat tidak dimasukkan dalam

persyaratan SNI dodol No

01-2968-1992. Namun perhitungan kadar serat

dipandang perlu sebagaimana dikatakan

oleh Sudarmadji at al., (1989), bahwa

serat sangat penting dalam penilaian

kualitas suatu makanan karena

merupakan indeks untuk menentukan

nilai gizi bahan dan efisiensi suatu

proses pengolahan.

Serat yang terdapat dalam bahan pangan yang tidak tercerna mempunyai sifat positif bagi gizi dan metabolisme. Dietary fiber atau serat makanan merupakan komponan dari jaringan tanaman yang tahan terhadap proses hidrolisis oleh enzim dalam lambung dan usus (Winarno, 2002). Analisa serat kasar dimaksudkan untuk mengetahui jumlah serat kasar yang terkandung dalam dodol mengkudu..

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan

pembahasan dalam penelitian ini, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa

terdapat pengaruh kadar serat pada

dodol yang diberi penambahan

mengkudu. Kadar serat tertinggi didapat

pada dodol dengan penambahan

mengkudu 200 gr sebesar 3,12%

(7)

7

Saran

Penelitian ini masih sangat sederhana

hanya sebatas melihat adanya pengaruh

pengolahan terhadap kadar seratnya.

Untuk mendapatkan hasil penelitian

yang lebih sempurna, maka perlu

dilakukan penelitian lanjutan mengenai

pengaruh pengolahan terhadap kadar

glukosa dan lemak.

DAFTAR PUSTAKA

Adhistiana, R., Rahayu M.P., Ambarwati R., Herdiana E., Vivaldy. 2008. Pemanfaatan Rumput Laut Dalam Pembuatan Dodol Rumput Laut

(DORULAT). Tanggal Akses 17 Oktober 2011. Makassar.

Anon 1997 dalam Antara, N.T., H.G. Pohan, dan Subagja. 2001.

Pengaruh tingkat kematangan dan proses terhadap

karakteristik sari buah mengkudu. Warta IHP/J. of Agro-Based Industry 18(1−2): 25−31.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka

Utama,Jakarta

Apriantono dan Farid (2002) dalam Djauhariya, E. 2003. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) tanaman

obat potensial. Dalam

Perkembangan Penelitian Tanaman Obat Potensial. Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat XV(1): 28−40.

Astawan, M dan M.M. Astawan. 1991.

Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat Guna. Akademika Pressindo. Jakarta.

Astawan, M. 1998. Penggunaan Serat Makanan unttuk Pencegahan Berbagai Penyakit. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. Vol.III, No.2.,41-51.

Astawan, M.1999. perlunya Konsumsi Serat Pangan untuk Pencegahan Berbagai Penyakit Degeneratif. Manual Kuliah Pangan Gizi dan Kesehatan. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. FATETA. IPB. Bogor.

Bangun, A.P dan Sarwono,B. 2002. Khasiat dan Manfaat Mengkudu.

Agro Media Pustaka, Jakarta.

Conqruist, A. (1981). An Integral System of Classification of Flowering Plant. New York: Columbia Univercity Press.

Gaman, P.M. and K.B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan:Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi Penerjemah: Murdijati G., S. Naruki, Agnes M. danSarjono. Yogyakarta: UGM Press.

Hanifah, E. 1998. Pengaruh

Penambahan Susu dan Santan terhadap Sifat Fisik dan Kimia serta Daya Terima Jelly Agar Wortel (Daucus carota L.). Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

(8)

8 cottonii) dengan Penambahan

Kacang Hijau (Phaseolus eureus). Program Studi Ilmu dan Teknologi PanganJurusan Teknolgi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makasar

Jones, W. 2000. Noni blessing holdings. Food quality Analysis, Oregon.

.

Liu, K.S. 1997. Soybean: Chemistry, Technologi and Utilization. New York: Chapman and Hall.

Muarosungailolo, 2009. Teknologi Proses Produksi Jus Buah Mengkudu. http://nagarimuaro-askil.blogspot.com/2009/02/tekn ologi-proses-produksi-jus-buah.html. Akses Tanggal 18 Maret 2011, Makassar.

Pohan, H.G. dan N.T. Antara. 2001.

Pengaruh penambahan madu dan asam sitrat terhadap karakteristik minuman fungsional dari sari buah mengkudu. Forum Komunikasi IHP (4): 11−20.

Redriguez, W. 2008. Noni Fruit (Morinda ctrifolia).

www.wikipedia.com [5 Juli 2010].

Santoso et al.(1988) yang dikutip oleh Oktavianty, S. 2003. Kajian Formulasi dan Tekstur Produk Pada Pembuatan Prman Lunak Gula Merah. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.

Sjabana D, Bahalwan RD, 2000.

Mengkudu : pesona tradisional dan ilmiah. Jakarta : Salemba Media.

Soekarto, S.T. 1979. Pangan Semi Basah, Keamanan dan Potensinya dalam Perbaikan Gizi Masyarakat. Pusbangtepa. IPB. Bogor.

Solomon N,1999. The noni phenomenon. Utah : Direct Source Publishing.

Suprapti, M. L., 2005. Aneka Olahan Mengkudu Berkhasiat Obat, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Tajoedin, T., H., dan Iswanto, H., 2002.

Mengebunkan Mengkudu secara Intensif, Penerbit Agro Media Pustaka, Jakarta

Waha, M.G, 1999. Sehat dengan mengkudu (Noni – Morinda citrifolia). Jakarta : MSF.

Waha, M. G., 2008. Sehat dengan Mengkudu, [Homepage of Deherba]. [Online].

Available:

http//www.deherba.com/khasiat-mengkudu-secarailmiah.

html [22 Juni 2008]

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wisnu R. A., 2010. Analisa Komposisi Nutrisi Rumput Laut (Eucheuma

cottonii) dengan Proses

Pengeringan Berbeda. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.

Gambar

Tabel 1. Jumlah kadar serat pada olahan dodol dengan penambahan mengkudu
Grafik 1. Perbedaan jumlah kadar serat dodol dengan penambahan mengkudu

Referensi

Dokumen terkait

Pendirian Monumen Jenderal Sudirman dilatarbelakangi adanya rumah pen- duduk yang merupakan bekas markas gerilya di Desa Pakis Baru, yang belakangan diketahui bahwa markas

Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, guru mata pelajaran PAI melaksanakan RPP yang sudah dibuat dengan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung variabel komunikasi organisasi terhadap kinerja melalui knowledge sharing sebesar 0,268 lebih kecil

Hingga saat ini penyalahgunaan internet oleh siswa SD Rajawali Juwana masih terjadi. Siswa masih dapat mengakses situs-situs yang tidak diperbolehkan diakses pada

Yuwanta (2004) menyatakan bahwa fermentasi serat yang tidak bisa dicerna akan difermentasi oleh bakteri di bagian sekum, sehingga jumlah total bakteri (TPC) perlakuan R3 di

Transgender adalah sebuah pengertian yang mengacu pada orang-orang yang mempresentasikan gendernya secara berbeda dari idealnya, yaitu jenis kelamin yang mereka

penampangnya sehingga dapat menyebabkan jumlah angin yang menabrak sudu turbin tidak dapat mengalir melewati penampang yang terlalu kecil maupun angin dapat terhambat

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas maka yang menjadi ruang lingkup penulisan proposal penelitian ini terbatas pada pertanggungjawaban pidana pelaku tindak pidana terhadap