• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPS di SMA Pasundan 2 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Oleh

Memes Maesari

1102921

PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TAHUN 2015

(2)

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPS di SMA Pasundan 2 Bandung)

Oleh

Memes Maesari

1102921

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

© Memes Maesari 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan

pendidikan manusia akan memiliki keterampilan, sesuai dengan potensi dan

kemampuan yang dimilikinya. Pembahasan tentang pendidikan tidak akan pernah

habis, dan akan ada perbaikan dari waktu ke waktu.Tujuan pengajaran di kelas

yang dilakukan oleh pendidik bukan hanya menstranformasi pengetahuan,

melainkan dalam upaya pendidikan yang berusaha menjadikan manusia yang

seutuhnya tidak hanya aspek kognitif melainkan aspek afeksi dan psikomotor.

Hal ini sesuai dengan penjelasan Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang menerangkan

bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa secara umum sasaran pelaksanaan

pendidikan adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas yang

memiliki daya saing. Tujuan tersebut akan menjadi tolak ukur dalam proses

pembelajaran sebagai tujuan akhir ketercapaian penyelenggaran pendidikan. Guru

sebagai pendidik harus mengetahui bahwa sebagai guru yang utama bukanlah

pada kemampuannya mengembangakan pelajaran, tetapi lebih pada kemampuan

untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna pada siswa.

Menurut Looper (dalam Hidayat, 2011, hlm. 45) bahwa:

Berkaitan dengan hal pembelajaran, maka pembelajaran yang bermakna dengan cara 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, dan 70% dari apa yang kita katakana, 90% dari apa yang kita katakana dan lakukan.

Sejalan dengan statement dari Budimansyah bahwa dalam pembelajaran sosiologi

(4)

be, dan learning live together. Apabila hal tersebut dapat diciptakan oleh pendidik

dalam belajar, maka kualitas belajar akan dapat diciptakan.

Dalam hal ini peserta didik diperlukan sebagai subjek utama dalam proses

pembelajaran di sekolah. Karena itu peserta didik membutuhkan pengalaman

belajar yang tidak hanya mendengar, bahkan peserta didik perlu terlibat aktif

dalam sebuah pembelajaran agar peserta didik dapat memahami dan mengingat

materi pembelajaran dengan maksimal. Persepsi bahwa peserta didik hanya

sebagai objek, kini harus mengalami perubahan, dimana proses belajar mengajar

harus berpusat pada peserta didik bukan pada pendidik.

Untuk menyikapi hal ini maka diperlukan sebuah variasi model

pembelajaran yang inovatif dan efesian dari pendidik dalam menyampaikan

materi pembelajaran agar siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan

maksimal. Namun ternyata dari kondisi di lapangan, berdasarkan pengamatan

masih banyak peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar.

Hal tersebut terlihat dari hasil Ulangan Tengah Semester (UTS) peserta

didik di SMA Pasundan 2 Bandung kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3 dalam

mata pelajaran sosiologi yang belum mencapai angka yang diharapkan, yaitu

masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah 69, seperti terlihat pada tabel

[image:4.595.112.516.505.717.2]

1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1

Daftar Perolehan Nilai Siswa

KELAS INTERVAL NILAI PESERTA DIDIK (%)

XI IPS 1 >75 10 (30,3%)

70-74 3 (9,1%)

65-69 20 (60,6%)

JUMLAH 33 (100%)

XI IPS 2 >75 7 (22,6%)

70-74 8 (25,8)

65-69 16 (51,6%)

JUMLAH 31 (100%)

XI IPS 3 >75 20 (71,4%)

70-74 8 (28,6%)

65-69 -

JUMLAH 28 (100%)

(5)

Pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai yang didapatkan peserta didik

rata-rata di bawah KKM. Dalam tabel di atas 30,3% (10) dari 33 oranng peserta

didik di kelas XI IPS-1 mendapatkan nilai di atas KKM 75, sedangkan 23 orang

(69,7%) mendapatkan nilai di bawah KKM 75. Kemudian pada kelas XI IPS-2

nilai yang diperoleh peserta didik masih di bawah KKM. Peserta didik yang

mendapatkan nilai di atas KKM terdiri dari 7 orang peserta didik atau 22,6% dari

31 peserta didik, sedangkan 24 peserta didik atau 77,4% masih di bawah KKM

75. Pada kelas XI IPS-3 terdapat 20 orang peserta didik atau 71,4% dari 28

peserta didik yang telah mencapai KKM 75, sedangkan 8 peserta didik atau 28,6%

masih mendapatkan nilai di bawah KKM.

Masalah lain yang ditemukan yaitu peserta didik menganggap mata

pelajaran sosiologi tidak penting, sedangkan pembelajaran sosiologi adalah

pelajaran yang sangat penting, karena sebagai makhluk sosial tidak lepas dari

orang lain. Apabila masalah mengenai rendahnya hasil belajar peserta didik

dibiarkan maka masyarakat Indonesia akan semakin tertinggal, daya saing dengan

Negara lain akan rendah, dan akan terjadinya pengangguran karena tidak memiliki

daya saing.

Pada kenyatannya di lapangan, kegiatan belajar mengajar belum terlaksana

dengan baik dengan banyaknya peserta didik yang belum mencapai nilai

ketuntasan belajar, karena masih adanya hambatan yang dihadapi oleh peserta

didik dalam pembelajaran dan pendidik dianggap sebagai mediator utama dalam

transformasi pelajaran. Proses pembelajaran tersebut akan mencapai sasaran yang

diinginkan jika ditambahkan pendekatan atau strategi pembelajaran. Apalagi

masih terdapatnya persepsi peserta didik yang mempunyai anggapan bahwa mata

pelajaran sosiologi seringkali dianggap mudah oleh peserta didik, sehingga dalam

proses pembelajaran peserta didik kurang antusias.

Dari permasalahan di atas, maka upaya meningkatkan kualitas dan hasil

pembelajaran sosiologi merupakan suatu kebutuhan untuk dilaksanakan. Salah

satu pendekatan untuk permasalahan tersebut adalah pendekatan melalui

pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang efektif dan

(6)

mendorong siswa saling menghargai siswa lainnya. Menurut Suryosubroto (2009,

hlm. 72) bahwa pendidikan harus memperhatikan perbedaan-perbedaan itu dan

mengembangkan sejauh mungkin apa yang dimiliki siswa itu.

Dalam model kooperatif ada beberapa teknik yang dapat diterapkan.

Teknik yang dipilih oleh peneliti adalah Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dan Mind Mapping. Model kooperatif tipe STAD merupakan

teknik yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan kemampuan

yang berbeda-beda untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran, sedangkan tipe

Mind Mapping dikembangkan sebagai metode efektif untuk mengembangkan

gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta.

Berdasarkan kajian terdahulu yang dilakukan oleh Beni Muharam (2013)

dalam skripsinya berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa

kelas XI SMA Kartika 2 Bandung pada Mata Pelajaran Akuntansi, dan hasil

penelitian menunjukan perbedaan hasil belajar dengan menggunakan model

Student Teams Achieevment Division sebesar 79,04 pada kelas eksperimen dan

72,60 pada kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan penggunaan model STAD

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sedangkan kajian terdahulu yang dilakukan Fauzi Nur Hidayat dalam

skripsinya yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Mind Mapping pada

Siswa Kelas 5 SD Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dan Kemampuan

Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran IPA, dan hasil penelitiannya menunjukan

hasil belajar siswa dengan menggunakan model Mind Mapping mengalami

peningkatan dengan ketegori sedang yang ditujukan dengan nilai 0.49, dengan

peningkatan pada aspek hapalan (C1) sebesar 0,48 dengan kategori sedang,

kemudian aspek pemahaman (C2) sebesar 0,43 dengan kategori sedang, dan

peningkatan aspek penerapan (C3) sebesar 0,47 dengan kategori sedang.

Hasil kajian kedua penelitian yang dilakukan oleh Beni Muharam dan

Fauzi Nur Hidayat, model pembelajaran Student Teams Achievment Division

(STAD) dan model pembelajaran Mind Mapping dirasa cocok diterapkan pada

pembelajaran sosiologi, karena dari kedua model tersebut dapat meningkatkan

(7)

pembelajaran tentu disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan sehingga

penggunaan model pembelajaran dapat difungsikan sebagaimana yang

diharapkan, yaitu membantu memudahkan peserta didik dalam menyerap dan

menerima materi pelajaran. Peneliti melihat penggunaan model STAD dan Mind

Mapping dianggap cocok diterpakan pada kelas XI IPS dengan materi kekerasan

dan konflik, karena pada materi tersebut dibutuhkan kerjasama untuk mencari

pemecahan masalah yang ditimbulkan, serta dengan penggunaan Mind Mapping

peserta didik lebih mudah merangkum materi tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat dua model pembelajaran yang

dianggap cocok diterapkan dalam pembelajaran sosiologi. Namun peneliti ingin

mengetahui model manakah yang lebih berhasil lebih tinggi apabila diterapkan

dalam materi sosiologi. Karena itu penulis mengambil judul: “Perbedaan

Penerapan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dengan Mind

Mapping Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Sosiologi

(Studi Kuasi Eksperimen Kelas XI IPS Di SMA Pasundan 2 Bandung)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

rumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan

kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran

Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung?

2. Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan

model pembelajaran Mind Mapping dengan kelas yang menggunakan

pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA

Pasundan 2 Bandung?

3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan

model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dengan

kelas yang menggunakan pembelajaran Mind Mapping pada mata

(8)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan

yang dikemukakan di atas, secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang

menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional

pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dengan kelas yang

menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi,

di SMA Pasundan 2 Bandung.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang

menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division

(STAD) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran Mind Mapping

pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Pasundan 2 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat yang

bersifat teoritis dan kegunaan yang bersifat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu model pembelajaran Student

Teams Achievment Division (STAD) dan Mind Mapping diharapkan dapat

bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran di kelas, sehingga proses

pembelajaran lenih inovatif dan menarik.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti,

peserta didik, sekolah.

a. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam menerapkan

berbagai model pembelajaran dalam menyampaikan materi sosiologi.

b. Bagi peserta didik yaitu:

1) Meningkatkan semangat dan motivasi belajar

(9)

3) Menciptakan pembelajaran yang baik, serta meningkatkan hasil

belajar.

c. Bagi sekolah yaitu:

Menjadi bahan masukan yang positif bagi sekolah untuk memperbaiki

proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar menjadi lebih

efektif dan efisien, serta menamhakan referensi untuk PTK (Pelatihan

Tindakan Kelas) guru-guru yang bersangkutan.

d. Bagi Guru yaitu:

1) Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran

yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar sosiologi.

2) Sebagai bahan pertimbangan pendidik dalam memilih model

pembelajaran yang menarik dan efektif dalam pembelajaran,

terutama pendidik sosiologi dalam mencapai tujuan pembelajaran

dengan maksimal.

3) Menerapkan pembelajarn kooperatif yang inovatif dan ktreatif

dalam proses pembelajaran sosiologi yang disesuaikan dengan

kebutuhan proses pembelajaran.

E. Struktur Organisasi

Pembahasan pada BAB I yaitu Pendahuluan terbagi menjadi beberapa sub,

yaitu meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi. Pada

pembahasan BAB II yaitu Kajian Pustaka yang di dalamnya memaparkan

landasan teori yang diambil dari literatur, sebagai fondasi pelaksanaan penelitian,

dalam bab ini dipaparkan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lainnya

yang digunakan sebagai reverensi yang dianggap relavan. Pada pembahasannya

terbagi menjadi beberapa sub bab, yaitu meliputi tinjauan tentang model

pembelajaran, tinjauan model pembelajaran Student Teams Achievment Division

(STAD), tinjauan Model Pembelajaran Mind Mapping, tinjauan tentang hasil

belajar, kajian teori belajar, kajian empirik hasil penelitian terdahulu, kerang

(10)

Pembahasan pada BAB III yaitu Metode Penelitian yang di dalamnya

memaparkan mengenai serangkaian tahapan yang akan ditempuh penulis ketika

melakukan penelitian guna mendapatkan data dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dengan permasalahan yang sedang dikaji, mulai dengan persiapan,

pelaksanaan, sampai dengan pengolahan data, definisi operasional dan laporan

penelitian. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub, yaitu : lokasi dan

subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian,

variabel openelitian, proses pengembangan instrument, serta teknik pengumpulan

data.

Pembahasan pada BAB IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembehasan yang di

dalamnya berisi mengenai hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang

meliputi profil SMA Pasundan 2 Bandung, pelaksanaan penelitian pada kelas

eksperimen 1, eksperimen 2 serta kelas kontrol, uji hipotesis, hasil penelitian kelas

kelas eksperimen 1, eksperimen 2 serta kelas kontrol dan yang terkahir yaitu

pemaparan hasil observasi aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran

di kelas.

Pembahasan pada BAB V merupakan pembahasan terakhir dari rangkaian

penulisan karya ilmiah yang terbagi menjadi dua sub pembahasan yaitu simpulan

dari hasil penelitiian yang dilakukan dan bagaimana saran yang diberikan

(11)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagaian akhir ini penyusunan skripsi akan dikemukakan hal-hal

pokok yang disajikan sebagai pemknaan penelitian secara terpadu hasilpenelitian

yang diperoleh dalam bentuk simpulan dan saran.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa

simpulan,yaitu pada kelas yang mengguanakan model pembelajaran STAD, kelas

yang menggunakan model pembelajaran Mind Mapping, serta kelas yang

menggunakan model pembelajaran konvensional terdapat perbedaan hasil belajar.

Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model STAD dan

kelas yang menggunakan model konvensional. Adapun bukti dari perebedaan

diantara kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang

menggunakan model pembelajaran STAD dengan model pembelajaran kelas

konvensional pada mata pelajaran sosiologi. Dimana hasil belajar kelas

eksperimen 1 yang menggunakan model STAD memiliki hasil belajar lebih tinggi

dibandingkanm kelas kelas kontrol yang menggunakan model konvensional pada

mata pelajaran sosiologi.

Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model Mind Mapping

dan kelas yang menggunakan model konvensional. Adapun bukti dari perbedaan

kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran

Mind Mapping dengan model pembelajaran kelas konvensional pada mata

pelajaran sosiologi. Dimana hasil belajar kelas eksperimen 2 yang menggunakan

model Mind Mapping memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata

(12)

Terdapat perbedaan antara kelas yang menggunakan model STAD dan

kelas yang menggunakan model Mind Mapping. Adapun bukti dari perbedaan

kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat

disimpulkan bahwa terdapat hasil belajar antara model pembelajaran STAD

dengan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran sosiologi.

Dimana hasil belajar kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran

STAD memiliki hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen 2 yang

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada mata pelajaran sosiologi.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas peneliti mengemukakan

beberapa saran yaitu untuk meningkatkan hasil peserta didik secara terus menerus

dengan cara pembelajaran yang variatif. Maka diajukan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi Pendidik :

a. Model pembelajaran STAD dan Mind Mapping dapat dijadikan alternatif

model pembelajaran bagi pendidik Sekolah Mengengah Atas atau Khusus

terutama pagi mata pelajaran sosiologi karena kedua model pembelajaran

tersebut dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Model pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Karena dari kedua model tersebut, model STAD memiliki hasil

belajar lebih tinggi daripada Mind Mapping.

c. Alokasi waktu pada tahap pelaksanaan pembelajaan hendaknya lebih

diperhatikan agar setiap tahap pembelajaran dapat dilaksanakan dengan

baik.

d. Pendidik hendaknya menciptakan suasana pembelajarn yang dapat

meningkatkan kreatifitas peserta didik dan memancing rasa ingin tahu

peserta didik agar kejenuhan peserta didik dapat diatasi dan hasil belajar

dapat ditingkatkan.

e. Upaya dalam mendapatkan hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi

(13)

variatif dan dilakukan dengan cara yang tepat untuk memperoleh hasil

yang maksimal.

2. Bagi sekolah:

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi pada

pengembangan pembelajaran khusunya pelajaran sosiologi. Serta sekolah

dapat memberikan pengembangan yang inovatif dan kreatif, sehingga dapat

meningkat hasil belajar peserta didik.

3. Bagi Peserta Didik:

Bagi peserta didik diharapkan penggunaan model kooperatif dengan teknik

STAD dan Mind Mapping dapat meningkatkan keberhasilan proses belajar

khusunya pada mata pelajaran sosiologi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya:

Bagi peneliti selanjutnya iharapkan adanya penelitian lanjutan dengan aspek

penelitian yang lebih luas dengan menelliti kemampuan lain yang belum

pernah dilakukan. Masalnya kemampuan berpikir kritis, atau pengaruhnya

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Perolehan Nilai Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Dan kepada Bapak Dekan FMIPA USU dan Bapak/Ibu Dosen di Departemen Fisika FMIPA USU serta Staf pegawai yang memberi saran, dukungan dan banyak motivasi selama

Oleh karena itu, guru hendaknya menerapkan teknik pembelajaran Take and Give sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, baik pada mata pelajaran IPS maupun

[r]

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

difasilitasi oleh dua orang instruktur yang memiliki Nomor Induk Asesor yang relevan, termasuk pada saat ujian. Rayon LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi

b. Jenis keterampilan vokasional/teknologi informasi yang dikembangkan, diserahkan kepada sekolah sesuai potensi daerah. **) Disesuaikan dengan kelainan dan kebutuhan peserta

(2) Perpustakaan Umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai tempat menghimpun, mengolah,