• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jak"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Konsentrasi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Kiswo Handoko

1101638

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

LEMBAR HAK CIPTA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)

Oleh :

Kiswo Handoko 1101638

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© Kiswo Handoko 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,

(3)

LEMBAR HAK CIPTA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)

Oleh :

Kiswo Handoko 1101638

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

© Kiswo Handoko 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENERAPAN

METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM

SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN

ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI” ini dan seluruh

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu

yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap

menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada

klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Januari 2014

Yang membuat pernyataan,

Kiswo Handoko

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN

THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH,

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si NIP.194701251975011001

PEMBIMBING II

Prof. Dr. H. Disman, M.S NIP.195902091984121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

(6)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Kiswo Handoko. NIM 1101638. (2014). PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. Pembimbing II: Prof. Dr. H. Disman, MS.

Penelitian tentang penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa. Penelitian ini

dilakukan terhadap peserta didik kelas sebelas Ilmu Pengetahuan Sosial pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan bentuk nonequivalent control

group design. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan; Pertama,

terdapat perbedaan kemampuan analisis antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud

Pair Problem Solving (TAPPS). Kedua, terdapat perbedaan kemampuan analisis

siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Ketiga, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan analisis siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan analisis yang lebih baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional

(7)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Kiswo Handoko . NIM 1101638 . ( 2014) . APPLICATION METHOD OF

LEARNING THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) ANALYSIS OF STUDENTS ON IMPROVED ECONOMIC LESSONS (Experimental Study on The Basic Competence Financial Services Company in Class SMAN 82 Jakarta XI.IPS). Supervisor I : Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. Supervisor II : Prof. Dr. H. Disman , M.S.

Research on the application of learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) in improving students' analytical skills . The research was conducted on the eleventh grade students of Social Sciences on economic subjects.This study was conducted to determine the application of the learning methods of Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) in improving students' analytical skills on economic subjects . This study is a quasi- experiment with form nonequivalent control group design . Based on the test results was concluded ; First , there is a difference between the analytical skills before and after treatment in the experimental class that uses learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Second , there are differences between the analytical skills of students before and after treatment in the control class using conventional methods . Third , there is a difference between the students' analytical skills improvement class experiments using learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) with grade control using conventional methods . Thus , the use of learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) can enhance analysis capabilities better than conventional learning methods.

(8)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA ... i

PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah . ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

(9)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pengertian Kemampuan Analisis ... 22

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Pengujian Hipotesis Kemampuan Analisis Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen... 54

2. Pengujian Hipotesis Kemampuan Analisis Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 57

3. Pengujian Hipotesis Perbedaan Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa pada Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol 59 B. Pembahasan ... 62

1. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 62

2. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 66 3. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen-Kontrol 68

(10)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kesimpulan ... 74

B. Rekomendasi . ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 81

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sebaran Soal Aspek Kognitif Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta ... 3

Tabel 3.1 Disain Eksperimen ... 35

Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 37

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 38

Tabel 3.4 Kriteria Nilai Validitas ... 40

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas ... 41

Tabel 3.6 Kriteria Nilai Reliabilitas ... 42

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 43

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 44

Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ... 44

Tabel 3.10 Klasifikasi daya Pembeda ... 46

Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda ... 46

Tabel 3.12 Kategori Tingkat Gain ... 50

Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2012/ 2013 ... 52

Tabel 4.2 Deskriptiv Statistik Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 54

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenias Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 55

Tabel 4.4 Tes Statistik Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 56

Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 56

Tabel 4.6 Deskriptiv Statistik Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 57

Tabel 4.8 Tes Statistik Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 58

Tabel 4.9 Peningkatan Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 59

Tabel 4.10 Deskriptiv Statistik Posttest Kemampuan Analisis Kelas- Eksperimen Kontrol ... 60

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen-Kontrol ... 60

Tabel 4.12 Tes Statistik Posttest Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen- Kontrol ... 61

(11)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

(12)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahap dan Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving ... 17

Gambar 2.2 Siklus Akuntansi ... 29

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 51

Gambar 4.1 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 63

(13)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A, GAMBAR KEGIATAN PENELITIAN ... 81

LAMPIRAN B, INSTRUMEN PENELITIAN ... 89

LAMPIRAN C, DATA PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN ... 114

(14)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil pengamatan mengenai proses belajar mengajar yang dilakukan di

dalam kelas menunjukkan bahwa betapa pembelajaran di sekolah masih belum

dapat meningkatkan kemampuan berfikir analisis dalam memecahkan masalah

kehidupan sehari-hari yang dihadapinya. Sama halnya dengan apa yang dikatakan

oleh Guilford (1987) dalam Myrmel (2003:1) mengenai kurangnya kemampuan

siswa mereka dalam memecahkan masalah, yaitu “a common complaint is that our college graduates are too helpless when called upon to solve a problem where new paths are demanded”, hal tersebut sangat disayangkan karena kemampuan dalam memecahkan masalah merupakan sesuatu yang sangat

penting, sebagaimana yang dikatakan oleh Myrmel (2003:1) bahwa “ creative problem thinking skill are important”

Walaupun tidak semua, banyak guru yang dalam pembelajarannya masih

berorientasi pada terselesaikannya materi, sehingga hampir tiap masuk kelas

selalu meminta siswa untuk mencatat materi-materi di buku paket yang

sebenarnya dapat dibaca sendiri oleh siswa di rumah. Ada pula guru yang ketika

masuk kelas untuk mengajar hanya mengemukakan pendapat-pendapatnya di

depan siswa, sedangkan siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang

dikatakan oleh guru sehingga mereka tidak terbiasa mengemukakan pendapatnya

di depan kelas, padahal siswa membutuhkan “alat bantu” untuk menjadi pribadi

yang kreatif, dan salah satu alat bantu yang tersedia dalam pembelajaran yaitu

menerapkan metode pembelajaran yang dapat menunjang perkembangan

(15)

2

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Melalui proses pembelajaran,

siswa menemukan dan membentuk makna atau pengetahuan dari materi ajar dan

kemudian menyimpannya dalam ingatan. Pengetahuan tersebut sewaktu-waktu

dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi lulusan yang

baik dan dapat bersaing di dunia global.

Untuk membentuk kualitas lulusan yang baik dan berdaya saing tinggi,

maka siswa perlu diberikan kegiatan pendidikan yang dapat mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya. Hasan (1996:76) menyebutkan bahwa “pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berhasil mengembangkan potensi seorang

siswa secara maksimum”. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan, salah satunya adalah proses pembelajaran yang

berlangsung di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran, siswa seharusnya tidak

hanya menjadi obyek pembelajaran yang berfungsi menerima (transfer of

knowledge) tetapi sudah seharusnya siswa menjadi pusat pembelajaran (student centerlearning). Pengetahuan dan pemahaman adalah tujuan dasar dalam

pendidikan, tetapi pengetahuan tanpa pemahaman akan menjadikan seseorang

hapal tetapi tidak mengerti apa yang dikatakannya. (Hasan.1996.107).

Dewasa ini pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas masih pada tahap

pengetahuan, hal ini terjadi salah satunya disebabkan pembelajaran masih bersifat

hapalan dari buku pelajaran. Sesuai dengan hasil penelitian Soemantri (1987)

dalam Al Muchtar menyatakan bahwa kelemahan pembelajaran yang masih

tampak adalah pembelajaran dikuasai oleh pendekatan ekspositori dan pemakaian

buku teks, sehingga tidak mendorong siswa untuk berfkir.

Sejatinya pembelajaran hendaklah memenuhi tiga aspek yakni kognitif,

afektif dan psikomotor, sesuai dengan pendapat dari Bloom et al (1956:7) yang

menyatakan “Tujuan pendidikan menyangkut tiga aspek, yaitu kognitif, afektif

(16)

3

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan ide dan konsep”. Hasan (1996:110) menyatakan bahwa “Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan seseorang mengolah informasi dalam bentuk kemampuan menggunakan, menganalisis, mensintesis

dan menilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan kognitif meliputi:

1) Kemampuan pemahaman, 2) Kemampuan penerapan, 3) Kemampuan analisis,

4) kemampuan sintesis, dan 5) Kemampuan evaluasi”. (Bloom et al:1956:18).

Situasi proses pembelajaran pada saat ini hanya menekankan pada

penyampaian pengetahuan dan tahap hapalan yang hanya menyentuh kemampuan

kognitif tingkat rendah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hasan (1999:111),

bahwa ilmu sosial lebih banyak memperlihatkan belajar menghapal bukan

mengembangkan melalui konsep, generalisasi, teori, prinsip dan filsafat tertentu,

tidak mempunyai kemampuan berfkir tingkat tinggi. Sanusi dalam Al Muchtar

berpendapat bahwa model pembelajaran yang paling strategis dalam

perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) akhir-akhir ini adalah

model belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitif. “karena berfikir kognitif memberi wahana yang canggih bagi siswa untuk belajar seumur hidup.”

(Hasan: 1996:113)

Berikut ini hasil dari penelitian pendahuluan pada soal Ujian Akhir

Semester ganjil yang dibuat oleh guru bidang studi ekonomi kelas XI.IPS dengan

sebaran soal dalam table 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Sebaran Soal Aspek Kognitif Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta:

No Ranah

Kemampuan No. Item Soal Persentase

(17)

4

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 Aplikasi 8, 28, 29, 30, 31, 32 15%

4 Analisis 6, 36, 37 7,5%

5 Evaluasi 27 2,5%

6 Menciptakan - -

JUMLAH 40 Soal 100%

Sumber: bank soal SMAN 82 Jakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, soal ujian akhir semester lebih

menekankan aspek pengetahuan. Aspek analisis hanya mempunyai kadar 7,5%.

Dengan demikian, kemampuan analisis siswa dapat dikatakan rendah, karena

siswa hanya dituntut untuk menyelesaikan soal-soal yang bersifat pengetahuan.

Kemampuan analisis merupakan salah satu kemampuan berfikir tingkat

tinggi yang harus dimiliki siswa. Hasan (1996:223) memberikan gambaran

tentang kemampuan analisis siswa, yaitu: 1) menentukan keterhubungan antara

satu kelompok informasi dengaan informasi yang lainnya. 2) menentukan

pokok-pokok pikiran yang mendasari suatu informasi, dan 3) kemampuan siswa dalam

menarik konsekuensi dari informasi baik dalam waktu maupun dimensi.

Mata pelajaran ekonomi di sekolah menengah atas merupakan mata

pelajaran yang tidak hanya berorintasi pada isi atau materi pelajaran (subject

matter oriented) yang memaksa siswa untuk memahami dan menerima materi

pelajaran sebagai ilmu. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran ekonomi bertujuan untuk: 1) memahami

konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan

kehdupann sehari-hari terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah

tangga, masyarakat dan Negara, 2) menampilkan sikap ingin tahu terhadap

sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, 3)

membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki

pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang

(18)

5

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Pada kenyataannya, brdasarkan hasil penelitian Susanti (2006;102) proses

pembelajaran ekonomi di sekolah selama ini 1) lebih menekankan pada fakta dan

informasi, 2) menekankan pada hapalan, 3) lebih mementingkan isi daripada

proses, 4) Menganggap apa yang diketahui sudah pasti dapat diamalkan oleh

siswa, 5) Kurang diarahkan pada pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat

bagi kehidupan siswa (meaningful learning and functional knowlwdge), 6) Guru

hanya menyampaikan materi dari buku teks yang ada, 7) Metode pembelajaran

cenderung menggunakan ceramah, sehingga siswa kurang aktif dalam

pembelajaran, 8) Pada proses evaluasi soal-soal yang diberikan hanya bersifat

pemahaman, dan belum mengarah pada soal yang bersifat analisis. Dengan

demikian diperlukan upaya peningkatan proses pembelajaran di sekokah, dalam

rangka membentuk kemampuan kognitif`sampai pada level kemampuan analisis.

Mengacu pada tujuan mata pelajaran ekonomi diatas, maka proses pembelajaran

di sekokah harus lebih menekankan pada peningkatan kemampuan guru untuk

merangsang dan menumbuhkan kemampuan analisis siswa.

Berbagai masalah dalam pendidikan disampaikan oleh Kunandar

(2007:68):

(19)

6

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai kesenjangan dalam hal akademik, okupasional (kesenjangan antar dunia pendidikan dengan dunia kerja) dan kultural.

Belajar bukan semata-mata proses menghapal sejumlah fakta, tetapi suatu

proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Melalui

pembelajaran berbasis masalah perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada

aspek kognitif saja tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotor melalui

penghayatan secara internal akan masalah yang dihadapi.

Pembelajaran berbasis masalah (problem solving) adalah salah satu

metode pembelajaran yang danggap tepat untuk mengembangkan kemampuan

analisis. Hasan (1999:233) mengidentifikasi kemampuan analisis yaitu

kemampuan identifikasi, berfikir alternatif, melakukan evaluasi alternatif dan

kemampuan mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang tersedia.

Memperkuat hal tersebut dengan pernyataannya bahwa dalam upaya peningkatan

cognitive skills dan tingkatan yang lebih tinggi salah satu teknik pembelajaran

yang patut dipertimbangkan adalah pemecahan masalah (problem solving).

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) adalah variasi dari

pembelajaran berbasis masalah yang menekankan kepada kemampuan analisis

dengan membantu siswa mengelola pemikiran untuk merumuskan ide, berlatih

menganalisis masalah, memahami urutan dan langkah-langkah yang mendasari

pemikiran mereka, serta mengidentifikasi kesalahan dalam penalaran orang lain,

sehingga mampu melakukan proses pemecahan masalah maupun pengambilan

keputusan (Barkley.2008:259).

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) merupakan salah satu

metode pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah,

yang juga mampu melibatkan siswa secara aktif. Metode ini pertama kali

diperkenalkan oleh Claparede, yang kemudian digunakan oleh Bloom dan Border

untuk meneliti proses pemecahan masalah di kalangan mahasiswa. Dengan

(20)

7

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari dua siswa. Satu siswa menjadi pemecah masaah (problem solver) dan siswa

yang lain menjadi pendengar (listener). Masing-masing anggota tim memiliki

tugas yang tetap, dan keduanya harus mengikuti aturan yang ada hingga masalah

yang dimiliki problem solver terpecahkan.

Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

memiliki unsur positif yang terkait dengan kemampuan analisis siswa. Karena

dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran Thinking Aloud

Pair Problem Solving (TAPPS), siswa haruslah mampu mengidentifikasi bagian

permasalahan (komponen yang dipecah dari suatu permasalahan), menganalisis

hubungan antar komponen dan mengenali azas-azas organisasional yang berlaku

di dalamnya, sebagai keterampilan analisis dalam memecahkan masalah. Dengan

metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS),

diharapkan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan konsep ekonomi akan

terus terlatih sampai akhirnya kemampuan analisis siswa pun menjadi lebih baik.

Pemilihan metode pembelajaran TAPPS cukup sederhana karena mudah

dilaksanakan sehingga tidak memerlukan waktu yang begitu panjang namun

diharapkan dapat menstimulasi kemampuan analisis siswa. Selain itu TAPPS

juga mampu memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu

sama lain dalam menguasai kemampuan yang diberikan oleh guru bersama

teman sekelompoknya.

Melihat pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “PENERAPAN METODE

PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA

MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar

Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82

(21)

8

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan

metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada pengukuran

awal dan akhir?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan

metode ceramah pada pengukuran awal dan akhir?

3. Apakah kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan metode ceramah pada pengukuran akhir?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pengaruh

penerapan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap

kemampuan analisis siswa. Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada pengukuran awal dan

akhir.

2. Mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode

ceramah pada pengukuran awal dan akhir

3. Mengetahui kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dibandingkan dengan yang

menggunakan metode ceramah pada pengukuran akhir.

D. Manfaat Penelitian

(22)

9

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan analisis

siswa SMA dengan menerapkan metode Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) dalam proses pembelajaran dikelasnya terutama untuk

pembelajaran ekonomi.

b. Penelitian ini mampu memberikan dukungan empiris terhadap khasanah

teori dan konsep pembelajaran terutama bagi konsep metode Thinking

Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), yang mendorong untuk pengkajian

lebih mendalam.

c. Penelitian ini memberi alternatif metode pembelajaran bagi praktisi

pendidikan dalam mengembangkan proses pembelajaran.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan

analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar menyusun

laporan keuangan perusahaan jasa.

b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukkan dalam memperluas

pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran, terutama dalam

rangka meningkatkan kemampuan analisis siswa.

c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam rangka

perbaikan metode pembelajaran untuk pelajaran ekonomi.

d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dengan

menggunakan metode TAPPS dalam proses pembelajaran.

e. Semua pihak yang berkepentingan untuk dapat dijadikan bahan rujukan

(23)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Eksperimen adalah

penelitian yang memiliki derajat kepastian yang dianggap paling tinggi. Menurut

Sudjana (2009:18) dalam penelitian eksperimen kondisi diatur sedemikian rupa

oleh peneliti, perlakuan terhadap obyek dilakukan, akibat suatu perlakuan diatur

secara cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan, dengan

harapan derajat kepastian jawaban semakin tinggi.

Desain eksperimen yang digunakan adalah “Nonequivalent (Pretest-Posttest) Control Group Design”. Desain Nonequivalent (Pretest-Posttest)

Control Group Design” menurut Creswell (2003:128), kelompok eksperimen A dan kelompok control B diseleksi tanpa penetapan secara random. Kedua

kelompok memperoleh pretest dan posttest dan hanya kelompok eksperimen

yang menerima perlakuan. Desain eksperimen yang akan dilakukan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Kelompok Pretest Variabel Terikat Posttest

Eksperimen Y1 X Y2

Kontrol Y1 - Y2

Sumber: Creswell, (2003:128)

Keterangan:

Y1 = Tes awal (Pretest)

(24)

36

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS)

Mengacu pada desain diatas, penelitian eksperimen ini melibatkan dua

kelas, yakni kelas eksperimen dan keas kontrol. Pengumpulan data akan

dilakukan melalui tes tertulis untuk mengukur pretest dan posttest siswa,

observasi untuk memperoleh gambaran langsung tentang pembelajaran yang

dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol serta wawancara untuk

melihat tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran melalui metode

pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

Untuk meyakinkan bahwa desain penelitian eksperimen layak untuk

pengujian hipotesis penelitian, maka dilakukan pengendalian terhadap validitas

internal dan validitas eksternal. Beberapa variabel yang d apat m em p en garuhi

validitas internal sehingga harus dikendalikan dalam penelitian eksperimen

adalah ciri khas subyek, lokasi, instrumentasi, pengujian, sejarah, kematangan,

sikap subyek, kehilangan subyek, regresi statistic, harapan pelaksana eksperimen,

pemilihan subyek, interaksi kematangan dan seleksi. Sedangkan variabel yang

berpengaruh terhadap validitas eksternal diantaranya adalah interaksi

prates-perlakuan, interaksi seleksi-prates-perlakuan, spesifisitas variabel, pengaturan reaktif,

interferensi perlakuan jamak, kontaminasi dan bias pelaku eksperimen.

http://fathullahna.blogspot.com/2012/10/penelitian-eksperimen.html.

B. Obyek Penelitian

Penelitian berlokasi di SMA Negeri 82 Jakarta yang beralamat di Jalan

Daha II/ 15A Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Obyek penelitian ini adalah siswa

semester dua tahun pelajaran 2012/ 2013 kelas XI.IPS1 sebagai kelas eksperimen

dan siswa kelas XI. IPS2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan obyek penelitian ini

(25)

37

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan rata-rata siswa sama, serta guru yang memberikan materi pelajaran

ekonomi pada kedua kelas juga sama.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Indikator

1. Metode

Variasi dari pembelajaran berbasis

masalah yang menekankan kepada

kemampuan analisis dengan

membantu siswa mengelola pemikiran

untuk merumuskan ide, berlatih

menganalisis masalah, memahami

urutan dan langkah-langkah yang

mendasari pemikiran mereka, serta

mengidentifikasi kesalahan dalam

penalaran orang lain, sehingga mampu

melakukan proses pemecahan masalah

d. Identifikasi kesalahan

penalaran orang lain

e. Pengambilan

keputusan

2. Kemampuan

Analisis

Penguraian suatu pokok atas berbagai

bagiannya dan penelaahan bagian itu

sendiri serta hubungan antar bagian

untuk memperoleh pengertian yang

(26)

38

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Menemukan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan

menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik

pengumpulan data yang digunakan serta instrument. Teknik pengumpulan data

secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Siswa Kemampuan berpikir analisis

(27)

39

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksperimen, serta aktivitas

siswa dalam pembelajaran di

kelas kontrol

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih oleh peneliti

dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya (Arikunto, 2009:101). Secara lebih rinci, teknik

pengumpulan data penelitian diuraikan sebagai berikut:

1. Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau

dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.

Dalam penelitian ini tes yang akan digunakan adalah tes pilihan ganda yang

dirancang oleh guru yang terlibat langsung sebagai peneliti. Tes mengenai

kemampuan siswa dalam menganalisis transaksi dan membuat laporan

keuangan perusahaan jasa, digunakan untuk mengetahui kemampuan analisis

siswa. Tes dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest).

2. Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan metode pembelajaran

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang dilakukan oleh guru

sebagai peneliti. Observasi dilakukan pada setiap proses pembelajaran di

dalam kelas untuk melihat secara langsung cara guru menerapkan metode

pembelajaran yang ditawarkan serta melihat respon dan perkembangan siswa

dalam pembelajaran tersebut.

(28)

40

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi digunakan untuk memberikan bukti keterlaksanaan metode

pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

4. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap

penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving

(TAPPS).

Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas instrument yang akan digunakan,

harus dilakukan uji coba instrument terhadap siswa. Instrument yang memiliki

kualitas dapat ditinjau melalui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran. Pengujian-pengujian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument yang valid atau shahih

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan, mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejumlah sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel

yang dimaksud. (Arikunto.1998:160)

Adapun untuk mencari validitas dapat dilakukan dengan rumus sebagai

berikut:

=

(29)

41

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan:

X = Skor system

Y = Skor total

n = Jumlah siswa

Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kriteria Nilai Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 ≤ = 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ = 0,80 Tinggi

0,40 ≤ = 0,60 Cukup

0,20 ≤ = 0,40 Rendah

0,00 ≤ = 0,20 Sangat Rendah

Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai t hitung dan t table dengan taraf nyata α =0,05. Item butir soal dinyatakan valid jika memenuhi

persyaratan t hitug > t table.

Dalam penelitian ini, pengujian validitas butir soal dilakukan dengan

menggunakan software SPSS versi 20 for windows. Langkah-langkah

pengujiannya dapat dijelaskan sebagai berikut (Kusnendi:2000):

1) Entry nilai tiap item soal yang diperoleh masing-masing anak kedalam lembar

kerja SPSS.

(30)

42

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Pindahkan item (X1) sampai item (Xn) dan Skor Total (Y) ke variables.Klik

OK →Diperoleh output Correlations.

4) Jika koefisien korelasi item-total dikoreksi untuk semua item memberikan

nilai positif yang lebih besar dari 0,25 atau 0,30, artinya semua item yang

terdapat dalam tes memiliki validitas internal yang memadai dalam

mengukur konstruk yang diteliti dan item butir soal dinyatakan valid, begitu

juga sebaliknya. Berikut hasil uji validitas instrument:

Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas

Item Soal Corrected item-total

Correlations Kesimpulan Keterangan

(31)

43

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27 -0,106 Tidak Valid Tidak Dipakai

28 -0,089 Tidak Valid Tidak Dipakai

29 0,188 Tidak Valid Tidak Dipakai

30 0,340 Valid Dipakai

Sumber: data olahan SPSS versi 20 for windows

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable artinya

dapat dipercaya sehingga dapat diandalkan. Instrumen penelitian pun harus

merujuk kepada ukuran reliable. Rumus yang digunakan untuk menguji

reliabilitas instrument adalah: (Arikunto, 1998:170)

=

Keterangan :

R11 = Reliabilitas instrument

K = Banyaknya soal

= Jumlah varian butir

= Varian total

Selanjutnya koefisien Reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba

diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi reliabilitas sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Nilai Reliabilitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 ≤ = 1,00 Sangat Tinggi

0,60 ≤ = 0,80 Tinggi

0,40 ≤ = 0,60 Cukup

0,20 ≤ = 0,40 Rendah

(32)

44

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hitung > r table dengan tingkat

kepercayaan 95% dengan dk (n-2), maka item butir soal tersebut dinyatakan reliable.

Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas butir soal dilakukan dengan

menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows. Langkah-langkah

pengujiannya adalah sebagai berikut (Kusnendi 2010:9)

1) Entry nilai tiap item soal yang diperoleh masing-masing anak ke dalam

lembar kerja SPSS.

2) Klik Analyze → klik scale → klik Reliability Analysis

3) Pindahkan Item (X1) sampai Item (Xn) kedalam kotak variables.

4) Scale label : SKALA CTN_Val → Klik Statistik

5) Descriptive for pilih: Item, Scale, Scale if item deleted, dan Correlations

klik Continue → Ok

6) Jika koefisien Cronbach’s Alpha ≥ 0,70 maka hal tersebut mengindikasikan

bahwa instrument pengukuran reliable dalam mengukur konstruk yang

diteliti.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas, dapat diketahui bahwa

instrument reliable. Hasil uji reliabilitas instrument dapat dilihat pada tabel 3.7

berikut ini:

Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas

Cronbach’s Alpha N of Items

.800 30

Hasil analisis dari uji coba instrument menunjukan bahwa statistic

cronbach’s Alpha sebesar 0,80 dengan jumlah item soal sebanyak 30 item.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat tes reliable dan dapat digunakan.

(33)

45

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat kesukaran adalah kesanggupan atau kemampuan siswa dalam

menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. (Sudjana,

1989:135). Rumus yag digunakan untuk menentukan tiap kesukaran butir soal

menurut Arikunto (2008:208) yaitu:

P =

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Selanjutnya indeks kesukaran yang diperoleh diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi indeks kesukaran, yakni:

Tabel 3.8

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

IK = 0,00 Terlalu sukar

0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar

0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu Mudah

Sumber :Arikunto (2009:210)

Berdasarkan rumus kesukaran, maka tingkat kesukaran dapat dihitung dan

hasilnya dirangkum pada tebel 3.9. berikut ini:

(34)

46

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nomor Soal

Tingkat

Kesukaran Kategori Ket.

Nomor Soal

Tingkat

Kesukaran Kategori Ket.

1 0,80 Mudah Dipakai 16 0,70 Sedang Dipakai

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah (Arikunto,2007:211). Angka yang menunjukkan besarnya pembeda soal

disebut Diskriminasi (D). Untuk analisis ini, maka dapat digunakan rumus

sebagai berikut:

D = -

Keterangan :

D = daya Pembeda

(35)

47

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang benar menjawab soal

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang benar menjawab soal

PA = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Selanjutnya klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk daya pembeda

adalah sebagai berikut:

D : Negatif Semuanya Tidak Baik

Berdasarkan rumus daya pembeda, maka harga DP dapat dihitung dan

hasilnya dirangkum pada tabel 3.11 berikut ini:

Tabel 3.11. Hasil Analisis Daya Pembeda

(36)

48

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 0,50 Baik Dipakai 24 0,08 Jelek Dipakai

10 0,13 Jelek Dipakai 25 0,21 Cukup Dipakai

11 0,50 Baik Dipakai 26 0,42 Baik Dipakai

12 0,38 Cukup Dipakai 27 -0,2 Tidak Baik Tidak dipakai

13 0,29 Cukup Dipakai 28 -0,1 Tidak Baik Tidak dipakai

14 0,63 Baik Dipakai 29 0,17 Jelek Tidak dipakai

15 0,29 Cukup Dipakai 30 0,5 Baik Dipakai

E. Teknik Analisis Data

Pelaksanaan analisis data berujuan untuk mendapatkan makna dari data

yang telah dikumpulkan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Teknik analisis data yang akan digunakan

dalam penelitian ini meliputi ;

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua

populasi berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti

menggunakan uji Kolmogorov-Smirov dengan bertujuan software SPSS versi 16

for windows. Adapun langkah-langkah pegujian normalitas yang dimaksud antara

lain sebagai berikut (Candiasa, 2004:1):

a. Entry data yang akan dianalisis kedalam lembar SPSS

b. Pilih menu Analyze

c. Pilih Descrivtive Statistics

d. Pilih Explore

e. Pilih y Sebagai dependent list dan x sebagai factor list ( Apabila ada lebih

dari satu kelompok data).

f. Klik tombol Plots

g. Pilih Normality Plots With Tests, Klik Continue, lalu Ok

Uji normalitas menggunakan SPSS tersebut menghasilkan tiga jenis

(37)

49

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lihat hasil keluaran berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk

menetapkan data yang telah dianalisis normal atau tidak, maka ditetapkan kriteria

sebagai berikut:

1) Tentukan taraf signifikansi uji (α = 0.05).

2) Bandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikasi yang diperoleh.

3) Jika signifikasi (Sig) yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

4) Jika signifikasi (Sig) yang diperoleh < α maka sampel bukan berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi

mempunyai variansi yang homogen atau heterogen. Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan bantuan software SPSS versi 16 for windows dalam menguji

homogenitas data yang diperoleh. Adapun langkah-langkah pengujian tersebut

dapat dilihatt sebagai berikut (Candasia, 2004:3):

a. Entry data yang akan dianalisis kedalam lembar SPSS.

b. Pilih menu Analyze

c. Pilih Descriptive Statistics

d. Pilih Ekplore

e. Pilih y sebagai dependent list dan x sebagai factor list (apabila ada lebih dari

satu kelompok data)

f. Klik tombol Plots.

g. Pilih Untransformed pada Spread vs. Level with Levene Test.

h. Klik Continue, lalu OK.

Sama halnya uji normalitas, uji homogenitas juga menghasilkan banyak

keluaran, namun fokus tertuju pada table test of Homogeeity of Variance.

(38)

50

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Untuk menetapkan data yang telah

dianalisis homogeny atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut:

1) Tentukan taraf signifikansi uji (α = 0.05)

2) Bandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

3) Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α maka variansi setiap sampel sama

(homogen)

4) Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α maka variansi setiap sampel tidak

sama (tidak homogen)

3. Uji Perbedaan Rata-rata

Setelah diketahui normalitas dan homogenitas populasi, maka uji statistic

yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji-t dengan

Independent Sample T-Test pada SPSS for Windows versi Standar 16.0.

Berikut dipaparkan langkah-langkah untuk melakukan uji-t (Ghozali,

2008:49-57):

a. Entry data (skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol) ke lembar SPSS

dengan format sebagai berikut:

1) Variabel X diberi nama Score

2) Variable Y diberi nama Group (group 1 → kelas eksperimen, group 2 →

kelas kontrol)

b. Klik Analyze, kemudian pilih Compare Mean, Independent Samples T-Test.

c. Masukkan variable Score ke dalam kolom Test Variable(s) dan variable

Group kedalam kolom Grouping Variable.

d. Klik Define Groups → use specified values. Kolom group 1 isi dengan angka

1, dan isi angka 2 dalam kolom group 2.

e. Klik Continue → OK

Namun jika data yang diolah tidak berdistribusi normal dan atau tidak

(39)

51

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan tes Wilcoxon degan bantuan software SPSS versi 16 for windows

sebagai berikut:

1) Entry data ke lembar SPSS dengan format sebagai berikut:

a) Variebel pertama diberi nama Pretest

b) Variabel kedua diberi nama Posttest

2) Klik Analyze, Nonparametric Test, 2 Related samples

3) Hati-hati dengan pengisian Test Pair

a) Pidahkan variable Pretest ke Pair 1 sebagai variable 1

b) Pindahkan variable Posttest ke Pair 1 sebagai Variebl 2 4) Pada Test Type pilih Wilcoxon

5) Klik Options

6) Pilih Descriptive

7) Klik Continue, kemudian OK

Dari seluruh hasil keluaran, perhatikan table Test Statistics. Dengan

melihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dapat ditentukan apakah terdapat perbedaan

perolehan nilai Pretest dan Posttest setelah diterapkan metode pembelajaran

yang ditentukan. Untuk menentukan ada tidaknya perbedaan, maka perlu

diperhatikan kriteria berikut:

a) Jika asymp. Sig < 0.05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara nilai

Pretest dengan Posttest.

b) Jika asymp. Sig > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan antara nilai Pretest

dengan Posttest.

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan bantuan softwerw SPSS

versi 16 for windows. Untuk menguji hipotesis satu dan dua menggunakan uji

parametrik Wilcoxon, sedangkan untuk hipotesis tiga menggunakan uji

(40)

52

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil

belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana analisisnya

melalui hasil tes awal (pretest) dan hasil tes akhir (posttest). Analisis dilakukan

dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi rata-rata (average normalized

gain) yang oleh Hake (2007) dalam Salong (2010:103) dianggap lebih efektif.

Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan:

<g> = gain ternormalisasi rata-rata

Skor Pretest = Persentase skor pretest rata-rata

Skor Posttest = Persentase skor posttest rata-rata

Skor Ideal = persentase skor posttest rata-rata

Selanjutnya hasil gain akan dianalisis melalui Kriteria Tingkat Gain

sebagai berikut:

Tabel 3.12 Kategori Tingkat Gain

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3< g ≤ 0,7 Sedang

g ≤ 0,3 Rendah

F. Alur Penelitian

Alur kegiatan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar

3.1 berikut ini:

(41)

53

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah

(42)

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa antara sebelum dan sesudah

perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Berdasarkan skor pretest-posttest, diketahui peningkatan kemampuan analisis siswa kelas eksperimen

dikategorikan sedang.

2. Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa antara sebelum dan sesudah

perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

Berdasarkan skor pretest-posttest, diketahui peningkatan kemampuan analisis

kelas kontrol dikategorikan rendah.

3. Peningkatan kemampuan analisis pada siswa yang menggunakan metode

pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode ceramah. Dengan

demikian, penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan analisis yang lebih baik

dibandingkan metode ceramah.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan yaitu penerapan metode

Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) di SMA Negeri 82 Jakarta yang

(43)

75

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, penulis

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)

merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan analisis ekonomi siswa. Untuk itu para guru hendaknya berlatih

untuk dapat menggunakan metode tersebut dalam proses pembelajaran

sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Namun demikian terdapat kendala dalam menerapkan metode pembelajaran

ini, yakni masalah pengkondisian siswa agar dapat mengikuti tahapan metode

pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

2. Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) memerlukan

alokasi waktu yang lebih banyak dibandingkan metode ceramah, karena itu

guru yang akan menerapkannya diharapkan dapat mengalokasikan waktu

seefektif dan seefisien mungkin dengan panduan rencana pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

3. Penentu pembelajaran, guru hendaknya melakukan uji coba yang lebih luas

mengenai penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) sehingga diperoleh informasi tentang kelebihan dan

keterandalannya.

4. Pihak pengembang metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem

Solving (TAPPS) hendaknya melakukan penyempurnaan dalam menggunakan atau menerapkan metode pembelajaran di sekolah sehingga

lebih mudah untuk diimplementasikan di sekolah.

5. Bagi pemegang amanah pimpinan pada suatu sekolah, diharapkan dapat

memfasilitasi para guru dengan berbagai pelatihan sehingga guru dapat

menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas,

dengan guru yang kreatif diharapakan proses pembelajaran menjadi lebih

(44)

76

Kiswo Handoko , 2014

Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam

meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak hanya di kelas, tetapi

juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai lomba akademik dan kegiatan

bermanfaat lainnya. Karena dengan peserta didik didorong untuk berkarya

dan mencetak prestasi, hal ini akan mendorong mereka untuk belajar lebih

giat belajar.

7. Penelitian tentang Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) diharapkan

bisa lebih dikembangkan dengan mendalam, khususnya dalam hal pemilihan

materi yang sesuai, tingkat kepandaian peserta didik dan penggunaaan

berbagai media pembelajaran sehingga semua pihak yang terlibat dalam

proses ini bisa mengambil manfaat yang lebih besar.

8. Lembaga pendidikan terkait hendaknya menerapkan kebijakan yang baku,

yakni jumlah siswa yang ideal dalam satu kelas sehingga tujuan pendidikan

dapat tercapai sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang.

9. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur kemampuan analisis dengan

Gambar

Tabel 1.1  Sebaran Soal Aspek Kognitif Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran
Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat anda, apa langkah-langkah yang paling Menurut pendapat anda, apa langkah-langkah yang paling mungkin dilaksanakan pemerintah Indonesia dalam rangka

Sinar Matahari adalah merupakan sumber energi alternatif yang sangat penting karena dengan menggunakan sel surya energi matahari dapat diubah langsung menjadi energi

Kepada peserta lelang yang berkeberatan dengan hasil pelelangan ini diberikan masa sanggah selama 4 (Empat) hari terhitung sejak tanggal pengumuman ini. Demikian pengumuman

Perhitungan kinerja reksadana saham dengan metode Sharpe dan Treynor menghasilkan 12 reksadana bernilai positif, artinya bahwa hanya 29,26% reksadana saham yang

Dengan ini kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSUD Kabupaten Nunukan T.A.2012 dengan ini menyatakan sanggahan benar mengenai kekeliruan jadwal yang terlalu singkat dan kesalahan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT First Media Tbk dengan menggunakan metode Economic Value Added

Buah semusim dan merambat meliputi; stroberi, blewah, semangka, melon, anggur, dan markisa.. Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan signifikan dan berkontribusi

Masyarakat,dengan ini diberitahukan bahwa Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat akanmenyelenggarakan Seminar Kelayakan Multi Tahun Pengabdian kepada Masyarakat untuk