PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Konsentrasi Pendidikan Akuntansi
Oleh : Kiswo Handoko
1101638
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA
LEMBAR HAK CIPTA
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)
Oleh :
Kiswo Handoko 1101638
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
© Kiswo Handoko 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
LEMBAR HAK CIPTA
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)
Oleh :
Kiswo Handoko 1101638
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
© Kiswo Handoko 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENERAPAN
METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM
SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI” ini dan seluruh
isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada
klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
Kiswo Handoko
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN
THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH,
PEMBIMBING I
Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si NIP.194701251975011001
PEMBIMBING II
Prof. Dr. H. Disman, M.S NIP.195902091984121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Kiswo Handoko. NIM 1101638. (2014). PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. Pembimbing II: Prof. Dr. H. Disman, MS.
Penelitian tentang penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa. Penelitian ini
dilakukan terhadap peserta didik kelas sebelas Ilmu Pengetahuan Sosial pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan bentuk nonequivalent control
group design. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan; Pertama,
terdapat perbedaan kemampuan analisis antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud
Pair Problem Solving (TAPPS). Kedua, terdapat perbedaan kemampuan analisis
siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Ketiga, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan analisis siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Dengan demikian, penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan analisis yang lebih baik dibandingkan metode pembelajaran konvensional
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Kiswo Handoko . NIM 1101638 . ( 2014) . APPLICATION METHOD OF
LEARNING THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) ANALYSIS OF STUDENTS ON IMPROVED ECONOMIC LESSONS (Experimental Study on The Basic Competence Financial Services Company in Class SMAN 82 Jakarta XI.IPS). Supervisor I : Prof. Dr. H. Dadang Sadeli, M.Si. Supervisor II : Prof. Dr. H. Disman , M.S.
Research on the application of learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) in improving students' analytical skills . The research was conducted on the eleventh grade students of Social Sciences on economic subjects.This study was conducted to determine the application of the learning methods of Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) in improving students' analytical skills on economic subjects . This study is a quasi- experiment with form nonequivalent control group design . Based on the test results was concluded ; First , there is a difference between the analytical skills before and after treatment in the experimental class that uses learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Second , there are differences between the analytical skills of students before and after treatment in the control class using conventional methods . Third , there is a difference between the students' analytical skills improvement class experiments using learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) with grade control using conventional methods . Thus , the use of learning methods Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) can enhance analysis capabilities better than conventional learning methods.
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR HAK CIPTA ... i
PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah . ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pengertian Kemampuan Analisis ... 22
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53
1. Pengujian Hipotesis Kemampuan Analisis Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Eksperimen... 54
2. Pengujian Hipotesis Kemampuan Analisis Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelas Kontrol ... 57
3. Pengujian Hipotesis Perbedaan Peningkatan Kemampuan Analisis Siswa pada Kelas Eksperimen dengan Kelas Kontrol 59 B. Pembahasan ... 62
1. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 62
2. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 66 3. Pembahasan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen-Kontrol 68
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Kesimpulan ... 74
B. Rekomendasi . ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 81
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sebaran Soal Aspek Kognitif Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta ... 3Tabel 3.1 Disain Eksperimen ... 35
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 37
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 38
Tabel 3.4 Kriteria Nilai Validitas ... 40
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas ... 41
Tabel 3.6 Kriteria Nilai Reliabilitas ... 42
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 43
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 44
Tabel 3.9 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran ... 44
Tabel 3.10 Klasifikasi daya Pembeda ... 46
Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda ... 46
Tabel 3.12 Kategori Tingkat Gain ... 50
Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah Peserta Didik Tahun Pelajaran 2012/ 2013 ... 52
Tabel 4.2 Deskriptiv Statistik Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 54
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dan Homogenias Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 55
Tabel 4.4 Tes Statistik Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 56
Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 56
Tabel 4.6 Deskriptiv Statistik Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 57
Tabel 4.8 Tes Statistik Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 58
Tabel 4.9 Peningkatan Kemampuan Analisis Kelas Kontrol ... 59
Tabel 4.10 Deskriptiv Statistik Posttest Kemampuan Analisis Kelas- Eksperimen Kontrol ... 60
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Posttest Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen-Kontrol ... 60
Tabel 4.12 Tes Statistik Posttest Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen- Kontrol ... 61
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tahap dan Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving ... 17
Gambar 2.2 Siklus Akuntansi ... 29
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 34
Gambar 3.1 Alur Penelitian ... 51
Gambar 4.1 Perbandingan Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan N-Gain Kemampuan Analisis Kelas Eksperimen ... 63
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A, GAMBAR KEGIATAN PENELITIAN ... 81
LAMPIRAN B, INSTRUMEN PENELITIAN ... 89
LAMPIRAN C, DATA PENELITIAN DAN HASIL PENELITIAN ... 114
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil pengamatan mengenai proses belajar mengajar yang dilakukan di
dalam kelas menunjukkan bahwa betapa pembelajaran di sekolah masih belum
dapat meningkatkan kemampuan berfikir analisis dalam memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari yang dihadapinya. Sama halnya dengan apa yang dikatakan
oleh Guilford (1987) dalam Myrmel (2003:1) mengenai kurangnya kemampuan
siswa mereka dalam memecahkan masalah, yaitu “a common complaint is that our college graduates are too helpless when called upon to solve a problem where new paths are demanded”, hal tersebut sangat disayangkan karena kemampuan dalam memecahkan masalah merupakan sesuatu yang sangat
penting, sebagaimana yang dikatakan oleh Myrmel (2003:1) bahwa “ creative problem thinking skill are important”
Walaupun tidak semua, banyak guru yang dalam pembelajarannya masih
berorientasi pada terselesaikannya materi, sehingga hampir tiap masuk kelas
selalu meminta siswa untuk mencatat materi-materi di buku paket yang
sebenarnya dapat dibaca sendiri oleh siswa di rumah. Ada pula guru yang ketika
masuk kelas untuk mengajar hanya mengemukakan pendapat-pendapatnya di
depan siswa, sedangkan siswa hanya duduk dan mendengarkan apa yang
dikatakan oleh guru sehingga mereka tidak terbiasa mengemukakan pendapatnya
di depan kelas, padahal siswa membutuhkan “alat bantu” untuk menjadi pribadi
yang kreatif, dan salah satu alat bantu yang tersedia dalam pembelajaran yaitu
menerapkan metode pembelajaran yang dapat menunjang perkembangan
2
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Melalui proses pembelajaran,
siswa menemukan dan membentuk makna atau pengetahuan dari materi ajar dan
kemudian menyimpannya dalam ingatan. Pengetahuan tersebut sewaktu-waktu
dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi lulusan yang
baik dan dapat bersaing di dunia global.
Untuk membentuk kualitas lulusan yang baik dan berdaya saing tinggi,
maka siswa perlu diberikan kegiatan pendidikan yang dapat mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Hasan (1996:76) menyebutkan bahwa “pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berhasil mengembangkan potensi seorang
siswa secara maksimum”. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan, salah satunya adalah proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas. Dalam proses pembelajaran, siswa seharusnya tidak
hanya menjadi obyek pembelajaran yang berfungsi menerima (transfer of
knowledge) tetapi sudah seharusnya siswa menjadi pusat pembelajaran (student centerlearning). Pengetahuan dan pemahaman adalah tujuan dasar dalam
pendidikan, tetapi pengetahuan tanpa pemahaman akan menjadikan seseorang
hapal tetapi tidak mengerti apa yang dikatakannya. (Hasan.1996.107).
Dewasa ini pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas masih pada tahap
pengetahuan, hal ini terjadi salah satunya disebabkan pembelajaran masih bersifat
hapalan dari buku pelajaran. Sesuai dengan hasil penelitian Soemantri (1987)
dalam Al Muchtar menyatakan bahwa kelemahan pembelajaran yang masih
tampak adalah pembelajaran dikuasai oleh pendekatan ekspositori dan pemakaian
buku teks, sehingga tidak mendorong siswa untuk berfkir.
Sejatinya pembelajaran hendaklah memenuhi tiga aspek yakni kognitif,
afektif dan psikomotor, sesuai dengan pendapat dari Bloom et al (1956:7) yang
menyatakan “Tujuan pendidikan menyangkut tiga aspek, yaitu kognitif, afektif
3
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perkembangan ide dan konsep”. Hasan (1996:110) menyatakan bahwa “Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan seseorang mengolah informasi dalam bentuk kemampuan menggunakan, menganalisis, mensintesis
dan menilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan kognitif meliputi:
1) Kemampuan pemahaman, 2) Kemampuan penerapan, 3) Kemampuan analisis,
4) kemampuan sintesis, dan 5) Kemampuan evaluasi”. (Bloom et al:1956:18).
Situasi proses pembelajaran pada saat ini hanya menekankan pada
penyampaian pengetahuan dan tahap hapalan yang hanya menyentuh kemampuan
kognitif tingkat rendah. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hasan (1999:111),
bahwa ilmu sosial lebih banyak memperlihatkan belajar menghapal bukan
mengembangkan melalui konsep, generalisasi, teori, prinsip dan filsafat tertentu,
tidak mempunyai kemampuan berfkir tingkat tinggi. Sanusi dalam Al Muchtar
berpendapat bahwa model pembelajaran yang paling strategis dalam
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) akhir-akhir ini adalah
model belajar untuk mengembangkan kemampuan kognitif. “karena berfikir kognitif memberi wahana yang canggih bagi siswa untuk belajar seumur hidup.”
(Hasan: 1996:113)
Berikut ini hasil dari penelitian pendahuluan pada soal Ujian Akhir
Semester ganjil yang dibuat oleh guru bidang studi ekonomi kelas XI.IPS dengan
sebaran soal dalam table 1.1 berikut:
Tabel 1.1
Sebaran Soal Aspek Kognitif Soal Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi kelas XI.IPS SMAN 82 Jakarta:
No Ranah
Kemampuan No. Item Soal Persentase
4
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Aplikasi 8, 28, 29, 30, 31, 32 15%
4 Analisis 6, 36, 37 7,5%
5 Evaluasi 27 2,5%
6 Menciptakan - -
JUMLAH 40 Soal 100%
Sumber: bank soal SMAN 82 Jakarta
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, soal ujian akhir semester lebih
menekankan aspek pengetahuan. Aspek analisis hanya mempunyai kadar 7,5%.
Dengan demikian, kemampuan analisis siswa dapat dikatakan rendah, karena
siswa hanya dituntut untuk menyelesaikan soal-soal yang bersifat pengetahuan.
Kemampuan analisis merupakan salah satu kemampuan berfikir tingkat
tinggi yang harus dimiliki siswa. Hasan (1996:223) memberikan gambaran
tentang kemampuan analisis siswa, yaitu: 1) menentukan keterhubungan antara
satu kelompok informasi dengaan informasi yang lainnya. 2) menentukan
pokok-pokok pikiran yang mendasari suatu informasi, dan 3) kemampuan siswa dalam
menarik konsekuensi dari informasi baik dalam waktu maupun dimensi.
Mata pelajaran ekonomi di sekolah menengah atas merupakan mata
pelajaran yang tidak hanya berorintasi pada isi atau materi pelajaran (subject
matter oriented) yang memaksa siswa untuk memahami dan menerima materi
pelajaran sebagai ilmu. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran ekonomi bertujuan untuk: 1) memahami
konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan
kehdupann sehari-hari terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah
tangga, masyarakat dan Negara, 2) menampilkan sikap ingin tahu terhadap
sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi, 3)
membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang
5
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam
masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.
Pada kenyataannya, brdasarkan hasil penelitian Susanti (2006;102) proses
pembelajaran ekonomi di sekolah selama ini 1) lebih menekankan pada fakta dan
informasi, 2) menekankan pada hapalan, 3) lebih mementingkan isi daripada
proses, 4) Menganggap apa yang diketahui sudah pasti dapat diamalkan oleh
siswa, 5) Kurang diarahkan pada pembelajaran yang bermakna dan bermanfaat
bagi kehidupan siswa (meaningful learning and functional knowlwdge), 6) Guru
hanya menyampaikan materi dari buku teks yang ada, 7) Metode pembelajaran
cenderung menggunakan ceramah, sehingga siswa kurang aktif dalam
pembelajaran, 8) Pada proses evaluasi soal-soal yang diberikan hanya bersifat
pemahaman, dan belum mengarah pada soal yang bersifat analisis. Dengan
demikian diperlukan upaya peningkatan proses pembelajaran di sekokah, dalam
rangka membentuk kemampuan kognitif`sampai pada level kemampuan analisis.
Mengacu pada tujuan mata pelajaran ekonomi diatas, maka proses pembelajaran
di sekokah harus lebih menekankan pada peningkatan kemampuan guru untuk
merangsang dan menumbuhkan kemampuan analisis siswa.
Berbagai masalah dalam pendidikan disampaikan oleh Kunandar
(2007:68):
6
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbagai kesenjangan dalam hal akademik, okupasional (kesenjangan antar dunia pendidikan dengan dunia kerja) dan kultural.
Belajar bukan semata-mata proses menghapal sejumlah fakta, tetapi suatu
proses interaksi secara sadar antara individu dengan lingkungannya. Melalui
pembelajaran berbasis masalah perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada
aspek kognitif saja tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotor melalui
penghayatan secara internal akan masalah yang dihadapi.
Pembelajaran berbasis masalah (problem solving) adalah salah satu
metode pembelajaran yang danggap tepat untuk mengembangkan kemampuan
analisis. Hasan (1999:233) mengidentifikasi kemampuan analisis yaitu
kemampuan identifikasi, berfikir alternatif, melakukan evaluasi alternatif dan
kemampuan mengambil keputusan berdasarkan alternatif yang tersedia.
Memperkuat hal tersebut dengan pernyataannya bahwa dalam upaya peningkatan
cognitive skills dan tingkatan yang lebih tinggi salah satu teknik pembelajaran
yang patut dipertimbangkan adalah pemecahan masalah (problem solving).
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) adalah variasi dari
pembelajaran berbasis masalah yang menekankan kepada kemampuan analisis
dengan membantu siswa mengelola pemikiran untuk merumuskan ide, berlatih
menganalisis masalah, memahami urutan dan langkah-langkah yang mendasari
pemikiran mereka, serta mengidentifikasi kesalahan dalam penalaran orang lain,
sehingga mampu melakukan proses pemecahan masalah maupun pengambilan
keputusan (Barkley.2008:259).
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) merupakan salah satu
metode pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah,
yang juga mampu melibatkan siswa secara aktif. Metode ini pertama kali
diperkenalkan oleh Claparede, yang kemudian digunakan oleh Bloom dan Border
untuk meneliti proses pemecahan masalah di kalangan mahasiswa. Dengan
7
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari dua siswa. Satu siswa menjadi pemecah masaah (problem solver) dan siswa
yang lain menjadi pendengar (listener). Masing-masing anggota tim memiliki
tugas yang tetap, dan keduanya harus mengikuti aturan yang ada hingga masalah
yang dimiliki problem solver terpecahkan.
Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
memiliki unsur positif yang terkait dengan kemampuan analisis siswa. Karena
dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode pembelajaran Thinking Aloud
Pair Problem Solving (TAPPS), siswa haruslah mampu mengidentifikasi bagian
permasalahan (komponen yang dipecah dari suatu permasalahan), menganalisis
hubungan antar komponen dan mengenali azas-azas organisasional yang berlaku
di dalamnya, sebagai keterampilan analisis dalam memecahkan masalah. Dengan
metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS),
diharapkan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan konsep ekonomi akan
terus terlatih sampai akhirnya kemampuan analisis siswa pun menjadi lebih baik.
Pemilihan metode pembelajaran TAPPS cukup sederhana karena mudah
dilaksanakan sehingga tidak memerlukan waktu yang begitu panjang namun
diharapkan dapat menstimulasi kemampuan analisis siswa. Selain itu TAPPS
juga mampu memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu
sama lain dalam menguasai kemampuan yang diberikan oleh guru bersama
teman sekelompoknya.
Melihat pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul “PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS)
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA
MATA PELAJARAN EKONOMI (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar
Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa di Kelas XI.IPS SMAN 82
8
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan
metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada pengukuran
awal dan akhir?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan
metode ceramah pada pengukuran awal dan akhir?
3. Apakah kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dibandingkan dengan yang
menggunakan metode ceramah pada pengukuran akhir?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap
kemampuan analisis siswa. Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada pengukuran awal dan
akhir.
2. Mengetahui perbedaan kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode
ceramah pada pengukuran awal dan akhir
3. Mengetahui kemampuan analisis siswa yang menggunakan metode Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dibandingkan dengan yang
menggunakan metode ceramah pada pengukuran akhir.
D. Manfaat Penelitian
9
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan analisis
siswa SMA dengan menerapkan metode Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) dalam proses pembelajaran dikelasnya terutama untuk
pembelajaran ekonomi.
b. Penelitian ini mampu memberikan dukungan empiris terhadap khasanah
teori dan konsep pembelajaran terutama bagi konsep metode Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), yang mendorong untuk pengkajian
lebih mendalam.
c. Penelitian ini memberi alternatif metode pembelajaran bagi praktisi
pendidikan dalam mengembangkan proses pembelajaran.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan
analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar menyusun
laporan keuangan perusahaan jasa.
b. Bagi guru, penelitian ini merupakan masukkan dalam memperluas
pengetahuan dan wawasan tentang metode pembelajaran, terutama dalam
rangka meningkatkan kemampuan analisis siswa.
c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam rangka
perbaikan metode pembelajaran untuk pelajaran ekonomi.
d. Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dengan
menggunakan metode TAPPS dalam proses pembelajaran.
e. Semua pihak yang berkepentingan untuk dapat dijadikan bahan rujukan
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Eksperimen adalah
penelitian yang memiliki derajat kepastian yang dianggap paling tinggi. Menurut
Sudjana (2009:18) dalam penelitian eksperimen kondisi diatur sedemikian rupa
oleh peneliti, perlakuan terhadap obyek dilakukan, akibat suatu perlakuan diatur
secara cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan, dengan
harapan derajat kepastian jawaban semakin tinggi.
Desain eksperimen yang digunakan adalah “Nonequivalent (Pretest-Posttest) Control Group Design”. Desain Nonequivalent (Pretest-Posttest)
Control Group Design” menurut Creswell (2003:128), kelompok eksperimen A dan kelompok control B diseleksi tanpa penetapan secara random. Kedua
kelompok memperoleh pretest dan posttest dan hanya kelompok eksperimen
yang menerima perlakuan. Desain eksperimen yang akan dilakukan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Desain Eksperimen
Kelompok Pretest Variabel Terikat Posttest
Eksperimen Y1 X Y2
Kontrol Y1 - Y2
Sumber: Creswell, (2003:128)
Keterangan:
Y1 = Tes awal (Pretest)
36
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS)
Mengacu pada desain diatas, penelitian eksperimen ini melibatkan dua
kelas, yakni kelas eksperimen dan keas kontrol. Pengumpulan data akan
dilakukan melalui tes tertulis untuk mengukur pretest dan posttest siswa,
observasi untuk memperoleh gambaran langsung tentang pembelajaran yang
dilakukan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol serta wawancara untuk
melihat tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran melalui metode
pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).
Untuk meyakinkan bahwa desain penelitian eksperimen layak untuk
pengujian hipotesis penelitian, maka dilakukan pengendalian terhadap validitas
internal dan validitas eksternal. Beberapa variabel yang d apat m em p en garuhi
validitas internal sehingga harus dikendalikan dalam penelitian eksperimen
adalah ciri khas subyek, lokasi, instrumentasi, pengujian, sejarah, kematangan,
sikap subyek, kehilangan subyek, regresi statistic, harapan pelaksana eksperimen,
pemilihan subyek, interaksi kematangan dan seleksi. Sedangkan variabel yang
berpengaruh terhadap validitas eksternal diantaranya adalah interaksi
prates-perlakuan, interaksi seleksi-prates-perlakuan, spesifisitas variabel, pengaturan reaktif,
interferensi perlakuan jamak, kontaminasi dan bias pelaku eksperimen.
http://fathullahna.blogspot.com/2012/10/penelitian-eksperimen.html.
B. Obyek Penelitian
Penelitian berlokasi di SMA Negeri 82 Jakarta yang beralamat di Jalan
Daha II/ 15A Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Obyek penelitian ini adalah siswa
semester dua tahun pelajaran 2012/ 2013 kelas XI.IPS1 sebagai kelas eksperimen
dan siswa kelas XI. IPS2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan obyek penelitian ini
37
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan rata-rata siswa sama, serta guru yang memberikan materi pelajaran
ekonomi pada kedua kelas juga sama.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Tabel 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Indikator
1. Metode
Variasi dari pembelajaran berbasis
masalah yang menekankan kepada
kemampuan analisis dengan
membantu siswa mengelola pemikiran
untuk merumuskan ide, berlatih
menganalisis masalah, memahami
urutan dan langkah-langkah yang
mendasari pemikiran mereka, serta
mengidentifikasi kesalahan dalam
penalaran orang lain, sehingga mampu
melakukan proses pemecahan masalah
d. Identifikasi kesalahan
penalaran orang lain
e. Pengambilan
keputusan
2. Kemampuan
Analisis
Penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian
untuk memperoleh pengertian yang
38
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menemukan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menentukan sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik
pengumpulan data yang digunakan serta instrument. Teknik pengumpulan data
secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
Siswa Kemampuan berpikir analisis
39
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen, serta aktivitas
siswa dalam pembelajaran di
kelas kontrol
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya (Arikunto, 2009:101). Secara lebih rinci, teknik
pengumpulan data penelitian diuraikan sebagai berikut:
1. Tes
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
Dalam penelitian ini tes yang akan digunakan adalah tes pilihan ganda yang
dirancang oleh guru yang terlibat langsung sebagai peneliti. Tes mengenai
kemampuan siswa dalam menganalisis transaksi dan membuat laporan
keuangan perusahaan jasa, digunakan untuk mengetahui kemampuan analisis
siswa. Tes dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum
perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest).
2. Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan metode pembelajaran
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang dilakukan oleh guru
sebagai peneliti. Observasi dilakukan pada setiap proses pembelajaran di
dalam kelas untuk melihat secara langsung cara guru menerapkan metode
pembelajaran yang ditawarkan serta melihat respon dan perkembangan siswa
dalam pembelajaran tersebut.
40
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dokumentasi digunakan untuk memberikan bukti keterlaksanaan metode
pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).
4. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap
penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS).
Selanjutnya, untuk mengetahui kualitas instrument yang akan digunakan,
harus dilakukan uji coba instrument terhadap siswa. Instrument yang memiliki
kualitas dapat ditinjau melalui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukaran. Pengujian-pengujian yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument yang valid atau shahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan, mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukan sejumlah sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud. (Arikunto.1998:160)
Adapun untuk mencari validitas dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
=
41
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
= Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan:
X = Skor system
Y = Skor total
n = Jumlah siswa
Adapun kriteria acuan untuk validitas menggunakan kriteria nilai validitas
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Nilai Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 ≤ = 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ≤ = 0,80 Tinggi
0,40 ≤ = 0,60 Cukup
0,20 ≤ = 0,40 Rendah
0,00 ≤ = 0,20 Sangat Rendah
Kriteria pengujian diambil dengan membandingkan nilai t hitung dan t table dengan taraf nyata α =0,05. Item butir soal dinyatakan valid jika memenuhi
persyaratan t hitug > t table.
Dalam penelitian ini, pengujian validitas butir soal dilakukan dengan
menggunakan software SPSS versi 20 for windows. Langkah-langkah
pengujiannya dapat dijelaskan sebagai berikut (Kusnendi:2000):
1) Entry nilai tiap item soal yang diperoleh masing-masing anak kedalam lembar
kerja SPSS.
42
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Pindahkan item (X1) sampai item (Xn) dan Skor Total (Y) ke variables.Klik
OK →Diperoleh output Correlations.
4) Jika koefisien korelasi item-total dikoreksi untuk semua item memberikan
nilai positif yang lebih besar dari 0,25 atau 0,30, artinya semua item yang
terdapat dalam tes memiliki validitas internal yang memadai dalam
mengukur konstruk yang diteliti dan item butir soal dinyatakan valid, begitu
juga sebaliknya. Berikut hasil uji validitas instrument:
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Validitas
Item Soal Corrected item-total
Correlations Kesimpulan Keterangan
43
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27 -0,106 Tidak Valid Tidak Dipakai
28 -0,089 Tidak Valid Tidak Dipakai
29 0,188 Tidak Valid Tidak Dipakai
30 0,340 Valid Dipakai
Sumber: data olahan SPSS versi 20 for windows
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable artinya
dapat dipercaya sehingga dapat diandalkan. Instrumen penelitian pun harus
merujuk kepada ukuran reliable. Rumus yang digunakan untuk menguji
reliabilitas instrument adalah: (Arikunto, 1998:170)
=
Keterangan :
R11 = Reliabilitas instrument
K = Banyaknya soal
= Jumlah varian butir
= Varian total
Selanjutnya koefisien Reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba
diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kriteria Nilai Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 ≤ = 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ≤ = 0,80 Tinggi
0,40 ≤ = 0,60 Cukup
0,20 ≤ = 0,40 Rendah
44
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria pengujian reliabilitas adalah jika r hitung > r table dengan tingkat
kepercayaan 95% dengan dk (n-2), maka item butir soal tersebut dinyatakan reliable.
Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas butir soal dilakukan dengan
menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows. Langkah-langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut (Kusnendi 2010:9)
1) Entry nilai tiap item soal yang diperoleh masing-masing anak ke dalam
lembar kerja SPSS.
2) Klik Analyze → klik scale → klik Reliability Analysis
3) Pindahkan Item (X1) sampai Item (Xn) kedalam kotak variables.
4) Scale label : SKALA CTN_Val → Klik Statistik
5) Descriptive for pilih: Item, Scale, Scale if item deleted, dan Correlations →
klik Continue → Ok
6) Jika koefisien Cronbach’s Alpha ≥ 0,70 maka hal tersebut mengindikasikan
bahwa instrument pengukuran reliable dalam mengukur konstruk yang
diteliti.
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas, dapat diketahui bahwa
instrument reliable. Hasil uji reliabilitas instrument dapat dilihat pada tabel 3.7
berikut ini:
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas
Cronbach’s Alpha N of Items
.800 30
Hasil analisis dari uji coba instrument menunjukan bahwa statistic
cronbach’s Alpha sebesar 0,80 dengan jumlah item soal sebanyak 30 item.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa alat tes reliable dan dapat digunakan.
45
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat kesukaran adalah kesanggupan atau kemampuan siswa dalam
menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. (Sudjana,
1989:135). Rumus yag digunakan untuk menentukan tiap kesukaran butir soal
menurut Arikunto (2008:208) yaitu:
P =
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Selanjutnya indeks kesukaran yang diperoleh diinterpretasikan dengan
menggunakan klasifikasi indeks kesukaran, yakni:
Tabel 3.8
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu Mudah
Sumber :Arikunto (2009:210)
Berdasarkan rumus kesukaran, maka tingkat kesukaran dapat dihitung dan
hasilnya dirangkum pada tebel 3.9. berikut ini:
46
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nomor Soal
Tingkat
Kesukaran Kategori Ket.
Nomor Soal
Tingkat
Kesukaran Kategori Ket.
1 0,80 Mudah Dipakai 16 0,70 Sedang Dipakai
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah (Arikunto,2007:211). Angka yang menunjukkan besarnya pembeda soal
disebut Diskriminasi (D). Untuk analisis ini, maka dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
D = -
Keterangan :
D = daya Pembeda
47
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang benar menjawab soal
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang benar menjawab soal
PA = : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Selanjutnya klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk daya pembeda
adalah sebagai berikut:
D : Negatif Semuanya Tidak Baik
Berdasarkan rumus daya pembeda, maka harga DP dapat dihitung dan
hasilnya dirangkum pada tabel 3.11 berikut ini:
Tabel 3.11. Hasil Analisis Daya Pembeda
48
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9 0,50 Baik Dipakai 24 0,08 Jelek Dipakai
10 0,13 Jelek Dipakai 25 0,21 Cukup Dipakai
11 0,50 Baik Dipakai 26 0,42 Baik Dipakai
12 0,38 Cukup Dipakai 27 -0,2 Tidak Baik Tidak dipakai
13 0,29 Cukup Dipakai 28 -0,1 Tidak Baik Tidak dipakai
14 0,63 Baik Dipakai 29 0,17 Jelek Tidak dipakai
15 0,29 Cukup Dipakai 30 0,5 Baik Dipakai
E. Teknik Analisis Data
Pelaksanaan analisis data berujuan untuk mendapatkan makna dari data
yang telah dikumpulkan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Teknik analisis data yang akan digunakan
dalam penelitian ini meliputi ;
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua
populasi berdistribusi secara normal atau tidak. Untuk mengetahuinya peneliti
menggunakan uji Kolmogorov-Smirov dengan bertujuan software SPSS versi 16
for windows. Adapun langkah-langkah pegujian normalitas yang dimaksud antara
lain sebagai berikut (Candiasa, 2004:1):
a. Entry data yang akan dianalisis kedalam lembar SPSS
b. Pilih menu Analyze
c. Pilih Descrivtive Statistics
d. Pilih Explore
e. Pilih y Sebagai dependent list dan x sebagai factor list ( Apabila ada lebih
dari satu kelompok data).
f. Klik tombol Plots
g. Pilih Normality Plots With Tests, Klik Continue, lalu Ok
Uji normalitas menggunakan SPSS tersebut menghasilkan tiga jenis
49
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lihat hasil keluaran berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk
menetapkan data yang telah dianalisis normal atau tidak, maka ditetapkan kriteria
sebagai berikut:
1) Tentukan taraf signifikansi uji (α = 0.05).
2) Bandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikasi yang diperoleh.
3) Jika signifikasi (Sig) yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.
4) Jika signifikasi (Sig) yang diperoleh < α maka sampel bukan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi
mempunyai variansi yang homogen atau heterogen. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan bantuan software SPSS versi 16 for windows dalam menguji
homogenitas data yang diperoleh. Adapun langkah-langkah pengujian tersebut
dapat dilihatt sebagai berikut (Candasia, 2004:3):
a. Entry data yang akan dianalisis kedalam lembar SPSS.
b. Pilih menu Analyze
c. Pilih Descriptive Statistics
d. Pilih Ekplore
e. Pilih y sebagai dependent list dan x sebagai factor list (apabila ada lebih dari
satu kelompok data)
f. Klik tombol Plots.
g. Pilih Untransformed pada Spread vs. Level with Levene Test.
h. Klik Continue, lalu OK.
Sama halnya uji normalitas, uji homogenitas juga menghasilkan banyak
keluaran, namun fokus tertuju pada table test of Homogeeity of Variance.
50
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Untuk menetapkan data yang telah
dianalisis homogeny atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut:
1) Tentukan taraf signifikansi uji (α = 0.05)
2) Bandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang diperoleh.
3) Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α maka variansi setiap sampel sama
(homogen)
4) Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α maka variansi setiap sampel tidak
sama (tidak homogen)
3. Uji Perbedaan Rata-rata
Setelah diketahui normalitas dan homogenitas populasi, maka uji statistic
yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji-t dengan
Independent Sample T-Test pada SPSS for Windows versi Standar 16.0.
Berikut dipaparkan langkah-langkah untuk melakukan uji-t (Ghozali,
2008:49-57):
a. Entry data (skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol) ke lembar SPSS
dengan format sebagai berikut:
1) Variabel X diberi nama Score
2) Variable Y diberi nama Group (group 1 → kelas eksperimen, group 2 →
kelas kontrol)
b. Klik Analyze, kemudian pilih Compare Mean, Independent Samples T-Test.
c. Masukkan variable Score ke dalam kolom Test Variable(s) dan variable
Group kedalam kolom Grouping Variable.
d. Klik Define Groups → use specified values. Kolom group 1 isi dengan angka
1, dan isi angka 2 dalam kolom group 2.
e. Klik Continue → OK
Namun jika data yang diolah tidak berdistribusi normal dan atau tidak
51
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan tes Wilcoxon degan bantuan software SPSS versi 16 for windows
sebagai berikut:
1) Entry data ke lembar SPSS dengan format sebagai berikut:
a) Variebel pertama diberi nama Pretest
b) Variabel kedua diberi nama Posttest
2) Klik Analyze, Nonparametric Test, 2 Related samples
3) Hati-hati dengan pengisian Test Pair
a) Pidahkan variable Pretest ke Pair 1 sebagai variable 1
b) Pindahkan variable Posttest ke Pair 1 sebagai Variebl 2 4) Pada Test Type pilih Wilcoxon
5) Klik Options
6) Pilih Descriptive
7) Klik Continue, kemudian OK
Dari seluruh hasil keluaran, perhatikan table Test Statistics. Dengan
melihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dapat ditentukan apakah terdapat perbedaan
perolehan nilai Pretest dan Posttest setelah diterapkan metode pembelajaran
yang ditentukan. Untuk menentukan ada tidaknya perbedaan, maka perlu
diperhatikan kriteria berikut:
a) Jika asymp. Sig < 0.05, maka terdapat perbedaan yang nyata antara nilai
Pretest dengan Posttest.
b) Jika asymp. Sig > 0.05, maka tidak terdapat perbedaan antara nilai Pretest
dengan Posttest.
4. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan bantuan softwerw SPSS
versi 16 for windows. Untuk menguji hipotesis satu dan dua menggunakan uji
parametrik Wilcoxon, sedangkan untuk hipotesis tiga menggunakan uji
52
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perhitungan gain digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana analisisnya
melalui hasil tes awal (pretest) dan hasil tes akhir (posttest). Analisis dilakukan
dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi rata-rata (average normalized
gain) yang oleh Hake (2007) dalam Salong (2010:103) dianggap lebih efektif.
Adapun rumus tersebut adalah sebagai berikut:
Keterangan:
<g> = gain ternormalisasi rata-rata
Skor Pretest = Persentase skor pretest rata-rata
Skor Posttest = Persentase skor posttest rata-rata
Skor Ideal = persentase skor posttest rata-rata
Selanjutnya hasil gain akan dianalisis melalui Kriteria Tingkat Gain
sebagai berikut:
Tabel 3.12 Kategori Tingkat Gain
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3< g ≤ 0,7 Sedang
g ≤ 0,3 Rendah
F. Alur Penelitian
Alur kegiatan penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar
3.1 berikut ini:
53
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masalah
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa antara sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Berdasarkan skor pretest-posttest, diketahui peningkatan kemampuan analisis siswa kelas eksperimen
dikategorikan sedang.
2. Terdapat perbedaan kemampuan analisis siswa antara sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.
Berdasarkan skor pretest-posttest, diketahui peningkatan kemampuan analisis
kelas kontrol dikategorikan rendah.
3. Peningkatan kemampuan analisis pada siswa yang menggunakan metode
pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode ceramah. Dengan
demikian, penggunaan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan analisis yang lebih baik
dibandingkan metode ceramah.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan yaitu penerapan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) di SMA Negeri 82 Jakarta yang
75
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, penulis
mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan
kemampuan analisis ekonomi siswa. Untuk itu para guru hendaknya berlatih
untuk dapat menggunakan metode tersebut dalam proses pembelajaran
sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Namun demikian terdapat kendala dalam menerapkan metode pembelajaran
ini, yakni masalah pengkondisian siswa agar dapat mengikuti tahapan metode
pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).
2. Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) memerlukan
alokasi waktu yang lebih banyak dibandingkan metode ceramah, karena itu
guru yang akan menerapkannya diharapkan dapat mengalokasikan waktu
seefektif dan seefisien mungkin dengan panduan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
3. Penentu pembelajaran, guru hendaknya melakukan uji coba yang lebih luas
mengenai penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) sehingga diperoleh informasi tentang kelebihan dan
keterandalannya.
4. Pihak pengembang metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) hendaknya melakukan penyempurnaan dalam menggunakan atau menerapkan metode pembelajaran di sekolah sehingga
lebih mudah untuk diimplementasikan di sekolah.
5. Bagi pemegang amanah pimpinan pada suatu sekolah, diharapkan dapat
memfasilitasi para guru dengan berbagai pelatihan sehingga guru dapat
menjadi lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas,
dengan guru yang kreatif diharapakan proses pembelajaran menjadi lebih
76
Kiswo Handoko , 2014
Penerapan metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPS) dalam
meningkatkan kemampuan analisis siswa pada mata pelajaran ekonomi (studi eksperimen pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa di Kelas XI.IPS. SMAN 82 Jakarta) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memberikan fasilitas dan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan diri tidak hanya di kelas, tetapi
juga di luar kelas untuk mengikuti berbagai lomba akademik dan kegiatan
bermanfaat lainnya. Karena dengan peserta didik didorong untuk berkarya
dan mencetak prestasi, hal ini akan mendorong mereka untuk belajar lebih
giat belajar.
7. Penelitian tentang Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) diharapkan
bisa lebih dikembangkan dengan mendalam, khususnya dalam hal pemilihan
materi yang sesuai, tingkat kepandaian peserta didik dan penggunaaan
berbagai media pembelajaran sehingga semua pihak yang terlibat dalam
proses ini bisa mengambil manfaat yang lebih besar.
8. Lembaga pendidikan terkait hendaknya menerapkan kebijakan yang baku,
yakni jumlah siswa yang ideal dalam satu kelas sehingga tujuan pendidikan
dapat tercapai sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang.
9. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengukur kemampuan analisis dengan