PROFIL PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI KEPENDUDUKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh
Lusiana Dwi Hastuti Muchyar
1000755
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROFIL PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI KEPENDUDUKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
Oleh
Lusiana Dwi Hastuti Muchyar
(1000755)
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Lusiana Dwi Hastuti Muchyar 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Profil Perubahan Konseptual Siswa pada Materi Kependudukan dan Pencemaran Lingkungan” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari
ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, November 2014
Yang membuat pernyataan,
Lusiana Dwi Hastuti Muchyar
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PROFIL
PERUBAHAN KONSEPTUAL SISWA PADA MATERI
KEPENDUDUKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN”. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Penyusunan skripsi
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana
Pendidikan di Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memeroleh bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
ini, yaitu:
1. Dr. H. Ari Widodo, M.Ed selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Dr. H. Riandi, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Wahyu Surakusumah, S.Si, M.T selaku dosen wali yang telah
membimbing dan memberikan banyak nasihat berharga untuk penulis dalam
menempuh pendidikan hingga dapat menyelesaikan studi di Jurusan
Pendidikan Biologi UPI.
4. Staf dosen dan tata usaha Jurusan Pendidikan Biologi yang telah
memberikan kemudahan dalam studi dan administrasi.
5. Drs. Nana Hanadi, M.M.Pd selaku kepala sekolah SMPN 49 Bandung yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan studi penelitian di
sekolah yang dipimpinnya.
6. Guru tetap dan guru PLP mata pelajaran biologi SMPN 49 Bandung yang
telah banyak memberikan konstribusi serta memfasilitasi penulis dalam
melakukan studi penelitian serta memberikan saran dan dukungan yang
berguna bagi penulis.
8. Kakak penulis, Aries Ismanto, S.T yang selalu mendoakan dan memotivasi
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
9. Keluarga besar Al Huda terima kasih untuk semua dukungan dan
kebersamaannya.
10. Rekan-rekan Tim Payung (Fajriah, Hanifah, Hilman, Lestari, dan Nella)
yang telah bersama-sama membantu dan saling memberikan masukan
berharga dalam pelaksanaan penelitian.
11. Siswa dan siswi kelas VII SMPN 49 Bandung yang telah berpartisipasi aktif
dalam pelaksanaan penelitian.
12. Teman-teman Limfosit B ’10 dan angkatan 2010 terima kasih untuk semua
dukungan dan kebersamaannya selama menempuh pendidikan di Jurusan
Pendidikan Biologi UPI.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan.
Mudah-mudahan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan masyarakat keilmuan pada umumnya. Amin.
Bandung, November 2014
Lusiana Dwi Hastuti Muchyar
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Profil Perubahan Konseptual Siswa pada Materi Kependudukan dan Pencemaran Lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa dan profil konsepsi akhir siswa, untuk melihat adanya proses perubahan konseptual pada siswa, serta mengetahui pola perubahan konseptual siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VII yang diajar oleh guru berpengalaman dan guru praktikan di salah satu SMP di kota Bandung. Instrumen yang digunakan untuk melihat profil konsepsi awal, profil konsepsi akhir, serta pola perubahan konseptual siswa adalah tes tertulis berupa soal pilihan ganda disertai dengan penjelasan yang diberikan pada awal pembelajaran serta akhir pembelajaran. Jawaban dari tes tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif yaitu data yang telah diperoleh dianalisis per konsep materi kependudukan dan pencemaran lingkungan dengan melihat persentase jumlah siswa yang memiliki konsepsi ilmiah. Hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan konseptual pada siswa, baik yang diajar oleh guru berpengalaman, maupun yang diajar oleh guru praktikan. Proses perubahan konseptual ini terjadi pada beberapa konsep seperti konsep efek rumah kaca, daya dukung lingkungan, gas CFC, serta pemanasan global. Selain itu, hasil dari analisis ini juga menunjukkan pola perubahan konseptual pada siswa yaitu berubah positif, berubah negatif, bertahan positif, dan bertahan negatif
ABSTRACT
The title of this study is Students’ Conceptual Change Profile In Material of Population and Environmental Pollution. The purpose of this study is to
know students’ initial concept profile and students’ final concept profile, to investigate the process of students’ conceptual change, and to know the patterns of students' conceptual change. The method used is descriptive method. Subjects used in this study were seventh grade students are taught by experienced teachers and pre-service teacher in one of the junior high school in the city. The instrument is used to view the initial conception profile, final conception profile, and the patterns of students' conceptual change is a written test in the form of multiple choice questions along with the explanations that is given at the beginning and end of the lesson. Answer of the tests are then analyzed qualitatively that the data has been analyzed by the concept of population and environmental pollution by looking at the percentage of students who have a scientific conception. The results of this analysis showed that the conceptual change in students, both of which are taught by experienced teachers, as well as being taught by the pre-service teacher. The process of conceptual change has happened on several concepts such as the concept of the greenhouse effect, the carrying capacity of the environment, CFC gases, and global warming. In addition, the results of this analysis also show patterns of students conceptual change is changing to be positive, changing to be negative, standing in positive, and standing in negative.
Keyword: conceptual change, initial conception profile, final conception
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II PERUBAHAN KONSEPTUAL PADA MATERI KEPENDUDUKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN ... 5
A. Konsep dan Konsepsi ... 5
B. Perubahan Konseptual ... 6
C. Analisis Materi Kependudukan dan Pencemaran Lingkungan ... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 17
A. Definisi Operasional... 17
B. Metode Penelitian ... 17
D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 18
E. Instrumen Penelitian... 18
F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 18
1. Uji Validitas ... 19
2. Reliabilitas Instrumen ... 19
3. Uji Taraf Kesukaran ... 19
4. Analisis Daya Pembeda ... 20
5. Analisis Efektifitas Distraktor ... 20
G.Prosedur Penelitian ... 20
1. Tahap Persiapan ... 20
2. Tahap Pelaksanaan ... 21
3. Tahap Pasca Penelitian ... 21
H.Teknik Pengolahan Data Penelitian ... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23
A. Profil Konsepsi Siswa ... 23
1. Konsep 1: Polusi ... 24
2. Konsep 2: Efek Rumah Kaca ... 28
3. Konsep 3: Pemekatan Hayati ... 41
4. Konsep 4: Hujan Asam ... 49
5. Konsep 5: Pemanfaatan ulang (Reuse) ... 57
6. Konsep 6: Pendaurulangan (Recycle)... 61
7. Konsep 7: Daya Dukung Lingkungan ... 65
8. Konsep 8: Gas CFC ... 78
B. Pola Perubahan Konseptual ... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 123
A. Kesimpulan ... 123
B. Saran ... 124
DAFTAR PUSTAKA ... 125
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kependudukan dan Pencemaran
Lingkungan Kelas VII, Semester 2 ... 11
3.1 Pola-pola Konsepsi Siswa... 22
4.1 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Polusi yang Diajar
oleh Guru Berpengalaman ... 25
4.2 Profil Penjelasan Konsepsi Awal siswa tentang Konsep Polusi yang Diajar
oleh Guru Praktikan ... 25
4.3 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca
pada Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman... 29
4.4 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca
pada Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 29
4.5 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentnag Konsep Efek Rumah Kaca
pada Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 33
4.6 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca
pada Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 33
4.7 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca
pada Soal Ketiga yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 37
4.8 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca
pada Soal Ketiga yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 37
4.9 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati
pada Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 42
4.10 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati
4.11 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati
pada Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 46
4.12 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati
pada Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 46
4.13 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada
Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 51
4.14 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada
Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 51
4.15 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada
Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 54
4.16 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada
Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 54
4.17 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanfaatan ulang
(Reuse) yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 58
4.18 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanfaatan ulang
(Reuse) yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 59
4.19 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pendaurulangan
(Recycle) yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 62
4.20 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pendaurulangan
(Recycle) yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 63
4.21 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung
Lingkungan pada Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 66
4.22 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung
4.23 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung
Lingkungan pada Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 70
4.24 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung
Lingkungan pada Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 71
4.25 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung
Lingkungan pada Soal Ketiga yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 74
4.26 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung
Lingkungan pada Soal Ketiga yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 75
4.27 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal
Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 79
4.28 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal
Pertama yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 80
4.29 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal
Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 83
4.30 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal
Kedua yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 83
4.31 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanasan Global
pada Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 87
4.32 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanasan Global
pada Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Praktikan ... 88
4.33 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanasan Global
pada Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 91
4.34 Profil Penjelasan Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanasan Global
4.35 Konsepsi Awal dan Konsepsi Akhir Siswa yang Diajar oleh Guru
Berpengalaman dan Guru Praktikan pada Seluruh Konsep Kependudukan
dan Pencemaran Lingkungan ... 95
4.36 Rekapitulasi Persentase Pola Konsepsi Siswa Per Konsep pada Materi
Kependudukan dan Pencemaran Lingkungan (Guru Berpengalaman) ... 103
4.37 Rekapitulasi Persentase Pola Konsepsi Siswa Per Konsep pada Materi
Kependudukan dan Pencemaran Lingkungan (Guru Praktikan) ... 106
4.38 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Polusi ... 108
4.39 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Polusi ... 109
4.40 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Efek Rumah Kaca pada Soal Pertama ... 109
4.41 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Efek
Rumah Kaca pada Soal Pertama ... 110
4.42 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Efek Rumah Kaca pada Soal Kedua ... 110
4.43 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Efek
Rumah Kaca pada Soal Kedua ... 111
4.44 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Efek Rumah Kaca pada Soal Ketiga ... 111
4.45 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Efek
Rumah Kaca pada Soal Ketiga ... 111
4.46 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
4.47 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep
Pemekatan Hayati pada Soal Pertama ... 112
4.48 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Pemekatan Hayati pada Soal Kedua ... 113
4.49 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep
Pemekatan Hayati pada Soal Kedua ... 113
4.50 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Hujan Asam pada Soal Pertama ... 113
4.51 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Hujan
Asam pada Soal Pertama ... 114
4.52 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Hujan Asam pada Soal Kedua ... 114
4.53 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Hujan
Asam pada Soal Kedua ... 115
4.54 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Pemanfaatan ulang (Reuse)... 115
4.55 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep
Pemanfaatan ulang (Reuse)... 115
4.56 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Pendaurulangan (Recycle) ... 116
4.57 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep
Pendaurulangan (Recycle) ... 116
4.58 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
4.59 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Daya
Dukung Lingkungan pada Soal Pertama ... 117
4.60 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Daya Dukung Lingkungan pada Soal Kedua ... 117
4.61 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Daya
Dukung Lingkungan pada Soal Kedua ... 118
4.62 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Daya Dukung Lingkungan pada Soal Ketiga ... 118
4.63 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Daya
Dukung Lingkungan pada Soal Ketiga ... 118
4.64 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Gas CFC pada Soal Pertama ... 119
4.65 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Gas
CFC pada Soal Pertama ... 119
4.66 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Gas CFC pada Soal Kedua ... 120
4.67 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep Gas
CFC pada Soal Kedua ... 120
4.68 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
Pemanasan Global pada Soal Pertama ... 120
4.69 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep
Pemanasan Global pada Soal Pertama ... 121
4.70 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Berpengalaman pada Konsep
4.71 Pola Konsepsi Siswa yang Diajar oleh Guru Praktikan pada Konsep
DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagaimana Klorin Bebas di Atmosfer Mengahancurkan Ozon ... 15
4.1 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Polusi yang Diajar oleh Guru
Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 24
4.2 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Polusi (Guru Berpengalaman) ... 26
4.3 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Polusi (Guru Praktikan) ... 27
4.4 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca pada Soal
Pertama yang diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 28
4.5 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca pada Soal
Pertama (Guru Berpengalaman) ... 31
4.6 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca pada Soal
Pertama (Guru Praktikan) ... 31
4.7 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca pada Soal
Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 32
4.8 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca pada Soal
Kedua (Guru Berpengalaman) ... 35
4.9 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Efek Rumah Kaca pada Soal Kedua (Guru
Praktikan) ... 35
4.10 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca pada Soal
Ketiga yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 36
4.11 Perubahan Konsepsi Siswa tentang konsep Efek Rumah Kaca pada Soal
ketiga (Guru Berpengalaman)... 39
4.12 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Efek Rumah Kaca pada Soal
4.13 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati pada Soal
Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman ... 41
4.14 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati pada Soal
Pertama (Guru Berpengalaman) ... 44
4.15 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati pada Soal
Pertama (Guru Praktikan) ... 44
4.16 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati pada Soal
Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 45
4.17 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati pada Soal
Kedua (Guru Berpengalaman) ... 48
4.18 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemekatan Hayati pada Soal
Kedua (Guru Praktikan) ... 48
4.19 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada Soal
Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 50
4.20 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada Soal Pertama
(Guru Berpengalaman) ... 52
4.21 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada Soal Pertama
(Guru Praktikan) ... 52
4.22 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada Soal Kedua
yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 54
4.23 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada Soal Kedua
(Guru Berpengalaman) ... 56
4.24 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Hujan Asam pada Soal Kedua
4.25 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanfaatan ulang (Reuse)
yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 58
4.26 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemanfaatan ulang atau Reuse
(Guru Berpengalaman) ... 60
4.27 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemanfaatan ulang atau Reuse
(Guru Praktikan) ... 61
4.28 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pendaurulangan (Recycle)
yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 62
4.29 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pendaurulangan atau Recycle
(Guru Berpengalaman) ... 64
4.30 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pendaurulangan atau Recycle
(Guru Praktikan) ... 64
4.31 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan
pada Soal Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru
Praktikan ... 66
4.32 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan pada
Soal Pertama (Guru Berpengalaman) ... 68
4.33 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan pada
Soal Pertama (Guru Praktikan) ... 68
4.34 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan
pada Soal Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan 70
4.35 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan pada
4.36 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan pada
Soal Kedua (Guru Praktikan) ... 73
4.37 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan
pada Soal Ketiga yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan 74
4.38 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan pada
Soal Ketiga (Guru Berpengalaman)... 76
4.39 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Daya Dukung Lingkungan pada
Soal Ketiga (Guru Praktikan) ... 77
4.40 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal Pertama
yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 79
4.41 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal Pertama
(Guru Berpengalaman) ... 81
4.42 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal Pertama
(Guru Praktikan) ... 81
4.43 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal Kedua
yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 82
4.44 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal Kedua
(Guru Berpengalaman) ... 84
4.45 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Gas CFC pada Soal Kedua
(Guru Praktikan) ... 85
4.46 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanasan Global pada Soal
Pertama yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 87
4.47 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemanasan Global pada Soal
4.48 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemanasan Global pada Soal
Pertama (Guru Praktikan) ... 89
4.49 Profil Konsepsi Awal Siswa tentang Konsep Pemanasan Global pada Soal
Kedua yang Diajar oleh Guru Berpengalaman dan Guru Praktikan ... 91
4.50 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemanasan Global pada Soal
Kedua (Guru Berpengalaman) ... 93
4.51 Perubahan Konsepsi Siswa tentang Konsep Pemanasan Global pada Soal
Kedua (Guru Praktikan) ... 93
4.52 Grafik Profil Konsepsi Siswa pada Masing-masing Konsep Kependudukan
dan Pencemaran Lingkungan (Guru Berpengalaman) ... 101
4.53 Grafik Profil Konsepsi Siswa pada Masing-masing Konsep Kependudukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Setiap siswa pasti memiliki pengetahuan awal atau konsepsi awal dalam
benak mereka masing-masing, tidak seperti kertas kosong yang dapat diisi oleh
apa saja (tabularasa). Pengetahuan awal atau konsepsi awal ini yang nantinya akan
digunakan oleh siswa untuk mempelajari sesuatu hal yang ada kaitannya dengan
dengan apa yang telah diketahuinya (Widodo, 2004 dalam Widodo & Nurhayati,
2005).
Beberapa penelitian tentang kognitif menunjukkan bahwa pengetahuan awal
yang dimiliki oleh siswa mempengaruhi seluruh aspek. Aspek-aspek tersebut
adalah pengolahan informasi siswa dari persepsi mereka mengenai sesuatu yang
terjadi di lingkungan, perhatian selektif mereka terhadap sesuatu yang terjadi di
lingkungan, encoding dan tingkat pengolahan informasi, pencarian dalam
pengambilan informasi dan pemahaman, serta pemikiran dan problem solving
(Pintrich, Marx, dan Boyle, 1993).
Sering kali pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa tidak sesuai dengan
konsepsi para ilmuwan karena siswa cenderung mendasarkan pola berpikirnya
pada hal-hal yang tampak dalam suatu situasi masalah tanpa memerhatikan proses
yang terjadi di dalamnya. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab
terbentuknya miskonsepsi (Driver, 1985 dalam Dahar, 2006 hlm.154).
Miskonsepsi dapat menghambat proses belajar sains sehingga perlu
diminimalisasi dengan cara menerapkan proses perubahan konseptual (Dahar,
2006, hlm. 155).
Perubahan konseptual akan terjadi apabila siswa mendapati adanya
ketidakpuasan terhadap suatu konsep lama dengan adanya peristiwa anomali, di
mana siswa tidak dapat mengasimilasikan pengetahuannya untuk memahami
fenomena baru (Posner et al, 1982 dalam Suparno, 1997, hlm. 51). Meskipun
sebenarnya dengan adanya peristiwa anomali ini belum cukup untuk mengubah
konsep lama siswa dengan konsep baru yang lebih sesuai dengan konsep para
2
seutuhnya yaitu siswa secara aktif membangun pengetahuannya untuk mencapai
kebermaknaan (Driver, 1988 dalam Dahar, 2006, hlm. 163). Karena miskonsepsi
dalam mempelajari suatu hal bukanlah akhir dari segalanya, melainkan
merupakan awal untuk perkembangan yang lebih baik (Suparno, 1997, hlm. 51).
Perubahan konseptual erat kaitannya dengan pembelajaran sains. Menurut
Vosniadou dan Ioannides (1998), pembelajaran sains merupakan suatu proses
yang bertahap di mana struktur konseptual awal berdasarkan interpretasi anak
yang didapat dari pengalaman sehari-hari terus menerus diperkaya dan
direstrukturisasi sehingga mencapai konseptual yang sesuai dengan konseptual
para ilmuwan. Selain itu, perubahan konseptual juga melibatkan peningkatan
kesadaran metakonseptual, fleksibilitas kognitif, dan koherensi teoritis.
Pembelajaran biologi merupakan salah satu pembelajaran sains, di mana
dalam pembelajaran biologi terdapat konsep-konsep yang harus dipahami oleh
siswa. Menurut Rustaman (2000), agar suatu konsep dapat dikuasai dengan baik,
siswa mengalami dua macam penyesuaian. Apabila konsep baru yang dipelajari
oleh siswa sesuai dengan konsep yang sudah pernah dipelajarinya, maka siswa
akan menerapkan pengetahuan tersebut pada situasi yang baru. Sedangkan apabila
konsep baru tersebut sama sekali berbeda dengan yang dimilikinya, siswa perlu
mengubahnya sehingga terjadilah proses perubahan konseptual.
Proses perubahan konseptual pada siswa dapat diketahui dengan cara
menentukan pola perubahan konseptual pada siswa. Pola perubahan konseptual
pada siswa terdiri dari pola berubah positif (yakni terjadi perubahan konseptual),
pola berubah negatif, pola bertahan positif, serta pola bertahan negatif (Humaira,
2012)
Hingga saat ini, para siswa masih merasa bingung mengenai masalah
lingkungan seperti pemanasan global, deplesi lapisan ozon, hujan asam dan polusi
radioaktif yang diakibatkan oleh pencemaran lingkungan. Hal ini dapat
disebabkan karena para siswa memeroleh informasi yang salah dari orang tua,
guru, serta media (Avci & Darcin 2009). Salah satu penelitian mengungkapkan
bahwa para siswa dan guru kurang begitu memahami mengenai isu-isu
lingkungan dan memiliki konsepsi alternatif mengenai masalah lingkungan. Salah
3
global (Acikalin, 2013). The Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa pemanasan global tidak dapat dihindari dan kegiatan
manusia mungkin menjadi penyebab utama. Dengan demikian, sangat penting
bagi siswa belajar mengenai efek rumah kaca untuk memahami peristiwa
pemanasan global dan perubahan iklim. Pemahaman ini sangat penting mengingat
masyarakat yang akan bertanggung jawab atas pengelolaan bumi di masa yang
akan datang. Kunci utama dalam pemahaman siswa mengenai pemanasan global
adalah konseptualisasi mereka terhadap efek rumah kaca (Shepardson et al.,
2009). Oleh karena itu, proses perubahan konseptual yang terjadi pada siswa
selama pembelajaran mengenai materi kependudukan dan pencemaran lingkungan
menarik untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan saya angkat berdasarkan uraian latar
belakang di adalah: “Bagaimana profil perubahan konseptual siswa pada materi
kependudukan dan pencemaran lingkungan?”
Untuk lebih memperjelas rumusan masalah dalam penelitian ini, maka
rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana profil konsepsi awal dan akhir siswa pada materi kependudukan
dan pencemaran lingkungan?
2. Bagaimana pola perubahan konseptual siswa pada materi kependudukan dan
pencemaran lingkungan?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi
pada masalah:
1. Profil perubahan konseptual siswa dilihat dari beberapa aspek, yaitu (a)
penambahan profil konsepsi siswa (dalam %), (b) tipe perubahan konseptual
yang ditentukan melalui perubahan respon jawaban siswa pada awal
pembelajaran dan akhir pembelajaran.
2. Materi kependudukan dan pencemaran lingkungan dalam penelitian ini
4
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa dan
profil konsepsi akhir siswa, untuk melihat adanya proses perubahan konseptual
pada siswa, serta untuk melihat pola perubahan konseptual siswa selama
berlangsungnya proses perubahan konseptual.
E. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
dunia pendidikan, antara lain:
1. Menambah pengalaman siswa dalam pembelajaran biologi, khususnya
materi kependudukan dan pencemaran lingkungan.
2. Memberikan informasi mengenai gambaran perubahan konseptual dan pola
perubahan konseptual siswa pada konsep biologi yang mencakup materi
kependudukan dan pencemaran lingkungan.
3. Penelitian ini dapat dijadikan inspirasi atau acuan dalam penelitian sejenis
dengan topik yang berbeda dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa
istilah agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain:
1. Perubahan konseptual siswa merupakan suatu proses perubahan konsep lama
pada siswa dengan konsep baru yang sesuai dengan konsep para ilmuwan.
Konsep lama ini dapat diartikan sebagai miskonsepsi ataupun konsep yang
sama sekali belum diketahui oleh siswa. Proses perubahan konseptual ini
akan diamati selama pembelajaran berlangsung, di mana sebelum dan
sesudah pembelajaran mengenai suatu materi pelajaran, siswa akan diberikan
soal pilihan ganda dengan penjelasan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
konsepsi awal dan konsepsi akhir siswa terhadap suatu materi biologi
sehingga dapat menunjukkan adanya proses perubahan konsep pada siswa.
Pola perubahan konseptual siswa merupakan pola perubahan yang telihat
pada saat proses perubahan konseptual. Pola perubahan konseptual yang
diamati pada penelitian ini hanya dibatasi pada empat pola perubahan
konseptual yaitu pola perubahan konseptual berubah positif, berubah negatif,
bertahan positif, dan bertahan negatif.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif karena
penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain
yang sudah disebutkan, di mana hasilnya akan dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian (Arikunto, 2013, hlm. 3).
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII
SMPN 49 Bandung semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Teknik sampling yang
18
penelitian yang dipilih didasarkan pada sekolah yang mengadakan kegiatan PPL
saja.
D. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu
Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2014 (persiapan),
April hingga Mei 2014 (pelaksanaan), Juni 2014 (pasca pelaksanaan).
2. Tempat
Penelitian dilakukan di SMPN 49 Bandung di Jalan Antapani No. 58
Cicaheum Bandung.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal pilihan ganda
dengan penjelasan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi awal siswa
dan konsepsi akhir siswa setelah diberikan pembelajaran. Penjelasan yang
terdapat pada setiap soal pilihan ganda bertujuan untuk mengetahui profil
konsepsi awal dan konsepsi akhir siswa. Selain itu instrumen ini juga digunakan
untuk melihat pola perubahan konseptual siswa setelah pembelajaran selesai.
Soal pilihan ganda disertai dengan penjelasan terdiri dari 17 butir soal pilihan
berganda, di mana pada setiap nomor akan disediakan kolom penjelasan agar
setiap siswa dapat menuliskan penjelasan mereka terhadap suatu jawaban
pertanyaan. Dalam setiap soal terdapat satu kunci jawaban dan tiga distraktor, di
mana distraktor ini digunakan untuk menunjukkan konsepsi yang tidak sesuai
dengan konsepsi ilmiah (Lampiran B.1)
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian betujuan untuk mengetahui kelayakan
perangkat instrumen penelitian, dalam penelitian ini menggunakan instrumen
berupa tes. Selain itu, pengujian instrumen ini dapat memberikan informasi untuk
perbaikan terhadap perangkat tes yang masih termasuk ke dalam kategori kurang
baik atau jelek. Pengujian instrumen ini terdiri dari uji validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran, dan analisis efektivitas distraktor (Lampiran B.2).
Pengujian instrumen akan dilakukan pada 30 siswa Sekolah Menengah
Pertama Kelas VII semester 2, tahun ajaran 2013/2014. Setelah itu, dilakukan
19
Adapun penjelasan mengenai setiap pengujian adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Instrumen berupa tes memiliki nilai benar-salah, maka pengujian validitas
item instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi point
biserial. Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
rbis(i) = koefisien korelasi biserial
µi = rata-rata skor untuk yang menjawab benar butir ke-i
µt = rata-rata skor untuk seluruhnya
pi = proporsi yang menjawab benar (tingkat kesulitan) butir ke-i
qi = sama dengan 1-p
st = standard deviasi skor total
(Uno dan Koni, 2012, hlm. 169)
2. Reliabilitas Instrumen
Koefisien reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan rumus KR-20,
yaitu:
Keterangan:
s = standar deviasi skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar untuk tiap-tiap item
q = proporsi siswa yang menjawab salah untuk tiap-tiap item
(Uno dan Koni, 2012, hlm. 173)
3. Uji Taraf Kesukaran
Mengingat instrumen yang diujicoba merupakan tes maka setelah validitas
dan reliabilitas tes diketahui maka dilanjutkan dengan uji taraf (indeks) kesukaran
item. Rumus yang digunakan adalah:
20
I = Indeks kesukaran item
B = Banyaknya siswa yang menjawab item tersebut dengan benar
N = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria untuk indeks kesukaran item adalah sebagai berikut.
Item dengan P = 0,00 sampai 0,30 tergolong sukar
Item dengan P = 0,31 sampai 0,70 tergolong sedang
Item dengan P = 0,71 sampai 1,00 tergolong mudah
(Uno dan Koni, 2012, hlm. 175)
4. Analisis Daya Pembeda
Analisis daya pembeda adalah pengkajian butir-butir soal yang dimaksudkan
untuk mengetahui kesanggupan siswa untuk membedakan siswa yang tergolong
mampu dengan siswa yang tergolong tidak mampu. Cara yang digunakan untuk
analisis daya pembeda adalah dengan menggunakan kriteria Rose dan Stanley.
Rumusnya: SR – ST.
Keterangan:
SR = Jumlah siswa yang menjawab salah kelompok rendah
ST = Jumlah siswa yang menjawab salah kelompok tinggi
Kelompok tinggi dan kelompok rendah diperoleh dengan terlebih dahulu
meranking peserta berdasarkan skor yang diperoleh. Kemudian 27% dari siswa
yang memperoleh skor tertinggi diambil sebagai kelompok tinggi, dan 27% dari
siswa yang memperoleh skor terendah diambil sebagai kelompok rendah (Uno
dan Koni, 2012, hlm. 177).
5. Analisis Efektivitas Distraktor
Analisis efektivitas pengecoh (distraktor) atau analisis pola jawaban
dilakukan dengan menghitung peserta tes yang memilih tiap alternatif jawaban
pada masing-masing item. Kriteria pengecoh yang baik adalah apabila pengecoh
tersebut dipilih paling sedikit 5% dari peserta tes ((Uno dan Koni, 2012, hlm. 180)
G. Prosedur Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:
21
b. Melakukan kajian pustaka.
c. Penyusunan proposal yang kemudian dipresentasikan pada seminar proposal.
d. Perbaikan proposal setelah mendapat berbagai masukan dari dosen.
e. Penyusunan instrumen penelitian yang kemudian melalui proses judgment
oleh dosen-dosen yang kompeten.
f. Perbaikan intrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen.
g. Uji coba instrumen pada subjek uji coba instrumen.
h. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen.
i. Orientasi lapangan, koordinasi antara peneliti, sekolah, serta guru biologi
yaitu guru yang sudah berpengalaman dan guru praktikan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Tahap pertama, untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa tentang materi
kependudukan dan pencemaran lingkungan serta perbedaannya dengan
konsepsi ilmiah diberikan tes tertulis berupa soal pilihan ganda disertai
dengan penjelasan.
b. Tahap kedua, peneliti menjadi observer di setiap kegiatan belajar mengajar
mengenai materi kependudukan dan pencemaran lingkungan yang dilakukan
oleh guru berpengalaman dan guru praktikan dari pertemuan pertama hingga
pertemuan terakhir. Selain itu, peneliti juga merekam setiap kegiatan belajar
mengajar mengenai materi kependudukan dan pencemaran lingkungan yang
dilakukan oleh guru berpengalaman dan guru praktikan dalam bentuk video.
c. Tahap ketiga, untuk mengetahui perubahan konseptual siswa mengenai materi
kependudukan dan pencemaran lingkungan setelah mengikuti pembelajaran
diberikan kembali tes tertulis berupa soal pilihan ganda disertai dengan
penjelasan. Perubahan konseptual siswa dilihat dari dua aspek, yaitu: (1)
penambahan profil konsepsi siswa (dalam %), dan (2) bentuk-bentuk
perubahan konseptual yang muncul pada awal pembelajaran dan akhir
pembelajaran.
3. Tahap Pasca Pelaksanaan
Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:
22
b. Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.
c. Menyusun laporan hasil penelitian (Skripsi).
H. Teknik Pengolahan Data Penelitian
1. Untuk mengetahui profil konsepsi awal dan profil konsepsi akhir siswa pada
mata pelajaran biologi, data yang diperoleh dari hasil pemberian soal pilihan
ganda disertai penjelasan pada saat awal pembelajaran serta akhir
pembelajaran dianalisis secara kualitatif (perhitungan persentase, yaitu
banyak siswa yang menjawab benar setiap butir soal:jumlah siswa seluruhnya
x 100%). Penjelasan siswa sangat bervariasi, maka untuk menganalisis secara
kualitatif penjelasan setiap siswa yang tertulis pada lembar jawaban perlu
dikelompokkan. Pengelompokkan ini dilakukan dengan cara menganalisis
kesamaan gagasan pokok pada setiap kalimat jawaban penjelasan siswa.
Setiap konsepsi siswa yang sesuai dengan konsepsi ilmiah diberi tanda +
(positif) dan – (negatif) untuk sebaliknya.
2. Untuk menganalisis perubahan konseptual yang terjadi, pola-pola jawaban
siswa pada setiap tes dianalisis berdasarkan pasangan konsepsi siswa pada
setiap hasil tes. Tipe-tipe perubahan konseptual siswa tentang materi
kependudukan dan pencemaran lingkungan dianalisis berdasarkan perubahan
konsepsi siswa per konsep.
Tabel 3.1 Pola-pola Konsepsi Siswa
No. Pasangan Konsepsi (X,Y) Pola Keterangan
1. (-,+) 1 Berubah positif (perubahan
konseptual)
2. (+,-) 2 Berubah negatif
3. (+,+) 3 Bertahan positif
4. (-,-) 4 Bertahan negatif
(Sumber: Tomo, 1995)
Keterangan:
X = Konsepsi siswa pada awal pembelajaran.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan secara kualitatif pada bab
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa terjadi proses
perubahan konseptual pada siswa yang diajar oleh guru berpengalaman dan siswa
yang diajar oleh guru praktikan. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari
hasil penelitian ini. Pertama, profil konsepsi awal siswa pada mata pelajaran IPA
Terpadu yang membahas tentang kependudukan dan pencemaran lingkungan
belum sesuai dengan konsepsi ilmiah. Pada beberapa konsep, seperti konsep efek
rumah kaca, pemekatan hayati, pemanfaatan ulang (reuse), serta pemanasan
global, terlihat adanya miskonsepsi pada siswa yang diajar oleh guru
berpengalaman dan guru praktikan. Sedangkan konsepsi awal siswa yang diajar
oleh guru berpengalaman dan guru praktikan pada konsep polusi, hujan asam,
pendaurulangan (recycle), dan daya dukung lingkungan sudah sesuai dengan
konsepsi ilmiah. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa yang diajar oleh guru
berpengalaman dan guru praktikan mengalami perubahan konseptual pada konsep
efek rumah kaca, daya dukung lingkungan, gas CFC, serta pemanasan global.
Namun pada konsep yang lainnya, seperti konsep polusi, pemekatan hayati, hujan
asam, pemanfaatan ulang (reuse), pendaurulangan (recycle), dan pemanasan
global, baik siswa yang diajar oleh guru berpengalaman maupun siswa yang diajar
oleh guru praktikan tidak mengalami perubahan konseptual, bahkan beberapa
siswa mengalami perubahan konseptual ke arah yang negatif.
Kedua, pola perubahan konseptual siswa yang diajar oleh guru
berpengalaman dan guru praktikan pada mata pelajaran IPA Terpadu terkait
materi kependudukan dan pencemaran lingkungan terdiri dari pola berubah
positif, berubah negatif, bertahan positif, dan bertahan negatif. Pada kelas yang
diajar oleh guru berpengalaman, konsepsi siswa dominan berubah positif pada
konsep gas CFC, dominan berubah negatif pada konsep daya dukung lingkungan,
dominan bertahan positif pada konsep polusi, serta dominan bertahan negatif pada
124
praktikan, konsepsi siswa dominan berubah positif pada konsep efek rumah kaca,
dominan berubah negatif pada konsep pemanasan global, dominan bertahan
positif pada konsep polusi, dan dominan bertahan negatif pada konsep
pemanfaatan ulang (reuse).
B. Saran
Terkait dengan penelitian yang telah dilakukan, maka diajukanlah beberapa
saran atau rekomendasi agar dapat diimpikasikan guna mengembangkan karya
berikutnya yang lebih baik. Berikut saran-saran yang diajukan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan:
1. Penelitian ini dapat dilakukan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
serta materi yang lebih kompleks sehingga konsepsi siswa terhadap suatu
konsep akan lebih terlihat, karena pada jenjang pendidikan sekolah
menengah pertama umumnya materi yang diajarkan tidak terlalu spesifik
dan mendalam. Selain itu, pada saat pengambilan sampel penelitian akan
lebih baik lagi apabila antara siswa yang diajar oleh guru berpengalaman
dengan siswa yang diajar oleh guru praktikan memiliki karakteristik yang
sama agar hasil yang diperoleh lebih valid dan reliabel.
2. Strategi perubahan konseptual sebaiknya digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran yang sulit dipahami oleh siswa,
terutama materi pembelajaran yang mengandung konsep-konsep yang sulit.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dan mengidentifikasi adanya
miskonsepsi pada siswa sehingga konsepsi siswa dapat sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Acikalin, F. S. (2013). Middle school students’ conceptions of environmental
issues. International Journal of New Trends in Arts, Sports & Science
Education, 2(4), 23-27.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Avci, D. E. & Darcin, E. S. (2009). Investigation of eight grade students’
knowledge level about global environmental problems. Eurasian Journal of
Physics and Chemistry Education, 1(2), 93-98.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Pedoman Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Dasar dan Menengah.
Jakarta: BSNP.
Campbell, N. A. & Reece, J. B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Dahar, R. W. (2006). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Humaira, I. (2012). Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas IX Melalui
Penggunaan Model Siklus Belajar 5E pada Konsep Sistem Pernapasan.
(Skripsi). Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung.
Inagaki, K. & Hatano, G. (2008). Conceptual change in naïve biology.
International Handbook of Research on Conceptual Change, 240-262.
Kose, Sacit. (2008). Diagnosing student misconception: using drawings as a
research method. World Applied Sciences Journal, 3(2), 283-293.
Pintrich, P. R., Marx, R.W., & Boyle, R. A. (1993). Beyond cold conceptual
change: the role of motivation beliefs and classroom contextual factors in
the process of conceptual change. Review of Educational Research, 63(2),
126
Posner, G. J., Strike, K. A., Hewson, P. W., & Gertzog, W. A. (1982).
Accommodation of a scientific conception: toward a theory of conceptual
change. Science Education, 66(2), 211-277.
Rustaman, N. Y. (2000). Konstruktivisme dan pembelajaran IPA/biologi.
Makalah yang disampaikan pada Seminar/Lokakarya Guru-guru IPA SLTP
Sekolah Swasta di Bandung.
Shepardson, D. P., Niyogi, D., Choi, S., & Charusombat, U. (2009). Seventh
grade students’ conceptions of global warming and climate change.
Environmental Education Research, 15(5), 549-570
Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Syamsuri, I. (2007). IPA Biologi untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Tomo. (1995). Metode Konstruktivis untuk Membangkitkan Perubahan
Konseptual Siswa dalam Pengajaran IPA. (Tesis). Magister Pendidikan
pada PPS, IKIP, Bandung.
Uno, H. B. & Koni, S. (2012). Assesment Pembelajaran. Jakarta. Bumi Akasara.
Vosniadou, S. & Ioannides, C. (1998). From conceptual development to science
education: a psychological point of view. International Journal of Science
Education, 20(10), 1213-1230.
Wardoyo, S. M. (2013). Pembelajaran Konstuktivisme Teori dan Aplikasi
Pembelajaran dalam Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta.
White, R. T. & Gunstone, R. F. (2008). The conceptual change approach and the
teaching of science. International Handbook of Research on Conceptual
Change, 619-628.
Widodo, A. & Duit. R. (2002). Conceptual change views and the reality of
classroom practice. In S. Lehti & K. Merenluoto (Eds.), Proceeding of the
127
Conceptual Change. Turku, Finland: University of Turku, Faculty of
Education (289-297).
Widodo, A. & Nurhayati, L. (2005). Tahapan pembelajaran yang konstruktivis:
bagaimanakah pembelajaran sains di sekolah?. Paper pada Seminar