• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PAI DI SDIT LUQMANUL HAKIM BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PAI DI SDIT LUQMANUL HAKIM BANDUNG."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PAI

DI SDIT LUQMANUL HAKIM BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagai syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Fitriani Nafiah (1105807)

PRODI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PAI

DI SDIT LUQMANUL HAKIM BANDUNG

Oleh Fitriani Nafiah

1105807

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Fitriani Nafiah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PAI DI SDIT LUQMANUL HAKIM BANDUNG

Oleh

Fitriani Nafiah (1105807)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh para pelajar yang saat ini mulai lemah karakternya sehingga di usia belia sudah gampang putus asa, terpengaruh oleh hal-hal negatif, dan

sebagainya. Pelaksanaan pendidikan karakter menjadi salah satu hal yang harus

dilaksanakan di jenjang pendidikan manapun, khusunya di jenjang pendidikan dasar. Hal ini dikarenakan pendidikan dasar menjadi pondasi utama bagi tumbuh kembangnya generasi muda dimasa depan. Pada saat ini, nilai-nilai pendidikan karakter sudah mulai diimplementasikan di sekolah dalam berbagai mata pelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam Islam karakter sama dengan akhlak, hal ini menunjukkan Pendidikan Agama Islam berperan penting dalam pembentukan karakter. Pada penelitian ini yang diteliti adalah implementasi pendidikan karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim. Oleh karena itu, pokok permasalahan dari penelitian ini yaitu implementasi pendidikan karakter dalam PAI yang baik diterapkan di sekolah dasar. Adapun tujuan pokoknya yakni untuk mengetahui lebih dalam implementasi pendidikan karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim Bandung. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan triangulasi. Teknik analisis data dengan cara reduksi data, display data, dan kesimpulan. Hasil temuan dari penelitian di SDIT Luqmanul Hakim, perencanaan pendidikan karakter dalam PAI ketika pembelajaran di kelas mengacu pada silabus dan RPP PAI, namun tidak ada perbedaan dalam silabus dan RPP PAI. Dengan adanya evaluasi mingguan dan buku penghubung, memberikan dampak yang baik kepada siswa sehingga akhlak siswa terpantau baik secara langsung oleh setiap guru baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Berdasarkan hasil penelitian secara umum bahwa implementasi pendidikan karakter dalam PAI sudah cukup baik terlihat dari siswa yang menunjukkan akhlak baik dan guru yang memberikan teladan baik kepada siswanya. Siswa menunjukkan sikap mandiri, jujur, bertanggungjawab, disiplin, peduli lingkungan. Saling menghormati, dan saling menyayangi antar sesama teman dan guru.

(6)

IMPLEMENTATION OF CHARACTER EDUCATION PAI SDIT LUQMANUL HAKIM BANDUNG

by

Fitriany Nafiah (1105807)

ABSTRACT

This research is motivated by the students who are currently getting weak character so in young age is easy to despair, affected by the negative things, and so on. Implementation of character education becomes one of the things that should be implemented at any level of education, especially at the basic education level. This is because the basic education becomes the main foundation for the growth of the younger generation in the future. At this time, the values of character education have started to be implemented in schools in various subjects, particularly in the subjects of Islamic Education. In Islam the same character with morals, it shows the Islamic Education plays an important role in the formation of character. The method used is descriptive method through a qualitative approach. Technique of collecting the data through observation, interviews, documentation studies, and triangulation. Analysis data techniques by means of data reduction, display data, and conclusion. In the data processing is known that planning for character education in the classroom PAI when referring to the syllabus and RPP PAI instill character values. Besides the programs in the character formation of students is TTQ, mabit, boarding lightning and habits about 3 things to do students (greeting, eating and drinking while sitting, and dispose of waste in place). In the process of implementation has been good and the character of the students has started to appear, such as students learn independently, honest, responsible, disciplined, caring environments, etc. Based on the results of research in general can be concluded that the characters in the education planning PAI is good enough look good morals of the students and teachers who give good example to their students. The evaluation of weekly weekend discussing about the moral issues of students, academic students, and the subject of evaluation for a better in future.

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... 1 DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. PEDOMAN TRANSLITERASI DARI ARAB KE LATIN INDONESIA ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Pelaporan ... Error! Bookmark not defined. BAB II KONSEP DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER .. Error! Bookmark not defined.

A. Konsep Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pendidikan Islam... Error! Bookmark not defined. 2. Sumber Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. 3. Tujuan Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. B. Ruang Lingkup Pendidikan Karakter... Error! Bookmark not defined. 1. Hakikat Pendidikan Karakter ... Error! Bookmark not defined. 2. Pendidikan Karakter bagian dari Pendidikan Agama Islam ... Error!

Bookmark not defined.

3. Peran Guru dalam Pembentukkan dan Pengembangan Karakter ... Error! Bookmark not defined.

4. Implementasi Pendidikan Karakter melalui Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 5. Metode Qur’āni merupakan Metode yang Tepat untuk Implementasi Pendidikan Karakter... Error! Bookmark not defined. 6. Evaluasi Pendidikan Karakter ... Error! Bookmark not defined. C. Konsep Pendidikan Agama Islam di SekolahError! Bookmark not

defined.

(8)

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Di SekolahError! Bookmark not defined.

3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SekolahError! Bookmark not defined.

4. Evaluasi dalam Pendidikan Islam di SekolahError! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Partisipan dan Tempat Penelitan ... Error! Bookmark not defined. D. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. E. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. A. Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Profil Sekolah SD Islam Terpadu Luqmanul Hakim Bandung ... Error!

Bookmark not defined.

2. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim ... Error! Bookmark not defined. 3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim

... Error! Bookmark not defined. 4. Evaluasi Pendidikan Karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim

... Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1. Perencanaan Pendidikan Karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim

... Error! Bookmark not defined. 2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam PAI ketika di Kelas ... Error!

Bookmark not defined.

3. Pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam PAI ketika di Lingkungan Sekolah SDIT Luqmanul Hakim ... Error! Bookmark not defined. 4. Pembahasan Evaluasi Pendidikan Karakter dalam PAIError! Bookmark

not defined.

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu bangsa dalam mencapai tujuan pendidikan, tidak hanya ditentukan oleh melimpahnya puluhan atau bahkan jutaan orang yang berpendidikan bagus, baik dari segi tingginya tingkat pendidikan bahkan ilmuan-ilmuan pintar dalam pengetahuan. Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter bangsa itu sendiri.

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyebutkan bahwa “pendidikan bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab”. Berdasarkan tujuan pendidikan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahwa pendidikan selain bertujuan mengembangkan kemampuan juga membentuk watak atau karakter. Karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter adalah watak, sifat yang memang mendasar pada diri seseorang (Andayani, 2012, hal. 11).

(10)

2 mempunyai berbudi pekerti yang luhur”(Q.S. Al-Qalam [68] : 4 ).*1

Dari ayat tesebut, Muḥammad memiliki budi pekerti yang luhur. Disinilah figur Rasūlullâh Saw sebagai panutan dengan memberikan teladan yang baik.

Menurut Syahidin (2009, hal.73), salah satu misi penting yang diemban Rasūlullāh ke dunia ini adalah menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana sabdanya: „sesungguhnya aku diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia‟. Diantara akhlak mulia yang sering disebut dalam al-Qur‟ān tercermin dalam sifat kerasulan yang ada pada pribadi nabī Muḥammad seperti fațānah, amānah, sidīq, tablīg.

Rasūlullāh menjadi teladan yang baik, maka dari itu akhlak tidak diragukan lagi memiliki peranan besar dalam kehidupan manusia. Akhlak menempati kedudukan penting dan dianggap memiliki fungsi dalam memandu kehidupan masyarakat. Sebagaimana Firman Allah dalah Q.S. An-Nahl : 90,

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (QS.An-Nahl/16 : 90)

Dalam sejarah Islam, Rasūlullāh Muḥammad Saw, nabī terakhir dalam ajaran Islam, menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia

*

Seluruh teks ayat al-Qur‟ān dan terjemahannya dalam skripsi ini dikutip dari software al-Qur‟ān in word yang divalidasi peneliti dari al-Qur’ân Tajwid dan Terjemahannya yang diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur’ān Revisi Terjemah oleh

(11)

3

adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character) (Andayani, 2012, hal. 30).

Secara garis besar karakter dapat didefinisikan sebagai akhlak, karakter mengenal dua sisi karakter baik dan karakter buruk, begitupun akhlak yang terdiri dari akhlak terpuji (akhlāqul maḥmūdaħ) dan akhlak tercela (akhlāqul mażmūmaħ). Akhlak yang mulia merupakan inti dari ajaran Islam, sebagaimana terdapat dalam al-Qur‟ān adalah akhlak yang betumpu keimanan kepada Allah (ḥablum minallāh), dan keadilan sosial (ḥablum minannās). Jika di dalam al-Qur‟ān terdapat ajaran keimanan, ibadah, sejarah, dan sebagainya, maka yang akan dituju adalah agar dengan ajaran tersebut akan terbentuk akhlak yang mulia. Orang yang beriman menurut al-Qur‟ān adalah orang yang harus membuktikan keimanannya dalam bentuk amal salih, bersikap jujur, amanah, berbuat adil, kepedulian sosial dan sebagainya (Nata, 2012, hal. 216).

Sudah jelas bahwa karakter dalam perspektif Islam adalah akhlak. Akhlak mulia yang bersumber pada al-Qur‟ān dan hadiṡ. Membentuk karakter seharusnya dimulai sejak dini atau anak-anak karena pada masa itu anak-anak mudah ditanamkan dan dibentuk karakternya dengan karakter yang baik atau akhlak yang baik.

Para ahli pendidikan di Indonesia umumnya bersepakat bahwa pendidikan karakter sebaiknya dimulai sejak usia anak-anak (golden age), karena usia ini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Oleh karena itu sudah sepatutnya pendidikan karakter dimulai dalam lingkungan keluarga yang merupakan lingkungan awal bagi pertumbuhan anak, dan dalam implementasinya pendidikan karakter umumnya dikembangkan di lingkungan sekolah (Hariyanto, 2012, hal. 110).

(12)

4

oleh Rasūlullâh dalam sabdanya : „muliakan anak-anakmu dan didiklah mereka dengan adab (budi pekerti) yang baik‟ (H.R.Ibnu Majah). Pada usia 5-6 tahun, anak dididik budi pekerti, yaitu yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter yaitu jujur, tidak berbohong, dan mengenal mana yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, yang diperintah dan yang dilarang. Pendidikan kejujuran merupakan nilai karakter yang harus ditanamkan pada anak sedini mungkin karena nilai kejujuran merupakan nilai kunci dalam kehidupan. Anak juga harus dididik mengenai nilai karakter benar dan salah, karakter baik dan buruk, dan anak dididik atau dikenalkan apa-apa yang boleh dilakukan dan apa-apa yang tidak boleh dilakukan. Pada usia 7-8 tahun, anak dididik tanggung jawab diri sendiri dan anak juga mulai dididik untuk disiplin, dan lain-lain (Andayani, 2012, hal. 22-23).

Apakah pendidikan karakter merupakan hasil baru dalam pendidikan di Indonesia? jawabannya tidak. Bapa Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter), pikiran, dan tubuh anak. Ketiganya tidak boleh dipisahkan agar anak dapat tumbuh dengan sempurna. Jadi pendidikan karakter merupakan bagian penting yang tidak boleh dipisahkan dalam isi pendidikan (Hariyanto, 2012, hal. 33).

(13)

5

Contoh kasus yang terjadi di Sulawesi Selatan, pelajar kelas 6 SD dibakar oleh dua orang anak yang masih duduk dibangku SMP, pelaku menyiramkan bensin ke tubuh korban kemudian menyulut korek api kepada korban (Linggasari, 2015); kasus lain yang terjadi di Jakarta Timur, anak berusia 7 tahun melakukan pencabulan kepada anak perempuan berusia 5 tahun (Putih, 2015); selain itu, di Banyumas Jawa Tengah, 8 orang pelajar yang berusia 13 tahun tertangkap tangan saat mereka mencuri pedrol rel KA dan masih menggunakan seragam sekolah karena mereka mencuri saat jam istirahat sekolah (Eviyanti, 2014, hal. 8); kasus lainnya yang terjadi di Cinere Depok, anak SD melakukan pembunuhan berencana terhadap temannya, hanya gara-gara masalah HP korban bernama Syaiful yang hilang. Pelaku memang sudah dikenal anak yang sering mencuri barang milik temannya dan sering meminta uang teman-temannya. Pelaku membawa pisau belati besar di dalam tas sekolahnya dan menusuk Syaiful, ada 8 tusukan ketubuh Syaiful dibagian perut, paha, betis, tangan, kemudian korban diseret dan membuangnya ke selokan dekat sekolah (Annisa, 2012); dan yang lagi maraknya kejahatan begal kendaraan bermotor yang merebut motor korban dan membawa pedang di tangannya, hampir rata-rata kejahatan begal ini dilakukan oleh remaja usia belia. Kejadian ini terjadi di Pondok Aren Subang. Masih banyak lagi contoh kasus lainnya.

(14)

6

keteladanan yang baik seperti, berbicara yang sopan, toleransi, kejujuran, dan lain sebaginya. Itulah salah satu faktor penyebab dalam pembentukan karakter yang belum maksimal.

Dalam permasalahan tersebut, terdapat sub masalah dalam pembentukkan karakter. Pelaksanaan pendidikan karakter menjadi salah satu hal yang harus dilaksanakan di jenjang pendidikan manapun, khususnya di jenjang pendidikan dasar. Hal ini dikarenakan pendidikan dasar menjadi pondasi utama bagi tumbuh kembangnya generasi muda dimasa depan. Pada saat ini, nilai-nilai pendidikan karakter sudah mulai diimplementasikan di sekolah dalam berbagai mata pelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Menurut Syahidin (2009, hal.3), pendidikan agama Islam lebih dititikberatkan pada pembinaan kepribadian siswa bukan hanya pada pengembangan wawasan tentang pengetahuan agama Islam semata. Pendidikan agama Islam di sekolah hendaknya mengarah pada pembinaan akhlak yang baik.

(15)

7

B. Rumusan Masalah Penelitian

Terkait dengan permasalahan tersebut yang dipaparkan dalam latar belakang, agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka peneliti perlu merumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: “Implementasi pendidikan karakter dalam PAI yang baik diterapkan di Sekolah Dasar” masalah pokok tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pendidikan karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SDIT Luqmanul Hakim Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SDIT Luqmanul Hakim Bandung?

3. Bagaimana evaluasi pendidikan karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SDIT Luqmanul Hakim Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai implementasi pendidikan karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SDIT Lukmanul Hakim Bandung. Adapun secara khusus, tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui perencanaan pendidikan karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SDIT Luqmanul Hakim Bandung.

2. Mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SDIT Luqmanul Hakim Bandung.

3. Mengetahui evaluasi pendidikan karakter dalam Pendidikan Agama Islam di SDIT Luqmanul Hakim Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

(16)

8

pendidikan karakter dalam pendidikan agama Islam di SDIT Luqmanul Hakim. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah pendidikan yang tepat di Sekolah Dasar, dan meningkatan kesadaran bahwa Pendidikan Karakter itu penting bagi para peserta didik.

2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama orang-orang yang berhubungan dengan dunia pendidikan seperti:

a) Bagi civitas akademik Universitas Pendidikan Indonesia, dan khususnya Program Ilmu Pendidikan Agama Islam, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan akan pentingnya pendidikan karakter. Agar pendidikan di Indonesia ini berhasil mencetak peserta didik yang berwawasan dan berkarakter baik. b) Bagi siswa/siswi SDIT Luqmanul Hakim, dengan pendidikan

karakter ini siswa bukan hanya pintar berwawasan yang tinggi namun terdapat karakter yang baik dan kuat yang bisa meninggikan derajat bangsa ini melalui karakter yang baik.

c) Bagi Guru/Pengajar/Pendidik, menjadikan referensi bagi pendidik dalam mencetak siswa yang berkarakter baik.

d) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan rujukan dalam memahami pendidikan karakter dalam PAI.

E. Struktur Organisasi Pelaporan

Dalam laporan penelitian ini, susunan atau sistematika pembahasannya dalam laporan ini terdiri dari lima bab dan tiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Berikut sistematika penyusunannya yaitu:

(17)

9

BAB II Kajian Pustaka : Pada bab ini berisi pembahasan atau landasan teori mengenai pendidikan karakter dan Pendidikan Agama Islam.

BAB III Metode Penenlitian : Bab ini terdiri dari desain penelitian, partisipam dan lokasi penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: Dalam bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang didapat mengenai implementasi pendidikan karakter dalam Pendidikan Agama Islam meliputi, bagaiamana konsep perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

(18)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual . Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Arief, 2010, hal. 1).

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti lakukan karena ingin mendapat informasi berupa peristiwa ataupun aktifitas yang terdapat di SDIT Luqmanul Hakim mengenai pendidikan karakter dalam PAI. Penelitian ini menghasilkan data kualitatif yang sifatnya deskripsi berupa ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati sesuai dengan fakta di lapangan dan hasilnya akan dianalisis.

Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut : 1. Tahap persiapan

Pada tahap ini, ada beberapa hal yang peneliti lakukan diantaranya: a. Studi Pendahuluan

Pada tahap ini, peneliti lakukan untuk mengetahui gambaran mengenai visi, misi sekolah, dan proses pelaksanaan pendidikan karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim Bandung.

b. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan hasil informasi yang didapat ketika studi pendahuluan, peneliti menyusun prosedur pelaksanaan penelitian. Penelitian ini difokuskan sesuai dengan rumusan masalah, yaitu tentang pelaksanaan pendidikan karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim.

2. Tahap Pelaksanaan

(19)

41

observasi dan studi dokumentasi. Dalam wawancara peneliti menggunakan wawancara langsung yang dilakukan kepada kepala sekolah, guru-guru dan siswa/siswi. Peneliti melakukan observasi dengan cara mengamati setiap kegiatan siswa ketika pembelajaran di dalam kelas, di lingkungan sekolah, maupun kegiatan ketika di luar lingkungan sekolah. Aktifitas keseharian siswa mulai dari masuk sekolah hingga pulang sekolah, dan ketika berada di lingkunga sekolah diamati oleh peneliti secara langsung. Sedangkan dengan studi dokumentasi, peneliti mengumpulkan data dokumen berupa profil SDIT Luqmanul Hakim dan menghimpun dokumen-dokumen lainnya, baik dokumen yang tertulis maupun dokumen elektronik. Data dokumen yang dimaksud peneliti berupa sejarah sekolah, visi dan misi sekolah, tata tertib sekolah, jadwal kegiatan siswa, data siswa, data guru, dan lain sebagainya.

3. Tahap Analisis Data dan Laporan

Pada tahap ini, setelah data yang diperoleh akan dianalisis. Semua data yang sudah terkumpul melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Kemudian data tersebut direduksi dengan memilih dan menggolongkan data yang penting yang sesuai dengan rumusan masalah. Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data secara jelas dengan menggunakan pengkodean agar peneliti mudah menyajikan data. Tahap yang terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

B. Partisipan dan Tempat Penelitan 1. Tempat penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang menjadi penelitian akan dilakukan. Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Terpadu Luqmanul Hakim yang berlokasi di Jalan Cingised Kav. D13-D15 Kel. Cisaranten Endah Kec.Arcamanik Bandung 40295.

2. Partisipan

(20)

42

hanya meneliti siswa kelas 1-5 saja, dikarenakan untuk kelas 6 tidak ada pembelajaran dan sedang fokus untuk Ujian Nasional.

C. Definisi Operasional

Supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami istilah esensial dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan istilah-istilah esensial dalam penelitian ini dengan pengertian yang dapat menghasilkan persepsi yang sama terhadap istilah-istilah esensial tersebut.

Adapun istilah-istilah esensial dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, implementasi adalah pelaksanaan. Sementara menurut Joko Susilo (2007, hal.174), implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun nilai, dan sikap.

Jadi, implementasi dalam penelitian ini adalah kegiatan guru dan siswa dalam mewujudkan pendidikan karakter dan pembiasaan melakukan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari ketika berada di lingkungan sekolah.

2. Pendidikan Karakter

Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Pada definisi ini karakter adalah ciri pembeda antara satu orang dengan orang lain, ciri ini bukan terletak pada hal-hal fisik (warna kulit, lurus atau keritingnya rambut, dll), melainkan pada sifat-sifat kejiwaan atau pada akhlaknya (Qomaruzzaman, 2011, hal. 5).

Menurut Hambali (2008, hal.99), pendidikan karakter adalah

pendidikan untuk “membentuk” kepribadian seseorang melalui pendidikan

(21)

43

Dalam penelitian ini pendidikan karakter yang dimaksud adalah akhlak/tingkah laku siswa. Dengan menunjukkan nilai-nilai karakter religius, jujur, disiplin, mandiri, tanggung jawab, cinta damai, gigih, dan peduli lingkungan. Nilai-nilai karakter tersebut dilakukan melalui pembiasaan kepada siswa ketika berada di lingkungan sekolah.

3. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al -Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012, hal. 11).

Menurut Syahidin (2009, hal.3), pendidikan agama Islam di sekolah adalah suatu mata pelajaran dengan tujuan untuk menghasilkan para siswa yang memiliki jiwa agama dan taat menjalankan perintah agamanya, bukan menghasilkan siswa yang berpengetahuan agama secara mendalam. Karena PAI lebih dititikberatkan pada pembinaan kepribadian siswa bukan hanya pada pengembangan wawasan tentang pengetahuan agama Islam semata.

Dalam penelitian ini, pendidikan agama Islam di sekolah ditunjukan dalam mata pelajaran dengan tujuan membina dan menghasilkan para siswa memiliki akhlak yang baik. Karena mata pelajaran PAI tidak hanya menitikberatkan pada wawasan ilmu pengetahuan agama semata, akan tetapi membina kepribadian setiap siswa.

4. Sekolah Dasar Islam Terpadu

(22)

44

Begitupun SDIT Luqmanul Hakim Bandung, peneliti memilih untuk meneliti di SDIT Luqmanul Hakim, karena pengajar yang unggul dalam membimbing siswa, dan sistem pendidikan yang unggul. Sesuai dengan tujuan sekolah SDIT Luqmanul Hakim dengan membentuk manusia yang berakhlakul karimah. Maka dari itu sesuai dengan judul yang diangkat yaitu Implementasi Pendidikan Karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim Bandung.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk menjawab masalah dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan upaya yang dilakukan oleh pelaksana penelitian kualitatif untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi dengan menggunakan alat bantu atau tidak. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang sahih dan handal yang dapat digunakan sebagai data untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan (Suwandi, 2008, hal. 99 & 101).

Tokoh lainnya yang mengemukakan definisi observasi adalah Gordon E. Mills (dalam Herdiansyah, 2013, hal.131), menyatakan bahwa:

Observasi adalah sebuah kegiatan yang terencana dan terfokus untuk melihat dan mencatat serangkaian perilaku ataupun jalannya sebuah sistem yang memiliki tujuan tertentu, serta mengungkap apa yang ada di balik munculnya perilaku dan landasan suatu sistem tersebut.

(23)

45

2. Wawancara

Wawancara adalah proses interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, di mana kedua pihak yang terlibat (pewancara dan terwancara) memiliki hak yang sama dalam bertanya dan menjawab. Dengan teknik ini, wawancara berlangsung luwes, arahnya bisa lebih terbuka, percakapan tidak membuat jenuh kedua belah pihak, sehingga diperoleh informasi yang lebih kaya (Patilima, 2011, hal. 68).

Menurut Siswanto (2012, hal. 58), ada beberapa faktor untuk suksesnya sebuah wawancara:

Bagan 3.1 Faktor Penentu Kesuksesan Wawancara

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada narasumber yang terkait, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru PAI, dan siswa. Peneliti juga melihat waktu dan tempat yang sesuai agar wawancara berlangsung dengan baik tanpa ada halangan.

3. Studi Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti mengenai implementasi pendidikan karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Dengan adanya form dokumentasi yang telah disiapkan, peneliti tinggal mencatat data tertentu yang diperlukan pada form yang telah disusun dan dipersiapkan oleh peneliti. Dengan

Waktu dan Tempat

WAWANCARA

ISI

Wawancara

RESPONDEN PENELITI /

(24)

46

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dokumen berupa dokumen sejarah sekolah, visi dan misi sekolah, tata tertib sekolah, jadwal kegiatan siswa, data siswa, data guru, silabus, RPP dan lain sebagainya. 4. Uji validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan beberapa hal, yaitu: a. Kecukupan pengamatan

Dalam penelitian ini maksudnya, setelah dilakukan pengamatan, dan dilakukan wawancara dengan berbagai sumber, tetapi tidak muncul informasi baru, sehingga dirasakan cukup. Peneliti melakukan pengamatan hampir pada setiap moment kegiatan siswa yang terjadi dalam lingkungan sekolah SDIT Luqmanul Hakim. Hal ini dilakukan untuk mencapai keabsahan data dan menangkap makna dari peristiwa yang terjadi

b. Triangulasi

Menurut Wiliam Wiersma (dalam Sugiyono, 2013, hal. 372), triangulasi dalam penguji kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Sedangkan menurut Putra & Lisnawati (2012, hal.34), dalam triangulasi, untuk pengecekan atau pemeriksaan kembali data dengan tiga cara, yaitu triangulasi sumber, teknik/metode, dan waktu.

(25)

47

c. Member Check

Setelah melakukan triangulasi, peneliti melakukan member-check. Member-check dilakukan untuk mengkonfirmasi seluruh

data yang diperoleh. Dalam penelitian ini, member-check dilakukan dengan cara peneliti menyusun hasil wawancara dan observasi secara tertulis, kemudian mengkonfirmasi kepada pihak yang bersangkutan untuk diperiksa kembali.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami (Sugiyono, 2013, hal. 334). Analisis data yang peneliti lakukan pada penelitian ini adalah menganalisis dan menelaah seluruh data yang didapat dari berbagai sumber yaitu hasil wawancara, observasi, dan studi dokumen barulah disusun dalam bentuk laporan sehingga ditemukan hasil dari penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah.

Menurut Miles dan Huberman (dalam Arief, dkk, 2010, hal.7), terdapat tiga jalur analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.

(26)

48

peneliti melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi kemudian diklarifikasi menggunakan koding.

Pengkodean merupakan proses analisis data yaitu data yang dirinci, dikonseptualisasikan dan diletakkan kembali bersama-sama dalam cara baru (Gunawan, 2013, hal. 242). Dengan pengkodean, peneliti dapat mengumpulkan semua bahan yang berhubungan dengan rumusan masalah, serta memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data.

b. Penyajian Data (Display Data)

Setelah data direduksi, selanjutnya adalah menyajikan data secara jelas. Menurut Miles dan Huberman (dalam, Hadi & Arief, 2010, hal.12), penyajian maksudnya sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian, bahwa penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data dari hasil reduksi, yaitu dengan menyajikan data berdasarkan rumusan masalah, mengenai perencanaan pendidikan karakter dalam PAI, pelaksanaan karakter dalam PAI, dan bentuk evaluasi.

c. Penarikan Kesimpulan

(27)

89

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan rumusan masalah yang tercantum dalam Bab I mengenai perencanaan pendidikan karakter dalam PAI, pelaksanaan pendidikan karakter dalam PAI, dan evaluasi hasil dari pendidikan karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim.

Dapat disimpulkan bahwa perencanaan pendidikan karakter dalam PAI di SDIT Luqmanul Hakim, dalam pembelajaran PAI di kelas sesuai dengan silabus dan RPP PAI. Namun tidak ada perbedaan dalam silabus dan RPP PAI. Nilai pendidikan karakter seperti nilai karakter religius, kedisiplinan, mandiri, kejujuran, saling menghargai, tanggung jawab, kerjasama, dll, hanya diterapkan secara langsung dalam setiap sub bab ketika pembelajaran PAI. Adapun pembiasaan mengenai 3 hal yang harus dilakukan oleh siswa yaitu pembiasaan mengucapkan salam, makan dan minum sambil duduk, dan membuang sampah pada tempatnya.

(28)

90

Bentuk evaluasi yang dilakukan ketika pembelajaran di kelas yaitu berupa ulangan secara lisan ataupun tulisan, dan pengamatan langsung sikap siswa/siswi selama pembelajaran di kelas. Selain itu adanya buku penghubung dari sekolah kepada orang tua untuk mengontrol setiap perilaku siswa. Sedangkan evaluasi secara keseluruhan adanya evaluasi pekan mingguan, untuk minggu ke-1 dan ke-3 rapat evaluasi, dalam rapat tersebut tidak hanya membahas akademik siswa melainkan setiap permasalahan siswa dalam belajar dan akhlak siswa dibahas dan diselesaikan secara bersama-sama. Minggu ke-2 dan ke-4 semua guru beserta staf belajar mengaji bersama. Adapun evaluasi untuk TTQ, diakhir semester ada uji publik (khataman), siswa/siswi diuji hafalannya juz 29, sedangkan untuk evaluasi di kelas dengan adanya buku evaluasi.

B. Rekomendasi

1. Sekolah bersangkutan (SDIT Luqmanul Hakim Bandung)

a. Lebih meningkatkan lagi kedisiplinan, khususnya disiplin dalam ketepatan masuk kelas baik guru maupun siswa.

b. Lebih meningkatkan lagi pelayanan dalam sarana dan prasarana pembelajaran agar peserta didik dapat mendapatkan pelayanan yang maksimal.

c. Lebih meningkatkan lagi dalam pengawasan siswa selama di lingkungan sekolah, agar setiap aktivitas siswa dapat terpantau secara langsung dan lebih baik lagi.

d. Pembiasaan yang baik (nilai karakter religius, kedisiplinan, kemandirian, tanggungjawab, dll) yang harus dilakukan oleh siswa menjadi poin penting dan menjadi contoh untuk menjadikan siswa yang berkarakter baik.

2. Prodi IPAI

(29)

91

DAFTAR PUSTAKA

---. (2002). Al-Qur'an dan Terjemah. (Lajnah Pentashih Al-Qur'an Departemen Agama Republik Indonesia. Trans). Jakarta: Darus Sunnah.

Andayani, dkk. (2012). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Annisa, I. (2012, Februari Sabtu). Anak SD melakukan pembunuhan berencana terhadap temannya. Dipetik Juli Sabtu, 2015, dari www.kompasiana.com.

Arief, A. H. (2010). Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan Nvivo. Jakarta: Prenada Media Group.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran . Bandung : Rosda Karya .

Asmani, J. M. (2011). Pendidikan Karakter Di Sekolah. Jogjakarta: Diva Press. Daradjat, Z. (2010). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Daradjat, Z. (2009). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Dharma, dkk. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: PT.Rosdakarya.

Eviyanti. (2014). 8 Pelajar Mencuri Pedrol Rel KA. Bandung: Pikiran Rakyat. Fitri, A. Z. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hambali, dkk. (2009). Pendidikan Karakter Berbasis al-Qur'an. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Hariyanto, dkk. (2012). Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups. Jakarta: Rajawali Pers.

Linggasari, Y. (2015, 04 Kamis). Pelajar kelas 6 SD dibakar. Dipetik Juli Jum'at, 2015, dari m.cnnindonesia.com.

Lisnawati, N. P. (2012). Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

(30)

92

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mansur, D. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mudzakkir, A. M. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mu'in, F. (2011). Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Arifin, B. (2012). Strategi & Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Muhaimin, S. (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mujib, A. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyasa, E. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara. Nata, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nata, H. (2003). Manajemen Pendidikan. Jakarta Timur: Prenada Media.

Nur, A. M. (2009). Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Refika Aditama.

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Putih, M. (2015, Mei Sabtu). Miris Gadis Mungil 5 Tahun disetubuhi Bocah SD. Dipetik Juli Jum'at, 2015, dari www.news.merahputih.com.

Qomaruzzaman, B. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Rahmat, M. (2012). Filsafat Akhlak. Bandung: Value Press. Ramayulis. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Saptono. (2011). Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Erlangga. Syafaat, A. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali.

Syahidin, H. (2009). Mennelusuri Metode Pendidikan dalam al-Qur'an. Bandung: Alfabeta.

Siswanto, V. A. (2012). Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

(31)

93

Susilo, M. J. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwandi, D. d. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Tafsir, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tafsir, A. (1992). Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Umar, B. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

Wahid, B. M. (2009). Pendidikan Islam Kontemporer. Bandung: PT.Refika Aditama.

Referensi

Dokumen terkait

Ekonomi Indonesia”, h.. Untuk itu, Sjafruddin mengingatkan akan arti pentingnya manusia kembali kepada ajaran agama yang akan membimbing mereka ke jalan yang benar. Yang akan

 Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pengetahuan mengidentifikasi peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta sikap menerima

Untuk meningkatkan keamanan dari algoritma ADFGVX Cipher maka algoritma ini dikombinasikan dengan algoritma knapsack.. Algoritma knapsack merupakan salah satu

[r]

Conclusion is there is influence between knowledge and attitude toward the implementation of standard operating procedures of infusion in RS PKU Muhammadiyah

(3) Gaji dan penghasilan lain para anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan dengan atau berdasarkan Undang- undang. Anggota

melaku-kan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak menurut UU ini, tidak termasuk pengusaha kecil

Bank dengan 30% ≤ AL/NCD < 100% diasumsikan memiliki kemampuan menyalurkan kredit sesuai dengan alat likuid yang dimiliki dan kondisi optimal (penyaluran 100%) saat