• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika

oleh

Tia Jannah Tertia

NIM 1101116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Oleh Tia Jannah Tertia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

TIA JANNAH TERTIA 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Tia Jannah Tertia, 2015

(4)

Tia Jannah Tertia, 2015

(5)

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain didaktis materi elastisitas yang dapat mengantisipasi hambatan belajar siswa pada materi elastisitas. Didactical Design Research (DDR) digunakan sebagai desain penelitian, sedangkan metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan. Pertama, tahap sebelum pembelajaran, yaitu berupa identifikasi hambatan belajar serta penyusunan antisipasi didaktisnya. Kedua, pada saat pembelajaran, yaitu implementasi desain didaktis hipotesis. Ketiga, analisis retrospektif, yaitu refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil analisis tersebut dapat dijadikan pertimbangan utama dalam mengembangkan desain didaktis sehingga desain tersebut dapat berfungsi dengan baik dan relevan dengan kondisi siswa. Dari hasil analisis, ditemukan hambatan belajar yang bersumber dari epistemologi dan didaktis. Oleh karena itu, desain didaktis yang telah diimplementasikan perlu diperbaiki lagi dengan menambahkan antisipasi didaktis sesuai respon atau hambatan yang muncul. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa desain didaktis empiris materi elastisitas.

(6)

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

DIDACTICAL DESIGN OF ELASTICITY BASED ON

LEARNING OBSTACLE OF HIGH SCHOOL STUDENTS

ABSTRACT

This research aims to produce the didactical design of elasticity which able to anticipate students’ learning obstacle of elasticity. Didactical Design Research (DDR) is used as a research design, while qualitative descriptive as the method. There are three stages on this research. First, pre-learning stage, which is identifying students’ learning obstacle and arranging its didactical anticipations. Second, on-learning stage, which is implementing the hypothetic didactical design. Third, retrospective analysis stage, as a reflection on learning that has been implemented. These analysis results can be the main consideration for improving didactical design, in order to be function well and relevant with students’ condition. Based on the results show that learning obstacle origins from epistemological and didactical. Therefore, this implemented didactical design should be repaired by adding didactics anticipation which relevant with the response or learning obstacle. The final result of this research is empirical didactical design of elasticity.

(7)

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... PERNYATAAN ... UCAPAN TERIMA KASIH ... ABSTRAK ...

ABSTRACT……….

DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... A.Latar Belakang Penelitian ... B.Rumusan Masalah ... C.Tujuan Penelitian ... D.Manfaat Penelitian ... E.Struktur Organisasi ... BAB II KAJIAN PUSTAKA ... A.Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research)... B.Hambatan Belajar (Learning Obstacle) ... C.Teori Pembelajaran yang Mendukung... D.Elastisitas ... BAB III METODE PENELITIAN ... A.Desain Penelitian ... B.Partisipan dan Tempat Penelitian ... C.Pengumpulan Data ... D.Analisis Data ... BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... A.Desain Didaktis Awal ... B.Implementasi Desain Didaktis Awal ... C.Analisis Retrospektif dan Revisi Desain Didaktis...

(8)

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... A.Simpulan ... B.Rekomendasi ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN………..……….………..

(9)

1

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran fisika pada hakikatnya mencakup proses serta sikap ilmiah yang menghasilkan pengetahuan terkait fakta atau fenomena alam, konsep, rumus serta prinsip atau hukum. Hal demikian sejalan dengan hakikat sains sebagai produk, proses serta sikap (Taufik, 2010). Untuk itu, pembelajaran fisika seharusnya dapat memberikan pengalaman belajar yang baik bagi siswa. Dengan memfasilitasi siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan objek pengetahuan serta melakukan rangkaian proses ilmiah, siswa akan mengalami proses belajar yang bermakna. Sebagai akibatnya, siswa akan mencapai kemampuan yang optimal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran atau indikator belajar yang telah ditetapkan.

Pada kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 2013, salah satu esensinya adalah mengubah pola pembelajaran yang pasif menjadi pola pembelajaran yang aktif-mencari (BSNP, 2013). Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sains. Untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai kurikulum, hal utama yang perlu dipersiapkan adalah rancangan pembelajaran yang dapat memenuhi tuntutan belajar siswa. Secara substansinya, kuantitas materi ajar, khususnya fisika, dalam kurikulum 2013 tidak mengalami perubahan, hanya saja penyajian materi melalui desain atau rancangan pembelajarannya yang perlu dimutakhirkan. Desain pembelajaran yang baik tentu mempertimbangkan kondisi siswa sebagai subjek belajar. Hal itu akan menunjang pembelajaran fisika yang efektif dan bermakna bagi siswa.

(10)

2

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

adalah munculnya kendala atau hambatan belajar yang bersifat epistemologi atau menyangkut struktur pengetahuan yang dimiliki siswa. Adanya kesalahan atau keterbatasan konteks dalam pengetahuan siswa mengenai suatu konsep fisika merupakan indikasi dari munculnya hambatan tersebut.

Dalam kurikulum 2013 yang diterapkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas, terdapat materi elastisitas yang diajarkan pada siswa kelas X. Berkaitan dengan materi tersebut, salah satu bentuk hambatan dalam memahami hubungan tegangan dan regangan, yaitu siswa beranggapan bahwa tegangan berbanding terbalik dengan regangan, dan siswa beranggapan bahwa gaya berbanding terbalik dengan pertambahan panjang (Wahyuni, 2014).

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika di salah satu SMA di Kota Bandung, siswa memang seringkali mengalami hambatan belajar dalam proses pembelajaran fisika. Khususnya dalam pembelajaran materi elastisitas, hambatan yang dialami oleh siswa antara lain berkaitan dengan penerapan konsep dan penggunaan operasi matematis dalam pemecahan soal materi tersebut. Misalnya dalam soal mengenai tegangan, siswa seringkali kesulitan menentukan luas permukaan bahan. Apalagi jika bentuk permukaan bahannya berbeda-beda pada setiap soalnya. Hal tersebut mengindikasikan adanya keterbatasan dalam pemahaman matematika yang sepatutnya dapat dipergunakan untuk menyelesaikan soal-soal fisika. Kemudian, guru yang bersangkutan menuturkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran materi elastisitas, media yang digunakan yaitu karet dan kawat. Kedua bahan tersebut hanya sebatas ditunjukkan saja tanpa dilengkapi dengan prosedur ilmiah berupa kegiatan eksperimen atau penyelidikan terhadap karakteristik sifat elastis bahan. Kegiatan belajar sebagian besar justru dilakukan dengan metode diskusi untuk memecahkan soal-soal materi elastisitas. Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa siswa di sekolah tersebut kurang mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, karena kurangnya keterlibatan proses ilmiah dalam proses pembelajaran, khususnya pada materi elastisitas sehingga berimplikasi pada munculnya hambatan belajar siswa.

(11)

3

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

kemampuan siswa, khususnya pada materi pokok elastisitas, guru perlu menyusun rancangan pembelajaran dengan mempertimbangkan hambatan belajar siswa sebagai prediksi respon yang kemungkinan muncul dari siswa selama ataupun setelah proses pembelajaran berlangsung. Rancangan pembelajaran tersebut mencakup berbagai situasi didaktis serta pedagogis yang relevan dalam mengantisipasi berbagai respon siswa. Upaya tersebut sejalan dengan Didactical Design Research (DDR).

Dalam Didactical Design Research (DDR), terdapat tiga fase proses berpikir guru, yaitu sebelum pembelajaran, pada saat pembelajaran berlangsung, dan setelah pembelajaran. (Suryadi, 2013). Ketiga fase tersebut menuntut guru berpikir secara komprehensif sehingga perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta ditambah dengan refleksi yakni keterkaitan antara rencana dengan fakta yang terjadi akan memunculkan proses pembelajaran yang optimal dan sistematis serta berimplikasi pada teratasinya hambatan belajar dan tercapainya pemahaman siswa. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Desain Didaktis Pembelajaran Materi Elastisitas Berdasarkan Hambatan Belajar pada Siswa Sekolah Menengah Atas”. Melalui penelitian tersebut akan dihasilkan desain pembelajaran yang telah teruji dan relevan dengan kondisi siswa.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa, khususnya hambatan epistemologi pada materi elastisitas. Hasil identifikasi tersebut menjadi landasan atau dasar perancangan desain didaktis pada materi elastisitas. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana desain didaktis materi elastisitas yang didasarkan pada hambatan belajar siswa Sekolah Menengah Atas?” Untuk memudahkan dalam pengkajian penelitian, maka rumusan masalah tersebut dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian:

(12)

4

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

2. Bagaimana desain didaktis empiris konsep elastis, plastis, tegangan, regangan, batas elastis serta modulus elastis yang didasarkan pada hambatan belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi hambatan belajar siswa, khususnya hambatan epistemologi pada materi elastisitas yang mencakup konsep elastis, plastis, tegangan, regangan, batas elastis serta modulus elastis

2. Menghasilkan desain didaktis empiris materi elastisitas yang didasarkan pada hambatan belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Dari segi teori, penelitian ini dapat memberikan gambaran hambatan belajar

siswa dalam memahami materi elastisitas disertai dengan rancangan desain didaktis yang relevan dalam mengantisipasi hambatan tersebut.

2. Dari segi praktek, penelitian ini dapat memberikan alternatif solusi bagi para guru dalam mengantisipasi hambatan belajar siswa pada berbagai materi fisika, yaitu dengan merancang desain didaktis yang didasarkan pada hambatan belajar siswa.

E. Struktur Organisasi

Bab I, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah yang diangkat peneliti serta tujuan dan manfaat dalam pelaksanaan penelitian.

Bab II, berisi kajian terhadap teori-teori yang relevan terhadap penelitian ini dan digunakan sebagai referensi atau acuan dalam setiap bagian proses penelitian. Bab III, berisi desain dan metode penelitian yang digunakan, partisipan dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dengan dilengkapi alur prosedur penelitian.

(13)

5

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

didaktisnya, pembahasan implementasi desain didaktis awal, temuan-temuan hambatan belajar berdasarkan hasil TKR kedua dan hasil implementasi desain didaktis awal, serta pembahasan rancangan desain didaktis revisi.

(14)

6

Tia Jannah Tertia, 2015

(15)

17

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hal ini didasarkan pada objek dari penelitian tersebut berupa situasi yang sifatnya alamiah serta hasil penelitian yang lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Dalam menemukan desain didaktis, proses penelitian memerlukan eksplorasi yang mendalam, dimana peneliti harus terjun secara langsung pada sasaran penelitian. Sesuai dengan tujuan dari desain atau metode yang digunakan, menurut Sugiyono (2007), tujuan dari metode kualitatif adalah menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menemukan teori, menggambarkan realitas yang kompleks, serta memperoleh pemahaman makna.

Desain penelitian yang digunakan yaitu Design Didactical Research (DDR). Sesuai dengan pemaparan Suryadi (2013), tahapan-tahapan dalam DDR antara lain :

1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (analisis prospektif) 2. Analisis metapedadidaktik

(16)

18

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlaku Hasil identifikasi hambatan belajar siswa merupakan respon siswa yang dijadikan sebagai landasan dalam merancang desain didaktis pembelajaran materi elastisitas.

Tahap kedua, analisis metapedadidaktik meliputi implementasi dari antisipasi desain didaktis yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Dan selanjutnya, diakhiri dengan analisis retrosfektif berupa refleksi terhadap hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik, serta dilakukan kembali Tes Kemampuan Responden untuk mengetahui berfungsi tidaknya rancangan desain didaktis tersebut.

[image:16.595.126.537.291.642.2]

Alur penelitian secara rinci dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Desain Didaktis B. Pastisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 di Kota Bandung. Sekolah tersebut menjadi salah satu sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 6 dan siswa kelas X MIA 6 di

Analisis Retrosfektif Analisis Metapedadidaktik

Uji TKR Kedua Revisi Desain Didaktis

Identifikasi Hambatan Belajar Analisis Prospektif Identifikasi Hambatan Belajar Penyusunan Prediksi Respon Siswa dan

Antisipasi Guru

(Desain Didaktis Awal/Hipotesis) Analisis Materi Penyusunan Soal TKR Judgement Internal Uji TKR Pertama

(17)

19

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah tersebut. Siswa kelas XI diberikan Tes Kemampuan Responden (TKR) materi elastistas, dan hasil jawaban-jawaban siswa pada tes tersebut akan dianalisis untuk mengidentifikasi hambatan belajar, khususnya hambatan epistemologisnya. Hambatan yang telah terindentifikasi akan dijadikan landasan dalam penyusunan desain didaktis awal yang akan diimplementasikan pada siswa kelas X. Selanjutnya, setelah mengimplementasikan desain didaktis, siswa kelas X juga diberikan TKR untuk mengetahui hambatan belajar apa saja yang dialami siswa.

C. Pengumpulan Data

[image:17.595.113.513.447.648.2]

Penelitian ini menggunakan gabungan beberapa teknik pengumpulan data atau triangulasi. Menurut Sugiyono (2007, hlm.330), triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan dan sumber data yang telah ada. Gabungan teknik pengumpulan data tersebut antara lain tes, wawancara, observasi, serta dokumentasi. Teknik pengumpulan data selengkapanya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Bentuk Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

No. Bentuk Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 1. Hambatan belajar

siswa pada materi elastisitas

 Lembar jawaban siswa pada Tes Kemampuan Responden ( TKR)  Transkrip hasil

wawancara dengan guru

 Tes

 Wawancara

2. Data desain didaktis awal materi elastisitas

Textbook serta sumber ajar materi elastisitas

Dokumentasi

3. Data implementasi desain didaktis awal materi elastisitas

Transkrip hasil rekaman implementasi desain didaktis awal materi elastisitas

Observasi

(18)

20

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Analisis Data

Analisis data dalam Didactical Design Research (DDR) meliputi tiga tahapan analisis yang diungkapkan oleh Suryadi (2011a), yaitu analisis sebelum pembelajaran (prospektif), pada saat pembelajaran berlangsung (metapedadidaktik) serta setelah pembelajaran (restrosfektif). Hal demikian sejalan dengan pernyataan Sugiyono (2007) dalam penelitian kualitatif, proses analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan. Penjelasan selengkapnya dari ketiga tahap tersebut sebagaimana dijelaskan Utari (2014) adalah sebagai berikut.

1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, yaitu analisis hasil tes kemampuan responden serta hasil wawancara untuk menngidentifikasi hambatan belajar siswa, khususnya hambatan epistemologi dalam materi elastisitas.

2) Analisis situasi didaktis pada saat pembelajaran, yaitu analisis respon siswa serta antisipasi guru selama implementasi desain didaktis awal pembelajaran materi elastisitas.

3) Analisis situasi setelah pembelajaran, analisis respon siswa pada desain didaktis awal dengan respon siswa pada saat implementasi desain didaktis awal, analisis hambatan belajar siswa setelah implementasi desain didaktis awal materi elastisitas.

(19)

21

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesimpulan atau verifikasi yang sifatnya dapat menjawab rumusan masalah

(20)

22

Tia Jannah Tertia, 2015

(21)

121

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan dalam penelitian ini, maka desain didaktis materi elastisitas disusun dengan mempertimbangkan hambatan belajar siswa pada materi tersebut sebagai landasan utamanya. Hambatan belajar yang dimaksud mencakup hambatan epistemologi pada konsep elastis, plastis, tegangan, regangan, batas elastis, dan modulus elastis. Hambatan tersebut diperoleh dari siswa kelas XI dan siswa kelas X. Berikut ini simpulan dari hambatan epistemologi yang dialami siswa serta desain didaktisnya.

1. Hambatan epistemologi yang dialami siswa dalam materi elastisitas antara lain: a. Pada konsep sifat elastis dan plastis, hambatan yang dialami siswa yaitu

tidak mengidentifikasi dan menjelaskan sifat elastis dan plastis bahan dengan tepat, serta tidak mengidentifikasi gaya sebagai penyebab deformasi bahan.

b. Pada konsep tegangan, hambatan yang dialami siswa yaitu tidak menjelaskan makna atau esensi konsep tegangan dengan tepat, dalam pemecahan masalah siswa tidak menuliskan kembali rumus tegangan dengan benar dan tidak menentukan nilai tegangan dengan benar.

c. Pada konsep regangan, hambatan yang dialami siswa yaitu tidak menjelaskan makna atau esensi konsep regangan dengan tepat serta tidak menentukan nilai regangan dengan benar.

d. Pada konsep batas elastis, hambatan yang dialami siswa yaitu tidak menjelaskan makna atau esensi batas elastis dengan tepat serta tidak menentukan batas elastis dengan tepat berdasarkan data dalam bentuk tabel dan grafik.

(22)

121

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

benar hubungan kesebandingan antara sifat elastis bahan dengan nilai modulus elastisnya.

2. Desain didaktis materi elastisitas sebagai hasil dari penelitian ini yaitu berupa desain didaktis empiris yang didasarkan pada hambatan belajar siswa dalam materi elastisitas. Berikut ini desain didaktis empiris untuk masing-masing konsep pada materi elastisitas, antara lain:

a. Siswa menyelidiki sifat elastis dan plastis berbagai bahan (misalnya, karet dan plastik) dengan arahan beberapa pertanyaan yang disajikan dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sehingga dapat menjelaskan dan mengi-dentifikasi kedua sifat tersebut dan penyebab deformasinya.

b. Siswa mendemonstrasikan tegangan pada suatu bahan, misalnya pada tali karet, lalu siswa menyelesaikan beberapa soal mengenai tegangan dengan berdiskusi secara kelompok ataupun kelas.

c. Siswa mendemonstrasikan regangan pada suatu bahan, misalnya pada tali karet, lalu siswa menyelesaikan beberapa soal mengenai regangan dengan berdiskusi secara kelompok ataupun kelas.

d. Siswa mengidentifikasi batas elastis berdasarkan kesimpulan hasil kegiatan penyelidikan sifat elastis dan plastis bahan, lalu siswa mengidentifikasi batas elastis berdasarkan data yang ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik dengan cara berdiskusi kelompok atau kelas dan dipandu dengan arahan beberapa pertanyaan.

(23)

121

Tia Jannah Tertia, 2015

(24)

121

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

B. REKOMENDASI

(25)

122

Tia Jannah Tertia, 2015

(26)

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

(27)

124

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, C. A. (2008). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Brousseau, G. (2002). Theory of Didactical Situations in Mathematics. New York:

Kluwer Academic Publisher.

Bueche, F. J. & Hecht, E. (1997). Schaum’s Outlines Theory and Problems of College Physics Ninth Edition. New York: McGraw-Hill.

BSNP. (2013). Lampiran peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 68 tahun 2013. Jakarta: Depdikbud.

Dahar, R.W. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.

Hewitt, P.G. (2006). Conceptual Physics. Tenth Edition. New York: Person Education.

Kansanen, P. & Meri, M. (1999). Didactic relation in the teaching-studying-learning process. [Online]. Diakses dari http://www.helsinki.fi/ ~pkansane/Kansanen_Meri.pdf.

Mullis, I. V. S. (2007). TIMSS assessment frameworks. Boston: TIMSS and PIRLS International Study Centre.

Setiawati, E. (2011). Hambatan Epistemologi (Epistemological Obstacles) dalam persamaan kuadrat pada siswa madrasah Aliyah. Seminar UNY.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

(28)

124

Tia Jannah Tertia, 2015

DESAIN DIDAKTIS MATERI ELASTISITAS BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika kombinatorik berbasis pendekatan tidak langsung. Diakses dari

http://didi-suryadi.staf.upi.edu/files/2011/06/MODEL-ANTISIPASI-DAN-SITUASI-DIDAKTIS.pdf

Suryadi, D. (2011b). Didactical Design Research (DDR) dalam pengembangan pembelajaran matematika. [Online]. Diakses dari http://didi- suryadi.staf.upi.edu/files/2011/06/DIDACTICAL-DESIGN-RESEARCH-DDR.pdf.

Suryadi, D. (2013). Didactical design research (DDR) dalam pengembangan pembelajaran matematika. Seminar UNES.

Suryadi, D. (2014). Kemandirian pendidik. kisah pendidik reflektif dan profesional pembelajaran. Bandung : Sekolah Pascasarjana UPI.

Taufik, M. dkk. (2010). Desain model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA (Fisika) Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung. Berkala Fisika, 13(2), hlm. E31-E44. Tipler, P. A. (1998). Fisika untuk sains dan teknik jilid 1. (edisi ketiga). Jakarta:

Erlangga.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Utari, S. (2014). Desain didaktis berbantuan lesson analysis sebagai refleksi diri guru dalam pembelajaran kimia sma kelas xi pada konsep jenis-jenis dan

sifat-sifat koloid. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Wahyuni, E.T. (2014). Pengembangan reasoning based diagnostic test untuk mengidentifikasi kesulitan belajar dan miskonsepsi pada mata pelajaran

fisika materi pokok elastisitas untuk siswa sma kelas XI. Diakses dari

Gambar

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Desain Didaktis
Tabel 3.1 Bentuk Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

(Dilakukan pengamatan varietas kedelai yang berumur genjah dan berproduksi tinggi). Populasi

La Région wallonne ne disposait pas, au 31 décembre 2012, d’un inventaire détaillé, exhaustif et centralisé des participations qu’elle a acquises directement ou qui ont

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini deng

1) En ce qui concerne le circuit classique de liquidation, la Cour a examiné un échantillon 10 stratifié de dépenses pour les achats de biens et de services 11 , les

Dari hasil penelitian ini, masyarakat dapat mengetahui kandungan kobalt, molibdenum, kalium dan natrium pada kangkung dataran tinggi.. Universitas

Sanitasi Makanan Dan Minuman Pada Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi, Pusat Pendidikan Tenaga Sanitasi,Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI.. Arisman, 2000,

yang pada umumnya berbentuk soal cerita. Setelah transaksi dianalisis, lalu dicatat pada jurnal umum.. Dalam model CTL, soal yang akan di berikan kepada siswa.. berupa

36 Tersedia tempat khusus untuk mengangkut dodol salak 37 Dodol salak yang diangkut dalam keadaan tertutup 38 Tempat dodol salak dalam keadaan bersih. Prinsip VI