1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kangkung merupakan tanaman sayuran komersial dan sangat populer. Daunnya digemari seluruh lapisan masyarakat di Indonesia karena rasanya enak dan segar. Kangkung banyak mengandung vitamin A, vitamin C dan mineral. Sayuran ini berfungsi sebagai penenang (sedatif) atau berkhasiat sebagai obat tidur (Aksara, 2013). Di beberapa negara di Asia Tenggara, kangkung dikenal sebagai obat tradisional untuk mencegah beberapa penyakit, seperti menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kadar kolesterol, mencegah diabetes melitus, mengatasi anemia dan sebagai anti kanker (Yuliarti, 2009). Kangkung dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 m dari permukaan laut dan diutamakan lokasi lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup (Rukmana, 1995).
Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan, di samping itu, mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim (Almatsier, 2004).
Kobalt merupakan nutrisi esensial yang bisa mengurangi anemia melalui mekanisme yang berkaitan dengan produksi sel darah merah. Molibdenum dalam tubuh membantu melawan nitrosiamin sehingga bisa mencegah tumbuhnya kanker dan mencegah anemia (Widowati, dkk., 2008).
2
Kalium merupakan kation penting di dalam cairan intraselular. Kecukupan asupan kalium dapat memelihara tekanan darah dan membuat perubahan positif pada tekanan darah penderita hipertensi (Ramayulis, 2010). Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler. Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi. Secara normal tubuh dapat menjaga keseimbangan antara natrium di luar sel dan kalium di dalam sel (Almatsier, 2004).
Mineral Kobalt dan molibdenum bersumber dari tanah, debu, lava gunung berapi, kebakaran hutan dan asap kendaraan bermotor (Widowati, dkk., 2008). Hal ini bisa menimbulkan efek gangguan tehadap kesehatan manusia, tergantung bagaimana dari logam tersebut terikat dalam tubuh serta besarnya jumlah kadar (Widowati, dkk., 2008). Kobalt dan molibdenum dianggap hara mikro penting untuk kesempurnaan metabolisme tanaman (Widowati, dkk., 2008). Kalium dan natrium termasuk mineral yang banyak terkandung didalam tanaman tanpa dipengaruhi oleh pengaruh luar (Rukmana, 1995). Kalium dan natrium pada tanaman berfungsi untuk fotosintesis (Widowati, dkk., 2008).
Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry digunakan
untuk mendeteksi jejak logam dalam sampel dan untuk mendapatkan karakteristik unsur-unsur yang memancarkan gelombang tertentu. Kelebihan alat ini adalah sangat selektif dan dapat digunakan untuk mengukur beberapa unsur sekaligus secara berurutan dalam setiap pengukuran, serta waktu untuk menganalisanya lebih cepat dibandingkan dengan AAS yang membutuhkan waktu yang lebih lama dalam analisis multi elemen karena harus menggantikan lampu yang spesifik untuk salah satu senyawa (Edelson dan Daniel, 1987).
3
Berbagai metode dapat diterapkan dalam penetapan kadar kobalt, molibdenum, kalium dan natrium antara lain metode Gravimetri, Titrimetri, Spektrofotometri Serapan Atom dan Inductively Coupled Plasma (Gandjar dan Rohman, 2012).
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti kandungan kobalt, molibdenum, kalium dan natrium yang terdapat pada kangkung dataran tinggi dengan menggunakan alat Inductively Coupled Plasma Optical Emission spectrometry.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Apakah kangkung dataran tinggi mengandung logam kobalt, molibdenum, kalium dan natrium?
b. Berapa kadar logam kobalt, molibdenum, kalium dan natrium pada kangkung dataran tinggi?
1.3.Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Kangkung dataran tinggi mengandung logam kobalt , molibdenum, kalium dan natrium.
b. Kadar logam kobalt, molibdenum, kalium dan natrium pada kangkung dataran tinggi berada dalam jumlah tertentu.
4 1.4.Tujuan Percobaan
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah kangkung dataran tinggi mengandung kobalt, molibdenum, kalium dan natrium.
b. Untuk mengetahui kadar mineral kobalt, molibdenum, kalium dan natrium pada kangkung dataran tinggi.
1.5.Manfaat Percobaan
Dari hasil penelitian ini, masyarakat dapat mengetahui kandungan kobalt, molibdenum, kalium dan natrium pada kangkung dataran tinggi.