• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB PADA MATERI IKATAN KOVALEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB PADA MATERI IKATAN KOVALEN."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB PADA MATERI IKATAN

KOVALEN

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kimia Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

Aang Noviyana Umbara

NIM 1000573

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Aang Noviyana Umbara 1000573

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Aang Noviyana Umbara 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi Undang-undang.

(3)

AANG NOVIYANA UMBARA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB PADA MATERI IKATAN KOVALEN

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Muhamad Nurul Hana, S. Pd., M. Pd. NIP. 197101191997021001

Pembimbing II

Drs. Rahmat Setiadi, M.Sc. NIP. 196004111984031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan bahan ajar berbasis web pada materi ikatan kovalen yang menyesuaikan dengan kurikulum 2013. Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE. Konten konsep ikatan kovalen direpresentasikan pada level makroskopik melalui gambar yang disertai teks, submikroskopik melalui animasi juga gambar yang disertai teks, simbolik dalam bentuk rumus kimia dan struktur Lewis yang disertai teks. Berdasarkan hasil uji kelayakan konten dan tampilan web diketahui bahwa bahan ajar berbasis web ini telah memiliki kualitas yang baik dalam aspek konten, navigasi, desain visual, dan bahasa. Selain itu, menurut guru bahan ajar berbasis web pada materi ikatan kovalen sudah sesuai dengan konsep kimia. Guru juga memberikan tanggapan yang baik dalam aspek bahasa, desain visual, navigasi, dan desain instruksional. Tanggapan siswa menunjukkan bahwa bahan ajar berbasis web ini telah memiliki kualitas yang baik pada aspek konten (99,1 %), aspek bahasa (97,5 %), aspek desain visual (94,9%), aspek navigasi (94,8%), dan aspek motivasi belajar (94,0%).

Kata Kunci : Bahan Ajar Berbasis Web, Level Makroskopik, Ikatan Kovalen, Level Submikroskopik, Level Simbolik, Model ADDIE

ABSTRACT

The aim of this study was to develop and produce web based instructional materials in covalent bonding topic that adapts the curriculum of 2013. The model of development used was ADDIE Model. Content of covalent bonding concept was represented at the macroscopic level through picture with text, submicroscopic level through animation and picture with text, symbolic level through chemical formula and Lewis structure. Based on the results of feasibility test questionnaire, this web based instructional materials had good quality in content, navigation, visual design, and language aspect. Moreover, according to the teachers this web based instructional is in accordance with the chemical concept. The teachers were also given good response in language, visual design, navigation, and instructional design aspect. The students response showed that this web based instructional materials had good quality in the content aspect (99.1 %), language aspect (97.5%), visual design aspects (94.9%), navigation aspects (94.8%), and learning motivation aspect (94.0%).

(5)
(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran ... 9

B. Bahan Ajar ... 11

C. Bahan Ajar Berbasis Web ... 13

D. Karakteristik Bahan Ajar Berbasis Web ... 16

E. Keunggulan Bahan Ajar Berbasis Web ... 16

F. Teori Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web ... 17

G. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web ... 19

H. Representasi Kimia ... 21

I. Model Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT ... 22

J. Penilaian Web ... 26

K. Kajian Materi Ikatan Kovalen ... 29

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Objek Penelitian ... 41

B. Lokasi Penelitian ... 41

C. Metode Penelitian ... 41

D. Definisi Operasional ... 42

E. Alur Penelitian ... 43

F. Instrumen Penelitian ... 49

G. Teknik Pengumpulan Data ... 51

H. Teknik Analisis Data ... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Representasi Konten Ikatan Kovalen dalam Web ... 54

B. Kualitas Web yang Dikembangkan ... 62

C. Tanggapan Guru Terhadap Bahan Ajar Berbasis Web ... 67

D. Tanggapan Siswa Terhadap Bahan Ajar Berbasis Web ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Simpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 83

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi komputer membawa perubahan besar pada perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya secara global. Dunia pendidikan pun ikut menyesuaikan terhadap perubahan tersebut. Terlepas dari tingkat perkembangan ekonomi suatu negara, pendidikan tetap menjadi faktor kunci dalam pembangunan bangsa dan negara. Menurut Prawiradilaga dan Siregar (2004), masalah pokok yang umumnya dihadapi dalam dunia pendidikan ini adalah peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar. Di Asia Tenggara sendiri, reformasi pendidikan menjadi agenda populer untuk menjawab masalah tersebut. Dengan mudah dapat kita jumpai kegiatan seperti pembangunan gedung sekolah dan fasilitas pendidikan, peningkatan mutu serta kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan, perbaikan kurikulum, perbaikan sistem penilaian dan pengujian, desentralisasi pengelolaan pendidikan, pemberian wewenang lebih banyak pada sekolah dalam pembuatan kebijakan dan pelaksanaannya, perbaikan mutu buku pelajaran, dan pendayagunaan teknologi untuk menunjang proses belajar mengajar serta pengelolaan pendidikan pada umumnya.

(9)

memberikan arah dan perkembangan dunia pendidikan. Pada awalnya berkembang teknologi percetakan seperti buku yang dicetak hingga media telekomunikasi seperti televisi, video, audio yang direkam pada kaset atau pada CD (compact disk). ICT sebagai sarana penunjang proses pembelajaran ini ditandai dengan munculnya berbagai pembelajaran online dengan menggunakan internet (Munir, 2009). Penggunaan ICT dalam proses pembelajaran juga ditandai dengan banyaknya inovasi-inovasi dalam media pembelajaran seperti software, animasi, e-learning, games, simulasi, web, dan lain sebagainya (Darmawan, 2012).

Salah satu pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan yang saat ini tengah berkembang pesat adalah penggunaan internet untuk pembelajaran. Internet yang merupakan singkatan dari interconnection and networking, adalah jaringan informasi global yang terdiri atas komputer-komputer yang terhubung satu sama lain di seluruh belahan dunia (Rusman, 2012). Layanan internet yang paling dikenal dan paling cepat perkembangan teknologinya adalah World Wide Web (WWW) atau biasa disebut dengan web. Layanan ini menggunakan link hypertext yang disebut hyperlink untuk merujuk dan mengambil halaman-halaman web dari server. Halaman web dapat berisi suara, gambar, animasi, teks, dan program perangkat lunak yang menyusunnya menjadi dokumen yang dinamis. Pengguna dapat melihat web dari sebuah browser yaitu program yang dapat menampilkan data dalam format HTML (skrip halaman web) (Kristianto, 2002). Layanan internet inilah yang dimanfaatkan di bidang pendidikan melalui bahan ajar berbasis web.

(10)

membaca dan menulis, sehingga pengunjung dapat berperan aktif pada web tersebut. Istilah sharing mulai umum digunakan. Web 3.0 atau dikenal juga sebagai semantic web memungkinkan sesama mesin berinteraksi melalui database sehingga fungsi web menjadi wadah universal bagi pertukaran data, informasi, dan pengetahuan bagi seluruh pengunjung di seluruh dunia. Pada penelitian ini, web yang akan dikembangkan adalah web 2.0 yang mampu mengakomodasi kebutuhan pembelajaran dengan adanya komunikasi dua arah antara pengunjung web dan pembuat web.

Sejalan dengan apa yang diinginkan oleh kurikulum 2013 bahwa di dalam pembelajaran, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan yang sudah ada dalam ingatannya, dan melakukan pengembangan menjadi informasi atau kemampuan yang sesuai dengan lingkungan dan jaman tempat dan waktu ia hidup (Kemendikbud, 2013). Selain itu, pada kurikulum 2013, pendekatan pembelajarannya menggunakan pendekatan saintifik atau lebih dikenal dengan pendekatan 5 M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan data, Mengasosiasi, dan Mengkomunikasikan). Maka pembelajaran berbasis web yang terintegrasi dengan pendekatan 5 M merupakan salah satu upaya agar siswa memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.

(11)

Bahan ajar konvensional yang ada kebanyakan menyebabkan siswa kurang tertarik dalam mempelajari ilmu kimia karena sulit untuk mengintegrasikan visualisasi dan pemahaman. Hal inilah yang menjadi penyebab munculnya anggapan dalam diri siswa bahwa kimia merupakan salah satu pelajaran yang sukar dipahami. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan suatu strategi agar pembelajaran kimia menjadi lebih menarik bagi siswa (Kozma & Russell, 1997). Menurut Ally (2004), pembelajaran web dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda dari siswa dengan tersedianya kegiatan pembelajaran yang memadai berdasarkan karakteristik dan pilihan siswa. Hal tersebut dikarenakan web mampu menyediakan berbagai elemen media dengan memperhatikan keberagaman siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan memperbaiki performa pembelajaran siswa (Larkin-Hein & Budny, 2001). Selain itu, bahan ajar dengan skema atau diagram sederhana dapat mengaktivasi memori jangka panjang, dan bahan ajar dengan skema atau diagram yang kompleks biasanya diberikan petunjuk untuk lebih memahaminya. Bahan ajar ini sangat mungkin disusun dalam bentuk multimedia dan salah satunya bisa disajikan melalui web (Kalyuga, 2009).

Hasil survei mengenai materi yang cocok dijadikan bahan ajar berbasis web pada sembilan orang guru kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X di kota Bandung menunjukkan banyaknya kesulitan dalam menyampaikan bahan ajar yang bersifat abstrak karena masih rendahnya daya imajinasi siswa. Salah satu materi yang dianggap abstrak yaitu materi ikatan kimia. Materi ikatan kimia merupakan konsep kunci pada kelas X, dan akan menjadi dasar topik kimia lainnya. Selain itu, materi ikatan kimia juga cukup sulit diterima siswa apabila diajarkan dengan alat-alat yang ada seperti menggunakan contoh model 2D di buku ataupun model bola dan tongkat.

(12)

abstrak, dapat ditampilkan dalam animasi seperti dalam proses bagaimana terbentuknya ikatan kovalen. Representasi dengan bantuan animasi yang menunjukkan struktur dan proses dapat membantu guru untuk menerangkan konsep ilmiah dalam kimia molekuler (Falvo, 2008). Mengenai contoh-contoh senyawa yang berikatan kovalen akan lebih mudah dipahami jika menggunakan media representasi seperti gambar ikatan yang terjadi pada senyawa kovalen. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran kimia dengan menggunakan model representasi dapat membangun minat siswa dan mengembangkan sikap positif terhadap kimia (Wu, Krajcik & Soloway, 2001).

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran kimia berbasis web pada materi ikatan kimia mampu meningkatkan secara signifikan dalam pemahaman konsep kimia, minat dan sikap siswa terhadap pembelajaran kimia, dan juga kepedulian siswa terhadap aspek yang relevan dengan kimia dalam kehidupan sehari-hari (Frailich, Kesner & Hofstein, 2007). Kelebihan pembelajaran berbasis web di antaranya yaitu tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu, materi terkini mudah diupdate, dan bisa diintegrasikan dengan berbagai unsur seperti audio, animasi, dan video (Halim, Ali & Noraffandy, 2012). Diharapkan dengan adanya penelitian yang serupa mengenai ikatan kovalen yang terintegrasi dengan pendekatan saintifik pada web tersebut dapat menunjukkan hasil yang lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul

“Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web Pada Materi Ikatan Kovalen”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

(13)

Rumusan penelitian ini secara umum adalah “Bagaimana bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi ikatan kovalen?”. Adapun rumusan masalah secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep materi ikatan kovalen direpresentasikan dalam bahan ajar berbasis web?

2. Apakah web yang dikembangkan pada materi ikatan kovalen sudah memenuhi kualitas sebagai bahan ajar?

3. Bagaimana tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis web yang dikembangkan pada materi ikatan kovalen?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap bahan ajar berbasis web yang dikembangkan pada materi ikatan kovalen?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat permasalahan di atas cukup luas, maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Kompetensi inti dari materi ikatan kovalen dibatasi untuk aspek kognitif yaitu pada kompetensi inti nomor 3 dengan kompetensi dasar nomor 3.4 dan 3.5

2. Penilaian kualitas konten bahan ajar berbasis web dibatasi dalam aspek kesesuaian ide pokok dengan teks, ketepatan konsep kimia dalam teks, dan kesesuaian isi gambar dengan teks melalui uji kelayakan materi. 3. Penilaian kualitas web bahan ajar pada materi ikatan kovalen dibatasi

dalam aspek desain visual, navigasi, dan bahasa melalui uji kelayakan web bahan ajar materi ikatan kovalen.

4. Tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis web dibatasi dalam aspek konten, bahasa, desain visual, navigasi, dan desain instruksional melalui pengambilan angket.

(14)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan informasi mengenai representasi materi ikatan kovalen dalambahan ajar berbasis web.

2. Mendapatkan bahan ajar berbasis web pada materi ikatan kovalen yang memenuhi kualitas sebagai bahan ajar dan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dimana guru kesulitan untuk mengimplementasikannya, terutama dalam menemukan fenomena dalam memfasilitasi kegiatan mengamati.

3. Memenuhi kebutuhan siswa untuk bahan ajar dalam bentuk web yang memiliki kelebihan mudah diakses.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi ikatan kovalen diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi ikatan kovalen dan memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri.

2. Bagi Guru

Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi ikatan kovalen diharapkan dapat membantu guru sebagai bahan ajar utama ataupun bahan ajar tambahan dalam pembelajaran.

(15)

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, calon peneliti lain dapat mengetahui bahan ajar berbasis web untuk pembelajaran kimia. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti lain dapat menguji mengenai keefektifan penggunaan bahan ajar berbasis web pada pembelajaran ikatan kovalen dan menerapkannya untuk materi kimia lainnya.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bab yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran dari penulis. Berikut penjelasannya :

1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan memuat latar belakang yang menjadi alasan penulis dalam mengembangkan bahan ajar berbasis web. Dalam pendahuluan dibahas pula mengenai rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi. 2. Kajian Pustaka

Kajian pustaka membahas mengenai definisi, karakteristik, keunggulan bahan ajar berbasis web. Selain itu, dibahas pula mengenai pemanfaatan internet dalam pembelajaran, teori dan prosedur pengembangan bahan ajar berbasis web, model pengembangan bahan ajar berbasis ICT, representasi bahan ajar, penilaian web, serta ikatan kovalen. 3. Metode Penelitian

Metode penelitian mengungkapkan secara rinci mengenai prosedur penelitian yang telah dilakukan yang meliputi lokasi dan objek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, jenis-jenis instrumen yang digunakan, teknik pengumpulan data serta teknik pengolahan data.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

(16)

5. Kesimpulan dan Saran

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah bahan ajar kimia berbasis web pada materi ikatan kovalen kelas X yang disesuaikan dengan kurikulum 2013.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Uji coba produk yang dikembangkan, yakni bahan ajar kimia berbasis web pada materi konsep mol dilakukan di salah satu SMA di Bandung.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Metode penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2005). Metode penelitian yang digunakan dibatasi hingga pengujian terbatas.

(18)

Model pengembangan ADDIE yang dilakukan dibatasi hingga tahap pengembangan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dari model ADDIE :

1. Pada tahap analisis dilakukan analisis siswa dan analisis pembelajaran. Analisis siswa dilakukan melalui survei awal sehingga diketahui materi apa yang dapat dikembangkan menjadi bahan ajar berbasis web. Analisis pembelajaran dilakukan dengan studi pustaka pengembangan bahan ajar, studi pustaka materi ikatan kovalen, analisis Standar Isi Kurikulum 2013, dan studi pustaka fenomena ikatan kovalen.

2. Pada tahap desain dilakukan penyiapan file grafis, penyusunan konten web, dan pembuatan storyboard.

3. Pada tahap pengembangan dilakukan pembuatan web dan pembuatan instrumen untuk uji kelayakan konten dan web. Selain itu, dilakukan juga uji coba produk secara terbatas dan pengambilan data uji coba produk melalui angket sehingga dapat diperoleh kesimpulan penelitian.

D. Definisi Operasional

Berikut beberapa pengertian atau definisi terkait istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Pengembangan adalah proses, cara, pembuatan, perbuatan mengembangkan sesuatu (KBBI, 2003). Dalam penelitian ini yang dilakukan adalah pengembangan bahan ajar berbasis web dengan menggunakan model pengembangan ADDIE.

(19)

3. Representasi adalah suatu konfigurasi (bentuk atau susunan) yang dapat menggambarkan, mewakili, atau melambangkan sesuatu dalam suatu cara (Goldin, 2002). Dalam penelitian ini, representasi yang dimaksud adalah representasi kimia yang mencakup level makroskopik, submikroskopik, dan simbolik.

4. Level makroskopik adalah nyata, zat kimia yang terlihat dan nyata, termasuk di dalamnya pengalaman kehidupan sehari-hari siswa (Johnstone dalam Chittleborough, 2007).

5. Level submikroskopik merupakan representasi yang didasarkan pada teori partikel suatu zat yang digunakan untuk menjelaskan fenomena nyata dalam bentuk pergerakan dari suatu partikel seperti elektron, molekul, dan atom (Johnstone dalam Chittleborough, 2007).

6. Level simbolik merupakan representasi yang berupa simbol-simbol kimia, rumus, dan persamaan reaksi (Johnstone dalam Chittleborough, 2007).

E. Alur Penelitian

(20)

Studi Pustaka

Pengembangan Bahan

Ajar Berbasis Web

Studi Pustaka

Materi Ikatan

Kovalen Analisis Materi pada

Standar Isi Kurikulum

2013 Kimia Kelas X

Survei Awal

Penentuan Materi

Studi Pustaka

Fenomena untuk

Ikatan Kovalen

Pembuatan Web

Penyusunan Konten Web

Pembuatan Storyboard

Pembuatan Instrumen Penyiapan File Grafis

Uji Kelayakan Konten dan

Revisi

Validasi Uji Kelayakan

Web

Uji Coba Produk

Analisis data

Kesimpulan

TAHAP ANALISIS

TAHAP DESAIN

[image:20.595.65.560.99.750.2]

TAHAP PENGEMBANGAN

Gambar 3.1 Alur Penelitian

(21)

1. Tahap Analisis

a. Survei Awal

Survei ini dilakukan untuk mengetahui adanya potensi permasalahan dan kebutuhan di lapangan. Survei awal dilakukan pada guru-guru SMA yang mengajar mata pelajaran kimia. Survei ini berupa wawancara terstruktur mengenai kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 terutama mengenai fenomena materi kimia yang sulit disampaikan dengan cara konvensional yang sebaiknya disampaikan dalam bahan ajar berbasis web.

b. Penentuan Materi

Penentuan materi yang akan dikembangkan menjadi bahan ajar berbasis web dilihat dari frekuensi kemunculan materi yang disebutkan dalam wawancara dengan mengacu pada banyaknya guru yang membutuhkan bahan ajar materi tersebut untuk pembelajaran.

c. Studi Pustaka Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web

Studi pustaka pengembangan bahan ajar web dilakukan dengan studi pustaka mengenai bagaimana teori-teori dasar pengembangan web, prosedur pengembangan web, dan evaluasi bahan ajar berbasis web. Hal ini akan menjadi acuan bagaimana selanjutnya bahan ajar web tersebut dikembangkan.

d. Analisis Standar Isi

Analisis Standar Isi dilakukan untuk menentukan batasan pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan KI dan KD suatu materi yang tujuan pembelajarannya mampu dicapai dengan satu kali pertemuan di kelas.

e. Studi Pustaka Materi Ikatan Kovalen

(22)

juga dengan Standar Isi pada kurikulum 2013. Studi pustaka ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman dan keluasan materi atau konsep.

f. Studi Pustaka Fenomena untuk Ikatan Kovalen

Pada kurikulum 2013 siswa dan guru dituntut menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Salah satu tahapan dalam pendekatan saintifik adalah tahapan mengamati. Pengamatan yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap data hasil eksperimen, fenomena alam, ataupun analogi yang disajikan guru. Studi pustaka untuk fenomena diperlukan agar diperoleh suatu fenomena yang paling cocok untuk disajikan dan dapat menggiring siswa menemukan permasalahan dan memulai pembelajaran.

2. Tahap Desain

a. Penyiapan File Grafis

File-file grafis dibutuhkan untuk merepresentasikan materi ke dalam media web yang akan dikembangkan. Pemilihan file grafis dilakukan dengan bersama-sama mendiskusikannya dengan dosen pembimbing. File grafis yang digunakan ini dapat berupa gambar, tabel, video, animasi, dan simulasi. Setiap representasi dari materi dengan file grafis yang berbeda akan memiliki pengaruh dan keefektifan yang berbeda dalam penyampaiannya sehingga pemilihan file grafis dilakukan dengan banyak pertimbangan. Adanya lebih banyak pilihan untuk merepresentasikan materi dengan berbagai file grafis merupakan salah satu kelebihan pembelajaran berbasis web.

b. Penyusunan Konten Web

(23)

kompetensi dasar yang ingin dicapai. Konten web yang disusun berisi teks dan gambar.

c. Uji Kelayakan Konten Web

Uji kelayakan dilakukan untuk mengetahui kesesuaian ide pokok dari setiap paragraf pada konten web dengan teks atau gambar, ketepatan konsep kimia dalam teks dan juga kesesuaian gambar dengan isi teks. Uji kelayakan konten web dilakukan oleh satu orang dosen kimia. Hasil dari uji kelayakan akan memperlihatkan mengenai kelayakan isi teks untuk dijadikan konten web dan beberapa masukan dari dosen. Hasil uji kelayakan konten web ini akan direvisi. Revisi diperlukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam konten web. Hasil dari revisi inilah yang nantinya menjadi isi dari web yang dikembangkan.

d. Pembuatan Storyboard

Storyboard merupakan cetak biru dari web yang akan dibuat. Storyboard dibuat untuk menentukan letak judul, letak teks, letak gambar, serta jumlah halaman web. Storyboard yang telah dibuat kemudian direvisi karena masih dimungkinkan terdapat kesalahan. Hasil dari revisi inilah yang kemudian akan dijadikan rancangan web yang dikembangkan.

3. Tahap Pengembangan

a. Pembuatan Web

Web dibuat berdasarkan hasil revisi konten web dan storyboard. Pembuatan web menggunakan software seperti Notepad dan Dreamweaver. Desain yang digunakan dalam web berasal dari template yang telah ada. Template ini digunakan untuk membuat tampilan web lebih menarik, dan mempermudah pengerjaan.

(24)

Web yang sudah dibuat harus melalui tahap uji kelayakan oleh dosen ahli media. Tahapan ini untuk menentukan apakah bahan ajar berbasis web ini sudah layak untuk digunakan atau belum. Hasil dari uji kelayakan web akan menunjukkan kekurangan dari bahan ajar berbasis web yang telah dibuat. Setelah diuji kelayakannya, web direvisi sehingga web siap untuk diunggah.

c. Pembuatan Instrumen

Instrumen penelitian digunakan sebagai alat mengumpulkan data untuk rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat empat rumusan masalah penelitian sehingga diperlukan minimal empat instrumen. Instrumen tersebut antara lain berupa human instrument, angket uji kelayakan konten dan web, angket tanggapan guru dan angket tanggapan siswa. Instrumen-instrumen tersebut dibuat beriringan dengan pembuatan web. Penjelasan lebih lanjut mengenai pembuatan instrumen akan dibahas pada bagian instrumen penelitian.

d. Validasi Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data, instrumen harus divalidasi agar data yang diambil benar-benar merupakan data yang diperlukan. Validasi ini dilakukan dengan memberikan instrumen yang telah dibuat pada dosen pembimbing. Instrumen kemudian diperiksa untuk mengetahui kesalahan yang ada, seperti kalimat yang ambigu atau tidak lengkap. Instrumen kemudian melalui tahap revisi untuk diperbaiki. Hasil dari revisi yang telah valid kemudian akan digunakan untuk mengambil data.

4. Tahap Implementasi

(25)

5. Tahap Evaluasi

a. Analisis Data

Data yang telah diambil kemudian dianalisis untuk mengetahui kualitas dari bahan ajar berbasis web yang dikembangkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar berbasis web dicantumkan pada bagian teknik analisis data.

b. Kesimpulan

Dari hasil analisis data akan diperoleh kesimpulan mengenai bagaimana kualitas bahan ajar kimia berbasis web pada materi yang telah dikembangkan.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen utama yang digunakan adalah human instrument dimana peneliti sebagai instrumen itu sendiri. Human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya sendiri (Sugiyono, 2009). Oleh karena itu, peneliti harus mampu mengevaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode penelitiannya, penguasaan teori dan wawasan terhadap objek yang diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

Instrumen dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus penelitian (Sugiyono, 2009). Terdapat empat fokus penelitian yang diperoleh dari rumusan masalah, sehingga dalam penelitian ini dibutuhkan minimal empat instrumen yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Berikut penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Lembar Catatan Pengembangan Web (dokumentasi)

(26)

elemen-elemen media yang akan ditampilkan untuk merepresentasikan level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik pada materi ikatan kovalen. Lembar catatan pengembangan web dapat membantu peneliti dalam mengorganisir data apa saja yang dibutuhkan, sekaligus mengecek data apa saja yang sudah tersedia dan belum, dan data apa saja yang harus dianalisis kembali untuk diperbaiki.

2. Angket Uji Kelayakan Materi dan Web

Angket uji kelayakan materi dan web digunakan untuk membantu menjawab rumusan permasalahan kedua yaitu mengenai kualitas bahan ajar berbasis web. Uji kelayakan ini bertujuan untuk merevisi baik materi maupun web yang dikembangkan.

Angket uji kelayakan materi berisi tanggapan terhadap materi ikatan kovalen pada aspek kesesuaian ide pokok, ketepatan konsep kimia dalam teks, dan kesesuaian isi gambar dengan teks. Uji kelayakan materi ini dilakukan oleh dosen ahli materi di luar KBK Media. Angket kelayakan web berisi tanggapan terhadap web ikatan kovalen pada aspek desain visual, navigasi dan bahasa. Uji kelayakan web ini dilakukan oleh dosen ahli di luar tim KBK Media disertai akses online web.

3. Angket Tanggapan Guru

Angket tanggapan guru digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ketiga mengenai tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis web yang dikembangkan. Angket yang dibuat untuk guru dibuat menjadi dua bagian, yaitu :

a. Angket berupa pilihan ganda dengan adanya tambahan pilihan berupa catatan yang dapat diisi oleh guru jika tanggapan yang ingin disampaikan tidak terdapat pada pilihan yang tersedia. Angket ini memuat pertanyaan mengenai aspek konten web, desain dan visual, bahasa, dan desain instruksional.

(27)

4. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian keempat mengenai tanggapan siswa terhadap bahan ajar berbasis web yang dikembangkan. Angket untuk siswa berupa pilihan ganda, dan disertai dengan alasan apabila siswa memilih pernyataan yang negatif. Angket ini memuat pertanyaan mengenai aspek konten, bahasa, desain visual, navigasi, dan motivasi belajar.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian. Terdapat empat jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Catatan Pengembangan Web

Catatan pengembangan web merupakan pedoman data yang dimiliki peneliti dalam mengembangkan elemen-elemen web. Teknik pengumpulan data pengembangan yang tertulis pada lembar catatan pengembangan web dilakukan dengan studi dokumentasi. Dokumen-dokumen yang dapat digunakan untuk mengembangkan web antara lain berupa data hasil analisis standar isi untuk mengetahui konsep pokok yang terdapat dalam pembelajaran, data hasil studi pustaka fenomena dan studi pustaka buku teks sebagai acuan untuk mengembangkan bahan ajar, data hasil studi pustaka pengembangan bahan ajar berbasis web untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pengembangan bahan ajar, dan data hasil diskusi dengan dosen pembimbing selama penyusunan web sebagai saran dan masukan. Dokumen-dokumen tersebut ditulis peneliti dalam lembar catatan pengembangan. Proses pengumpulan catatan pengembangan web dilakukan selama proses pengembangan web berlangsung.

(28)

Data hasil uji kelayakan materi digunakan untuk mengetahui kelayakan materi yang selanjutnya akan digunakan menjadi konten web. Data hasil uji kelayakan materi digunakan untuk mengetahui apakah web yang dikembangkan sudah layak untuk diujicobakan dan menjadi produk akhir atau perlu direvisi. Teknik pengumpulan data penilaian materi web dilakukan dengan memberikan lembar uji kelayakan materi. Teknik pengumpulan data penilaian web dilakukan dengan memberikan lembar penilaian dan alamat web yang dapat diakses secara online.

3. Data Hasil Tanggapan Guru

Data hasil tanggapan guru digunakan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap bahan ajar berbasis web. Teknik pengumpulan data guru dilakukan dengan memberikan angket tanggapan guru dan panduan penggunaan bahan ajar berbasis web disertai dengan akses online pada web.

4. Data Hasil Tanggapan Siswa

Data hasil tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan guru sebagai pengguna bahan ajar berbasis web. Teknik pengumpulan data siswa dilakukan dengan memberikan angket tanggapan siswa setelah dilakukan uji coba pada web. Data ini dikumpulkan pada tahap implementasi uji coba terbatas.

H.Teknik Analisis Data

Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan:

1. Data Catatan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web

Hasil data catatan pengembangan digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai bentuk elemen media seperti apa yang sesuai untuk merepresentasikan level makroskopik, mikroskopik, dan simbolik pada materi ikatan kovalen.

(29)

Data hasil uji kelayakan materi dan web akan diolah menggunakan cara statistik desktiptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sudjino, 2009). Hasil uji kelayakan tersebut menghasilkan data berupa saran dan komentar. Data tersebut digunakan sebagai acuan untuk merevisi web sehingga dapat menjadi produk akhir.

3. Data Hasil Angket Guru

Data hasil angket tanggapan guru dibahas untuk memperoleh kesimpulan mengenai tanggapan guru setelah menggunakan bahan ajar kimia berbasis web pada materi ikatan kovalen ini.

4. Data Hasil Angket Siswa

Data hasil angket siswa digunakan untuk memperoleh kesimpulan mengenai tanggapan siswa setelah menggunakan bahan ajar berbasis web pada materi ikatan kovalen ini. Data hasil angket tanggapan siswa akan dibuat persentase untuk setiap pernyataan pada angket. Rumus persentase sebagai berikut :

Keterangan :

P = persentase f = jumlah jawaban n = jumlah responden

[image:29.595.207.479.697.739.2]

Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya akan diinterpretasikan sesuai dengan Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Interpretasi Persentase Data Angket Siswa

Persentase Kriteria

(30)

0 < P < 25 Sebagian kecil siswa

25  P  50 Hampir setengah siswa

P = 50 Setengah siswa

50  P  75 Sebagian besar siswa

75  P  100 Hampir seluruh siswa

P = 100 Seluruh siswa

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Konsep kestabilan atom, pembentukan ikatan kovalen dan sifat fisika senyawa kovalen direpresentasikan pada level makroskopik melalui gambar. Konsep pembentukan ikatan kovalen, jenis ikatan kovalen, ikatan kovalen polar dan nonpolar, dan sifat fisika senyawa kovalen direpresentasikan pada level submikroskopik dalam bentuk gambar dan pada konsep ikatan kovalen dalam bentuk animasi. Konsep aturan oktet, aturan duplet, pembentukan ikatan kovalen, jenis ikatan kovalen, ikatan kovalen polar dan nonpolar direpresentasikan pada level simbolik dalam bentuk rumus kimia dan struktur Lewis.

2. Berdasarkan hasil uji kelayakan konten dan tampilan, bahan ajar berbasis web yang dikembangkan memiliki kelayakan dari segi konten, desain visual, navigasi serta bahasa.

3. Berdasarkan hasil angket tanggapan guru, bahan ajar berbasis web pada materi ikatan kovalen sudah baik. Materi ikatan kovalen dalam web sesuai dengan konsep kimia dan tidak menyebabkan miskonsepsi. Bahan ajar berbasis web juga sudah baik dalam aspek bahasa, desain visual, navigasi, dan desain instruksional.

(32)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan peneliti lain untuk melakukan:

1. Pengujian produk dengan koneksi internet yang lebih baik agar buffering video dan gambar lebih cepat.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Ally, M. (2004). The theory and practice of online learning. Canada : Athabasca University.

Alwi, H. (2003). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ardac, D. & Akaygun, S. (2004). Effectiveness of multimedia-based instruction that emphasizes molecular representations on students’ understanding of chemical change. Journal of Research in Science Teaching, 41, hlm. 317– 337.

Arkun, S. & Akkoyunlu, B. (2008). A Study on the development process of a multimedia learning environment according to the ADDIE model and students’ opinions of the multimedia learning environment. Interactive Educational Multimedia, 17, hlm. 1-19.

Chandrasegaran, A. L., Treagust, D. V. & Mocerino, M. (2007). The development of a two tier multiple-choice diagnostic instrument for evaluating secondary school student’s ability to describe and explain chemical reactions using multiple levels of representation. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3), hlm. 293-307.

Chang, R. & Overby, J. (2008). General Chemistry : The Essencial Concepts, 6th Ed. Newyork : The McGraw-Hills Companies Inc.

Chen, I. (2011). Instructional Design Methodologies. Dalam Information Resources Management Association, Instructional design : concepts, methodologies, tools, and applications (hlm. 80-88). New York : IGI Global.

Chittleborough, G. & Treagust, D. F. (2007). The modelling ability of non-major chemistry student and their understanding of the sub-microscopic level. Chemistry Educational Research and Practice, 3, hlm. 274-292.

(34)

Davidson, G. V. & Rasmussen, K. L. (2006). Web based learning: designing, implementation, and evaluation. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education Inc.

Departemen Pendidikan Nasional (2008). Panduan pengembangan bahan ajar. Jakarta: Depdiknas.

Dick, W., Carey, L. & Carey, J. O. (2005). The systematic design of instruction (edisi keenam). Boston: Pearson.

Doymus, K., Simsek, U. & Karacop, A. (2009). The effects of computer animations and cooperative learning methods in micro, macro and symbolic level learning of states of matter. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research, 36, hlm. 109-128.

Falvo, D. (2008). Animations and simulations for teaching and learning molecular chemistry. International Journal of Technology in Teaching and Learning. 4(1), hlm. 68–77.

Fay, M. (2003). Chemistry Fourth Edition. New Jersey : Pearson Prentice Hill. Frailich, M., Kesner, M. & Hofstein, A. (2007). The influence of web-based

chemistry learning on students’ perceptions, attitudes, and achievements. Research in Science & Technological Education, 25, hlm. 179–197.

Fu, J. S. (2013). ICT in Education: A Critical Literature Review and Its Implications. International Journal of Education and Development using Information and Communication Technology (IJEDICT), 9, hlm. 112-125. Goldin, G. A. (2002). Representation in mathematical learning and problem

solving. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates Publishers.

Halim, N. D. A., Ali, M. B. & Noraffandy, Y. (2012). Development of chemical bond website for field dependent and field independent learners. 3rd International Conference on Education, Business, Management and e-Learning IPEDR, 27, hlm. 75-79.

(35)

Ismail, M., Mukti, N. A. & Sembok, M. T. (2003). A Theoritical review on evaluation of multimedia courseware. Proceedings of 2nd International Conference on Measurement and Evaluation in Education (ICMEE), hlm. 264-272.

Kalyuga, S. (2009). Cognitive load factors in instructional design for advanced learners. New York : Nova Science Publishers, Inc.

Kargiban, Z. A. & Siraj, S. (2009). A pedagogical development model on chemistry teaching through computer-assisted and guided inquiry. World Applied Sciences Journal, 6, hlm. 570-578.

Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan (2013). Impelementasi kurikulum. Jakarta : Kemendikbud.

Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Panduan pengembangan bahan ajar berbasis TIK. Jakarta: Kemendiknas.

Kementerian Pendidikan Nasional (2010). Panduan pengembangan bahan ajar berbasis web. Jakarta: Kemendiknas.

Kristianto, D. (2002). Fasilitas di internet. [Online]. Tersedia di :

http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafisweb/www/3-fasilitas_internet.html. Diakses 4 April 2014.

Koentjaraningrat. (1990). Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.

Kozma, R. B. & Russell, J.W. (1997). Use of simultaneous-synchronized macroscopic, microscopic, and symbolic representations to enhance the teaching and learning of chemical concepts. Journal of Chemical Education, 3, hlm. 330-334.

Larkin-Hein, T. & Budny, D. D. (2001). Research on learning style: applications in the physics and engineering classroom. IEEE Transactions on Education. 44 (3), hlm. 276-281.78

Lee, W. W. & Owens, D. L. (2004). Multimedia-based instructional design, second edition. San Francisco : John Wiley & Sons, Inc.

(36)

Munir. (2010). Kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Molenda, M. (2003). In search of the elusive ADDIE model. Performance improvement. 42(5), hlm. 34–36

Newby, T. J., Lehman, J., Russell, J. D. & Leftwich, A. D. (2011). Educational technology for teaching and learning. Boston : Pearson Education, Inc.

Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. & Nachtrieb, N. H. (2001). Prinsip-Prinsip kimia modern. Jakarta : Erlangga.

Parekh, R. (2006). Principles of multimedia. New Delhi : Tata McGraw-Hill Education.

Peterson, C. (2003). Bringing ADDIE to Life : Instructional Design at Its Best. Journal of Education Multimedia and Hypermedia , hlm. 227-241.

Prawiradilaga, D. S. & Siregar, E. (2004). Mozaik teknologi pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.

Roblyer, M. D. (2006). Integrating educational technology into teaching. New Jersey: Pearson Education Inc.

Rusman. (2012). Belajar dan pembelajaran berbasis komputer, mengembangkan profesionalisme guru abad 21. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sadiman, A. S., Raharjo, A. R. & Rahardjito. (2009). Media pendidikan : pengertian, pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta : Pustekkom Dikbud dan PT Raja Grafindo Persada.

Sanger, M. J. & Badger, S. M. (2001). Using computer-based visualization strategies to improve students’ understanding of molecular polarity and miscibility. Journal of Chemical Education, 78, hlm. 1412–1416.

Sentongo, J., Kyakulaga, R., & Kibirige, I. (2013). The effect of using computer simulations in teaching chemical bonding: experiences with Ugandan learners. International Journal Education Science, 5, hlm. 433-441.

(37)

Sugiyono. (2009). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta. Sudjino, A. (2009). Statistik pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada.

Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Syaefudin, U. (2008). Inovasi pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Tasri, L. (2011). Pengembangan bahan ajar berbasis web. [Online]. Tersedia di:

http://www.ft-unm.net/medtek/Jurnal_MEDTEK_Vol.3_No.2_Oktober_2011_pdf/Jurnal

%20Lu%27mu%20Tasri.pdf. Diakses 4 April 2014.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Whitten, K. W., Davis, R. E., Peck, M. L., & Stanley, G. G. (2003). General chemistry. Washington : Thomson Brooks/Cole.

Wu, H. K., Krajcik, J. S. & Soloway, E. (2001). Promoting understanding of chemical representations: students’ use of a visualization tool in the classroom. Journal of Research in Science Teaching, 38, hlm. 821-842. Zaharias, P. (2006). Developing a usability evaluation method for E-learning

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.1 Interpretasi Persentase Data Angket Siswa

Referensi

Dokumen terkait

antara kadar PCT terhadap skor keparahan pneumonia, dalam hal ini PSI pada awal. pasien PK datang

An Analysis of Shifts in The Translation The Chronicles of Narnia : The Silver Chair By C.S Lewis Into The Chronicles of Narnia: Kursi Perak By Donna Widjajanto..

dapat dinyatakan sebagai berikut: ketika algoritma konvergen ke suatu titik limit yang terletak di dalam ( interior ) dari daerah layak ( feasible ), maka titik ini adalah suatu

reactive power compensation in case of harmonic pollution, AGH- University of Science &amp; Technology. Universitas

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan, komite audit, komisaris independen, dewan direksi, ketepatan waktu pelaporan dan

[r]

apabila semakin banyak lilitan kumparan yang melilit pada inti besi, maka. semakin besar medan magnit yang dihasilkan dan pada ukuran kawat

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah, rahmat dan karunia Nya penulis dapat meyelesaikan karya ilmiah ini.Adapun karya ilmiah ini disusun