• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN (ADIWIYATA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN (ADIWIYATA)."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

(StudiKasus di SMP Negeri I Cimaungdan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung)

DISERTASI

Diajukanuntuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Doktor Ilmu Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Disusun oleh: Aten Sonadi NIM 1101128

SEKOLAH PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

(StudiKasusdi SMPNegeri I Cimaungdan SMPNegeri I KatapangKabupaten Bandung)

Oleh

Aten Sonadi

Sebuah Disertasi Diajukanuntuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan Program Studi Administrasi

Pendidikan

Aten Sonadi 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN (ADIWIYATA)

(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Cimaung dan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung)

ABSTRAK

Implementasi program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) sangat strategis untuk mengubah perilaku masyarakat dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup melalui proses pendidikan di SD, SMP dan SMA. Namun sampai saat ini capaian sekolah Adiwiyata cenderung linear dikarenakan terkendala dengan permasalahan seperti dukungan dari Pemerintah Daerah belum optimal, partisipasi dari warga sekolah masih rendah, karena belum memahami dengan jelas tentang tujuan, sasaran dan dampak kebijakan Program Adiwiyata. Kondisi tersebut menunjukan diperlukan upaya terpadu agar implementasi kebijakan Adiwiyata dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena empirik maupun konsep implementasi kebijakan program Adiwayata di Kabupaten Bandung yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mendukung kinerja implementasi kebijakan program Adiwiyata. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input kepada para pemangku kebijakan, dalam upaya meningkatkan pencapaian tujuan Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus untuk mengungkapkan situasi dan kondisi implementasi kebijakan program Adiwiyata di dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dijadikan obyek penelitian. Cara pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1). Arah kebijakan yang ditempuh dalam implementasi kebijakan adiwiyata telah tersedia dan dijadikan acuan untuk melaksanakan Program Adiwiyata, namun belum tersedia Surat Kesepakatan Bersama (SKB) Antara Dinas Pendidikan Kebudayaan dengan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) untuk mendukung implementasi program Adiwiyata lebih bermutu. 2). Proses implementasi program Adiwiyata sudah dilaksanakan dan cenderung menuju perbaikan dengan kegiatan yang dikembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Implementasi terkendala dengan proses sosialisasi dengan pelaksanaan, karena SMP yang ada wilayah Kabupaten Bandung belum semua terlibat dalam sosialiasi, 3).Strategi yang dilakukan cukup mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan program Adiwiyata. Strategi dilakukan melalui: a).Visi dan misi sekolah sudah terkait dengan isu lingkungan hidup, b). Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) masuk dalam Kurikulum Muatan Lokal, c). Program Adiwiyata dijadikan gerakan bagi warga sekolah melalui Iklar Hidup Bersih

dalam Upacara Hari Senin, kegiatan“Lima Menit Operasi Bersih” sebelum pelajaran di

mulai. Namun dukungan sumberdaya manusia yang berkompetensi PLH masih terbatas, demikian juga fasilitas pendukung belum memadai dan anggaran masih menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS), 4) Monitoring dan evaluasi implementasi program Adiwiyata dalam pelaksanaannya cenderung berpedoman kepada buku panduan pelaksanaan program Adiwiyata dari pusat, namun monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan belum rutin dan cenderung hanya ditekankan pada saat sekolah akan mendapat penilaian. (5) Dampak implementasi kebijakan Program Adiwiyata adalah prestasi siswa cenderung meningkat, siswa mempunyai keterampilan tentang lingkungan hidup,terjadi perubahan perilaku sehingga terwujud sekolah berwawasan lingkungan hidup sebagai hasil proses pendidikan. Sebagai alternative solusi untuk meningkatkancapaian implementasi Program Adiwiyata, peneliti merekomendasikan model hipotetik Implementasi Program Adiwiyata yang Bermutu di Kabupaten Bandung.

(5)

POLICY IMPLEMENTATION OF SCHOOL CARE

ON ENVIRONMENT AND CULTURAL PROGRAM (ADIWIYATA) (Case Studies of SMP Negeri 1 Cimaung and SMP I Katapang in Bandung Regency)

ABSTRACT

The implementation of School Care on Environment and Cultural Program (Adiwiyata) is very strategic to change people's behavior in solving environmental issues through education process in elementary, junior high and high school. However, currently the achievement of Adiwiyata ‘s school performance is limited due to various constraints such as low support from local government, low participation of the school community cause by lack of a proper understanding on Adiwiyata policy objectives, target and policy.These constraint conditions indicate a need of an integrated model and sustainable strategies that could support Adiwiyata policy implementation in more effective and efficient.

This study aims to assess the empirical phenomena and concepts in policy implementation of Adiwayata program held in Bandung Regency High School (SMP) in order to optimize the implementation performance.The results of this study are expected to provide input to the policy makers, as an effort to improve the performance achievement on the program’s objectives.

This qualitative research is using case studies to reveal the empirical phenomena of Adiwiyata program implementation in two secondary schools that carried out by the Environmental Management Office of Bandung Regency which is the object of this research. Data was collected through interviews, review of documentations and observation.The research found that: (1) guidelines for policy direction in implementing Adiwiyata policy is available and used as a reference in the implementation process, however no Letter of Agreement between Bandung Regency Education and Culture Office and Bandung Environmental Control Office to support quality Adiwiyata program is provided yet. 2) the implementation process of the Adiwiyata program has been conducted and tend to getting better with the development activities manage by the Environmental Education Office. The implementation is constrain by the socialization process of Adiwiyata program which not all junior high school within Bandung Regency involve in the implementation program. (3) The implementation strategy influence the success of Adiwiyata program through: a) school vision and mission that link with environmental issues, b) education environmental has been integrated within local school

curriculum, c) Adiwiyata program is use to “driven” school members through pledge on

clean living in the Monday Ceremonial Event , “Five Minutes of Operation Clean” prior to start teaching/learning. However, limited support obtain from competent human resources in environmental education, as well as inadequate support of facilities. In regards to budget, the program use the school operational funds (BOS).(4) monitoring and evaluation of Adiwiyata program implementation is conduct based on guideline of Adiwiyata program implementation from the center government, however monitoring and evaluation conducting by the school is not routine and tend to emphasize on timing where the school will receive external assessment.(5) the impact of the implementation of Adiwiyata program are better achievement on student’s performance, change of school

members’ behavior which made School Care Environment and Cultural Program possible

(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN ………...

PERNYATAAN ………..

ABSTRAK ………...

i

ii

iii

ABSTRAC ………... iv

KATA PENGANTAR ………. v

UCAPAN TERIMA KASIH ……… vi

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR GAMBAR……… X DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR FOTO ……….. DAFTAR LAMPIRAN……… xiv xvi BAB I : PENDAHULUAN ……… 1

A Latar Belakang Penelitian ……… 1

B Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian ………. 10

C Tujuan Penelitian ………. 13

D Manfaat Penelitian ………... 14

E Struktur OrganisasiPenelitian ……….. 14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……….. 16

A Kajian Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) dalam Konteks Administrasi Pendidikan ………... 16 B Konsep Analisis Kebijakan .……….... 25

C Efektivitas Implementasi Kebijakan ……… 48

1. Tahap Pemahaman (Adopsi) Kebijakan ..………. 54

2. Tahap Sosialisasi Kebijakan .……… 56

3. Tahap Aksi Kebijakan (Policy)………. 63

D Monitoring Kebijakan.……… 65

E Evaluasi kebijakan ………..……… 67

F Strategi Implementasi Kebijakan yang Efektif ……..……….. 69

1 Strategi Organisasi Implementasi Kebijakan yang Efektif ………. 73

(8)

3 Fasilitas Implementasi Kebijakan ……… 81

4 Strategi Pembiayaan ………. 85

G Sekolah Peduli dan Berbudaya lingkungan ( Adiwiyata) ……… 92

H Studi Terdahulu tentang Implementasi Kebijakan ……….. 98

I Kerangka Pemikiran Penelitian ….………. 99

BAB III : METODE PENELITIAN ……… 105

A Metode Penelitian ……… 105

B Lokasi dan Sumber Data ………. 107

C Definisi Operasional ……… 111

D Instrumen Penelitian …..……….. 112

E Proses Pengembangan Instrumen ….……….. 114

F Cara Pengumpulan Data ……… 118

G Analisis Data ………. 122

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 125

A Hasil Penelitian di SMP Negeri 1 Cimaung Kabupaten Bandung ……. 125

1 Arah Kebijakan yang di Tempuh dalam Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).. 125 2 Proses Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ..………. 128 3 Strategi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ..……… 150 4 Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)…... 159 B Hasil Penelitian di SMP Negeri 1 Katapang Kabupaten Bandung …… 171

1 Arah Kebijakan yang di Tempuh dalam Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).. 171 2 Proses Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ……… 174

3 Strategi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ...……….

191

4 Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)…...

197

C Pembahasan Temuan Hasil Penelitian Mengenai Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata di SMP Negeri I Cimaung dan SMP

Negeri I Katapang Kabupaten Bandung………..

206

(9)

Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)..

2 Proses Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ………

215

3 Strategi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ………...

229

4 Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Program

Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)…... 237

5 Dampak Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) .……….……..………

242

D Model Hipotetik Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata Yang

Efektif ………..

245

1 Konseptual Model Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ……… 245

2 Rasional.……… 246

3 Tujuan .……… Substansi Koordinasi dan Parisipasi Masyarakat ……… 249 4 249 BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI ………... 261

A Kesimpulan .……… 261

B Implikasi ..……… 264

C Rekomendasi ……… 267

DAFTAR PUSTAKA ………. 270

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia dewasa ini sudah mengancam

kehidupan manusia, sehingga menjadi prioritas dalam pembangunan Nasional.

Pembangunan menurut Siagian (2005, hlm. 3) mendefinisikan bahwa

“Pembangunan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan

perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa

untuk menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Nation

Building)”.Definisi tersebut, dapat diartikanpembangunan adalah usaha sadar dan

terencana untuk menuju kesejahteraan bangsa, makapembangunan lingkungan

hidup adalah upaya mengelola seluruh potensi sumberdaya lingkungan agar

memberikan kesejahteraan bagi bangsa dan negara. Pembangunan telah

memberikan keuntungan bagi masyarakat,tetapi dilain pihak perkembangan

kondisi lingkungan hidup dihadapkan dengan dampak negatif dari pembangunan,

misalnya pertumbuhan ekonomi melalui sektor industri telah mengubah lahan

pesawahan menjadi kawasan industri yang tidak berwawasan lingkungan yang

menyebabkan pencemaran air, udara, tanah, bahkan limbah berbahaya dan

beracun telah mengubah kondisi alam menjadi rusak dan tidak dapat

dimanfaatkan.

Pakar lingkungan hidup Sumarwoto (2004, hlm. 51) mengemukakan bahwa

“Lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati suatu mahluk hidup bersama

dengan benda hidup dan tak hidup didalamnya”.Oleh karena itu, pembangunan lingkungan hidup harus dapat mengelola, memanfaatkan serta melindungi

sumberdaya alam agar dapat memberikan kesejahteraan bagi umat manusia dan

dapat dipertahankan kelestariannya.

Selanjutnya, rendahnya pendidikan lingkungan hidup bagi masyarakat

berakibat pada rendahnya pemahaman masyarakat terhadap lingkungan

disekitarnya, bahkan berpengaruh pada perilaku yang tidak ramah dengan

lingkungan.Sejalan dengan hal diatas pendidikan dikemukakan oleh Syaefudin&

(11)

mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas

yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan

mendidik”. Oleh sebab itu, manusia mempunyai tugas untuk mengelola dan

melestarikan alam, untuk itu manusia perlu mempunyai pengetahuan tentang alam

yang menjadi tanggungjawabnya.

Namun secara umum masyarakat belum menyadari bahwa tindakan yang

dilakukannya telah menyebabkan kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat dilihat

dari fakta yang ditemui seperti :

a. Kualitas air sungai semakin tercemar,karena adanya kebiasaan masyarakat

membuang sampah ke sungai.

b. Masyarakat yang membangun industri masih melakukan pelanggaran,

sepertiketika melakukan kegiatan usaha tidak sesuai dengan dokumen

lingkungan terjadi pencemaran udara, air, dan tanah, membuang limbah

beracun tanpa diolah dulu sehingga menimbukan kerusakan lingkungan.

c. Pengembangan dan pembangunan perumahan yangterus meningkat akibat

pertumbuhan penduduk yang cepat,seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung

dengan jumlah penduduk 3,2 juta jiwa dengan Total Fertility Rate (TFR) 2,56

tahun 2010 (Sensus Penduduk BPS tahun 2010) berdampak pada hilangnya

lahan resapan air serta meningkatnya limbah domestik sebesar 86% yang

dibuang langsung ke sungai dari aktivitas rumah tangga yang juga

mempengaruhi kualitas lingkungan(Laporan Hasil Pengujian Kualitas Air

BPLH tahun 2009).

Rendahnya pendidikan masyarakat tentang lingkungan hidup juga terjadi di

sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar. Kondisi saat ini masih banyak

sekolah yang belum berwawasan lingkungan, padahalpendidikan lingkungan

hidup seharusnya dimulai sejak diniagar terjadi perubahan pola pikir (mindset)

tentang lingkungan. Perbaikan lingkungan hidup tidak saja diselesaikan dengan

teknologi semata, tetapi perlu dilakukan perubahan perilaku melalui proses

pendidikan.Dalam mekanisme pendidikan menurut Sumaatmaja (2002, hlm. 41)

mengemukakan bahwa:

(12)

diterapkan pembakuan (standar) yang menjadi ukuran, yaitu kedewasaan, kematangan, perilaku yang diharapkan.

Perlindungan dan penyelamatan lingkungan perlu dilakukan melalui

pendidikan, Perubahan perilaku masyarakat untuk dapat mengelola lingkungan

hidupsupaya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa. Kondisi pada saat

ini, masih ditemukan sekolahyang secara fisik belum berwawasan lingkungan. Hal

ini dapat dilihat dari permasalahan sebagai berikut:

a. Lingkungan sekolah yang masih kotor tidak terawat baik ruang belajar dan

lingkungan di dalam dan disekitar sekolah, karena warga sekolah belum

memahami tentang lingkungan hidup atau mungkin belum terbiasa dengan

budaya hidup bersih, sehingga warga sekolah belum menyadari arti penting

kebersihan, kenyamanan bagi tempat belajar dan mengajar.

b. Sekolah masih kelihatan gersang karena tidak ada penghijauan, ruang terbuka

hijau, lahan kosong yang tidak ditanami pohon ataupun saluran drainase yang

belum terawat dengan baik, sehingga dijumpai genangan air yang terkesan

kotor.

c. Warga sekolah masih terbiasa membuang sampah tidak pada tempatnya, baik

karena prilaku atau karena tidak ada fasilitas untuk membuang sampah

padahal keberadaan sampah yang belum dikelola dengan baik memberikan

kesan sekolah kotor.

Kondisi ini perlu dilakukan perubahan melalui pendidikan lingkungan hidup,

sekolah diharapkan membawa perubahandalam perlindungan dan pelestarian

lingkungan hidup.Sejalan dengan hal di atasUndang-undangNomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasionaldalam (Bab II, pasal 3) menyebutkan

bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fungsi pendidikan berdasarkan undang-undang tersebut dapat diartikan

(13)

sesuatu yang dipelajarinya, dari hasil pendidikan itu akan membentuk watak atau

karakter dalam dirinya kemudian menjadi budaya secara umum tentang apa yang

diketahui dan dipelajarinya. Oleh karena itu,pendidikan lingkungan hidup

diharapkan akan merubah karakter peserta didik untuk memahami dan

bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.

Berdasarkan kondisi di atasPemerintah telah berupaya dengan berbagai

kebijakan untuk mengatasi permasalahan tentang lingkungan hidup diantaranya

melalui Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa “Lingkungan Hidup adalah

kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan mahluk hidup, termasuk

manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan

kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain”. Kemudian dalam ketentuan pasal 65 Undang-Undang Nomor 32 Tentang Lingkungan Hidup yang

berbunyi bahwa: “Setiap orang berhak mendapatkan Pendidikan Lingkungan Hidup”.

Berdasarkan undang-undang tersebut persoalan lingkungan perlu diupayakan

melalui proses pendidikan yang dilakukan sejak dini, agar terjadi perubahan

perilaku yang lebih bijak dalam pengelolaan lingkungan hidup.Pemerintah

bertanggung jawab untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang

mempunyai hak memdapat pendidikan lingkungan hidup.

Salahsatu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah yaitu dengan membuat

kebijakan pendidikan lingkungan hidup melalui kesepakatan bersama

antaraKementrianPendidikan Nasional danKementrian Lingkungan Hiduppada

Tahun 2010 Tentang Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

(Adiwiyata)yang dilaksanakan diSekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kebijakan Program Adiwiyataadalah upaya untuk membuat perubahan

lingkungan hidup kearah yang lebih baik melalui proses pendidikan. Secara umum

kebijakan Program Adiwiyataadalah upaya pemecahan masalah lingkungan hidup

untuk menciptakan sumberdaya manusia melalui proses belajar mengajar untuk

menumbuhkankesadaran masyarakatakan pentingnya pelestarian lingkungan

(14)

memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya lingkungan untuk

kehidupan manusia.Sejalandengan hal tersebut Wahab (2010, hlm. 3)

mengemukakan tentang kebijakan bahwa: “Kebijakan (policy)adalah suatu

tindakan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu dan bukan sekedar

keputusan untuk melakukan sesuatu”.

Selanjutnya Stokey& Zeckhauser (1997. hlm. 4) mengemukakan

bahwa:“Policy analysis consists the major sections, in the first Cornerstones, we

establish a framework for thingking about policy problem and making choices. the

scond and much the longest section, nuts and bolts”. Sedangkan Tillar dan

Nugroho (2009, hlm. 184) mengemukakan bahwa: “Kebijakan Publik adalah

keputusan yang dibuat oleh Negara khususnya Pemerintah, sebagai strategi untuk

merealisasikan tujuan dari Negara yang bersangkutan”.

Tillar& Nugroho (2009, hlm. 140) mengemukakan pulabahwa: ”Kebijakan

pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah

strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka

untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk

suatu kurun waktu tertentu” .

Sejalan dengan definisi diatas Kebijakan Program Adiwiyata adalah

keputusan pemerintah untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup yang sudah

mengancam terhadap umat manusia. Kebijakan Program Adiwiyataadalah upaya

mengubahperilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen

masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan

kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan hidup.

Tujuan dari pendidikan lingkungn hidupyaitu mendorong dan memberikan

kesempatan kepada masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan

sikap, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk

melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup secara

bijaksana.Sebagai upaya mempercepat pelaksanaan sekolah peduli dan berbudaya

lingkungan khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan

menengahdengan tujuan mendorong masyarakatmelalui satuan pendidikan

(15)

pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang

akan datang.

Dalam perkembangannya Kebijakan Program Adiwiyata

dalamimplementasinyabelum efektif dilaksanakan. Kebijakan ProgramAdiwiyata

masih dihadapkan dengan permasalahan,hal ini dapat dilihat dari data tahun 2011

secara Nasional dari 251.415 sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK) baru 1.351

sekolah yang mengikuti atau berpartisipasi program Adiwiyata.

Tabel 1.1

Data Sekolah yang Mengikuti Program Adiwiyata Tahun 2006-2014

Sumber data: Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2014

Tabel diatas menunjukan secara Nasional implementasi kebijakan Program

Adiwiyata belum berjalan optimal, hal ini dapat dilihat dari dari tahun 2006

sampai dengan tahun 2014 sekolah yang berpartisipasi dalam program adiwiyata

sebanyak 3.489 sekolah.

Sedangkan data Tahun 2013 BPLH Propinsi Jawa Barat tentang sekolah yang

mendapat Penghargaan Adiwiyata dari Kabupaten Bandung dapat dilihat dari

table berikut:

Table 1.2

Daftar Sekolah Adiwiyata Tahun 2013

No Nama Sekolah Alamat

1 SD Alam Pelopor Jl. Kaktus Raya No.100 Bumi Rancaekek

2 SMPN 1 Nagreg Jl.Raya Nagreg KM.37 Kabupaten Bandung

3 SMPN 1 Cimaung Jl. Desa Cipinang Kecamatan Cimaung

Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Total Tingkat/ Level

P. Jawa Nasional

Partisipasi Propinsi 5 17 24 29 31 28 29 33 33

Partisipasi Sekolah 156 146 248 256 276 269 383 817 938 3.489

Penghargaan

> Model Sekolah

Adiwiyata 10 - - - - - 10

> Calon Sekolah

Adiwiyata - 30 30 40 37 98

> Sekolah Adiwiyata ( 1 ) - 10 30 30 35 67

> Sekolah Adiwiyata ( 2 ) - - 10 30 32 32

> Sekolah Adiwiyata

Nasional 200 463

On proses

(743) 663

(16)

Sumber: BPLHD Propinsi 2013

Sebagaimana permasalahan yang dihadapi ditingkat Nasionaldirasakan pula

di Kabupaten Bandung, dimana implementasi kebijakanProgram Adiwiyata juga

belum berjalan sesuai dengan diharapkan. Berdasarkan data yang ada pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup

Kabupaten Bandung, peran serta sekolah dalam Program Adiwiyata dapat dilihat

dari tabel dibawah ini.

Table 1.3

Jumlah Sekolah Yang Mengikuti Program Adiwiyata Kabupaten Bandung Tahun 2010 s.d 2014

NOe JENJANG PENDIDIKAN

JUMLAH

JUMLAH 2010 2011 2012 2013 2014

1 SD 1 0 3 4 0 8

2 SMP 2 1 3 9 11 26

3 SMA 0 0 2 0 0 1

Sumber data: BPLH Kabupaten Bandung Tahun 2014

Sedangkan jumlah sekolah berdasarkan jenjang pendidikan yang mengikuti

program Sekolah Berbudaya Lingkungan hidup (SBL) yang ada di Kabupaten

Bandung dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 1.4

Jumlah Sekolah Dan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) Kabupaten Bandung Tahun 2013/2014

NO

JENJANG

PENDIDIKAN

JUMLAH

SEKOLAH SEKOLAH SBL

1 SD + MI 1596 31

2 SMP + MTs 476 11

3 SMA + SMK + MTs 294 1

Sumber : Disdik Kabupaten Bandung

4 SDN Cijawura Jl.Ciwastra Kel. Mekarjaya Kec. Rancasari

5 SD Muhammadiyah 7 Kadipaten Raya No 4-6-Antapani Kidul Bandung

6 SDN Karang Pawulang 1 JL. Karawitan No. 81 Bandung Telp. 022-319022

7 SDT Krida Nusantara JL. Desa Cipadung Cibiru Bandung 40614

8 SDN Sukapura Jl. Manglayang I No. 1, Cibiru Bandung

9 SMPN 2 Bandung Jl. Sumatera No 42 Bandung – 40113

10 SMPN 5 Bandung Jalan Sumatra No. 40 Bandung Telp. 022-207121

(17)

Kemudian, untuk memotivasi agar sekolah berperan dalam

programAdiwiyata. Kementrian Lingkungan Hidup memberikan apresiasi kepada

sekolah yang mengikuti Program Adiwiyata yang berprestasi melalui pemberian

penghargaan baik tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional. Pemberian

penghargaan tersebut dilaksanakan setiap tahun.

Data sekolah yang Menerima Penghargaan dari Pemerintah dapat dilihat dari

table dibawah ini:

Tabel. 1.5

Daftar Sekolah Adiwiyata yang Mendapat Penghargaan Kabupaten Bandung Tahun2010-2013

NO JENJANG PENDIDIKAN

PENERIMA PENGHARGAAN

TINGKAT KABUPATEN TINGKAT PROPINSI TINGKTA NASIONAL

1 SD SD TALENTA SDN 1 MANGGAHANG SDN 1 MANGGAHANG

SD ALAM PELOPOR

SDN ALAM PELOPOR

SDN TALENTA SD ALAM PELOPOR

SD PERCOBAAN

CILEUNYI

2 SMP SMPN 2 KATAPANG SMPN 1 MARGAHAYU SMPN 1 MARGAHAYU

SMPN 1 MARGAHAYU SMPN NAGREG SMPN NAGREG

SMPN NAGREG SMPN CIMAUNG SMPN CIMAUNG

SMPN CIMAUNG SMPN 1 CIPARAY

SMPN 2 DAYEUH KOLOT

SMPN 1 CIPARAY SMPN 2 CILEUNYI

SMPN 1 CILEUNYI

SMPN 2 DAYEUH

KOLOT

SMPN 2 CILENYI

SMPN 3 BALEENDAG

SMPN 1 MARGAASIH

SMP SANDHY PUTRA

SMPN 2 DAYEUH KOLOT

3 SMA SMAN 1 MARGAHAYU SMAN 1 MARGAHAYU

(18)

Berdasarkan datadiatas, dapat dikemukakan bahwa Implementasi Kebijakan

Program Adiwiyata belum berjalan sesuai yang diharapkan, hal ini dapat dilihat

dari 1596 sekolah dasar hanya 31 sekolah atau 2,5% yang mengikuti program

Adiwiyata dan 476 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kabupaten

Bandung hanya 11 sekolah yang ikut Program Adiwiyata atau 2,3% dari jumlah

sekolah. Begitu juga untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dari 294 sekolah yang

ada hanya 1 yang baru berperan dalam program Adiwiyata, walaupun pemerintah

telah memberikan apresiasi melalui pemberian penghargaan kepada sekolah yang

berprestasi, tetapi belum mendorong pada peningkatan peran sekolah dalam

Program Adiwiyata.

Berdasarkan data diatas maka implementasi kebijakan Program

Adiwiyatabelum efektif dilaksanakan, hasil pengamatan dan observasi awal yang

dilakukan peneliti di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup dan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabuaten Bandung diperoleh gambaran ada

beberapa masalah yang dihadapi dalam implementasi kebijakan Adiwiyata

diantaranya:

1 Kurangnya informasi yang diterima oleh sekolah-sekolah yang ada di

Kabupaten Bandung tentang Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,

sehingga baru beberapa sekolah yang melaksanakan program tersebut.

2 Sumberdaya manusia yang masih terbatas baik di tingkat kabupaten maupun di

tingkat satuan pendidikan untuk melaksanakan Program Adiwiyata.

3 Komunikasi dan Koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Badan Pengendalian

Lingkungan hidup belum efektif sehingga sinergis program dan kegiatan

Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan belum terbangun dengan baik

masih saling berpegang pada tupoksi masing-masing.

4 Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkunga dianggap hanya kegiatan

yang sifatnya sukarela, sehingga masih banyak sekolah yang belum

melaksanakan program tersebut.

Untuk mengatasi permasalahan dalam Implementasi KebijakanAdiwiyata

perlu dibuat perencanaan, dan strategi implementasi agar kebijakan tersebut dapat

dilaksanakan, hal ini dikarenakan keberhasilan sebuah kebijakan akan ditentukan

(19)

tentang implementasi kebijakan bahwa: “Policy Implementation involves the

execution and steering of a course of action over time”. Implementasi kebijakan adalah pelaksanaan mengeksekusi kebijakan melalui aksi kegiatan. Selanjutnya

Dunn (2003, hlm. 43) mengemukakan proses analisis kebijakan adalah“it is useful

to visualize this proses as a series of interdependent activities arrayed throught

time- agenda setting, policy formation, policy adoption, policy implantation, policy assessment, policy adaption, and policy termination”.Selanjutnya, proses analisis kebijakan dikemukakan oleh Dunn (2003, hlm. 43) sebagai

berikut:“Perumusan masalah (Problem Struktur),Peramalan (Forcasting),

Rekomendasi (Recommendation),Pemantaun (Monitoring),Evaluasi (Evaluation),

Komunikasi (Comunication)”.

Dengan demikian,Implementasi kebijakan sebagai bagian penting dari proses

kebijakan yang harus dilaksanakankarena kegagalan dan keberhasilan suatu

kebijakan akan tergantung pada proses Implementasi kebijakan. Kegagalan suatu

kebijakan diakibatkan karena pelaksanaan implementasinya yang tidak tepat,

maka keberhasilan Kebijakan Program Adiwiyataakan ditentukan pada tahap

pelaksanaan implementasi kebijakan.

B.Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian 1. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penelitian ini

difokuskan dan dibatasi pada studi tentang Implementasi Kebijakan Sekolah

Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata). Kebijakan Program

Adiwiyatadiharapkan akan menghasilkan keluaran dan dampak yaitu, seberapa

banyak kecenderungan sekolah yang dapat melaksanakan Program Adiwiyata dari

jenjang PendidikanSekolah Menengah Pertama (SMP) yang akan mempengaruhi

perubahan perilaku siswa terhadap permasalahan lingkungan hidup.

Keberhasilan Sekolah sebagai organisasi atau wadah untuk mencapai tujuan

program adiwiyataakanberhasil apabila didalam pelaksanaannya mendapat

dukungan dari berbagai pihak, baik itu pihak internal pendidikan maupun pihak

eksternal pendidikan. Dalam hal ini, eksistensi sekolah-sekolah yang ada

(20)

Peduli dan Berbudaya Lingkungan, sehingga eksistensinya itu menjadi strategis

dalam upaya menciptakan Sekolah Peduli danBerbudaya Lingkungan yang

efektif.

Keberhasilan Implementasi Program Sekolah,sekolah peduli dan berbudaya

lingkungan ini bukanlah sesuatu yang bersifat instan, mudah dicapai dan bisa

terjadi begitu saja, tetapi hal tersebut merupakan sebuah proses yang kompleks

dan memerlukan pemikiran yang mendalam dari semua pihak yang berkompeten.

ImplementasiKebijakanProgram Adiwiyataperlu diupayakan melalui perencanaan

yang baik, dengan strategi yang tepat agar tujuan dari kebijakan tersebut dapat

tercapai. Implementasi merupakan hal yang penting dalam proses kebijakan,

karena keberhasilan suatu kebijakan dapat ditentukan dari bagaimana upaya yang

dilakukan dalam pelaksanaan suatu implementasi kebijakan.

Berdasarkan uraian diatasimplementasi kebijakan Program Adiwiyata belum

belum efektif dilaksanakan, karena dihadapkan dengan masalah sebagai berikut:

a. Masih rendahnya komitmen dari Pemerintah Daerah untuk mendukung

Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, misalnya

belum menjadikan program adiwiyata sebagai program prioritas sehingga

terkendala dengan dukungan anggaran, dukungan sumberdaya dan fasilitas,

serta rendahnya peran Kepala Sekolah yang dapat menentukan kebijakan

sekolah peduli dan berbudaya lingkungan dapat dilaksanakan.

Sebagaicontoh,Kepala Sekolah belum memahami tentang Kebijakan Program

Adiwiyata karena belum mendapat sosialisasi dan menganggap program

tersebut hanya sukarela saja.

b. Pemerintah dihadapkan dengan permasalahan siapa dan bagaimana kebijakan

Program Adiwiyata dapat dilaksanakan. Kebijakan tersebut adalah

kesepakatan dua kementrian yaitu antara Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan denganKementrian Lingkungan Hidup, tetapi dalam

implementasinya tidak sinergis.

c. Koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) belum sinergis,

belum terbentuk timkerja implementasi kebijakan, sehingga masing-masing

(21)

d. Belum semua sekolah atau masyarakat mendapat sosialisasi tentang Program

Adiwiyata, karena sosialisasi baru diberikan kepada sekolah yang ditunjuk

atau mengajukan untuk menjadi model saja.

e. Perencanaan operasinal belum optimal, dokumen perencanaan belum lengkap

yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan kebijakan tersebut, baik

ditingkat Kabupaten sebagai Inisiator Implementasi Kebijakan maupun

sekolah sebagai fokus dimana kebijakan dapat dilaksanakan.

f. Pengelolaan sumber daya pendukung seperti Sumber Daya Manusia

(SDM)yang terbatasbaik yang mempunyai kompetensi Pendidikan

Lingkungan Hidup, fasilitas sarana prasarana yang belum memadai, serta

dukungan Anggaran yang belum memadai dalam mendukung Implementasi

Kebijakan Program Adiwiyata.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka fokus masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana Implementasi Kebijakan ProgramSekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)”.

2. FokusMasalah Penelitian

Fokusmasalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi

Kebijakan Program Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).

Kemudian berdasarkan identifikasi masalah diatas rumusan masalah penelitian ini

yaitu:

a. Bagaimana arah kebijakan yang ditempuh dalam implementasi kebijakan

Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)di SMP

Negeri 1 Cimaung dan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung?

Arah kebijakan tersebut adalah dokumen-dokumen perencanaan yang menjadi

acuan dalam implementasi kebijakan Program Adiwiyata.

b. Bagaimana prosesimplementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan SMP

Negeri 1 Katapang Kabupaten Bandung?

Proses implementasi kebijakan Program Adiwiyata yaitu tahapan implementasi

kebijakan yang dilaksanakan melalui proses adopsi kebijakan, sosialisasi

(22)

c. Bagaimana strategi implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)di SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri

Katapang Kabupaten Bandung?

Strategi implementasi yaitu upaya atau cara yang dilakukan, optimalisasi

sumberdaya yang dimiliki yaitu dukungan SDM, dukungan anggaran dan

dukungan fasilitas atau sarana prasarana.

d. Bagaimana monitoring dan evaluasi hasil implementasi kebijakanProgram

Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I

Cimaung dan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung?

e. Bagaimana dampak implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan SMP

Negeri I Katapang, Kabupaten Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran empirik

tentang implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya

Lingkungan (Adiwiyata), sedangkan secara khusus tujuan penelitian adalah untuk

memperoleh gambaran empirik tentang:

1. Arah kebijakan yang di tempuh dalam implementasi kebijakan Program

Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiayata)di SMP Negeri I

Cimaung dan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung

2. Proses implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya

Lingkungan (Adiwiyata)di SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I

Katapang Kabupaten Bandung

3. Strategi implementasi kebijakanProgram Sekolah Peduli dan Berbudaya

Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I

Katapang Kabupaten Bandung

4. Monitoring dan evaluasi hasil implementasi kebijakan Program Sekolah

Peduli dan Berbudaya Lingkungan(Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan

(23)

5. Dampak implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya

Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I

Katapang Kabupaten Bandung.

6. Merumuskan model hipotetik implementasi kebijakan Program Sekolah

Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Beberapa Manfaat Teoritis atau Konseptual yang diharapkan dari penelitian

ini:

a. Membuktikan secara praktek tentang Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli

dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiayata).

b. Merekomendasikan Model Hipotetik Implementasi Kebijakan Program

Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).

2. Manfaat Praktis

Memberikan input kepada para pemangku kebijakan, dalam upaya

meningkatkan implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya

Lingkungan.

E. Struktur Organisasi Disertasi

Struktur Disertasi ini terdiri dari:

Bab I Pendahuluan, bab ini menjelasakan tentang bagian awal dari penelitian

yang teridiri dari:1). Latar Belakang yang menjelaskan tentang permasalah dalam

penelitian ini yang berjudul Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kebijakan

Sekolah Peduli BerbudayaLingkungan Hidup (Adiwiyata)2). Rumusan masalah,

menjelaskan bagaimana permasalahan diidentifikasi sehingga menjadi

permasalahan pokok yang harus diteliti. 3) Tujuan penelitian menjelaskan tentang

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian untuk menjawab rumusan

permasalahan,4) Menjelaskan tentang metode penelitian dan manfaat penelitian

(24)

Bab II. Kajian Pustaka, bab ini menguraikan tentang teori dan literatur yang

sedang dikaji yaitu tentang Administrasi Pendidikan, konsep analisis

kebijakan,efektivitas implementasi kebijakan, monitoring kebijakan. evaluasi

kebijakan, strategi implementasi kebijakan, Sekolah Peduli dan

BerbudayaLingkungan Hidup (Adiwiyata),studi terdahulu yang relevan. Hal ini

merupakan sebagai dukungan evidensi ilmiah yang mempunyai relevansi dengan

masalah dalam disertasi ini dan sebagai pembanding dalam membahas hasil

penelitian.

Bab III. Metode Penelitian, dalam bab ini dijelaskan tentang penjabaran

metode penelitian, tentang lokasi dan objek penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data yang

akan dilaksanakan oleh peneliti.

Bab IVMenyajikan Hasil Penilaian dan Pembahasan yang merupakan

deskripsi dari temuan yang didapatkan dari penelitian di lapangan dan membahas

hasilnya sesuai dengan konsep yang ada.

Bab VMerupakan bab penutup yang terdiri atas Kesimpulan, Implikasi

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk menemukan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan

rumusan masalah dan tujuan, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan

kualitatif untuk menggambarkan fenomena yang sedang terjadi,

denganmenggunakan metode studi kasus. Mengenai pendekatan kualitatif

(Creswell,2008, hlm.15) mengemukakan bahwa:” Pendekatan kualitatif adalah

suatuproses penelitian dan pemahaman yang mendasar pada metodologi yang

menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia”.Pada pendekatan ini,

peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci

dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami”.

Kemudian, Nasution (2002, hlm. 18) menyebutkan bahwa: “Penelitian

kualitatif disebut juga naturalistic, karena situasi lapangan bersifat natural atau

wajar sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi, diatur eksperimen atau tes”.

Sedangkan, Satori dan Komariah (2010, hlm. 22) mengemukakan Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada qualiti atau hal yang penting

dari sifat suatu barang/jasa. Hal penting tersebut berupa kejadian/fenomena/gejala

sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut”.

Penelitian kualitatif digambarkan sebagai suatu tradisi teknik penelitian juga

filsafat pengetahuan. McMillan& Schumacher(2012. hlm. 73) menyatakan

bahwa: “there are many terms associated with qualitative research, such as field

research, naturalistic, participant observation, ecological, constructivist,

interpretivist, ethno-methodology, and case study”.

Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada

fenomena sosial yang sedang terjadi yang berkaitan dengan masalah lingkungan

hidup, yang mana pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Pengendalian

Lingkungan Hidup sedang melakukan implementasi kebijakan sekolah peduli dan

berbudaya lingkungan hidup yang dilaksanakan di sekolah. Peneliti mencoba

mengungkap fenomena tersebut, mempelajari situasi yang sedang terjadi

(26)

Skondisi nyata yang dialami, sehingga diperoleh gambaran nyata berdasarkan

kondisi lapangan.

Mengingat penelitian kualitatifsuatu pendekatan penelitian yang

mengungkapkan situasi sosial dengan mendeskripsikan, mengambarkan

kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan

data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah

(Satori dan Komariah, 2010, hlm. 25), untuk itu hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam praktek

implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Temuan

yang diperoleh dari fenomena yang terjadi di lokasi penelitian merupakan bahan

bagi peneliti untuk mengidentifikasi ataupun membangun konsep yang dapat

mengarah kepada teori baru dalam pelaksanaan implementasi kebijakan sekolah

peduli dan berbudaya lingkungan hidup.

Berdasarkan uraian di atas maka keseluruhan penelitian ini didesain dalam

empat tahap dalam pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

1. Tahap persiapan peneliti melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh

informasi, mencari data-data, dokumen yang berkaitan dengan penelitian,

mempelajari kondisi awal tentang sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

hidup. Kemudian mempelajari pertanyaan penelitian secara lebih rinci dan

lebih mendalam agar dapat mengidentifikasi garis besar data dan informasi

apa saja yang perlu dicari melalui penelitian ini, dilanjutkan denganmerancang

instrumen pengumpulan data penelitian agar diperoleh data yang valid,

mempelajari profil responden yang menjadi sumber data,hal ini dilakukan

untuk menentukan kondisi responden agar mempermudah peneliti untuk

membangun komunikasi, sehingga mendapatkan data yang diperlukan, dengan

mempelajari profil responden peneliti akan dapat menyeleksi dan menentukan

responden yang tepat.

Persiapan dilanjutkan peneliti menyiapkan dokumen administratif yang

diperlukan dalam melakukan penelitian, seperti surat ijin melakukan

penelitian dari instansi terkait.

2. Tahap pelaksanaan, pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan

(27)

diperoleh data yang lengkap, kemudian meng-input data hasil penelitian.

Tahap pengolahan dan analisis data, peneliti melakukan identifikasi,

melakukan kategorisai data kategorisasi dan sintesa, memvalidasi sintesa, dan

menulis deskripsi temuan penelitian, serta mengidentifikasi draft konsep yang

di temukan dalam penelitian. Tahap output, peneliti melakukan validasi dan

sosialisasi konsep temuan penelitian kepada pihak yang relevan, dan terakhir

peneliti menutup tahap ini dengan menyusun laporan hasil penelitian.

B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian

1. Lokasi

Lokasi peneilitian harus ditentukan dengan tepat, karena penelitian dengan

pendekatan kualitatif harus memperoleh gambaran dan memperoleh data yang

sebenarnya terjadi dilapangan, maka peneliti harus langsung datang kelapangan.

Nasution (2003, hlm. 43) mengemukakan bahwa: “Peneliti harus langsung

mengumpulkan data dalam situasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu harus

turun langsung kelapangan “No entry no research”. Selanjutnya Nasution (2003

hlm. 43) mengemukakan bahwa: ”Langkah pertama peneliti harus memilih lokasi

situasi sosial, tiap situasi sosial mengandung tiga unsur yakni tempat, pelaku dan

kegiatan”.

Berdasarkan hal tersebut, maka lokasi yang dipilih adalah Kabupaten

Bandungyaitu SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I Katapang. Lokasi ini

dipilih sebagai lokasi penelitian karena SMP Negeri I Cimaungini mempunyai

lokasi yang strategis untuk dijadikan lokasi penelitian yang terletak di

wilayahadministratif Kecamatan Cimaung, Desa Cipinang sebuah sekolah yang

cukup jauh dari kota Kabupaten Bandung, walaupun jauh dari pusat kota

Kabupaten Bandung tetapi dengan kegigihan warga sekolah telahdan sedang

melaksanakan melaksanakan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

hidup danberhasil mendapat penghargaan Tingkat Nasional tahun 2013 sebagai

sekolah Adiwiyata.

Sedangkan SMP Negeri I Katapang berada pada wilayah administrative

Kecamatan Margahayu, Desa Margahayu yang dekat dengan Kota Kabupaten

(28)

lingkungan hidup, yaitu sekolah yang kotor dan kurang terawat serta selalu

kebanjiran bila musim hujan. Dengan motivasi yang kuat untuk melakukan

perubahan setelah menjadi model sekolah peduli dan berbudaya lingkungan SMP

Negeri I Katapang tampil menjadi sekolah yang bebas dari banjir dan dapat

memperoleh penghargaan adiwiyatasebagai juara tingkat provinsi tahun 2013.

Berdasarkan kondisi di atas kedua SMP tersebut tepat untuk dijadikan lokasi

penelitian, untuk dapat menggambarkan pelaksanaan implementasi kebijakan

sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup.

Kemudian, untuk melengkapi penelitian ini, peneliti memandang perlu

menjadikan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung

dijadikan lokasi penelitian karena merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) yang mempunyai tugas dan fungsi lingkungan hidup di Kabupaten

Bandung yang mana kebijakan program adiwiyata dibuat untuk membantu

pemerintah dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup yang menjadi

tanggung jawabnya.

2. Sumber Data Penelitian

Dalam melakukan penelitan, peneliti menentukan sumber data. Sumber data

utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan lofland dalam

Maleong(2007, hlm. 157) ialah “Kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain.Kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama, sumberdata utama

dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman audio tape, pengambilan

foto”. Sejalan dengan hal ituPenentuan sumber data dikemukakan oleh Satori dan

Komariah(2010, hlm. 50) mengemukan bahwa: “Penentuan sumber data pada

penelitian kualitatif dilakukan secara purposive, yaitu ditentukan dengan

menyesuaikan pada tujuan penelitian atau tujuan tertentu”. Sumber data dalam

penelitian ini meliputi sumber data primer dan skunder, sejalan dengan hal itu

pendapat Sudjana (2010, hlm. 174) Bahwa : “Berdasarkan tingkatnya, data dapat

diklasifikasikan kedalam dua kategori , yaitu data primer (utama) dan sekunder

(tambahan ). Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh Peneliti secara

(29)

pelaksana program (pendidik dan peserta didik), lembaga atau masyarakat. Data

sekunder yaitu data yang di himpun dari sumber tidak langsung, seperti data yang

di laporkan orang atau lembaga lain dari dokumen laporan lembaga

penyelenggara,laporan hasil evaluasi,laporan hasil peneliti, buku statistik, majalah

ilmiah, monograp, jurnal,internet dan lain lain.

Mengingat pentingan sumber data yang akan memberikan tujuan penelitian

maka penentuan sumber data atau informan harus dilakukan dengan selektif dan

tepat sasaran, hal ini dilakukan agar informasi yang didapat dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selanjutnya Sumber data primer dalam

penelitian dengan fokus implementasi kabijakan sekolah peduli dan berbudaya

lingkungan hidup (Adiwiyata)adalah:

a. Kepala sekolah dijadikan sumber data karena mempunyai peran dalam

tatakelola satuan pendidikan. Peran kepala sekolah dipandang dapat

menentukan implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya

lingkungan hidup dapat dilaksanakan. Kepala sebagai pimpinan suatu lembaga

pendidikan dipandang mempunyai informasi untuk mengungkap fenomena

yang sedang diteliti. Dengan alasan tersebut peneliti memandang perlu kepala

sekolah dijadikan sumber data kerena diharapkan dapat memberikan informasi

tentang sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup.

b. Ketua tim adiwiyata mempunyai peran penting dalam pelaksanaan kebijakan

sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Ketua tim adiwiyata sebagai

leader untuk menggerakan seluruh warga sekolah supaya terlibat dalam

implementasi kebijakan adiwiyata dan merupakan orang yang lebih tahu dan

memahami tentang program tersebut. Berdasarkan hal tersebut peneliti

menjadikan ketua tim adiwiyata sebagai sumber data, dengan harapan

mendapat informasi tentang implementasi kebijakan sekolah adiwiyata yang

akurat.

c. Anggota tim adiwiyata dipandang ikut terlibat dalam implementasi kebijakan

sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup, maka anggota tim ini

dijadikan sumber data dengan harapan mendapat informasi yang relevan.

d. Kepala sekolah bidang kurikulum, dijadikan sumber data karena

(30)

dengan kebijakan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.

Diharapkan dari wakil kepala sekolah ini didapat data yang akurat tentang

implementasi kebijakan program tersebut.

e. Guru yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar yang selalu

berinteraksi dengan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas

mempunyai peran penting dalam implementasi program sekolah peduli dan

berbudaya lingkungan hidup. Dengan demikian guru dipandang perlu untuk

dijadikan sumber data yang diharapkan untuk memberikan informasi yang

akurat.

f. Siswa dijadikan sumber data karena dipandang perlu akan memberikan

informasi. Karena siswa sebagai salah satu sasaran dalam impelementasi

kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup bukan saja sebagai

objek maupun subjek dalam program tersebut.

g. Penjaga sekolah, dalam pelaksanaan tugasnya penjaga sekolah mempunyai

peran penting dalam program adiwiyata, dimana penjaga sekolah bukan saja

menjaga keamanan dan ketertiban juga sebagai pelaksana tugas kebersihan di

sekolah. Penjaga sekolah dipandang mengetahui dan akan memberikan data

dan informasi tentang pelaksanaan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.

h. Pedagang/petugas kantin yang ada disekitar sekolah adalah unsur masyarakat

yang mempunyai aktivitas disekolah, diharapkan mengetahui dan memberikan

informasi tentang program sekolah berbudaya lingkungan hidup sesuai dengan

kapasitas dan kemampuannya.

i. Orang tua siswa, sebagai unsur masyarakat menjadi sumber data, untuk

melihat mengkompermasi bagaimana prilaku siswa di rumah setelah

mengikuti program sekolah dan berbudaya lingkungan hidup, jadi diharapakan

orang tua siswa dapat memberikan informasi yang dibutuhkan terkait dengan

penelitian ini.

j. Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) dijadikan sumber

data dipandang mengetahui dan memahami tentang permasalah lingkungan

hidup, dan mempunyai kapasitas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan

implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di tingkat

(31)

Perangkat Daerah (SKPD) dalam mengelola, merencanakan dan mengevaluasi

lingkungan hidup. Sehingga diharapkan dapat memberikan data dan informasi

untuk melengkapi data dilapangan.

k. Asisten Kesejahtraan Sosial Pemerintah Kabupaten Bandung, oleh peneliti

dijadikan sumber data, karena secara kelembagaan program dan kegiatan

lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh BPLH dan Tugas Fungsi

Pendidikan dan Kebudayaan dibawah koordinasi Asisten Kesejahteraan

Sosial.

l. Kabid, kepala seksi, staf bidang konservasi dan kerusakan lingkungan,

dijadikan sumber data karena sesuai dengan tugas pokok dan difungsikan

melaksanakan implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya

lingkungan hidup.

Datayang diperoleh dari sumberdata dikumpulkan melalui observasi dan

wawancara, untuk mengungkap informasi tentang implementasi kebijakan

adiwiyata. Sedangkan data skunder berupa dokumen-dokumen yang mendukung

terhadap tujuan penelitian dan juga digunakan untuk mendukung dan menguji

keabsahan data yang diperoleh dari subjek utama. Dokumen yang dijadi sumber

data untuk penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional penelitian ini adalah:

1. Kebijakan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup

(adiwiyata) mengandung pengertian tindakan pemerintah dalam mengatasi

permasalah yang dihadapi untuk menuju perubahan yang lebih baik tentang

permasalahan lingkungan hidup. Permasalah lingkungan hidup yang dihadapi

sudah menjadi isu penting dalam pembangunan lingkungan hidup.

2. Implementasi Kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

adiwiyataadalah melaksanakan kebijakan kedalam bentuk tindakan atau aksi

kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintahdalam mencapai tujuan

kebijakan yang telah ditetapkan.

3. Adiwiyatayaitu sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup yang

(32)

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah

yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai “human

instrument”.Dimana peneliti terlibat langsung dalam penelitian.Peneliti akan

turun langsung kelapangan untuk dapat mengungkap fakta-fakta lapangan yang

sedang terjadi. Satori dan Komariah(2010, hlm 61) mengemukan bahwa :

“Konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap

data kualitatif kecuali peneliti sendiri”.

Dalam penelitian ini peneliti akan langsung turun kelapangan yaitu pada

sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Peneliti akan mencari data melalui

sumber data yang telah direncanakan, dengan harapan memperoleh informasi

yang akurat tentang implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya

lingkungan yang sedang dilaksanakan pada lokasi penelitia yaitu SMP negeri 1

Cimaung dan SMP Negeri I Katapang, kemudian didukung dengan sumber data

pada Badan Penegndalian Lingkungan Hidup, dengan harapan dapat diperoleh

data yang akurat dari sumber data yang tepat.Karena peneliti sebagai human

instrument, maka pengambilan data yang dilakukan melalui wawancara,

Observasi dan studi dokumentasi dilakukan oleh peneliti sendiri.

Kekuatan peneliti sebagai human instrument dikemukan oleh Satori dan

Komariah(2010 hlm 67) yaitu: 1). Kekuatan akan memahami metodologi

kualitatif dan wawasan bidang profesinya. 2). Kekuatan dari sisi personality 3).

Kekuatan darisisi kemampuan hubungan sosial (human relation), 4). Kekuatan

dari sisi keterampilan berkomunikasi.

Definisi ini diaplikasi oleh peneliti sebagai berikut: pertama peneliti terus

meningkatkan pengetahuan tentang metodologi penelitan kualitatif untuk lebih

memperoleh pemahaman tentang teknik penelitian kualitatif yang sedang

dilakukan, kemudian peneliti terus berupaya dengan meningkatkan wawasan dan

pengetahuan tentang implementasi kebijakan melalui sumber bacaan dari pakar

(33)

kebijakan. Kedua peningkatkan kemampuan personal peneliti untuk menjadi

peneliti yang professional sehingga muncul percaya diri. Ketiga selalu

membangun hubungan sosial dengan informanagar terjalin hubungan yang erat

dan saling membutuhkan serta saling percaya sehingga muncul keterbukaan

dalam menyampaikan informasi yang diperlukan. Keempat peneliti berupaya

meningkatkan kemampuan komunikasi, cara dan teknik komunikasi agar proses

wawancara dapat berjalan dengan baik dan mendapat informasi yang relevan dan

akurat.Empat kekuatan ini oleh peneliti terus ditingkatkan sehingga kemampuan

dari seorang peneliti kualitatif dapat melakukan peneliti dengan baik. Disamping

itu kekuatan ini akan mewarnai seorang peneliti dalam melakukan wawancara

dengan inporman untuk memperoleh data yang valid.

Kemudian Nasution (2003 hlm.55) mengemukan peneliti sebagai instrument

penelitian mempunyai cirri-ciri diantaranya berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuiakan diri terhadap semua aspek keadaaan

dan dapat mengumpulan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak instrument berupa tes atau

angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan

pengetahuan semata-mata.

5. Hanya manusia sebagai human instrument mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera

menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,

perbaikan dan penolakan.

Dengan demikian dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human

instrument harus mempunyai kemampuan komunikasi untuk mengungkap

permasalahan, pandai bergaul dengan atau interaksi sosial dengan kondisi yang

(34)

E. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam pengembangan intrumen penelitian untuk mendapatkan data yang

diperlukan peneliti melakukan observasi yaitu pengamatan langsung terhadap

subyek ditempat informan melaksanakan aktivitas, kemudian melakukan

wawancara langsung untuk memperoleh data yang penting dan rasional dari

permasalahan yang sedang diteliti untuk memperkuat hasil observasi.Selanjutnya

melakukan studi dokumentasi tertulis untuk mendukung penelitian.Kemudian

untuk membantu peneliti akan menggunakan alat elektronik seperti foto

digunakan untuk melengkapi data yang dengangambar dapat memberikan

informasi situasi yang terjadi, taperecorder digunakan untuk merekam informasi

atau mengambil data yang diberikan oleh informan saat melakukan wawancara,

hasil rekaman suara sangat berarti untuk peneliti untuk mengatasi keterbatasan

peneliti dalam menerima informasi lisan dari informan, video lebih memberikan

informasi yang lengkap untuk diolah oleh peneliti berdasarkan gambar dan suara,

dalam penelitian alat modern ini sebagai petunjuk atau fakta lapangan yang

mengambarkan kondisi sebenarnya. Semua alat tersebut sebagai alat bantu bagi

peneliti untuk memperoleh data.Proses pengembangan instrument penelitian yang

dilakukan oleh peneliti 34 pertanyaan penelitian yang peneliti jadikan acuan untuk

membuat kisi-kisi pertanyaan wawancara dan FGD, dan mengarahkan peneliti

kepada dokumen yang relevan diperlukan, serta untuk acuan pada saat melakukan

observasi.

Tabel 3.1

Operasional Pengembangan Instrumen Kualitatif

(35)
(36)

Kategori Sub Kategori Teknik Informan Pedoman

-Observasi -Kepala Sekolah - Wakil Kepala

Sedangkan indikator untuk mengajian permasalahan peneliti lakukan pada tabel

(37)
(38)

Pertanyaan

Dalam penelitian ini peneliti sebagai human instrument maka pengumpulan

data akandilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, studi

dokumentasi dengan alasan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi digunakan peneliti sejak tahap awal pengambilan data, terutama

pada tahap awal penelitian bersamaan dengan pelaksanaan survey pendahuluan

tentang profil partisipan serta untuk mencermati fenomena-fenomena yang terkait

dengan objek penelitian. Sebagaimana kisi-kisi penelitian, penelitian telah

mengidentifikasi hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang perlu di observasi agar

jawaban terhadap pertanyaan penelitian dapat diperoleh seutuhnya. Peneliti

melakukan observasi secara langsung dengan cara melihat objek penelitian yang

ada dilapangan yang dimulai dari kunjungan pendahuluan. Walaupun sebelum

(39)

mencatat informasi, data, fenomena yang diperoleh selama observasi di di SMP

Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I Katapang.Tetapi pada prakteknya peneliti

harus sangat fleksibel. Hal ini disebabkan dalam kenyataan di lapangan hal-hal

yang telah dirancang untuk diobservasi ternyata kurang sesuai dengan tujuan

penelitian. Pada saat peneliti melakukan kegiatan Observasi Implementasi

Kebijakan Program Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan, peneliti

berupaya mengobservasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam program

adiwiyata. Peneliti mengamati kegiatan yang setiap hari dilakukan di SMP Negeri

I Cimaung dan SMP Negeri I Katapang yang berkenaan dengan

programAdiwiyata yang sedang dilaksanakan. Melalui observasi diharapkan

diperoleh gambaran yang jelas mengenai: a) Arah kabijakan yang di tempuh; b)

proses implementasi: c) Strategi Implementasi; c) Monitoring dan Evaluasi dan d)

Dampak kebijakan program Adiwiyata.Dalam rangka memperjelas observasi,

peneliti menggunakan alat bantu berupa kamera digital dan catatan-catatan untuk

merekam pola pelaksanaan pengelolaan penelitian yang dilakukan oleh SMP

Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I Katapang. Rekaman hasil observasi peneliti

gunakan dalam uraian temuan maupun pembahasan dan sebagian lainnya peneliti

tempatkanpada halaman lampiran disertasi ini.

2. Wawancara

Dalam proses penelitian tentunya diperlukan data untuk mendukung obyek

yang sedang diteliti. Dalam pendekatan penelitian kualitatif teknik yang sering

digunakan dalam pengmpulan data yaitu dengan teknik wawancara. Suatu teknik

pengumpulan data dimana peneliti melakukan interaksi langsung dengan sumber

data untuk memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Teknik wawancara

dilakukan oleh peneliti interviewer dengan harapan mendapatkan informasi yang

lebih rinci dan mendalam dari narasumber.Peneliti akan mengawali pengumpulan

data dengan mewawancarai, kepala BPLH, kepala sekolah di lokasi penelitian,

dilanjutkan dengan melakukan wawancara kepada partisipan lainnya sesuai

perencanaan.Wawancara dimulaidengan melakukan koordinasi dengan responden

sebelum wawancara dilakukan. Koordinasi dengan calon responden perlu

Gambar

Table 1.2 Daftar Sekolah Adiwiyata Tahun 2013
Table 1.3 Jumlah Sekolah Yang Mengikuti Program Adiwiyata
Tabel. 1.5 Daftar Sekolah Adiwiyata yang Mendapat Penghargaan
Tabel 3.1 Operasional Pengembangan Instrumen Kualitatif
+2

Referensi

Dokumen terkait

(1) Sekolah atau madrasah dapat diusulkan oleh tim penilaian adiwiyata provinsi kepada tim penilai adiwiyata nasional sebagai calon penerima penghargaan adiwiyata

Sumber data pada penelitian ini kepala sekolah, guru khusus membidangi program Adiwiyata, dokumen yang berkaitan tentang Adiwiyata dan siswa SDN 02 Gedong Hasil

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copi, atau cara lainnya tanpa izin

Pelaksanaan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan (Adiwiyata) sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Berdasarkan keempat indikator sekolah Adiwiyata menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup, dapat dinyatakan bahwa proses pelaksanaan program sekolah peduli dan

Dari hasil wawancara dengan tim adiwiyata, kepala sekolah dan guru menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut, antara lain tidak

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, ”Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal

Bentuk keteladanan guru yang sudah tampak diupayakan pelaksanaannya berkaitan dengan implementasi nilai peduli lingkungan menuju sekolah adiwiyata di SDN Tukangan Yogyakarta adalah