(StudiKasus di SMP Negeri I Cimaungdan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung)
DISERTASI
Diajukanuntuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Doktor Ilmu Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Disusun oleh: Aten Sonadi NIM 1101128
SEKOLAH PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(StudiKasusdi SMPNegeri I Cimaungdan SMPNegeri I KatapangKabupaten Bandung)
Oleh
Aten Sonadi
Sebuah Disertasi Diajukanuntuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan Program Studi Administrasi
Pendidikan
Aten Sonadi 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN (ADIWIYATA)
(Studi Kasus di SMP Negeri 1 Cimaung dan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung)
ABSTRAK
Implementasi program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) sangat strategis untuk mengubah perilaku masyarakat dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup melalui proses pendidikan di SD, SMP dan SMA. Namun sampai saat ini capaian sekolah Adiwiyata cenderung linear dikarenakan terkendala dengan permasalahan seperti dukungan dari Pemerintah Daerah belum optimal, partisipasi dari warga sekolah masih rendah, karena belum memahami dengan jelas tentang tujuan, sasaran dan dampak kebijakan Program Adiwiyata. Kondisi tersebut menunjukan diperlukan upaya terpadu agar implementasi kebijakan Adiwiyata dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena empirik maupun konsep implementasi kebijakan program Adiwayata di Kabupaten Bandung yang diselenggarakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mendukung kinerja implementasi kebijakan program Adiwiyata. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input kepada para pemangku kebijakan, dalam upaya meningkatkan pencapaian tujuan Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus untuk mengungkapkan situasi dan kondisi implementasi kebijakan program Adiwiyata di dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dijadikan obyek penelitian. Cara pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studi dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1). Arah kebijakan yang ditempuh dalam implementasi kebijakan adiwiyata telah tersedia dan dijadikan acuan untuk melaksanakan Program Adiwiyata, namun belum tersedia Surat Kesepakatan Bersama (SKB) Antara Dinas Pendidikan Kebudayaan dengan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) untuk mendukung implementasi program Adiwiyata lebih bermutu. 2). Proses implementasi program Adiwiyata sudah dilaksanakan dan cenderung menuju perbaikan dengan kegiatan yang dikembangkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Implementasi terkendala dengan proses sosialisasi dengan pelaksanaan, karena SMP yang ada wilayah Kabupaten Bandung belum semua terlibat dalam sosialiasi, 3).Strategi yang dilakukan cukup mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan program Adiwiyata. Strategi dilakukan melalui: a).Visi dan misi sekolah sudah terkait dengan isu lingkungan hidup, b). Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) masuk dalam Kurikulum Muatan Lokal, c). Program Adiwiyata dijadikan gerakan bagi warga sekolah melalui Iklar Hidup Bersih
dalam Upacara Hari Senin, kegiatan“Lima Menit Operasi Bersih” sebelum pelajaran di
mulai. Namun dukungan sumberdaya manusia yang berkompetensi PLH masih terbatas, demikian juga fasilitas pendukung belum memadai dan anggaran masih menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS), 4) Monitoring dan evaluasi implementasi program Adiwiyata dalam pelaksanaannya cenderung berpedoman kepada buku panduan pelaksanaan program Adiwiyata dari pusat, namun monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan belum rutin dan cenderung hanya ditekankan pada saat sekolah akan mendapat penilaian. (5) Dampak implementasi kebijakan Program Adiwiyata adalah prestasi siswa cenderung meningkat, siswa mempunyai keterampilan tentang lingkungan hidup,terjadi perubahan perilaku sehingga terwujud sekolah berwawasan lingkungan hidup sebagai hasil proses pendidikan. Sebagai alternative solusi untuk meningkatkancapaian implementasi Program Adiwiyata, peneliti merekomendasikan model hipotetik Implementasi Program Adiwiyata yang Bermutu di Kabupaten Bandung.
POLICY IMPLEMENTATION OF SCHOOL CARE
ON ENVIRONMENT AND CULTURAL PROGRAM (ADIWIYATA) (Case Studies of SMP Negeri 1 Cimaung and SMP I Katapang in Bandung Regency)
ABSTRACT
The implementation of School Care on Environment and Cultural Program (Adiwiyata) is very strategic to change people's behavior in solving environmental issues through education process in elementary, junior high and high school. However, currently the achievement of Adiwiyata ‘s school performance is limited due to various constraints such as low support from local government, low participation of the school community cause by lack of a proper understanding on Adiwiyata policy objectives, target and policy.These constraint conditions indicate a need of an integrated model and sustainable strategies that could support Adiwiyata policy implementation in more effective and efficient.
This study aims to assess the empirical phenomena and concepts in policy implementation of Adiwayata program held in Bandung Regency High School (SMP) in order to optimize the implementation performance.The results of this study are expected to provide input to the policy makers, as an effort to improve the performance achievement on the program’s objectives.
This qualitative research is using case studies to reveal the empirical phenomena of Adiwiyata program implementation in two secondary schools that carried out by the Environmental Management Office of Bandung Regency which is the object of this research. Data was collected through interviews, review of documentations and observation.The research found that: (1) guidelines for policy direction in implementing Adiwiyata policy is available and used as a reference in the implementation process, however no Letter of Agreement between Bandung Regency Education and Culture Office and Bandung Environmental Control Office to support quality Adiwiyata program is provided yet. 2) the implementation process of the Adiwiyata program has been conducted and tend to getting better with the development activities manage by the Environmental Education Office. The implementation is constrain by the socialization process of Adiwiyata program which not all junior high school within Bandung Regency involve in the implementation program. (3) The implementation strategy influence the success of Adiwiyata program through: a) school vision and mission that link with environmental issues, b) education environmental has been integrated within local school
curriculum, c) Adiwiyata program is use to “driven” school members through pledge on
clean living in the Monday Ceremonial Event , “Five Minutes of Operation Clean” prior to start teaching/learning. However, limited support obtain from competent human resources in environmental education, as well as inadequate support of facilities. In regards to budget, the program use the school operational funds (BOS).(4) monitoring and evaluation of Adiwiyata program implementation is conduct based on guideline of Adiwiyata program implementation from the center government, however monitoring and evaluation conducting by the school is not routine and tend to emphasize on timing where the school will receive external assessment.(5) the impact of the implementation of Adiwiyata program are better achievement on student’s performance, change of school
members’ behavior which made School Care Environment and Cultural Program possible
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN ………...
PERNYATAAN ………..
ABSTRAK ………...
i
ii
iii
ABSTRAC ………... iv
KATA PENGANTAR ………. v
UCAPAN TERIMA KASIH ……… vi
DAFTAR ISI ……… vii
DAFTAR GAMBAR……… X DAFTAR TABEL ……….. xiii
DAFTAR FOTO ……….. DAFTAR LAMPIRAN……… xiv xvi BAB I : PENDAHULUAN ……… 1
A Latar Belakang Penelitian ……… 1
B Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian ………. 10
C Tujuan Penelitian ………. 13
D Manfaat Penelitian ………... 14
E Struktur OrganisasiPenelitian ……….. 14
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……….. 16
A Kajian Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) dalam Konteks Administrasi Pendidikan ………... 16 B Konsep Analisis Kebijakan .……….... 25
C Efektivitas Implementasi Kebijakan ……… 48
1. Tahap Pemahaman (Adopsi) Kebijakan ..………. 54
2. Tahap Sosialisasi Kebijakan .……… 56
3. Tahap Aksi Kebijakan (Policy)………. 63
D Monitoring Kebijakan.……… 65
E Evaluasi kebijakan ………..……… 67
F Strategi Implementasi Kebijakan yang Efektif ……..……….. 69
1 Strategi Organisasi Implementasi Kebijakan yang Efektif ………. 73
3 Fasilitas Implementasi Kebijakan ……… 81
4 Strategi Pembiayaan ………. 85
G Sekolah Peduli dan Berbudaya lingkungan ( Adiwiyata) ……… 92
H Studi Terdahulu tentang Implementasi Kebijakan ……….. 98
I Kerangka Pemikiran Penelitian ….………. 99
BAB III : METODE PENELITIAN ……… 105
A Metode Penelitian ……… 105
B Lokasi dan Sumber Data ………. 107
C Definisi Operasional ……… 111
D Instrumen Penelitian …..……….. 112
E Proses Pengembangan Instrumen ….……….. 114
F Cara Pengumpulan Data ……… 118
G Analisis Data ………. 122
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 125
A Hasil Penelitian di SMP Negeri 1 Cimaung Kabupaten Bandung ……. 125
1 Arah Kebijakan yang di Tempuh dalam Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).. 125 2 Proses Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ..………. 128 3 Strategi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ..……… 150 4 Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)…... 159 B Hasil Penelitian di SMP Negeri 1 Katapang Kabupaten Bandung …… 171
1 Arah Kebijakan yang di Tempuh dalam Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).. 171 2 Proses Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ……… 174
3 Strategi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ...……….
191
4 Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)…...
197
C Pembahasan Temuan Hasil Penelitian Mengenai Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata di SMP Negeri I Cimaung dan SMP
Negeri I Katapang Kabupaten Bandung………..
206
Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)..
2 Proses Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ………
215
3 Strategi Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ………...
229
4 Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kebijakan Program
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)…... 237
5 Dampak Implementasi Kebijakan Program Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) .……….……..………
242
D Model Hipotetik Implementasi Kebijakan Program Adiwiyata Yang
Efektif ………..
245
1 Konseptual Model Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) ……… 245
2 Rasional.……… 246
3 Tujuan .……… Substansi Koordinasi dan Parisipasi Masyarakat ……… 249 4 249 BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI ………... 261
A Kesimpulan .……… 261
B Implikasi ..……… 264
C Rekomendasi ……… 267
DAFTAR PUSTAKA ………. 270
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia dewasa ini sudah mengancam
kehidupan manusia, sehingga menjadi prioritas dalam pembangunan Nasional.
Pembangunan menurut Siagian (2005, hlm. 3) mendefinisikan bahwa
“Pembangunan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan
perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa
untuk menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Nation
Building)”.Definisi tersebut, dapat diartikanpembangunan adalah usaha sadar dan
terencana untuk menuju kesejahteraan bangsa, makapembangunan lingkungan
hidup adalah upaya mengelola seluruh potensi sumberdaya lingkungan agar
memberikan kesejahteraan bagi bangsa dan negara. Pembangunan telah
memberikan keuntungan bagi masyarakat,tetapi dilain pihak perkembangan
kondisi lingkungan hidup dihadapkan dengan dampak negatif dari pembangunan,
misalnya pertumbuhan ekonomi melalui sektor industri telah mengubah lahan
pesawahan menjadi kawasan industri yang tidak berwawasan lingkungan yang
menyebabkan pencemaran air, udara, tanah, bahkan limbah berbahaya dan
beracun telah mengubah kondisi alam menjadi rusak dan tidak dapat
dimanfaatkan.
Pakar lingkungan hidup Sumarwoto (2004, hlm. 51) mengemukakan bahwa
“Lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati suatu mahluk hidup bersama
dengan benda hidup dan tak hidup didalamnya”.Oleh karena itu, pembangunan lingkungan hidup harus dapat mengelola, memanfaatkan serta melindungi
sumberdaya alam agar dapat memberikan kesejahteraan bagi umat manusia dan
dapat dipertahankan kelestariannya.
Selanjutnya, rendahnya pendidikan lingkungan hidup bagi masyarakat
berakibat pada rendahnya pemahaman masyarakat terhadap lingkungan
disekitarnya, bahkan berpengaruh pada perilaku yang tidak ramah dengan
lingkungan.Sejalan dengan hal diatas pendidikan dikemukakan oleh Syaefudin&
mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas
yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat dididik dan
mendidik”. Oleh sebab itu, manusia mempunyai tugas untuk mengelola dan
melestarikan alam, untuk itu manusia perlu mempunyai pengetahuan tentang alam
yang menjadi tanggungjawabnya.
Namun secara umum masyarakat belum menyadari bahwa tindakan yang
dilakukannya telah menyebabkan kerusakan lingkungan. Kondisi ini dapat dilihat
dari fakta yang ditemui seperti :
a. Kualitas air sungai semakin tercemar,karena adanya kebiasaan masyarakat
membuang sampah ke sungai.
b. Masyarakat yang membangun industri masih melakukan pelanggaran,
sepertiketika melakukan kegiatan usaha tidak sesuai dengan dokumen
lingkungan terjadi pencemaran udara, air, dan tanah, membuang limbah
beracun tanpa diolah dulu sehingga menimbukan kerusakan lingkungan.
c. Pengembangan dan pembangunan perumahan yangterus meningkat akibat
pertumbuhan penduduk yang cepat,seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung
dengan jumlah penduduk 3,2 juta jiwa dengan Total Fertility Rate (TFR) 2,56
tahun 2010 (Sensus Penduduk BPS tahun 2010) berdampak pada hilangnya
lahan resapan air serta meningkatnya limbah domestik sebesar 86% yang
dibuang langsung ke sungai dari aktivitas rumah tangga yang juga
mempengaruhi kualitas lingkungan(Laporan Hasil Pengujian Kualitas Air
BPLH tahun 2009).
Rendahnya pendidikan masyarakat tentang lingkungan hidup juga terjadi di
sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar. Kondisi saat ini masih banyak
sekolah yang belum berwawasan lingkungan, padahalpendidikan lingkungan
hidup seharusnya dimulai sejak diniagar terjadi perubahan pola pikir (mindset)
tentang lingkungan. Perbaikan lingkungan hidup tidak saja diselesaikan dengan
teknologi semata, tetapi perlu dilakukan perubahan perilaku melalui proses
pendidikan.Dalam mekanisme pendidikan menurut Sumaatmaja (2002, hlm. 41)
mengemukakan bahwa:
diterapkan pembakuan (standar) yang menjadi ukuran, yaitu kedewasaan, kematangan, perilaku yang diharapkan.
Perlindungan dan penyelamatan lingkungan perlu dilakukan melalui
pendidikan, Perubahan perilaku masyarakat untuk dapat mengelola lingkungan
hidupsupaya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa. Kondisi pada saat
ini, masih ditemukan sekolahyang secara fisik belum berwawasan lingkungan. Hal
ini dapat dilihat dari permasalahan sebagai berikut:
a. Lingkungan sekolah yang masih kotor tidak terawat baik ruang belajar dan
lingkungan di dalam dan disekitar sekolah, karena warga sekolah belum
memahami tentang lingkungan hidup atau mungkin belum terbiasa dengan
budaya hidup bersih, sehingga warga sekolah belum menyadari arti penting
kebersihan, kenyamanan bagi tempat belajar dan mengajar.
b. Sekolah masih kelihatan gersang karena tidak ada penghijauan, ruang terbuka
hijau, lahan kosong yang tidak ditanami pohon ataupun saluran drainase yang
belum terawat dengan baik, sehingga dijumpai genangan air yang terkesan
kotor.
c. Warga sekolah masih terbiasa membuang sampah tidak pada tempatnya, baik
karena prilaku atau karena tidak ada fasilitas untuk membuang sampah
padahal keberadaan sampah yang belum dikelola dengan baik memberikan
kesan sekolah kotor.
Kondisi ini perlu dilakukan perubahan melalui pendidikan lingkungan hidup,
sekolah diharapkan membawa perubahandalam perlindungan dan pelestarian
lingkungan hidup.Sejalan dengan hal di atasUndang-undangNomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasionaldalam (Bab II, pasal 3) menyebutkan
bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi pendidikan berdasarkan undang-undang tersebut dapat diartikan
sesuatu yang dipelajarinya, dari hasil pendidikan itu akan membentuk watak atau
karakter dalam dirinya kemudian menjadi budaya secara umum tentang apa yang
diketahui dan dipelajarinya. Oleh karena itu,pendidikan lingkungan hidup
diharapkan akan merubah karakter peserta didik untuk memahami dan
bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
Berdasarkan kondisi di atasPemerintah telah berupaya dengan berbagai
kebijakan untuk mengatasi permasalahan tentang lingkungan hidup diantaranya
melalui Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa “Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan dan mahluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
kehidupan, dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain”. Kemudian dalam ketentuan pasal 65 Undang-Undang Nomor 32 Tentang Lingkungan Hidup yang
berbunyi bahwa: “Setiap orang berhak mendapatkan Pendidikan Lingkungan Hidup”.
Berdasarkan undang-undang tersebut persoalan lingkungan perlu diupayakan
melalui proses pendidikan yang dilakukan sejak dini, agar terjadi perubahan
perilaku yang lebih bijak dalam pengelolaan lingkungan hidup.Pemerintah
bertanggung jawab untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang
mempunyai hak memdapat pendidikan lingkungan hidup.
Salahsatu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah yaitu dengan membuat
kebijakan pendidikan lingkungan hidup melalui kesepakatan bersama
antaraKementrianPendidikan Nasional danKementrian Lingkungan Hiduppada
Tahun 2010 Tentang Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan
(Adiwiyata)yang dilaksanakan diSekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kebijakan Program Adiwiyataadalah upaya untuk membuat perubahan
lingkungan hidup kearah yang lebih baik melalui proses pendidikan. Secara umum
kebijakan Program Adiwiyataadalah upaya pemecahan masalah lingkungan hidup
untuk menciptakan sumberdaya manusia melalui proses belajar mengajar untuk
menumbuhkankesadaran masyarakatakan pentingnya pelestarian lingkungan
memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya lingkungan untuk
kehidupan manusia.Sejalandengan hal tersebut Wahab (2010, hlm. 3)
mengemukakan tentang kebijakan bahwa: “Kebijakan (policy)adalah suatu
tindakan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu dan bukan sekedar
keputusan untuk melakukan sesuatu”.
Selanjutnya Stokey& Zeckhauser (1997. hlm. 4) mengemukakan
bahwa:“Policy analysis consists the major sections, in the first Cornerstones, we
establish a framework for thingking about policy problem and making choices. the
scond and much the longest section, nuts and bolts”. Sedangkan Tillar dan
Nugroho (2009, hlm. 184) mengemukakan bahwa: “Kebijakan Publik adalah
keputusan yang dibuat oleh Negara khususnya Pemerintah, sebagai strategi untuk
merealisasikan tujuan dari Negara yang bersangkutan”.
Tillar& Nugroho (2009, hlm. 140) mengemukakan pulabahwa: ”Kebijakan
pendidikan merupakan keseluruhan proses dan hasil perumusan langkah-langkah
strategis pendidikan yang dijabarkan dari visi, misi pendidikan, dalam rangka
untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu masyarakat untuk
suatu kurun waktu tertentu” .
Sejalan dengan definisi diatas Kebijakan Program Adiwiyata adalah
keputusan pemerintah untuk mengatasi persoalan lingkungan hidup yang sudah
mengancam terhadap umat manusia. Kebijakan Program Adiwiyataadalah upaya
mengubahperilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen
masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan hidup.
Tujuan dari pendidikan lingkungn hidupyaitu mendorong dan memberikan
kesempatan kepada masyarakat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk
melindungi, memperbaiki serta memanfaatkan lingkungan hidup secara
bijaksana.Sebagai upaya mempercepat pelaksanaan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan khususnya jalur pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan
menengahdengan tujuan mendorong masyarakatmelalui satuan pendidikan
pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang
akan datang.
Dalam perkembangannya Kebijakan Program Adiwiyata
dalamimplementasinyabelum efektif dilaksanakan. Kebijakan ProgramAdiwiyata
masih dihadapkan dengan permasalahan,hal ini dapat dilihat dari data tahun 2011
secara Nasional dari 251.415 sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK) baru 1.351
sekolah yang mengikuti atau berpartisipasi program Adiwiyata.
Tabel 1.1
Data Sekolah yang Mengikuti Program Adiwiyata Tahun 2006-2014
Sumber data: Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2014
Tabel diatas menunjukan secara Nasional implementasi kebijakan Program
Adiwiyata belum berjalan optimal, hal ini dapat dilihat dari dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2014 sekolah yang berpartisipasi dalam program adiwiyata
sebanyak 3.489 sekolah.
Sedangkan data Tahun 2013 BPLH Propinsi Jawa Barat tentang sekolah yang
mendapat Penghargaan Adiwiyata dari Kabupaten Bandung dapat dilihat dari
table berikut:
Table 1.2
Daftar Sekolah Adiwiyata Tahun 2013
No Nama Sekolah Alamat
1 SD Alam Pelopor Jl. Kaktus Raya No.100 Bumi Rancaekek
2 SMPN 1 Nagreg Jl.Raya Nagreg KM.37 Kabupaten Bandung
3 SMPN 1 Cimaung Jl. Desa Cipinang Kecamatan Cimaung
Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Total Tingkat/ Level
P. Jawa Nasional
Partisipasi Propinsi 5 17 24 29 31 28 29 33 33
Partisipasi Sekolah 156 146 248 256 276 269 383 817 938 3.489
Penghargaan
> Model Sekolah
Adiwiyata 10 - - - - - 10
> Calon Sekolah
Adiwiyata - 30 30 40 37 98
> Sekolah Adiwiyata ( 1 ) - 10 30 30 35 67
> Sekolah Adiwiyata ( 2 ) - - 10 30 32 32
> Sekolah Adiwiyata
Nasional 200 463
On proses
(743) 663
Sumber: BPLHD Propinsi 2013
Sebagaimana permasalahan yang dihadapi ditingkat Nasionaldirasakan pula
di Kabupaten Bandung, dimana implementasi kebijakanProgram Adiwiyata juga
belum berjalan sesuai dengan diharapkan. Berdasarkan data yang ada pada Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan dan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
Kabupaten Bandung, peran serta sekolah dalam Program Adiwiyata dapat dilihat
dari tabel dibawah ini.
Table 1.3
Jumlah Sekolah Yang Mengikuti Program Adiwiyata Kabupaten Bandung Tahun 2010 s.d 2014
NOe JENJANG PENDIDIKAN
JUMLAH
JUMLAH 2010 2011 2012 2013 2014
1 SD 1 0 3 4 0 8
2 SMP 2 1 3 9 11 26
3 SMA 0 0 2 0 0 1
Sumber data: BPLH Kabupaten Bandung Tahun 2014
Sedangkan jumlah sekolah berdasarkan jenjang pendidikan yang mengikuti
program Sekolah Berbudaya Lingkungan hidup (SBL) yang ada di Kabupaten
Bandung dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 1.4
Jumlah Sekolah Dan Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) Kabupaten Bandung Tahun 2013/2014
NO
JENJANG
PENDIDIKAN
JUMLAH
SEKOLAH SEKOLAH SBL
1 SD + MI 1596 31
2 SMP + MTs 476 11
3 SMA + SMK + MTs 294 1
Sumber : Disdik Kabupaten Bandung
4 SDN Cijawura Jl.Ciwastra Kel. Mekarjaya Kec. Rancasari
5 SD Muhammadiyah 7 Kadipaten Raya No 4-6-Antapani Kidul Bandung
6 SDN Karang Pawulang 1 JL. Karawitan No. 81 Bandung Telp. 022-319022
7 SDT Krida Nusantara JL. Desa Cipadung Cibiru Bandung 40614
8 SDN Sukapura Jl. Manglayang I No. 1, Cibiru Bandung
9 SMPN 2 Bandung Jl. Sumatera No 42 Bandung – 40113
10 SMPN 5 Bandung Jalan Sumatra No. 40 Bandung Telp. 022-207121
Kemudian, untuk memotivasi agar sekolah berperan dalam
programAdiwiyata. Kementrian Lingkungan Hidup memberikan apresiasi kepada
sekolah yang mengikuti Program Adiwiyata yang berprestasi melalui pemberian
penghargaan baik tingkat Kabupaten, Propinsi dan Nasional. Pemberian
penghargaan tersebut dilaksanakan setiap tahun.
Data sekolah yang Menerima Penghargaan dari Pemerintah dapat dilihat dari
table dibawah ini:
Tabel. 1.5
Daftar Sekolah Adiwiyata yang Mendapat Penghargaan Kabupaten Bandung Tahun2010-2013
NO JENJANG PENDIDIKAN
PENERIMA PENGHARGAAN
TINGKAT KABUPATEN TINGKAT PROPINSI TINGKTA NASIONAL
1 SD SD TALENTA SDN 1 MANGGAHANG SDN 1 MANGGAHANG
SD ALAM PELOPOR
SDN ALAM PELOPOR
SDN TALENTA SD ALAM PELOPOR
SD PERCOBAAN
CILEUNYI
2 SMP SMPN 2 KATAPANG SMPN 1 MARGAHAYU SMPN 1 MARGAHAYU
SMPN 1 MARGAHAYU SMPN NAGREG SMPN NAGREG
SMPN NAGREG SMPN CIMAUNG SMPN CIMAUNG
SMPN CIMAUNG SMPN 1 CIPARAY
SMPN 2 DAYEUH KOLOT
SMPN 1 CIPARAY SMPN 2 CILEUNYI
SMPN 1 CILEUNYI
SMPN 2 DAYEUH
KOLOT
SMPN 2 CILENYI
SMPN 3 BALEENDAG
SMPN 1 MARGAASIH
SMP SANDHY PUTRA
SMPN 2 DAYEUH KOLOT
3 SMA SMAN 1 MARGAHAYU SMAN 1 MARGAHAYU
Berdasarkan datadiatas, dapat dikemukakan bahwa Implementasi Kebijakan
Program Adiwiyata belum berjalan sesuai yang diharapkan, hal ini dapat dilihat
dari 1596 sekolah dasar hanya 31 sekolah atau 2,5% yang mengikuti program
Adiwiyata dan 476 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kabupaten
Bandung hanya 11 sekolah yang ikut Program Adiwiyata atau 2,3% dari jumlah
sekolah. Begitu juga untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dari 294 sekolah yang
ada hanya 1 yang baru berperan dalam program Adiwiyata, walaupun pemerintah
telah memberikan apresiasi melalui pemberian penghargaan kepada sekolah yang
berprestasi, tetapi belum mendorong pada peningkatan peran sekolah dalam
Program Adiwiyata.
Berdasarkan data diatas maka implementasi kebijakan Program
Adiwiyatabelum efektif dilaksanakan, hasil pengamatan dan observasi awal yang
dilakukan peneliti di Badan Pengendalian Lingkungan Hidup dan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabuaten Bandung diperoleh gambaran ada
beberapa masalah yang dihadapi dalam implementasi kebijakan Adiwiyata
diantaranya:
1 Kurangnya informasi yang diterima oleh sekolah-sekolah yang ada di
Kabupaten Bandung tentang Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,
sehingga baru beberapa sekolah yang melaksanakan program tersebut.
2 Sumberdaya manusia yang masih terbatas baik di tingkat kabupaten maupun di
tingkat satuan pendidikan untuk melaksanakan Program Adiwiyata.
3 Komunikasi dan Koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Badan Pengendalian
Lingkungan hidup belum efektif sehingga sinergis program dan kegiatan
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan belum terbangun dengan baik
masih saling berpegang pada tupoksi masing-masing.
4 Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkunga dianggap hanya kegiatan
yang sifatnya sukarela, sehingga masih banyak sekolah yang belum
melaksanakan program tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan dalam Implementasi KebijakanAdiwiyata
perlu dibuat perencanaan, dan strategi implementasi agar kebijakan tersebut dapat
dilaksanakan, hal ini dikarenakan keberhasilan sebuah kebijakan akan ditentukan
tentang implementasi kebijakan bahwa: “Policy Implementation involves the
execution and steering of a course of action over time”. Implementasi kebijakan adalah pelaksanaan mengeksekusi kebijakan melalui aksi kegiatan. Selanjutnya
Dunn (2003, hlm. 43) mengemukakan proses analisis kebijakan adalah“it is useful
to visualize this proses as a series of interdependent activities arrayed throught
time- agenda setting, policy formation, policy adoption, policy implantation, policy assessment, policy adaption, and policy termination”.Selanjutnya, proses analisis kebijakan dikemukakan oleh Dunn (2003, hlm. 43) sebagai
berikut:“Perumusan masalah (Problem Struktur),Peramalan (Forcasting),
Rekomendasi (Recommendation),Pemantaun (Monitoring),Evaluasi (Evaluation),
Komunikasi (Comunication)”.
Dengan demikian,Implementasi kebijakan sebagai bagian penting dari proses
kebijakan yang harus dilaksanakankarena kegagalan dan keberhasilan suatu
kebijakan akan tergantung pada proses Implementasi kebijakan. Kegagalan suatu
kebijakan diakibatkan karena pelaksanaan implementasinya yang tidak tepat,
maka keberhasilan Kebijakan Program Adiwiyataakan ditentukan pada tahap
pelaksanaan implementasi kebijakan.
B.Identifikasi Masalah dan Fokus Penelitian 1. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penelitian ini
difokuskan dan dibatasi pada studi tentang Implementasi Kebijakan Sekolah
Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata). Kebijakan Program
Adiwiyatadiharapkan akan menghasilkan keluaran dan dampak yaitu, seberapa
banyak kecenderungan sekolah yang dapat melaksanakan Program Adiwiyata dari
jenjang PendidikanSekolah Menengah Pertama (SMP) yang akan mempengaruhi
perubahan perilaku siswa terhadap permasalahan lingkungan hidup.
Keberhasilan Sekolah sebagai organisasi atau wadah untuk mencapai tujuan
program adiwiyataakanberhasil apabila didalam pelaksanaannya mendapat
dukungan dari berbagai pihak, baik itu pihak internal pendidikan maupun pihak
eksternal pendidikan. Dalam hal ini, eksistensi sekolah-sekolah yang ada
Peduli dan Berbudaya Lingkungan, sehingga eksistensinya itu menjadi strategis
dalam upaya menciptakan Sekolah Peduli danBerbudaya Lingkungan yang
efektif.
Keberhasilan Implementasi Program Sekolah,sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan ini bukanlah sesuatu yang bersifat instan, mudah dicapai dan bisa
terjadi begitu saja, tetapi hal tersebut merupakan sebuah proses yang kompleks
dan memerlukan pemikiran yang mendalam dari semua pihak yang berkompeten.
ImplementasiKebijakanProgram Adiwiyataperlu diupayakan melalui perencanaan
yang baik, dengan strategi yang tepat agar tujuan dari kebijakan tersebut dapat
tercapai. Implementasi merupakan hal yang penting dalam proses kebijakan,
karena keberhasilan suatu kebijakan dapat ditentukan dari bagaimana upaya yang
dilakukan dalam pelaksanaan suatu implementasi kebijakan.
Berdasarkan uraian diatasimplementasi kebijakan Program Adiwiyata belum
belum efektif dilaksanakan, karena dihadapkan dengan masalah sebagai berikut:
a. Masih rendahnya komitmen dari Pemerintah Daerah untuk mendukung
Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, misalnya
belum menjadikan program adiwiyata sebagai program prioritas sehingga
terkendala dengan dukungan anggaran, dukungan sumberdaya dan fasilitas,
serta rendahnya peran Kepala Sekolah yang dapat menentukan kebijakan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan dapat dilaksanakan.
Sebagaicontoh,Kepala Sekolah belum memahami tentang Kebijakan Program
Adiwiyata karena belum mendapat sosialisasi dan menganggap program
tersebut hanya sukarela saja.
b. Pemerintah dihadapkan dengan permasalahan siapa dan bagaimana kebijakan
Program Adiwiyata dapat dilaksanakan. Kebijakan tersebut adalah
kesepakatan dua kementrian yaitu antara Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan denganKementrian Lingkungan Hidup, tetapi dalam
implementasinya tidak sinergis.
c. Koordinasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) belum sinergis,
belum terbentuk timkerja implementasi kebijakan, sehingga masing-masing
d. Belum semua sekolah atau masyarakat mendapat sosialisasi tentang Program
Adiwiyata, karena sosialisasi baru diberikan kepada sekolah yang ditunjuk
atau mengajukan untuk menjadi model saja.
e. Perencanaan operasinal belum optimal, dokumen perencanaan belum lengkap
yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan kebijakan tersebut, baik
ditingkat Kabupaten sebagai Inisiator Implementasi Kebijakan maupun
sekolah sebagai fokus dimana kebijakan dapat dilaksanakan.
f. Pengelolaan sumber daya pendukung seperti Sumber Daya Manusia
(SDM)yang terbatasbaik yang mempunyai kompetensi Pendidikan
Lingkungan Hidup, fasilitas sarana prasarana yang belum memadai, serta
dukungan Anggaran yang belum memadai dalam mendukung Implementasi
Kebijakan Program Adiwiyata.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka fokus masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana Implementasi Kebijakan ProgramSekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)”.
2. FokusMasalah Penelitian
Fokusmasalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi
Kebijakan Program Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).
Kemudian berdasarkan identifikasi masalah diatas rumusan masalah penelitian ini
yaitu:
a. Bagaimana arah kebijakan yang ditempuh dalam implementasi kebijakan
Program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)di SMP
Negeri 1 Cimaung dan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung?
Arah kebijakan tersebut adalah dokumen-dokumen perencanaan yang menjadi
acuan dalam implementasi kebijakan Program Adiwiyata.
b. Bagaimana prosesimplementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan SMP
Negeri 1 Katapang Kabupaten Bandung?
Proses implementasi kebijakan Program Adiwiyata yaitu tahapan implementasi
kebijakan yang dilaksanakan melalui proses adopsi kebijakan, sosialisasi
c. Bagaimana strategi implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata)di SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri
Katapang Kabupaten Bandung?
Strategi implementasi yaitu upaya atau cara yang dilakukan, optimalisasi
sumberdaya yang dimiliki yaitu dukungan SDM, dukungan anggaran dan
dukungan fasilitas atau sarana prasarana.
d. Bagaimana monitoring dan evaluasi hasil implementasi kebijakanProgram
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I
Cimaung dan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung?
e. Bagaimana dampak implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan SMP
Negeri I Katapang, Kabupaten Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran empirik
tentang implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan (Adiwiyata), sedangkan secara khusus tujuan penelitian adalah untuk
memperoleh gambaran empirik tentang:
1. Arah kebijakan yang di tempuh dalam implementasi kebijakan Program
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiayata)di SMP Negeri I
Cimaung dan SMP Negeri I Katapang Kabupaten Bandung
2. Proses implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan (Adiwiyata)di SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I
Katapang Kabupaten Bandung
3. Strategi implementasi kebijakanProgram Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I
Katapang Kabupaten Bandung
4. Monitoring dan evaluasi hasil implementasi kebijakan Program Sekolah
Peduli dan Berbudaya Lingkungan(Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan
5. Dampak implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan (Adiwiyata) di SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I
Katapang Kabupaten Bandung.
6. Merumuskan model hipotetik implementasi kebijakan Program Sekolah
Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Beberapa Manfaat Teoritis atau Konseptual yang diharapkan dari penelitian
ini:
a. Membuktikan secara praktek tentang Implementasi Kebijakan Sekolah Peduli
dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiayata).
b. Merekomendasikan Model Hipotetik Implementasi Kebijakan Program
Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Adiwiyata).
2. Manfaat Praktis
Memberikan input kepada para pemangku kebijakan, dalam upaya
meningkatkan implementasi kebijakan Program Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan.
E. Struktur Organisasi Disertasi
Struktur Disertasi ini terdiri dari:
Bab I Pendahuluan, bab ini menjelasakan tentang bagian awal dari penelitian
yang teridiri dari:1). Latar Belakang yang menjelaskan tentang permasalah dalam
penelitian ini yang berjudul Peran Kepala Sekolah dalam Implementasi Kebijakan
Sekolah Peduli BerbudayaLingkungan Hidup (Adiwiyata)2). Rumusan masalah,
menjelaskan bagaimana permasalahan diidentifikasi sehingga menjadi
permasalahan pokok yang harus diteliti. 3) Tujuan penelitian menjelaskan tentang
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian untuk menjawab rumusan
permasalahan,4) Menjelaskan tentang metode penelitian dan manfaat penelitian
Bab II. Kajian Pustaka, bab ini menguraikan tentang teori dan literatur yang
sedang dikaji yaitu tentang Administrasi Pendidikan, konsep analisis
kebijakan,efektivitas implementasi kebijakan, monitoring kebijakan. evaluasi
kebijakan, strategi implementasi kebijakan, Sekolah Peduli dan
BerbudayaLingkungan Hidup (Adiwiyata),studi terdahulu yang relevan. Hal ini
merupakan sebagai dukungan evidensi ilmiah yang mempunyai relevansi dengan
masalah dalam disertasi ini dan sebagai pembanding dalam membahas hasil
penelitian.
Bab III. Metode Penelitian, dalam bab ini dijelaskan tentang penjabaran
metode penelitian, tentang lokasi dan objek penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data yang
akan dilaksanakan oleh peneliti.
Bab IVMenyajikan Hasil Penilaian dan Pembahasan yang merupakan
deskripsi dari temuan yang didapatkan dari penelitian di lapangan dan membahas
hasilnya sesuai dengan konsep yang ada.
Bab VMerupakan bab penutup yang terdiri atas Kesimpulan, Implikasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Untuk menemukan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kualitatif untuk menggambarkan fenomena yang sedang terjadi,
denganmenggunakan metode studi kasus. Mengenai pendekatan kualitatif
(Creswell,2008, hlm.15) mengemukakan bahwa:” Pendekatan kualitatif adalah
suatuproses penelitian dan pemahaman yang mendasar pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia”.Pada pendekatan ini,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci
dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami”.
Kemudian, Nasution (2002, hlm. 18) menyebutkan bahwa: “Penelitian
kualitatif disebut juga naturalistic, karena situasi lapangan bersifat natural atau
wajar sebagaimana adanya tanpa dimanipulasi, diatur eksperimen atau tes”.
Sedangkan, Satori dan Komariah (2010, hlm. 22) mengemukakan Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada qualiti atau hal yang penting
dari sifat suatu barang/jasa. Hal penting tersebut berupa kejadian/fenomena/gejala
sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut”.
Penelitian kualitatif digambarkan sebagai suatu tradisi teknik penelitian juga
filsafat pengetahuan. McMillan& Schumacher(2012. hlm. 73) menyatakan
bahwa: “there are many terms associated with qualitative research, such as field
research, naturalistic, participant observation, ecological, constructivist,
interpretivist, ethno-methodology, and case study”.
Dengan demikian dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada
fenomena sosial yang sedang terjadi yang berkaitan dengan masalah lingkungan
hidup, yang mana pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Pengendalian
Lingkungan Hidup sedang melakukan implementasi kebijakan sekolah peduli dan
berbudaya lingkungan hidup yang dilaksanakan di sekolah. Peneliti mencoba
mengungkap fenomena tersebut, mempelajari situasi yang sedang terjadi
Skondisi nyata yang dialami, sehingga diperoleh gambaran nyata berdasarkan
kondisi lapangan.
Mengingat penelitian kualitatifsuatu pendekatan penelitian yang
mengungkapkan situasi sosial dengan mendeskripsikan, mengambarkan
kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan
data dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah
(Satori dan Komariah, 2010, hlm. 25), untuk itu hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam praktek
implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Temuan
yang diperoleh dari fenomena yang terjadi di lokasi penelitian merupakan bahan
bagi peneliti untuk mengidentifikasi ataupun membangun konsep yang dapat
mengarah kepada teori baru dalam pelaksanaan implementasi kebijakan sekolah
peduli dan berbudaya lingkungan hidup.
Berdasarkan uraian di atas maka keseluruhan penelitian ini didesain dalam
empat tahap dalam pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
1. Tahap persiapan peneliti melakukan studi pendahuluan untuk memperoleh
informasi, mencari data-data, dokumen yang berkaitan dengan penelitian,
mempelajari kondisi awal tentang sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
hidup. Kemudian mempelajari pertanyaan penelitian secara lebih rinci dan
lebih mendalam agar dapat mengidentifikasi garis besar data dan informasi
apa saja yang perlu dicari melalui penelitian ini, dilanjutkan denganmerancang
instrumen pengumpulan data penelitian agar diperoleh data yang valid,
mempelajari profil responden yang menjadi sumber data,hal ini dilakukan
untuk menentukan kondisi responden agar mempermudah peneliti untuk
membangun komunikasi, sehingga mendapatkan data yang diperlukan, dengan
mempelajari profil responden peneliti akan dapat menyeleksi dan menentukan
responden yang tepat.
Persiapan dilanjutkan peneliti menyiapkan dokumen administratif yang
diperlukan dalam melakukan penelitian, seperti surat ijin melakukan
penelitian dari instansi terkait.
2. Tahap pelaksanaan, pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan
diperoleh data yang lengkap, kemudian meng-input data hasil penelitian.
Tahap pengolahan dan analisis data, peneliti melakukan identifikasi,
melakukan kategorisai data kategorisasi dan sintesa, memvalidasi sintesa, dan
menulis deskripsi temuan penelitian, serta mengidentifikasi draft konsep yang
di temukan dalam penelitian. Tahap output, peneliti melakukan validasi dan
sosialisasi konsep temuan penelitian kepada pihak yang relevan, dan terakhir
peneliti menutup tahap ini dengan menyusun laporan hasil penelitian.
B. Lokasi dan Sumber Data Penelitian
1. Lokasi
Lokasi peneilitian harus ditentukan dengan tepat, karena penelitian dengan
pendekatan kualitatif harus memperoleh gambaran dan memperoleh data yang
sebenarnya terjadi dilapangan, maka peneliti harus langsung datang kelapangan.
Nasution (2003, hlm. 43) mengemukakan bahwa: “Peneliti harus langsung
mengumpulkan data dalam situasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu harus
turun langsung kelapangan “No entry no research”. Selanjutnya Nasution (2003
hlm. 43) mengemukakan bahwa: ”Langkah pertama peneliti harus memilih lokasi
situasi sosial, tiap situasi sosial mengandung tiga unsur yakni tempat, pelaku dan
kegiatan”.
Berdasarkan hal tersebut, maka lokasi yang dipilih adalah Kabupaten
Bandungyaitu SMP Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I Katapang. Lokasi ini
dipilih sebagai lokasi penelitian karena SMP Negeri I Cimaungini mempunyai
lokasi yang strategis untuk dijadikan lokasi penelitian yang terletak di
wilayahadministratif Kecamatan Cimaung, Desa Cipinang sebuah sekolah yang
cukup jauh dari kota Kabupaten Bandung, walaupun jauh dari pusat kota
Kabupaten Bandung tetapi dengan kegigihan warga sekolah telahdan sedang
melaksanakan melaksanakan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
hidup danberhasil mendapat penghargaan Tingkat Nasional tahun 2013 sebagai
sekolah Adiwiyata.
Sedangkan SMP Negeri I Katapang berada pada wilayah administrative
Kecamatan Margahayu, Desa Margahayu yang dekat dengan Kota Kabupaten
lingkungan hidup, yaitu sekolah yang kotor dan kurang terawat serta selalu
kebanjiran bila musim hujan. Dengan motivasi yang kuat untuk melakukan
perubahan setelah menjadi model sekolah peduli dan berbudaya lingkungan SMP
Negeri I Katapang tampil menjadi sekolah yang bebas dari banjir dan dapat
memperoleh penghargaan adiwiyatasebagai juara tingkat provinsi tahun 2013.
Berdasarkan kondisi di atas kedua SMP tersebut tepat untuk dijadikan lokasi
penelitian, untuk dapat menggambarkan pelaksanaan implementasi kebijakan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup.
Kemudian, untuk melengkapi penelitian ini, peneliti memandang perlu
menjadikan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Kabupaten Bandung
dijadikan lokasi penelitian karena merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) yang mempunyai tugas dan fungsi lingkungan hidup di Kabupaten
Bandung yang mana kebijakan program adiwiyata dibuat untuk membantu
pemerintah dalam mengatasi permasalahan lingkungan hidup yang menjadi
tanggung jawabnya.
2. Sumber Data Penelitian
Dalam melakukan penelitan, peneliti menentukan sumber data. Sumber data
utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan lofland dalam
Maleong(2007, hlm. 157) ialah “Kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain.Kata-kata dan tindakan orang-orang yang
diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama, sumberdata utama
dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman audio tape, pengambilan
foto”. Sejalan dengan hal ituPenentuan sumber data dikemukakan oleh Satori dan
Komariah(2010, hlm. 50) mengemukan bahwa: “Penentuan sumber data pada
penelitian kualitatif dilakukan secara purposive, yaitu ditentukan dengan
menyesuaikan pada tujuan penelitian atau tujuan tertentu”. Sumber data dalam
penelitian ini meliputi sumber data primer dan skunder, sejalan dengan hal itu
pendapat Sudjana (2010, hlm. 174) Bahwa : “Berdasarkan tingkatnya, data dapat
diklasifikasikan kedalam dua kategori , yaitu data primer (utama) dan sekunder
(tambahan ). Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh Peneliti secara
pelaksana program (pendidik dan peserta didik), lembaga atau masyarakat. Data
sekunder yaitu data yang di himpun dari sumber tidak langsung, seperti data yang
di laporkan orang atau lembaga lain dari dokumen laporan lembaga
penyelenggara,laporan hasil evaluasi,laporan hasil peneliti, buku statistik, majalah
ilmiah, monograp, jurnal,internet dan lain lain.
Mengingat pentingan sumber data yang akan memberikan tujuan penelitian
maka penentuan sumber data atau informan harus dilakukan dengan selektif dan
tepat sasaran, hal ini dilakukan agar informasi yang didapat dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selanjutnya Sumber data primer dalam
penelitian dengan fokus implementasi kabijakan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan hidup (Adiwiyata)adalah:
a. Kepala sekolah dijadikan sumber data karena mempunyai peran dalam
tatakelola satuan pendidikan. Peran kepala sekolah dipandang dapat
menentukan implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan hidup dapat dilaksanakan. Kepala sebagai pimpinan suatu lembaga
pendidikan dipandang mempunyai informasi untuk mengungkap fenomena
yang sedang diteliti. Dengan alasan tersebut peneliti memandang perlu kepala
sekolah dijadikan sumber data kerena diharapkan dapat memberikan informasi
tentang sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup.
b. Ketua tim adiwiyata mempunyai peran penting dalam pelaksanaan kebijakan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Ketua tim adiwiyata sebagai
leader untuk menggerakan seluruh warga sekolah supaya terlibat dalam
implementasi kebijakan adiwiyata dan merupakan orang yang lebih tahu dan
memahami tentang program tersebut. Berdasarkan hal tersebut peneliti
menjadikan ketua tim adiwiyata sebagai sumber data, dengan harapan
mendapat informasi tentang implementasi kebijakan sekolah adiwiyata yang
akurat.
c. Anggota tim adiwiyata dipandang ikut terlibat dalam implementasi kebijakan
sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup, maka anggota tim ini
dijadikan sumber data dengan harapan mendapat informasi yang relevan.
d. Kepala sekolah bidang kurikulum, dijadikan sumber data karena
dengan kebijakan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.
Diharapkan dari wakil kepala sekolah ini didapat data yang akurat tentang
implementasi kebijakan program tersebut.
e. Guru yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar yang selalu
berinteraksi dengan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas
mempunyai peran penting dalam implementasi program sekolah peduli dan
berbudaya lingkungan hidup. Dengan demikian guru dipandang perlu untuk
dijadikan sumber data yang diharapkan untuk memberikan informasi yang
akurat.
f. Siswa dijadikan sumber data karena dipandang perlu akan memberikan
informasi. Karena siswa sebagai salah satu sasaran dalam impelementasi
kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup bukan saja sebagai
objek maupun subjek dalam program tersebut.
g. Penjaga sekolah, dalam pelaksanaan tugasnya penjaga sekolah mempunyai
peran penting dalam program adiwiyata, dimana penjaga sekolah bukan saja
menjaga keamanan dan ketertiban juga sebagai pelaksana tugas kebersihan di
sekolah. Penjaga sekolah dipandang mengetahui dan akan memberikan data
dan informasi tentang pelaksanaan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.
h. Pedagang/petugas kantin yang ada disekitar sekolah adalah unsur masyarakat
yang mempunyai aktivitas disekolah, diharapkan mengetahui dan memberikan
informasi tentang program sekolah berbudaya lingkungan hidup sesuai dengan
kapasitas dan kemampuannya.
i. Orang tua siswa, sebagai unsur masyarakat menjadi sumber data, untuk
melihat mengkompermasi bagaimana prilaku siswa di rumah setelah
mengikuti program sekolah dan berbudaya lingkungan hidup, jadi diharapakan
orang tua siswa dapat memberikan informasi yang dibutuhkan terkait dengan
penelitian ini.
j. Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) dijadikan sumber
data dipandang mengetahui dan memahami tentang permasalah lingkungan
hidup, dan mempunyai kapasitas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan di tingkat
Perangkat Daerah (SKPD) dalam mengelola, merencanakan dan mengevaluasi
lingkungan hidup. Sehingga diharapkan dapat memberikan data dan informasi
untuk melengkapi data dilapangan.
k. Asisten Kesejahtraan Sosial Pemerintah Kabupaten Bandung, oleh peneliti
dijadikan sumber data, karena secara kelembagaan program dan kegiatan
lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh BPLH dan Tugas Fungsi
Pendidikan dan Kebudayaan dibawah koordinasi Asisten Kesejahteraan
Sosial.
l. Kabid, kepala seksi, staf bidang konservasi dan kerusakan lingkungan,
dijadikan sumber data karena sesuai dengan tugas pokok dan difungsikan
melaksanakan implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan hidup.
Datayang diperoleh dari sumberdata dikumpulkan melalui observasi dan
wawancara, untuk mengungkap informasi tentang implementasi kebijakan
adiwiyata. Sedangkan data skunder berupa dokumen-dokumen yang mendukung
terhadap tujuan penelitian dan juga digunakan untuk mendukung dan menguji
keabsahan data yang diperoleh dari subjek utama. Dokumen yang dijadi sumber
data untuk penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini adalah:
1. Kebijakan program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup
(adiwiyata) mengandung pengertian tindakan pemerintah dalam mengatasi
permasalah yang dihadapi untuk menuju perubahan yang lebih baik tentang
permasalahan lingkungan hidup. Permasalah lingkungan hidup yang dihadapi
sudah menjadi isu penting dalam pembangunan lingkungan hidup.
2. Implementasi Kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan
adiwiyataadalah melaksanakan kebijakan kedalam bentuk tindakan atau aksi
kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintahdalam mencapai tujuan
kebijakan yang telah ditetapkan.
3. Adiwiyatayaitu sekolah peduli dan berbudaya lingkungan hidup yang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah
yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai “human
instrument”.Dimana peneliti terlibat langsung dalam penelitian.Peneliti akan
turun langsung kelapangan untuk dapat mengungkap fakta-fakta lapangan yang
sedang terjadi. Satori dan Komariah(2010, hlm 61) mengemukan bahwa :
“Konsep human instrument dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap
data kualitatif kecuali peneliti sendiri”.
Dalam penelitian ini peneliti akan langsung turun kelapangan yaitu pada
sekolah yang menjadi lokasi penelitian. Peneliti akan mencari data melalui
sumber data yang telah direncanakan, dengan harapan memperoleh informasi
yang akurat tentang implementasi kebijakan sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan yang sedang dilaksanakan pada lokasi penelitia yaitu SMP negeri 1
Cimaung dan SMP Negeri I Katapang, kemudian didukung dengan sumber data
pada Badan Penegndalian Lingkungan Hidup, dengan harapan dapat diperoleh
data yang akurat dari sumber data yang tepat.Karena peneliti sebagai human
instrument, maka pengambilan data yang dilakukan melalui wawancara,
Observasi dan studi dokumentasi dilakukan oleh peneliti sendiri.
Kekuatan peneliti sebagai human instrument dikemukan oleh Satori dan
Komariah(2010 hlm 67) yaitu: 1). Kekuatan akan memahami metodologi
kualitatif dan wawasan bidang profesinya. 2). Kekuatan dari sisi personality 3).
Kekuatan darisisi kemampuan hubungan sosial (human relation), 4). Kekuatan
dari sisi keterampilan berkomunikasi.
Definisi ini diaplikasi oleh peneliti sebagai berikut: pertama peneliti terus
meningkatkan pengetahuan tentang metodologi penelitan kualitatif untuk lebih
memperoleh pemahaman tentang teknik penelitian kualitatif yang sedang
dilakukan, kemudian peneliti terus berupaya dengan meningkatkan wawasan dan
pengetahuan tentang implementasi kebijakan melalui sumber bacaan dari pakar
kebijakan. Kedua peningkatkan kemampuan personal peneliti untuk menjadi
peneliti yang professional sehingga muncul percaya diri. Ketiga selalu
membangun hubungan sosial dengan informanagar terjalin hubungan yang erat
dan saling membutuhkan serta saling percaya sehingga muncul keterbukaan
dalam menyampaikan informasi yang diperlukan. Keempat peneliti berupaya
meningkatkan kemampuan komunikasi, cara dan teknik komunikasi agar proses
wawancara dapat berjalan dengan baik dan mendapat informasi yang relevan dan
akurat.Empat kekuatan ini oleh peneliti terus ditingkatkan sehingga kemampuan
dari seorang peneliti kualitatif dapat melakukan peneliti dengan baik. Disamping
itu kekuatan ini akan mewarnai seorang peneliti dalam melakukan wawancara
dengan inporman untuk memperoleh data yang valid.
Kemudian Nasution (2003 hlm.55) mengemukan peneliti sebagai instrument
penelitian mempunyai cirri-ciri diantaranya berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakan bermakna atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuiakan diri terhadap semua aspek keadaaan
dan dapat mengumpulan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak instrument berupa tes atau
angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata-mata.
5. Hanya manusia sebagai human instrument mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera
menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan dan penolakan.
Dengan demikian dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human
instrument harus mempunyai kemampuan komunikasi untuk mengungkap
permasalahan, pandai bergaul dengan atau interaksi sosial dengan kondisi yang
E. Proses Pengembangan Instrumen
Dalam pengembangan intrumen penelitian untuk mendapatkan data yang
diperlukan peneliti melakukan observasi yaitu pengamatan langsung terhadap
subyek ditempat informan melaksanakan aktivitas, kemudian melakukan
wawancara langsung untuk memperoleh data yang penting dan rasional dari
permasalahan yang sedang diteliti untuk memperkuat hasil observasi.Selanjutnya
melakukan studi dokumentasi tertulis untuk mendukung penelitian.Kemudian
untuk membantu peneliti akan menggunakan alat elektronik seperti foto
digunakan untuk melengkapi data yang dengangambar dapat memberikan
informasi situasi yang terjadi, taperecorder digunakan untuk merekam informasi
atau mengambil data yang diberikan oleh informan saat melakukan wawancara,
hasil rekaman suara sangat berarti untuk peneliti untuk mengatasi keterbatasan
peneliti dalam menerima informasi lisan dari informan, video lebih memberikan
informasi yang lengkap untuk diolah oleh peneliti berdasarkan gambar dan suara,
dalam penelitian alat modern ini sebagai petunjuk atau fakta lapangan yang
mengambarkan kondisi sebenarnya. Semua alat tersebut sebagai alat bantu bagi
peneliti untuk memperoleh data.Proses pengembangan instrument penelitian yang
dilakukan oleh peneliti 34 pertanyaan penelitian yang peneliti jadikan acuan untuk
membuat kisi-kisi pertanyaan wawancara dan FGD, dan mengarahkan peneliti
kepada dokumen yang relevan diperlukan, serta untuk acuan pada saat melakukan
observasi.
Tabel 3.1
Operasional Pengembangan Instrumen Kualitatif
Kategori Sub Kategori Teknik Informan Pedoman
-Observasi -Kepala Sekolah - Wakil Kepala
Sedangkan indikator untuk mengajian permasalahan peneliti lakukan pada tabel
Pertanyaan
Dalam penelitian ini peneliti sebagai human instrument maka pengumpulan
data akandilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, studi
dokumentasi dengan alasan sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi digunakan peneliti sejak tahap awal pengambilan data, terutama
pada tahap awal penelitian bersamaan dengan pelaksanaan survey pendahuluan
tentang profil partisipan serta untuk mencermati fenomena-fenomena yang terkait
dengan objek penelitian. Sebagaimana kisi-kisi penelitian, penelitian telah
mengidentifikasi hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang perlu di observasi agar
jawaban terhadap pertanyaan penelitian dapat diperoleh seutuhnya. Peneliti
melakukan observasi secara langsung dengan cara melihat objek penelitian yang
ada dilapangan yang dimulai dari kunjungan pendahuluan. Walaupun sebelum
mencatat informasi, data, fenomena yang diperoleh selama observasi di di SMP
Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I Katapang.Tetapi pada prakteknya peneliti
harus sangat fleksibel. Hal ini disebabkan dalam kenyataan di lapangan hal-hal
yang telah dirancang untuk diobservasi ternyata kurang sesuai dengan tujuan
penelitian. Pada saat peneliti melakukan kegiatan Observasi Implementasi
Kebijakan Program Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan, peneliti
berupaya mengobservasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam program
adiwiyata. Peneliti mengamati kegiatan yang setiap hari dilakukan di SMP Negeri
I Cimaung dan SMP Negeri I Katapang yang berkenaan dengan
programAdiwiyata yang sedang dilaksanakan. Melalui observasi diharapkan
diperoleh gambaran yang jelas mengenai: a) Arah kabijakan yang di tempuh; b)
proses implementasi: c) Strategi Implementasi; c) Monitoring dan Evaluasi dan d)
Dampak kebijakan program Adiwiyata.Dalam rangka memperjelas observasi,
peneliti menggunakan alat bantu berupa kamera digital dan catatan-catatan untuk
merekam pola pelaksanaan pengelolaan penelitian yang dilakukan oleh SMP
Negeri I Cimaung dan SMP Negeri I Katapang. Rekaman hasil observasi peneliti
gunakan dalam uraian temuan maupun pembahasan dan sebagian lainnya peneliti
tempatkanpada halaman lampiran disertasi ini.
2. Wawancara
Dalam proses penelitian tentunya diperlukan data untuk mendukung obyek
yang sedang diteliti. Dalam pendekatan penelitian kualitatif teknik yang sering
digunakan dalam pengmpulan data yaitu dengan teknik wawancara. Suatu teknik
pengumpulan data dimana peneliti melakukan interaksi langsung dengan sumber
data untuk memperoleh data yang diinginkan oleh peneliti. Teknik wawancara
dilakukan oleh peneliti interviewer dengan harapan mendapatkan informasi yang
lebih rinci dan mendalam dari narasumber.Peneliti akan mengawali pengumpulan
data dengan mewawancarai, kepala BPLH, kepala sekolah di lokasi penelitian,
dilanjutkan dengan melakukan wawancara kepada partisipan lainnya sesuai
perencanaan.Wawancara dimulaidengan melakukan koordinasi dengan responden
sebelum wawancara dilakukan. Koordinasi dengan calon responden perlu