• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM MEWUJUDKAN SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PROGRAM ADIWIYATA DALAM

MEWUJUDKAN SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDAYA

LINGKUNGAN

Zaini Gunawan

Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Jadid Karanganyar Paiton Probolinggo

Email: zaini_gun@gmail.com Abstract :

Environmental agenda has now become an international agenda in all fields, whether political, trade, industry and others. This agenda appeared and became stronger because environmental awareness is now more even-ly spread preciseeven-ly because it is a growing concern with the threat to the quality of our earth as the only place of life in the universe. Entering the 21st century, citing the return of John Naisbitt, in fact we are entering the environmental age, precisely the era of environmental restoration based on the love of the earth and all life on it.

Environmentally friendly school embodies the school’s commitment sys-tematically develop programs to internalize environmental values into all school activities. Physical appearance ecologically school arranged so that it becomes a vehicle of learning for the whole school community to be wise and behave environmentally friendly. The provision of knowledge and awareness on the establishment of a clean and healthy life behavior is considered very effective when done on a student since elementary school. School conducive environment is indispensable in order to create quality learning process.

Cultured School Environment (Adiwiyata) deserve the attention of all of us, the reason is simple, “Our world is increasingly run-down” environ-ment where we’re no longer provide a sense of comfort. Who is damaging the planet, do not entirely blame the other party or others, we are involved in (please reflect on their own). Who should improve the environment? Un-derstanding the meaning of environmentally friendly schools that should be done to create a school environment that is conducive to quality, eco-logical, sustainable real and sustainable, certainly in ways sympathetic, creative, innovative by embracing the values and the cultural wisdom. Adiwiyata program is one of the programs the Ministry of Environment in order to encourage the creation of knowledge and awareness of school community in environmental protection. In this program are expected to each school community to get involved in school activities towards a

(2)

healthy environment and avoid negative environmental impacts. In the im-plementation of the Ministry of Environment in collaboration with stake-holders, rolling, Adiwiyata this.

Agenda lingkungan kini sudah menjadi agenda internasional di segala bi-dang, baik politik, perdagangan, industri dan lain-lain. Agenda ini muncul dan semakin menguat karena kesadaran lingkungan kini semakin merata justru karena kekhawatiran yang semakin besar dengan terancamnya kualitas bumi kita sebagai satu-satunya tempat hidup di alam semesta. Memasuki abad ke-21, menyitir kembali John Naisbitt, sebenarnya kita sedang memasuki zaman lingkungan, tepatnya era restorasi lingkungan yang didasari oleh cinta pada bumi dan segenap kehidupan di dalamnya. Mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan merupakan komitmen se-kolah secara sistematis yang mengembangkan program-program untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktifitas sekolah. Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif dan berprilaku ramah lingkungan. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan pada siswa sejak di bangku sekolah dasar. Lingkungan Sekolah yang kondusif sangat diperlukan agar tercipta proses pembelaja-ran yang bermutu.

Sekolah Berbudaya Lingkungan (adiwiyata) perlu mendapat perhatian kita semua, alasannya sederhana, “Bumi kita semakin rusak” lingkungan tempat kita berada sudah tidak lagi memberikan rasa nyaman. Siapakah yang merusak Bumi ini, jangan sepenuhnya menyalahkan pihak lain atau orang lain, kita pun terlibat di dalamnya (silahkan renungkan sendiri). Siapa yang harus memperbaiki lingkungan? Memahami makna sekolah berwawasan lingkungan yang seharusnya adalah berbuat untuk mencip-takan kualitas lingkungan sekolah yang kondusif, ekologis, lestari secara nyata dan berkelanjutan, tentunya dengan cara-cara yang simpatik, kre-atif, inovatif dengan menganut nilai-nilai dan kearifan budaya lokal. Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Ling-kungan dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesa-daran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak ling-kungan yang negatif. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Ling-kungan Hidup bekerjasama dengan para stakeholder, menggulirkan Pro-gram Adiwiyata ini.

Keyword: Adiwiyata Program, School Environment PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu prioritas utama yang dilakukan oleh pemerintah. Hal tersebut telah dijelaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Sebab untuk menjadikan negera yang maju yang dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan mengedepankan sistem pendidikannya. Pendidikan memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah mendukung kegiatan penyelamatan

(3)

bumi dan pengelolaan lingkungan.

Pemerintah Indonesia membuat suatu kebijakan yang diterapkan dalam dunia pen-didikan yang tertera dalam pasal 65 poin keempat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di mana dalam pasal tersebut menjelaskan bahwa “setiap orang berhak dan berperan dalam pengelolaan ling-kungan hidup”. Dari pernyataan tersebut pemerintah dalam hal ini adalah institusi pen-didikan dimaksudkan ikut serta dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan melalui pencanangan program sekolah Adiwiyata.

Lembaga pendidikan di dilaksanakan pada setiap jenjang pendidikan, merupakan salah satu media yang sangat potensial dalam mengatasi krisis lingkungan yang ter-jadi saat ini dan masa yang akan datang. Pendidikan yang disampaikan dilingkungan sekolah akan lebih efektif menyentuh dan melekat pada diri peserta didik. Penanaman kepedulian terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan di lingkungan se-kolah dapat dilakukan melalui proses belajar mengajar yang bermuatan pendidikan ling-kungan hidup, penyediaan lingling-kungan sekolah yang asri, dan ditunjang dengan fasilitas sekolah. Pendidikan lingkungan hidup di lingkungan sekolah merupakan modal dasar bagi pembentukan etika lingkungan pada lintas generasi.

Pentingnya pendidikan lingkungan di sekolah disebabkan karena kondisi lingkun-gan di sekitar semakin memprihatinkan. Hal ini dipicu oleh ulah manusia yang mengek-sploitasi sumberdaya alam dan lingkungan tanpa batas. Berkaitan dengan perilaku ma-nusia terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan yang cenderung tidak peduli, maka mengubah perilaku menjadi prioritas utama dalam mengatasi krisis lingkungan (Rachmat Mulyana, 2009).

Penyelesaian masalah dan krisis lingkungan yang terjadi saat ini dan masa yang akan datang tidak bisa hanya dilakukan melalui pendekatan teknis, tetapi justru yang ter-penting adalah melalui pendekatan pendidikan moral yang dilakukan secara terencana dan sistematis. Membangun moral yang baik akan menjadi modal utama bagi manusia untuk berperilaku etis dalam mengatur hubungan antara dirinya dengan alam semesta. Sehubungan dengan itu penyelesaian masalah dan krisis lingkungan tidak dapat dilaku-kan secara sepihak, namun diperludilaku-kan kerjasama multipihak secara serentak, yang mana dalam hal ini sekolah melibatkan seluruh komponen sekolah dana masyarakat untuk mensukseskan pendidikan lingkungan hidup.

Oleh karena itu, sebagai bentuk kepedulian lembaga pendidikan terhadap kele-starian lingkungan hidup, maka sekolah melakukan pengembangan program Adiwiyata

(4)

dalam mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan, yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk mewujudkan kelestarian lingkungan sesuai dengan visi dan misi sekolah.

PROGRAM ADIWIYATA DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN

Pembangunan yang dilaksanakan saat ini di berbagai negara mengalami perkem-bangan pesat pada berbagai sektor. Namun, masyarakat dunia juga menghadapi berba-gai bencana/ permasalahan lingkungan, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan ke-bakaran hutan yang menimbulkan kerugian materi maupun korban manusia. Masyarakat internasional saat ini telah menyepakati pentingnya menjaga bumi dari pencemaran dan kerusakan, misalnya melalui pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelan-jutan telah menjadi komitmen dan tanggung jawab bersama masyarakat dunia untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan dan kehancuran akibat pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Pembangunan berkelanjutan berusaha untuk memahami interaksi antara alam dan masyarakat dalam rangka untuk mempromosikan transisi menuju keberlanjutan. Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah memenuhi kebutuhan dasar manusia sambil menjaga sistem pendukung kehidupan planet bumi (Salome Hallfreosdottir, 2011).

Dalam rangka menghadapi tantangan lingkungan di bumi, ada kebutuhan untuk mendidik dan memberi informasi kepada masyarakat mengenai permasalahan lingkun-gan. Salah satu komitmen masyarakat dan pemerintah internasional dalam menjaga bumi dari pencemaran dan kerusakan adalah melalui pelaksanaan Pendidikan Ling-kungan Hidup (Environment Education), yang merupakan kunci untuk mempersiapkan masyarakat dengan pengetahuan, keahlian, nilai dan sikap peduli lingkungan sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah lingkungan (Sibel Ozsoy, 2012).

Pendidikan Lingkungan Hidup menurut konvensi UNESCO di Tbilisi (1997) mer-upakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan peduli terhadap masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah ling-kungan hidup baru.

Proses pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang dilaksanakan hendakn-ya merupakan suatu proses mengorganisasi nilai dan memperjelas konsep-konsep untuk membina keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menghargai

(5)

antar hubungan manusia, kebudayaan, dan lingkungan fisiknya. Pengetahuan dan kesa-daran tentang keberadaan dan ruang lingkup masalah lingkungan adalah penting karena dapat membangkitkan kepedulian dan perhatian terhadap lingkungan. Penekanannya harus pada (i) pengetahuan tentang penyebab, (ii) pengetahuan tentang efek, dan (iii) pengetahuan tentang strategi untuk berubah, ketika menghadapi masalah lingkungan.

Mengembangkan masyarakat berkarakter peduli lingkungan dimungkinkan dapat efektif melalui pendidikan lingkungan di sekolah. Sebagai tempat belajar, sekolah me-miliki peran khusus untuk bermain; sekolah dapat membantu siswa untuk memahami dampak perilaku manusia di bumi ini, dan menjadi tempat di mana hidup yang berkelan-jutan (Sungkowo, 2005).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan kesadaran warga masyarakat sejak dini akan pengetahuan menjaga dan melestarikan lingkungan adalah melalui pendidikan lingkungan di sekolah. Lembaga pendidikan merupakan tempat yang efektif di dalam menanamkan pemahaman dan kesadaran peserta didik akan ber-bagai hal termasuk pengetahan lingkungan (Nahadi, dkk, 2014).

Pendidikan di sekolah merupakan salah satu bagian dari kegiatan untuk men-didik penerus bangsa, dalam mengedepankan kecerdasan intelektual, menmen-didik moral, budi pekerti, dan watak atau karakter. Tujuan Pendidikan karakter adalah membangun karakter setiap siswa untuk membangun kepribadian dan perilaku yang bersifat positif melalui lingkungan hidup yang dapat mempengaruhi pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan manusia untuk melakukan aktifitas sosial.

Berbicara mengenai pendidikan sangat menarik sekali jika membahas mengenai Pendidikan lingkungan yang diterapkan pada sekolah melalui program Adiwiyata yang di dalamnya mencakup kegiatan lingkungan berbasis partisipatif adalah kegiatan yang melibatkan semua warga sekolah untuk ikut serta dalam pengelolahan lingkungan. Den-gan adanya kegiatan lingkunDen-gan berbasis partisipatif mampu mengimplementasikan nilai karakter dalam berjalnnya kegiatan.

Program sekolah Adiwiyata merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan melalui pendidikan. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013 diterjemahkan menjadi program sekolah Adiwiyata.

Secara etimologi, adiwiyata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua kata yaitu “Adi” dan “Wiyata”. Adi bermakna besar, agung, baik, ideal atau sempurna. Wiyata, berarti tempat seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, norma, etika

(6)

dalam kehidupan sosial. Adiwiyata merupakan tempat yang baik dan ideal untuk mem-peroleh ilmu pengetahuan, norma, dan etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup menuju ita–cita pembangunan yang berkelanjutan Tu-juan program Adiwiyata ini adalah untuk menciptakan kondisi yang ideal bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, siswa dan karyawan) sehingga nantinya sekolah tersebut dapat bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan.

Di samping itu, program ini juga mengembangkan norma dasar, antara lain: Ke-bersamaan, Keterbukaan, Kesetaraan, Kejujuran, Keadilan, dan Kelestarian Lingkungan Hidup. Sehubungan dengan itu prinsip utama dari program Adiwiyata adalah: (1) Parti-sipatif, artinya setiap kegiatan harus melibatkan seluruh warga sekolah mulai dari peren-canaan, pelaksanaan sampai evaluasi sesuai tugas dan tanggung jawab masing–masing; dan (2) Berkelanjutan, artinya seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus.

Adiwiyata adalah salah satu program kementrian negara lingkungan hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam pele-starian lingkungan hidup. Adiwiyata mempunyai makna sebagai tempat yang baik dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita cita pembangunan berkelanjutan. Dalam program ini diharapkan se-mua warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negative (Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2009 : 9).

Adiwiyata diterapkan dalam dunia pendidikan disebabkan dalam dunia pendidi-kan lebih mudah mempelajari dan menerappendidi-kan segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika untuk mencapai cita-cita pembangunan berkelanjutan (Yanti Dwi Rah-mah : 753).

Menyikapi perkembangan lingkungan hidup serta pengembangan metode pendid-ikan lingkungan hidup dan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai wawasan lingkungan hidup kepada peserta didik dan masyarakat pada tanggal 2 juni 2005 telah ditanda tangani kesepakatan bersama antara mentri negara lingkungan hidup dan mentri pendidikan nasional dan sebagai realisasi dari MOU tersebut pada tanggal 21 Februari 2006 telah dirancang green school atau yang dikenal dengan sekolah adiwiyata yaitu sekolah peduli dan berbudaya lingkungan. Green school dalam konsep adiwiyata

(7)

melalui modul terbaru 2012 adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan potensi sum-berdaya alam sebagai solusi pemecahan permasalahan yang di hadapi oleh warga sepu-tar sekolah. Adapun komponen komponen lain menjadi pelengkap yang di sesuaikan oleh kondisi lingkungan sekolah. Green school memiliki sasaran untuk seluruh warga sekolah. Dengan maksud untuk membangun serta menggali partisipasi warga sekolah dalam kegiatan kegiatan yang memiliki muatan pengelolaan dan pelestarian lingkungan.

Dalam implementasi kebijakan pendidikan lingkungan hidup, baik melalui pen-didikan formal, non formal maupun informal diharapkan agar semua pihak dapat mel-akukan antara lain:

1. Mengembangkan kelembagaan pendidikan lingkungan hidup 2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

3. Pengembangan sarana dan prasarana

4. Peninggatan dan efesiensi penggunaan anggaran 5. Pengembangan materi lingkungna hidup

6. Peningkatan komunikasi dan Informasi

7. Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan 8. Pengembangan metode pendidikan lingkungan hidup (Kementrian Negara

Ling-kungan Hidup, 2009 : 9-10).

Kedelapan aspek tersebut perlu ditumbuh kembangkan sehingga dapat menjadi alat penggerak yang efisien dan efektif bagi kemajuan pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilaku-kan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat.

Tujuan utama penekanan konsep lingkungan ini di sekolah adalah untuk menje-laskan fungsi manusia dalam menjaga alam semesta dan menunjukkan cara menjaga kualitas lingkungan alam untuk kepentingan bersama pada masa yang akan datang. Di sinilah para guru yang mengajar siswa diluar kelas harus memahami betul arti penting konsep lingkungan (Vera Adelia, 2010 : 99-100). Konsep pembelajaran menggunakan lingkungan memberikan peluang yang sangat besar bagi peserta didik, untuk mening-katkan hasil belajarnya (Hamzah dan Nurdin Mohammad, 2012 : 146-147).

Kelancaran kegiatan belajar mengajar serta kelas yang kondusif dapat tercipta juga dengan tanaman dan tumbuh tumbuhan. Tanaman dan tumbuh tumbuhan mampu menyediakan oksigen yang dapat menjadikan otak berkembang. Semakin banyak oksi-gen yang didapat, akan semakin meningkat pula kinerja otak. Jika kinerja otak semakin meningkat, para peserta didik akan mampu mengikuti dan mencerna pelajaran yang

(8)

di-berikan oleh guru dengan baik. Tentunya hal itu dapat menjadikan tujuan kegiatan bela-jar mengabela-jar tercapai (Novan Ardy Wiyani, 2013 : 151-152).

Itulah sebabnya, penting bagi sekolah untuk membuat lingkungan yang sejak dan nyaman dengan menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan agar peserta didik menda-patkan pasokan oksigen yang melimpah dari alam. Selain itu berbagai tumbuhan atau tanaman tanaman tersebut akan menjadikan sekolah menjadi rindang, teduh dan nyaman sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas menjadi kondusif.

Selain itu, program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan akan dapat mem-berikan keuntungan bagi sekolah berupa: (1) peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber dana dan daya; (2) peningkatan suasana belajar lebih nyaman dan lebih kon-dusif; (3) peningkatan kebersamaan semua warga sekolah (siswa, guru dan karyawan), menumbuhsuburkan nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup; (4) terhindarnya dari dampak negative dari lingkungan; dan (5) mendapatkan penghargaan Adiwiyata dari Menteri Lingkungan Hidup.

TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA DI SEKOLAH

Program Adiwiyata di sekolah dalam bidang lingkungan hidup merupakan salah satu kebijakan kepala sekolah dalam meningkatkan kepedulian warga sekolah dan seki-tar terhadap kelesseki-tarian lingkungan hidup di lingkungan sekiseki-tar.

Hal ini dimaksudkan agar institusi pendidikan, khususnya sekolah juga mampu berperan serta dalam pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Semua elemen masyarakat sadar untuk turut melaksanakan upaya-upaya penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) diharapkan dapat menjadi salah satu al-ternative solusi yang efektif dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap pelestrian fungsi lingkungan hidup.

Program Adiwiyata yang dikembangkan di sekolah mempunyai pengertian seba-gai tempat yang baik dan ideal di mana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kes-ejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan (Buku Panduan Adiwiyata, 2012 : 3).

Kebijakan adiwiyata ini dilakukan akibat kerusakan lingkungan yang makin hari makin bertambah banyak dan beragam sekitar kecamatan Bengalon. Sehingga sangat diperlukan adanya suatu pengelolaan agar lingkungan yang sudah mengalami penurunan kualitas tersebut tidak menjadi semakin parah namun terjadi pemulihan yang lebih baik. Adapun tujuan dari Program Adiwiyata yang dilaksanakan di sekolah adalah

(9)

un-tuk mewujudkan kondisi yang baik bagi sekolah unun-tuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pem-bangunan berkelanjutan.

Kegiatan utama Program Adiwiyata di sekolah diarahkan pada terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia. Di samping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: parti-sipatif, di mana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran; serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperensif.

Sedangkan prinsip dasar dalam pengembangan Program Adiwiyata di sekolah se-bagai berikut ;

1. Partisipatif : komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.

2. Berkelanjutan : seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif.

Oleh karena itu, dengan program adiwiyata yang dikembangkan, seluruh kom-ponen sekolah bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan sekitar untuk me-menuhi ketercapaian program yang merupakan implementasi dari visi dan misi sekolah. IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SEKOLAH

Pengembangan Program Adiwiyata dalam Mewujudkan sekolah Peduli dan ber-budaya lingkungan di sekolah sebagai wujud dari pencapaian visi dan misi sekolah di-implementasikan secara terencana dan sistematis.

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan di sekolah, maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegia-tan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah.

Adapun kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam mensuk-seskan Program Adiwiyata tersebut adalah ;

1. Pembuatan visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan

(10)

sekolah untuk memiliki tingkat kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungannya nampak dalam formulasi visi dan misi sekolah sebagai berikut ;

Visi :

“Mewujudkan sekolah berkarakter, berwawasan lingkungan dan mampu berkompeti-si dalam bidang akademik yanga dilandaberkompeti-si dengan iman dan takwa.”

Mi3si :

a. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah

b. Melaksanakan Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, kreatif, efek-tif dan menyenangkan

c. Melaksanakan kegiatan pembinaan karakter siswa

d. Melaksanakan pembinaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan secara berkelanjutan

e. Melaksanakan rekrutmen tenaga pendidik sesuai standar klasifikasi f. Mengembangkan sarana dan prasarana sekolah

g. Membuat sistem pengembangan pembelajaran berbasis teknologi h. Melaksanakan kegiatan pembiasaan cinta lingkungan

2. Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.

Dalam hal ini, kepala sekolah berusaha untuk mengintegrasikan seluruh mata pelajaran yang diajarkan oleh semua guru di sekolah berwawasan pada kesadaran terhadap pembentukan lingkungan. Penyampaian materi tentang pentingnya pemeli-haraan dan pemanfaatan secara baik terhadap lingkungan hidup kepada para siswa dilakukan melalui pengembangan kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi ajar oleh guru, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkun-gan hidup yang dikaitkan denlingkun-gan persoalan lingkunlingkun-gan sehari-hari (isu local).

Pengembangan kurikulum yang berorientasi pada kelestarian lingkungan hidup yang dikembangkan di sekolah tersebut dilakukan melalui:

a. Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran (interkoneksi) (DEP-DIKNAS, 2013 : 439). Dalam dunia pendidikan, interkoneksi adalah wacana atau model baru dalam dunia pendidikan yang dimaksudkan untuk menawarkan agar hubungan antara displin ilmu menjadi semakin terbuka dan cair (M. Amin Abdul-lah, 2006 : 8-9). Dalam aplikasinya, seluruh mata pelajaran selalu dihubungkan dengan pendidikan yang berbasis pada kesadarn lingkungan

(11)

b. Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.

c. Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.

d. Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesa-daran siswa tentang lingkungan hidup.

3. Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan non-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.

4. Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.

Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan di sekolah perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain meliputi:

a. Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk pendidikan ling-kungan hidup.

b. Peningkatan kualitas penge-lolaan lingkungan di dalam dan di luar kawasan se-kolah.

c. Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK). d. Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat. e. Pengembangan sistem pengelolaan sampah.

5. Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam mel-akukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan tersebut antara lain:

a. Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidup ber-basis patisipatif di sekolah.

b. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.

c. Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah. Dalam hal ini, sekolah bermitra dengan beberapa perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan hidup, di-antaranya ; PT KIN, PT KPC PRIMACALL SANGATTA, PT PIC.

(12)

dari lembaga yang telah sukses dalam melaksanakan program adiwiyata, seperti SDN 003 Sangatta Utara, SDN 004 Sangatta Utara, SDN 005 Sangatta Utara, SD Darus-salam Sangatta, Dinas Pendidikan Kutai Timur, Kepala UPT Kecamatan Bengalon, BLH Kutai Timur

6. Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.

HAMBATAN IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SEKOLAH

Program Adiwiyata yang dikembangkan di sekolah bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah agar dapat menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah (guru, murid dan karyawan sekolah) sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan ling-kungan.

Dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup selama ini, pada sekolah masih dijumpai berbagai situasi permasalahan yang menghambat pelaksanaan Adiwiyata yaitu:

1. Masalah pendanaan

Pendanaan atau aspek financial merupakan faktor penghambat dalam pelakasanaan program Adiwiyata di sekolah. Untuk memenuhi berbagai kebu-tuhan dalam pelaksanaan program peduli lingkungan, maka prinsip pendanaan yang digunakan adalah prinsip skala prioritas, artinya pihak sekolah dalam men-galokasikan dana pengembangan Adiwiyata berdasarkan pada kebutuhan yang sangat mendesak

2. Dukungan masyarakat yang belum optimal

Pelaksanaan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya ling-kungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat dis-ekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.

Namun dalam pelaksanaannya, masih saja terdapat hambatan ini, seperti kurang-pendapat informan yang mengatakan bahwa masyarakat kurang maksimalnya peran masyarakat dalam menciptakan peduli lingkungan, sehingga perlu dilakukan pembinaan dan kerjasama yang lebih intens dengan masyarakat sekitar demi terwujudnya program Adiwiyata secara berkelanjutan.

(13)

KESIMPULAN

Program adiwiyata ini diharapkan dapat merubah sikap dan perilaku siswa dan masyarakat pada umumnya untuk dapat menghargai lingkungannya. Keberadaan se-kolah yang peduli dan berwawasan lingkungan akan dapat membangun pondasi pada diri siswa-siswi sebagai dasar dalam pembentukan etika lingkungan. Menanamkan Pen-didikan Lingkungan Hidup sejak dini di lingkungan sekolah akan menjadi bekal yang kuat bagi siswa dalam mewujudkan kesadaran dan kedisiplinan siswa, membuahkan budaya bersih dan sehat, serta munculnya perilaku-perilaku dan upaya-upaya pelestar-ian lingkungan, penghijauan serta perilaku hemat.

Pendidikan lingkungan hidup di lingkungan sekolah merupakan modal dasar bagi pembentukan etika lingkungan pada lintas generasi. Sekolah peduli dan berbudaya ling-kungan merupakan pintu gerbang bagi siswa dalam membentuk perilaku yang bere-tika terhadap lingkungan. Penanaman ebere-tika lingkungan di lingkungan sekolah secara berkelanjutan diharapkan akan dapat tertanam kuat pada hati para siswa sehingga akan berbuah perilaku-perilaku yang mencintai alam berserta isinya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Amin, Islamic Studies dalam Paradigma Integrasi Interkoneksi, (Yogya-karta, SUKA Press, 2006).

Adelia, Vera,” Cara Mengajar Anak di Luar Kelas”, (Jogjakarta: 2010. Diva Press). Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,Kerjasama

Ke-menterian Lingkungan Hidup dengan KeKe-menterian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.

Hamzah dan Nurdin Mohammad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. (Jakarta: Bumi Aksara, 2012).

Interkoneksi berarti hubungan satu sama lain. Lihat : Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003). Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Panduan Adiwiyata (Wujudkan Sekolah Peduli

dan Berbudaya Lingkungan), (Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2009). Nahadi, dkk, Implementasi Model Pembelajaran Lingkungan Hidup Berbasis Konteks

Berpendekatan Education For Sustainable Development dan Pengaruhnya Terha-dap Penguasaan Konsep dan Sikap Siswa, dalam Jurnal Seminar Nasional Kimia Dan Pendidikan Kimia VI, 2014, ISBN : 979363174-0

Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas, (Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013).

(14)

Ber-2009

Salome Hallfreosdóttir. Eco Schools – Are They Really Better? (Thesis: Lund Univer-sity. Lund: Tidak diterbitkan, 2011).

Sibel Ozsoy, Hamide Ertepinar, dan Necdet Saglam, “Can Eco-Schools Improve El-ementary School Students’ Environmental Literacy Levels?” dalam Jurnal: Asia- Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Vol. 13 Issue 2/December 2012 Sungkowo, Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Jalur Pendidikan asar dan

Me-nengah, (Jakarta: Dikdasmen, 2005).

Yanti Dwi Rahmah, Sjamsiar Sjamsuddin Indradi, Riyanto, Implementasi Program Se-kolah Adiwiyata (Studi pada SDN Manukan Kulon III/540 Kota Surabaya), dalam Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Rencher (2002), jarak euclidean digunakan jika peubah- peubah yang diamati tidak berkorelasi. Gambar 2 memperlihatkan dendogram dari mata kuliah yang

Ovarian follicular cysts were induced in four of the five heifers. day of initial cyst detection was 24. Each follicle that became cystic in these four heifers was present at

Upaya yang dilakukan BP4 dalam mengatasi masalah perselisihan suami istri melalui proses mediasi tidak lain untuk meningkatkan mutu perkawian dan mewujudkan keluarga sakinah

Diberikan unsur dengan nomor atom , peserta didik dapat menentukan jumlah elektron valensi unsur tersebut Tertuli s PG 2 Terlam pir B 25 Diberikan beberapa

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal149 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Pasal 53 Peraturan Gubernur Nomor 68 Tahun

user , data permintaan atribut, data atribut dan data pengiriman atribut dengan uraian transaksi dari masing-masing data yang akan diolah dengan sistem basis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum amobilisasi pektinase menggunakan matriks bentonit yang telah diaktivasi dengan HCl dicapai pada lama pengocokan 4

Berdasarkan hasil analisa data mengenai kualitas pelayanan yang meliputi bukti fisik, keandalan, ketangapan, jaminan dan empati pada Pojok BEJ Universitas Katolik