FPIPS : 4287/UN.40.2.5.1/PL/2014
EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG
SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN METROPOLITAN
CENTRE KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Oleh:
Bakti Tresnawan
1006402
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT AND LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN MTEROPOLITAN CENTRE
KOTA BANDUNG
Oleh Bakti Tresnawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Bakti Tresnawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN METROPOLITAN CENTRE
KOTA BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh,
Pembimbing I
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP. 19620512 198703 1 002
Pembimbing II
Sri Marhanah, SS, M.M NIP. 19811014 200604 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen resort & Leisure
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA:
Hari, tanggal : Rabu, 21 Januari 2015
Waktu : Jam 09.00 s.d. selesai
Tempat : Gedung Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Ruang
Sidang FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia
Panitia Ujian Sidang terdiri dari:
1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.
2. Sekretaris : Hj. Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.
3. Anggota : Dr. Elly Malihah, M.Si.
Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag.
Wida Budiarti, S.Pd.
Ahmad Hidayat
Penguji : Prof. Dr. H. Darsiharjo, M.S
NIP. 19620921 198603 1 005
Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.
NIP. 19741018 200812 2 001
Bakti Tresnawan, 2014
Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung
EVALUASI FASILITAS GEDUNG KESENIAN RUMENTANG SIANG SEBAGAI GEDUNG KESENIAN METROPOLITAN CENTRE
KOTA BANDUNG
ABSTRAK
Bakti Tresnawan NIM: 1006402
Bandung merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia. Bandung juga memiliki potensi wisata seni. Gedung Kesenian Rumentang Siang merupakan salah satu gedung kesenian yang ada di kota Bandung. Gedung ini sepi peminat disebabkan fasilitas yang ada kurang memadai untuk mendukung suatu pertunjukkan seni. Evaluasi fasilitas diperlukan agar gedung tersebut menjadi gedung kesenian yang representatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evaluasi fasilitas yang dimiliki Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai gedung kesenian Metropolitan Centre. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan cara penelitian menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Populasi dalam penelitian ini yaitu pengunjung yang mengunjungi Gedung Kesenian Rumentang Siang. Sedangkan sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fasilitas di Gedung Kesenian Rumentang Siang bernilai cukup baik namun belum memenuhi syarat kelengkapan standar gedung kesenian. Hal ini menunjukan bahwa fasilitas di Gedung Kesenian Rumentang Siang perlu dikembangkan lagi dan perlu adanya penambahan fasilitas sesuai standar kelengkapan. Saran untuk pihak pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang agar dapat mengembangkan serta merenovasi fasilitas yang ada. Agar dapat meningkatkan kualitas gedung sehingga dapat menguntungkan pihak Gedung Kesenian Rumentang Siang.
EVALUATION OF RUMENTANG SIANG BUILDING FOR PERFORMING ARTS FACILITIES AS A METROPOLITAN CENTRE BUILDING FOR
PERFORMING ARTS BANDUNG CITY
ABSTRACT
Bakti Tresnawan NIM: 1006402
Bandung is one of the metropolitan cities in Indonesia. Bandung also has tourism potential of art. Rumentang Siang building for performing arts is one of the building for performing art in Bandung City. This building is less enthusiasts due to the existing facilities is inadequate to support the performing arts. Evaluation of the facilities necessary for the building into a building for performing arts representative. This study aims to analyze the evaluation of the Rumentang Siang building for performing arts facilities as a Metropolitan Centre building for performing arts. This study used a descriptive method with a qualitative approach, by means of research using questionnaires. The data analysis technique used is a triangulation technique. The population in this research that visitors who visit the Rumentang Siang building for performing arts. While the sample of 100 respondents taken. These results indicate that the Rumentang Siang building for performing arts facilities worth quite well but have not qualified standard fittings of building for performing arts. This research shows that the facility of Rumentang Siang building for performing arts should be developed further and there needs additional facilities according to the standard of completeness. Suggestions for Management of Rumentang Siang building for performing arts in order to develop a more caring facilities and renovate facilities. In order to improve the quality of the building so as to benefit the Rumentang Siang building for performing arts.
Bakti Tresnawan, 2014
Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Kesenian Tradisional dalam Kota Bandung …... 8
B. Gedung Kesenian... 12
1. Bentuk Gedung Kesenian ... 13
C. Fasilitas ………... 23
D. Evaluasi …... 25
E. Kerangka Pemikiran ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Lokasi Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 28
1. Populasi ... 28
2. Sampel ... 29
C. Variabel ... 30
D. Skala Pengukuran... 33
E. Instrumen Penelitian ... 33
1. Uji Validitas ... 34
2. Uji Realibilitas ... 36
3. Software SPSS 20.0 ... 37
F. Jenis dan Sumber Data ... 37
G. Teknik Analisis Data ... 38
1. Garis Kontinum ... 38
2. T iangulasi ……….. 40
BAB IV HASIL PENEILITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 41
1. Sejarah Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 41
2. Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 44
B. Bentuk Pertunjukkan Terpilih………. 52
C. Kriteria Gedung Kesenian Bertaraf Metropolitan Centre……….. 54
1.Bentuk Auditorium………. 54
2.Jenis Gedung Kesenian……… 55
3.Standar Fasilitas Gedung Kesenian………. 57
D. Profil Responden Penelitian ... 59
1. Jenis Kelamin ... 60
E. Fasilitas untuk Pengunjung di Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 66
1. Fasilitas Auditorium ... 67
2. Fasilitas Panggung ... 68
3. Fasilitas Tempat Masuk Gedung ... 70
4. Fasilitas Lobby Depan ... 71
5. Fasilitas Loket Tiket ... 72
6. Fasilitas Toko ... 74
7. Fasilitas Toilet ... 75
8. Fasilitas Lobby ... 76
9. Fasilitas Pintu Masuk Auditorium ... 78
10. Fasilitas Tempat Makan dan Minum ... 79
11. Fasilitas Outdoor Areas ... 81
12. Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas ... 82
F. Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Bertaraf Metropolitan Centre ... 84
G. Pembahasan ………... 92
1. Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian ... 92
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 96
A. Kesimpulan ... 96
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 98
LAMPIRAN ... 100
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman :
1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik ke Daya Tarik Wisata di Kota
Bandung 2009-2013 ... 2
2.1 Jenis Sanggar Seni dan Lingkung Seni di Kota Bandung………. 8
2.2 Kapasitas Tempat Duduk berdasarkan Bentuk Gedung ... 20
2.3 Kerangka Pemikiran……….. 27
3.1 Jumlah Kunjungan Gedung Kesenian Rumentang Siang Tahun 2012-2013 ... 29
3.2 Operasionalisasi Variabel ... 31
3.3 Hasil Uji Validitas Fasilitas ... 34
3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 36
3.5 Jenis dan Sumber Data ... 38
4.1 Jumlah Penyelenggaraan Pertunjuukkan………... 52
4.2 Jenis Pertunjukkan di Gedung Kesenian Rumentang Siang……….. 53
4.3 Kapasitas Tempat Duduk Metropolitan Centre……… 56
4.4 Perbandingan Fasilitas………... 57
4.5 Fasilitas Auditorium ... 61
4.6 Fasilitas Panggung ... 62
4.7 Fasilitas Tempat Masuk Gedung ... 64
4.8 Fasilitas Lobby Depan ... 65
4.9 Fasilitas Loket Tiket ... 66
4.10 Fasilitas Toko ... 68
4.11 Fasilitas Toilet ... 69
4.12 Fasilitas Lobby ... 70
4.13 Fasilitas Pintu Masuk Auditorium ... 72
4.14 Fasilitas Tempat Makan dan Minum ... 73
4.15 Fasilitas Outdoor Areas ... 75
4.16 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Fasilitas ... 76
4.19 Evaluasi Fasilitas Tempat Masuk Gedung di Gedung Kesenian
Rumentang Siang ... 86 4.20 Evaluasi Fasilitas Lobby Depan di Gedung Kesenian Rumentang
Siang... 86 4.21 Evaluasi Fasilitas Loket Tiket di Gedung Kesenian Rumentang Siang.. 87 4.22 Evaluasi Fasilitas Toko di Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 88 4.23 Evaluasi Fasilitas Toilet di Gedung Kesenian Rumentang Siang... 89 4.24 Evaluasi Fasilitas Lobby di Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 89 4.25 Evaluasi Fasilitas Pintu Masuk Auditorium di Gedung Kesenian
Rumentang Siang... 90 4.26 Evaluasi Fasilitas Tempat Makan dan Minum di Gedung Kesenian
Rumentang Siang ... 91 4.27 Evaluasi Fasilitas Outdoor Areas di Gedung Kesenian Rumentang
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman :
1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 4
2.1 Bentuk Prosenium………..... 17
2.2 Bentuk Open Stage……….. 17
2.3 Bentuk Multi-format Single Production……….. 18
2.4 Bentuk Single Format with Flexibility………. 18
2.5 Bentuk Multi-Format……….. 19
2.6 Bentuk Multi-Use………. 19
2.2 Kerangka Pemikiran ... 27
3.1 Denah Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 28
3.2 Garis Kontinum ... 39
4.1 Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 41
4.2 Bagan Penanggungjawaban Pengelolaan dan Pengawasan ... 42
4.3 Struktur Organisasi Badan Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 43
4.4 Alur Pemakaian Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 44
4.5 Kantor Utama Gedung Kesenian Rumentang Siang ... 45
4.6 Loket Tiket ... 45
4.7 Tempat Parkir ... 46
4.8 Musholla ... 46
4.9 Toilet ... 47
4.10 Panggung ... 47
4.11 Ruang Tunggu atau Ruang Properti ... 48
4.12 Ruang Latihan ... 48
4.13 Lobby ... 49
4.14 Toko ... 49
4.16 Kursi Tunggu ... 50
4.17 Auditorium ... 51
4.18 Perpustakaan Teater ... 51
4.19 Bentuk Auditorium Gedung Kesenian Rumentang Siang………... 54
4.20 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60
4.21 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Usia ... 61
4.22 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Tempat Tinggal ... 61
4.23 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 62
4.24 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 63
4.25 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan ... 64
4.26 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 64
4.27 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Pengetahuan Lokasi ... 65
4.28 Gambar Profil Pengunjung Berdasarkan Tujuan Berkunjung ... 66
4.29 Garis Kontinum Fasilitas Auditorium ... 68
4.30 Garis Kontinum Fasilitas Panggung ... 69
4.31 Garis Kontinum Fasilitas Tempat Masuk Gedung ... 71
4.32 Garis Kontinum Fasilitas Lobby Depan ... 72
4.33 Garis Kontinum Fasilitas Loket Tiket ... 73
4.34 Garis Kontinum Fasilitas Toko ... 75
4.35 Garis Kontinum Fasilitas Toilet ... 76
4.36 Garis Kontinum Fasilitas Lobby ... 77
4.37 Garis Kontinum Fasilitas Pintu Masuk Auditorium ... 79
4.38 Garis Kontinum FasilitasTempat Makan dan Minum ... 80
4.39 Garis Kontinum Fasilitas Outdoor Areas ... 82
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Halaman :
1 Kuesioner ...101
2 Tabel Tabulasi Data Fasilitas ...105
3 Tabel Hasil Uji Validitas Fasilitas ...107
4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Fasilitas ...108
5 Surat Keputusan Dosen Pembimbing ...109
6 Surat Penelitian ...113
Bakti Tresnawan, 2014
Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang Sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre Kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari
segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata
menjadi salah satu sub sektor ekonomi yang sedang berkembang, dengan
didukung dengan potensi yang dimiliki oleh negara Indonesia baik potensi dari
sumber daya alam yang beraneka ragam dan melimpah yang menjadi salah satu
unsur penting berkembangnya industri pariwisata di Indonesia. Perkembangan
pariwisata Indonesia tidak terlepas dari pergerakan masuk dan keluarnya
wisatawan mancanegara ke Indonesia. Selain itu, aktivitas yang dilakukan
wisatawan dapat berdampak pada pendapatan yang dihasilkan oleh pariwisata.
Hal tersebut perlu didukung dengan sumber daya manusia yang memiliki potensi
dalam mengembangkan industri pariwisata, karena meskipun memiliki sumber
daya alam yang melimpah industri pariwisata tidak akan berkembang jika tidak
dikelola dengan baik oleh sumber daya manusia yang ada, kedua hal tersebut
harus dapat bersinergi dengan baik agar perkembangan pariwisata Indonesia dapat
terwujud dengan baik pula.
Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah sehingga
banya potensi wisata alam yang ada di Indonesia. Selain wisata alam, budaya
yang ada di Indonesia pun sangat beragam dari Sabang sampai Merauke,
berbedanya suku, adat dan budaya dapat dijadikan potensi yang baik bagi
pariwisata di Indonesia. Muncullah wisata budaya di Indonesia. Seiring
berkembangnya jaman, minat wisatawan akan wisata sangat bervariatif. Sehingga
tak lagi wisata alam dan budaya, tetapi dewasa ini muncul juga wisata minat
2
Wisata Budaya di Indonesia sangat didukung oleh keanekaragaman suku
adat di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari setiap provinsi yang ada di Indonesia
mempunyai budaya berbeda, bahasa yang berbeda dan juga kesenian yang
berbeda. Seperti halnya batik. Di setiap daerah mempunyai corak dan modelnya
masing-masing. Begitu juga kesenian yang berupa tari atau musik. Di setiap
daerah memiliki ciri khasnya masing-masing sesuai adat, suku dan bahasanya
masing-masing. Namun, dewasa ini kesenian daerah mulai tergerus oleh
budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Hal ini didorong juga oleh minimnya
media dan tempat interakasi untuk pertunjukkan.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang cukup baik dalam
perkembangan dunia pariwisatanya. Dengan mempunyai luas sebesar ±44.176km,
Jawa Barat menjadi salah satu provinsi unggulan karena memiliki perkembangan
infrastruktur serta sektor pemasukan kas negara dari sektor pariwisata yang cukup
baik. Wilayah yang sering disinggahi wisatawan adalah Kota Bandung, pantai
Pangandaran, Kota Garut, Kota Tasikmalaya dan lain-lain.
Kota Bandung merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia.
Dikelilingi gunung serta memiliki suhu yang sejuk menjadi ciri khas kota
Bandung dibanding kota yang lain di Indonesia. Walaupun dikelilingi gunung,
bandung tetap menjadi salah satu kota besar di Indonesia. Terlihat dari bangunan
yang modern, kelengkapan fasilitas, sarana hingga prasarana yang menunjang
kota Bandung. Bandung juga terkenal dengan kota kreatif. Terlihat dari
banyaknya komunitas anak muda, kuliner unik, event-event besar serta produk
konveksi berkualitas baik dihasilkan oleh penduduk Bandung. Berikut adalah data
kunjungan wisatawan yang datang ke Kota Bandung
Tabel 1.1.
Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik ke Daya Tarik Wisata di Kota Bandung 2009-2013
Tahun
3
35.834.475 34.647.240 36.712.729 39.467.642 44.663.441
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung (2013)
Terlihat dari data diatas, jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bandung
mengalami peningkatan yang signifikan, kecuali dari tahun 2009 ke tahun 2010
mengalami penurunan. Namun pada tahun-tahun selanjutnya, jumlah kunjungan
wisatawan terus meningkat. Hal ini dapat memicu berkembangnya inovasi
pariwisata di kota Bandung.
Perkembangan pariwisata di Kota Bandung dapat dikatakan yang cukup
pesat. Hal ini didasari oleh terkenalnya orang-orang kreatif di Bandung yang
mampu membuat inovasi di dunia pariwisata. Hal ini pun mmicu memunculkan
trend pariwisata baru seperti wisata minat khusus. Pitana (2009: 76) memandang
bahwa segmentasi atau spesialisasi pasar pariwisata adalah karena adanya
kecenderungan wisatawan dengan minat khusus baik dalam jumlah wisatawan
maupun area minatnya. Hal ini sangat berbeda dari jenis pariwisata tradisional
karena calon wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sehingga mereka
dapat mengikuti minat khusus dan spesifikasi yang diminati.
Kota Bandung memiliki potensi wisata seni budaya. Hal ini ditunjukkan
oleh generasi muda yang sangat kreatif. Baik dalam seni musik, rupa, teater
ataupun yang lainnya. Tidak heran jika kota Bandung memiliki banyak komunitas
seni saat ini. Berdasarkan laporan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Bandung Tahun 2014-2018, tercatat pada tahun 2011 jumlah
Lingkung Seni dan Forum Komunitas Seni sebanyak 876 dan menggelar 2438
pagelaran selama tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa komunitas seni di kota
Bandung memiliki nilai baik dan juga dapat menunjang perkembangan wisata
seni budaya di kota Bandung. Mereka mampu bergerak secara indie dengan
kreatifitas yang mereka miliki untuk memajukan seni budaya di kota Bandung.
Pagelaran yang diselenggarakan di Kota Bandung kebanyakan
4
juga oleh sarana gedung kesenian yang minim. Namun hal itu bukan faktor utama
pendorong pagelaraan seni diselenggarakan di luar ruangan, melainkan fasilitas di
dalam gedung kesenian yang masih jauh dari kata baik. Hal ini terlihat dari
beberapa gedung kesenian yang sepi pengunjung dan juga sepi pagelaran karena
fasilitas yang kurang memadai. Bandung sebagai salah satu kota metropolitan di
Indonesia, seharusnya memiliki gedung kesenian bertaraf metropolitan untuk
mendorong perkembangan pagelaran seni di kota Bandung.
Gedung kesenian Rumentang Siang merupakan salah satu gedung kesenian
yang ada di kota Bandung. Gedung ini didirikan pada 10 Januari 1975. Gedung ini
merupakan bekas bioskop Rivolli. Bangunan bergaya art-deco ini merupakan
pemberian dari gubernur Jawa Barat, Solihin GP kepada seniman Bandung pada
masanya. Nama Rumentang Siang itu sendiri digagas oleh seorang penyair
terkenal, Wahyu Wibisana. Kata Rumentang dalam bahasa sunda diambil dari
kata “rentang-rentang” yang berarti samar-samar terlihat dari kejauhan untuk
mendekat, sedangkan kata siang sendiri berarti nyata. Dengan maksud dan arti
dari nama tersebut adalah ingin membuat keberadaan para seniman tersebut
menjadi lebih nyata dan lebih terlihat oleh para pecinta seni dimanapun mereka
5
Gambar 1.1.
Data Kunjungan Wisatawan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang Sumber: Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang
Berdasarkan data yang diperoleh, pada tahun 2012 di bulan Januari dan
Februari, jumlah kunjungan berada di angka 2000 pengunjung per bulan. Namun
pada bulan Maret menurun menjadi 1200 pengunjung. Pada bulan April
mengalami peningkatan kembali sampai 2600 pengunjung. Pada bulan Mei
hingga Agustus, jumlah kunjungan dibawah 1000 pengunjung. Terutama pada
bulan Juni hingga Juli diadakan lomba seni teater yang diadakan di gedung
Rumentang Siang sehingga kunjungan menjadi berkurang. Pada bulan September
hingga Desember, jumlah kunjungan mulai naik kembali hingga 1000
pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kunjungan ke Gedung Kesenian
Rumentang Siang bersifat fluktuatif dikarenakan fluktuatifnya pertunjukkan yang
diselenggarakan.
Penyelenggaran pertunjukkan di Gedung Kesenian Rumentang Siang salah
satunya bergantung kepada fasilitas yang dimiliki oleh gedung tersebut. Hal
tersebut didukung oleh hasil wawancara pra penelitian dengan beberapa pengguna
atau pelaku seni di Bandung. Menurut salah satu mahasiswa jurusan Seni Musik bernama Ajrin mengungkapkan, “akses ke gedung Rumentang Siang kurang strategis ditambah dengan kapasitas penonton dan kapasitas panggung yang
terbilang kecil”. Beliau juga berpendapat, “gedung kesenian Rumentang Siang
lebih cocok digunakan untuk pertunjukkan tari atau teater”. Hal ini didukung oleh penuturan dari salah satu pelatih ekstrakulikuler teater sebuah SMA di Kota
Bandung berinisial bernama Kirana. Menurutnya gedung kesenian Rumentang
Siang lebih cocok untuk pertunjukkan teater dibanding untuk pertunjukkan music.
Namun perawatan fasilitas di gedung Rumentang Siang sangat kurang baik.
Banyak kursi penonton yang kurang layak serta pencahayaan lampu di panggung
yang kurang baik, baik di panggung atau dibelakang panggung. Dan juga sound
6
Testimoni datang juga dari salah satu pemain kabaret bernama Lisa
Lusmedya yang tergabung dalam sebuah grup kabaret di Bandung. Menurutnya,
bila dibandingkan dengan gedung lain, gedung Rumentang Siang hanya
mempunyai kapasitas penonton 300 orang ditambah dengan ukuran panggung
8x12m. Bagian pencahayaan, gedung Rumentang Siang ada biaya tambahan
untuk beberapa jenis lampu. Untuk fasilitas toilet memiliki penilaian yaitu kotor.
Penuturan selanjutnya dari salah satu pemain dari grup Sanggar Teater
Teman Kreatif bernama Aji. Sanggar tersebut menjadi salah satu sanggar yang
sering menggunakan gedung Rumentang Siang. Beliau menuturkan bahwa
sanggarnya sering menggunakan gedung tersebut karena memiliki harga sewa
yang terjangkau dibanding dengan gedung kesenian lain. Namun demikian, beliau
juga tidak menampik bahwa harga sama dengan kualitas fasilitas yang diberikan.
Berdasarkan latar belakang diatas, perlu adanya kajian dengan judul
penelitian, yaitu “Evaluasi Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Metropolitan Centre di Kota Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1.Bagaimana karakteristik pertunjukkan yang ada di Gedung Kesenian
Rumentang Siang ?
2.Bagaimana fasilitas yang ada di Gedung Kesenian Rumentang Siang ?
3.Bagaimana evaluasi fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai
fasilitas pertunjukkan seni budaya yang representatif?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dilakukan yaitu :
1. Mengidentifikasi karakteristik pertunjukkan yang ada di Gedung
7
2. Mengidentifikasi fasilitas yang tersedia di Gedung Kesenian Rumentang
Siang.
3. Menganalisis evaluasi fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang
sebagai fasilitas pertunjukkan seni budaya yang representatif.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memperluas kajian ilmu di Manajemen
Resort and Leisure khususnya pengetahuan tentang gedung kesenian dan
juga bagaimana evaluasi fasilitas di gedung kesenian. Hasil penelitian ini
diharapkan bisa memberi gambaran untuk peneliti yang akan meneliti
lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak
Gedung Kesenian Rumentang Siang dan juga pihak lainnya yang terkait
sebagai masukan agar Gedung Kesenian Rumentang Siang dan juga
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Gambar 3.1. Denah Gedung Kesenian Rumentang Siang Sumber: Google Maps
Gedung kesenian Rumentang Siang terletak di Jalan Baranang Siang
No.1.terletak di sebelah pasar Kosambi dan di belakang toserba Yogya. Secara
geografis, gedung kesenian Rumentang Siang terletak di 6°55'11"LS dan
107°37'16"BT. Gedung kesenian Rumentang Siang dapat dituju dari pusat kota
Bandung dengan waktu sekitar 30 – 45 menit dengan menggunakan kendaraan
pribadi. Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Evaluasi Fasilitas
Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Metropolitan
Centre di Kota Bandung”.
Penelitian ini menganalisis evaluasi fasilitas gedung kesenian Rumentang
Siang bertaraf Metropolitan Centre. Pada penelitian ini yang akan dijadikan
responden adalah pengunjung yang datang ke gedung kesenian Rumentang Siang.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2013: 115) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
29
Gedung Kesenian Rumentang Siang. Berdasarkan data yang diperoleh dari
pengelola gedung kesenian Rumentang Siang, jumlah pengunjung gedung
kesenian Rumentang Siang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1.
Jumlah Kunjungan Gedung Kesenian Rumentang Siang Tahun 2012-2013
Tahun Bulan Jumlah Kunjungan
2012
Sumber: Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2013: 116), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus Slovin yaitu sebagai berikut :
n = N
1+N(e)
2Keterangan :
30
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang bisa ditolerir (e=0,1)
N = ukuran populasi
Berdasarkan rumus slovin diatas maka dapat diperoleh jumlah sampel
sebagai berikut :
n = 19.400
1 + 19.400 (0,1)2 = 19.400
195
= 99,48717 orang
Dari rumus tersebut diperoleh hasil 99,48717 atau dibulatkan menjadi
100orang pengunjung gedung kesenian Rumentang Siang. Teknik Pengambilan
Sampel dalam penelitian ini, penulis memakai teknik Nonprobability Sampling
yaitu Sampling Insidental. Menurut Sugiyono (2013: 120) Nonprobability
Samplingadalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel. Sedangkan Sampling Insidental menurut Sugiyono (2013: 122)
adalah penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
C. Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah fasilitas. Dimana fasilitas Menurut
Appleton (2008: 105) fasilitas gedung kesenian terdiri dari Auditorium,
Panggung, dan Fasilitas Pendukung. Dalam penelitian yang berjudul Evaluasi
Fasilitas Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Bertaraf
Metropolitan Centre di Kota Bandung, penulis mengambil sub variabel dari
variabel fasilitas adalah sebagai berikut:
a. Auditorium
b. Panggung
31
e. Loket Tiket
f. Toko
g. Toilet
h. Lobby
i. Pintu Masuk Auditorium
j. Tempat Makan dan Minum
32
lobby Loket Tiket Tingkat
Pelayanan beli
Toko Tingkat Kualitas barang yang ada
33
Sumber: Diolah oleh Penulis
D. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan dalam kuesioner
penelitian adalah skala likert. Skala likert digunakan dalam kuesioner yang
diberikan langsung pada pengunjung Gedung Kesenian Rumentang Siang.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata
antara lain
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya:
a. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5
b. Setuju/sering/positif diberi skor 4
c. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
d. Tidak setuju/hamper tidak pernah/negatif diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1
E. Instrumen Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah untuk menganalisis evaluasi fasilitas
34
Metropolitan Centre di Kota Bandung, maka instrumen yang digunakan adalah
kuesioner.
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan persepsi pengunjung tentang
variabel dan diolah dalam bentuk data angka. Dalam penelitian ini, responden
menilai fasilitas di gedung kesenian. Dalam penelitian ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Sebelum dilakukan pembahasan lebih lanjut mengenai evaluasi fasilitas
Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai gedung kesenian bertaraf
Metropolitan Centre di Kota Bandung, terlebih dahulu dilakukan pengujian, yaitu
uji validitas dan uji realibilitas. Variabel yang akan diuji adalah variabel penelitian
yaitu fasilitas.
Berikut adalah uji validitas dan uji realibilitas dalam pengembangan
instrumen penelitian ini:
1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2013: 52) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatau yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara
membandingkan nilai rhitung pada tabel Correlations pada total nilai Pearson
Correlation untuk tiap indicator variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan
untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel yang
digunakan dan k adalah jumlah variabel independennya menurut Ghozali (2013:
53). Dengan jumlah sampel (n) adalah dan tingkat signifikansi 0,05 maka tabel r
pada penelitian ini adalah 0,1946. Bila :hitung r >tabel r , berarti pernyataan
tersebut dinyatakan valid. Bila hitung r ≤ tabel r , berarti pernyataan tersebut
dinyatakan tidak valid.
a. Hasil Uji Validitas Fasilitas
Dalam penelitian ini, variabel fasilitas (X) terdiri dari auditorium,
35
outdoor areas. Proses perhitungan uji validitas menggunakan program
SPSS. Hasil analisis pada variabel fasilitas sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Hasil Uji Validitas Fasilitas
No. Pernyataan r hitung r tabel Ket.
1. Kemampuan untuk melihat dan mendengar pertunjukkan di dalam auditorium sudah baik
0,372 0,1946 Valid
2. Kenyamanan tempat duduk di dalam auditorium sudah nyaman
0,567 0,1946 Valid 3. Pencahayaan di atas panggung sudah terang 0,496 0,1946 Valid 4. Kapasitas panggung sudah memadai 0,581 0,1946 Valid 5. Kapasitas tempat parkir sudah memadai 0,513 0,1946 Valid 6. Keamanan tempat parkir sudah aman 0,567 0,1946 Valid 7. Kualitas papan informasi denah gedung
sudah baik
0,630 0,1946 Valid 8. Desain interior lobby sudah menarik 0,708 0,1946 Valid 9. Pelayanan pembelian tiket langsung di loket
tiket sudah baik
0,582 0,1946 Valid 10. Pelayanan pembelian tiket dengan cara
reservasi di loket tiket sudah baik
0,651 0,1946 Valid 11. Kualitas barang yang ada di toko sudah baik 0,655 0,1946 Valid 12. Pelayanan yang ada di toko sudah baik 0,595 0,1946 Valid 13. Kebersihan di dalam toilet sudah bersih 0,626 0,1946 Valid 14. Kenyamanan di dalam toilet sudah nyaman 0,657 0,1946 Valid 15. Kapasitas lobby sudah memadai 0,676 0,1946 Valid 16. Kenyamanan dan keamanan di dalam lobby
sudah nyaman dan aman
0,711 0,1946 Valid 17. Pelayanan pengecekan tiket masuk di pintu
masuk auditorium sudah baik
36
18. Pelayanan pencarian tempat duduk dari pintu masuk auditorium sudah baik
0,614 0,1946 Valid 19. Tersedia tempat makan dan minum 0,695 0,1946 Valid 20. Kenyamanan di tempat makan dan minum
sudah nyaman
0,619 0,1946 Valid 21. Kualitas tempat duduk di outdoor area sudah
baik
0,577 0,1946 Valid 22. Kenyamanan dan keamanan di outdoor areas
sudah nyaman dan aman
0,640 0,1946 Valid
Sumber : Diolah oleh Penulis 2014
Berdasarkan Hasil pengujian validitas pada variabel fasilitas yang tertera
pada table 3.3 diketahui seluruh butir pernyataan variabel fasilitas menunjukkan
nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,1946) dengan nilai terendah0,372 dan nilai
tertinggi 0,711. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan variabel fasilitas
dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur variabel fasilitas.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2013: 47) Realibilitas sebenarnya adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.Dalam penelitian ini,
uji realibilitas yang digunakan adalah uji realibilitas One Shot atau pengukuran
sekali saja. Menurut Ghozali (2013: 48), pengukuran yang dilakukan hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur
korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukurnya digunakan program
SPSS. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji statistic
Cronbach Alpha (α).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0.70 (Nunnally dalam Ghozali 2013 hlm. 48)
Tabel 3.4. Hasil Uji Reliabilitas
37
1 Fasilitas 0,919 0,70 Reliabel
Sumber : Diolah Penulis 2014
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada table 3.5. variabel fasilitas dan
variabel keputusan berkunjung, keduanya menunjukkan nilai cronbach alpha
berada di atas 0,70. Variabel fasilitas bernilai 0,919 dan variabel keputusan
berkunjung berniali 0,900.Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan
memenuhi syarat dan dapat dianggap andal.Setelah instrument dikatakan valid
dan reliable maka instrument dapat dipakai untuk pengumpulan data.
3. Software SPSS 20.0
SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis
statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan
menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana
sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya. SPSS itu sendiri
singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences atau dalam bahasa
Indonesia nya diartikan Paket Statistik untuk Ilmu Sosial. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan Software SPSS versi 20.0.
F. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif. Menurut Sugiyono (2012: 19), penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif,
dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Dan hasil penelitian kemudian dideskripsikan atau digambarkan.
Penelitian ini menganalisis evaluasi fasilitas Gedung Kesenian Rumentang
Siang sebagai gedung kesenian Metropolitan Centre di Kota Bandung. Adapun
38
dijadikan responden adalah pengunjung yang datang ke Gedung Kesenian
Rumentang Siang.
2. Sumber Data
Sumber data adalah sumber subjek dari mana data dapat diperoleh baik itu
secara langsung ataupun data yang sudah ada. Maka data penelitian terbagi
menjadi dua jenis data, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
subjek sebagai sumber data yang dicari. Peneliti menggunakan kuesioner
langsung kepada pengunjung Gedung Kesenian Rumentang Siang, maka sumber
data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan-pertanyaan tertulis atau lisan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya
berwujud data dokumentasi atau data laporan yang sudah tersedia yang kemudian
harus dianalisis kembali.
Tabel 3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis Data Sumber Data
Data Jumlah Wisatawan yang Datang ke Kota Bandung
Badan Pusat Statistik Kota Bandung - bandungkota.bps.go.id
Data Profil Gedung Kesenian Rumentang Siang
Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang
Data Jumlah Kunjungan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang
Pengelola Gedung Kesenian Rumentang Siang
Daftar fasilitas yang ada di Gedung Kesenian Rumentang Siang
39
G. Teknik Analisis Data 1. Garis Kontinum
Menurut Ardhana dalam (Lexy J Moleong 2007, hlm: 103) menjelaskan
bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya
kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.Untuk menetapkan
peringkat dalam setiap indikator yang diteliti pada garis kontinum, dapat dilihat
dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal menggunakan rumus
sebagai berikut:
100%
Dimana:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Dan berikut adalah rumus untuk pengukuran garis kontinum yang
pengukurannnya ditentukan dengan cara:
Nilai indeks maksimum = skala tertinggi X jumlah pertanyaan X responden
Nilai Indeks Minimum = skala terendah X jumlah pertanyaan X responden
Jarak Interval = (nilai maksimum - nilai minimum) : 5
Setelah mendapatkan nilai indeks maksimum, nilai indeks minimum, serta
jarak interval untuk garis kontinum, hasil nilai tersebut dimasukan kedalam
gambar garis kontimun. Dan berikut penulis berikan contoh gambar garis
kontimun :
Sangat
Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
40
Gambar 3.2. Garis Kontinum
Sumber: Ardhana dalam (Lexy J Moleong 2007, hlm: 103)
Dimana:
a = Nilai indeks minimun
b,c, d, e = Jarak interval
f = Nilai indeks maksimum
2. Triangulasi
Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of
the data according to the convergence of multiple data sources or multiple data
collection procedures (William Wiersma dalam Sugiyono 2012: hlm. 273).
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan
waktu.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari
ketiga sumber tersebut, tidak bias dirata-ratakan seperti dalam penelitian
kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang
sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut.
Data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan
tiga sumber data tersebut.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
41
Waktu sering juga mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu dalam
rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan
pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diteliti di Gedung Kesenian Rumentang
Siang serta data-data badan pengelola pada bab sebelumnya dan juga pembahasan
yang disertai dengan teori-teori yang mendukung mengenai Evaluasi Fasilitas
Gedung Kesenian Rumentang Siang sebagai Gedung Kesenian Metropolitan
Centre, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertunjukkan yang digelar di Gedung Kesenian Rumentang Siang ada tiga jenis kesenian yaitu Teater, Tari tradisional dan Musik.
2. Tanggapan responden terhadap variabel fasilitas (X) berada pada kategori
cukup baik itu dikarenakan fasilitas yang ada di Gedung Kesenian Rumentang
Siang sebagian sudah direnovasi, namun perawatannya masih minim. Hanya
dibersihkan oleh cleaning service sehari sekali. Fasilitas gedung yang belum
direnovasi adalah panggung, auditorium, ruang tunggu atau ruang properti
serta tempat parkir masih terlihat kurang baik karena renovasi belum
dilaksanakan.
3.
Evaluasi terhadap fasilitas di Gedung Kesenian Rumentang Siang adalahGedung Kesenian Rumentang Siang masuk ke dalam jenis gedung Small- and
Medium- Scale Drama dengan bentuk auditorium Prosenium berjenis Rectangular.
Hal ini dapat dilihat dari kapasitas tempat duduk penonton serta bentuk dari auditorium, dimana panggung dan tempat duduk penonton saling berhadapan membentuk pola kotak. Dan juga pengadaan fasilitas-fasilitas yang belum ada sesuai standar seperti tempat penitipan anak, ruang kesehatan, loker, ruang
eksibisi, Performances Areas, Green Rooms, Choir Stalls, Platforms, Costume
97
dari kebakaran atau standar evakuasi jika terjadi kebakaran atau bencana alam.
Setelah pengadaan fasilitas baru, maka fasilitas yang sebelumnya sudah ada
harus ditingkatkan lagi kualitasnya agar dapat mengimbangi fasilitas yang
baru. Hal ini dilakukan agar Gedung Kesenian Rumentang Siang memenuhi
standar gedung kesenian yang sesuai.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan, oleh karena itu
penulis mengajukan beberapa rekomedasi berdasarkan temuan penelitian,
diantaranya adalah:
1. Untuk pengelola, guna meningkatkan standar Gedung Kesenian Rumentang
Siang, maka dapat diadakan pengadaan fasilitas-fasilitas yang belum tersedia.
Selain fasilitas baru, standar keselamatan bencana atau kecelakaan pun harus
ada. Hal ini dapat dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan standar
kualitas dari Gedung Kesenian Rumentang Siang.
2. Untuk pengelola, guna meningkatkan tanggapan pada fasilitas, sebaiknya terus
dilakukan pembenahan di sektor fasilitas. Terutama pada fasilitas-fasilitas
yang belum direnovasi seperti panggung, auditorium, ruang tunggu atau ruang
properti serta tempat parkir. Hal ini dapat dilakukan dalam rangka untuk
meningkatkan jumlah kunjungan ke Gedung Kesenian Rumentang Siang.
3. Untuk peneliti selanjutnya, dapat dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat keputusan berkunjung atau analisis daya dukung
gedeung kesenian. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya
agar penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas Gedung Kesenian
Daftar Pustaka
Al Rasyid, H. (2014). Dasar-dasar Statistik Terapan. Bandung: Program Pascasarjana, Unpad.
Aminudin, M. (2007). Evaluasi Rencana Lokasi Pemindahan Terminal Induk Km. 6 Banjarmasin. Tesis. Yogyakarta: MPKD Universitas Gadjah Mada.
Appleton, I. (2008). Building for the Performing Arts. Burlington: Elsevier
Aprilia, H. (2009). Evaluasi Pelaksanaan Program Transmigrasi Lokal Model Ring I Pola Tani Nelayan di Bugel, Kec. Panjatan, Kab. Kulon Progo dan Gesing, Kec. Panggang Kab. Gunung Kidul. Tesis. Yogyakarta: MPKD Universitas Gadjah Mada.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro
Marpaung. H. dan Bahar. H. (2002). Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta.
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pitana, I.G. dan Diarta, I.K.S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Poerwadarminta, W.J.S. (1983). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
Rachardja, S.M. (2014). Konsep Visitor Management Melalui Pndekatan Analisis Daya Dukung Pariwisata Dan Sosial Di Kawasan Wisata Floating Market Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi, Manajemen Resort dan Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2012). Metode peneilitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2013). Metode peneilitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D Bandung: Alfabeta
Sulistiono, A.B. (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas dan Loasi terhadap keputusan menginap Studi Pada Tamu Hotel Srondol Indah Semarang.. Skripsi, Faultas Eonom, Universitas Dponegoro.
99
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Kutipan Sumber Lain:
Admin. (2014). Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Bandung 2014-2018. [Online]. Tersedia: http://bandung.go.id/site/RPJMD_2014/Rancangan_Akhir_RPJMD_ 2014_02_16.pdf. [4 Februari 2015]
Admin. (2014). Opera House. [Online]. Tersedia:
http://www.thefreedictionary.com/_/dict.aspx?rd=1&word=opera+h ouse [24 November 2014]
Anto, M. (2012). Pengertian dan Definisi Seni Budaya Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia:
http://muhardianto017.blogspot.com/2012/12/pengertian-dan-definisi-seni-budaya.html. [4 Februari 2015]
Efendi, M. (2013). Macam-macam Teater di Indonesia. [Online]. Tersedia: http://erosalrasyd.blogspot.com/2013/10/macam-macam-teater-di-indonesia.html. [4 Februari 2015]
Ibnisakhiy. (2012). Beragam Kesenian Tradisional Jawa Barat. [Online]. Tersedia: http://ibnisakhiy.blogspot.com/2012/10/beragam-kesenian-tradisional-jawa-barat.html. [4 Februari 2015]
New National Theater Tokyo. (2012). Opera House. [Online]. Tersedia: http://www.nntt.jac.go.jp/english/about/teatre/index.html. [24 Juli 2012]
Opini. (2009). Gedung Kesenian : Multi-purpose hall atau Recital Hall. [Online]. Tersedia:
http://umum.kompasiana.com/2009/04/09/gedung-kesenian-multi-purpose-hall-atau-recital-hall/ [24 Juli 2012]
Sarwono, J. (2006). Korelasi. [Online]. Tersedia:
www.jonathansarwono.info/korelasi/korelasi.htm. [6 Oktober 2014]