ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi green marketing berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan, serta seberapa besar pengaruh strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan Starbucks di Bandung. Faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah strategi green marketing sebagai variabel independen. Sedangkan loyalitas pelanggan sebagai variabel dependen.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Starbucks di Bandung. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsumen Starbucks yang melakukan pembelian ulang lebih dari satu kali di Bandung yang berjumlah 180 orang. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana pada taraf signifikansi sebesar 5%. Program yang digunakan dalam menganalisis data menggunakan Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Ver.20.00.
Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi green marketing berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan Starbucks di Bandung. Jadi semkin tinggi penerapan strategi green marketing, makan akan semakin tinggi pula loyalitas pelanggan. Sedangkan besarnya strategi green marketing dalam memberikan konstribusi pengaruh terhadap loyalitas pelanggan sebesar 25,9%.
ix Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This study aims to determine whether the effect of green marketing strategy on customer loyalty, as well as how big the influence of green marketing strategy on customer loyalty Starbucks in Bandung. Factors tested in this study is a green marketing strategy as an independent variable. While customer loyalty as the dependent variable.
The method used in this research is associative method. Population in this research is that consumers Starbucks in Bandung. Sampling technique used in this research that Starbucks customers who make repeat purchases more than one time in Bandung totaling 180 people. While the methods of analysis used in this study is a simple linear regression analysis at a significance level of 5%. Programs used in analyzing the data using the Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Ver.20.00.
The results showed that green marketing strategies significantly influences customer loyalty Starbucks in Bandung. So is higher adoption of green marketing strategy, eat the higher the customer loyalty. While the amount of green marketing strategies to contribute an influence on customer loyalty by 25,9%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
TITLE PAGE ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv
PERNYATAAN PENELITAAN PRIMER ... v
xi Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41
4.1 Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Gambaran Umum Responden ... 41
4.1.2 Gambaran Variabel Penelitian ... 44
4.1.2.1 Gambaran Variabel Strategi Green Marketing ... 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran ... 22 Gambar 2.2 Model Penelitian ... 30 Gambar 4.1 Gambar Kontinum Kategorisasi Penilaian Variabel
Strategi Green Marketing... 50 Gambar 4.2 Gambar Kontinum Kategorisasi Penilaian Variabel
xiii Universitas Kristen Maranatha
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Kepedulian Lingkungan ... 42
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Informasi Mengenai Starbucks ... 43
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Lama Menjadi Konsumen Starbucks ... 43
Tabel 4.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Green Product ... 44
Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Green Pricing ... 46
Tabel 4.8 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Green Place ... 47
Tabel 4.9 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Green Promotion ... 49
Tabel 4.10 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Variabel Strategi Green Marketing ... 50
Tabel 4.11 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Dimensi Loyalitas Pelanggan ... 51
Tabel 4.12 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Variabel Loyalitas Pelanggan ... 52
Tabel 4.13 Validitas Variabel Strategi Green Marketing dan Loyalitas Pelanggan ... 54
Tabel 4.14 Rotated Component Matrix ... 55
Tabel 4.15 Reabilitas Variabel Strategi Green Marketing ... 56
Tabel 4.16 Reabilitas Variabel Loyalitas Pelanggan ... 56
Tabel 4.17 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov ... 57
Tabel 4.18 Regresi Linier Sederhana ... 58
Tabel 4.19 Pengujian Hipotesis ... 59
Tabel 4.20 Koefisien Determinasi ... 60
DAFTAR LAMPIRAN
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Masyarakat dunia semakin sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan,
ini disebabkan oleh adanya kekhawatiran masyarakat akan dampak dari kerusakan
lingkungan. Kerusakan lingkungan merupakan hilangnya sebagian sumber daya
yang ada di bumi dan kerusakan lingkungan yang terjadi di seluruh dunia
sebagian besar disebabkan oleh ulah masyarakat dunia yang berakibat pada
pemanasan global. Banyaknya hal yang berpotensi mengacaukan iklim dunia,
bahkan sampai sekarang yang menjadi masalah besar karena jumlah sampah yang
semakin besar dan banyaknya sampah yang sulit didaur ulang (Wibowo, 2002).
Secara Umum, Pemanasan Global (Global Warming) adalah peristiwa
meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan atmosfer dan permukaan bumi.
Karena alasan itulah banyak perusahaan yang menerapkan gagasan green
marketing pada produk-produk nya. Perusahaan yang pintar akan memandang isu
lingkungan sebagai peluang untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen (Mayang et al., 2004). Perusahaan harus mampu menciptakan sebuah
peranan pasar yang penting dalam jangka panjang dan riset yang berhasil,
mengerti dan mengajarkan pada konsumen untuk membangun sebuah brand,
produk, dan pelayanan yang membantu konsep ramah lingkungan yang diterima
oleh masyarakat (Peattie & Crane, 2005, p.363). Kesadaran mengenai lingkungan,
2
kemauan untuk membayar lebih untuk produk yang ramah lingkungan
menyebabkan perusahaan tertarik untuk melakukan green marketing, melakukan
perubahan besar dan berinovasi (Peattie & Crane, 2005, p.358). Oleh karena itu,
suksesnya sebuah bisnis tergantung pada kemampuan perusahaan untuk
memasarkan produk alternatif yang ramah lingkungan tampak normal, mudah
diterima, dan inovatif (Grant, 2007, p.10).
Polonsky (1994) menyatakan terdapat beberapa alasan perusahaan
menggunakan strategi green marketing, yaitu :
1. Organisasi menyadari bahwa enviromental marketing merupakan kesempatan
bagi suatu organisasi untuk dapat mencapai tujuan mereka (Keller, 1987 &
Shearer, 1990);
2. Organisasi memiliki kewajiban moral untuk lebih bertanggung jawab sosial
(Davis 1992, Frieman and Liedtka 1991, Keller 1987, McIntosh 1990, Shearer
1990);
3. Faktor biaya yang berhubungan dengan pembuangan sampah, atau penurunan
pengggunaan material pada perusahaan sehingga mereka mengubah kebiasaan
mereka (Azzone & Manzini, 1994).
Charter & Polonsky, (1999) menyampaikan beberapa keuntungan yang dapat
diperoleh oleh perusahaan yang menerapkan konsep green marketing yaitu:
1. Menghemat pemakaian barang mentah dan energi.
3
Universitas Kristen Maranatha 4. Peningkatan penjualan, karena produk yang ramah lingkungan
mempunyai nilai lebih dimata masyarakat.
Green marketing dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dengan
berbagai cara diantaranya menyertakan label Go Green pada produk-produk yang
dijual di pasaran. Hal ini dimaksudkan agar produk dapat lebih mudah dikenal
oleh konsumen bahwa produk tersebut ramah bagi lingkungan. Go Green
memiliki empat prinsip umum yaitu Reduce, Reuse, Recycle dan Replace
(Anonymous, 2013). Salah satu perusahaan di industri pangan yang melakukan
strategi ini dengan baik adalah Starbucks (Michelli, 2006).
Starbucks merupakan sebuah perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi
global asal Amerika Serikat yang berkantor pusat di Seattle, Washington. Buku
Starbucks Experience yang ditulis oleh Joseph Michelli pada tahun 2006,
menjelaskan hal-hal yang telah dilakukan oleh Starbucks dalam usahanya untuk
menjadi perusahaan yang ramah lingkungan. Hal-hal yang telah dilakukan oleh
Starbucks sejak tahun 2004 hingga sekarang adalah:
Melindungi hutan dari pembabatan karena penanaman kopi yang berlebihan.
Mendaur ulang gelas kertas. Gelas-gelas yang telah digunakan oleh konsumen
biasanya akan dihancurkan dan dilebur kembali sisanya dan dicampur dengan
bahan gelas kertas yang baru sehingga diperoleh gelas kertas yang baru. Setiap
gelas kertas mengandung 10% dari hasil daur ulang gelas kertas yang telah
digunakan oleh konsumen Starbucks.
Melakukan penghematan terhadap air dan energi. Hal ini dilakukan dengan cara
4
digunakan untuk digunakan kembali pada toilet ataupun untuk menyiram
tanaman. Sedangkan energi disini juga dapat dikurangi dengan membangun
gedung yang efisien energi dan penggunaan alat-alat yang juga efisien energi.
Memperkenalkan tumbler. Starbucks mulai menjual tumbler sejak tahun 1985.
Apabila konsumen membeli tumbler ini dan menggunakannya untuk
mengkonsumsi kopinya, konsumen akan mendapatkan diskon. Usaha ini
dilakukan agar konsumen lebih memilih untuk menggunakan tumbler daripada
gelas kertas.
Mengganti gelas kertas menjadi gelas plastik berbahan polypropylene. Gelas ini
mampu digunakan kurang lebih 1 bulan dengan pemakaian normal. Gelas ini juga
tahan dengan panas dan mudah dibersihkan, sehingga setiap konsumen yang
datang dengan gelas ini, akan dibersihkan gelasnya oleh barista Starbucks dengan
air panas agar steril.
Starbucks memiliki komitmen yang cukup tinggi dalam program
penyelamatan lingkungan selama beberapa tahun terakhir ini. Pada bulan Maret
2006 Starbucks meluncurkan cangkir kopi yang 10% dari bahan bakunya terbuat
dari materi daur ulang. Seperti kita ketahui bahwa bahan baku cangkir kopi
berasal dari bubur kayu sehingga dengan mengurangi 10% materi bahan tersebut,
Starbucks bisa menyelamatkan 300.000 pohon setiap tahunnya. Program Go
Green lainnya yang diluncurkan oleh Starbucks adalah pemberian diskon sebesar
10% bagi pengunjung yang membawa cangkir kopi sendiri ketika menikmati
suguhan kopi dari Starbucks. Dengan melibatkan pengunjung dalam gerakan
5
Universitas Kristen Maranatha sebuah fakta yang sangat menggembirakan terutama bagi penggemar kopi yang
kini bisa menikmati sajian kopi dari Starbucks dengan lebih ramah lingkungan
(Enterprise, 2010)
Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, menyebabkan
munculnya pemikiran upaya untuk ikut mengurangi dampak dari global warming,
yaitu dengan lebih pintar dan selektif membeli produk. Karena alasan itulah saat
ini banyak perusahaan menerapkan gagasan green marketing pada produk-produk
mereka. Green marketing menurut American Marketing Association (AMA,
1975), adalah pemasaran suatu produk yang diasumsikan sebagai produk yang
ramah lingkungan. Suatu produk dikatakan ramah lingkungan apabila tidak
beracun (non-toxic), dapat didaur ulang/dipakai kembali/diisi ulang
(recyclable/reusable/refillable), dapat terurai (biodegradable), tidak berbahaya
bagi lingkungan, non-polusi, tidak melakukan uji coba pada hewan (no animal
testing), ozone-friendly, hemat energi, minimal/non packaging.
Green marketing memanipulasi empat elemen dari bauran pemasaran
(marketing mix) dalam 4P yaitu: product, price, place, dan promotion untuk
menjual produk dan jasa yang ditawarkan dengan menggunakan keunggulan
pemeliharaan lingkungan hidup yang dibentuk dari pengelolaan limbah.
Perbedaan bauran pemasaran hijau (green marketing mix) dengan bauran
pemasaran (marketing mix) terletak pada pendekatan lingkungan. Bauran
pemasaran hijau mempertimbangkan aspek lingkungan, sedangkan bauran
pemasaran (marketing mix) tanpa memperhatikan aspek lingkungan (Asrianto,
6
Tujuan dari green marketing diantaranya adalah mengembangkan produk
yang lebih aman dan ramah lingkungan, meminimalkan limbah bahan baku dan
energi, mengurangi kewajiban akan masalah lingkungan hidup dan meningkatkan
efektifitas biaya dengan memenuhi peraturan lingkungan hidup agar dikenal
sebagai perusahaan yang baik (Heizer & Render, 2006).
Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap lingkungan menimbulkan
perubahan dalam perilaku pembelian konsumen. Konsumen menjadi lebih sensitif
dalam pemilihan produk yang akan mereka konsumsi atau gunakan. Mereka akan
mulai memilih produk ramah lingkungan yang ditawarkan oleh pemasar.
Konsumen yang sangat menyadari arti pentingnya lingkungan bahkan mau
membeli suatu produk pada harga premium, tentu saja tidak dengan mengabaikan
kualitas (Rahmansyah, 2013).
Jika perusahaan sudah berinovasi dengan menerapkan konsep green
marketing, maka selanjutnya yang ditunggu oleh perusahaan tersebut yaitu
bagaimana konsumen dapat melakukan pembelian ulang pada produk tersebut
yang akan mengakibatkan konsumen tersebut menjadi loyal terhadap perusahaan.
Maka salah satu cara untuk mendapatkan konsumen yang loyal adalah dengan
memenuhi kebutuhan konsumen serta memberikan kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan konsumen tersebut.
Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui
proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari
pembelian konsisten sepanjang waktu. Bila yang didapat sudah sesuai dengan
7
Universitas Kristen Maranatha kualitas keterhubungan yang terdiri dari kepuasan, kepercayaan dan komitmen
mempunyai hubungan yang positif dengan loyalitas. Pelanggan yang puas dan
loyal (setia) merupakan peluang untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi
mempertahankan pelanggan sama dengan mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan sehingga akan dapat meningkatkan loyalitas. Loyalitas pelanggan
adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok
berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang (Tjiptono,
2000).
Pada sebuah survey yang dilakukan pada 216 mahasiswa di Filipina,
sebanyak 55,56% responden memiliki kesadaran akan green marketing (Journal
of International Business Research, Suplico, 2009). Hal ini menunjukkan
sebanyak 55,56% mahasiswa di Filipina bersedia membeli produk yang ramah
lingkungan (Journal of International Business Research, Suplico, 2009).
Berdasarkan riset, environmental awareness, green product features, green
promotion activities, dan green price berpengaruh secara positif pada kebiasaan
belanja konsumen (European Journal of Economic and Political Studies, Boztepe,
2012). Berdasarkan riset, diketahui bahwa advertising berperan penting dalam
memengaruhi konsumen agar membeli green product (Advances in Management,
Ankit&Mayur, 2013).
Starbucks tidak hanya menawarkan produk yang mempunyai cita rasa
yang lezat melainkan menawarkan kemasan produk yang ramah lingkungan.
Dengan semakin sadarnya konsumen terhadap pentingnya menjaga kelestarian
8
marketing pada strategi pemasaran mereka, maka menjadi suatu hal yang menarik
untuk diteliti apakah perusahaan yang menerapkan konsep green marketing
memiliki pengaruh terhadap loyalitas konsumen Starbucks. Sehingga peneliti
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH STRATEGI GREEN
MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN STARBUCKS DI
BANDUNG “.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Apakah strategi green marketing berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan
Starbucks di Bandung ?
Seberapa besar pengaruh strategi green marketing terhadap loyalitas
pelanggan Starbucks di Bandung ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk menguji apakah strategi green marketing yang dilakukan oleh
Starbucks berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Starbucks di
Bandung.
Untuk menguji seberapa besar pengaruh strategi green marketing terhadap
9
Universitas Kristen Maranatha
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini akan berguna dan bermanfaat bagi:
Bagi Akademisi
Diharapkan hasil riset ini dapat memberikan informasi dan bahan masukan
bagi penelitian lebih lanjut dalam ilmu pengetahuan terutama yang ingin
meneliti mengenai masalah pengaruh strategi green marketing terhadap
loyalitas pelanggan.
Bagi Masyarakat Umum
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan pengetahuan
dan wawasan mengenai strategi green marketing terhadap loyalitas
pelanggan, agar semakin banyak masyarakat yang mulai menggunakan
produk yang ramah lingkungan.
Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan rujukan
dan pertimbangan bagi pihak perusahaan untuk mengetahui faktor yang
menjadi pertimbangan konsumen khususnya faktor strategi green
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan metode analisis linear
sederhana dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi green
marketing berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan
Starbucks di Bandung. Jadi semkin tinggi penerapan strategi green
marketing, makan akan semakin tinggi pula loyalitas pelanggan. Selain itu
hasil penelitian berdasarkan tanggapan responden menunjuakan bahwa
variabel strategi green marketing adalah sebesar 9100 dan skor ideal
sebesar 11700, sedangkan nilai total persentase yang diperoleh adalah
sebesar 77,78% dan nilai mean skor sebesar 3,89 termasuk dalam kategori
bai. Sedangkan variabel loyalitas pelanggan adalah sebesar 2089 dan skor
ideal sebesar 2700, sedangkan nilai total persentase yang diperoleh adalah
sebesar 77,37% dan nilai mean skor sebesar 3,87 termasuk dalam kategori
baik.
2. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji
validitas untuk variabel strategi green marketing dan variabel loyalitas
pelangganmenunjukan bahwa nilai nilai Kaiser-Meyer-Olkin MSA
(KMO-MSA) sebesar 0,946 berada di atas 0,50 dan nilai Bartlett's Test of
64
Universitas Kristen Maranatha marketing teridiri pertanyaan P1-P13 menunjukan nilai masing-masing
faktor di atas 0,5 dan untuk faktor 2 yaitu varibael loyalitas pelanggan
teridiri dari pertanyaan P14-P16 menunjukan nilai masing-masing faktor
di atas 0,5, hal tersebut menunjukan bahwa item-item pernyataan pada
varibael strategi green marketing dan varibael loyalitas pelanggan sudah
memenuhi kriteria validitas. Hasil uji reliabilitas variabel strategi green
marketingdan variabel loyalitas pelanggansebesar 0,972 dan 0,903 nilai r
berada >0,60 sehingga variabel strategi green marketing dan variabel
loyalitas pelanggan sudah memenuhi kriteria reliabel. Hasil uji normalitas
menunjukan bahwa besarnya nilai kolmogrov smirnov adalah 1,283
dengan nilai signifikansi 0,074 lebih dari atau 5% yaitu (0,074>0,05),
maka dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal. Hasil
uji regresi linear sederhana menunjukan bahwa variabel strategi green
marketing berpengaruh positif terhadap variabel loyalitas pelanggan. Hasil
pengujian hipotesis menunjukan bahwa nilai signifikansi variabel strategi
green marketing sebesar 0,000<0,05, artinya strategi green marketing
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan
hasil uji koefesien determinasi menunjukan bahwa besarnya pengaruh
variabel strategi green marketing dalam memberikan kontribusi pengaruh
65
5.2 Implikasi Manajerial
Disarankan untuk Manajerial Starbucks Bandung dalam
meningkatkan loyalitas pelanggan harus tetap memperhatikan strategi
seperti salah satunya strategi green marketing yang diterapkan dengan
berbagai pertimbangan seperti mempertimbangkan kembali harga produk
yang dijual disesuaikan dengan kemampuan konsumen, sehingga
responden yang mendukung program strategi green marketing akan tetap
membeli produk Starbucks Bandung yang ramah lingkungan dengan harga
yang realtif terjangkau.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan
penelitian, yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya menggunakan satu faktor atau satu variabel
independen saja yaitu strategi green marketing dalam mempengaruhi
loyalitas pelanggan.
2. Penelitian ini hanya terfokus pada satu subjek penelitian yaitu Starbucks
Bandung. Padahal masih banyak subjek penelitian lain yang menerepakan
strategi green marketing pada produknya.
5.2 Saran
Pada akhir bagian skripsi ini, penulis bermaksud untuk mengajukan
beberapa saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang telah
66
Universitas Kristen Maranatha
1. Untuk Starbucks Bandung
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan dari strategi green marketing terhadap loyalitas pelanggan. Terlepas
dari hasil tersebut, masih terdapat beberapa responden yang masih
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju, serta jika dilihat dari dimens-
dimensi yang membentuk strategi green marketing menunjukan dimensi yang
memiliki nilai terendah adalah dimensi green pricing.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya tidak terpaku hanya
menggunakan satu faktor saja yaitu strategi green marketing seperti
dalam penelitian ini, namun dapat menambah faktor-faktor lain yang
mungkin dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.
b. Agar hasil penelitian ini dapat digunakan secara luas, maka untuk
peneliti berikutnya diharapkan subjek penelitian tidak hanya terpaku
pada Starbucks Bandung, namun dapat menggunakan beberapa
perusahaan yang menerapkan strategi green marketing dalam menjual
DAFTAR PUSTAKA
Allen, M. 2011. Green Marketing dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Minat Membeli Produk Organik (Studi Pada Pelanggan Produk Organik di Kota Manado. Tesis S2, Malang: Universitas Brawijaya.
American Marketing Asociate. (1975). Pengertian green marketing.
Angeline, M. 2015. Hubungan Green Marketing terhadap pilihan konsumen
Asrianto, B. (2013). Green Marketing dan Corporate Social Responsibility Pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen melalui minat membeli produk organic di FreshMart Kota Manado. Jurnal EMBA, Vol 1 (No.IV), hal 2117-2129.
Boztepe, A. (2012). Green marketing and Its Impact on Consumer Buying Behavior. European Journal of Economic and Political Studies, Turkey.
Charter, M. (1992). Greener marketing: a Responsible Approach to Bussiness. Greenleaf: Sheffield.
Engel, F., Blackwell, D., dan Miniard, W. (1994). Perilaku konsumen, Jilid I edisi keenam. Jakarta: Binarupa Aksara.
Ferdinand, A. (2002). Marketing Strategy Making : Proses dan Agenda Penelitian. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. I (No. I), hal 1-22.
Ferry, J. (2011). Profil Green Consumers Indonesia: Identifikasi Segmen dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Green Products. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 2 (No. 1), April 2011, hal 18-39.
Grant, J. (2007). The Green Marketing Manifesto. John Wiley & Sons, Ltd., West Sussex, England. Journal of Business Ethics, Vol. 29.
Griffin, J. (2005). Customer Loyalty : Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Alih bahasa : Dwi Kartini Yahya dan kawan kawan. Jakarta : Erlangga.
68
Universitas Kristen Maranatha Jubilee, E. (2010). Membangun Kantor Ramah Lingkungan Dengan Internet.
Jakarta : Elex Media Computindo.
Kasali, R. (2005). Sembilan Fenomena Bisnis, Managemet Student Society (MSS), FEUI official Site.
Kotler, Philip. (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi 13. jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran, Analisa perencanaan, Implementasi dan control, Edisi Kesembilan, Jilid 1 dan jilid 2, Jakarta: Prehalindo, alih bahasa oleh Hendra Teguh S.E.,A.K., dan Ronny A. Rusli, S.E.
Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, jilid 1. Jakarta: PT Prenhallindo.
Michelli, J. (2006). The starbucks experience. United States: McGraw-Hill.
Octoviani, A. (2011). Pengaruh Strategi Green Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 2 No. 1 September 2015 The Body Shop Jakarta.
Oliver, R. (1997). Satisfaction: A Behavioral Perspective on the Costumer.
NewYork: McGraw-Hill
Polonsky, Michael Jay. (1994). An Introduction To Green Marketing. Electronic Green Journal .Vol 1 issue 2.
Peattie, K., & Crane, A. (2005). Green marketing: legend, myth, farce or
prophecy?. Qualitative Market Research: An International Journal, 8, 357-370.
Peter, J., Paul dan Olson., Jerry. (2014). Perilaku konsumen dan Strategi Pemasaran. Edisi 9, buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Rahmansyah, D. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Ulang Produk pada Toko Tauko Medan. Universitas Sumatra Utara.
Tjiptono, F. (2000). Prinsip & Dinamika Pemasaran. Edisi Pertama. Yogyakarta: J & J Learning.
69
http://www.academia.edu/8560372/pengaruh_green_marketing_terhadap_purchase_inten sion
https://id.wikipedia.org/wiki/Starbucks