• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Pusat Pembelajaran Dharma Kadam Choeling Indonesia di Desa Sukoanyar, Malang, Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Pusat Pembelajaran Dharma Kadam Choeling Indonesia di Desa Sukoanyar, Malang, Jawa Timur."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Pusat pembelajaran dharma merupakan sebuah institusi tempat mengembangkan batin dan tempat penyebarluas ajaran Buddha yang disebut Dharma. Dharma adalah instruksi ajaran yang diterapkan pada kehidupan sehari-hari yang berlandaskan sifat cinta kasih terhadap siapapun sebagai penerimanya. Dimana dharma diajarkan dengan tujuan agar seseorang dapat mengembangkan kebaikan, hati yang tulus, sifat peduli, tidak mementingkan diri sendiri, tidak melukai, jujur, rendah hati, dan sederhana. Dan dengan cinta kasih kita dapat menghindari konflik yang terjadi atas kesalahpahaman.

Hangatnya cinta kasih bukanlah sesuatu yang dapat dilihat, disentuh, dihirup maupun didengar namun cinta kasih dapat dirasakan oleh setiap manusia. Dengan sifat cinta kasih ini pula akan diterapkan ke dalam bangunan pusat pembelajaran dharma dimana interior bangunan tidak akan dapat melukai penghuninya. Di dalam bangunan pusat pembelajaran Dharma, penghuni dapat merasakan hangatnya cinta kasih, tenang serta damai dalam menjalani kegiatan spiritualnya.

(2)

Abstract

Dharma learning center is an institution where we can develop mind and a place to spread Buddha’s teaching known as Dharma. With Dharma as an instruction and implementation to daily life based on compassion to all sentient beings. Dharma is taught to

develop kindness, sincere heart, careness, selfish, harmless, honest, modesty, and simple. And

with compassion we can avoid conflict which is happened because of misconception.

The warmth of compassion is not something you can see, touch, breath, neither hear

but compassion can be felt by all sentient beings. The concept of compassion will be adopted

to the main building of this Dharma learning center which the interior won’t harmful towards

users. The users will feel the warmth, calm, peaceful feeling of compassion in order to do their

daily activities in this building.

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN TUGAS AKHIR ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Ide/Gagasan Perancangan ... 2

1.4 Rumusan Masalah ... 3

1.5 Tujuan Perancangan ... 3

1.6 Manfaat Perancangan ... 3

1.7 Ruang Lingkup Perancangan ... 4

1.8 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II PERUSAHAAN PUSAT PEMBELAJARAN DHARMA DAN KADAM CHOELING INDONESIA ... 6

2.1 Agama Buddha ... 6

2.1.1 Aliran Buddhis di Indonesia.. ... 6

2.1.2 Aliran Buddhis Tibet di Indonesia ... 7

2.1.3 Sejarah Singkat Sang Buddha ... 9

2.1.4 Simbol dalam Buddhis.. ... 13

2.1.5 Bendera Buddhis.. ... 19

2.2 Tinjauan Khusus Mandala ... 20

2.3 Perbedaan Biara dan Vihara ... 22

2.3.1 Aktivitas Biara.. ... 23

(4)

2.3.1.2 Teaching Class ... 25

2.3.1.3 Offering (Persembahan).. ... 26

2.3.1.4 Retreat.. ... 26

2.3.1.5 Kelas Debat.. ... 27

2.3.2 Ruang-Ruang Biara.. ... 27

2.3.2.1 Dharmasala (Ruang Aula) ... 27

2.3.2.2 Dapur ... 28

2.3.2.3 Kuti ... 29

2.3.2.4 Ruang Tidur Pengunjung ... 30

2.3.2.5 Perpustakaan ... 31

2.3.2.6 Museum ... 32

2.3.2.7 Balai Pertemuan ... 33

2.3.3 Standar Kebutuhan Ergonomi Kebutuhan Lansia dan Pemakai Kursi Roda ... 33

2.3.3.1 Lantai ... 34

2.3.3.2 Sirkulasi ... 34

2.3.3.3 Kamar Mandi ... 35

2.3.3.4 Toilet Umum ... 36

2.3.3.5 Ruang Makan ... 37

2.3.4 Standar Perancangan ... 38

2.4 Sekilas tentang Kadam Choeling Indonesia ... 39

2.5 Studi Banding ... 40

2.5.1 Dagpo Shedrub Ling Monastery ... 40

2.5.2 Mahavihara Mojopahit ... 43

BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN PUSAT PEMBELAJARAN DHARMA KADAM CHOELING INDONESIA ... 46

3.1 Deskripsi Proyek ... 46

3.2 Deskripsi Site ... 48

3.2.1 Analisa Site ... 49

3.2.2 Analisa Building ... 52

3.3 Identifikasi User ... 54

3.4 Flow Acticity, Kebutuhan Ruang, Zoning-Blocking ... 55

(5)

3.4.2 Flow Acticity Sangha ... 56

3.4.3 Flow Acticity Office Boy ... 56

3.4.4 Flow Acticity Chef ... 56

3.4.5 Flow Acticity Staff ... 56

3.4.6 Tabel Kebutuhan Ruang ... 56

3.4.7 Bubble diagram ... 58

3.4.8 Zoning-Blocking ... 59

3.5 Ide implementasi Konsep pada Objek Studi ... 60

3.5.1 Konsep Bentuk ... 60

3.5.2 Konsep Ruang ... 61

3.5.3 Konsep Warna ... 61

3.5.4 Konsep Tekstur ... 62

3.5.5 Konsep Material ... 62

3.5.6 Konsep Pencahayaan ... 62

3.5.7 Konsep Skala ... 63

3.5 Studi Image ... 63

BAB IV KONSEP PERANCANGAN ... 64

4.1 Prosedur Pengunjung ... 64

4.1.1 Kegiatan User Pengunjung ... 64

4.1.2 Kegiatan User Sangha ... 64

4.2 Penjabaran Desain ... 65

4.2.1 Dharmasala ... 65

4.2.2 Pondok Keluarga ... 71

4.2.3 Asrama... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran …... ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... xv

LAMPIRAN... xvii DAFTAR GAMBAR

(6)

Gambar 2.1 The Parasol... 13

Gambar 2.2 The Golden Fishes ... 14

Gambar 2.3 The Treasure Vase ... 15

Gambar 2.4 The Lotus ... 15

Gambar 2.5 The White Conch Shell ... 16

Gambar 2.6 The Endless Knot ... 17

Gambar 2.7 The Victory Banner ... 17

Gambar 2.8 The Wheel ... 18

Gambar 2.9 Swastika ... 18

Gambar 2.10 Stupa ... 19

Gambar 2.11 Ilustrasi warna Bendera Buddhis ... 20

Gambar 2.12 Mandala ... 21

Gambar 2.13 Pembagian Mandala ... 22

Gambar 2.14 Illustrasi Namaskara Panjang dan Pendek ... 24

Gambar 2.15 Duduk Bersila ... 24

Gambar 2.16 Illustrasi Namaskara Pendek ... 25

Gambar 2.17 Duduk Bersila ... 25

Gambar 2.18 Offering ... 26

Gambar 2.19 Suasana Retreat ... 26

Gambar 2.20 Kelas Debat ... 27

Gambar 2.21 Standar Bangunan Dharmasala ... 28

Gambar 2.22 Standar Dapur ... 29

Gambar 2.23 Standar Kuti ... 30

Gambar 2.24 Standar Ranjang Susun ... 31

Gambar 2.25 Standar Perpustakaan ... 32

Gambar 2.26 Standar Museum ... 32

Gambar 2.27 Standar Besaran Meja pada Ruang Rapat ... 33

Gambar 2.28 Standar Ramp ... 34

Gambar 2.29 Standar Sirkulasi Pemakai kursi rofa dan Pemakai Tongkat ... 35

Gambar 2.30 Standar Kamar Mandi untuk User yang Berkebutuhan Khusus ... 35

Gambar 2.31 Standar Urinal untuk pengguna Kursi Roda ... 37

(7)

Gambar 2.33 Standar Lavatory untuk pengguna Kursi Roda ... 37

Gambar 2.34 Standar Konter Makanan bagi pengguna Kursi Roda ... 38

Gambar 2.35 Dagpo Shedrub Ling Monastery... 40

Gambar 2.36 Gerbang Biara ... 40

Gambar 2.37 Kuti ... 41

Gambar 2.38 Hall ... 42

Gambar 2.39 Furnitture Built-In pada Hall ... 42

Gambar 2.40 Gerbang Mahavihara Mojopahit ... 43

Gambar 2.41 Bangunan Hall ... 43

Gambar 2.42 Hall ... 44

Gambar 2.43 Rumah Abu ... 44

Gambar 2.44 Patung Buddha Tidur ... 45

BAB III Gambar 3.1 Denah Biara ... 48

Gambar 3.2 Peta Jawa Timur dan Lokasi Proyek Biara KCI ... 48

Gambar 3.3 Peta Lokasi Proyek Biara KCI ... 49

Gambar 3.4 Zoning Blocking Dharmasala... 59

Gambar 3.5 Zoning Blocking Pondok Keluarga ... 59

Gambar 3.6 Zoning Blocking Asrama ... 59

Gambar 3.7 Konsep Perancangan... 60

Gambar 3.8 Konsep Bentuk ... 60

Gambar 3.9 Konsep Warna Hangat ... 61

Gambar 3.10 Skema Warna Mandala ... 61

Gambar 3.11 Material ... 62

Gambar 3.12 Lighting Character ... 63

Gambar 3.13 Studi Image ... 63

BAB IV Gambar 4.1 Denah Lantai Dharmasala ... 65

Gambar 4.2 Denah Layout Dharmasala ... 66

Gambar 4.3 Denah Ceiling Dharmasala ... 66

(8)

Gambar 4.5 Potongan Melintang Dharmasala... 67

Gambar 4.6 Perspektif Dharmasala ... 67

Gambar 4.7 Perspektif Dharmasala ... 68

Gambar 4.8 Perspektif Dharmasala ... 68

Gambar 4.9 Perspektif Dharmasala ... 68

Gambar 4.10 Altar Luar ... 69

Gambar 4.11 Altar Dalam ... 70

Gambar 4.12 Altar Offering ... 70

Gambar 4.13 Throne ... 71

Gambar 4.14 Denah Lantai Tipikal Pondok Keluarga ... 72

Gambar 4.15 Denah Layout Tipikal Pondok Keluarga ... 72

Gambar 4.16 Denah Ceiling Tipikal Pondok Keluarga ... 72

Gambar 4.17 Potongan Melintang Tipikal Pondok Keluarga ... 73

Gambar 4.18 Potongan Memanjang Tipikal Pondok Keluarga ... 73

Gambar 4.19 Perspektif Kamar Tipikal Pondok Keluarga ... 74

Gambar 4.20 Denah Lantai Tipikal Asrama... 75

Gambar 4.21 Denah Layout Tipikal Asrama ... 75

Gambar 4.22 Denah Ceiling Tipikal Asrama ... 75

Gambar 4.23 Potongan Melintang Tipikal Asrama ... 76

Gambar 4.24 Potongan Memanjang Tipikal Asrama ... 76

Gambar 4.25 Perspektif Kamar Tipikal Asrama ... 77

(9)

DAFTAR TABEL

BAB III

Tabel 3.1 Analisa Site Biara KCI ... 49

Tabel 3.2 Analisa Building ... 52

Tabel 3.3 Tabel Aktivitas Sangha ... 54

Tabel 3.4 Tabel Aktivitas Umat ... 55

(10)

DAFTAR BAGAN

BAB III

Bagan 3.1 Bubble Diagram ... 58

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di Indonesia memiliki lima agama yang diakui oleh negara Indonesia, salah satunya adalah agama Buddha. Agama Buddha memiliki tempat ibadah yang disebut dengan vihara dan didalamnya terdapat tempat tinggal (kuti) pemuka agama yang disebut dengan Sangha. Namun di Indonesia belum ada bangunan yang berfungsi sebagai tempat belajar Sangha dan umat yang disebut pusat pembelajaran Dharma. Pusat pembelajaran Dharma merupakan sebuah tempat institusi yang menghasilkan guru-guru spiritual yang berkualitas dan memiliki realisasi bagi perkembangan kesejahteraan dan spiritual untuk orang banyak serta sebagai sebuah media umat untuk mendalami spiritual.

Terdapat suatu komunitas Buddhis yang sangat menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia disamping kebudayaan dimana komunitas ini berasal (budaya Tibet) yaitu Kadam Choeling Indonesia (KCI). Hal ini dikarenakan komunitas Kadam Choeling Indonesia (KCI) menyadari ajaran yang mereka pelajari sesungguhnya berasal dari Indonesia khususnya zaman Sriwijaya di Jambudwipa.

(12)

menyadari hal ini, betapa beruntungnya kita dapat bertemu dengan ajaran yang sangat berharga ini, dan kita juga ingin mengembangkan dan membaginya bagi semua makhluk.

Untuk itulah komunitas KCI ingin menciptakan komunitas yang lebih baik dengan membangun sebuah Pusat Pembelajaran Dharma yang akan dibangun di kabupaten Malang. Tanah yang kental akan peninggalan masa lalu dan sakral akan nuansa spiritual dari masa Singosari hingga Majapahit. Membangun pusat pembelajaran Dharma ini berarti membangun sebuah institusi yang menghasilkan guru guru spiritual untuk orang banyak, sekaligus menjadi tempat yang memelihara ajaran Atisha dan Je Rinpoche yang sudah bertahan lebih dari 600 tahun dan masih dipelajari serta dihayati oleh banyak orang.

Selain memperhatikan budaya, dalam perancangan pusat pembelajaran Dharma pun harus memperhatikan suatu nilai yang harus diciptakan yakni nilai religius agar dapat memaksimalkan dan memunculkan suatu fungsi yang seharusnya terdapat pada bangunan peribadahan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah dijabarkan, perancang akan merancang bangunan pusat pembelajaran dharma ini akan memperhatikan fasilitas dan kebutuhan komunitas Kadam Choeling Indonesia.

Kadam Choeling Indonesia merupakan komunitas Buddhis yang memeluk ajaran Tibet dengan tradisi kadampa. Dimana tradisi ini sangat menjunjung tinggi disiplin monastik yang menjadi basis atau fondasi bagi seluruh praktik dengan mengandalkan mendengarkan, merenungkan, dan kemudian mengerti intisari dalam latihan. Penekanan utama kadampa adalah tampil sederhana dan tulus.

Dari pengidentifikasian komunitas dapat disimpulkan bahwa komunitas Kadam Choeling Indonesia merupakan komunitas buddhis Tibet dengan tradisi kadampa yang menjunjung tinggi ajaran monastik. Perancangan juga akan memperhatikan tingkatan user yang ada, yaitu anggota Sangha dan umat.

1.3 Ide / Gagasan Perancangan

(13)

mempertimbangkan kebutuhan umat, khususnya yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak balita dengan menyediakan fasilitas nursering area sehingga orang tua dapat lebih nyaman melaksanakan pengalaman spiritualnya ketika berada di are pusat pembelajaran Dharma tersebut.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut muncullah masalah-masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana penerapan desain yang sesuai dengan pusat pembelajaran dharma? 2) Bagaimana penerapan desain terhadap kebutuhan seorang Sangha agar dapat

merasa nyaman dan aman dalam melaksanakan aktivitas spiritual dan non spiritual pada bangunan pusat pembelajaran Dharma?

3) Bagaimana penerapan desain terhadap kebutuhan seorang umat agar dapat merasa nyaman dan aman dalam melaksanakan aktivitas spiritual dan non spiritual pada bangunan pusat pembelajaran Dharma?

1.5 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, berikut ini akan dipaparkan tujuan desain yang akan dicapai, yaitu sebagai berikut :

1) Penerapan desain menitikberatkan pada budaya tibet dimana memperhatikan kebutuhan spiritual praktisi (baik bhiksu maupun umat) yang berlandaskan cinta kasih.

2) Dengan mengetahui standar kebutuhan seorang Sangha berdasarkan pada Vinaya Pitaka yang bertujuan agar Sangha dapat merasa nyaman dan aman dalam

mempraktekkan kebutuhan spiritual dan non spiritual dalam bangunan biara. 3) Dengan mengetahui standar kebutuhan seorang umat yang bertujuan agar seorang

umat dapat merasa nyaman dan aman dalam mempraktekkan kebutuhan spiritual dan non spiritual dalam bangunan biara.

1.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis, diantaranya : a) Untuk diri perancang

(14)

b) Untuk pembaca

Melalui perancangan ini perancang berharap pembaca mendapatkan pemahaman tentang penerapan konsep ke dalam ruang. Selain itu dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

1.7 Ruang Lingkup Perancangan

Selayaknya pada tempat / fasilitas hunian, bangunan vihara pun memiliki beberapa bagian penting yang harus terpenuhi yakni tempat pemujaan (dharmasala), kamar-kamar bhiksu, dapur, kamar mandi, dan ruang meditasi.

Ruang lingkup perancangan yang diambil adalah ruang dharmasala, pondok keluarga, dan asrama.

1.8 Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan

berisi tentang pemaparan latar belakang perancangan pusat pembelajaran Dharma. Dari latar belakang kemudian mengidentifikasikan masalah dari permasalahan yang ada. Kemudian didapatlah hasil pengidentifikasian maka didapat ide/gagasan perancangan serta rumusan masalah yang dirumuskan dari latar belakang. Kemudian dalam tujuan perancangan pusat pembelajaran Dharma harus menjawab rumusan masalah yang telah ditulis. Dalam bab pendahuluan juga akan mencantumkan manfaat perancangan dari segi perancang dan bagi pembaca, serta membatasi ruang lingkup perancangan pusat pembelajaran Dharma.

Bab II Pusat Pembelajaran Dharma dan Kadam Choeling Indonesia

berisi tentang pemaparan agama Buddha, aliran-aliran buddhis yang ada di Indonesia, serta simbol-simbol buddhis. Dari pemaparan agama Buddha dilanjutkan pengertian biara, aktivitas biara dari puja, teaching class, offering, retreat, kelas debat. Setelah meninjau pengertian dan aktivitas biara, akan dibahas pula fasilitas ruangan yang terdapat dalam bangunan biara. Dalam membangun bangunan publik tentu perancang harus memperhatikan ergonomi user yang memiliki keterbatasan seperti lansia dan pemakai kursi roda. Kemudian dilanjutkan pengenalan komunitas Kadam Choeling Indonesia yang akan membangun biara.

Bab III Deskripsi Pusat Pembelajaran Dharma Kadam Choeling Indonesia

(15)

nyaman. Kemudian mengidentifikasi user dan flow activity user. Dari hasil identifikasi user didapatkan data kebutuhan ruang yang dilanjutkan dengan zoning blocking dan bubble diagram. setelah itu perancang menyampaikan implementasi perancangan objek studi yang

disertai oleh analisa konsep bentuk, ruang, warna, tekstur, material, pencahayaan, skala dan disertai studi image.

Bab IV Konsep Perancangan

berisi tentang pemaparan konsep perancangan yang disertai denah perancangan, lembar kerja berupa denah lantai, denah layout, denah ceiling, potongan memanjang, potongan melintang, serta perspektif suasana ruangan yang dirancang.

Bab V Kesimpulan dan Saran

(16)

80 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam merancang bangunan pusat pembelajaran Buddha Dharma berdasarkan ajaran yang sederhana dan hangat diimplementasikan dari konsep compassion. Dimana compassion (cinta kasih) bersifat tidak membedakan status, ras, warna kulit, maupun tingkatan sosial seseorang. Compassion juga mempunyai sifat tidak melukai dimana sifat yang dimaksud adalah ingin saling berbagi kebahagiaan kepada makhluk lain, tidak menyakiti makhluk lain, bekerja bukan hanya demi kepentingan diri sendiri namun juga demi kepentingan makhluk lain, tidak saling membenci melainkan harus saling menyayangi satu dengan lainnya.

Sifat compassion inilah yang diterapkan pada elemen-elemen interior serta perancangan furniture yang diaplikasikan dalam interior pusat pembelajaran Dharma yang merupakan

suatu tempat penyebaran ajaran Buddha.

5.2 Saran

(17)
(18)

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Amorani, Keiza. 2009. Ide-Ide Segar Menata Rumah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Asruroh, Yoyoh. 2008. Skripsi Makna dan Tata Cara Bhakti-Puja Dalam Ajaran Buddha

Maitreya : Studi Kasus di Vihara Maitreyawira Angke Jalambar Jakarta Barat. Jakarta : Universitas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah.

Beer, Robert. 1999. The Encyclopedia of Tibetan Symbols and Motifs. Boston : Shambhala. Building and Construction Authority : Code on Accessibility in The Built Environment.

2007. Singapore : Building and Construction Authority.

Ching, Francis D.K., Corky. 2011. Desain Interior dengan Illustrasi. Jakarta Barat : Indeks. Ernst, Neufort. 1996. Data Arsitek. Jakarta : Erlangga.

Jihan, Qitshii, Denyza. 2012. 30 Inspirasi Desain Ruang Makan & Pantri. Jakarta : Transmedia.

Panero, Julius, Martin. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta : Erlangga. Rinpoche, Dagpo. 2002. Sila Upasatha Mahayana. Bandung : Kadam Choe Ling Bandung. Suwarno T, Buddha Dharma Mahayana, Majelis Agama Buddha Indonesia, 1999-2538 B.E. hal 908.

Widya, Dharma K. 2008. Dharma Ajaran Mulia Sang Buddha. Jakarta Utara : Magabudhi.

Website :

http://www.berzinarchives.com/web/id/archives/study/history_buddhism/general_histories/int roduction_history_5_traditions_buddhism_bon.html [diunduh pada tanggal 8

Desember 2014 jam 20.00 WIB]

http://becuo.com/buddhist-mandala-meaning [diunduh pada tanggal 8 Desember 2014 jam 20.02 WIB]

http://kbbi.web.id/biara [diunduh : 15 Oktober 2014 jam 21.22 WIB]

http://www.academia.edu/5622828/Metode _penggunaan_pencahayaan_berdasarkan_SNI [diunduh 15 Oktober 2014 jam 22.18 WIB]

http://jendelakecildunia.blogspot.com/2012/07/trowulan-antara-candi-tikus-candi.html?m=1 [diunduh : 21 Oktober 2014 jam 22.25 WIB]

(19)

xvi

http://architectaria.com/wp-content/uploads/2014/08/finishing_kayu_1.jpg [diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014 jam 21.00 WIB]

http://www.marmermarmer.com/wpcontent/themes/awake/lib/scripts/timthumb/thumb.php?sr

c=http://www.marmermarmer.com/wp-content/uploads/2014/01/Marmer-tulungagung.jpg&w=900&h=350&zc=1&q=100 [diunduh pada tanggal 22 Oktober 2014 jam 21.00 WIB]

Wawancara :

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Service of excellence merupakan tata cara pelayanan yang dikembangkan guna mendukung penerapan prinsip dasar manajemen good corporate governance, serta meningkatkan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 60 Tahun 2017 tentang Pengawasan Tata Niaga Impor Alat Kesehatan,

Mengidentifikasi senyawa aktif golongan tanin, alkaloid dan flavonoid dalam ekstrak etanol daun seledri yang diduga bertanggung jawab sebagai larvasida terhadap larva nyamuk

tugas akhir dapat meningkatkan Green Vol 1 No.1 April 2015.. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh data Kemampuan Mahasiswa Dalam Pelaksanaan Perkuliahan Workshop

(sama ada terkandung dalam permohonan ini atau diperolehi dengan cara lain, termasuk melalui agensi pelaporan kredit) boleh dipegang, digunakan dan diberikan oleh AIA

Dari hasil uji – t diatas, persamaan yang memiliki nilai t hitung > t tabel adalah metode stepwise dengan nilai signifikansinya <0,05, yang artinya metode yang digunakan

Dari permasalahan di atas, maka dibutuhkan suatu metode yang mampu mengakomodir keinginan stakeholder pada segmen tersebut, penerjemahan dalam teknis proses reparasi kapal

Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR