ABSTRACT
This Global era has brought business competition into fiercer condition. There are so many products available in the market, that consumers can freely choose and buy. A good company have to struggle to gain competitive advantage over its competitors, in order to survive and gain market share, by product innovation and new product categories. But, launching new products is very risky because of its high failure rate (Panwar & Bapat, 2007). To avoid that risk, one step companies can have is brand extension. This research was conducted to determine the effects brand affect, trust
and image have towards consumer’s brand extension attitude with brand loyalty as
mediator. This research shows that brand affect, trust and image have effects
towards consumer’s brand extension attitude. Also brand affect, trust and image have effects towards brand loyalty. And brand loyalty has effect towards consumer’s
brand extension attitude. These results prove that brand loyalty has a role as mediator. We hope, this research can help companies in their brand extension by
considering the consumer’s attitude towards brand loyalty, brand image and brand
affect.
ABSTRAK
Meningkatnya persaingan dalam dunia bisnis di Era Globalisasi saat ini menyebabkan munculnya banyak alaternatif produk dipasar, sehingga konsumen memilki banyak pilihan produk untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan yang baik akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan kompetitif atas pesaing suapaya tetap bertahan dipasar dan mendapatkan pangsa pasar dengan cara melakukan inovasi produk dan memasuki kategori produk baru. Akan tetapi meluncurkan produk baru sangat beresiko karena tinggat kegagalan sangat tinggi (panwar & Bapat, 2007). Untuk menghindari resiko kegagalan adalah dengan melakukan perluasan merek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand affect, trust, image terhadap consumer’s brand extension attitude dengan brand loyalty sebagai mediasi. Hasil penelitian ini menujukan pengaruh brand affect, brand image dan brand trust terhadap consumer’s brand extension attitude, pengaruh brand affect, brand image dan brand trust terhadap brand loyalty dan pengaruh brand loyalty terhadap consumer’s brand extension attitude, yang membuktikan bahwa brand loyalty memainkan peran sebagai mediasi. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam melakukan brand extension dengan memanfaatkan sikap pelangan terhadap brand loyalty,brand image, dan brand affect.
Kata-kata kunci: Brand loyalty, brand image, brand affect, brand trust, brand
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 11
2.1 Brand ... 11
2.2.1 Tantangan dan Peluang dari Brand Management ... 16
2.3 Customer Based Brand Equity (CBBE) ... 17
2.3.1 Brand Salience ... 19
2.3.2 Brand Performance ... 19
2.3.3 Brand Imagery ... 20
2.3.4 Brand Judgments ... 20
2.3.5 Brand Feelings ... 20
2.3.6 Brand Resonance ... 20
2.4 Brand Image ... 21
2.4.1 Manfaat Brand Image ... 22
2.5 Brand Affect ... 23
2.6 Brand Trust ... 24
2.7 Brand Loyalty ... 28
2.8 Brand Extension ... 30
2.8.1 Keuntungan Brand Extension ... 33
2.8.2 Kerugian Brand Extension ... 34
2.9 Brand Attitude ... 34
2.9.1 Komponen Sikap ... 35
2.10 Consumer’s Brand Extension Attitude ... 36
2.11 Rerangka Teoritis ... 38
2.12 Rerangka Pemikiran ... 39
2.13 Riset Empiris ... 40
2.14 Pengembangan Hipotesis ... 51
BAB III METODE PENELITIAN ... 59
3.1 Jenis Penelitian ... 59
3.2 Populasi dan Sampel ... 60
3.3 Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel ... 60
3.4 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 63
3.5 Metode Pengumpulan Data ... 68
3.6 Pengujian Instrumen dan Pengujian Data ... 69
3.7 Metode Analisis Data ... 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 84
4.1 Profil Responden ... 84
4.2 Hasil Penelitian ... 87
4.2.1 Hipotesis 1: Terdapat Pengaruh Brand Affect pada Consumer’s Brand Extension Attitude ... 87
4.2.2 Hipotesis 2: Terdapat Pengaruh Brand Trust pada Consumer’s Brand Extension Attitude ... 88
4.2.3 Hipotesis 3: Terdapat Pengaruh Brand Image dan Consumer’s Brand Extension Attitude ... 89
4.2.8 Hipotesis 8: Terdapat Pengaruh Brand Affect dan Consumer’s
Brand Extension Attitude Yang dimediasi Brand Loyalty ... 94
4.2.9 Hipotesis 9: Terdapat Pengaruh Brand Trust dan Consumer’s Brand Extension Attitude Yang dimediasi Brand Loyalty ... 95
4.2.10 Hipotesis 10: Terdapat Pengaruh Brand Image dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang Dimediasi Brand Loyalty ... 97
4.2.11 Ringkasan Hasil Penelitian ... 99
4.3 Pembahasan ... 101
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 112
5.1 Simpulan ... 112
5.2 Implikasi Manajerial ... 113
5.3 Keterbatasan Penelitian ... 113
5.4 Saran ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 117 LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Customer Based Equity Pyramid ... 19
Gambar 2.2 Rerangka Teoritis ... 38
Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran ... 39
Gambar 2.4 Model Penelitian ... 57
Gambar 3.1 Model Analisis Jalur (Path Analysis) ... 81
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Riset Empiris ... 40
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... 63
Tabel 3.2 Skala Likert ... 69
Tabel 3.3 Barlett’s KMO and Test ... 71
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Validitas ... 72
Tabel 3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 75
Tabel 3.6 Hasil Pengujian Normalitas ... 77
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Multikoloniearitas ... 78
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 79
Tabel 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 84
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Samsung Elektronik ... 85
Table 4.3 Profil Responden Berdasarkan Menggunakan Perluasan Merek Samsung (Smart Phone) ... 86
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis 1 ... 87
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis 2 ... 88
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis 3 ... 89
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis 4 ... 90
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis 5 ... 91
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis 6 ... 92
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis 7 ... 93
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis 8 ... 94
Tabel 4.13 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 9 ... 96
Tabel 4.14 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 10 ... 97
Tabel 4.15 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 11 ... 98
Tabel 4.16 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 12 ... 98
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dukungan transportasi, teknologi dan kemudahan informasi menyebabkan peningkatan persaingan sehingga berdampak pada peningkatan jumlah alternatif produk yang tersedia dipasar. Hal ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan produk atau merek yang dapat digunakan dalam memenuhi kebutuhan (Suryatmojo, 2013).
Dalam memenangkan persaingan tersebut maka perusahaan perlu melakukan inovasi produk dan memasuki kategori produk baru. Namun,peluncuran produk baru sangat beresiko karena tingkat kegagalan sangat tinggi (Panwar & Bapat, 2007). Dalam menghindari resiko kegagalan maka sebagian besar perusahaan melakukan strategi perluasan merek (brand extension). Seperti yang diungkapkan oleh Ourusoff, Ozainian, Brown & Starr (1992), strategi brand extension merupakan salah satu strategi umum yang digunakan oleh 80% organisasi di dunia.
penjual atau perusahaan lain yang memiliki nilai yang berbeda yang pada setiap merek. Merek (brand) dapat berbentuk logo, nama, trademark atau gabungan dari keseluruhannya (Aaker, 1997).
Aaker (1996) juga mengatakan merek dapat dikatakan sebagai sebuah janji seorang penjual atau perusahaan untuk konsisten memberikan nilai, manfaat, fitur dan kinerja tertentu bagi pembelinya. Janji tersebut harus janji yang benar dan harus ditepati kepada pembelinya sehingga merek yang menjanjkan tersebut dapat memberikan semua hal yang dijanjikan, dan juga memberikan nilai lebih dari janji tersebut. Hal ini sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan juga menjaga image dari suatu merek.
Dengan memanfaatkan kepercayaan pelanggan dan menjaga image dari suatu merek, perusahaan dapat menciptkan brand extension. Brand extension merupakan penggunaan merek yang sudah ada pada produk baru yang mana produk tersebut memiliki katagori produk yang berbeda dengan merek yang digunakan (Kotler, 2000). Beberapa keuntungan menggunakan strategi brand extension adalah konsumen telah memiliki kesadaran merek sehingga dapat mengurangi biaya riset pemasaran dan biaya promosi lainnya dibandingkan jika perusahaan membangun nama merek baru dari nol (Phang, 2004). Selain itu, strategi brand extension dapat meningkatkan keberhasilan karena memanfaatkan merek yang sudah memiliki ekuitas merek (Chen & Liu, 2004).
dapat diketahui adanya ikatan emosioanal yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil peroduk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, akan tetapi tidak mungkin dapat menawarkan janji emosional yang sama. Perusahaan harus memperhatikan seberapa jauh sebuah merek dapat berekstensi dalam kategori produk lain. Hal ini bergantung pada pemahaman konsumen mengenai nilai merek dan tujuan sebuah merek (Keller, 2003). Konsumen cenderung memilih merek yang sudah terkenal dan dipercaya untuk memenuhi kebutuhan (Kotler & Keller, 2012).
Namun, bukan suatu jaminan bagi perusahaan akan berhasil apabila menggunakan merek yang sudah kuat dipasar untuk kategori produk baru, dalam memasuki kategori produk baru perusahaan. Dalam memasuki kategori produk baru, asosiasi dari merek induk harus dapat di transfer dengan tepat pada kategori produk baru tersebut (Putri, 2007). Strategi brand extension membutuhkan kapabilitas atau kemampuan yang baru (Nkwocha et al., 2005 dalam Putri, 2007). Apabila tidak dilakukan dengan bijak dan perencanaan yang baik, strategi ini akan gagal. Kegagalan yang terjadi dalam bentuk penurunan ekuitas merek secara keseluruhan dimata konsumen (Kotler & Keller, 2012).
Aaker & Keller (1990) mengemukakan bahwa ketika brand extension dilakukan, konsumen akan mengevaluasi produk perluasan tersebut berdasarkan sikap konsumen terhadap merek induk serta mengevalusi produk perluasan berdasarkan pengalaman konsumen setelah mengkonsumsi produk induk perusahaan. Maka Consumer’s brand extension attitude sering diuraikan sebagai evaluasi konsumen terhadap perluasan merek sebagai sebuah proses pemindahan brand
Jadi dari uraian tersebut didapat aspek kunci kontribusi untuk kesuksesan dari strategi-strategi perluasan merek adalah mengerti bagaimana persepsi konsumen terhadap merek untuk ditetapkan sebaik kategori baru yang diubah dengan perluasan. Penelitian terhadap faktor-faktor yang menentukan kesuksesan strategi perluasan merek (brand extension) pada awalnya menganggap bahwa sebuah merek adalah kumpulan dari asosiasi (Keller,1993) dan asosiasi-asosiasi konsumen terhadap merek induk (parent brand) dapat mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu perluasan merek (brand extension) (Aaker & Keller, 1990; Bhat & Reddy, 2001). Sekumpulan asosiasi konsumen terhadap suatu merek akan menciptkan brand image yang akan menciptakan alasan untuk membeli dan juga memotifasi konsumen untuk melakukan pembelian dan juga menciptakan alasan konstruktif dan memberikan dasar sikap konsumen dalam menerima perluasan merek (Aaker, 1991).
Tingkatan tertinngi dari asosiasi merek (barnd association) adalah brand attitude yang secara betahap akan membentuk dasar dari perilaku konsumen (consumer behavior) (Keller, 1998). Menurut Chauduri & Holbrook (2001) menyatakan bahwa perilaku atau sikap konsumen terhadap merek (brand attitude) dapat dipengaruhi oleh kepercayaan pada merek (brand trust), pengaruh merek (brand affect), dan kualitas merek (brand quality). Reast (2005) mengemukakan bahwa saat merek yang diperluas diluncurkan, faktor loyalitas konsumen (brand
loyalty) akan ikut mempengaruhi jika konsumen loyal terhadap merek induk, ada
Perusahaan yang memiliki citra yang baik dimata konsumen, akan membuat konsumen untuk dengan mudah dapat untuk mengadopsi perluasan merek, karena konsumen berasumsi apabila produk dengan nama merek yang sudah popular dipasar tidak akan membuat produk baru dengan kualitas yang buruk (Keller, 1993). Oleh karena itu, strategi perluasan merek dinilai lebih efektif dan efisien karena memanfaatkan brand image produk sebelumnya sehingga konsumen tidak asing dengan produk yang ditawarkan perusahaan (Rangkuti, 2004:143). Dalam hal ini,
brand image memiliki peranan yang penting dalam strategi perluasan merek.
Keller (1993) mendefinisikan brand image sebagai penjumlahan asosiasi merek dalam memori konsumen yang mengaarh pada persepsi merek dan brand
association termasuk atribut merek, manfaat merek, dan sifat merek. Brand image
juga merupakan salah satu bagian penting dari program strategi pemasaran perusahaan untuk mempertahankan citra perusahaan (Roth, 1995). Brand image dapat membantu konsumen dalam mengenali kebutuhan dalam membeli suatu produk (Hsieg,Pan & Setiono, 2004). Aaker. (1991) juga menjelaskan bahwa citra merek dapat membantu konsumen dalam mencari informasi, membedakan merek dari merek lain (merek pesaing), menciptakan alasan untuk membeli, memotivasi konsumen untuk melakukan pembelian, dan menciptakan alasan konstruktif dan memberikan dasar untuk perluasan merek.
tersebut dikenal dengan istilah kesetiaan merek (brand loyalty). Schiffman & Kanuk (2004) mendefinisikan brand loyalty sebagai preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian merek yang sama pada produk spesifik atau katagori pelayanan tertentu. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan brand loyalty untuk menawarkan perluasan merek lebih lanjut tanpa rasa takut akan kegagalan (Reichheld & Sasser, 1990).
Perusahaan perlu membangun hubungan yang baik dengan konsumen dalam jangka panjang untuk membangun loyalitas konsumen terhadap merek, salah satunya adalah membangun kepercyaan merek (brand trust). Hal ini karena brand
trust merupakan faktor penting pada perilaku konsumen sebelum dan sesudah
pembelian produk yang menyebabkan kesetiaan jangka panjang dan memperkuat hubungan antara keduabelah pihak (Liu et al.,2001).
Bagi perusahaan, konsumen yang percaya pada merek merupakan sasaran utama dan penting karena kelangsungan hidup perusahaan dan produk yang dihasilkan perusahaan tergantung dari kepercayaan konsumen terhadap merek (Szymanski & Henard, 2001; Zeithaml, 2000). Menurut Chauduri & Holdbrook(2001), brand trust adalah suatu kesedian konsumen untuk mengandalkan kemampuan merek untuk melakukan fungsi-fungsi yang telah dinyatakan. Dengan demikian, perusahaan perlu memahami brand trust dalam menciptakan brand
loyalty.
terhadap konsumen maka membuat konsumen ketergantungan terhadap merek tertentu dari perusahaan yang secara otomatis akan membuat konsumen setia pada produk perusahaan (Basu, 2001). Selain itu, brand affect dapat dilihat sebagai
evaluasi konsumen secara keseluruhan mengenai menguntungkan atau tidak menguntungkan dari merek (Keller, 1991 dalam Ozkan 2007:27). Maka apabila konsumen merasa mendapat keuntungan setelah menggunkan merek tertentu akan menciptakan sikap positif konsumen untuk mengadopsi perluasan merek Keller,1993).
Objek penelitian ini menggunakan merek Samsung karena Samsung merupakan salah satu perusahaan produsen elektronik di Indonesia yang memiliki reputasi yang baik, melalui berbagai bisnisnya yang diantara nya adalah teknologi tingkat tinggi, hotel, financial, pencakar langit dan konstruksi, dan lainnya (www.samsung.com).
Peneliti memilih untuk meneliti brand extension Samsung dari elektronik ke produk Smart Phone (Mobile Devices), karena Indonesia merupakan urutan ke tiga terbesar pengguna Selular Samsung yaitu Negara teratas pasar Samasung di Asia Tenggara setelah Thailand dan Malaysia (Pius,2014).
Berdasarkan berbagai fenomena yang telah dijelaskan dalam latar belakang maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian, dengan mengambil judul “Pengaruh Brand Trust, Brand Affect, Brand Image pada Consumer’s Brand
Extension Attitude: Brand Loyalty Sebagai Variabel Mediasi (Studi
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh Brand Affect padaConsumer’s Brand Extension
Attitude?
2. Apakah terdapat pengaruh Brand Trust pada Consumer’s Brand Extension
Attitude?
3. Apakah terdapat pengaruh Brand Image pada Consumer’s Brand Extension
Attitude?
4. Apakah terdapat pengaruh Brand Loyalty pada Consumer’s Brand Extension
Attitude?
5. Apakah terdapat pengaruh Brand Affect pada Brand Loyalty? 6. Apakah terdapat pengaruh Brand Trust pada Brand Loyalty? 7. Apakah terdapat pengaruh Brand image pada Brand Loyalty?
8. Apakah terdapat pengaruh Brand Affect padaConsumer’s Brand Extension
Attitude yang dimediasi Brand Loyalty?
9. Apakah terdapat pengaruh Brand Trust padaConsumer’s Brand Extension
Attitude yang dimediasi Brand Loyalty?
10. Apakah terdapat pengaruh Brand Image pada Consumer’s Brand Extension
Attitude yang dimediasi Brand Loyalty?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisi pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand
Extension Attitude.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand Trust dan Consumer’s Brand
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand Image danConsumer’s Brand
Extension Attitude.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand Loyalty dan Consumer’s
Brand Extension Attitude.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand Affect dan Brand Loyalty. 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand Trust dan Barnd Loyalty. 7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand image dan Brand Loyalty. 8. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand
Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty.
9. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand Trust dan Consumer’s Brand
Extension Attitudeyang dimediasi Brand Loyalty.
10. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Brand Image danConsumer’s Brand
Extension Attitudeyang dimediasi Brand Loyalty.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Bagi Akademisi
Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengembangan model penelitian mengenai brand affect,brand trust, dan brand image, brand loyalty dan consumer’s brand extension attitude. Pengembangan
model dapat dilakukan dengan melihat faktor brand affect, brand trust dan brand
image yang mempengaruhi consumer’s brand extension attitude dan melalui
Manfaat Bagi Perusahaan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Responden
Dalam penelitian ini, profil responden terdiri dari: jenis kelamin, menggunakan produk Samsung elektronik, menggunkan produk perluasan Samsung khususnya
smart phone.Dalam menentukan jumlah sampel peneliti mengacu pada teori Roscoe
(1975), yaitu jumlah indikator pernyataan kuisioner x 10. Jumlah indikator pernyataan kuisioner dalam penelitian ini adalah 31 butir, maka total responden yang dibutuhkan adalah 310 orang.Profil responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 – Tabel 4.3.
Table 4.1 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Pria 139 44.8 44.8 44.8
Wanita 171 55.2 55.2 100.0
Total 310 100.0 100.0
Sumber: Lampiran VI
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa responden wanita memilik valid percent yaitu 55,2% dengan jumlah 171 orang, sedangkan responden pria memiliki valid
percent44.8% dengan jumlah 139 orang. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
responden pria, selain itu karena wanita lebih mendominasi untuk penggunaan smart phone, tablet maupun barang elektronik (Susanto, 2014).
Tabel 4.2 Profil Responden Berdasarkan Samsung Elektronik
ELEKTRONIK
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Tabel4.2 menunjukkan hasil konsumen yang menggunkan produk elektronik Samsung memiliki valid percent tertinggi adalah Televisi (TV) yaitu 60,6% dengan jumlah 188 responden, kemudian urutan tertinggi kedua adalah AC dengan valid
percent 15,2% dengan jumlah 47 responden, urutan tertinggi ketiga adalah komputer
denga valid percent 11,6% dengan jumlah 36 responden, dan urutan tertinggi keempat adalah kulkas dengan valid percent 10,0% dengan jumlah 31 responden, selebihnya adalah pengguna dari produk lainnya dari Samsung elektronik yaitu valid
percent 2,6% dengan jumlah 8 responden. Hal ini dikarnakan peluang mendapatkan
Tabel 4.3 Profil Responden Berdasarkan Menggunakan Perluasan Merek Samsung (Smart Phone)
Smart_Phone
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Tabel 4.3 menunjukkan hasil konsumen yang menggunkan produk perluasan merek Samsung dalam katagori smart phone. Peringkat tertinggi pertama adalah Samsung Galaxy S memilikivalid percent 30.6% dengan jumlah 95 responden, kemudian urutan tertinggi kedua adalah Samsung Gaxy Note memiliki valid
percent30,6% dengan jumlah 72 responden, urutan tertinggi ketiga adalah Samsung
Galaxy Grand memilikivalid percent 20,6% dengan jumlah 64 responden, dan urutan tertinggi keempat adalah Samsung Galxy Tab memilikivalid percent 14,5% dengan jumlah 45 responden, selebihnya adalah pengguna dari produk lain nya dari Samsung
smart phone yaitu valid percent11,0% dengan jumlah 34 responden. Hal ini
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Hipotesis 1: Terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude
Hipotesis statistik
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension
Attitude
H1 : Terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho
P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan
Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis 1
Keterangan Hasil
Independet Variabel BA
Dependent Variabel CBEA
Anova Sig. 0,000b
Coefficients Sig. 0,000
Standardized Coefficient β 0,332 Sumber : Lampiran V
Tabel 4.4 menunjukan hasil Pvalue atau Sig.dalah 0,000. Artinya nilai Pvalue < dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Brand affect pada Consumer’s Brand Extension Attitude. Besarnya pengaruh Brand Affect pada
4.2.2 Hipotesis 2: Terdapat pengaruh Brand Trust padaConsumer’s Brand Extension Attitude
Hipotesis statistik
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand trust dan Consumer’s Brand Extension
Attitude
H3 : Terdapat pengaruh Brand trustdan Consumer’s Brand Extension Attitude Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho
P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis 2
Keterangan Hasil
Independet Variabel BT
Dependent Variabel CBEA
Anova Sig. 0,000b
Coefficients Sig. 0,000
Standardized Coefficient β 0,193 Sumber : Lampiran V
Tabel 4.5 menunjukan hasil Pvalue atau Sig. dalah 0,000. Artinya nilai Pvalue < dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Brand Trust pada Consumer’s Brand Extension Attitude.Besarnya pengaruh Brand Trust pada
4.2.3 Hipotesis 3: Terdapat pengaruh Brand Image padaConsumer’s Brand Extension Attitude
Hipotesis statistik
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Image dan Consumer’s Brand Extension
Attitude
H5 : Terdapat pengaruh Brand Imagedan Consumer’s Brand Extension Attitude Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho
P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis 3
Keterangan Hasil
Independet Variabel BI
Dependent Variabel CBEA
Anova Sig. 0,000b
Coefficients Sig. 0,002
Standardized Coefficient β 0,163 Sumber : Lampiran V
Tabel 4.6 menunjukan hasil Pvalue atau Sig. dalah 0,000. Artinya nilai Pvalue < dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Brand Image pada Consumer’s Brand Extension Attitude. Besarnya pengaruh Brand Image pada
4.2.4 Hipotesis 4: Terdapat pengaruh Brand Loyalty pada Consumer’s Brand Extension Attitude
Hipotesis statistik
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Loyalty dan Consumer’s Brand
Extension Attitude
H7 : Terdapat pengaruh Brand Loyalty dan Consumer’s Brand Extension
Attitude
Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis 4
Keterangan Hasil
Independet Variabel BL
Dependent Variabel CBEA
Anova Sig. 0,000b
Coefficients Sig. 0,005
Standardized Coefficient β 0,142 Sumber : Lampiran V
pada Consumer’s Brand Extension Attitude. Besarnya pengaruh Brand Loyalty pada
Consumer’s Brand Extension Attitude adalah 0,142.
4.2.5 Hipotesis 5: Terdapat pengaruh Brand Affect pada Brand Loyalty
Hipotesis statistik
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Affect dan Brand Loyalty H2 : Terdapat pengaruh Brand Affect dan Brand Loyalty
Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho
P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis 5
Keterangan Hasil
Independet Variabel BA
Dependent Variabel BL
Anova Sig. 0,000b
Coefficients Sig. 0,002
Standardized Coefficient β 0,181 Sumber : Lampiran V
pada Brand Loyalty. Besarnya pengaruh Brand affect pada Brand Loyalty adalah 0,181.
4.2.6 Hipotesis 6:Terdapat pengaruh Brand Trust pada Brand Loyalty
Hipotesis statistik
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Trustdan Brand Loyalty H4 : Terdapat pengaruh Brand Trustdan Brand Loyalty
Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho
P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan
Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis 6
Keterangan Hasil
Independet Variabel BT
Dependent Variabel BL
Anova Sig. 0,000b
Coefficients Sig. 0,037
Standardized Coefficient β 0,140 Sumber : Lampiran V
pada Brand Loyalty. Besarnya pengaruh Brand Trust pada Brand Loyalty adalah 0,140.
4.2.7 Hipotesis 7: Terdapat pengaruh Brand Image pada Brand Loyalty
Hipotesis statistik
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Imagedan Brand Loyalty H6 : Terdapat pengaruh Brand Imagedan Brand Loyalty
Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho
P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis 7
Keterangan Hasil
Independet Variabel BI
Dependent Variabel BL
Anova Sig. 0,000b
Coefficients Sig. 0,000
Standardized Coefficient β 0,240 Sumber : Lampiran V
affect pada Brand Loyalty. Besarnya pengaruh Brand Image pada Brand Loyalty
adalah 0,240.
4.2.8 Hipotesis 8: Terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
Hipotesis statistik:
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension
Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
H1 : Terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho :
P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan:
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis 8
Keterangan Hasil
Independent Variable BA & BL
Dependent Variable CBEA
Anova Sig. 0,000
Coefficients Sig. BA – BL 0,002
Coefficients Sig. BL – CBEA 0,005
Tabel 4.11 menunjukan hasil Pvalue atau Sig. dalah 0,005. Artinya nilai Pvalue < dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Brand
Loyalty pada Consumer’s Brand Extension Attitude. Besarnya pengaruh Brand
Loyalty pada Consumer’s Brand Extension Attitude adalah 0,142. Sedangkan brand
affect pada brand loyalty, hasil Pvalue atau Sig. adalah 0,002. Artinya nilai Pvalue <
dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Brand affect pada Brand Loyalty. Besarnya pengaruh Brand affect pada Brand Loyalty adalah 0,181
Tabel 4.12 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 8
Sumber: Lampiran V
Tabel 4.12 menunjukkan terdapat pengaruh tidak langsung brand bffect pada
consumer’s brand extension yang di mediasi oleh brand loyalty dengan nilai β sebesar 0,026.
4.2.9 Hipotesis 9: Terdapat pengaruh Brand Trust dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
Hipotesis statistik :
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Trustdan Consumer’s Brand Extension
Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
Keterangan Hasil
BA - BL 0.181
BL – CBEA 0.142
BA – BL – CBEA 0.181 x 0.142
H1 : Terdapat pengaruh Brand Trustdan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho :
P value ≤ α → Ho ditolak
P value > α → Ho diterima
Hasil pengolahan :
Tabel 4.13 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 9
Keterangan Hasil
Independent Variable BT & BL
Dependent Variable CBEA
Anova Sig. 0,000
Coefficients Sig. BT – BL 0,037
Coefficients Sig. BL – CBEA 0,005
Standardized Coefficients β BT – BL 0,140 Standardized Coefficients β BL – CBEA 0,142 Sumber: Lampiran V
Tabel 4.13 menunjukan hasil Pvalue atau Sig. dalah 0,005. Artinya nilai Pvalue < dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Brand
Loyalty pada Consumer’s Brand Extension Attitude. Besarnya pengaruh Brand
Loyalty pada Consumer’s Brand Extension Attitude adalah 0,142. Sedangkan brand
trust pada brand loyalty, hasil Pvalue atau Sig. adalah 0,037. Artinya nilai Pvalue <
dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh brand trust pada
Tabel 4.14 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 10
Sumber: Lampiran V
Tabel 4.14 menunjukkan terdapat pengaruh tidak langsung brand trust pada
consumer’s brand extension yang di mediasi oleh brand loyalty dengan nilai β
sebesar 0,017.
4.2.10 Hipotesis 10: Terdapat pengaruh Brand Image dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
Hipotesis statistik:
Ho : Tidak terdapat pengaruh Brand Imagedan Consumer’s Brand Extension
Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
H1 : Terdapat pengaruh Brand Imagedan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty
Pengujian menggunakan regresi sederhana dengan bantuan software SPSS 22.0
Kriteria penerimaan dan penolakan Ho :
P value ≤ α → Ho ditolak
P value ≥ α → Ho diterima
Hasil pengolahan:
Keterangan Hasil
BT - BL 0.140
BL – CBEA 0.142
BT – BL – CBEA 0.140 x 0.142
Tabel 4.15 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 11
Keterangan Hasil
Independent Variable BI & BL
Dependent Variable CBEA
Anova Sig. 0,000
Coefficients Sig. BI – BL 0,000
Coefficients Sig. BL – CBEA 0,005
Standardized Coefficients β BI – BL 0,240 Standardized Coefficients β BL – CBEA 0,142 Sumber: Lampiran V
Tabel 4.15 menunjukan hasil Pvalue atau Sig. dalah 0,005. Artinya nilai Pvalue < dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Brand
Loyalty pada Consumer’s Brand Extension Attitude. Besarnya pengaruh brand image pada Consumer’s Brand Extension Attitude adalah 0,142. Sedangkan brand image pada brand loyalty, hasil Pvalue atau Sig. adalah 0,000. Artinya nilai Pvalue < dari 0,05 (alpha), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh brand trust pada
Brand Loyalty. Besarnya pengaruh Brand trust pada brand loyalty adalah 0,240
Tabel 4.16 Hasil Uji Persamaan Tidak Langsung Hipotesis 12
Sumber: Lampiran V
Keterangan Hasil
BI - BL 0.240
BL – CBEA 0.142
BI – BL – CBEA 0.240 x 0.142
Tabel 4.16 menunjukkan terdapat pengaruh tidak langsung brand trust pada
consumer’s brand extension yang di mediasi oleh brand loyalty dengan nilai β
sebesar 0,034.
4.2.11 Ringkasan Hasil Penelitian
Secara singkat hasil penelitian dapat dilihat melalui Gambar 4.1
H1: Terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude. H2: Terdapat pengaruh Brand Trust dan Consumer’s Brand Extension Attitude. H3: Terdapat pengaruh Brand Image dan Consumer’s Brand Extension Attitude. H4: Terdapat pengaruh Brand Loyalty dan Consumer’s Brand Extension
Attitude.
H5: Terdapat pengaruh Brand Affect dan Brand Loyalty. H6: Terdapat pengaruh Brand Trust dan Barnd Loyalty. H7: Terdapat pengaruh Brand image dan Brand Loyalty
H8: Terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty.
H9: Terdapat pengaruh Brand Trust dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand Loyalty.
H10: Terdapat pengaruh Brand Image dan Consumer’s Brand Extension
Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh Brand Affect pada
Consumer’s Brand Extension Attitude. Setelah dilakukan pengujian hipotesis
ternyata hasil yang diperoleh signifikan. Artinya terdapat pengaruh Brand Affect pada Consumer’s Brand Extension Attitude dengan hasil (Sig.0,000). Hasil yang
sesuai dengan temuan dari Jahangir et al. (2009) yang menemukan brand affect secara signifikan mempengaruhi sikap perluasan merek. Dan didukung oleh penelitian (Anwar dan Gulzar, 2011) yang mengatakan terdapat hubungan yang segifikan antara brand affectdan consumer’s brand extension attitude.
secara keseluruhan mengenai menguntungkan atau tidak menguntungkan dari merek. Oelh karena itu untuk menciptakan sikap positif konsumen dalam mengadopsi brand
extension perusahaan Samsung sebaiknya memberikan layanan yang hebat bagi
konsumen dengan memberikan layanan online yang dapat menampung keluhan konsumen lalu memberikan solusi terbaik secara cepat, dan membuat produk yang berkualitas. Sehingga konsumen dapat merasakan keuntung setelah menggukan produk Samsung.
Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh Brand Trust
pada Consumer’s Brand Extension Attitude. Setelah dilakukan pengujian hipotesis
ternyata hasil yang diperoleh signifikan. Artinya terdapat pengaruh Brand Trust pada
Consumer’s Brand Extension Attitude dengan hasil (Sig.0,000). Yang sesuai dengan
study yang telah dilakukan Jahangir et al. (2009) mengemukakan bahwa Brand Trust mempengaruhi Brand Extension Attitude dan didukung oleh penelitian (Anwar dan Gulzar, 2011) yang mengatakan terdapat hubungan yang segifikan antara pengaruh merek dan Brand Extension Attitude.
Maka dapat disimpulkan konsumen memiliki kepercayaan pada merek samsung yang menimbulkan pengaruh pada sikap konsumen terhadap brand
extension samsung. Untuk tetap mempertahankan kepercayan konsumen perusahaan
bergantung kepada kemampuan dari sebuah merek dalam melaksanakan segala kegunaan atau fungsinya.
Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh Brand Image
pada Consumer’s Brand Extension Attitude.Setelah dilakukan pengujian hipotesis
ternyata hasil yang diperoleh signifikan. Artinya terdapat pengaruh Brand Imagepada
Consumer’s Brand Extension Attitude dengan hasil (Sig.0,002). Yang mendukung
penelitian terdahulu oleh Anwar dan Gulzar (2011), yang mengatakan terdapat hubungan yang segifikan antara pengaruh merek dan consumer’s brand extension attitude dan sesuai dengan pendapat Aaker (1991), bahwa citra merek adalah suatu yang penting untuk membantu konsumen dalam mencari informasi, membedakan suatu merek dari merek lain (merek pesaing), yang akan menciptakan alasan untuk membeli dan juga memotifasi konsumen untuk melakukan pembelian dan juga menciptakan alasan konstruktif dan memberikan dasar sikap konsumen dalam menerima perluasan merek.kualitas yang buruk, dengan demikian citra merek dapat menumbuhkan sikap konsumen dalam menerima perluasan merek. Yang sesuai dengan pendapat (Keller, 1993), konsumen berasumsi bahwa suatu merek dengan nama yang sudah popular tidak akan membuat produk baru dengan kualitas yang buruk, dengan demikian citra merek dapat menumbuhkan sikap konsumen dalam menerima perluasan merek.
Maka dapat disimpulkan bahwa brand iamge perusahaan Samsung berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam menerima perluasan merek Samsung.
mengenai peluncuran produk baru, kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan Samsung memasang iklan, dan juga dapat melihat respon konsumen secar lansung baik yang negative ataupun positif (Peranashakti, 2012). Dengan respon tersebut perusahaan bisa melakukan perbaikan-perbaikan atas kesalahan yang terjadi.
Hipotesis kempat pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh Brand Loyalty
pada Consumer’s Brand Extension Attitude.Setelah dilakukan pengujian hipotesis
ternyata hasil yang diperoleh signifikan. Artinya terdapat pengaruh Brand
Loyaltypada Consumer’s Brand Extension Attitudedengan hasil (Sig.0,005).Yang
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Anwar dan Gulzar (2011) yang mengatakan terdapat hubungan yang segifikan antara brand image dan consumer’s
brand extension attitude.Yang sesuai dengan penelitian Reichheld dan Sasser, (1990)
yang berpendapat jika loyalitas merek tinggi mempengaruhi penerimaan pelanggan untuk perluasan di merek tertentu.
berkualitas. Membuat program membership untuk menyimpan data based pelanggan sehigga dapat terus menjalin hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang.
Hipotesis kelima pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh Brand Affect
pada Brand Loyalty.Setelah dilakukan pengujian hipotesis ternyata hasil yang
diperoleh signifikan. Artinya terdapat pengaruh Brand Affect pada Brand loyalty dengan hasil (Sig.0,002). Hasil yang sesuai dengan hasil temuan yang mengkonfirmasikan penelitian Ringberg & Gupta (2003) dalam Anwar & Gulzar (2011) menyimpulkan bahwa brand affect adalah variabel utama loyalitas merek hal tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anwar dan Gulzar (2011) yang mengatakan terdapat hubungan yang segifikan antara pengaruh merek dan loyalitas merek.
Maka dapat disimpulkan bahwa brand affect Samsung dapat mempengaruhi sikap konsumen dalam menerima periluasan merek samsung. Oleh karena itu untuk membuat konsumen loyal pada merek Samsung perusahaan sebaiknya selalu melakukan invosi produk secara berkala, memberikan pelayanan yang baik, menawarkan produk-produk yang berkualitas dan memiliki kelebihan dari produk pesaing. Dengan demikian konsumen akan dapat memberikan respon yang positif setelah menggunakn produk samsung, konsumen yang memiliki respon yang postif terhadap suatu merek akan menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian ulang produk yang disukai. Menurut Ringberg & Gupta (2003) dalam Anwar & Gulzar (2011) menyimpulkan bahwa brand affect adalah variabel utama loyalitas, yang akan menciptakan alasan untuk melakukan pembelian ulang.
Hipotesis keenam pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh Brand Trust
diperoleh signifikan. Artinya terdapat pengaruh Brand Trust pada Brand loyalty dengan hasil (Sig.0,037).hal tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anwar dan Gulzar (2011) yang mengatakan terdapat hubungan yang segifikan antara citra merek pada loyalitas merek.Dan sesuai dengan pendapat Reicheld & Schefter (2000), dalam Anwar dan Gulzar (2011), bahwa kepercayaan merek adalah elemen penting untuk loyalitas merek.
Maka dapat disimpulkan bahwa konsumen memiliki brand trust pada samsung yang berpengaruh pada brand loyalty. Apabila konsumen telah percaya pada suatu merek dengan sendirinya akan memciptakan loyalitas pada merek tersebut. Oleh karena itu perusahaan sebaiknya membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen malalui kepercayaan konsumen terhadap merek dengan memberikan informasi yang sesuai mengenai keunggulan produk dan layanan pelanggan melalaui web site dengan melakukan interaksi langsung melalui Email &
Live Chat.
Hipotesis ketujuh pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh Brand Image
pada Brand Loyalty. Setelah dilakukan pengujian hipotesis ternyata hasil yang
diperoleh signifikan. Artinya terdapat pengaruh Brand Image pada Brand loyalty dengan hasil (Sig.0,000). Hal tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anwar dan Gulzar (2011) yang mengatakan terdapat hubungan yang segifikan antara citra merek pada loyalitas merek dan sesuai dengan pendapat Reicheld & Schefter (2000), dalam Anwar dan Gulzar (2011), yang menemukan bahwa kepercayaan merek adalah elemen penting untuk loyalitas merek.
brand image perusahaan samsung sebaiknya terus melakukan inovasi produk dengan
teknologi canggih yang sesuai dengan perkembangan jaman dan memberikan kualitas produk yang baik, sehinnga konsumen dapat membedakan merek samsung dengan merek pesaing. Dengan image yang baik dimata konsumen bahwa merek Samsung menawarkan produk yang canggih dan berkualitas akan menciptkan kesedian konsumen untuk terus bergantung pada merek samsung.
Hipotesis penelitian ke delapan dalam penelitian ini Terdapat pengaruh Brand
Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand
Loyalty.Setelah dilakukan pengujian hipotesis ternyata hasil yang diperoleh
signifikan.Pada pengujian hipotesis pertama diperoleh hasil bahwa terdapat pengarun
Brand Affect pada Consumer’s Brand Extension Attitude.Kemudia pada hipotesis 2 (dua) diperoleh hasil terdapat pengaruh Brand Affect pada Brand Loyalty.Dan pada hipotesis 7 (tujuh) diperoleh hasil terdapat pengaruh Brand loyalty pada Consumer’s
Brand Extension Attitude. Hasil yang sesuai dengan penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Jahangir (2009) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa brand
loyalty secara signifikan memediasi pengaruh brand affect pada consumer’s brand
extension attitude. Juga mendukung penelitian terhadulu olehAnwar dan Gulzar
(2011) bahwa brand loyaltysecara signifikan memediasi hubungan brand affect terhadap consumer’s brand extension attitudedan juga penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Elisabeth Setiono (2011) yang menyimpulkan bahwa loyalitas merek memainkan peran sebagai variabel mediasi penghubung antara brand affect terhadap
consumer’s brand extension attitude.
meningkatkan sikap konsumen dalam mengadopsi brand extension. Dengan cara membuat konsumen puas dengan memberikan keuntungan pada konsumen dengan memberikan produk yang memiliki fitur-fitur menarik, kecanggihan produk, daya tahan produk dan produk inovatif yang dapat memberdayakan konsumen yang menggunakannya.
Hipotesis penelitian ke sembilan dalam penelitian ini Terdapat pengaruh
Brand Trustdanconsumer’s brand extension attitude yang dimediasi Brand
Loyalty.Setelah dilakukan pengujian hipotesis ternyata hasil yang diperoleh
signifikan.Pada pengujian hipotesis 3 (tiga) diperoleh hasil bahwa terdapat pengarun
Brand Trustpada Consumer’s Brand Extension Attitude.Kemudia pada hipotesis 4 (empat) diperoleh hasil terdapat pengaruh Brand Trust pada Brand Loyalty.Dan pada hipotesis 7 (tujuh) diperoleh hasil terdapat pengaruh Brand loyalty pada Consumer’s
Brand Extension Attitude. Hasil yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jahangir (2009) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa Brand Loyalty secara signifikan memediasipengaruh Brand Affect, Brand Trust, Brand Image terhadap
Brand Extension Attitude dan mendukung penelitian terdahulu oleh Anwar dan
Gulzar (2011) dan juga mendukung penelitian terdahulu oleh Elisabeth Setiono (2011) yang menyimpulkan bahwa loyalitas merek memainkan peran sebagai variabel mediasi penghubung antara brand trust terhadap consumer’s brand
extension attitude.
sesuai dengan yang di janjikan, memberikan informasi-informasi yang sesuai dengan kenyatan dan memberikan produk yang dapat diandalkan.
Hipotesis penelitian ke sepuluh dalam penelitian ini Terdapat pengaruh Brand
Imagedan Consumer’s Brand Extension Attitude yang dimediasi Brand
Loyalty.Setelah dilakukan pengujian hipotesis ternyata hasil yang diperoleh
signifikan. Pada pengujian hipotesis 5 (lima) diperoleh hasil bahwa terdapat pengarun Brand Imagepada Consumer’s Brand Extension Attitude. Kemudia pada
hipotesis 6 (enam) diperoleh hasil terdapat pengaruh Brand Iamge pada Brand
Loyalty.Dan pada hipotesis 7 (tujuh) diperoleh hasil terdapat pengaruh Brand loyalty
pada Consumer’s Brand Extension Attitude. Hasil yang sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Jahangir (2009) dalam penelitiannyamengemukakan bahwa
Brand Loyalty secara signifikan memediasi pengaruhbrand image terhadap
consumer’sbrand extension attitude. Mendukung penelitian yang dilakukan peneliti
sebelum yaitu Anwar dan Gulzar (2011) bahwa brand loyalty berpengaruh secara signifikan memediasi hubungan antara pengaruhbrand image terhadap
consumer’sbrand extension attitude. juga mendukung penelitian sebelumnya oleh
Elisabeth Setiono (2011) yang menyimpulkan bahwa brand loyalty memainkan peran sebagai variabel mediasi penghubung antara brand image terhadap consumer’s brand
extension attitude.
konsumen dalam lingkungan sosialnya sehingga konsumen merasa bahwa merek Samsung sebgai citra diri konsumen. Hal tersebut membuat konsumen berasumsi bahwa merek dengan nama yang sudah popular tidak akan membuat produk yang buruk pada produk lain.
Secara keseluruhan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipoteis diatas menjelaskan bahwa penting nya peran brand image,brand affect dan
brand trust dalam menciptkan brand loyalty yang akan menciptakan positif
konsumen dalam menerima brand extension Samsung. Dari hasil penelitian diatas peneliti menyimpulkan bahwa untuk mengetahui sikap konsumen terhadap brand
extension Samsung. Perusahaan Samsung, sebaiknya dapat memberikan produk yang
dapat diandalkan oleh konsumen dengan cara:
1. Memberikan layanan yang baik: membentuk layanan online (Email & Live Chat), lokasi pelayanan yang memadai disetiap kota.
2. Produk yang canggih dan inovatif: samsung setiap tahun nya menawarkan produk-produk baru yang canggih dan inovatif contoh nya : Samsung Smart TV dengan keunggulan televise yang berbasis android sehingga pengguna nya bisa mengakses aplikasi-aplikasi yang biasanya ada di smart phone. Galaxy note IV (empat) yang mempu menjadikan gambar atau foto menajdi note.
3. Melakukan sesuai apa yang dijanjikan(jujur), misalnya memberikan informasi produk sesuai dengan kenyataan hal ini dapat diketahui konsumen: memberikan informasi produk dan layanan melalui web site resmi Samsung.
Dengan membuat konsumen percaya pada merek perusahaan dan menciptkan
brand image yang baik dimata konsumen, serta menciptakan pengaruh merek yang
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisi pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung brand trust, brand affect, brand image, dan brand loyalty pada consumer’s brand extension attitude. Simpulan hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude. 2. Terdapat pengaruh Brand Trust dan Consumer’s Brand Extension Attitude. 3. Terdapat pengaruh Brand Image dan Consumer’s Brand Extension Attitude. 4. Terdapat pengaruh Brand Loyalty dan Consumer’s Brand Extension Attitude. 5. Terdapat pengaruh Brand Affect dan Brand Loyalty.
6. Terdapat pengaruh Brand Trust dan Barnd Loyalty. 7. Terdapat pengaruh Brand image dan Brand Loyalty
8. Terdapat pengaruh Brand Affect dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang
dimediasi Brand Loyalty.
9. Terdapat pengaruh Brand Trust dan Consumer’s Brand Extension Attitude yang
dimediasi Brand Loyalty.
5.2 Implikasi Manajerial
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan Samsung dalam membentuk brand extension. Sehingga diharapkan dengan membentuk brand
extension dapat tercipta ekuitas pelanggan (customer’s equity) adalah aliran
pendapatan yang diharapkan dari konsumen perusahaan sekarang dan yang akan datang pada periode tertentu. (Perrerault, Cannon, Mc.Carthy, 2009). Dengan terciptanya ekuitas konsumen maka perusahaan akan mendapatkan profit semakin tinggi, semakin tinggi dividen yang dibagikan dan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi dividen dan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi hasil yang didapatkan oleh pemilik
(stockholder).
5.3 Keterbatasan Penelitian
1. Hasil pengujian data normalitas menunjukan data yang tidak normal. Hal ini berarti sampel dalam penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan. Sehingga penelitian ini tidak bisa diterapkan pada penelitian lain.
2. Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam mencari responden karena objek penelitian dalam penelitian ini adalah brand extension Samsung khususnya dalam kategori smart phone karena kebanyakan dari respondennya hanya memiliki produk smart phonenya saja sehingga banyak yang tidak bersedia untuk menjadi responden. Hal ini dibuktikan dengan sampel yang diperoleh dalam penelitian ini hanya memperoleh 310 responden karena tidak semua kuesioner yang dibagikan peneliti kembali.
pengaruh besar terhadap consumer’s brand extension attitude, karena merek yang
memiliki kualitas baik akan memberikan alasan konsumen untuk membeli dan mempengaruhi sikap pengguna terhadap brand extension dan apabila konsumen paus dengan kinerja merek dan kualitas merek maka akan mendorong konsumen terus melakukan pembelian kembali produk dari merek Samsung secara terus menerus dan akan mempengaruhi sikap konsumen untuk mengadopsi brand
extension.
5.4 Saran
Saran Praktisi
Perusahaan samsung sebaiknya menfokuskan pada peningkatan loyalitas merek
dengan membuat program-program untuk meningkatkan loyalitas merek yaitu: 1. Produk Berkualitas
Perusahaan Samsung harus bisa melakukan perbaikan kualitas produk secara berkala, melakukan mentoring pada saat proses produksi sehingga produk yang sampai ke tangan konsumen adalah produk berkualitas.
2. Layanan Berkualitas
3. Memiliki kelebihan dari pesaing
Merek samsung sebaiknya mempertahankan keragaman ukuran produk khususnya pada smart phone sebagai kelebihan, mempertahankan segmentasi demografi produknya yang dapat dibeli oleh semua kalangan baik dari yang memilki pendapatan tinggi ataupun rendah. Dan memberikan fitur-fitur produk yang lebih lengkap agar bisa menjadi dayatarik tersendiri bagi konsumen supaya tidak beralih kepesaing dan tetap setia membeli produk samsung. 4. Ciptakan Varian Baru
Konsumen cenderung cepat bosan, oleh sebab itu penting sekali menerapkan strategi pengembangan produk, yaitu dengan strategi pengembangan varian-varian baru.
Meningkat brand image perusahaan dengan cara:
1. Menjadikan perusahaan agar terlihat bernilai dimata pelanggan
Dengan menujukan nilai strategis, update produk terbaru atau promosi-promosi terbaru hal tersebut adalah salah satu cara untuk meningkatkan dan meyakinkan bahwa dengan adanya perusahaan Samsung konsumen akan merasa lebih mudah.
2. Sertakan unsur sosial
Saran Akademisi
1. Seharusnya penelitian selanjutnya tidak berfokus pada satu perusahaan produsen elektronik yang memiliki brand extension banyak selain Samsung. Karena basic penelitian ini adalah positivisem sehingga sampel dalam penelitian ini harus dapat digeneralisasikan.
2. Bagi penelitain selanjutnya sebaiknya lebih spesifikasi dengan memperhatikan nama merek induk perusahaan yang produknya lebih banyak digunakan oleh konsumen dibandingkan brand extension nya, sehingga akan lebih memudahkan dalam mencari responden dan mendapatkan jumlah sampel yang lebih besar maka dapat meningkatkan kualitas penelitian dan mengurangi kemungkinan bias yang terjadi akibat jumalah sampel yang sedikit.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan jumalah sampel yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan kualitas penelitian dan mengurangi kemungkinan bias yang terjadi akibat jumalah sampel yang sedikit.
4. Sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan faktor lain yang mempengaruhi consumer’s brand extension attitude, misalnya dengan menggunakan variabel
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. dan Kevin Lane Keller. (1990). Consumer Evaluations of Brand
Extensions. Journal of Marketing, 54 (1), 27-41.
Aaker, David. (1991). Managing Brand Equity; Capitalizing on the Value of Brand
Name, Free Press, New York.
Amalia, Dewinata. (2002). ”Pengaruh Brand Image Produk Minuman COCA COLA Terhadap Keputusan pembelian Pada PT. COCA COLA Bottling Indonesia”. Anwar, A., dan Gulzar, A. (2011). Exploring The Mediating Role of Customer
Loyalty on The Relationship Between Brand Affect, Brand Quality, Brand
Personality, And Customers’ Brand Extension Attitude In Fashion Wear. International Journal of Economics and Management Sciences, Vol. 1, No. 5. Anwar, A., Gulzar, A., Sohail, F.B., dan Akram, S.N. (2011). Impact of Brand
Image, Trust And Affect on Consumer Brand Extension Attitude: The Mediating Role of Brand Loyalty. International Journal of Economics and
Management Sciences Vol. 1, No. 5.
Bastian, Danny. (2014). Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan
Kepercayaan Merek (BrandTrust) Terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo Putra Setia. Jurnal manjemen pemasaran Petra Vol. 2,
No.1, 1-9.
Chaudhuri, A., & Holbrook, M. B. (2001). The chain of effects from brand trust and
brand affect to brand performance: The role of brand loyalty. Journal of
Marketing, 65(2), 81-93.
Chaudhuri, A., dan M. B. Holbrook. (2002). Product-Class Effects on Brand
Commitment and Brand Outcomes: The Role of Brand Trust and Brand Affect.
Journal of Brand Management, Vol. 10 No.1, pp.33-58.
Chen, A. C. (2001). Using Free Association To Examine The Relationship Between
Thecharacteristics Of Brand Associations And Brand Equity. Journal of
product andbrand management, 10(7), 439-451.
Chen, K. F., & Lue, C. M. (2004). Positive Brand Extension Trial And Choice Of
Parent Brand. Journal of Product and Brand Management, 13(1), 25-36.
Cooper & Schindler. (2011). Business Research Method. 11th Edition, New York: Mc. Graw-Hill Irwin.
Czellar, Sandor. (2001). Consumer Attitude Toward Brand Extensions: An
Ghozali, I. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Cetakan keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, Joseph F., Black, W.C., Babin.B.J., & Anderson, R.E. (2010). Multivariate
Data Analysis Global Edition. Pearson Prentice-Hall, Inc., New Jersey.
Jahangir et.al. (2009). The Relationship Between Brand Affect, Brand Quality, And
Customers Brand Extension Attitude: Exploring The Mediating Role of Customer Loyalty. The Cambodian Management Journal Vol 1, No. 1, 20-34.
Jogiyanto, H.M. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE. Yogyakarta.
Keller, Kevin Lane. (1998). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and
Managing Brand Equity, Prentice Hall, New Jersey.
Keller, Kevin Lane. (2013). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and
Managing Brand Equity, Prentice Hall, New Jersey.
Kotler, P., & Keller, Kevin, L. (2009). Marketing Management. Thirteenth Editiion. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2007). Manajemen Pemasaran, Prentice Hall. New Jersey. Terjemahan Benyamin Molan. Edisi 12. Jilid 1 dan 2.Jakarta. PT. Indeks.
Kotler, Phillip dan Gary Amstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran, jilid 2, edisi ke-8, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Lau, Geok Then and Sook Han Lee. (1999). Customer’s Trust in a Brand and the Link to Loyalty, Journal of Market Focussed Management, 4.
Mantik Tirza. (2013). The effect of brand awarness and brand trust on customer
sportwear brand extension attitude at the hill fitnes center Manado. Jurnal
EMBA, Vol.1 No.4.
Martinez et al. (2009). Brand Extension Feedback : The role of advertising. Jurnal of business research, p305-313.
Martinez et al. (2009). Modeling The Brand Extension Influence On Brand Image. Jurnal of business research, p50-60.
Nugroho, B.A. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Penerbit: Andi, Yogyakarta.
Rangkuti, Freddy. (2002). Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, Freddy. (2004). The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L. (1997). Consumer Behavior (sixth edition). New Jersey: Prentice Hall.
Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L. (2004). Consumer Behavior (eight edition). New Jersey: Prentice Hall.
Simamora, Bilson. (2002). Aura Merek (7 Langkah Membangun Merek yang Kuat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Simamora, Bilson. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Smith, Daniel C. and C. Whan Park. (1992). “The Effects of Brand Extensions on Market Share and Advertising Efficiency. ”Journal of Marketing Research, 29. August: 296-313.
Stephen L. Sondoh Jr., Maznah Wan Omar, Nabsiah Abdul Wahid Ishak Ismail, and Amran Harun. (2007). The Effect Of Brand Image On Overall Satisfaction And
Loyalty Intention In The Context Of Color Cosmetic, Asian Academy of
Management Journal, Vol. 12, No. 1, 83–107.
Sugiyono. (2009). Metode Penulisan Bisnis. Cetakan keempat belas. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung. Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Andi, Yogyakarta.
Suryatmojo Antonius. (2013). Analisis Hubungan Brand Affect, Brand Quality dan
Sikap konsumen Terhadap Perluasan Merek: Dengan dimediasi Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Rokok Djarum Superdi Kecamatan
Jebres Surakarta), Skripsi. Jawa Tengah: Universitas Sebelas Maret “Surakarta”.
William, D. Perrerault, Jr. Joseph P.Cannon E. Jerome Mc.Carthy Basic. (2008).
Marketing: A Marketing Strategy Planning Approach (18 ed.): Salemba empat,