• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Geometrik Jalan Menggunakan Software Autodesk Land Desktop 2006.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Geometrik Jalan Menggunakan Software Autodesk Land Desktop 2006."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006

Veronica Dwiandari S. NRP: 0721079

Pembimbing: Dr. Budi Hartanto S., Ir., M.Sc.

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

ABSTRAK

Perancangan geometrik jalan merupakan bagian dari perancangan jalan yang dititik beratkan pada perancangan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan optimum pada arus lalu lintas. Permasalahan yang sering terjadi pada perancangan geometrik jalan secara manual adalah kesalahan manusia (human error) yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk merancang suatu ruas jalan menjadi lama dan tidak efisien. Saat ini digunakan berbagai software untuk menunjang analisis, waktu dan keakuratan perancangan geometrik jalan, salah satunya adalah software Autodesk

Land Desktop.

Dalam analisis perancangan geometrik jalan dilakukan studi banding perhitungan geometrik jalan menggunakan Autodesk Land Desktop2006 ruas jalan Long Alango-Long Pujungan, Kabupaten malinau, Propinsi Kalimantan Timur. Metode manual yang digunakan mengacu pada Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/MB/1997 serta Norma, Standar, Peraturan, dan Manual (NSPM) tentang jalan dan geometrik jalan. Perancangan dengan menggunakan Software Autodesk Land Desktop2006 mengacu kepada A Policy on

Geometric Design of Highways and Streets (AASHTO) 2001.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan hasil perhitungan manual dengan

software Autodesk Land Desktop untuk alinyemen horizontal sebesar 6,6293 %,

sedangkan untuk alinyemen vertikal sebesar 4,627 %. Hal ini menunjukkan bahwa

software Autodesk Land Desktop fleksibel terhadap berbagai macam parameter

(2)

x Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ….…………... ii

SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ……….... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR... v

ABSTRAK ... vii

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan ... 2

1.3Batasan Masalah ... 2

1.4Sistematika Penulisan ... 2

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1Dasar Perancangan Geometrik Jalan ... 4

2.1.1 Definisi Jalan ………. 5

2.1.2Klasifikasi Jalan Berdasarkan Sistem ………... 5

2.1.3Klasifikasi Jalan Berdasarkan Peran dan Fungsi ... 6

2.1.4Klasifikasi Jalan Berdasarkan Status ... 7

2.1.5Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelas ... 7

2.1.6 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Medan ... 8

2.2Kecepatan Rencana ... 9

2.3Penampang Melintang Jalan ... 9

2.3.1 Jalur dan Lajur Lalulintas ……….. 10

(3)

xi Universitas Kristen Maranatha

2.3.3 Ruang Manfaat Jalan (rumaja) ……….. 13

2.3.4 Ruang Milik Jalan (rumija) .……….. 14

2.3.5 Ruang Pengawasan Jalan (ruwasja) ……….. 14

2.4 Alinyemen Horizontal ……... 16

2.4.1 Koefisien Gesekan Melintang dan Superelevasi …………. 17

2.4.2 Lengkung Peralihan ……….. 22

2.4.3 Bentuk Lengkung Horizontal ……… 25

2.4.4Diagram Superelevasi ……...………. 32

2.4.5 Pedoman Umum Perencanaan Alinyemen Horizontal .……. 32

2.5 Alinyemen Vertikal ………... 33

2.5.1 Kelandaian ………...………... 33

2.5.2 Lengkung Vertikal ………...………... 35

2.5.3 Lengkung Vertikal Cembung ………...………... 36

2.5.4 Lengkung Vertikal Cekung ………...………... 40

2.5.5 Lajur Pendakian ………….………...………... 43

2.5.6Pedoman Umum dalam Perencanaan Alinyemen Vertikal ... 45

2.6 Stasioning ………...………... 45

2.7 Rambu Lalu lintas ……….………...………... 46

2.8 Kriteria Perancangan AASHTO 2001 ..…………...………... 49

2.9 Program Autodesk Land Desktop versi 2006 ... 52

2.10 Konsep Dasar Program Autodesk Land Desktop 2006 ... 52

2.11 Tahapan Perancangan Jalan Menggunakan Autodesk Land Desktop 2006 ………...……... 54

2.11.1 Tahap Persiapan Data ..……… 55

2.11.2 Tahap Desain ………. ..……… 55

2.11.3 Tahap Output ………. ..……… 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Program Rencana Kerja ... 59

3.2Identifikasi Masalah dan Tujuan ... 59

3.3Pengumpulan Data ... 59

3.3.1 Data Awal Perancangan ………... 61

(4)

xii Universitas Kristen Maranatha

3.3.3 Data Perancangan Alinyemen Vertikal ………... 61

3.3.4 Data Penampang Jalan ………... 61

3.4 Pengolahan Data ... 61

3.5 Analisis dan Pembahasan ... 63

3.5.1 Parameter Perhitungan Alinyemen Horizontal ….……... 63

3.5.2 Parameter Perhitungan Alinyemen Vertikal …………... 64

3.5.3 Desain Geometrik Jalan Menggunakan Software Autodesk Land Desktop 2006 ..………... 65

3.5.4 Pembahasan dan Analisis ………... 66

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS 4.1Lokasi Penelitian ... 67

4.2Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 68

4.3Perancangan Menggunakan Metoda Perhitungan Manual ... 71

4.3.1 Perancangan Alinyemen Horizontal ……….……... 71

4.3.2 Perhitungan sudut Delta (Δ) ………... 72

4.3.3 Perhitungan Elemen Lengkung Horizontal………... 74

4.3.4 Perhitungan Stasioning Lengkung Horizontal………... 78

4.3.5 Perancangan Alinyemen Vertikal ……….……... 80

4.3.6 Perhitungan Perbedaan Aljabar Untuk Kelandaian (A)…….. 81

4.3.7 Perhitungan Elemen Lengkung Vertikal………... 82

4.3.8 Perhitungan Stasioning Dan Elevasi aliyement Vertikal……. 85

4.4Perancangan Menggunakan Software Autodesk Land Desktop ... 87

4.4.1 Perancangan Alinyemen Horizontal dengan Software ... 87

4.4.2 Perancangan Alinyemen Vertikal dengan Software …... 90

4.4.3 Desain Penampang Melintang Menggunakan Software ... 94

4.5 Pembahasan Hasil Analisis Perhitungan ………... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan ... 101

5.2Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ………. 103

(5)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penampang Melintang Jalan Tanpa Median ..…………... 10 Gambar 2.2 Tipikal Denah Jalan untuk 1 dan 2 Lajur Lalulintas

dengan 2/4/n Jalur ………... 11 Gambar 2.3 Rumaja, Rumija, dan Ruwasja di Lingkungan Jalan

Antar Kota ………... 16 Gambar 2.4 Grafik Nilai fm, untuk emak = 6%, 8%, dan 10%

(Menurut AASHTO) ………... 17 Gambar 2.5 Gaya-gaya yang Bekerja Pada Tikungan ……...…………... 18 Gambar 2.6 Lengkung Busur Lingkaran Sederhana (Circle) …………... 25 Gambar 2.7 Diagram Superelevasi untuk Lengkung Lingkaran

Sederhana ……… 27

Gambar 2.8 Lengkung Spiral-Circle-Spiral Simetris ….……...…………. 27 Gambar 2.9 Diagram Superelevasi untuk Lengkung

Spiral-Circle-Spiral ………...…………... 29 Gambar 2.10 Lengkung Spiral-Spiral Simetris ..………...……...…………. 29 Gambar 2.11 Diagram Superelevasi untuk LengkungSpiral-Spiral ……….. 31 Gambar 2.12 Tipikal Lengkung Vertikal Bentuk Parabola ………... 32 Gambar 2.13 Jarak Pandang Henti (Jh<L) ………. 36 Gambar 2.14 Jarak Pandang Henti (Jh>L) ………. 37 Gambar 2.15 Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cembung Berdasarkan Jarak

Pandang Henti (Jh) ………... 38 Gambar 2.16 Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cembung Berdasarkan Jarak

Pandang Mendahului (Jd) ………... 40 Gambar 2.17 Jarak Penyinaran Lampu Depan (S<L) ………. 41 Gambar 2.18 Jarak Penyinaran Lampu Depan (S>L) ………. 42 Gambar 2.19 Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cekung Berdasarkan Jarak

(6)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.20 Lajur Pendakian Tipikal ………..…... 44

Gambar 2.21 Jarak antara Dua Lajur Pendakian Tipikal………... 44

Gambar 2.22 Jenis Rambu Petunjuk ………... . 46

Gambar 2.23 Jenis Rambu Peringatan ………... 47

Gambar 2.24 Jenis Rambu Perintah ………... 47

Gambar 2.25 Jenis Rambu Larangan ………... 48

Gambar 2.26 Tampilan Awal (startup) ALD ………..………... 53

Gambar 2.27 Tampilan Pembuatan File Baru ……..……….... 53

Gambar 2.28 Poin-poin Hasil Seting Gambar .……..……….... 54

Gambar 2.29 Tampilan worksheet Program ALD …..……….. 54

Gambar 2.30 Menu Input Data Kontur ….………..……….. 55

Gambar 2.31 Menu Input Alinyemen Horizontal ……..……….. 56

Gambar 2.32 Menu Input Alinyemen Vertikal ………..……….. 57

Gambar 2.33 Menu Input Penampang Melintang Jalan .……….. 57

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ……….……..……….. 60

Gambar 4.1 Peta Lokasi Proyek ……….……..……….. 67

Gambar 4.2 Peta Topografi daerah Long Alango-Long Pujungan ..…….. 68

Gambar 4.3 Kondisi Eksisting …..……….……..……….. 69

Gambar 4.4 Penetapan Titik PI …..……….……..……….. 72

Gambar 4.5 Digram Superelevasi PI1………….……..……….. 75

Gambar 4.6 Digram Superelevasi PI5………….……..……….. 76

Gambar 4.7 Digram Superelevasi PI6 ………….……..……….. 77

Gambar 4.8 Stasioning Lengkung Vertikal …….……..……….. 80

Gambar 4.9 Lengkung Vertikal PVI1 (Cembung) …....……….. 83

Gambar 4.10 Lengkung Vertikal PVI10 (Cekung) ……....………. 84

Gambar 4.11 Kecepatan Rencana Menurut AASHTO 2001 ……….. 87

Gambar 4.12 Hasil Input Data RC dan LS ………..…....……….... 88

Gambar 4.13 Tampilan Perancangan Horizontal ……....……….. 88

Gambar 4.14 Detail Lengkung Horizontal …….……....……….. 89

Gambar 4.15 Input Data Panjang Lengkung Cembung (Crest Length) ……. 91

(7)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.17 Tampilan Perancangan Alinyemen Vertikal ……….. 93

Gambar 4.18 Detail Lengkung Vertikal ……….……....……….. 93

Gambar 4.19 Input Data Penampang Melintang ……....……….. 95

Gambar 4.20 Input Data Superelevasi Tikungan ……....……….. 96

(8)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelas, Fungsi, dan Muatan

Sumbu Terberat (MST) ... 8

Tabel 2.2 Klasifikasi Menurut Medan Jalan ... 8

Tabel 2.3 Kecepatan Rencana (VR) Sesuai Klasifikasi Fungsi dan Klasifikasi Medan Jalan ………... 9

Tabel 2.4 Lebar Lajur Jalan Ideal …………... 12

Tabel 2.5 Penentuan Lebar Bahu Jalan ……... 13

Tabel 2.6 Jari-jari Tikungan Minimum, Rmin (emak = 10%) ... 20

Tabel 2.7 Jari-jari yang Diijinkan tanpa Lengkung Peralihan ……… 20

Tabel 2.8 Superelevasi yang Dibutuhkan untuk emak = 10% ... 21

Tabel 2.9 Tabel Lengkung Peralihan (LS) untuk Jalan 1jalur-2jalur-2arah. 24 Tabel 2.10 Kelandaian Maksimum ………... 34

Tabel 2.11 Panjang Kritis ………... 34

Tabel 2.12 Jarak Pandang Henti (Jh) Minimum ……….. 37

Tabel 2.13 Jarak Pandang Mendahului (Jd) ……….…….... 39

Tabel 2.14 Jari-jari Tikungan Minimum untuk emax = 10 % ………….…… 49

Tabel 2.15 Panjang Lengkung Peralihan dan Supeelevasi untuk emax = 10 % ……….….… 50

Tabel 2.16 Jarak Pandang Henti untuk Lengkung Cembung dan Cekung Alinyemen Vertikal ………...……….…. 51

Tabel 2.17 Jarak Pandang Mendahului untuk Lengkung Cembung …..… 51

Tabel 4.1 Data Parameter Perancangan ….………... 70

Tabel 4.2 Data Koordinat Lengkung Horizontal ……... 71

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Panjang Tangen dan sudut Azimut ... 73

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Sudut Delta ………... 74

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Elemen Lengkung Horizontal ...…... 78

(9)

xvii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.7 Hasil Stasioning untuk Perhitungan Lengkung Vertikal ... 81 Tabel 4.8 Data Kelandaian Lengkung Vertikal ………... 82 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Elemen Lengkung Vertikal ………... 85 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Stasioning dan Elevasi Lengkung

Vertikal ……….………... 86 Tabel 4.11 Hasil Output Data Perancangan Lengkung Horizontal ... 90 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Elemen Lengkung Vertikal …….…... 94 Tabel 4.13 Perbedaan Hasil Perhitungan Elemen Lengkung Horizontal

Bina Marga 1997 dengan AASHTO 2001 ……… 97 Tabel 4.14 Perbedaan Hasil Perhitungan Elemen Lengkung Vertikal

(10)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

% = persen Σ = jumlah α = sudut azimut

Δ = sudut yang dibentuk kedua tangen θS = besar sudut spiral

θC = sudut pusat busur lingkaran A = perbedaan aljabar landai C = perubahan percepatan CT = Circle Tangen

e = nilai superelevasi

EC = jarak PI ke busur lingkaran emaks = nilai superelevasi maksimum en = superelevasi nomial

F = gaya Sentrifugal F-C = Full Circle G = berat kendaraan km = kilo meter

L = panjang lengkung vertikal

LC = panjang busur lingkaran TC – CT LS’ = panjang peralihan fiktif

LS = lengkung peralihan PI = Point of Intersection PVC = point of vertical Circle PVI = point of vertical Intersection PVT = point of vertical Tangent R = jari-jari lengkung lintasan

Re = tingkat pencapaian perubahan kemiringan Rmin = jari-jari tikungan maksimum

(11)

xix Universitas Kristen Maranatha S-C-S = Spiral-Circle-Spiral

S-S = Spiral-Spiral

TC = jarak antara titik TC – PI TC = Tangen Circle

(12)

xx Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Perhitungan Metoda Manual ………..……... 104 Lampiran 2 Hasil Output Software Autodesk Land Desktop ...……... 135 Lampiran 3 Hasil Output Gambar Perancangan Menggunakan

(13)

104 LAMPIRAN 1

HASIL PERHITUNGAN METODA MANUAL

L1.1 Perhitungan Alinyemen Horizontal

Perancangan alinyemen horizontal terdiri dari perhitungan sudut delta (Δ), perhitungan elemen lengkung horizontal, dan perhitungan stasioning alinyemen horizontal.

L1.1.1 Perhitungan Sudut Delta (Δ)

Tahapan perhitungan sudut delta adalah:

1. Perhitungan panjang tangen berdasarkan koordinat sebagai berikut:

Data Koordinat Lengkung Horizontal

Titik

Koordinat

X Y

Awal 10321897.9656 371801.0059 PI1 10321628.7970 371839.3790 PI2 10321429.1220 371771.1790 PI3 10321131.5330 371775.6800 PI4 10320831.5690 371335.1670 PI5 10320499.4970 371318.2163 PI6 10320245.6380 371363.2740 Akhir 10320200.6769 371325.1823

Panjang Sta. Awal – PI1

d1 = 10321628.7970-10321897.9656 2+ 371839.3790-371801.0059 2 = 271.8909 m

Panjang PI1 – PI2

(14)

105 Panjang PI2– PI3

d 3= 10321131.5320-10321429.1220 2+ 371775.6800-371771.1790 2 = 297.6230 m

Panjang PI3– PI4

d4 = 10320831.5690-10321131.5320 2+ 371335.1670-371775.6800 2 = 532.9447 m

Panjang PI4 – PI5

d5 = 10320499.4970-10320831.5690 2+ 371318.2163-371335.1670 2 = 332.5043 m

Panjang PI5 – PI6

d6 = 10320245.6380-10320499.4970 2+ 371363.2740-371318.2163 2 = 257.8267 m

Panjang PI6 – Sta. Akhir

d7 = 10320200.6769-10320245.6380 2+ 371325.1823-371363.2740 2 = 58.9277 m

2. Sudut azimuth (α)

∝1= tan-1 10321628.7970-10321897.9656 371839.3790-371801.0059 = 81.8865° (Kuadran II)

= 360 - 81.8865° = 278.1135°

∝2= tan-1 10321429.1220-10321628.7970 371771.1790-371839.3790 = 71.1421° (Kuadran III)

= 180 + 71.1421° = 251.1421°

∝3= tan-1 10321131.5330-10321429.1220 371775.6800-371771.1790 = 89.1335° (Kuadran II)

(15)

106 ∝4= tan-1 10320831.5688-10321131.5328

371335.1666-371775.6799 = 34.2526° (Kuadran III)

= 180 + 34.2526° = 214.2526°

∝5= tan-1 10320499.4970--10320831.5690 371318.2163-371335.1670 = 87.0779° (Kuadran III)

= 180 + 87.0079° = 267.0779°

∝6= tan-1 10320245.6380-10320499.4970 371363.2740-371318.2163 = 79.9353° (Kuadran II)

= 360 - 79.9353° = 280.0647°

∝7= tan-1 10320200.6769-10320245.6380 371325.1823-371363.2740 = 49.7282° (Kuadran III)

= 180 + 49.7282° = 229.7282°

3. Sudut delta (Δ) Δ1 = α2–α1

= 251.1421° - 278.1135° = 26.9714° Δ2 = α3–α2

= 270.8665° - 251.1421° = 19.7244° Δ3 = α4–α3

= 214.2526° - 270.8665° = 56.6139° Δ4 = α5 –α4

= 267.0779° - 214.2526° = 52.8252° Δ5 = α6 –α5

= 280.0647° - 267.0779° = 12.9868° Δ6 = α7 –α6

(16)

107 L1.1.2 Perhitungan Elemen Lengkung Horizontal

Dari Parameter perancangan yang telah dianalisis pada bab 4, maka tahapan perhitungan elemen lengkung horizontal adalah sebagai berikut:

1. Titik PI1 direncanakan dengan menggunakan lengkung spiral-circle-spiral PI No. 1

 Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan

LS=

 Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal

LS= 0,022

 Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

LS=

(17)

108

e. Pergeseran tangent terhadap spiral: p= LS

f. Absis dari p pada garis tangen spiral: k= LS

-g. Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST: TS= Rc+p ×tan

h. Jarak dari PI ke busur lingkaran: ES= Rc+p ×sec

i. Panjang busur lingkaran SC-CS: LC=

2. Titik PI2 direncanakan dengan menggunakan lengkung spiral-circle-spiral PI No. 2

VR 60 km/jam

RC 300 m

e 0,0618

(18)

109 a. Panjang lengkung peralihan:

 Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan

LS=

 Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal

LS= 0,022

 Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

LS= e-en Vrencana 3,6.re =

0,0618-0,02 ×60 3,6×0,035 = 19.9048 m

b. Absis titik SC pada garis tangen atau jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus lengkung peralihan):

(19)

110 f. Absis dari p pada garis tangen spiral:

k= LS- LS

g. Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST: TS= Rc+p ×tan

h. Jarak dari PI ke busur lingkaran: ES= Rc+p ×sec

i. Panjang busur lingkaran SC-CS: LC=

3. Titik PI3 direncanakan dengan menggunakan lengkung spiral-circle-spiral PI No. 3

 Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan

LS=

 Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal

(20)

111  Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

LS=

b. Absis titik SC pada garis tangen atau jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus lengkung peralihan):

e. Pergeseran tangent terhadap spiral: p= LS

f. Absis dari p pada garis tangen spiral: k= LS

-g. Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST: TS= Rc+p ×tan

(21)

112 i. Panjang busur lingkaran SC-CS:

LC=

4. Titik PI4 direncanakan dengan menggunakan lengkung spiral-circle-spiral PI No. 4

 Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan

LS=

 Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal

LS= 0,022

 Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

LS=

(22)

113

e. Pergeseran tangent terhadap spiral: p= LS

f. Absis dari p pada garis tangen spiral: k= LS

-g. Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST: TS= Rc+p ×tan

h. Jarak dari PI ke busur lingkaran: ES= Rc+p ×sec

(23)

114 5. Titik PI5 direncanakan dengan menggunakan lengkung full circle

PI No. 5

VR 60 km/jam

RC 1550 m

e 0,020

Δ 12.9868°

a. Panjang lengkung peralihan fiktif:

 Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan

LS'= Vrencana 3,6 ×T =

60

3,6×3 = 50 m

 Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal

LS'= 0,022

 Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian

LS=

c. Jarak dari PI ke busur lingkaran: EC= TC×tan

d. Panjang busur lingkaran TC-CT:

(24)

115 6. Titik PI6 direncanakan dengan menggunakan lengkung spiral-spiral

PI No. 6

c. Pergeseran tangent terhadap spiral: p= LS

d. Absis dari p pada garis tangen spiral: k= LS

-e. Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST: TS= Rc+p ×tan

f. Jarak dari PI ke busur lingkaran: ES= Rc+p ×sec1

2∆-RC= 60+2.0220 ×sec 1

(25)

116 L1.1.3 Perhitungan Stasioning Alinyemen Horizontal

Dalam tugas akhir ini penomoran jalan (stasioning) lengkung horizontal diukur mulai dari Sta. 0+000:

Sta. A = 0+000

Sta. PI1 = Sta. A + d1 = (0+000) + 271.890 = 0+271.890

Sta. TS1 = Sta. PI1 - TS1 = (0+271.890) - 97.0220 = 0+174.8681

Sta. SC1 = Sta. TS1 + LS = (0+174.8681) + 50 = 0+224.8681

Sta. CS1 = Sta. SC1 + LC1 = (0+224.8681) + 91.2217 = 0+316.0899

Sta. ST1 = Sta. CS1 + LS = (0+316.0899) + 50 = 0+366.0899

Sta. PI2 = Sta. ST1 –TS1 + d2 = (0+366.0899) - 97.0220 + 211.0008 = 0+480.0687

Sta. TS2 = Sta. PI2 - TS2 = (0+480.0687) - 77.2091 = 0+402.8597

Sta. SC2 = Sta. TS2 + LS = (0+402.8597) + 50 = 0+452.8597

Sta. CS2 = Sta. SC2 + LC2 = (0+452.8597) + 53.2766 = 0+506.1363

Sta. ST2 = Sta. CS2 + LS = (0+506.1363) + 50 = 0+556.1363

Sta. PI3 = Sta. ST2 –TS2 + d3 = (0+556.1363) - 77.2091 + 297.6230 = 0+776.5502

Sta. TS3 = Sta. PI3 - TS3 = (0+776.5502) - 186.7619 = 0+589.7883

(26)

117 Sta. CS3 = Sta. SC3 + LC3 = (0+639.7883) + 246.4298

= 0+886.2181

Sta. ST3 = Sta. CS3 + LS = (0+886.2181) + 50 = 0+936.2181

Sta. PI4 = Sta. ST3 –TS3 + d4 = (0+936.2181) - 186.7619 + 532.9447 = 1+1282.4010

Sta. TS4 = Sta. PI4 - TS4 = (1+1282.4010) - 124.5824 = 1+1157.8185

Sta. SC4 = Sta. TS4 + LS = (1+1157.8185) + 50 = 1+1207.8185

Sta. CS4 = Sta. SC4 + LC4 = (1+1207.8185) + 134.3949 = 1+1342.2134

Sta. ST4 = Sta. CS4 + LS = (1+1342.2134) + 50 = 1+1392.2134

Sta. PI5 = Sta. ST4 – TS4 + d5 = (1+1392.2134) - 124.5824 + 332.5043 = 1+1600.1354

Sta. TC5 = Sta. PI5 – TC5 = (1+1600.1354) - 176.4195 = 1+1423.7159

Sta. CT5 = Sta. TC5 + LC5 = (1+1423.7159) + 351.3271 = 1+1775.0430

Sta. PI6 = Sta. CT5 – TC5 + d6 = (1+1775.0430) - 176.4195 + 257.8267 = 1+1856.4501

Sta. TS6 = Sta. PI6 - TS6 = (1+1856.4501) - 55.3218 = 1+1801.1283

Sta. SC6 = Sta. TS6 + LS6 = (1+1801.1283) + 52.7122 = 1+1853.8403= Sta. CS6

(27)

118 Sta. B = Sta. ST6 – TS6 + d7 = (1+1906.5527) - 55.3218 + 58.9277

= 1+1910.1587

L1.2 Perhitungan Alinyemen Vertikal

Perancangan alinyemen vertikal terdiri dari perhitungan perbedaan aljabar untuk kelandaian (A), perhitungan elemen lengkung vertikal, serta perhitungan

stasioning dan elevasi alinyemen vertikal.

L1.2.1 Perhitungan Perbedaan Aljabar untuk Kelandaian (A)

Pada tugas akhir ini perancangan geometrik ruas jalan Long Alango-Long Pujungan melalui perhitungan alinyemen horizontal diketahui mempunyai panjang jalan dari Sta. 0+000 sampai dengan Sta. 1+911. Tahapan perhitungan perbedaan aljabar untuk kelandaian adalah:

1. Perhitungan kelandaian jalan pendakian dan penurunan dengan menggunakan koordinat sebagai berikut:

Data Koordinat Lengkung Vertikal

Ttik Sta. Elevasi (m)

A 0+000 368.41

PVI1 0+202.917 368.03

PVI2 0+300.513 363.48

PVI3 0+611.940 365.82

PVI4 0+732.145 374.83

PVI5 0+945.474 367.13

PVI6 1+139.080 370.17

PVI7 1+361.137 370.17

PVI8 1+500.126 364.96

PVI9 1+603.601 367.56

PVI10 1+721.153 363.13

(28)
(29)

120 2. Nilai perbedaan aljabar landai

A1= g1-g2 = -0.19- -4.66 = 4.47 % (cembung)

A2= g2-g3 = -4.66-0.75 = -5.41 % (cekung)

A3= g3-g4 = 0.75-7.50 = -6.74 % (cekung)

A4= g4-g5 = 7.50- -3.61 = 11.10 % (cembung)

A5= g5-g6 = -3.61-1.57 = -5.18 % (cekung)

A6= g6-g7 = 1.57-0.00 = 1.57 % (cembung)

A7= g7-g8 = 0.00- -3.75 = 3.75 % (cembung)

A8= g8-g9 = -3.75-2.51 = -6.26 % (cekung)

A9= g9-g10 = 2.51- -3.77 = 6.28 % (cembung)

A10= g10-g11 = -3.77-7.50 = -11.27 % (cekung)

L1.2.2 Perhitungan Elemen Lengkung Vertikal

Tahapan perhitungan elemen lengkung vertikal adalah sebagai berikut: 1. Titik PVI1 direncanakan dengan menggunakan lengkung cembung

PVI No. 1

VR 60 km/jam

A 4.47 %

Jh minimum 75 m

(30)

121 a. Jarak pandang henti

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jh  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L= 2×S -399

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jd  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L = 2×Jd -840

d. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 60

= 36 m

e. Panjang lengkung yang diambil LV = 61 m

(31)

122 2. Titik PVI2 direncanakan dengan menggunakan lengkung cekung

PVI No. 2

VR 60 km/jam

A -5.41 %

S = Jh minimum 80 m

a. Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan  Lebih kecil dari panjang lengkung (S<L)

L= A×S  Lebih besar dari panjang lengkung (S>L)

L= 2×S -120+ 3.5×S

d. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 60

= 36 m

e. Panjang lengkung yang diambil LV = 87 m

(32)

123 3. Titik PVI3 direncanakan dengan menggunakan lengkung cekung

PVI No. 3

VR 60 km/jam

A -6.74 %

S = Jh minimum 80 m

a. Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan  Lebih kecil dari panjang lengkung (S<L)

L= A×S  Lebih besar dari panjang lengkung (S>L)

L= 2×S -120+ 3.5×S

d. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 60

= 36 m

e. Panjang lengkung yang diambil LV = 108 m.

(33)

124 4. Titik PVI4 direncanakan dengan menggunakan lengkung cembung

PVI No. 4

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jh  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L= 2×S -399

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jd  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L = 2×Jd -840

d. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 40

= 24 m

(34)

125 f. Pergeseran vertikal dari PVI ke bagian lengkung

EV= A×L 800 =

11.10×45

800 = 0.625 m

5. Titik PVI5 direncanakan dengan menggunakan lengkung cekung PVI No. 5

VR 60 km/jam

A -5.18 %

S = Jh minimum 80 m

a. Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan  Lebih kecil dari panjang lengkung (S<L)

L= A×S  Lebih besar dari panjang lengkung (S>L)

L= 2×S -120+ 3.5×S

d. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 60

= 36 m

(35)

126 f. Pergeseran vertikal dari PVI ke bagian lengkung

EV=

6. Titik PVI6 direncanakan dengan menggunakan lengkung cembung PVI No. 6

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jh  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L= 2×S -399

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jd  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

(36)

127 d. Keluwesan bentuk visual lengkung

L = 0.6 x V = 0.6 x 60 = 36 m

e. Panjang lengkung yang diambil LV = 40 m

f. Pergeseran vertikal dari PVI ke bagian lengkung EV=

7. Titik PVI7 direncanakan dengan menggunakan lengkung cembung PVI No. 7

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jh  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L= 2×S -399

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

(37)

128  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L = 2×Jd -840

d. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 60

= 36 m

e. Panjang lengkung yang diambil LV = 44 m

f. Pergeseran vertikal dari PVI ke bagian lengkung EV= A×L

800 =

3.75×44

800 = 0.206 m

8. Titik PVI8 direncanakan dengan menggunakan lengkung cekung PVI No. 8

VR 60 km/jam

A -6.26 %

S = Jh minimum 80 m

a. Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan  Lebih kecil dari panjang lengkung (S<L)

L= A×S  Lebih besar dari panjang lengkung (S>L)

L= 2×S -120+ 3.5×S

A = 2×80

-120+ 3.5×80

(38)

129

d. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 60

= 36 m

e. Panjang lengkung yang diambil LV = 101 m.

f. Pergeseran vertikal dari PVI ke bagian lengkung EV=

9. Titik PVI9 direncanakan dengan menggunakan lengkung cembung PVI No. 9

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jh  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L= 2×S -399

A = 2×75 -399 6.28

(39)

130 b. Jarak pandang mendahului

 Berada seluruhnya dalam daerah lengkung (S<L)

L= A×Jd  Berada diluar daerah lengkung (S>L)

L = 2×Jd -840

d. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 60

= 36 m

e. Panjang lengkung yang diambil LV = 89 m

f. Pergeseran vertikal dari PVI ke bagian lengkung EV=

10.Titik PVI10 direncanakan dengan menggunakan lengkung cekung PVI No. 10

VR 40 km/jam

A -11.27 %

S = Jh minimum 45 m

a. Jarak pandang akibat penyinaran lampu depan  Lebih kecil dari panjang lengkung (S<L)

(40)

131  Lebih besar dari panjang lengkung (S>L)

L= 2×S -120+ 3.5×S

i. Keluwesan bentuk visual lengkung L = 0.6 x V = 0.6 x 40

= 24 m

j. Panjang lengkung yang diambil LV = 83 m.

k. Pergeseran vertikal dari PVI ke bagian lengkung EV=

L1.2.3 Perhitungan Stasioning dan Elevasi Alinyemen Vertikal

(41)

132 Sta. PVC2 = Sta. PVI2 - ½ x L2 = (0+300.513) – (½ x 87)

= 0+257.013

El. PVC2 = Elevasi PVI2 – (g2 x (½ x L2)) = 363.48 - (-4.66% x (½ x 87)) = 365.508 m

Sta. PVT2 = Sta. PVI2 + ½ x L2 = (0+300.513) – (½ x 87) = 0+344.013

El. PVT2 = Elevasi PVI2 + (g3 x (½ x L2)) = 363.48 – (0.75% x (½ x 87)) = 363.4821 m

Sta. PVC3 = Sta. PVI3 - ½ x L3 = (0+611.940) – (½ x 108) = 0+557.940

El. PVC3 = Elevasi PVI3– (g3 x (½ x L3)) = 365.82 – (0.75% x (½ x 108)) = 365.414 m

Sta. PVT3 = Sta. PVI3 + ½ x L3 = (0+611.940) + (½ x 108) = 0+665.940

El. PVT3 = Elevasi PVI3 + (g4 x (½ x L3)) = 365.82 + (7.50% x (½ x 108)) = 365.854 m

Sta. PVC4 = Sta. PVI4 - ½ x L4 = (0+732.145) – (½ x 45) = 0+709.645

El. PVC4 = Elevasi PVI4 – (g4 x (½ x L4)) = 374.83 – (7.50% x (½ x 145)) = 373.144 m

Sta. PVT4 = Sta. PVI4 + ½ x L4 = (0+732.145) + (½ x 45) = 0+754.645

El. PVT4 = Elevasi PVI4 + (g5 x (½ x L4)) = 374.83 + (-3.61% x (½ x 45)) = 374.018 m

Sta. PVC5 = Sta. PVI5 - ½ x L5 = (0+945.474) – (½ x 83) = 0+903.974

(42)

133 Sta. PVT5 = Sta. PVI5 + ½ x L5 = (0+945.474) + (½ x 83)

= 0+986.974

El. PVT5 = Elevasi PVI5 + (g6 x (½ x L5)) = 367.13 + (1.57% x (½ x 83)) = 367.134 m

Sta. PVC6 = Sta. PVI6 - ½ x L6 = (1+139.080) – (½ x 40) = 1+119.080

El. PVC6 = Elevasi PVI6 – (g6 x (½ x L6)) = 370.17 – (1.57% x (½ x 40)) = 369.856 m

Sta. PVT6 = Sta. PVI6 + ½ x L6 = (1+139.080) + (½ x 40) = 1+159.080

El. PVT6 = Elevasi PVI6 + (g7 x (½ x L6)) = 370.17 + (0.00% x (½ x 40)) = 370.170 m

Sta. PVC7 = Sta. PVI7 - ½ x L7 = (1+361.137) – (½ x 44) = 1+339.137

El. PVC7 = Elevasi PVI7 – (g7 x (½ x L7)) = 370.17 – (0.00% x (½ x 44)) = 370.170 m

Sta. PVT7 = Sta. PVI7 + ½ x L7 = (1+361.137) + (½ x 44) = 1+383.137

El. PVT7 = Elevasi PVI7 + (g8 x (½ x L7)) = 370.17 + (-3.75% x (½ x 44)) = 369.345 m

Sta. PVC8 = Sta. PVI8 - ½ x L8 = (1+500.126) – (½ x 101) = 1+449.626

El. PVC8 = Elevasi PVI8 – (g8 x (½ x L8)) = 364.96 – (-3.75% x (½ x 101)) = 366.853 m

Sta. PVT8 = Sta. PVI8 + ½ x L8 = (1+500.126) + (½ x 101) = 1+550.626

(43)

134 Sta. PVC9 = Sta. PVI9 - ½ x L9 = (1+603.601) – (½ x 89)

= 1+559.101

El. PVC9 = Elevasi PVI9 – (g9 x (½ x L9)) = 367.56 – (2.51% x (½ x 89)) = 366.442 m

Sta. PVT9 = Sta. PVI9 + ½ x L9 = (1+603.601) + (½ x 89) = 1+648.101

El. PVT9 = Elevasi PVI9 + (g10 x (½ x L9)) = 367.56 + (-3.77% x (½ x 89)) = 365.883 m

Sta. PVC10 = Sta. PVI10 - ½ x L10 = (1+721.153) – (½ x 83) = 1+679.653

El. PVC10 = Elevasi PVI10– (g10 x (½ x L10)) = 363.13 – (-3.77% x (½ x 83)) = 364.694 m

Sta. PVT10 = Sta. PVI10 + ½ x L10 = (1+721.153) + (½ x 83) = 1+762.653

(44)

135 LAMPIRAN 2

HASIL OUTPUT SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP

L2.1 Output Alinyemen Horizontal

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

141 L2.2 Output Alinyemen Vertikal

Vertical Alignment Report

Station Equations: None Curve Calculation Options 6 Vertical Alignment: Center FG

PVI Station Elevation Grade Out (%) Curve Length

1 0+000 368.41 -0.19

2 0+202.917 368.03 -4.66 50.00

Vertical Curve Information: (crest curve)

PVC Station: 0+177.917 Elevation: 368.08 PVI Station: 0+202.917 Elevation: 368.03 PVT Station: 0+227.917 Elevation: 366.87 Grade in (%): -0.19 Grade out (%): -4.66

Change (%): 4.48 K: 11.17

Curve Length: 50.00

Passing Distance: 130.63 Stopping Distance: 70.15

3 0+300.513 363.48 0.75 98.00

Vertical Curve Information: (sag curve)

(51)

142 PVI Station Elevation Grade Out (%) Curve Length

4 0+611.940 365.82 7.50 122.00

Vertical Curve Information: (sag curve)

PVC Station: 0+550.940 Elevation: 365.36 PVI Station: 0+611.940 Elevation: 365.82 PVT Station: 0+672.940 Elevation: 370.39 Grade in (%): 0.75 Grade out (%): 7.50

Change (%): 6.75 K: 18.07

Curve Length: 122.00

Headlight Distance: 87.80

5 0+732.145 374.83 -3.61 45.00

Vertical Curve Information: (crest curve)

PVC Station: 0+709.645 Elevation: 373.14 PVI Station: 0+732.145 Elevation: 374.83 PVT Station: 0+754.645 Elevation: 374.02 Grade in (%): 7.50 Grade out (%): -3.61

Change (%): 11.11 K: 4.05

Curve Length: 45.00

High Point: 0+740.025 Elevation: 374.28 Passing Distance: 65.07 Stopping Distance: 40.47

6 0+945.474 367.13 1.57 94.00

Vertical Curve Information: (sag curve)

PVC Station: 0+898.474 Elevation: 368.83 PVI Station: 0+945.474 Elevation: 367.13 PVT Station: 0+992.474 Elevation: 367.87 Grade in (%): -3.61 Grade out (%): 1.57

Change (%): 5.18 K: 18.16

Curve Length: 94.00

Low Point: 0+964.023 Elevation: 367.65 Headlight Distance: 88.13

(52)

143 PVI Station Elevation Grade Out (%) Curve Length

7 1+139.080 370.17 0.00 40.00

Vertical Curve Information: (crest curve)

PVC Station: 1+119.080 Elevation: 369.85 PVI Station: 1+139.080 Elevation: 370.17 PVT Station: 1+159.080 Elevation: 370.17 Grade in (%): 1.57 Grade out (%): 0.00

Change (%): 1.57 K: 25.53

Curve Length: 40.00

Passing Distance: 321.85 Stopping Distance: 149.02

8 1+361.137 370.17 -3.74 42.00

Vertical Curve Information: (crest curve)

PVC Station: 1+340.137 Elevation: 370.17 PVI Station: 1+361.137 Elevation: 370.17 PVT Station: 1+382.137 Elevation: 369.38 Grade in (%): 0.00 Grade out (%): -3.74

Change (%): 3.74 K: 11.22

Curve Length: 42.00

Passing Distance: 147.30 Stopping Distance: 74.98

9 1+500.126 364.96 2.51 113.00

Vertical Curve Information: (sag curve)

PVC Station: 1+443.626 Elevation: 367.08 PVI Station: 1+500.126 Elevation: 364.96 PVT Station: 1+556.626 Elevation: 366.38 Grade in (%): -3.74 Grade out (%): 2.51

Change (%): 6.26 K: 18.05

Curve Length: 113.00

Low Point: 1+511.223 Elevation: 365.81 Headlight Distance: 87.72

(53)

144 PVI Station Elevation Grade Out (%) Curve Length

10 1+603.601 367.56 -3.78 70.00

Vertical Curve Information: (crest curve)

PVC Station: 1+568.601 Elevation: 366.68 PVI Station: 1+603.601 Elevation: 367.56 PVT Station: 1+638.601 Elevation: 366.24 Grade in (%): 2.51 Grade out (%): -3.78

Change (%): 6.29 K: 11.13

Curve Length: 70.00

High Point: 1+596.588 Elevation: 367.04 Passing Distance: 110.18 Stopping Distance: 67.07

11 1+721.153 363.13 7.50 102.00

Vertical Curve Information: (sag curve)

PVC Station: 1+670.153 Elevation: 365.05 PVI Station: 1+721.153 Elevation: 363.13 PVT Station: 1+772.153 Elevation: 366.95 Grade in (%): -3.78 Grade out (%): 7.50

Change (%): 11.28 K: 9.05

Curve Length: 102.00

Low Point: 1+704.306 Elevation: 364.41

Headlight Distance: 52.33

(54)

145 LAMPIRAN 3

HASIL OUTPUT GAMBAR PERANCANGAN MENGGUNAKAN

SOFTWARE AUTODESK LAND DESKTOP 2006

No. Gambar 01 : LAYOUT STA. 0+000 – 0+900 No. Gambar 02 : LAYOUT STA. 0+900 – 1+910.168

No. Gambar 03 : SITUASI DAN POTONGAN MEMANJANG

0+000 – 0+700

No. Gambar 04 : SITUASI DAN POTONGAN MEMANJANG

0+700 – 1+400

No. Gambar 05 : SITUASI DAN POTONGAN MEMANJANG

0+1400 – 1+910.168

(55)

104

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan teknologi dalam bidang Teknik Sipil sangat pesat. Dapat dilihat dengan semakin banyaknya fasilitas yang ada untuk mendukung perkembangan teknologi tersebut. Fasilitas tersebut dapat berupa perangkat keras seperti alat-alat berat yang semakin beragam dan spesifik terhadap fungsi penggunaannya, maupun perangkat lunak seperti AutoCAD, SAP, Microsoft

Project, dan perangkat lunak lainnya, yang dapat mengoptimalkan pekerjaan

dalam waktu singkat.

Perkembangan teknologi juga membawa tantangan tersendiri bagi seluruh pelaku dan pengamat Teknik Sipil. Tidak semua orang yang belajar di bidang Teknik Sipil dapat mengoperasikan fasilitas pendukung tersebut. Kemauan untuk mempelajari teknologi tersebut sudah harus diterapkan sejak dini ketika mulai memasuki dunia Teknik Sipil.

Transportasi sudah menjadi kebutuhan umum dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada perkembangannya masih sering ditemukan kendala ketidaktepatan dalam perancangan maupun dalam aplikasinya (human error). Perancangan geometrik jalan merupakan bagian dari perancangan transportasi di bidang perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perancangan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi kriteria fungsi dasar jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada pengguna media transportasi.

(64)

2 Universitas Kristen Maranatha 1.2Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Merancang geometrik jalan pada lokasi tertentu dengan cara manual Bina Marga dan menggunakan software Autodesk Land Desktop 2006.

2. Membandingkan hasil perhitungan kedua cara rancangan tersebut.

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dan kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Lokasi yang ditinjau berada di daerah Long alango-Long Pujungan,

Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur.

2. Perancangan manual dilakukan sesuai dengan persyaratan Bina Marga 1997. 3. Perancangan menggunakan software dilakukan sesuai AASHTO 2001.

4. Perangkat lunak yang digunakan adalah Software Autodesk Land Desktop versi 2006.

5. Analisis dan pembahasan yang dilakukan adalah membandingkan hasil perhitungan manual dengan perhitungan menggunakan perangkat lunak.

1.4Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan penelitian ini meliputi:

BAB I, Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang penyusunan Tugas Akhir ini, tujuan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.

BAB II, Studi Pustaka, akan membahas dasar teori tentang fungsi jalan, perancangan geometrik jalan dengan mengacu pada Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/MB/1997, kriteria perancangan geometrik jalan sesuai dengan Geometric Design of Highways and Streets 2001, dan perancangan geometrik jalan dengan menggunakan Software Autodesk Land

Desktop.

BAB III, Metodologi Penelitian, menguraikan tentang rencana kerja dari penyusunan tugas akhir ini dan pengolahan data.

(65)

3 Universitas Kristen Maranatha perangkat lunak yang dipilih, serta mengevaluasi hasil perancangan tersebut berupa pembahasan perancangan yang optimal.

(66)

101 Universitas Kristen Maranatha

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi referensi, pengolahan data, dan hasil perancangan geometrik ruas jalan Long Alango-Long Pujungan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan program Autodesk Land Desktop dalam perancangan geometrik jalan mempermudah perancang dalam melakukan desain maupun redesain, karena hasil perancangan dapat terlihat langsung dari hasil output perhitungan dan gambar rencana. Hal tersebut dapat mempercepat proses pekerjaan perancangan dibandingkan dengan cara manual. Disamping itu keakuratan dan ketelitian perancang menggunakan program Autodesk Land Desktop sangat tergantung kepada peta topografi yang didapatkan dari konsultan.

2. Perhitungan alinyemen horizontal secara manual mempunyai perbedaan 6,6 % terhadap perhitungan dengan menggunakan program Autodesk Land Desktop. Sedangkan perhitungan alinyemen vertikal secara manual mempunyai perbedaan 4,6 % terhadap perhitungan dengan menggunakan program

Autodesk Land Desktop. Hal tersebut terjadi, karena adanya perbedaan pada

nilai parameter dasar perancangan seperti:

a. panjang lengkung peralihan dan superelevasi untuk lengkung horizontal. b. jarak pandang henti, jarak pandang mendahului, serta tinggi mata

pengemudi dan tinggi obyek untuk lengkung vertikal.

3. Perbedaan perhitungan manual dengan program Autodesk Land Desktop tidak signifikan, oleh karena itu penggunaan parameter perancangan secara Bina Marga dapat dimasukkan ke dalam program Autodesk Land Desktop dengan memodifikasi file parameter geometrik pada program. Hal tersebut membuktikan bahwa program Autodesk Land Desktop fleksibel terhadap berbagai macam parameter sesuai dengan syarat dan ketentuan perancangan yang digunakan di berbagai negara.

(67)

102 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

(68)

103 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. American Association of State Highways and Transportation officials, 2001, A Policy on Geometric Design of Highways and Streets, Washington D.C.

2. Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Jalan – No. 038/TBM/1997, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

3. Hendarsin, S.L., 2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik Negeri Bandung, Bandung.

4. Rhamanda, R., 2009, Perancangan Geometrik Jalan Dengan Menggunakan Program Bentley MX Road, Universitas Kristen Maranatha,

Bandung.

5. Saodang, H., 2004, Konstruksi Jalan Raya Geometrik Jalan, Nova, Bandung.

6. Standar Nasional Indonesia, 2004, Geometri Jalan Perkotaan, RSNI-T-14-2004, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

7. Sukirman, S., 1997, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova, Bandung.

Gambar

Tabel 4.7 Hasil Stasioning untuk Perhitungan Lengkung Vertikal  ........
Gambar 3.1 Hasil Output Layout Sta. 0+000 – 0+900
Gambar 3.2 Hasil Output Layout Sta. 0+900 – 1+910.168
Gambar 3.3 Hasil Output Situasi dan Potongan Memanjang 0+000 – 0+700
+6

Referensi

Dokumen terkait