• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta."

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Yuni Darojatiningtyas NIM: 091134041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

JUDUL

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA SDN TAMANAN 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Yuni Darojatiningtyas NIM : 091134041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada:

1. Allah S.W.T yang selalu memberikan kasih-Nya yang melimpah dalam kehidupan ini.

2. Bapak dan Alm. Ibu yang selalu mendampingi dan mendukungku sampai saat ini.

3. Keluarga besar yang selalu mendukungku.

(6)

v

MOTTO

“Hanya orang yang memiliki rasa takutlah yang bisa

menjadi

berani”

“Man Jadda Wa Jadda”

Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia pasti

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

Darojatiningtyas, Yuni. (2013). Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : metode inkuiri, proses kognitif Bloom, mengevaluasi, mencipta, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta pada siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 untuk mata pelajaran IPA tentang materi sifat-sifat cahaya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi-experimental design tipe nonequivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Tamanan I yang terdiri dari kelompok eksperimen sebanyak 25 siswa (kelas B) dan kelompok kontrol sebanyak 29 siswa (kelas A). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pretest dan posttest yang terdiri dari 2 soal essai yaitu soal pertama untuk kemampuan mengevaluasi dan soal kedua untuk kemampuan mencipta. Analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 dengan lima langkah yaitu uji perbedaan skor pretest menggunakan Mann-Whitney, uji perbedaan skor pretest ke posttest menggunakan Wilcoxon, uji selisih skor pretest dan posttest menggunakan Mann-Whitney, uji besar pengaruh (effect size), dan uji retensi.

(10)

ix

ABSTRACT

Darojatiningtyas, Yuni. (2013). The Effect of Using Inquiry Method to Teach Science to Students at Tamanan I Yogyakarta Primary School on the Ability to Evaluate and Create. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: inquiry method, Bloom’s cognitive process, evaluate, create, science.

The research was conducted to identify the effect of inquiry method on the

students’ ability to evaluate and create. The study was conducted among the 5th graders at Tamanan I Yogyakarta Primary School in the academic year of 2012/2013 during the science class discussing the nature of light. This was a quasi experimental research with a non-equivalent control group design. The subject of this research was an experimental group of 25 students (class VB) and a control group of 29 students (class VA). For data collecting, the research used a pre-test and a post-test consisting of 2 essay questions; the 1st question was to measure the ability to evaluate and the 2nd was to measure the ability to create. The data were analyzed using IBM SPSS Statistics 20 with 5 steps of analysis namely: 1) pretest score differences using Mann-Whitney, 2) pretest-posttest scores differences using Wilcoxon, 3) group scores differences using Mann-Whitney, 4) effect size test, and 5) retention test.

(11)

x

PRAKATA

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan

Mengevaluasi Dan Mencipta Pada Mata Pelajaran IPA SDN Tamanan 1

Yogyakarta” dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Agnes Herlina Dwi H, S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

5. Srini Supriyanti, S.Pd.SD. Selaku kepala SDN Tamanan I yang telah memberikan ijin melakukan penelitian di SDN Tamanan I.

6. Teguh Heru P, A. Ma.Pd. Selaku guru mitra yang telah mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan lancar.

7. Siswa kelas VA dan VB SDN Tamanan I yang mau bekerja sama dengan baik sehingga penelitian berjalan lancar.

(12)

xi 9. Kakak-kakak, dan saudara (Sumbing, Sundoro, dan Tika) keluarga besar (Jacob dan Jakiyo) yang telah memberikan dukungan dalam segala bentuk kepada penulis.

10.Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SDN Tamanan I (Anggarwati Risca dan Nicolas Berek) yang selalu bekerja sama, berbagi pengetahuan dan semangat kepada penulis.

11.Teman-teman dan sahabat (Yohanna, Cahya, Dian, Rita, Piwi, Ita, Shiro, Dion, Fr. Geor, Dita, Era, Ester, Mukti, Mukhlis, dan Agnes) yang banyak membantu dalam melaksanakan penelitan dan selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritikan dan saran dari semua pihak. Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah.

(13)

xii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Teori yang Relevan ... 5

2.1.1.1 Metode Inkuiri ... 5

1. Pengertian Inkuiri ... 5

2. Macam-Macam Inkuiri ... 6

3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri ... 8

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengevaluasi dan Mencipta ... 9

1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom ... 9

2. Kemampuan Mengevaluasi ... 10

3. Kemampuan Mencipta ... 11

2.1.2 Hakikat IPA ... 12

2.1.2.1 Materi Sifat-Sifat Cahaya ... 12

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 15

2.2.1 Penelitian tentang Inkuiri... 15

2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif ... 16

2.2.3 Literatur Map ... 17

2.3 Kerangka Berpikir ... 18

2.4 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAAN 1.1. Jenis Penelitian ... 19

1.2. Setting Penelitian ... 20

1.3. Populasi dan Sampel ... 20

1.4. Variabel Penelitian ... 20

(14)

xiii

1.6. Instrumen Penelitian ... 22

1.7. Teknik Pengumpulan Data ... 25

1.8. Jadwal Pengambilan Data ... 25

1.9. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 30

4.1.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi ... 30

4.1.1.1. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 31

4.1.1.2. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest ... 33

4.1.1.3. Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 34

4.1.1.4. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengevaluasi ... 36

4.1.1.5. Uji retensi Pengaruh ... 37

4.1.2. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mencipta 39 4.1.2.1. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mencipta ... 41

4.1.2.2. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta ... 42

4.1.2.3. Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mencipta ... 43

4.1.2.4. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mencipta ... 45

4.1.2.5. Uji retensi posttest Pengaruh ... 46

4.1.3. Rangkuman Hasil Penelitian ... 48

4.2. Pembahasan ... 50

4.2.1. Kemampuan Mengevaluasi ... 50

4.2.2. Kemampuan Mencipta ... 50

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 52

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 53

5.3. Saran ... 53

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Pengembangan Instrumen ... 22

Tabel 2. Validitas Instrumen ... 23

Tabel 3. Validitas Instrumen Aspek Mengevaluasi dan Mencipta ... 23

Tabel 4. Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 24

Tabel 5. Reliabilitas Instrumen ... 24

Tabel 6. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 25

Tabel 7. Jadwal Pengambilan Data ... 25

Tabel 8. Hasil Uji Nomalitas Kemampuan Mengevaluasi ... 31

Tabel 9. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 32

Tabel 10. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 34

Tabel 11. Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mengevaluasi ... 35

Tabel 12. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengevalusi ... 37

Tabel 13. Uji Retensi Skor Posttest 1 ke Posttest 2 Kemampuan Mengevaluasi 38 Tabel 14. Hasil Uji Nomalitas Kemampuan Mencipta ... 40

Tabel 15. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mencipta... 41

Tabel 16. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta ... 43

Tabel 17. Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Mencipta ... 44

Tabel 18. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mencipta ... 46

Tabel 19. Uji Retensi Skor Posttest 1 ke Posttest 2 Kemampuan Mencipta ... 47

Tabel 20. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest Aspek Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta ... 48

Tabel 21. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mengevaluasi ... 49

Tabel 22. Rangkuman Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kemampuan Mencipta ... 49

Tabel 23. Rangkuman Uji Besar Pengaruh Aspek Kemampuan Mengevaluasi 49 Tabel 24. Rangkuman Uji Besar Pengaruh Aspek Kemampuan mencipta ... 49

Tabel 25. Rangkuman Uji Retensi Aspek Kemampuan Mengevaluasi ... 49

(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cahaya Merambat Lurus ... 13 Gambar 2. Pemantulan Teratur & Pemantulan Baur ... 14 Gambar 3. Pembiasan ... 14 Gambar 4. Diagram Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Kelompok Kontrol ... 57

Lampiran 2. Silabus Kelompok Eksperimen ... 63

Lampiran 3. RPP Kelompok Kontrol... 69

Lampiran 4. RPP Kelompok Eksperimen ... 75

Lampiran 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 86

Lampiran 6. Instrumen Penelitian dan Kunci Jawaban ... 88

Lampiran 7. Rubrik Penilaian Pretest dan Posttest ... 94

Lampiran 8. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Mengevaluasi ... 104

Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Mencipta ... 110

Lampiran 10. Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Mengevaluasi ... 116

Lampiran 11. Hasil Analisis Data dengan SPSS Kemampuan Mencipta ... 119

Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ... 122

Lampiran 13. Foto Kelas Kontrol ... 135

Lampiran 14. Foto Kelas Eksperimen ... 136

Lampiran 15. Surat Ijin Penelitian ... 137

Lampiran 16. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 138

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1Latar Belakang Penelitian

Proses pembelajaran ideal adalah proses pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa dari level yang paling rendah sampai pada level paling tinggi yaitu mengevaluasi dan mencipta. Siswa yang dapat mengembangkan kemampuan mengevaluasi menurut

Anderson dan Krathwohl (2010:125-133) adalah siswa yang mampu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu seperti kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi, sedangkan pada kemampuan mencipta adalah siswa mampu membuat produk-produk yang semua siswa dapat dan akan melakukannya, atau dapat dikatakan bahwa proses mengembangkan kemampuan mencipta meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

Inovasi pada proses pembelajaran sangatlah penting dilakukan untuk mencapai proses belajar yang bermakna sehingga dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa sampai level tertinggi yaitu mengevaluasi dan mencipta. Menurut Sanjaya (2006:193), belajar lebih dari sekedar proses

menghafal dan memupuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berpikir.

(19)

2 Sementara menurut Piaget (dalam Sanjaya 2006:194), suatu pengetahuan akan bermakna apabila dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Selain itu, penggunaan metode ceramah juga membuat siswa tidak memperoleh pengetahuannya secara langsung, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang dapat memfasilitasi kemampuan kognitif siswa sampai pada level yang tertinggi yaitu level mengevaluasi dan mencipta.

Kesenjangan antara pembelajaran yang ideal dengan kenyataan yang terjadi di sekolah sangat jelas terlihat di sini. Pembelajaran IPA yang diharapkan dapat memfasilitasi perkembangan dan kemampuan kognitif siswa sampai tahap mengevaluasi dan mencipta, namun pada kenyataannya hanya menjadi sebuah

pembelajaran yang berisi hafalan. Dapat dilihat dari permasalahan yang muncul di kelas VA SDN Tamanan 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, diketahui bahwa akar dari permasalahan tersebut adalah kurang maksimalnya pengembangan kemampuan kognitif siswa sampai level tertinggi sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa.

Berdasarkan realitas yang terjadi, diperlukan adanya sebuah penelitian yang menggunakan metode inovatif untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode tersebut terhadap kemampuan kognitif siswa sampai level tertinggi yaitu mengevaluasi dan mencipta. Dengan demikian, diharapkan metode pembelajaran

tersebut dapat memfasilitasi siswa untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir mereka sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya. Salah satu metode pembelajaran yang diduga dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa adalah metode inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Terdapat 6 langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri, yaitu (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) mengajukan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan (Sanjaya, 2006:194-195).

(20)

3 pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya”. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas VA sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 29 anak dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 25 anak. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi experimental design tipe nonequivalent control group design.

1.2Rumusan masalah

1. Apakah penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakah penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” berpengaruh terhadap kemampuan mencipta siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2012/2013?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap

tahun ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya”.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta semester genap tahun

ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya”.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru

(21)

4 2. Bagi Siswa

Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta mereka. Selain itu, siswa juga mendapat pengalaman belajar menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat melalui penelitian yang dilakukan.

4. Bagi Peneliti

a. Peneliti mendapatkan pengalaman berharga dalam usaha meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi sifat-sifat cahaya menggunakan metode inkuiri.

b. Menambah wawasan peneliti dengan menggunakan metode pembelajaran inovatif.

5. Bagi penelitian selanjutnya

(22)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada BAB II ini akan dikemukakan kajian pustaka, hasil penelitan sebelumnya, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori yang Relevan 2.1.1.1Metode Inkuiri 1. Pengertian Inkuiri

Suryosubroto (dalam Trianto, 2009:166) menyatakan bahwa inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry yang berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Strategi pembelajaran inkuiri sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.

Gulo (dalam Trianto, 2009:166) menyatakan bahwa strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Menurut Sanjaya (2006:194-195), strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Terdapat tiga ciri utama strategi pembelajaran inkuiri, yaitu:

a. Strategi inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

(23)

6 kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Sanjaya (2006:206) menyatakan bahwa stategi inkuiri memiliki beberapa keunggulan yaitu:

a. Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna.

b. Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

c. Inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena adanya pengalaman. d. Inkuiri memfasilitasi kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di

atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan kemampuan siswa untuk mencari, menyelidiki, dan merumuskan sendiri penemuannya.

2. Macam-Macam Inkuiri

Macam inkuiri menurut Amien (1987:136-148) yaitu : a. Guided Discovery-Inquiry

Guided Discovery-Inquiry adalah metode inkuiri yang dalam

pelaksanaannya, guru menyediakan bimbingan dan petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Guru menghadirkan sebuah permasalahan yang akan dipecahkan siswa. Guru di sini berperan sebagai fasilitator untuk membimbing siswa agar dapat menemukan prinsip atau konsep yang harus siswa temukan dalam kegiatan pembelajaran.

b. Modified Discovery-Inquiry

Modified Discovery-Inquiry ini berlainan dengan Guided

Discovery-Inquiry, di mana guru hanya memberikan masalah saja dan

(24)

7 pengamatan, eksplorasi, dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya.

c. Free Inquiry

Free Inqiuiry merupakan metode yang dalam pelaksanaannya

siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan dipelajari.

d. Invitation into Inquiry

Invitation into Inquiry ini merupakan proses pemecahan masalah

serupa dengan cara-cara umum yang diikuti oleh para ilmuwan. Cara-cara tersebut yaitu merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, menginterpretasikan data, membuat grafik, menentukan kesimpulan dan mengenal bagaimana kesalahan eksperimental dapat diperkecil.

e. Inquiry Role Approach

Inquiry Role Approach ini merupakan kegiatan proses belajar yang

melibatkan siswa dalam tim. Tim bekerja sama dalam memecahkan yang berkaitan dengan topik yang dipelajari.

(25)

8

3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri

Menurut Gulo (dalam Trianto, 2009:166-169) terdapat 5 langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri:

a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan b. Merumuskan hipotesis

c. Mengumpulkan data d. Analisis data

e. Membuat kesimpulan

Menurut Sanjaya (2011:201), langkah-langkah inkuiri adalah: a. Orientasi

Berdasarkan uraian di atas, langkah pembelajaran inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Orientasi

Pada langkah orientasi, guru memberikan pengantar yang sesuai dengan materi yang akan dibahas.

b. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan

Pada langkah ini, guru membimbing siswa untuk mencari masalah yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

c. Merumuskan hipotesis

Pada langkah merumuskan hipotesis, guru membimbing siswa untuk menentukan jawaban sementara dari permasalahan yang dibahas. d. Melakukan percobaan

(26)

9 e. Membuat kesimpulan

Pada langkah membuat kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari hasil percobaan yang dilakukan.

f. Mempresentasikan Hasil

Pada langkah ini, siswa melaporkan hasil percobaannya di depan kelas.

g. Evaluasi

Pada langkah evaluasi, guru dan siswa mengevaluasi proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung.

2.1.1.2Proses Kognitif Mengevaluasi dan Mencipta 1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa yang terdapat dalam tujuan pendidikan. Dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson dan Krathwohl, 2010:99), terdapat 6 level dalam proses kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

a. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Level ini merupakan level proses kognitif yang paling sederhana. Proses mengingat meliputi proses mengenali dan mengingat kembali.

b. Memahami

Proses memahami adalah proses yang di dalamnya terdapat proses pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Level ini meliputi proses menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

c. Mengaplikasikan

(27)

10 d. Menganalisis

Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian, antar setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Proses menganalisis meliputi proses membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.

e. Mengevaluasi

Proses mengevaluasi adalah proses membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Proses mengevaluasi meliputi memeriksa dan mengkritik.

f. Mencipta

Proses mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Proses mencipta berisikan tiga proses kognitif yaitu merumuskan,

merencanakan, dan memproduksi.

Dalam penelitian ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta.

2. Kemampuan Mengevaluasi

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:125-127), proses mengevaluasi adalah membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Proses mengevaluasi meliputi memeriksa dan mengkritik, namun dalam penelitian ini aspek-aspek tersebut dikembangkan menjadi 4 aspek yaitu memeriksa, mengkritik, menguji, dan menilai.

a. Memeriksa

(28)

11 b. Mengkritik

Proses ini melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Siswa mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk dan membuat keputusan setidaknya sebagian berdasarkan ciri-ciri tersebut.

c. Menguji

Proses ini melibatkan proses memeriksa untuk mengetahui sesuatu. d. Menilai

Proses ini melibatkan proses penentuan nilai dari suatu produk.

3. Kemampuan Mencipta

Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:128-133), proses mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Proses mencipta berisikan tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi, namun dalam penelitian ini aspek-aspek tersebut dikembangkan menjadi 4 aspek yaitu merumuskan, mendesain, memproduksi, dan membuat hipotesis.

a. Merumuskan

Proses merumuskan ini melibatkan proses menggambarkan masalah dan membuat pilihan atau hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu.

b. Mendesain

Proses ini melibatkan proses membuat rancangan berdasarkan kriteria tertentu.

c. Memproduksi

(29)

12 d. Membuat hipotesis

Dalam proses ini melibatkan proses membuat jawaban sementara atas permasalahan yang dipaparkan.

2.1.2 Hakikat IPA

Menurut Iskandar (1997:2) kata “IPA” merupakan singkatan kata “ Ilmu Pengetahuan Alam”. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harafiah disebut sebagai ilmu tentang alam yang mempelajari peristiwa - peristiwa yang terjadi di alam.

Fisher (dalam Amien, 1987:4) mengatakan bahwa IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan observasi.

Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam semesta dan segala isinya. Pada dasarnya IPA dibangun atas dasar IPA sebagai suatu produk dan sebagai proses (Iskandar, 1997:2-14).

1. IPA sebagai suatu produk

IPA sebagai produk merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.Bentuk IPA sebagai produk yaitu fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori dalam IPA.

2. IPA sebagai suatu proses

IPA bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau makhluk-makhluk tetapi IPA juga merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Keterampilan proses IPA adalah ketrampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, di antaranya mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel, merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen.

2.1.2.1Materi Sifat-Sifat Cahaya

(30)

sifat-13 sifat cahaya”. Berikut ini akan diuraikan materi pelajaran kelas V SD tersebut tentang sifat-sifat cahaya.

Menurut Priyono, Martini & Amin (2009:123-128) cahaya memiliki lima sifat, yaitu:

1. Cahaya Merambat Lurus

Gambar1. Cahaya merambat lurus

(Sumber: http://sdn-pajangan.blogspot.com/2012/08/blog-post_4757.html )

Cahaya memiliki sifat merambat lurus maka jika ada benda yang menghalangi cahaya tersebut maka cahaya tidak dapat terlihat. Contoh yang menunjukan bahwa benda dapat merambat lurus misalnya kita bisa melihat ketika cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela rumah, cahaya tersebut terlihat seperti sebuah garis lurus. Sifat cahaya merambat lurus dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada lampu senter dan pada lampu kendaraan bermotor.

2. Cahaya Menembus Benda Bening

Cahaya dapat menembus benda padat, namun tidak semua benda padat dapat ditembus oleh cahaya. Benda padat yang dapat ditembus oleh cahaya adalah benda bening seperti kaca, mika, gelas, dan sebagainya. 3. Cahaya dapat Dipantulkan

Pemantulan cahaya ada dua jenis : a. Pemantulan Teratur

Pemantulan teratur terjadi ketika cahaya mengenai permukaan benda yang rata, licin, dan mengkilap.

b. Pemantulan Baur

(31)

14 Gambar2. Pemantulan teratur&pemantulan baur

(Sumber: http://www.romiko.biz/2012/03/pemantulan-teratur-dan-pemantulan-baur.html )

Berdasarkan permukaannya, cermin dikelompokkan menjadi 3 yaitu a. Cermin datar

Cermin datar adalah cermin yang permukaan bidang pantulnya datar. Sifat bayangan benda pada cermin datar adalah ukuran sama, maya, semu, dan tegak. Contohnya adalah kaca cermin.

b. Cermin cembung

Cermin cembung merupakan cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah keluar. Sifat bayangan benda pada cermin cembung adalah maya, tegak, dan lebih kecil. Contohnya adalah kaca spion mobil.

c. Cermin cekung

Cermin cekung merupakan cermin yang bidang pantulnya melengkung ke arah dalam. Sifat bayangan benda pada cermin cekung adalah bayangan tegak, lebih besar, dan maya. Contohnya adalah cermin cekung pada lampu senter.

4. Cahaya dapat Dibiaskan

Gambar3. Pembiasan

(32)

15 Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda. Contoh pembiasan misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, maka pensil tersebut akan terlihat seperti patah. Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan kerapatan zat antara udara dan air.

5. Cahaya dapat diuraiakn

Warna cahaya matahari adalah putih. Cahaya terdiri atas beberapa

macam warna cahaya yang disebut cahaya polikromatik. Warna warni pada

pelangi terjadi karena cahaya matahari dibiaskan, diuraikan dan dipantulkan

oleh tetes-tetes air hujan. Cahaya yang dihasilkan dari peristiwa pembiasan

adalah cahaya tunggal. Cahaya ini tidak dapat diuraikan lagi, disebut cahaya

monokromatik. Contohnya cahaya berwarna merah, jingga, hijau, biru, nila,

ungu pada pelangi.

2.2Hasil Penelitian Sebelumnya

Berikut adalah beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

2.2.1 Penelitian tentang Inkuiri

Kitot, Ahmad & Seman (2010) meneliti keefektifan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran sejarah di sekolah tingkat dua Matang Jaya, Kuching, Sarawak, Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dari 0,05 antara kelompok treatment dan kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan yang signifikan pada rata-rata skor kelas treatmen yaitu 2,7515 menjadi 4,2195 setelah implementasi pembelajaran inkuiri. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa metode inkuiri efektif digunakan dalam pembelajaran.

Simsek & Kabapinar (2010) meneliti pengaruh dari Inquiry-Based Learning (IBL) lingkungan yang berhubungan dengan pemahaman materi,

(33)

16 tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan rata-rata skor konsep siswa dari 9,50 menjadi 18,55. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa metode inkuiri efektif dalam pembelajaran IPA.

Wijayanti (2011) meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori afektif khusus pada mata pelajaran IPA. Populasi dan sampel dari peneliti adalah siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari analisis data membuktikan bahwa besar Sig. (2-tailed) adalah 0,006 sehingga Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ada selisih yang signifikan antara skor pretest ke skor posttest prestasi belajar kelompok eksperimen.

2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif

Aryani (2011) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Subjek penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dengan ditunjukkan harga Sig. (2 tailed) sebesar 0,001 atau (< 0,05) dan ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif yang ditunjukkan dengan harga Sig. (2 tailed ) sebesar 0,000 atau (< 0,05).

Trisnawati (2012) meneliti pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA. Subjek peneliti adalah siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode mind map terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan pada hasil

analisis statistik dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 sehingga Hnull ditolak maka Hi diterima dengan kata lain mengafirmasi hipotesis bahwa metode

mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Untuk

(34)

17 mengafirmasi hipotesis bahwa metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami.

Dari uraian di atas, belum ada satupun penelitian sebelumnya yang menyoroti penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

2.2.3 Literatur Map

Kemampuan mengevaluasi dan Mencipta

Penggunaan Metode Inkuiri

Kitot,Ahmad&Seman (2011) Inquiry-Critical Thinking

Aryani (2011)

Inkuiri-Prestasi belajar dan berpikir Kritis

Yang akan diteliti:

Inkuiri – kemampuan mengevaluasi dan mencipta

Trisnawati (2012) Mind map-Kemampuan

mengingat dan memahami Simsek&Kabapinar (2010)

Inquiry based learning-students

conceptual understanding of

matter, scientific process skills

and science attitudes

Wijayanti (2010) Inkuiri-prestasi belajar&berpiir

(35)

18

2.3Kerangka Berpikir

Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan cara menemukan pengetahuannya sendiri. Metode inkuiri ini tidak hanya memfasilitasi siswa pada level kemampuan mengingat dan memahami saja tetapi dapat mendorong siswa sampai level tertinggi yaitu mengevaluasi, dan mencipta.

Kemampuan mengevaluasi merupakan level ke lima dari taksonomi Bloom yang telah direvisi. Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan membuat keputusan berdasarkan kriteria tertentu seperti kualitas, efektifitas, efisiensi, dan konsistensi.

Kemampuan mencipta merupakan level tertinggi atau keenam dari taksonomi Bloom. Kemampuan mencipta adalah proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional.

Kelas VB adalah kelas eksperimen yang menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran. Karena kelas VB menggunakan metode inkuiri, sehingga diharapkan kemampuan mengevaluasi dan mencipta siswa akan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas VA yang menggunakan metode ceramah saja.

2.4Hipotesis Penelitian

1. Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi siswa kelas VA SDN Tamanan I Yogyakarta pada semester

genap tahun ajaran 2012/2013.

2. Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya” berpengaruh terhadap kemampuan mencipta siswa kelas VA SDN Tamanan I Yogyakarta pada semester genap

(36)

19

BAB III

METODE PENELITIAAN

Pada BAB III ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, jadwal pengambilan data, teknik analisis data dan jadwal penelitian.

1.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental design tipe nonequivalent control group design (Sugiyono, 2008:79). Penelitian ini termasuk

ke dalam jenis tersebut karena pemilihan setiap responden kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random (acak) karena populasinya berupa kelas. Kedua kelompok tersebut diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberi perlakuan (treatment). Hasil pretest kedua kelompok tersebut kemudian dibandingkan. Hasil pretest dikatakan baik jika tidak ada perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Setelah diberi perlakuan (treatment), kedua kelompok tersebut diberi posttest. Pengaruh dari perlakuan tersebut dihitung dengan cara sebagai berikut (O2-O1) - (O4-O3):

Keterangan:

O1 = hasil observasi dengan pretest pada kelompok eksperimen O2 = hasil observasi dengan posttest pada kelompok eksperimen O3 = hasil observasi dengan pretest pada kelompok kontrol O4 = hasil observasi dengan posttest pada kelompok kontrol X = perlakuan (treatment)

O1 X O2

(37)

20

1.2.Setting Penelitian

Lokasi penelitian adalah SDN Tamanan 1 Yogyakarta yang beralamatkan Tamanan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2013.

1.3.Populasi dan Sampel

Sulistyo (2012:22), mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Tamanan I Yogyakarta yang berjumlah 54 siswa.

Sugiyono (2008:81), mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas VA yang berjumlah 29 sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 25 siswa. Pemilihan kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan cara diundi. Guru mitra merupakan guru yang mengampu mata pelajaran IPA kelas VA dan kelas VB. Guru mitra inilah yang memberikan pembelajaran bagi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengurangi faktor bias dalam penelitian ini.

1.4.Variabel Penelitian

Menurut Margono (2010:133), variabel dapat diartikan sebagai pengelompokkan yang logis dari dua atribut atau lebih. Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel independen

Variabel independen dapat disebut juga variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2008:39). Variabel independen dalam penelitian ini adalah metode inkuiri.

2. Variabel dependen

(38)

21 penelitian ini adalah kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta.

Variabel independen Variabel dependen

1.5.Definisi Operasional

1. Proses kognitif adalah proses atau tahapan berpikir untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan kemampuan berpikir dari terendah sampai tertinggi sesuai dengan taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. 2. Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan untuk membuat

keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu.

3. Kemampuan mencipta adalah kemampuan untuk membuat suatu rancangan berdasarkan pengetahuan tertentu.

4. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan kemampuan siswa untuk mencari, menyelidiki, dan merumuskan sendiri penemuannya dengan menggunakan 7 langkah pelaksanaan pembelajaran yaitu, (1) orientasi, (2) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, (3) merumuskan hipotesis, (4) melakukan eksperimen, (5) menarik kesimpulan, (6) mempresentasikan hasil, dan (7) mengevaluasi.

5. Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri di mana guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

6. Siswa SD adalah siswa kelas VA sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 29 anak dan siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 25 anak SDN Tamanan I Yogyakarta.

Metode Inkuiri

Kemampuan mengevaluasi

(39)

22 7. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran inti SD yang membahas pengetahuan tentang alam semesta dan segala isinya untuk tingkat SD kelas V.

1.6.Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis instrumen penelitian bentuk tes. Peneliti membuat instrumen penelitian dengan menggunakan 6 soal essai untuk mengukur 6 kemampuan kognitif yaitu kemampuan mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Dari keenam soal essai tersebut, hanya 2 soal yang digunakan sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan mengevaluasi dan mencipta yaitu soal nomor 5 dan 6.

Tabel 1 . Matriks Pengembangan Instrumen

Materi tes diambil dari materi IPA kelas V dengan materi sifat – sifat cahaya. Tes disusun dalam bentuk tes subjektif yaitu 6 soal essai. Soal yang digunakan untuk instrumen penelitian ini telah diujikan sehingga memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel.

Sulistyo (2012:40) mengatakan bahwa validitas merupakan ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam pengukuran. Menurut Sugiyono (2008:123)

Variabel Aspek Indikator No soal

Mengevaluasi

Memeriksa Memeriksa keefektifan benda berdasarkan kegunaannya

5 Mengkritik Menunjukan alasan pemilihan benda sesuai

dengan fungsinya

Menguji Menguji keefektifan benda berdasarkan kegunaannya

Menilai Menilai keefektifan benda berdasarkan kegunaannya

Mencipta

Merumuskan

Membuat rumusan masalah berdasarkan percobaan mengenai cahaya dapat menembus benda bening

6 Mendesain Merencanakan percobaan tentang cahaya

menembus benda bening

Memproduksi Membuat percobaan yang membuktikan bahwa cahaya menembus benda bening Membuat

hipotesis

(40)

23 validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity (validitas konstruk) dan content validity (validitas isi). Validitas isi disusun berdasarkan konsultasi ahli (expert judment) secara lisan yaitu kepada kedua dosen pembimbing, sedangkan perhitungan validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan rumus Pearson Correlation. Keenam soal tersebut telah diujikan terlebih dahulu di SDN

Prambanan yang beralamatkan Klurak Baru, Prambanan, Sleman dengan jumlah siswa sebanyak 30 anak. Menurut Masidjo (1995:262), instrumen untuk responden sebanyak 30 dikatakan valid jika r Product-moment dari Pearson untuk taraf signifikansi 5% sebesar 0,361 dan untuk taraf signifikansi 1% sebesar 0,463. Berikut ini hasil perhitungan validitas dari instrumen secara teknis menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan rumus Pearson Correlation (Hasil perhitungan uji validitas instrumen dapat dilihat pada

lampiran 5a).

Tabel 2. Validitas Instrumen

No Variabel Pearson

Tabel 3. Validitas Instrumen Aspek Mengevaluasi dan Mencipta

Variabel Aspek Pearson Correlation Membuat hipotesis ,856** ,000

(41)

24 Menurut Sulistyo (2012:46), reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Nunnally (dalam Ghozali, 2007:42) mengatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berikut tabel kriteria koefisien reliabilitas untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh (Masidjo, 1995:209):

Tabel 4. Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah negatif – 0,20 Sangat rendah

Secara teknis, perhitungan dilakukan dengan program komputer IBM SPSS statistics 20 dengan rumus Alpha Cronbach, hasilnya sebagai berikut (Hasil

perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 5b).

Tabel 5. Reliabilitas instrumen

Cronbach Alpha Kualifikasi

0,606 Cukup

(42)

25

1.7.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dalam hal ini tes essai. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal

pretest dan posttest yang sama untuk kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Kedua kelas tersebut diberi pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa pada masing-masing kelas. Setelah diperoleh data dari pretest, kemudian dilakukan perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen menggunakan metode inkuiri, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan seperti biasa tanpa ada perlakuan khusus. Setelah proses pemberian treatment berjalan selama waktu yang ditentukan dan diangggap cukup, maka kedua kelas diberikan posttest. Posttest ini diberikan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dari pemberian treatment pada kelas eksperimen dengan kelas yang tidak diberikan treatment. Pengumpulan data dan instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Tabel Pengumpulan Data dan Instrumen

Kelompok Variabel Data Instrumen

Kontrol

skor posttest (soal nomor 5&6) soal essai

Eksperimen (Kelas VB)

Kemampuan

Mencipta

skor pretest (soal nomor 5&6) soal essai

skor posttest (soal nomor 5&6) soal essai

1.8.Jadwal Pengambilan Data

Berikut adalah jadwal pengambilan data beserta materi yang disampaikan:

Tabel 7. Jadwal Pengambilan Data

Hari/tanggal Kelompok Kontrol VA

Kelompok Eksperimen VB

Sabtu, 9 Februari 2013 Pretest

Senin, 11 Februari 2013

Cahaya menembus benda bening & Merambat lurus

(43)

26

Hari/tanggal Kelompok Kontrol VA

Kelompok Eksperimen VB

Rabu, 13 Februari 2013

Cahaya menembus benda bening & Merambat lurus

(pertemuan I)

Kamis, 14 Februari 2013 Cahaya dapat dipantulkan (pertemuan II)

Jumat, 15 Februari 2013 Cahaya dapat dipantulkan (pertemuan II) Sabtu, 16 Februari 2013 Cahaya dapat dibiaskan

(pertemuan III) Senin, 18 Februari 2013 Cahaya dapat diuraikan

(pertemuan IV)

Selasa, 19 Februari 2013 Cahaya dapat dibiaskan (pertemuan III) Rabu, 20 Februari 2013 Cahaya dapat diuraikan

(pertemuan IV) Kamis, 21 Februari 2013 Posttest

1.9.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 20 for Windows. Teknik analisis data dilakukan dengan cara berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik non parametris dalam hal ini One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Menurut Priyatno (2012:136), distribusi data dikategorikan normal jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 dan distribusi data dikategorikan tidak normal jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Jika distribusi data normal, teknik uji statistik berikutnya menggunakan statistik parametrik yaitu Independen Sample T-test atau One-Way ANOVA, sedangkan untuk distribusi data tidak normal, akan digunakan statistik non parametrik yaitu Mann-Whitney, Wilcoxon, atau Kruskal-Wallis.

2. Uji Hipotesis

a. Uji Perbedaan Skor Pretest

Uji perbedaan skor pretest dilakukan untuk mengetahui apakah skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai dasar yang

(44)

27 dengan kata lain mempunyai varian yang sama dan sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05 maka Hnull ditolak atau dengan kata lain mempunyai varian berbeda (Priyatno, 2012:23). Kriteria yang digunakan untuk menilai perbedaan data adalah:

1) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok tersebut tidak terdapat persamaan atau berbeda.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain kedua kelompok memiliki persamaan. b. Uji Perbedaan Skor Pretest dan Posttest

Uji perbedaan skor pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui apakah ada kenaikan skor yang signifikan yang terjadi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara membandingkan skor

pretest dan posttest. Pengujian ini dengan menggunakan taraf

signifikansi 5%. Kriteria untuk menilai uji perbedaan skor pretest dan posttest dijabarkan sebagai berikut:

1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest, dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara nilai pretest ke posttest. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang

signifikan antara pretest dan posttest, dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara nilai pretest ke posttest.

c. Uji Selisih Skor Pretest ke Posttest

(45)

28 1) Jika Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen, dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

2) Jika Sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen, dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta.

d. Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta

Pengujian ini dilakukan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji besar pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode yang digunakan dalam hal ini metode ceramah dan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta.

Jika distribusi data normal uji besar pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus (Rosenthal dalam Field, 2009:57, 179):

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size) t = harga uji t

df = harga derajat kebebasan Dengan kriteria:

(46)

29 Untuk mengetahui persentase pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi atau mencipta, digunakan koefisien determinasi (Field, 2009:179).

Jika distribusi data tidak normal uji besar pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus effect size (Rosenthal dalam Field, 2009:550):

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size)

Z = harga konversi dari standar deviasi (diperoleh dari uji Wilcoxon dari SPSS)

N = jumlah total observasi (dalam hal ini 2 x jumlah siswa)

e. Menguji Retensi Pengaruh

Pengujian retensi perlakuan dilakukan 2 bulan setelah treatment. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah treatment yang diberikan memberikan pengaruh yang cukup kuat sampai beberapa waktu atau tidak. Menurut Krathwohl (1998:546), untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan posttest kedua sesudah sekian waktu dari posttest pertama.

Uji beda posttest I ke posttest II dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I dan posttest II. Dengan kriteria jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II atau dengan kata lain terjadi penurunan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II atau dengan kata lain tidak terjadi penurunan yang signifikan

(47)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV berisi hasil penelitian penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mencipta. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang

dilakukan.

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengevaluasi

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang dilakukan dalam satu kelompok payung IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap 6 level kognitif menurut Benjamin S. Bloom yang telah direvisi. Keenam level tersebut adalah mengingat, memahami, menganalisis, mengaplikasi, mengevaluasi, dan mencipta. Pada bagian ini, peneliti akan lebih memfokuskan pembahasan penelitian mengenai kemampuan mengevaluasi dan kemampuan mencipta siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental yang menggunakan dua kelompok sebagai pembanding yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan pretest dan posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Instrumen yang dibuat, digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi siswa dengan melihat perubahan pada skor pretest ke skor posttest

atau pada perbedaan selisih skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Data yang diperoleh diuji normalitasnya terlebih dahulu dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang

(48)

31 analisis statistik selanjutnya menggunakan analisis statistik parametrik. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka data dikategorikan terdistribusi secara tidak normal,

sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan analisis statistik non parametrik. Berikut ini adalah tabel hasil uji normalitas data kemampuan mengevaluasi (Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 10.a):

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengevaluasi

No Aspek Harga

Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Rata-rata Pretest Kontrol ,004 Tidak normal 2 Rata-rata Posttest Kontrol ,000 Tidak normal 3 Rata-rata Pretest Eksperimen ,031 Tidak normal 4 Rata-rata Posttest Ekperimen ,000 Tidak normal 5 Rata-rata Posttest 2 Kontrol ,000 Tidak normal 6 Rata-rata Posttest 2 Eksperimen ,005 Tidak normal

Menurut kriteria yang telah dijelaskan di atas, semua aspek memiliki distribusi data tidak normal sehingga data-data tersebut dianalisis menggunakan analisis statistik non parametrik dalam hal ini Mann-Whitney atau Wilcoxon sesuai dengan keperluannya.

Analisis data pada kemampuan menganalisis dilakukan dengan lima langkah, yaitu uji perbedaan skor pretest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui perbedaan kondisi awal siswa sebelum mendapat perlakuan, uji perbedaan skor pretest ke posttest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui kenaikan skor, uji selisih skor pretest dan posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen untuk mengetahui pengaruh metode yang digunakan, uji besar pengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi (effect size), dan uji retensi pengaruh perlakuan.

4.1.1.1. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengevaluasi

Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data

pretest dan posttest masing-masing kelompok adalah melakukan analisis

(49)

32 memiliki titik pijak yang sama atau berbeda. Pada uji normalitas data, kelompok kontrol memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,004 dan harga Sig. (2-tailed) kelompok eksperimen adalah 0,031 atau dikatakan harga Sig. (2-tailed) pretest pada kedua kelompok < 0,05 maka data tersebut dikategorikan tidak normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik non parametrik dalam hal ini Mann-Whitney Test. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%. Kedua data pretest tersebut dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 dengan hipotesis sebagai berikut:

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima (Priyatno, 2012:23) artinya skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai varian yang sama, dan sebaliknya jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak atau dengan kata lain kedua skor pretest mempunyai varian berbeda. Hasil uji perbedaan skor pretest kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Hasil perhitungan uji perbedaan skor pretest dapat dilihat pada lampiran 10.b).

Tabel 9. Perbedaan skor pretest kemampuan mengevaluasi

Hasil pretest Harga

sig. (2-tailed) Keterangan

Kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen ,579 Tidak ada perbedaan

(50)

33 pretest tersebut berada pada level yang sama atau kedua kelompok tersebut

memiliki titik pijak yang sama.

4.1.1.2. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest

Langkah kedua yang dilakukan adalah perbedaan skor pretest ke posttest pada masing-masing kelompok. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada uji normalitas sebelumnya, data pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data tersebut dikategorikan tidak normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah statistik Two-Related Samples Tests dalam hal ini Wilcoxon. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest, dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara skor pretest ke skor posttest. Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor

posttest, dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang

terjadi antara skor pretest ke skor posttest.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan pada skor pretest ke posttest atau dengan kata lain terjadi peningkatan yang signifikan pada skor pretest ke posttest. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan

(51)

34 Tabel 10. Perbedaan skor pretest ke posttest kemampuan mengevaluasi

No Kelompok Rerata tes %

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa siswa pada kelompok kontrol mencapai skor yang lebih tinggi yaitu dengan nilai Mdn = 1,5; Sig. (2-tailed) = 0,299; p > 0,05; Z = -1,038 dibandingkan kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri dengan nilai Mdn = 1,5; Sig. (2-tailed) = 0,963; p > 0,05; Z = -0,46.

Dari tabel di atas, dapat dilihat harga Sig. (2-tailed) kelompok kontrol adalah 0,299 atau > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor pretest ke skor posttest pada kelompok kontrol atau dengan kata lain tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada skor pretest ke skor posttest kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol.

Sedangkan harga Sig. (2-tailed) untuk kelompok eksperimen adalah 0,963 atau > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor pretest ke skor posttest pada kelompok eksperimen atau dengan kata lain tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada skor pretest ke skor posttest kemampuan mengevaluasi pada kelompok eksperimen.

4.1.1.3. Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengevaluasi

Langkah ketiga yang dilakukan adalah membandingkan selisih skor pretest ke posttest baik dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi. Perhitungan uji selisih ini dilakukan dengan cara mengurangkan skor posttest dengan skor pretest pada masing-masing kelompok. Sebelum melakukan uji selisih skor, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu pada selisih skor kemampuan mengevaluasi.

(52)

35 tidak normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah statistik Mann-Whitney Test. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Hi : Ada perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan pada skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Hasil uji selisih skor posttest kemampuan mengevaluasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Hasil perhitungan uji selisih skor pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 10.d):

Tabel 11. Uji selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mengevaluasi

Selisih skor pretest dan posttest Harga

Sig. (2-tailed) Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen ,349 Tidak berbeda

(53)

36 Dari hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian menolak hipotesis penelitian, artinya bahwa penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.

Diagram berikut akan memperlihatkan selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Gambar 4. Diagram selisih pretest dan posttest Kemampuan Mengevaluasi

4.1.1.4. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengevaluasi

Setelah melakukan uji pengaruh, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengukur besar pengaruh (effect size). Pengujian ini dilakukan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji besar pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode yang digunakan dalam hal ini metode ceramah dan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi. Dari hasil penghitungan data penelitian menggunakan rumus effect

size diperoleh hasil sebagai berikut (Hasil perhitungan uji besar pengaruh dapat

dilihat pada lampiran 10.e). 0,0259

Gambar

Gambar 5. Skor Pretest, Posttest I, Gambar 6. Diagram Selisih Skor dan Posttest II .........................................
Tabel 1 . Matriks Pengembangan Instrumen
Tabel 2. Validitas Instrumen
Tabel 4. Kriteria Koefisien Reliabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Hasil belajar siswa mata pelajaran gambar teknik masuk dalam kategori tinggi 57 siswa

Dengan adanya Rancang Bangun Sistem Administrasi Pasien pada Puskesmas Jagir Surabaya, maka dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan membantu dalam pencarian data

Untuk mencapai maksud tersebut akan dikaji secara mendasar (tinjauan instruksional khusus: TIK) tiga pokok bahasan (PB) yang menyangkut : pertama manajemen Iingkungan

5.14.1 Pembelian setiap jenis item yang melibatkan jumlah perolehan melebihi RM500,000.00 dan hendaklah mempelawa sebut harga daripada sekurang-kurangnya lima pembekal

Sebaiknya dalam memilih sepeda motor yang baik perlu memperhatikan hal- hal seperti bobot motor yang ringan, kestabilan motor dalam kecepatan tinggi, teknologi fuel injection ,

Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, sehingga melalui kepuasan itu

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan nilai ujian nasional SLTP dengan prestasi belajar mata pelajaran alat ukur siswa kelas X Mekanik Otomotif di

[r]