• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Asam Folat dan Vitamin B12 Dengan Vegetarian Murni.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Asam Folat dan Vitamin B12 Dengan Vegetarian Murni."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA ASAM FOLAT DAN VITAMIN B12

DENGAN VEGETARIAN MURNI

(STUDI PUSTAKA)

Fiska Maristy, 2006

Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr. Pembimbing II : Winny Suwindere, drg., Ms

Asam folat dan vitamin BB12 adalah substansi yang penting untuk proses

metabolisme intrasel pada tubuh manusia. Asupan vitamin diperoleh dari berbagai jenis makanan maupun suplemen tambahan. Pada kenyataannya, jumlah vitamin B12 yang inadekuat mempengaruhi proses metabolisme intrasel dari asam

folat melalui serangkaian interaksi yang kompleks. Sumber utama asam folat dapat diperoleh dari sayuran hijau, hati dan gandum. Sedangkan defisiensi vitamin B12 dapat dengan mudah terjadi pada kaum vegetarian karena sumber

utama vitamin tersebut berasal dari produk hewani.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami dan mendapatkan pengetahuan lebih mengenai asam folat dan vitamin B12, khususnya mengenai

korelasi di antara keduanya terhadap vegetarian murni.

Asam folat dan vitamin BB12 berkorelasi dalam proses metabolisme di dalam

tubuh. Keduanya saling berpengaruh dalam hal kebutuhan. Defisiensi salah satu atau keduanya pada waktu yang bersamaan dapat menyebabkan anemia makrositik megaloblastik dan kegagalan sintesis DNA. Faktor-faktor yang mempengaruhi defisiensi tersebut antara lain; jumlah asupan, peningkatan kebutuhan, malabsorpsi, dan konsumsi obat-obatan. Defisiensi yang dialami oleh kaum vegetarian murni dapat memberikan dampak negatif pada proses metabolisme tubuh mereka.

Asam folat dan vitamin BB12 memainkan peranan penting dalam tubuh kita.

Menghindari terjadinya defisiensi, kita harus menjaga pola makan kita, yaitu dengan mengkonsumsi produk nabati dan produk hewani yang kaya akan vitamin tersebut. Bagi kaum vegetarian, produk hewani dapat disubstitusi oleh produk makanan nabati yang kaya oleh vitamin B12. Susu kedelai, tempe, tauco, oncom,

dan sereal adalah sebagian kecil dari contoh produk makanan tersebut.

Kata kunci : Asam folat, Vitamin B12, Vegetarian murni

(2)

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN FOLIC ACID AND

VITAMIN B

12

WITH PURE VEGETARIAN

(LITERATURE STUDY)

Fiska Maristy, 2006 Advisor : Lisawati Sadeli, dr. Co-Advisor : Winny Suwindere, drg., Ms

Folic acid and vitamin BB12 are important substances for the metabolism process of intracells inside human body. Vitamin B12 is obtained from various kinds of food and supplements. In reality, the inadequate amount of vitamin affects the intracells metabolism process of folic acid through a series of complex interactions. The main sources of folic acid can be easily found green vegetable, liver, and grain. On the contrary, vitamin B12 deficiency is oftenly suffered by vegetarian, because animal products are the main source of the vitamin.

The aim of this study is to understand and gain more knowledge on folic acid and vitamin B12, especially the correlation between folic acid and vitamin B12 with pure vegetarian.

Folic acid and vitamin B12 are correlated in body metabolism process. They affect each other’s requirements. The Deficiency of one or both of them at the same time can cause macrositic megaloblastic anemia and the failure of DNA synthesis. Several factors which influence the deficiency are the amount of intake, the increment of requirements, malabsorption, and drug inhibition. Deficiency on pure vegetarian caused by the lack of vitamin B12 can cause a negative impact on the body metabolism.

Folic acid and vitamin B12 play a great role within our body. In order to prevent any kind of deficiencies, we should look after our eating pattern, which is enough intake of vitamins from vegetable and animal products. For pure vegetarian case, animal products can be substituted with food enriched by vitamin BB12. Soy milk, tempe, tauco, oncom, and cereal are just a few examples of those kind of food.

Key words : folic acid, vitamin B12, pure vegetarian

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN MAHASISWA... iii

ABSTRAK... iv

2.5. Kebutuhan Asam Folat dan Vitamin B12 yang Dianjurkan ... 15

(4)

2.6. Etiologi dan Patogenesis dari Defisiensi Asam Folat dan

vitamin B12... 18

2.7. Gejala Klinik Defisiensi Asam Folat dan Vitamin B12 ... 22

2.8. Absorbsi, Tempat Penyimpanan dan Ekskresi dari Asam Folat dan Vitamin B12... 23

2.9. Metabolisme Asam Folat dan Vitamin B12 ... 30

2.10. Analysis Laboratorium dari Defisiensi Asam Folat dan Vitamin B12 ... 33

2.11. Sediaan Folat dan Vitamin B12 ... 35

2.12. Kebutuhan Asam Folat dan Vitamin B12 pada Sel Darah Merah ... 37

(5)

2.14.10.3. Keuntungan dan Kerugian Diet Makrobiotik .. 52

BAB III PEMBAHASAN... 54

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

4.1. Kesimpulan... 58

4.2. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

LAMPIRAN ... 62

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... 66

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Kandungan asam folat pada beberapa makanan... 12

Tabel 2.2. Kandungan vitamin B12 pada beberapa makanan... 14

Tabel 2.3. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk asam folat... 16

Tabel 2.4. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk vitamin B12... 17

Tabel 2.5. Hasil test dari defisiensi asam folat dan vitamin B12 ... 18

Tabel 2.6. Penyebab defisiensi asam folat... 21

Tabel 2.7. Penyebab False Increases dan false decreases dari level asam folat ... 34

Tabel 2.8. Jumlah asupan bahan makanan penukar pada vegetarian murni. 48

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Struktur molekul asam folat ... 7

Gambar 2.2. Gugus prostetik berisi kobalt... 8

Gambar 2.3. Vitamin B12 (sianokobalamin) ... 9

Gambar 2.4. Absorpsi dan transport asam folat ... 24

Gambar 2.5. Metabolisme asam folat dan vitamin B12 ... 26

Gambar 2.6. Absorpsi dan transport vitamin B12 ... 29

Gambar 2.7. Reaksi biokimia yang memerlukan asam folat,vitamin B12 dan derivatnya ... 29

Gambar 2.8. Perbandingan piramida makanan vegetarian dan USDA ... 42

Gambar 2.9. Kacang Kedelai... 44

Gambar 2.10. Daun Selada... 45

Gambar 2.11. Brokoli ... 47

(8)

LAMPIRAN 1

sumber : Jurnal American Dietetic Association, 1997

(9)

LAMPIRAN 2

BENTUK TEXT DARI PIRAMIDA VEGETARIAN (LAMPIRAN 1)

Food Guide Pyramid for Vegetarian Meal Planning

Lemak, minyak, gula-gunakan seminimal mungkin

permen,mentega, saus salad, minyak sayur KELOMPOK

* Vegetarian yang tidak meminum susu, yogurt, dan keju perlu memilih sumber

makanan lain yang kaya kalsium.

KELOMPOK 1 potongan sedang pisang, apel, atau

jeruk

KELOMPOK ROTI, SEREAL, NASI DAN PASTA 6-11 penyajian per hari

roti--1 lembar sereal--1/2 cangkir

nasi, pasta atau gandum--1/2 cangkir

1 sdm = 10 ml

1 ptg tempe (4 x 6 x 1 cm) = 25 gram 1 cangkir = 240 ml

sumber : Jurnal American Dietetic Association, 1997

(10)

LAMPIRAN 3

DAFTAR BAHAN MAKANAN PENUKAR

Bahan makanan pada tiap golongan dalam jumlah yang dinyatakan pada daftar, bernilai sama. Oleh karenanya satu sama lain dapat saling menukar.

Untuk singkatnya disebut dengan istilah ‘1 satuan penukar’.

Golongan I: BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN HEWANI

Satu satuan penukar mengandung : 95 kkalori, 10 gram protein, dan 6 gram lemak

Urt = ukuran rumah tangga

Golongan II: BAHAN MAKANAN SUMBER PROTEIN NABATI

(11)

Golongan III: SAYURAN

Hendaknya digunakan campuran dari daun-daunan seperti: bayam, kangkung, daun singkong dengan kacang panjang, buncis, wortel, labu kuning, dan sebagainya. 100 g sayuran campur adalah lebih kurang 1 gelas (setelah dimasak dan ditiriskan), mengandung: 50 kkalori, 3 g protein, dan 10 g karbohidrat.

daun singkong labu waluh

bayam daun talas lobak

biet daun ubi nangka muda

buncis daun waluh oyong (gambas)

bunga kol genjer pare

cabe hijau jagung muda pecay

daun bawang jantung pisang pepaya muda

daun bluntas jamur segar rebung

daun kecipir kacang panjang sawi

daun koro kacang kapri selada

daun labu siarn kangkung seledri

daun leunca katuk taoge

daun lobak kecipir tebu terubuk

daun mangkokan ketimun tekokak

daun melinjo kool terong

daun pakis kucai tomat

daun pepaya labu siam wortel

Sumber : Sunita Almatsier. 2004.

(12)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Fiska Maristy

Nomor Pokok Mahasiswa : 0210035

Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 18 Oktober 1983

Alamat : Aria Graha Regency. Jl. Aria Barat II/16, Bandung

Riwayat pendidikan :

D TK Persiapan, Jakarta, 1989

D SD Negeri 009, Samarinda, 1995

D SLTP Negeri 1, Banyuwangi, 1998

D SMU Negeri 3, Bandung, 2001

D Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung, 2002-sekarang

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asam folat atau folacin dan vitamin BB12 termasuk dalam kelompok vitamin

yang larut dalam air, merupakan bagian dari grup vitamin B-kompleks. Asam

folat dan vitamin B12 tidak dapat dibentuk oleh tubuh tapi berasal dari makanan

atau suplemen dari luar tubuh. Asam folat memiliki berbagai peran penting bagi

tubuh, terutama dalam pembentukan DNA dan pembentukan sel-sel baru. Asam

folat bekerja dengan bantuan vitamin B12 untuk membentuk hemoglobin pada sel

darah merah dan membantu pembentukan asam amino homosistein menjadi

methionin. Asam folat mudah rusak akibat pemanasan, proses memasak, dan

cahaya. Vitamin B12 secara perlahan dapat rusak oleh asam encer, alkali, dan

cahaya (Achmad Djaeni Sediaoetama. 2000; Sunita Almatsier. 2004).

Kebutuhan asam folat meningkat pada kehamilan, penggunaan pil kontrasepsi,

penggunaan obat antiepilepsi, antasida, peminum alkohol, dan pada defisiensi

vitamin B12 atau zinc. Sumber utama asam folat diperoleh dari sayuran hijau,

kuning telur, produk susu, hati, daging dan sereal. Sumber vitamin B12 pada

umumnya berasal dari bahan pangan hewani (Achmad Djaeni Sediaoetama.

2000).

Berkurangnya asupan asam folat dan vitamin B12 dapat mengganggu proses

metabolisme keduanya dalam tubuh, menimbulkan berbagai kelainan saraf,

berkurangnya memori, dan mempengaruhi perkembangan fetus pada wanita

hamil. Vitamin B12 dan asam folat saling mempengaruhi dalam hal

kebutuhannya. Bila salah satu vitamin ditambah, maka akan menyebabkan

kebutuhan vitamin yang lainnya meningkat, sehingga menyebabkan defisiensi

pada vitamin yang tidak ditambahkan tersebut (Achmad Djaeni Sediaoetama.

2000).

(14)

Kaum vegetarian murni yang tidak memakan produk hewani, seperti telur,

susu, hati, dan daging, dapat memperoleh asupan asam folat dari sayuran hijau.

Asupan vitamin B12 pada kaum vegetarian murni berasal dari kacang-kacangan,

susu kedelai, dan suplemen. Asupan asam folat yang kurang dari jumlah normal

(sesuai kondisi tubuh) dan dibiarkan terus-menerus dapat menimbulkan berbagai

kelainan negatif dalam tubuh (Achmad Djaeni Sediaoetama. 2000).

1.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana hubungan antara asam folat dan vitamin B12 dengan vegetarian

murni?

1.3. Maksud dan Tujuan Penulisan

1.3.1. Maksud Penulisan

Maksud penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara asam folat dan vitamin B12 dengan vegetarian murni.

1.3.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami dan mendapatkan

pengetahuan lebih mengenai asam folat dan vitamin B12, khususnya mengenai

korelasi di antara keduanya terhadap vegetarian murni.

1.4.Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan :

(15)

1.4.1. Manfaat akademis

Menambah ilmu pengetahuan di bidang ilmu kedokteran khususnya mengenai

hubungan antara asam folat dan vitamin B12 dengan vegetarian murni.

1.4.2. Manfaat praktis

Memberikan masukan penting tentang peranan dan asupan asam folat dan

vitamin B12 bagi tubuh sehingga diharapkan tidak terjadi defisiensi asam folat

dan vitamin B12 terutama pada vegetarian murni yang dapat mengakibatkan

perubahan negatif pada tubuh.

1.5.Metodologi Penelitian

Studi pustaka

1.6. Lokasi dan Waktu

1.6.1. Lokasi

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di perpustakaan bagian

Patologi Klinik dan perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha Bandung.

1.6.2. Waktu

Penelusuran kepustakaan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimulai bulan

Februari 2005 sampai dengan bulan Desember 2005.

(16)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Defisiensi vitamin B12 dapat dengan mudah terjadi pada kaum vegetarian

karena ketidaktahuan mereka terhadap bahan-bahan nabati yang dapat

mensubstitusi sumber vitamin B12 yang berasal dari produk hewani. Asam folat

dan vitamin B12 memainkan peranan penting dalam tubuh kita. Defisiensi salah

satu atau keduanya pada waktu yang bersamaan dapat menyebabkan

terganggunya proses metabolisme intrasel dalam tubuh. Defisiensi asam folat dan

vitamin B12 dapat menimbulkan anemia, berbagai kelainan saraf, berkurangnya

memori, dan mempengaruhi perkembangan fetus pada wanita hamil. Bagi kaum

vegetarian, produk hewani dapat disubstitusi oleh produk makanan nabati yang

kaya oleh vitamin B12. Susu kedelai, tempe, tauco, oncom, dan sereal adalah

sebagian kecil dari contoh produk makanan tersebut.

4.2. Saran

Menjadi seorang vegetarian murni mempunyai banyak keuntungan bagi

kesehatan tubuh, namun perlu diperhatikan perencanaan makanan yang seimbang

agar tidak terjadi defisiensi zat gizi tertentu. Penulis juga menyarankan perlunya

penelitian lebih lanjut tentang kadar asam folat dan vitamin B12 pada kaum

vegetarian murni.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Djaeni Sediaoetama. 2000. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat. Hal. 155-162.

Ali Khomsan. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Hal. 6-10.

Antony AC. 2003. Vegetarianism and Vitamin B-12 (cobalamin) Deficiency.

http://www.ajcn.org/cgi/content/full/78/1/3. 18 Desember 2005.

AP. Bangun. 2003. Vegetarian Pola Hidup Sehat Berpantang Daging. Edisi ke-1. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal. 4-55.

Babior BM. 1995. Metabolic Aspects of Folic Acid and Cobalamin. In: Beutler E., Lichtman MA., Coller BS., Kipps TJ., editor: Williams Hematology. 5th ed. New York: McGraw-Hill, Inc. P. 380-454.

Burtis CA., Ashwood E.R. 1999. Biochemical aspects of hematology. In : Tietz Textbook of Clinical Chemistry. 3rd ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company. P. 1693-1698.

Busch F. 2000. The New Nutrition. USA: JohnWiley & Sons, Inc. P. 81-82.

Carmel R. 1999. Megaloblastic Anemias: Disorders of Impaired DNA Synthesis. In: Greer JP., Foerster J., Lukens JN., Rodgers GM., Paraskevas F., Grader B., editor: Wintrobe’s Clinical Hematology. Philadelphia: A Wolters Kluwer Company. P. 1367-1387.

C. Soejoeti Tarwotjo. 1998. Dasar-Dasar Gizi Kuliner. Edisi ke-1. Jakarta: Grasindo. Hal. 105-125.

Fleck H. 1976. Introduction to Nutrition. 3rd ed. New York: Macmillan Publishing Co, Inc. P.181-188.

Gilroy J. 1992. Basic Neurology. 2nd ed. New York: Pergamon Press. P. 316-326.

Guyton AC, Hall JE. 2005. Hati sebagai suatu organ. Dalam: Buku ajar fisiologi kedokteran. Editor: Irawati Setiawan. Edisi ke-9. Jakarta: EGC. Hal. 1121-1122.

Haas EM. 2002. Vitamin B12.

http://www.wellness.ejireh.net/Nutrition%20Centers/vitamin%20B/B12.htm.

10 Desember 2005.

(18)

Hark L., Deen D. 2005. Nutrition for Life. 1st ed. London: Dorling Kindersley Ltd. P. 100-101.

Henry JB. 2001. Clinical diagnosis and management by laboratory methods. 21th ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company. P. 548-584.

Hillman RS., Ault KA. 1995. Macrocytic Anemias. In : Hematologgy in clinical practice. New York: Mc Graw-Hill, Inc. P. 122-141.

Hubbard J. 2004. Megaloblastic and Nonmegaloblastic Macrositic Anemias. In: McKenzie SB, editor : Clinical Laboratory Hematology. New Jersey: Pearson prentice hall. P. 263-284.

Huriawati Hartanto. Kamus kedokteran Dorland. 2005. edisi 29. Jakarta: EGC.

International Vegetarian Union (IVU). 2004. Definition Vegetarian.

http://ww.IVU.org/indo/fag/definition.html. 28 Desember 2005.

Journal of The American Dietetic Association. 1997. Vegetarian Diets.

http://www.vrg.org/nutrition/adapaper.htm. 8 Desember 2005.

Luke B. 1984.Principles of nutrition and diet therapy. Boston: Little Brown.

Mangels R. 2005. Vitamin B12 in The Vegan Diet.

http://www.purifymid.com/VitaminB12Diet.htm. 28 Desember 2005.

25 Oktober 2005.

Moris MC., Evans DA., Bienias JL., Tangney CC., Hebert LE., Scherr PA., et al. 2005. Dietary Folate and Vitamin B12 Intake and Cognitive Decline Among

Community-Dwelling Older Persons.

http://archneur.ama_assn.org/cgi/content/abstract/62/4/641. 24 Desember

2005.

Porth CM. 1998. Hematopoietic Function. In : Tom Gibbons, editor : Pathophysiology. 5th ed. New York: Lippincott. P. 142-149.

Robinson CH., Lawler MR. 1977. Normal and therapeutic nutrition. 15th ed. New York: Macmillan Publisshing Co, Inc. P. 189-141.

Stare FJ., McWilliams M. 1973. Living nutrition. 4th ed. New York: John Wiley & Sons. P. 209-224.

Sunita Almatsier. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal. 208-333.

(19)

S. Wardhini BP, Hedi R. Dewoto. 2005. Antianemia defisiensi. Dalam : Farmakologi dan terapi. Editor: Sulistia G. Ganiswarna, Rianto Setibudy, Frans D. Suyatna, Purwantyastuti, Nafrialdi. Edisi ke-4. Jakarta : Gaya Baru. Hal. 739-746.

Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Edisi ke-1. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 72-206.

Vegan Society. 2003. What every vegan should know about vitamin B12.

http://www.vegansociety.com/html/food/nutrition/b12/. 8 Desember 2005.

Wallach J. 2000. Interpretation of Diagnostic. 7th ed. Philadelphia: A Wolters Kluwer Company. P. 365-375.

Wells KR. 2005. Macrobiotic Diet.

http://www.findarticles.com/p/articles/mi_92603/is_0005/ai-2603000501#.

18 Desember 2005.

Williams SR. 1985. Nutrition and diet therapy. 5th ed. St. Louis: Times Mirror/Mosby Collage Publishing.

Whitney E., Rolfes SR. 2005. Understanding Nutrition. 10th ed. USA: Thomson Wadsworth. P. 208-213.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh UD Makmur Jaya dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Eric Tri Jatmika dan Rumanta, maka penulis membangun suatu

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan total perusahaan sampel sebanyak 15 dengan kriteria perusahaan manufaktur yang

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ambang pengendalian berdasarkan tangkapan ngengat menggunakan perangkap berferomon seks sebesar 4 ngengat/5

Berdasarkan pengertian istilah di atas, maka yang dimaksud dengan pengaruh media pembelajaran audio-visual terhadap minat belajar siswa dalam pembelajaran

rata bulanan salinitas perairan untuk ikan tongkol juga optimum bulan Juli, Agustus, September untuk gill net dan long line sepanjang tahun kecuali bulan Januari merupakan

Muara Sanding Kecamatan Margawati Kecamatan Paminggir Kecamatan Padahurip Banjarwangi Sukasenang Banyuresmi Sukaraja Banyuresmi Dangdeur Banyuresmi Karyamukti

Judul : Studi Komparasi tentang Prestasi Belajar Sub Bidang Studi Seni Rupa antara Murid SMA Negeri dengan Murid SMA Swasta di Kotamadya Sewmarang. Program : Dosen Muda Tahun :

Padasuka Cibatu Jayabakti Banjarwangi Purbajaya Peundeuy Cisangkal Cihurip Cikondang Cisompet Bojong Pameungpeuk Linggarjati Pamulihan Talagawangi Pakenjeng Gunamekar Bungbulang