• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh bauran pemasaran dan store atmopshere terhadap minat beli ulang konsumen (studi kasus pada konsumen Cafe 247 Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh bauran pemasaran dan store atmopshere terhadap minat beli ulang konsumen (studi kasus pada konsumen Cafe 247 Yogyakarta)."

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus pada Konsumen Cafe 247 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Afra Avelina Ulan

132214053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

Studi Kasus pada Konsumen Cafe 247 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Afra Avelina Ulan

132214053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut

dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan

keyakinan yang teguh. - Schopenhauer-

Rasa sakit membuat Anda berpikir. Pikiran membuat Anda bijaksana. Kebijaksanaan membuat kita bisa bertahan dalam

hidup.

-John Pattrick-

Skripsi ini kupersembakan kepada :

 Tuhan Yesus Kristus

(6)
(7)
(8)

vii

Kasus pada Konsumen Cafe 247 Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A., selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar dan penuh cinta mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

4. Ibu Maria Theresia Ernawati, S.E., M.A., selaku dosen pembimbing II, yang juga telah sabar dan selalu meluangkan waktu dalam mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih sempurna. 5. Bapak Harry selaku Manager Cafe 247 Yogyakarta yang mau

meluangkan waktu untuk diwawancara dan menerima penulis dengan baik untuk penelitian di Cafe 247 Yogyakarta.

6. Semua Karyawan Cafe 247 Yogyakarta yang telah dengan ramah membantu penulis menyebarkan kuesioner di Cafe 247 Yogyakarta. 7. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma.

8. Mamaku, Tiana Lahang S.Pd dan semua keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan serta doa untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik

9. Reza Yulio Kurniawan, seseorang yang spesial yang selalu memberikan kekuatan, memberikan semangat dan dukungan dari awal sampai akhir hingga proses penyusunan skripsi ini, yang selalu ada untuk penulis dalam keadaan apapun. Terima kasih untuk cinta, kesabaran, pengertian, perhatian dan segalanya.

10.Silpiter Sului, sahabat yang selalu mendukung dari jauh, yang selalu memberikan kata-kata motivasi dan selalu berusaha membangkitkan

mood selama penyusunan skripsi. Terima kasih banyak tidak pernah

lelah dan selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah penulis selama penyusunan skripsi.

(9)

viii

13.Teman Pekafeku, Antonia Neneng Sundari yang mau menemani untuk keluar sekedar mendengarkan curhat dan meringankan beban selama proses penyusunan skripsi ini.

14.Mardiana Neti yang telah menemani mencari tempat penelitian dan Dwi Setya Wati yang telah membantu dalam mengolah data. Terima kasih untuk kesediaan dan kesabaran dalam membantu penulis.

15.Mbak-Mbak yang menjadi inspirasiku, Mbak Yolan dan Mbak Dian. Terima kasih sudah menjadi insipirasiku supaya cepat menyelesaikan skripsi ini.

16.Untuk teman-teman Gang Surya 5A, dinar, hanim, ayu, rika, lia, renita, dan rosa makasih untuk kebersamaannya, makasih untuk semangat dan dukungannya.

17.Untuk Mbah Kos yang sudah mau menemani hari-hari penulis, yang selalu mendoakan, selalu memberikan semangat dan harapan-harapan yang membangkitkan semangat penulis.

18.Untuk Bapak kos dan Ibu kos, terima kasih banyak sudah memberikan nasehat-nasehat yang membuat penulis selalu semangat dalam menyusun skripsi ini.

19.Teman-teman Penyusunan Proposal yang sudah berdinamika bersama selama semester 7. Terima kasih sudah menjadi teman seperjuangan, tetap semangat buat kita semua .

20.Teman-teman Manajemen B yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih sudah berproses bersama dari semester 1 sampai semester 8 ini. Terima kasih untuk tidak lupa dengan satu sama lain, untuk waktu bersama dan dukuangannya.

21.Teman-Teman Angkatan 2013, terima kasih untuk kebersamaannya selama 4 tahun perkuliahan ini.

(10)
(11)

x

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

B. Penelitian Sebelumnya ... 35

C. Kerangka Konseptual ... 38

D. Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 43

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 43

D. Variabel Penelitian ... 43

E. Definisi Operasional Variabel ... 45

F. Populasi dan Sampel ... 47

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 47

H. Sumber Data ... 48

I. Teknik Pengumpulan data ... 48

J. Analisis Deskriptif ... 49

K. Teknik Pengujian Instrumen ... 50

L. Teknik Analisis Data ... 51

(12)

xi

C. Strategi Pemasaran ... 61

D. Produk ... 62

E. Struktur Organisasi cafe 247 ... 66

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Analisis Deskriptif ... 68

B. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 70

C. Uji Asumsi Klasik ... 73

D. Analisis Linier Berganda ... 76

E. Uji F ... 77

F. Uji t ... 78

G. Koefisien Determinasi ... 80

H. Pembahasan ... 81

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 85

C. Keterbatasan ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(13)

xii

Tabel. 5.2. Hasil Uji Validitas ... 70

Tabel. 5.3. Hasil Uji Reliabilitas ... 72

Tabel. 5.4. Hasil Pengukuran Uji Normalitas ... 73

Tabel. 5.5. Hasil Pengujian Uji Multikoliniearitas ... 75

Tabel. 5.6. Hasil Analisis Linier Berganda ... 76

Tabel. 5.7. Hasil Uji F ... 77

Tabel. 5.8. Hasil Uji t ... 78

(14)

xiii

Gambar. 2.3. Bauran Pemasaran ... 12

Gambar. 2.4. Faktor Eksternal dan Faktor Internal ... 15

Gambar. 2.5. Kerangka Konseptual Penelitian... 38

Gambar. 4.1. Menu Makanan di cafe 247 ... 64

Gambar. 4.2. Menu Minuman di cafe 247 ... 65

Gambar. 4.3. Struktur Organisasi Cafe 247... 66

Gambar. 5.1. Histogram Uji Normalitas... 73

Gambar. 5.2. Normal P-P Plot ... 74

(15)

xiv

Lampiran 3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 114 Lampiran 4 Analisis Linier Berganda, Hasil Uji Asumsi Klasik, Uji F,

(16)

xv

TERHADAP MINAT BELI ULANG KONSUMEN

Studi Kasus pada Konsumen Cafe 247 Yogyakarta

Afra Avelina Ulan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2017

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan tempat) dan store atmosphere secara simultan terhadap minat beli ulang konsumen Café 247. 2) Pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan tempat) terhadap minat beli ulang konsumen Café 247. 3) Pengaruh store atmosphere terhadap minat beli ulang konsumen Café 247. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan menggunakan metode pengambilan sampel Purporsive Sampling, dalam metode ini lebih jelasnya menggunakan Judgment Sampling. Uji validitas menggunakan korelasi Product

Moment dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda dan Koefisien Determinasi � . Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa : 1) Berdasarkan uji F menunjukkan produk, harga, promosi, tempat dan store atmosphere secara simultan berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Café 247. 2) Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa harga berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang konsumen Café 247, sedangkan produk, promosi, tempat dan store atmosphere secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang konsumen Café 247.

(17)

xvi

Afra AvelinaUlan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

This research aimed to know: 1) The influence of marketing mix (product, price, promotion, and place) and store atmosphere towards consumer’s repurchase intention

simultaneously of 247 Café’s consumer. 2) The influence of marketing mix (product,

price, promotion, and place) partially to consumer’s repurchase intention of 247 Café’s consumer. 3) The influence of store atmosphere to consumer’s repurchase intention of

247 Café’s consumer. The research was done by distributing questionnaire to 100 respondents that chosen using on Purposive Sampling method, specifically Judgment Sampling. The validity was examined by Product Moment correlation and the reliability

was examined by Cronbach’s Alpha. The data analysis technique in this research was

Descriptive Analysis, Classical Assumption Test, Multiple Regression Analysis and Coefficient of Determination (R2). The research found that: 1) Product, price,

promotion, place and store atmosphere simultaneously influenced consumer’s repurchase intention in 247 Cafe. 2) Price partially influenced consumer’s repurchase intention in 247 Café, while product, promotion, place, and store atmosphere did not partially influence consumer’s repurchase intention in 247 Café.

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis kuliner sangatlah ketat, setiap bisnis kuliner

berlomba-lomba untuk memberikan inovasi terbaru dari produk yang akan ditawarkan

kepada konsumen. Selain memikirkan bagaimana cara memberikan inovasi

produk yang dapat menarik minat beli konsumen, pembisnis kuliner juga

harus memikirkan keterjangkauan harga, bagaimana mempromosikan

produk, dan bagaimana cara penyampaian kepada konsumen serta dimana

lokasi yang strategis. Banyaknya pesaing membuat para pelaku bisnis kuliner

turut memikirkan konsep apa yang akan diberikan dalam membedakan

produknya dengan pesaing yang ada. Beberapa hal yang berperan dalam

memasarkan produk kepada konsumen dikenal saat ini dengan istilah bauran

pemasaran (marketing mix) yang di dalamnya ada produk (product), harga

(price), tempat (place), dan promosi (promotion). Bauran pemasaran inilah

yang membedakan antara para pembisnis kuliner yang satu dengan yang

lainnya. Saat ini banyak anak muda yang menyukai perbedaan, selain itu rasa

ingin tahu sangatlah besar. Dari menyukai perbedaan dan rasa ingin tahu

besar inilah para pembisnis kuliner mulai berpikir untuk membuat dan

membuka usaha kuliner yang berbeda dari yang lain dan patut untuk

dikunjungi oleh konsumen. Dengan harga terjangkau dan tempat yang

(19)

ada potongan-potongan terhadap produk tertentu yang dipesan dalam jumlah

tertentu.

Selain adanya bauran pemasaran ada juga yang kita kenal dengan istilah

store atmosphere yang juga turut menjadi sebuah pertimbangan yang harus

diperhatikan oleh pembisnis kuliner jika ingin membuka usaha kuliner. Store

atmosphere ini mencakup interior-interior di toko seperti lampu-lampu yang

dipasang, suasana yang dirasakan, musik yang diputar, pajangan toko yang

unik, tatanan kursi dan meja yang unik, aroma kas makanan yang disajikan,

pencahayaan, temperatur suhu didalam toko. Dengan adanya bauran

pemasaran dan store atmosphere yang dapat dikemas dengan baik oleh

pemilik toko maka dengan sendirinya akan menarik konsumen untuk datang

ke toko guna membeli dan bisa jadi di kemudian hari datang kembali untuk

membeli varian produk yang ditawarkan. Sulitnya membuat konsumen merasa

puas dengan produk yang ditawarkan menjadikan pembelian kembali yang

dilakukan konsumen sangat menguntungkan bagi toko.

Minat konsumen untuk datang kembali membeli varian produk yang lain

perlu di perhatikan, Kotler (Bowen dan Makens 1999:156) menyatakan minat

beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan didalam proses

evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk

yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat. Kotler dan Keller

(2003:181) lebih dalam menjelaskan bahwa minat beli konsumen adalah

sebuah perilaku memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam

(20)

produk. Kotler (1997:176) menyatakan bahwa minat beli ulang adalah salah

satu perilaku setelah pembelian yang sebelumnya didasari dengan kepuasan.

Jika konsumen merasa puas, untuk selanjutnya konsumen akan

memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan

berikutnya. Menurut Kotler (2007:145) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi minat beli ulang yaitu :

1. Faktor Psikologis yang dapat dipelajari dari beberapa teori, yaitu :

Teori stimulus merupakan respon dimana konsumen akan merasa puas

jika mendapatkan produk, merek, pelayanan yang menyenangkan.

Teori kognitif dimana keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh

memorinya terhadap sesuatu yang terjadi pada masa lampau, masa

sekarang dan masa yang akan datang. Teori Gestalt dan Teori

Lapangan dimana lingkungan merupakan kekuatan yang sangat

berpengaruh pada minat konsumen untuk mengadakan suatu

pembelian.

2. Faktor Pribadi dimana kepribadian konsumen akan mempengaruhi

persepsi dan pengambilan keputusan dalam membeli.

3. Faktor Sosial ini mencakup kelompok panutan yang dapat

didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi

sikap, pendapat, norma dan perilaku konsumen.

Cafe 247 merupakan sebuah tempat yang sudah familiar di

kalangan anak muda saat ini. Cafe 247 menyajikan kuliner hasil dari inovasi

(21)

memesan sajian seperti nasi goreng gila, magelangan, nasi curry dan masih

banyak lagi pilihan menu lainnya. Aneka minuman di cafe 247 ini pun tidak

kalah menarik, meskipun mengusung tema “burjo” tetapi aneka minumnya

sangat bervariasi seperti bluestar, kopi tubruk dan aneka minuman lainnya.

Selain itu ada juga menu ringan seperti roti bakar, kentang goreng, nugget

goreng, tempura dan kudapan lainnya. Melihat dari latar belakang yang ada

penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran dan Store Atmosphere terhadap Minat Beli Ulang Konsumen B. Rumusan Masalah

1. Apakah bauran pemasaran dan store atmosphere berpengaruh secara

simultan terhadap minat beli ulang konsumen ?

2. Apakah bauran pemasaran berpengaruh secara parsial terhadap minat beli

ulang konsumen ?

3. Apakah store atmosphere berpengaruh secara parsial terhadap minat beli

ulang konsumen.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi masalah

yang akan diteliti yaitu :

1. Variabel yang mempengaruhi minat beli ulang yaitu produk, harga,

tempat/distribusi, promosi dan store atmosphere.

2. Pengunjung yang sudah pernah datang minimal 3 kali ke Cafe 247.

(22)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah bauran pemasaran dan store atmosphere

berpengaruh secara simultan terhadap minat beli ulang konsumen.

2. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap minat beli ulang

konsumen.

3. Untuk mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap minat beli ulang

konsumen.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis terbantu dalam mencari jawaban

pengaruh bauran pemasaran dan store atmosphere apakah berpengaruh

terhadap minat beli ulang konsumen atau tidak. Dengan penelitian ini juga

penulis bertambah pengetahuan dan wawasan akan pentingnya mengemas

bauran pemasaran dan juga store atmosphere dalam sebuah usaha. Selain

itu manfaat penelitian ini bagi penulis juga sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar SE.

2. Bagi pemilik usaha

Dengan adanya penelitian ini pemilik toko/tempat usaha ini dapat

mengembangkan lagi bauran pemasaran yang sudah diterapkan dalam

usahanya dan juga dapat memperbaiki store atmosphere yang masih

(23)

3. Bagi Universitas

Hasil dari penelitian ini berupa laporan dapat disimpan dan dijadikan

referensi untuk adik-adik tingkatan yang akan menyusun proposal

nantinya.

4. Bagi pihak lainnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan acuan dalam melakukan penelitian

selanjutnya, selain itu penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi jika

(24)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler (dalam Laksana 2008:4) pasar adalah

sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah

produk atau sekelompok produk tertentu (pasar perumahan atau bahan

makanan). Sementara Pemasaran (marketing) sendiri menurut Kotler

(dalam Laksana 2008:4) yaitu suatu proses sosial yang didalamnya

individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran yaitu

segala kegiatan yang menawarkan suatu produk untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen (Laksana 2008:4). Sedangkan

pengertian manajemen pemasaran (marketing management) menurut

Kotler (dalam Laksana 2008:4) adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran

gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Manajemen pemasaran yaitu pertukaran produk yang dilakukan

melalui aktifitas dari bauran pemasaran, yaitu Product, Price, Promotion,

dan Place (Laksana 2008:5). Terdapat pula proses manajemen pemasaran

(25)

sasaran, (3) perencanaan strategi pemasaran, (4) perencanaan program

pemasaran, (5) pengorganisasian dan pelaksanaan pemasaran, (6)

pengendalian usaha pemasaran (Laksana 2008:18-19).

Gambar. 2.1. Proses Manajemen Pemasaran

(Laksana 2008:19)

2. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi

dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha 2002:17).

Sementara menurut Philip Kotler (dalam Usmara 2008:17-19) ada 4

konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu

organisasi yaitu :

a. Konsep Produksi

Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai

(26)

manajer dalam organisasi yang berorientasi pada produksi

memusatkan upayanya untuk mencapai efisiensi produksi yang

tinggi dan liputan distribusi yang luas.

b. Konsep Produk

Konsep produk menjelaskan bahwa konsumen akan menyukai

produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang

terbaik. Para manajer dalam organisasi yang berorientasi pada

produk ini memusatkan usaha untuk menghasilkan produk yang

baik dan terus menerus menyempurnakannya.

c. Konsep Penjualan

Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen jangan

dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya

penjualan dan promosi yang agresif.

d. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai

tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan

keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang

diharapkan secara lebih efektif dan efesien dibandingkan para

pesaing.

Menurut Usmara (2008:19) Konsep pemasaran bersandar pada

(27)

1) Fokus Pasar

Perusahaan akan berhasil baik jika mereka menetapkan batas

pasarnya secara cermat. Perusahaan akan berhasil baik

bilamana mereka mempersiapkan program pemasaran yang

sesuai untuk masing-masing pasar sasaran.

2) Orientasi kepada Pelanggan

Pemikiran yang berorientasi pelanggan mengharuskan

perusahaan untuk secara cermat menentukan kebutuhan

pelanggan dari sudut pandang pelanggan bukan dari sudut

pandangnya sendiri.

3) Pemasaran yang terkoordinasi, yang bermakna dua hal :

a) Berbagai fungsi pemasaran-armada penjualan,

periklanan, riset pemasaran dan lain-lain harus

terkoordinasi.

b) Pemasaran harus terkoordinasi secara baik dengan

bagian-bagian lain perusahaan. Pemasaran akan berhasil

bila seluruh karyawan menyadari bagaimana dampak

terhadap kepuasan pelanggan

4) Kemampuan laba

Untuk perusahaan swasta tujuan utama adalah laba, bagi

organisasi nirlaba atau organisasi masyarakat tujuannya

adalah mempertahankan dan menarik cukup dana guna

(28)

dengan memuaskan kebutuhan pelanggan lebih baik

daripada yang dapat dilakukan pesaing. Sindoro (1997)

menyatakan bahwa ada 5 Konsep pemasaran dimana yang

ke-empatnya seperti yang sudah dijelaskan dan yang ke-lima

yaitu :

e. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial

Konsep pemasaran berwawasan sosial menyatakan bahwa

organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat

pasar sasaran. Kemudian organisasi itu harus memberikan nilai

yang unggul kepada pelanggan dengan cara yang bersifat

memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan

masyarakat. Disini dapat dilihat pada gambar bahwa ada tiga

perbandingan yang mendasari konsep pemasaran berwawasan

sosial.

Gambar. 2.2. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (Sindoro 1997) Masyarakat

(Kesejahteraan Manusia)

Konsep Pemasaran Sosial

Konsumen (Pemuasan Keinginan)

(29)

3. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran ialah sarana pemasaran taktis meliputi

produk, harga, tempat, dan promosi yang digabungkan untuk mendapat

respon yang diinginkan dari pasar sasaran (Machfoedz 2010:61).

Kotler (2000:18) mendefinisikan bauran pemasaran adalah seperangkat

alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan

pemasaran di dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan

variabel-variabel terkendali yang dapat digunakan perusahaan untuk

mempengaruhi konsumen dari segmen pasar tertentu yang dituju

perusahaan. Mc Carthy (Kotler, 2000:18) mempopulerkan sebuah

klasifikasi empat unsur dari alat-alat bauran pemasaran yang dikenal

dengan empat P (four P) yaitu produk (product), harga (price),

tempat/distribusi (place), promosi (promotion) (

www.kajianpustaka.com)

(30)

a. Produk

Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan

kepada pembeli yang berlaku sebagai konsumen. Untuk

mendapatkan produk yang kita butuhkan maka kita harus

mengorbankan sejumlah uang yang kita miliki. Setiap produk

memiliki harganya masing-masing dan juga setiap produk

memiliki kualitas yang berbeda. Produk merupakan salah satu

pendukung bagi pelaku bisnis, karena produk inilah yang akan

menjadi pembeda dengan usaha yang lainnya. Produk

diciptakan guna memenuhi kebutuhan setiap konsumennya.

Seperti yang telah penulis jelaskan bahwa produk ini bisa

berupa barang atau jasa, maka penawaran yang dilakukanpun

berbeda-beda dari yang produk barang dan produk jasa. Produk

adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi

sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler

dan Armstrong 1997:9). Produk adalah segala sesuatu baik

yang bersifat fisik maupun non fisik yang dapat ditawarkan

kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhannya (Laksana 2008:67).

(31)

1) Goods : Barang - barang fisik

2) Services : Jasa / Pelayanan yang bersifat non fisik, yang

menyertai atau tidak menyertai produk barang fisik.

3) Experiences : Pengalaman atau kegiatan seseorang yang

dapat dinikmati oleh orang lain.

4) Events : Kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh

orang banyak.

5) Persons : Keahlian atau ketenaran seseorang.

6) Places : Tempat atau kota yang memiliki keunggulan,

keunikan (sejarah), atau keindahan.

7) Properties : Hak kepemilikan bisa berupa benda nyata (real estate) atau finansial (saham atau obligasi).

8) Organizations : Lembaga atau wadah yang dapat

memberikan citra atau nilai jual dari suatu produk.

9) Information : Informasi yang dapat diproduksi dan

dipasarkan (sekolah dan surat kabar).

10)Ideas : Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati

oleh konsumen.

b. Harga

Harga didefinisikan oleh william J. Stanto

terjemahan Y.Yamanto (Dalam Laksana 2008:105) adalah

jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang

(32)

produk dan pelayanan yang menyertainya. Sementara menurut

E.Jerome MC.Carthy terjemahan Gunawan H. (1985:414 /

Dalam Laksana 2008:105) harga adalah “ apa yang dibebankan

untuk sesuatu. Setiap transaksi dagang dapat dianggap sebagai

suatu pertukaran uang, uang adalah harga untuk sesuatu”.

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang

mendatangkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan,

sementara ketiga unsur lainnya (produk, tempat/distribusi,

promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Tujuan

penetapan harga menurut Kotler (Laksana 2008:105-106) ada

enam yaitu : bertahan hidup, maksimalisasi laba jangka pendek,

memaksimumkan pendapatan jangka pendek, pertumbuhan

penjualan maksimum, menyaring pasar secara maksimum, dan

unggul dalam suatu produk.

Penetapan harga dipengaruhi oleh faktor Eksternal dan Faktor

Internal (Machfoedz 2010:64-65), dimana dapat digambarkan

sebagai berikut :

v

(33)

Seperti yang dikutip Philip Kotler 1992:126 (Laksana 2008:108)

bahwa ada 9 faktor yang turut mempengaruhi kepekaan pembeli

terhadap harga antara lain :

1) Pengaruh Keunikan, semakin unik sebuah produk, semakin

berkuranglah kepekaan pembeli terhadap harga.

2) Pengaruh kesadaran adanya pengganti, semakin rendah kesadaran

pembeli tentang adanya pengganti, semakin berkuranglah

kepekaan mereka terhadap harga.

3) Pengaruh sulitnya membandingkan, semakin sulit pembeli

membandingkan mutu produk-produk pengganti, semakin

kuranglah kepekaan mereka terhadapa harga.

4) Pengaruh jumlah total pengeluaran, semakin rendah jumlah total

pengeluaran untuk membeli sebuah produk dalam rasio terhadap

penghasilan pembeli, semakin berkuranglah kepekaan pembeli

terhadap harga.

5) Pengaruh manfaat akhir, semakin rendah pengeluaran di

bandingkan dengan biaya total produk akhir, semakin

berkuranglah kepekaan pembeli terhadap harga.

6) Pengaruh biaya bersama, jika sebagian biaya untuk membeli

sebuah produk ditanggung oleh pihak lain, kepekaan pembelian

(34)

7) Pengaruh investasi tergabung, kepekan pembeli terhadap harga

berkurang bila produk tadi digunakan dalam hubungannya dengan

aktiva yang telah ditanamkan sebelumnya.

8) Pengaruh mutu harga, kepekaan pembeli terhadap harga berkurang

jika produk dianggap lebih bermutu, lebih bergengsi dan lebih

eksklusif.

9) Pengaruh sediaan, kepekaan pembeli terhadap harga berkurang

jika mereka tidak dapat menyimpan produk tersebut.

Laksana (2008:114-115) juga menjelaskan tujuan penetapan harga

antara lain :

1) Profit maximalization pricing (maksimalisasi keuntungan), yaitu

untuk mencapai maksimalisasi keuntungan.

2) Market share Pricing (penetapan harga untuk merebut pangsa pasar),

dengan harga yang rendah maka pasar akan dikuasai dengan syarat :

a) Pasar cukup sensitif terhadap harga

b) Biaya produksi dan distribusi turun jika produksi naik

c) Harga turun, pesaingan sedikit.

3) Market Skimming pricing, jika ada sekelompok pembeli yang

bersedia membayar dengan harga yang tinggi terhadap produk yang

ditawarkan maka perusahaan akan menetapkan harga yang tinggi

walaupun kemudian harga tersebut akan turun (memerah pasar)

(35)

a) Pembeli cukup

b) Perubahan biaya distribusi lebih kecil dari perubahan pendapatan

c) Harga naik tidak begitu berbahaya terhadap pesaing

d) Harga naik menimbulkan kesan produk yang superior.

4) Current Revenue Pricing (penetapan laba untuk pendapatan

maksimal), penetapan harga yang tinggi untuk memperoleh revenue

yang cukup agar uang kas cepat kembali.

5) Target Profit Pricing (penetapan harga untuk sasaran), harga

berdasarkan target penjualan dalam periode tertentu.

6) Promotional Pricing (penetapan harga untuk promosi), penetapan

harga untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong

penjualan produk-produk lain. Ada dua macam penetapan harga

untuk promosi, yaitu :

a) Loss leader pricing, penetapan harga untuk suatu produk agar

pasar mendorong penjualan produk yang lainnya.

b) Prestice pricing, penetapan harga yang tinggi untuk suatu produk

guna meningkatkan image tentang kualitas.

c. Promosi

Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan

pembeli yang berasal dari informasi yang tepat yang bertujuan

untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya

tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli

(36)

Dalam penjelasan lain (Tjiptono 2008:219) promosi merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program

pemasaran. Lebih lanjut dijelaskan pada hakikatnya promosi

adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang dimaksud

dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang

berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,

dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan

produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada

produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

1) Tujuan Promosi

Tujuan utama dari promosi (Tjiptono 2008:221) adalah

menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta

mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan

bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi

dijabarkan sebagai berikut :

a) Menginformasikan (informing), dapat berupa :

(1) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu

produk baru

(2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu

produk

(3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar

(4) Menjelaskan cara kerja suatu produk

(37)

(6) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli

(7) Membangun citra perusahaan

b) Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk :

(1) Membentuk pilihan merek

(2) Mengalihkan pilihan ke merek tertentu

(3) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk

(4) Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga

(5) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga

c) Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas :

(1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang

bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat

(2) Mengingingatkan pembeli akan tempat-tempat yang

menjual produk perusahaan

(3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada

kampanye iklan

(4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada

produk perusahaan.

d. Tempat/Distribusi

Place atau tempat merupakan gabungan antara lokasi

dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini

berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian kepada para

konsumen dan dimana lokasi yang strategis.Dalam penyaluran

(38)

sangat berpengaruh terhadapnya, yaitu kegiatan pemilihan

saluran distribusi yang tepat untuk menyampaikan barang dari

produsen ke konsumen. Banyak perusahaan yang menggunakan

saluran distribusi yang tidak tepat hal ini menyebapkan produk

yang dihasilkan perusahaan tidak menjangkau konsumen yang

menjadi sasaran (www.kajianpustaka.com).

1) Faktor-faktor penentu tempat

Dalam strategi pemasaran, adanya pemilihan lokasi usaha

yang strategis menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

kesuksesan pemasaran dari sebuah usaha. Semakin strategis

lokasi usaha yang dipilih, semakin tinggi pula tingkat

penjualan dan berpengaruh terhadap kesuksesan sebuah

usaha. Begitu juga sebaliknya, jika lokasi usaha yang dipilih

tidak strategis maka penjualan pun juga tidak akan terlalu

bagus. Untuk itu sebelum pengusaha memulai sebuah usaha,

pilih terlebih dahulu tempat usaha yang paling tepat untuk

pemasaran usaha tersebut. Lakukan riset dan bandingkan

beberapa pilihan tempat sebelum akhirnya pengusaha

menentukan lokasi yang paling strategis bagi usahanya.

Berikut beberapa faktor yang sebaiknya pengusaha

perhatikan, sebagai bahan pertimbangan strategi memilih

(39)

a) Tingkat kepadatan penduduk sekitar lokasi

Usahakan memilih lokasi usaha yang memiliki kepadatan

penduduk cukup tinggi. Semakin tinggi kepadatan penduduk

di suatu lokasi, maka semakin besar pula potensi pasar

sebuah usaha. Coba saja bandingkan pendapatan usaha yang

lokasinya di daerah pedesaan dengan usaha yang berada di

daerah perkotaan, omset yang diperoleh akan sangat jauh

berbeda.

b) Besar pendapatan masyarakat sekitar lokasi.

Besar pendapatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi juga

mampu mempengaruhi usaha yang akan dibangun. Sebab,

tingkat pendapatan masyarakat juga akan berpengaruh

terhadap daya beli konsumen. Jika ingin menjalankan usaha

dengan produk yang harganya sedikit tinggi, sebaiknya pilih

lokasi yang daya belinya cukup tinggi (misal di kota-kota

besar). Sedangkan bila ingin menawarkan produk dengan

harga yang relatif murah, tidak akan masalah jika memilih

lokasi usaha yang daya beli masyarakatnya kurang. Karena

konsumen di daerah tersebut lebih mementingkan harga

murah, dibandingkan memperhatikan kualitas produk yang

(40)

c) Memperhatikan tingkat keramaian lalu lintas.

Perhatikan lalu lintas yang ada di lokasi usaha yang akan

dibangun, karena hal ini juga mempengaruhi jenis usaha

yang cocok di daerah tersebut. Untuk lokasi yang banyak

dilalui kendaraan bermotor , bisa mencoba usaha bengkel

yang lebih dibutuhkan. Sesuaikan jenis usaha dengan para

konsumen yang lalu lalang di lokasi tersebut.

d) Banyaknya usaha yang mendukung lokasi tersebut.

Semakin banyak usaha yang ada di sekitar lokasi, maka

konsumen yang datang ke lokasi tersebut juga semakin

ramai. Karena di lokasi tersebut terdapat berbagai macam

usaha yang menyediakan produk yang berbeda pula,

sehingga para konsumen lebih tertarik datang ke lokasi yang

terdapat berbagai macam usaha. Misalnya saja lokasi pasar

dan mall yang selalu ramai pengunjung.

e) Sesuaikan dana dengan lokasi usaha yang akan dipilih.

Biasanya lokasi usaha yang ada di keramaian seperti mall,

atau di pinggir jalan yang strategis harga sewanya lebih

mahal dibandingkan lokasi usaha yang kurang strategis.

Untuk itu sesuaikan dana yang Anda miliki, dengan lokasi

usaha yang di pilih. Jangan memilih lokasi yang harga

(41)

f) Pilih lokasi usaha yang tingkat kompetisinya rendah.

Jika di lokasi tersebut sudah banyak usaha yang sejenis

dengan usaha Anda, sebaiknya lokasi ini dihindari. Namun

jika Anda yakin karena posisinya yang sangat strategis,

Anda harus siap bersaing dengan menciptakan inovasi baru

yang dapat membedakan usaha Anda dengan usaha lain yang

sejenis.

g) Perhatikan pula akses menuju lokasi usaha.

Usahakan pilih lokasi yang mudah di akses oleh para

konsumen. Jika memungkinkan, pilih lokasi usaha yang

dilalui transportasi umum. Agar konsumen yang tidak

memiliki kendaraan pribadi juga bisa menjangkau lokasi

usaha Anda.

h) Tingkat keamanan yang mendukung.

Lokasi usaha yang aman juga menambah kenyamanan para

konsumen. Mereka tidak akan ragu meninggalkan kendaraan

mereka di tempat parkir, dan bisa menikmati pelayanan usaha

Anda dengan merasa nyaman. Dengan lingkungan yang aman,

Anda bisa mengurangi resiko pencurian maupun perusakan

yang bisa terjadi pada usaha yang ada di lokasi kurang aman.

i) Perhatikan kebersihan lokasi usaha.

Konsumen tidak akan mengunjungi sebuah toko, warung

(42)

kumuh. Mereka akan merasa ragu untuk membeli produk

Anda. Untuk itu jaga kebersihan lingkungan sekitar Anda,

agar konsumen merasa nyaman berkunjung ke lokasi usaha

Anda.

4. Store Atmosphere

Menururt Kotler (2005) store atmosphere (suasana

toko) adalah suasana terencana yang sesuai dengan pasar

sasarannya dan dapat menarik konsumen untuk membeli. Dari

adanya pernyataan ini bisa dikatakan bahwa aspek store

atmosphere ini adalah salah satu hal yang berperan penting

dalam menarik konsumen. Pendapat lain dari Sutisna dan

Pawitra (2001) mengatakan store atmosphere adalah status

afeksi dan kognisi yang dipahami konsumen dalam suatu toko,

walau mungkin tidak sepenuhnya disadari pada saat berbelanja.

Dalam artian yang lebih spesifik disebutkan oleh Peter dan

Olson (1999) yang tersedianya pengaturan udara (AC), tata

ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet,

warna karpet, bahan-bahan rak penyimpan barang, bentuk rak

dan lain-lain.

a. Elemen-elemen Store Atmosphere

Elemen-elemen store atmosphere menurut Berman & Evans

(43)

1) Exterior (Bagian Luar Toko) mempunyai pengaruh yang

kuat pada citra toko tersebut, sehingga harus

direncanakan dengan sebaik mungkin. Kombinasi dari

exterior ini dapat membuat bagian luar toko menjadi

terlihat unik, menarik, menonjol dan mengundang orang

untuk masuk ke dalam toko. Exterior terdiri dari:

a) Storefront (Bagian Depan Toko) Bagian depan toko

meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan

konstruksi bangunan. Storefront harus mencerminkan

keunikan, kemantapan, kekokohan atau hal-hal lain

yang sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya

konsumen yang sering menilai toko dari penampilan

luarnya sehingga merupakan faktor penting untuk

mempengaruhi konsumen mengunjungi toko.

b) Marquee (Papan Nama Toko) adalah suatu tanda

yang digunakan untuk memajang nama atau logo

suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik

pewarnaan, penulisan huruf, atau penggunaan lampu

neon. Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja,

atau dikombinasikan dengan slogan dan informasi

lainnya. Supaya efektif, marquee harus diletakan di

luar, terlihat berbeda, dan lebih menarik atau

(44)

c) Display Windows (Tampilan Pajangan) tujuan dari display window adalah untuk mengidentifikasikan

suatu toko dengan memajang barang-barang yang

mencerminkan keunikan toko tersebut sehingga dapat

menarik konsumen masuk. Dalam membuat jendela

pajangan yang baik harus dipertimbangkan ukuran

jendela, jumlah barang yang dipajang, warna, bentuk,

dan frekuensi penggantiannya.

d) Parking Facilities (Fasilitas Tempat Parkir) yang

luas, gratis, dekat dengan toko akan menciptakan

citra positif dibandingkan dengan parkir yang langka,

mahal dan jauh.

2) General Interior (Interior Umum) terdiri dari:

a) Colour and Lighting (Warna dan Pencahayaan)

Pencahayaan yang terang, warna-warna cerah

berkontribusi pada suasana yang berbeda daripada

cahaya pastel atau dinding putih polos.

Kadang-kadang ketika warna berubah, pelanggan mungkin

awalnya tidak nyaman sampai mereka terbiasa

dengan skema yang baru.

b) Scent and Sound (Aroma dan Musik) Aroma dan

(45)

c) Store Personnel (Karyawan Toko) Karyawan yang

sopan, rapih, berpengetahuan dapat membuat

atmosphere yang positif.

d) Cleanliness (Kebersihan) Kebersihan dapat menjadi

pertimbangan utama bagi konsumen untuk berbelanja

di toko tersebut. Pengelola toko harus mempunyai

rencana yang baik dalam pemeliharaan kebersihan

toko.

3) Store Layout (Tata Letak Toko) Merupakan rencana

untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari

peralatan, barang dagangan, gang-gang dalam toko serta

fasilitas toko. Dalam merancang store layout perlu

diperhatikan hal-hal berikut:

a) Allocation of Floor Space (Alokasi Ruang Lantai) (1) Selling Space digunakan untuk memajang barang,

berinteraksi antara konsumen dan karyawan toko,

demonstrasi, dan lainnya.

(2) Personnel Space ruangan yang disediakan untuk

karyawan berganti pakaian, makan siang dan coffee

(46)

5. Minat Beli Ulang

a. Definisi Minat Beli

Kotler,2007 (dalam Sudrajad, 2014:16) menyatakan minat

beli adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen

mempunyai keinginan untuk membeli atau memilih suatu

produk berdasarkan pengalaman dalam memilih,

menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan

menginginkan suatu produk. Menurut Shah, et al.,2011

(dalam Purba 2015:18) minat beli merupakan keinginan

konsumen untuk melakukan pembelian di masa mendatang.

Minat beli konsumen dapat berubah sesuai dengan stimulus

yang diberikan. Minat beli konsumen dipengaruhi oleh

faktor internal dan eksternal. Faktor yang berhubungan

dengan perasaan dan emosi yang dimiliki konsumen

merupakan faktor internal. Minat beli juga dipengaruhi oleh

faktor eksternal seperti pemasaran maupun lingkungan.

Stimulus yang diperoleh konsumen kemudian akan diproses

dan dipertimbangkan konsumen sesuai dengan kebutuhan

pribadinya. Konsumen kemungkinan besar akan memiliki

minat membeli ketika stimulus dari luar sesuai keinginan

konsumen tersebut. Menurut Kotler (dalam Bowen dan

Makens 1999:156) minat beli timbul setelah adanya proses

(47)

akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk

yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.

Super dan Crites (Lidyawatie 1998) menjelaskan bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi minat beli, yaitu :

1) Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan

pekerjaan seseorang, dapat diperkirakan minat terhadap

suatu produk pun berbeda.

2) Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang

mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah

mencapai apa yang diinginkannya daripada yang

mempunyai sosial ekonomi rendah.

3) Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya seseorang yang

memiliki hobi berenang tentu berbeda minat belinya

dengan seseorang yang hobi memasak.

4) Perbedaan jenis kelamin, artinya minat beli wanita akan

berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

5) Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa

dan orang tua akan berbeda minatnya terhadap suatu

barang.

b. Definisi Minat Beli Ulang

Minat beli ulang menurut Peter/Olsen 2002 (dalam jurnal

sdm.blog.spot.com) adalah kegiatan pembelian yang

(48)

yang diperoleh seorang konsumen, dapat mendorong ia

melakukan pembelian ulang (repeat purchase), menjadi

loyal terhadap produk tersebut ataupun loyal terhadap toko

tempat dia membeli barang tersebut sehingga konsumen

dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain.

Menurut Schiffman & Kanuk, 2000 (dalam jurnal

sdm.blog.spot.com) perilaku beli ulang sangat berhubungan

dengan konsep dari brand loyality, dimana kebanyakan

perusahaan mendukung karena hal ini memiliki kontribusi

yang besar untuk kestabilan yang baik di dalam marketplace.

Zeithalm et al, 1996 (dalam jurnal sdm.blog.spot.com)

menekankan pentingnya mengukur minat beli ulang (future

intention) pelanggan untuk mengetahui keinginan pelanggan

yang tetap setia atau meninggalkan suatu barang atau jasa.

Menurut Kotler (2007:145), ada beberapa faktor utama yang

mempengaruhi minat beli ulang, yaitu:

1) Faktor Psikologis

Faktor psikologis meliputi pengalaman belajar individu

tentang kejadian di masa lalu, serta pengaruh sikap dan

keyakinan individu. Pengalaman belajar dapat

didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku akibat

pengalaman sebelumnya. Timbulnya minat konsumen

(49)

oleh pengalaman belajar individu dan pengalaman belajar

konsumen yang akan menentukan tindakan dan

pengambilan keputusan membeli. Hal ini dapat dipelajari

dari beberapa teori berkut ini:

a) Teori Stimulus Respon

Berdasarkan teori stimulus respon dari B.F

Skinner, dapat disimpulkan bahwa konsumen akan

merasa puas jika mendapatkan produk, merek,

pelayanan yang menyenangkan. Dan sebaliknya jika

produk, merek dan layanan diperoleh konsumen

dengan tidak menyenangkan, akan menjadikan

konsumen merasa tidak puas.

b) Teori Kognitif

Berdasarkan teori kognitif dari Heider & Festinger,

perilaku kebiasaan merupakan akibat dari proses

berpikir dan orientasi dalam mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan teori ini dapat disimpulkan bahwa

keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh

memorinya terhadap sesuatu yang terjadi pada masa

lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.

c) Teori Gestalt dan Teori Lapangan

Berdasarkan teori Gestalt dan teori Lapangan, dapat

(50)

kekuatan yang sangat berpengaruh pada minat

konsumen untuk mengadakan suatu pembelian.

Penggunan objek secara keseluruhan akan lebih baik

daripada hanya bagian- bagiannya saja. Misalnya,

melayani pembeli secara “sempurna”, dari awal

konsumen masuk pada suatu rumah makan sampai

pada saat ia meninggalkan rumah makan tersebut,

akan meninggalkan penilaian positif dimata

konsumen. Dalam hubungan dengan minat beli ulang,

sikap dan keyakinan individu akan pelayanan

sebelumnya sangat berpengaruh dalam menentukan

apakah individu tersebut suka dengan apa yang

ditampilkan sebelumnya, atau sebaliknya individu

memilih untuk mencari tempat makan lain yang dapat

memenuhi seleranya.

2) Faktor Pribadi

Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi

dan pengambilan keputusan dalam membeli. Oleh karena

itu, peranan pramuniaga toko penting dalam memberikan

pelayanan yang baik kepada konsumen. Faktor pribadi ini

termasuk di dalamnya konsep diri. Konsep diri dapat

didefinisikan sebagai cara kita melihat diri sendiri dan

(51)

yang kita pikirkan. Dalam hubungan dengan minat beli

ulang, produsen perlu menciptakan situasi yang

diharapkan konsumen. Begitu pula menyediakan dan

melayani konsumen dengan produk dan merek yang

sesuai dengan yang diharapkan konsumen.

3) Faktor Sosial

Faktor sosial mencakup faktor kelompok anutan (small

reference group). Kelompok anutan didefinisikan sebagai

suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap,

pendapat, norma dan perilaku konsumen. Kelompok

anutan ini merupakan kumpulan keluarga, kelompok atau

orang tertentu. Dalam menganalisis minat beli ulang,

faktor keluarga berperan sebagai pengambil keputusan,

pengambil inisiatif, pemberi pengaruh dalam keputusan

pembelian, penentu apa yang dibeli, siapa yang

melakukan pembelian dan siapa yang menjadi

pengguna. Menurut Kotler (2007:158) “anggota

keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling

berpengaruh”. Pengaruh kelompok acuan terhadap minat

beli ulang antara lain dalam menentukan produk dan

merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi

(52)

kelompok anutan sangat tergantung pada kualitas

produksi dan informasi yang tersedia pada konsumen.

Menurut Ferdinand, 2006 (dalam purba, 2015:19) minat beli

ulang bisa diidentifikasi oleh beberapa indikator, yaitu:

1) Minat referensial, merupakan minat seorang konsumen

untuk mereferensikan sebuah produk berdasarkan

pengalaman yang dimilikinya kepada konsumen lain agar

konsumen tersebut ikut membeli.

2) Minat Eksploratif, yaitu minat seorang konsumen mencari

segala informasi yang berhubungan dengan produk yang

diinginkannya.

3) Minat Preferensial, yaitu minat menggambarkan perilaku

seorang konsumen yang menjadikan produk tersebut

sebagai preferensi utama dibandingkan dengan produk -

produk lain di pasaran.

B. Penelitian-penelitian Sebelumnya

Untuk penelitian-penelitian sebelumnya untuk bahasan ini sudah ada

yang melakukan penelitian hanya saja disini penulis mendapatkan penelitian

yang terpisah variabelnya dari penelitian-penelitian yang ada yaitu :

1. Pengaruh Store Atmosphere dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Beli

Ulang ( Studi Kasus pada Klinik Kopi Yogyakarta )

Penulis : Adhityo Prabowo, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

(53)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh store atmosphere dan

kualitas pelayanan terhadap minat beli ulang konsumen Klinik Kopi.

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang sedang atau pernah

berkunjung ke Klinik Kopi dengan sampel sebanyak 100 responden.

Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling yang

digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan

wawancara dan pengisian kuesioner. Analisis data menggunakan teknik

regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa store

atmosphere dan kualitas pelayanan berpengaruh secara parsial maupun

bersama-sama terhadapa minat beli ulang.

2. Pengaruh Bauran Pemasaran dan Faktor Demografis Konsumen pada

Keputusan Pembelian Produk Mie Instan Merek Sedaap

Penulis : Adventius Bintang, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Tujuan penelitian ini yaitu utuk mengetahui : 1.) Pengaruh bauran

pemasaran yaitu produk, harga, promosi dan distribusi pada keputusan

pembelian produk mie instan merek sedaap. 2.) Pengaruh perbedaan jenis

kelamin dan perbedaan tingkat penghasilan pada keputusan pembelian

produk mie instan merek sedaap. Penelitian ini dilakukan dengan

menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dengan menggunakan

metode pengambilan sampel Purposive Convinience Sampling. Uji

validitas menggunakan korelasi Product-Moment (pearson) dan uji

(54)

digunakan dalam penelitian ini adalah Analisisi Regresi Linier Berganda,

Uji Asumsi Klasik dan Koefisien Determinasi (� ). Berdasarkan hasil

analisis data dapat diketahui bahwa : 1.) Pengujian menggunakan uji F

menunjukkan bahwa secara simultan variabel bauran pemasaran yaitu

produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh positif pada keputusan

pembelian produk mie instan merek sedaap. 2.) Pengujian secara parsial

dengan menggunakan uji t menunjukkan bahwa produk, harga, promosi dan

distrubusi berpengaruh positif pada keputusan pembelian produk mie instan

merek sedaap. 3.) pengujian menggunakan uji Beda Anova menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan keputusan pembelian pada produk mie instan

merek sedaap berdasarkan jenis kelamin dan tingkat penghasilan

(55)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka di atas mengenai bauran pemasaran dan

store atmosphere, maka kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut :

Keterangan :

Parsial Simultan

Gambar. 2.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Harga (X2)

Produk (X1)

Tempat (X3)

Promosi (X4)

Store

Atmosphere(X5)

(56)

D. Hipotesis

1. Produk, Harga, Tempat, Promosi dan Store Atmosphere

Bisnis yang bergerak dalam bidang kuliner harus memperhatikan

produk, harga, tempat, promosi dan store atmosphere yang akan

ditawarkan kepada konsumen. Produk yang memiliki kekhasan

tersendiri tentu akan memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen. Di

dunia bisnis kuliner banyak produk yang ditawarkan dengan varian

yang berbeda-beda, ini tentu dilakukan untuk dapat menarik

konsumen. Selain produk ada juga harga yang ikut menentukan

ketertarikan konsumen terhadap suatu bisnis kuliner, dengan produk

dan harga yang terjangkau pastinya akan membuat konsumen semakin

tertarik untuk mendatangi kuliner ini. Tempat dan promosi tidak kalah

pentingnya dengan kedua aspek yang sudah dibahas, tempat dan

promosi merupakan aspek pendukung lainnya yang dapat

meningkatkan ketertarikan konsumen terhadap bisnis kuliner yang

sangat ketat persaingannya. Terakhir yang tidak kalah pentingnya

adalah store atmosphere, bila didesain dan dapat dipadukan dengan

baik tentu ini akan memberikan nilai tambah tersendiri.

H1 : harga, produk, tempat, promosi dan store atmosphere

(57)

2. Harga

Dalam bisnis kuliner harga yang terjangkau merupakan salah satu

aspek penting yang harus diperhatikan. Dengan harga yang

terjangkau konsumen akan senang untuk datang dan tidak menutup

kemungkinan konsumen akan melakukan pembelian kembali. Bisnis

kuliner sudah sangat banyak saat ini, tetapi tidak semua terlihat

ramai pengujung. Ini bisa jadi harga yang ditawarkan disana tidak

terjangkau oleh konsumen sehingga konsumen lebih memilih

mendatangi tempat kuliner lainnya.

H2 : Harga berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang

konsumen

3. Produk

Bisnis kuliner saat ini sangat banyak kita jumpai, sering kita lihat

ada bisnis kuliner yang dibangun bersebelahan. Ini menunjukkan

ketatnya persaingan yang ada, dengan ketatnya persaingan ini para

pelaku bisnis kuliner harus pandai membuat suatu inovasi produk

baru yang akan menunjang keberhasilan bisnis tersebut. Produk yang

inovatif sangat menarik bagi konsumen dibandingkan produk yang

sudah sering dijumpai sehari-hari.

H3 : Produk berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang

(58)

4. Tempat

Tempat yang tidak jauh dari keramaian dan berada di dekat

perkotaan dan pusat aktivitas sangatlah bagus untuk bisnis kuliner.

Tempat ini sangatlah mendukung untuk medapatkan konsumen yang

lebih banyak dari pada tempat yang dibangun di tempat yang sunyi

dan jauh dari keramaian. Tempat yang strategis juga sangat

menentukan konsumen akan datang atau tidak. Bila tempat itu

mudah dijangkau maka tidak menutup kemungkinan konsumen akan

sering datang untuk membeli produk yang ditawarkan.

H4 : Tempat berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang

konsumen

5. Promosi

Persaingan yang ketat membuat para pelaku bisnis kuliner harus

berpikir kreatif dan inovatif untuk memasarkan produknya. Iklan,

spanduk ataupun brosur merupakan beberapa cara yang sering

dilakukan oleh para pelaku bisnis kuliner untuk menarik konsumen.

Promosi yang menarik tentu akan membuat konsumen terkesan dan

tidak menutup kemungkinan setelah melihat iklan tersebut

konsumen akan langsung mendatangi tempat kuliner tersebut.

H5 : Promosi berpengaruh secara parsial terhadap minat beli ulang

(59)

6. Store Atmosphere

Suasana toko yang nyaman untuk bersantai dan didukung oleh

alunan musik merupakan tempat yang disukai konsumen. Suasana

yang terasa nyaman bisa membuat konsumen ingin berlama-lama di

tempat kuliner dan pastinya akan sering mendatangi tempat kuliner

tersebut.

H6 : Store Atmospehere berpengaruh secara parsial terhadap minat

(60)

43

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis yaitu penelitian studi kasus.

Metode studi kasus ini menghendaki suatu kajian yang rinci, mendalam,

menyeluruh atas objek tertentu yang biasanya relatif kecil selama kurun waktu

tertentu, termasuk lingkungan perisetnya (Umar 2003:43).

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang sudah pernah datang

minimal 3 kali ke Cafe 247. Objek dalam penelitian ini adalah

variabel-variabel yang turut mempengaruhi minat beli ulang konsumen yaitu produk,

harga, tempat, promosi, dan store atmosphere.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian bulan April - Mei 2017

Lokasi penelitian ini Jl. Selokan Mataram No.421 Cepit Baru, Sleman,

Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:58).

1. Identifikasi variabel :

Dalam penelitian ini penulis menggolongkan ke dalam dua variabel yaitu

(61)

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat) dan variabel dependen (variabel terikat)

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas. Variabel independen dinyatakan dalam simbol X

dan variabel dependen dinyatakan dalam simbol Y. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran yaitu produk (X1), harga

(X2), tempat (X3), promosi (X4) dan store atmosphere (X5). Sementara

untuk variabel dependen dalam penelitian ini ialah minat beli ulang

konsumen yang dinyatakan dalam simbol Y

2. Pengukuran Variabel :

Disini penulis menggunakan pengukuran variabel skala likert, dimana

skala ini meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau

ketidaksetujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek

(Istijanto 2009:90). Skala ini memiliki tingkatan yaitu :

a. Sangat Setuju Skor 5

b. Setuju Skor 4

c. Ragu-ragu Skor 3

d. Tidak Setuju Skor 2

(62)

E. Definisi Operasioanl Variabel

1. Produk

Produk adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dipasarkan untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan seorang konsumen. Indikator dari

variabel ini yaitu :

a. Kualitas Produk

b. Cita rasa produk

c. Kepercayaan konsumen pada produk

d. Kesesuaian produk pada selera konsumen

2. Harga

Satuan nilai yang dikeluarkan dan ditukar oleh konsumen untuk

memiliki dan mengkonsumsi suatu produk. Indikator dari variabel ini

yaitu :

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

c. Harga yang bersaing

3. Promosi

Promosi adalah informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Indikator dari variabel ini

yaitu :

a. Isi iklan menarik

(63)

4. Tempat

Tempat atau lokasi adalah tempat kegiatan pemasaran untuk

memperlancar dan mempermudah penyampaian pesan kepada

konsumen, sehingga penyampaian sesuai dengan yang diperlukan.

Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Kemudahan menjumpai tempat

b. Sarana transportasi umum maupun pribadi yang memudahkan untuk

mendatangi tempat ini

5. Store Atmosphere

Store atmosphere (suasana toko) adalah suasana terencana yang sesuai

dengan pasar sasarannya yang dapat menarik konsumen untuk membeli

(Kotler 2005). Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Exterior :

1) Papan nama

2) Tampilan pajangan

3) Parkir

b. Interior :

1) Pencahayaan ruangan

2) Musik

3) Aroma

(64)

6. Minat Beli Ulang

Minat beli ulang adalah kegiatan pembelian yang dilakukan oleh

konsumen lebih dari satu kali. Indikator dari variabel ini yaitu :

a. Minat referensial

b. Minat preferensial

c. Minat eksploratif

F. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan populasi berupa konsumen

yang datang ke Cafe 247. Definisi sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

kecil atau beberapa bagian dari sebuah populasi yang besar (Zikmund and

Babin 2013:142). Untuk sampelnya diambil dari konsumen yang sudah datang

minimal 3 kali ke Cafe 247 ini.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Pada teknik pengambilan sampel ini penulis menggunakan metode

purporsive sampling (pengambilan sampel bertujuan). Dalam metode ini lebih

jelasnya menggunakan judgment sampling (pengambilan sampel keputusan).

Pengambilan sampel metode ini terjadi ketika seorang peneliti memilih

anggota-anggota sampel untuk menyesuaikan diri dengan kriteria yang

ditentukan oleh peneliti, kriterianya yaitu konsumen Cafe 247 yang sudah

datang minimal 3 kali. Dalam penelitian ini populasinya berukuran besar dan

jumlahnya tidak diketahui maka jumlah sampel ditentukan dengan

(65)

= ƻ

= , ,

= , Keterangan :

n : Jumlah Sampel

ƻ : tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%

Moe : margin of error yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat

ditolerenasi, ditentukan sebesar 10%.

H. Sumber Data

Data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk

menjawab masalah risetnya secara khusus. Data primer diperoleh secara

langsung dari sumbernya, sehingga periset merupakan “tangan pertama” yang

memproleh data tersebut. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah

dikumpulkan oleh pihak-pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan

yang lain (Istijanto 2009:38).

I. Teknik Pengumpulan Data

Disini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuisioner,

yang merupakan daftar pernyataan yang akan digunakan oleh penulis untuk

memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi

Gambar

Gambar. 2.1. Proses Manajemen Pemasaran
Gambar. 2.2. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial (Sindoro 1997)
Gambar. 2.3. Bauran Pemasaran (www.kajianpustaka.com)
Gambar. 2.4. Faktor Eksternal dan Faktor Internal (Machfoedz 2010:64-65)
+7

Referensi

Dokumen terkait

DPA- SKPD 2.2.1 Rincian Dokumen Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah Rekapitulasi Belanja Langsung menurut Program

Pada perkara ini, Hoge Raad menyatakan bahwa pada dasarnya perbuatan melawan hukum harus diartikan sebagai berbuat atau tidak berbuat yang bertentangan dengan melanggar hak

dikelurahan Rumoong Bawah belum dapat menunjukkan perannya sebagai lembaga yang menjadi mitra pemerintah kelurahan dalam proses pelaksananaan pembangunan kelurahan. Peran

We, the participants of the Global Health Security Agenda Action Package Coordination Meeting held in Jakarta, 23-25 August 2016, appreciate the role of all participating

[r]

yang dilakukan oleh Anggraeni (2003), yang menyebutkan dari 69 responden 59 orang ibu melaksanakan stimulasi bermain pada bayi dengan baik. Hal ini disebabkan karena sebagai

Periodesitas yang ditentukan dalam penelitian ini adalah periodesitas dari data nilai percepatan gravitasi, data jarak bumi dengan bulan dan data fase bulan [5], yang

Penyebab kegagalan pelelangan adalah : karena penawaran yang masuk ketika pembukaan penawaran kurang dari 3. Sehubungan dengan itu akan dilaksanakan Pelelangan Ulang dengan