• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nugraheni Setyaningrum C 9609022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nugraheni Setyaningrum C 9609022"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGENALAN BAHASA MANDARIN

DENGAN METODE DRILLING DAN ROLE PLAYING

DI SMK N 1 SRAGEN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR

Universitas Sebelas Maret

Oleh :

Nugraheni Setyaningrum C 9609022

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv MOTTO

 Ujian-ujian hidup yang datang silih berganti adalah ilmu berharga yang dapat mendewasakan kita.

 Man Jadda Wa Jada( Yen kowe temen bakale tinemu)

 相信自己 Percaya diri

 Pahit-pahit kehidupan jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah akan manis pada waktunya

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmatNya sehingga

Laporan ini dapat terselesaikan, dan sholawat serta salam senantiasa tercurah kehadirat nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan umat di dunia.

Ucapan terimakasih yang tak terkira kepada :

1. Drs. Riyadi Santoso, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Dra. Endang Tri Winarni, M. Hum., selaku Ketua Program Studi D3 Bahasa

China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Yohanes Suwanto, M. Hum., selaku Sekretaris Program Studi D3

Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Teguh Sarosa, S.S., M. Hum., selaku pembimbing 1 yang dengan sabar membimbing penulis hingga selesainya Tugas Akhir ini.

5. Pan Laoshi selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan dan

nasehat sampai Tugas Akhir ini dapat selesai.

6. Seluruh dosen DIII bahasa China yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

7. Kepala Sekolah SMK N 1 Sragen yang telah memperkenankan penulis melakukan perkenalan bahasa China, serta seluruh Guru dan karyawan SMK

N 1 Sragen.

8. Bapak, Ibuku dan adikku tersayang yang tidak ada henti-hentinya

menyemangatiku di saat aku rapuh, dan selalu mendoakanku.

(7)

commit to user

vii

10.Sahabat-sahabatku Mas Sigit, Mas Vino, Mas Rian thank’s atas bantuannya,

semoga Allah senantiasa meRahmati kalian.

11.Mei, Luckyta, Mbk Cahya dan seluruh mahasiswa DIII Bahasa China tahun

2009, 2010, dan 2012, terima kasih atas semangat, kritik dan saran-sarannya. 12.Keluarga Besar Habib Nuch Al Hadad atas doa dan barokahnya. Subhanallah.

Abah Ma’ruf Islamuddin atas dukungan dan doanya beserta rebana Walisongo yang selalu menyemangati.

13.Mas Robin terima kasih atas semangat dan sarannya, Bapak Khoirun beserta

kelurga terima kasih atas doa dan dukungannya.

14.Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini dengan

baik.

Dengan segala kerendahan hati dan keinginan untuk berbuat yang lebih baik,

penulis menyadari bahwa laporan ini memiliki banyak kekurangan maupun kesalahan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kualitas laporan kerja praktek dapat lebih baik. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan bahasa Mandarin.

Surakarta, Juli 2012

(8)

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN... iii

MOTTO... iv

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Pengertian Bahasa Mandarin... 8

B. Pembelajaran Bahasa Mandarin... 11

C. Pengertian Metode Pembelajaran... 13

D. Metode Drilling... 14

1. Pengertian Metode Drilling... 14

2. Langkah-langkah Metode Drilling... 18

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Drilling... 20

E. Metode Role Playing... 23

1. Pengertian Metode Role Playing... 23

2. Langkah-langkah Metode Role Playing... 26

(9)

commit to user

ix

BAB III PEMBAHASAN... 30

A. Gambaran Umum Sekolah... 30

B. Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar... 35

C. Pengertian RPP dan Komponen RPP... 47

D. RPP... 52

E. Tes... 77

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 80

A. Kesimpulan... 80

B. Saran... 81

DAFTAR PUSTAKA... 83

(10)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

(11)

commit to user

xi ABSTRAK

Nugraheni Setyaningrum. 2012. Pengenalan Bahasa Mandarin dengan Metode

Drilling dan Role Playing di SMK N 1 Sragen. Program Diploma III Bahasa China. Fakultas Sastra dan Seni Rupa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tugas akhir ini dilatarbelakangi oleh belum adanya pembelajaran bahasa Mandarin di Sragen. Tahun 2012 merupakan tahun pertama bagi SMK N 1 Sragen yaitu kelas AP 1, 2, dan 3 menerima materi pengenalan bahasa Mandarin. Pada perkenalan pertama hal yang dipelajari adalah cara baca hanzi pinyin. Pengenalan

hanzi pinyin membutuhkan metode tepat agar dasar berbahasa Mandarin lebih maksimal. Penulis memilih metode drilling dan role playing sebagai metode yang tepat dalam pengenalan bahasa Mandarin. Tujuan dari kedua metode tersebut adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam pengenalan bahasa Mandarin.

Kendala-kendala dalam pengenalan bahasa Mandarin sangat bervariasi antara lain melafalkan huruf hanzi pinyin yang berbeda logatnya, penggunaan nada yang salah dalam melafalkan kosakata tertentu, kurangnya persiapan ketika melakukan

role playing dan siswa yang bosan dengan metode drilling yang terlalu sering dilakukan.

(12)

commit to user

xii

论文摘要

这篇论文论述关于SMK N 1 Sragen学生学 汉语的情况 那里的学生对汉语一无所知,

没有听说汉语的能力 我让学生学 说话 听力 阅读和写字

这篇论文是讲述我在沙拉絹国立第一中学实 情况,在那儿我教二年级的学生

教学期间我给学生很多练 ,希望能够帮学生明白汉语生词用法

第一堂课我给学生学 汉语拼音 我用DrillingRole Playing

教学法教学生,希望用DrillingRole Playing能够提高学生学 汉语的能力

我教学生说汉语的时候遇到一些困难 因为拼音的读法跟印尼文不一样,学生容易读错 另外学

生的声调不太准, 用Drilling Role Playing

教学生时若我课前准备不足,学生会觉得用Drilling方法学 很没趣

解决困难的办法是我努力地和学生接触,用Drilling Role Playing

(13)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini bahasa Mandarin menjadi primadona di dunia, sebab bahasa Mandarin menjadi bahasa Internasional kedua setelah bahasa Inggris. Hal tersebut

disebabkan karena perekonomian China akhir-akhir ini sedang berkembang dengan pesat, itu terbukti dengan banyaknya produk-produk elektronik buatan

China yang laku keras di pasaran, hal tersebut secara tidak langsung menyebabkan

bahasa China menjadi sangat berpengaruh di dunia. Salah satu pedoman 中国人/

orang China yang pantang menyerah dan sangat suka bekerja keras merupakan

salah satu alasan mengapa China menjadi penguasa dunia menyaingi Amerika.

Dunia terbiasa menengok ke Barat, ke Eropa dan belakangan Amerika Serikat era ini segera berakhir. London mungkin masih jadi patokan dalam urusan zona

waktu, warisan dari status dominisinya di dunia dahulu, tapi masyarakat global

akan semakin sering mencocokkan arloji dengan waktu di Beijing.

(Jacques,2011:415)

Banyak bukti bahwa China terus berusaha menjelajahi teknologi. Seperti China termasuk salah satu negara yang melakukan investasi sangat besar dalam

(14)

commit to user

orang Indonesia, misalnya barongsai, kungfu, tari-tarian China dan bahkan pada saat ini tahun baru China telah ditetapkan sebagai hari libur Nasional di Indonesia.

Karena itulah bahasa China sangat penting digunakan di belahan dunia manapun, sekolah-sekolah kini juga banyak yang memberikan pelajaran bahasa

Mandarin kepada siswanya agar sekolahnya bisa menjadi sekolah yang standar Internasional dan tentunya mampu bersaing di Internasional. Seperti dalam buku When China Rules The World (Ketika China Menguasai Dunia) pada bab 6

yang berjudul “China Sebagai Kekuatan Dunia” dijelaskan :

China mempunyai kemampuan menjadi pemimpin dunia menggeser Amerika

Serikat saat ini dalam bidang teknologi dan ekonomi global.

Penggunaan bahasa asing perlu adanya keseragaman dalam pemahaman bahasa asing itu sendiri, dengan penetapan standar dalam pembelajaran bahasa

China diharapkan Indonesia mampu bersaing di kancah Internasional, belajar dari kesuksesan orang-orang China.

Di Indonesia kini juga mulai banyak pembelajaran bahasa Mandarin, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Salatiga,

Surakarta dll. Selain disebabkan bahasa Mandarin menjadi bahasa kedua setelah bahasa Inggris, banyaknya keturunan Tionghoa juga menjadi salah satu sebab banyaknya minat belajar bahasa Mandarin.

(15)

commit to user

secara maksimal, perlu adanya penyetaraan standar pembelajaran bahasa dan startegi khusus pembelajaran bahasa Mandarin.

Sesuai dengan fungsinya sebagai alat untuk menyampaikan dan menyerap gagasan-gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan baik secara lisan maupun

tertulis, maka kurikulum ini dipersiapkan untuk pencapaian ketrampilan dasar

awal berbahasa Mandarin siswa, dengan didukung unsur-unsur/aspek-aspek

kebahasaan seperti : mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. (Departemen

Pendidikan Nasional : 2003: 5)

Di Kabupaten Sragen tempat saya tinggal bahasa Mandarin belum menjadi

mata pelajaran wajib yang masuk kurikulum. Tahun 2012 ini merupakan tahun pertama bagi SMK N 1 Sragen menerima pelajaran bahasa Mandarin melalui

magang yang saya lakukan. SMK N 1 Sragen menugaskan saya mengajar 3 kelas Administrasi Perkantoran.

Karena di SMK N 1 Sragen belum ada mata pelajaran bahasa Mandarin

sehingga perlu adanya penerapan metode khusus agar pengenalan bahasa Mandarin dapat terserap secara maksimal. Ciri khusus dari bahasa Mandarin antara lain pelafalan bahasa Mandarin berbeda dengan pelafalan di Indonesia,

mempunyai 4 nada yang masing-masing memiliki arti yang berbeda, dalam pelafalan ada huruf-huruf tertentu yang harus memakai hembusan, dan tulisan

huruf hanzi yang memerlukan banyak latihan dalam menghafalkannya. Misalnya

(16)

commit to user

, , , ,yang keempatnya memiliki arti yang

berbeda-beda. Untuk 一 nada satu itu artinya satu(1), 疑 nada dua

artinya ragu, 以 nada tiga artinya menggunakan, dan意 nada empat

artinya makna. Terkadang ada beberapa kosakata yang nada dan huruf pinyinnya

sama akan tetapi artinya berbeda, bahkan bisa lebih dari 4 kosakata yang nada dan

huruf pinyinnya sama.

Oleh sebab itu pembelajaran bahasa Mandarin memerlukan strategi dan

metode khusus dalam pengenalan pembelajaran bahasa Mandarin. Selama pembelajaran berlangsung kira-kira 2 bulan tentunya banyak tantangan yang saya hadapi, misalnya dalam melafalkan huruf-huruf yang memakai hembusan dan

melafalkan huruf yang pengucapannya berbeda dengan huruf biasanya. Huruf-huruf yang pelafalannya berbeda dan memakai hembusan antara lain :

b dibaca p p dibaca memakai hembusan

d dibaca t t dibaca memakai hembusan

g dibaca k k dibaca memakai hembusan

z dibaca c c dibaca memakai hembusan

j dibaca c q dibaca j (memakai hembusan)

Selain huruf-huruf diatas, anak-anak juga sedikit kesulitan dalam

(17)

commit to user

Keunikan bahasa Mandarin itulah membuat saya memilih metode drilling

dan role playing sebagai metode pengenalan bahasa Mandarin yang saya ajarkan

di SMK N 1 Sragen. Dalam metode drilling ini saya harapkan dasar-dasar penggunaan hanzi pinyin benar-benar dimengerti, dipahami dan dapat langsung dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengenalan bahasa baru perlu

adanya penekanan khusus agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pembelajaran berikutnya.

Dengan sering mengulang-ulang cara melafalkan diharapkan anak-anak dapat lebih mengenal huruf pinyin dan dapat mempraktekkannya dengan benar. Serta dapat mempraktikkannya pada saat tertentu yang mendesak mereka harus

menggunakan bahasa Mandarin sebagai pengantar. Sumardi (1974: 7) menyatakan: "Dalam pengajaran bahasa salah satu segi yang sering disoroti

adalah segi metode. Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yang digunakan. Sebab metodelah yang menentukan isi

dalam mengajarkan bahasa".

Dengan variasi-variasi baru dalam melakukan pengenalan bahasa Mandarin di kelas diharapkan anak-anak tidak bosan dengan kedua metode

tersebut, sebab dengan suasana yang menyenangkan pembelajaran apapun dapat masuk secara maksimal serta lebih mengena di hati anak-anak. Apalagi anak-anak

zaman sekarang yang cenderung lebih kritis dalam menerima pelajaran. Mereka akan bosan jika dalam metode yang diberikan terlalu monoton dan membosankan sekalipun menggunakan metode yang jitu. Dengan metode drilling dan role

(18)

commit to user

Mandarin. Hubungan antara guru dan anak didik semakin harmonis dan tujuan pembelajaran akan tercapai.

Untuk mengetahui sejauh mana anak-anak paham dengan bahasa Mandarin saya menggunakan metode role playing sebagai tolok ukurnya. Dengan metode role playing anak-anak akan mempraktikkan langsung di depan kelas

untuk berdialog singkat tentang perkenalan dan tentang kehidupan sehari-hari menggunakan kosakata yang sederhana. Sehingga saya dapat mengevaluasi dialog

mereka agar tidak terjadi kesalahan di kemudian hari.

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Bagaimana penggunaan drilling dan role playing mampu meningkatkan kemampuan siswa mengenal bahasa Mandarin?

2. Apa saja kendala-kendala yang terjadi dalam penggunaan metode drilling dan

role playing dalam pengenalan bahasa Mandarin ?

3. Bagaimana upaya untuk menghadapi kendala-kendala yang terjadi dalam penggunaan metode drilling dan role play dalam pengenalan bahasa Mandarin?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendiskripsikan penggunaan metode drilling dan role playing untuk

meningkatkan kemampuan siswa mengenal bahasa Mandarin.

(19)

commit to user

3. Untuk mendiskripsikan upaya menyelesaian kendala-kendala yang terjadi dalam penerapan metode drilling dan role playing dalam pengenalan bahasa

Mandarin.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari pengenalan bahasa Mandarin dengan menggunakan metode drilling dan role playing antara lain :

1. Secara teoretik

Pengenalan bahasa Mandarin dengan kedua metode tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembelajaran bahasa Mandarin.

Hasil pengenalan bahasa Mandarin dapat dipahami lebih maksimal.

2. Secara praktis

Bagi Guru

Dengan terus menerus melatih anak didik dengan pelafalan bahasa Mandarin dapat memperkuat kemampuan guru dalam memberikan

pengenalan bahasa Mandarin, serta dapat mengambil ilmu dari apa yang telah diajarkan.

Bagi Siswa

Dengan metode drilling dan role playing siswa akan lebih mudah

(20)

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bahasa Mandarin

Bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan

mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.(Departemen Pendidikan: 2004:6)

Dalam bahasa Mandarin kita akan menjumpai berbagai tahap untuk dapat memahami dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tahap pertama yang harus dimengerti adalah bahasa Mandarin memiliki 4 nada dalam

pelafalannya/pengucapannya, hal ini sangat penting dimengerti sebab apabila

salah nada bisa salah arti, misalnya dalam kata 千 (qiān) bernada 1 artinya ribuan

sedangkan 钱(qián) bernada 2 artinya adalah uang, sehingga dalam memahami

nada memerlukan ketelitian agar mengurangi resiko kesalahan dalam pelafalan.

Dalam bahasa Mandarin ada yang namanya huruf pinyin (汉字拼音). Huruf pinyin

ini sebagai alat untuk mentranskrip huruf mandarin, bentuk penulisan pinyin

berupa suku kata yang dinamakan yīnjié (音节). Cara penulisan yinjie (音节)tidak

seperti yang terdapat dalam bahasa Indonesia, setiap suku kata atau silabel dalam

tulisan yinjie terdiri atas huruf konsonan (shēngmǔ声母), vocal (yùnmǔ) dan

diberi nada intonasi (声调shēngdiào).

Contoh Huruf Hanzi

:

(21)

commit to user

Satu silabel pinyin berfungsi untuk mentranskrip satu huruf. Akan tetapi, satu silabel tidak selalu identik dengan satu huruf. Artinya, satu silabel pinyin/

pinyin yinjie dapat mewakili satu atau beberapa huruf.

Contoh: 工

Dalam bahasa Mandarin, pinyin yinjie(音节) memiliki sekitar 400 suku kata

dan setelah dikombinasikan dengan intonasi, jumlahnya bertambah sekitar 1300 buah.

Bentuk Umum Struktur Silabel Pinyin, seperti berikut:

1. Zero Konsonan : tidak terdapat konsonan, hanya terdiri dari vocal

Contoh : a, o, e, ai, ei, ao, ou

2. Konsonan +Vocal : mempunyai konsonan dan vocal Contoh : ba, pa, dui, gei,hou, dll

3. Vocal +Konsonan : Hanya terdapat pada silabel “er” yang digolongkan sebagai retroflek dan mempunyai bentuk tersendiri.

(22)

commit to user 7. Suara aspiratif dan non aspiratif

Secara teknis pengucapan shēngmǔ 声母 ada 2 golongan :

a. Suara aspiratif : sòng qì yīn 送气音 yaitu : p, t, k, c, ch, q cara

pengucapannya disertai oleh dorongan udara dari mulut atau

memakai hembusan

b. Suara non aspiratif : bù sòng qì yīn不送气音, suara terdiri dari 21

huruf konsonan dikurangi 6 huruf yang termasuk ke dalam suara

aspiratif, pengucapannya tanpa hembusan.

Vocal

Jumlah huruf vocal ada 36 buah. Menurut susunan konstruksinya, huruf

vocal dikategorikan ke dalam tiga bagian, yaitu: a. Vocal tunggal : a, o, e, i,u,ü

b. Vocal ganda : ai, ao, ei, ia, iao, ie, iu(iou), ou, ua, uai, ui(uei) c. Vocal nasal : an, ang, en, eng, ian, iang, in, ing, iong, ong, uan,

uang, un(uen) ung, üan, ün.

Selanjutnya bahasa Mandarin memiliki tulisan-tulisan yang sangat berbeda

dan memiliki goresan-goresan, yaitu 一 横 héng),丨 竖 shù), 丿 撇 piě ),

( diǎn ), dan 乙 ( zhè ). Misalnya dalam kata 头tóu memiliki urutan goresan 丶

(diǎn), 丶 点 diǎn ,一 横 héng ,丿 撇 piě ,丶 点 diǎn maka jika

digabungkan akan membentuk huruf 头. Setiap huruf mandarin memiliki goresan

(23)

commit to user

dalam belajar menulis huruf hanzi memerlukan banyak latihan. Dengan banyak latihan tangan akan terlatih dengan goresan-goresan huruf hanzi. Itulah pengertian

dari bahasa Mandarin serta apa saja yang terdapat dalam bahasa Mandarin.

B. Pembelajaran Bahasa Mandarin

Pembelajaran merupakan proses yang dialami siswa/peserta didik untuk

mendalami disiplin ilmu tertentu. Dengan proses pembelajaran itulah peserta didik mengetahui banyak hal, dari mulai politik, bahasa, ilmu pengetahuan alam, ilmu

sosial dll. Dalam pembelajaran bahasa Mandarin terdapat proses di mana peserta didik diajarkan bahasa baru yang sebelumnya belum dipelajari.

Pembelajaran bahasa Mandarin meliputi 4 aspek penting yang dipelajari

yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Dari keempat aspek tersebut hal pertama yang wajib dipelajari adalah pembelajaran tentang cara membaca

huruf pinyin, sebab pinyin dapat memudahkan kita memahami ketiga aspek lainnya.

Huruf pinyin adalah huruf-huruf bantu yang memudahkan kita dalam

membaca dan berbicara dalam bahasa Mandarin. Sebab dengan pinyin dapat terlihat jelas perbedaan antara pelafalan satu dengan pelafalan yang lain. Dalam

bahasa Mandarin ada beberapa kosakata yang pengucapannya hampir sama, nah dengan pinyin kita dapat dengan mudah membedakan antara beberapa kosakata

tersebut.

Selanjutnya kita akan mempelajari tentang nada dalam bahasa Mandarin.

Nada bahasa Mandarin ada 4, yaitu nada 1 yang bersimbol ¯ , nada 2 bersimbol

(24)

commit to user

huruf vocal, yaitu a, e, i, o, u, ü. Urutan peletakan nada juga sesuai dengan urutan

tersebut. Contoh kata bernada 1 yaitu 千 (qiān), nada terletak di atas huruf “a”

yang urutannya lebih dulu dibanding dengan huruf “i”. Untuk nada 2 tidak

berbeda dengan nada 1 misalnya pada huruf (sháo) juga terletak pada huruf “a”,

sebab urutannya lebih awal dibanding dengan huruf “o”. Khusus untuk huruf “iu” nada berada pada huruf “u” .

Materi yang akan dipelajari setelah nada adalah melafalkan huruf pinyin dengan lafal yang benar. Kita harus pintar membedakan mana huruf yang harus

memakai hembusan dan mana huruf yang tidak memaki hembusan. Khusus huruf yang memakai hembusan adalah p, t, k, c, ch, q. Dalam perkenalan di SMK N 1 Sragen ini untuk pembelajaran tulisan mandarin hanya dasar-dasar goresan saja

yaitu一 横héng ,丨 竖shù ,丿 撇piě ,丶 点diǎn ,dan 乙 zhè .

Menurut Departemen Pendidikan Nasional tahun 2003, “Mata pelajaran bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran pilihan di Sekolah Menengah Atas

yang berfungsi sebagai alat pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni budaya. Dengan demikian mereka dapat tumbuh

dan berkembang menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan

berkepribadian Indonesia serta siap mengambil bagian dalam pembangunan

nasional”.

(25)

commit to user

pengenalan awal yang kuat maka untuk pembelajaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budayapun akan semakin mudah.

C. Pengertian Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar perlu adanya cara atau metode yang digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Penggunaan

metode yang tepat sangat menentukan hasil belajar dari peserta didik, sehingga sebelum melakukan proses belajar mengajar guru wajib mengetahui

metode-metode apa saja yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar, jikalau metode sudah dipahami guru dapat memilih metode mana yang cocok dan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.

Pengertian dari beberapa ahli mengenai metode pembelajaran antara lain: “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.(Nana Sudjana:2005:76).

Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009:88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh

pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk

mencapai tujuan”.

Jadi dari 2 definisi dari metode pembelajaran di atas dapat disimpulkan

pengertian dari metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi dikemas secara apik yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan agar materi pembelajaran dapat masuk secara maksimal. Tujuannya tidaklah lain adalah

(26)

commit to user

dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu itu lebih bermanfaat jika dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak lahir metode-metode baru yang disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diajarkan, khusus untuk pembelajaran bahasa yaitu Direct Method, Audiolingual Method, Silent Way, Community Language Learning, dan

Communicative Language Teaching.

Selain itu jenis-jenis metode mutakhir di abad ini salah satunya adalah

metode yang saya gunakan yaitu “Role Playing”, selanjutnya Process Approach yang di dalamnya menekankan pembelajaran menulis, Inquiry-based Teaching yang menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran, Task-based Learning yang

dapat membantu guru untuk mengevaluasi siswanya dengan tugas-tugas yang diberikan, Richards (2002) menyebutkan bahwa Task-based learning dapat

dipakai sebagai satu-satunya kerangka kerja, atau hanya sebagai salah satu komponen dalam pengajaran bahasa Inggris, dan disamping itu, task dapat dipakai

sebagai tehnik atau metode mengajar, akan tetapi metode tersebut juga dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Mandarin.

D. Metode Drilling

1. Pengertian Metode Drilling

Pada perkenalan bahasa Mandarin di SMK N Sragen saya menggunakan

(27)

commit to user

Pengertian dari metode drilling dari beberapa ahli yang mendasari penelitian tentang perkenalan bahasa Mandarin di SMK N 1 Sragen antara lain:

1. Metode drilling adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan

kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan

yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah N.K, 1985:125)

2. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah

diberikan.( Zuhairini, dkk, 1983:106)

3. Metode drilling adalah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang

sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan

untuk memperkuat suatu asosiasi atau menyempunakan suatu

keterampilan supaya menjadi permanen.(Shalahuddin, dkk, 1987:

100)

Dari pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan pengertian dari metode drilling adalah metode latihan yang diberikan kepada siswa setelah

menerima materi pembelajaran yang diulang-ulang dengan penekanan pada

bagian tertentu agar materi dapat lebih dipahami.

Ketika perkenalan pertama dalam belajar bahasa asing perlu adanya penekanan pada bagian-bagian penting agar siswa benar-benar paham. Keunikan dari belajar bahasa Mandarin merupakan salah satu tantangan yang perlu terus

(28)

commit to user

Tujuan metode drilling adalah untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak dengan melakukannya secara

praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu. Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. (Pasaribu dan B.Simandjuntak, 1986: 112).

Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1985: 125) dalam strategi belajar

mengajar teknik metode drill ini biasanya dipergunakan untuk tujuan agar siswa: a. Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata,

menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalam olahraga.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,

menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak. Mengenal benda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu

kimia, tanda baca dan sebagainya.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal

lain, seperti sebab akibat banjir hujan; antara tanda huruf dan bunyi ing, -ny dan lain sebagai-nya; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan lain-lain.

Dapat disimpulkan tujuan dari metode drilling adalah memperkuat materi dalam otak yang telah diajarkan oleh guru dan ketika terdesak mereka akan

dengan mudah mempraktekkannya sebab sudah terbiasa dalam otaknya.

Dengan demikian pada proses belajar mengajar menggunakan metode drilling guru dituntut untuk terus menerus mengasah kemampuan siswa dengan

(29)

commit to user

siswa dengan terus mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, agar kesalahan tersebut mampu mensupport anak-anak untuk lebih meningkatkan

kemampuan berbahasa Mandarin.

Menurut saya jika sebuah pembelajaran yang sering diulang-ulang maka hasilnya akan lebih bagus. Pada pengenalan bahasa Mandarin dimulai dengan

pengertian tentang apa yang dimaksud dengan huruf pinyin yaitu huruf yang

membantu untuk membaca tulisan hanzi/huruf hanzi. Misalnya 我 是 学生, jika

huruf-huruf tersebut tanpa huruf alfabet tentunya akan menyulitkan anak-anak

untuk belajar membaca. Kemungkinan anak-anak membaca tulisan hanzi tersebut huruf-huruf yang dapat dibaca cenderung sedikit dan resiko kesalahan membaca

lebih besar dibanding dengan adanya penyetaraan membaca dengan menggunakan

huruf pinyin. Jika menggunakan hanzi pinyin /huruf pinyin maka akan memudahkan anak-anak untuk membaca huruf hanzi, dan mereka dapat

menghafalkan lebih banyak huruf. Misalnya 我 是 学 生 wǒ shì xué shēng ,

kemungkinan kekeliruan dalam pelafalan pun dapat diminimalisasi.

Bahasa Mandarin dalam pelafalannya ada 4 nada yaitu nada 1, nada 2,

nada 3 dan nada 4. Dalam pelaksanaan pembelajaran anak-anak sedikit sulit menyesuaikan dengan keempat nada tersebut. Sebab kondisi biasa dalam

berbicara di kehidupan sehari-hari pelafalannya tanpa nada, sehingga perlu pelatihan dan pengulangan agar anak didik mampu menyesuaikan diri dengan

nada pada bahasa Mandarin.

(30)

commit to user

Mandarin anak-anak banyak yang menganggap aneh dengan bahasa asing yang satu ini, mereka ketawa satu sama lain. Akan tetapi dengan mereka ketawa itulah

membuat mereka tertarik belajar bahasa Mandarin. Suasana di dalam kelas harus dibuat serileks mungkin, dengan sedikt bercanda, atau dengan menceritakan hal-hal baru yang berhubungan dengan bahasa Mandarin. Terbukti anak-anak lebih

dapat menerima pelajaran daripada suasana yang mencekam ketika belajar di dalam kelas.

2. Langkah-langkah dalam pelaksanaan metode drilling

Langkah-langkah metode drilling antara lain:

1. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan

latihan tertentu.

2. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:

Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang

sempurna.

Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.

Respon yang benar harus diperkuat.

Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol

3. Masa latihan secara relativ singkat, tetapi harus sering dilakukan. 4. Pada waktu latihan harus dilakukan proses essensial.

5. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan

(31)

commit to user

6. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.

(Info Guru. Pengertian Metode Drill, Macam dan Tujuannya.

21 Mei 2012)

Selain itu langkah-langkah dari metode drilling antara lain :

a) Harus diusahakan latihan tersebut jangan sampai membosankan

anak didik

b) Latihan diatur sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian

peserta didik

c) Agar anak didik tidak ragu, maka anak didik lebih dahulu

diberikan pengertian dasar tentang materi yang akan

diberikan.(Fatihalam.Metode Latihan Drilling:27Juni 2012)

Langkah-langkah Metode Drilling pada intinya hampir sama antara

pendapat satu dengan pendapat yang lain, tapi dalam pelaksanaannya yang saya lakukan di kelas antara lain sebagai berikut :

1. Memberikan materi secara perlahan tapi cukup jelas, dengan terus mengontrol kepahaman mereka akan materi yang telah diberikan, 2. Memulai latihan-latihan kecil yang dikemas menarik untuk

menghindari kebosanan pada saat proses latihan,

3. Proses latihan dibuat rileks agar materi dapat dipahami sepenuhnya,

4. Harus pintar memanage/mengatur waktu agar tidak terbuang sia-sia, 5. Melakukan evaluasi terhadap latihan-latihan yang telah dilakukan, dan 6. Memberikan nilai dan pujian kepada siswa yang berprestasi serta

(32)

commit to user

Dengan kemasan metode yang dibuat semenarik mungkin diharapkan dengan metode drill anak-anak paham dengan materi yang dipelajari, dan yang

tidak kalah pentingnya anak-anak tidak gampang lupa dengan materi perkenalan bahasa Mandarin.

Syarat-syarat dalam pengunaan metode drilling antara lain :

a. Masa latihan harus menarik dan menyenangkan.

o Agar hasil latihan memuaskan, minat instrinsik diperlukan.

o Tiap-tiap langkah kemajuan yang dicapai harus jelas. o Hasil latihan terbaik yang sedikit menggunakan emosi

b. Latihan –latihan hanyalah untuk ketrampilan tindakan yang bersifat otomatik.

c. Latihan diberikan dengan memperhitungkan kemampuan/ daya tahan murid, baik segi jiwa maupun jasmani.

d. Adanya pengerahan dan koreksi dari guru yang melatih sehingga murid tidak perlu mengulang suatu respons yang salah.

e. Latihan diberikan secara sistematis

f. Latihan lebih baik diberikan kepada perorangan karena memudahkan pengarahan dan koreksi.

g. Latihan-latihan harus diberikan terpisah menurut bidang ilmunya.

(Info Guru. Pengertian Metode Drill, Macam dan Tujuannya.

21 Mei 2012)

(33)

commit to user

Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar tentunya tidak hanya kelebihan/kebaikan yang dapat diberikan, ada beberapa

kekurangan dalam metode tersebut. Kebaikan dari metode drilling menurut beberapa ahli antara lain :

Menurut Yusuf dan Syaiful Anwar (1997: 66) kebaikan metode drill

adalah:

a. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan.

b. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar. c. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinue dan disiplin diri, melatih

diri, belajar mandiri.

d. Pada pelafaran agama dengan melalui metode latihan siap ini anak didik

menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah. Sedangkan menurut Zuhairini, dkk, (1983: 107) menguraikan hal tersebut

sebagai berikut:

a. Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan.

b. Para murid akan memiliki pengetahuan siap.

c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan

disiplin.

(34)

commit to user

Team Kurikulum Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1981: 45-46) dalam Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM menguraikan tentang

kekurangan dari metode drill sebagai berikut:

a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa

Mengajar dengan metode drill berarti minat dan inisiatif siswa dianggap

sebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak layak dan kemudian dikesampingkan. Para siswa dibawa kepada koformitas dan diarahkan menjadi

uniformitas.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan

Perkembangan insiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalah

baru pelajar menyelesaikan persoalan dengan cara statis. Hal ini bertentangan dengan prinsip belajar di mana siswa seharusnya mengorganisasi kembali

pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.

c. Membentuk kebiasaan yang kaku

Dengan metode latihan siswa belajar secara mekanis. Dalam memberikan respon terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis. Kecakapan siswa dalam memberikan respon stimulus dilakukan secara otomatis tanpa

menggunakan intelegensi. Tidaklah itu irrasional, hanya berdasarkan rutin saja.

d. Menimbulkan verbalisme

Setetah mengajarkan bahan pelajaran siswa berulang kali, guru mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian. Siswa dilatih menghafal pertanyaan-pertanyaan. Mereka harus tahu, dan menghafal

(35)

commit to user

menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka proses belajar yang lebih realistis menjadi terdesak. Dan sebagai gantinya timbullah respon-respon

yang melalui bersifat verbalistis.

Dari kekurangan kekurangan dari metode drilling tersebut agar dapat diminimalisasikan dalam proses belajar mengajar saya mencoba memberikan

sekilas informasi tentang bahasa Mandarin, asal-usul huruf hanzi maupun huruf pinyin.

E. Metode Role Playing

1. Pengertian Metode Role Playing

Metode kedua yang saya gunakan dalam pengenalan bahasa Mandarin di

SMK N1 Sragen adalah dengan metode Role playing. Menurut Drs. Hamdani, M.A. Hal 87 Tahun 2011 pengertian dari metode Role Playing adalah cara

penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan

penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa

dengan memerankannya sebagai tokoh hidup/benda mati. Permainan ini

umumnya dilakukan oleh lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang

diperankan.

Menurut Hizyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu

Aryani,2011:Hal 101 pengertian dari Metode Role Playing ini adalah suatu

aktivitas pembelajaran yang terencana untuk mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran secara spesifik.

Selain itu menurut buku Modul Model-Model, Media, dan Evaluasi

(36)

commit to user

teknik pembelajaran bahasa yang meminta siswa memainkan peran tertentu dalam situasi yang ditentukan, dengan menggunakan bahasa target, yaitu bahasa yang

sedang dipelajari.

Jadi kesimpulannya pengertian metode Role Playing adalah pembelajaran menyenangkan yang melatih siswa untuk berimajinasi memerankan tokoh-tokoh

tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang spesifik dengan bahasa yang

dipelajari.

Menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd.2004:141 terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya.

Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:

1. Secara implicit bermain peran mendukung situasi belajar berdasarkan

pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi „‟di sini

pada saat ini‟‟. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik

dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan nyata. Terhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari

respons orang lain.

2. Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk

mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran

(37)

commit to user

perbedaan penekanan antara bermain peran dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran

memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan integral dari pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama, pemeranan dan keterlibatan emosional pengamat itulah

yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual, sedangkan pada bermain

peran peran keduanya memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran.

3. Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat

ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul

dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan. Denagn demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain

tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain

tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Oleh sebab

(38)

commit to user

masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah yang sedang dihadapi.

4. Model bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar melalui kombinasi pemeranan secara spontan.

Dengan demikian, para peserta didik dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain, apakah sikap dan nilai yang dimilikinya

perlu dipertahankan atau diubah. Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit untuk menilai sikap dan nilai yang dimilikinya.

2. Langkah-langkah Metode Role Playing

Menurut Buku Strategi Pembelajaran Aktif Hizyam Zaini (2011:116) langkah-langkah sederhana dari Role Playing yaitu sebagai berikut :

1. Membawa peserta didik keluar dari peran yang dimainkannya

2. Meminta peserta didik secara individual mengekspresikan pengalaman

belajarnya.

3. Mengkonsolidasi ide-ide.

4. Memfasilitasi suatu analisis kelompok.

5. Memberi kesempatan untuk melakukan evalusi. 6. Menyusun agenda untuk masa depan.

Menurut Shaftel 1967 ada sembilan langkah-langkah bermain peran yang dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran:

1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik.

(39)

commit to user 3. Menyusun tahap-tahap peran

4. Menyiapkan pengamat

5. Pemeranan

6. Diskusi dan evaluasi 7. Pemeranan ulang

8. Diskusi dan evaluasi tahap dua

9. Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan.

(Endang Komara,2009:Model Bermain Peran dalam Pembelajaran Partisipatif, tanggal akses: 21 Mei 2012).

Dan menurut Modul Model-Model, Media, dan Evaluasi Pembelajaran

Bahasa Inggris UNS (2012:9) langkah-langkah metode Role Play yang juga saya terapkan pada perkenalan bahasa Mandarin di SMK N 1 Sragen antara lain:

1) Mengajak siswa mengidentifikasi situasi untuk role play, seperti apakah

role play akan dilaksanakan antara guru dengan siswa, dokter dengan

pasien, atau tamu hotel dengan resepsionis;

2) Mengajak siswa merancang role play, seperti apakah role play bersifat terstruktur, semi terstruktur, atau bebas. Juga, apakah role play akan

dilaksanakan oleh dua orang, tiga orang, atau lebih;

3) Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi language function yang

diperkirakan muncul dalam percakapan/role play;

(40)

commit to user

5) Mengarahkan siswa untuk melakukan drilling terhadap beberapa

language forms yang telah teridentifikasi;

6) Memfasilitasi siswa melakukan latihan role play dalam kelompok kecil; 7) Memfasilitasi siswa melakukan performance role play di depan kelas; 8) Mengajak para siswa melakukan evaluasi terhadap hasil performance

siswa.

9) Pemeranan ulang bagi siswa lain, sebab role playing yang dilakukan

hanya 2 orang.

10)Diskusi dan evaluasi tahap 2.

Tahap ke 9 dan 10 adalah langkah-langkah yang saya ambil dari Shafel

(1967) untuk melengkapi langkah-langkah role playing yang saya lakukan di SMK N 1 Sragen.

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing

Kelebihan Metode Role Playing menurut Drs. Hamdani, M.A. (2011:87)

yaitu seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuannya dalam bekerjasama.

Dari kelebihan tersebut akan mendapat keuntungan sebagai berikut :

1. Siswa bebas mengambil keputusan dan dapat berekspresi secara utuh 2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan

dalam situasi dan waktu yang berbeda

(41)

commit to user

4. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak.

Jika menurut Hizyam Zaini kelebihan Role Playing adalah Metode Role Playing dapat membuktikan diri sebagai suatu media pendidikan yang ampuh, di mana saja terdapat peran-peran yang dapat didefinisikan dengan jelas, yang

memiliki interaksi yang mungkin dapat dieksplorasi dalam keadaan yang bersifat

simulasi (skenario).

Sedangkan kekurangan dari metode role playing menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:89) antara lain :

1. Sebagian besar anak yang tidak mengikuti drama mereka menjadi

kurang kreatif.

2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka

memahami isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. 3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika bermain sempit menjadi

kurang bebas.

4. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.

Melalui bermain peran dalam pembelajaran para peserta didik dapat (1) mengeksplorasi perasaannya; (2) memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan

(42)

commit to user

Terdapat tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model pembelajaran, yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam

(43)

commit to user

31 BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Profil SMK N 1 Sragen

SMK N 1 Sragen berada di Jl. Ronggowarsito Sragen, yaitu di belakang GOR (Gedung Olahraga) Kabupaten Sragen.

2. Visi

Mewujudkan SMK Negeri 1 Sragen sebagai penghasil sumber daya manusia yang profesional, berbudi luhur, berwawasan teknologi, dan mandiri dalam bidang

Bisnis dan Manajemen yang mampu menjawab tantangan zaman.

3. Misi

1. Membentuk tamatan yang berkhlak mulia, berkepribadian luhur, dan mampu

beradaptasi

2. Menyiapkan tenaga yang terampil tingkat menengah yang berkualitas dan

mampu menjawab tantangan zaman.

3. Menyiapkan wirausahawan yang ulet, cakap, kreatif, dan mandiri dalam bidang Bisnis dan Manajemen.

4. Menerapkan prinsip pelayanan prima dan jiwa wirausaha.

5. Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha, unit produksi dalam

pengembangan sekolah.

(44)

commit to user

4. Tujuan

1. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan sikap

profesional.

2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan

mampu mengembangkan dirinya di era globalisasi.

3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/dunia industri pada saat ini maupun di masa mendatang.

4. Meningkatkan tamatan sekolah menjadi warga negara normatif, adaptif, produktif, kreatif, dan inovatif.

SMK N 1 Sragen berdiri tanggal 1 Januari 1968 dengan berdasarkan surat Kepala D.P.E 23 Desember 1967 No: 232-11-5831, beserta lampirannya yang memuat usulan pembukaan sekolah menengah ekonomi atas (SMEA) Negeri 1

Sragen Dati 1 Jawa Tengah. Hal-hal yang mendasari berdirinya SMK N 1 Sragen antara lain:

1. Melihat proses pertumbuhan penduduk yang begitu cepat serta melihat kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Sragen masih sangat memprihatinkan untuk itu pemerintah mendirikan sarana dan prasarana

pembelajaran yang berupa gedung SMK N 1 Sragen yang dahulunya SMEA. 2. Diperkirakan dengan hal tersebut di atas dapat meningkatkan dan menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas.

3. Melihat dari letak SMK N 1 Sragen yang strategis dan dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum atau pribadi dengan jalanan yang mendukung

(45)

commit to user

4. Tersedia sarana dan prasarana yang mendukung seperti laboratorium, mushola, ruang komputer, ruang kesenian, ruang peralatan olahraga, serta ditunjang

tenaga pengajar yang ahli mengajar dan membimbing dalam bidangnya masing-masing.

SMK N 1 Sragen merupakan rumah kedua bagi para siswa untuk menuntut ilmu selain di rumah, sehingga SMK N 1 Sragen didesain senyaman mungkin agar siswa dalam menerima pelajaran dapat terserap secara maksimal. SMK N 1

Sragen di bawah dinas pemuda dan olahraga yang diharapkan mampu meluluskan generasi-generasi yang berakhlaq dan berkualitas baik.

Perpustakaanpun banyak terdapat buku-buku yang mendukung

pembelajaran siswa untuk wawasan yang lebih luas. Di kawasan SMK telah ada tempat photocopy yang siap melayani kebutuhan guru dan siswa selama proses

pembelajaran tanpa harus keluar dari lingkungan sekolah, sehingga sangat aman dan strategis karena mengurangi tingkat pem”bolos”an. Tujuan utama dari

berdirinya SMK adalah membentuk siswa yang siap kerja. Guru-guru SMK N 1 Sragen telah berupaya keras agar anak didiknya dapat langsung siap kerja, berbagai kegiatan ekstrakurikuler telah didirikan di sekolah tersebut antara lain :

1. Seni Tari 2. Seni musik

3. Seni rebana 4. Seni teater

Selain kegiatan ekstrakurikuler SMK N 1 Sragen telah ada BKK (Bursa

(46)

commit to user

yang berminat bekerja ke luar negeri. Negara yang dituju misalnya Taiwan, Hongkong, dan Malaysia, dari ketiga negara tersebut kebanyakan dari siswa

berminat bekerja di Malaysia. Selain biaya ringan, biaya administrasi awal dapat dipotongkan dari gaji perbulan. Sehingga total pembiayaan dapat diangsur.

Kegiatan ini dipersiapkan kurang lebih 3 bulan sebelum kelulusan. Siswa-siswi yang diberangkatkan wajib mengikuti Medical Test/Tes Kesehatan dan membuat passpor. Jangka waktu kontrak kerja di luar negeri selama 2 tahun,

biasanya ijazah kelulusan diambil sepulang dari luar negeri. Penempatan kerja yang dituju kebanyakan perusahaan elektronik ternama di Malaysia, Hongkong

dan Taiwan. Semua itu adalah upaya dari guru agar siswi-siswanya mendapatkan pengalaman bekerja yang lebih ahli untuk bekal dimasa depan.

Prestasi demi prestasi juga telah banyak diukir anak-anak SMK N 1

Sragen antara lain:

1. Juara II Lomba Kebersihan Sekolah tingkat SLTA Tahun 2010

2. Juara I Peringatan HUT RI se-Kab Sragen tahun 2009

3. Juara III Lomba Kebersihan Tingkat SMA/SMK se-Kab Sragen Th 2006 4. Juara I Lomba SMA/SMK Terbaik se-Kab Sragen Th 2006

5. Juara I Lomba Kebersihan Sekolah Tingkat SMA/SMK se-Kab Sragen Th 2004.

(47)

commit to user

Di SMK N 1 Sragen saya ditugaskan di kelas AP 1, AP 2, dan AP 3. AP merupakan singkatan dari ”Administrasi Perkantoran ”, pada ketiga kelas tersebut

kebetulan semua muridnya wanita.

Tujuan Program Keahlian Administrasi Perkantoran

a. Memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian bisnis dan manjemen, khusus sekretaris.

b. Mampu memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan

diri dalam lingkup keahlian bisnis dan manjemen, khusus sekretaris.

c. Menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengsi kebutuhan dunia usaha

dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup keahlian bisnis dan manajemen.

d. Menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif.

Kompetensi Tamatan

Tamatan program keahlian Administrasi Perkantoran dapat menampilkan diri sebagai manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Kompetensi produktif yang dimilki tamatan program keahlian Administrasi Perkantoran adalah seperti tercantum pada profil kompetensi tamatan berikut :

a. Melaksanakan pelayanan prima b. Membuka usaha berskala kecil

c. Mengerjakan siklus akuntansi untuk perusahaan jasa dan dagang skala kecil d. Mengetik berbagai naskah / dokumen

(48)

commit to user f. Mengelola administrasi Kantor

g. Mampu mengerjakan pekerjaan Sekretaris,diantaranya 1. Menangani telepon

2. Menangani tamu 3. Mengelola kas kecil

4. Menangani alat tulis dan perlengkapan kantor 5. Menangani dikte dalam bahasa Inggris

6. Mengatur pertemuan/ rapat 7. Mengelola dokumen

8. Mengatur jadwal kegiatan pimpinan 9. Menangani laporan

10. Menangani kegiatan humas dan keprotokolan.

B. Pelaksanaan Kegiatan Belajar-mengajar

Pelaksanaan belajar mengajar di SMK N 1 Sragen saya rasa cukup singkat, tapi sangat menyenangkan. Sebab antusias anak-anak SMK N 1 Sragen terhadap belajar Bahasa Mandarin kiranya cukup tinggi, dibuktikan dengan adanya disaat

proses belajar mengajar berlangsung anak-anak banyak yang bertanya tentang apa bahasa mandarin dari suatu kosakata tertentu. Sehingga suasana kelas menjadi semakin kondusif dan aktif. Melihat nilai ujian tertulis mereka yang lumayan

memuaskan, hal itu juga sebagai bukti antusias mereka dengan belajar bahasa Mandarin.

(49)

commit to user

Mandarin yang menjadi bahasa asing terbaru di mata pelajaran mereka. Pelaksanaan belajar mengajar Bahasa Mandarin terpusat di 3 kelas Adminstrasi

Perkantoran yaitu AP 1, AP 2, dan AP 3.

Praktikan mengajar di 3 kelas Administrasi Perkantoran, tetapi yang

menjadi bahan penelitian pada Tugas akhir ini adalah kelas AP 2. Tabel 1 : Data pertemuan proses belajar mengajar kelas AP 2

Pertemuan Tanggal Waktu Kelas Keterangan

Pertemuan 1 02-02-2012 07.00-08.30 AP 2 Pengenalan Pinyin 1

Pertemuan 2 09-02-2012 07.00-08.30 AP 2 Berlatih pelafalan

Pertemuan 3 16-02-2012 07.00-08.30 AP 2 Kata sapaan+Dialog 1

Pertemuan 4 23-02-2012 07.00-08.30 AP 2 Ujian 1

Pertemuan 5 01-03-2012 07.00-08.30 AP 2 Angka, Waktu, Hari

Pertemuan 6 08-03-2012 07.00-08.30 AP 2 Perkenalan

Pertemuan 7 15-03-2012 07.00-08.30 AP 2 Kosakata Umum

Pertemuan 8 05-04-2012 07.00-08.30 AP 2 Ujian Akhir

Selama proses belajar mengajar berlangsung ternyata sangat menyenangkan dan peserta didik sangat antusias dengan pengenalan bahasa

Mandarin di kelas mereka. Dengan metode drilling dan role playing yang dikemas sesuai bakat dan minat mereka suasana kelas menjadi lebih hidup dan sangat menyenangkan. Tidak hanya itu, bukti ketertarikan mereka dengan bahasa

(50)

commit to user

bahasa Mandarin dari suatu kosakata tertentu. Hal tersebut membuat praktikan semakin semangat dalam pengenalan bahasa Mandarin di SMK N 1 Sragen.

Pertemuan Pertama

Pada hari pertama masuk ke kelas AP 2 tanggal 2 Februari 2012, praktikan

menggunakan bahasa Mandarin sebagai pengantar dan selanjutnya diterjemahkan di depan kelas. Pada saat perkenalan menggunakan bahasa Mandarin berlangsung terlihat raut wajah siswi-siswi yang merasa sedikit aneh dengan bahasa yang

disampaikan, sebab sebelumnya mereka belum pernah menerima pelajaran bahasa Mandarin. Akan tetapi suasana kelas dirasa sangat asyik dan

menyenangkan.

Perkenalan bahasa Mandarin di kelas AP 2 dimulai dengan pengenalan

huruf pinyin, mulai dari cara pengenalan, cara melafalkan huruf-huruf pinyin,

sampai cara-cara melafalkan kosakata huruf pinyin. Tujuan penyampaian materi di atas adalah siswa dapat melafalkan hanzi pinyin dengan pelafalan yang benar

dan nada yang benar. Misalnya, deretan huruf pinyin antara lain :

Suara bibir : b p m f

Suara ujung lidah : d t n l

Suara akar lidah : g k h

Suara belakang lidah : j q x

Suara lidah melingkar ke rongga atas : zh ch sh r

Suara lidah menuju gigi depan : z c s

Sedangkan kosakata dengan huruf pinyin antara lain :

yīng

gāi

(51)

commit to user

Dari pengenalan pelafalan huruf pinyin sampai kosakata huruf pinyin, peserta didik sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Metode drilling yang saya lakukan ternyata sangat bermanfaat pada saat proses pengenalan huruf pinyin, sebab dengan metode drilling yang

mengulang-ulang cara melafalkan, mengmengulang-ulang-mengulang-ulang nada, lama-kelamaan peserta didik menjadi terbiasa dan mengurangi resiko kesalahan di kemudian hari, dengan banyak mengulang-ulang peserta didik menjadi cepat hafal dengan penggunaan

nada dalam bahasa Mandarin.  Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua tanggal 5 Februari 2012 di AP 2, praktikan mereview pelajaran sebelumnya pada awal pelajaran. Dengan mereview pelajaran sebelumnya diharapkan peserta didik lebih maksimal dalam menerima pelajaran

selanjutnya, dan lebih mematangkan kemampuannya dalam berbahasa Mandarin. Pertemuan kedua praktikan melakukan banyak latihan melafalkan kosakata

bernada tunggal yaitu 1, 2, 3, dan 4 maupun kosakata bernada ganda yaitu (1,1) ,(1,2), (1,3), (1,4) dst. Tujuan latihan pelafalan ini adalah lebih mematangkan intonasi/nada pada pelafalan siswa. Dalam hal ini praktikan

meminta peserta didik untuk melafalkan beberapa kosakata berbahasa Mandarin satu persatu, misalnya:

Kosakata bernada tunggal :

zhī zhí zhǐ zhì zhē zhé zhě zhè chuāng chuáng chuǎng chuàng

(52)

commit to user

Sambil peserta didik melafalkan keempat nada dari berbagai kosakata tersebut, guru memberitahu hal-hal apa saja yang salah dan langsung dibetulkan.

Dengan demikian evaluasi kesalahan pada peserta didik berlangsung satu persatu dari seluruh peserta didik yang ada di dalam kelas.

Pada pertemuan kedua ini terdapat kendala-kendala, antara lain peserta didik disaat melafalkan huruf pinyin mereka umumnya masih banyak yang lupa dengan pelafalan baru yang dipelajari, mereka cenderung melafalkan dalam logat

bahasa Indonesia, misalnya pada kosakata yang berawal huruf “z”yang seharusnya “z” dibaca “c”, mereka masih membaca dengan huruf “z” bukan “c”.

(53)

commit to user “baba” seharusnya dibaca “papa”

“qian” seharusnya dibaca “jian”(memakai hembusan)

Sehingga ketika mereka mempraktekkan berbicara dengan bahasa Mandarin harus terus dipantau dan dibenahi agar mereka terbiasa dengan logat

bahasa Mandarin. Kebanyakan dari mereka lupa dengan huruf-huruf yang memakai hembusan. Nada yang mereka ucapkan masih banyak yang lupa, terkadang justru tanpa nada. Huruf-huruf yang memakai hembusan antara lain p, t,

k, c, ch, q.

Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga pada tanggal 16 Februari 2012 praktikan memperkenalkan dialog pendek kepada peserta didik. Dialog pendek tersebut bertema “sapaan”, tujuan dari pembelajaran tersebut ialah agar siswa mampu menyebutkan kata

sapaan dalam bahasa Mandarin dengan nada benar dan pelafalan yang benar serta mampu mengapresiasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelum belajar berdialog praktikan menguraikan kosakata-kosakata yang terdapat pada dialog. Dialog yang dipelajari adalah sebagai berikut:

1.

师shī。(hallo=untuk guru/yang lebih tua)) 2.学

?(saya sangat baik, kamu apa kabar?

Lisa :我wǒ也yěhěn很hǎo好,谢

xiè 谢 xiè

。(saya juga baik, terima kasih)

(54)

commit to user

Praktikan menjelaskan arti dari dialog yang diajarkan, selanjutnya memberikan contoh cara melafalkan yang benar dan ditirukan. Pengenalan arti,

pengulangan pelafalan sangat ditekankan pada pertemuan ketiga ini. Penggunaan metode drilling sangat membantu pemahaman siswa tentang arti kata maupun pelafalan yang benar.

Pertemuan Keempat

Pada pertemuan ke empat sebelum melakukan ujian yang pertama,

praktikan melakukan review pelajaran sebelumnya selama 15-20 menit, dan metode drilling kembali dilakukan pada pertemuan tersebut, setelah kiranya cukup ujian pertama dimulai. Soal dalam ujian pertama ada 31 soal, 10 mengisi kolom

yang kosong, 6 soal mengartikan kata, dan 15 soal memberi nada pada kosakata tertentu.

Pertemuan Kelima

Setelah mengadakan role playing pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan kelima, saya memberikan kosakata baru yang sangat penting

(55)

commit to user

waktu, dan kosakata umum yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah agar siswa mampu menyebutkan nama-nama hari,

angka, dan waktu dalam bahasa Mandarin. Penggunaan metode drilling saya lakukan kembali pada pertemuan kelima ini. Pada perkenalan angka terlihat

sebagian dari anak-anak AP 1, 2 maupun 3 antusias mempraktekkannya, hingga ada yang meminta rekaman dari angka 1-10 untuk dihafalkan di rumah. Hasilnya sangat luar biasa, sebagian dari mereka melafalkan dengan nada yang benar dan

pelafalan yang sesuai. Untuk materi kosakata waktu antara lain :

Angka :

一yī,二èr,sān,四s弟,五wǔ,liù,,七qī,bā,九jiǔ,十sh张

Nama-nama hari :

Senin :星期一 xīngqī yī

Selasa :星期二 xīngqī èr

Rabu :星期 xīngqī sān

Kamis :星期四 xīngqī sì

Jumat :星期五 xīngqī wǔ

Sabtu :星期 xīngqīliù

Minggu :星期日/星期天 xīngqī rì/xīngqī tiān

Waktu :

Selamat Pagi : 早 好 zǎo shang hǎo

Selamat siang : 中午好 (zhōngwu hǎo )

(56)

commit to user Selamat malam : 晚 好 (wǎnshang hǎo )

Untuk kosakata umum yang biasa digunakan antara lain :

Mohon maaf : 对不起 (duì bù qǐ)

Tidak apa-apa: 没 系(měi guān xi )

Selamat ulang tahun : 祝你生日快乐(zhù nǐ shēng rì kuài le)

Selamat tahun baru: 祝你新年快乐(zhù nǐ xīn nián kuài le)

Pertemuan Keenam

Pertemuan enam pada tanggal 8 Maret 2012 praktikan menyampaikan materi perkenalan diri dalam bahasa Mandarin. Tujuannya adalah agar siswa mampu melakukan perkenalan berbahasa Mandarin. Pada materi perkenalan

berbahasa Mandarin siswa diwajibkan untuk mencoba memperkenalkan diri berbahasa Mandarin satu persatu. Pada pertemuan keenam ini guru menggunakan

metode drilling untuk memantapkan kemampuan bermain peran yang akan dilaksanakan pada pertemuan ketujuh. Contoh perkenalannya sebagai berikut :

Perkenalan Individu :

Shintia (nama saya Shintia)

Sragen (Saya tinggal di Sragen)

我 wǒ

的de爱àih好àosh是弟ch唱àng歌gē (Hoby saya adalah bernyanyi)

(57)

commit to user

Untuk memberi pengetahuan mereka tentang tata cara menulis huruf hanzi

saya mencoba memberikan data berupa file Microsoft PowerPoint kepada seluruh siswa agar dipelajari di rumah masing-masing. Sehingga proses belajar tidak

hanya selesai di sekolah semata, tetapi di rumahpun mereka bisa belajar lebih detail tentang tulisan hanzi. Selain materi perkenalan berbahasa Mandarin

praktikan juga mengulang pelafalan untuk kata sapaan yang diberikan pada pertemuan ketiga. Tujuannya adalah untuk memantapkan pelafalan siswa agar pelaksanaan role playing pada pertemuan ketujuh dapat berjalan dengan lancar.

Pertemuan Ketujuh

Pertemuan ketujuh berlangsung pada tanggal 15 Maret 2012. Praktikan

pada awalnya mereview sejenak dialog yang akan dipraktekkan oleh anak-anak dengan metode drilling. Tujuan dari pelaksanaan role playing pada pertemuan

ketujuh ini adalah agar siswa mampu mempraktekkan kata sapaan berbahasa Mandarin dengan temannya di depan kelas. Setelah mereview praktikan meminta beberapa anak untuk melakukan role playing di depan kelas. Ada sebagian anak

yang merasa malu untuk praktek di depan kelas ada pula yang dengan berani mempraktekkan diri di depan kelas. Hasilnya, walaupun ada sebagian yang malu dan ada yang membaca tapi saya sangat salut dengan antusias mereka dalam

(58)

commit to user

langkah-langkah yang telah disimpulkan dari berbagai sumber antara lain:

1. Praktikan mengajak siswa mengidentifikasi situasi untuk role play.

Role play yang dilakukan adalah antara guru dan murid dan antara teman.

2. Praktikan mengajak siswa merancang role play, role play yang

dilakukan bersifat terstruktur dan dilakukan oleh 2 orang.

3. Memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi language function yang diperkirakan muncul dalam percakapan/role play, praktikan

menjelakan secara detail tentang isi dari percakapan tersebut agar dapat menguasai peran.

4. Mengajak siswa mengidentifikasi pilihan-pilihan bentuk bahasa (language forms) untuk masing-masing language function. Jadi praktikan menjelaskan posisi yang tepat disaat melakukan role play.

5. Mengarahkan siswa untuk melakukan drilling terhadap beberapa

language forms yang telah teridentifikasi. Drilling ini dilakukan agar

Gambar

Tabel 1  : Tabel pertemuan pembelajaran AP 2 Hal 36.
Tabel 1 : Data pertemuan proses belajar mengajar kelas AP 2

Referensi

Dokumen terkait