• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL WIKAN FAJAR P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JURNAL WIKAN FAJAR P "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

Perumusan Strategi Pengelolaan Sampah di Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Kota Magelang

The Formulation of Garbage Management Strategy in Magelang City’s Cleanliness,

Gardening and City Planning Service

Wikan Fajar Pramuditya, Sudaryanti

Faculty of Social an Political Science, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Development, economic activities and inhabitant growth in Magelang city caused the daily volume of garbage getting higher increasingly. DKPTK of Magelang city is public organization that is responsible to manage the garbage in Magelang city. This study was conducted to map the problem of garbage management by DKPTK Magelang city by using both internal and external environment analysis methods as known as SWOT analysis than the final result of this study are new strategies to solve those problems. The strategic formulation based on three tipes of strategies, such as program strategy, resource support strategy and institutional strategy. This research is a qualitative descriptive study. The sampling method used was purposive sampling, choosing the informan which is considered knowledgeable and reliable to become the data source. The primary data sources were derived from interview procces and the documents which are relevant to the research for secondary data. Techniques of collecting data that used were interview, study of related documentation and observation. Data validity used was data triangulation technique, which examine the same data from various source. Data analysis technique used is interactive analysis technique.

The formulation of garbage management strategy as the result from this study based on SWOT analysis, are : 1) Organic kampong program and healthy life sosialitation for society, 2) Plan to build regional landfill site. 3) Build 3R temporary dumping ground in every subdistrict, 4) Carry out the sosialitation for PKK cadres about the function bank of thrash and how to establish it, 5) Make a firm law about pickers, 6) Make benefited partnership with private organization to execute the garbage in the landfill, 7) Upgrade the garbage management technology and increase the quality of infrastructure in the landfill, 8) Increase the healthiness of janitor especially the garbage carrier.

(2)

commit to user

2

PENDAHULUAN

Di tahun 2015 ini, Kota

Magelang sedang giat melakukan pembangunan di bidang ekonomi dan

fisik kota. Pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kota Magelang, mendorong penduduk pedesaan atau daerah lain untuk pindah ke Kota Magelang sehingga

arus urbanisasi meningkat.

Pertambahan penduduk baik secara

alamiah ataupun dampak dari

urbanisasi telah mengakibatkan

semakin tingginya volume sampah yang dihasilkan tiap hari dimana setiap

aktivitas manusia pasti akan

menghasilkan sampah yang jumlahnya sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang atau sesuatu yang digunakan sehari-hari. Menurut data

yang diperoleh dari

dkpt.magelangkota.go.id, volume

sampah Kota Magelang pada tahun 2014 yang timbul setiap harinya

mencapai 155 m3. Rata-rata jumlah

sampah yang ditimbulkan oleh 1 orang

adalah 3 cm3/hari.

Meskipun Kota Magelang

memperoleh Adipura Kencana pada tahun 2014, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kota Magelang hampir melebihi kapasitas normal. TPA Kota Magelang hanya memiliki usia teknis hingga tahun 2015. Total luas areanya adalah 7,8 Ha dan hanya 2,4 Ha saja yang masih efektif dipakai serta hanya menyisakan 0,6 Ha lahan kosong yang masih dapat digunakan apabila lahan efektif itu sudah penuh dengan sampah dan hingga saat ini belum memiliki lahan untuk penampungan sampah

baru. Disamping itu, TPA Kota Magelang tersebut berada di Desa

Banyuurip, Kabupaten Magelang.

Sangat ironis ketika Kota Magelang sangat bersih dan dianugerahi Adipura Kencana, tetapi TPA berlokasi bukan di dalam Kota itu sendiri. TPA yang sudah melebihi kapasitas itu akan menimbulkan bau yang tidak sedap bahkan melebihi radius 500 meter dari lokasi, hal itu akan diperparah apabila musim hujan melanda. Warga di sekitar TPA sering mengeluhkan keadaan tersebut. Untuk mengurangi jumlah sampah yang ada sering dilakukan kegiatan pembakaran pada sampah-sampah kering dan pembuatan gas metana dari sampah itu kemudian dialirkan ke warga sekitar, akan tetapi program konversi sampah menjadi gas metana tersebut tidak berjalan dengan baik.

Penanganan sampah di Kota Magelang merupakan tanggung jawab dari Dinas Kebersihan, Pertamanan, Tata Kota (DKPTK) Kota Magelang. Tahap Perencanaan dilakukan oleh Subdin Bina Program berkoordinasi dengan Bidang Kebersihan. Sedangkan pada tahap pelaksanaannya dilakukan oleh Bidang Kebersihan bekerja sama

dengan pihak-pihak lain seperti

kelurahan, Kantor Lingkungan Hidup dan lain-lain.

Faktor utama penyebab

(3)

commit to user

3 Aspek Kelembagaan

1. Jumlah Personil TPA belum

memenuhi kriteria perencanaan personil TPA

2. Pengetahuan teknis petugas TPA

tentang pengelolaan sampah di TPA masih kurang.

Aspek Teknis Operasional

1. Sarana dan prasarana TPA yang

ada belum lengkap dan

kondisinya sebagian sudah rusak dan perlu perbaikan.

Aspek Pembiayaan

1. Biaya pengelolaan sampah di

TPA masih belum memenuhi kriteria pembiayaan pengelolaan sampah di TPA.

2. Pendapatan dari kegiatan

komposting dan penjualan

sampah plastik di TPA belum optimal.

(Sumber: dkpt.magelangkota.go.id

diakses tanggal 22 September 2014)

Namun, disamping masalah

diatas tersebut, Kota Magelang

mempunyai prestasi dalam model pengelolaan sampah yang dilakukan yaitu Controll Landfill, meskipun metode itu hanya bersifat sementara

hingga Sanitary Landfill dapat

terwujud. Prestasi tersebut yang

kemudian berhasil meraih Adipura

Kencana dari pemerintah pusat.

(http://www.sanitasi.or.id). Secara

bertahap pemerintah Kota Magelang

harus merubah menjadi sistem

Sanitary Landfill meskipun

membutuhkan biaya yang besar,

karena dampak dari Controll Landfill yang hanya bersifat sementara sudah mulai terasa yaitu muncul bau yang

tidak sedap ketika volume sampah yang ada sudah cukup besar.

Dari berbagai gambaran diatas, pengelolaan sampah yang dilakukan oleh DKPTK Kota Magelang masih belum maksimal. Supaya pengelolaan

sampah dapat maksimal maka

dibutuhkan adanya perencanaan

strategis yang baik dan jelas.

Perencanaan strategis merupakan

tahap yang sangat penting dalam proses perumusan strategi karena merupakan serangkaian tindakan dan

kegiatan mendasar yang dibuat

pemimpin puncak untuk

diimplementasikan oleh seluruh

anggota dalam organisasi guna

mencapai tujuan. Rencana strategis menekankan pada tindakan yang dilakukan manajer puncak untuk

membuat keputusan dengan

melakukan analisis terhadap kekuatan dan kelemahan internal serta peluang

dan ancaman dari lingkungan

eksternal.

Perumusan strategi yang akan dibuat, tentu saja berasal dari berbagai aspek dan dianalisa dari berbagai sisi.

Untuk membuat suatu strategi

diperlukan analisa terhadap

lingkungan internal dan eksternal dari

organisasi tersebut. Lingkungan

internal yang terdiri dari kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness)

dan lingkungan eksternal yang terdiri

dari kesempatan (opportunity) dan

(4)

commit to user

4 kinerja DKPTK Kota Magelang dalam

pengelolaan sampah.

Perencanaan strategis sangat dibutuhkan dalam penanganan sampah

yang dilakukan DKPTK Kota

Magelang karena dengan perencanaan strategis yang baik dan jelas dapat

memberikan arah dan jawaban

terhadap perubahan lingkungan.

Perencanaan strategis yang didukung oleh pemahaman lingkungan internal

dan eksternal dapat membuat

organisasi mampu bertahan dan

berkembang. Namun dalam prasurvey

yang telah dilakukan peneliti

ditemukan bahwa strategi yang

dilakukan oleh DKPTK Kota

Magelang dalam pengelolaan sampah belum dianalisis secara mendalam.

Sehingga menurut peneliti,

perencanaan strategis di DKPTK Kota Magelang belum optimal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Perumusan

Strategi Pengelolaan Sampah di Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota

(DKPTK) Kota Magelang.”

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar

belakang tersebut, maka dalam

penelitian ini penulis menyajikan rumusan masalah sebagai berikut :

“Strategi apa yang harus dilakukan

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Kota Magelang

dalam pengelolaan sampah?”

TINJAUAN PUSTAKA

DKPTK Kota Magelang sebagai suatu institusi atau lembaga publik tentu saja memiliki strategi-strategi dalam program pengelolaan sampah.

Strategi merupakan suatu seni

menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan ( J. Salusu, 2003:101)

Strategi yang sudah ada dan

masalah-masalah yang muncul

kemudian akan dianalisis dengan memperhatikan faktor-faktor terkait

seperti Kelebihan (Strength),

Kelemahan (Weakness), Kesempatan (Opportunity), dan Ancaman (Threat) yang dimiliki oleh lembaga tersebut dalam mengelola sampah. Maka dari itu teknik analisis yang digunakan adalah Analisis SWOT, berikut adalah penjelasannya:

1. Kekuatan (strengths) adalah

situasi dan kemampuan internal

yang bersifat positif yang

memungkinkan organisasi

memnuhi keuntungan strategis

dalam mencapai visi dan misinya.

2. Kelemahan (weaknesses) adalah

situasi dan ketidakmampuan

internal yang bersifat negatif yang

menghambat organisasi dalam

mencapai visi dan misinya.

3. Peluang (opportunities) adalah

faktor-faktor eksternal organisasi

yang bersifat positif yang

(5)

commit to user

5 4. Ancaman (threats) adalah

faktor-faktor eksternal organisasi yang bersifat negatif yang menghambat organisasi dalam mencapai visi dan misinya.

Lingkungan Internal DKPTK Kota Magelang dapat diidentifikasi dari Potensi, Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Keuangan, Sarana dan Prasarana dan Budaya Organisasi. Potensi DKPTK Kota Magelang dapat dilihat dari banyaknya sampah yang berada di TPA Banyuurip di desa Banyuurip. Jumlah sampah di TPA yang sudah hampir melebihi kapasitas, jika dimanfaatkan dengan baik, selain dapat mengurangi jumlah sampah juga dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Lingkungan eksternal DKPTK Kota Magelang dapat diidentifikasi dari pengaruh perkembangan faktor

politik, ekonomi, sosial budaya,

teknologi dan pengaruh stakeholder. Faktor politik merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan

dengan kegiatan DKPTK Kota

Magelang dalam pengelolaan sampah.

Faktor ekonomi menyangkut

pembangunan ekonomi. Faktor sosial budaya berkaitan dengan partisipasi, kesadaran masyarakat dan nilai-nilai budaya. Faktor teknologi terkait pada kemajuan teknologi yang pesat pada saat sekarang ini menuntut organisasi untuk mengikuti perubahan teknologi agar dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan hasil analisis

lingkungan internal dan eksternal,

maka akan dapat diidentifkasi apa

yang akan menjadi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman atau hambatan yang dihadapi DKPTK Kota Magelang yang dapat mempengaruhi kinerjanya dalam pengelolaan sampah.

Langkah selanjutnya adalah

mengidentifkasi isu-isu strategis

dengan menggunakan analisis SWOT.

Kemudian isu-isu strategis yang

muncul dari analisis SWOT tersebut,

harus disusun prioritas

penanganannya. Semakin dekat isu-isu strategis yang muncul dari matriks

SWOT dengan visi dan misi

organisasi, dalam artian kesesuian dan kecocokan dengan visi, misi dan tujuan dari DKPTK Kota Magelang, maka semakin perlu isu tersebut

diberikan prioritas untuk

diprogramkan, agar pengelolaan

sampah di Dinas Kebersihan,

Pertamanan dan Tata Kota (DKPTK) Kota Magelang dapat lebih maksimal.

METODOLOGI PENELITIAN

Bentuk penelitian yang

digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yang hendak

bermaksud memberikan gambaran

masalah secara sistematis, cermat,

rinci dan mendalam

mengenaipengelolaan sampah DKPTK

Kota Magelang, kemudian

menganalisisnya dengan

memperhatikan faktor lingkungan

internal dan eksternal serta

(6)

commit to user

6

Dalam penelitian ini

pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan purposive sampling.

Dalam purposive sampling ini peneliti

mempunyai kecenderungan untuk

memilih informan yang dianggap

mengetahui informasi dan

permasalahnnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Dengan informan Sekretaris DKPTK Kota Magelang, Kepala Bidang Kebersihan DKPTK Kota

Magelang, Kepala Sub Bagian

Keuangan DKPTK Kota Magelang, Kepala Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian DKPTK Kota

Magelang., Kepala UPTD TPSA DKPTK Kota Magelang dan Tenaga Harian Lepas DKPTK Kota Magelang.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada informan, observasi, dan mengkaji dokumen terkait dengan manajemen pengelolaan sampah di Kota Magelang oleh DKPTK.

Data yang diperoleh selanjutnya diuji keabsahan dan kevalidannya dengan menggunakan triangulasi data, artinya data yang sama akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data (informan) yang berbeda (H.B. Sutopo, 2006:93). Triangulasi juga dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh

dari wawancara dan data yang

diperoleh dengan pengamatan serta membandingkan dengan data yang diperoleh dari arsip, dokumen dan artikel. Dengan demikian akan terjadi saling kontrol antar data dari sumber-sumber yang berbeda.

Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model interaktif analisis yang terdiri dari 3 komponen analisa utama yang

membentuk suatu tahapan dan

berinteraksi dengan proses

pengumpulan data sehingga

membentuk suatu siklus.

HASIL PENELITIAN

Penelitian terkait dengan

permasalahan lokasi TPA Kota

Magelang, daya tampung TPA, dan juga jumlah sampah yang semakin bertambah disesuaikan dengan strategi yang dimiliki oleh DKPTP Kota Magelang yang telah penulis analisis dengan menggunakan analisis SWOT menghasilkan analisis sebagai berikut:

1. Kekuatan (Strength)

a. Jumlah sampah di TPA

Banyuurip sangat besar,

sehingga apabila jumlah sampah yang besar tersebut dapat diolah

dan dimanfaatkan dengan

maksimal oleh DKPTK Kota

Magelang menjadi kompos,

pupuk granul, dan biogas maka dapat memberikan pemasukan.

b. Jumlah pegawai sudah cukup

memadai untuk pengelolaan

sampah.

c. Anggaran yang cukup untuk

memenuhi program dan kegiatan dari DKPTK Kota Magelang.

d. Hubungan antar pegawai dan

(7)

commit to user

7

e. Semangat kerja dan komitmen

pegawai yang tinggi dalam melaksanakan tugas.

f. Kerja sama yang baik antar seksi

di Bidang Kebersihan dalam pengelolaan sampah.

2. Kelemahan (Weakness)

a. Pengelolaan sampah dengan cara

3R (Reduce, Reuse, Recycle) belum berjalan dengan baik.

b. TPA yang sudah habis usia

teknisnya.

c. Kuantitas dan kualitas alat berat

untuk pengelolaan sampah di TPA masih kurang memadai.

3. Peluang (Opportunities)

a. Adanya dasar hukum dalam

pengelolaan sampah yaitu Perda No. 4 Tahun 2008, Perda No. 10 Tahun 2013, dan UU No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

b. Adanya dukungan dari

Pemerintah Kota Magelang.

c. Koordinasi yang baik antara

DKPTK Kota Magelang dengan KLH.

d. Pemulung dapat membantu

mengurangi jumlah sampah.

4. Ancaman (Threaths)

a. Kesadaran masyarakat akan

kebersihan masih kurang.

b. Partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah masih

rendah.

c. Meningkatnya jumlah pemulung.

d. Belum digunakannya teknologi

pengolahan sampah modern.

e. Belum adanya kerjasama dengan

pihak swasta/pihak lain terkait pengelolaan sampah di TPA.

Berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap pengelolaan sampah di DKPTK Kota Magelang, tahap selanjutnya adalah

memanfaatkan semua informasi

tersebut sebagai landasan pada

perumusan strategi pengelolaan

sampah di DKPTK Kota Magelang

dengan menggunakan model

perumusan strategi. Model perumusan strategi yang digunakan adalah matriks SWOT, dimana matriks ini dapat menghasilkan beberapa kemungkinan alternatif strategis.

IFAS EFAS

Strength Weakness

Opportunity S-O W-O

Threath S-T W-T

Dari hasil Matriks SWOT

terhadap faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan, kemudian faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman,

maka dapat diidentifkasi isu-isu

strategis mengenai pengelolaan

sampah di DKPTK Kota Magelang.

Isu-isu strategis tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Isu Strategi S-O (Kekuatan dan Peluang)

a. Melaksanakan koordinasi antar

stakeholders untuk kegiatan

kebersihan dan pengolahan

(8)

commit to user

8

b. Peningkatan kualitas kesehatan

petugas kebersihan

c. Peningkatan pengolahan

kompos, pupuk granul dan

biogas

2. Isu Strategi W-O (Kelemahan

dan Peluang)

a. Peningkatan Kualitas dan

Kuantitas Sarana dan Prasarana Kerja.

b. Mewujudkan program

pembangunan TPA regional.

c. Pembangunan TPS 3R

(Reduce, Reuse, Recycle) di setiap kecamatan.

3. Isu Strategi S-T (Kekuatan dan Ancaman)

a. Sosialisasi pengelolaan sampah

kepada masyarakat, bekerja

sama dengan KLH dan LSM

b. Peningkatan pengembangan

IPTEK dalam pengolahan

sampah.

c. Membuat peraturan yang tegas

tentang pemulung

4. Isu Strategi W-T (Kelemahan

dan Ancaman)

a. Sosialisasi kepada kader PKK

tentang fungsi dan pebuatan Bank Sampah

b. Menjalin kerja sama dengan

Pihak Swasta dalam Pengelolaan Sampah di TPA

c. Mengembangkan Program

Kampung Organik

Dalam menetapkan strategi,

terlebih dahulu isu-isu strategis yang telah diidentifikasi tersebut dibuat

prioritas penanganannya. Dalam

menyusun prioritas isu-isu strategis menggunakan model titik singgung (The Fit). Dimana dalam model ini prioritas penanganannya ditentukan dengan kesusaian dan kecocokan dengan visi, misi dan tujuan DKPTK Kota Magelang khususnya misi dan tujuan dalam bidang kebersihan.

1. Keterkaitan Isu Strategis dengan Visi :

Visi DKPTK Kota Magelang

Tahun 2011-2015 adalah

“Mewujudkan Kota Magelang yang Bersih, Indah, dan Tertata Didukung

oleh Aparatur yang Profesional”.

Berdasarkan pada visi tersebut jelas bahwa isu-isu strategis yang telah diidentifikasikan berkaitan dengan visi

karena isu-isu strategis tersebut

menekankan pada kualitas pelayanan dalam pengelolaan sampah yang harus

terus ditingkatkan agar tercipta

pelayanan publik yang lebih baik. Visi dari DKPTK Kota Magelang ini masih secara umum membahas keseluruhan bidang jadi belum dapat memberikan hasil pada prioritas isu strategis mana yang harus diutamakan. Akan tetapi dari Matriks SWOT yang sudah dibuat, isu strategis yang harus diutamakan tentu saja isu strategis yang diperoleh dari kekuatan dan peluang (SO) karena dipakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan eksternal. Kemudian prioritas kedua adalah isu strategis yang diperoleh dari kekuatan dan ancaman (ST) karena isu strategis yang muncul dimungkinkan tidak akan

(9)

commit to user

9 DKPTK Kota Magelang cukup kuat

untuk menanggulangi ancaman yang muncul.Prioritas ketiga adalah isu

strategis yang diperoleh dari

kelemahan dan peluang (WO) karena isu-isu tersebut akan menjadi hal yang bersifat problematis karena organisasi tidak berada dalam posisi yang bagus untuk mendapatkan keuntungan dari peluang, sedangkan prioritas terakhir adalah isu strategis yang diperoleh dari kelemahan dan ancaman (WT) karena

akan menyulitkan DKPTK Kota

Magelang, diakibatkan pada situasi dimana organisasi berada posisi yang payah untuk mempertahankan dirinya dari ancaman.

2. Keterkaitan Isu Strategis dengan Misi dan Tujuan :

Misi dan tujuan DKPTK Kota

Magelang yang terkait dengan

penelitian adalah “Meningkatkan

pengelolaan kebersihan, persampahan

dan pemanfaatan sampah secara

profesional dan berkelanjutan disertai dengan peningkatan peran serta

pemberdayaan dan kemandirian

masyarakat”.

Sedangkan tujuan dari misi tersebut adalah:

a) Mewujudkan Kota Magelang

yang bersih didukung sistem pengelolaan kebersihan yang memadai.

b) Meningkatkan pengelolaan

sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

Berdasarkan penjabaran misi dan tujuan khususnya di bidang kebersihan tersebut, terdapat beberapa poin yang

menjadi fokus dari perencanaan

strategis yang diharapkan dapat

diimplementasikan, yaitu :

a) Strategi harus mengutamakan

pada penyelenggaraan

pengelolaan kebersihan yang berkelanjutan

b) Strategi harus mengutamakan

pada pengelolaan persampahan yang berkelanjutan

c) Strategi harus mengutamakan

pada pemanfaatan sampah yang berkelanjutan

d) Peningkatan sarana dan prasana

dalam pengelolaan sampah

e) Peningkatan kesadaran dan

partisipasi masyarakat untuk

berperan dalam kebersihan,

pengelolaan dan pemanfaatan sampah

Lima poin utama dalam

pengelolaan sampah menurut misi dan tujuan tersebut, menjadi titik singgung (the fit) antara 12 isu strategis yang muncul dengan misi dari DKPTK Kota

Magelang khususnya bidang

kebersihan. Dari lima poin tersebut

dapat dijadikan acuan dalam

penyusunan prioritas isu yang harus

diutamakan dalam perumusan

strateginya.

1. Strategi harus mengutamakan pada

penyelenggaraan pengelolaan

(10)

commit to user

10 DKPTK Kota Magelang sesuai

dengan misi dan tujuan.

2. Strategi harus mengutamakan pada

pengelolaan persampahan yang

berkelanjutan

Titik singgung ini merupakan prioritas kedua dalam perumusan strategi pengelolaan sampah di DKPTK Kota Magelang sesuai dengan misi dan tujuan.

3. Strategi harus mengutamakan pada

pemanfaatan sampah yang

berkelanjutan

Titik singgung ini merupakan prioritas ketiga dalam perumusan strategi pengelolaan sampah di DKPTK Kota Magelang sesuai dengan misi dan tujuan.

4. Peningkatan sarana dan prasana

dalam pengelolaan sampah.

Titik singgung ini merupakan prioritas keempat dalam perumusan strategi pengelolaan sampah di DKPTK Kota Magelang sesuai dengan misi dan tujuan.

5. Peningkatan kesadaran dan

partisipasi masyarakat untuk

berperan dalam kebersihan,

pengelolaan dan pemanfaatan

sampah

Titik singgung ini merupakan prioritas kelima dalam perumusan strategi pengelolaan sampah di DKPTK Kota Magelang sesuai dengan misi dan tujuan.

6. Peningkatan kesadaran dan

partisipasi masyarakat untuk

berperan dalam kebersihan,

pengelolaan dan pemanfaatan

sampah

Titik singgung ini merupakan prioritas kelima dalam perumusan strategi pengelolaan sampah di

DKPTK Kota Magelang sesuai dengan misi dan tujuan.

Berdasarkan dari matriks faktor lingkungan internal dan eksternal yang

telah disusun, maka ditemukan

kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) dari pengelolaan sampah di DKPTK Kota Magelang. Kemudian

matriks SWOT dibuat untuk

memunculkan kemungkinan isu-isu

strategis yang terkait dengan

permasalahan pengelolaan sampah. Setelah isu-isu strategis muncul dari analisis SWOT kemudian disusun

prioritas penanganannya dengan

memanfaatkan model titik singgung (The Fit), dimana isu-isu strategis yang ada ditarik suatu keterkaitan dengan visi, misi dan tujuan DKPTK Kota Magelang.

Kemudian isu strategis tersebut juga diidentifikasi sesuai dengan tipe-tipe strategi yang ada, agar strategi

dapat berjalan sesuai dengan

bidangnya. Tipe strategi yang

digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu strategi program (program

strategy), strategi kelembagaan

(institutional strategy), dan strategi pendukung sumber daya (resource support strategy). Berikut adalah isu-isu strategis yang telah diintegrasikan menjadi beberapa strategi dan telah disesuaikan dengan tipe strategi yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Program Strategy (Strategi

Program)

a. Program Kampung Organik

(11)

commit to user

11

b. Sosialisasi kepada Kader

PKK tentang Pembuatan dan Fungsi Bank Sampah

c. Membangun TPS 3R

(Reduce, Reuse, Recycle) di Setiap Kecamatan

d. Segera Mewujudkan Program

Pembangunan TPA Regional

e. Membuat Peraturan yang

Tegas tentang Pemulung

2. Institusional Strategy ( Strategi

Kelembagaan)

a. Menjalin Kerja Sama yang

Saling Menguntungkan

dengan Pihak Lain dalam Pengelolaan Sampah di TPA

3. Resource Support Strategy

(Strategi Pendukung Sumber

Daya)

a. Meningkatkan Teknologi

Pengelolaan Sampah, Sarana dan Prasarana di TPA

b. Peningkatan Kesehatan

Petugas Kebersihan terutama Petugas yang Bekerja di

Bagian Pengangkutan

Sampah

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian tentang

perumusan strategi pengelolaan

sampah yang di DKPTK Kota

Magelang, terdapat beberapa

kekurangan dalam pengelolaan

sampah yang menjadi kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) dari DKPTK Kota Magelang yang harus segera ditindaklanjuti agar tercipta pelayanan publik yang lebih maksimal, khususnya dalam pengelolaan sampah.

Dalam analisis lingkungan

internal menghasilkan kelemahan

(weakness) dari DKPTK Kota

Magelang dalam pengelolaan sampah, sebagai berikut :

1. Pengelolaan sampah dengan cara

3R (Reduce, Reuse, Recycle) belum berjalan dengan baik.

2. TPA yang sudah habis usia

teknisnya.

3. Kuantitas dan kualitas alat berat

untuk pengelolaan sampah di TPA masih kurang memadai.

Kemudian analisis lingkungan

eksternal, mengidentifikasikan

ancaman (threat) dari DKPTK Kota Magelang dalam pengelolaan sampah, sebagai berikut:

1. Kesadaran masyarakat akan

kebersihan masih kurang.

2. Partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan sampah masih

rendah.

3. Meningkatnya jumlah pemulung.

4. Belum digunakannya teknologi

pengolahan sampah modern.

5. Belum adanya kerjasama dengan

pihak swasta/pihak lain terkait pengelolaan sampah di TPA.

Berdasarkan pada analisis

lingkungan internal dan eksternal yang telah dilakukan, kemudian dibuat matriks SWOT untuk mengidetifikasi isu-isu strategis mengenai pengelolaan sampah di DKPTK Kota Magelang.

Langkah selanjutnya adalah

(12)

commit to user

12 titik singgung (The Fit). Dalam model

ini, prioritas penanganan ditentukan dengan kesesuaian dan kecocokan dengan misi dan tujuan Bidang

Kebersihan dari DKPTK Kota

Magelang. Karena Bidang Kebersihan merupakan bagian dari DKPTK Kota

Magelang yang secara langsung

melaksanakan pengelolaan sampah. Berasal dari misi dan tujuan tersebut dibuat beberapa fokus poin dari perencanaan strategi yang menjadi titik singgung dari isu-isu strategis dengan misi dan tujuan Bidang Kebersihan DKPTK Kota Magelang, sehingga dapat diketahui isu strategis mana yang harus diprioritaskan.

Berikut adalah urutan isu

strategis setelah disesuaikan dengan titik singgung yang berasal dari misi dan tujuan Bidang Kebersihan :

1. Mewujudkan program

pembangunan TPA regional

2. Pembangunan TPS 3R (Reduce,

Reuse, Recycle) di setiap

kecamatan

3. Peningkatan pengembangan

IPTEK dalam pengolahan sampah

4. Melaksanakan koordinasi antar

stakeholders untuk kegiatan

kebersihan dan pengolahan

sampah

5. Peningkatan pengolahan kompos,

pupuk granul dan biogas

6. Menjalin kerja sama dengan Pihak

Swasta dalam Pengelolaan

Sampah di TPA

7. Mengembangkan Program

Kampung Organik

8. Peningkatan kualitas kesehatan

petugas kebersihan

9. Peningkatan Kualitas dan

Kuantitas Sarana dan Prasarana Kerja

10.Sosialisasi pengelolaan sampah

kepada masyarakat, bekerja sama dengan KLH dan LSM

11.Membuat peraturan yang tegas

tentang pemulung

12.Sosialisasi kepada kader PKK

tentang fungsi dan pebuatan Bank Sampah

Kemudian langkah selanjutnya adalah tahap perumusan strategi. Isu-isu strategis yang telah diidentifikasi sesuai dengan prioritasnya tersebut dapat difokuskan dan diintegrasikan

menjadi beberapa strategi saja,

sehingga memungkinkan untuk

berjalan bersamaan antara satu isu strategis dengan isu strategis lain, guna efisiensi dalam anggaran dan waktu pelaksanaan. Kemudian isu strategis tersebut juga diidentifikasi sesuai dengan tipe-tipe strategi yang ada, agar strategi dapat berjalan sesuai dengan

bidangnya. Tipe strategi yang

digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu strategi program (program

strategy), strategi kelembagaan

(institutional strategy), dan strategi pendukung sumber daya (resource support strategy). Berikut adalah isu-isu strategis yang telah diintegrasikan menjadi beberapa strategi dan telah disesuaikan dengan tipe strategi yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Program Strategy (Strategi

Program)

a. Program Kampung Organik

(13)

commit to user

13

b. Sosialisasi kepada Kader

PKK tentang Pembuatan dan Fungsi Bank Sampah

c. Membangun TPS 3R

(Reduce, Reuse, Recycle) di Setiap Kecamatan

d. Segera Mewujudkan Program

Pembangunan TPA Regional

e. Membuat Peraturan yang

Tegas tentang Pemulung

2. Institusional Strategy ( Strategi

Kelembagaan)

a. Menjalin Kerja Sama yang

Saling Menguntungkan

dengan Pihak Lain dalam Pengelolaan Sampah di TPA

3. Resource Support Strategy

(Strategi Pendukung Sumber

Daya)

a. Meningkatkan Teknologi

Pengelolaan Sampah, Sarana dan Prasarana di TPA

b. Peningkatan Kesehatan

Petugas Kebersihan terutama Petugas yang Bekerja di

Bagian Pengangkutan

Sampah

Berdasarkan penelitian dan

analisa data yang telah dipaparkan, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam pengelolaan

sampah oleh DKPTK Kota Magelang. Berikut adalah beberapa saran yang dapat penulis berikan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu :

1. Pemanfaatan jumlah sampah

yang ada di TPA dengan baik

sebagai sumber daya yang

mempunyai nilai guna kembali

dan pengelolaannya harus

ditingkatkan agar dapat

menambah PAD.

2. DKPTK Kota Magelang dan

Pemkot Magelang harus segera menindaklanjuti MOU untuk pembangunan TPA Regional dan

segera melaksanakan studi

kelayakan berdasarkan AMDAL dan konsep tata ruang serta segera mengajukan dana ke

pemerintah pusat agar

pembangunan TPA Regional dapat segera dilaksanakan.

3. Penggunaan teknologi

pengolahan sampah harus segera dilaksanakan karena teknologi

pengolahan sampah berupa

insinerator dapat menjadi solusi ketika lahan dari TPA semakin

sempit, dimana insinerator

tersebut dapat menyusutkan

volume sampah hingga 90%.

4. Segera membangun TPS 3R

(Reduce, Reuse, Recycle)

minimal 1 unit TPS di setiap kecamatan di Kota Magelang. yang berguna untuk memisahkan sampah yang masih memiliki nilai guna kembali dan menjadi

tempat pengolahan sampah

menjadi sumber daya yang dapat digunakan kembali.

5. DKPTK Kota Magelang bersama

SKPD lain harus bekerjasama

untuk memberikan masukan

kepada masyarakat, baik dalam

bentuk sosialisasi ataupun

bimbingan tentang pentingnya

hidup sehat dan menjaga

kebersihan lingkungan, terutama dalam hal pengolahan sampah.

6. DKPTK Kota Magelang harus

(14)

commit to user

14

pemeriksaan dan vaksinasi

kesehatan bagi para petugas tersebut, minimal 6 bulan sekali. Mengingat petugas kebersihan

atau petugas di lapangan

merupakan ujung tombak dari DKPTK Kota Magelang

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. 2007. Strategic Management : For Educational Management. Bandung : Alfabeta.

Armstrong, Michael. 2003.

Manajemen Sumber Daya

Manusia Stratejik. Terj. Ati

Cahayani. Jakarta : PT. Gramedia

Bahar, Yul H. 1986. Teknologi

Penanganan dan Pemanfaatan Sampah.Jakarta : PT. Waca Utama Pramesti

Bryson, John, M. 2005. Perencanaan

Strategis. Terj. M. Miftahuddin. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen

Strategik : Konsep, Kasus dan

Implementasi. Jakarta : PT

Gramedia.

Rangkuti, Freddy.2005. Analisis

SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gaspersz, Vincent. 2004. Perencanaan

Strategik Untuk Peningkatan

Kinerja Sektor Publik. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Grant, Robert M. 1999. Analisis

Strategi Kontemporer: Konsep,

teknik, aplikasi (terjemahan:

Thomas). Jakarta : Erlangga

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen

Strategik: Organisasi Non Profit

Bidang Pemerintahan.

Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

Sutopo, HB. 2006. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Jakarta : Sebelas Maret University Press. Jauch, Lawrence R. dan William F.

Glueck.1999. Manajemen

Strategis dan Kebijakan

Perusahaan. Terj.Murad dan AR.

Henry Sitonggang. Jakarta:

Erlangga.

Pearce, John A dan Richard B.

Robinson. 2008. Manajemen

Strategis : Formulasi,

Implementasi dan Pengendalian. Terj.Yanivi dan Bachtiar dan

Christine. Jakarta : Salemba

Empat.

Salusu, J. 2003. Pengambilan

Keputusan Stratejik Untuk

Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit. Jakarta : PT Grasindo. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu

Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta

Siagian, P. Sondang. 2003.

Manajemen Strategik. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press

Produk Hukum :

(15)

commit to user

15 Peraturan Daerah Kota Magelang No.

10 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Sampah

Jurnal Internasional:

Federica Ricceridan James Guthire.

2007. “The Strategic Manajement

of Knowledge Resources” 3rd

Workshop on Visualising,

Measuring, and Managing

Intingibles & Intellectual Capital (ssrn.com)

Sarah Kaplan dan Paula Jarzabkowski.

2006. Using Strategy Tools in

Pactice-how tools mediate

stetegizing and organizing. AIM

(Advanced Institute of

Management Research) Int, J. Working Paper Series: 047

Website:

http://dkpt.magelangkota.go.id diakses tanggal 22 September 2014

http://www.sanitasi.or.id diakses

tanggal 22 September 2014

http://www.koran-sindo.com/node/356092 tanggal 4 Januari 2014 diakses tanggal 22 September 2014

http:/menlh.go.id diakses tanggal 20 November 2014

http://berita-iptek.blogspot.com

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara pribadi dengan Bapak Abdul Majid, guru akidah ahlak Madrasah Aliyah Nahdlotussibyan Wonoketingal Karanganyar Demak , pada tanggal 19 november 2015 di Ruang

Jika dicermati secara mendalam, ternyata proses penjualan produk AXA Mandiri yang dilaksanakan oleh Divisi Telemarketing AXA Mandiri dan secara teknis dilakukan

Dalam penelitian kualitatif juga, temuan atau data dapat dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan penliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi

Pengintegrasian pendidikan karakter keagamaan selain hal tersebut di atas nilai karakter yang ditanamkan melalui pembelajaran hakikat ilmu fisika dan keselamataan

[r]

Yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu pada penelitian Iqdam Liberty Muhammad membahas mengenai pola distribusi beras miskin ditinjau dari sosiologi dan

Lebih dalam lagi mengenai arti seorang pemimpin, menurut Robbert D Stuart (2002) bahwa pemimpin adalah seorang yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi,

Flat files lend themselves nicely to data modeling in Excel because they can be detailed enough to hold the data you need and still be conducive to a wide array of analysis