• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan letter of credit (l/c) pada PT. Kusumahadi Santosa di Jaten Karanganyar OVY 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan letter of credit (l/c) pada PT. Kusumahadi Santosa di Jaten Karanganyar OVY 2"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LETTER OF CREDIT (L/C)

PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA

DI JATEN KARANGANYAR

Tugas Akhir

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada

Program Studi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

Ovy Meyla Afriastuti NIM : F.3106091

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)
(3)
(4)

MOTTO

§ Sesungguhnya seiring kesusahan itu ada kemudahan oleh karena itu

kerjakanlah sesuatu dengan sungguh-sungguh (QS. Al-Insyiroh 6-7)

§ Kebaikan itu merupakan cahaya dalam kalbu, cahaya kalbu yang akan

memberi kekuatan pada tubuh, sedangkan keburukan merupakan

kegelapan kalbu, kegelapan yang akan menimbulkan kelemahan tubuh

(Hasan Al-Bashri).

§ Barang siapa di uji lalu bersabar, di beri lalu bersyukur, di zalimi

lalu memaafkan, dan berbuat zalim lalu bertaubat, maka bagi

mereka keselamatan dan merekalah orang-orang yang memperoleh

(5)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Tugas Akhir ini kepada : 1. Allah SWT sang pemilik segala-Nya 2. Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas

kasih atas kasih sayang yang tak dapat dinilai dengan apapun

3. Kakak dan Adik-adik ku.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan keridhoan-Nya kepada kita semua. Dengan kemampuan dan waktu terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “PENGGUNAAN LETTER OF CREDIT DALAM TRANSAKSI EKSPOR PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA JATEN KARANGANYAR.”

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya tugas akhir ini, khususnya kepada :

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Hari Murti, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Bisnis Internasional yang telah memberikan ijin, saran serta pengarahan yang sangat berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

3. Dwi Prasetyani, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang dengan sabar memberi petunjuk, nasihat dan bimbingan hingga laporan tugas akhir selesai.

(7)

5. Manajer PT. Kusumahadi Santosa yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian sekaligus magang kerja guna melengkapi penulisan Tugas Akhir.

6. Staf karyawan Divisi I Departemen Pemasaran PT. Kusumahadi Santosa, Bapak Mulyanto dan Ibu Rini terimakasih atas informasi serta batuannya dalam memberikan data yang diperlukan penulis.

7. Ibu Dewi selaku bagian personalia PT. Kusumahadi Santosa yang berkenang memberi ijin magang kerja dan penelitian untuk penulisan Laporan Tugas Akhir.

8. Seluruh staf dan karyawan PT. Kusumahadi Santosa yang telah memberikan bimbingan dalam mempelajari transaksi perdagangan luar negeri.

9. Ayah, Ibu, Mbak ika, adik-adik ku terimakasih atas doa dan dukungannya. 10.Mas Dwi terimakasih yang telah menunggu dan membantu hingga

terselesainya penulisan Tugas Akhir.

11.Teman-teman Bisnis Internasional terimakasih atas kerjasama.

12.Sahabat ku Ine, Mita, Evi, Nanik terimakasih atas persahabatan kalian semoga sukses.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesainya penulisan Tugas Akhir.

Surakarta, Juni 2009

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN ABSTRAKSI... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSETUJUAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR... vii

HALAMAN DAFTAR ISI... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan Masalah... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Metode Penelitian... 5

(9)

1. Pengertian Ekspor... 8

2. Dokumen Penunjang Ekspor dan Penerbitannya... 9

3. Ketentuan-ketentuan Ekspor dan Barang Ekspor... 10

4. Metode Pembayaran Ekspor... 13

B. Tinjauan Khusus Letter of Credit……… 15

1. Pengertian Letter of Credit……… 15

2. Proses Pembukaan Letter of Credit……… 16

3. Pihak-pihak yang terlibat dalam Transaksi Letter of Credit... 17

4. Bentuk-bentuk Letter of Credit……… 19

5. Jenis-jenis Letter of Credit……… 20

6. Sifat-sifat Letter of Credit……… 21

7. Tenor/jangka waktu Letter of Credit………. 21

8. Landasan Hukum Letter of Credit……… 21

9. Jenis-jenis Dokumen dalam Letter of Credit…………... 22

10. Manfaat Letter of Credit……….. 25

11. Prosedur dasar Letter of Credit………. 26

BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan... 30

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan... 30

2. Aspek Strategi Perusahaan... 32

3. Visi dan Misi Perusahaan... 33

(10)

5. Produksi... 46

6. Pemasaran... 48

7. Tujuan Ekspor... 50

B. Pembahasan... 51

1. Perlindungan Kepentingan Para Pihak dalam L/C... 51

2. Kelebihan dan Kelemahan Letter of Credit... 63

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 66

B. Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA... 69

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Daftar Karyawan PT. Kusumahadi Santosa Tahun 2009... 43

3.2 Dafrar Karyawan PT. Kusumahadi Santosa Tahun 2008... 44

3.3 Jam Kerja PT. Kusumahadi Santosa... 46

3.4 Kapasitas Produksi... 47

3.5 Hasil Produksi Tekstil... 47

3.6 Volume Penjualan Ekspor Tahun 2008... 48

3.7 Volume Penjualan Ekspor Tahun 2007... 49

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan

2. Surat Keterangan Magang 3. Letter of Credit

4. Sales Contract

5. Surat Pesanan Produksi 6. Commercial Invoice 7. Neutral Packing List 8. Shipping Insruction 9. Persetujuan Ekspor (PE)

10. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 11. Certificate of Origion (COO)

12. Bill of Lading 13. Shipment Advice 14. Beneficiary Certificate

15. Beneficiary’s Signed Attestation 16. Asuransi

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan melewati batas negara (pabean) terjadi karena setiap negara berbeda dengan negara lain ditinjau dari sudut sumber alam, iklim, letak geografis, penduduk, keahlian, tenaga kerja, harga, keadaan dan struktur ekonomi dan sosial. Perbedaan itu menimbulkan perbedaan barang yang dihasilkan, biaya yang diperlukan, serta mutu/kualitas dari negara yang lebih unggul dalam memproduksi hasil tertentu karena suatu negara mempunyai kombinasi faktor-faktor produksi lebih baik dari negara lainnya. Perdagangan luar negeri terjadi karena kebutuhan barang/jasa tidak terdapat pada suatu negara atau negara itu memperoleh barang dan jasa relatif murah dan lebih baik mutunya dari negara lain. Indonesia telah memasuki pembangunan ekonomi jangka panjang yang merupakan proses peningkatan dan penyempurnaan dari ekonomi sebelumnya, yang selama ini telah kita capai dengan segala daya dan usaha sehingga apa yang menjadi tujuan dari pembangunan nasional dan perkembangan perekonomian dapat terlaksana (Amir, MS, 2000 : 1-3).

(15)
(16)

besar kecilnya resiko yang dihadapi dalam transaksi ekspor adalah penggunaan Letter of Credit (Amir, MS, 2000 : 32).

Pemahaman tentang Letter of Credit (L/C) secara mendalam dibutuhkan oleh para pihak eksekutif perbankan terutama yang berhubungan dengan lalu lintas pembayaran internasional. Semakin ahli para eksportir dalam menyiapkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam Letter of Credit (L/C) tersebut maka pejabat perbankan lebih mudah melakukan penelitian dan pemeriksaan dokumen. Hal ini dengan sendirinya akan mempertinggi efisiensi pengelolaan dokumen di bank devisa.

PT. Kusumahadi Santosa adalah salah satu perusahaan eksportir yang bergerak di bidang industri tekstil khususnya kain jenis katun dan rayon yang bercorak batik yang berlokasi di Jalan Raya Jaten Km 9,4 Jaten Karanganyar. Perusahaan ini mengekspor produknya baik dalam negeri maupun luar negeri. Untuk dalam negeri yaitu Surakarta, Surabaya, Jakarta, dan Bali, sedangkan untuk luar negeri yaitu UEA (Dubai), Turki, Italia, Belanda, Swiss, Arab Saudi, Jepang, Korea, Taiwan, Jerman, Singapura, Malaysia, serta negara Eropa lainnya. Sistem pembayaran yang digunakan PT. Kusumahadi Santosa adalah Letter of Credit dan Telegraphic Transfer dengan tingkat persentasenya 50% yang memakai Letter of Credit dan 50% yang pakai Telegraphic Transfer.

(17)

B. Perumusan Masalah

Agar tujuan penelitian dapat tercapai dan permasalahan dapat dibahas lebih terarah maka penulis memaksudkan perumusan masalah yang bertujuan supaya tulisan dan ruang lingkup penelitian dapat terbahas dengan baik pada hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Apakah cara pembayaran L/C sudah melindungi kepentingan para pihak di dalam transaksi ekspor pada PT. Kusumahadi Santosa?

2. Apakah kelebihan dan kelemahan penggunaan L/C dalam transaksi perdagangan ekspor pada PT. Kusumahadi Santosa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara pembayaran L/C sudah melindungi kepentingan para pihak di dalam transaksi ekspor pada PT. Kusumahadi Santosa.

(18)

D. Manfaat Penelitian

Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian. Dalam penelitian ini mempunyai manfaat penelitian antara lain :

1. Bagi Penulis

Merupakan penerapan ilmu ekonomi tentang ekspor impor yang diperoleh di bangku kuliah dalam kerja nyata.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan pembelajaran tentang hal-hal yang berhubungan dengan transaksi ekspor yang dapat digunakan untuk mengevaluasi perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan kualitas dan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha.

3. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor.

4. Bagi Mahasiswa dan pembaca lain

Merupakan tambahan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi mahasiswa jurusan Bisnis Internasional yang sedang menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.

E. Metode Penelitian

(19)

hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka perlu adanya metode penelitian.

Metode penelitian merupakan cara/langkah sebagai pedoman untuk memperoleh pengetahuan dan memahami obyek yang menjadi sasaran dari masalah tersebut adalah terdiri dari :

1. Ruang Lingkup Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas akhir ini adalah studi kasus, karena mengambil/memfokuskan suatu obyek tertentu untuk dianalisa lebih mendalam.

2. Jenis dan Alat Pengumpulan Data a. Jenis Data

1) Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari lapangan yang terdapat pada lokasi penelitian dengan cara wawancara langsung pada bagian ekspor dan staf / karyawan PT. Kusumahadi Santosa.

2) Data Sekunder

(20)

b. Metode Pengumpulan Data 1) Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak perusahaan PT. Kusumahadi Santosa.

2) Studi Kepustakaan

Teknik pengumpulan data dengan cara mencari, membaca dan mempelajari bahan-bahan kepustakaan berupa buku, makalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3) Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dengan cara mengadakan pengamatan obyek secara langsung yang dilakukan PT. Kusumahadi Santosa.

3. Sumber Data

a. Sumber data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada PT. Kusumahadi Santosa khususnya pada bagian ekspor, kepala produksi, dan staf/karyawan PT. Kusumahadi Santosa.

b. Sumber data sekunder

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN UMUM EKSPOR 1. Pengertian Ekspor

Ekspor merupakan salah satu kegiatan perdagangan, yaitu kegiatan usaha jual beli barang atau jasa yang dilaksanakan secara terus menerus dengan memperoleh keuntungan dengan melintasi daerah pabean (Indonesia) berdasarkan ketentuan yang berlaku (BPEN Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 2003 : 1).

Ekspor adalah kegiatan menjual barang dari dalam wilayah pabean Indonesia dengan mentaati peraturan yang berlaku (Roselyne Hutabarat, 1992 : 306).

Kegiatan ekspor adalah upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki pada bangsa lain/negara asing, dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan bahasa asing (Amir MS,2004 : 1).

Ekspor adalah menjual barang/jasa pada pembeli/konsumen yang bertempat tinggal di luar negara penjual (Jeff Madura, 2000 : 183).

(22)

2. Dokumen Penunjang Ekspor dan Penerbitannya

Dokumen adalah suatu instrumen tertulis yang mengandung fakta-fakta, angka-angka/keterangan-keterangan lain yang dipakai sebagai bukti (Roselyne Hutabarat, 1992 : 725).

a. Produsen/Penjual/Eksportir

Dokumen yang diterbitkan antara lain : Brochure, Offersheet, Sales Contract, Invoice, Commercial Invoice, Packing List, Weight Note, Measurement List, letter of Indemeniti, Letter of Subrogation.

b. Bank

Dokumen yang diterbitkan oleh bank antara lain : Letter of Credit, Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Setoran Bea Cukai (SSBC).

c. Balai Penguji dan Sertifikasi Mutu

Dokumen yang diterbitkan adalah Certificate of Quality, Test Certificate Chemicial Analysis. Balai penguji merupakan pihak yang berguna untuk menjamin mutu komoditas yang akan di ekspor.

d. Usaha jasa transportasi

Dokumen yang diterbitkan oleh pihak ini antara lain : Measurement List, Weight Note.

e. Bea Cukai

(23)

f. Perusahaan Pelayaran (Shipping Company)

Dokumen yang diterbitkan adalah Bill of Lading(BL), Mate’s Receipt(Resi Mualim).

g. Angkutan Udara

Seperti halnya perusahaan pelayaran, akan tetapi dokumen yang diterbitkan adalah Air Ways Bill (AWB).

h. Kanwil Deperindag

Dokumen yang diterbitkan oleh pihak ini antara lain : Kuota Tekstil, Surat Keterangan Asal (SKA), Angka Pengenalan Ekspor (APE), Angka Pengenalan Impor Umum (API-U), Angka Pengenalan Impor Terdaftar (Approved Traders).

i. Kantor Inspeksi Pajak

Dokumen yang diterbitkan adalah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). NPWP wajib dimiliki oleh setiap eksportir dan perusahaan.

j. Kedutaan Negara Asing

Dokumen yang diterbitkan oleh pihak ini adalah Consular Invoice. Ini merupakan faktur yang disahkan oleh kedutaan importir yang berada di negara eksportir (Amir MS,2004 : 24-26).

3. Ketentuan-ketentuan Ekspor dan Barang Ekspor

Setiap perusahaan yang akan melakukan ekspor harus memiliki, antara lain : 1) SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dari DEPERINDAG atau Izin Usaha

(24)

2) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

Untuk memperoleh SIUP dan Tanda daftar Perusahaan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu syarat-syarat SIUP :

a.Memiliki Akte (Surat Pengesahaan dari keterangan Notaris) b.Menyerahkan fotokopi KTP dan pas foto

c.Menyerahkan Surat Keterangan WNI, ganti nama (warga asing) d.Menyerahkan Surat Keterangan Domisili

e.Menyerahkan Tanda Daftar Perusahaan

Sedangkan syarat-syarat Tanda Daftar Perusahaan adalah : a. Memiliki Akte pendirian perusahaan

b. Melampirkan KTP semua pengurusan c. Melampirkan daftar pemegang saham d. Menyerahkan fotokopi NPWP

e. Melampirkan fotokopi keterangan domisili

f. Melampirkan fotokopi SIUP (D3 Bisnis Internasional, dan PPEI, 2004 : 15).

Dalam tata niaga barang, kelompok barang yang diekspor dibagi menjadi antara lain : (D3 Bisnis Internasional, dan PPEI, 2004 : 16).

a. Barang diatur

(25)

1. Tekstil dan produk tekstil (ke AS, Kanada, Uni Eropa, Norwegia dan Turki)

2. Kopi, maniok (ke Uni Eropa) 3. Kayu, produk kayu dan rotan b. Barang diawasi

Setiap eksportir yang akan mengekspor hanya melakukannya dengan persetujuan dari MENPERINDAG/pejabat yang ditunjuk, dalam hal ini Direktur Ekspor mempertimbangkan usulan dari Direktur lain (teknis) DEPERINDAG/instansi dan departemen lain yang terkait. Contoh dari barang yang diawasi :

1. Inti kelapa sawit, minyak dan gas bumi, pupuk urea 2. Kulit buaya dalam bentuk wet blue

3. Bibit sapi, sapi, kerbau, anak ikan Napoleon Wrasse dan ikan napoleon 4. Emas dan perak bukan tempa

5. Limbah dan skrap dari baja stainless c. Barang dilarang

Barang yang tidak boleh/dilarang untuk di ekspor ini bertujuan antara lain agar komoditas tersebut dapat diproses menjadi setengah jadi/barang jadi untuk meningkatkan nilai tambah menjadi pengadaan bahan baku, melindungi pelestarian alam dan hutan, melindungi jenis tanaman dan hewan langka. Contoh barang yang dilarang :

1. Anak ikan arwana, ikan arwana

(26)

3. Kayu bulat, pasir laut

4. Barang kuno yang bernilai kebudayaan d. Barang bebas untuk di ekspor

Merupakan produk-produk yang tidak tercantum pada daftar tersebut. 4. Metode Pembayaran Ekspor

Perbankan mempunyai peran yang sangat penting dalam mempelancar dan membantu kelangsungan pembayaran transaksi perdagangan internasional, karena sebagian besar/bahkan semua proses pembayaran transaksi perdagangan internasional dilakukan melalui sistem perbankan yaitu dengan pemindah bukuan rekening yang dipersyaratkan dalam transaksi.

Secara garis besar terdapat 3 macam metode pembayaran perdagangan internasional :

a. Clean Payment and Settlements

Secara umum metode pembayaran ini dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Open account trade (sistem pembayaran dengan perhitungan kemudian).

(27)

menagih pembayaran dengan collection (Bhimo Rizky samudro, dkk, 2007 : 6).

2. Advance Payment (Pembayaran dimuka)

Advance payment merupakan sistem pembayaran yang memungkinkan pembeli untuk melakukan pembayaran dimuka atau sebelum barang dikirimkan pada pembeli. Dengan sistem ini importir memberikan kepercayaan penuh terhadap eksportir bahwa ia akan menerima barang yang telah dipesannya. Oleh karena itu, sistem pembayaran ini lazim digunakan oleh para pelaku bisnis internasional yang sudah saling mengenal baik karena importir menanggung resiko besar yaitu barang yang dipesannya tidak dikirim dan pembayaran telah dilakukan (Bhimo Rizky Samudro, dkk, 2007 : 10).

b. Documentary Collection

(28)

c. Documentary Credit

Documentary credit lebih dikenal dengan Letter of Credit (L/C), merupakan metode pembayaran yang dapat memenuhi salah satu keinginan eksportir dan importir. Disatu pihak eksportir menginginkan kepastian pembayaran sebelum hak kepemilikan diserahkan, sedangkan importir menginginkan agar barang yang dibeli dapat diterima dalam jumlah, kondisi dan jadwal sesuai sales contract. Dengan demikian L/C sebagai jaminan pembayaran bagi eksportir dan jaminan mendapat barang importir (Bhimo Rizky Samudro, dkk, 2007 : 19).

B. TINJAUAN KHUSUS L/C 1. Pengertian Letter of Credit

a. Amir MS, 2003 : 1

Letter of Credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank devisa atas permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan pada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir penerima L/C diberi hak oleh importir untuk menarik wesel atas bank pembuka untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu.

b. PPEI, BPEN dan DEPERINDAG, 2004 : 30

(29)

c. Roselyn Hutabarat, 1992 : 25

Letter of Credit (L/C) adalah suatu persyaratan yang dikeluarkan oleh suatu bank untuk mempertahankan kredit akan dirinya yang telah cukup dikenal baik, sebagai pengganti kredit terhadap importir tersebut yang mungkin baik juga tetapi dikenal.

2. Proses pembukaan Letter of Credit

Dasar pembukaan L/C adalah kesepakatan jual beli antara eksportir dan importir. Sales contra ct atau suatu confirmation of sale yang mempersyaratkan pembukaan L/C sebagai cara pembayaran.

Gambar 2.1 L/C Opening Process 1. Aplikasi L/C

2. L/C Confirmation

LUAR NEGERI DALAM NEGERI

3. L/C Advice

Sumber : Kumpulan Materi Pelatihan Ekspor Impor Keterangan :

1.Importir meminta kepada bank devisanya (Opening Bank) untuk membuka sebuah Letter of Credit (L/C) sebagai dana yang dipersiapkan untuk melunasi hutangnya kepada eksportir, sejumlah yang disepakati dalam

(30)

sales contract dan sesuai dengan syarat-syarat pencairan yang disebut dalam sales contract dan merujuk pada ketentuan dari The Uniform and Practice of Documentary Letter of Credit dari International Chamber of Commerce (kamar dagang internasional) atau UCPDC 500. Importir yang meminta pembukaan L/C itu disebut aplicant.

2.Opening Bank setelah menyelesaikan jaminan dana L/C dengan importir, melakukan pembukaan L/C melalui bank korespondennya (Advising Bank) di negara eksportir. Pembukaan L/C itu dapat dilakukan dengan surat-kawat-telex-faximile atau media elektronik lainya. Penegasan pembukaan L/C dalam bentuk tertulis disebut dengan L/C Confirmation yang diteruskan oleh Opening Bank kepada bank koresponden untuk disampaikan kepada eksportir.

3.Advising Bank setelah meneliti keabsahan amanat pembukaan L/C diterima dari Opening Bank, meneruskan amanat pembukaan L/C itu kepada eksportir yang berhak menerima dengan surat pengantar dari Advising Bank. Surat pengantar itu disebut L/C Advice, sedangkan eksportir penerima L/C itu disebut Beneficiary dari L/C. Bila Advising Bank diminta dengan tertulis oleh Opening Bank untuk menjamin pembayaran maka Advising Bank juga disebut sebagai Confirming Bank.

3. Pihak- pihak yang terlibat dalam transaksi Letter of Credit

(31)

a. Aplicant

Pihak yang memohon pembukaan L/C dan melakukan pembayaran atas penerimaan dokumen yang sesuai dengan syarat L/C. Aplicant sering disebut Pembeli/Buyer/Importir/Account Party.

b. Beneficiary/eksportir

Pihak yang menerima L/C dan memperoleh pembayaran atas penyerahan dokumen yang sesuai dengan syarat L/C, sebutan lain dari beneficiary adalah : Penjual/Seller/Eksportir/Shipper/Vendor.

c. Opening Bank

Bank yang membuka L/C atas permintaan nasabahnya (applicant). Lebih dikenal dengan sebutan Issuing Bank.

d. Advising Bank

Bank yang meneruskan L/C ke beneficiary atas permintaan Issuing Bank. e. Negotiating Bank

Bank pengambil alih dokumen ekspor dari beneficiary. f. Reimbursing Bank

Bank yang diberi kuasa oleh Issuing Bank untuk membayar atas tagihan Negotiating Bank

g. Confirming Bank

(32)

Pihak- pihak yang terlibat secara tidak langsung : a. Bea Cukai

Sebagai pihak yang memberikan izin untuk memasukan dan mengeluarkan barang dari/ke wilayah pabean Indonesia.

b. Maskapai pelayaran

Sebagai pihak yang melaksanakan pengiriman/pengapalan/angkutan barang-barang ekspor impor.

c. Badan pemeriksa/surveyor

Pihak yang memiliki wewenang untuk melakukan pemeriksaan fisik atas barang-barang ekspor impor.

d. Perusahaan Asuransi

Pihak yang menerbitkan polis asuransi pengangkutan laut, pihak yang ikut menjamin keselamatan atas barang-barang ekspor (Roselyn Hutabarat, 1992 : 28).

e. Badan- badan penelitian

Badan-badan yang ditunjuk pemerintah untuk mengeluarkan surat-surat keterangan/sertifikat lainnya bagi barang-barang yang diperdagangkan. 4. Bentuk-bentuk Letter of Credit

Menurut UCP-500 article 6, Letter of Credit dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Revocable Letter of Credit

(33)

b. Irrevocable Letter of Credit

Irrevocable Letter of Credit adalah suatu L/C yang tidak dapat diubah atau dibatalkan secara sepihak tanpa pemberitahuan/persetujuan pihak lain yang terkait.

5. Jenis-jenis Letter of Credit a. Transferable Letter of Credit

Suatu L/C yang dapat dipindah tangankan kepada pihak lain baik secara sebagian maupun keseluruhan dari nilai L/C. Namun pemindahan hanya boleh dilakukan satu kali saja.

b. Back to Back Letter of Credit

Suatu L/C yang dibuka atas dasar pembukaan suatu L/C dengan jaminan L/C (Master L/C).

c. Red Clause Letter of Credit

Merupakan L/C yang memberikan kewenangan bagi Negotiating Bank untuk melakukan pembayaran dimuka dengan jumlah sebagian atau keseluruhan pada ekspor sebelum penyerahan dokumen.

d. Revolving Letter of Credit

(34)

e. Standby Letter of Credit

Suatu L/C yang menjamin bahwa bank pembuka L/C akan melaksanakan pembayaran jika terjadi wanprestasi (pelanggaran) oleh applicant. Standby L/C baru dapat direalisasikan apabila transaksi tersebut tidak terpenuhi. 6. Sifat-sifat Letter of Credit

a. Restricted Letter of Credit

Suatu L/C yang hanya dapat dinegosiasikan/diambil alih oleh bank yang namanya tercantum dalam L/C tersebut (bersifat terbatas).

b. Unrestricted Letter of Credit

Suatu L/C yang dapat dinegosiasikan/diambil alih oleh bank manapun yang dikehendaki oleh beneficiary.

7. Tenor atau jangka waktu Letter of Credit a. Sight Letter of Credit

Suatu L/C yang pembayarannya didasarkan atas wesel unjuk (sight draft), dan pembayaran dapat diterima dalam waktu relatif singkat.

b. Usance Letter of Credit

Suatu L/C yang pembayarannya didasarkan atas wesel berjangka (usance draft) dan pembayaran baru dapat diterima dalam waktu tertentu.

8. Landasan Hukum Letter of Credit

(35)

b. Setiap L/C yang diterbitkan apabila tunduk pada UCPDC akan selalu mencantumkan kalimat “ This Letter of Credits Issued Subject to Uniform Customs and Practice for Documentary Credits”, 1993 Revision, ICC Publication No.550 (Art.1, UCPDC 1993 Revision No.550).

c. ICC mempunyai badan yang bertugas menyelesaikan sengketa yang timbul dalam perdagangan internasional yaitu ICC Court of Arbitration. 9. Jenis-jenis dokumen dalam Letter of Credit

Transaksi ekspor impor dengan L/C adalah transaksi tentang dokumen yang berkaitan dengan barang-barang yang dikapalkan. L/C harus secara khusus menyatakan dokumen yang disyaratkan dalam sebuah L/C. Uniform Custom Practice 500 (UCP-500) mengatur persyaratan yang harus dipenuhi oleh masing-masing jenis dokumen, dengan catatan L/C tidak mempersyaratkan sebaliknya. Maksudnya persyaratan dokumen diatur dalam UCP-500 sifatnya kontraktual dimana para pihak dapat menyetujui persyaratan dalam UCP-500. Jika para pihak menghendaki lain maka peryaratan tersebut harus dinyatakan dalam L/C.

Adapun dokumen yang sering disyaratkan dalam L/C : a. Bill Of Lading

(36)

digunakan adalah Airway Bill (AWB). Berbeda dengan B/L, Airway Bill merupakan dokumen kepemilikan.

b. Invoice/Faktur

Invoice adalah dokumen yang dikeluarkan oleh eksportir mengenai keadaan barang, jumlah, kualitas, harga syarat-syarat pembayaran dsb. Invoice biasanya disebut Commercial Invoice untuk membedakan dengan jenis invoice lain yang ada dalam perdagangan. Berikut ini beberapa jenis invoice antara lain :

1) Proforma Invoice yaitu dikeluarkan oleh eksportir dalam rangka penawaran barang. Seandainya importir setuju proforma invoice cukup ditandatangani dan ini sudah menjadi sales contract.

2) Consuler Invoice yaitu Commercial Invoice yang diterbitkan oleh konsul atau perwakilan dagang negara pembeli yang berkedudukan di negara penjual.

3) Visaed Invoice yaitu Commercial Invoice yang ditandaskan atau perwakilan dagang negara pembeli yang berkedudukan di negara penjual.

c. Packing List

(37)

d. Certificate

Certificate adalah dokumen yang dikeluarkan oleh orang, instansi, lembaga atau laboratorium yang berwenang menjelaskan spesifikasi tertentu dari suatu barang. Certificate yang lazim diperlikan antara lain : 1) Certificate of Origin yaitu suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan

tertentu yang menjelaskan mengenai negara asal barang. Di Indonesia certificate ini diterbitkan oleh kantor Deperindag.

2) Certificate of Analysis dikeluarkan oleh lembaga atau laboratorium yang menjelaskan mengenai uraian kimiawi dari barang.

3) Certificate of Quality dikeluarkan oleh badan atau laboratorium tertentu yang menjelaskan mengenai kualitas atau mutu barang.

4) Certificate of Inspection yaitu dikeluarkan oleh orang tertentu atau badan tertentu (pemeriksaan barang) yang menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan barang pada saat pemuatan.

5) Certificate of Fumigation dikeluarkan oleh badan tertentu yang menjelaskan mengenai tindakan anti hama atas ruangan kapal/tumpukan barang tertentu yang telah dilakukan.

(38)

e. Wesel (Bill of Exchange/draft)

Wesel adalah suatu perintah tertulis tanpa syarat yang ditujukan oleh yang mengeluarkan perintah kepada orang lain untuk melakukan pembayaran pada waktu surat itu ditujukan kepadanya/pada tanggal tertentu.

f. Dokumen Asuransi

Dalam transaksi ekspor impor, dokumen asuransi juga penting karena membuktikan bahwa barang-barang yang disebutkan didalamnya telah diasuransikan. Jenis-jenis resiko yang ditutup dalam dokumen ini. Dokumen asuransi menyatakan pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa claim (permintaan ganti rugi) dibayarkan. Asuransi atas barang ekspor impor biasanya lebih tergantung pada kepentingan pembeli. 10. Manfaat Letter of Credit

Selain sebagai sistem pembayaran, L/C juga bermanfaat bagi kepentingan baik eksportir atau importir antara lain :

a. Bagi eksportir

1) Adanya jaminan pembayaran atas barang-barang yang telah dikapalkan/dikirimkan kepada importir setelah dipenuhinya syarat-syarat dan kondisi dalam L/C terpenuhi.

(39)

b. Bagi Importir

1) Adanya jaminan diterimanya barang-barang atas pembayaran yang telah diperintahkan pelaksanaannya kepada bank setelah syarat-syarat yang diminta dalam L/C dipenuhi.

2) Kemungkinan importir untuk mendapat kemudahan bantuan keuangan dari bank (Bhimo Rizky Samudro, dkk, 2007 : 20).

11. Prosedur dasar Letter of Credit

Prosedur dasar L/C terdiri dari tahap pertukaran dokumen kepemilikan barang dengan uang tunai atau kontrak janji pembayaran.

Terdapat 4 langkah dalam prosedur dasar tersebut : a. Issuance (PenerbitanL/C)

Menerangkan proses ketika importir mengajukan permintaan dan membuka L/C pada Issuing Bank serta penerbitan pemberitahuan resmi bank pada eksportir melalui Advising Bank.

b. Amandement (Perubahan L/C)

(40)

c. Utilization (Pemanfaatan)

Menjelaskan tentang proedur pengiriman barang oleh eksportir, tranfer dokumen dari eksportir ke importir melalui bank dan tranfer pembayaran dari importir.

d. Settlement (Penyerahan pembayaran)

Proses penyampaian dana pada eksportir setelah menunjukan dokumen kreditnya.

3 alat utama penyelesaian : 1) Pembayaran

Jika L/C adalah irrevocable confirmed L/C maka nilai kredit bisa dibayarkan pada beneficiary segera setelah persyaratan dan kondisi kredit terpenuhi (setelah dokumen yang ditetapkan dalam L/C diserahkan dan di cek Confirming Bank).

2) Acceptance

Beneficiary menyerahkan paket dokumen yang dipersyaratkan berikut time draft (wesel berjangka) yang biasa ditarik pada Issuing Bank, Advising Bank yang ditunjuk senilai besar kredit.

3) Negoisasi

(41)

Syarat L/C dan akibatnya :

a. Shipping document yang diserahkan pada bank dengan bank harus sesuai dengan syarat yang tercantum dalam L/C.

Cara memperbaiki kesalahan :

§ Mengubah dan membetulkan semua kekeliruan itu

§ Ekspor memberikan surat jaminan pada bank atas kemungkinan keberatan-keberatan (claim) yang akan diajukan oleh importir. Surat jaminan disebut Letter of Guarantee atau Letter of Indemnity.

§ Adakalanya bank menerima L/C indemnity dari eksportir, misalnya dalam keadaan penyimpangan yang dianggap bank sebagai soal prinsipal. Terpaksa shipping document dikirim pada importir dengan nota inkaso dari bank atau dokumen dikirim dengan permintaan supaya dapat disetujui pembayaran atas penyerahan dokumen itu. Pembayaran baru dapat dilakukan setelah penerima barang sendiri menyatakan persetujuan atas kekeliruan yang telah dibuat oleh eksportir.

b. Dalam hal transferable L/C maka beneficiary diberi hak untuk memindahkan penggunaan atas kredit yang tersedia pada pihak lain.

(42)
(43)

BAB III

GAMBARAN PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN

A.Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

(44)

Dari tahun 1985-1992 PT. Kusumahadi Santosa mengadakan berbagai perluasan antara lain :

1. Menambah kapasitas produksi kain tenun

2. Mengadakan perluasan dibidang printing dengan penambahan jumlah mesin produksi

3. Mengadakan perluasan bidang dyeing di daerah Tasikmadu berdasarkan Surat Keputusan No. 11/II/PMPN/1987 tanggal 1 Desember 1987

4. Mengadakan perluasan di bidang finishing di desa Mojolaban, Karanganyar berdasarkan Surat Keputusan No. 27/IV/PMPN/1987 tanggal 1 Desember 1987

(45)

Beberapa fasilitas yang dimiliki oleh PT. Kusumahadi Santosa, antara lain: a. Bangunan pabrik, bangunan kantor dan peralatannya, serta bangunan

perumahan karyawan serta fasilitasnya

b. Sarana dan tempat olahraga serta bangunan-bangunan lain yang tersedia pada perusahaan

c. 94 mesin produksi pada departemen weaving I dan weaving II. Jenis mesin pada weaving I yaitu Toyoda GH-9 sedangkan pada weaving II yaitu Tsudakoma Airjet ZA205i dan Tsudakoma Airjet ZA 209i 2. Aspek Strategi Perusahaan

PT. Kusumahadi Santosa terletak di Jalan Raya Jaten Km 9,4 Jaten, Karanganyar, Jawa Tengah. Dengan area tanah seluas 47.140 m2 terdiri dari tanah untuk bangunan pabrik, kantor, perumahan, kantin, koperasi, poliklinik, tempat parkir dan masjid. PT. Kusumahadi Santosa mempunyai lokasi yang sangat strategis dan menguntungkan bila dilihat dari :

A. Faktor Geografis yaitu :

1. Faktor Pengadaan Bahan Baku

Dilihat dari lokasi PT. Kusumahadi Santosa dan PT. Kusumaputra Santosa yang berdekatan sehingga kebutuhan akan bahan baku dapat terpenuhi dengan mudah dan cepat.

2. Faktor Tenaga Kerja

(46)

3. Faktor Lingkungan Masyarakat

Meningkatnya pendapatan masyarakat sekitar dengan adanya kesempatan kerja yang terbuka dapat meningkatkan taraf hidup. B. Faktor Ekonomi

Terdapat beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi : 1. Faktor Sumber Daya Alam

Dengan area tanah yang luas disekitar perusahaan dapat dimanfaatkan perusahaan dalam memperluas pabrik, sehingga di dalam perolehan bahan baku seperti listrik, air dan kebutuhan lainnya mengalami kemudahan di dalam masalah perizinan.

2. Faktor Pasar/Distribusi

Didalam mendistribusikan hasil produknya yang berupa tekstil bercorak batik PT. Kusumahadi Santosa melakukannya dengan sangat baik secara efektif dan efisien karena ditunjang letak perusahaannya yang sangat strategis.

3. Faktor Transportasi

Letak perusahaan yang berada di dekat di dekat jalan raya memudahkan dalam pengangkutan bahan baku maupun hasil produksi sehingga dapat dijangkau dengan alat transportasi yang diperlukan dan digunakan.

3. Visi dan Misi Perusahaan

(47)

produksi serta daya saing dengan produk lain agar produk yang dihasilkan tetap lebih unggul dibandingkan dengan produk lain. Visi, misi dan sasaran mutu pada PT. Kusumahadi Santosa yaitu :

a. Visi Perusahaan

1. Meningkatkan mutu pelayanan dan menjamin pemenuhan pesanan pelanggan sebaik mungkin agar merasa senang.

2. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan PT. Kusumahadi Santosa bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia, disiplin tinggi, mampu bekerja keras dan mampu bersaing dengan produk tekstil dari perusahaan lain. b. Misi Perusahaan

1. Menjaga kualitas dan kuantitas hasil produksi agar dapat memenuhi selera dan permintaan konsumen, diutamakan kepuasan konsumen. 2. Melestarikan batik dan pengadaan bahan baku yang dibutuhkan dalam

pembuatan kain batik agar tetap berkembang dan berjalan lancar. 3. Membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja baru,

mengurangi pengangguran, meningkatkan taraf hidup masyarakat serta menunjang pembangunan.

c. Sasaran Mutu Perusahaan 1. Meningkatkan produktivitas

(48)

5. Mengurangi jumlah tuntutan ganti rugi atau claim 4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah gambaran secara sistematis tentang hubungan kerja sama dari orang-orang dalam rangka mencapai suatu tujuan. Merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan kedalam fungsi-fungsi tertentu. Organisasi sangat penting sebab dengan adanya organisasi mekanisme lalu lintas kegiatan menjadi jelas perkerjaan lancar, tujuan perusahaan dapat dicapai secara efisien dan pengawasan terhadap tenaga kerjapun lebih mudah dilakukan.

Struktur organisasi pada PT. Kusumahadi Santosa berbentuk garis, sehingga komunikasi ataupun laporan-laporan jalanya bertahap sesuai dengan jenjang kepemimpinannya. Tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan disesuaikan tingkatanya dalam struktur organisasi perusahaan yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut :

a. Pemegang Saham

(49)

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris dalah badan yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham. Adapun fungsi dan tugas dewan komisaris adalah sebagai berikut :

1. Mengatur dan mengkoordinir kepentingan para pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam kebijaksanaan umum perusahaan.

2. Mengusahakan agar tujuan perusahaan seperti yang dicantumkan dalam anggaran dasar dapat tercapai dengan baik.

3. Menguasai dan memprakarsai pelaksanaan dari tujuan perusahaan didasarkan atas kebijaksanaan umum perusahaan yang telah ditetapkan.

4. Memberi penilaian dan mewakili para pemegang saham atas pengesahan laporan keuangan dan laporan laba rugi serta laporan lainnya yang disampaikan dewan direksi.

5. Menyempurnakan kembali kebijakan-kebijakan umum dalam perusahaan.

c. Dewan Direksi/Direktur Utama

(50)

d. Manajer Direktur

Manajer Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam koordinasi dan pengembangan keputusan, mempunyai keputusan dan tanggung jawab besar yang di bantu oleh asisten manajer direktur.

e. Kepala Divisi Umum dan Keuangan

Dalam menjalankan tugas atau operasionalnya Kepala Divisi Umum dan Keuangan dibantu oleh asisten dan empat manajer yaitu :

1. Manajer Keuangan

Manajer Keuangan bertugas mengatur keuangan/mengelola keuangan dan sirkulasi uang dalam perusahaan, dalam operasionalnya manajer keuangan di bantu dua kepala seksi keuangan.

2. Manajer Akuntansi

Manajer Akuntansi bertugas menyediakan laporan keuangan dari pihak-pihak perusahaan. Dalam operasionalnya manajer akuntansi di bantu oleh tiga seksi akuntansi.

3. Manajer Logistik

Majaer Logistik adalah manajer yang menangani masalah pengadaan dan penerimaan bahan baku serta bahan-bahan lain demi lancarnya proses produksi. Dalam operasionalnya dibantu oleh tiga kepala seksi yaitu seksi pengadaan, seksi penerimaan dan seksi gudang.

4. Manajer Umum dan Personalia

(51)

perkembangan perusahaan dan kesejahteraan pegawai dan menentukan urusan kepegawaian serta urusan-urusan umum lainnya.

f. Kepala Divisi Produksi I

Dalam menjalankan operasionalnya divisi ini membawahi PPC (Pengendalian dan Pengawasan Control) produksi dan empat manajer bidang produksi antara lain :

1. Manajer PPC

Manajer PPC bertugas mengendalikan dan mengawasi terhadap jalannya proses produksi dari empat departemen yaitu spinning, utility, weaving I, weaving II supaya mengahasilkan target yang ditentukan. Adapun penjelasan dari departemen-departemen tersebut yaitu : a. Manajer Spinning

Departemen ini bertugas dalam pengandaan kapas dan benang, dalam operasionalnya dibantu oleh seksi produksi dan seksi perbaikan peralatan/meant.

b. Manajer Utility

Departemen ini bertugas untuk pengandaan listrik dan diesel untuk kepentingan seluruh perusahaan yang dibantu oleh tiga kepala seksi utility yaitu utility I, utility II, utility III.

c. Manajer Weaving I

(52)

seksi persiapan yang bertugas mempersiapkan bahan-bahan produksi.

d. Manajer Weaving II

Departemen ini memproduksi benang menjadi kain dalam operasionalnya membawahi tiga seksi yaitu seksi perbaikan (meant), seksi persiapan, seksi quality yang bertugas mengawasi hasil produksi supaya terjamin dan kualitasnya sesuai dengan pesanan pelanggan.

g. Kepala Divisi Produksi II

Kepala Divisi Produksi II dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seseorang asisten yang membawahi tiga manajer dan satu kasie serta kasubsie antara lain :

1. Manajer Produksi Printing

Manajer Produksi Printing bertugas memproduksi kain menjadi barang jadi dalam operasionalnya membawahi tiga kepala seksi yaitu seksi dying printing A, seksi dying printing B, seksi dying printing C dimana masing-masing kepala seksi tersebut membawahi Kepala Kasubsie.

2. Manajer Persiapan Printing

(53)

yaitu seksi persiapan kain print dan sub seksi Envaring Rotary Print dan Flat Print.

3. Manajer Desain Studio

Manajer Desain Studio adalah bertugas mendesain atau merancang desain disesuaikan dengan selera dan pesanan pasar, dalam operasionalnya membawahi dua kepala seksi yaitu seksi tracer (pencari ide) dan seksi desain komposer yang masing-masing kepala sub seksi.

4. Manajer Preatretment

Bertugas mempersiapkan segala proses awal di departemen printing. 5. Manajer Maintance Printing

Manajer Maintance Printing bertugas melakukan pemeliharaan alat-alat printing, sehingga tidak ada hambatan/gangguan pada saat proses percetakan, kepala seksi ini membawahi dua kepala yaitu work shop printing dan urusan maintance printing. Manajer Maintance Printing berkedudukan di bawah manajer tetapi pertanggungjawabannya tidak langsung kepada Divisi produksi II

6. Kepala Sub Seksi Administrasi

(54)

h. Kepala Divisi Pemasaran

Kepala Divisi Pemasaran membawahi tiga manajer yaitu : 1. Manajer Pemasaran

Bertugas mengelola kegiatan pemasaran serta barang-barang di gudang, yang membawahi tiga kepala seksi yaitu seksi pemasaran, seksi gudang dan seksi administrasi.

2. Manajer Penjualan

Bertugas menjual produk perusahaan dengan membawahi seksi penjualan.

3. Manajer Ekspor

(55)

Gambar 3.1

Struktur Organisasi PT. Kusumahadi Santosa

Sumber : P T. Kusumahadi Santosa

(56)

i. Personalia 1. Tenaga Kerja

Berdasarkan data terakhir, jumlah keseluruhan karyawan tahun 2008 PT. Kusumahadi Santosa 1.330 orang yang terdiri dari karyawan laki-laki 899 orang dan perempuan 431 orang, sedangkan Jumlah keseluruhan karyawan tahun 2009 adalah 1.053 orang yang terdiri dari karyawan laki-laki 634 orang dan perempuan 419 orang. Jumlah data terakhir karyawan di PT. Kusumahadi Santosa secara rinci adalah :

Tabel 3.2

Daftar Karyawan PT. Kusumahadi Santosa Per Januari 2009

No. Departemen Laki-laki Perempuan Total

1. Weaving I 179 169 348

2. PPC 1 2 3

3. Finishing 82 20 102

4. Utility 60 1 61

5. Pemasaran 66 8 74

6. Akuntansi/keuangan 8 5 13

7. Logistik 11 5 16

8. Umum 62 6 68

9. Masjid 8 - 8

10. Print 25 46 71

11. Weaving II 132 157 289

Total Keseluruhan 634 419 1.053

(57)

Tabel 3.3

Daftar Karyawan PT. Kusumahadi Santosa Per Januari 2008

No. Departemen Laki-laki Perempuan Total

1. Weaving I 198 178 376 Sumber : P T. Kusumahadi Santosa

2. Kesejahteraan Karyawan dan Personalia PT. Kusumahadi Santosa Kesejahteraan karyawan perlu diperhatikan oleh perusahaan karena sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan proses produksi. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan sehingga produktivitas kerja dapat terus meningkat. Kesejahteraan tersebut dapat berupa gaji bulanan dan bonus serta fasilitas lainnya.

(58)

2. Upah lembur

3. Transportasi antar jemput karyawan gratis 4. Asuransi tenaga kerja

5. Cuti (12*1 tahun, Ibu hamil 3 bulan) 6. Koperasi

7. Tempat Ibadah

Kenaikan gaji pada PT. Kusumahadi Santosa secara berkala dilakukan berdasarkan :

1. Prestasi kerja didasarkan pada absensi dan kontribusi yang diberikan pada perusahaan

2. Lamanya kerja atau pengabdian

3. Jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, D3, S1, S2)

4. Sewaktu-waktu bila ada peraturan pemerintah tentang kenaikan UMR

Kebijaksanaan yang diberikan PT. Kusumahadi Santosa apabila karyawan tidak masuk kerja dengan cara sebagai berikut :

1. Apabila karyawan tidak masuk kerja sampai 6 hari berturut-turut tanpa keterangan yang jelas akan mendapatkan peringatan pertama. 2. Apabila pemberian peringatan pertama tidak dihiraukan sama sekali

maka karyawan akan mendapatkan peringatan kedua.

3. Peringatan ketiga apabila tidak ada perubahan dari yang bersangkutan, maka dianggap mengundurkan diri.

(59)

PT. Kusumahadi Santosa memberlakukan kerja 6 hari kerja. Berikut ini adalah jam kerja PT. Kusumahadi Santosa :

a. Normal

No. Hari Jam Kerja Istirahat 1. Senin-Kamis 08.00-16.30 12.00-13.00 2. Jum’at 08.00-16.30 11.30-13.00

3. Sabtu 08.00-11.00 -

b. Shift yaitu jam kerjanya dibagi menjadi shift kerja sehari semalam. Pengaturan kerja bagi karyawan shift sebagai berikut :

No. Macam Shift Jam Kerja

1. Shift I 06.00-14.00

2. Shift II 14.00-22.00

3. Shift III 22.00-06.00

Tabel 3.4 Jam Kerja PT. Kusumahadi Santosa 5. Produksi

(60)

Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi PT. Kusumahadi Santosa dipengaruhi oleh kualitas dan kekuatan mesin-mesin yang ada. Sehingga kapasitas produksi yang dihasilkan oleh masing-masing departemen terbatas berdasarkan pada kekuatan mesin untuk memproduksi kain yang dibutuhkan. Berikut kapasitas produksi masing-masing departemen perbulan sebagai berikut :

Tabel 3.5 Kapasitas Produksi Per Bulan

No. Departemen Kapasitas Produksi Per Bulan

1. Weaving 2.000.000 M

2. Printing I 2.100.000 M

3. Printing II 1.000.000 M

4. Dyeing 200.000 M

Sumber : P T. Kusumahadi Santosa

Hasil produksi tekstil PT. Kusumahadi Santosa yaitu rayon dan katun : Tabel 3.6 Hasil Produksi Tekstil

No. Jenis Katun No. Jenis Rayon

(61)

6. Pemasaran

PT. Kusumahadi Santosa dalam memasarkan produk-produknya melalui pameran dagang agar dapat dikenal oleh para buyer, pameran dilakukan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Di dalam negeri yaitu dilakukan di Jakarta sedangkan di luar negeri yaitu Paris. Untuk mengetahui bentuk dan jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Kusumahadi Santosa maka perusahaan tersebut mempromosikan produknya dengan membuat katalog produk. Dengan adanya katalog produk tersebut akan memudahkan konsumen dalam memilih produk yang akan mereka pesan.

(62)

14. Kain grey 100% cotton 224.30 23.77 0.11 Turki

Sumber : P T. Kusumahadi Santosa

Tabel 3.8 Volume Penjualan Ekspor Tahun 2007

Bulan Komiditi Volume Net Weight Nilai US$ 1. Kain Cotton Printing, Rayon, Cotton 538,000 1.296,376 14,457 2. Kain Cotton, Rayon, Printing 780,000 1.760,58113 42,2155 3. Kain Cotton, Rayon 558,200 1.792,692 20,645 4. Kain Cotton, Rayon, Cotton Printing 670,000 12.230,722 12,127 5. Kain Cotton printing, Rayon 968,438 154,996 39,3225 6. Kain Cotton, Cotton Printing, Rayon 956,574 1.636,848 19,7175 7. Kain Cotton Printimg, Rayon 647,633 121,523 12,74 8. Kain Rayon, Cotton 650,486 107,742 6,606 9. Kain Ryon, Cotton 1.069,237 27.022,482 15,305 10. Kain Rayon, Cotton 756,253 133,412 8,145 11. Kain Rayon, Cotton 1.210,955 191,008 11,9 12. Kain Rayon, Cotton, Cotton Printing 7.111,361 950,341 11,045

Jumlah 15.917,137 47.398,7231 214,2255 Sumber : P T. Kusumahadi Santosa

(63)

7. Tujuan Ekspor

Tujuan ekspor PT. Kusumahadi Santosa adalah negara UAE, Turki, Italia, Belanda, Swiss, Arab Saudi, Korea Selatan, Jerman, Singapura, Malaysia serta negara Eropa lain. Volume penjualan ekspor tahun 2008 dengan tingkat persentase penjualan ekspor adalah Turki 75.83%, Belanda 11.91%, Jerman 5.16%, UAE 3.84%, Italia 1.76%, Arab 0.57%, Afganistan 0.53%, Hongkong 0.32%, Malaysia 0.04%. Di bawah ini terdapat persentase volume penjualan negara tujuan ekspor pada tahun 2008 di PT. Kusumahadi Santosa.

Tabel 3.9 Volume Penjualan Negara Tujuan Ekspor Tahun 2008 No. Negara Volume meter ribu Persentase

(64)

16. Malaysia 4.02 0.04

17. UAE 69.72 0.71

18. Arab Saudi 56.04 0.57

9,798.67 Sumber : PT. Kusumahadi Santosa

B.Pembahasan

1. Perlindungan Kepentingan Para Pihak dalam Letter of Credit

L/C adalah suatu sistem pembayaran yang berisi tentang perjanjian bersyarat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan importir agar pesanan barangnya dipenuhi oleh eksportir. L/C mempunyai peranan penting dalam perdagangan internasional dan merupakan intrumen yang paling ampuh dalam jasa-jasa perbankan walaupun ada perbedaan-perbedaan bahasa, adat kebiasaan dan prosedur masing-masing negara, tetapi L/C tidak mengenal perbedaan-perbedaan itu.

(65)

menerima dokumen yang dipersyaratkan dalam kredit, dengan adanya dokumen maka importir mendapat hak atas kepemilikan atas barang. Disini bank berperan sebagai perantara antara importir dan eksportir. Kedua pihak tersebut memandang bank sebagai pelindung kepentingan, bank dalam melakukan pembayaran maupun pemeriksaan dokumen yang dipersyaratkan. Sebab pemenuhan merupakan syarat pembayaran L/C. Dengan demikian, L/C yang diterbitkan oleh bank tersebut (atas nama dan untuk kepentingan importir yang ditujukan kepada eksportir), merupakan fasilitas bank bagi importir yang bersangkutan. Jika importir tidak dapat melakukan pembayaran (bangkrut), maka bank akan menanggung resiko yakni melakukan pembayaran kepada eksportir.

(66)

L/C terdapat tiga buah kontrak, yaitu kontrak penjualan, permintaan penerbitan L/C, dan kontrak L/C yang melibatkan pihak-pihak, dimana satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan hukum yang karakteristik.

Berdasarkan pasal-pasal dalam UCPDC, dapat disimpulkan bahwa pihak importir dan eksportir, tidak langsung terikat pada tanggung jawab dalam mekanisme L/C oleh karena itu eksportir dan importir membuat perjanjian sendiri dengan bank yaitu :

a. Importir akan menandatangani suatu formulir syarat-syarat umum pembukaan L/C pada Opening Bank dan disini akan dinyatakan bahwa importir bersedia dan harus ikut bertanggung jawab sebagaimana konsekuensinya karena bank tunduk pada UCPDC.

b. Eksportir akan menandatangani suatu term khusus mengenai syarat-syarat umum untuk pengambilalihan dokumen oleh Negotiating Bank.

Kemudian UCP diubah dan ditinjau kembali isinya, direvisi dan terakhir saat ini yaitu penerbitan nomor 500 tahun 1993 mulai berlaku sejak Januari 1994, sejak tahun 1997 PT. Kusumahadi Santosa menerapkan UCP-500. Agar tidak terjadi perbedaan persepsi dalam permasalahan diantara para pihak, maka UCP-500 haruslah dipahami oleh eksportir, importir dan perbankan. Dengan adanya UCP-500 diharapkan dapat melindungi kepentingan para pihak yang terlibat didalam transaksi ekspor dengan menggunakan L/C antara lain :

(67)

Penggunaan L/C sebagai alat pembayaran dapat memenuhi salah satu keinginan eksportir dan importir. Eksportir memastikan bahwa kreditnya akan dibayarkan oleh pihak independen yang ditunjuk oleh importir sepanjang persyaratan dan kondisi kredit terpenuhi.

Pada PT. Kusumahadi Santosa, jenis L/C yang digunakan adalah irrevocable sedangkan cara pembayaran yang sering digunakan adalah sight credit. Sehingga sejauh ini kepentingan PT. Kusumahadi Santosa untuk mendapatkan pembayaran dapat terealisasi dengan adanya jaminan kepastian pembayaran asalkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan dan kondisi dipenuhi segera setelah paket dokumen diserahkan ke confirming bank dan dicek tanpa menunggu barang sampai pada importir. Gambar 3.10 Skema Proses Dokumen L/C (ICC Guide UCP-500)

1.Contract Sumber :Bhimo Rizky Samudro,dkk, 2007 : 44

(68)

Keterangan :

1. Pembeli dan penjual menandatangani kontrak jual beli dengan mencantumkan syarat pembayaran melalui pembukaan L/C dokumen.

2. Pembeli meminta Issuing Bank untuk menerbitkan L/C berdokumen untuk penjual (Beneficiary).

3. Issuing Bank membuka L/C dan minta kepada bank korespoondennya (Advising Bank) lazimnya di negara penjual untuk menyampaikan (to advise) atau memberikan konfirmasi atas L/C tersebut.

4. Advising Bank memberitahukan kepada penjual bahwa L/C sudah dibuka untuknya.

5. Segera setelah penjual menerima L/C tersebut dan ternyata sesuai dengan syarat kontrak jual-beli dan penjual sanggup memenuhi persyaratan L/C yang tercantum, maka penjual sudah dapat menyiapkan pengapalan barang.

6. Penjual menyampaikan dokumen yang diperlukan kepada bank dimana kredit itu tersedia.

(69)

8. Bank yang menerima dokumen itu lalu meneruskanya kepada bank yang membuka L/C (Issuing Bank).

9. Issuing Bank memeriksa lagi dokumen itu, dan sekiranya cocok dengan dokumen yang disyaratkan dalam L/C, maka Issuing bank membayar kembali (Reimburse) kepada bank yang telah melunasi, mengakseptasi atau menegoisasi dokumen itu seperti Confirming Bank atau bank lain yang ditunjuk sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan bersama sebelumnya diantara mereka.

Pasal 4 UCP-500 menyatakan bahwa dalam pelaksanaan kredit semua pihak yang bersangkutan berurusan dengan dokumen-dokumen saja, bukan terlibat secara langsung mengenai apa saja barang dan jasa diperdagangkan termasuk mekanisme dan pelaksanaan dari dokumen-dokumen yang bersangkutan. Oleh karena itu, prinsip kehati-hatian dan pemeriksaan dokumen yang jeli dan cermat atas semua dokumen yang terkait dalam pelaksanaan ekspor-impor menjadi salah satu perhatian penting semua pihak yang terlibat dalam metode L/C. Sehingga sejauh ini kepentingan untuk mendapatkan pembayaran pada PT. Kusumahadi Santosa dapat berjalan lancar karena adanya jaminan kepastian pembayaran asalkan kepentingan dari kedua belah pihak dapat terpenuhi. b. Perlindungan kepentingan importir untuk mendapatkan barang.

(70)

setelah dipenuhinya syarat-syarat yang diminta dalam L/C dipenuhi. Bank akan melakukan pemeriksaan dokumen secara cermat sesuai dengan syarat-syarat dalam L/C. Ketepatan dalam pemenuhan dokumen amat berpengaruh, kelebihan atas dokumen yang dipersyaratkan tidak akan diperiksa oleh bank sedangkan bila ada salah satu kekurangan dokumen berarti akan menghambat pemenuhan kepentingan importir akan kepemilikan barangnya.

(71)

pihak terlindungi terlepas dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UCP-500.

UNIFORM CUSTOMS AND PRACTICE FOR DOCUMENTARY CREDITS (1993 REVISION) THE INTERNATIONAL CHAMBER OF COMMERCE PUBLICATION NUMBER : 500

A. KETENTUAN – KETENTUAN UMUM DAN BATASAN – BATASAN Pasal 1 Penerapan UCP

Kebiasaan dan praktek yang seragam untuk Kredit Dokumenter, Revisi 1993, Publikasi ICC no. 500 berlaku bagi semua kredit dokumenter (termasuk Standby Letter of Credit yang diberlakukan)dimana tercantum di dalam kredit bersangkutan.

Pasal 2 Pengertian Kredit

Istilah Kredit Dokumenter dan standby Letter of Credit yaitu Setiap perjanjian dengan nama dan bagaimanapun perumusannya dimana Issuing Bank bertindak permintaan dan amanat dari nasabah (Aplicant) atau atas nama bank itu sendiri.

Pasal 3 Kredit – kredit terhadap Kontrak-kontrak

a. Kredit merupakan transaksi terpisah dari kontrak jual beli/lainya menjadi dasar dari kerdit dan bank tidak bersangkutan pada kontrak. b. Beneficiary tidak dapat memanfaatkan hubungan yang timbul dari

kontrak antara bank atau antara Applicant dan Issuing Bank.

(72)

Didalam pelaksanaan kredit semua pihak yang terkait memperdagangkan dokumen, dan bukan barang, jasa dan pelaksanaan pekerjaan lainya yang dikaitkan dengan dokumen yang bersangkutan.

Pasal 5 Amanat-amanat untuk menerbitkan/merubah kredit-kredit

a. Amanat untuk penerbitan suatu kredit dan perubahannya harus lengkap dan tepat.

b. Semua amanat untuk penerbitan suatu kredit dan perubahan itu sendiri dapat diterapkan dan harus secara tepat penyerahan pembayaran, harus dilaksanakan.

B. BENTUK DAN PENERUSAN KREDIT-KREDIT Pasal 6 Revocable dan Irrevocable Credits

Pasal 7 Kewajiban Advising Bank

a. Kredit dapat diteruskan Beneficiary melalui bank lain tanpa Advising Bank, tetapi jika bank bersedia untuk meneruskan kredit tersebut harus mengambil langkah untuk memeriksa keabsahan kredit yang diteruskannya.

b. Jika Advising bank tidak dapat menetapkan keabsahannya harus memberitahukan bank dimana jika bank tersebut meneruskan kredit harus memberitahukan Beneficiary bahwa bank tidak dapat memastikan keabsahannya.

Pasal 8 Pembatalan Kredit

(73)

a. Suatu irrevocable credit merupakan jaminan pasti dari Issuing Bank, asalkan dokumen ditentukan pada Nominated Bank syarat&kondisi kredit dipenuhi.

b. Konfirmasi atas irrevocable credit oleh bank lain atas kuasa yang diberikan Issuing Bank, merupakan jaminan pasti dari Confirming Bank.

c. i. Jika bank lain diminta Issuing Bank untuk menambahkan konfirmasinya pada kredit tidak melaksanakan harus memberitahukan Issuing Bank.

ii. Kecuali Issuing Bank menambahkan konfirmasi, Advising Bank dapat meneruskan kredit pada beneficiary tanpa menambahkan konfirmasinya.

d. Kecuali pada pasal 48, irrevocable credit tidak dapat diubah/dibatalkan tanpa persetujuan Issuing Bank, Confirming Bank, jika ada Beneficiary.

Pasal 10 Jenis Kredit

Pasal 11 Tele Transmitter dan Pre-Advised Credits Pasal 12 Instruksi yang tidak lengkap atau tidak jelas

C. KEWAJIBAN-KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB Pasal 13 Standar Penelitian Dokumen-dokumen

(74)

b. Issuing Bank, Confirming Bank bertindak atas namanya sendiri harus mempunyai waktu memadai, tidak melebihi 7 hari kerja setelah tanggal penerimaan dokumen.

c. Jika kredit memuat kondisi tanpa menetapkan dokumen yang harus diserahkan sesuai kondisi tersebut.

Pasal 14 Dokumen-dokumen yang menyimpang dan pemberitahuannya Pasal 15 Pembebasan Tanggung jawab atas keefektifan dokumen-dokumen Bank tidak bertanggung jawab atas bentuk kelengkapan, ketepatan, keaslian, pemalsuan dari dokumen,atau kondisi umum/khusus yang tercantum dalam dokumen(uraian, jumlah, berat, mutu, kondisi, pengepakan, penyerahan, nilai dll).

Pasal 16 Pembebasan Tanggung jawab atas penyampaian berita-berita Pasal 17 Force Mayeure

Bank tidak bertanggung jawab karena gangguan menjalankan usahanya oleh bencana alam, kerusuhan, hura hura, pemberontakan, perang atau sebab lain diluar kemampuan/larangan bekerja.

Pasal 18 Pembebasan tanggung jawab atas tindakan pihak penerima amanat Pasal 19 Pengaturan penggantian pembayaran antar Bank

D. DOKUMEN-DOKUMEN

Pasal 20 Ketidakjelasan mengenai penerbit-penerbit dari dokumen-dokumen Pasal 21 Penerbitan-penerbitan atau isi Dokumen-dokumen yang tidak ditentukan secara khusus.

(75)

Pasal 23 Marine/Ocean Billof Lading Pasal 24 Non Negoitable Sea waybill Pasal 25 Charter party Bill of Lading

Pasal 26 Dokumen pengangkutan multimodal Pasal 27 Dokumen pengangkutan udara

Pasal 28 Dokumen-dokumen pengangkutan jalan raya atau sungai Pasal 29 Bukti – bukti penerima kurir dan pos

Pasal 30 Dokumen-dokumen pengangkutan yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan ekspedisi

Pasal 31 ”On Deck ”. ”shipper’s load and count”(pengiriman barang) Pasal 32 Dokumen angkutan bersih

Pasal 33 Dokumen-dokumen pengangkutan ongkos angkut dapat dibayarkan/ dibayar dimuka

Pasal 34 Dokumen-dokumen Asuransi Pasal 35 Jenis penutupan asuransi Pasal 36 Penutupan Asuransi All Risk Pasal 37 Faktur

Pasal 38 Dokumen-dokumen lainya

E. ANEKA RAGAM KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 39 Kelonggaran jumlah kredit, jumlah dan harga satuan barang Pasal 40 Pengiriman penarikan sebagian

(76)

Pasal 42 Tanggal terakhir masa berlaku dan tempat pengajuan dokumen- dokumen

Pasal 43 Pembatasan mengenai tanggal terakhir masa berlau Pasal 44 Perpanjangan tanggal terakhir masa berlaku

Pasal 45 Waktu penyerahaan

Pasal 46 Ungakapan-ungkapan umum sehubungan dengan penetapan tanggal untuk pengapalan

Pasal 47 Istilah tanggal untuk jangka waktu pengapalan F. TRANSFERABLE CREDIT

Pasal 48 Transferable credit G. PENYERAHAN HASIL Pasal 49 Penyerahan hasil

Dalam kredit tidak dinyatakan transferable tidak mempengaruhi hak beneficiary untuk menyerahkan hasil yang menjadi hak atas kredit tersebut, sesuai ketentuan hukum berlaku.pasal ini berkaitan/tidak penyerahan hasil dengan pemindahan hak untuk melaksanakan syarat yang tercantum di dalam kredit itu sendiri

2. Kelebihan dan Kelemahan Letter of Credit

(77)

Metode ini mempunyai beberapa keterbatasan kelemahan dan kelebihan penggunaan L/C akan memiliki dampak yang signifikan terhadap perdagangan. Antara importir dan eksportir walaupun mereka belum saling mengenal dan dipisahkan oleh jarak yang jauh, perbedaan budaya dan tradisi, perbedaan mata uang, sistem pemerintahan dan ekonomi, didalam L/C tidak mengenal adanya perbedaan-perbedaan tersebut. L/C mampu menjebatani perdagangan internasional antara negara, selain itu dengan L/C maka resiko non payment dapat dialihkan pada bank yang terkait dalam proses L/C

Adapun kelebihan penggunaan L/C di dalam transaksi perdagangan antara lain :

1. Bagi Eksportir

a. Adanya kepastian pembayaran dan menghindari resiko.

Eksportir tidak mengenal importir, tetapi dengan adanya L/C sudah merupakan jaminan bagi eksportir bahwa tagihannya pasti dilunasi bank sesuai dengan ketentuan. Reputasi atau nama baik bank yang membuka L/C merupakan jaminan pokok dan jaminan pembayaran itu. Akan menjadi ganda bila bank devisa sebagai advising bank juga memberi konfirmasinya, jadi resiko non payment sangat minim. Disini terlihat besarnya peranan bank dalam memperlancar perdagangan internasional

b. Penguangan dokumen dapat langsung dilakukan.

(78)

perlu menunggu pembayaran dari importir. Advising Bank tidak ragu untuk melunasi dokumen pengapalan karena pembayaran sudah dijamin oleh Opening Bank.

2. Bagi Importir

a. Impotir dapat menggunakan hak pemilikan atas dokumen-dokumen berdasarkan L/C untuk memperoleh pembiayaan selanjutnya, yakni pinjaman-pinjaman pembiayaan kembali (refinancing) dan sebagainya. b. Importir dapat mencantumkan syarat-syarat untuk pengamanan yang pasti akan dipatuhi eksportir agar dapat menarik uang dari L/C yang tersedia.

c. Importir merasa terjamin bahwa banknya akan menolak pembayaran kepada eksportir kecuali eksportir telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah diminta oleh importir kepada banknya seperti ditentukan dalam L/C.

Kelemahan penggunaan L/C di dalam transaksi perdagangan antara lain : a. Importir tidak mendapat jaminan bahwa barang-barang yang dipesan

dengan harga tertentu adalah sebenarnya yang dikapalkan.

b. Bank-bank hanya berkepentingan dalam dokumen saja dan tidak dalam barang-barang.

c. Waktu yang digunakan dalam memproses surat-surat yang diperlukan melalui saluran bank-bank.

(79)

BAB IV

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang penulis lakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa :

PT. Kusumahadi Santosa menerapkan UCP-500 sebagai perlindungan kepentingan para pihak dalam L/C. UCP-500 yaitu peraturan tertulis yang isinya tentang tata cara perdagangan internasional yang memadukan praktik perbankan dengan menggunakan L/C.

Ketentuan dalam L/C memberi dampak yang signifikan terhadap transaksi. L/C mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Kelebihan penggunaan L/C di dalam transaksi perdagangan antara lain : 1. Bagi Eksportir

a. Adanya kepastian pembayaran dan menghindari resiko

Eksportir tidak mengenal importir, tetapi dengan adanya L/C sudah merupakan jaminan bagi eksportir bahwa tagihannya pasti dilunasi bank sesuai dengan ketentuan.

b. Penguangan dokumen dapat langsung dilakukan

Gambar

Gambar 2.1 L/C Opening Process
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Kusumahadi Santosa
Tabel 3.2  Daftar Karyawan PT. Kusumahadi Santosa
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam perhitungan debit Sungai Curuk ada beberapa parameter yang belum diketahui (IGWS, SMC, ISM, k, DIC, dan WIC), sehingga untuk mencarinya dilakukan pendekatan perhitungan debit

berupa bahan hukum digunakan sebagai pendukung. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari. responden tentang obyek yang diteliti sebagai data utamanya. Data

Sehubungan dengan telah selesainya evaluasi dokumen kualifikasi Pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Kanggime - Bogonuk - Umage (Kode Lelang 3673041) maka dengan ini Pokja

Berkaitan dengan tersebut diatas maka dengan ini kami mengumumkan pemenang pelelangan umum, terhadap pelaksana yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut sebagai berikut

Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui reaksi pasar pada saat penerbitan obligasi, maka digunakan metode event study untuk mengetahui ada tidaknya return saham

bahwa berdasarkan hasil survey/verifikasi terhadap sekolah- sekolah yang mengajukan kegiatan peningkatan prasarana pendidikan melalui kegiatan Rehabilitasi Ruang Kelas

kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segenap rahmat dah karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Sistem Informasi Pohon

KPR BRISyariah iB adalah Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada Perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan menggunakan prinsip