• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

DESKRIPSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN

KEDISIPLINAN GURU DI SD NEGERI SIKKA KABUPATEN POLEWALI MANDAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SYAHRIL 20300117059

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN MAKASSAR 2023

(2)

ii

NIM : 20300117059

Tempat/Tgl.lahir : Pa’beso, 15 April 1999 Jurusan/Prodi : Manajemen Pendidikan Islam Alamat : Jl. Tamangapa Raya 5

Judul :Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar.

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, 27 Februari 2023 Penyusun,

Syahril

NIM: 20300117059

(3)

iii

(4)

iv

Alhamdulillahirabbil Alamin segala puji hanya milik Allah swt. atas rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dicurahkan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini hingga selesai dengan judul “Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar”. Salam dan shalawat senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai nabi uswatun hasanah dalam menjalankan keseharian kita.

Skripsi ini disusun guna memenuhi salah satu syarat dalam perkuliahan pada program Strata Satu Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyelesaian skripsi ini terdapat banyak rintangan dan kesulitan yang dihadapi namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sebagai rasa syukur atas segala bantuan yang diberikan, penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus, teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, ayahanda Naharuddin dan ibunda Rahmatia beserta segenap keluarga besar kedua belah pihak yang telah mengasuh, membimbing dan membiayai penulis selama dalam pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi dan mengampuni dosanya. Selain itu tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih kepada:

(5)

v

1. Prof. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D, selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, beserta Wakil Rektor I, II, III, dan IV yang selama ini berusaha memajukan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar atas segala penyediaan sarana dan prasarana sehingga dapat terselenggara proses perkuliahan dengan baik.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

3. Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd dan Dr. Mardhiah, S.Ag., M.Pd selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, karena izin, pelayanan, kesempatan, fasilitas, dukungan dan motivasi yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini telah terselesaikan.

4. Dra. Hamsiah Djafar, M. Hum. selaku pembimbing I dan Fitriani Nur, S.Pd., M. Pd. selaku pembimbing II yang dengan sabar dan selalu memberi ide-ide sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Suarga, M. M. selaku penguji I dan Andi Dian Angriani, S. Pd., M.

Pd., selaku penguji II yang telah memberikan arahan, koreksi, masukan dan pengetahuan baru dalam perbaikan skripsi ini.

6. Para Dosen dan Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, terkhusus dosen-dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Islam.

7. Teman-teman angkatan 2017 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis bisa sampai pada tahap ini.

8. Adik-adik Jurusan Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2018, atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dengan lancar.

(6)

vi

Samata, 27 Februari 2023 Penulis

Syahril 20300117059

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup Penelitian ... 6

D. Kajian Pustaka / Penelitian Terdahulu ... 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 11

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 11

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 11

2. Peran dan Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 14

3. Tugas Kepala Sekolah ... 27

4. Kompetensi Kepala Sekolah ... 31

B. Kedisiplinan Guru ... 34

1. Pengertian Kedisiplinan Guru ... 34

2. Macam-macam Kedisiplinan ... 37

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Kedisiplinan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ... 42

B. Pendekatan Penelitian ... 42

C. Populasi dan Sampel ... 42

D. Metode Pengumpulan Data ... 44

E. Instrumen Penelitian ... 44

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 45

(8)

viii

BAB V PENUTUP ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Implikasi Penelitian ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(9)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel ... 44

Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas ... 47

Tabel 3.3 Skala Kategorisasi ... 49

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 50

Tabel 4.2 Deskriptif Statistik Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 51

Tabel 4.3 Kategori Skor Responden... 51

Tabel 4.4 Kategori Skor Tiap Indikator ... 52

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Guru ... 52

Tabel 4.6 Deskriptif Statistik Kedisiplinan Guru ... 53

Tabel 4.7 Kategori Skor Responden... 53

Tabel 4.8 Kategori Skor Tiap Indikator ... 55

(10)

x

Guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar (2) Kedisiplinan guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar yang berjumlah 9 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh karena populasi kurang dari 100 orang. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu teknik analisis statistik deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berada pada kategori sedang dengan persentase 55,56% dan kedisiplinan guru berada pada kategori sedang dengan persentase 44,45%.

Implikasi penelitian bagi kepala sekolah, diharapkan bisa meningkatkan kepemimpinannya dan pengawasan terhadap guru agar lebih disiplin lagi. Bagi guru diharapkan untuk lebih meningkatkan kedisiplinannya serta menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru dan teladan bagi peserta didik.

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu sarana terpenting dalam usaha membangun sumber daya manusia dan menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dengan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian melalui bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggungjawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu mendidik dan dididik.1 Oleh karena itu pendidikan sangatlah penting agar manusia mampu menjadi manusia yang lebih baik.

Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang dalam memengaruhi orang lain untuk bekerja mencapai target tujuan organisasi yang telah ditentukan. Sedangkan pengertian pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan sebagai ketua/ kepala/ jabatan dalam sistem di sebuah organisasi/ instansi/ perusahaan untuk melaksanakan kepemimpinan.2 Kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun dalam kelompok sosial. Kepemimpinan mengarahkan seseorang atau sekelompok orang untuk bekerja dengan tertib dan terarah. Kepemimpinan menuntun seseorang untuk mengerti hakikat diri dan potensi diri, tanpa menafikan hidayah dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana harus disadari bahwa

1Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pres, 2009), h. 1.

2Suparman, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), h. 9.

(12)

setiap orang adalah pemimpin, baik sebagai pemimpin untuk diri sendiri, keluarga bahkan mungkin juga orang lain atau masyarakat.3

Kepala sekolah adalah tokoh dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki kepala sekolah tersebut. Kepala sekolah harus memiliki kepemimpinan yang kuat, mempunyai fokus yang jelas terhadap lulusan, memiliki harapan yang tinggi terhadap siswa, memiliki lingkungan yang aman teratur, dan melakukan monitoring terhadap seluruh kegiatan yang telah tercapai. Disamping itu, setiap kepala sekolah juga harus menguasai seluruh aspek- aspek manajerial dan mampu mengembangkan kemampuan manajerialnya secara baik.4 Oleh karena itu kepala sekolah sangat berperan penting dalam kemajuan sekolah dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kemajuan sekolah.

Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah hendaknya mampu mengkoordinasi segala kegiatan para guru pada bawahan lainnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hadari Nawawi yaitu, agar pemimpin dapat mengoptimalkan suatu kegiatan yang mengacu pada pencapaian tujuan hendaknya melalui pengorganisasian yang berdaya guna, agar dapat mewujudkan kerja dan personalia bergerak secara serempak ke arah tujuan yang sama.5 Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa pemimpin dalam lembaga atau organisasi itu dapat menjalin kerja sama yang baik dan harmonis dengan para anggota organisasinya dan dapat bertanggung jawab dengan apa yang telah dipimpinnya. Para bawahan atau pun staf suatu organisasi atau lembaga harus senantiasa mendapat perhatian, bimbingan dan petunjuk dari

3Suparman, Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2019), h. 1.

4Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 5.

5Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya h. 80.

(13)

3

seorang kepala sekolah atau dari atasannya dalam melaksanakan tugas yang telah ditentukan. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan dan ketertiban guru dalam kedisiplinan waktu. Oleh karena itu, kepala sekolah harus mempunyai kepribadian, sifat-sifat serta kemampuan atau keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Disiplin yaitu kesediaan untuk mentaati, memahami, dan melaksanakan tata tertib atau peraturan yang telah dibuat atau ditetapkan oleh sekolah tersebut dengan senang hati, sehingga dapat tercipta suasana yang aman, nyaman serta sanggup menerima sanksi apabila melanggar peraturan yang telah dibuat sekolah atau yang telah ditetapkan sekolah. Sedangkan menurut Hikmat, disiplin yaitu suatu kondisi yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketentraman, keteraturan dan ketertiban.6

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Kedisiplinan guru adalah ketaatan atau kepatuhan guru dalam melaksanakan tugas mengajar dan tata tertib yang berlaku pada setiap sekolah.

Pengertian disiplin menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya dan dengan tanpa adanya paksaan. Guru yang disiplin adalah guru yang mematuhi atau mentaati tata tertib yang telah dikeluarkan oleh kepala sekolah yang bersangkutan maupun dari pemerintah.

6Hikmat, Manajemen Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 142.

(14)

Dalam pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki sifat yang berbeda- beda, ada yang bersemangat, penuh tanggung jawab, dan ada pula guru yang tidak memiliki rasa tanggung jawab, selain itu ada yang sering membolos datang tidak tepat pada waktunya dan tidak mematuhi perintah. Kondisi guru yang seperti inilah yang menjadi permasalahan di setiap lembaga pendidikan formal.

Kedisiplinan guru sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dan juga mutu pendidikan, sehingga guru diharapkan untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan, melaksanakan tugas-tugas, bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan, dan bekerja dengan jujur, cermat, dan semangat Karena bagaimanapun seorang guru merupakan contoh bagi anak didiknya dalam sikap maupun perilaku.

Berdasarkan hasil observasi awal dengan Bapak Hamdani salah satu guru di SD Negeri Sikka pada tanggal 31 Mei 2021, beliau mengatakan bahwa kedisiplinan guru masih kurang dari apa yang diharapkan karena guru terkadang datang terlambat ke sekolah, masuk mengajar di kelas tidak tepat waktu dan terkadang pulang tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sehingga berpengaruh kepada jam belajar siswa yang berkurang dari jadwal yang telah ditetapkan, bahkan terkadang ada guru yang tidak datang ke sekolah, Bapak Hamdani juga mengatakan bahwa kepala sekolah sangat jarang datang ke sekolah sehingga keadaan di sekolah menjadi tidak teratur.

Penelitian yang dilakukan Ishak tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan Guru di Sekolah Tsanawiyah Guppi Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikansi antara supervisi kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MTs Guppi Samata Kabupaten Gowa. Yang membedakan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian sebelumnya membahas tentang

(15)

5

pengaruh supervisi kepala sekolah, sedangkan peneliti akan membahas tentang deskripsi kepemimpinan kepala sekolah. Sedangkan yang menjadi persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang kedisiplinan guru.

Penelitian yang dilakukan Indah Utami tahun 2021 dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Palopo”. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Palopo. Yang membedakan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah kedisiplinan guru, dimana peneliti akan membahas tentang deskripsi kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru sedangkan peneliti sebelumnya membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kerja guru.

Sedangkan yang menjadi persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah.

Penelitian yang dilakukan Hasrul dan Muhammad Syukur tahun 2017 dengan judul “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa”. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Bajeng. Yang membedakan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian sebelumnya meneliti tentang kedisiplinan siswa. Sedangkan yang akan peneliti teliti yaitu kedisiplinan guru. Sedangkan yang menjadi persamaannya yaitu sama- sama membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang “Deskripsi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan Guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar”.

(16)

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan terdapat pada latar belakang di atas, maka peneliti mengemukakan rumusan masalah yang akan menjadi fokus pembahasan, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar?

2. Bagaimana Kedisiplinan Guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar?

C. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup Penelitian

Guna mengetahui deskripsi yang jelas tentang arah pembahasan ini, maka peneliti memberikan pengertian operasional variabel dan batasan penelitian yang telah dipilih agar penelitian yang dilakukan mempunyai arah yang jelas yang terdapat dalam judul penelitian ini sebagai berikut:

1. Kepemimpinan kepala sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh seorang kepala sekolah untuk memengaruhi bawahannya agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Adapun Indikator kepemimpinan kepala sekolah yaitu sebagai leader, motivator, dan sebagai administrator.

2. Kedisiplinan Guru

Kedisiplinan guru yaitu sikap taat dan patuh seorang guru dalam meningkatkan kedisiplinan atau kesadaran seseorang dalam mentaati semua peraturan yang berlaku. Adapun indikator kedisiplinan guru yaitu, (1) taat pada peraturan, (2) melaksanakan tugas-tugas, (3) bertumpu pada etos kerja, dan (4) bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan semangat.

(17)

7

D. Kajian Pustaka / Penelitian Terdahulu

Berdasarkan dari judul yang ditetapkan, maka peneliti mengambil dari skripsi dan jurnal sebagai acuan dalam kajian pustaka yang berkaitan dengan variabel di atas:

1. Penelitian yang dilakukan Ishak tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan Guru di Sekolah Tsanawiyah Guppi Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikansi antara supervisi kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru di MTs Guppi Samata Kabupaten Gowa. Yang membedakan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian sebelumnya membahas tentang pengaruh supervisi kepala sekolah, sedangkan peneliti akan membahas tentang deskripsi kepemimpinan kepala sekolah. Sedangkan yang menjadi persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang kedisiplinan guru.

2. Penelitian yang dilakukan Hasrul dan Muhammad Syukur tahun 2017 dengan judul “Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Bajeng Kabupaten Gowa”.

Menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Bajeng. Yang membedakan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian sebelumnya meneliti tentang kedisiplinan siswa. Sedangkan yang akan peneliti teliti yaitu kedisiplinan guru. Sedangkan yang menjadi persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah.

(18)

3. Penelitian yang dilakukan Indah Utami tahun 2021 dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Palopo”. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Palopo. Yang membedakan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah kedisiplinan guru, dimana peneliti akan membahas tentang deskripsi kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru sedangkan peneliti sebelumnya membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kerja guru. Sedangkan yang menjadi persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah.

4. Penelitian yang dilakukan Andi Hasmawati Kasim tahun 2017 dengan judul

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisiplinan Guru di SD Negeri No. 119 Karassing Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwagaya kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap kedisiplinan guru di SD Negeri No.

119 Karassing Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Yang membedakan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah tempat penelitian dan penelitian sebelumnya meneliti tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah. Sedangkan yang akan peneliti teliti yaitu deskripsi kepemimpinan kepala sekolah. Persamaannya yaitu sama-sama membahas kedisiplinan guru.

5. Penelitian yang dilakukan Elvi Juniarti, Nur Ahyani dan Arif Ardiansyah tahun 2015 dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Guru terhadap Kinerja Guru”. Hasil penelitian ini menunjukkan

(19)

9

bahwa: 1) terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru; 2) terdapat pengaruh positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru;

3) terdapat pengaruh positif antara komitmen organisasi dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Yang membedakan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu peneliti sebelumnya membahas tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin guru terhadap kinerja guru. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti hanya membahas deskripsi kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar.

2. Untuk mengetahui kedisiplinan kerja guru di SD Negeri Sikka Kabupaten Polewali Mandar.

Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Secara Teoretis

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, mengenai pentingnya kepemimpinan kepala sekolah, dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan situasi dan kondisi proses belajar mengajar di sekolah yang lebih baik sekaligus untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya.

(20)

2. Kegunaan Secara Praktis

a) Bagi kepala sekolah, sebagai bahan referensi dalam upaya pembenahan dan peningkatan kualitas proses belajar mengajar di sekolah serta memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru.

b) Bagi guru, sebagai bahan informasi dan masukan untuk menambah wawasan dalam peningkatan kedisiplinan guru karena keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap siswa.

c) Bagi Peserta didik, sebagai informasi bahwa kedisiplinan dalam diri itu sangatlah penting karena dipercaya bahwa kunci kesuksesan adalah rajin dan disiplin terhadap apa yang dilakukan.

d) Bagi peneliti, akan mendapat pengalaman dan pemahaman pengetahuan tentang bagaimana kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan kedisiplinan guru serta sebagai penambahan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.

(21)

11 BAB II

TINJAUAN TEORETIS A. Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian kepemimpinan adalah cara memimpin atau perihal pemimpin.1 Sedangkan menurut Sowiyah, istilah kepemimpinan adalah salah satu faktor penting dalam suatu organisasi, keberhasilan maupun kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan seorang pemimpin dalam menjalankan organisasinya.2

Sedangkan Kotter berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seperangkat proses yang terutama ditujukan untuk menciptakan organisasi atau menyesuaikannya terhadap keadaan-keadaan yang jauh berubah.3

Dalam bahasa Inggris, kata pemimpin berasal dari kata leader. Kata leader mengandung makna tugas untuk me-lead anggota di sekitarnya. Sedangkan makna lead adalah:

1. Loyality; seorang pemimpin harus mampu membangkitkan rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.

2. Edicate; seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi dan mewariskan knowledge pada rekan-rekannya.

3. Advice; memberikan saran dan nasihat dari permasalahan yang ada.

4. Discipline; memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.4

1https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kepemimpinan (18 Agustus 2022)

2Sowiyah, Kepemimpinan Kepala Sekolah Cet I (Yogyakarta: Media Akademi, 2016), h.

11.

3 Imam Machali, Ara Hidayati, The Handbook of Education Management Teori dan Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia (Yogyakarta: Prenada Media, 2015), 83-84.

4 Masduki Duryat, Kepemimpinan Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2016), h. 2.

(22)

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membina, membimbing, melatih menyeluruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.5 kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja sama mencapai suatu tujuan kelompok.

Kepemimpinan lebih tertuju pada gaya seorang pemimpin dalam memimpin.

Seperti yang dikemukakan oleh Kartono dalam buku Pemimpin dan Kepemimpinan yang dikutip oleh Sowiyah menyatakan bahwa kepemimpinan ini terdapat hubungan antar manusia, yaitu hubungan memengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan-ketaatan para pengikut/bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.6

Sedangkan kepemimpinan menurut Sutisna dalam Rohiat bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan untuk menciptakan perubahan yang paling efektif dalam perilaku kelompok, mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok ke arah penetapan tujuan dan pencapaian tujuan.7

Firman Allah dalam Q.S An-Nisa Ayat 59 yang berbunyi:



























































Terjemahnya:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan

5Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan (Bandung: Pustaka Educa, 2010), h. 82.

6 Sowiyah, Kepemimpinan Kepala Sekolah Cet I (Yogyakarta: Media Akademi, 2016), h.

11.

7 Rohiat, Kecerdasan Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Bandung: PT Refika Aditama, 2008), h. 14.

(23)

13

Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya8.

M. Quraish Shihab dalam al-Misbah menyebutkan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak disertai dengan kata taatilah. Karena mereka tidak memiliki hak untuk ditaati bila ketaatan kepada mereka bertentangan dengan ketaatan Allah atau Rasul. Kata uli al-amr, menurut Shihab, adalah orang-orang yang berwenang mengurus urusan kaum muslimin. Mereka adalah orang yang dapat diandalkan dalam menangani persoalan-persoalan kemasyarakatan.9 Jadi ayat ini memberikan arahan tentang kepemimpinan dalam Islam. Ulil amri atau pemimpin dalam Islam harus dipatuhi selama mereka tidak melanggar ajaran Allah dan sunnah Nabi Muhammad saw.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah” kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi secara umum kepala sekolah dapat diartikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga dimana tempat menerima dan memberi pelajaran.10 Rahman dkk mengungkapkan bahwa kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala sekolah) di sekolah.11

8Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Penafsiran Al-Qur’an, Departemen Agama RI, 2011) h. 128.

9M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Qur’an (Jakarta:

Lentera hati, 2002) h. 483.

10 Sowiyah, Kepemimpinan Kepala Sekolah Cet I (Yogyakarta: Media Akademi 2016), h.

13.

11 Rahman, dkk, Peran Strategis Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Jatinagor: Alqaprint 2006), h. 106.

(24)

Sementara Umar Sidiq dan Khoirussalim berpendapat bahwa kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi pada organisasi sekolah. Karena itu program lembaga dan keberhasilannya akan ditentukan kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan, mengorganisir, mengaplikasikan, mengontrol dan mengevaluasi semua program yang telah dibuat. Setiap pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya dalam suatu organisasi diharapkan menjadi pemimpin yang profesional.12

Kepala sekolah merupakan seorang pendidik (guru) yang diberi tugas tambahan untuk mengelola dan memimpin suatu lembaga pendidikan. Kepala sekolah memiliki peran yang sangat besar. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan yang dimiliki seorang kepala sekolah untuk memengaruhi semua komponen sekolah (guru, siswa dan staf) agar mau bekerja bersama, melakukan tindakan bersama dan perbuatan bersama dalam mencapai visi, misi dan tujuan sekolah.13

Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah untuk mempengaruhi bawahannya agar tujuan yang diinginkan dapat dicapai.

2. Peran dan Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang berhasil adalah mereka yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik, serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.14

12 Umar Sidiq, Khoirussalim, Kepemimpinan Pendidikan (Ponorogo: CV. Nata Karya, 2021), h. 83.

13Sowiyah, Kepemimpinan Kepala Sekolah Cet I (Yogyakarta: Media Akademi 2016), h.

14.

14Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 98.

(25)

15

Menurut Mulyasa, Kepala Sekolah memiliki peran dan fungsi sebagai berikut: Leader, Manager, Educator, Administrator, Supervisor, Innovator, dan Motivator.15

a. Kepala Sekolah sebagai Leader

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagaimana yang dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1990 pasal 12 ayat 1 bahwa:”Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.16

Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat yaitu meliputi jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan teladan.17 Dengan demikian kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu:

1. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing- masing

2. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru, staf dan para siswa serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan dan memberikan inspirasi sekolah dalam mencapai tujuan.18

15Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, h. 100-110.

16 Novianty Djafri, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah (Yogyakarta: Budi Utama, 2016), h. 3.

17 Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 144- 145.

18Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2010), h. 104.

(26)

Jadi sebagai leader kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan dan membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas. Kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian, pengalaman

dan pengetahuan profesional serta pengetahuan administrasi dan pengawasan.

b. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Kepala sekolah adalah pimpinan pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mengembangkan lembaga pendidikan, yaitu sebagai pemegang kendali di lembaga pendidikan. Dalam hal ini peranan kepala sekolah harus digerakkan sedemikian rupa sesuai dengan perannya dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu sebagai manajer sehingga dapat mempengaruhi kalangan staf guru, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Di samping itu, kepala sekolah juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam mengembangkan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.19

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi guru. Dalam hal ini, kepala sekolah harus dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan.20 Indikator kepala sekolah efektif secara umum dapat diamati dari tiga hal pokok sebagai berikut: Pertama; komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya, kedua; menjadikan visi sekolah

19 Yogi Irfan Rosyadi & Pardjono, “Peranan Kepala Sekolah sebagai Manajer dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SMP 1 Cilawu Garut,” Volume 3, No 1 (April 2015), dalam Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 125.

20 Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 143.

(27)

17

sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah, dan ketiga; senantiasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru di kelas.21

Seorang manajer atau kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi atau lembaga sekolah sangat diperlukan, sebab manajer sebagai alat mencapai tujuan organisasi, di mana di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karier-karier sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.22

Menurut Stoner ada delapan macam fungsi seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi, yaitu: 1. Bekerja dengan, dan melalui orang lain; 2. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan; 3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan; 4. Berpikir secara realistik dan konseptual; 5. Sebagai juru penengah; 6. Sebagai juru politisi; 7.

Sebagai seorang diplomat; 8. Pengambil keputusan yang sulit.23

Agar seorang kepala sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memahami dan mampu mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku nilai-nilai yang terkandung di dalam tiga keterampilan, yaitu:

1) Technical skills

21Supatmi, dkk, “Peranan Kepala Sekolah sebagai Manajer dalam Meningkatkan Tugas Tata Usaha di SMPN 1 Singkawang”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Katulistiwa, Vol 3 No 4,2014. h. 6.

22Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 95-96.

23Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya h. 96-97.

(28)

a) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus.

b) Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus tersebut.

2) Human skills

a) Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja sama.

b) Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain.

c) Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.

d) Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis, dan diplomatis.

e) Mampu berperilaku yang dapat diterima.

3) Conceptual skills

a) Kemampuan analisis.

b) Kemampuan berpikir rasional.

c) Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.

d) Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai kecenderungan.

e) Mampu mengantisipasi perintah.

f) Mampu mengenali macam-macam kesempatan dan problem-problem sosial.24

Jadi kepala sekolah dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang

24Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya h. 101-102.

(29)

19

program sekolah. Karena keberadaan manajer pada suatu organisasi atau lembaga sekolah sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi di mana di dalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karier-karier sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Kepala Sekolah sebagai Edukator (pendidik)

Pendidik adalah orang yang mendidik. Sedang mendidik diartikan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan dapat diartikan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.25

Sebagai seorang pendidik kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan, serta meningkatkan paling tidak empat macam nilai, yaitu:

1) Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.

2) Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik atau buruk mengenai perbuatan.

3) Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan.

4) Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.26

Peran kepala sekolah sebagai pendidik harus memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya.

Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan bimbingan kepada guru,

25Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 122.

26Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, h. 124.

(30)

karyawan dan juga para siswa serta warga sekolah lainnya untuk melaksanakan kegiatan budaya mendidik di sekolah. Sebagai pendidik kepala sekolah dituntut untuk memberikan contoh suri teladan kepada guru, karyawan, siswa dan warganya dalam berperilaku yang baik.27

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong para guru dapat secara terus- menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien.28

Jadi sebagai edukator atau pendidik kepala sekolah harus mampu menanamkan, memajukan, serta meningkatkan paling tidak empat macam nilai, yaitu mental, moral, fisik, dan artistik. kepala sekolah harus senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan sangat memengaruhi profesionalismenya, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya, pengalaman semasa menjadi guru, dan dalam melaksanakan pekerjaannya, demikian halnya penataran dan pelatihan yang pernah diikutinya

d. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Oleh

27 Jahiriansyah, dkk, Peran Kepala Sekolah sebagai Pendidik dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol 2, No 10, 2013.h. 4.

28 Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 143.

(31)

21

karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan. Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi administrasi ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya.29

Fungsi-fungsi kepala sekolah sebagai administrator antara lain:

1. Membuat perencanaan

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan atau kelompok. Tanpa perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan mungkin juga kegagalan.30 Oleh karena itu, kepala sekolah paling tidak harus membuat rencana tahunan. Sesuai dengan ruang lingkup administrasi sekolah, maka rencana atau program tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang seperti berikut:

a. Program tahunan.

b. Kesiswaan atau kemuridan.

c. Kepegawaian.

d. Keuangan.

e. Perlengkapan.31

2. Menyusun Organisasi Sekolah

Organisasi merupakan fungsi administrasi dan manajemen yang penting pula di samping perencanaan. Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, dan melaksanakan

29Umar Sidiq, Khoirussalim, Kepemimpinan Pendidikan (Ponorogo: CV. Nata Karya,2021), h. 105-106.

30 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), 106.

31 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 106-107.

(32)

pembagian tugas serta wewenangnya kepada guru-guru dan pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi sekolah yang telah disusun dan disepakati bersama.32

Untuk menyusun organisasi sekolah yang baik perlu diperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:

a. Mempunyai tujuan yang jelas.

b. Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut.

c. Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan, kesatuan pikiran, dan sebagainya.

d. Adanya kesatuan perintah (unity of command); para bawahan/anggota hanya mempunyai seorang atasan langsung, dan dari atasan tersebut ia menerima perintah atau bimbingan, serta kepadanya ia harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya.

e. Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang di dalam organisasi itu. Sebab, tidak adanya keseimbangan tersebut akan memudahkan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan.

f. Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan bakat masing-masing.

g. Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan koordinasi, pengawasan, dan pengendalian.

h. Pola organisasi hendaknya relatif permanen.

i. Adanya jaminan keamanan dalam bekerja.

j. Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas tergambar di dalam struktur atau bagan organisasi.33

3. Bertindak sebagai koordinator dan pengarah

32 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 108.

33 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 108-109.

(33)

23

Adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, seperti tergambar di dalam struktur organisasi sekolah, memerlukan adanya koordinasi serta pengarahan dari pimpinan sekolah. Adanya koordinasi serta pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar bagian atau antar personil sekolah dan kesimpangsiuran dalam tindakan.34

4. Melaksanakan pengelolaan kepegawaian

Agar pekerjaan sekolah dilakukan dengan senang dan berhasil baik, maka dalam memberikan atau membagi tugas pekerjaan personel, kepala sekolah hendaknya memperhatikan kesesuaian antara beban dan jenis tugas dengan kondisi serta kemampuan pelaksanaannya seperti antara lain:

a. Jenis kelamin (pria atau wanita).

b. Kesehatan fisik.

c. Latar belakang pendidikan atau ijazah yang dimiliki.

d. Kemampuan dan pengalaman kerja.

e. bakat, minat, dan hobi.35

Jadi kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai, dan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator pendidikan. Kepala sekolah sebagai administrator hendaknya mampu mengaplikasikan fungsi-fungsi administrasi ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya

e. Kepala Sekolah sebagai Supervisor

34 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 111.

35 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 112.

(34)

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.36

Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor antara lain:

1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya

2) Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar

3) Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku

4) Membina kerjasama yang baik dan harmonis di antara guru- guru dan pegawai sekolah lainnya

5) Berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi-diskusi kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan atau mengarahkan mereka untuk

36 Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 144.

(35)

25

mengikuti penataran-penataran, seminar, sesuai dengan bidangnya masing- masing

6) Membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan Komite Sekolah dan instansi-instansi lain dalam rangka peningkatan mutu pendidikan para siswa.37

Jadi kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah dalam menjalankan tugas, berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar, bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar, berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-guru dan pegawai sekolah, serta membina hubungan kerjasama antar sekolah.

f. Kepala Sekolah sebagai Inovator

Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus tampil sebagai organisasi pendidikan yang mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sekolah memerlukan kepala sekolah yang mempunyai inovasi yang tinggi. Kemampuan kepala sekolah sebagai inovator dapat dilihat dari kemampuan mencari dan menemukan gagasan-gagasan untuk pembaharuan di sekolah serta kemampuan untuk melaksanakan pembaharuan di sekolah. Kepala sekolah bertugas mencari dan melakukan pembaharuan dalam berbagai aspek, mendorong guru, staf dan orang tua untuk memahami dan memberikan dukungan terhadap pembaharuan yang ditawarkan.38

37 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 15.

38 Ika Rista Septiani, “Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator terhadap Kompetensi Pedagogik Guru“( Skripsi, Unnes, Semarang: 2015), h. 24.

(36)

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.

g. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Peran kepala sekolah sebagai motivator yaitu memberikan motivasi kepada semua warga sekolah agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas di sekolah secara baik dan benar. Kemampuan kepala sekolah sebagai motivator dapat dilihat dari kemampuan kepala sekolah mengatur lingkungan kerja di sekolah, kemampuan mengatur suasana kerja sehingga suasana kerja menjadi nyaman dan dapat menimbulkan kreativitas dan ide-ide yang cemerlang dari warga sekolah. Di samping itu juga harus membangun prinsip penghargaan dan hukuman meliputi memberikan penghargaan yang layak kepada guru yang berprestasi, mengakui dan menghargai setiap prestasi yang dihasilkan guru, memberi peringatan apabila guru tidak menyelesaikan tugas yang diperintahkan dengan tepat waktu, memberi teguran kepada guru yang datang terlambat atau tidak masuk kelas, memberi teguran apabila guru tidak masuk kerja tanpa izin, hasil kerja guru yang dianggap baik diperlihatkan kepada guru-guru lain sebagai acuan, memberikan kritik bila pekerjaan guru dianggap tidak baik, dan memberikan hukuman yang tegas kepada guru yang melanggar aturan.39

Kemampuan kepala sekolah mengatur lingkungan kerja meliputi melakukan pengelolaan lingkungan fisik sekolah, melakukan pengelolaan ruang kantor yang kondusif untuk bekerja, melakukan pengelolaan ruang kelas yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar (KBM), melakukan pengelolaan

39Umar Sidiq, Khoirussalim, Kepemimpinan Pendidikan (Ponorogo: CV. Nata Karya,2021), h. 116-117

(37)

27

halaman/lingkungan sekolah yang sejuk dan teratur, memfasilitasi sarana dan prasarana sekolah guna mendukung produktivitas kerja, dan melakukan pengelolaan ruang perpustakaan yang kondusif untuk belajar.40

Kemampuan kepala sekolah mengatur suasana kerja meliputi menciptakan hubungan kerja yang harmonis kepada sesama guru, menciptakan hubungan yang harmonis antara sekolah dan lingkungannya, menciptakan suasana kebersamaan di sekolah, memberikan arahan dan bimbingan secara berkala, memahami tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh masing- masing guru, memberikan dukungan moril kepada guru yang mendapat masalah dalam pekerjaan, dan menciptakan ketertiban dan rasa aman di sekolah.41

Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).42

Jadi kepala sekolah sebagai motivator harus bisa memberikan motivasi kepada semua warga sekolah agar mereka dapat melaksanakan tugas-tugas di sekolah secara baik dan benar.

3. Tugas Kepala Sekolah

Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 Tahun 1990 bahwa kepala

40 Umar Sidiq, Khoirussalim, Kepemimpinan Pendidikan, h. 117-118

41 Ika Rista Septiani, Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator terhadap Kompetensi Pedagogik Guru, h. 26-27.

42E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h. 144.

(38)

sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.43

Menurut Dirawat seperti yang dikutip oleh Sowiyah, mengatakan bahwa tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan menjadi dua bidang, yaitu:

a. Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi

Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:

1. Pengelolaan pengajaran

Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok. Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini diantaranya menyusun jadwal pelajaran, menyusun program sekolah untuk satu tahun, mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran, mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah, merencanakan pengadaan. memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.

2. Pengelolaan kepegawaian

Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan- urusan yang berhubungan dengan penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah penerapan kode etik jabatan.

43Sowiyah, Kepemimpinan Kepala Sekolah Cet I (Yogyakarta: Media Akademi 2016), h.

15.

(39)

29

3. Pengelolaan kesiswaan

Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru, pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok, perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran, penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.

4. Pengelolaan gedung dan halaman

Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah, keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat- alat dan komunikasi.

5. Pengelolaan keuangan

Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusan gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.

6. Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat

Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid dan untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah, masyarakat dan lembaga-lembaga sosial.

(40)

b. Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi

Supervisi pada dasarnya pelayanan yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu para guru dan karyawan agar menjadi semakin cakap/terampil dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam membantu guru- guru agar semakin mampu mewujudkan proses belajar mengajar dimana kepala sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar.

Tugas ini antara lain

a. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan- tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.

b. Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan murid.

c. Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan

selanjutnya mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.

d. Memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah berdasarkan standar-standar sejauh mana tujuan sekolah itu telah dicapai.44

Kepemimpinan kepala sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap kemajuan sekolah yang dipimpinnya karena merupakan ujung tombak bagi kemajuan sekolah. Seorang kepala sekolah dituntut harus memiliki tingkat kinerja

44Sowiyah, Kepemimpinan Kepala Sekolah Cet I (Yogyakarta: Media Akademi 2016), h.

15-17.

(41)

31

yang tinggi. Keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah yang akan menentukan kebijakan dan pencapaian tujuan sekolah. Jika kepala sekolah mampu menjalankan tugas kepemimpinannya dengan baik, diharapkan akan memunculkan kesan positif bagi warga sekolah, terutama bagi guru.

4. Kompetensi Kepala Sekolah

Istilah Kompetensi berasal dari bahasa inggris yaitu Competency yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang. Menurut Jamal Ma’mur Asmani, kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.45

Standar kompetensi tentang standar kepala sekolah terdapat dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah adalah (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi manajerial, (3) kompetensi kewirausahaan, (4) kompetensi supervisi dan (5) kompetensi sosial.46 Berikut adalah penjabaran dari kompetensi-kompetensi tersebut.

a. Kompetensi Kepribadian

1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas sekolah.

2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.

3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah.

4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.

45 Jamal Ma’mur Asmani, Tujuh Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.

(Yogjakarta: Power Books (ihdina) 2009), h. 38.

46 Sowiyah, Kepemimpinan Kepala Sekolah Cet I (Yogyakarta: Media Akademi 2016), h.

38.

(42)

5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah

6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.

b. Kompetensi Manajerial

1. Menyusun Perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat perencanaan.

2. Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan.

3. Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah secara optimal.

4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajar yang efektif.

5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik.

6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.

7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal.

8. Mengelola hubungan sekolah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah.

9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.

10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.

11. Mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.

12. Mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan.

(43)

33

13. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah.

14. Melakukan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya.

c. Kompetensi Kewirausahaan

1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.

2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang efektif.

3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah.

4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi di sekolah.

5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/ jasa sekolah sebagai sumber belajar peserta didik.

d. Kompetensi Supervisi

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.

3. Menindak lanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

e. Kompetensi Sosial

1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah.

2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan variabel Indeks ISR Karyawan tidak berpengaruh signifikan terhadap NPM.. Indeks ISR Karyawan berpanguruh signifikan

begitu juga sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar yang kurang maka penyesuaian diri siswa juga kurang. Adapun sumbangan efektif dari variabel motivasi

Kemungkinan didalam pupuk TNF unsur P belum mencukupi atau jumlahnya sedikit yang terlihat pada kepadatan sel pada aplikasi TNF 1 ml/l, 5 ml/l, dan 10ml/l yang

Menindaklanjuti Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 10/POKJA 06 ULP KONSULTANSI/VIII/2017 tanggal 04 Agustus 2017 paket pekerjaan Perencanaan Pembangunan Jembatan

ECDHP Elliptic Curve Diffie–Hellman Problem ECDLP Elliptic Curve Discrete Logarithm Problem ECDSA Elliptic Curve Digital Signature Algorithm ECIES Elliptic Curve Integrated

Dengan melihat keadaan daerah Magalau Hulu yang belum terjangkau jaringan listrik, merupakan alasan mendasar untuk memberdayakan potensi sungai Sampanahan di desa

Penyusun Program, Anggaran, dan Laporan Pengolah Data Barang Milik Negara. Pengadministrasi Barang Milik Negara Pengadministrasi Kerumahtanggaan

Dengan demikian metode C4.5 akan dicoba untuk dioptimasi dengan particle swarm optimization (PSO) sehingga metode yang diusulkan pada penelitian ini adalah