• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (STUDI PADA RS MATA ACHMAD WARDI BWI KOTA SERANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (STUDI PADA RS MATA ACHMAD WARDI BWI KOTA SERANG)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN WAKAF PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(STUDI PADA RS MATA ACHMAD WARDI BWI KOTA SERANG)

Andi Adam Virgiawan, Fakultas Syariah UIN SMH Banten

a.adamvirgiawan@gmail.com

Ahmad Harisul Miftah Fakultas Syariah UIN SMH Banten ahmad.harisul.miftah@uinbanten.ac.id

Abstrak

Sebagai salah satu pilar kesejahteraan umat, wakaf mempunyai peran dan fungsi yang signifikan sebagai instrumen pengembangan ekonomi Islam dan sangat berperan dalam upaya mewujudkan perekonomian nasional yang sehat. Dalam jangkauan yang lebih luas, kehadiran wakaf dapat pula dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang ekonomi, terutama sekali jika wakaf dikelola dengan manajemen yang rapi, teratur dan profesional. Salah satu lembaga yang menangani permasalah wakaf di Indonesia adalah Badan Wakaf Indonesia (BWI). BWI adalah suatu lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan keagamaan, khususnya bagi umat yang beragama Islam, dalam rangka mencapai kesejahteraan spiritual dan material menuju masyarat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Secara hukum Islam prosedur pengelolaan wakaf produktif pada RS Mata Achmad Wardi telah sesuai dengan hukum Islam.

Berdasarkan hukum positif prosedur pengelolaan wakaf produktif pada RS Mata Achmad Wardi telah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. 2) Selama proses pengelolaan tanah wakaf pada RS Mata Achmad Wardi tidak mengalami hambatan. Yang menjadi hambatan ialah dana untuk pembangunan dan fasilitas RS Mata Achmad Wardi, solusi untuk mengatasi masalah tersebut ialah pihak BWI Pusat bekerjasama dengan BWI Kota Serang menggandeng lembaga Dompet Dhuafa untuk bekerja sama, selain itu pihak RS Mata Achmad Wardi juga gencar membuat proposal dan penyebaran untuk pengembangan RS Mata Achmad Wardi. 3) RS Mata Achmad Wardi dibangun untuk meningkatkan kesejahteraan kesehatan mata, kesehatan merupakan unsur kesejahteraan. Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis, hal tersebut tercantum dalam Pasal 1 UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Strategi RS Mata Achmad Wardi untuk mensejahterakan kesehatan masyarakat dengan membuat program layanan kesehatan pemeriksaan dan operasi penyakit mata bagi golongan fakir, miskin dan dhuafa.

Key words: Wakaf Produktif, Kesejahteraan, RS Mata Achmad Wardi.

(2)

A. Pendahuluan

Sejak terjadinya krisis ekonomi dan melonjaknya angka kemiskinan di tanah air kita, maka peran wakaf semakin dirasa penting peranannya dalam menanggulangi problem sosial dan ekonomi di tcngah masyarakat. Menurut Departemen Sosial RI, hambatan, kesulitan atau gangguan penyandang masalah kesejahteraan dapat berupa kemiskinan, ketelantaran, kekacauan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan atau ketertinggalan dan bencana alam maupun bencana sosial.1

Sebagai salah satu pilar kesejahteraan umat, wakaf mempunyai peran dan fungsi yang signifikan sebagai instrumen pengembangan ekonomi Islam dan sangat berperan dalam upaya mewujudkan perekonomian nasional yang sehat. Dalam jangkauan yang lebih luas, kehadiran wakaf dapat pula dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di bidang ekonomi, terutama sekali jika wakaf dikelola dengan manajemen yang rapi, teratur dan profesional.

Diberbagai negara-negara Islam seperti Mesir dan Arab Saudi, pranata wakaf telah didayagunakan dan memegang peranan yang sangat besar dalam menunjang dan mengembangkan berbagai aspek kehidupan umat Islam. Menurut Sayed Ammer Ali menyatakan, bahwa hokum wakaf merupakkan cabang yang terpenting dalam hokum Islam, sebab dapat terjalin dalam seluruh kehidupan ibadat dan perekonomian sosial kaum Muslim.2

Perkembangan wakaf di Indonesia kian hari kian meningkat. Hal ini terlihat dari bertambhanya jumlah obyek harta wakaf, baik berupa tanah, uang dan lainnya, yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia. Data rekap tanah wakaf selalu mengalami kenaikan. Misalnya, data tahun 2010 menyebutkan ada 415.980 onyek tanah wakaf di seluruh Indonesia. Jumlah ini meningkat pada tahun 2013 menjadi 435.395 obyek tanah, data tahun 2013 menyebutkan ada 414.246,429 hektar luas tanah wakaf yang ada di Indonesia. Jumlah tersebut pun terus meningkat setiap harinya. Ini merupakan asset yang luar biasa besar dan sangat potensial.3

1 Ibnu Syamsi dan Haryanto, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial dalam Pendekatan Rehabilitasi dan Pekerjaan Sosial, (Yogyakarta:: UNY Press, 2018), h. 13.

2 Siah Khosyi’ah, Wakaf dan Hibah Prespektif Ulama Fiqh dan Perkembangannya di Indonesia, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h. 12.

3 Amelia Fauzia dkk, Fenomena Wakaf di Indonesia: Tantangan Menuju Wakaf Produktif, (Jakarta:

Badan Wakaf Indonesia, 2016), h. 1.

(3)

Salah satu lembaga yang menangani permasalah wakaf di Indonesia adalah Badan Wakaf Indonesia (BWI). BWI adalah suatu lembaga keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai salah satu sarana guna pengembangan kehidupan keagamaan, khususnya bagi umat yang beragama Islam, dalam rangka mencapai kesejahteraan spiritual dan material menuju masyarat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Berdasarkan pembahasan latar belakang tentang wakaf di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih mendalam permasalahan tentang wakaf, khususnya pengelolaan wakaf produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan hal tersebut judul yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah, “Pengelolaan Wakaf Produktif Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Pada RS Mata Achmad Wardi BWI Kota Serang)”.

B. Tinjauan Literatur

Syafi’i dan Ahmad berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan harta yang diwakafkan dari kepemilikan wakif, setelah sempurna prosedur perwakafan. Wakif tidak boleh melakukan apa saja terhadap harta yang diwakafkan, seperti, perlakuan pemilik dengan cara pemilikannya kepada yang lain, baik dengan tukaran atau tidak. Jika wakif wakaf, harta yang diwakafkan tersebut tidak dapat diwarisi oleh warisnya. Wakif menyalurkan menfaat harta yang diwakafkannnya kepada mauquf’alaih (yang diberi wakaf) sebagai sedekah yang mengikat, dimana wakif tidak dapat melarang penyaluran sumbangannya tersebut. Apabila wakif melarangnya, maka Qadli berhak memaksa agar memberikannya kepada mauquf’alaih.

Karena itu mazhab Syafi’i mendefinisikan wakaf adalah: “tidak melakukan suatu tindakan atas suatu benda, yang berstatus sebagai milik Allah SWT, dengan menyedekahkan manfaatnya kepada suatu kebajikan (sosial)”4

Secara bahasa, wakaf berasal dari kata waqafayaqifu-waqfan, yang berarti berhenti atau menahan. Menurut istilah (fikih), wakaf adalah menahan pokok harta benda wakaf dan menyalurkan manfaat atau hasilnya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf, wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk

4 Ahmad Mujahidin, Hukum Wakaf di Indonesia dan Proses Penanganan Sengketanya, (Jakarta:

Kencana, 2021), h. 115.

(4)

jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.5

Kata produktif dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah bersifat atau mampu menghasilkan dalam jumlah besar dan mendatangkan, memberi, hasil, manfaat, yang menguntungkan.6 Produktif adalah setiap usaha yang dapat menghasilkan keuntungan (profitable), mempunyai market yang potensial serta mempunyai manajemen yang bagus, selain itu usaha-usaha tersebut dapat meningkatkan keuntungan. Produktif lebih menekankan pada hasil atau manfaat dari suatu kegiatan. Sementara kesibukan hanya mencakup banyaknya kegiatan yang dimiliki dan terkadang malah membuat seseorang kewalahan.7

Kesejahteraan merupakan asal kata dari sejahtera, yang artinya, aman sentosa dan makmur, selamat terlepas dari segala macam gangguan, menyejahterakan akan membuat sejahtera, menyelamatkan, mengamankan dan memakmurkan, kesejahteraan merupakan keadaan sejahtera di mana terciptanya keamanan, keselamatan, ketenteraman.8 Pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan yang layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi hakatas kebutuhan dasar warga negara demi tercapainya kesejahteraan sosial, Negara menyelenggarakan pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial secara terencana, terarah dan berkelanjutan9

Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial tersbut, pemerintah telah melakukan berbagai program seperti BLT (bantuan langsung tunai) dan juga PMPN Mandiri. Tetapi semua program yang telah dilakukan oleh pemerintah tersebut belum sepenuhnya bisa membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu lembaga wakaf terutama wakaf uang bisa dijadikan salah satu alternative untuk membantu pemerintah dalam program mengentaskan kemiskinan.10

Wakaf merupakan pranata keagamaan dalam Islam yang memiliki keterkaitan langsung secara fungsional dengan upaya pemecahan masalah-masalah sosial dan kemanusiaan, seperti

5 Mohammad Nuh, Buku Pintar Wakaf, (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2019), h. 6.

6 Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 1215.

7 Said Insya Mustafa, Zakat Produktif & Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Usaha Mikro Rakyat, (Malang: Media Nusa Creative, 2017), h. 97.

8 Dendy Sugono, Kamus Bahasa, ……, h. 1328.

9 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009, Pasal 4 Tentang Kesejahteraan Sosial

10 Yasniwati dkk, Wakaf untuk Kesejahteraan, ….., h. 166.

(5)

pengentasan kemiskinan, peningkatan sumber daya manusia dan pemberdayaan ekonomi umat. Al-Qur’an telah memberikan petunjuk untuk selalu memelihara kebersamaan sebagai makhluk sosial dan menempatkan nilai-nilainya ke dalam pola hubungan kemanusiaan dengan tetap saling menghormati, menjaga, melindungi, mengasihi dan menyantuni sebagaimana diatur dalam sistem ajarannya, seperti perwakafan.11

Fungsi sosial ini akan berjalan manakala kepemilikan seseorang memberikan manfaat kepada masyarakat, karena di dalam harta benda seseorang ada hak orang lain yang melekat pada harta benda tersebut, sebagaimana firman Allah:

يِف َو ﴿ اَّسلِ ل ٌّقَح مِهِلا َو مَا ٓ ى ٓ

ِم و ُر حَم لا َو ِل ِِ ٓ

19. Pada harta benda mereka ada hak bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak meminta.12

Ayat ini menjelaskan bahwa di dalam harta benda seseorang terdapat hak orang lain. Ini berarti bahwa sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sosial, kehadiran yang satu terkait, tergantung dan berkepentingan dengan kehadiran yang lain. Pelaksanaan wakaf akan memberi pengaruh terhadap kehidupan sosial yang positif dan dinamis, penuh tanggung jawab sosial, terhindar dari pengaruh paham kapitalisme yang membawa pada sikap individualistis dan egoistis. Oleh karena itu, prinsip dasar wakaf yang bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial merupakan implementasi dari sistem ekonomi yang mendorong dan mengakui hak milik individu dan masyarakat secara seimbang.

Potensi wakaf untuk memajukan perekonomian masyarakat semakin memikat banyak kalangan. Hal ini bukannya tanpa alasan. Beberapa sumber, misalnya, menunjukkan bahwa banyak tanah wakaf di Indonesia yang nyatanya berpotensi dan berpeluang untuk bisa dikembangkan menjadi lebih besar lagi. Apalagi, untuk tanah-tanah wakaf yang berlokasi di daerah industri ataupun sentral bisnis pada kota-kota besar, itupun belum termasuk dengan tanah-tanah yang ada di pedesaan.13

Di Indonesia untuk mengelola wakaf produktif, yang pertama-tama adalah pembentukan suatu badan atau lembaga yang menkoordinasi secara nasional bernama Badan

11 Abdurrohman Kasdi, Fiqih Wakaf dari Wakaf Klasik Hingga Wakaf Produktif, (Yogyakarta: Idea Press, 2017), h. 153.

12 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan Artinya. (Yogyakarta: UII Press, 2021), h. 859.

13 Tati Rohayati, Fenomena Wakaf di Indonesia Tantangan menuju Wakaf Produktif, (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia, 2016), h. 9.

(6)

Wakaf Indonesia. Badan Wakaf Indonesia (BWI) diberikan tugas mengembangkan wakaf secara produktif dengan membina Nazhir secara nasional, sehingga wakaf dapat berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam pasal 47 ayat (2) disebutkan bahwa Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersifat independen, dimana pemerintah dalam hal ini sebagai fasilitator. Tugas utama badan ini adalah memberdayakan wakaf melalui fungsi pembinaan, baik wakaf benda tidak bergerak maupun benda bergerak yang ada di Indonesia sehingga dapat memberdayakan ekonomi umat.14

Disamping memiliki tugas-tugas konstitusional, BWI harus menggarap wilayah tugas : 1. Merumuskan kembali fikih wakaf baru di Indonesia, agar wakaf dapat dikelola lebih

praktis, fleksibel dan modern tanpa kehilangan wataknya sebagai lembaga Islam yang kekal.

2. Membuat kebijakan dan strategi pengelolaan wakaf produktif, mensosialisasikan bolehnya wakaf bendabenda bergerak dan sertifikat tunai kepada masyarakat.

3. Menyusun dan mengusulkan kepada pemerintah regulasi bidang wakaf kepada pemerintah.15

Meskipun wakaf telah memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat Muslim sepanjang sejarah perkembangan Islam, namun masih juga dijumpai kenyataan bahwa wakaf tidak selalu mencapai hasil yang diinginkan. Sebaliknya, cukup banyak studi tentang pengelolaan wakaf yang menunjukkan adanya wakaf yang tidak terkelola secara memadai, karena terjadinya mismanajemen dan bahkan terjadi pula penyelewengan harta wakaf.

C. Pembahasan

1. Konsep Pengembangan Wakaf BWI Kota Serang

Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf, kehadiran BWI sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf adalah untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan dan bukan untuk mengambil alih aset-aset wakaf yang selama ini dikelola oleh masyarakat Pembentukan BWI

14 Sumuran Harahap, Pedoman Pengelolaan dan Perkembangan Wakaf, (Jakarta: Kemenag RI Dirjen BMID Pemberdayaan Wakaf, 2013), h. 90.

15 Sumuran Harahap, Pedoman Pengelolaan, ….., h. 91.

(7)

Perwakilan Kota Serang sejalan dengan amanah UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf adalah dimaksudkan untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan di Kota Serang.16

Sesuai dengan Peraturan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perwakilan Badan Wakaf Indonesia Pasal 5ayat 2 Tugas dan Wewenang BWI Perwakilan Kota Serang sebagai berikut : 17

a. Melaksanakan kebijakan dan tugas-tugas BWI di tingkat Kota Serang

b. Melakukan koordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kota Serang dan instansi terkait dalam rangka pelaksanaan tugas BWI Perwakilan Kota Serang

c. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf

d. Bertindak untuk dan bertanggungjawab untuk dan atas namaPerwakilan BWI Kota Serang baik kedalam maupun keluar

e. Memberhentikan dan mengganti Nazhir yang luas tanah wakafnya kurang dari 1000 M2 (seribu meter per segi)

f. Menerbitkan tanda bukti Pendaftaran Nazhir yang luas tanah wakafnya kurang dari 1000 M2 (seribu meter per segi)

g. Melaksanakan survey dan membuat laporan atas usul perubahan peruntukan harta benda wakaf berupa tanah yang luasnya kurang dari 1000 M2 (seribu meter per segi)

h. Melaksanakan survey dan membuat laporan atas usul penukaran/perubahan status harta benda wakaf (ruislagh) berupa tanah yang luasnya kurang dari 1000 M2 (seribu meter per segi)

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Perwakilan BWI Provinsi Banten.

Pengembangan wakaf yang dirancang oleh BWI disusun berdasarkan visi dan misi BWI Kota Serang. Visi BWI Perwakilan Kota serang sejalan dengan Visi Badan Wakaf Indonesia adalah “Terwujudnya lembaga independen yang dipercaya masyarakat, mempunyai kemampuan dan integritas untuk mengembangkan perwakafan di Kota Serang”.

Sedangkan misinya yaitu “Menjadikan Badan Wakaf Indonesia Perwakilan Kota Serang

16 Badan Wakaf Indonesia Kota Serang, “Profil”, https://bwikotaserang.id/profil/, diakses pada tanggal 12 Juli 2022, pukul 22.32 WIB.

17 Badan Wakaf Indonesia Kota Serang, “Tugas dan Wewenang”, https://bwikotaserang.id/profil/tugas- dan-wewenang/, diakses pada tanggal 12 Juli 2022, pukul 22.37 WIB.

(8)

sebagai lembaga profesional yang mampu mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan pemberdayaan masyarakat”.

Untuk merealisasikan visi, misi dan strategi tersebut, BWI Perwakilan Kota serang mempunyai 5 divisi, yakni Divisi Pembinaan Nazhir, Divisi Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf, Divisi Kelembagaan, Divisi Hubungan Masyarakat, dan Divisi Peneltian dan Pengembangan Wakaf.18

2. Entitas RS Mata Achmad Wardi Kota Serang sebagai Wujud Pengembangan Wakaf Produktif

Dalam rangka turut mendukung Program Pemerintah di bidang Kesehatan dan upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat untuk daerah Kota Serang khususya dan masyarakat Indonesia pada umumnya, Lembaga Dompet Dhuafa bekerja sama dengan BWI mendirikan Rumah Sakit Khusus Mata di Kota Serang Banten. Rumah Sakit ini didirikan diatas tanah wakaf milik keluarga Bapak Achmad Wardi dan sebagai wakif Ibu Hj. Ifa Fatimah yang kemudian di wakafkan kepada BWI.19

Rumah Sakit Mata Achmad Wardi Serang ini beralamat di Jl. Raya Taktakan Km 1, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Banten. Berdiri di atas tanah wakaf seluas 1.420,48 meter yang di wakafkan Hj Ifa Fatimah kepada BWI, mengapa diberikan nama RS achmad wardhi karena RS tersebut berdiri diatas tanah wakaf keluarga Bapak Achmad Wardi. Rumah Sakit Mata Achmad Wardi ini berdiri dengan luas bangunan Rumah sakit 927,5 M2.

Rumah Sakit Mata Achmad Wardi Serang memiliki izin operasional berdasarkan surat izin kepetusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang nomor 027/11678/Dinkes2017 tentang Pemberian izin Operasional Rumah Sakit tertanggal 28 Desember 2017, dengan sifat perpanjangan berlaku selama 5 tahun. Atas biaya dana tanah wakaf senilai 3,3 Miliar Rupiah.

Untuk penyelesaian pembangunan dan kelengkapan alat alat Rumah Sakit menghabiskan 50 Miliar lebih. Rumah Sakit ini Bernuansa Islami, Ramah Dhuafa dan Professional. Yang memberikan pelayanan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Rumah Sakit Mata Achmad Wardi Serang merupakan Rumah Sakit Khusus Mata pertama di Kota Serang, Banten dengan

18 Badan Wakaf Indonesia Kota Serang, “Visi dan Misi BWI Perwakilan Kota Serang”, https://bwikotaserang.id/profil/bagian-beranda/, diakses pada tanggal 12 Juli 2022, pukul 22.41 WIB.

19 RS Mata Achmad Wardi Serang, “Profil”, https://rsmataachmadwardi.com/about/#, diakses pada tanggal 13 Juli 2022, pukul 09.30 WIB.

(9)

teknik operasi tanpa jahit dan menggunakan alat alat medis terkini, dengan layanan unggulan

“Vitreoretina” dan “Cataract Center”. RS Mata Achnad Wardi juga membuka Unit Gawat Darurat untuk Pelayanan Kesehatan Umum.

Secara umum Rumah Sakit Mata Achmad Wardi ini didirikan dalam rangka memproduktifkan tanah wakaf yang dikelola Badan Wakaf Indonesia bekerja sama dengan lembaga Dompet Dhuafa guna membantu kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan khususnya mata, menyadari bahwa keberadaan Rumah Sakit Mata yang belum tersedia di daerah Banten. Tujuan didirikanya Rumah Sakit Mata Achmad Wardi Serang adalah sebagai berikut:20

a. Terwujudnya pelayanan kesehatan berstandar nasional dan internasional

b. Tersedianya sumber daya manusia professional dengan standart nasional dan internasional

c. Terjalinya kemitraan dengan Instusi terkait di dalam maupun luar negeri.

Gerakan Wakaf Produktif menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan umat Rumah Sakit Mata Achmad Wardi terus berupaya memberikan fasilitas dan kemudahan untuk memberikan pelayanan mata terbaik bernuansa Islami Ramah Dhuafa dan Profiossional, Rumah Sakit ini memiliki tenaga medis dari para dokter berkualitas dan berkompeten bagi masyarakat yang mempunyai keluhan mata. Rumah Sakit Mata Achmad Wardi merupakan Rumah Sakit khusus mata yang dikelola oleh Lembaga Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia yang beroperasi di wilayah Serang Banten.

Rumah sakit ini khusus memberikan pelayanan kesehatan mata dan termasuk kedalam sakit khusus kelas C.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka program-program strategis telah dirancang RS Mata Achmad Wardi antara lain sebagai berikut : 21

a. Program gerakan 3000 kaca mata gratis untuk santri dan kiayi b. Program banten bebas katarak

c. Pemberian wakaf tempat tidur gratis Bank CIMB Niaga Syariah

20 RS Mata Achmad Wardi Serang, “Tujuan”, https://rsmataachmadwardi.com/about/#, diakses pada tanggal 13 Juli 2022, pukul 09.41 WIB.

21 RS Mata Achmad Wardi Serang, “Program”, https://rsmataachmadwardi.com/about/#, diakses pada tanggal 13 Juli 2022, pukul 10.09 WIB

(10)

d. Gerakan wakaf untuk melihat

e. Wakaf 3.000 Al-Qur’an braille untuk tunanetra

f. Program workshop retina dan glaukoma untuk seluruh Puskesmas di Kota Cilegon g. Program workshop retina dan glaukoma untuk Puskesmas di Kota Serang

3. Konsep Wakaf Produktif dan Kesejahteraan

Secara etimologi para ahli bahasa menggunakan tiga kata untuk mengungkapkan tentang wakaf, yaitu: al-waqf (wakaf), al-habs (menahan), dan at-tasbil (berderma untuk sabilillah). Kata al-waqf adalah bentuk masdar (gerund) dari ungkapan waqfu asy-syai’, yang berarti menahan sesuatu.22

Secara istilah para ahli fiqih berbeda dalam mendefinisikan wakaf, sehingga mereka berbeda pula dalam memandang hakikat wakaf itu sendiri. Berbagai pandangan tentang wakaf menurut istilah sebagai berikut:23

Dalam pandangan Muhammad Al-Syarbini Al-Khatib, ia nyatakan bahwa wakaf ialah penahanan harta yang memungkinkan untuk dimanfaatkan disertai dengan kekalnya zat benda dengan memutuskan (memotong) tasharruf (pertolongan) dalam penjagaannya atas mushrif (pengelola) yang dibolehkan adanya”. Sedangkan menurut Ahmad Azhar Basyir yang dimaksud dengan wakaf ialah menahan harta yang dapat diambil manfaatnya yang tidak musnah seketika, dan untuk penggunaan yang dibolehkan serta dimaksudkan untuk mendapat rida Allah. Idris Ahmad berpendapat bahwa wakaf ialah menahan harta yang mungkin dapat diambil manfaatnya, kekal zatnya, dan menyerahkannya ke tempat-tempat yang telah ditentukan syara’ serta dilarang leluasa pada benda-benda yang dimanfaatkannya itu.

Berdasarkan terminologi wakaf produktif adalah wakaf yang pokok hartanya diinvestasikan, kemudian keuntungan dari investasi tersebut didistribusikan sesuai kehendak wakif. Wakaf produktif dikenal dalam literatur wakaf dengan istilah wakaf tidak langsung (al-wqf ghair al-mubassyir) atau wakaf investasi (al-waqf al-istitsmaary).24

Dalam perspektif ulama dan tokoh kontemporer terkait wakaf produktif seperti Mundzir Qahaf dan Shahir Md Zuki sebagaimana yang dikutip oleh Munawar berikut ini:

22 Abdurrohman Kasdi, Fiqih Wakaf dari Wakaf Klasik Hingga Wakaf Produktif, (Yogyakarta: Idea Press, 2017), h. 5.

23 Aden Rosadi, Zakat dan Wakaf Konsepsi, Regulasi, dan Implementasi, (Bandung: SimbioSa Rekatama media, 2019), h. 121.

24 Ahmad Furqon, Fikih Wakaf dan Manajemen Wakaf Produktif, (Semarang: Southeast Asian Publishing, 2019), h. 11.

(11)

Menurut Mundzir, wakaf produktif merupakan bagian dari bentuk wakaf berdasarkan substansi ekonominya. Beliau mendefinisikan bahwa wakaf produktif adalah wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf”.25

Menurut Shahir Md Zuki sebagaimana yang dikutip oleh Munawar mengemukakan bahwa:

“Wakaf dari perspektif ekonomi dapat berupa investasi dana dan aset lainnya yang digunakan untuk memperoleh hasil dan pendapatan untuk konsumsi di masa mendatang baik oleh individu maupun masyarakat. Dengan demikian, wakaf memberikan layanan peningkatan kesejahteraan tertentu kepada masyarakat yang dibiayai melalui investasi sumber daya yang dialokasikan”.26

Kata “kesejahteraan” dalam Kamus Bahasa Indonesia berasal dari kata “sejahtera”, yang berarti “aman sentosa, makmur dan selamat”.27 Secara istilah kesejahteraan merupakan suatu keadaan yang meliputi rasa aman dan tenteram lahir dan batin. Keadaan sejahtera relatif, berbeda pada setiap individu maupun keluarga, dan ditentukan oleh falsafah hidup masing-masing. Kondisi sejahtera bersifat tidak tetap, dapat berubah setiap saat baik dalam waktu cepat atau lambat. Untuk mencapai dan mempertahankan kesejahteraan, manusia harus berusaha secara terus-menerus dalam batas waktu yang tidak dapat ditentukan, sesuai dengan tuntutan hidup yang selalu berkembang tanpa ada batasan waktunya.28

Menurut Duran sebagaimana yang dikutip oleh Sukmasari kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan dasar yang tercermin dari rumah yang layak, tercukupinya kebutuhan sandang dan pangan, biaya pendidikan dan kesehatan yang murah dan berkualitas atau kondisi dimana setiap individu mampu memaksimalkan utilitasnya pada tingkat batas anggaran tertentu dan kondisi dimana tercukupinya kebutuhan jasmani dan rohani.29

25 Wildan Munawar, Wakaf Produktif & Kesejahteraan Masyarakat, (Tangsel: Cinta Buku Media, 2020), h. 42.

26 Wildan Munawar, Wakaf Produktif, …., h. 42.

27 Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 1382.

28 Asih Kuswardinah, Ilmu Kesejahteraan Keluarga, (Semarang: UNNES Press, 2017), h. 2.

29 Dahliana Sukmasari, "Konsep Kesejahteraan Masyarakat dalam Perspektif Al-Qur’an", Journal of Qur’an and Hadis Studies, Vol. 3, No. 1, (2020), h. 7.

(12)

Kesejahteraan keluarga memiliki beberapa tahapan, antara lain:30 a. Keluarga Pra Sejahtera

Keluarga pra sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara manual, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan.

b. Keluarga Sejahtera Tahap I

Keluarga sejahtera tahap I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, seperti kebutuhan ibadah, makan protein hewani, pakaian, ruang untuk interaksi keluarga, dalam keadaan sehat, mempunyai penghasilan, bisa baca tulis latin, dan keluarga berencana.

c. Keluarga Sejahtera Tahap II

Keluarga sejahtera Tahap II yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosio psikologinya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk peningkatan agama, menabung, berinteraksi dalam keluarga, ikut melaksanakan kegiatan dalam masyarakat, dan mampu memperoleh informasi dari media.

d. Keluarga Sejahtera Tahap III

Keluarga sejahtera tahap III yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosio psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidikan, dan sebagainya.

e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus

Keluarga sejahtera tahap III Plus yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis maupun yang bersifat

30 Herien Puspitawati, Pengantar Studi Keluarga, (Bogor: IPB Press, 2020), h. 512-514.

(13)

pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.31

4. Prosedur Pengelolaan Wakaf Produktif pada RS Mata Achmad Wardi Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif

Melihat fakta riil, bahwasannya wakaf dilandasi adanya peran pemerintah pada UU No.

41 Tahun 2004, sebagai pembinaan dan pengembang dibentuklah Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai suatu badan independen yang memiliki tugas mengembangkan perwakafan nasional di Indonesia. Dengan adanya badan otonom tersebut, merupakan perwujudan menjalankan fungsi dan tujuan UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf.32

Jenis wakaf yang diwakafkan wakif adalah wakaf tanah, agar tanah yang diwakafkan menjadi produktif, diperlukan dukungan finansial dari berbagai pihak, dengan cara menggandeng Dompet Dhuafa Provisnsi Banten untuk melakukan gerakan wakaf uang.

Unsur-unsur yang terlibat dalam pendirian wakaf tanah teridiri dari wakif, nazir dan mauquf 'alaih. Yang mewakafkan tanah ini adalah keluarga Achmad Wardi. Yang menjadi Nazir dalam wakaf ini adalah lembaga Dompet Dhuafa. Sementara pihak yang diberi wakaf/peruntukan wakaf (mauquf 'alaih) masyarakat yang terdampak penyakit mata.

Jika diperoleh pendapatan atau keuntungan maka pembagian dari keuntungan tersebut di bagi menjadi 2 (dua) bagia, untuk nazir adalah 10% (sepuluh persen), dan 90% (Sembilan puluh persen) diperuntukan untuk mauquf alaih atau pihak yang diberi wakaf/peruntukan wakaf

Landasan yang digunakan dalam pengelolaan RS Mata Achmad Wardi berlandaskan dengan peraturan Negara yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan surat dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Hajj ayat 77 dan surat Al-‘Imran ayat 92.

5. Faktor Penghambat dalam Menangani Wakaf Produktif pada RS Mata Achmad Wardi dan di Kota Serang

31 Herien Puspitawati, Pengantar Studi, …., h. 514.

32 Aden Rosadi, Zakat dan Wakaf Konsepsi, Regulasi, dan Implementasi, (Bandung: SimbioSa Rekatama media, 2019), h. 142.

(14)

Persoalan wakaf tidak terlepas dari berbagai problematika yang berkembang, khususnya di Indonesia. Sejak dan setelah datangnya Islam, sebagian besar masyarakat Indonesia melaksanakan wakaf berdasarkan paham keagamaan yang dianut, yaitu paham Syafi’iyah dan adat kebiasaan setempat. Praktik pelaksanaan wakaf semacam ini, pada paruh perjalananya harus diakui memunculkan persoalan mengenai validitas legal tentang harta wakaf yang berujung pada timbulnya persengketaan-persengketaan karena tiadanya bukti- bukti yang mampu menunjukkan bahwa benda-benda bersangkutan telah diwakafkan.33

Penghambat atau kendala pengelolaan menangani wakaf produktif pada RS Mata Achmad Wardi adalah faktor biaya atau dana untuk pembangunan gedung dan fsilitas, untuk mengatasi kendala tersebut pihak BWI Bekerja sama dengan lembaga Dompet Dhuafa Banten. Sementara kendala penanganan wakaf produktif di Kota Serang adalah tingkat pemhaman masyarakat. Adapun solusi untuk mengatasi tingkat pemahaman tentang wakaf produktif maka perlu diadakan edukasi yang serius untuk masyarakat. Dan yang paling penting adalah menentukan nazir atau lembaga badan hukum untuk mengelola wakaf produktif yang ada di masyarakat dengan baik. Dengan adanya nazir yang ditugaskan, maka wakaf-wakaf produktif yang ada di tengah masyarkat dapat ditangani dengan lebih baik.

Pemahaman masyarakat Indonesia yang bersifat fiqh oriented dan bercorak Syafi’iyyah tersebut melahirkan mengakibatkan beberapa dampak sebagai berikut:34

a. Melahirkan pemahaman lama dalam pengelolaan wakaf, seperti adanya anggapan bahwa wakaf semata milik Allah yang tidak boleh diubah/ganggu gugat. Untuk itu, banyak tokoh masyarakat atau umat Islam tidak memperbolehkan wakaf dikelola secara produktif selain ibadah mahdlah

b. Pemahaman masyarakat terhadap wakaf bersifat konvensional konservatif sulit diajak maju hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat atas pentingnya pemberdayaan wakaf untuk kesejahteraan umum yang akhirnya menjadi problem yang harus dipecahkan bersama.

c. Banyak kasus sengketa wakaf karena memang tidak ada bukti hitam di atas putih sehingga ini menjadi persoalan yang cukup serius pada saat saat ini

33 Jaenal Arifin, "Problematika Perwakafan di Indonesia (Telaah Historis Sosiologis)", Jurnal Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Vol. 1, No. 2, (2014), h. 260.

34 Jaenal Arifin, "Problematika Perwakafan, …., h. 263-264.

(15)

d. Pemahaman wakaf tersebut melahirkan para nazhir tidak professional. Padahal posisi Nazhir menempati peran sentral dalam mewujudkan tujuan wakaf yang ingin melestarikan manfaat wakaf.

e. Banyak asset wakaf yang akhirnya belum mempunyai sertifikat wakaf dan tentnunya mengakibatkan beberapa persoalan di hari-hari mendatang.

f. Sebagian asset wakaf yang tidak terselamatkan

Mengatasi permasalahan di atas, menurut penulis diperlukan solusi altermatif dan kemudian merumuskan strategi pengeelolaan dan penerapannya seperti:

a. Pemanfaatan Badan Wakaf Indonesia secara nyata dan maksimal.

b. Penyiapan manusia yang berkualitas yang akan bertindak sebagai Nadzir.

c. Guna mengatasi sengketa wakaf maka perlu segera dilakukan pensertifikatan wakaf.

d. Pengembangan harta wakaf menuju kearah produktif yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan umum.

e. Lebih dari itu sistem pengawasan yang cermat dan bertanggung jawab sangat diperlukan dalam pengembangan serta pengelolaan harta wakaf.

Payung hukum dalam rangka melindungi aset wakaf dan demi kemaslahan umum adalah keberadaan hukum positif tentang wakaf secara menyeluruh, di mana ini merupakan bukti bahwa pemerintah benar-benar memperhatikan wakaf secara serius sebagai langkah untuk melindungi dan mengembangkan perwakafan di masa mendatang. Bahkan upaya pemerintah meregulasi peraturan terkait dengan masalah tersebut masih terus dilakukan yang bertujuan memberdayakan lembaga-lembaga keagamaan secara optimal untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat banyak.

6. Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif pada RS Mata Achmad Wardi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kota Serang

Menurut Undang-Undang nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial berbunyi:35

“Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”.

35 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, Pasal 1 Ayat 1.

(16)

Pengelolaan wakaf dalam ajaran Islam selain harus didasarkan pada hukum syariat, juga bertujuan mewujudkan agar harta wakaf bisa berkembang dan bermanfaat. Hasil pengelolaan wakaf yang dikelola secara produktif dapat dimanfaatkan untuk kegiatan dakwah, kepentingan sosial, fasilitas kesehatan, pengembangan pendidikan, juga untuk memperkuat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Untuk memperkuat perekonomian masyarakat, dapat dilakukan dengan mengenakan berbagai program alternatif yang pembiayaannya berasal dari wakaf.

Strategi RS Mata Achmad Wardi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Serang ialah dengan mengadakan program pelayanan kesehatan pemeriksaan dan operasi mata untuk golongan fakir, miskin dan dhuafa. RS Mata Achmad Wardi memberikan bantuan pelayanan gratis tersebut untuk meningkatkan prodiktivitas mereka, dengan memiliki kesehatan mata yang baik, maka para penerima bantuan dapat melakukan kegiatan sehari-hari mereka lebih baik, sehingga tidak terjadi hambatan untuk mereka bekerja.

Kesehatan merupakan salah satu unsur dalam kesejahteraan, sebagaimana hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang berbunyi:

“Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.36

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyrakat dari hasil dari wakaf produktif, maka perlunya koneksi atau hubungan antara wakaf-wakaf produktif yang berada di suatu daerah.

Berdasarkan contoh dalam wawancara, sawah, empang dan tanah perkebunan yang diwakafkan, jika dikelolah dengan baik maka akan meningkatkan kesejahteraan. Bahkan objek wakaf tersebut bisa berkembang dan menguntungkan, di mana hasil panen dari tanah wakaf tersebut dapat dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan, dan juga dapat dijual, hasil penjualan tersebut dapat difungsikan untuk membeli tanah atau lahan yang dapat dimanfaatkan dengan baik.

Persyaratan bagi pasien yang ingin dilayanai secara gratis harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh RS Mata Achmad Wardi. Persyaratan yang harus dibawa adalah

36 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 1.

(17)

Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). Setelah persyaratanlengkap maka pihak RS Mata Achmad Wardi akan melakukan survey ke rumah calon pasien. Setelah data sesuai dengan kondisi atau status perkonomian calon pasien, maka ia berhak menerima pelayanan kesehatan secara cuma-cuma atau gratis.

Jika data yang diberikan oleh calon pasien tidak sesuai maka ia tidak dapat menerima pelayanan gratis.

Sebagai rumah sakit mata pertama di Asia yang didirikan di atas tanah wakaf dan dikembangkan melalui wakaf uang sehingga dapat dikatakan sebagai rumah sakit mata berbasis wakaf. Sebagai contoh praktik pengelolaan wakaf produktif usaha sektor riil pada bidang kesehatan, RS Mata Achmad Wardi memiliki langkah atau strategi untuk mengola dan mengembangkan wakaf produktif, pihak RS Mata Achmad Wardi tidak membatasi bagi orang-orang yang ingin melakukan wakaf, zakat, infaq dan sedekah di RS Mata Achmad Wardi. Bahkan seluruh pegawai menyalurkan wakaf dan infaqnya ke pihak RS Mata Achmad Wardi yang ditanagani oleh pihak pengelolaan zakat RS Mata Achmad Wardi. Selain mensejahterkan kesehatan masyarakat, RS Mata Achmad Wardi juga ikut serta dalam mensejahterkan perkonomian masyarakat pra-sejahtera yang berada di Kota Serang dan khusunya lingkungan sekitar RS Mata Achmad Wardi. Ketika bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul fitri, pihak RS Mata Achmad Wardi membagikan paket sembako kepada kaum dhuafa, dan juga turut serta memberikan bantuan kepada kaum dhuafa yang terdampak Covid-19, dan juga memberikan bantuan untuk korban bencana banjir yang melanda Kota Serang daerah Kasemen, Kaujon, Lontar Baru dan lain-lain.

Dalam pengelolaan hasil pendapatan RS Mata Achmad Wardi mengikuti ketentuan dan peraturan yang sudah ditetapkan. Keuntungan dalam pendapatan ini dibagikan kepada mauquf alaih dan lembaga-lembaga yang turut serta dalam pengurusan keberlangsungan RS Mata Achmad Wardi.

D. Kesimpulan 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(18)

a. Prosedur pengelolaan wakaf pada Badan Wakaf Indonesia Kota Serang telah memenuhi syarat dan rukun yang telah ditetapkan oleh hukum syariat Islam dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya yaitu, wakif, mauquf bih, mauquf 'alaih dan shighat.

Unsur-unsur yang terlibat dalam pengelolaan wakaf RS Mata Achmad Wardi yaitu, keluarga besar Achmad Wardi bertindak selaku wakif, BWI Kota Serang dan Dompet Dhuafa Banten bertindak sebagai nazir, sementara pihak yang diberi wakaf/peruntukan wakaf (mauquf 'alaih) masyarakat yang terdampak penyakit mata.

b. Faktor penghambat dalam menangani wakaf produktif pada RS Mata Achmad Wardi ialah keuangan (dana), untuk mengatasi permasalahn tersebut pihak Badan Wakaf Indonesia Pusat bekerjasama dengan Badan Wakaf Indonesia Kota Serang menggandeng lembaga Dompet Dhuafa untuk bekerja sama, selain itu pihak RS Mata Achmad Wardi juga gencar membuat proposal dan penyebaran untuk pengembangan RS Mata Achmad Wardi. Faktor penghambat wakaf produktif di Kota Serang secara umum adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang wakaf, khususnya wakaf produktif. Adapun solusi untuk mengatasi tingkat pemahaman tentang wakaf produktif maka perlu diadakan edukasi yang serius untuk masyarakat, dan yang paling penting adalah menentukan nazir atau lembaga badan hukum untuk mengelola wakaf produktif yang ada di masyarakat dengan baik.

c. Strategi pengelolaan wakaf produktif pada RS Mata Achmad Wardi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Serang ialah dengan melaksanakan program layanan pemeriksaan kesehatan mata dan operasi mata secara geratis untuk golongan fakir, miskin dan dhuafa. Selain itu selain itu RS Mata Achmad Wardi juga kerap kali memberikan bantuan berupa paket sembako untuk masyarakat yang kurang mampu dan korban bencana banjir, RS Mata Achmad Wardi juga menerima pengajuan proposal bantuan bagi lembaga-lembaga pendidikan dan panti asuhan yang berada daerah Kota Serang dan Provinsi Banten. RS Mata Achmad Wardi memiliki cara sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan meningkatkan kesejahteraan kesehatan khususnya kesehata organ mata, mengingat kesejahteraan tidak hanya masalah ekonomi yang mecukupi, badan yang sehat merupakan salah satu unsur kesejahteraan, hal tersebut berdasarkan UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam Pasal 1 yang berbunyi

(19)

keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

D. Daftar Pustaka

Aden Rosadi, Zakat Dan Wakaf Konsepsi, Regulasi, Dan Implementasi, (Bandung, 2019) Ahmad Furqon, Fikih Wakaf Dan Manajemen Wakaf Produktif, (Semarang, 2019)

Asih Kuswardinah, Ilmu Kesejahteraan Keluarga, (Semarang, 2017)

Ani Nurbayani, “Strategi Pemberdayaan Wakaf Produktif dalam Upaya Memakmurkan Umat”, Tadbir: Jurnal Manajemen Dakwah, Vol. 5, No. 2, (2020), 167-188

Amelia Fauzia dkk, Fenomena Wakaf Di Indonesia: Tantangan Menuju Wakaf Produktif, (Jakarta, 2016)

Ahmad Mujahidin, Hukum Wakaf Di Indonesia Dan Proses Penanganan Sengketanya, (Jakarta, 2021)

Abdurrahman Kasdi, Fiqih Wakaf Dari Wakaf Klasik Hingga Wakaf Produktif, (Yogyakarta, 2017)

Inayah Rahman dan Tika Widiastuti, “Model Pengelolaan Wakaf Produktif Sektor Pertanian untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani (Studi Kasus Pimpinan Ranting Muhammadiyah Penatarsewu Sidoarjo)”, Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan, Vol. 7, No. 3, (2020), 486-498.

Lisda Aisyah, Agus Alimuddin dan Bambang Suhada, “Implementasi Wakaf Produktif untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”, Ecoplan Vol. 3 No. 2, (2020), 79-87.

Jaenal Arifin, "Problematika Perwakafan di Indonesia (Telaah Historis Sosiologis)", Jurnal Zakat dan Wakaf (ZISWAF), Vol. 1, No. 2, (2014), 260-264.

Ibnu Syamsi dan Haryanto, Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dalam Pendekatan Rehabilitasi Dan Pekerjaan Sosial, (Yogyakarta, 2018),

Siah Khosyi’ah, Wakaf Dan Hibah Prespektif Ulama Fiqh Dan Perkembangannya Di Indonesia, (Bandung, 2010)

Mohammad Nuh, Buku Pintar Wakaf, (Jakarta, 2019) Dendy Sugono, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta, 2008)

Said Insya Mustafa, Zakat Produktif & Penanggulangan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Usaha Mikro Rakyat, (Malang, 2017)

(20)

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahan Artinya, (Yogyakarta, 2021)

Tati Rohayati, Fenomena Wakaf Di Indonesia Tantangan Menuju Wakaf Produktif, (Jakarta, 2016)

Sumuran Harahap, Pedoman Pengelolaan Dan Perkembangan Wakaf, (Jakarta, 2013) Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung, 2013) Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, (Mataram, 2020)

Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Sleman, 2015)

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan Penelitian Gabungan, (Jakarta, 2017)

Muh. Fitrah dan Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &

Studi Kasus, (Sukabumi, 2017)

Maryam B. Gainau, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta, 2021)

Nurdinah Hanifah, Memahami Penelitian Tindakan Kelas: Teori Dan Aplikasinya, (Bandung, 2014)

Masri Singarimbun, Prosedur Penelitian Survey, (Jakarta, 2012)

Robi Setiawan, Tenny Badina dan Mohamad Ainun Najib, “Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Umat pada Wakaf Produktif Dompet Dhuafa Banten”, Al Maal : Journal of Islamic Economics and Banking, Vol.

3, No. 1, (2021), 64 – 83.

Wildan Munawar, Wakaf Produktif & Kesejahteraan Masyarakat, (Tangsel, 2020) Herien Puspitawati, Pengantar Studi Keluarga, (Bogor, 2020)

Badan Wakaf Indonesia Kota Serang, “Profil”, https://bwikotaserang.id/profil/, diakses pada tanggal 12 Juli 2022, pukul 22.32 WIB

Badan Wakaf Indonesia Kota Serang, “Tugas dan Wewenang”, https://bwikotaserang.id/profil/tugas-dan-wewenang/, diakses pada tanggal 12 Juli 2022, pukul 22.37 WIB

RS Mata Achmad Wardi Serang, “Profil”, https://rsmataachmadwardi.com/about/#, diakses pada tanggal 13 Juli 2022, pukul 09.30 WIB

RS Mata Achmad Wardi Serang, “Tujuan”, https://rsmataachmadwardi.com/about/#, diakses pada tanggal 13 Juli 2022, pukul 09.41 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Dan seperti ditegaskan oleh ayat (1) pasal 4a ini, maka biaya pendaftaran hak dan pembuatan sertifikat sebesar 10 kali tarif yang ditetapkan dalam Bab II.. j) Instruksi

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan : (1) Hasil evaluasi pengendalian intern yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern atas fungsi

Capaian kinerja pada triwulan 1 tahun 2019, BPBAP Takalar telah mampu merealisasikan 5 Indikator dengan rata-rata capaian sangat baik dari target triwulan yang

Kemudian kontur tangan yang didapat akan diolah tengan convex hull, convexity defects, dan moment untuk didapatkan fitur yang nantinya dapat diolah oleh algoritma artificial

Nasional di lingkungan Kemhan dan TNI Kabaranahan 2008 Hardcopy/ Softcopy Sampai dengan ada revisi Permenhan Nomor 18 Tahun 2008 Tanggal 8 Oktober 2008..

Kendala mendasar pengelolaan aset wakaf sekarang ini terletak pada titik manajemen pengelolaan yang dapat dikatakan telah bergeser dari jalan yang benar

Jalur terpendek yang diperoleh untuk jalur distribusi kentang menggunakan perhitungan aljabar min-plus adalah sepanjang 166 km, diawali di Jalan Raya Pangalengan

Abu Limbah Batu Bara”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan program studi S-1 pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik