• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permainan bola voli merupakan permainan yang tidak mudah untuk dilakukan setiap orang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Permainan bola voli merupakan permainan yang tidak mudah untuk dilakukan setiap orang"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

8

1. Permainan Bola Voli

Permainan bola voli adalah suatu jenis olah raga permainan.

Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan yang masing-masing regu terdiri dari enam pemain, setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam lapangan melewati di atas jaring atau net dan mencegah pihak lawan dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam lapangannya (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1991: 183). Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar dan termasuk jenis pertandingan beregu karena dimainkan oleh dua regu. Setiap regu terdiri dari enam pemain dan berada pada petak lapangan dibatasi dengan net. Bola dimainkan dengan diawali servis dan masing-masing regu diberi kesempatan maksimal tiga kali sentuh (dilakukan oleh pemain yang berbeda) untuk mengembalikan bola ke lawan melewati di atas net.

Regu yang dapat menjatuhkan bola di daerah lawan memperoleh poin dan regu yang berhasil mengumpulkan poin sebanyak 25 poin dinyatakan memenangkan 1 set permainan. Permainan bola voli merupakan permainan yang tidak mudah untuk dilakukan setiap orang.

Dalam permainan ini dibutuhkan koordinasi gerak yang baik yang dapat digunakan secara efektif dan efisien dan tentunya sangat mendukung bagi tim saat permainan berlangsung. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 20) permainan bola voli merupakan permainan yang kompleks yang tidak mudah dilakukan oeh setiap orang. Sebab, dalam permainan voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Salah satu faktor penting yang mendukung dalam permainan bola voli adalah kondisi fisik seorang pemain. Menurut M. Sajoto (1988: 10), bahwa “kondisi fisik

(2)

adalah salah satu syarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan prestasi”.

2. Perkembangan Bola Voli di Indonesia

Pada awal penemuannya, olahraga permainan volley ball ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). William G. Morgan dilahirkan di Lockport, New York pada tahun 1870, dan meninggal pada tahun 1942.Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA , menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan.

Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainanbola basket. Perubahan nama Mintonette menjadi volley ball (bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the

(3)

Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru.

Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang. Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).

Permainan bola voli masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda (sesudah tahun 1928). Perkembangan permainan bola voli di Indonesia sangat cepat. Hal ini terbukti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-2 tahun 1952 di Jakarta. Sampai sekarang permainan bola voli termasuk salah satu cabang olahraga yang resmi dipertandingkan. Pada tahun 1955 tepatnya tanggal 22 Januari didirikan Organisasi Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) dengan ketuanya W. J. Latumenten. Setelah adanya induk organisasi bola voli ini, maka pada tanggal 28 sampai 30 mei 1955 diadakan kongres dan kejuaraan nasional yang pertama di Jakarta.

3. Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Menurut Suharno (1982: 31) teknik dalam bola voli adalah suatu proses melatihkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam

(4)

cabang permainan bola voli. Di samping itu, agar permainan berlangsung dengan baik, lancar, dan teratur maka teknik dasar permainan bola voli harus dikuasai dengan baik. Selanjutnya, Yunus M. (1992: 68) menyatakan bahwa teknik dasar permainan bola voli meliputi: (a) servis, (b) passing, (c) umpan (set-up), (d) smash (spike), (e) bendungan (block).

a. Servis

Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulainya suatu pertandingan, dengan berkembangnya permainan bola voli kini servis dijadikan serangan untuk mendapatkan poin sehingga kini servis sudah sangat berkembang teknik maupun variasi dari servis itu sendiri. Adapun teknik-teknik dalam permainan bola voli antara lain: (1) servis tangan bawah (underhand service), (2) servis mengapung (floating service; floating overhand serve, overhand change service (overhand round-house service), (3) jumping service.

Menururt Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991: 187) servis atau sajian adalah pukulan permulaan yang dilakukan oleh pihak yang berhak melakukan servis untuk memulai menghidupkan bola ke dalam permainan atau tindakan untuk menghidupkan bola ke dalam permainan.

Selanjutnya, menurut Nuril Ahmadi (2007: 20) servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir lapangan permainan melampui net ke daerah lawan.

b. Passing

Passing adalah upaya pemain bola voli dalam menerima bola dengan menggunakan gaya atau teknik tertentu. Fungsinya untuk menerima atau memainkan bola yang datang dari lawan atau teman beregu yang dipergunakan untuk menyerang dan memegang inisiatif pertandingan.

Pelaksanaan passing secara umum dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu passing bawah dan passing atas.

1) Passing Bawah

Dalam Permainan bola voli salah satu yang sangat penting dan

(5)

yang harus dikuasai oleh seorang pemain adalah teknik passing bawah.

Teknik passing bawah dapat digunakan sebagai pertahanan untuk menerima smash dari lawan dan dapat pula untuk pengambilan bola setelah terjadi block atau bola pantulan dari net. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991: 189) yang dimaksud dengan passing bawah ialah mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan dirapatkan), baik untuk dioperkan kepada kawan, maupun langsung ke lapangan melalui di atas net.

Gambar 2. 1 Sikap Persiapan Pukulan Passing Bawah Sumber: (M Yunus, 1992: 83)

Gambar 2. 2 Pukulan Passing Bawah Sumber : (Yunus M., 1992: 83)

Teknik passing bawah terdapat beberapa macam jenis dan variasi.

Berkaitan dengan jenis dan variasi teknik passing bawah menurut Dieter Beuthelstahl (2007: 34) ada beberapa jenis dan macam passing bawah sebagai berikut:

a) Two-armed defence standing position atau pertahanan dengan dua lengan dengan posisi berdiri.

(6)

b) Two-armed defence on the move atau pertahanan dua lengan dalam posisi bergerak

c) Forward dive atau menjatuhkan diri ke depan.

d) One-armed rolling dig to the side (japannes roll) atau pertahanan satu lengan dengan menjatuhkan diri ke sisi dean sambil menyendok bola.

2) Passing atas

Teknik passing atas sangat efektif digunakan untuk mengambil bola-bola atas. Pada umumnya passing atas digunakan untuk mengumpan ke teman yang lain dalam tim, yang selanjutnya diharapkan akan dapat dipergunakan untuk menyerang ke lapangan lawan. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991: 190) passing atas adalah menyajikan bola atau membagi-bagikan bola (mengoper bola) dengan menggunakan jari-jari tangan, baik kepada kapan maupun langsung

ditunjukkan ke lapangan lawan melalui atas jaring.

Gambar 2. 3 Sikap Tangan Saat Passing Atas Sumber : (Suharno, 1974: 16)

Gambar 2. 4 Passing Atas

(7)

Sumber : (Suharno, 1974 : 16)

Passing atas merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh seorang pemain. Dalam pengambilan bola dengan tangan atas (passing atas) ini harus benar-benar diperhatikan. Terutama bagi para pemain yang baru belajar, karena passing atas pada dasarnya cara penggunaanya dengan kedua jari-jari tangan, selain itu relatif sulit untuk dipelajari, juga kemungkinan mengalami risiko cedera cukup tinggi

Hendaknya pemain dalam melakukan passing atas lebih berhati-hati saat memvoli bola dan memahami teknik passing atas dengan baik.

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 25), cara melakukan teknik passing atas yang baik adalah jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara sikut dan badan kurang lebih 45°. Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan.

c. Umpan (set-up)

Umpan adalah menyajikan bola kepada teman dalam satu regu yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat disarangkan ke daerah lawan dalam smash. Teknik mengumnpan pada dasarnya sama dengan teknik passing. Letak perbedaannya hanya pada tujuan dan jalannya bola.

Teknik mengumpan dapat dilakukan baik dengan passing atas maupun passing bawah. Namun jika ditinjau dari segi keuntungan pelaksanaannya tentu akan menguntungkan jika teknik umpan dilakukan dengan teknik passing atas. Mungumpan dengan teknik passing atas akan menjamin ketepatan sasarannya dibandingkan menggunakan teknik

d. Smash (spike)

Smash adalah tindakan memukul ke bawah dengan kekuatan, biasanya melompat ke atas, masuk ke bagian lapangan lawan (Bonnie Robinson, 1997: 13). Smash yaitu teknik yang dilakukan oleh pemain bola

(8)

voli yang berfungsi untuk melakukan serangan ke daerah lawan, sehingga bola yang akan diseberangkan ke daerah lawan tersebut dapat mematikan minimal menyulitkan lawan dalam memainkan bola dengan sempurna.

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 32) smash adalah suatu pukulan dimana tangan melakukan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalanya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi. Bahwa smash yang dilakukan harus dilakukan dengan cepat, tepat dan keras. Agar pukulan smash yang diarahkan ke lawan sulit di terima dan dengan teknik ini peluang mendapatkan angka lebih besar. Menurut Dieter Beuthelstahl (2007: 24) untuk dapat mencapai hasil yang baik dalam melakukan smash ini diperlukan raihan yang tinggi dan kemampuan meloncat yang tinggi.

Dalam melakukan smash ada beberapa macam jenis dan variasinya, hal ini dikarenakan setiap pemain memiliki kemampuan yang berbeda- beda dalam melakukan smash. Berikut ini macam-macam jenis smash bahwa ada 4 jenis smash yaitu: (1) Frontal smash atau smash depan, (2) Frontal Smash dengan twist atau smash depan dengan memutar, (3) Smash dari pergelangan tangan, (4) Dump atau tipuan.

e. Bendungan (block)

Blok merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menahan serangan lawan. Blok mempunyai tingkat keberhasilan yang sangat kecil karena bola smash yang akan diblok arahnya dikendalikan oleh lawan (lawan selalu menghindari blok). Seiring dengan berkembangnya permainan, blok berubah menjadi senjata untuk mengumpulkan angka apabila dilakukan dan terkoordinir dengan baik. Menurut Aip Syarifddin dan Muhadi (1991: 193) block adalah tindakan dalam usaha untuk menahan serangan lawan pada saat bola melewati atas jaring, dengan mempergunakan satu atau kedua tangan yang dilakukan seorang pemain atau oleh dua atau tiga orang pemain secara bersama-sama. Menurut Novi Lestari (2008: 106) blocking atau membendung bola adalah suatu keterampilan bertahan yang digunakan untuk menghentikan atau

(9)

memperlambat serangan lawan di daerah jaring.

B. Kondisi Fisik

Peningkatan prestasi maksimal dapat dicapai apabila atlet tersebut dapat meningkatkan kondisi fisik seluruh komponen tersebut dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu pembinaan atlet diperlukan berbagai persiapan dengan prioritas urutan adalah persiapan fisik, persiapan teknik, persiapan taktik dan persiapan mental, Artinya persiapan fisik merupakan suatu yang sangat penting untuk direncanakan dan dikerjakan mendahului aspek lainnya, karena fisik merupakan dasar kelancaran pembinaan. Pembinaan kondisi fisik khususnya kekuatan merupakan yang mendasar ketepatan motorik, yang dikembangkan melalui aspek psikomotor.

Jadi seorang atlet tidak akan dapat melakukan teknik dasar cabang olahraga apapun tanpa didasari kekuatan otot-ototnya, ketepatan jantung, paru-paru dan peredaran darahnya, kelenturan persendian serta otot lainnya (Doemadi dalam Ika Rinawati, 2005:43) Penjelasan tersebut diperjelas lagi oleh M. Sajoto (1995:33) mengatakan bahwa : "Unsur-unsur kondisi fisik ditingkatkan seoptimal mungkin bagi setiap atlet dan kekuatan merupakan unsure yang lebih dominan dibanding lainnya, perlu mendapat prioritas utama dalam pelaksanaan program latihan". Hal ini cukup beralasan karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan adalah dasar yang paling penting dalam ketrampilan gerak. Seperti yang dikatakan oleh Jenssen dkk (1984) dikutip oleh M. Sajoto (1995:34) mengatakan bahwa "Hampir semua 21 keterampilan gerak yang cukup berat tergantung pada ketepatan pelaksanaan menahan beban”. Kondisi fisik dalam tubuh manusia terdiri dari sepuluh komponen antara lain : 1) kekuatan (Strength), 2)

Daya tahan (endurance), 3) Daya otot (Musculus Power), 4) Kecepatan (Speed), 5) daya lentur (Flexibility), 6) kelincahan (agility), 7)

(10)

Keseimbangan (balance), 8) Ketepatan (accuracy), 9) Reaksi (Reaction) dan 10) Koordinasi (coordination) M. Sajoto (1995:8-10). Mengingat setiap cabang olahraga memerlukan keadaan kondisi fisik yang berbeda,maka dalam kegiatan pembinaan sangat tergantung pada komponen mana yang dominan untuk cabang olahraga tersebut.

C. Kekuatan Otot Tungkai

1. Pengertian Otot Tungkai

Kondisi fisik seorang atlet memegang peranan yang sangat penting. Dengan tunjangan kondisi fisik yang baik akan meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Menurut Bafirman, (2008:82)

.

Kekuatan Kekuatan otot menggambarkan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Dilihat dari segi latihan, kekuatan dibagi menjadi tiga macam: (a) Kekuatan maksimal, (b) Kekuatan daya ledak, (c) Kekuatan daya tahan. Syafruddin (2013 : 72 ). Disamping itu faktor yang mempengaruhi 10 kekuatan otot sebagai unsur daya ledak adalah jenis serabut otot, luas otot rangka, jumlah cross bridge, system metabolisme energi, sudut sendi dan aspek psikoligis.

Kekuatan otot dapat di ukur melalui kekuatan yang dihasilkan seperti kekuatan otot tungkai pada saat mengangkat beban. Beban atau tahanan disini dapat diartikan sebagai beban yang berasal dari tubuh sendiri sebagai beban yang di atasi seperti melakukan melompat tinggi.

Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi fisik. Tanpa kekuatan orang tidak bisa melompat/meloncat, mendorong, menarik, menahan, mengangkat dan lain sebagainya. Jadi jelas bahwa kekuatan dibutuhkan

(11)

dalam hampir semua cabang olahraga. (Syafruddin, 1995 : 98)

Kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. (Sajoto, 1995 : 8). Selain itu kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak, dan pencegah cedera. (Ismaryati, 2006 : 111).

Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting (kalau bukan yang paling penting) guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan meruapakan daya penggerak setiap aktivitas fisik.

Kemudian kekuatan memeliki peranan yang sangat penting dalam melindungi atlet/siswa dari kemungkinan terjadainya cedera. Disamping itu kekuatan membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. Latihan- latihan yang cocok untuk memperkembang kekuatan adalah latihan- latihan tahanan, dimana kita harus menarik, mendorong, mengangkat suatu beban. Beban dapat berupa beban tubuh kita sendiri, ataupun beban atau bobot dari luar. Latihan tahanan harus l ebih efektif dilakukan dengan mengeluarkan tenaga maksimal untuk menahan beban tersebut.

(Harsono, 1988 : 177).

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Otot

Unjuk kerja yang berhubungan dengan kekuatan dipengaruhi oleh antara lain :

a. Koordinasi intermuskuler

Yakni beberapa kelompok otot sewaktu melakukan aktivitas.

Pada setiap aktifitas jasmani yang memerlukan kekuatan, biasanya melibatkan beberapa kelompok otot. Otot-otot yang bekerja secara koordinasi akan menghasilkan kekuatan maksimal, akan tetapi sering terjadi kerja tidak maksimal.

(12)

Contoh kontraksi yang berlebihan pada otot pundak pada saat atlet melakukan sprint, malah dapat mengurangi kecepatan.

b. Koordinasi intramuskuler

Koordinasi intramuskuler adalah kekuatan juga tergantung pada fungsi saraf otot yang terlibat dalam pelaksanaan tugas aktivitas fisik tersebut. Artinya semakin banyak serabut otot dalam suatu aktifitas maka semakin besar kekuatan yang dihasilkan begitu juga sebaliknya. Hasil maksimal akan diperoleh melalui cara pemberian beban maksimum latihan.

c. Reaksi otot terhadap rangsangan saraf

Reaksi otot terhadap rangsangan saraf, otot akan memberikan reaksi terhadap rangsangan latihan sebesar 30% dari potensi yang dimiliki otot yang bersangkutan. Latihan dengan intensitas biasa hanya akan menghasilkan kekuatan secara proporsional saja. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik maka tingkat intensitas rangsangan dalam latihan harus lebih tinggi.

d. Sudut sendi

Sudut sendi, beberapa penemuan mengatakan bahwa kekuatan maksimum akan dicapai apabila sendi yang terlibat saat aktivitas berada pada keadaan yang benar-benar lurus atau mendekati keadaan itu. (Irawadi, Hendri 2011 : 51 ).

3. Pengertian Otot Tungkai/kaki

Otot kaki adalah Otot tungkai yang dimaksud adalah jaringan otot yang berada pada daerah tungkai. (Takari, 2007 : 82). Power otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, hal ini didasarkan atas tiga alasan, yaitu :

1) karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, 2) karena kekuatan memegang peranan yang sangat penting dalam

melindungi siswa dari kemungkinan cedera,

3) karena dengan kekuatan, siswa akan dapat berlari, melempar atau menendang lebih jauh dan efesien, memukul lebih keras, dengan

(13)

demikian dapat membantu stabilitas sendi- sendi. (Harsono, 1988 : 177).

4. Batasan Otot tungkai

Otot tungkai adalah otot gerak bagian bawah yang terdiri sebagian otot serat lintang atau otot rangka. Menurut Setiadi (2007:272) menyatakan bahwa: Otot tungkai adalah otot yang terdapat pada kedua tungkai antara lain otot tungkai bagian bawah: Otot tabialis anterior, extendon digitarium longus, porenius longus, gastrokneumius, soleus, sedangkan otot tungkai atas adalah: tensor fasiolata, abduktor sartorius, rectus femoris, vastus leteralis dan vastus medialis. 11 Selanjutnya menurut Jonath dan krempel dalam syafruddin (2013:83), Faktor yang membatasi kemampuan kekuatan otot manusia secara manusia secra umum antara lain :

Penampang serabut otot, jumlah serabut otot, struktur dan bentuk otot, panjang otot, kecepatan kontraksi otot, tingkat peregangan otot, tonus otot, koordinansi otot ( koordinasi didalam otot), koordinasi otot inter (koordinasi antara otot-otot tubuh yang bekerjasama pada suatu gerakan yang diberikan, motivasi, usia dan jenis kelamin).Setiap orang atau manusia mempunyai sistem otot yang tidak sama, yang terlihat dari salah satunya adalah besar atau kecinya otot seseorang.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa tubuh kita dibungkus oleh jaringanjaringan otot atau gumpalan daging. Jaringan – jaringan otot berfungsi sebagai penggerak tubuh dalam melakukan gerakan. Otot tungkai termasuk kedalam otot yang berada pada anggota gerak bagian bawah. Otot-otot anggota gerak bawah dapat dibedakan atas otot pangkal paha, hampir semua terentang antara gelang panggul dan tungkai atas yang menggerakkan serta menggungkung tungkai atas disendi paha. Sebagian dari otot tungkai dapat dibagi atas otot-otot kedang yang terletak pada bidang belakang (separuh selaput, otot separuh urat, otot bisep paha). Otot tungkai bagian bawah sebagaimana dijelaskan oleh Setiadi, (2007:273)

(14)

terdiri dari :

1. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokan kaki 2. Muskulus ekstensor talangus longus, yang fungsinya meluruskan jari

telunjuk ketengah jari, jari manis dan kelingking jari.

3. Otot kedang jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki.

4. Urat arkiles, ( tendo arkhiles ), yang fuungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokan tungkai bawah lutut.

5. Otot ketul empu kaki panjang ( muskulus falangus longus ), fungsinya membengkokan empu kaki.

6. Otot tulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya dapat membengkokan kaki disendi tumit dan telapak kaki sebelah ke dalam 12

7. Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki ( muskulus ekstensor falangus 1-5 ) Mengenai otot tungkai yang lebih dominan dalam shooting, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. 5 Otot-otot tungkai Sumber : (Syaifuddin, 2006) D. Koordinasi Mata tangan

1. Hakikat Koordinasi Mata dan Tangan

(15)

a. Pengertian Koordinasi Mata dan Tangan

Salah satu unsur penting untuk mempelajari dan menguasai keterampilanketerampilan dalam olahraga adalah koordinasi. Koordinasi merupakan salah satu elemen yang relative sulit didefinisikan secara tepat, karena fungsinya sangat terkait dengan elemen-elemen kondisi fisik dan sangat ditentukan oleh kemampuan sistem persarafan pusat. Menurut Harsono (2001:38) Koordinasi adalah kemampuan biomotorik yang sangat kompleks. Koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, fleksibilitas dan sangat penting untuk mempelajari dan menyempurnakan teknik dan taktik. Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa koordinasi merupakan keterampilan yang dibutuhkan setiap cabang olahraga. Melalui koordinasi yang baik seseorang akan dengan mudah melakukan keterampilan teknik tingkat tinggi. Semakin tinggi koordinasi seseorang maka semakin mudah untuk mempelajari teknik dan taktik yang baru maupun yang rumit.

Menurut Jonath dan Krempel dalam Syafruddin (2013:121), koordinasi merupakan kerja sama sistem persarafan pusat sebagai sisem yang telah diselaraskan oleh proses rangsangan dan hambatan serta otot rangka pada waktu jalannya gerakan secara terarah. Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa koordinasi adalah suatu kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan rangkaian gerakan yang utuh, menyeluruh, dan terus-menerus secara cepat dan tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Ismaryati (2011:53-54) koordinasi dapat diartikan sebagai hubungan harmonis dari hubungan saling berpengaruh diantara keolompok- kelompok otot selama melakukan kerja, yang ditunjukan dengan beberapa tingkat keterampilan. Koordinasi ini sangat sulit dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang koordinasi juga bertujuan untuk mengukur kelincahan. Kecenderungan kita selama ini mengartikan

(16)

koordinasi sebagai kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak yang serasi sesuai dengan fungsi dan tujuannya masing- masing. Kecenderungan ini bukan berarti keliru, akan tetapi belum merupakan pengertian koordinasi yang belum lengkap atau belum sebenarnya dalam olahraga. Oleh karena itu, kemampuan koordinasi dalam passing bawah tidak terbatas pada kemampuan gerak saja, tetapi juga melibatkan panca indra untuk menentukan kemampuan bermain bolavoli.

b. Macam-macam Koordinasi Mata dan Tangan

Beberapa pendapat tentang koordinasi bahwa koordinasi sebagai kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan rangkaian gerakan yang utuh, menyeluruh, dan terus-menerus secara cepat dan tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan. Dari penjelasan tentang koordinasi tersebut kita juga membahas tentang macam-macam koordinasi dalam olahraga.

Menurut Bompa dalam Syaruddin (2013:121) Kemampuan koordinasi dapat dibedakan melalui dua sudut pandang yaitu : (1) dari sudut pandang kebutuhan olahraganya dan (2) melalui fungsi otot secara fisiologis. Berdasarkan kebutuhan olahraganya,kemampuan koordinasi dapat dibedakan atas kemampuan koordinasi umum dan kemampuan koordinasi khusus. Kemampuan koordinasi umum merupakan hasil dari latihan dalam berbagai cabang olahraga. Kemampuan koordinasi ini ditandai oleh penguasaan berbagai bentuk dan variasi gerakan. Sedangkan kemampuan koordinasi khusus adalah kemampuan koordinasi yang terkait langsung dengan kebutuhan olahraganya. Koordinasi yang dibutuhkan

(17)

dalam olahrga berbeda beda, hal itu disebabkan setiap olahraga memerlukan bentuk dan tingkat keterampilan (skill) yang berbeda.

Berdasarkan fungsi dan keterlibatan otot tubuh secara fisiologis, maka kemampuan koordinasi menurut Jonth dan Krempel 1981 dalam Syafruddin (2013:121) dapat dikelompokkan atas koordinasi otot inter dan koordinasi otot intra. Koordinasi otot inter merupakan koordinasi antara otot-otot yang bekerja sama dalam melakukan suatu gerakkan. Kerjasama yang dimaksud adalah kerjasama otot agonis dan antagonis dalam suatu proses gerakkan yang terarah. Sedangkan koordinasi otot intra adalah koordinasi yang terjadi dalam otot untuk melakukkan suatu kontraksi.

Koordinasi dapat diamati karena prosesnya terjadi di dalam otot tubuh manusia bagaimana suatu rangsangan dikoordinasikan dalam tubuh yang dapat menimbulkan kontraksi otot dan terjadi melalui proses koordinasi otot inter dan intra

E. Hakikat Kekuatan Otot lengan 1. Pengertian Kekuatan

Membahas tentang kekuatan otot lengan-bahu terlebih dahulu dijelaskan pengertian kekuatan (Strenght). Dalam kegiatan olahraga kekuatan sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal, dimana dengan kekuatan yang dikeluarkan pemain diharapkan mampu memberikan pengaruh yang baik dalam mencapai prestasi olahraga yang digelutinya. Menurut Ismaryati (2011:111) kekuatan atau yang biasa disebut Strenght yaitu : Tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktifitas olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak, pencegah cidera. Selain itu kekuatan memainkan peranan penting dalam komponenkomponen kemampuan fisik yang lain misalnya power, kelincahan, kecepatan.

Demikian kekuatan merupakan faktor utama untuk menciptakan

(18)

prestasi optimal. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan merupakan kemampuan pemain melakukan usaha yang maksimal tanpa menciptakan prestasi yang optimal karena kekuatan sangat berperan penting bagi kondisi fisik seseorang. Kekuatan juga merupakan daya penggerak dan juga berfungsi sebagai pencegah cidera. Sedangkan menurut Bompa dalam Iskandar (2016:23) mengatakan bahwa “Kekuatan merupakan salah satu unsur yang harus dimiliki oleh seorang atlet, karena setiap kinerja dalam olahraga selalu memerlukan kekuatan”. Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa unsur kekuatan merupakan komponen penting dalam olahraga. Hal ini dikarenakan kekuatan (strenght) merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik dan pencegahan cidera. Selain itu, kekuatan atau strenght juga memainkan peranan penting didalam komponen-komponen kemampuan fisik lainnya (power, kelincahan dan kecepatan) Menurut Harsono (2001:24) menjelaskan kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan/force terhadap suatu tahanan. Orang yang bisa untuk mengangkat suatu beban yang beratnya 50 kg adalah orang yang mempunyai kekuatan 2 kali lebih besar dari pada orang yang bisa mengangkat 25 kg. Hal tersebut terjadi karena pengaruh kekuatan otot yang berfungsi pada tubuh manusia.

Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kekuatan merupakan suatu dasar atau basis dari suatu power dan daya tahan otot, ketiganya saling mempunyai hubungan dengan faktor dominannya adalah kekuatan otot yang sering kita gunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti mengangkat beban 50 kg.

2. Otot lengan

Membahas tentang kekuatan otot lengan terlebih dahulu dijelaskan pengertian kekuatan (Strenght). Dalam kegiatan olahraga kekuatan sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang maksimal, dimana dengan kekuatan yang dikeluarka pemain diharapkan mampu memberikan pengaruh yang baik dalam mencapai prestasi olahraga yang digelutinya. Menurut Setiadi (2007:250) dengan adanya otot pada tubuh manusia, terjadilah pergerakan.

(19)

“Peristiwa mata berkedip, bernafas, menelan peristaltik usus dan aliran darah semuanya itu merupakan hasil kerja otot”. Maka kekuatan otot lengan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot lengan untuk mengerahkan daya semaksimal mungkin guna mengatasi sebuah tahanan atau beban. Secara anatomi struktur otot lengan seorang manusia terdiri dari otot lengan atas dan otot lengan bawah.

Dimana menurut Setiadi (2007:267) otot lengan terbagi atas : 1) Otot-otot Ketul (Fleksor)

a. Muskulus Bisep Braki (otot lengan berkepala dua) Otot ini meliputi dua sendi dan memiliki 2 kepala, fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta, dan mengangkat lengan.

b. Muskulus Brakialis (otot lengan dalam) Berpangkat dibawah otot segitiga yang fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.

c. Muskulus Korakobrakialis Berpangkal prosesus korakoid dan menuju ketulang pangkal lengan, fungsinya mengangkat lengan.

2) Otot-otot Kedang (Ekstensor) Muskulus triseps braki (otot lengan berkepala tiga), dengan kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju kebawah kemudian bersatu dengan yang lain. Kepala dalam dimulai disebelah dalam tulang pangkal lengan dan kepala panjang dimulai pada tulang bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa otot sangat berfungsi bagi tubuh manusia. Setiap otot memiliki fungsi masing-masing dan bekerja menurut fungsinya. Seperti otot lengan yang memiliki bermacam-macam otot dan mempunyai fungsi masing-masing. Fungsi otot tersebut sangat berperan penting pada saat melakukan passing bawah bolavoli.

(20)

Gambar 2. 6 Otot lengan Sumber: (Setiadi, 2010;267) F. Ekstrakurikuler

1. Pengertian Ekstrakurikuler

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia pengertian Ekstra adalah tambahan diluar yang resmi, sedangkan Kurikuler adalah bersangkutan dengan kurikulum. Jadi pengertian Ekstrakurikuler adalah kegiatan luar sekolah pemisah atau sebagian ruang lingkup pelajaran yang diberikan diperguruan tinggi atau pendidikan menengah tidak merupakan bagian integral dari mata pelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum.

Zuhairini dalam bukunya mengartikan, kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam terjadwal (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan diluar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan anatara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Dari definisi diatas bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Kegiatan dilakukan di luar jam pelajaran biasa

(21)

b. Kegiatan dilakukan di luar dan di dalam sekolah

c. Kegiatan yang dilaksanakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa.

2. Fungsi dan Manfaat

Dengan memperhatikan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, kita akan menyadari betapa besar fungsi dan makna kegiatan tersebut Kegiatan ekstrakurikuler mampu memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa untuk pengembangan pengetahuan dan wawasannya.

Beberapa fungsi kegiatan ekstrakurikuler antara lain;

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembanngkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bai peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan Karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

Sedangkan fungsi ekstrakurikuler secara umum adalah diharapkan mampu meningkatkan pengayaan siswa dalam kegiatan belajar dan terdorong serta menyalurkan bakat dan minat siswa sehingga mereka terbiasa dalam kesibukan- kesibukan yan dialaminya, adanya persiapan, perencanaan dan pembiayaan yang harus di perhitungkan sehingga program ini mencapai tujuannya

G. Penelitian yang Relevan

Berikut merupakan penelitian yang relevan, sebagai berikut penelitian ini

(22)

dilakukan oleh:

1. Penelitian yang dilakukan RIOVANY MAHARDIKA PUTRA Penelitian ini berjudul “HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DAN KOORDINASI MATA TANGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PESERTA EKSTRAKULIKULER BOLA VOLI SMA NEGERI 4 KEDIRI” Hasil dari penelitian ini adalah:

a. Ada hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan passing bawah peserta ekstrakurikuler SMAN 4 Kota Kediri, dengan sumbangan positif sebesar 67,3 % dan nilai signifikansi p sebesar 0.000

< 0.05.

b. Ada hubungan antara kelentukan otot punggung dengan kemampuan passing bawah peserta ekstrakurikuler SMAN 4 Kota Kediri, dengan sumbangan positif sebesar 71,9 % dan nilai signifikansi p 0.000 < 0.05. (3)

c. Ada hubungan antara koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah peserta ekstrakurikuler SMAN 4 Kota Kediri, dengan sumbangan positif sebesar 62,9 % dan nilai signifikansi p 0.000 < 0.05.

d. Ada hubungan antara power otot tungkai, kelentukan otot punggung dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah peserta ekstrakurikuler bolavoli SMA N 4 Kota Kediri dengan koefisien korelasi sebesar 0.761 dan sumbangan sebesar 86,8 % dan 13,2 % dari variabel diluar penelitian

2. Penelitian yang dilakukan FIRMAN SYAHRUDIN Penelitian ini berjudul “HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA PERMAINAN BOLA VOLI TARUNA KELAS X TEHNIK SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN AJARAN 2017/2018”

a. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli

(23)

kelas X tekhnik SMK Pelayaran hangtuah kota kediri tahun ajaran 2017/2018,

b. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan kemampuan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli kelas X tekhnik SMK Pelayaran hangtuah kota kediri tahun ajaran 2017/2018,

c. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan otot tungkai dengan kemampuan kemampuan passing bawah pada permainan bola voli kelas X tekhnik SMK Pelayaran hangtuah kota kediri tahun ajaran 2017/2018.

3. Penelitian yang dilakukan Faisol Hamid Putra Penelitian ini berjudul

“KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH BOLA VOLI” Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analisis dengan studi korelasional.

Menurut Whitney (1960) dalam Nazir (1983:63) jenis desktiptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap- sikap, pandangan-pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh- pengaruh dari suatu fenomena. Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan, hasil tes kekuatan otot lengan yaitu sebesar 31%, hasil tes kekuatan otot tungkai 28%, hasil tes keseimbangan 26% terhadap kemampuan passing bawah. Persentase hubungan tinggi rendahnya nilai hasil kemampuan passing bawah bolavoli dipengaruhi oleh faktor tingginya rendahnya hasil tes kekuatan otot lengan, kekuatan otot tungkai, keseimbangan yaitu sebesar 87,2%. Sedangkan sebesar 12,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan pada analisa perhitungan pada penelitian ini.

4. Penelitian yang dilakukan I Kadek Yudha Pranata Penelitian ini berjudul “Hubungan Panjang lengan dan kekuatan otot lengan dengan Kemampuan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli Pada siswa

(24)

Putra Kelas VII SMP Negeri 2 Sukawati” Penelitian ini merupakan penelitian korelasi karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan kekuatan otot lengan dan Panjang lengan terhadap dengan kemampuan passingbawah bolavoli. Hasil dari penelitian ini adalah

a. ada hubungan panjang lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli, hal ini dapat dibuktikan hasil rX₂Y = 0,516 setelah dibandingkan dengan (tabel interprestasi koefisien korelasi product momen Hasil yang didapat adalah cukup) sebesar 0,36 sedangkan nilai r hitung yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 0,516. Hal ini berarti nilai yang didapat lebih besar dari angka batas penolakan hipotesis no l. Jadi hipotesis nol ditolak.

b. ada hubungan kekuatan otot lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli, hal ini dapat dibuktikan hasil rX₁Y = 0,517 setelah dibandingkan dengan (tabellintasterprestrasi koefesien korelasi product momen hasil yang didapat adalah cukup) sebesar 0,36 sedangkan nilai r hitung yang di peroleh dalam penelitian ini sebesar 0,517.

Hal ini berarti nilai yang didapat lebih besar dari angka batas penolakan hipotesis nol, berarti hipotesis nol ditolak. (3) Ada hubungan panjang lengan dan kekuatan kekuatan otot lengan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli, hal ini dapat dibuktikan hasil RX₁X₂Y = 0,482 setelah dibandingkan dengan (table interprestasi koefisien korelasi product moment hasil yang didapat cukup) sebesar 0.361 sedangkan nilai r hitung yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar Hal ini berarti nilai yang didapat lebih besardari angka batas penolakan hipotesis nol, makahipotesis nol ditolak. Disimpulkan bahwa ada hubungan panjang lengan dan kekuatan otot lengan dengan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli pada siswa putrakelas VII SMP Negeri 2 sukawati

5. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Permana, Mona Fiametta Febrianty Penelitian ini berjudul “Hubungan Antara Koordinasi Mata-

(25)

Tangan Dengan Kemampuan Passing Bawah Permainan Bola voli”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing bawah permainan bolavoli. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif pola korelasional. Sampel penelitian adalah siswa di salah-satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kota Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler bolavoli sebanyak 23 orang. Instrumen penelitian koordinasi mata tangan dengan menggunakan tes lempar tangkap bola ke dinding dengan tingkat validitas sebesar = 0,84 dan realibilitas = 0,78.

Sedangkan untuk mengukur kemampuan pasing bawah dengan menggunakan Brady Test dengan tingkat validitas sebesar = 0,96 dan realibilitas = 0,78.

Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan uji linieritas, perhitungan persamaan regresi dan perhitungan koefisien korelasi (pearson product moment). Dari hasil pengolahan dan analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,67, hal ini menunjukkan hubungan yang cukup besar. Uji signifikansi korelasi menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel dengan tingkat kepercayaan 95 %, hal ini menunjukkan kadua variabel memiliki hubungan signifikan. Hasil uji signifikansi dan linieritas persamaan regresi diperoleh angka 6,75 > 4,32 atau Fsign hitung > F sign tabel, artinya terdapat hubungan fungsional linier dan signifikan antara koordinasi mata- tangan) dengan kemampuan pasing bawah permainan bolavoli.

6. Penelitian yang dilakukan oleh M. Imran Hasanuddin yang berjudul Hubungan Kekuatan Otot Lengan Dan Koordinasi Mata-Tangan Dengan Kemampuan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli Siswa Smp Negeri 1 Pulau Laut Timur. This research is a descriptive research type. This study aims to determine: (1) To determine whether there is a relationship of arm muscle strength with the ability of passing down on the game bolavoli students of SMP Negeri 1 Pulau Laut timur.

(2) To find out whether there is an eye-hand coordination relationship with lower passing ability on bolavoli game of SMP Negeri 1 Pulau Laut timur students. (3) To find out whether there is a joint correlation

(26)

of arm muscle strength and hand-eye coordination with lower passing ability in bolavoli game of SMP Negeri 1 Pulau Laut Timur students. Its population is Junior High School Student 1 Pulau Laut timur. The sample used is male students of SMP Negeri 1 Pulau Laut east as many as 30 people.

The technique of determining the sample is by random selection by drawing method (Simple Random Sampling). Data analysis technique used is descriptive analysis and inferential analysis through program of SPSS 22 at significant level α 0,05. The results showed that; (1) there is a relationship of arm muscle strength with the ability of passing down on bolavoli game of students of SMP Negeri 1 Pulau Laut timur, 62.4%, (2) there is an eye-hand coordination relationship with lower passing ability in bolavoli game students SMP Negeri 1 Pulau The eastern sea, amounting to 27.2%, (3) there is a significant relationship jointly arm muscle strength and hand-eye coordination with the ability of passing down on the game bolavoli students of SMP Negeri 1 Pulau Laut timur, with the value of F: 38.439 and sig (p) =0,000. 1. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan dengan kemampuan passing bawah pada Siswa SMP Negeri 1 Pulau Laut Timur. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan otot lengan yang baik memberikan pengaruh yang positif terutama dalam melakukan teknik passing bawah dalam cabang olahraga bola voli. 2. Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing bawah pada Siswa SMP Negeri 1 Pulau Laut Timur. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi mata-tangan yang baik memberikan pengaruh yang positif terutama dalam melakukan teknik passing bawah dalam cabang olahraga bola voli. 3. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan secara bersama dalam kemampuan passing bawah pada Siswa SMP Negeri 1 Pulau Laut Timur. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan yang baik memberikan pengaruh yang positif terutama dalam melakukan teknik passing bawah dalam cabang olahraga bola voli.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Herawani, Yeni and

(27)

Arwin, Arwin and Yarmani, Yarmani (2013) yang berjudul HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 06 BENGKULU SELATAN Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kekuatan otot lengan siswa dan kemampuan passing bawah serta untuk menjelaskan hubungan antara kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah permainan bola voli pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 06 Bengkulu Selatan.

Metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan korelasional.

Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2012- 2013. sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu siswa kelas IV dan V SD Negeri 06 Bengkulu Selatan sebanyak 30 orang siswa putra. Variabel dalam penelitian ini yaitu kekuatan otot lengan (variabel bebas) dan kemampuan passing bawah (variabel terikat). Analisis dengan menggunakan program SPSS dengan cara mencari koefisien korelasi dengan teknik product moment. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat menyimpulkan bahwa kekuatan otot lengan siswa putra kelas IV dan V SD Negeri 06 Bengkulu Selatan yang dilakukan dengan tes push up siswa yang termasuk kategori baik yaitu sebanyak 36% (11 orang siswa), kategori sedang 47% (14 orang siswa) dan kategori kurang 17% (5 orang siswa). Kemampuan passing bawah siswa putra kelas IV dan V SD Negeri 06 Bengkulu Selatan yang termasuk kategori baik sekali yaitu sebanyak 14% (4 orang siswa), kategori baik 33% (10 orang siswa), kategori sedang 33% (10 orang siswa) dan kategori kurang 20% (6 orang siswa). Ada hubungan yang signifikan dan searah antara kekuatan otot lengan dan kemampuan passing bawah dengan koefisien korelasi 0,960 dengan tingkat signifikansi analisis product moment nilai Sig. (2-tailed) lebih kecil dari α=0,001 (0,000 < 0,001).

H. Kerangka Berpikir

Dalam Permainan bola voli salah satu yang sangat penting dan yang

(28)

harus dikuasai oleh seorang pemain adalah teknik passing bawah. Teknik passing bawah dapat digunakan sebagai pertahanan untuk menerima smash dari lawan dan dapat pula untuk pengambilan bola setelah terjadi block atau bola pantulan dari net. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991:

189) yang dimaksud dengan passing bawah ialah mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola dari bawah dan biasanya dilakukan dengan kedua lengan bagian bawah (dari sikut sampai pergelangan tangan dirapatkan), baik untuk dioperkan kepada kawan, maupun langsung ke lapangan melalui di atas net. Kemampuan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kekuatan otot tungkai, koordinasi mata tangan dan kekuatan otot lengan.

1. Power otot tungkai digunakan sebagai penunjang gerakan-gerakan yang eksplosif pada permainan bolavoli seperti loncat, melangkah kekanan dan kekiri.

2. Koordinasi mata tangan unsur fisik koordinasi dibutuhkan pada saat melakukan passing bawah yaitu, untuk pengambilan posisi yang ideal pada saat bola datang karena bola yang datang adalah cepat, maka seorang pemain juga harus cepat untuk mempersiapkan dirinya mengambil bola yang cepat tersebut agar bola dapat mengenai tangan dengan sempurna.

3. Dan unsur fisik kekuatan lengan sangat dibutuhkan dalam melakukan passing bawah, agar bola yang dipassing sampai kepada sasaran yang diinginkan baik kepada seregu maupun kepada regu lawan. Bila kekuatan lengan berkurang, maka besar kemungkinan bola yang dipassing tidak akan terarah kesasaran yang diinginkan.

Dari ketiga faktor diatas menjadi faktor yang sangat penting untuk mendukung teknik dasar dalam permainan bola voli passing bawah, selain pengalaman, lama latihan, kondisi emosional dan berbagai faktor lain. Untuk itu perlu dikaji lebih lanjut pengaruh masing-masing faktor diatas, sehingga akan lebih mudah untuk melakukan perbaikan

(29)

guna meningkatkan prestasi.

I.

Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan permasalahan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kemampuan passing bawah untuk siswa Ekstrakurikuler bola voli putra SMKN 1 Legonkulon

2. Ada hubungan antara koordinasi mata tangan terhadap kemampuan passing bawah untuk siswa Ekstrakurikuler bola voli putra SMKN 1 Legonkulon

3. Ada hubungan antara kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah untuk siswa Ekstrakurikuler bola voli putra SMKN 1 Legonkulon

4. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai, koordinasi mata tangan dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah untuk siswa Ekstrakurikuler bola voli putra SMKN 1 Legonkulon

Referensi

Dokumen terkait

Skim santan dapat digunakan sebagai substrat nata de coco dengan pencampuran air kelapa dan penambahan sukrosa, konsentrasi pencampuran air kelapa 50 % merupakan

as data source since consist so many figurative language in Katy Perry’s song lyrics.. related to the title of this

sudut kemiringan pipa maka gaya pengapungan akan semakin sejajar dengan arah aliran air dalam pipa, hal ini menyebabkan pergerakan gelembung akan semakin lancar,

Ekstrak daun Premna serratifolia Linn dapat menginhibasi α -glucosidase secara in vitro pada konsentrasi 2% dengan persentase sebesar 91,03%.. Ekstrak daun Premna

Menimbang, bahwa Pembanding dalam Tambahan Memori Banding telah mengajukan alat surat yang diberi tanda P.B.1 dan P.B.2., namun bukti surat tersebut diajukan pada

Hasil yang tidak berbeda nyata pada ayam KB jantan dengan BK jantan dan ayam KB betina dengan BK betina karena persilangan resiprokal mempunyai perbandingan gen setiap induknya

Komite Standar Kompetensi di instansi teknis pembina sektor dapat langsung mengusulkan SKKNI yang telah dikaji ulang tersebut kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Untuk menjawab pertanyaan pertama dan kedua mengenai efektifitas dari masing-masing media interpretasi di Ruangan Sejarah Kehidupan dan Ruangan Geodigi Museum