• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Untuk menjawab ada tidaknya hubungan kausalitas antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode tahun 1962-2020 peneliti menggunakan data inflasi dan GDP yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan World Bank. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan program aplikasi Eviews 9, berikut hasilnya:

4.1.1 Uji Stasioneritas

Data penelitian disebut stasioneritas yang pada dasarnya sama dengan uji normalitas.

Untuk mengetahui data stasioner dilakukan dengan mccccelakukan uji unit Augmented Dickey- Fuller (ADF). Data dikatakan stasioner apabila nilai t-statistik > nilai critical values (0,05) atau apabila nilai p-value < nilai critical values (0,05).

1. Uji Stasioneritas Data GDP

Tabel 1. Hasil Uji Stasioneritas Data GDP

Null Hypothesis: GDP has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.016670 0.0001

Test critical values: 1% level -3.548208

5% level -2.912631

10% level -2.594027

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2022

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa besarnya nilai t-statistic = -5.016670, dan nilai critical values- nya pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar -2.912631, sementara nilai probabilitasnya (p- value) = 0,0001. Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai t-statistic (- 5.016670) > nilai critical values (-2.912631), atau nilai probabilitas (0,0001) < nilai critical values (0,05). Hal tersebut menunjukkan data GDP masuk dalam kategori stasioner atau normal.

(2)

15 2. Uji Stasioneritas Data Inflasi

Tabel 2. Hasil Uji Stasioneritas Inflasi

Null Hypothesis: INFLASI has a unit root Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=10)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.762113 0.0000

Test critical values: 1% level -3.548208

5% level -2.912631

10% level -2.594027

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2022

Pada tabel 2 dapat dilihat besarnya nilai t-statistic = -6.762113, dan nilai critical values-nya pada tingkat signifikansi 5% adalah sebesar -2.912631, sementara nilai probabilitasnya (p- value) = 0,0000. Berdasarkan nilai-nilai tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai t-statistic (- 6.762113) > nilai critical values (-2.912631), atau nilai probabilitas (0,0000) < nilai critical values (0,05). Hal tersebut menunjukkan data inflasi masuk dalam kategori stasioner atau normal.

3. Uji Stasioneritas Data GDP dan Inflasi Secara Bersama-Sama

Uji ini pada dasarnya dilakukan untuk lebih menyakinkan apakah data GDP dan Inflasi benar-benar stasioner atau normal, berikut hasilnya:

Tabel 3. Hasil Uji Stasioneritas GDP dan Inflasi Bersama-Sama

Series Prob. Lag Max Lag Obs

GDP 0.0001 0 10 58

INFLASI 0.0000 0 10 58

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2022

Pada tabel 3 dapat dilihat besarnya nilai probabilitas GDP = 0,0001 dan Inflasi = 0,0000 < nilai critical values (0,05). Hal tersebut menunjukkan data GDP dan inflasi secara menyakinkan masuk dalam kategori stasioner atau normal.

4.1.2 Lag Length Test

Uji Panjang Lag dilakukan setelah data telah stasioner dengan tujuan untuk mencari lag yang optimal maka menggunakan Lag Length Test. Data yang telah stasioner selanjutnya akan dilakukan Lag Length Test untuk mengetahui lag optimal yang digunakan dalam penelitian ini, berikut hasilnya:

(3)

16 Tabel 4. Hasil Lag Length Criteria

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -444.2267 NA 21619.06 15.65708 15.72876* 15.68494*

1 -440.2714 7.494283 21657.04 15.65865 15.87370 15.74222 2 -433.8776 11.66578* 19926.47* 15.57465* 15.93308 15.71395

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2022

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa tanda bintang pada nilai AIC berada pada Lag 2 oleh karena itu panjang optimal pada penelitian ini berada pada Lag 2.

4.1.4 Granger Causality Tests

Granger Causality Tests digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kausalitas antara inflasi dengan GDP di Indonesia pada periode tahun 1962-2020. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini:

Tabel 5. Hasil Granger Causality Tests

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

INFLASI does not Granger Cause GDP 57 1.81170 0.1735

GDP does not Granger Cause INFLASI 1.34338 0.2699

Keterangan: Lag 2

Sumber : Data Sekunder Diolah, 2022 1. GDP

H0 : GDP tidak mempengaruhi Inflasi H1 : GDP mempengaruhi Inflasi

Jika nilai probabilitas F-Statistik < α = 0,05, maka H0 ditolak. Nilai probalilitas GDP sebesar 0,1735 > 0,05 maka H0 diterima, artinya GDP tidak memiliki hubungan dengan Inflasi.

2. Inflasi

H0 : Inflasi tidak mempengaruhi GDP H1 : Inflasi mempengaruhi GDP

Jika nilai probabilitas F-Statistik < α = 0,05, maka H0 ditolak Nilai

Probabilitas Inflasi sebesar 0.2699 > 0,05 maka H0 diterima. Artinya, Inflasi tidak memiliki hubungan dengan GDP

Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan kausalitas antara inflasi dengan GDP di Indonesia pada periode tahun 1962-2020.

(4)

17 4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, GDP tidak memiliki hubungan kausalitas dengan Inflasi.

Artinya GDP tidak selalu mempengaruhi inflasi, begitu pula inflasi tidak selalu mempengaruhi GDP di Indonesia pada periode tahun 1962-2020. Hal tersebut dibuktikan nilai probabilitas variable GDP (0,1735) maupun Inflasi (0,2699) lebih besar dari nilai signifikansi (α) = 0,05 maka Ha ditolak. Memperjelas kondisi tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 1.

Grafik Perbandingan Antara GDP dan Inflasi di Indonesia Tahun 1962-2020

Pada gambar 1 memperlihatkan bahwa inflasi cenderung mengalami fluktuasi, sementara GDP cenderung mengalami pertumbuhan yang stagnan. Hal tersebut membuktikan GDP dan Inflasi di Indonesia tahun 1962 – 2020 tidak menunjukkan hubungan kausalitas. Hal tersebut konsisten hasil analisis statistik Granger Causality Tests.

Temuan hasil penelitian ini membuktikan bahwa GDP tidak hanya dipengaruhi oleh adanya peningkatan atau penurunan Inflasi saja, begitu juga Inflasi juga tidak hanya dipengaruhi oleh naik turunnya GDP. Hal ini sejalan dengan pendapat Todaro & Smith (2015),bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi juga oleh total modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan sumber daya manusia, pertumbuhan penduduk dan jumlah angkatan kerja serta kemajuan teknologi. Hal yang sama juga dikatakan oleh (Daulay, 2020), bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor selain inflasi, yakni investasi, tenaga kerja, angkatan kerja,

-150 -100 -50 0 50 100 150 200 250

GDP Inflasi

(5)

18 pengeluaran pemerintah, inflasi, pengangguran, pendapatan asli daerah, indeks pembangunan manusia, kemiskinan, ekspor, impor, jumlah penduduk dan lain-lain.

Temuan hasil penelitian ini sejalan dengan kajian penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Azifah (2014) dan Huruta (2017) yang juga membuktikan tidak ada hubungan kausalitas antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Amin (2011), Erbaykal & Okuyan (2008), Kasidi & Mwakanemela (2013) yang menemukan, terdapat hubungan kausalitas antara inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Caregiver Self-efficacy dengan

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan

(20) Diisi nomor urut dari Buku Rekening Barang Kena Cukai Minuman yang Mengandung Etil Alkohol dalam angka.. (21) Diisi kantor yang mengawasi pengusaha pabrik minuman yang

Setelah dilakukan analisis data penelitian variabel UTAUT yang mempengaruhi minat mahasiswa melakukan akses ke dalam sistem informasi Akper Alkautsar dan variabel

Jadi dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai keadaan penduduk yang ada di Kabupaten Lampung Barat berupa dekripsi, jumlah pasangan usia

selanjutnya, hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat mengubah paradigma di masyarakat tentang daun putri malu sebagai tanaman semak belukar menjadi tanaman obat

Kegiatan Pengembangan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) merupakan alat ukur untuk menilai kemajuan demokrasi yang telah disesuaikan dengan keadaan dan kondisi

Karyawan yang percaya bahwa kebutuhan mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan mereka cenderung untuk menyarankan cara- cara baru dalam melakukan sesuatu dan membantu