• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin meningkatnya pertumbuhan perekonomian seiring dengan perkembangan manusia yang semakin bertambah menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan akan sandang papan dan pangan. Berbagai macam kebutuhan baik konsumtif maupun produktif merupakan kebutuhan untuk pemenuhan kesejahteraan manusia memicu munculnya lembaga keuangan yang berbasis syariah dalam bentu bank syariah yang berfungsi menjembatani kebutuhan perekonomian masyarakat sesuai prinsip-prinsip syariah. Bank Syariah sebagai lembaga intermediasi untuk masyarakat, yang dalam kegiatannya menarik dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dengan tujuan untuk kesejahteraan rakyat banyak.

Pengembangan melalui pembiayaan Multiguna salah satu produk yang dilirik sebagai alternatif utama dunia perbankan untuk pembiayaan konsumtif karena berbagai kebutuhan masyarakat menengah ke bawah dengan perekonomian yang minim sedangkan sudah berkeluarga lebih dari 5 tahun tetapi belum mempunyai rumah sendiri dan biaya pendidikan yang mahal, hal inilah yang mendorong lembaga keuangan perbankan mengeluarkan produk pembiayaan Mutiguna.

Banyak bank yang memberikan kemudahan dan keuntungan dalam pembiayaan Multiguna dengan menawarkan berbagai variasi keunggulan

1

(2)

untuk menarik minat masyarakat melakukan pembiayaan kepada bank, khususnya masyarakat yang membutuhkan dana untuk kebutuhan konsumtif.

Dalam menyalurkan pembiayaan Multiguna, bank harus selektif dalam menilai kelayakan yang diajukan oleh debitur. Penilaian ini dilakukan agar bank terhindar dari kerugian akibat tidak dapat dikembalikannya pembiayaan yang disalurkan. Dengan demikian dalam melakukan pemberian Pembiayaan pihak bank harus melakukan penilaian berdasarkan prosedur pemberian pembiayaan serta pengendalian intern bank agar tidak terjadi pembiayaan macet.

Dalam bank Syariah keuntungan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan menggunakan prinsip syariah yang tidak bertentangan dengan syariat Islam dan terhindar dari unsur riba. “Menurut bahasa riba bermakna ziyadah yaitu tambahan. Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar. Menurut istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara batil”.1Riba merupakan tambahan yang diambil atas adanya suatu utang piutang antara dua pihak atau lebih yang telah diperjanjikan pada saat awal dimulainya perjanjian.

Hal mengenai pembahasan prinsip syariah ini tercermin dalam salah satu ayat Alquran Surah Shad ayat 24sebagai berikut:

دۡ قَ قَ قَا قَ

قَ قَ بِ قَ دۡ قَ بِا قَ سُ بِ قَ قَ قَ قَ

بِ بِا قَ بِ

ۖۦ قَ بِمِّا يرٗ بِ قَ نَّ قَ

دۡ سُ سُ دۡ قَي بِ دۡيقَ قَابِ آ قَ قَ سُ دۡا ٱ قَ قَ

نَّ ضٍ دۡ قَ

اْ سُ بِ قَ قَ اْ سُ قَا قَ قَ بِ نَّ ٱ

لٞي بِ قَ قَ بِ قَ بِ نَّلا ٱ دۡسُا نَّا

سُ قَ نَّ قَ قَ

قَ سُ نَّ قَ قَا قَ نَّ أَ سُ ٱ ۥ سُ نَّ قَ قَ قَ دۡ قَ دۡسۡ

نَّ قَ قَ ۥ يرٗ بِا قَ

قَ قَ أَ قَ

۩ ٢٤

1Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 88.

(3)

Artinya:

Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.2

Sistem yang digunakan dalam pembiayaan multiguna yaitu bank dengan nasabah berkongsi atas sebuah pembiayaan yang telah diajukan. Nasabah membayar angsuran kepada bank secara langsung atas pembiayaan yang diajukannya. Besar kecilnya angsuran dalam pembiayaan multiguna tersebut dapat dilakukan tawar menawar sebelum terjadinya kesepakatan antara kedua belah pihak, jika kesepakatan telah terjadi maka diantara keduanya harus memenuhi kesepakatan tersebut.

Untuk memenuhi kebutuhan konsumtif bukan lagi sesuatu hal yang sulit.

PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad memiliki fasilitas Pembiayaan Multiguna. Pembiayaan Multiguna diberikan oleh PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad kepada nasabah perorangan ataupun perusahaan dengan persyaratan yang telah ditetapkan dan disepakati oleh kedua belah pihak. Untuk Pembiayaan Multiguna yang dapat dibiayai oleh PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad seperti pembelian rumah baru ataupun sudah terpkai, pembelian otomotif, biaya pendidikan, beli tanah, tambahan modal usaha dan kebutuhan sehari-hari.

2Departemen Agama RI., Alquran dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2007, hlm 371

(4)

PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroadmenawarkan produk berupa Pembiayaan Multiguna dengan menggunakan akad murabahah(jaul Beli), murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah.Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnyakepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah denganmargin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah.

Murabahah, dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. Satu halyang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjualdalam murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilaipokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya padanilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa lump sum atau berdasarkanpersentase.3Dana Pembiayaan multiguna akan diberikan dengan ketentuan yang telahdisepakati oleh kedua belah pihak dengan memberikan kemudahan-kemudahan kepada nasabah dengan cara tidak saling merugikan kedua belahpihak.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Produk Pembiayaan Multiguna terhadap Minat Nasabah di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah produk pembiayaan multigunaberpengaruh terhadap minat nasabahmenggunakan jasa PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad?

3Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi Syari'ah di Indonesia, (Jakarta: Salemba, 2008) hal.

176

(5)

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah memilih produk pembiayaan multiguna di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad?

3. Bagaimanakah manfaatproduk pembiayaan multiguna bagi nasabah di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui apakah produk pembiayaan multiguna berpengaruh terhadap minat nasabahmenggunakan jasa PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinasabah memilih produk pembiayaan multiguna di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

c. Untuk mengetahui manfaat produk pembiayaan multiguna bagi nasabah di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

2. Kegunaan Penelitian a. Bagi Peneliti

1) Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan merumuskan hasil penelitian tersebut kedalam bentuk tulisan.

2) Menambah wawasan tentang ilmu perbankan syariah dari segala bidangkhususnya tentang produk pembiayaan yang ada di bank syariah, yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengerjakan skripsi tersebut.

(6)

3) Untuk menambah wawasan baru mengenai pembiayaan Multigunadan untuk persyaratan dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan S1 Program Studi Ekononi Syariah Fakultas Agama Islam UISU Medan.

b. Bagi Praktisi

Mengetahui terntang produk pembiayaan multiguna di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

c. Secara Akademisi

1) Memberikan masukan kepada akademisi untuk pengembangan pola pikir terhadap kegiatan ekonomi secara Islami.

2) Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang perbankan.

3) Untuk memberikan masukan kepada pihakPT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad, untuk dapat lebih mengembangkan produk lagi agar setiap produk yang ditawarkan dapat memberikan keuntungan dan nasabah lebih meningkat lagi bagi PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

D. Batasan Istilah

Batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.4

4Winkel, Psikologi Pedidikan dan Evaluasi Belajar,Gramedia, Jakarfta, 1986, hlm. 30

(7)

Produk, adalah barang atau jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya diproses produksi dan menjadi hasil akhir dari proses produksi itu.5

Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak yang bersangkutan yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengambil dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil yang telah di sepakati. Pembiayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembiayaan berdasarkah akad murabahah (jual beli ).

Pembiayaan Multiguna, adalah Fasilitas Pembiayaan Konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian barang kebutuhan konsumtif dan/atau jasa sesuai prinsip syariah dengan disertai agunan berupa tanah dan bangunan yang ditinggali berstatus SHM atau SHGB dan bukan barang yang dibiayai.6

Bank syariah adalah bank yang aktifitasnya meninggalkan masalah riba.

Bank syariah adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasionalnya dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-qur’an dan Hadits Nabi SAW, dengan kata lain bank syariah yaitu lembaga keuangan yang memiliki usaha pokok memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat Islam. Bank syariah menghindari sistem bunga dalam menjalankan usahanya.

5Hasan Alwi [et.al]., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, hlm 759.

6Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana, Jakarta, 2009, hlm.

349.

(8)

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaaan. Dikatakan sementara, “karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”.7

Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Pengaruh Produk Pembiayaan Multiguna terhadap Minat Nasabah di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad. Adapun hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ha : Terdapat Pengaruh Produk Pembiayaan Multiguna terhadap Minat Nasabahmenggunakan produk pembiayaan multiguna di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

H9: Tidak terdapat Pengaruh Produk Pembiayaan Multiguna terhadap Minat Nasabahmenggunakan produk pembiayaan multiguna di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

G. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam penulisan ini dilakukan sesuai dengan sistematika yang telah ditentukan yang tediri atas lima bab, dengan rincian sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, bab ini berisikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Batasan Istilah, Telaah Pustaka, Hipotesis, dan Sistematika Pembahasan.

7Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2016, hlm 63

(9)

Bab II : Landasan Teoretis, bab ini membicarakan: 1. Tinjauan Umum Bank Syariah, 2. Tinjauan Umum Pembiayaan Multiguna, meliputi:Pengertian Pembiayaan Multiguna, Fungsi Pembiayaan, Unsur Pembiayaan, dan Manfaat Pembiayaan, 3. Minat Nasabah.

Bab III : Metodologi Penelitian yang meliputi; Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel, Metode Penelitian, Variabel dan Indikator, Jenis dan Sumber Data, Informan Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis dan Pengolahan Data.

Bab IV : Laporan Hasil Penelitian, dalam hal ini penulis mengemukakan tentang Deskripsi Hasil Penelitian, Pengujian Instrumen Penelitian, Pengujian Hipotesis, dan Pembahasan Hasil Penelitian

Bab V :Kesimpulan dan Saran, pada bab terakhir ini adalah penutup yang terdiri atas Kesimpulan dan beberapa Saran yang disampaikan kepada berbagai pihak.

(10)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum Bank Syariah 1. Bank Syariah

Bank Syariah adalah “bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah”.8

Umumnya yang dimaksud dengan bank Syariah adalah “lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi di sesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah”.9 Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan yang kegiatan operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.

Kesimpulannya adalah bahwa karakteristik utama bank syariah adalah ketiadaan bunga sebagai representasi dari riba yang diharamkan. Karakteristik inilah yang menjadikan perbankan syariah lebih unggul pada beberapa hal termasuk pada sistem operasional yang dijalankan.

8Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hlm. 413

9Sudarsono, Heri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, EKONISIA, Yogyakarta, 2008, hlm. 27

10

(11)

Keberadaan bank yang berdasarkan prinsip syariah di Indonesia masih relatif baru, yaitu baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat Muslim terbesar di dunia. Prakarsa untuk mendirikan bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Diskusi tentang bank syariah sebagai basis ekonomi Islam sudah mulai dilakukan pada awal tahun 1980-an.10

“Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI), walaupun perkembangannya sedikit terhambat bila dibanding dengan negara-negara Muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus berkembang”.11

Perkembangan perbankan syariah ini tentunya juga harus didukung oleh sumber daya insani yang memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya, namun realita yang ada menunjukan bahwa masih banyak sumber daya insani yang selama ini terlibat di institusi syariah tidak memiliki pengalaman akademis maupun praktis dalam Islamic Banking. Tentunya kondisi ini cukup signifikan mempengaruhi produktivitas dan profesionalisme perbankan syariah itu sendiri. Inilah yang harus mendapatkan perhatian dari kita semua, yakni mencetak sumber daya insani yang mampu mengamalkan ekonomi syariah di semua lini karena sistem yang baik tidak mungkin dapat berjalan bila tidak didukung oleh sumber daya insani yang baik pula.12

2. Landasan Hukum Perbankan Syariah

Bank syariah ialah bank yang berasaskan, antara lain, pada asas kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil.

Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh

10Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2010, hlm. 188

11Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Raja Grafindo Persada.

Jakarta, 2010, hlm. 25

12Ibid., hlm. 27

(12)

pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan.13 Beberapa landasan hukum perbankan syariah adalah sebagai berikut:

1. Al-Qur’an dalam Firman Allah QS. Ar-Rum ayat 39:

يُت ۡ مَٰتامَٰء ٓامَٰ مَٰو ِۖبِ للَّهِٱ مَٰدنبِع سْاوُ ۡلمَٰ مَٰلَمَٰف بِساللَّهِنٱ بِل مَٰو ۡ مَٰأ ٓيبِف سْا مَٰوُ ۡلمَٰ ِّٱ ا ٗ ِّل ِّ يُت ۡ مَٰتامَٰء ٓامَٰ مَٰو مَٰ وُ بِ ۡ ُ ۡٱ ُيُ مَٰ بِ ٓ مَٰٱ سْوُ مَٰف بِ للَّهِٱ مَٰ ۡ مَٰو مَٰ وُد بِلُت ةٖ ومَٰ مَٰ ِّ

Artinya;

“Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.14

2. Hadits

“Jabir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima riba, orang yang membayarnya, orang yang mencatatnya dan dua orang saksinya”. Kemudian beliau bersabda “Mereka itu sama”. (HR Muslim no. 2995, Kitab al Massaqah).

3. Tujuan Bank Syariah

Selain bertujuan meraih keuntungan sebagaimana layaknya bank konvensional pada umumnya, menurut Muhammad bank syariah juga bertujuan sebagai berikut:

13Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, Rajawali Pers, Jakarta, 2015, hlm. 5

14Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2005, hlm. 408

(13)

1. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Pengumpulan modal dari masyarakat dan pemanfaatannya kepada masyarakat diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial guna tercipta peningkatan pembangunan nasional yang semakin mantap. Metode bagi hasil akan membantu orang yang lemah permodalannya untuk bergabung dengan bank syariah untuk mengembangkan usahanya. Metode bagi hasil ini akan memunculkan usaha-usaha baru dan pengembangan usaha yang telah ada sehingga dapat mengurangi pengangguran.

2. Meningkatnya partisipasi masyarakat banyak dalam proses pembangunan karena keengganan sebagian masyarakat untuk berhubungan dengan bank yang disebabkan oleh sikap menghindari bunga telah terjawab oleh bank syariah. Metode perbankan yang efisien dan adil akan menggalakkan usaha ekonomi kerakyatan.

3. Membentuk masyarakat agar berpikir secara ekonomis dan berperilaku bisnis untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

4. Berusaha bahwa metode bagi hasil pada bank syariah dapat beroperasi, tumbuh, dan berkembang melalui bank-bank dengan metode lain.15

4. Fungsi Bank Syariah

Fungsi bank syariah menurut Ismail adalah sebagai berikut:16 a. Fungsi Utama Bank Syariah

Bank syariah memiliki tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dan investasi, menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, serta memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah.

b. Fungsi Bank Syariah Dalam Memperoleh Keuntungan

Masyarakat yang memiliki dana akan membutuhkan bank syariah sebagai tempat untuk menyimpan dananya. Dalam menghimpun dana masyarakat, bank syariah akan membayar biaya bagi hasil atau bonus atas simpanan dana dari masyarakat. Pembayaran bonus dan/atau bagi hasil kepada pihak ketiga

15Muhammad, Op.Cit., hlm 6

16 Ismail. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2017, hlm. 39-47

(14)

tergantung pada akad antara pemilik dana (nasabah) dengan pengguna dana (bank syariah).

Dalam menyalurkan dana kepada masyarakat, bank syariah akan memperoleh jasa berupa margin keuntungan atau bagi hasil. Bank syariah juga menawarkan produk jasa perbankan yang dapat meningkatkan pendapatannya berupa fee atas jasa yang diberikan. Pendapatan fee atas jasa pelayanan bank kepada nasabah disebut dengan fee based income. Meskipun secara total, fee based income belum mampu menyaingi total pendapatan margin keuntungan dan pendapatan bagi hasil, namun fee based income sangat diperlukan oleh bank syariah untuk meningkatkan pendapatan. Beberapa bank meningkatkan pelayanan jasa dengan meningkatkan teknologi dan sistem informasi. Salah satu pelayanan jasa yang dikembangkan oleh bank syariah antara lain ATM bersama, RTGS, intercity kliring, SKN (Sistem Kliring Nasional), Internet banking, SMS banking, dan produk pelayanan jasa lainya. Bank syariah akan memperoleh pendapatan margin keuntungan atas pembiayaan yang menggunakan akad jual beli, pendapatan bagi hasil atas pembiayaan yang diberikan dengan menggunakan akad kerja sama usaha.

c. Fungsi Bank Syariah Sebagai Lembaga Perantara Keuangan

Sebagai lembaga perantara keuangan, bank Syariah menjembatani kebutuhan dua pihak yang berbeda. Satu pihak merupakan nasabah yang memiliki dana dan pihak lainnya merupakan nasabah yang membutuhkan dana.

Penghimpunan dana yang dilakukan oleh bank syariah pada umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan akad wadiah dan mudharabah. Pembiayaan yang diberikan oleh bank secara garis besar dilihat dari segi akadnya, dapat dibedakan

(15)

menjadi tiga jenis yaitu pembiayaan dengan akad jual beli, kerja sama usaha, dan sewa menyewa. Bank syariah berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan, yang tugasnya yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus unit) pada satu sisi, dan sisi lain, bank syariah juga menyalurkan dana kepada masyarakat yang sedang membutuhkan dana (defisit unit).

5. Peranan Bank Syariah

Menurut Muhammad peranan bank syariah secara nyata dapat terwujud dalam aspek-aspek berikut:

1. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.

2. Memberdayakan ekonomi umat dan beroperasi secara transparan. Artinya, pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi kerakyatan, dan upaya ini terwujud jika ada mekanisme operasi yang transparan.

3. Memberikan return yang lebih baik. Artinya investasi di bank syariah tidak memberikan janji yang pasti mengenai return (keuntungan) yang diberikan kepada investor.

4. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan. Artinya, bank syariah mendorong terjadinya transaksi produktif dari dana masyarakat. Dengan demikian, spekulasi dapat ditekan.

5. Mendorong pemerataan pendapatan. Artinya, bank syariah bukan hanya mengumpulkan dana pihak ketiga, namun dapat mengumpulkan dana Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS).

6. Peningkatan efisiensi mobilisasi dana. Artinya, adanya produk al- mudharabah al-muqayyadah, berarti terjadi kebebasan bank untuk melakukan investasi atas dana yang diserahkan oleh investor, maka bank syariah sebagai financial arranger, bank memperoleh komisi atau bagi hasil, bukan karena spread bunga.

7. Uswah hasanah implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha bank.

8. Salah satu sebab terjadinya krisis adalah adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).17

Bank syariah karena sifatnya sebagai bank berdasarkan prinsip syariah wajib memposisikan diri sebagai uswatun hasanah dalam implementasi moral dan

17Muhammad, Op.Cit., hlm. 16-17

(16)

etika bisnis yang benar atau melaksanakan etika dan moral agama dalam aktivitas ekonomi.

6. Produk Bank Syariah

Penerapan produk dalam praktek di bank syariah telah diatur oleh Bank Indonesia dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia dalam bentuk Kodifikasi Produk Perbankan Syariah sebagai berikut:

1. Penghimpunan Dana

a) Giro Syariah, dengan akad Wadiah dan Mudharabah.

b) Tabungan Syariah, dengan akad Wadiah dan Mudharabah.

c) Deposito Syariah, dengan akad Mudharabah.

2. Penyaluran Dana/Pembiayaan

a) Pembiayaan Atas Dasar Akad Mudharabah.

b) Pembiayaan Atas Dasar Akad Musyarakah.

c) Pembiayaan Atas Dasar Akad Murabahah.

d) Pembiayaan Atas Dasar Akad Salam.

e) Pembiayaan Atas Dasar Akad Istishna’.

f) Pembiayaan Atas Dasar Akad Ijarah.

g) Pembiayaan Atas Dasar Akad Qardh.

h) Pembiayaan Multijasa, dengan akad Ijarah dan Kafalah.

i) Pembiayaan Multijasa Atas Dasar Akad Ijarah.

j) Pembiayaan Multijasa Atas Dasar Akad Kafalah.

3. Pelayanan Jasa

a) Letter Of Credit (L/C) Impor Syariah, dengan akad: Wakalah bil Ujroh dan Kafalah.

b) Bank Garansi Syariah, dengan akad Kafalah.

c) Penukaran Valuta Asing, dengan akad Sharf.18

B. Tinjauan Umum Pembiayaan Multiguna 1. Pengertian Pembiayaan Multiguna

Pembiayaan Multiguna merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan Bank kepada Nasabah untuk tujuan membiayai kebutuhan nasabah dalam rangka

18Antonoi, Syafi’i Muhammad. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, 2017, hlm. 123-144

(17)

memperoleh benda/barang di luar kendaraan bermotor, mobil, tanah dan/atau bangunan, dan logam mulia.

Kini perbankan sudah banyak menawarkan berbagai macam produk untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya, salah satunya adalah jenis pembiayaan yang bersifat konsumtif. Kini produk konsumtif berkembang cukup baik dengan ditandai oleh adanya penyediaan jasa pembiayaan untuk kebutuhan yang bersifat konsumtif.

Dalam rangka meningkatkan jumlah variasi dari produk pembiayaan konsumtif serta memanfaatkan potensi pasar saat ini. Sebagian besar bank-bank yang berada di Indonesia khusunya bank syari’ah membuat produk dari pembiayaannya seperti pembiayaan multiguna. Jenis pembiayaan multiguna ini merupakan salah satu fasilitas pembiayaan dari bank syari’ah yang bisa dimanfaatkan nasabahnya untuk keperluan pembiayaan pendidikan, kesehatan, renovasi rumah, dan lain sebagainya.

Pembiayaan multiguna adalah pembiayan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap prusahaan/instansi (nasabah).

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.

Landasan hukumnya adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/24/PBI/2004 Bab V Pasal 36 yaitu bank wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip-prinsip kehati-hatian dalam melakukan kegiatan usaha yang meliputi penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi.19

19Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 6/24/PBI/2004 Bab V Pasal 36

(18)

Pembiayaan merupakan aktivitas bank sayri’ah dalam menyalurkan dananya kepada pihak nasabah yang membutuhkan dana. Pembiayaan sangat bermanfaat bagi bank syari’ah, nasabah dan pemerintah. Pembiayaan memberikan hasil yang paling besar di antara penyaluran dana lainnya yang dilakukan oleh bank syari’ah. Sebelum menyalurkan dana melalui pembiayaan, bank syari’ah perlu melakukan analisis pembiayaan yang mendalam.\

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain.20

Menurut M. Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.21

Menurut Hendry pembiayaan adalah kerjasama antara lembaga dan nasabah dimana lembaga sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan nasabah sebagai fungsi untuk menghasilkan usahanya. Pembiayaan menurut Undang Undang Perbankan No.7 tahun 1992 kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu.22 Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah

20Muhammad. Op.Cit., hlm. 17.

21Muhammad Syafi’i Antoni, Bank Syariah Dari Teori Kepraktek, Gema Insani Press, Jakarta, 2001, hlm. 160.

22Arrison Hendry, Perbankan Syariah, Muamalah Institute, Jakarta, 1999, hlm. 25

(19)

penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.23

Kemudian dijelaskan lagi dalam UU no. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1 poin ke 25 menjelasakan bahwa: Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan berupa:

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa tujuan pembiayaan adalah untuk menambah modal usaha baik kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima pembiayaan (debitur), dengan perjanjian yang telah dibuat dan disepakati dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

23Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan

(20)

2. Fungsi Pembiayaan

Dalam pembiayaan, memiliki beberapa fungsi yang sangat beragam, karena keberadaan Bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis yang aman, diantaranya:

1) Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur

2) Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank konvensional karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh bank konvensional

3) Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang dilakukan.

Selain fungsi-fungsi di atas, terdapat fungsi lainnya yang berhubungan dengan suatu pembiayaan, di antaranya:

a) Meningkatkan daya guna uang. Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito.Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaanya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas.

b) Meningkatkan daya guna barang. Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.

c) Meningkatkan peredaran uang. Pembiayaan yang disalurkan melalui rekening-rekening Koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya seperti cek, bilyet giro, wesel, dan sebagainya.

Melalui pembiayaan peredaran uang kartal dan giral akan lebih berkembang karena pembiayaan meningtakan suatu kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif apalagi secara kuantitatif.

(21)

d) Stabilitas ekonomi, yaitu dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah- langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha antara lain:

pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana, dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat. Maka untuk menekan arus inflasi dan terlebih untuk usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank memegang peran yang sangat penting.

Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal, dan buruh atau karyawan mengalami peningkatan pendapatan, maka pendapatan negara via pajak akan bertambah, penghasilan devisa bertambah dan penggunaan devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga langsung atau tidak, melalui pembiayaan, pendapatan nasional akan bertambah.24

Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi ke dalam 2 hal berikut:

1) Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2) Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang umumya perorangan.25

Setelah melihat beberapa fungsi di atas, bisa terlihat bahwa adanya pembiayaan dalam sebuah Bank dan lembaga keuangan juga untuk meningkatkan peredaran uang di masyarakat, sehingga Bank sebagai lembaga intermediasi antara pihak surplus dengan pihak defisit mampu bekerja secara optimal.

3. Unsur Pembiayaan

1) Bank Syariah. Merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada pihak lain yang membutuhkan dana.

2) Mitra Usaha (Nasabah). Merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari bank syariah, atau pengguna dana yang disalurkan oleh bank syariah.

24Rivai, Veitzhal & Arfiyan Arifin, Islamic Banking, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hlm.

683-686.

25A. Karim Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 234.

(22)

3) Kepercayaan. Bank syariah memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pembiayaan bahwa mitra (nasabah) akan memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana bank syariah sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan. Bank syariah memberikan pembiayaan kepada nasabah sama artinya dengan bank memberikan kepercayaan kepada pihak penerima pembiayaan, bahwa pihak penerima pembiayaan akan dapat memenuhi kewajibannya.

4) Akad. Akad merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan antara bank syariah dengan pihak penerima pembiayaan (Nasabah).

5) Risiko. Setiap dana yang disalurkan oleh bank syariah kepada nasabah selalu mengandung risiko tidak kembalinya dana yang disalurkan. Risiko pembiayaan merupakan kemungkinan kerugian yang akan timbul karena dana yang disalurkan tidak dapat kembali.

6) Jangka Waktu. Merupakan periode waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk membayar kembali pembiayaan yang telah diberikan oleh pihak bank syariah. Jangka waktu dapat bervariasi antara lain jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

7) Balas Jasa. Sebagai balas jasa atas dana yang disalurkan oleh pihak bank syariah, maka nasabah membayar kembali pembiayaan dengan jumlah tertentu sesuai akad yang disepakati antara pihak bank dengan nasabah.

4. Manfaat Pembiayaan

1) Manfaat Pembiayaan Bagi Bank

(23)

a) Pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah akan mendapat balas jasa berupa bagi hasil, margin keuntungan, dan pendapatan sewa, tergantung pada akad pembiayaan yang telah diperjanjikan antara bank syariah dan nasabah.

b) Pembiayaan akan berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank. Hal ini dapat tercermin pada perolehan laba. Dengan adanya peningkatan laba usaha bank akan menyebabkan kenaikan tingkat profitabilitas bank.

c) Pemberiaan pembiayaan akan berpengaruh kepada nasabah secara sinergi akan memasarkan produk bank syariah lainnya seperti produk dana dan jasa. Salah satu kewajiban debitur yaitu membuka rekening (giro wadiah, tabungan wadiah, atau tabungan mudharabah) sebelum mengajukan permohonan pembiayaan. Sehingga pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah, secara tidak langsung juga telah memasarkan produk pendanaan maupun produk pelayanan jasa bank.

2) Manfaat Pembiayaan Bagi Debitur (Nasabah)

a) Kesempatan untuk membeli atau memiliki barang lebih mudah. Meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup menutup seluruh harga barang atau jasa.

b) Meningkatkan usaha nasabah. Pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah memberikan manfaat untuk memperluas volume usaha.

Pembiayaan untuk membeli bahan baku, pengadaan mesin peralatan, dapat membantu nasabah untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan.

c) Biaya yang diperlukan dalam rangka mendapatkan pembiayaan dari bank syariah lebih murah, misalnya biaya provisi.

(24)

d) Nasabah dapat memilih berbagai jenis pembiayaan berdasarkan akad yang sesuai dengan tujuan penggunannya.

e) Jangka waktu pembiayaan disesuaikan dengan jenis pembiayaan dan kemampuan nasabah dalam membayar kembali pembiayaannya sehingga nasabah dapat mengestimasikan keuangannya dengan tepat.

3) Manfaat Pembiayaan Bagi Pemerintah

a) Pembiayaan dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan sektor riil, karena uang yang tersedia di bank menjadi tersalurkan kepada pihak yang melaksanak usaha.

Pembiayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk investasi atau modal kerja, akan meningkatkan volume produksinya, sehingga peningkatan volume produksi akan berpengaruh pada peningkatan volume usaha dana pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan secara nasional.

b) Pembiayaan bank dapat digunakan sebagai pengendali moneter.

Pembiayaan yang diberikan bank pada saat dana bak berlebihan atau dengan kata lain pada saat peredaran uang di masyarakat terbatas.

Pemberian pembiayaan ini dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat akan bertambah sehingga arus barang juga bertambah.

Sebaliknya, dalam peredaran uang di masyarakat meningkat, maka pemberiaan pembiayaan dibatasi, sehingga peredaran uang di masyarakat dapat dikendalikan, sehingga nilai uang dapat stabil.

c) Secara tidak langsung pembiayaan bank syariah dapat meningkatkan pendapatan negara, yaitu pendapatan pajak antara lain pajak pendapatan dari bank dan pajak pendapatan dari nasabah.

(25)

4) Manfaat Bagi Masyarakat Luas

a) Mengurangi tingkat pengangguran. Pembiayaan yang diberikan untuk perusahaan dapat menyebabkan tambahan tenaga kerja karena adanya peningkatan volume produksi, tentu akan menambah jumlah tenaga kerja.

b) Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu, misalnya akuntan, notaris, appraisal independent, asuransi. Pihak ini diperlukan oleh bank untuk mendukung kelancaran pembiayaan.

c) Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan jasa perbankan misalnya letter of credit, bank garansi, transfer, kliring, dan layanan jasa lainnya.26

C. Minat Nasabah 1. Pengertian Minat

Dalam kamus bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai sebuah kesukaan (kecendrungan hati) kepada suatu perhatian atau keinginan. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian prasangka atau kecendrungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.27 Minat adalah kecendrungan seseorang yang tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang dan diperhatikan secara terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.28

26Ismail, Op.Cit., hlm. 111-112

27Andi Mappiare, Psikologi Orang Dewasa Bagi Penyesuaian Dan Pendidikan, Usana Offset Printing, Surabaya, 2004, hlm. 62.

28Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2012, hlm. 180.

(26)

Sedangkan Suryabrata mengatakan minat adalah kecendrungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu objek atau menyenangi sesuatu objek.29 Minat merupakan motivasi yang mendorong orang melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Setiap minat akan memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Pikiran mempunyai kecendrungan bergerak dalam sector rasional analisis, sedang perasaan yang bersifat halus atau tajam lebih mendambakan kebutuhan. Sedangkan akal berfungsi pengikat fikiran dan perasaan itu dalam koordinasi yang harmoni, agar kehendak bisa diatur dengan sebaik-baiknya.30

Ada beberapa tahapan minat yaitu:

1) Informasi yang jelas sebelum memilih.

2) Pertimbangan yang matang sebelum memilih.

3) Keputusan memilih.

Dengan demikian maka dapat diartikan bahwa minat adalah dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Selain itu minat dapat timbul karena adanya faktor eksternal dan juga adanya faktor internal. Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk membangkitkan semangat untuk melakukan tindakan yang diminati dalam hal ini minat nasabah memilih

29Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm.

109.

30Sukanto, Nafsiologi: Suatu Pendekatan Alternatif Atas Psikologi, Integrita Press, Jakarta, 2015, hlm. 120.

(27)

Produk Pembiayaan Multiguna di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Beberapa faktor yang mempengaruhi minat nasabah dalam memilih suatu pembiyayaan yaitu:

1. Pelayanan

Pelayanan (customer service) secara umum adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan atau ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, melalui pelayanan ini keinginan dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi. Pada hakekatnya pelayanan adalah serangkaian kegiatan yang merupakan sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat, proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain.31Dalam Kamus Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pelayanan adalah sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain, sedangkan melayani yaitu membantu menyiapkan atau membantu apa yang diperlukan seseorang.

Untuk membangun tingkat kepercayaan kepada nasabah dalam rangka memberikan kepada nasabah dalam rangka memberikan keyakinan terhadap produk yang akan ditawarkan kepada calon nasabah, maka pihak perbankan perusahaan harus berusaha melayani dengan memberikan

31Nuzul Ikhwal. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Bank Syariah Kota Batam’. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam. No. 2. Vol. 2.

2017. hlm. 188.

(28)

pelayanan yang baik dengan bermaksud untuk memberikan kepercayaan nasabah maupun calon nasabah.

Adapun beberapa bentuk-bentuk pelayanan yaitu:

1) Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang hubungan masyarakat (humas), bidang layanan informasi dan bidang- bidang lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

2) Layanan dengan tulisan

Layanan dengan tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam pelaksanaan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi peranannya. Pada dasarnya pelayanan melalui tulisan tulisan cukup efisien terutama layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar layanan dalam bentuk tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani, satu hal yang dapat diperhatikan adalah faktor kecepatan, baik dalam pengolahan masalah maupun proses penyelesaiannya, (pengetikannya, penandatanganannya, dan pengiriman kepada yang bersangkutan).

3) Layanan dengan perbuatan

Dilakukan oleh sebagian besar kalangan menegah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan keterampilan petugas tersebut sangat menetukan hasil perbuatan atau pekerjaan.

(29)

2. Promosi

Sebenarnya ada banyak sekali versi pengertian promosi yang dikemukakan oleh para ahli pemasaran di seluruh dunia, tetapi kesimpulannya kurang lebih sama, yaitu promosi adalah untuk memberitahukan, menginformasikan, menawarkan, membujuk, atau menyebarluaskan suatu produk atau jasa kepada calon konsumen dengan tujuan agar calon konsumen tersebut pada akhirnya dapat melakukan pembelian. Orang melakukan promosi agar tujuan yang tercapai, beberapa tujuan dari promosi yaitu:

1) Untuk menyebarluaskan informasi suatu produk kepada calon konsumen yang potensial.

2) Untuk mendapatkan konsumen baru dan untuk menjaga loyalitas konsumen tersebut.

3) Untuk menaikkan penjualan serta laba/keuntungan.

4) Untuk membedakan dan mengunggulkan produknya dibandingkan dengan produk competitor.

5) Untuk branding atau membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.

6) Untuk merubah tingkah laku dan pendapat konsumen tentang suatu produk.

Begitu pula dengan bank syariah yang melakukan sebuah promosi agar menarik perhatian nasabah dalam memilih pembiayaan-pembiayaan multiguna yang ada di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad.

(30)

3. Lokasi/Tempat (Place)

Tempat adalah salah satu konsep Bauran Pemasaran yang biasanya juga sering disamakan dengan saluran distribusi. Saluran distribusi adalah serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis atau pelanggan.32 Tempat adalah dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan dan bisa berbentuk perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tempat adalah saluran bagi produsen untuk menjual produknya kepada konsumen.

Lokasi berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi dan karyawannya ditempatkan. Hal yang penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat. Faktor- faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah:

1) Akses, yaitu kemudahan untuk menjangkau, misalnya lokasi yang mudah dijangkau sarana trasportasi umum.

2) Visibilitas, misalnya lokasi yang dapat dilihat dengan jelas di tepi jalan.

3) Lalu lintas (traffic) menyangkut pertimbangan banyak orang yang lalu- lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang seringkali terjadi spontan, tanpa perencanaan atau tanpa melalui usaha-usaha khusus.

4) Tempat parkir yang luas, aman, dan nyaman untuk kendaraan.

5) Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan.

6) Persaingan, yaitu lokasi pesaing.33

32Marina, Edy, Sunarti. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian.

Jurnal Administrasi Bisnis. No. 1. Vol. 37. 2016. hlm. 182.

33Edi, Riawan. Strategi Pemasaran Produk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam. No. 3. Vol. 3. 2017.

(31)

Lokasi/Tempat (place) menjadi hal yang sangat penting dalam suatu minat nasabah untuk bertransaksi di PT Bank Sumut Kantor Cabang Syariah Medan Ringroad, karena tempat merupakan suatu penentuan nyaman atau tidaknya suatu hal.

D. Telaah Pustaka

Peneliti menelaah beberapa hasil Skripsi yang berkaitan dengan apa yang akan peneliti paparkan dalam penelitian ini nantinya. Hasil Skripsi yang telah ada sebelumnya memberikan gambaran umum tentang sasaran yang akan peneliti sajikan dalam Skripsi ini dengan melihat posisi di antara Skripsi yang telah ada, yang nantinya dapat menghindarkan kesamaan dari Skripsi sebelumnya.

Sehubungan dengan penelitian ini, ada beberapa Skripsi yang secara tidak langsung berkaitan dengan pembahasan Skripsi ini, antara lain:

Tabel 2.1 Telaah Pustaka No Penulis /

Tahun

Judul Penelitian

Lokasi Metode Kesimpulan 1 Chusnul

Chotimah / 2014

Pengaruh Produk, Layanan, Promosi dan Lokasi Terhadap Masyarakat Memilih Bank Syariah di Surakarta ”

Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta dan BTN Syariah Cabang Surakarta

Regresi linier berganda, uji t, uji f dan koefesien determinasi (R2).

Pelayanan dan lokasi

berpengaruh terhadap masyarakat memilih bank syariah.

Sedangkan produk dan promosi tidak berpengaruh terhadap masyarakat memilih bank syariah 2 Ayu Retno

Sari / 2015

Faktor-faktor yang

Bank Syariah di

Regresi Linier

Variabel pengetahuan

(32)

Mempengaruhi Kurangnya Minat Masyarakat Muslim Menabung di Bank Syariah”

(Studi Kasus Masyarakat Muslim di Kabupaten Bantul, Yogjakarta)

Kabupaten Bantul

dan promosi secara individual berpengaruh signifikan dan positif

terhadap kurangnya minat masyarakat muslim di Kab. Bantul untuk

menabung di bank syariah 3 Rahma

Yulianti / 2015

Pengaruh Minat Masyarakat Aceh Terhadap Keputusan Memilih Poduk Perbankan Syariah di Kota Banda Aceh

Nasabah bank syariah di wilayah kota Banda Aceh

Regresi linier berganda, uji t, uji f, dan koefesien determinasi (R2)

Motif religius berpengaruh secara positif terhadap variabel pertimbangan nasabah dalam memutuskan memilih produk bank syariah.

Semakin baik dalam

impelementasi syariah maka nasabah akan semakin mempertimban gkan untuk memilih produk bank syariah.

Sedangkan dengan kualitas layanan berpengaruh positif terhadap variabel pertimbangan nasabah dalam

(33)

memutuskan memilih bank syariah.

Semakin baik kualitas layanan yang ditawarkan, maka nasabah cenderung untuk lebih memilih produk bank syariah 4 Anita

Rahmawat y / 2014

Pengaruh Persepsi Tentang Bank Syariah

Terhadap Minat Menggunakan Produk di BNI Syariah Semarang

Nasabah BNI Syariah Semarang

Regresi linier berganda, uji t, uji f, dan koefesien determinasi (R2)

(1) persepsi tentang bunga bank

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah; (2) persepsi tentang sistem bagi hasil berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat menggunakan produk bank syariah; (3) persepsi tentang produk bank syariah tidak

berpengaruh terhadap minat menggunakan produk bank syariah 5 Yayan

Fauzi / 2010

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Nasabah Menabung di

BNI Syari’ah Kantor Cabang Yogyakarta

Kualitatif Kualitas pelayanan, nisbah bagi hasil, kualitas produk

(34)

Perbankan Syariah”

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nasabah menabung pada BNI Syari’ah cabang Yogyakarta sedangkan religiositas tidak

berpengaruh terhadap nasabah menabung pada BNI Syari’ah Cabang Yogyakarta

E. Kerangka Pemikiran

Adapun kerangka penelitian disusun dalam bagan/sketsa gambaran bagaimana Pengaruh Produk Pembiayaan Multiguna terhadap Minat Nasabah menggunakan jasa di PT Bank Sumut Kantor Cabang sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Produk Pembiayaan Multiguna

PT Bank Sumut Medan Ringroad (X)

Minat Nasabah Menggunakan Jasa PT Bank Sumut Medan

Ringroad (Y)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan terdapat pengaruh nyata varietas tanaman yang diuji terhadap tinggi tanaman, namun tidak terdapat pengaruh nyata

Akidah Akhlak) dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa di SMA Ulul Albab Sepanjang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, sedanglcan

Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik

28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Dari uji hipotesis sebelumnya, didapati hasil bahwa adanya hubungan antara gaya kepemimpinan station manager dengan kinerja penyiar RAPENDIK, artinya ketika gaya

Penyusunan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dalam

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk