• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KOMPONEN – KOMPONEN KONDISI FISIK TERHADAP HASIL PERMAINAN WOODBALL PADA ATLET UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) WOODBALL UPI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KOMPONEN – KOMPONEN KONDISI FISIK TERHADAP HASIL PERMAINAN WOODBALL PADA ATLET UNIT KEGIATAN MAHASISWA (UKM) WOODBALL UPI."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI………. vii

DAFTAR TABEL………. xi

DAFTAR GAMBAR……… xii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah……….…… 5

C. Tujuan Penelitian……… 6

D. Manfaat Penelitian……….. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN………. 9

A. Woodball………. 9

1. Sejarah Woodball………... 9

2. Permainan Woodball……….. 11

a. Prinsip-Prinsip Umum……….. 11

b. Desain Permainan Woodball……….... 11

(2)

d. Peraturan Permainan……….………… 14

3. Perlengkapan Woodball……….…….. 15

a. Prinsip-Prinsip Umum……….……. 15

b. Spesifikasi Lapangan………..…….. 15

4. Pertandingan Woodball……….………... 19

a. Prinsip-Prinsip Umum……….. 19

b. Sistem Kompetisi……….. 19

c. Hasil Pertandingan……… 23

5. Karakteristik Permainan Woodball……….. 24

B. Kondisi Fisik………... 27

1. Pengertian Kondisi Fisik……… 27

2. Manfaat Latihan Kondisi Fisik………... 27

3. Komponen Kondisi Fisik……… 28

a. Kekuatan……….….. 30

b. Kelentukan……….…... 31

c. Kecepatan………. 32

d. Daya Tahan………... 33

e. Koordinasi……… 33

4. Kondisi Fisik Olahraga Woodball……….. 34

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis………... 44

1. Anggapan Dasar………. 44

2. Hipotesis……….... 45

(3)

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian……… 47

1. Lokasi Penelitian……….. 47

2. Populasi Penelitian………... 47

3. Sampel Penelitian……… 47

B. Desain Penelitian……… 48

C. Metode Penelitian………... 50

D. Definisi Operasional..………. 51

E. Instrument Penelitian………..……… 52

F. Prosedur Analisis Data………...………... 61

G. Hipotesis Statistika Penelitian……… 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 65

A. Deskripsi Data………. 65

B. Analisis Data………... 67

1. Hasil Pengujian Normalitas Data………. 67

2. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Antara Kekuatan, Kelentukan, Power otot lengan, Daya Tahan Otot Dan Daya Tahan Umum Terhadap Hasil Permainan Woodball.……….. 69

a. Koefisien Korelasi………...…….………. 69

b. Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Koefisien Korelasi…….. 72

3. Hasil Penghitungan Koefisien Determinan……….. 74

C. Analisis Temuan………. 76

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 82

(4)

B. Rekomendasi………... 83

DAFTAR PUSTAKA……… 84

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1 Contoh urutan nama pemain dan pembagian pemukul pertama…… 25

3.1 Interpretasi nilai korelasi……… 63

4.1 Hasil Penghitungan Nilai Rata-Rata dan Standar Deviasi…………. 67

4.2 Hasil Pengujian Normalitas Data………... 68

4.3 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Indikator Variabel Kekuatan, Kelentukan, Power otot lengan, Daya Tahan Otot Dan Daya Tahan Umum Terhadap Hasil Permainan Woodball……… 70

4.4 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Indikator variabel kekuatan, kelentukan, power otot lengan, daya tahan otot dan daya tahan umum secara bersama-sama terhadap hasil permainan woodball………. 71

4.5 Hasil Penghitungan Koefisien Determinan……… 74

4.6 Kategori Nilai Kondisi Fisik……….. 80

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Garis Area Start………...……... 13

2.2 Pusat Area Gate……….. 13

2.3 Spesifikasi Bola……….. 15

2.4 Mallet………..…... 16

2.5 Kepala Mallet………. 16

2.6 Bantalan Karet Mallet……… 17

2.7 Gawang (Gate)………...…… 17

2.8 Botol Gawang..………... 18

2.9 Cangkir Gawang…..………...…… 18

2.10 Tongkat Besi Gawang…..……….. 18

2.11 Interpedensi Antara Komponen-Komponen Biomotorik………... 30

2.12 Mekanika Ayunan Golf dan Woodball……….. 34

3.1 Desain Penelitian……… 49

3.2 Langkah-Langkah Penelitian………... 50

3.3 Hand Dynamometer………... 54

3.4 Leg Dynamometer……….. 55

3.5 Back Dynamometer……… 56

3.6 Push Up……….. 58

3.7 Squat Jump………. 59

3.8 Back Lifts………... 60

4.1 Hasil Penghitungan Korelasi Kekuatan, Kelentukan, Power otot lengan, Daya Tahan Otot, Dan Daya Tahan Umum Terhadap Hasil Permainan Woodball………. 74

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1 Data hasil tes kekuatan otot lengan dan bahu………..………. 88

2 Data hasil tes kekuatan otot tungkai……….. 89

3 Data hasil tes kekuatan otot punggung……….. 90

4 Rata-rata kekuatan………... 91

5 Data hasil tes kelentukan………... 92

6 Data hasil tes power otot lengan………... 93

7 Data hasil tes daya tahan otot……… 94

8 Data hasil tes daya tahan umum……… 95

9 Data hasil tes permainan……….... 96

10 Out Put SPSS Rata-Rata dan Standar Deviasi………..………. 104

11 Out Put SPSS Uji Normalitas………...………. 105

12 Output SPSS Korelasi Kekuatan, Kelentukan, Power Otot Lengan, Daya Tahan Otot, Daya Tahan Umum, terhadap Hasil Permainan Woodbal……… 107

13 Output SPSS Korelasi secara bersama-sama Kekuatan, Kelentukan, Power Otot Lengan, Daya Tahan Otot, Daya Tahan Umum, terhadap Hasil Permainan Woodball……… 109

14 Tabel Koefisien Korelasi………..…… 111

15 Gambar tes kekuatan otot lengan dan bahu…………..……… 112

16 Gambar tes kekuatan otot tungkai……….……… 113

17 Gambar tes kekuatan otot punggung……….… 114

18 Gambar tes kelentukan……….. 115

19 Gambar tes power otot lengan………..……… 117

20 Gambar tes daya tahan otot………...……… 118

21 Gambar tes daya tahan umum………..………….……… 121

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Woodball adalah olahraga yang mirip dengan golf menurut Mr. Ming Hui Weng, yang merupakan pencipta olahraga baru ini. Permainan woodball yaitu

permainan luar ruang yang dimainkan secara perorangan atau tim dengan cara memukul bola secara berangsur-angsur sampai meneroboskan bola ke gawang yang ada disetiap fairway (lintasan) dengan jumlah pukulan sesedikit mungkin (Kriswantoro, 2009). Ketika bola para pemain telah menerobos ke gawang, hal tersebut menunjukan berakhirnya permainan dalam fairway tersebut, dan memulai kembali permainan di fairway selanjutnya. Bola woodball dipukul dengan menggunakan satu tongkat pemukul yang disebut mallet. Bola woodball dan mallet terbuat dari kayu. Bola woodball berdiameter antara 9,5 ± 0,2 centimeter dan berat 350 ± 60 gram, sedangkan mallet berbentuk T dengan ukuran berat 800 gram, panjang mallet 90 ± 10 centimeter, dan ukuran kepala mallet berbentuk botol dengan panjang 21,5 centimeter ± 5 milimeter, sedangkan dasar botol ditutup dengan topi karet.

(9)

untuk lapangan permanen. Panjang fairway bervariasi mulai dari 30 sampai 130 meter, dan lebar tidak kurang dari 3 (tiga) meter dan tidak lebih dari 10 meter. Dalam 12 fairway ada sedikitnya 4 (empat) belokan yaitu 2 (dua) fairway belokan kekanan dan 2 (dua) fairway belokan kekiri. Sedikitnya ada 2 (dua) fairway yang lurus memanjang dengan panjang fairway 81 sampai 130 meter dan 2 (dua) fairway pendek dengan panjang kurang dari 50 meter (Kriswantoro, 2009). Gawang fairway ke-1 (satu) biasanya berdekatan dengan garis start fairway ke-2 (dua) dan seterusnya, namun kondisi tersebut disesuaikan dengan luas venue (lapangan) yang tersedia.

Sistem pertandingan woodball terdiri dari babak penyisihan dihari pertama dan babak final dihari kedua. Pada babak penyisihan seluruh pemain harus menyelesaikan 24 fairway. Sedangkan babak final, pemain akan menyelesaikan hanya 12 fairway atau harus 24 fairway akan ditinjau dan dipertimbangkan kembali oleh organizer pertandingan. Pemain yang memasuki babak final adalah pemain yang memperoleh skor pukulan tersedikit dengan nomor urut atau ranking ke-1 (satu) sampai ke-12. “Skor pukulan Par standar adalah 48 untuk 12 gawang dan 96

untuk 24 gawang” (Kriswantoro, 2009 : 66). Namun yang terjadi dilapangan tidak

semua pemain melakukan par dalam setiap fairway, biasanya skor tersedikit yang diperoleh kurang lebih antara 110-145 untuk 24 gawang.

(10)

jarak pendek akan menjadi pemulihan bagi pemain atau kelompok tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan setelah menyelesaikan fairway jarak panjang, selanjutnya para pemain akan melanjutkan fairway jarak panjang kembali.

Proses pertandingan woodball yang tersebut diatas, mewajibkan pemain atau atlet untuk siap dengan kondisi yang terjadi dilapangan, sehingga dapat dikatakan kondisi fisik atlet sangat diperlukan untuk mencapai hasil atau prestasi yang optimal. Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan dalam peningkatan pencapaian prestasi atlet, bahkan kondisi fisik dikatakan suatu keperluan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang menyebutkan pentingnya aspek kondisi fisik diantaranya Sajoto (Satriya, Sidik, dan Imanudin, 2007 : 51) mengatakan bahwa ‘kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi’. Selanjutnya Harsono (1988 : 153) mengatakan bahwa “sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet”. Begitu juga Bompa (Satriya dkk, 2007 : 51) mengatakan bahwa ‘persiapan fisik merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dari beberapa kasus penting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan untuk mencapai puncak penampilan (prestasi)’.

“Kondisi fisik merupakan program pokok dalam pembinaan atlet untuk

berprestasi dalam suatu cabang olahraga” (Satriya dkk, 2007 : 57). Hal tersebut

(11)

ditingkatkan, serta dilatih, demi tercapainya kondisi fisik yang prima, sehingga kemungkinan cedera yang biasa terjadi akan terhindar, seperti yang dikemukakan oleh Satriya dkk (2007 : 57) “atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cedera yang biasa terjadi jika atlet melakukan kerja fisik yang berat”.

Berkenaan dengan pembinaan kondisi fisik, Satriya dkk (2007 : 61) menjelaskan bahwa unsur kondisi fisik yang perlu dilatih meliputi (1) Kekuatan, (2) Kelentukan, (3) Kecepatan, dan (4) Daya Tahan.

Komponen-komponen fisik tersebut sangatlah dibutuhkan dan harus dilatih dengan baik, akan tetapi setiap cabang olahraga memiliki komponen fisik dominan yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan serta penggunaan otot yang dominan dalam setiap cabang olahraga juga berbeda.

Untuk cabang olahraga woodball, komponen fisik yang perlu dilatih sampai saat ini belum ada literatur serta penelitian yang menjelaskan hal tersebut, maka yang menjadi referensi atau acuan komponen kondisi fisik woodball bertolak pada komponen fisik olahraga golf, karena pada dasarnya olahraga woodball mirip dengan olahraga golf, seperti yang telah dikemukakan oleh pencipta woodball yakni Mr. Ming Hui Weng.

Mengenai komponen fisik cabang olahraga golf, Cholil (2009 : 80) menjelaskan komponen-komponen fisik golf adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan.

1.1. Kekuatan otot lengan dan bahu. 1.2. Kekuatan otot tungkai.

(12)

2. Kelentukan. 3. Power otot lengan. 4. Daya tahan otot.

4.1. Daya tahan otot lengan dan bahu. 4.2. Daya tahan otot tungkai.

4.3. Daya tahan otot punggung. 5. Daya tahan umum.

Untuk mengetahui komponen-komponen fisik yang berkontribusi positif terhadap prestasi atau hasil permainan woodball, maka penulis ingin melakukan penelitian ini, sehingga penulis mengangkat penelitian ini dengan judul “Kontribusi Komponen-Komponen Kondisi Fisik Terhadap Hasil Permainan Woodball Pada Atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung”. Hal ini didorong pula atas dasar kegemaran penulis yang menggeluti olahraga woodball, serta penelitian ini diharapkan menjadi referensi dan literatur tentang olahraga woodball.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

(13)

2. Apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan kelentukan terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung?

3. Apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan power otot lengan terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung?

4. Apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan daya tahan otot terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung?

5. Apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan daya tahan umum terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung?

6. Apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan kekuatan, kelentukkan, power otot lengan, daya tahan otot, dan daya tahan umum secara bersama-sama terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

(14)

2. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan kelentukan terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan power otot lengan terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan daya tahan otot terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung.

5. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan daya tahan umum terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung.

6. Untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi yang positif antara kemampuan kekuatan, kelentukkan, power otot lengan, daya tahan otot dan daya tahan umum secara bersama-sama terhadap hasil permainan woodball pada atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terkait baik secara teoritis maupun secara praktis.

(15)
(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Arikunto (2010 : 173) menjelaskan bahwa

“populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono

(2010 : 80) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka dari

penjelasan para ahli tersebut, penulis menetapkan populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung.

3. Sampel Penelitian

Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku

bagi populasi. Arikunto (2010 : 174) mengatakan bahwa “sampel adalah sebagian

(17)

sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut”.

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Mengenai hal ini, Arikunto (2010 : 183) menjelaskan

bahwa “purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu”. Begitu pula menurut Sugiyono (2010 : 85) sampling purposive adalah

“teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Artinya setiap subjek

yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan dan pertimbangan pengambilan subjek/sampel penelitian ini adalah sampel tersebut menguasai keterampilan dalam permainan woodball serta sampel tersebut telah mengikuti pertandingan woodball sebelumnya. Berdasarkan penjelasan tersebut dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 10 (sepuluh) orang atlet Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Woodball UPI Bandung.

B. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis penelitian untuk diuji kebenarannya. Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan penelitian.

(18)

b. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran. c. Analisis data.

d. Menetapkan kesimpulan.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

r1.y

r2.y

r3.y

r4.y

r5.y

R12345.y

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X1 : Kekuatan.

X2 : Kelentukan.

X3 : Power otot lengan.

X4 : Daya tahan otot.

X5 : Daya tahan umum.

X1, X2, X3, X4, X5 : Komponen fisik.

Y : Hasil permainan woodball.

r1.y : Koefisien korelasi X1 dan Y. r2.y : Koefisien korelasi X2 dan Y. r3.y : Koefisien korelasi X3 dan Y.

X1

X2

X3

X4

X5

(19)

r4.y : Koefisien korelasi X4 dan Y. r5.y : Koefisien korelasi X5 dan Y.

R12345.y : Koefisien korelasi X1, X2, X3, X4, X5 dan Y.

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

C. Metode Penelitian

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan peneliti untuk membuktikan sesuatu atau mencari jawaban penelitian tersebut.

Dalam penelitian diperlukan suatu metode, penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan

Populasi

Tes Daya Tahan Umum Pengumpulan Data

Pengolahan Data dan Analisis data

Kesimpulan

Tes Power

Tes Permainan Tes Kekuatan

Tes Kelentukan Sampel

(20)

pengumpulan dan analisis data. Seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010 :

203) metode penelitian adalah “cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya”.

Terdapat beberapa metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang ilmiah, yaitu terdiri dari (1) metode penelitian historik, (2) metode penelitian deskriptif, dan (3) metode penelitian eksperimental. (Surakhmad, 2004).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Tujuan metode deskriptif adalah untuk memecahkan masalah yang ada pada saat sekarang. Mengenai metode deskriptif dijelaskan oleh Surakhmad (2004 : 139)

bahwa “penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang”. Peneliti menafsirkan bahwa metode penelitian deskriptif merupakan

metode penelitian yang berpusat pada kegiatan penelitian yang sedang berlangsung pada saat itu dan penelitian ini bersifat menuturkan, menganalisa, mengklasifikasi serta menginterpretasikan tentang arti data yang diperoleh.

D. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pembaca memahami isi dari penelitian, maka penulis membuat batasan istilah agar terhindar dari kesimpangsiuran istilah-istilah dalam judul penelitian ini. Batasan istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

(21)

2. Komponen-Komponen Kondisi Fisik, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bagian dari keseluruhan atau unsur keadaan jasmani. (Sumber : www.kamusbesar.com). Komponen-komponen kondisi fisik dalam penelitian ini adalah kekuatan, kelentukan, power otot lengan, daya tahan otot, dan daya tahan umum (Cholil, 2009 : 80).

3. Hasil Permainan Woodball, hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perolehan (Sumber : www.kamusbesar.com). Perolehan permainan woodball adalah perolehan jumlah pukulan sesedikit mungkin (Kriswantoro, 2009).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan dalam penelitian. Hal ini diperjelas oleh Arikunto (2010 : 203) instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap

dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Terdapat jenis-jenis metode atau

instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, dalam penelitian

ini penulis menggunakan dengan metode tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan

atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok”. (Arikunto, 2010 : 193).

(22)

“pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu,

dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi sedangkan instrumen penelitian penulis menggunakan metode tes berupa hasil tes komponen-komponen kondisi fisik cabang olahraga golf. Adapun klasifikasi tes kondisi fisik yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan.

1.1. Kekuatan otot lengan dan bahu. : Hand Dynamometer. 1.2. Kekuatan otot tungkai. : Leg Dynamometer. 1.3. Kekuatan otot punggung. : Back Dynamometer.

2. Kelentukan. : Flexometer.

3. Power otot lengan. : Medicine Ball Put. 4. Daya tahan otot.

4.1. Daya tahan otot lengan dan bahu. : Push Up. 4.2. Daya tahan otot tungkai. : Squat Jump. 4.3. Daya tahan otot punggung. : Back Lifts.

5. Daya tahan umum. : Balke Test.

Berikut adalah penjelasan instrumen-instrumen tersebut diatas : 1) Hand Dynamometer

a) Tujuan : Mengukur komponen kekuatan otot lengan. b) Alat : Hand Dynamometer.

(23)

- Orang coba berusaha menekan alat dengan kedua tangan secara bersama-sama sekuat-kuatnya, kemudian alat tersebut menunjukkan besarnya dari kemampuan menekan orang coba tersebut.

- Orang coba berusaha menarik alat tersebut dengan kedua tangan dengan arah yang berlawanan sekuat-kuatnya pada alat tersebut, kemudian alat tersebut menunjukkan besarnya kemampuan menarik dari orang tersebut.

- Tiap-tiap orang coba diberi kesempatan masing-masing dua kali percobaan.

- Skor :

Besarnya kekuatan menekan dan menarik otot lengan dan bahu orang coba dapat dilihat pada alat pengukur, setelah orang coba tersebut melakukan tes tersebut.

Gambar 3.3 Hand Dynamometer (Sumber : www.google.com)

2) Leg Dynamometer

a) Tujuan : Mengukur komponen kekuatan otot tungkai. b) Alat : Leg Dynamometer.

c) Pelaksanaan :

(24)

tersebut dikaitkan pada leg dynamometer. Setelah itu orang coba berusaha sekuat-kuatnya meluruskan kedua tungkainya. Setelah orang coba itu maksimum telah meluruskan kedua tungkainya, lalu kita lihat jarum alat tersebut menunjukkan angka berapa. Angka ini menyatakan besarnya kekuatan otot tungkai orang coba tersebut.

- Skor :

Besarnya kekuatan otot tungkai yang dapat dilihat pada alat tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh jarum alat tersebut menyatakan besarnya kekuatan otot tungkai orang coba tersebut yang diukur dalam kilogram.

Gambar 3.4 Leg Dynamometer (Sumber : www.google.com)

3) Back Dynamometer

a) Tujuan : Mengukur komponen kekuatan otot punggung. b) Alat : Back dynamometer.

c) Pelaksanaan :

(25)

atas sehingga menuju kepada sikap berdiri tegak. Alat tersebut menunjukkan angka yang menyatakan besarnya kekuatan kontraksi dari otot punggung orang coba tersebut.

- Skor :

Besarnya kekuatan tarikan otot punggung orang coba yang dapat dilihat pada alat pengukur, setelah orang tersebut melakukan tes tersebut yang diukur dalam kilogram.

Gambar 3.5 Back Dynamometer (Sumber : www.google.com)

4) Flexometer

a) Flexometer menurut Leigthon (Nurhasan, 2007 : 177) biasanya dianggap sebagai instrument yang amat akurat untuk mengukur kelenturan.

b) Tujuan : Mengukur komponen fleksibilitas.

c) Alat : Pita ukuran, matras, dan alat pengukur fleksi (flexometer). d) Pelaksanaan :

(26)

mungkin, kedua tangan menelusuri alat ukur dan berhenti pada jangkauan yang terjauh.

- Skor :

Jarak jangkauan yang terjauh yang dapat dicapai oleh orang coba dari dua kali percobaan, yang diukur dalam centimeter.

5) Medicine Ball Put

a) Medicine Ball put memiliki Reliabilitas tes 0,81 dan validitas tes 0,77 (Nurhasan, 2007 : 174).

b) Tujuan : Mengukur komponen power otot lengan.

c) Alat : Bola medicine 6 pound (96 ons / 2,722 Kg), dan tali ukuran.

d) Pelaksanaan :

- Orang coba duduk tegak dengan punggung menyentuh dinding sambil kedua tangannya memegang bola medicine sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian tangan mendorong bola tersebut kedepan sejauh mungkin. Sebelum orang coba mendorong bola medicine, badan bersandar pada dinding. Hal ini untuk mencegah agar orang coba pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakkan badan kedepan. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.

- Skor :

(27)

6) Push Up

a) Push up memiliki validitas tes face validity (Nurhasan, 2007 : 170).

b) Tujuan : Mengukur komponen daya tahan lokal otot lengan dan bahu (extensor).

c) Alat : Bidang yang datar. d) Pelaksanaan :

- Orang coba berbaring dengan sikap telungkup, kedua tangan dilipat (sikap fleksi) disamping badan. Kedua tangan menekan lantai dan diluruskan, sehingga badan terangkat, sedangkan sikap badan dan tungkai merupakan garis lurus. Setelah itu turunkan badan dengan cara membengkokan lengan pada siku, sehingga dada menyentuh lantai. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang dan konstan sampai orang coba tidak dapat mengangkat badannya lagi.

- Skor :

Jumlah gerakan push up yang benar yang dapat dilakukan oleh orang coba tersebut.

Gambar 3.6 Push Up

(28)

7) Squat Jump

a) Squat jump memiliki validitas tes face validity (Nurhasan, 2007 : 169). b) Tujuan : Mengukur daya tahan otot tungkai.

c) Alat : Sebidang datar atau ruangan. d) Pelaksanaan :

- Orang coba berada pada sikap setengah jongkok dengan salah satu kakinya berada didepan, sedangkan kedua tangan saling berkaitan dibelakang kepala, dan pandangan kedepan. Orang coba melompat keatas, sehingga kedua tungkai lurus, lalu mendarat dengan berganti kaki kedepan dan kebelakang, dengan posisi sikap setengah jongkok (half squat). Lakukan gerakan ini berulang-ulang dengan sikap kaki bergantian sampai orang coba tidak dapat melompat lagi melompat secara sempurna, seperti ketentuan tersebut diatas .

- Skor :

Jumlah gerakan squat jump yang benar yang dapat dilakukan oleh orang coba.

Gambar 3.7 Squat Jump

(Sumber : www.google.com)

8) Back Lifts

(29)

c) Pelaksanaan :

- Orang coba berbaring dengan posisi telungkup, kedua tangan saling berkaitan disimpan dibelakang kepala atau dibelakang pinggang (seperti pada gambar dibawah ini). Orang coba mencoba mengangkat badannya, kemudian kaki dibantu dipegang oleh temannya agar kaki tidak ikut terangkat. Orang coba mengangkat badannya secara berulang-ulang sampai orang coba tidak dapat melakukannya secara sempurna.

- Skor :

Jumlah gerakan back lifts yang benar yang dapat dilakukan oleh orang coba

Gambar 3.8 Back Lifts

(Sumber : www.google.com)

9) Tes Lari 15 Menit (Balke Test)

a) Tujuan : Mengukur komponen daya tahan cardio vascular. b) Alat/sarana : Stop watch, peluit, lintasan/Track.

(30)

- Orang coba berdiri dibelakang garis start. Pada saat aba-aba “ya” diberikan, orang coba mulai berlari selama 15 menit, sampai pada waktu 15 menit berakhir dan peluit dibunyikan.

- Skor :

Jarak yang ditempuh oleh orang coba tersebut selama 15 menit, dicatat dalam satuan meter untuk kemudian dimodifikasi menjadi skor sesuai dengan tabel yang tersedia.

F. Prosedur Analisis Data

Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya kontribusi yang positif antara kekuatan, kelentukan, power otot lengan, daya tahan otot, dan daya tahan umum terhadap hasil permainan woodball, maka harus melalui proses penghitungan secara statistik. Penghitungan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Window. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji asumsi normalitas. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Aktifkan SPSS for window.

Pada halaman SPSS data editor klik Variabel View. Kemudian ketik inisial

(31)

daya tahan umum dan hasil permainan woodball) pada kolom Name dan ketik nama variabel pada kolom Label serta Scale pada kolom Measure.

Klik Data View, kemudian masukan data sesuai dengan data variabel

tersebut.

Klik Analyze → Descriptive Statistics → Explore. Kemudian pindahkan

keenam variabel pada kotak Dependent List. Klik Plot dan pilih Normality

plot with test. Klik Continue kemudian Klik Ok.

Keterangan :

Kriteia pengambilan keputusan sebagai berikut :

- Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. - Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.

b. Setelah data diketahui berdistribusi normal, selanjutnya adalah melakukan uji korelasi dengan teknik korelasi regresi. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

 Buka data variabel yang akan dikorelasikan.

Klik Analyze → Regression → Linier.

Masukan Hasil Permainan Woodball (Y) pada kotak Dependent dan

kekuatan (X1), kelentukan (X2), power otot lengan (X3), daya tahan otot (X4), daya tahan umum (X5) pada kotak Independent (s) dan Klik Statistic kemudian ceklist (√) bagian Model fit, R squared change, Descriptives,

Part and partial correlations, dan Collinearuty diagnostics kemudian klik

(32)
[image:32.595.110.495.231.662.2]

Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan dukungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah dukungan yang terjadi berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan dukungan maka dapat dilihat pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman sebagai berikut :

Tabel 3.1

Interpretasi nilai korelasi

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,00-0,199 Antara 0,20-0,399 Antara 0,40-0,599 Antara 0,60-0,799 Antara 0,80-1,000

Sangat rendah Rendah Sedang/Agak rendah

Cukup Tinggi (Sumber : Arikunto, 2010 : 319)

G. Hipotesis Statistika Penelitian

1) Ho : ry1 = 0 Tidak terdapat kontribusi yang positif antara

kekuatan terhadap hasil permainan woodball.

Hi : ry1 > 0 Terdapat kontribusi yang positif antara kekuatan

terhadap hasil permainan woodball.

2) Ho : ry2 = 0 Tidak terdapat kontribusi yang positif antara

kelentukan terhadap hasil permainan woodball.

Hi : ry2 > 0 Terdapat kontribusi yang positif antara

kelentukan terhadap hasil permainan woodball.

(33)

power otot lengan terhadap hasil permainan woodball.

Hi : ry3 > 0 Terdapat kontribusi yang positif antara power

otot lengan terhadap hasil permainan woodball.

4) Ho : ry4 = 0 Tidak terdapat kontribusi yang positif antara daya

tahan otot terhadap hasil permainan woodball.

Hi : ry4 > 0 Terdapat kontribusi yang positif antara daya

tahan otot terhadap hasil permainan woodball.

5) Ho : ry5 = 0 Tidak terdapat kontribusi yang positif antara daya

tahan umum terhadap hasil permainan woodball.

Hi : ry5 > 0 Terdapat kontribusi yang positif antara daya

tahan umum terhadap hasil permainan woodball.

6) Ho : ry12345 = 0 Tidak terdapat kontribusi yang positif antara

kekuatan, kelentukan, power otot lengan, daya tahan otot dan daya tahan umum secara bersama-sama terhadap hasil permainan woodball.

Hi : ry12345 > 0 Terdapat kontribusi yang positif antara kekuatan,

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan dan analisis data yang peneliti lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Terdapat kontribusi yang positif antara variabel kekuatan terhadap hasil permainan woodball sebesar 1,28%, dengan korelasi sangat rendah dan tidak signifikan.

2. Tidak terdapat kontribusi yang positif antara variabel kelentukan terhadap hasil permainan woodball sebesar 22,94%, dengan korelasi sangat rendah dan tidak signifikan.

3. Tidak terdapat kontribusi yang positif antara variabel power lengan terhadap hasil permainan woodball sebesar 0,09%, dengan korelasi sangat rendah dan tidak signifikan.

4. Terdapat kontribusi yang positif antara variabel daya tahan otot terhadap hasil permainan woodball sebesar 1,69%, dengan korelasi sangat rendah dan tidak signifikan.

5. Terdapat kontribusi yang positif antara variabel daya tahan umum terhadap hasil permainan woodball sebesar 2,92%, dengan korelasi sangat rendah dan tidak signifikan.

(35)

hasil permainan woodball sebesar 31,70%, dengan korelasi sedang dan tidak signifikan.

B. Rekomendasi

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Yogyakarta, Rineka Cipta.

Bompa, T.O. (1999). Periodization : Theory and Methodology of Training, Edisi ke-4, York University, Human Kinetics.

Copyright © 2012 www.healthyflesh.com All rights reserved. [Online]. Tersedia : http://www.healthyflesh.com/muscular-strength-endurance/. [04 September 2012].

Cholil, D.(2009). Bahan Ajar Tes Kemampuan Komponen Fisik Dasar Cabang –

Cabang Olahraga, Bandung, FPOK UPI Bandung.

Dave. (2010). Golf Fitness – Muscles Used in Golf. [Online]. Tersedia :

http://www.orlandogolfblogger.com/2010/01/05/golf-fitness-muscles-used-in-golf/. [04 September 2012].

Dwiyogo, W.D dan Kriswantoro. (2009). Olahraga Woodball, Malang Wineka Media.

Ellyn, S. (2010). What Muscles Are Involved in a Golf Swing? [Online]. Tersedia : http://www.livestrong.com/article/165173-what-muscles-are-involved-in-a-golf-swing/. [04 September 2012].

(37)

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek – Aspek Psikologis dalam Coaching,

Jakarta, Tambak Kusuma.

Herd, M. (2011). Apakah Anda Sudah Bermain Golf dengan Benar? [Online]. Tersedia : http://duniafitnes.com/health/apakah-anda-sudah-bermain-golf-dengan-benar.html. [04 September 2012].

Jobe, F.W, dan Yocum, L.A. (1997). Golf Latihan Khusus Pemantapan Dan

Kebugaran. Edisi 01, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Kartadinata, S. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung, UPI Bandung.

Kinsey,C. (2011) [Online]. Tersedia: http://www.livestrong.com/article/376156-free-power-golf-training-programs/ [15 Agustus 2012].

Lutan, R, Saputra, S. P, dan Yusup, U. (2000). Dasar – Dasar Kepelatihan,

Bandung, Departemen Pendidikan Nasional.

Miller, J, Sarka. Arm and Shoulder Exercises. [Online]. Tersedia : http://www.golflink.com/facts_6943_arm-shoulder-exercises.html. [04 September 2012].

(38)

Nurhasan, dan Cholil, D.H. (2007). Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan, Bandung, FPOK UPI Bandung.

[Online]. Tersedia : http://www.kamusbesar.com [13 Maret 2012].

[Online]. Tersedia :

http://magazine.stack.com/TheIssue/Article/4459/Back_Strength_for_Golf. aspx. [04 September 2012].

Owens, D. dan Bunker, L. D. (2005). Golf Tingkat Pemula. Edisi kedua, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Pate, R.R, McClenaghan, B, dan Rotella, R. (1993). Dasar – dasar Ilmiah Kepelatihan, Semarang, IKIP Semarang Press.

Samson, M. (2012). 18-hole 72-par international standard golf course for Addis. [Online]. Tersedia :

http://www.capitalethiopia.com/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=1321:18-hole-72-par-international-standard-golf-course-for-addis-&catid=42:sports&Itemid=41.

Santosa, P.B, dan Ashari. (2005) Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan

SPSS, Edisi I, Yogyakarta, ANDI.

Satriya, Sidik, D. Z, dan Imanudin, I. (2007). Modul Metodologi Kepelatihan

(39)

Setiawan, I. (1991). Manusia dan Olahraga, Bandung, ITB dan FPOK/IKIP Bandung.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung, Alfabeta.

Sujarweni, V.W. (2007). Panduan Mudah Menggunakan SPSS, Yogyakarta, Ardana Media.

Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metoda Teknik, Edisi Revisi, Bandung, Tarsito.

Gambar

Tabel  Hal
Gambar
Tabel Koefisien Korelasi……………………………………..……
Gambar 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi yang positif dan signifikan dari daya tahan otot perut, daya tahan otot lengan, fleksibilitas

Skripsi dengan judul “ Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan Terhadap Kemampuan Bantingan Pinggul Pada Atlet Gulat PPLP Lampung Tahun

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai Kontribusi daya ledak otot tungkai, power lengan, dan kekuatan otot punggung Terhadap kecepatan renang gaya

Sedangkan untuk komponen kondisi fisik yang masih dalam kategori sedang dan kurang sekali antara lain kategori sedang kekuatan otot lengan dan kekuatan otot perut,

Hasil penelitian yang dilakukan pada atlet bola tangan putra kabupaten gresik mengenai kontribusi kekuatan otot peras tangan, kekuatan otot tungkai dan power otot

Tabel 1. Data Hasil Tes Daya tahan, Kecepatan, Kecepatan Reaksi Tusukan, Kekuatan Otot Tungkai Atlet Anggar Kota Surakarta 2018. Pada item reaksi tusukan

Masalah penelitian yang penulis ajukan adalah apakah kekutan otot lengan dan kekuatan otot tungkai memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil pukulan spike

komponen kondisi fisik yang akan dilihat adalah daya tahan, kekuatan,. kecepatan, dan daya ledak otot