IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON
PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG
- Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMAN 5 Cimahi Kelas XI Tahun Ajaran
2012-2013 -
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
Oleh:
Maya Mutiara Jaya
0906842
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON
PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG
- Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMAN 5 Cimahi Kelas XI Tahun Ajaran
2012-2013 -
Oleh
Maya Mutiara Jaya
0906842
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Maya Mutiara Jaya 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
LEMBAR PERSETUJUAN
IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON
PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG
- Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMAN 5 Cimahi Kelas XI Tahun Ajaran
2012-2013 -
Oleh: Maya Mutiara Jaya
NIM. 0906842
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang ini, Telah Disetujui
Dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I,
Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum NIP. 196011081986012001
Pembimbing II,
Drs. Sugihartono, M.A. NIP. 19631041988032001
Mengetahui Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
UPI
IMPLEMENTASI STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG
-Studi Eksperimen Terhadap Siswa SMAN 5 Cimahi Kelas XI Tahun Ajaran
2012-2013-
ABSTRAK
Bagi pembelajar bahasa asing, bahasa Jepang merupakan bahasa yang cukup sulit untuk dipelajari. Selain karena sulitnya menguasai kosakata, hal tersebut juga disebabkan oleh penggunaan strategi yang kurang kreatif serta inovatif. Padahal guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa. salah satu caranya adalah dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian True Eksperimental yang menggunakan pretest posttest control group design. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat keefektivitasan dari penerapan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dan melihat respon atau opini siswa terhadap penerapan strategi tersebut dalam pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang. Sampel penelitian terdiri dari 20 siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol dan 20 siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa tes dan angket, dan instrumen tes yang digunakan berupa pretest dan posttest.
Berdasarkan pada hasil analisis data, peningkatan nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen sebesar 30, sedangkan peningkatan nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 10,25. Dengan demikian peningkatan nilai rata-rata kemampuan kosakata adjektiva siswa pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan peningkatan nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol. t hitung sebesar 5,57 (pada taraf signifikasi 5%=2,02 dan 1%=2,71). Karena t hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis diterima, yaitu strategi Active Learning tipe Peer Lesson efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan kosakata adjektiva bahasa Jepang siswa. Berdasarkan analisis data angket, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar siswa merasa bahwa strategi Active Learning tipe Peer Lesson menarik dan membantu siswa dalam mengatasai kesuliatan mengingat kosakata adjektiva, serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
IMPLEMENTATION OF ACTIVE LEARNING STRATEGIES PEER LESSON TYPE IN JAPANESE LANGUAGE ADJEKTIVE LEARNING
(THE EXPERIMENTAL STUDIES OF 11th GRADE STUDENTS AT SMAN 5 CIMAHI ACADEMIC YEAR 2012/2013
)
ABSTRACT
For foreign language learners, Japanese is a language that is quite difficult to learn. Apart from the difficulty of the vocabulary, it is also caused by the use of strategies that are less creative and innovative. In fact, teachers are required to be more creative in choosing instructional strategies that match with the learning process that can foster students motivation and interest in learning. One of them is by using a strategy of Active Learning Lesson Peer type.
This research method uses True Experimental research by using pretest posttest control group design. The purpose of this study is to look at the effectiveness of the implementation of a Active Learning Strategies Peer Lesson Type and to know about the response or opinion of the Active Learning Strategies Peer Lesson Type in learning Japanese vocabulary of adjektives.
Based on the data analysis, increase the average value of the experimental class is 30, while the increase average value of the control class is 10.25. So, increase in the average value adjectives vocabulary skills of students in the experimental class is greater than the the control class. t-count of 5.57 (on a 5% significance level = 2.02 and 1% = 2.71) .Because t-count is higher than t-tabel, it can be concluded that the working hypothesis (Hk) in this research received. It means the Active Learning strategy Peer lesson type effectively used to improve Japanese adjective vocabulary skills of student. Based on questionnaire data analysis, it can be concluded that the majority of students felt the Active Learning strategy Peer Lesson type is interesting and help students to handling difficulty of memorized adjective vocabulary. Besides that this strategy also can increase students' motivation to learn Japanese.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... xiii
UCAPAN TERIMA KASIH ... xiv
DAFTAR ISI ... xvi
DAFTAR TABEL ... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat ... 3
1.4 Definisi Operasional ... 4
1.5 Anggapan Dasar ... 5
1.6 Hipotesis ... 6
1.7 Metodologi Penelitian... 6
1.7.1 Metode Penelitian ... 6
1.7.2 Populasi dan Sampel ... 7
1.7.3 Instrumen Penelitian ... 8
1.7.4 Variabel ... 8
1.7.5 Teknik Pengolahan Data ... 9
1.8 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 11
2.1 Pembelajaran... 11
2.1.1 Variabel Pembelajaran ... 12
2.1.2 Prinsip-Prinsip Penting dalam Proses Pembelajaran ... 13
2.2 Strategi Pembelajaran ... 14
2.2.1 Tujuan Strategi Pembelajaran ... 15
2.2.2 Klasifikasi Strategi Pembelajaran ... 16
xvii
2.3.1 Karakteristik Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 18
2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) ... 19
2.4 Strategi Active Learning Tipe Peer Lesson ... 20
2.4.1 Pengertian Strategi Active Learning Tipe Peer Lesson ... 21
2.4.2 Prosedur Penggunaan Strategi Active Learning Tipe Peer Lesson ... 21
2.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Active Learning Tipe Peer Lesson... 22
2.5 Kosakata ... 23
2.5.1 Pengertian Kosakata... 23
2.5.2 Kelas Kata dalam Bahasa Jepang ... 23
2.5.3 Kosakata Adjektiva ... 24
2.5.4 Kosakata Adjektiva Bahasa Jepang dalam Penelitian Ini ... 25
2.5.5 Manfat penelitian Kosakata ... 28
2.6 Penelitian Terdahulu ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31
3.1 Metode dan desain Penelitian... 31
4.1 Proses Pembelajaran... 47
4.2 Analisis dan Data Pengolahan Pretest dan Posttest ... 53
4.2.1 Pengolahan Data pretest... 53
4.2.2 Pengolahan Data Posttest ... 58
4.3 Analisis dan Pengolahan Data Angket... 62
4.4. Analisis Data Indeks Gain ... 72
4.5 Pembahasan Hasil Data Angket... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
5.1 Kesimpulan... 77
5.2 Saran ... 78
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ada beberapa unsur yang harus dikuasai dalam mempelajari suatu
bahasa, salah satu diantaranya adalah penguasaan kosakata. Dalam
mempelajari bahasa Jepang, kosakata memiliki perananan yang sangat
penting karena menjadi penunjang empat aspek keterampilan dalam
berbahasa, yaitu aspek membaca, menulis, mendengar, dan berbicara.
Semua aspek keterampilan berbahasa tersebut akan mudah dikuasai jika
memiliki kekayaan perbendaharaan kosakata. Karena pada dasarnya
semakin banyak kosakata yang dimiliki maka akan semakin terampil pula
seseorang dalam berbahasa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tarigan
(1985:2) bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada
kuantitas dan kualitas kosakata yang dimiliki. Semakin banyak kosakata
yang kita miliki, maka akan semakin besar pula kemungkinan kita terampil
dalam berbahasa.
Selain penguasaan kosakata, keberhasilan pembelajaran bahasa
pun turut ditentukan oleh strategi yang diterapkan dalam proses
pembelajaran. Zaini et al. (2008:96) mengatakan bahwa strategi
pembelajaran yang tepat akan membina peserta didik untuk berpikir mandiri,
kreatif dan sekaligus adaptif terhadap berbagai situasi yang terjadi. Sesuai
dengan pendapat tersebut, hingga saat ini berbagai macam startegi telah
digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang, termasuk didalamnya
strategi-strategi yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman
kosakatanya. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak pembelajar
yang kesulitan dalam menguasai bahasa Jepang. selain karena sulitnya
menguasai kosakata bahasa Jepang, hal tersebut juga disebabkan oleh
penggunaan strategi yang kurang kreatif serta inovatif. Padahal guru
sesuai dengan proses pembelajaran yang akan dilakukan agar dapat
menimbulkan kesan dan manfaat yang bermakna bagi siswa.
Strategi pembelajaran yang banyak digunakan di sekolah saat ini
adalah strategi pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional,
dimana gurulah yang memegang peranan utama dalam proses pembelajaran.
Penggunaan strategi ini dirasa kurang efektif karena siswa jarang terlibat
secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga menyebabkan siswa
cenderung pasif dan tidak mandiri. Padahal siswa membutuhkan proses
pembelajaran aktif serta bervariasi. Salah satu solusinya adalah dengan
menggunakan strategi Active Learning yang mengajak siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran, yaitu dengan memberi kesempatan kepada
siswa untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk
mencapai tujuan pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator
dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif
dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung
jawab atas hasil pembelajarannya.
Salah satu tipe pembelajaran yang termasuk ke dalam strategi
Active Learning adalah Peer Lesson. Peer Lesson sendiri merupakan
tekhnik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri.
dalam Peer Lesson ini, meskipun guru tidak terlalu mendominasi proses
belajar mengajar, ternyata siswa dapat juga saling belajar mengajar sesama
mereka. Lie (Isjoni, 2012:45) mengungkapkan banyak penelitian
menunjukan bahwa pengajaran oleh teman sebaya ternyata lebih efektif
daripada pengajaran oleh guru. Artinya, keberhasilan dalam belajar bukan
semata-mata harus diperoleh dari guru saja, tetapi dapat juga dilakukan oleh
teman sebaya. Berdasarkan pada pendapat Lie tersebut, maka penulis
mencoba menerapkan strategi Active Learning tipe Peer Lesson pada
pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang.
Dengan dilatar belakangi berbagai hal di atas, maka penulis
bermaksud untuk mengkaji dan meneliti permasalahannya dalam sebuah
3
LERNING TIPE PEER LESSON PADA PEMBELAJARAN KOSAKATA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG”.
1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, maka
rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan antara siswa kelas kontrol
dengan kelas ekperimen sebelum diberikan treatment dengan
menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson ?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas kontrol
dengan kelas eksperimen setelah diberikan treatment dengan
menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson ?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran Active
Learning tipe Peer Lesson dalam pembelajaran kosakata adjektiva
bahasa Jepang ?
Agar masalah yang dikaji lebih terfokus dan terarah, maka peneliti
membatasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
strategi Active Learning tipe Peer Lesson untuk kelas eksperimen, dan
model pembelajaran konvensional (ceramah) untuk kelas kontrol.
2. Peneliti hanya akan meneliti implementasi penggunaan strategi Active
Learning tipe Peer Lesson dalam pembelajaran kosakata adjektiva
bahasa Jepang.
3. Penelitian ini hanya membahas 65 kosakata adjektiva bahasa Jepang
yang terdiri dari 51 kosakata i-keiyoushi dan 14 kosakata na- keiyoushi.
4. Objek penelitian ini adalah siswa SMAN 5 Cimahi kelas XI.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui efektifitas penerapan strategi Active Learning tipe Peer
2. Mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan
strategi Active Learning tipe Peer Lesson dengan hasil belajar siswa
yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran kosakata
adjektiva bahasa Jepang.
3. Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai strategi Active Learning
tipe Peer Lesson yang diterapkan dalam proses pembelajaran.
Adapun penelitian ini diharapkan akan memberikan beberapa manfaat,
diantaranya:
1. Melalui implementasi strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini,
diharapkan siswa dapat termotivasi untuk memperkaya perbendaharaan
kosakata bahasa Jepang.
2. Melalui implementasi strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini,
diharapkan siswa menjadi lebih aktif, kreatif, serta dapat bekerjasama
dengan siswa lain.
3. Melalui implementasi strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini,
diharapkan dapat menjadi alternatif strategi yang dapat digunakan
pengajar dalam pembalajaran kosakata bahasa Jepang.
1.4 Definisi Operasional
Untuk mencegah terjadinya kekeliruan atau perbedaan persepsi
dalam memahami penelitian ini, maka penulis akan menuliskan definisi
operasional yang berkaitan dengan judul penelitian.
1. Implementasi merupakan suatu pelaksanaan atau penerapan (KBBI,
2008:374).
2. Strategi pembelajaran adalah sebuah metode atau cara untuk menyampaikan pelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai
tujuan belajar (Burden dalam Depdikbud, 1998:1)
3. Active Learning (pembelajaran aktif) adalah segala bentuk
5
proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi sesama
siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran
tersebut (Machmudah dan Rosyidi, 2008:64)
4. Peer Lesson (pembelajaran teman sebaya) merupakan strategi
pembelajaran yang mengembangkan Peer Teaching dalam kelas yang
menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar peserta didik
sebagai anggota kelas (Silberman, 2009:173). Sementara itu, Peer
Teaching (pengajaran teman sebaya) merupakan salah satu pendekatan
mengajar yang menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada
peserta didik lainnya.
5. Kosakata merupakan perbendaharan kata (KBBI, 2008:597). Dalam
bahasa Jepang, kosakata (goi) adalah keseluruhan kata (tango) yang
berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada
didalamnya (Shinmura dalam Dahidi dan Sudjianto, 2009:97)
6. Adjektiva atau kata sifat merupakan kata yang menerangkan sifat atau
keadaan sesuatu. Kata sifat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kata sifat bahasa Jepang, yaitu kata sifat-i (i-keiyoushi) dan kata sifat-na
(na- keiyoushi).
7. i-keiyoushi merupakan kata sifat yang berbunyi akhir i
8. na- keiyoushi merupakan kata sifat yang berbunyi akhir na
1.5 Anggapan Dasar
Sutedi dalam Arini (2012) mengatakan bahwa anggapan dasar
merupakan suatu teori yang sudah baku maupun berupa rangkuman atau
kesimpulan yang digunakan sebagai dasar untuk berpijak dimulainya
kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini, yang dijadikan anggapan dasar
adalah penerapan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dalam proses
pembelajaran dapat membantu siswa dalam meningkatkan pengusaan
kosakata adjektiva bahasa Jepang, serta dapat meningkatkan minat siswa
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2006:64).
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang sigifikan antara kemampuan
penguasaan kosakata adjektiva siswa yang diajarkan dengan strategi
Active Learning tipe Peer Lesson dengan siswa yang diajarkan dengan
metode konvensional.
Hk : Terdapat perbedaan yang sigifikan antara kemampuan penguasaan
kosakata adjektiva siswa yang diajarkan dengan strategi Active
Learning tipe Peer Lesson dengan siswa yang diajarkan dengan
metode konvensional.
1.7 Metodologi Penelitian
1.7.1 Metode Penelitian
Sudaryanto dalam Sutedi (2011:53) menyatakan bahwa metode
adalah cara yang harus dilaksanakan, sedangkan tekhnik adalah cara
melaksanakan metode. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan
sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah
penelitian. Berdasarkan masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini,
yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman kosakata adjektiva bahasa
Jepang siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan strategi
Active Learning tipe Peer Lesson, dengan siswa yang tidak memperoleh
pembelajaran dengan menggunakan stategi tersebut, maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi eksperimental. Penelitian
eksperimental merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
7
Karena penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni (true
eksperimental), maka desain penelitian yang digunakan adalah Pretest
posttest control group design. Desain penelitian ini menempatkan subjek
penelitian kedalam 2 kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pada tahap awal penelitian, kelas eksperimen dan kelas kontrol
akan diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal siswa, kemudian
diberi perlakuan pada kelas eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dan pembelajaran
yang menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol. Hal ini
dilakukan agar penulis dapat menyimpulkan efektifitas dari penerapan
strategi Active Learning tipe Peer Lesson pada pembelajaran kosakata
adjektiva bahasa jepang, yaitu dengan melihat perolehan nilai posttest yang
dilakukan diakhir pembelajaran.
1.7.2 Populasi dan Sampel
Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut dengan
populasi penelitian, sedangkan sampel penelitian adalah bagian dari
populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data (Sutedi,
2011:179).
Subjek populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 5
Cimahi kelas XI tahun ajaran 2012/2013. Teknik penyampelan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, hal tersebut
dikarenakan peneliti menganggap adanya kesamaan karakter pada diri
populasi. Berdasarkan hal tersebut, maka sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XI IPA 2 sebanyak 20 siswa sebagai kelas eksperimen, dan
1.7.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Tes
Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program
pengajaran tertentu (Sutedi, 2009:164).
Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes dan
posttes. Pemberian pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di
awal pembelajaran bertujuan untuk mengukur kemampuan awal kedua
kelompok sampel. Selain pretest, dilakukan juga posttest diakhir
pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui sampai dimana tingkat
pencapaian, yaitu pemahaman siswa terhadap bahan pengajaran setelah
mengalami suatu kegiatan.
2. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:130)
Instrumen angket disini digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan strategi Active
Learning tipe Peer Lesson. Soal angket dalam penelitian ini terdiri dari
10 soal, dan model angket yang digunakan adalah model skala likert
yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S
(Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).
1.7.4 Variabel
Kidder (Darmadi, 2011:21) mengatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti ingin mempelajari dan menarik
9
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas (Independent Variable) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata adjektiva yang telah dipelajari sebelumnya
sebelum diberikan treatment.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) dalam penelitian ini adalah
penguasaan kosakata adjektiva yang telah dipelajari setelah diberikan
treatment.
1.7.5 Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini diawali dengan pemberian pretest yang dimaksudkan
agar peneliti memperoleh gambaran tentang pengetahuan sampel. Setelah
itu peneliti menerapkan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dalam
pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang kepada siswa yang
dijadikan sampel. Kemudian, sampel kembali diberikan posttest untuk
menguji sejauh mana pengaruh strategi Active Learning tipe Peer Lesson
dalam membantu sampel memahami materi, serta untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan nilai dan pemahaman antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
1.8 Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi yang akan dibuat
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang mengulas tentang latar
belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
definisi operasional, metodologi penelitian, populasi dan sampel, serta
instrumen penelitian.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Bab II merupakan landasan teoritis yang mencakup teori-teori yang
ini, seperti pengertian pembelajaran, strategi pembelajaran, strategi Active
Learning tipe Peer Lesson, dan kosakata.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab tiga dibahas mengenai metodologi yang akan digunakan
dalam penelitian yang meliputi desain penelitian, objek penelitian, teknik
pengumpulan, serta pengolahan data.
BAB IV ANALISIS DATA
Bab ini memuat dua hal utama, yaitu pengolahan dan analisis data
untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode adalah cara yang harus dilaksanakan. Dalam kegitan
penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus
ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Sugiono (2012:2)
mengatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
masalah yang dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui
tingkat pemahaman kosakata adjektiva bahasa Jepang siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan menggunakan stategi Active Learning
tipe Peer Lesson dengan siswa yang tidak memperoleh pembelajaran
dengan menggunakan stategi tersebut, maka metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pnelitian eksperiental, yaitu dengan
menggunakan metode eksperimen murni (true experimental).
Menurut Sukmadinata (2012:58) eksperimen murni (true
experimental) merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti
prosedur dan memenuhi syarat eksperimen. Prosedur dan
syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel,
kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta
pengujian hasil. Dalam metode ini selain kelompok eksperimen juga
terdapat kelompok kontrol yang dijadikan sebagai objek penelitian. Pada
kelompok eksperimen diberikan perlakuan khusus, sedangkan pada kelas
kontrol diberikan perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa diberikan.
Karena penelitian ini menggunakan mtode eksperimen murni (true
experimental), maka desain penelitian yang digunakan adalah Pretest
posttest control group design. Desain penelitian ini menempatkan subjek
penelitian kedalam 2 kelompok kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas
kontrol akan diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal siswa,
kemudian diberi perlakuan pada kelas eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dan pembelajaran
yang menggunakan metode konvensional untuk kelas kontrol. Adapun
desain penelitiannya adalah sebagai berikut:
Pretest Posttest Control Group Design
A X
B
Keterangan :
A : Kelas eksperimen
B : Kelas kontrol
X : Treatment dengan menggunakan strategi Active Learning
tipe Peer Lesson
dan : Pretest
Posttest
(Sugiono, 2012:76)
3.2 Populasi dan sampel
a. Populasi
Menurut Arikunto (2006:130) Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Sedangkan menurut Sugiono (2012:80) populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka
subjek populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 5 Cimahi
33
b. Sampel
Menurut Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Sementara itu, Sugiono (2012:81) mengatakan bahwa
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik random sampling. Hal tersebut dikarenakan penulis
menganggap adanya kesamaan pada diri populasi. Teknik random sampling
ini hanya bisa dilakukan jika populasinya dianggap memiliki karakter yang
sama atau mendekati homogen dengan jumlah yang relatif banyak (Sutedi,
2009:180). Berdasar pada pendapat tersebut, maka sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 sebanyak 20 siswa sebagai
kelas eksperimen, dan siswa kelas XI IPA 3 sebanyak 20 siswa sebagai
kelas kontrol.
3.3 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiono (2012:102) instrumen penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mngukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati. Dalam Arikunto (2006:150) dijelaskan bahwa secara garis besar
alat evaluasi yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu
alat evaluasi yang berbentuk tes dan non tes. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa tes dan angket.
3.3.1 Tes
Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu
(Sutedi, 2011:157). Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
pilihan ganda yang berjumlah 40 soal. Soal-soal yang diberikan dalam
penelitian ini tidak terlepas dari materi yang telah diberikan, dan
sebelumnya telah didiskusikan terlebih dahulu dengan guru mata pelajaran
Pada penelitian ini, tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes awal
(pretest) dan tes akhir (posttest). Jenis soal yang digunakan dalam pretest
dan posttest menggunakan soal yang sama. pretest dilakukan untuk
mengetahui kemampuan siswa mengenai kosakata adjektiva sebelum
diberikan treatment dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Per
Lesson. Sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa
mengenai kosakata adjektiva bahasa Jepang setelah diberikan treatment
dengan strategi Active Learning tipe Per Lesson bagi kelas eksperimen dan
metode konvensional bagi kelas kontrol.
Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes yang dibuat oleh penulis untuk
pembuatan soal. (Soal terlampir)
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Soal Tes
Standar Kompetensi Mengungkapkan berbagai informasi
secara lisan dan tulisan dalam bentuk
paparan atau dialog sederhana tentang
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar Mengungkapkan berbagai informasi
secara lisan dan tertulis dalam kalimat
sederhana sesuai konteks, yang
mencerminkan kata, frasa, dan kalimat
dengan huruf dan struktur yang tepat.
Materi Kosakata adjektiva bahasa Jepang
Bentuk Soal Pilihan ganda
No. Indikator Soal Jumlah
35
2. Memilih dengan tepat
antonim dari kosakata
adjektiva.
10 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20.
1
3. Mencocokkan gambar
dengan kosakata
adjektiva yang tepat.
10 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 28, 29, 30.
1
4. Memilih jawaban yang
tepat sesuai dengan
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:130)
Instrumen angket disini digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran yang menggunakan strategi Active Learning tipe
Peer Lesson. Soal angket dalam penelitian ini terdiri dari 10 soal, dan model
angket yang digunakan adalah model skala likert yang terdiri dari empat
pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju),
STS (Sangat Tidak Setuju).
selama ini dalam mempelajari
kosakata bahasa Jepang.
3. Kesan siswa terhadap Strategi
Active Learning tipe Peer Lesson
dalam pembelajaran kosakata
adjektiva bahasa Jepang.
4 4, 5, 6, 7
4. Pendapat siswa mengenai Strategi
Active Learning tipe Peer Lesson
dalam pembelajaran kosakata
adjektiva bahasa Jepang.
3 8, 9, 10
3.3.3 Uji Kelayakan Instrumen
Sebelum instrumen penelitian digunakan, maka harus diuji
kelayakannya terlebih dahulu. Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk
mengetahui apakah soal-soal yang dibuat baik dan sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan atau tidak. Berdasarkan pada pendapat Arikunto (2006:168)
yang mengatakan bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel, maka uji kelayakan instrumen
pada penelitian ini berupa:
1. Uji Validitas Soal
Selain melakukan tes kepada siswa diluar sampel yang
sebenarnya, penulis melakukan uji validitas berdasarkan surat pernyataan
atau Ekspert Judgment. Setelah melakukan konsultasi, maka pernyataan
dari guru judger menyatakan bahwa instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian ini valid atau layak digunakan.
2. Uji Reliabilitas Soal
Menurut Sutedi (2011:161) syarat lain yang harus dimiliki oleh
37
atau keterpercayaan. Artinya suatu alat tes kapanpun dan dimanapun
digunakan akan memiliki hasil yang relatif sama, kalaupun ada
perbedaan atau perubahan tidak menunjukan perbedaan yang signifikan.
Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen tes, penulis
menggunakan instrumen internal yaitu dengan teknik belah dua. Dalam
teknik ini, data nilai hasil tes yang diolah diambil dari hasil tes yang di
uji cobakan pada sampel lain (diluar kelas eksperimen dan kelas kontrol).
Kemudian, jawaban pada sampel dibagi dua berdasarkan pada soal yang
bernomor ganjil (sebagai variabel X) dan yang bernomor genap ( sebagai
variabel Y). Lalu dicari angka korelasinya dengan menggunakan rumus
berikut:
1) Rumus Korelasi
∑ ∑ ∑
√[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara variabel X dan Variabel Y. N : Banyaknya siswa (sampel)
X : Skor soal bernomor ganjil
Y : Skor soal brnomor genap
2) Rumusan mencari reliabilitas penuh dalam teknik belah dua
Tabel 3.3
Penafsiran Angka Korelasi
Rentang angka korelasi Tafsiran
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Sedang
0,61 – 0,80 Kuat
0,81 – 1,00 Sangat Kuat
(Sutedi, 2011:220)
Dari perhitungan uji reliabilitas menggunakan teknik belah
dua, diperoleh angka korelasi sebesar 0,71 yang tergolong kuat
sehingga perangkat tes ini cukup layak untuk dijadikan sebagai
instrumen penelitian.
3. Analisis Butir Soal
Analisis butir soal diantaranya mencakup tingkat kesukaran
(TK) dan daya pembeda (DP). Data untuk analisis soal diperoleh dari tes
yang diberikan kepada sampel diluar sampel sebenarnya yang pernah dan
sedang belajar bahasa Jepang. dalam penelitian ini, tes analisis butir soal
dilakukan pada 20 orang siswa kelas XI IPA 5 SMA Negri 5 Cimahi.
a. Tingkat Kesukaran (TK)
Menghitung tingkat kesukaran menggunakan rumus:
Keterangan:
TK : Tingkat kesukaran
BA : Jumlah jawaban benar kelompok atas
BB : Jumlah jawaban benar kelompok bawah
39
(Sutedi, 2011:214)
Tabel 3.4
Klasifikasi Tingkat Kesukaran
TK Klasifikasi
0,00 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
(Sutedi, 2011:214)
(Perhitungan tingkat kesukaran terlampir)
b. Daya Pembeda (DP)
Menghitung daya pembeda menggunakan rumus:
Keterangan:
DP : Daya Pembeda
BA : Jumlah jawaban benar kelompok atas
BB : Jumlah jawaban benar kelompok bawah
n : Jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah
(Sutedi, 2011:214)
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
DP Klasifikasi
0,00 – 0,25 Rendah (lemah)
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Tinggi (kuat)
(Sutedi, 2011:214)
3.4 Teknik Pengolahan Data
Berikut ini adalah tahapan-tahapan analisis pengolahan data yang
dilakukan dalam penelitian ini :
3.4.1 Analisis Data Tes
Untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil tes dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberikan nilai pada hasil pretest dan posttest dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
∑
Keterangan:
N : Nilai
B : Jawaban benar
2. Mencari mean kedua variabel dengan rumus sebagai berikut.
∑ ∑
Keterangan:
: Mean kelas eksperimen
: Mean kelas kontrol
∑ : Jumlah seluruh nilai kelas eksperimen ∑ : Jumlah seluruh nilai kelas kontrol
: Jumlah sampel kelas eksperimen
: Jumlah sampel kelas kontrol
41
3. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus sebagai
berikut
√∑ √∑
Keterangan:
: Standar deviasi dari variabel X : Standar deviasi dari variabel Y
(Sutedi, 2011:231)
4. Mencari standar error mean kedua variabel tersebut dengan rumus
sebagai berikut.
√
√
Keterangan:
: Standar eror mean dari variabel X : Standar eror mean dari variabel Y
(Sutedi, 2011:231)
5. Mencari standar error perbedaan mean X dan Y, dengan rumus
sebagai berikut.
√
Keterangan:
6. Mencari nilai t hitung untuk menghitung taraf signifikan perbedaan
dua mean yang dimaksudkan untuk menghitung efektifitas strategi
yang digunakan dalam pengajaran yaitu strategi Active Learning tipe
Peer Lesson dengan mnggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
: Nilai t hitung yang dicari
(Sutedi, 2011:229)
3.4.2 Pengujian Hipotesis
Dalam pngujian hipotesis harus terlebih dahulu diketahui nilai t
hitung nya, setelah nilai t hitung diketahui, langkah selanjutnya adalah
membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Jika nilai t hitung lebih besar
dari nilai t tabel maka hipotesis awal diterima, dan sebaliknya jika nilai t
hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka hipotesis awal ditolak.
t hitung > t tabel maka Hk diterima sedangkan Ho ditolak.
t hitung < t tabel maka Hk ditolak sedangkan Ho diterima.
3.4.3 Analisis Data angket
Analisis data angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan mencari presentase jawaban angket dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P : Presentase
F : Jumlah jawaban
43
Tabel 3.6
Penafsiran Standar Penilaian
Interval Keterangan
0% Tidak seorangpun
1% ─ 5% Hampir tidak ada
6% ─ 25% Sebagian kecil
26% ─ 49% Hampir stengahnya
50% Setengahnya
51% ─ 75% Lebih dari setengahnya
76% ─ 95% Sebagian besar
96% ─ 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
3.4.4 Analisis Data Indeks Gain
Perhitungan indeks gain bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan kosakata adjektiva siswa. Perhitungan tersebut diperoleh dari
nilai pretest dan posttest masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Dalam penelitian ini, indeks gain akan digunakan apabila
rata-rata posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda. Normalized
gain (gain yang dinormalilisir) secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Keterangan :
= Gain
= Skor pretes
= Skor postes
= Skor maksimal
Besar normalized gain diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
efektifitas pembelajaran, dengan kriteria seperti yang terlihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.7
Kriteria Efektifitas Pembelajaran
Rentang Normalized Gain Kriteria Efektifitas
0,71 - 1,00 Sangat efektif
0,41 - 0,70 Efektif
0,10 - 0,40 Kurang efektif
3.5 Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Pada tahap
ini ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain melakukan identifikasi
terhadap permasalahan yang terjadi dilapangan, yaitu mencari tahu tentang
penguasaan kosakata adjektiva bahasa Jepang yang telah dikuasai oleh
siswa. Kemudian, menentukan pokok bahasan yang akan digunakan dalam
penelitian, mendesain perangkat pembelajaran seperti RPP, media
pembelajaran, dan membuat soal serta angket yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa pada proses penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini diawali dengan pemberian pretest pada kelas ekperimen
dan kelas kontrol dengan soal yang sama untuk mengetahui kemampuan
awal siswa. Kemudian, pemberian perlakuan terhadap kelas ekperimen
dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dan kelas
kontrol dengan menggunakan metode konvensional. Tahap pelaksanaan
45
eksperimen dengan soal tes yang sama untuk mengukur peningkatan
pemahaman hasil belajar siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan.
c. Tahap Pengolahan Hasil Penelitian
Pada tahap pengolahan hasil penelitian ini, data yang diperoleh
dilapangan akan diolah dan dianalisis, hingga diperoleh kesimpulan
penelitian.
3.6 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama lima kali pertemuan, satu kali
pertemuan memakan waktu 2x45 menit. Penelitian dimulai pada Tanggal 1
April 2013 dan berakhir pada tanggal 6 Mei 2013. Pemberian treatment
dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson dilakukan
sebanyak tiga kali. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dijelaskan melalui
tabel waktu penelitian yang telah disusun oleh penulis.
Tabel 3.8
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
pembahasan adjektif-i
dan adjektif-na
6 Senin, 29 April
2013
10.25 – 11.45 Pertemuan kedua dengan
kelas eksperimen
pembahasan adjektif-i
dan adjektif-na
7 Senin, 6 Mei 2013 06.45 – 07.25 Pertemuan ketiga dengan
kelas kontrol
pembahasan adjektif-i
dan adjektif-na
8 Senin, 6 Mei 2013 10.25 – 11.05 Pertemuan ketiga dengan
kelas eksperimen
pembahasan adjektif-i
dan adjektif-na
9 Senin, 6 Mei 2013 07.25-08.05 Pemberian soal posttest
kelas kontrol
10 Senin, 6 Mei 2013 11.05 – 11.45 Pemberian soal posttest
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah serta analisis data tes dan angket,
maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pembelajaran, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kemampuan kosakata adjektiva kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Hal tersebut ditunjukan dari perolehan t hitung =
-1,07 < t tabel = 2,02 (5%) dan 2,71 (1% ), serta nilai pretest
dengan rata-rata (mean) yang diperoleh oleh kelas ekperimen sebesar
55,12 dan rata-rata yang diperoleh oleh kelas kontrol sebesar 59,25.
Berdasarkan pada nilai rata-rata kedua kelas tersebut, dapat dikatakan
bahwa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol berada dalam
kategori kurang, dan menunjukan bahwa penguasaan kosakata
adjektiva kedua kelas tersebut harus ditingkatkan.
2. Setelah diberikan perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan penguasaan kosakata adjektiva kelas eksperimen yang
menggunakan strategi Active Learning tipe Peer Lesson, dengan kelas
kontrol yang menggunakan metode konvesional dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut ditunjukan dari perolehan t hitung = 5,57 >
t tabel = 2,02 (5%) dan 2,71 (1% ), serta nilai rata-rata (Mean)
posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada post-test
tersebut, Mean kelas eksperimen menjadi 85,12, sedangkan kelas
kontrol menjadi 69,5. Selain itu, hal tersebut juga diperkuat dengan hasil analisis gain kelas eksperimen sebesar 0,67 yang berarti efektif,
sedangkan kelas kontrol sebesar 0,26 yang termasuk dalam kategori
kurang. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara
perlakuan dengan menggunakan strategi Active Learning tipe Peer
Lesson, dan dapat disimpulkan bahwa strategi active learning tipe
Peer Lesson ini sangat efektif terhadap peningkatan penguasaan
kosakata adjektiva bahasa Jepang
3. Berdasarkan hasil angket, dapat diketahui bahwa tanggapan siswa
terhadap strategi Active Learning tipe Peer Lesson adalah positif.
Sebagian besar siswa yang dijadikan sebagai responden menganggap
bahwa strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini cocok digunakan
untuk pembelajaran kosakata adjektiva bahasa Jepang, karena selain
mudah untuk dilakukan, strategi ini juga menarik, mengedepankan
keaktifan siswa, suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, dan
dapat meningkatkan kepercayaan diri serta motivasi belajar siswa.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Untuk pembelajar
Dengan diterapkannya strategi Active Learning tipe Peer Lesson ini,
diharapkan siswa bertambah motivasinya untuk belajar bahasa Jepang
lebih lanjut, dapat menjadikannya sebagai salah satu cara belajar yang
dapat membantu meningkatkan prestasi siswa, serta dapat
mengaplikasikan strategi ini dalam pembelajaran-pembelajaran
lainnya.
2. Untuk pengajar
Dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang, alangkah baiknya
menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menaraik minat siswa sehingga siswa mudah untuk mengingat kosakata tersebut. Strategi
Active Larning tipe peer Lesson ini merupakan strategi pembelajaran
yang melakukan pemusatan pembelajaran pada peserta didik sehingga
79
pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu,
diharapkan agar pengajar dapat mempertimbangkan strategi Active
Learning tipe peer Lesson ini sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran kosakata bahasa Jepang maupun pembelajaran yang
lainnya.
3. Untuk peneliti selanjutnya
Sebelum melaksanakan penelitian, alangkah lebih baiknya jika
peneliti mengamati terlebih dahulu keseragaman kualitas dan
karakteristik kelas yang dijadikan sebagai sampel. Untuk peneliti yang
ingin melakukan penelitian dengan mnggunakan strategi ini, sebelum
melakukan treatment sangat disarankan untuk bisa menguasai kelas
terlebih dahulu, karena sangat sulit menciptakan suasana yang fun
dalam proses pembelajaran jika kita belum bisa menguasai kelas
dengan baik. Selanjutnya, strategi Active Learning tipe Peer Lesson
ini masih bisa digunakan untuk penelitian berikutnya dengan jenis
kosakata yang berbeda dan jumlah kosakata yang disesuaikan dengan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arini. (2012). Efektifitas Strategi Active Learning Model Active Knowledge
Sharing pada Pembelajaran Jitsuyou Choukai. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Chaer, Abdul. (2002). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.
Jakarta:Oriental.
Darmadi, Hamid. (2011) . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Inovatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Jakarta: Depdikbud.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Edisi keempat). Jakarta: Balai Pustaka.
Isjoni. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2010). Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Machmudah, Umi dan Abdul Wahab Rosyidi. (2008). Active Learning dalam
Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: Uin-Malang Press.
Megawati, Dewi Ayu. (2012). Penerapan Model Belajar Peer Lesson untuk
Meningkatkan Prestasi Peserta Didik Pada Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan Materi Struktur Bumi Kelas V Sekolah Dasar.
81
Peni, Trisnani Eka Sukma. ( __ ). Pelajaran Bahasa Jepang. Bogor: Tidak
diterbitkan.
Silberman, Mel. (2009). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Indan Madani.
Sugandi, Lirih Eka. (20012). Efektivitas Strategi Active Learning Tipe Good
Bye Scrable dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata adjektiva
Bahasa Jepang. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiono. (2012). Metode Penenlitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sutedi, Dedi. (2011). Penenlitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Upi
Press.
Tarigan. H. G. (1985). Pengajaran Kosakata adjektiva. Bandung: Angkasa.
Zaini, H. Munthe, B. & Aryani, S.A. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif.