• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi Diploma III Keperawatan

Oleh

Ai Kholifah

1008870

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Gambaran Tingkat Stres Pada Anak Usia Sekolah

Mengahadapi Menstruasi Pertama (Menarche)

Di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2

Oleh

Ai Kholifah

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Diploma pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Ai Kholifah

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Karya Tulis Ilmiah ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2

ABSTRAK

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010, kejadian menstruasi pertama (menarche) di Indonesia usia 13-14 tahun (37,5%) rata-rata usia menarche di perkotaan 11-12 tahun (30.3%) dan usia menarche dipedesaan 15-16 tahun (32.2%). Tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama (menarche) di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2. Adapun jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriftif kuntitatif, lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2 dan dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Sampelnya adalah siswa perempuan dari kelas VI A sampai kelas VI C dengan jumlah total sampel 50 responden. Teknik penelitian menggunakan total sample dan menggunakan analisis univariat dengan menggunakan instrumen kuisioner yang sudah diuji validitas, reabilitas dan diadopsi dari DASS 42. Hasil tingkat stres yang belum menstruasi dari 35 responden paling banyak pada kategori ringan 19 siswi (54.3%). Tingkat stres yang sudah menstruasi dari 15 responden, banyak pada kategori normal 10 siswi (66.6%) untuk tingkat stres yang belum dan sudah menstruasi berat dan sangat berat tidak ada di responden. Dari hasi penelitian dapat disimpulkan bahwa memiliki perbedaan antara tingkat stres yang belum dan sudah menstruasi, khususnya saat menghadapi menstruasi pertama (menarche)

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat illahi rabbbi yang telah banyak

memberikan kenikmatan kepada peneliti, sehingga karya tulis ilmiah ini selesai.

Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Baginda Alam yakni

Habibana wanabiyana Muhammad SAW.

Karya Tulis Ilmiah Ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat stres

pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama, disamping untuk

memenuhi salah satu syarat agar dapat mengikuti ujian sidang Ahli Madya

Keperawatan pada Program studi Keperawatan di Fakultas Pendidikan Olah Raga

dan Kesehatan. Peneliti mengambil judul “Gambaran Tingkat Stres Pada Anak Usia Sekolah Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) ” Karya Tulis Ilmiah ini mengambil sampel penelitian di SDN Gegerkalong Girang 2 Bandung

Peneliti sangat sadar, bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan. Karya

Tulis Ilmiah ini tidak Terlepas dari bantuan berbagai pihak, dan ungakapan terima

kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dan bantuan berbagai pihak.

Ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti sampaikan kepada yang

terhormat :

1. Bapak Prof.Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. Selaku Rektor Universitas

Pendidikan Indonesia

2. Bapak Prof. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd Selaku Dekan Fakultas FPOK

3. Bapak Agus Rusdiana, M.Sc.,Ph.D Selaku ketua Jurusan Pendidikan

Kesehatan dan Rekreasi

4. Bapak Iman Imanudin,S.Pd.,M.Pd Selaku Ketua Program Studi Keperawatan

5. Bapak Haris Sofyana S.Kep.,Ners.,M.kep dan Ibu Dra.Yati Ruhayati,M.Pd

(6)

inspirasi dan motivasi kepada penulis untuk selalu sabar dan berusaha dalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Keperawatan UPI, yang senantiasa mengajarkan

dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan insya allah akan penulis

aplikasikan dalam hidup untuk mengabdi kepada masyarakat

7. Ibu Nita Fitria S.,Kep.,Ners.,M.Kep yang telah memberikan saran dan

arahannya dalam penyusunan KTI ini

8. Kepala sekolah dan Tata Usaha SDN Gegerkalong Girang 2 yang telah

mengizinkan dan banyak membantu dalam penelitian di sekolah yang di

pimpinnya.

9. Kepada Ayah dan Ibunda tercinta dengan penuh kasih sayang dan kesabaran

telah membesarkan dan mendidik penulis hingga dapat menempuh

pendidikan yang layak. Juga buat Kakak-kakak dan keponakan

tercinta membantu baik moril maupun materil selama penullis menempuh

pendidikan (UPI).

10. Untuk seseorang yang terbiasa ku panggil “Achong” yang tulus memberikan kasih sayang, semangat serta dorongan, doa berikut motivasi kepada diriku.

11. Teman-temanku seperjuangan (Angkatan 2010) di Keperawatan UPI yang

dengan penuh keikhlasan membantu penulis, kebersamaan kita selama

menempuh hari-hari perkuliahan semoga tetap terjalin indah sebagai

kenangan abadi selamanya.

Akhirnya, peneliti berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi

peneliti dan kemajuan bagi ilmu pengetahuan pada umumnya.

(7)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Konsep Stres ... 6

B. Konsep Menstruasi Pertama (Menarche) ... 14

C. Konsep Menstruasi ... 21

D. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan ... 25

E. Kesiapan Anak Dalam Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche)... 29

F. Kerangka Berpikir... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

1. Status Menarche ... 41

2. Usia Menarche ... 41

(8)

B. Pembahasan ... 43

1. Status Menarche ... 43

2. Usia Menarche ... 43

3. Tingkat Stres yang Sudah dan Belum Menarche ... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 50

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor DASS 42 menurut tingkat keparahannya ... 13 Tabel 3.1 kisi-kisi Instrument Kuisioner Depression Anxiety Stres

Scale (Sebelum Uji) ... 35 Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Sekolah Dasar

Negeri Gegerkalong Girang 2 ... 40 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status

Menarche di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2 ... 41 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Menarche

di Sekolah Dasar Negeri Gegerkalong Girang 2 ... 41 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Stres Sudah dan

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Izin Penelitian ... 51

Surat Balasan Penelitian ... 52

Surat Bebas Pinjam Buku ... 53

Lembar Persetujuan Jadi Responden ... 54

Lembar Kuisioner DASS 42 (Baku) ... 55

Lembar Kuisioner DASS 42 (Diadopsi) ... 58

Hasil Pengolahan Data Belum Menarche ... 63

Hasil Pengolahan Data Sudah Menarche ... 65

Output Data ... ... 66

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menstruasi pertama (menarche) merupakan peristiwa paling penting pada

remaja putri sebagai pertanda siklus masa subur sudah di mulai. Datangnya

menstruasi pertama justru membuat sebagian remaja, takut dan gelisah karena

beranggapan bahwa darah haid adalah suatu penyakit. Namun beberapa

remaja justru merasa senang sewaktu mendapatkan menarche terutama

mereka yang mengetahui tentang menstruasi pertama (Rosidah,2006:24)

Menstruasi pertama (menarche) di mulai pada usia 9 sampai 14 tahun,

dengan diikuti oleh pertumbuhan rambut pubis dan payudara, sebelum

pertumbuhan payudara berlanjut, berat badan harus mencapai 45 kg sebelum

menstruasi di mulai dan proporsi lemak tubuh sekitar 16-24% diperlukan

untuk memperhatahankan siklus menstruasi yang normal, perempuan yang

berolahraga berat,seperti senam, renang, balet, dan lari akan mengalami

perkembangan reproduksi (menstruasi) akan terlambat, di pengaruhi oleh

mekanisme hormonal karena telah menurunkan produksi progesteron dan

akibatnya menunda kematangan endometrium (lapisan dalam dinding rahim).

Sedangkan perempuan yang memiliki berat badan lebih akan cepat

mengalami mentruasi lebih awal ( Beckaman, 2002:49)

Rata-rata usia menarche di indonesia yaitu, usia 11,2-13,4 tahun. Dengan

umur terendah 9 tahun dan tertinggi 15 tahun. Berdasarkan status sosial

ekonomi, pada golongan sosial ekonomi rendah rata-rata usia menstruasi

pertama (menarche) 9,6-15,6 tahun, sedangkan golongan sosial ekonomi

tinggi rata-rata usia menstruasi pertama (menarche) 9,8-13,8 tahun

(Ginarhayu, 2002:65).

Perubahan sikap premenstruasi pertama (premenarche) yang terjadi

(13)

2

stres, cemas, ketegangan dan kegugupan, cepat marah, berat badan

bertambah, oedema pada ekstremitas, payudara sakit, abdomen terasa penuh,

nafsu makan, ingin makan yang manis, depresi, cepat lupa, cepat menangis

dan bingung (Baradero 2007:10)

Penyebab stress pada perempuan yang mengalami menstruasi pertama

(menarche) adalah kecemasan, ketakutan dan nyeri sehingga dapat

menimbulkan pengalaman yang traumatis. Angka kejadian nyeri menstruasi

di dunia sangat besar rata-rata lebih dari 59% perempuan disetiap Negara

mengalami nyeri menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi

berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif. Walaupun umumnya tidak

berbahaya, namun seringkali dirasakan mengganggu bagi wanita yang

mengalaminya. Derajat nyeri dan gangguan tentu tidak sama pada setiap

wanita. Ada yang masih bisa beraktifitas (sesekali sambil menahan sakit) dan

ada pula yang tidak bisa beraktifitas karena menahan nyeri (Proverawati,

2009:21).

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh. Wahyuni (2010) pada

siswa SMP Negeri 4 surakarta tentang tingkat stres siswi dalam menghadapi

menstruasi pertama, menunjukan dari 242 responden bahwa sebagian besar

umur menstruasi pertama (menarche) berusia 10 tahun sebanyak 57 siswi

dengan kategori normal (37,5%), sedangkan responden paling sedikit

menstruasi pertama (menarche) berusia 14 tahun sebanyak 3 siswi dengan

kategori berat (1,9%) Dari hasil penelitian wahyuni diketahui bahwa dari 106

responden yang mengalami stres sedang (69,7%), 76 responden yang

mengalami stres ringan (50,0%), dengan kata lain ada hubungan tingkat stres

dengan menstruasi pertama (menarche) pada siswi SMP Negeri 4 Surakarta

dan menunjukkan suatu kecenderungan responden, bahwa semakin berat

tingkat stres nya, maka pramenstruasi nya juga semakin berat.

Siswi SD kelas VI sebagian besar ada yang sudah dan belum mengalami

menstruasi yang berusia antara 12 tahun sampai 13 tahun. Peneliti memilih

usia 12 tahun sampai 13 tahun sebagai objek penelitian karena berdasarkan

(14)

3

pubertas dan mengalami menstruasi pertama (menarche) yaitu usia 10 tahun

sampai 14 tahun. Karena pada umum nya usia tersebut sudah mengalami

menstruasi dan pembentukan fungsi hormon.

Pemilihan siswi SD sebagai subjek penelitian bertujuan untuk melihat dan

mengetahui bagaimana tingkat stres anak usia sekolah (siswi SD) saat

mengalami menstruasi pertama dan penyebab stres pada siswi saat

menstruasi pertama terjadi.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 orang siswi SD

dengan metode wawancara, 6 orang dari siswi tersebut mengatakan mereka

takut akan menghadapi menstruasi pertama (menarche) hal yang mereka

takutkan dari menstruasi itu adalah nyeri yang hebat karena mereka

mendengar berita tersebut dari kakak perempuan dan ibu nya, namun 4 orang

dari siswi ada yang mengatakan hanya biasa saja dalam menghadapi

menstruasi pertama, mereka mengatakan bahwa menstruasi adalah hal pasti

yang akan terjadi pada setiap perempuan.

Berdasarkan alasan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran

tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama

(menarche) di SDN Gegerkalong Girang 2.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Menstruasi akan terjadi pada setiap wanita mulai dari usia 10-14 tahun.

Wanita yang mengalami menstruasi pertama akan mengalami stres yang di

sebabkan oleh pengeluaran darah secara tiba-tiba dari vagina. Menstruasi

pertama terjadi pada usia 10 tahun, faktor yang menyebabkan menstruasi dini

disebabkan oleh gizi, olah raga, lingkungan sosial, audio visual dan ras. Stres

yang disebabkan oleh siswa pada saat mengalami menstruasi pertama

(menarche) yaitu dengan adanya nyeri pada perut yang menganggapnya

bahwa nyeri tersebut hanya sebagai sakit perut biasa. Sehingga dari uraian

(15)

4

tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi pertama

(menarche) di SDN Gegerkalong Girang 2?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat stres pada anak usia sekolah menghadapi menstruasi

pertama pada siswi SD kelas VI di SDN Gegerkalong Girang 2.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi jumlah siswi SD kelas VI yang sudah mengalami

menstruasi di SDN Gegerkalong Girang 2.

b. Mengidentifikasi jumlah siswi SD kelas VI yang belum mengalami

menstruasi di SDN Gegerkalong Girang 2.

c. Mengidentifikasi berdasarkan tingkat stres yang sudah dan belum

mengalami menstruasi pertama di SDN Gegerkalong Girang 2.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

badan-badan yang khususnya bergerak menangani permasalahan perlindungan

anak dan sebagai gambaran pengetahuan pada mahasiswa terhadap

tingkat stres pada siswa anak usia sekolah dalam menghadapi menstruasi

pertama, sehingga dapat dijadikan informasi yang penting bagi

mahasiswa keperawatan untuk lebih mempelajari dan tergerak untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang dapat memberikan manfaat

kepada mahasiswa ataupun masyarakat, agar dapat mengetahui penyebab

stres yang di hadapi anak usia sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi instansi terkait penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi kepada badan pemberdayaan dan perlindungan anak

(16)

5

stres sehingga dapat meningkatkan pengetahuan bagaimana cara

menghadapi menstruasi pertama sehingga tidak menimbulkan stres.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat, orang tua anak, guru di sekolah dasar. Agar dapat

merangsang keingintahuan mengenai tingkat stres dan penyebab

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di SDN Gegerkalong Girang 2, di

ruangan kelas VI. Pengambilan data akan dilakukan pada hari senin 13

Mei 2013 pukul 10.00 sampai dengan selesai.

2. Subjek Penelitian a. Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putri

kelas VI di SDN Gegerkalong Girang 2, sebanyak 50 orang.

b. Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil semua subjek (total

sample) untuk dilakukannya proses pengambilan data. Hal ini

dilakukan peneliti karena jumlah populasi yang sedikit, yaitu 50

orang dan juga merupakan prasyarat analisis data kuantitatif.

Pada penelitian ini yang akan menjadi sampel yaitu seluruh

siswa putri SD kelas VI di SDN Gegerkalong Girang 2 yang

rata-rata berusia 12 tahun sampai 13 tahun dan ada yang sudah dan belum

mengalami menstruasi.

B. Desain Penelitian

Untuk melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu rencana untuk

menunjang tercapainya tujuan. Dalam penelitian ini mutlak diperlukan suatu

desain penelitian. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriftif

kuantitatif, penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang di

lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi

(18)

33

gunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang di

hadapi pada situasi sekarang. (Notoatmodjo, 2006:18). Adapun

langkah-langkah desain penelitian yang disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian

C. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan

kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif kuantitatif, teknik sampling yang digunakan yaitu total

sampel, sedangkan teknik pengambilan data menggunakan checklist (√) atau daftar cek yang merupakan daftar isi pernyataan atau pernyataan yang akan

diamati (Hidayat, 2007:86).

Populasi

Sampel

Pengolahan data

Analisis data

Hasil pengolahan data

(19)

34

D. Definisi Operasional

Stress Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche), yaitu segala bentuk

stimulasi yang dapat menimbulkan seorang anak menjadi stres menghadapi

menstruasi pertama (menarche) di sebabkan oleh, perubahan fisik yang terjadi

secara drastis misalnya, payudara tumbuh menjadi besar, kemudian

tumbuhnya rambut pubis disekitar kemaluan dan nyeri yang hebat saat

menstruasi terjadi

E. Instrumen Penelitian

Instrumen memiliki peran penting dalam sebuah penelitian. Instrumen

berperan dalam memperoleh data yang digunakan dari sebuah penelitian,

untuk selanjutnya diteliti dan ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen atau alat pengumpul

data dengan angket atau kuesioner untuk alat ukur tingkat stres yang diadopsi

dari DASS 42. Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya

stres yang dialami seseorang (Hardjana, 1994:45). Tingkatan stres ini diukur

dengan menggunakan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42)

(Lovibond, 1995). Psychometric anxiety stress scale of the Depression

Anxiety stress scale 42 (DASS 42) terdiri dari 42 item pertanyaan, yang

mencakup 3 subvariabel di antaranya 1) fisik 2) emosi/psikologis 3) perilaku.

Menurut Lovibond (1995) yang dikutip oleh Crawford & Henry (2003) dalam jurnalnya yang berjudul “DASS :Normative data & latent structure in large non-clinical sample”. DASS mempunyai tingkatan discrimant validity

dan mempunyai reliabilitas sebesar 0,91 yang diolah berdasarkan penilaian Cronbach’s Alpha.

Tingkatan stres pada instrument DASS 42 (lovibond, 1995)

menggolongkan pada lima tingkatan yaitu Normal, skor : 0 – 69 Ringan,

skor : 69 – 78 Sedang, skor : 78 – 86 Berat, skor :86 – 89 Sangat berat,

(20)

35

Adapun kisi-kisi pertanyaan, berdasarkan jurnal internasional dari

Crawford & Henry (2003) yang berjudul “DASS :Normative data & latent

structure in large non-clinical sample” dan Sohall Imam (2005) yang berjudul “DASS:Revisited “, DASS 42 dijabarkan dengan indikator-indikatornya pada tabel 3.1 sebagai berikut

Tabel 3.1 Kisi-kisi instrument Kuisioner Depression Anxiety Stress Scale (Sebelum Uji)

Variabel Dimensi Indikator No Soal

Tingkat stres

- Tidak ada perasaan positif

- Tidak bisa berkembang

- Tidak ada harapan

- Sedih, murung, tertekan

- Tidak ada minat

- Orang yang tidak berharga

- Hidup tak berguna dan berarti

- Tidak mendapat kesenangan

(21)

36

- Tidak berdaya 30

Stress

- Jengkel pada hal yang kecil

- Reaksi berlebihan

- Sulit rileks

- Energi yang terbuang percuma

- Tidak sabaran

- Menjengkelkan bagi orang lain

- Sulit mentolelir gangguan

1=kadang-kadang, 2=lumayan sering, 3=setiap saat.

1. Uji Validitas dan Uji Relialibilitas Instrumen

Validitas adalah sejauh mana kecermatan dan ketepatan alat ukur dalam

melakukan fungsi alat ukurnya (Hidayat, 2007:93). Suatu instrumen atau

alat ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut

menjalankan fungsi alat ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai

dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup

dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu.

Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa

kalipun diambil ditetapkan sama hasilnya (Hidayat, 2007:100)

Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

kuisioner yang sudah tervalidasi yaitu DASS 42, sehingga tidak perlu

dilakukan uji validitas dan reabilitas karena memiliki nilai validitas dan

(22)

37

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan

data dalam penelitian. sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat

alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian. Alat

ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa kuesioner/angket,

observasi, wawancara atau gabungan ketiganya (Hidayat,2007:87).

Data adalah pencatatan penelitian baik yang berupa fakta atau angka

(Arikunto, 2006:34). Data berdasarkan memperoleh di bagi menjadi dua data

primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2007:45) :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

subyek/obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari

jawaban atas pernyataan yang disediakan melalui kuisioner oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dengan

obyek peneliti (Riwidikdo, 2007:45). Cara mendapat data sekunder ini

adalah dengan studi dokumentasi. Studi dokumentasi adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku dan

surat kabar (Arikunto, 2006:38)

Data sekunder diperoleh dari bagian tata usaha (TU), yaitu data

jumlah siswa putri kelas VI di SDN Gegerkalong Girang 2 yang

berjumlah 50 orang.

G. Analisis Data dan Pengolahan Data 1. Analisis Data

Dalam penelitan analisis data yang digunakan yaitu analisis univariate

(23)

38

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2007:188)

2. Pengolahan data

Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya adalah

pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel.

Langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut (Hidayat, 2007:107) :

a. Penyuntingan Data (Data Editing)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau

ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap maka perlu

dilakukan wawancara ulang.

Peneliti memeriksa daftar pernyataan yang telah diserahkan oleh

responden mengenai kelengkapan pengisian atau jawaban kuesioner

sudah diisi semua atau belum, keterbacaan tulisan, kesesuaian

jawaban yang satu dan yang lainnya dan keseragaman satuan data.

b. Pengkodean Data (Data Coding)

Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom

untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi

nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.

Peneliti mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden ke

dalam kategori-kategori dengan cara memberi tanda kode berbentuk

angka pada masing-masing jawaban.

c. Tabulasi Data (Data Tabulating)

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010:40).

Mengelompokan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian

dimasukan ke dalam tabel distribusi frekuensi yang sudah disiapkan

sehingga mudah untuk dilakukannya proses pendataan (mudah

dibaca). Setiap data yang sudah dikelompokan diberi kategori sesuai

(24)

39

Hasil dari pengolahan di atas kemudian diolah secara tabulasi dan

perhitungan presentase dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah Jawaban Benar

N: Jumlah Responden

Selanjutnya ditabulasikan kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan skala :

0% = Tidak seorangpun dari responden

1-26% = Sebagian kecil dari responden

27-49% = Hampir setengah dari responden

50% = Setengah dari responden

51-75% = Sebagian besar dari responden

76-99% = Hampir seluruhnya dari responden

100% = Seluruhnya dari responden P =

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Status menarche di SDN Gegerkalong Girang 2, dari 50 responden

banyak yang belum mendapatkan menstruasi dengan jumlah 35 siswi (70%)

responden dan 15 siswi (30%) responden yang sudah mengalami menstruasi

dilihat dari penyebaran kuisioner. Rata-rata usia menarche siswi di Sekolah

Dasar Negri Gegerkalong Girang 2 yaitu 12 tahun sebanyak 14 siswi (28%)

dan 13 tahun 1 siswi (2%) dari responden, usia 12 sampai 13 tahun sudah

menstruasi adalah hal normal terjadi pada wanita. Tingkat Stres yang belum

menarche yaitu normal 12 siswi (34.3%), ringan 19 siswi (54.3%), sedang 4

siswi (11.4%).

Hal ini disebabkan siswi belum mengalami perubahan tubuh secara

drastis dan sudah mempersiapkan diri dengan cara mencari informasi

menangani stres saat menstruasi datang pertama kalinya sedangkan tingkat

stres yang sudah menstruasi ada tiga kategori yaitu normal 10 siswi (66.6%),

ringan 3 siswi (20%), sedang 2 siswi (13.4%), disebabkan siswi sudah

mengalami pertumbuhan yang drastis dan merasakan nyeri menstruasi, berat

dan sangat berat (0%) tidak ada di responden, untuk ada hubungannya

tingkat stres dengan usia mengalami menstruasi pertama anak usia sekolah

mendapatkan menstruasi bisa menjadi sebuah beban dan pikiran.

B. Saran

1. Sekolah Dasar Negeri Geger Kalong Girang 2

Tidak ada salahnya sekolah memberikan pelajaran dan pengajaran tentang

sistem reproduksi kepada muridnya, sehingga apabila anak sudah

(26)

47

2. Untuk Peneliti Selanjutnya

Dianjurkan untuk meneliti tingkat stres, kecemasan pada anak usia sekolah

dari kelas III-V yang rata-rata berusia 9 tahun sampai 11 tahun, karena

pada umumnya umur 9 sampai 11 tahun pasti ada yang sudah mengalami

khususnya menstruasi pertama dan faktor-faktor yang mempengaruhi stres

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Supriadi, F. (2002). Hubungan aktivitas bersepeda dengan Kesehatan Mental

Emosional : posttraumatic Mental Health. Dalam Depression Anxiety

Stress Scale [online], vol 7 (2), 2 halaman.

Tersedia :

http://www/psy/unsw.edu/groups.html [3 April 2013]

Khairani, M. (2009). “hubungan antara ibu, anak dengan kesiapan mengahadapi

menstruasi pertama (menarche) pada siswi SMP Muhammadiyah

Banda Aceh” journal Psikologi Undip. 10 (2), 133-142

Kartika, P. (2009). “hubungan antara status gizi, keterpararan media

cetak/elektronik status menarche ibu (genetik), dan aktivitas olahraga

terhadap status menarche pada siswi di SMP Al-azhar Rawamangun”

journal PKM Universitas Indonesia. 10 (5), 15-20

Wahyuni, R. (2010). “hubungan tingkat kecemasan dengan sindroma

pramenstruasi pada siswi SMPN 4 Surakarta” journal gaster. 7 (2),

555-563

Papero dan Sriati (2011) Gambaran Tingkat Stres pada Remaja di Panti Asuhan

yayasan kyai Maja Pahit : Hubungan Tingkat Stres Dalam Terapi

Musik untuk Penurunan Tingkat Stres [Online] vol 7 (3) 28 halaman

Tersedia :

http :www/undip/ac/id.html [5 April 2013]

Karyadi, J.N. (2006).”Hubungan antara sikap terhadap menstruasi dan kecemasan

terhadap menarche” journal psikologi universitas gajah mada. 4 (1),

38-54

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. (ketiga). Bandung : Refika Aditama.

Hidayat, A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak (pertama). Surabaya :

Salemba Medika.

Rasmun, R. (2004). Stres, Koping Dan Adaptasi. (pertama). Jakarta : CV Sagung

(28)

49

Allen, K.E dan Marotz, L.R. (2010). Profil Perkembangan Anak Prakelahiran

Hingga Usia 12 Tahun. Jakarta : PT I ndeks.

Hidayat, A.A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisi Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Nursalam, (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Surabaya : Salemba Medika

Proverawati dan Misaroh (2009). “Hubungan Kecemasan dengan Gangguan

Siklus Menstruasi”. Journal Psikologi Stikes Surakarta.vol (9), 34-59

Rosidah, Y (2008). “Hubungan Antara Pengetahuan, Kecemasan Remaja Putri

Menghadapi Menarche”. Journal Psikologi UGM. 24, (3), 10-37

Gambar

Tabel 2.1 Tabel 3.1
Gambar 2.2 Gambar 3.1
GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang menarche terhadap penurunan tingkat kecemasan siswi dalam menghadapi menarche di Sekolah Dasar Negeri Blimbing 01

“ Hubungan Kesiapan Menghadapi Menarche dengan Tingkat Kecemasan pada Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Di Desa Ajung Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember ” yang saya tulis

Penelitian yang dilakukan oleh Rosidah tentang gambaran pengetahuan remaja mengenai menstruasi pertama (menarche) pada tahun 2006 menunjukan bahwa remaja yang

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai hubungan antara pengetahuan remaja tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche , maka dapat diambil

Informasi tentang menstruasi sangat penting diberikan kepada anak perempuan usia sekolah dasar sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pendidikan orang

Untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan tentang menstruasi terhadap tingkat kecemasan menghadapi menarche antara kelompok remaja putri yang diberikan penyuluhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi menarche pada siswi kelas V dan VI di

LEMBAR PERSETUJUAN Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : GAMBARAN TINGKAT STRESS ORANG TUA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI MASA PEMBELAJARAN TATAP