perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI
DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA REMAJA
PUTRI DI SD NEGERI BULUKANTIL
JEBRES SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh:
Primastuti Widyaningrum
R0106041
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
commit to user ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG MENSTRUASI DENGAN SIKAP MENGHADAPI MENARCHE PADA REMAJA
PUTRI DI SD NEGERI BULUKANTIL JEBRES SURAKARTA
Primastuti Widyaningrum1 Rin Widya Agustin2 Sri Mulyani3
Latar Belakang : Pada masa remaja khususnya remaja putri akan mengalami perubahan fisik yang pesat sebagai tanda biologis dari kematangan seksual.
Menarche atau menstruasi pertama merupakan salah satu perubahan pubertas yang pasti dialami setiap anak perempuan. Permulaan menstruasi akan menjadi peristiwa yang traumatik bagi beberapa remaja putri yang tidak mempersiapkan dirinya terlebih dahulu. Remaja putri membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan kesehatan selama menstruasi. Berbagai gangguan dan kesulitan tersebut secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi fisik ataupun psikologis anak, dalam situasi seperti ini diperlukan pengetahuan yang benar tentang menarche dan dengan sikap positif diharapkan pula orang tua mampu memberikan alternatif pemecahan masalah secara tepat.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang menstruasi dengan sikap menghadapi menarche pada remaja putri di SD Negeri Bulukantil Jebres Surakarta.
Metode Penelitian : Penelitian menggunakan desain corelasional dengan rancangan cross sectional. Teknik sampling dengan total sampling dengan jumlah sampel 52 siswi yang berumur 8 - 12 tahun. Analisa data dengan chi square test
pada taraf signifikansi 95%.
Hasil Penelitian : Analisa data dengan chi square test dengan hasil X2 hitung sebesar 7.610 dan nilai p= 0.022 yang diujikan pada X2 tabel pada df (derajat kebebasan) sebesar 5.991
Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan tentang menstruasi dengan sikap menghadapi menarche.
Kata kunci : Pengetahuan, sikap, Menstruasi, Menarche, Remaja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan curahan roh kudus, kasih dan hikmat marifatnya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Hubungan
Antara Pengetahuan Tentang Mesntruasi Dengan Sikap Menghadapi Menarche
Pada Remaja Putri Di SD Negeri Bulukantil Jebres Surakarta” selesai tepat pada
waktunya.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang membantu,
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, yang semuanya memberi bimbingan, semangat dan nasehat. Oleh
karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr, dr, Much. Syamsulhadi, Sp.KJ. (K), selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr, MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
3. H. Tri Budi Wiryanto,dr. Sp.OG (K), Ketua Program Studi Diploma IV
Kebidanan Universitas Sebelas Maret.
4. Mochammad Arief Tq, dr., M.s, PHK, selaku Ketua Tim Karya Tulis Ilmiah
Program Studi DIV Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Rin Widya Agustin, S.Psi.,M.Psi, selaku Pembimbing Utama yang dengan
sabar, bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau untuk
commit to user
6. Sri Mulyani, S.Kep. Ns,M.Kes, selaku Pembimbing Pendamping yang banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Sri Handayani, S.SiT,M.Keb, selaku Penguji yang telah memberikan masukan
dan saran untuk kebaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
8. Maryanto, S.Pd., MM, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Bulukantil atas ijin
dan bantuan yang telah diberikan dalam mengerjakan penelitian.
9. Seluruh dosen dan karyawan D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta atas bantuan yang telah diberikan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
10.Teman – teman seperjuangan angkatan 2006 mahasiswa D IV Kebidanan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat baik kepada penulis maupun
pada pembaca.
Surakarta, Juli 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Tentang Menstruasi ... 7
1. Pengetahuan ... 7
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 9
3. Menstruasi ... 9
4. Pengetahuan Tentang Menstruasi ... 14
B. Sikap Menghadapi Menarche ... 15
1. Sikap ... 15
a. Pengertian ... 15
b. Komponen Sikap ... 16
c. Tingkatan Sikap ... 16
d. Ciri-ciri Sikap ... 18
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ... 18
commit to user
a. Pengertian ... 20
b. Perubahan yang Terjadi Bersamaan dengan Menarche ... 21
c. Gangguan Masa Menarche ... 22
3. Sikap Menghadapi Menarche ... 23
C. Remaja ... 24
1. Pengertian ... 24
2. Perkembangan Remaja ... 24
D. Hubungan antara Pengetahuan tentang Menstruasi dengan Sikap Menghadapi Menarche ... 26
E. Kerangka Konsep ... 28
F. Hipotesis ... 28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Kriteria Restriksi Sampel ... 31
E. Variabel Penelitian ... 32
F. Definisi Operasional Variabel ... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ... 34
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 37
I. Teknik Analisa Data ... 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Profil SDN Bulukantil Jebres Surakarta ... 45
B. Hasil Penelitian ... 46
1. Univariat ... 46
a. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 46
b. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua .... 47
c. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Menstruasi ... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
e. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam Menghadapi
Menarche ... 48
2. Bivariat ... 49
BAB V. PEMBAHASAN
A. Pembahasan ... 51
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 54
commit to user DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner ... 36
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 46
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua ... 47
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 47
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Menstruasi ... 48
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam Menghadapi Menarche ... 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Pelaksanaan
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data dan Penelitian
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Hasil Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada masa remaja khususnya remaja putri akan mengalami perubahan
fisik yang pesat sebagai tanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan
ini terjadi pada satu masa yang disebut masa pubertas, yang merupakan masa
transisi antara masa kanak-kanak dan masa reproduksi (Wiknjosastro, 1999).
Remaja mengalami kematangan seksual dan tercapainya bentuk dewasa
karena kematangan fungsi endokrin. Ovarium atau indung telur menghasilkan
estrogen dan progesteron dan sejumlah kecil androgen (Sayogo, 2006).
Menarche merupakan menstruasi yang dimulai antara umur 10 dan 16
tahun. Menarche atau menstruasi pertama merupakan salah satu perubahan
pubertas yang pasti dialami setiap anak perempuan. Cepat lambatnya
menarche tergantung pada faktor internal yang meliputi organ reproduksi,
hormonal, penyakit sedangkan faktor eksternal meliputi gizi, pengetahuan
orang tua, gaya hidup (Nike, 2008).
Permulaan mestruasi akan menjadi peristiwa yang traumatik bagi
beberapa remaja putri yang tidak mempersiapkan dirinya terlebih dahulu.
Remaja putri membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan
kesehatan selama menstruasi. Remaja putri akan mengalami kesulitan dalam
mengetahui atau membicarakannya baik dengan teman sebaya atau ibu
mereka (Admin, 2008).
Berbagai gangguan dan kesulitan tersebut secara langsung ataupun
tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi fisik ataupun psikologis anak.
Terlebih lagi bila yang bersangkutan tidak memahami dengan baik apa yang
harus dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi. Kebanyakan dari
mereka justru merasa jijik, takut, bingung dan menjadi panik. Dalam situasi
seperti ini diperlukan pengetahuan yang benar tentang menarche dan dengan
sikap yang positip diharapkan pula orangtua mampu memberikan alternatif
pemecahan masalah secara tepat (BKKN, 2006).
Sikap dalam menghadapi menarche, dipengaruhi oleh banyak hal, antara
lain faktor dari pribadi dan lingkungan. Pribadi seperti pengalaman,
kecukupan informasi, pengaruh pendidikan. Pengaruh lingkungan seperti
pengaruh orang lain, pergaulan dan sebagainya. Tetapi tidak semua bentuk
sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang,
kadang-kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh
emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Sikap dalam menghadapi menarche bisa berwujud
positif ataupun negatif, sikap positif ditunjukkan dengan rasa keikhlasan
ketika dia tahu bahwa sudah menuju dewasa, percaya diri, tidak takut dan
tidak cemas terhadap apa yang dialaminya. Sikap negatif ditunjukkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Selama ini sebagian masyarakat tabu untuk membicarakan tentang
masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja awal kurang memiliki
pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang perubahan-perubahan fisik dan
psikologis terkait menarche. Persiapan mental sangat diperlukan sebelum
menarche karena perasaan cemas dan takut akan muncul (Candra, 2008).
Remaja yang tidak mengenal proses reproduksi dalam tubuhnya, juga
akan menganggap bahwa menstruasi merupakan bukti adanya penyakit atau
hukuman akan tingkah laku yang buruk. Beberapa remaja juga akan merasa
senang sewaktu mengalami menarche, terutama bila mereka telah mengetahui
seluk beluk mengenai menstruasi (Fitria, 2007).
Studi pendahuluan yang dilakukan penulis ada tanggal 25 Pebruari 2010
di SDN Bulukantil Jebres Surakarta dengan mewawancarai terhadap 10 siswi
didapatkan kesimpulan kebanyakan dari mereka belum mengetahui tentang
menarche dan mereka menyatakan tidak tahu apa yang akan dia lakukan
ketika mengalami menstruasi untuk pertama kalinya, sebagian kecil
mengatakan tahu dan bersikap positif karena menganggap menarche adalah
hal yang wajar dan pasti terjadi pada setiap wanita.
Berdasarkan latar belakang penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang hubungan pengetahuan antara menstruasi dengan sikap
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan dalam bentuk perumusan
masalah penelitian sebagai berikut: “Apakah ada hubungan antara
pengetahuan tentang menstruasi dengan sikap menghadapi menarche pada
remaja putri di SD Negeri Bulukantil Jebres Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang
menstruasi dengan sikap menghadapi menarche pada remaja putri di SD
Negeri Bulukantil Jebres Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di
SD Negeri Bulukantil Jebres Surakarta.
b. Mengetahui sikap dalam menghadapi menarche pada remaja putri di
SD Negeri Bulukantil Jebres Surakarta.
c. Menganalisa hubungan tingkat pengetahuan tentang menstruasi
dengan sikap menghadapi menarche pada remaja putri di SD Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wacana dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang
menarche dan kesiapan menghadapi menarche pada remaja putri.
b. Diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan dalam
pembelajaran khususnya pada mata kuliah kesehatan reproduksi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Remaja
Menambah wawasan tentang pengetahuan tentang menstruasi
dalam upaya menghadapi menarche serta mampu mengaplikasikan
kesehatan reproduksi dalam bentuk perilaku.
b. Bagi orangtua
Sebagai wawasan tentang kesehatan reproduksi khususnya
kepada yang memiliki anak perempuan sehingga bisa diberikan
pemahaman sejak dini tentang kesehatan reproduksi yang salah satu
tentang menarche
c. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
program-program yang dapat menyebarluaskan informasi tentang kesehatan
d. Bagi institusi kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah
satu bahan informasi dalam merencanakan program bagi kesehatan
reproduksi wanita.
e. Bagi penelitian selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan Tentang Menstruasi
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yaitu: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan
merupakan dasar untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo,
2003).
Pengetahuan merupakan terbentuknya tindakan seseorang.
Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan
diri maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat
dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan
seseorang. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan mencakup 6
(enam) tingkatan dalam domain kognitif, yaitu :
a. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan dalam tingkat
seluruh bahan yang dipelajari atau dari rangsangan yang telah
diterima.
b. Memahami ( comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.
c. Aplikasi ( application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang
sebenarnya.
d. Analisis ( analysis )
Analisis merupakan suatu kemampuan menjabarkan materi
atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi dan berkaitan satu sama lain.
e. Sintesis ( synthesis )
Sintesis diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
didasarkan pada suatu kinerja yang ditentukan sendiri atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo
(2003)
a. Sosial ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan
seseorang, sedang ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi
baik tingkat pendidikan akan tinggin sehingga tingkat pengetahuan
akan tinggi juga.
b. Kultur (budaya, agama)
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
seseorang, karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai
tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.
c. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima
hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal-hal yang baru tersebut.
d. Pengalaman
Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa
pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan
semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin
banyak.
3. Menstruasi (Haid)
a. Haid sebagai bagian siklus reproduksi
Menstruasi (haid) adalah pengeluaran darah dari alat
wanita dewasa dan sehat. Siklus menstruasi merupakan bagian dari
siklus reproduksi wanita, siklus menstruasi ini terjadi bersamaan dan
saling berhubungan dengan siklus ovarium. Siklus ovarium meliputi
pertumbuhan folikel, ovulasi dan pembentukan Korpus Luteum
(Wiknjosastro, 1999).
b. Sistem Hormon dalam fisiologi Haid
Pada siklus haid FSH (Folikle Stimulating Hormon)
dikeluarkan oleh anterior hipofise sehingga beberapa folikel primer
berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat estrogen
mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua, yaitu LH
(Luteonizing Hormone ) FSH dan LH ini berada di bawah pengaruh
RH (Releazing Hormone) yang disalurkan dari hipotalamus ke
hipofisis. Proses ini dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik
estrogen terhadap hipotalamus (Wiknjosastro, 2006).
Di bawah pengaruh LH folikel de graaf menjadi matang
mendekati permukaan ovarium kemudian terjadi ovulasi. Pada
ovulasi kadang terjadi perdarahan sedikit yang akan merangsang
peritoneum pelvis sehingga menimbulkan rasa nyeri yang disebut
intermenstruasi (Wiknjosastro, 1999).
Setelah ovulasi terbentuklah korpus rubrum yang akan menjadi
korpus luteum di bawah pengaruh hormon gonadotropin LH dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
menyebabkan endometrium bersekresi dan kelenjarnya berlekuk –
lekuk (Mochtar, 1998).
c. Siklus Menstruasi
Ada beberapa fase dalam siklus menstruasi menurut
Wiknjosastro (1999), yaitu:
1) Stadium Mentruasi
Pada waktu itu endometrium dilepas dan pengeluaran
hormon-hormon ovarium paling rendah. Berlangsung selama 2 –
8 hari.
2) Stadium proliferasi
Pada waktu itu endometrium tumbuh kembali disebut
juga endometrium mengadakan proliferasi. Masa proliferasi
berlangsung sampai hari ke empat belas. Antara hari ke dua
belas dan empat belas dapat terjadi pelepasan ovum dari
ovarium yang disebut ovulasi.
3) Stadium sekresi
Pada ketika itu korpus rubrum menjadi korpus luteum
yang mengeluarkan progesterone. Dibawah pengaruh
progesterone ini, kelenjar endometrium yang tumbuh
berkeluk-keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang
d. Sindrom sebelum datang bulan ( pre- menstruasi syndrome )
Beberapa saat sebelum mulai menstruasi wanita biasanya akan
mengalami rasa tidak enak atau merasakan gejala-gejala antara lain:
1) Nyeri payudara
2) Rasa penuh atau kembung diperut bagian bawah
3) Merasa sangat lelah
4) Nyeri otot terutama dipunggung bawah dan perut
5) Perubahan kebasahan vagina
6) Muka berminyak atau tumbuh jerawat
7) Gangguan emosi seperti mudah marah, tersinggung, sukar tidur
dan sakit kepala
Setiap wanita pasti mengalami sekurang-kurangnya satu dari
gejala-gejala tersebut diatas tetapi ada juga yang sampai gangguan
yang berat seperti depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi dan
muntah karena nyeri perut hebat (Wiknjosastro, 1999).
e. Cara penanggulangan
Cara penanggulangan gangguan atau keluhan–keluhan
sebelum atau selama menstruasi menurut August (2000):
1) Kurangi garam-garam yang menyebabkan tubuh berusaha
menyimpan air sehingga menyebabkan rasa penuh di perut
bagian bawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Coba memakan makanan yang berprotein tinggi seperti
kacang-kacangan, ikan, daging dan susu. Sehingga menyebabkan lebih
banyak air yang keluar dari tubuh yang akan mengurangi rasa
penuh di perut bagian bawah.
4) Coba minum ramuan yang biasanya dapat mengatasi masalah
ini.
Untuk mengatasi nyeri perut saat menstruasi dapat dilakukan
cara-cara seperti berikut:
1) Usap perut bagian bawah untuk mengurangi ketegangan otot
perut.
2) Isi sebuah botol dengan air panas dan letakkan di perut bagian
bawah atau bisa dipergunakan kain tebal/handuk yang sudah
dibasahi dengan air panas.
3) Minum air teh yang terbuat dari daun rasberry kemudian
dicampur jahe.
4) Tetap menjalankan tugas sehari-hari seperti biasa.
5) Coba untuk berolah raga atau berjalan-jalan.
6) Minum obat anti nyeri/sakit yang ringan seperti antalgin.
7) Bila sangat nyeri dan perdarahan yang banyak dan semua usaha
di atas tidak menolong perlu konsultasi dengan ahli.
f. Perawatan diri selama menstruasi
1) Pergunakan pembalut untuk menampung darah menstruasi yang
2) Pembalut diganti paling sedikit 2 kali sehari atau tergantung
keadaan.
3) Cucilah alat kelamin bagian luar dengan air dan sabun paling
sedikit 1 kali sehari atau lebih baik setiap ada keperluan ke
belakang untuk mencuci noda-noda darah yang tertinggal
(August, 2000).
4. Pengetahuan tentang menstruasi
Hasil tahu seseorang tentang pengeluaran darah dari alat
kandungan yang terjadi secara klinik setiap bulan secara teratur pada
wanita dewasa dan sehat. Menstruasi dimulai pada usia 10 – 12
tahun namun hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
organ genital, hormonal, gizi, lingkungan, pengetahuan orangtua dan
gaya hidup. Dengan mendapatkan menstruasi maka wanita tersebut
sudah dikatakan matang dan mampu untuk mendapatkan keturunan.
Biasanya menstruasi terjadi setiap 28 hari sekali dan
berlangsung selama 2 – 8 hari. Sebelum mendapatkan menstruasi
wanita akan mengalami beberapa gangguan, seperti: nyeri payudara,
badan terasa cepat lelah, timbulnya jerawat, nyeri perut, pinggang,
susah tidur, mudah marah dan sakit kepala. Adapun beberapa cara
untuk mengatasi gangguan tersebut, antara lain: mengurangi garam,
menghindari minuman yang mengandung caffeine, makan makanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
melakukan personal hygiene dengan rutin mengganti pembalut
sesuai kebutuhan dan mencuci kelamin dengan air setiap buang air.
Setiap wanita dapat memperoleh pengetahuan tentang
menstruasi ini melalui beberapa cara misalkan dari lingkungan,
sekolah, pengalaman, media cetak ataupun media elektronik. Agar
dapat merawat diri selama mendapatkan menstruasi.
B. Sikap Menghadapi Menarche
1. Sikap
a. Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2003).
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek
dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya
respon (Azwar, 2007). Sikap juga dapat diartikan sebagai
kecenderungan yang relatif stabil, dimiliki seseorang dalam bereaksi
(baik reaksi positif maupun negatif) terhadap dirinya sendiri, orang
lain, benda, situasi atau kondisi sekitarnya (Mappiere, 1999). Sikap
tumbuh diawali dari pengetahuam yang dipersepsikan sebagai suatu
hak yang baik (positif) maupun tidak baik (negatif), kemudian
b. Komponen sikap
Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang saling menunjang,
yaitu:
1) Komponen kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan
pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang
berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap
objek sikap.
2) Komponen afektif merupakan komponen yang berhubungan
dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa
senang merupakan hal positif dan rasa tidak senang merupakan
hal negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positif
dan negatif
3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku
tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan
berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau
bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. (Azwar,
2007)
c. Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari beberapa tingkatan ( Notoatmodjo, 2003 ):
1) Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2) Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
3) Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga.
4) Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling
tinggi.
5) Sifat sikap
Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersifat
negatif (Azwar, 2007).
a) Sikap positif remaja dalam menghadapi menarche
ditunjukkan kesiapan dirinya ketika mengalami menarche
karena menganggap sebagai hal yang wajar dan pasti terjadi
pada semua wanita, tidak takut, dan tahu apa yang harus
dilakukan ketika sudah mengalami menarche ( Mappiare,
1999 ).
b) Sikap negatif remaja dalam menghadapi menarche
yang akan terjadi, dan tidak siap dengan apa yang akan
dialaminya (Suryobroto, 2000).
d. Ciri-ciri sikap
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan hidup
2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan
sikap dapat berubah bila terdapat keadaan dan syarat tertentu.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek.
4) Objek sikap merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga
merupakan kumpulan suatu hal.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dari segi-segi perasaan.
6) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar (Azwar, 2007).
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, antara lain:
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek, individu
mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya
memperoleh pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu objek
menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
2) Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,
pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.
Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang
melibatkan faktor emosional (Azwar, 2007).
3) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki
sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang
dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh
keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Azwar,
2007).
4) Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis
pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan
telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena
kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya (Azwar, 2007).
5) Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media
komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan
sehingga akan berakibat terhadap sikap konsumen (Azwar,
2007).
6) Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan
lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan,
sehingga konsep tersebut mempengaruhi sikap (Azwar, 2007).
7) Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2007).
2. Menarche
a. Pengertian
Menarche adalah permulaan menstruasi pada seorang gadis
pada masa pubertas. Biasanya muncul pada usia 10 sampai 14 tahun.
Perubahan penting terjadi pada masa gadis menjadi matang jiwa dan
raganya melalui masa remaja wanita dewasa (Priece, 1999).
Seiring dengan perkembangan biologis pada umumnya, anak
pada usia tertentu, seseorang mencapai tahap kematangan
organ-organ seks. Ditandai dengan haid pertama “ menarche “. Dalam
masa kanak-kanak ovaria dikatakan masih dalam keadaan istirahat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
terjadi perubahan-perubahan ovaria yang mengakibatkan perubahan
besar pada seluruh tubuh wanita (Gunarso, 2001).
b. Perubahan yang terjadi bersamaan dengan Menarche
Berbagai perubahan selama pubertas bersamaan dengan
terjadinya menarche meliputi thelarche, adrenarche, pertumbuhan
tinggi badan lebih cepat, menarche dan perubahan fisik (Marjono,
1999).
1) Thelarche ( perkembangan payudara )
Ini terjadi paling awal pada usia kurang dari 10 tahun
(8–13 tahun). Perkembangan payudara ini, disebabkan karena
hormon estrogen. Payudara matang dicapai sekitar usia 14 – 15
tahun (12 – 18 tahun).
2) Adrenarche ( Pubarche atau perkembangan aksila dan pubis )
Mulai sekitar usia 11 tahun ( 10 – 14 tahun ). Adrenarche
ini, terjadi karena peningkatan sekresi endrogen adrenal
sehingga lebih banyak pregnolen yang masuk ke jalur androgen.
3) Pertumbuhan tinggi badan lebih cepat (maximal growth)
Bila terjadi 2 tahun sesudah talarche atau 1 tahun
sebelum menarche. Dipengaruhi oleh growth hormone, estradiol
dan insulin like-growth factor ( IGF – 1 ) atau somatomedin – C.
4) Menarche (haid pertama)
Variasi normal antara usia 9 – 16 tahun, dengan rata-rata
12 – 13 tahun haid pertama biasanya lama dan perdarahan
banyak. Dengan bertambahnya usia siklus haid normal makin
teratur disertai ovulasi. Ovulasi dicetuskan dengan adanya
feedback positif estrogen terhadap hipotalamus–pituitari,
mengakibatkan terjadinya cetusnya LH (lutenizing Hormone)
yang menstimulasi ovulasi.
5) Perubahan psikis
Perasaan menjadi lebih sensitif, emosional dan rasa
kagum terhadap lawan jenis.
c. Gangguan masa Menarche
Gangguan dalam masa menarche meliputi : menarche dini,
menarhe tarda dan perdarahan.
1) Menarche dini, yaitu sudah adanya haid sebelum umur 10 tahun
yang dikarenakan pubertas dini dimana hormon gonadotropin
diproduksi sebelum anak usia 8 tahun, sehingga hormon ini akan
merangsang ovarium , ciri - ciri kelamin sekunder, menarche
dan kemampuan reproduksi terdapat sebelum waktunya.
Menurunnya usia waktu menarche disebabkan karena keadaan
gizi, kesehatan umum yang membaik dan berkurangnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Menarche tarda ialah menarche yang baru datang setelah 14
tahun, yang disebabkan oleh faktor keturunan, gangguan
kesehatan dan kurang gizi.
3) Perdarahan
Perlu diingat bahwa haid pertama jarang datang teratur
seperti orang dewasa, lamanya perdarahan pada haid pertama
sangat banyak selama beberapa bulan sesudah menarche. Haid
datang dengan siklus pendek atau perdarahan waktu haid
pertama sangat banyak selama beberapa bulan sesudah
menarche. Haid datang dengan siklus pendek atau perdarahan
waktu haid banyak sehingga menggelisahkan orang tua. Ini
perlu dilakukan pemeriksaan darah untuk menentukan beratnya
anemi dan gangguan pembekuan darah. Faktor-faktor
psikologis, gizi dan diabetes perlu dipertimbangkan sebagai
penyebabnya (Prawirohardjo, 1999).
3. Sikap menghadapi menarche
Sikap merupakan kesiapan untuk menghadapi menarche dengan
cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan
pada stimulus yang menghendaki respon(Azwar,2007).
Sikap dalam menghadapi menarche bisa berwujud positif ataupun
negatif, sikap positif ditunjukkan dengan rasa keikhlasan ketika dia tahu
terhadap apa yang dialaminya. Sikap negatif ditunjukkan dengan perasaan
gelisah, takut, kurang percaya diri, serta bingung dengan apa yang akan
terjadi (Fitria, 2007).
Sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengetahuan,
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan faktor emosional
(Azwar,2007).
C. Remaja
1. Pengertian
Remaja adalah seseorang yang sedang berada pada suatu tahap
antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan
masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan (Prawirohardjo,
2004).
2. Perkembangan remaja
Menurut Prawirohardjo (2004) perkembangan yang terjadi pada
masa remaja ada empat yaitu meliputi :
a. Perkembangan fisik
Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik
berhubungan dengan mulainya pubertas. Hormon estrogen membuat
anak perempuan memiliki sifat kewanitaan setelah remaja. Hormon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
rongga rahim dan vagina sehingga membesar, tebal dan mengeluarkan
cairan bertambah banyak. Selain itu juga dapat mengakibatkan
tertimbunnya lemak di daerah panggul wanita dan dapat
memperlambat pertumbuhan tubuh yang semula sudah dirangsang
oleh kelenjar bawah otak.
b. Perkembangan intelektual
Tidak terdapat perubahan-perubahan dalam fungsi intelektual
selama masa remaja. Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah
yang kompleks berkembang secara bertahap. Masa remaja adalah
awal dari tahap pikiran formal operasional, yang dapat diartikan
sebagai pemikiran yang melibatkan logika deduksi atau pengurangan.
Tahap ini terjadi pada semua orang tanpa memandang pendidikan dan
pengalaman mereka. Sebagian besar remaja mampu menyesuaikan
diri tanpa mendapatkan kesulitan apa-apa. Tetapi selama masa
penyesuaian remaja akan bersikap irasional, mudah tersinggung dan
sulit dimengerti. Hal ini karena adanya konflik dalam dirinya, frustasi,
kebimbangan bahkan keputusasaan.
c. Perkembangan seksual
Perubahan fisik yang terjadi mengakibakan munculnya
dorongan seksual. Pemuasan dorongan seksual masih dipersulit
dengan banyaknya tabu sosial, dan kurangnya pengetahuan yang
pada lawan jenisnya dan keinginan untuk menjalin hubungan yang
lebih dekat dengan lawan jenisnya.
d. Perkembangan emosional
Masa remaja adalah masa stress emosional yang timbul dari
perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.
Hal itu dipandang sebagai perkembangan proses psikososial yang
terjadi seumur hidup. Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh
dari orang yang tergantung menjadi orang yang tidak tergantung, yang
identitasnya memungkinkan mereka berhubungan dengan yang
lainnya dengan gaya dewasa. Terjadinya masalah emosional tersebut
berbeda-beda pada setiap remaja. Biasanya pada masa ini remaja
mulai mencari jati diri, susah diatur, lebih mudah marah, cemas dan
merasa bimbang.
D. Hubungan antara Pengetahuan tentang Menstruasi dengan Sikap Menghadapi Menarche
Pengetahuan yang harus dimiliki remaja awal tentang menstruasi
adalah pengetahuan tentang siklus menstruasi, sindrome sebelum datang
bulan, cara penanggulangan, cara mengatasi nyeri perut saat menstruasi,
perawatan diri selama menstruasi.
Menurut Azwar (2007) pengetahuan dapat mempengaruhi perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menghadapi menarche sikap kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan
cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki
respon di mana stimulus tersebut adalah menarche. Individu dengan
pengetahuan yang baik maka dia telah mengetahui tentang menarche,
sehingga akan mempengaruhi respon terhadap apa yang terjadi pada dirinya.
Remaja yang mendapat informasi yang benar tentang menstruasi maka
mereka akan mampu menerima terjadinya menstruasi pertama dan mampu
menerima setiap perubahan yang dialami dengan positif. Sebaliknya remaja
yang kurang pengetahuannya tentang menstruasi akan merasa cemas dengan
perubahan yang dialami dan cenderung bersikap negatif. Remaja yang kurang
memperoleh informasi, akan merasakan pengalaman yang negatif
E. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
F. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka konsep dapat dirumuskan:
Hipotesis Penelitian: Ada hubungan antara pengetahuan tentang menstruasi Pengetahuan tentang
menstruasi
sikap menghadapi
menarche
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan 1. Sosial ekonomi 2. Kultur
3. Pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah corelasional dengan
rancangan cross sectional, yaitu mencoba untuk mencari hubungan antar
variabel faktor resiko dan efek yang analisisnya untuk menentukan ada
tidaknya hubungan antar variabel itu sehingga disusun hipotesisnya
(Nursalam, 2003).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SD Negeri
Bulukantil yang bertempat di Kelurahan Ngoresan Kecamatan Jebres
Kota Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2010.
C. Populasi dan Sampel.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan (Sugiyono, 2007)
a. Populasi Target
Seluruh siswi kelas IV dan V SD yang belum pernah menstruasi
(menarche).
b. Populasi Aktual
Seluruh siswi kelas IV dan V SD Negeri Bulukantil Ngoresan Jebres
Surakarta yang berjumlah 52 siswi yang belum menstruasi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007).
a. Besar Sampel
Dalam menentukan besar atau jumlah sampel harus
memenuhi beberapa kriteria, antara lain:
1) Tingkat ketepatan (Level of precision)
Tingkat keteapatan disebut juga kesalahan pengambilan
sampel (error sampling), merupakan jangkauan di mana nilai
populasi ditentukan.
2) Tingkat kepercayaan (Level risk atau confidence)
Tingkat kepercayaan menunjukkan kesesuaian sampel yang
diteliti dengan nilai populasi yang sebenarnya. Tingkat kepercayaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Besar sampel sangat tergantung pada model populasi yang
diteliti, semakin mendekati nilai populasi sebenarnya maka semakin
kecil tingkat error sampling. Untuk populasi kecil misalnya 100 atau
kurang dari 100 sebaiknya semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Karena populasi kecil maka jumlah sampel adalah
seluruh anggota populasi yang berjumlah 52 orang (Narimawati dan
Munandar, 2008).
3. Teknik Sampling
Adapun cara pengambilan sampel yang digunakan olah peneliti
adalah dengan menggunakan tehnik total sampling dimana semua
anggota dijadikan sebagai sampel (Narimawati dan Munandar, 2008).
D. Kriteria Restriksi Sampel
1. Kriteria Inklusi
a. Seluruh siswi kelas IV dan V SD Negeri Bulukantil tahun ajaran
2009/2010.
b. Berusia 10-13 tahun
c. Hadir pada saat penelitian
2. Kriteria Eksklusi
a. Bukan siswi kelas IV dan V SD Negeri Bulukantil
b. Berumur < 10 tahun atau > 13 tahun.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependen (Sugiyono, 2007).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
tentang menstruasi.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas/independen (Sugiyono,
2007). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sikap dalam
menghadapi menarche pada remaja putri.
F. Definisi Operasional
1. Variabel Bebas: Pengetahuan remaja putri tentang menarche
a. Pengertian
Pemahaman remaja tentang pengertian menstruasi meliputi:
pengertian menstruasi pada awal sebagai pertanda sudah dewasa
(menarche), gangguan-gangguan menstruasi dan cara
penanganannya.
b. Alat ukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
c. Hasil ukur
Pengetahuan diukur menggunakan skala Gutmaan dengan jawaban
benar salah kemudian diordinalkan dalam bentuk:
Pengetahuan tinggi jika
Pengetahuan tinggi : jika X > X +SD
Pengetahuan sedang : X -SD< X < X +SD
Pengetahuan rendah : X < X-SD
keterangan:
X : total nilai
X : Nilai rata-rata SD: Standard deviasi
d. Skala
Ordinal
2. Variabel Terikat: Sikap remaja putri dalam menghadapi menarche
a. Pengertian
Sikap merupakan respon atau reaksi yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
b. Alat ukur
Kuesioner
c. Hasil ukur
Sikap diukur menggunakan skala likert. Hasil skor nilai jawaban
kemudian dikategorikan dalam bentuk:
2) Sikap negatif: jika hasil skor T < 50
Rumusnya skor T adalah:
ú
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
kuesioner, yaitu metode pengumpulan data yang menggunakan kumpulan
pernyataan mengenai suatu objek. Pernyataan dalam kuesioner bersifat
tertutup, yaitu variasi jawaban sudah ditentukan dan disusun terlebih
dahulu, sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih
jawaban kecuali yang telah diberikan (Notoatmodjo, 2002).
Untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang menstruasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Untuk pernyataan positif
1) Benar (B) : nilai 1
2) Salah (S) : nilai 0
b. Untuk pernyataan negatif
1) Benar (B) : nilai 0
2) Salah (S) : nilai 1
Kuesioner untuk mengukur sikap remaja putri dalam menghadapi
menarche menggunakan skala Likert, yaitu kuesioner dengan pernyataan
dengan empat alternatif jawaban sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan positif
1) Sangat setuju (SS) : nilai 4
2) Setuju (S) : nilai 3
3) Tidak setuju (TS) : nilai 2
4) Sangat tidak setuju (STS) : nilai 1
b. Untuk pernyataan negatif
1) Sangat setuju (SS) : nilai 1
2) Setuju (S) : nilai 2
3) Tidak setuju (TS) : nilai 3
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner
f. Penyebab menstruasi 3 7,21,22 g. Usia menstruasi 4 16,23,24,29 h. Perawatan selama
menstruasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini dengan cara membagikan kuesioner kepada responden dan responden
diminta mengisi kuesioner tersebut dengan dipandu oleh peneliti, untuk
mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dan sikap
remaja putri dalam menghadapi menache.
Kuesioner berhubungan dengan:
a. Identifikasi responden yaitu nomor responden, umur responden.
b. Pertanyaan-pertanyaan informatif tentang apa yang telah diketahui
menstruasi dan sikap dalam mengahdapi menarche.
Data yang dikumpulkan kemudian dilakukan uji validitas dan
reabilitas untuk mengetahui baik tidaknya instrument pengumpul data
(Taufiqurohman, 2003).
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, kuesioner diuji
validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Uji coba dimaksudkan untuk
mendapat instrumen yang benar-benar valid dan reliabel.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah:
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
a. Uji Validitas untuk Pengetahuan
Uji validitas untuk mengukur tingkat pengetahuan dalam
penelitian ini menggunakan teknik korelasi point biserial dikarenakan
datanya dikotomi. Adapun untuk pengujian tes teknik korelasi point
biserial dengan rumus (Azwar, 2007):
(
p)
r = koefisien korelasi point biserial.
Mi = mean skor x dari seluruh subyek yang mendapat angka 1
pada variabel dikotomi i
Mx = mean skor dari seluruh obyek
Sx = deviasi standar skor x
p = proporsi subyek yang mendapat angka 1 pada variabel
dikotomi
i = skor pada variabel dikotomi
Tingkat hubungan dinyatakan sebagai koefisien-koefisien yang
dihitung berdasarkan dua kelompok nilai. Jika dua variabel sangat
erat hubungannya, maka koefisien korelasi mendekati +1,00 atau
-1,00 hasil selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel validitas untuk
mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau tidak. Item
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Berdasarkan hasil uji validitas dengan korelasi point biserial,
didapatkan dari 30 item pertanyaan pengetahuan tentang menstruasi
ada 27 item yang valid, 3 item yang tidak valid tidak dipergunakan
dalam penelitian ini.
b. Uji Validitas untuk Sikap
Uji validitas untuk mengukur prosedur sikap dalam penelitian
ini menggunakan teknik Produk Moment karena data tipe skala
pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikut (Sugiyono, 2007).
{
}
r : koefisien korelasi
x : pernyataan
y : skor total
xy : skor pernyataan
N : Jumlah sampel
Secara keseluruhan uji validitas didapat jika rhitung > rtabel maka,
Item pertanyaan dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka item
pertanyaan dikatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil uji validitas dengan Produk Moment,
23 item yang valid, 2 item yang tidak valid tidak dipergunakan dalam
penelitian ini.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data. Untuk itu dilakukan uji reliabilitas. Uji ini digunakan
untuk mengetahui tingkat keandalan suatu instrumen, sehingga dapat
diramalkan apabila alat ukur yang digunakan berkali-kali akan
memberikan hasil yang hampir sama dalam waktu yang berbeda dan
pada orang yang berbeda (Azwar, 2007).
a. Uji Reliabilitas untuk Pengetahuan
Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
dengan jumlah butir pertanyaan ganjil adalah rumus Kruder
Richarson-20 (Saifuddin, 2008), sebagai berikut:
2
oleh banyaknya seluruh subjek yang menjawab item
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Perhitungan reliabilitas menggunakan KR-20 hasilnya akan
dibandingkan dengan nilai r tabel pada N item soal yang valid, jika
r KR-20 ≥ r tabel maka disimpulkan reliable atau dapat dipercaya.
Berdasarkan uji reliabilitas pada jumlah soal yang valid
menggunakan KR-20 pada pengetahuan tentang menstruasi adalah
0,980.
b. Uji Reliabilitas untuk sikap
Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrumen
penelitian sikap menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach
adapun rumusnya sebagai berikut:
ú
r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen
k = mean kuadrat antara subjek
å 2
i
S = jumlah mean kuadrat kesalahan
2
t
S = varian total
Berdasarkan uji reliabilitas pada jumlah soal yang valid
menggunakan Alpha Cronbach pada sikap menghadapi menarche
adalah 0,984. Hasil perhitungan alpha dikatakan reliabel jika nilai
I. Teknik Analisa Data
1. Cara pengolahan data
a. Penilaian
1) pengukuran untuk pengetahuan
Pengetahuan diukur menggunakan kuesioner dengan
menggunakan skala Guttmann dengan jawaban benar dan salah.
Untuk pertanyaan positif, jika menjawab benar diberi nilai 1 dan
jika menjawab salah diberi nilai 0, sedangkan untuk pertanyaan
negatif , jika menjawab benar diberi nilai 0 dan jika menjawab
salah diberi nilai 1, selanjutnya skor total diordinalkan dalam
bentuk kategori sebagai berikut:
Tinggi : jika X > X +SD
Sedang : X -SD< X < X +SD
Rendah : X < X-SD
keterangan:
X : total nilai
X : Nilai rata-rata SD: Standard deviasi
2) Pengukuran sikap
Untuk penilaian sikap, setelah masing-masing jawaban
responden tersebut diperoleh kemudian skornya diolah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
menggunakan rumus standar skala Likert, yaitu skor T. (Azwar,
2007). Rumusnya adalah:
Klasifikasi sikap responden dilakukan setelah mengetahui hasil
skor T, yaitu dikategorikan sebagai berikut:
a) Positif : jika hasil skor T > 50.
b) Negatif : jika hasil skor T < 50
b. Tabulating
Membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi
kode sesuai dengan analisa yang telah dibutuhkan (Hidayat, 2001).
2. Analisis data
Adalah tahap dimana data diolah dan dianalisa dengan
teknik-teknik tertentu. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistik
non parametris teknik analisis yang digunakan adalah analisis univariate
untuk menggambarkan karakteristik responden yang diteliti dengan
menggunakan definisi operasional untuk masing-masing variabel dan
dua variabel, uji statistik yang digunakan adalah Chi square untuk data
dengan skala nominal 2 kategori dengan rumus:
å
=
-= k
i h
h F
F F x
1
2 0
2 ( )
Keterangan:
X2 = Chi kuadrat
F0 = Frekuensi yang diobservasi
Fh = Frekuensi yang diharapkan
Nilai x2 hitung tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai x2
tabel. H0 diterima jika x2hitung ≥ x2 tabel dengan kesalahan 5% pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tentang hubungan antara
pengetahuan tentang menstruasi dengan sikap menghadapi menarche pada remaja
putri di SDN Bulukantil, dengan hasil sebagai berikut:
A. Profil SDN Bulukantil Jebres Surakarta
SDN Bulukantil terletak di Jl. Kartika No. 32 Ngoresan Jebres
Surakarta. SDN Bulukantil merupakan sekolah dasar kelompok inti dengan
kategori A (amat baik). Saat ini SDN Bulukantil dengan kepala sekolah
Maryanto, S.Pd., MM. Sebagai sekolah unggulan SDN Bulukantil dilengkapi
dengan fasilitas seperti Ruang Komputer, Ruang UKS, Ruang KKG, Ruang
Kesenian, Ruang Perpustakaan. Fasilitas tersebut untuk menunjang
pembelajaran dengan teknologi informasi. Keunggulan lain dari SDN
Bulukantil adalah adanya sekolah sehat, dokter kecil dan pramuka. Jumlah
siswa-siswi SDN Bulukantil saat ini sebanyak 283 dengan 124 siswa dan 159
siswi. Jumlah tenaga pengajar sebanyak 17 dengan 1 lulusan S2, 11 lulusan
S1 dan 5 lulusan D II.
SDN Bulukantil terletak di Kelurahan Ngoresan Kecamatan Jebres
Kota Surakarta, yang berdekatan dengan salah satu kampus besar di
Surakarta, yaitu di bagian utara Kota Surakarta. Data dari Sekolah didapatkan
kebanyakan orang tua siswa bekerja di kantor-kantor swasta dan pegawai
menengah ke atas karena biaya SDN Bulukantil cukup mahal dibandingkan
dengan sekolah-sekolah dasar di sekitarnya.
B. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan pada 52 responden, yang terbagi dalam 2 kelas,
yaitu siswi kelas 4 dan kelas 5. Hasil penelitian akan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Univariat
a. Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
No. Umur Frekuensi Persen (%)
1. 8 tahun 1 1.9
2. 9 tahun 6 11.5
3. 10 tahun 20 38.5 4. 11 tahun 22 42.3
5. 12 tahun 3 5.8
Total 52 100
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa umur
responden pada rentang 8-12 tahun, dengan umur paling dominan
adalah 11 tahun, yaitu sebanyak 22 responden (42.3%).
b. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua Siswi
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan orangtua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan orang tua siswi
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa paling
dominan pendidikan orang tua siswi SD Negeri Bulukantil adalah
tamatan SMA, yaitu sebanyak 25 responden (48.1%).
c. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang
Menstruasi
Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi siswi
tentang menstruasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Sumber Informasi tentang Menstruasi
No. Sumber informasi Frekuensi Persen (%)
1 Media cetak 0 0
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut dapat diketahui bahwa remaja
memperoleh informasi tentang menstruasi paling dominan dari orang
tua, yaitu sebanyak 34 responden (65.4%).
d. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Menstruasi
Karakteristik responden berdasarkan pengetahuan tentang
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Menstruasi
No. Pengetahuan Frekuensi Persen (%)
1 Tinggi 6 11.5
2 Sedang 37 71.2
3 Rendah 9 17.3
Total 52 100
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa
pengetahuan remaja putri di SDN Bulukantil tentang menstruasi
paling dominan adalah dengan pengetahuan cukup, yaitu sebanyak
37 responden (71.2%).
e. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam Menghadapi
Menarche
Karakteristik responden berdasarkan sikap dalam
menghadapi menarche tentang menstruasi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap dalam Menghadapi Menarche
No. Sikap Frekuensi Persen (%)
1 Positif 40 76.9
2 Negatif 12 23.1
Total 52 100
Berdasarkan Tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa sikap
remaja putri di SDN Bulukantil tentang dalam menghadapi
menarche dengan 40 responden (76.9%) dengan sikap positif dan 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2. Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan sikap menghadapi
menarche di SDN Bulukantil. Hasil analisa bivariat sebagai berikut:
Tabel 4.6. Cross Tabulation (Tabulasi Silang) pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan sikap menghadapi menarche di SD N Bulukantil
Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut dapat diketahui hubungan antara
pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan sikap menghadapi
menarche di SDN Bulukantil sebagai berikut: responden dengan
pengetahuan tinggi, 4 responden (7.7%) dengan sikap positif dan 2
responden (3.8%) dengan sikap negatif. Responden dengan pengetahuan
sedang, 32 responden (61.5%) dengan sikap positif dan 5 responden
(9.6%) dengan sikap negatif. Responden dengan pengetahuan rendah, 4
responden (7.7%) dengan sikap positif dan 5 responden (9.6%) dengan
sikap negatif.
Uji hipotesis menggunakan chi square test dengan hasil X2 hitung
sebesar 7.610 dan nilai p =0.022 akan diujikan pada X2 tabel pada df
(dejarat kebebasan) sebesar 5.991. Karena X2 ( 7.610) > X2 tabel (5.991)
diterima jadi ada hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan chi square dengan
p (0.022) < 0.05 membuktikan adanya hubungan antara pengetahuan dengan
sikap. Menurut (Walgito, 2003) sikap berkaitan erat dengan tingkat
pengetahuan seseorang. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan
pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan. Hal ini
menunjukkan jika pengetahuannya semakin baik maka sikapnya akan
cenderung ke arah yang positif pula. Hasil penelitian juga bersesuaian
dengan teori, dimana hasil penelitian ini juga menunjukkan semakin tinggi
pengetahuan siswi semakin ke arah positif sikapnya dalam menghadapi
menarche.
Sikap remaja putri di SDN Bulukantil tentang menstruasi dalam
menghadapi menarche dengan 40 responden (76.9%) dengan sikap positif dan
12 responden (23.1%) dengan sikap negatif. Gambaran hasil ini menunjukkan
bahwa mayoritas responden telah siap menghadapi menarche, hal ini
ditunjukkan dengan mayoritas siswi SDN Bulukantil mempunyai sikap positif
terhadap menarche. Menurut (Fitria, 2007) sikap positif ditunjukkan dengan
rasa keikhlasan ketika dia tahu bahwa sudah menuju dewasa, percaya diri,
tidak takut dan tidak cemas terhadap apa yang dialaminya.
Hubungan antara pengetahuan tentang menstruasi dengan sikap dalam
menghadapi menarche menunjukkan arah kecenderungan siswi dengan
pengetahuan yang baik akan lebih ke sikap arah positif dan siswi dengan
pengetahuan kurang mempunyai kecenderungan ke sikap arah negatif. Arah
positif yaitu remaja mempunyai kesiapan ketika mengalami menarche karena
menganggap sebagai hal yang wajar dan pasti terjadi pada semua wanita,
tidak takut, dan tahu apa yang harus dilakukan ketika sudah mengalami
menarche dan arah negatif jika remaja mempunyai perasaan takut, bingung,
tidak tahu dengan apa yang akan terjadi, dan tidak siap dengan apa yang akan
dialaminya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian responden dengan
pengetahuan tinggi sebanyak 6 responden 4 di antaranya dengan sikap positif
sedangkan responden dengan pengetahuan rendah sebanyak 9 responden 5
diantaranya dengan sikap negatif.
Pengetahuan remaja putri di SDN Bulukantil tentang menstruasi
paling dominan adalah dengan pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 37
responden (71.2%). Hal ini menunjukkan siswi SDN Bulukantil sudah cukup
mengetahui tentang menstruasi. Menurut Notoatmodjo (2003) faktor-faktor
yang mempengaruhi pengetahuan adalah sosial ekonomi, kultur (budaya dan
agama), pendidikan, dan pengalaman. Dari segi sosial ekonomi siswi SDN
Bulukantil adalah golongan menengah berada di lingkungan perkotaan
dengan sarana informasi yang sudah sangat memadai. Pendidikan orang tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
sehingga siswi jadi mengetahui tentang menstruasi. Peran guru juga cukup
aktif dalam memberikan informasi tentang menstruasi sehingga hal ini akan
dapat menambah pengetahuan siswi tentang menstruasi.
Siswi SDN Bulukantil kebanyakan mendapatkan informasi tentang
menarche dari orang tua dan guru, hasil penelitian menunjukkan 34
responden (65.4%) orang tua telah memberitahu tentang menstruasi dan 18
responden (34.6%) mendapatkan informasi dari guru. Informasi-informasi
sejak dini sangat bermanfaat bagi siswi dalam menambah pengetahuan
tentang menarche, sehingga para remaja putri tidak takut karena hal ini wajar
terjadi pada semua wanita sebagai bagian dari siklus kematangan untuk
bereproduksi.
Penelitian ini jauh dari sebuah kesempurnaan, oleh karena itu dalam
penelitian ini masih ada keterbatasan-keterbatasan yang penulis sadari, antara
lain: faktor yang berpengaruh pada pembentukan sikap remaja putri dalam
menghadapi menarche sangat banyak, akan tetapi dalam penelitian ini hanya
membahas hubungan pengetahuan terhadap kesiapan dalam menghadapi
menarche, sehingga dalam hal ini penulis menyadari kekurangan pada
variabel-variabel yang berhubungan pada sikap dalam menghadapi menarche.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk meneliti faktor yang
lebih kompleks pengaruhnya terhadap sikap, sehingga didapatkan hasil yang
lebih bermanfaat dan mengetahui faktor apa yang pengaruhnya lebih besar