• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015 ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015 ABSTRAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015 Mestika Riza Helty, SKM, M.Kes

Pauzya Sahrina Harahap Khairima Amalia

ABSTRAK

Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita di mana terjadi perubahan-perubahan siklus dari alat kandungan nya sebagai persiapan untuk kehamilan. Proses perubahan ini merupakan suatu hal yang kompleks, saling mempengaruhi dan merupakan suatu kerja sama yang harmonis antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (indung telur) serta pengaruh dari glandula tyroida, korteks adrenal dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche, di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015.

Dalam penelitian ini akan menggunakan desain ‘’deskriftip korelasional’’ dimana untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive Sampling yang dilakukan dengan didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri. maka sampel dalam penelitian ini adalah 48 orang sisiwi.

Hasil penelitian diperoleh 48 sampel mayoritas siswi yang berpengetahuan kurang yaitu berjumlah 22 orang (45,8%), mayoritas siswi yang mempunyai kesiapan dalam menghadapi menarche tidak siap yaitu 28 orang (58,3%). Hasil uji chi-squeare diperoleh p value 0,000 < α 0,05 menunjukan ada hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan dalam menghadapi menarche.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarchedi SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015. Pengetahuan dan kesiapan dalam menghadapi menarche sangat penting. Dimana seorang siswi harus perlu mengetahui dalam menghadapi menarche. Diharapkan siswi berusaha untuk merubah pandangan yang negatif terhadap kesiapan dalam menghadapi menarche.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kesiapan Untuk Menghadapi Menarche Daftar Pustaka : Buku 13 (2009-2014) Internet 2

(2)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization ( WHO) tahun 2001 adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Seseorang dikatakan sehat tidak hanya memiliki tubuh dan jiwa yang sehat, tetapi juga dapat bermasyarakat yang baik. Jadi, kesehatan reproduksi adalah keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya dengan sehat dan aman.

Menstruasi memang merupakan fitrah perempuan dan ini menandakan bahwa perempuan tersebut sehat serta sistem reproduksinya bekerja dengan normal. Sehingga, terjadinya menstruasi sangatlah penting, khususnya bagi kesehatan organ reproduksi seorang perempuan. Menstruasi juga menandakan bahwa seorang perempuan sudah mampu untuk dapat menghasilkan keturunan, dan tentunya hal ini sangat diharapkan oleh semua perempuan dan menstruasi pertama kali biasanya dialami oleh perempuan sekitar usia 10 tahun, namun bisa juga lebih dini atau lambat (Laila, 2014).

Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita di mana terjadi perubahan-perubahan siklus dari alat kandungan nya sebagai persiapan untuk kehamilan. Proses perubahan ini merupakan suatu hal yang kompleks, saling mempengaruhi dan merupakan suatu kerja sama yang harmonis antara korteks serebri,

hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (indung telur ) serta pengaruh dari glandula tyroida, korteks adrenal dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya (Suciyanti, 2011).

Seorang wanita memiliki dua ovarium yang masing-masing menyimpan 200.000-400.000 sel telur yang telah matang (folikel). Normalya, hanya satu atau beberapa sel telur saja yang tumbuh setiap periode menstruasi, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba fallofi untuk kemudian dibuahi (Nirwana, 2011).

Pada masa tingkat kesuburan seorang wanita mencapai puncaknya dan secara seksualitas sudah siap untuk memiliki keturunan. Menstruasi pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat reproduksi yang dipengaruhi hormon cukup baik untuk kehamilan. Pada keadaan normal, masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi. Lamanya masa reproduksi sangat bergantung pada cadangan folikel yang masih tersedia dalam ovarium. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama ini wanita berdarah selama 1800 hari, setelah berusia 40 tahun kesuburan (fertlisasi) seseorang wanita akan menurun ( Misaroh, 2013).

Pertumbuhan organ reproduksi mengalami banyak perubahan pada masa pubertas. Pada remaja perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara, yaitu terdiri dari penonjolan puting disertai pembesaran daerah aerola (usia 8-12 tahun). Menstruasi pertama ( menarche) terjadi pada

(3)

stadium lanjut dari pubertas dan sangat bervariasi tiap individu ( rata-rata 10,5-15,5 tahun). Kemudian di ikuti dengan pertumbuhan rambut pada pubis (usia 11-15 tahun). Pada remaja laki-laki terjadi pembesaran testis, yang merupakan tanda pubertas pertama pada 98% remaja laki-laki ( Misaroh, 2013).

Menarche adalah menstruasi pertama yang berlangsung sekitar umur 10-11 tahun. Rangsangan pancaindra di blok pubertas inhibitor (nukleus amigdale) Pada usia 8-9 tahun terdapat estrogen rendah dan pengeluaran FSH minimal. Estrogen rendah berfungsi untuk tumbuh kembang alat seks sekunder dan mempersiapkan uterus (endometrium) lebih matang untuk menerima rangsangan. Pada usia 10-11 tahun terjadi perdarahan lucut endometrium, tanpa disertai “ ovulasi “ untuk lebih mematangkan uterus dengan endometrium dan alat seks sekunder (Manuaba, 2010).

Saat menstruasi pertama datang (menarche) disertai dengan perasaan bingung, gelisah, tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan seorang wanita yang mengalami menstruasi untuk pertama kali (menarche). Menstruasi pertama atau menarche adalah hal wajar yang pasti dialami oleh setiap wanita normal dan tidak perlu digelisahkan, namun hal ini akan semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai mentruasi ini sangat kurang dan pendidikan dari orang tua yang kurang. Adanya anggapan orang tua yang salah bahwa hal ini merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan dan menganggap bahwa anak akan tahu dengan sendirinya, menambah rumitnya

permasalahan. Gejala lain yang dirasakan yaitu sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan dipinggang untuk beberapa jam, kram perut dan sakit perut. Sebelum periode ini terjadi, bisanya ada beberapa perubahan emosional seperti perasaan suntuk, marah dan sedih yang deisebabkan oleh adanya pelepasan beberapa hormon (Misaroh, 2013).

Anak-anak perempuan di Amerika Serikat saat ini lebih cepat 9 bulan mendapatkan menstruasi pertama dibandingkan anak-anak perempuan 20 tahun lalu. Sementara itu usia rata-rata seorang anak perempuan mengalami menstruasi pertama tetap pada usia 12 tahun ( Misaroh, 2013).

Di Indonesia usia remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10 hingga 16 tahun dan rata-rata

menarche pada usia 12 tahun 5 bulan (Munda et all, 2013). Remaja yang akan mengalami menarche

membutuhkan kesiapan mental yang baik. Kesiapan menghadapi menarche

adalah keadaan yang menujukkan bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu datangnya menarche (Fajri & Khairani, 2010).

Dari hasil survey awal yang dilakukan di SMP Pahlawan Nasional dengan melakukan wawancara pada 7 siswi yang belum mengalami

menarche, didapatkan bahwa 5 siswi mengatakan mereka belum begitu mengetahui tentang menarche, mereka mengatakan takut dan cemas jika nanti akan mengalami haid, karena hanya mendengar dari teman bahwa haid itu sakit dan nyeri yang berlebihan pada awal haid, sehingga banya siswa yang merasa takut dan cemas.

(4)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi

menarche di SMP Pahlawan Nasional Jl. Durung No. 205 Tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian adalah : Apakah ada hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi

menarche di SMP Pahlawan Nasional tersebut.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche, di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang menstruasi.

b. Untuk mengetahui tingkat kesiapan responden dalam menghadapi

menarche.

METODE PENELITIAN

3.1. J enis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Menurut Hidayat, (2012), salah satu bentuk statistik yang digunakan untuk mencari hubungan dua variabel atau lebih dilakukan secara kuantitatif.

Pendekatan kuntitatif digunakan bertujuan untuk mengetahui korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni pengetahuan remaja putri tentang menstruasi sebagai variabel bebas yang ditandai dengan X dan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche sebagai variabel terikat yang ditandai dengan Y.

3.1.2. Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian

deskriftip korelasional yaitu: untuk menggambarkan hubungan mentruasi dengan kesiapan menghadapi menarche pada siswi di SMP Pahlawan Nasional Medan Tahun 2015. Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010 ).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Pahlawan Nasional Jl. Durung No. 205 Medan Tahun 2015. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu:

a. Rendahnya pengetahuan remaja putri tentang Menarche

(5)

b. Belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama

c. Tempat yang terjangkau. 3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan terhitung mulai dari bulan Januari sampai September 2015 dan dalam waktu tersebut kegiatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : dilakukan pengambilan dan pengolahan data meliputi kegiatan penelusuran perpustakaan, pengajuan judul, studi pendahuluan, seminar proposal, uji validitas, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan penelitian serta seminar akhir penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah seluruh subjek (manusia, hewan, tumbuhan) yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan (Notoadtmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi tingkat 1 (satu) dalam 12 ruangan dengan jumlah siswi sebanyak 240 yang ada di SMP Pahlawan Nasional Medan.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2010). Sampel penelitian akan diambil sebanyak 20% dari populasi. Hal ini sesuai menurut Arikunto (2007) bahwa populasi lebih dari 100 bisa diambil 10 – 15%, 20 – 25%. Sehingga jumlah sampel 20% x 240 = 48 orang. Jadi penelitian ini menggunakan Purposive Sampling

yaitu cara pengambilan sampel didasarkan atas pertimbangan peneliti sendiri (Hidayat, 2010). Dengan kriteria sampel yang akan diambil adalah :

1. Siswa yang belum haid 2. Siswa yang tidak haid 3. Bersedia menjadi responden 4. Siswa yang duduk di kelas satu 3.4. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan kraktristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2010).

Tabel 2. Defenisi Operasional Variabel

Penelitian

(6)

Independen : Pengetahuan

tentang menstruasi

Pengetahuan

merupakan hasil tahu yang dimiliki remaja putri tentang menstruasi ( datang bulan) Kuesioner sebanyak 15 soal dengan jawaban Benar = 1 Salah = 0 Kurang=0-5 Cukup=6-10 Baik=11-15 Ordinal Dependent: Kesiapan menghadapi menarche

Kesiapan remaja untuk menghadapi

menarche ialah suatu periode dimana seorang anak perempuan telah benar – benar siap secara biologis menjalani fungsi kewanitaannya. Angket Sebanyak 10 pertanyaan dengan jawaban Siap = 1 Tidak siap = 0 Tidak siap=0-5 Siap=6-10 Nomina l

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Pahlawan Nasional yang berlokasi di Jl. Durung No. 205 Medan Kelurahan Sirorejo Kecamatan Medan Tembung. SMP Pahlawan Nasional dibangun di atas tanah seluas 4,000 m2 dan memiliki akses internet sebagai fasilitas untuk siswa-siswinya. SMP Pahlawan Nasional berstatus sebagai sekolah swasta dengan waktu penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan di Pagi hari.

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 dengan sampel penelitian adalah kelas VII SMP Pahlawan Nasional yaitu sebanyak 48 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

lembar kuesioner untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang menstruasi dan kesiapan siswa dalam menghadapi menarche. Lembar kuesioner pengetahuan terdiri dari sebanyak 15 pertanyaan dan kuesioner kesiapan siswa untuk menghadapi menarche sebanyak 10 pertanyaan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015.

4.3 Analisa Univariat

4.3.1 Data Karakteristik Remaja Putri di SMP Pahlawan Nasional

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Data Karakteristik Responden

(7)

No Data Demografi Jumlah Persentase (%) 1 Umur (tahun) - 12 - 13 31 17 64.6 35.4 Jumlah 48 100 2 Sumber Informasi - Orang Tua - Guru - Internet - Televisi 18 9 18 3 37.5 18.8 37.5 6.3 Jumlah 48 100

Berdasarkan tabel 5 diatas diketahui bahwa mayoritas responden berada pada umur 12 tahun sebanyak 31 responden (64,6%) dan sumber informasi yang diperoleh mereka tentang menstruasi mayoritas diperoleh dari orang tua dan internet yaitu sebanyak 18 responden (37,5%) 1.3.2 Data Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menstruasi di SMP Pahlawan Nasional Tahun

2015 N o Pengetahua n Siswa Jumla h Persentas e (%) 1 Kurang 22 45.8 2 Cukup 18 37.5 3 Baik 8 16.7 Total 48 100

Berdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa pengetahuan remaja putri tentang menstruasi di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 mayoritas kurang 22 orang.

1.3.3 Data Kesiapan Remaja Putri Untuk Menghadapi Menarche

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Kesiapan

Remaja Putri untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 N o Kesiapan Siswa Menghada pi Menarche Jumla h Persentas e (%) 1 Tidak Siap 28 58.3 2 Siap 20 41.7 Total 48 100

Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa kesiapan remaja putri untuk menghadapi menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 mayoritas tidak siap sebanyak 28 orang.

4.4 Analisis Bivariat

Analisa Bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen dan dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square. Dikatakan ada hubungan yang bermakna secara statistik jika diperoleh p < 0,05 (Notoatmodjo, 2010).

1.4.1 Hubungan antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015.

Tabel 8

Tabulasi Silang antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi

dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 No Pengetahuan Kesiapan Siswa

Menghadapi Menarche Total X

2

(8)

Tidak Siap Siap F % F % F % 1 Kurang 21 43.8 1 2.1 22 45.8 23.044 0,000 2 Cukup 5 10.4 13 27.1 18 37.5 3 Baik 2 4.2 6 12.5 8 16.7 Total 28 58.3 20 41.7 48 100,0 Berdasarkan tabel 8 di atas

diketahui bahwa dari 22 orang (45.8%) yang berpengetahuan kurang memiliki kesiapan untuk menghadapi menarche sebanyak 21 orang (43.8%) tidak siap dan 1 orang (2.1%) siap. Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05) artinya Hipotesis Alternatif (Ha) diterima sehingga disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche. Hasil X2hitung sebesar 23.044

menunjukkan bahwa remaja putri yang berpengetahuan baik tentang menstruasi cenderung 23.044 kali merasa siap untuk menghadapi menarche dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi.

1.5 Pembahasan

4.5.1 Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas remaja putri memiliki pengetahuan yang kurang tentang menstruasi di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015.

Hasil ini menunjukkan bahwa para remaja putri masih banyak yang kurang mengerti tentang menstruasi. Dalam hal ini mungkin saja dikarenakan responden masih berada pada kelas VII dan masih belum mendapatkan pengetahuan tentang

menstruasi itu sendiri baik secara formal maupun non formal. Karena siswi tersebut mengaku belum mendapatkan pelajaran khusus tentang kesehatan reproduksi wanita khususnya tentang menstruasi.

Berdasarkan hasil kuesioner dari responden didapatkan mayoritas menjawab salah tentang kuesioner pengetahuan yang diberikan siswa banyak yang tidak tahu tentang apakah yang dimaksud dengan siklus menstruasi, apa yang menyebabkan kebanyakan remaja putri sering mengalami sakit di bagian bawah perut sewaktu menstruasi dan perubahan fisik yang terjadi saat seorang dikatakan remaja.

Menurut Kenzie (2013) dalam dunia pendidikan kesehatan dasar tentang sistem reproduksi manusia harus diberikan. Karena dengan pengetahuan yang baik tentang menstruasi, remaja akan merasa tenang dan siap menghadapi dan mengatasi masalah yang terjadi saat menstruasi berlangsung. Jika menstruasi disertai dengan pengetahuan yang benar, remaja putri akan merespon menstruasi dengan hal-hal atau perilaku yang positif.

Remaja putri yang kurang memahami bahwa menstruasi adalah peristiwa yang normal yang terjadi pada wanita, pada umumnya tidak mengetahui hal-hal yang mendasar yang berkaitan dengan menstruasi antara lain adalah pengertian, mekanisme terjadinya menstruasi, dan siklus menstruasi. Sikap tertutup tersebut menyebabkan merekakurang mendapat informasi mengenai menstruasi. Seharusnya remaja putri memiliki sikap terbuka supaya dapat menerima berbagai informasi

(9)

mengenai kesehatan reproduksi khususnya menstruasi.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas sumber informasi tentang menstruasi yang diperoleh siswa bersumber dari orang tua dan internet. Dukungan dari orang tua dan internet berupa pemberian informasi mengenai menstruasi juga sangat dibutuhkan bagi remaja putri, sehingga pengetahuan mereka bertambah. Keluarga seharusnya memberikan pemahaman dan pengenalan mengenai organ reproduksi kepada putrinya sebelum mereka mengalami perubahan organ reproduksi. Hal ini akan meningkatkan pengetahuan remaja putri sehingga mereka akan merespon terjadinya menstruasi dengan memiliki kesiapan yang baik untuk menghadapi menarche.

4.5.2 Kesiapan Remaja Putri Untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja putri merasa tidak siap untuk menghadapi menarche diSMP Pahlawan Nasional Tahun 2015.

Hasil ini menunjukkan bahw masih banyak remaja putri merasa tidak siap menghadapi menarche. Sebagian remaja putri mengalami kegelisahan, adanya rasa takut, kerisauan dan kecemasan ketika menghadapi menarche. Mereka merasa malu karena adanya perubahan fisik pada tubuh mereka. Misalnya bertambah besarnya buah dada, tumbuhnya rambut disekitar kemaluan dan ketiak serta mulai berfungsinya organ reproduksi.

Berdasarkan hasil kuesioner dari responden didapatkan mayoritas menjawab salah tentang kuesioner kesiapan yang diberikan kepada siswa banyak yang tidak tahu pernyataan saat ini saya belum mengalami menstruasi, menganggap menstruasi sebagai suatu hal yang akan merepotkan karena saat menstruasi harus membawa pembalut kemana-mana dan takut akan menghadapi menstruasi pertama.

Ketidaksiapan dapat terjadi pada remaja putri yang pertama kali mengalami mentruasi (menarche), karena ketidaktahuan dan adanya rasa nyeri yang dirasakan. Disamping itu, remaja juga merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dewasa, sehingga psikisnya juga dalam tahap perkembangan dan relatif tidak stabil. Sehingga remaja membutuhkan dukungan dari orang yang lebih dewasa dalam menghadapi hal-hal baru dalam hidupnya termasuk dalam menghadapi menarche

(Soetjiningsih, 2010).

Kesiapan berarti menunjukkan seseorang sudah mampu untuk melakukan sesuatu, jadi berkaitan dengan kesiapan seseorang menghadapi menarche merupakan peristiwa penting dalam perkembangan hidup seorang wanita dan tidak semua meresponnya secara positif, bahkan ada yang menganggap sebagai pengalam traumatis. Dan merupakan satu periode dimana seorang anak perempuan telah benar-benar secara biologis menjalani fungsi kewanitaannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi menarche dari aspek pemahaman dimana pengalam

(10)

seseorang terhadap kejadian yang dialaminya dan seseorang mengerti dan mengetahui akan kejadian yang dialaminya juga bisa dijadikan sebagai salah satu jaminan bahwa ia akan merasa siap menghadapi nya, aspek penghayatan dimana kondisi seseorang merasa siap secara alami akan menimpa hampir semua orang adalah sesuatu yang wajar, normal dan tidak perlu dikhawatirkan dan aspek kesedihan dimana suatu kondisi psikologis seseorang sanggup atau rela untuk berbuat sesuatu sehingga dapat mengalami langsung segala hal yang seharusnya dialami sebgai salah satu proses kehidupannya.

1.5.3 Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan

Kesiapan untuk

Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan reemaja putri tentang mentruasi dengan kesiapan menghadapi menarche di dapat bahwa dari 22 orang (45.8%) yang berpengetahuan kurang dan memiliki kesiapan untuk menghadapi menarche sebanyak 21 orang (43.8%) tidak siap dan 1 orang (2.1%) siap. Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (p<0,05) artinya Hipotesis Alternatif (Ha) diterima sehingga disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche. Hasil X2hitung

sebesar 23.044 menunjukkan bahwa remaja putri yang berpengetahuan baik tentang menstruasi cenderung 23.044

kali merasa siap untuk menghadapi menarche dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh yanti yusuf (2014) tentang hubungan pengetahuan remaja tentang menarche dengan kesiapan untuk menghadapi menarche di SMP Negri 3 Tidore Kepulauan bahwa disimpulkan terdapat ada hubungan dengan nilai p-value=0,017.

Dan sesuai dengan penelitian oleh mutia (2014) tentang hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan menghadapi menarche di mi rukoh banda aceh tahun 2014 bahwa disimpulkan terdapat ada hubungan dengan nilai p-value=0,028.

Menurut asumsi peneliti pengetahuan berhubungan dengan kesiapan dalam menghadapi menarche hal ini di karena kan pengetahuan yang baik dan tinggi akan menyebabkan penyerapan informasi lebih mudah dan baik sehingga dengan pengetahuan tinggi akan membuat kesiapan semakin meningkat dan pengetahuan yang baik tentang menarche pada siswi maka akan meningkatkan kesiapan seseorang untuk menghadapi menarche tersebut, sebab mereka sudah tahu apa yang akan dilakukan nanti nya ketika terjadi menarche dan pengetahuan yang baik akan membuat rasa cemas, ketakutan berkurang. Dan dengan berkurang nya rasa cemas dan takut akan meningkatkan kesiapan terhadap menarche tersebut.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari

(11)

pengalaman dan penelitian juga terbukti bahwa prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bagus dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Sebelum seseorang mangadopsi perilaku, dia harus tahu terlebih dahulu apa arti manfaat prilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Pengetahuan disini menyangkut segala sesuatu yang dipahami dan diketahui oleh responden tentang menstruasi. Dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang menstruasi remaja putri tersebut bisa segera menyadari bahwa menstruasi sebagai proses fisiologis merupakan. Menarche sebagai pengalaman baru bagi remaja putri usia pubertas berkaitan dengan faktor psikis, seperti malu, bingung, dan menganggap menstruasi sebagai peristiwa yang tidak menyenangkan. Remaja putri tersebut bisa segera menyadari bahwa menstruasi sebagai proses fisiologis merupakanmenstruasi dan berespon positif terhadap menarche. Sebaliknya pengetahuan yang tidak baik, kesalahan persepsi dan pemikiran yang salah dapat mendorong ketakutan, kecemasan, dan perilaku yang negatif bagi remaja putri dalam menghadapi menarche.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kesiapan untuk menghadapi menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015. Diharapkan kepada pelayanan kesehatan dan juga institusi pendidikan agar memperhatikan dengan menggalakkan penyuluhan tentang menarche agar pengetahuan siswi meningkat dan kesiapan akan lebih baik.

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 mayoritas berpengetahuan kurang.

2. Kesiapan Remaja Putri untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015 mayoritas merasa stidak siap . 3. Ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan remaja putri tentang Menstruasi dengan Kesiapan untuk Menghadapi Menarche di SMP Pahlawan Nasional Tahun 2015. Dengan nilai p-value sebesar 0,000.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas saran yang dapat diajukan penulis adalah :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dalam pendidikan keperawatan perlu diberikan penekanan materi mengenai menstruasi, sehingga dapat memberikan informasi ysang lebih banyak tentang menarche dan perawatan diri selama menstruasi kepada remaja putri, Untukmempersiapkan remaja putri dalam menghadapi menarche

(12)

2. Bagi responden

Bagi remaja putri yang masih memiliki pengetahuan tidak baik, sebaiknya berusaha untuk merubah pandangan yang negatif terhadap kesiapan dalammenghadapi menarche agar terbentuk suatu sikap yang positif yang akan membawa kebaikan

3. Bagi peneliti selanjutnya perlu dikembangkan lagi penelitian yang sejenis dengan jumlah sampel yang lebih besar dan area penelitian yang lebih luas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan menstruasi dan kesiapan remaja putri untuk menghadapi menarche.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rinneka Cipta. Handayani, alva, 2008. Anak anda

bertanya seks? Khazanah Intelektua, Bandung, 120 hlm Hidayat, Aziz Alimul (2010). Metode

Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data, Jakarta, Salemba Medika.

Kenzie. (2013). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Laila, Najmi Nur (2014). Buku Pintar Menstruasi,Banguntapan

Jogjakarta.

Manuaba, DKK (2010). Buku Ajar Ginekologi, Jakarta, EGC. Misaroh, Siti, DKK (2009). Menarche

Menstruasi Pertama Penuh Makna, Ruha Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal (2012). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan,

Jakarta, Salemba Medika.

Mohammad Asrori, Mohammad Ali (2008). Psikologi Remaja,

Jakarta 13220

Nirwana Benih Ade (2011). Psikologi Kesehatan Wanita, jl. Sorowajan Baru No.408A. yogjakarta Notoatmodjo, Soekidjo (2010).

Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rinneka Cipta.

Riyanto, Agus (2011). Pengolahan data dan analisis data kesehatan, Yogyakarta, Nuha Medika

Soetjiningsih. 2010. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Suciyanti, DKK (2011). Menstruasi dan Permasalahannya,

Jogjakarta

Waryana (2014). Gizi Reproduksi, Pustaka Riham, Jogjakarta

Fajri, Ayu., Khairani, Maya. 2010.

Hubungan Antara Komunikasi Ibu-Anak Dengan Kesiapan Menghadapi Menstruasi Pertama (Menarche) Pada Siswi Smp Muhammadiyah Banda Ace h. http://ejournal.undip.ac.id/ind ex.php/psikologi/article/downloa d/2885/2568. dibuka tanggal 14 Mei 2015 jam 20.00 Wib

Machfoedz, irham (2010). Metode Penelitian Kuantitatif &Kualitatif Bidang Kesehatan, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran, Disertai Contoh

(13)

KTI, Skiripsi, Tesis, Yogyakarta, Fitramaya

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Analisis Pengambilan Keputusan Nasabah dalam Memilih Bank Syariah sebagai Tempat Menabung dengan Metode Analitycal Hierarchy Process.. Telah memenuhi

Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana pembelajaran PAI kelas VIII di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kadugede Kabupaten Kuningan, bagaimana

Banjir dapat dicegah atau diminimalisir dampaknya, salah satu cara yang telah dilakukan adalah dengan membangun rumah berbentuk panggung. Beberapa sumber mengatakan

Judul yang dipilih pada Landasan Teori dan Program Project Akhir Arsitektur. ini adalah “ Musem Kesenian Tradisional Suku Banjar di

Pernyataan seorang laki-laki yang harus menjadi pemimpin serta pemenuh kebutuhan ekonomi keluarga dan juga pernyataan yang mengharuskan seorang perempuan mengurus masalah

Untuk mendukung proses keberlanjutan usaha tersebut sangat dibutuhkan berbagai kemudahan-kemudahan dalam mendapatkan : bahan baku, modal, sumber tenaga, tempat

Błoński nie- jako broni się przed tym, co go pociąga; prowadzi rachunek zysków i strat, ale tak naprawdę oczekuje, aż ktoś nim zawładnie; lubi posmakować tego, co zakazane,

Anda telah selesai melakukan login dengan user tamu, tetapi mungkin anda akan menemukan beberapa pesan yang memberitahukannya bahwa user tersebut belum dapat