• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PEMBELAJARAN SAXOPHONE DI BINA BAKTI BIG BAND BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PEMBELAJARAN SAXOPHONE DI BINA BAKTI BIG BAND BANDUNG."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK ……….……….… vi

DAFTAR ISI ………..………. vii

DAFTAR GAMBAR ……….……….. x

DAFTAR LAMPIRAN ………..………. 58

BAB I PENDAHULUAN ……….... 1

A. Latar Belakang Masalah ……….………... 1

B. Masalah Penelitian ……….……….… 4

C. Tujuan Penelitian ………..………... 5

D. Manfaat Penelitian ………..……….…….…. 5

E. Asumsi ………..……….…….. 6

F. Metode Penelitian ………..………..………… 6

G. Lokasi dan Sampel Penelitian ………..……….…….………. 7

BAB II LANDASAN TEORETIS ………..……….... 8

A. Proses Pembelajaran ………..,,………..…..…..…... 8

1. Belajar ………...…….………. 8

2. Proses dan Pembelajaran ………..………. 10

3. Metode Pembelajaran ………..………. 11

4. Penilaian Hasil Belajar ………..……… 13

B. Pembelajaran Saxophone ………..…... 14

(2)

2. Perkembangan Big band di Indonesia ………..…...…. 20

BAB III METODE PENELITIAN .………..…. 22

A. Metode Penelitian ………...… 22

B. Desain Lokasi dan Subjek Penelitian ……….…...… 22

C. Definisi Operasional ……….…...……..… 23

D. Instrumen Penelitian ………..…. 23

1. Lembar Observasi ……….……… 23

2. Pedoman Wawancara ………....….……... 23

E. Teknik Pengumpulan Data ………....………... 24

1. Observasi ………..…… 24

2. Wawancara ……….…... 25

3. Dokumentasi ………...… 26

F. Prosedur Penelitian ……….…... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….…. 28

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ………... 28

B. Pembahasan………..…….… 47

1. Materi Pembahasan Saxophone di Bina Bakti Big band ..…..….. 47

2. Tahapan Pembelajaran Saxophone di Bina Bakti Big band ....… 48

3. Metode Pembelajaran Saxophone di Bina Bakti Big band ...…. 50

(3)

DAFTAR PUSTAKA ……….……… 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

cukup pesat dan berarti, baik musik etnik maupun Barat, dengan ditunjang oleh

teknologi informasi yang baik sehingga memudahkan penyebaran informasi

tentang musik di seluruh dunia, mulai dari jenis, sejarah, musisi, hingga

kebudayaan atau gaya hidup. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap

perkembangan musik di Indonesia, khususnya musik barat (modern) yang mulai

banyak diminati oleh masyarakat kita, terlepas dari baik atau tidaknya pengaruh

tersebut.

Musik Barat yang berkembang di masyarakatpun sangat beragam

jenisnya, diantaranya jenis musik; blues, jazz, rock, ska, dan lain sebagainya.

Bentuk penyajiannya pun berbeda-beda ada yang membawakannya secara utuh

dan ada juga yang dicampur dengan gaya sendiri sesuai kemampuan dan

kebutuhan masing-masing musisi. Hal ini yang meramaikan dunia musik di

Indonesia dewasa ini. Sehingga untuk dapat mengakomodir masyarakat penikmat

musik tersebut, banyak diselenggarakan kegiatan atau acara-acara musik dari

panggung kecil hingga panggung besar. Tidak hanya skala regional atau nasional

saja, acara-acara musik besar berskala internasional pun mulai banyak dan sering

(5)

Terdapat beragam jenis dan bentuk musik Barat, salah satunya adalah

bentuk penyajian musik Barat yang cukup unik, yaitu big band. Big band yang

mulai ramai di era tahun 20an ini terdiri dari beberapa bagian yaitu brass section (seksi tiup logam), woodwind section (seksi tiup kayu), dan rhytm section. Pada

awalnya musik ini digunakan sebagai pengiring dansa atau tarian, tetapi pada

perkembangannya saat ini justru berbeda, big band dapat memiliki fungsi dan

kegunaan tersendiri baik dari jenis musiknya maupun instrumen itu sendiri.

Seperti halnya dalam bentuk big band yang ada di Indonesia, yang tidak hanya

memainkan repertoar jazz saja dalam setiap penampilannya, namun berbagai jenis

musik baik tradisi dalam negeri maupun luar negeri dapat diaransemen kedalam

bentuk big band ini. Dari beberapa grup big band yang ada di Indonesia, ada salah

satu grup big band yang cukup unik dari grup big band yang lain yaitu Bina Bakti

Big band.

Bina BaktiBig band ini mayoritas personilnya adalah siswa sekolah, mulai

dari siswa SD hingga siswa SMA yang berasal dari satu sekolah yang sama.

Walaupun anggotanya anak sekolah, namun permainan dan penampilanya cukup

menarik dan unik. Mereka pun tidak hanya membawakan repertoar jazz saja,

tetapi bermacam-macam repertoar lain seperti lagu tradisi Indonesia, lagu rohani,

bahkan mereka pun pernah berkolaborasi dengan alat musik tradisi Indonesia,

seperti gamelan dan alat musik tradisi China yaitu er-hu. Hal ini membuktikan

bahwa Bina Bakti Big band sudah mampu membuat kreasi-kreasi baru didalam

musik big band, walaupun personilnya mayoritas anak sekolah dan jarang sekali

(6)

BaktiBig band pun sama dengan big band-big band yang lain mempunyai proses

yang panjang dalam menggarap setiap materinya baik dalam bentuk latihan

kolektif ataupun latihan individu. Tetapi jelas terdapat perbedaan dengan big band

yang lain, karena Bina Bakti Big band mempunyai personil berusia muda,

sehingga terdapat pola-pola latihan yang berbeda untuk menghasilkan penampilan

semaksimal mungkin. Salah satunya adalah seperti latihan instrumen tiup yang

menjadi identitas big band. Untuk takaran orang dewasa mungkin mempelajari

instrumen tiup seperti trumpet, trombone, saxophone, flute, dan clarinet tidaklah sulit dibanding dengan anak-anak sekolah yang usianya relatif muda. Secara fisik

dan daya tangkap jelas berbeda, sehingga membutuhkan metode khusus dari para

pelatih atau pembimbing untuk mengatasi hal tersebut.

Salah satunya adalah mempelajari saxophone yang memang kurang

diminati dikarenakan alat musik ini tergolong mahal dan jarang, akan tetapi mulai

memasyarakat dikarenakan apresiasi masyarakat dari berbagai pertunjukan jazz,

big band, dan lain-lain. Sama halnya dengan instrumen tiup lain, mempelajari

saxophone pun memiliki beberapa tahapan dari mulai mengenali bagian-bagian alat, cara meniup, fingering, hingga tehnik-tehnik lainnya, hal ini memerlukan

waktu yang tidak cukup singkat dikarenakan ada beberapa aspek yang memang

harus dipelajari secara bertahap. Tentu saja menjadi sebuah cerita yang berbeda

ketika subjek belajarnya adalah siswa sekolah Bina Bakti yang notabene usianya relatif muda, apalagi untuk keperluan sebuah big band yang dituntut untuk siap

tampil. Karena untuk mempersiapkan kelompok big band untuk suatu pertunjukan

(7)

kelompok big band, pernah mengalami beberapa kendala baik secara teknis

maupun hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap siap atau tidaknya

kelompok big band untuk tampil di suatu pertunjukan. Oleh karena itu penulis

menyadari bahwa mempersiapkan sebuah kelompok big band dari mulai latihan

individual hingga latihan kolektif untuk sebuah pertunjukan tidaklah mudah

Sesuai dengan uraian diatas, jelas Bina Bakti Big band memiliki

perbedaan yang cukup menarik untuk dikaji, karena bagaimanapun juga proses

latihan saxophone untuk orang dewasa dengan siswa sekolah sangat berbeda. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat tema penelitian mengenai

pembelajaran instrumen tiup, yang salah satunya adalah saxophone, dengan judul ”Proses Pembelajaran Saxophone di Bina Bakti Big band Bandung.”

B. Masalah Penelitian

Sesuai dengan uraian yang telah dikemukakan diatas maka rumusan

masalahnya adalah ”Bagaimana proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band Bandung?” selanjutnya dari rumusan masalah tersebut, penulis menyusun

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pemilihan materi pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band Bandung?

2. Bagaimana tahapan pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band Bandung?

3. Bagaimana pemilihan dan penerapan metode pembelajaran saxophone di

(8)

4. Bagaimana hasil pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimanakah proses pembelajaran yang digunakan di Bina Bakti

Big band untuk latihan instrumen tiup khususnya saxophone.

1. Mengetahui pemilihan materi pembelajaran yang diterapkan dalam latihan

saxophone di Bina Bakti Big band Bandung.

2. Mengetahui tahapan pembelajaran yang diterapkan dalam latihan

saxophone di Bina Bakti Big band Bandung.

3. Mengetahui pemilihan dan penerapan metode yang dipakai untuk

pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band Bandung.

4. Mengetahui hasil pembelajaran saxophone dari metode yang digunakan di

Bina Bakti Big band Bandung.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan pengetahuan kepada penulis tentang proses pembelajaran yang

diterapkan untuk latihan saxophone di Bina Bakti Big band Bandung.

2. Memberikan kontribusi bagi mahasiswa dan masyarakat untuk mengetahui

metode dan proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band Bandung. 3. Sebagai referensi dan acuan bagi penelitian lanjutan.

(9)

E. Asumsi

Dalam suatu kelompok big band terdapat beberapa bagian (section)

instrument, salah satunya adalah instrument tiup. Penulis berasumsi, bahwa dari

setiap big band yang menggunakan instrumen tiup khususnya saxophone,

mempunyai proses pembelajaran dan metode latihan yang beraneka ragam sesuai

kebutuhan materi dan kemampuan personilnya. Begitu juga di Bina Bakti Big

band, mayoritas personilnya berusia muda. Oleh karena itu, perlu strategi khusus

untuk melakukan proses pembelajarannya.

F. Definisi Operasional

Bina Bakti Big Band : Sebuah kelompok bigband yang berada di sekolah Bina

Bakti Bandung.

Pembelajaran : Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (sumber:

Wikipedia, 2009)

Proses : Proses adalah urutan perubahan yang berkesinambungan

untuk mencapai tujuan belajar.

Saxophone : Salah satu jenis instrumen tiup kayu yang sumber

(10)

G. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

metode ini mengkaji masalah yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan,

kemudian data yang terkumpul dianalisis, disimpulkan dan diangkat untuk

menciptakan gagasan dan kesimpulan umum dari penelitian metode latihan

saxophone di Bina Bakti Big band Bandung. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut ;

1. Observasi : Untuk memperoleh data yang akurat dilakukan peninjauan langsung

ke lokasi penelitian. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui secara

langsung keadaan yang terjadi di lokasi penelitian. Adapun peneliti

mempersiapkan lembar observasi untuk mencatat hasil observasi yang

dilakukan.

2. Wawancara : Dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan

sumber data yaitu personil big band dan pelatih atau pembimbing big band,

guna mendapatkan informasi yang akurat. Adapun bentuk wawancara yang

digunakan adalah wawancara terstruktur artinya pernyataan diajukan secara

tersusun terlebih dahulu oleh peneliti yang dirumuskan dalam pedoman

wawancara.

3. Studi Pustaka : Dilakukan dengan pengumpulan dan pengakajian data dari

sumber-sumber tertulis. Dimaksudkan untuk mendukung atau memperkuat

objek penelitian, baik berupa buku-buku maupun media bacaan lainnya yang

berguna dan membantu dalam mencari sumber informasi mengenai hal-hal

(11)

H. Lokasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian : Sekolah Bina Bakti Program Matius Jl. Bima No.9 Bandung

Sampel penelitian: 1. Pelatih dan pembimbing Bina Bakti big band.

(12)

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan alat atau prosedur dan teknik yang dipilih

dalam melaksanakan penelitian sesuai dengan tujuan hasil yang diharapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini

mengkaji masalah yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan, kemudian

seluruh data yang diperoleh dianalisis, disimpulkan dan diangkat dengan berpusat

pada landasan teori yang digunakan untuk menciptakan gagasan dan kesimpulan

umum dari penelitian proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band Bandung.

B. Desain Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Bina Bakti Bandung yang beralamat di

Jalan Bima No.9 Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa

Sekolah Bina Bakti yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler big band.

Adapun alasan peneliti memilih subjek penelitian di Sekolah Bina Bakti

karena di sekolah ini terdapat ekstrakurikuler musik yaitu big band yang cukup

unik dikarenakan personilnya mayoritas adalah siswa sekolah. Sehingga di dalam

(13)

C. Instrumen Penelitian

1. Lembar Observasi

Peneliti melakukan peninjauan langsung ke tempat penelitian yaitu

Sekolah Bina Bakti dengan menggunakan pedoman pengamatan. Adapun aspek

yang diamati di antaranya:

a. materi pembelajaran

b. tahapan pembelajaran

c. metode pembelajaran

d. hasil pembelajaran

2. Pedoman Wawancara

Peneliti membuat pedoman wawancara berupa beberapa pertanyaan agar

tidak menyimpang dari apa yang menjadi dasar penelitian mengenai pokok

permasalahan dalam kajian tentang pembelajaran saxophone. Fungsi dari pedoman wawancara adalah untuk mempermudah peneliti dalam mengkaji

permasalahan dalam pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band. Wawancara yang dilakukan peneliti kepada setiap narasumber yaitu pertanyaan yang mengacu

kepada masalah penelitian, di antaranya:

a. Kegiatan ekstrakurikuler big band di Sekolah Bina Bakti.

b. Proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band, yang meliputi

beberapa aspek sebagai berikut:

1) materi pembelajaran

2) tahapan pembelajaran

(14)

4) hasil pembelajaran

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi tentang proses

pembelajaran saxophone dengan cara kunjungan langsung ke lapangan penelitian yaitu Sekolah Bina Bakti. Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah untuk

memperoleh data-data yang akurat untuk membantu dalam penelitian ini. Tahapan

yang dilakukan di antaranya:

a. Tahap pertama: membuat surat perizinan penelitian yang ditujukan kepada

Kepala Program Musik Sekolah Bina Bakti .

b. Tahap kedua: peneliti menemui pelatih dan peng-aransemen lagu Bina Bakti

Big band untuk mengetahui lebih lanjut materi dan metode yang dipakai

dalam proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band.

c. Tahap ketiga: peneliti menemui Ketua Bina Bakti Big Band untuk

mengetahui lebih dalam proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band.

d. Tahap keempat: peneliti melakukan observasi secara berkelanjutan pada

waktu pembelajaran saxophone yang dilakukan secara kelompok maupun

individual di sekolah Bina Bakti. (jadwal terlampir)

(15)

a. Peneliti melakukan kunjungan langsung pada saat dilaksanakannya latihan

Bina Bakti Big band pada hari Kamis, 22 Januari 2009, dan jadwal latihan

individu berikutnya..

b. Aspek yang diamati sebagai berikut:.

1)Pemilihan materi pembelajaran yang diberikan.

2)Tahapan-tahapan yang dipakai dalam proses pembelajaran.

3)Metode yang dipakai pada pembelajaran saxophone.

4)Hasil yang dicapai pada proses pembelajaran saxophone.

2. Wawancara

Untuk memperoleh data yang otentik, wawancara dilakukan kepada Bapak

Hery Supiarza selaku pelatih dan koordinator Bina Bakti Big band. Wawancara

tersebut dilakukan dengan cara menemui langsung pelatih dan koordinator

tersebut untuk mengetahui materi pembelajaran yang diberikan dan metode yang

diterapkan dalam proses pembelajaran saxophone, serta hasil pembelajaran

saxophone di Bina Bakti Big Band. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara pada waktu istirahat narasumber yang dilaksanakan pada Selasa, 27 Januari 2009

dan wawancara berikutnya sesuai kesepakatan peneliti dan narasumber.

Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan para personil Bina Bakti

Big band di sela-sela waktu kegiatan latihan big band dan juga latihan individual

saxophone, namun hanya beberapa siswa yang mau memberikan informasi tentang proses pembelajaran saxophone yang mereka lakukan, karena sebagian personil merasa malu untuk memberikan keterangan. Namun akhirnya peneliti

(16)

di sela-sela kegiatan pembelajaran saxophone sehingga mereka tidak menyadari

bahwa obrolan itu merupakan pertanyaan wawancara, dan pada akhirnya peneliti

dapat memperoleh data dari para personil Bina Bakti Big band .

Setelah itu peniliti melakukan wawancara dengan pengaransemen materi

lagu sekaligus kepala koordinator bidang musik sekolah Bina Bakti. Wawancara

ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pemilihan materi lagu dan

bentuk arransemennya. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 19 februari 2009 di

sela-sela waktu kegiatan narasumber sebagai dosen di kampus Universitas

Pendidikan Indonesia.

3. Dokumentasi

Dari seluruh data yang diperoleh sebagai keterangan nyata untuk diolah,

peneliti menggunakan dokumentasi dalam bentuk kamera dan handphone.

a. Kamera

Kamera digunakan peneliti sebagai alat bantu pengumpulan data berupa

dokumentasi gambar (foto) yang berupa gambar proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band dan foto seluruh pemain saxophone pada saat berlangsungnya latihan dan foto pada saat peneliti melakukan wawancara.

b. Hand phone

Digunakan untuk merekam seluruh paparan atau informasi yang diperoleh

peneliti pada saat wawancara berlangsung. Hal ini dilakukan untuk membantu

proses pengolahan data agar informasi yang didapat dapat didengarkan kembali.

(17)

E. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Tahap awal dalam penelitian, peneliti mempersiapkan alat yang akan

digunakan dalam penelitian seperti alat tulis, kamera, hand phone, lembar

observasi, dan pedoman wawancara yang sebelumnya peneliti telah persiapkan

berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pelatih dan anggota Bina

Bakti Big band untuk membantu dalam pengumpulan data.

2. Pengumpulan Data

Dalam proses ini peneliti mengumpulkan hasil dari penelitian berupa

jawaban pertanyaan yang diperoleh pada saat wawancara.

3. Verifikasi Data

Pengelompokan atau pemilahan data-data yang telah diperoleh, kemudian

dipilih dan disesuaikan dengan rumusan masalah.

4. Validasi data

Data yang telah dipilih dikaji ulang agar tidak terjadi kesalahan

mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data serta implikasinya.

5. Pengolahan Data

Seluruh data yang diperoleh diolah secara kualitatif, berdasarkan hasil

verifikasi data.

6. Interpretasi data

Hasil penelitian, di interpretasikan sesuai dengan pemikiraan peneliti

(18)

7. Kesimpulan

Dari hasil interpretasi kemudian disusun dalam bentuk kesimpulan

sementara sebagai gambaran dari hasil penelitian penulis.

8. Persidangan

a. Pra-sidang

b. Sidang

(19)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh

peneliti, tentang Proses Pembelajaran Saxophone di Bina Bakti Big band Bandung. Maka dalam bab ini peneliti akan mengutarakan kesimpulan dari hasil

penelitian yang meliputi tentang pemilihan materi, tahapan pembelajaran, metode

pembelajaran, serta hasil pembelajarannya.

Pemilihan materi yang dilakukan dalam proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band, tidak mengikuti kurikulum bertingkat seperti grade 1, grade 2, grade 3, dan seterusnya. Akan tetapi materi yang dipakai adalah materi yang

dirancang oleh pelatih dan pengaransemen materi lagu agar dapat memenuhi

kebutuhan proses pembelajaran. Materi yang akan diberikan pelatih dan

pengaransemen kepada para personil terlebih dahulu disesuaikan dengan

kemampuan para personil. Dengan kata lain pemilihan materi yang dilakukan

untuk sebuah proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band tidak

sembarangan, mengingat pentingnya kebutuhan materi yang sesuai dengan

kemampuan para personil.

Tahapan pembelajaran yang ada di Bina Bakti Big band, adalah

tahapan-tahapan yang sudah dipersiapkan pelatih agar dapat memenuhi kebutuhan para

personilnya. Tahapan pembelajarannya tersebut terbagi menjadi dua, yaitu

(20)

saxophone big band. Hal ini dilakukan pelatih mengingat perbedaan usia dan kemampuan para personil untuk melakukan sebuah tahapan pembelajaran

saxophone di Bina Bakti Big band.

Metode pembelajaran yang dipakai oleh pelatih dalam melakukan sebuah

proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band, adalah metode pembelajaran yang umum dipakai, seperti metode ceramah, demonstrasi, imitasi,

dan drill. Namun dalam penerapan metode pembelajaran tersebut, pelatih

mempunyai strategi khusus untuk pelaksanaannya, yaitu pelatih mengorientasikan

metode pembelajaran yang ada kedalam suasana belajar sambil bermain, sehingga

para personil tidak jenuh dalam melakukan sebuah pembelajaran khususnya untuk

para personil yang berusia muda.

Hasil pembelajaran yang diperoleh dari sebuah proses pembelajaran

saxophone di Bina Bakti Big band sangatlah beragam, karena dapat dilihat dari materi yang diberikan dan tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh para

personil. Namun secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hasil yang

diperoleh para personil selama melakukan proses pembelajaran, personil dapat

memainkan alat musik saxophone dan memainkan materi lagu dalam bentuk big

(21)

B. Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian proses pembelajaran saxophone di Bina

Bakti Big band, tentunya banyak hal yang bisa diberikan peneliti kepada beberapa

pihak sebagai hasil dari sebuah penelitian yang diharapkan bisa mengarah pada

peningkatan kualitas proses pembelajaran saxophone di Bina Bakti Big band. Maka dari itu peneliti akan memberikan rekomendasi diantaranya:

1. Bina Bakti Big band Bandung

Kegiatan latihan saxophone di Bina Bakti Big band akan lebih baik apabila dilakukan secara rutin, karena akan mempengaruhi kualitas pemain saxophone

pada saat latihan gabungan. Maka dari itu, pihak yang bersangkutan

hendaknya bisa menjadwalkan latihan rutin sehingga proses latihan big band

berjalan efektif.

2. Kepala bidang musik sekolah Bina Bakti Bandung

Sekolah hendaknya lebih memperhatikan kegiatan Bina Bakti Big band, agar

kegiatan big band tersebut terpantau perkembangannya, dan harapan-harapan

sekolah Bina Bakti terhadap kegiatan Bina Bakti Big band ini dapat terealisasi

dengan baik.

3. Pelatih

Pelatih hendaknya lebih memperhatikan perkembangan para personil pada

saat kegiatan latihan saxophone, agar kemampuan para personil dapat terpantau dengan baik. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, hendaknya

pelatih dapat memberikan materi secara bertahap dan perlahan-lahan kepada

(22)

4. Personil big band

Para personil hendaknya lebih disiplin dan giat berlatih saxophone agar materi

yang didapat akan terus berkembang dan meningkat. Teknik-teknik permainan

seperti tiupan dan penjarian harus terus dilatih agar terbiasa dan meningkatkan

kemampuan dalam bermain saxophone. Sekolah telah memberikan fasilitas yang lengkap untuk latihan, oleh karena itu para personil harus bisa merawat

dan menjaga fasilitas serta sarana yang telah disediakan sekolah agar dalam

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaedar. (2008). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Basuki, Harto. (2008). Bigband Setelah Era Bigband. [Online]. Tersedia:

http://www.wartajazz.com/Bina_bakti_bigband. [29 Januari2009]

Basuki, Harto. (2008). Bina Bakti Bigband. [Online]. Tersedia:

http://www.wordpress.com/Bina_bakti_bigband. [29 Januari2009]

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1996. Kamus Besar Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Hamalik, Oemar. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Buma Aksara.

Hasibuan, J.J dan Moedjiono. (1993). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Indra, Anton. (2007). Proses Pembelajaran Trumpet pada Ekstrakulikuler Drum Band di SMPN 4 Bandung. Skripsi. UPI Bandung: tidak diterbitkan. Mack Dieter, Perkembangan BigBand Jazz serta Landasan-Landasan Dasar

Pelajaran Musik Jazz.

Makmun, Syamsuddin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mufallah. (2009). Pembelajaran Kreatif. [Online]. Tersedia:

http://orum.dudung.net/idex.php?topic. [13 Januari 2009]

Muktamar dan Yamin, Martinis. (2001). Metode Pembelajaran yang Berhasil. Jakarta: Sasama Mitra Suksesa.

Sudjana, N. dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Samar Biru.

Sukmadinata S. Nana, (2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Rosda Karya.

(24)

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (2009). Big Band. [Online]. Tersedia: http://www.encyclopedia.es/id/wiki/Big_band.html. [13 Januari 2009]

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (2009). Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.encyclopedia.es/id/wiki/Pembelajaran.html. [13 Januari 2009]

Wikipedia Ensiklopedia Bebas. (2009). Proses Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.encyclopedia.es/id/wiki/ProsesPembelajaran.html. [13 Januari 2009]

Yoyok. (2008). Tips:Belajar dan Bermain Saxophone. [Online]. Tersedia: komunitassaxophoney2k.blogspot.com/2008/07/tips-belajar-dan-bermain-saxophone.html. [13 Januari 2009]

Yudi, Yusuf. (2007). Proses Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan Monitoring Pendaftaran terhadap calon penyedia melalui website LPSE Polda Sumsel dengan alamat Website http//www.Lpse.Polda Sumsel.go.id tidak ada

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh Pokja II Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2016 pada Kantor Layangan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin untuk kegiatan :..

“Program BPJS, subsidi standar dan sasaran yaitu untuk membantu masyarakat yang di kategorikan penghasilan rendah (miskin) dengan program PPJS,subsidi kami dari pihak

Berdasarkan hasil keseluruhan wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa untuk pegawasan yang dilakukan oleh Bidang Pasar Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota

Donggala khususnya di Kecamatan Banawa khususnya sektor UMKM menyerap cukup banyak sumber daya yang apabila dieksploitasi secara proporsional akan dapat memberikan

Manfaat anggaran dalam rangka pengendalian operasioal, LP3I Tangerang sudah dapat dirasakan dengan melihat evaluasi yang menyatakan bahwa pada periode 2002-2003 ada

Sehubungan dengan kegiatan Prakualifikasi e-Lelang Terbatas Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Peningkatan Kapasitas Gerbang To, Di Simpang Susun Penjaringan Pada Jalan

Setelah mempelajari fenomena tersebut penulis ingin mengkaji dan meneliti bagaimana perlndungan hukum terhadap konsumen atas pembelian produk elektronik berlabel SNI