Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI ANAK
TAMAN KANAK-KANAK
(Studi Deskriptif Kualitatif Di Kelompok B
Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pedagogik
PendidikanGuru PendidikanAnakUsia Dini
oleh :
NOVI CITRA OKTAVIANA 0604044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Halaman Hak Cipta
==================================================================
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP TOLERANSI ANAK
TAMAN KANAK-KANAK
Oleh
NOVI CITRA OKTAVIANA
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada FakultasIlmuPendidikan
© NOVI CITRA OKTAVIANA2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL
UNTUK PENGEMBANGAN SIKAP TOLERANSI ANAK
TAMAN KANAK-KANAK
(StudiDeskriptifKualitatif Di Kelompok B Taman Kanak-KanakBundaBalita Bandung TahunPelajaran 2012/2013)
Bandung, Mei 2013 Disetujuiuntukdiajukan
KemukaUjianSidangSarjana Program StudiPendidikan Guru PendidikanAnakUsiaDini
FIP UniversitasPendidikan Indonesia
Disetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,
YeniRachmawati, M.Pd I. GustiKomangAryaprastya, M.Hum NIP. 197303082000032001 NIP. 197703122008121001
Diketahui, Ketua Program Studi
v Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
ImplementasiPembelajaranBerbasisMultikultural UntukMengembangkanSikapToleransiAnak
Taman Kanak-Kanak
(StudiDeskriptifKualitatifDi Kelompok B Taman Kanak-Kanak BundaBalita Bandung TahunPelajaran 2012/2013)
Pembimbing I : YeniRachmawati, M.Pd
Pembimbing II : I. GustiKomangAryaprastyaAgus, M.Hum
Oleh :
Novi Citra Oktaviana 0604044
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Permasalahan yang ditemui di lapangan saat ini adalah adanya anak yang saling mengejek mengenai status sosial, perbedaan budaya, perbedaan agama, warna kulit, jenis rambut. Terutama yang peneliti temui di lapangan, yaitu di TK Bunda Balita.
Sesuaidenganmasalah yang telahdirumuskan di atas,
v Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………. i
UcapanTerimaKasih ………... ii
Abstrak ………. v
Daftar Isi ………... viii
DaftarTabel ……….. ix
DaftarGambar ……….. x
DaftarLampiran ……… xi
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalahdanAnalisisMasalah……… 1
B. RumusanMasalah ………. 5
C. TujuanPenelitian ……….. 6
D. KegunaanPenelitian.……… 7
E. MetodePenelitian ………. 8
F. LokasidanSampelPenelitian ……….……….. 9
G. DefinisiOperasionalPenelitian ……… 9
BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak……… 10
1. PengertianPembelajaran Di Taman Kanak-Kanak ..…….. 10
2. TujuanPembelajaran Di Taman Kanak-Kanak .…………. 12
3. FungsiPembelajaran Di Taman Kanak-Kanak………….. 15
B. KonsepToleransi 1. PengertianToleransi ……… 16
2. KarakteristikSikapToleransi..……… 21
3. Ciri-CiriSikapToleransi ………..……….. 24
vii Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. PembelajaranBerbasisMultikultural
1. PengertianPembelajaranBerbasisMultikultural ………… 26
2. TujuanPembelajaranBerbasisMultikultural ………. 28
3. FungsiPembelajaranBerbasisMultikultural ……….. 29
D. HubunganToleransiDenganPembelajaranBerbasis Multikultural ……….. 34
BAB III METODE PENELITIAN A. MetodePenelitian ……….. 35
B. SubjekPenelitian ……… 35
C. Tahap-TahapPelaksanaanPenelitian ………. 36
1. TahapPerencanaanAwal ………... 36
2. TahapOrientasi ……….. 37
3. TahapEksplorasi ……… 37
4. TahapAnalisis Data ……….. 37
5. TahapPelaporan ……… 37
D. InstrumenPenelitiandanTeknikPengumpulan Data ……….. 38
1. InstrumenPenelitian ……….. 38
2. TeknikPengumpulan Data ……… 38
a. TeknikObservasi ……….. 38
b.Wawancara ……… 39
c. StudiDokumentasi ……… 40
d. StudiPustaka ……… 40
E. TeknikAnalisis Data ………. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ProfilSekolah ……… 42
viii Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Program Perencanaan Dan PembelajaranBerbasis
Multikultural Di Kelompok B Taman Kanak-Kanak
BundaBalitaBandung .………. 45
D. ImplementasiPembelajaranBerbasisMultikultural
UntukMengembangkanSikapToleransiAnak Di Kelompok B
Taman Kanak-KanakBundaBalita Bandung ……… 51
E. EvaluasiPembelajaranBerbasisMultikultural
UntukMengembangkanSikapToleransiAnak Di Kelompok B
Taman Kanak-KanakBundaBalita Bandung ………... 66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan………69
5.2 Saran-saran ……… 70
DAFTAR PUSTAKA ………72
ix Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
4.1 DaftarPesertaDidikKelompok B TK
BundaBalita Bandung
(Sumber : TK BundaBalita Bandung, 2013) 57
4.2 SatuanKegiatanHarian (SKH) danSatuan KegiatanMingguan (SKM)
(Sumber : TK BundaBalita Bandung, 2013) 58
4.3 SatuanKegiatanHarian (SKH) danSatuan KegiatanMingguan (SKM)
(Sumber : TK BundaBalita Bandung, 2013) 60
4.4 SatuanKegiatanHarian (SKH) danSatuan KegiatanMingguan (SKM)
x Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
4.1 StrukturOrganisasi TK BundaBalita
xi Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul
01 Format PenilaianHasilPenelitian
02 SuratKeputusan Dari
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasPe ndidikan Indonesia
03 KartuBimbingan
04 SuratIjinMengadakanPenelitian Dari
FakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasPe ndidikan Indonesia
05 SuratIjinMelaksanakanPenelitian Dari TK
BundaBalita Bandung
06 SuratKeteranganTelahMelaksanakanPenelitian Dari
TK BundaBalita Bandung
[image:11.595.117.513.228.649.2]1 Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah dan Analisis Masalah
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia.
Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang
begitu beragam dan luas. Keragaman ini diakui atau tidak akan dapat
menimbulkan berbagai persoalan, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, kemiskinan,
kekerasan, perusakan lingkungan, separatisme, dan hilangnya rasa kemanusiaan
untuk menghormati hak-hak orang lain, merupakan bentuk nyata sebagai bagian
dari multikulturalisme tersebut (Salamah, 2006: 1)
Permasalahan di atas, maka diperlukan strategi khusus untuk
memecahkan persoalan tersebut melalui berbagai bidang : sosial, ekonomi,
budaya dan pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, maka pendidikan multikultural
menawarkan salah satu alternatif melalui penerapan strategi dan konsep
pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat
khususnya yang ada pada peserta didik seperti keragaman etnis, budaya, bahasa,
agama, status sosial, gender, kemampuan dan umur. Hal ini merupakan yang
terpenting dalam pendidikan multikultural adalah seorang guru atau dosen tidak
hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara profesional mengajarkan mata
pelajaran atau mata kuliah yang diajarkan. Lebih lanjut, seorang pendidik juga
harus mampu menanamkan nilai-nilai inti dari pendidikan multikultural seperti
demokrasi, humanisme, dan pluralisme serta menanamkan nilai-nilai
keberagaman yang inklusif pada peserta didik. Pada gilirannya, out-put yang dihasilkan dari sekolah tidak hanya cakap sesuai dengan disiplin ilmu yang
ditekuninya, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai keberagaman dalam
memahami dan menghargai keberadaan para pemeluk agama dan kepercayaan
lain. Adapun sikap toleransi anak terhadap keberagaman budaya, agama dan
2
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulus untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani, agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Pendidikan
anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan
dan perkembangan anak secara menyeluruh, karena usia dini merupakan fase yang
fundamental dalam mempengaruhi perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini
merupakan pendidikan pertama dan utama dalam kehidupan anak.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa pendidikan
usia dini merupakan salah satu jalur pendidikan yang dapat mengembangkan
perkembangan anak secara menyeluruh. Mengingat pentingnya pendidikan ini
maka diperlukan pendidik yang dapat memberikan stimulasi dan bimbingan untuk
perkembangan anak. Pendidikan ini diharapkan dapat melahirkan generasi yang
baik fisik dan psikisnya sesuai dengan harapan orang tua.
Pendidikan anak di Taman Kanak-Kanak termasuk ke dalam jalur
pendidikan formal di bawah naungan dinas pendidikan. Pendidik memiliki tugas
untuk menstimulasi perkembangan anak, berbagai macam cara dilakukan agar
pembelajaran yang diberikan di sekolah akan memberikan kepuasan kepada orang
tua. Untuk memberikan kepuasan itu guru berusaha mempersiapkan diri anak
dengan terus memberikan pembelajaran-pembelajaran yang merangsang
perkembangan kognitif, sosial-emosi, motorik, dan bahasa anak. Mereka
beranggapan bahwa anak yang berhasil adalah anak yang pandai dengan
kemampuan kognitif, namun pada kenyataannya bukan hanya kemampuan
kognitif saja yang perlu diperhatikan tetapi anak juga perlu dipersiapkan untuk
memasuki kehidupan bermasyarakat.
Menurut Raymond Williams amat sulit menemukan definisi
multikulturalisme. Selain menunjuk kepada kemajemukan budaya,
multikulturalisme juga mengacu kepada sikap khas terhadap kemajemukan
budaya tersebut (Andre Ata Ujan, Ph.D, dkk, 2009: 14), yang dirangkai dalam
3
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
masyarakat sebagai tempat kelompok-kelompok budaya yang berbeda menjalani
hidup mandiri dan terlibat dalam interaksi sebagai syarat hidup bersama.
Multikulturalisme akomodatif, mengacu kepada visi masyarakat yang bertumpu
pada satu budaya dominan dengan penyesuaian dan pengaturan untuk kebutuhan
budaya minoritas.
Permasalahan yang ditemui di lapangan saat ini adalah adanya anak yang
saling mengejek mengenai status sosial, perbedaan budaya, perbedaan agama,
warna kulit, jenis rambut. Terutama yang peneliti temui di lapangan, yaitu di TK
Bunda Balita. Hal itu tidak dapat dibiarkan begitu saja, karena dikhawatirkan akan
menjadi karakter anak ketika dewasa kelak. Maka sikap toleransi perlu diajarkan
sejak usia dini.
Multikulturalisme mandiri¸ mengacu kepada kelompok-kelompok
budaya besar mencari kesetaraan dengan dominan dan bertujuan menempuh hidup
mandiri dalam kerangka politik kolektif yang dapat diterima. Multikulturalisme
kritis atau interaktif, mengacu kepada masyarakat tempat kelompok kultural
kurang peduli untuk menempuh hidup mandiri dan peduli dalam menciptakan
suatu budaya kolektif yang mencerminkan dan mengakui perspektif mereka yang
berbeda-beda. Multikulturalisme kosmopolitan, mengacu kepada visi masyarakat
yang berusaha menerobos ikatan-ikatan kultural dan membuka peluang bagi
individu yang tidak terikat dengan budaya khusus secara bebas bergiat dalam
eksperimen antar kultur dan mengembangkan satu budaya milik mereka sendiri.
Adapun upaya yang dilakukan dalam meningkatkan toleransi anak
Taman Kanak-Kanak adalah dengan menggunakan pembelajaran berbasis
pendidikan multukultural. Belajar di kalangan anak-anak tidaklah sederhana
melalui langkah-langkah hirarkis sebagaimana yang selama ini dipercayai oleh
banyak orang. Tentu, ada suatu hirarki belajar tertentu yang melintasi semua
domain perkembangan anak. Maknanya abstrak akan penting bagi seorang guru
untuk membantu mengevaluasi tingkat kemajuan anak-anak dan merencanakan
4
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
anak Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan dengan menggunakan pembelajaran
berbasis multikultural.
Pembelajaran berbasis multikultural tidak terlepas dari adanya toleransi.
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti
sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap
kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu
masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas
dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Istilah
toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih
banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum
liberal maupun konservatif.
(http://aprilia180490.wordpress.com/2010/05/30/toleransi/)
Berdasarkan hal tersebut di atas, serta untuk mengkaji lebih dalam
mengenai model pembelajaran berbasis multikultural, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang akan dituangkan kedalam skripsi berjudul :
“Implementasi Pembelajaran Berbasis multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-Kanak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang disajikan dan disebutkan, dimunculkan
rumusan pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana implementasi guru untuk
mengembangkan sikap toleransi anak melalui pembelajaran berbasis
multikultural.
Rumusan pertanyaan itu merupakan rumusan masalah yang lebih
rincinya disajikan sebagai berikut :
1. Bagaimana profil sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak
Bunda Balita ?
2. Bagaimana program perencanaan dan pembelajaran berbasis multikultural di
5
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Bagaimana implementasi pembelajaran berbasis multikultural untuk
mengembangkan sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak
Bunda Balita ?
4. Bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis multikultural dalam
mengembangkan sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak
Bunda Balita ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperolah
gambaran yang jelas tentang implementasi pembelajaran berbasis multikultural
untuk mengembangkan sikap toleransi anak Taman Kanak-Kanak.
2. Tujuan Khusus
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka secara
khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan
mengkaji :
1. Profil sikap toleransi anak di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Bunda
Balita.
2. Program perencanaan dan pembelajaran berbasis multikultural di Kelompok
B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita.
3. Implementasi pembelajaran berbasis multikultural untuk mengembangkan
sikap toleransi anak di Kelompk B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita.
4. Evaluasi pembelajaran berbasis multikultural dalam mengembangkan sikap
toleransi anak di Kelompk B Taman Kanak-Kanak Bunda Balita.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
Setelah dilaksanakan penelitian, dan pembahasan diharapkan penelitian
6
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lembaga pendidikan, terutama dapat mengembangkan sikap toleransi anak melalui
pembelajaran berbasis multikultural.
2. Secara Praktis
Pertama hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk
mengembangkan sikap toleransi anak melalui pembelajaran berbasis
multikultural, guna memperoleh keberhasilan yang optimal.
Kedua bagi sekolah atau lembaga dapat memiliki guru dan peserta didik
yang dapat bekerjasama secara kooperatif dalam mengembangkan sikap toleransi
anak melalui pembelajaran berbasis multikultural.
E. Metode Penelitian
Penelitian ini berdasarkan kepada studi deskriptif kualitatif. Metode
penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting) disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai metode
kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan
model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan
menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam
penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitiian yang dalam kegiatannya
peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam
memberikan penafsiran terhadap hasilnya.
Bogdan dan Taylor (2009), mendefinisikan “metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan
Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu
7
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.
Penelitian dengan menggunakan pendekatan ini berasumsi bahwa dunia
realitas, situasi dan peristiwa yang terjadi sebagai objek suatu studi tentang
perilaku dan fenomena sosial seharusnya dipandang secara berbeda-beda oleh
orang-orang yang berbeda pula (Nasution, 2003: 32).
Untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan, maka teknik yang
digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut : Observasi langsung dan
pengamatan langsung, Wawancara, Studi Literatur, dan Studi Dokumentasi.
F. Lokasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi sosial penelitian yang
diidentifikasikan pada 3 unsur yaitu, tempat, pelaku dan kegiatan yang dapat
diobservasi (Nasution, 2003: 43). Unsur tempat atau lokasi dimana
berlangsungnya penelitian ini dilakukan di Kelompok B Taman Kanak-Kanak
Bunda Balita Jalan Makam Caringin No. 76 Bandung.
G. Definisi Operasional Penelitian
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul yang penulis
kemukakan di atas, maka perlu kirannya mengemukakan definisi istilah-istilah
yang terdapat dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Toleransi
Jika kita telusuri jagad pemikiran keagamaan barat kontemporer, maka
akan kita temukan sebuah nilai (value) yang taken for granted, bahkan menjadi porosnya, yakni toleransi (tolerance). Dalam deklarasi prinsip-prinsip toleransi
UNESCO (1995), dinyatakan, “Toleransi adalah penghargaan, penerimaan dan penghormatan terhadap kepelbagaian cara-cara kemanusiaan, bentuk-bentuk
ekspresi dan kebudayaan”. Sedangkan dalam kamus-kamus Inggris, toleransi
(tolerance) bermakna to endure without protest (menahan perasaan tanpa protes).
Hanya saja perkembangan pemikiran dan politik barat telah mendorong
8
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dondeyne : “…toleransiadalah sebuah nilai (value) itu sendiri dan bukan sekedar suatu kejelekan yang lebih rendah yang harus ditolerir dalam kondisi-kondisi
tertentu.” (Albert Dondeyne, Faith and the World, dalam Anis Malik Thoha, Tren Pluralisme Agama, 2005).
2. Pembelajaran
Pembelejaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam pencapaian tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik,
2001: 57).
Piaget mengemukakan aspek-aspek perkembangan intelektual anak
sebagai berikut: Aspek struktur Ada hubungan fungsional antara tindakan fisik,
tindakan mental, dan perkembangan berpikir logis anak-anak. Tindakan-tindakan
menuju perkembangan operasi-operasi dan selanjutnya menuju pada
perkembangan struktur-struktur. Struktur yang juga disebut skemata atau juga
biasa disebut dengan konsep, merupakan organisasi mental tingkat tinggi.
Teori Psikologi Gestalt disebut juga field theory atau insight full lerning. Menurutnya manusia bukan hanya sekadar makhluk reaksi yang hanya berbuat
atau bereaksi jika ada rangsang yang mempengaruhinya. Manusia adalah individu
yang mempunyai kebulatan antara jasmani dan rohani. Secara pribadi manusia
tidak secara langsung bereaksi kepada rangsang, dan tidak pula reaksi itu
dilakukan secara tidak terarah, tidak pula dilakukan dengan cara trial and error. Bruner menyatakan bahwa inti belajar adalah bagaimana orang memilih,
mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif. Menurut
Bruner selama kegiatan belajar berlangsung hendakanya siswa dibiarkan untuk
menemukan sendiri (discovery learning) makna segala sesuatu yang dipelajari. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam
memecahkan masalah. Dengan cara tersebut diharapkan mereka mampu
9
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Multikultural
Pembelajaran multikultural adalah kebijakan dalam praktik pendidikan
dalam mengakui, menerima dan menegaskan perbedaan dan persamaan manusia
yang dikaitkan dengan gender, ras, kelas, (Sleeter and Grant, 1988). Pendidikan
multikultural adalah suatu sikap dalam memandang keunikan manusia dengan
tanpa membedakan ras, budaya, jenis kelamin, seks, kondisi jasmaniah atau status
ekonomi seseorang (Skeel, 1995). Pembelajaran berbasis multikultural berusaha
memberdayakan siswa untuk mengembangkan rasa hormat kepada orang yang
berbeda budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau
kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung. Pendidikan
multikultural juga membantu siswa untuk mengakui ketepatan dari
pandangan-pandangan budaya yang beragam, membantu siswa dalam mengembangkan
kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik
nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat (Savage &
Armstrong, 1996). Pendidikan multikultural diselenggarakan dalam upaya
mengembangkan kemampuan siswa dalam memandang kehidupan dari berbagai
perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap
35 Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian deskriptif adalah menbuat gambaran tentang sesuatu keadaan
secara obyektif dalam suatu situasi (Ali, 1985).
Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.Penerapan pendekatan
kualitatif ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kenyataan-kenyataan tentang
kemandirian subjek penelitian yang kemudian dideskripsikan melalui kata-kata
dan bukan berupa angka. Dimana semua data yang dikumpulkan itu dijadikan
sebagai kunci terhadap apa yang telah diteliti. (Nasution, 1992).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yang ditujukan untuk memperoleh jawaban tentang permasalahan yang sedang
terjadi dengan cara menghimpun data, mengolah, menganalisis, menafsirkan, dan
menyimpulkan data hasil penelitian (Yuhani, 2008: 36).
Sujana dan Ibrahim (1989: 64) mengemukakan metode deskriptif sebagai
berikut : Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang dengan perkataan
lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada
masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Hal senada dikemukakan oleh Nazir (1988: 63) bahwa metode deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.
B. Subjek Penelitian
Untuk memudahkan penulisan dalam penelitian diperlukan pula beberapa
persiapan sebelum melakukan penelitian. Hal tersebut dimaksudkan selama
36
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
prosedur yang berlaku. Semua itu diperlukan agar semua tujuan dari penelitian
dapat tercapai dengan baik
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi sosial penelitian yang
diidentifikasikan pada 3 unsur yaitu, tempat, pelaku dan kegiatan yang dapat
diobservasi (Nasution, 2003: 43).Unsur tempat atau lokasi dimana
berlangsungnya penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Bunda Balita
Jalan Makam Caringin No. 76 Bandung.Yang dijadikan subjek penelitian adalah
Kelas B. Dipilih kelas ini sebagai subjek penelitian, karena menurut penulis
kemampuan anak beragam dan kurang berkembang dalam pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran perlu ditingkatkan dan perlu dilakukan penelitian tindakan.
C. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian
Untuk memudahkan penulisan dalam penelitian diperlukan pula beberapa
persiapan sebelum melakukan penelitian. Hal tersebut dimaksudkan selama
melakukan proses penelitian supaya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Untuk melaksanakan penelitian terlebih dahulu diperlukan
perijinan dari pihak-pihak yang terkait supaya penelitian dapat berjalan dengan
lancar, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik dan sesuai
dengan prosedur.
1. Tahap Perencanaan Awal
Observasi awal, penulis melakukan pengamatan kegiatan yang
dilakukan dalam proses pembelajaran berbasis multikultural dalam upaya
meningkatkan toleransi anak pada TK Bunda Balita, karena peneliti dituntut untuk
terjun langsung dan merasakan hal-hal yang terjadi dan dialami oleh anak yang
ada kaitannya dengan pembelajaran berbasis multikultural yang sudah barang
tentu hasilnya mampu meningkatkan sikap toleransi anak. Kesesuaian ini dapat
menyangkut : adanya sikap yang membiarkan perbedaan pendapat, terbuka dalam
menghadapi perbedaan, bersikap lapang dada, menahan diri, bersikap sabar,
37
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Tahap Orientasi
Meminta ijin terlebih dahulu kepada pihak terkait yaitu TK Bunda Balita
Bandung dengan suratdari Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan
Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
3. Tahap Eksplorasi
a. Membuat surat ijin penelitian kepada Ketua Jurusan Pedagogik Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia.
b. Setelah mendapat ijin dari Ketua Jurusan Pedagogik Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia diteruskan untuk mendapatkan ijin dari Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
4. Tahap Analisis Data
Dalam penelitian ini data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif
dengan menggunakan tiga tahap yang dilakukan secara berulang-ulang sejak
proses pengambilan data dilakukan (Nasution, 1992) yaitu : Reduksi Data,
Display Data, dan Kesimpulan dan Verifikasi.
5. Tahap Pelaporan
Setelah melaksanakan berbagai kegiatan,terutama dalam proses
pembelajaran berbasis multikultural dalam upaya meningkatkan toleransi anak
pada TK Bunda Balita, penulis sebagai peneliti merasa ada keraguaan terhadap
38
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perbedaan, bersikap lapang dada, menahan diri, bersikap sabar, bersikap ramah,
dan mudah memaafkan, terutama pada sikap toleransi anak, sehingga penulis
perlu mendapatkan masukan dari para pengajar lainnya.
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif sebagaimana
ciri-cirinya, maka peneliti sendirilah yang berperan sebagai instrumen penelitian. Hal
ini sesuai dengan pendapat Nasution (1988: 9) yang mengatakan bahwa :Peneliti
adalah „key instrument‟ atau alat peneliti utama. Dialah yang mengadakan sendiri
pengamatan atau wawancara tak berstruktur, sering hanya menggunakan buku
catatan.Ia tidak menggunakan alat-alat seperti tes atau angket seperti yang lazim
digunakan dalam penelitian kuantitatif. Hanya manusia sebagai instrumen dapat
memahami makna interaksi antar manusia, membaca gerak muka, menyelami
perasaan dan nilai yang terkandung ucapan atau perbuatan responden.Walaupun
digunakan alat rekam atau kamera, peneliti tetap memegang peranan utama
sebagai alat penelitian.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa betapa esensialnya
peranan manusia dalam pelaksanaan penelitian yang menggunakan metode
penelitian kualitatif khususnya sebagai instrumen pengumpul data.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Mariyana (2007) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan belajar yang sedang berlangsung. Adapun teknik observasi non
39
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
mengamati kegiatan.Dengan demikian akan dapat diketahui mengenai
perubahanperilaku dan kemajuan di kelas dengan observasi dan juga diharapkan
dapat diperoleh data yang faktual yang ada dan terjadi di kelas atau lapangan hal
tersebut sejalan dengan pendapat Nasution adalah sebagai berikut :“Data
observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan
lapangan. Kegiatan manusia atau siswa dan situasi sosial, serta konteks dimana
kegiatan-kegiatan itu terjadi.Data itu diperoleh berkat adanya peneliti di lapangan
dengan mengadakan secara langsung “(2003:59).
Dengan demikian pengamatan langsung memungkinkan peneliti ikut
serta dalam setiap kegiatan yang dilakukan di sekolah. Sehingga dengan mudah
terungkap mengenai perubahan perilaku peserta didik yang terjadi pada waktu
proses pembelajaran berlangsung.Apakah dengan mempergunakan strategi
pembelajaran berbasis multikultural dapat berhasil dan peneliti juga ingin tahu
dengan mempergunakan strategi ini dapat merubah perilaku anak untuk
meningkatkan toleransi. Dimana guru dituntut untuk lebih kreatif dalam
merangsang anak dalam pembelajaran. Dengan adanya pengamatan
langsungdiharapkan permasalahan diatas, dapat terjawab melalui data yang telah
diperoleh dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
b. Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan terhadap informan yaitu guru
dan orang tua subjek yang diteliti. Wawancara yang dilakukan bersifat fleksibel
dan terbuka, artinya bahwa wawancara yang dilakukan tidak terbatas dalam
bentuk dialog yang teratur yang telah ditentukan, akan tetapi dapat dilakukan
wawancara tambahan apabila dianggap penting dan dapat menjadi sumber data.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya
40
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selain melakukan pengamatan langsung, untuk mendapatkan data
penelitian penulis melakukan wawancara dengan subjek penelitian guna
mendapatkan data informasi yang diperlukan mengenai kondisi yang
sebenarnya.“Menurut Nasution Dalam wawancara kita dihadapkan kepada dua
hal.Pertama, kita harus secara nyata mengadakan interaksi dengan responden.
Kedua, kita menghadapi kenyataan, adanya pandangan orang lain yang mungkin
berbeda dengan pandangan kita sendiri. Masalah yang kita hadapi ialah
bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, dan bagaimana kita mengolah
pandangan yang mungkin berbeda itu” (2003:69).
Adapun dalam melakukan wawancara ini peneliti bersama mitra
mengadakan perbincangan guna mengetahui apakah dengan mempergunakan
strategi pembelajaran berbasis multikultural dapat meningkatkan toleransi anak di
Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Bandung.
c. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data.Dalam
penelitian ini dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik itu
dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik lainnya. Selanjutnya dokumen
tersebut akan dihimpun dan dipilih sesuai dengan tujuan fokus masalah melalui
dokumentasi tertulis yang dikeluarkan oleh lembaga/sekolah sebagai sumber
informasi atau data. Studi dokumentasi juga tidak terlepas dari alat bantu
pengambilan data yang digunakan dalam proses pengambilan data adalah : 1.
(Field Notes) catatan-catatan tentang hal-hal yang ditemukan di lapangan. 2.
(Kamera Foto) untuk mendapat gambaran yang nyata pada subjek pada saat
melakukan kegiatan untuk menjadi data pelengkap. 3. (Pedoman Wawancara)
berisi daftar pertanyaan penting yang harus ditanyakan, namun demikian pedoman
41
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu d. Studi Pustaka
Untuk melengkapi dan menyempurnakan hasil penelitian penulis
menggunakan studi literatur dimana mengadakan studi pustaka terhadap berbagai
buku sumber yang dijadikan rujukan dan relevan terhadap penelitian disamping
penelitian ini menggunakan tehnik observasi dan wawancara terhadap anak di
Taman Kanak-Kanak Bunda Balita Bandung.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif
dengan menggunakan tiga tahap yang digunakan secara berulang-ulang sejak
proses pengambilan data dilakukan (Nasution, 1992) mengklarifikasikan
tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting dicari tema dan pola dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penelitian untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya. Adapun data yang direduksi adalah
data-data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
2. Display Data
Membuat gambaran dari data yang bertumpuk-tumpuk, baik secara
keseluruhan atau bagian-bagian tertentu untuk mempermudah mengambil
kesimpulan yang tepat. Dalam hal ini, data-data yang telah direduksi akan
digolongkan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
3. Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dari proses pengumpulan data yang diperoleh dari
42
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
69 Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
SetelahdilaksanakannyaPenelitianyang dilakukanpenelitibersama Guru
terhadap proses pembelajarandi Kelompok B Taman Kanak-KanakBundaBalita
Bandung, denganmenerapkan model pembelajaranberbasismultikultural, melalui 3
pertemuan, penulismenyimpulkanbahwa :
1. Proses belajarmengajarmerupakanintidarikegiatanpendidikan di sekolah, agar
tujuanpendidikandanpengajaranberjalandenganbaik,
makaperluadanyasuatuperencanaanpembelajaran yang dibuatsebaikmungkin.
Berdasarkanhasilobservasimaupunwawancara, Guru
sudahmembuatprofilsekolahdanprofilsikaptoleransianak di KelompokB Taman
Kanak-KanakBundaBalita Bandung yang
dapatdideskripsikandiantaranyaanaksudahdapatmenghargaitemannya yang
berbedasuku, budaya, pendapat, agama, pakaian, kebiasaan, keputusan,
danbahasadaerahnya yang berbeda-beda.
2. Perencanaanpembelajaranberbasismultikulturalcukupbaikwalaupunpadaawalny
atidakdiimbangidenganpersiapan mental
maupunfisikdaripesertadidikitusendiri.
Rencanapelaksanaanpembelajarantersebutmeliputitujuan, metode,
sumberbelajar yang disiapkan, media pembelajaran yang digunakan, evaluasi,
dankegiatanbelajarpesertadidik yang
akandilaksanakanselamapenelitianiniberlangsung.
3.Implementasiuntukmeningkatkansikaptoleransianakmelaluimodel
pembelajaranberbasismultikulturaldapatterlihatdaripelaksanaanpenelitian.
Setelahmelaksanakanpertemuanpertama, secarakeseluruhan proses
pembelajaranpadapelaksanaanpertemuanpertamasudahdapatdikatakancukup.
Pertemuankedua, secarakeseluruhan proses
70
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pertemuanketiga, secarakeseluruhan proses
pembelajaranpadapertemuanketigasudahdapatdikatakanbaik.
Denganpembelajaranberbasismultikulturalsecarakeseluruhancukupberhasilmen
umbuhkanaktivitas, kreativitasdanmotivasipesertadidik,
dalammengembangkansikaptoleransianak.
4.
Evaluasipembelajaranberbasismultikulturaluntukmengembangkansikaptolerans
ianakterbuktidapatmenumbuhkanaktivitas, kreativitas,
danmotivasibelajarbagipesertadidikdenganhasilbaik. Aktivitas, kreativitas,
danmotivasiinitumbuhterutamadengantertanamnyanilai-nilaidari model
pembelajaranberbasismultikultural, yaitukonstuktivisme, inkuiri, bertanya,
masyarakatbelajar, pemodelan, refleksi, danpenilaiannyata. Salah
satunyakarenapesertadidikdiberikankesempatanuntukmencarisendirimateri
yang akandipelajaridanmengkaitkanmateritersebutdengankehidupannyata di
lingkungansekitar, sehinggamemacupesertadidikuntukmemunculkan ide-ide
ataugagasan yang barumaupunmengembangkandiri yang sudahada,
jugamemotivasipesertadidikuntukmengajukanberbagaipertanyaanseputarmateri
yang dibahas. Dengandemikianmateri yang
diterimapesertadidiklebihbermaknadanbermanfaatbagikehidupanpesertadidik.A
pabilapesertadidiksudahmerasabahwamempelajarisikaptoleransianaksesuaiden
gankebutuhanmereka,
makapesertadidikakanlebihmenyenangiuntukmempelajarimateridanmenerapka
nnyadalamkehidupanmerekasehari-hari.
Dengandemikian, walaupunhasilpenelitianinibelumsempurna,
namuncukupmembuktikanbahwapembelajaranberbasismultikulturaldapatmenumb
uhkanaktivitas, krativitas, danmotivasibelajarpesertadidik,
untukmengembangkansikaptoleransianak.
B.Rekomendasi
Berdasarkankesimpulandalampenelitianini, dapatdisampaikan
71
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terkaitdenganpendidikanuntukperbaikanpembelajaranberbasismultikultural,
antaralain :
1. Sikaptoleransianakhendaknyaditanamkansejakmerekamasuksekolah,
khususnyamulaidariPendidikanAnakUsiaDini (PAUD) atau Taman
Kanak-Kanak (TK), sebelummerekamemasukisekolah-sekolah yang
lebihtinggilagitingkatannya.
2. Penerapanmodel pembelajaranberbasismultikulturalataupun model
pembelajaranlainnyasebaiknyadirencanakanoleh guru sematangmungkin,
mulaidaristrategi, media maupunsumber yang digunakan,
sehinggadalampelaksanaanyatidakmendapatkanhambatan yang berarti.
3. Guru senantiasameningkatkanwawasandanprofesionalisme,
sehinggadapatmengelolakelasdenganbaikdanmaksimal, yang
padaakhirnyamenghasilkanpesertadidik yang aktif, kreatif, berkualitas,
danbermotivasi yang sesuaidenganapa yang
diharapkan.Keadaanitutidakterlepasdaripadaperanserta guru
itusendiridalampelaksanaan proses kegiatanbelajarmengajar di kelas.
4. Sekolahhendaknyamemfasilitasikelengkapansaranaprasaranasebagaipenunjang
proses pembelajaran, kelengkapandanketersediannyafasilitassaranaprasarana,
buku-bukusumberlainnya yang tersedia, danjugatidaklepasdari Guru
danpesertadidikitusendiri yang sangatmendukung demi proses
pembelajaranberbasismultikulturalyang berjalandenganbaik. Selainitujuga
Guru yang denganmetodeataupun model pembelajaran yang
lebihefektifdanefisienharusterkuasai,
sehinggamampumemberikanmotivasiterhadappesertadidiknya,
selainitujugapesertadidik, yang ketika proses pembelajaranberlangsung,
harusterlibatlebihaktifdankreatifsertatermotivasiuntukmeningkatkanhasilbelajar
72
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, R. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak – kanak. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.
Hartini, dkk. (2006). ”Peran Pola Permainan Sosial dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosi Anak”. Jurnal Pendidikan. 2,(1).
Hemmeter, M., Ostrosky,M and Fox, L. (2006). ” Social and Emotional
Foundations for Early Learning : A Conceptual Model for Intervention”.
ProQuest Education Journals. 35,(4). 583-601.
Hildayani, R. (2007). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Izzaty, R. (2005). Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti.
Nugraha, dkk. (2007). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rachmawati, Y. (2003). ”Perkembangan dan Permasalahan Pendidikan di
Taman Kanak - kanak”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1,(2), 50.
Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma
Subinarto, Dj. (2005). 1001 Tentang Si Kecil: Serba Serbi Merawat Anak Usia
6-12 Tahun. Bandung : Nexx Media
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.
Al-Munawwar, Said AqilHusin.
AktualisasiNilai-NilaiQur'anidalamSistemPendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2003,
73
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Amir, Muhammad.KonsepMasyarakat Islam.Jakarta: Fikanati, Aneska, 1992. Analisis CSIS, tahun XXX/2001, No. 3
DEPAG RI dan IRD, Majalah: InovasiKurikulum:
KurikulumBerbasisMultikulturalism, Edisi IV, Tahun 2003
Dewey, John. Democracy and Education. New York: The Mac Millan Company, 1964
HeryNoerAlydkk.WatakPendidikan Islam. Jakarta: FriskaAganInsani, 2000
Freire, Paulo.Pendidikanpembebasan Jakarta: LP3S. 2000
IKA UIN SyarifHidayatullah, Majalah: Tsaqafah:
MengagasPendidikanMultikultural , Vol. I No:2, 2003
Jalaluddin.TeologiPendidikan. Jakarta : Raja Grafindo, 2001, cet I
Nita E. Woolfolk. Educational Psychology: Seventh Edition, The Ohio State Universiy, 1998
Paul Gorski.Six Critical Paradigm Shiifd For Multicultural Education and The
Question We Should Be Asking.dalamwww. Edchange.org/multicultural
Republika, tanggal 03 September
2003.Soedijarto.PendidikanNasionalsebagaiWahanamencerdaskankehid
upanBangsadanMembangunPeradaban Negara-Bangsa.Jakarta :
CINAPS, 2000, cet. I
Stavenhagen, Rudolfo, "Education for a Multikultural world", in JasqueDelors (et all), Learning: the treasure within, Paris, UNESCO, 1996
Tilaar, H. A. R.PerubahanSosialdanPendidikan:
PengantarPedagogikTransformatifuntuk Indonesia, Jakarta :Grasindo,
2002
Sastradipoera, K. (2005). Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi. Bandung: Kappa-Sigma
Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung : Angkasa
Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &
74
Novi Citra Oktaviana, 2013
Implementasi Pembelajaran Berbasis Multikultural Untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Anak Taman Kanak-kanak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rachmawati, Y. (2003). ”Perkembangan dan Permasalahan Pendidikan di
Taman Kanak - kanak”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1,(2), 50.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara.