UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN
SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI METODE BERCERITA (Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk
Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Ajaran 2015-2016)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
Mutiara Susana Septiani 1102432
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI METODE BERCERITA
(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk
Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Ajaran 2015-2016)
Oleh:
Mutiara Susana Septiani
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
©Mutiara Susana Septiani 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN
SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI METODE BERCERITA (Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk
Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Ajaran 2015-2016)
Oleh:
Mutiara Susana Septiani 1102432
ABSTRAK
Sikap tanggung jawab merupakan sikap yang harus dikenalkan dan dikembangkan sejak dini. TK Negeri Pembina Kota Cimahi merupakan salah satu TK yang memiliki anak didik yang bertanggung jawab. Masalah yang akan dikaji adalah: Bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan penilaian metode bercerita dalam upaya mengembangkan sikap tanggung jawab anak, dan apa saja kendala yang dihadapi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : perencanaan, pelaksanaan dan penilaian metode bercerita dalam upaya mengembangkan sikap tanggung jawab anak, dan apa saja kendala yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk di TK Pembina Kota Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama perencanaan sudah sesuai dengan perencaaan yang harus dilakukan dalam lembaga sekolah, kedua pelaksanaan sudah berjalan dengan baik karena sudah berorientasi pada kebutuhan anak dan sesuai dengan perkembangan anak, ketiga teknik evaluasi dengan cara observasi dan test lisan sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah dirancang, hasil evaluasi menunjukkan bahwa 94,9% anak sudah mampu bertanggung jawab artinya sebagia besar memiliki sikap tanggung jawab. Keempat kendala yang dihadapi yaitu terkait guru, anak didik, dan mencari sumber dan media belajar. Keberhasilan kegiatan bercerita bergantung pada bagaimana persiapan pembelajaran, media dan alat evaluasi yang digunakan guru. Diharapkan guru, dapat mengkondisikan kelas dan mempersiapkan media yang lebih inovatif.
EFFORTS IN DEVELOPING TEACHER ATTITUDE OF RESPONSIBILITY OF CHILDREN THROUGT STORYTELLING
(Descriptive Qualitative research in Group A Oranges Class Kindergartens State of Pembina Cimahi Academic Year 2015-2016)
By:
Mutiara Susana Septiani 1102432
ABSTRACT
Responsible attitude is an attitude that should be introduced and developed early on. Kindergartens Sate of Pembina Cimahi is one Kindergarten student who have that responsibility. The issues that will be examined are: How is planning, execution and assesment methods of storytelling in an efforts to develop an
attitude of child’s responsibility, and the obstacles encountered. This study is
using descriptive qualitative research method with the subject of the study was conducted in one group A Oranges Class Kindergartens State of Pembina Cimahi. The result showed that the plan was in the school institution, the implementation has been running well because it was oriented to the needs of the child and in
accordance with the child’s development, whereas evaluation techniquas by
observasion and oral tests are in accordance with the evaluation result showed that 94,9% of children have an a attitude of responsibility, it means that most of them have an attitude responsibility. There are sereval related constraints faced by teachers, students, and the difficulty of finding sources and media of learning. Storytelling succes s is depends on how the preparation of learning, instructional media and evaluation tools used by teachers. For the future is exxpected to be conditioned classroom teachers with better and more innovative media prepare.
DAFTAR ISI
E.Sistematika Penulisan ... ...7
BAB II KAJIAN TEORI... ...8
1. Perkembangan fisik-motorik... ..13
2. Perkembangan Kognitif ... ..13
3. Perkembangan Bahasa... ..14
4. Perkembangan Emosi ... ..15
5. Perkembangan Moral ... ..16
D.Sikap Tanggung Jawab ... ..17
1. Pengertian Tanggung Jawab ... ..17
2. Jenis Tanggung Jawab ... ..19
E. Metode Bercerita ... ..22
3. Pengertian Metode Bercerita ... ..22
4. Manfaat Metode Bercerita bagi Anak Usia Dini ... ..24
F. Penelitian Relevan ... ..26
BAB III METODE PENELITIAN ... ..28
A.Metode Penelitian ... ..28
B.Lokasi, Populasi Dan Sampel ... ..28
C.Definisi Operasional ... ..29
1. Definisi Tanggung Jawab... ..29
2. Definisi Metode Bercerita ... ..29
D.Teknik Pengumpulan Data ... ..29
E.Instrumen Penelitian ... ..30
1. Kisi-kisi Instrumen Tanggung Jawab ... ..31
F. Teknik Analisis Data ...34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ..36
A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... ..36
1. Visi dan Misi TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..37
2. Jumlah Peserta Didik TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..37
B.Deskripsi Hasil Penelitian. ... ..38
1. Perencanaan Metode Bercerita di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..38
2. Pelaksanaan Metode Bercerita di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..42
3. Evaluasi/ Penilaian di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..67
4. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Anak Melalui Metode Bercerita ... ..73
C.Deskripsi Hasil Penelitian. ... ..74
1. Perencanaan Metode Bercerita di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..75
2. Pelaksanaan Metode Bercerita di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..76
3. Evaluasi/ Penilaian di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..77
4. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Anak Melalui Metode Bercerita ... ..79
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... ..82
A.Simpulan ... ..82
B.Rekomendasi ... ..83
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fadlillah & Khorida (2013, hlm. 44) anak merupakan amanah (titipan)
Allah SWT yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh
setiap orangtua. Sejak lahir anak sudah diberikan berbagai potensi yang dapat
dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di masa depan. Bila
potensi-potensi ini tidak diperhatikan, nantinya anak akan mengalami hambatan-hambatan
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Menurut Mulyasa (2012, hlm. 34) usia 0-6 tahun, merupakan masa peka
bagi anak sehingga para ahli menyebutnya “The Golden Age”, karena perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Mengingat masa ini merupakan usia emas, maka perlu ditulis dengan tinta emas,
dengan tulisan-tulisan yang dapat menghasilkan emas dimasa mendatang.
Sedangkan menurut pakar psikologi (dalam Fadlillah & Khorida, 2013,
hlm. 43), anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan.
Sebab, pada masa ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang luar biasa. Anak belum memiliki pengaruh negatif yang
banyak dari luar atau lingkungannya sehingga orangtua maupun pendidik akan
jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya, seperti
dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab.
Anak yang telah memasuki usia prasekolah (4 tahun), mengikuti
pendidikan formalnya yang pertama yaitu Taman Kanak-kanak. Anak-anak
dengan berbagai karakteristik, keluarga, ekonomi, dan status sosial belajar dan
bermain bersama-sama dengan anak-anak lainnya. Mereka mendapatkan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan dari gurunya sesuai dengan program sekolah.
Disinilah berbagai aspek perkembangan anak diarahkan terutama dalam aspek
kepribadian agar berkembang menjadi manusia yang baik.
Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pemerintah menyebutkan bahwa tujuan pendidikan ialah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (dalam
Suyadi, 2013 hlm. 4).
Lembaga Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan suatu wadah
pendidikan formal pertama yang berkewajban untuk memberi dasar yang kuat
pada pembentukan sikap kepribadian anak. Pembentukan sikap yang dimaksud
sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang menitikberatkan pada orientasi
perkembangan kepribadian dan rasa tanggung jawab. Upaya pembentukan sikap
tersebut tertuang dalam pengembangan kecerdasan moral Farida (dalam Ulfah,
2004 hlm. 25).
Sebagai seorang pendidik anak usia dini harus bekerja keras untuk
menanamkan sikap tanggung jawab kepada semua anak. Hal ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara pada setiap kegiatan yang dilakukan anak di sekolah.
Mengajarkan anak untuk bertanggungjawab adalah hadiah paling utama yang
dapat pendidik berikan. Darinya akan tumbuh kemampuan untuk menjaga diri
mereka sendiri dan berfungsi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab.
Untuk dapat memiliki sikap tanggung jawab tidak hanya diperoleh begitu saja,
dibutuhkan usaha dan belajar secara giat dan berkesinambungan.
Seorang pendidik memiliki tugas bukan hanya mengajarkan, tetapi
mendidik anak agar dapat tumbuh sikap tanggung jawab. Seperti yang terdapat
dalam hasil rumusan kongres PGRI XIII (Djamarah, 2005, hlm. 49) Kode Etik
Guru Indonesia yang terdiri sembilan item, yaitu:
1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya utuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2. Guru memliki kejujuran propesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing- masing.
3. Guru mengadakan komunikasi, terutaa dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segalla bentuk penyalahgunaan.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelhara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.
8. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
Menurut Wibowo (2013, hlm. 17) tanggung jawab adalah sikap dan
perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
di lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Allah Yang Maha Esa.Dalam bukunya Samani dan Hariyanto
(2013, hlm. 51) berpendapat bahwa tanggung jawab adalah melakukan tugas
sepenuh hati, bekerja sama dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk
mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan mengatasi
stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
tanggung jawab adalah melakukan tugas dan kewajbannya dengan sepenuh hati
terhadap diri sendiri, masyarakan, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa
untuk mencapai prestasi yang terbaik dan menanggung segala sesuatunya.
Sikap tanggung jawab pada anak usia dini tidak seperti orang dewasa,
seperti yang tercantum dalam Permen No 58 tahun 2009 dalam lingkup
perkembangan nilai moral dan agama bahwa anak mulai mengenal perilaku baik/
sopan dan buruk, memahami perilaku mulia, membedakan perilaku baik dan
buruk dan membiasakan diri berperilaku baik. Sikap tanggung jawab pada anak
melibatkan hal-hal kecil dalam kegiatan sehari-hari yang dilalui oleh anak
diantaranya membiasakan diri untuk membereskan serta merapihkan kembali
tempat bermain dan alat-alat permainannya, menyimpan tas atau sepatu di tempat
yang sudah disediakan, membuang sampah ke tempat sampah setelah makan,
mengkuti pelajaran dengan tertib sampai akhir pelajaran, menjaga kebersihan
diruangan kelas dan dilingkungan sekolah, menyimpan barang yang dipinjam ke
tempat semula, dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Menurut Clemes dan Reynold Bean (1995) anak yang memiliki rasa
penghargaan yang diperoleh dari keberhasilan itu. Anak yang kurang bertanggung
jawab atau bertindak gegabah akan lebih banyak dihukum dan dikritik disamping
harga dirinya juga berkurang. Bukan hanya ia tidak akan mempercayai reaksinya
sendiri dan cara orang lain bereaksi terhadapnya melainkan juga ia akan
mengembangkan sikap negatif dalam hidupnya.
Sikap tanggung jawab merupakan salah satu sikap yang harus dikenalkan
dan ditumbuhkan sejak dini, karena apabila sikap tanggung jawab dikenalkan
sejak dini anak akan berhasil di dunia pendidikan sekolah dan dalam kehidupan di
kemudian hari. Sebagaimana yang diungkapkan Arvan Pradiansyah (dalam
Asmani, 2013, hlm. 91) menjelaskan bahwa tanggung jawab merupakan kata
kunci dalam meraih kesuksesan. Seseorang yang mempunyai tanggung jawab
akan mengeluarkan segala kemampuan terbaiknya untuk memenuhi tanggung
jawab tersebut.
Pentingnya sikap tanggung jawab untuk dikenalkan kepada anak,
sebaliknya apabila anak tidak memiliki rasa tanggung jawab anak akan betindak
semaunya. Anak yang tidak memiliki sikap tanggung jawab akan menyimpan tas
dan sepatu di tempat yang anak inginkan, tidak membereskan mainan setelah
bermain, membuang sampah sembarangan dan tidak sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tugasnya.
Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk
mengembangkan sikap tanggung jawab pada anak seperti yang dilakukan oleh
para pendidik di TK Negeri Pembina Cimahi. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan penulis, pendidik menerapkan metode bercerita sebagai upaya
mengembangkan sikap tanggung jawab.
Menurut Moeslichatun (1996, hlm. 194) metode bercerita merupakan salah
satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-kanak melalui cerita
yang disampaikan secara lisan. Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang
mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan
dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.
Cerita yang dibawakan harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak
lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK, karena melalui bercerita guru dapat
mengembangkan bahasa, fantasi dan kreativitas anak dalam berbahasa. Melalui
kegiatan bercerita anak dapat menyimak apa yang diceritakan oleh guru.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dibeberapa sekolah, TK
Negeri Pembina Kota Cimahi merupakan TK yang memiliki metode yang berbeda
dengan TK lain dalam mengembangkan sikap tanggung jawab, pada umumnya
Guru di TK lain menggunakan metode pembiasaan namun di TK Negeri Pembina
Kota Cimahi Guru menerapkan metode bercerita. Tidak hanya mengandalkan
metode bercerita, Guru kelas jeruk juga memiliki keunggulan dalam
mengekspresikan situasi cerita dengan mimik wajah yang sesuai dengan isi cerita.
Sebelumnya peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan sikap
tanggung jawab di TK Negeri Pembina Kota Cimahi di Kelompok A Kelas Jeruk,
anak-anak sudah mengerti dan menyadari apa kewajiban dan tanggung jawabnya
seperti pada saat anak datang ke sekolah anak menyimpan tas dan membuka
sepatu kemudian menyimpannya di tempat yang sudah disediakan, anak-anak
merapihkan kembali kursi dan menyiapkan karpet yang akan dipakainya saat
belajar nanti, anak-anak terlihat tertib saat bermain, membereskan mainan yang
sudah dipakai dan kemudian menyimpannya ke tempat semula, selain itu juga
apabila pada saat makan ada makanan yang jatuh atau tidak sengaja
menumpahkan minuman anak-anak membereskan dan mengambil tissu untuk
membersihkannya.
Dari latar belakang diatas, penulis memfokuskan pada kajiian “Upaya
Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Anak Di TK Negeri Pembina Kota Cimahi Melalui Metode Bercerita”, dengan menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk Taman
Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi tahun ajaran 2015-2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirinci
ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan metode bercerita dalam upaya mengembangkan
sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri
2. Bagaimana pelaksanaan metode bercerita dalam upaya mengembangkan
sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri
Pembina Cimahi?
3. Bagaimana penilaian/ evaluasi metode bercerita dalam upaya
mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk
TK Negeri Pembina Cimahi?
4. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam mengembangkan sikap
tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina
Cimahi melalui metode bercerita?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan penerapan metode bercerita dalam
upaya mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A
Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Cimahi?
2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan metode bercerita dalam upaya
mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk
TK Negeri Pembina Cimahi?
3. Untuk mendeskripsikan penilaian/ evaluasi metode bercerita dalam upaya
mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk
TK Negeri Pembina Cimahi?
4. Untuk mendeskripsikan kendala apa saja yang dihadapi guru dalam
mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk
TK Negeri Pembina Cimahi melalui metode bercerita?
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka manfaat dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk anak
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anak berupa
pengalaman dan membantu anak-anak untuk berperilaku bertanggung
2. Untuk guru
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan
meningkatkan keterampilan mengajar pendidik di kelas.
b. Memberikan informasi tentang peranan atau manfaat metode
bercerita dalam proses belajar anak khususnya dalam
mengembangkan sikap tanggung jawab anak.
3. Untuk lembaga
Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga agar dapat
meningkatkan dan mengembangkan sikap tanggung jawab pada anak.
E. Sistematika Pembahasan
Agar dalam penulisan peneltian ini lebih sistematis, maka perlu peneliti
sajikan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum laporan penelitian.
Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II, berisi tentang kajian teori hakikat pendidikan anak usia dini,
karakteristik anak usia dini, aspek perkembangan anak usia dini, sikap tanggung
jawab dan metode bercerita.
BAB III, mendeskripsikan metode penelitian yang digunakan, lokasi,
populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data,
instrumen penelitian dan teknik analisis data.
Bab IV, berisi pembahasan temuan penelitian berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai
dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan
penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan
sebelumnya.
BAB V, berisi simpulan dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran
dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena bertujuan untuk
mengetahui upaya dalam mengembangkan sikap tanggung jawab anak. Jenis
penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat
deskriptif kualitatif yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk menerangkan
fenomena sosial atau suatu peristiwa.
Menurut Moleong (2001, hlm. 17) penelitian deskriptif kualitatif
merupakan penulisan lapangan atau kancah (field research), yaitu penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti lingkungan masyarakat,
lembaga-lembaga, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga pemerintahan.
Dengan penelitian kualitatif ini penulis mengumpulkan data-data kemudian
menganalisis terkait tentang upaya guru dalam mengembangkan sikap tanggung
jawab anak Taman Kanak-kanak di Kelompok A Kelas Jeruk di TK Negeri
Pembina Kota Cimahi melalui metode bercerita.
B. Lokasi, Populasi, dan Sampel
1. Lokasi
Lokasi penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina
Kota Cimahi yang beralamat di jalan Kerkhop 323 Kota Cimahi.
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anak Kelompok A Kelas Jeruk
Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Pelajaran
2015-2016 sebanyak 15 anak.
3. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Menurut Arikunto (1983) menyatakan: “Apabila
subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga
penelitiannya penelitian populasi. Jika jumlah subyek besar maka diambil
maka sampel yang digunakan yaitu 15 orang karena kurang dari 100
orang.
C. Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: tanggung jawab dan
metode bercerita. Adapun pemaparannya sebagai berikut:
1. Definisi Tanggung Jawab
Tanggung Jawab dalam penelitian ini adalah kemampuan anak untuk
melaksanakan tugas dengan mandiri terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan sekitarnya (kelas dan sekolah). Sikap tanggung jawab dalam
penelitian ini meliputi :
a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri.
b. Tanggung jawab terhadap orang lain.
c. Tanggung jawab terhadap lingkungan.
2. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara guru untuk menyampaikan suatu cerita
atau kisah-kisah. Contohnya cerita yang berkaitan dengan perbuatan baik dan
tidak baik diantaranya: membuang sampah pada tempatnya, menjaga
kebersihan di lingkungan sekitar, dan mengembalikan barang ke tempat
semula.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur untuk memperoleh data dalam
usaha pemecahan masalah penelitian. Oleh karena itu diperlukan teknik-teknik
tertentu untuk memperoleh data yang relevan dengan permasalahan yang hendak
dicapai. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah cara-cara
atau langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data untuk menjawab
permasalahan dari penelitian ini.
Sugiyono (dalam Winawaty, 2011, hlm. 91) mengungkapkan bahwa teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
wawancara dan studi dokummentasi. Penjelasan lebih lengkapnya yaitu sebagai
berikut:
1. Observasi.
Dimyanti (2013, hlm. 92) mengemukakan bahwa observasi adalah
pengumpulan data peneltian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang
diteliti. Adapun observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi non partisipatif, dimana peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan.
Peneliti hanya berperan mengamati kegiatan dan tidak ikut dalam kegiatan.
Observasi yang peneliti lakukan ditujukan pada guru kelas dan peserta didik
di kelas anggur.
2. Wawancara.
Teknik pengumpulan data yang kedua adalah wawancara. Teknik
wawancara dalam penelitian kualitatif merupakan teknik pengumpulan data
yang sangat penting, karena selain merupakan teknik yang berdiri sendiri,
juga merupakan teknik pelengkap sewaktu melakukan pengamatandan
analisis dokumen.
Moleong (2007, hlm.186) wawancara adalah percakapan yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan itu
dengan maksud tertentu. Untuk menjaga agar wawancara tetap terarah pada
sasaran, maka dalam penelitian ini menggunakan wawancara terpimpin.
Dalam wawancara terpimpin, daftar pertanyaan yang diajukan sudah
dipersiapkan sebelumnya tetapi daftar pertanyaan tersebut tidak mengikat
jalannya wawancara.
3. Studi dokumentasi.
Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif ini merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Sugiyono
(2005) menyatakan bahwa hasil penelitian dari observasi dan wawancara
akan lebih kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung oleh berbagai
dokumen. Maksud dari penggunaan teknik studi dokumentasi ini adalah
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk daftar ceklis observasi,
yang berisi indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur metode
bercerita dan tanggung jawab anak kelompok jeruk TK Pembina Kota Cimahi.
Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
instrumen penelitian tanggung jawab dan metode bercerita di Taman
Kanak-kanak. Adapun Kisi-kisi Istrumen dalam penelitian dapat dilihat dibawah ini :
1. Instrumen Tanggung jawab
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Tanggung Jawab
5) Anak dapat
lapangan. Peneliti akan mengisi seluruh item indikator yang diajukan dengan cara
memilih salah satu dari tiga alternatif jawaban yang tersedia di setiap item
indikator. Penentuan jawaban dilakukan dengan memberi tanda ceklis (√) pada
indikator memiliki mempunyai tiga alternatif jawaban yaitu Sudah Mampu (SM),
Kurang Mampu (KM), dan Tidan Mampu (TM). Penggunaan teknik ini
dimaksudkan agar memudahkan peneliti dalam mengolah data.
Tabel 3.2
Kriteria Penilaian Sikap Tanggung Jawab
Pernyataan Sikap bantuan dan bimbingan untuk melakukan suatu kegiatan, dan
Tidak Mampu (TM), artinya anak tidak melakukan kegiatan.
2. Instrumen Metode Bercerita
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Metode Bercerita
No Variabel Indikator Pernyataan
1. Metode Bercerita
Perencanaan bercerita
1.Menentukan tema.
2.Menentukan indikator hasil belajar. 3.Menentukan cerita sesuai dengan
usia anak.
4.Mempersiapkan media dan sumber belajar.
5.Menentukan alat evaluasi. Pelaksanaan
bercerita
1.Mengatur posisi duduk anak. 2.Melakukan apersepsi.
3.Memberikan penjelasan mengenai judul cerita.
4.Menggunakan media dengan optimal.
5.Menyampaikan cerita dengan mimik yang sesuai.
7.Menggunakan intonasi suara dengan jelas.
Penilaian 1.Menjawab pertanyaan anak. 2.Memberikan pertanyaan kepada
anak seputar isi cerita.
3.Memberikan kesempatan untuk meniru kegiatan.
4.Membantu anak membuat kesimpulan tentang isi cerita.
Sedangkan pedoman wawancara dalam penelitian ini ditunjukkan untuk
mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam perencanaan, pelaksanaan
dan penilaian bercerita di TK Negeri Pembina Kota Cimahi. Adapun pedoman
wawancara yang digunakan penelitian ini adalah :
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan Jawaban
1 Kendala apa yang dihadapi pada saat perencanaan
metode bercerita?
2 Kendala apa yang dihadapi pada saat pelaksanaan
metode bercerita?
3 Kendala apa yang dihadapi pada saat penilaian
metode bercerita?
F. Teknik Analisis data
Analisis data merupakan mencari dan menata secara sistematis catatan
hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang permasalahan yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan.
Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan teknik deskriptif analitik,
yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumusan statistika, namun
data tersebut dideskripsikan sehingga memberikan kejelasan sesuai kenyataan
realita yang ada di lapangan. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenai
situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Uraian pemaparan harus
sistematik dan menyeluruh sebagai satu kesatuan dalam konteks lingkungannya
mudah diikuti maknanya. Miles dan Hubberman (dalam Sugiyono, hlm. 98)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data model Miles dan Hubberman, terdiri
dari:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokukan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Reduksi data bertujuan untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian data.
Penyajian data merupakan langkah kedua setelah reduksi data,
penyajian data dilakukan dengan cara pengorganisasian data dan menyusun
pola hubungan, sehingga akan lebih mudah memahami apa yang terjadi dan
merencanakan data selanjutnya.
3. Verifikasi / gambaran kesimpulan, yaitu penarikan kesimpulan dari
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini berisi simpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang
telah dilakukan mengenai Upaya Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung
Jawab Anak Melalui Metode Bercerita.
A. Simpulan
Merujuk pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya pertama
perencanaan bercerita sudah sesuai dengan tahap-tahap perencanaan yang harus
dilakukan dalam lembaga sekolah. Kedua pelaksanaan sudah berjalan dengan
baik karena sudah berorientasi pada kebutuhan anak dan sesuai dengan
perkembangan anak, anak sebagai pembelajar aktif, interaksi sosial anak,
lingkungan yang kondusif, merangsang kreativitas dan inovasi, mengembangkan
kecakapan hidup, memanfaatkan potensi lingkungan, pembelajaran sesuai dengan
kondisi sosial budaya dan stimulasi secara holistik. Ketiga penilaian sudah sesuai
dengan perencanaan evaluasi yang telah dirancang sebelumnya dan penilaian yang
dilakukan sangat mempengaruhi sikap tanggung jawab anak di TK Negeri
Pembina Kota Cimahi. Hasil penilaian sikap tanggung jawab anak di Kelas Jeruk
TK Negeri Pembina Kota Cimahi didapatkan data 94,9% anak sudah mampu
bertanggung jawab tergolong artinya sebagian besar anak memiliki sikap
tanggung jawab.
Keempat terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru diantaranya
menentukan muatan materi saat proses perencaaan, anak tidak fokus saat
pelaksanaan bercerita dan kendala mencari media dan sumber belajar anak, guru
dapat mengatasi kendala tersebut dengan cara penanggulangan yang tepat
diantaranya guru bekerja sama dengan guru lain untuk membahas muatan materi,
membuat kegiatan bermain yang bersifat aktif sebelum bercerita, membuat tepuk,
misalnya tepuk sunyi dan guru menyesuaikan kembali kegiatan dengan alokasi
waktu dan memanfaatkan lingkungan dan masyarakat sekitar sebagai media dan
B. Rekomendasi
Setelah melakukan kajian pada metode bercerita peneliti memiliki
rekomendasi yang semoga bermanfaat bagi banyak orang, yakni sebagai berikut:
1. Kepada Guru
Guru sebaiknya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan
dengan menciptakan kelas yang menyenangkan, sehingga dapat
memotivasi anak untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Salah
satu upaya untuk meningkatkan pembelajaran tersebut dengan menghias
kelas sesuai dengan tema, selain itu juga menyediakan media dengan
bervariasi agar tidak terkesan monoton.
2. Kepada Pihak Sekolah
a. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan penyediaan media
pembelajaran, karena tidak dapat dipungkiri bahwa media
pembelajaran salah satu hal yang dibutuhkan dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
b. Agar melakukan pembinaan serta informasi secara intensif kepada
para guru mengenai metode dan media pembelajaran, sehingga
kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar
anak dapat meningkat.
c. Sekolah sudah sepantasnya memberi kesempatan kepada guru untuk
mengikuti berbagai pelatihan atau seminar yang berhubungan
dengan anak usia dini terutama metode bercerita.
d. Kepala sekolah dan guru harus sering melakukan refleksi terhadap
kegiatan pembelajaran terutama kegiatan bercerita untuk
mengembangkan sikap tanggung jawab anak.
3. Kepada Lembaga PAUD
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk
memperkaya pengetahuan guru-guru bahwa metode bercerita dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1993) Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,
Edisi Revisi II, Jakarta: Rineka Cipta
Dhieni, Nurbiana dkk (2011). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Djamarah (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Fadillah, M. & Khorida, L.M. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.
Jogjakarta: AR RUZZ Media
Fadlillah M, (2012) Desain Pembelajaran PAUD, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Fathurrohman, P & Sutikno, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
KENCANA PRENADA MEDIA GROUP
Harris Cleames dan Reynold Bean (1995). Bagaimana Mengajarkan Anak
Bertanggung Jawab,Jakarta: Binarupa Aksara
Isjoni. (2014). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: ALFABETA.
Kurniawan, S (2013). Pendididikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Latif, M. Dkk. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
KENCANA PRENADA MEDIA GROUP
Lickona, T. (2008). Pendidikan Karakter. Bandung: Nusa Media
Lickona, T (2012). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Chaedar al-Wasilah. (2011). Pokoknya Penelitan Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya
Moleong Lexy J. (2001). Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Moleong Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Muliawan Jasa Ungguh. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:
GAVA MEDIA
Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Salim Haitami. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga. Yogyakarta: Arruzz
Samani, M dan Hariyanto (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
Samani, M. & Hariyanto (2013). Pendidikan Karakter. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
Suharsimi Arikunto (1997) Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Bandung: Alfabeta
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT
REMAJA ROSDAYAKARYA
Suyadi, & Ulfah, M. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
Ulwan, A.N. (1995). Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani
Wahyudin, U & Agustin, M. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.
Bandung: PT Refika Aditama
Wibowo. (2013). Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: PUSTAKA
PELAJAR ROSDAYA.