• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI METODE BERCERITA : Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Ajaran 2015-2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI METODE BERCERITA : Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Ajaran 2015-2016."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN

SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI METODE BERCERITA (Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk

Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Ajaran 2015-2016)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

Mutiara Susana Septiani 1102432

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI METODE BERCERITA

(Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk

Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Ajaran 2015-2016)

Oleh:

Mutiara Susana Septiani

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Ilmu Pendidikan

©Mutiara Susana Septiani 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)
(4)

UPAYA GURU DALAM MENGEMBANGKAN

SIKAP TANGGUNG JAWAB ANAK MELALUI METODE BERCERITA (Penelitian Deskriptif Kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk

Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Ajaran 2015-2016)

Oleh:

Mutiara Susana Septiani 1102432

ABSTRAK

Sikap tanggung jawab merupakan sikap yang harus dikenalkan dan dikembangkan sejak dini. TK Negeri Pembina Kota Cimahi merupakan salah satu TK yang memiliki anak didik yang bertanggung jawab. Masalah yang akan dikaji adalah: Bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan penilaian metode bercerita dalam upaya mengembangkan sikap tanggung jawab anak, dan apa saja kendala yang dihadapi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan : perencanaan, pelaksanaan dan penilaian metode bercerita dalam upaya mengembangkan sikap tanggung jawab anak, dan apa saja kendala yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk di TK Pembina Kota Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama perencanaan sudah sesuai dengan perencaaan yang harus dilakukan dalam lembaga sekolah, kedua pelaksanaan sudah berjalan dengan baik karena sudah berorientasi pada kebutuhan anak dan sesuai dengan perkembangan anak, ketiga teknik evaluasi dengan cara observasi dan test lisan sesuai dengan perencanaan evaluasi yang telah dirancang, hasil evaluasi menunjukkan bahwa 94,9% anak sudah mampu bertanggung jawab artinya sebagia besar memiliki sikap tanggung jawab. Keempat kendala yang dihadapi yaitu terkait guru, anak didik, dan mencari sumber dan media belajar. Keberhasilan kegiatan bercerita bergantung pada bagaimana persiapan pembelajaran, media dan alat evaluasi yang digunakan guru. Diharapkan guru, dapat mengkondisikan kelas dan mempersiapkan media yang lebih inovatif.

(5)

EFFORTS IN DEVELOPING TEACHER ATTITUDE OF RESPONSIBILITY OF CHILDREN THROUGT STORYTELLING

(Descriptive Qualitative research in Group A Oranges Class Kindergartens State of Pembina Cimahi Academic Year 2015-2016)

By:

Mutiara Susana Septiani 1102432

ABSTRACT

Responsible attitude is an attitude that should be introduced and developed early on. Kindergartens Sate of Pembina Cimahi is one Kindergarten student who have that responsibility. The issues that will be examined are: How is planning, execution and assesment methods of storytelling in an efforts to develop an

attitude of child’s responsibility, and the obstacles encountered. This study is

using descriptive qualitative research method with the subject of the study was conducted in one group A Oranges Class Kindergartens State of Pembina Cimahi. The result showed that the plan was in the school institution, the implementation has been running well because it was oriented to the needs of the child and in

accordance with the child’s development, whereas evaluation techniquas by

observasion and oral tests are in accordance with the evaluation result showed that 94,9% of children have an a attitude of responsibility, it means that most of them have an attitude responsibility. There are sereval related constraints faced by teachers, students, and the difficulty of finding sources and media of learning. Storytelling succes s is depends on how the preparation of learning, instructional media and evaluation tools used by teachers. For the future is exxpected to be conditioned classroom teachers with better and more innovative media prepare.

(6)

DAFTAR ISI

E.Sistematika Penulisan ... ...7

BAB II KAJIAN TEORI... ...8

1. Perkembangan fisik-motorik... ..13

2. Perkembangan Kognitif ... ..13

3. Perkembangan Bahasa... ..14

4. Perkembangan Emosi ... ..15

5. Perkembangan Moral ... ..16

D.Sikap Tanggung Jawab ... ..17

1. Pengertian Tanggung Jawab ... ..17

2. Jenis Tanggung Jawab ... ..19

E. Metode Bercerita ... ..22

3. Pengertian Metode Bercerita ... ..22

4. Manfaat Metode Bercerita bagi Anak Usia Dini ... ..24

F. Penelitian Relevan ... ..26

BAB III METODE PENELITIAN ... ..28

A.Metode Penelitian ... ..28

B.Lokasi, Populasi Dan Sampel ... ..28

C.Definisi Operasional ... ..29

1. Definisi Tanggung Jawab... ..29

2. Definisi Metode Bercerita ... ..29

D.Teknik Pengumpulan Data ... ..29

E.Instrumen Penelitian ... ..30

1. Kisi-kisi Instrumen Tanggung Jawab ... ..31

(7)

F. Teknik Analisis Data ...34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ..36

A.Deskripsi Lokasi Penelitian ... ..36

1. Visi dan Misi TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..37

2. Jumlah Peserta Didik TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..37

B.Deskripsi Hasil Penelitian. ... ..38

1. Perencanaan Metode Bercerita di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..38

2. Pelaksanaan Metode Bercerita di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..42

3. Evaluasi/ Penilaian di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..67

4. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Anak Melalui Metode Bercerita ... ..73

C.Deskripsi Hasil Penelitian. ... ..74

1. Perencanaan Metode Bercerita di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..75

2. Pelaksanaan Metode Bercerita di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..76

3. Evaluasi/ Penilaian di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Kota Cimahi ... ..77

4. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Anak Melalui Metode Bercerita ... ..79

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... ..82

A.Simpulan ... ..82

B.Rekomendasi ... ..83

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fadlillah & Khorida (2013, hlm. 44) anak merupakan amanah (titipan)

Allah SWT yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara dengan sebaik-baiknya oleh

setiap orangtua. Sejak lahir anak sudah diberikan berbagai potensi yang dapat

dikembangkan sebagai penunjang kehidupannya di masa depan. Bila

potensi-potensi ini tidak diperhatikan, nantinya anak akan mengalami hambatan-hambatan

dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Menurut Mulyasa (2012, hlm. 34) usia 0-6 tahun, merupakan masa peka

bagi anak sehingga para ahli menyebutnya “The Golden Age”, karena perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

Mengingat masa ini merupakan usia emas, maka perlu ditulis dengan tinta emas,

dengan tulisan-tulisan yang dapat menghasilkan emas dimasa mendatang.

Sedangkan menurut pakar psikologi (dalam Fadlillah & Khorida, 2013,

hlm. 43), anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk melakukan pendidikan.

Sebab, pada masa ini anak sedang mengalami proses pertumbuhan dan

perkembangan yang luar biasa. Anak belum memiliki pengaruh negatif yang

banyak dari luar atau lingkungannya sehingga orangtua maupun pendidik akan

jauh lebih mudah dalam mengarahkan dan membimbing anak-anaknya, seperti

dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab.

Anak yang telah memasuki usia prasekolah (4 tahun), mengikuti

pendidikan formalnya yang pertama yaitu Taman Kanak-kanak. Anak-anak

dengan berbagai karakteristik, keluarga, ekonomi, dan status sosial belajar dan

bermain bersama-sama dengan anak-anak lainnya. Mereka mendapatkan stimulasi

pertumbuhan dan perkembangan dari gurunya sesuai dengan program sekolah.

Disinilah berbagai aspek perkembangan anak diarahkan terutama dalam aspek

kepribadian agar berkembang menjadi manusia yang baik.

Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pemerintah menyebutkan bahwa tujuan pendidikan ialah untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

(9)

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (dalam

Suyadi, 2013 hlm. 4).

Lembaga Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan suatu wadah

pendidikan formal pertama yang berkewajban untuk memberi dasar yang kuat

pada pembentukan sikap kepribadian anak. Pembentukan sikap yang dimaksud

sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang menitikberatkan pada orientasi

perkembangan kepribadian dan rasa tanggung jawab. Upaya pembentukan sikap

tersebut tertuang dalam pengembangan kecerdasan moral Farida (dalam Ulfah,

2004 hlm. 25).

Sebagai seorang pendidik anak usia dini harus bekerja keras untuk

menanamkan sikap tanggung jawab kepada semua anak. Hal ini dapat dilakukan

dengan berbagai cara pada setiap kegiatan yang dilakukan anak di sekolah.

Mengajarkan anak untuk bertanggungjawab adalah hadiah paling utama yang

dapat pendidik berikan. Darinya akan tumbuh kemampuan untuk menjaga diri

mereka sendiri dan berfungsi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab.

Untuk dapat memiliki sikap tanggung jawab tidak hanya diperoleh begitu saja,

dibutuhkan usaha dan belajar secara giat dan berkesinambungan.

Seorang pendidik memiliki tugas bukan hanya mengajarkan, tetapi

mendidik anak agar dapat tumbuh sikap tanggung jawab. Seperti yang terdapat

dalam hasil rumusan kongres PGRI XIII (Djamarah, 2005, hlm. 49) Kode Etik

Guru Indonesia yang terdiri sembilan item, yaitu:

1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya utuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila.

2. Guru memliki kejujuran propesional dalam menerapkan kurikulum sesuai kebutuhan anak didik masing- masing.

3. Guru mengadakan komunikasi, terutaa dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segalla bentuk penyalahgunaan.

4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelhara hubungan dengan orang tua anak didik sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.

5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

(10)

7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru, baik berdasarkan lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan.

8. Guru secara hukum bersama-sama memelihara, membina, dan meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.

9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Menurut Wibowo (2013, hlm. 17) tanggung jawab adalah sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya

di lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan

budaya), negara dan Allah Yang Maha Esa.Dalam bukunya Samani dan Hariyanto

(2013, hlm. 51) berpendapat bahwa tanggung jawab adalah melakukan tugas

sepenuh hati, bekerja sama dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk

mencapai prestasi terbaik (giving the best), mampu mengontrol diri dan mengatasi

stres, berdisiplin diri, akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

tanggung jawab adalah melakukan tugas dan kewajbannya dengan sepenuh hati

terhadap diri sendiri, masyarakan, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa

untuk mencapai prestasi yang terbaik dan menanggung segala sesuatunya.

Sikap tanggung jawab pada anak usia dini tidak seperti orang dewasa,

seperti yang tercantum dalam Permen No 58 tahun 2009 dalam lingkup

perkembangan nilai moral dan agama bahwa anak mulai mengenal perilaku baik/

sopan dan buruk, memahami perilaku mulia, membedakan perilaku baik dan

buruk dan membiasakan diri berperilaku baik. Sikap tanggung jawab pada anak

melibatkan hal-hal kecil dalam kegiatan sehari-hari yang dilalui oleh anak

diantaranya membiasakan diri untuk membereskan serta merapihkan kembali

tempat bermain dan alat-alat permainannya, menyimpan tas atau sepatu di tempat

yang sudah disediakan, membuang sampah ke tempat sampah setelah makan,

mengkuti pelajaran dengan tertib sampai akhir pelajaran, menjaga kebersihan

diruangan kelas dan dilingkungan sekolah, menyimpan barang yang dipinjam ke

tempat semula, dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Menurut Clemes dan Reynold Bean (1995) anak yang memiliki rasa

(11)

penghargaan yang diperoleh dari keberhasilan itu. Anak yang kurang bertanggung

jawab atau bertindak gegabah akan lebih banyak dihukum dan dikritik disamping

harga dirinya juga berkurang. Bukan hanya ia tidak akan mempercayai reaksinya

sendiri dan cara orang lain bereaksi terhadapnya melainkan juga ia akan

mengembangkan sikap negatif dalam hidupnya.

Sikap tanggung jawab merupakan salah satu sikap yang harus dikenalkan

dan ditumbuhkan sejak dini, karena apabila sikap tanggung jawab dikenalkan

sejak dini anak akan berhasil di dunia pendidikan sekolah dan dalam kehidupan di

kemudian hari. Sebagaimana yang diungkapkan Arvan Pradiansyah (dalam

Asmani, 2013, hlm. 91) menjelaskan bahwa tanggung jawab merupakan kata

kunci dalam meraih kesuksesan. Seseorang yang mempunyai tanggung jawab

akan mengeluarkan segala kemampuan terbaiknya untuk memenuhi tanggung

jawab tersebut.

Pentingnya sikap tanggung jawab untuk dikenalkan kepada anak,

sebaliknya apabila anak tidak memiliki rasa tanggung jawab anak akan betindak

semaunya. Anak yang tidak memiliki sikap tanggung jawab akan menyimpan tas

dan sepatu di tempat yang anak inginkan, tidak membereskan mainan setelah

bermain, membuang sampah sembarangan dan tidak sungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugasnya.

Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan pendidik untuk

mengembangkan sikap tanggung jawab pada anak seperti yang dilakukan oleh

para pendidik di TK Negeri Pembina Cimahi. Berdasarkan hasil observasi yang

dilakukan penulis, pendidik menerapkan metode bercerita sebagai upaya

mengembangkan sikap tanggung jawab.

Menurut Moeslichatun (1996, hlm. 194) metode bercerita merupakan salah

satu pemberian pengalaman belajar bagi anak Taman Kanak-kanak melalui cerita

yang disampaikan secara lisan. Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang

mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan

dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain.

Cerita yang dibawakan harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak

lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK, karena melalui bercerita guru dapat

(12)

mengembangkan bahasa, fantasi dan kreativitas anak dalam berbahasa. Melalui

kegiatan bercerita anak dapat menyimak apa yang diceritakan oleh guru.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dibeberapa sekolah, TK

Negeri Pembina Kota Cimahi merupakan TK yang memiliki metode yang berbeda

dengan TK lain dalam mengembangkan sikap tanggung jawab, pada umumnya

Guru di TK lain menggunakan metode pembiasaan namun di TK Negeri Pembina

Kota Cimahi Guru menerapkan metode bercerita. Tidak hanya mengandalkan

metode bercerita, Guru kelas jeruk juga memiliki keunggulan dalam

mengekspresikan situasi cerita dengan mimik wajah yang sesuai dengan isi cerita.

Sebelumnya peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan sikap

tanggung jawab di TK Negeri Pembina Kota Cimahi di Kelompok A Kelas Jeruk,

anak-anak sudah mengerti dan menyadari apa kewajiban dan tanggung jawabnya

seperti pada saat anak datang ke sekolah anak menyimpan tas dan membuka

sepatu kemudian menyimpannya di tempat yang sudah disediakan, anak-anak

merapihkan kembali kursi dan menyiapkan karpet yang akan dipakainya saat

belajar nanti, anak-anak terlihat tertib saat bermain, membereskan mainan yang

sudah dipakai dan kemudian menyimpannya ke tempat semula, selain itu juga

apabila pada saat makan ada makanan yang jatuh atau tidak sengaja

menumpahkan minuman anak-anak membereskan dan mengambil tissu untuk

membersihkannya.

Dari latar belakang diatas, penulis memfokuskan pada kajiian “Upaya

Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung Jawab Anak Di TK Negeri Pembina Kota Cimahi Melalui Metode Bercerita”, dengan menggunakan

metode penelitian deskriptif kualitatif di Kelompok A Kelas Jeruk Taman

Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi tahun ajaran 2015-2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirinci

ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan metode bercerita dalam upaya mengembangkan

sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri

(13)

2. Bagaimana pelaksanaan metode bercerita dalam upaya mengembangkan

sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri

Pembina Cimahi?

3. Bagaimana penilaian/ evaluasi metode bercerita dalam upaya

mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk

TK Negeri Pembina Cimahi?

4. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam mengembangkan sikap

tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk TK Negeri Pembina

Cimahi melalui metode bercerita?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan perencanaan penerapan metode bercerita dalam

upaya mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A

Kelas Jeruk TK Negeri Pembina Cimahi?

2. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan metode bercerita dalam upaya

mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk

TK Negeri Pembina Cimahi?

3. Untuk mendeskripsikan penilaian/ evaluasi metode bercerita dalam upaya

mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk

TK Negeri Pembina Cimahi?

4. Untuk mendeskripsikan kendala apa saja yang dihadapi guru dalam

mengembangkan sikap tanggung jawab anak di Kelompok A Kelas Jeruk

TK Negeri Pembina Cimahi melalui metode bercerita?

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka manfaat dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk anak

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anak berupa

pengalaman dan membantu anak-anak untuk berperilaku bertanggung

(14)

2. Untuk guru

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan

meningkatkan keterampilan mengajar pendidik di kelas.

b. Memberikan informasi tentang peranan atau manfaat metode

bercerita dalam proses belajar anak khususnya dalam

mengembangkan sikap tanggung jawab anak.

3. Untuk lembaga

Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga agar dapat

meningkatkan dan mengembangkan sikap tanggung jawab pada anak.

E. Sistematika Pembahasan

Agar dalam penulisan peneltian ini lebih sistematis, maka perlu peneliti

sajikan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum laporan penelitian.

Adapun sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II, berisi tentang kajian teori hakikat pendidikan anak usia dini,

karakteristik anak usia dini, aspek perkembangan anak usia dini, sikap tanggung

jawab dan metode bercerita.

BAB III, mendeskripsikan metode penelitian yang digunakan, lokasi,

populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data,

instrumen penelitian dan teknik analisis data.

Bab IV, berisi pembahasan temuan penelitian berdasarkan hasil

pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai

dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan

penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan

sebelumnya.

BAB V, berisi simpulan dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran

dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, karena bertujuan untuk

mengetahui upaya dalam mengembangkan sikap tanggung jawab anak. Jenis

penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat

deskriptif kualitatif yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk menerangkan

fenomena sosial atau suatu peristiwa.

Menurut Moleong (2001, hlm. 17) penelitian deskriptif kualitatif

merupakan penulisan lapangan atau kancah (field research), yaitu penelitian yang

pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti lingkungan masyarakat,

lembaga-lembaga, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga pemerintahan.

Dengan penelitian kualitatif ini penulis mengumpulkan data-data kemudian

menganalisis terkait tentang upaya guru dalam mengembangkan sikap tanggung

jawab anak Taman Kanak-kanak di Kelompok A Kelas Jeruk di TK Negeri

Pembina Kota Cimahi melalui metode bercerita.

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi

Lokasi penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina

Kota Cimahi yang beralamat di jalan Kerkhop 323 Kota Cimahi.

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak Kelompok A Kelas Jeruk

Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kota Cimahi Tahun Pelajaran

2015-2016 sebanyak 15 anak.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Menurut Arikunto (1983) menyatakan: “Apabila

subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga

penelitiannya penelitian populasi. Jika jumlah subyek besar maka diambil

(16)

maka sampel yang digunakan yaitu 15 orang karena kurang dari 100

orang.

C. Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: tanggung jawab dan

metode bercerita. Adapun pemaparannya sebagai berikut:

1. Definisi Tanggung Jawab

Tanggung Jawab dalam penelitian ini adalah kemampuan anak untuk

melaksanakan tugas dengan mandiri terhadap diri sendiri, orang lain dan

lingkungan sekitarnya (kelas dan sekolah). Sikap tanggung jawab dalam

penelitian ini meliputi :

a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri.

b. Tanggung jawab terhadap orang lain.

c. Tanggung jawab terhadap lingkungan.

2. Metode Bercerita

Metode bercerita adalah cara guru untuk menyampaikan suatu cerita

atau kisah-kisah. Contohnya cerita yang berkaitan dengan perbuatan baik dan

tidak baik diantaranya: membuang sampah pada tempatnya, menjaga

kebersihan di lingkungan sekitar, dan mengembalikan barang ke tempat

semula.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur untuk memperoleh data dalam

usaha pemecahan masalah penelitian. Oleh karena itu diperlukan teknik-teknik

tertentu untuk memperoleh data yang relevan dengan permasalahan yang hendak

dicapai. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah cara-cara

atau langkah-langkah yang ditempuh dalam mengumpulkan data untuk menjawab

permasalahan dari penelitian ini.

Sugiyono (dalam Winawaty, 2011, hlm. 91) mengungkapkan bahwa teknik

pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Agar data yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka

(17)

wawancara dan studi dokummentasi. Penjelasan lebih lengkapnya yaitu sebagai

berikut:

1. Observasi.

Dimyanti (2013, hlm. 92) mengemukakan bahwa observasi adalah

pengumpulan data peneltian dengan melalui pengamatan terhadap objek yang

diteliti. Adapun observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik

observasi non partisipatif, dimana peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan.

Peneliti hanya berperan mengamati kegiatan dan tidak ikut dalam kegiatan.

Observasi yang peneliti lakukan ditujukan pada guru kelas dan peserta didik

di kelas anggur.

2. Wawancara.

Teknik pengumpulan data yang kedua adalah wawancara. Teknik

wawancara dalam penelitian kualitatif merupakan teknik pengumpulan data

yang sangat penting, karena selain merupakan teknik yang berdiri sendiri,

juga merupakan teknik pelengkap sewaktu melakukan pengamatandan

analisis dokumen.

Moleong (2007, hlm.186) wawancara adalah percakapan yang

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara yang mengajukan pertanyaan itu

dengan maksud tertentu. Untuk menjaga agar wawancara tetap terarah pada

sasaran, maka dalam penelitian ini menggunakan wawancara terpimpin.

Dalam wawancara terpimpin, daftar pertanyaan yang diajukan sudah

dipersiapkan sebelumnya tetapi daftar pertanyaan tersebut tidak mengikat

jalannya wawancara.

3. Studi dokumentasi.

Studi dokumentasi dalam penelitian kualitatif ini merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Sugiyono

(2005) menyatakan bahwa hasil penelitian dari observasi dan wawancara

akan lebih kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung oleh berbagai

dokumen. Maksud dari penggunaan teknik studi dokumentasi ini adalah

(18)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk daftar ceklis observasi,

yang berisi indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur metode

bercerita dan tanggung jawab anak kelompok jeruk TK Pembina Kota Cimahi.

Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

instrumen penelitian tanggung jawab dan metode bercerita di Taman

Kanak-kanak. Adapun Kisi-kisi Istrumen dalam penelitian dapat dilihat dibawah ini :

1. Instrumen Tanggung jawab

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Tanggung Jawab

(19)

5) Anak dapat

lapangan. Peneliti akan mengisi seluruh item indikator yang diajukan dengan cara

memilih salah satu dari tiga alternatif jawaban yang tersedia di setiap item

indikator. Penentuan jawaban dilakukan dengan memberi tanda ceklis (√) pada

(20)

indikator memiliki mempunyai tiga alternatif jawaban yaitu Sudah Mampu (SM),

Kurang Mampu (KM), dan Tidan Mampu (TM). Penggunaan teknik ini

dimaksudkan agar memudahkan peneliti dalam mengolah data.

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Sikap Tanggung Jawab

Pernyataan Sikap bantuan dan bimbingan untuk melakukan suatu kegiatan, dan

Tidak Mampu (TM), artinya anak tidak melakukan kegiatan.

2. Instrumen Metode Bercerita

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Metode Bercerita

No Variabel Indikator Pernyataan

1. Metode Bercerita

Perencanaan bercerita

1.Menentukan tema.

2.Menentukan indikator hasil belajar. 3.Menentukan cerita sesuai dengan

usia anak.

4.Mempersiapkan media dan sumber belajar.

5.Menentukan alat evaluasi. Pelaksanaan

bercerita

1.Mengatur posisi duduk anak. 2.Melakukan apersepsi.

3.Memberikan penjelasan mengenai judul cerita.

4.Menggunakan media dengan optimal.

5.Menyampaikan cerita dengan mimik yang sesuai.

(21)

7.Menggunakan intonasi suara dengan jelas.

Penilaian 1.Menjawab pertanyaan anak. 2.Memberikan pertanyaan kepada

anak seputar isi cerita.

3.Memberikan kesempatan untuk meniru kegiatan.

4.Membantu anak membuat kesimpulan tentang isi cerita.

Sedangkan pedoman wawancara dalam penelitian ini ditunjukkan untuk

mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dalam perencanaan, pelaksanaan

dan penilaian bercerita di TK Negeri Pembina Kota Cimahi. Adapun pedoman

wawancara yang digunakan penelitian ini adalah :

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara

No. Pertanyaan Jawaban

1 Kendala apa yang dihadapi pada saat perencanaan

metode bercerita?

2 Kendala apa yang dihadapi pada saat pelaksanaan

metode bercerita?

3 Kendala apa yang dihadapi pada saat penilaian

metode bercerita?

F. Teknik Analisis data

Analisis data merupakan mencari dan menata secara sistematis catatan

hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti

tentang permasalahan yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan.

Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan teknik deskriptif analitik,

yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumusan statistika, namun

data tersebut dideskripsikan sehingga memberikan kejelasan sesuai kenyataan

realita yang ada di lapangan. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenai

situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Uraian pemaparan harus

sistematik dan menyeluruh sebagai satu kesatuan dalam konteks lingkungannya

(22)

mudah diikuti maknanya. Miles dan Hubberman (dalam Sugiyono, hlm. 98)

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data model Miles dan Hubberman, terdiri

dari:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokukan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Reduksi data bertujuan untuk memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya.

2. Penyajian data.

Penyajian data merupakan langkah kedua setelah reduksi data,

penyajian data dilakukan dengan cara pengorganisasian data dan menyusun

pola hubungan, sehingga akan lebih mudah memahami apa yang terjadi dan

merencanakan data selanjutnya.

3. Verifikasi / gambaran kesimpulan, yaitu penarikan kesimpulan dari

(23)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini berisi simpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian yang

telah dilakukan mengenai Upaya Guru Dalam Mengembangkan Sikap Tanggung

Jawab Anak Melalui Metode Bercerita.

A. Simpulan

Merujuk pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya pertama

perencanaan bercerita sudah sesuai dengan tahap-tahap perencanaan yang harus

dilakukan dalam lembaga sekolah. Kedua pelaksanaan sudah berjalan dengan

baik karena sudah berorientasi pada kebutuhan anak dan sesuai dengan

perkembangan anak, anak sebagai pembelajar aktif, interaksi sosial anak,

lingkungan yang kondusif, merangsang kreativitas dan inovasi, mengembangkan

kecakapan hidup, memanfaatkan potensi lingkungan, pembelajaran sesuai dengan

kondisi sosial budaya dan stimulasi secara holistik. Ketiga penilaian sudah sesuai

dengan perencanaan evaluasi yang telah dirancang sebelumnya dan penilaian yang

dilakukan sangat mempengaruhi sikap tanggung jawab anak di TK Negeri

Pembina Kota Cimahi. Hasil penilaian sikap tanggung jawab anak di Kelas Jeruk

TK Negeri Pembina Kota Cimahi didapatkan data 94,9% anak sudah mampu

bertanggung jawab tergolong artinya sebagian besar anak memiliki sikap

tanggung jawab.

Keempat terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru diantaranya

menentukan muatan materi saat proses perencaaan, anak tidak fokus saat

pelaksanaan bercerita dan kendala mencari media dan sumber belajar anak, guru

dapat mengatasi kendala tersebut dengan cara penanggulangan yang tepat

diantaranya guru bekerja sama dengan guru lain untuk membahas muatan materi,

membuat kegiatan bermain yang bersifat aktif sebelum bercerita, membuat tepuk,

misalnya tepuk sunyi dan guru menyesuaikan kembali kegiatan dengan alokasi

waktu dan memanfaatkan lingkungan dan masyarakat sekitar sebagai media dan

(24)

B. Rekomendasi

Setelah melakukan kajian pada metode bercerita peneliti memiliki

rekomendasi yang semoga bermanfaat bagi banyak orang, yakni sebagai berikut:

1. Kepada Guru

Guru sebaiknya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan

dengan menciptakan kelas yang menyenangkan, sehingga dapat

memotivasi anak untuk dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Salah

satu upaya untuk meningkatkan pembelajaran tersebut dengan menghias

kelas sesuai dengan tema, selain itu juga menyediakan media dengan

bervariasi agar tidak terkesan monoton.

2. Kepada Pihak Sekolah

a. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan penyediaan media

pembelajaran, karena tidak dapat dipungkiri bahwa media

pembelajaran salah satu hal yang dibutuhkan dalam proses kegiatan

belajar mengajar.

b. Agar melakukan pembinaan serta informasi secara intensif kepada

para guru mengenai metode dan media pembelajaran, sehingga

kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar

anak dapat meningkat.

c. Sekolah sudah sepantasnya memberi kesempatan kepada guru untuk

mengikuti berbagai pelatihan atau seminar yang berhubungan

dengan anak usia dini terutama metode bercerita.

d. Kepala sekolah dan guru harus sering melakukan refleksi terhadap

kegiatan pembelajaran terutama kegiatan bercerita untuk

mengembangkan sikap tanggung jawab anak.

3. Kepada Lembaga PAUD

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi untuk

memperkaya pengetahuan guru-guru bahwa metode bercerita dapat

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1993) Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek,

Edisi Revisi II, Jakarta: Rineka Cipta

Dhieni, Nurbiana dkk (2011). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Djamarah (2005). Guru dan Anak Didik. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Fadillah, M. & Khorida, L.M. (2013). Pendidikan Karakter Anak Usia Dini.

Jogjakarta: AR RUZZ Media

Fadlillah M, (2012) Desain Pembelajaran PAUD, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Fathurrohman, P & Sutikno, S. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

KENCANA PRENADA MEDIA GROUP

Harris Cleames dan Reynold Bean (1995). Bagaimana Mengajarkan Anak

Bertanggung Jawab,Jakarta: Binarupa Aksara

Isjoni. (2014). Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: ALFABETA.

Kurniawan, S (2013). Pendididikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Latif, M. Dkk. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

KENCANA PRENADA MEDIA GROUP

Lickona, T. (2008). Pendidikan Karakter. Bandung: Nusa Media

Lickona, T (2012). Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Chaedar al-Wasilah. (2011). Pokoknya Penelitan Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya

Moleong Lexy J. (2001). Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Moleong Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Muliawan Jasa Ungguh. (2014). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:

GAVA MEDIA

Mulyasa. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Salim Haitami. Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga. Yogyakarta: Arruzz

(26)

Samani, M dan Hariyanto (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya Offset

Samani, M. & Hariyanto (2013). Pendidikan Karakter. Bandung: PT REMAJA

ROSDAKARYA

Suharsimi Arikunto (1997) Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT

REMAJA ROSDAYAKARYA

Suyadi, & Ulfah, M. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT REMAJA

ROSDAKARYA

Ulwan, A.N. (1995). Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka Amani

Wahyudin, U & Agustin, M. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini.

Bandung: PT Refika Aditama

Wibowo. (2013). Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Yogyakarta: PUSTAKA

PELAJAR ROSDAYA.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Sikap Tanggung Jawab
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara

Referensi

Dokumen terkait

memiliki kegiatan transportasi yang relatif tinggi dibandingkan dengan kota-kota lain di2.

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dalam Upaya Peningkatan Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Berinkuiri Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Universitas

Pada penulisan ilmiah ini akan dibahas bagaimana cara merancang dan membuat tampilan Kata-kata Sinonim-Antonim dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 melalui tools-tools

Sistem aplikasi yang dibangun ini dapat menyampaikan materi-materi bahasa dan kebudayaan Dayak agar lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak-anak atau

dapat dibangun antara satu atau beberapa variabel independen dengan satu atau.. beberapa

[r]

[r]

Kode Etik Jurnalistik Indonesia dalam berita tayangan penggerebekan teroris dig. Temanggung yang disiarkan oleh