• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Korelasional pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Tahun Ajaran 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK : Penelitian Korelasional pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Tahun Ajaran 2014-2015."

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Korelasional pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,

Tahun Ajaran 2014-2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

Christy Soeharti Wiyana 1101324

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Korelasional pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,

Tahun Ajaran 2014-2015)

Oleh:

Christy Soeharti Wiyana 1101324

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

© Christy Soeharti Wiyana Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

(3)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(4)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

(5)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

(6)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK

(Penelitian Korelasional pada Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,

Tahun Ajaran 2014-2015)

Christy Soeharti Wiyana 1101324

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pedagogik

Fakultas Imu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

christywiyana@gmail.com

ABSTRAK

Konsep diri dan kemandirian adalah dua hal penting yang harus dikembangan sejak usia dini. Permasalahan yang sering ditemui di lapangan adalah, masih banyak orangtua yang selalu melayani pemenuhan kebutuhan anak, padahal sebenarnya anak mampu untuk melakukan hal tersebut sendiri. Jika hal ini terus terjadi, maka anak akan menjadi manja dan tidak terbiasa untuk mengandalkan dirinya sendiri dalam melakukan sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kemandirian anak Taman Kanak-kanak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Lokasi penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dengan populasi anak kelompok B sebanyak 45 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara konsep diri dengan kemandirian anak Taman Kanak-kanak, seperti yang ditunjukkan oleh hasil nilai korelasi yang lebih kecil dari ketentuan nilai pengambilan keputusan korelasi. Besarnya korelasi adalah 0.666. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konsep diri memberikan kontribusi sebesar 44.35% terhadap kemandirian anak Taman Kanak-kanak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsep diri yang dimiliki oleh anak, maka akan semakin tinggi kemandiriannya, dan sebaliknya semakin rendah konsep diri yang dimiliki oleh anak, maka akan semakin rendah kemandiriannya. Disarankan bagi sekolah untuk mengadakan kegiatan yang mampu meningkatkan konsep diri dan kemandirian pada anak, misalnya seperti kegiatan outing dan outbond. Selain daripada hal itu, dibutuhkan penelitian selanjutnya di lapangan untuk mengkaji lebih jauh, terkait dengan konsep diri dan kemandirian anak Taman Kanak-kanak.

(7)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RELATIONSHIP BETWEEN SELF CONCEPT WITH EARLY CHILDHOOD’S INDEPENDENCE

(Correlational Research About Self Concept and Early Childhood’s Independence in Kemala Bhayangkari 48 Kindergarten, Lembang, West Bandung)

Christy Soeharti Wiyana 1101324

Early Childhood Teacher for Education Program Department of Pedagogy

Indonesia University of Education

christywiyana@gmail.com

ABSTRACT

Self concept and independence are two important things to be developed from an early year of age. Problems are often encountered in the field, when many parents still assist their children, when in fact the children are able to do on their own. If this continues to happen, children will become spoiled and not accustomed to rely on themselves in doing something. This study aims to determine the relationship between children’s self concept and independence. This research intends for revealing relationship between children’s self concept with their independence. The method in this research is correlation method. This research conducted in Kindergarten Kemala Bhayangkari 48 Sespim, Lembang, West Bandung, with a population of children in group B of 45 children. The result of this research suggests that there is a strong relationship between children’s self concept with their independence, as it is shown with the result of the value obtain smaller than the correlation value. The correlation coefficient is 0.666, thus it is said that children’s self concept contributed 44.35% to their independence. This shown, that the higher children’s self concept, the higher children’s independence, and conversely the lower children’s self concept, the lower children’s independence. It is recommended for schools to conduct

activities that can improve children’s self concept and children’s independence, such as

outing and outbond activities. There is also a need to conduct future research in the field.

(8)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HAK CIPTA

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...ii

ABSTRAK...iii

ABSTRACT...iv

UCAPAN TERIMA KASIH...v

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xv

BABIPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BABIIKAJIAN TEORI...8

A. Teori Konsep Diri ... 8

1. Pengertian Konsep Diri Anak Usia Dini ... 8

2. Perkembangan Konsep Diri ... 9

(9)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Teori Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 11

1. Pengertian Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 11

2. Bentuk-bentuk Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 12

3. Indikator Pengembangan Kemandirian Anak Usia Dini ... 13

4. Kompetensi Inti-2 Sosial Kurikulum PAUD 2013 ... 13

5. Kompetensi Dasar Sosial Kurikulum PAUD 2013 ... 14

C. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Terkait dengan Konsep Diri dengan Kemandirian ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Metode dan Desain Penelitian ... 19

1. Metode Penelitian ... 19

2. Desain Penelitian ... 20

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel ... 20

1. Lokasi ... 20

2. Populasi ... 20

3. Sampel ... 20

C. Definisi Operasional Variabel ...21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

E. Instrumen Penelitian ... 23

1. Instrumen Konsep Diri ... 23

2. Instrumen Kemandirian ... 27

3. Teknik Penilaian ... 30

F. Pengembangan Instrumen ... 30

1. Uji Validitas ... 31

a. Validitas Isi ... 31

(10)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Proses Pengambilan Keputusan ... 34

3. Uji Reliabilitas ... 35

G. Analisis Data ... 37

1. Profil Konsep Diri Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 37

2. Profil Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. ... 39

3. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak di Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat ... 41

a. Uji Normalitas Data Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 41

b. Analisis Korelasi Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 42

4. Analisis Koefisien Determinasi antara Konsep Diri dan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 43

H. Prosedur Penelitian ... 44

1. Tahap Persiapan ... 44

2. Tahap Pelaksanaan ... 45

3. Tahap Penyelesaian ... 45

BABIVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

1. Profil Konsep Diri Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 46

(11)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hubungan Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Kelompok B Taman

Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat ... 52

B. Pembahasan ... 55

1. Profil Konsep Diri Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 55

2. Profil Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 57

3. Hubungan Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ... 60

4. Koefisien Determinasi antara Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 63

C. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian... 64

1. Keunggulan Penelitian...64

2. Kelemahan Penelitian... 65

BABVIMPLIKASI, SIMPULAN, DAN REKOMENDASI ... 66

A. Implikasi ... 66

B. Simpulan ... 67

C. Rekomendasi ... 68

DAFTARPUSTAKA... 70

(12)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

(13)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Inti-2 ... 14

Tabel 2.2 Kelompok Kompetensi Dasar Sikap Sosial ... 15

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 20

Tabel 3.2 Data Sampel Penelitian ... 21

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Setelah Validitas ... 24

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak Setelah Validasi ... 27

Tabel 3.5 Pola Penskoran Instrumen Konsep Diri dan Kemandirian ... 30

Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Pernyataan Konsep Diri ... 32

Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Pernyataan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 33

Tabel. 3.8 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach ... 35

Tabel 3.9 Kriteria Profil Konsep Diri ... 38

Tabel 3.10 Kriteria Profil Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 40

Tabel 3.11 Uji Normalitas Data Variabel Konsep Diri dan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak ... 41

Tabel 3.12 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 43

Tabel 4.1 Profil Konsep Diri Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat ... 47

Tabel 4.2 Profil Dimensi Konsep Diri Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat ... 48

Tabel 4.3 Profil Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat ... 49

(14)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.5 Hubungan Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak

Kemala Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat ... 53

(15)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Profil Konsep Diri Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat ... 47

Grafik 4.2 Profil Dimensi Konsep Diri Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak

Kemala Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat ... 49

Grafik 4.3 Profil Kemandrian Anak Kelompok B di Taman Kanak-Kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat ... 50

Grafik 4.4 Profil Dimensi Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak

(16)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak

usia dini berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental

yang sangat pesat (Slamet, 2005, hlm. 5). Anak usia dini hakikatnya adalah

individu yang unik dan berbeda dari yang lain, serta memiliki karakteristik

menyukai tantangan juga hal yang baru ia kenal di lingkungan sekitarnya. Ketika

anak tertarik untuk mencoba sesuatu hal yang baru ia ketahui, terkadang respon

yang timbul dari lingkungan dimana anak ingin menyalurkan rasa ingin tahunya

tersebut tidak mendukung. Banyak orangtua yang meragukan anaknya untuk

mencoba melakukan suatu hal. Padahal sebenarnya jika orangtua mendorong

penyaluran rasa ingin tahu anak yang besar, maka anak seolah mendapat

dukungan atau motivasi yang tinggi untuk ia dapat melakukan hal tersebut.

Apabila sejak kecil anak diterima, disayangi, dan selalu dihargai, maka ia akan

mengembangkan konsep diri yang positif (Susana, 2006, hlm. 17). Dengan

kepercayaan orangtua kepada anak untuk anak dapat melakukan sesuatu sendiri,

maka hal ini akan dapat melatih kemandirian pada anak untuk melakukan suatu

hal. Hal ini didukung oleh Susana (2006, hlm. 8) yang menyatakan bahwa

“pandangan seseorang tentang dirinya akan menentukan tindakan yang diperbuatnya.”

Fitts (1971) mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting

dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan

(frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Konsep diri yang dimiliki oleh anak akan menjadikan anak berani untuk mencoba tantangan baru

yang dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar baginya. Pengertian konsep diri

(17)

2

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, pengertian konsep diri menurut Cawagas (dalam Pudjijogyanti, 1988,

hlm. 2) yaitu “Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi

fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau

kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya”.

Ketika seorang individu berinteraksi dengan lingkungan, cara orang lain

memperlakukan individu dan apa yang dikatakan oleh orang lain tentang individu,

akan menjadi gambaran atau pedoman untuk menilai diri individu itu sendiri.

Artinya konsep diri terbentuk dan berkembang berdasarkan persepsi seorang

mengenai sikap-sikap orang lain terhadap dirinya (Gunarsa, 1983, hlm. 238).

Selain daripada itu, konsep diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku seorang individu atau anak. Burns (1993, hlm. 72) menyatakan bahwa

konsep diri akan mempengaruhi cara individu dalam bertingkah laku ditengah

masyarakat. Rahmalia dalam penelitiannya (2004, hlm. 20) menyatakan bahwa

konsep diri penting artinya bagaimana individu memandang diri dan dunianya

mempengaruhi tidak hanya ia berperilaku, tetapi juga tingkat kepuasan yang

diperoleh dalam hidup. Kepuasan tersebut berupa penerimaan dari seorang

individu terhadap keutuhan dirinya dari segi kelebihan maupun kekurangannya

atau segala sesuatu yang ia hargai dalam hidupnya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa individu dalam bersikap

dan berinteraksi dengan lingkungan sosial tidak terlepas dari konsep dirinya.

Apabila seseorang individu atau anak memiliki konsep diri yang positif, maka

akan terbentuk penghargaan diri yang tinggi terhadap dirinya sendiri. Sebaliknya

apabila seseorang memiliki gambaran yang negatif tentang dirinya, maka akan

timbul suatu penilaian atau evaluasi yang negatif tentang dirinya yang diwujudkan

dalam perilaku ketergantungan (Sulistyorini, 2006).

Kemandirian merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki oleh

setiap individu dan setiap anak. Kemandirian pada anak usia Taman Kanak-kanak

tidak sebatas hal-hal yang bersifat fisik saja, namun juga terkait dengan hal-hal

yang bersifat psikologis, dimana anak usia dini mampu mengambil keputusan

sendiri, mampu bertanggungjawab dan memiliki kepercayaan akan dirinya

sendiri. Menurut Nadzifah (dalam Novita, 2007, hlm. 175), anak-anak yang

(18)

3

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki kecenderungan positif pada masa depan, anak akan cenderung

berprestasi, dan mempunyai kepercayaan diri. Anak yang mandiri dan

bertanggungjawab akan dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan tempat ia

tumbuh dan berkembang.

temannya yang lain di kelas. Ia sering merasa terasing dan sendiri. Belum lagi jika

guru mengajukan pertanyaan kepadanya, ia nampak sangat ketakutan, karena ia

merasa bodoh dan tidak berguna. Pola perilaku withdrawl seperti yang dilakukan oleh anak tersebut merupakan gambaran diri yang negatif dan menjurus pada

pembentukan konsep diri yang kurang baik (Wanei, G.K. 2006).

Contoh kasus yang berkaitan dengan kemandirian pada anak, menurut

pengalaman peneliti di lapangan masih banyak anak-anak yang menggantungkan

pemenuhan kebutuhan hidupnya kepada orang tua yang ada di sekitar lingkungan

anak. Padahal sebenarnya jika mengacu pada teori dan aspek perkembangan, anak

tersebut sudah seharusnya mampu untuk melakukan suatu hal yang ia gantungkan

pemenuhannya pada orang tua yang ada di lingkungannya. Anak yang mengalami

hal ini, jika dibiarkan kedepannya akan menjadi anak yang manja, tidak mandiri,

tidak memiliki kepercayaan diri untuk melakukan suatu hal, bahkan anak tersebut

enggan untuk melakukan apapun karena sudah terbiasa semua pemenuhan

kebutuhannya dilayani oleh orang lain. Hal ini tidak dapat terus menerus terjadi,

karena semakin bertambahnya usia anak, maka ia harus bisa menjadi semakin

mandiri terutama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Hal ini

dikemukakan oleh Sulistyorini (2006, hlm. 24) yakni:

(19)

4

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa pemaparan kasus di atas, terlihat bahwa perkembangan konsep

diri dan kemandirian pada anak usia dini, tentulah tidak terlepas dari peran

lingkungan. Lingkungan dimana anak bertumbuh, berkembang, dididik, dan

diberikan bimbingan yang baik akan dapat membuat segala kemampuan yang ada

dalam diri anak berkembang secara optimal, karena anak diberikan kesempatan

secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengerahkan

seluruh kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Orangtua dan guru pun

memiliki peranan yang sangat penting dalam mendidik anak agar memiliki konsep

diri yang positif, sehingga muncul kemandirian dalam diri anak.

Beberapa hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ada korelasi

positif antara konsep diri dengan kemandirian remaja yang tinggal di panti

asuhan, diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011)

mengenai hubungan konsep diri dengan kemandirian remaja yang tinggal di

Rumah Perlindungan Sosial Asuhan Anak Ciumbuleuit-Bandung, hasil penelitian

dari 65 sampel yang diambil menunjukkan bahwa konsep diri remaja cenderung

positif dan kemandiriannya tergolong sangat tinggi. Hal ini diperoleh dari hasil uji

korelasional dengan menggunakan teknik product moment, didapat koefisien korelasi yang positif sebesar 0,610. Ini berarti semakin positif konsep diri yang

dimiliki oleh seorang remaja, maka tingkat kemandiriannya pun akan semakin

tinggi.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Philein (2013) terkait dengan

Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Konsep Diri dengan Kemandirian

Belajar pada Siswa Kelas X SMK Wikarya Karanganyar Tahun Pelajaran

2012/2013, membuktikan ada hubungan yang positif antara konsep diri dengan

kemandirian belajar siswa pada siswa kelas X SMK WIKARYA Karanganyar

Tahun Pelajaran 2012/2013. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang

menunjukkan rx3y = 0,919 dan ρ = 0,000. Penelitian lainnya dilakukan oleh

Suyuti (dalam Rahmawati, 2011) yang mengkaji tentang “Hubungan Antara

Konsep Diri dengan Kemandirian Remaja Panti Asuhan X” diketahui bahwa

terdapat hubungan positif antara konsep diri dan kemandirian, hasil tersebut

menunjukkan semakin tinggi konsep diri remaja di panti asuhan, maka tingkat

(20)

5

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan referensi penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

kebanyakan dari penelitian yang telah dilakukan tersebut mengambil sampel di

kalangan remaja yang bersekolah di sekolah menengah dan yang tinggal di panti

asuhan, terkait dengan hal itu peneliti tertarik untuk memfokuskan kajian

penelitian mengenai hubungan konsep diri dengan kemandirian di kalangan anak

Taman Kanak-kanak. Dengan begitu, mudah-mudahan hasil penelitian yang

nantinya akan dilakukan oleh peneliti dapat menambah ragam khazanah ilmu

pengetahuan khususnya di bidang pendidikan anak usia dini.

Berdasarkan uraian di atas, guna menjawab apakah terdapat hubungan yang

signifikan antara konsep diri dan kemandirian anak Taman Kanak-kanak,

diperlukan penelitian lebih lanjut. Maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih

lanjut tentang “Hubungan Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Taman

Kanak-kanak”.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut

apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kemandirian

anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim

Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Adapun secara lebih khusus

rumusan masalah tersebut dituangkan kedalam pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut:

1. Seperti apa profil konsep diri anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat,

Tahun Ajaran 2014-2015?

2. Seperti apa profil kemandirian anak Kelompok B Taman Kanak-kanak

Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung

Barat, Tahun Ajaran 2014-2015?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan

kemandirian anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48

Sespim Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Tahun Ajaran

(21)

6

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Berapa besar kontribusi konsep diri terhadap kemandirian anak Kelompok B

Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang,

Kabupaten Bandung Barat, Tahun Ajaran 2014-2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan

kemandirian anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48

Sespim Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Tahun Ajaran

2014-2015.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui profil konsep diri anak Kelompok B Taman

Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang, Kabupaten

Bandung Barat, Tahun Ajaran 2014-2015.

b. Untuk mengetahui profil kemandirian anak Kelompok B Taman

Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang, Kabupaten

Bandung Barat, Tahun Ajaran 2014-2015.

c. Untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kemandirian anak

Kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim

Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Tahun Ajaran

2014-2015.

d. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi konsep diri terhadap

kemandirian anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari

48 Sespim Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Tahun

(22)

7

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Memperkaya serta mengembangkan ilmu khususnya di bidang

Pendidikan Anak Usia Dini terutama tentang konsep diri dan

kemandirian anak.

b. Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai tambahan

pengetahuan dan pertimbangan dalam mendidik anak berkaitan dengan

konsep diri dan kemandirian.

c. Mempertajam kemampuan peneliti dalam menganalisis masalah yang

dihadapi oleh anak berkaitan dengan konsep diri dan kemandiriannya,

sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak optimal.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi masukan bagi guru dan orangtua mengenai gambaran konsep diri

dan kemandirian anak untuk mempermudah dalam menangani

masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep diri dan kemandirian.

b. Memberi masukan yang berarti bagi keluarga, lembaga, maupun instansi

berkaitan dengan konsep diri dan kemandirian anak.

c. Memberi gambaran kepada orangtua anak bagaimana sikap konsep diri

dan kemandirian yang baik sesuai dengan tahapan usia dan perkembangan

anak.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I

membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Bab II berisi kajian teori yang

membahas tentang tinjauan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan

penelitian, serta pemaparan penelitian-penelitian terkait yang telah dilakukan

sebelumnya. Bab III memaparkan metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian. Bab IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan hasil

(23)

8

Christy Soeharti Wiyana, 2015

(24)

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metodologi penelitian memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya

untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 2) metode penelitian adalah:

Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis, sehingga data yang diperoleh merupakan data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid dan sesuai dengan tujuan serta kegunaan dari penelitian.

Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan antara konsep

diri dengan kemandirian pada anak Taman Kanak-kanak, metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional.

Menurut Arikunto (2006, hlm. 270), “penelitian korelasional adalah penelitian

yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dari kedua variabel yang diteliti”.

Terdapat tiga karakteristik pada penelitian korelasi. Adapun karakteristik

tersebut menurut Sukardi (2011, hlm. 166) antara lain:

a. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin

melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian

eksperimen,

b. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan nyata), dan

c. Memungkinkan peneliti mendapat derajat asosiasi yang signifikan.

Maka dari itu dalam penelitian ini akan dikumpulkan data mengenai

(25)

20

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui apakah terdapat hubungan

diantara kedua variabel tersebut.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini mengkaji hubungan antara dua variabel, yakni variabel X

dan Y. Variabel X dalam penelitian ini yaitu konsep diri dan variabel Y dalam

penelitian ini yaitu kemandirian anak Taman Kanak-kanak. Untuk lebih jelas

dapat dilihat dalam desain pada penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Variabel X Variabel Y

Konsep Diri Kemandirian Anak Taman

Kanak-kanak

B. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi

Lokasi penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Kemala

Bhayangkari 48 yang beralamat di Kompleks SESPIMPOLRI Jalan

Maribaya Nomor 53, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak Kelompok B Taman

Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48, Lembang, Tahun Pelajaran 2014-2015

sebanyak 45 anak.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Menurut Arikunto (1983) menyatakan: “Apabila

subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga

penelitiannya penelitian populasi. Jika jumlah subyek besar maka diambil

10-15%, atau 20-25% atau lebih”. Teknik sampling dalam penelitian ini

adalah pengambilan sampel jenuh, dengan demikian dapat dikatakan

(26)

21

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak populasi, yaitu 45 anak yang akan dijadikan sampel dalam

penelitian. Selain itu, menurut Purwanto (2012, hlm. 214), “Pengumpulan

data yang dilakukan atas populasi maka akan menghasilkan data yang

akurat karena tidak ada kesalahan yang akan terjadi dalam menyimpulkan

karena seluruh objek diukur, dikumpulkan datanya kemudian dianalisis.

Data anak yang dijadikan sampel dalam penelitian disajikan dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Data Sampel Penelitian

Nomor Nama Anak Nomor Nama Anak Nomor Nama Anak

1. Ab 16. Ans 31. Nyi

2. Ad 17. Ash 32. Rei

3. Alm 18. Azl 33. Rev

4. Bim 19. Car 34. Ria

5. Chs 20. Daf 35. Wil

6. Dhe 21. Del 36. Ber

7. Dhm 22. Ikh 37. Din

8. Fi 23. Kam 38. Ghe

9. Fr 24. Lat 39. Kaf

10. Gw 25. Lut 40. M. Ga

11. Mic 26. M. Al 41. Man

12. Nov 27. M. Ar 42. Nad

13. Ref 28. M. Ps 43. Rai

14. Rik 29. M. Sa 44. Sat

15. All 30. M. Zi 45. Sel

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini akan mengkaji Hubungan Konsep Diri dan Kemandirian

Anak Taman Kanak-kanak. Namun, terdapat beberapa istilah dalam penelitian

(27)

22

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Konsep Diri Anak

Konsep Diri adalah suatu konsep yang luas tentang diri, termasuk di

dalamnya Existential Self (Eksistensial Diri) dimana pada tahap ini anak sudah mampu mengakui akan keberadaan dirinya dan menyadari bahwa dirinya

terpisah dari orang lain, The Categorical Self (Pengelompokkan Diri) dimana pada tahap ini anak sudah mampu mengelompokkan dirinya ke dalam

berbagai aspek seperti usia, ukuran tubuh, ejnis kelamin, warna anggota tubuh,

dan kemampuan spesifik lain yang dimiliki oleh anak, serta The Self-Esteem (Harga Diri) dimana pada tahap ini anak sudah mampu menilai dirinya sendiri

dilihat dari aspek harga diri yang tinggi (high self-esteem) seperti misalnya anak sudah mampu memiliki sikap terhadap harga diri dan perasaan bangga,

dan harga diri yang rendah (low self-esteem) seperti misalnya anak mampu menilai dirinya sendiri ketika ia merasa malu.

2. Kemandirian Anak

Kemandirian pada anak merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh anak

untuk mengerjakan tugasnya sendiri dan menjaga dirinya sendiri sebagai

upaya untuk melatih anak dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Kemandirian pada anak berbentuk self help dimana pada tahap ini anak mampu memiliki keterampilan dalam hal kemampuan makan, kemampuan

dalam hal mengurus diri sendiri, kemampuan dalam menjaga kebersihan diri,

dan kemampuan menjaga lingkungan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan bantuan dari guru kelas di lokasi

yang dijadikan tempat penelitian, dimana para guru kelas akan diminta untuk

mengisi daftar ceklis observasi yang telah peneliti siapkan sebelumnya. Dalam

penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan teknik

observasi, yang kemudian hasil dari observasi yang dilakukan akan

(28)

23

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam observasi ini hal yang akan diamati adalah:

1. Profil konsep diri anak kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat.

2. Profil kemandirian anak kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk daftar ceklis observasi,

yang berisi indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur konsep

diri dan kemandirian anak kelompok B Taman Kanak-kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Djaali & Muljono (2007, hlm. 16), menegaskan bahwa observasi sebagai alat

evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati.

Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

instrumen penelitian konsep diri dan instrumen penelitian kemandirian anak

Taman Kanak-kanak. Teknik penilaian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala Likert, setiap butir indikator akan memiliki tiga alternatif

jawaban yang dapat dipilih.

Instrumen dalam penelitian ini terlebih dahulu diuji validitas isi nya

melalui proses pengujian dari para pakar (judgement experts) yang dalam hal ini adalah dua dosen ahli yaitu Dr. Euis Kurniati, M.Pd dan dr. Nur Faizah

Romadona, M.Kes. Butir-butir instrumen yang dianggap relevan oleh para

pakar, selanjutnya akan digunakan untuk alat pengukuran dalam penelitian.

1. Instrumen Konsep Diri

Instrumen penelitian konsep diri yang digunakan dalam penelitian ini

adalah konsep yang dikemukakan oleh Bee (1981). Instrumen ini

dikembangkan dari definisi konsep diri menurut Bee (1981), yaitu konsep

(29)

24

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Component (Komponen Sikap), yaitu perasaan seseorang mengenai dirinya, sikapnya terhadap statusnya di masa kini dan prospek masa depannya,

perasaan berharga, dan sikapnya terhadap harga diri, penyesalan, perasaan

bangga, dan malu. Namun, harga diri yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah: 1. Sikap terhadap harga diri, 2. Perasaaan Bangga (pride), dan 3. Perasaan malu (shame). Kisi-kisi instrumen konsep diri akan dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel. 3.3

Kisi-kisi Instrumen Konsep Diri Setelah Validitas

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SUB

INDIKATOR 4) Anak dapat belajar di

(30)

25

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Jenis

(31)

26

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Self Esteem 23)Anak berani maju ke

(32)

27

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Harga diri

Sumber : Bee (1981) & Hurlock (1974)

2. Instrumen Kemandirian

Instrumen penelitian kemandirian anak Taman Kanak-kanak yang

digunakan dalam penelitian ini adalah konsep yang dikemukakan oleh

Konsorsium PAUD (2005). Instrumen ini dikembangkan dari aspek-aspek

pengembangan kemandirian anak usia dini, yang terdapat dalam Acuan Menu

Pembelajaran Anak Usia Dini untuk anak usia 5-6 tahun yaitu kemampuan

makan, kemampuan mengurus diri sendiri, kemampuan menjaga kebersihan

diri, dan kemampuan menjaga lingkungan. Kisi-kisi instrumen kemandirian

akan dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel. 3.4

Kisi-kisi Instrumen Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak

Setelah Validasi

VARIABEL DIMENSI ITEM

Variabel Y

1) Anak dapat minum dari gelas tanpa tumpah 2) Anak dapat

menggunakan sedotan untuk minum

(33)

28

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kemampuan

(34)

29

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(35)

30

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekitar lingkungan anak

Sumber: Konsorsium PAUD (2005)

3. Teknik Penilaian

Instrumen penelitian ini akan diisi oleh guru kelas secara langsung di

lapangan. Guru kelas akan mengisi seluruh item indikator yang diajukan

dengan cara memilih salah satu dari tiga alternatif jawaban yang tersedia di

setiap item indikator. Penentuan jawaban dilakukan dengan memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang disediakan sesuai dengan jawaban yang menjadi pilihan. Setiap item indikator memiliki mempunyai tiga alternatif jawaban

yaitu Sudah Mampu Sendiri (SMS), Masih Memerlukan Bantuan (MMB),

dan Belum Mampu (BM). Penggunaan teknik ini dimaksudkan agar

memudahkan peneliti dalam mengolah data.

Tabel. 3.5

Pola Penskoran Instrumen Konsep Diri dan Kemandirian

Pilihan Skor/Nilai

Sudah Mampu Sendiri (SMS) 2

Masih Memerlukan Bantuan

(MMB)

1

Belum Mampu (BM) 0

Keterangan:

 Sudah Mampu Sendiri (SMS), dengan nilai 2, artinya anak mampu

melakukan kegiatan sendiri.

 Masih Memerlukan Bantuan (MMB) dengan nilai 1, artinya anak

masih memerlukam sedikit bantuan dan bimbingan untuk

melakukan suatu kegiatan, dan

 Belum Mampu (BM), dengan nilai 0, artinya anak masih belum

mampu melakukan kegiatan.

F. Pengembangan Instrumen

Selanjutnya akan dibahas bagaimana tahapan proses pengembangan

(36)

31

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan uji reliabilitas. Hal ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana validitas dan reliabilitas dari

instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 121) validitas merupakan ketetapan,

kesesuaian, atau kecocokan penilaian. Instrumen yang valid berarti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Validnya suatu

instrumen megandung artian bahwa instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur serta memiliki dukungan

yang besar terhadap skor dari item total. Suatu tes atau instrumen

pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat

tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang

sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 1996,

hlm. 173).

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

dapat mengukur apa yang diinginkan, dapat mengungkap data dari

variabel yang diteliti secara tepat serta mempunyai validitas yang tinggi

(Arikunto, 2006, hlm. 168). Adapun karakteristik validitas menurut

Sukmadinata (2011, hlm. 228-229), antara lain:

a. Validitas menunjuk kepada hasil dari penggunaan instrumen tersebut

bukan pada instrumennya.

b. Validitas menunjukkan suatu derajat atau tingkatan, validitasnya

tinggi, sedang atau rendah, bukan valid dan tidak valid.

c. Validitas instrumen juga memiliki spesifikasi, tidak berlaku umum.

Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah tipe validitas

isi dan validitas konstruk.

a. Validitas Isi

Validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen, validitas

ini akan menunjukkan sejauh mana item-item pertanyaan menggambarkan

atau mencakup kawasan isi yang hendak diukur (Sukmadinata, 2011, hlm.

(37)

32

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ahli. Pertama para ahli diminta untuk mengamat secara cermat semua item

dalam tes yang hendak divalidasi kemudian para ahli diminta untuk

mengoreksi semua item yang telah dibuat (Sukardi, 2011, hlm. 123).

b. Validitas Konstruk

Validitas konstruk berkaitan dengan konstruk atau struktur dan

karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen

(Sukmadinata, 2011, hlm. 229).

Untuk lebih jelas tentang uji validitas item data, berikut disajikan hasil

rekapitulasi uji validitas konsep diri dan kemandirian anak Taman

Kanak-kanak dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010 versi 14.0.4760.1000 (32-bit) sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Pernyataan Konsep Diri

(38)

33

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24 0.56 0.3 Valid

tidak valid. Pernyataan yang tidak valid tersebut, yaitu pernyataan nomor

2, 3, 5 untuk dimensi Existential Self (Eksistensi Diri) dan nomor 9, 10, 12, 13, 14, 15, 19 untuk dimensi Categorical Self (Pengkategorisasian Diri) dan nomor 25, 28, 29, 30, 34, 35 untuk dimensi Self Esteem (Harga Diri). Selanjutnya akan disajikan hasil uji validitas variabel kemandirian

anak Taman Kanak-kanak pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Pernyataan Kemandirian

Anak Taman Kanak-kanak

Dimensi No. rhitung rtabel Kriteria

(39)

34

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15 0.75 0.3 Valid

pernyataan, terdapat 22 pernyataan yang valid dan 9 pernyataan yang tidak

valid. Pernyataan yang tidak valid tersebut, yaitu pernyataan nomor 2, 3, 6

untuk indikator Kemampuan Makan, nomor 7, 8 untuk indikator

Kemampuan Mengurus Diri, serta nomor 19, 20, 26, 27 untuk indikator

Kemampuan Menjaga Kebersihan Diri.

Item pernyataan yang tidak valid akan tetap dipertahankan untuk

kedua instrumen dalam penelitian ini. Hal ini peneliti lakukan dengan

alasan, nilai reliabilitas yang diperoleh ketika item yang tidak valid

dipertahankan, menunjukkan hasil instrumen yang dibuat oleh peneliti

tetap kuat reliabilitasnya. Penjelasan tentang uji reliabilitas akan dijelaskan

lebih lanjut pada bagian selanjutnya.

2. Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan kriteria

sebagai berikut:

(40)

35

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Masrun (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 188) menyatakan

bahwa item yang dipilih (valid) adalah yang memiliki tingkat korelasi ≥

0.3, jadi semakin tinggi validitas suatu alat ukur, maka alat ukur tersebut

semakin mengenai sasarannya atau semakin menunjukkan apa yang

seharusnya diukur.

3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila dilakukan

dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek

yang sama akan diperoleh hasil yang sama (Azwar, 2004, hlm. 4).

Menurut kriteria Guillford (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 183), koefisien

reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi 5 kategori seperti yang tersaji dalam tabel sebagai berikut.

Tabel. 3.8

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien Reliabilitas α

Sangat Reliabel > 0.900

Reliabel 0.700 – 0.900

Cukup Reliabel 0.400 – 0.700

Kurang Reliabel 0.200 – 0.400

Tidak Reliabel < 0.200

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach, yang dihitung menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010 versi 14.0.4760.1000 (32-bit). Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

r11 =

Keterangan:

r11 = Reliabilitas tes yang dicari

(41)

36

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Varians total

n = Banyaknya soal (Arikunto, 2010)

Setelah diuji validitas, maka langkah selanjutnya adalah menguji

apakah item pernyataan tersebut reliabel. Dalam penelitian ini peneliti

menguji reliabilitas sebanyak dua kali, tujuannya adalah untuk

membandingkan nilai uji reliabilitas jika item pernyatan yang tidak valid

tidak dibuang, dan jika item pernyataan yang tidak valid dibuang. Untuk

mengetahuinya peneliti menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010 versi 14.0.4760.1000 (32-bit). Hasil uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Reliabilitas Pernyataan Konsep Diri (Variabel X) jika item

pernyataan yang tidak valid dibuang:

Jumlah varian (δi) = 2.39

Varian total (δt) = 14.61

Reliabilitas = 0.88 (Reliabel)

2. Reliabilitas Pernyataan Konsep Diri (Variabel X) jika item

pernyataan yang tidak valid tidak dibuang:

Jumlah varian (δi) = 2.88

Varian total (δt) = 17.16

Reliabilitas = 0.86 (Reliabel)

3. Reliabilitas Pernyataan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak

(Variabel Y) jika item pernyataan yang tidak valid dibuang:

Jumlah varian (δi) = 2.21

Varian total (δt) = 18.68

Reliabilitas = 0.92 (Sangat Reliabel)

4. Reliabilitas Pernyataan Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak

(Variabel Y) jika item pernyataan yang tidak valid tidak dibuang:

Jumlah varian (δi) = 2.37

Varian total (δt) = 20.83

(42)

37

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil perhitungan tersebut, peneliti menetapkan hasil uji

reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas dengan item yang tidak

valid tidak dibuang. Hal ini dikarenakan selisih antara nilai hasil uji

reliabilitas dengan item pernyataan yang tidak valid dibuang yaitu sebesar

0.88 (Reliabel) dengan hasil uji reliabilitas item pernyataan yang valid

dibuang sebesar 0.86 (Reliabel), selisihnya tidak jauh berbeda, yaitu

sebesar 0.02 untuk uji reliabilitas konsep diri. Sedangkan untuk hasil uji

reliabilitas kemandirian anak Taman Kanak-kanak dengan item pernyataan

yang tidak valid dibuang dan item pernyataan yang tidak valid tidak

dibuang menunjukkan hasil yang sama, yaitu sebesar 0.92 (Sangat

Reliabel).

G. Analisis Data

1. Profil Konsep Diri Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat .

Profil konsep diri diperoleh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel:

Skor maksimal ideal = Jumlah soal x skor tertinggi

b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel:

Skor minimal ideal = Jumlah soal x skor terendah

No. Dimensi Skor Maksimal Ideal

1. Keseluruhan 35 x 2 = 70

2. Dimensi 1 6 x 2 = 12

3. Dimensi 2 14 x 2 = 28

4. Dimensi 3 15 x 2 = 30

No. Dimensi Skor Minimal Ideal

1. Keseluruhan 35 x 0 = 0

2. Dimensi 1 6 x 0 = 0

(43)

38

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel:

Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal

d. Mencari interval skor:

Interval skor = Rentang skor/ 3

Dari langkah di atas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kriteria Profil Konsep Diri

No. Dimensi Kriteria Interval

1. Keseluruhan Sudah Berkembang 48 – 71

Dalam Proses Berkembang 24 – 47

Belum Berkembang 0 – 23

2. Dimensi 1 Sudah Berkembang 8 – 12

Dalam Proses Berkembang 4 – 7

Belum Berkembang 0 – 3

3. Dimensi 2 Sudah Berkembang 20 – 29

Dalam Proses Berkembang 10 – 19

Belum Berkembang 0 – 9

4. Dimensi 3 Sudah Berkembang 20 – 30

4. Dimensi 3 15 x 0 = 0

No. Dimensi Rentang Skor

1. Keseluruhan 70 - 0 = 70

2. Dimensi 1 12 - 0 = 0

3. Dimensi 2 28 - 0 = 28

4. Dimensi 3 30 - 0 = 30

No. Dimensi Interval Skor

1. Keseluruhan 70 / 3 = 23.33

2. Dimensi 1 12 / 3 = 4

3. Dimensi 2 28 / 3 = 9.33

(44)

39

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Proses Berkembang 10 – 19

Belum Berkembang 0 – 9

2. Profil Kemandirian Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung

Barat .

Profil kemandirian anak Taman Kanak-kanak diperoleh dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel:

Skor maksimal ideal = Jumlah soal x skor tertinggi

b. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel:

Skor minimal ideal = Jumlah soal x skor terendah

c. Mencari rentang skor ideal yang diperoleh sampel:

Rentang skor = Skor maksimal ideal – skor minimal ideal

No. Dimensi Skor Maksimal Ideal

1. Keseluruhan 31 x 2 = 62

2. Dimensi 1 6 x 2 = 12

3. Dimensi 2 11 x 2 = 22

4. Dimensi 3 11 x 2 = 22

5. Dimensi 4 3 x 2 = 6

No. Dimensi Skor Minimal Ideal

1. Keseluruhan 31 x 0 = 0

2. Dimensi 1 6 x 0 = 0

3. Dimensi 2 11 x 0 = 0

4. Dimensi 3 11 x 0 = 0

5. Dimensi 4 3 x 0 = 0

No. Dimensi Skor Maksimal Ideal

1. Keseluruhan 62 - 0 = 62

2. Dimensi 1 12 - 0 = 12

(45)

40

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mencari interval skor:

Interval skor = Rentang skor/ 3

Dari langkah di atas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10

Kriteria Profil Kemandirian Anak Taman Kanak-kanak

No. Dimensi Kriteria Interval

1. Keseluruhan Sudah Berkembang 42 – 62

Dalam Proses Berkembang 21– 41

Belum Berkembang 0 – 20

2. Dimensi 1 Sudah Berkembang 8 – 12

Dalam Proses Berkembang 4 – 7

Belum Berkembang 0 – 3

3. Dimensi 2 Sudah Berkembang 16 – 23

Dalam Proses Berkembang 8 – 15

Belum Berkembang 0 – 7

4. Dimensi 3 Sudah Berkembang 16 – 23

Dalam Proses Berkembang 8 – 15

Belum Berkembang 0 – 7

5. Dimensi 4 Sudah Berkembang 6 – 8

Dalam Proses Berkembang 3 – 5

Belum Berkembang 0 – 2

4. Dimensi 3 22 - 0 = 22

5. Dimensi 4 6 - 0 = 6

No. Dimensi Interval Skor

1. Keseluruhan 62 / 3 = 20.67

2. Dimensi 1 12 / 3 = 4

3. Dimensi 2 22 / 3 = 7.33

4. Dimensi 3 22 / 3 = 7.33

(46)

41

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hubungan Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Taman

Kanak-kanak

a. Uji Normalitas Data Konsep Diri dengan Kemandirian Anak

Taman Kanak-kanak

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Perhitungan uji normalitas

dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

bantuan aplikasi SPSS versi 16.0 for windows. Adapun hasil perhitungan uji normalitas yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11

Uji Normalitas Data Variabel Konsep Diri dan Kemandirian Anak

Taman Kanak-kanak

Kolmogorov-Smirnov Z 1.418 2.159

Asymp. Sig. (2-tailed) .036 .000

Tahapan uji normalitas data konsep diri dengan kemandirian anak

Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 Sespim Lembang,

Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : sampel data berdistribusi tidak normal

Ha : sampel data berdistribusi normal

b. Dasar Pengambilan Keputusan

(47)

42

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Jika sig < 0.05 maka H0 diterima.

c. Pengambilan Keputusan

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, sampel variabel

konsep diri memiliki nilai sig = 0.036 lebih kecil dari 0.05, maka H0

diterima atau dengan kata lain sampel data berdistribusi tidak normal.

Sedangkan untuk variabel kemandirian anak Taman Kanak-kanak

memiliki nilai sig = 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka H0 diterima atau

dengan kata lain sampel data berdistribusi tidak normal. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kedua data berdistribusi tidak normal.

b. Analisis Korelasi Konsep Diri dengan Kemandirian Anak Taman

Kanak-kanak

Uji korelasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus statistika non parametrik, hal ini berdasarkan

pertimbangan hasil uji normalitas data, yang menunjukkan bahwa kedua

data berdistribusi tidak normal. Rumus yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) sehingga

diketahui seberapa besar hubungan variabel X terhadap variabel Y, adalah rumus korelasi Kendall’s Tau. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 16.0 for windows. Menurut Silalahi (2012,

hlm. 400) menyebutkan bahwa “Kendall’s Tau merupakan uji statistik

yang digunakan untuk mengukur asosiasi atau korelasi antara

variabel-variabel yang diurut. Adapun rumus Korelasi Kendall’s Tau adalah

sebagai berikut:

( Silalahi, 2012, hlm. 400 )

Keterangan:

A = Total kesepakatan;

I = Total inversi;

N = Total jumlah dari kemungkinan pasangan dari subjek.

(48)

43

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Membuat hipotesis kalimat dan hipotesis statistik.

Hipotesis Kalimat:

H0 : Tidak terdapat hubungan (korelasi) yang signifikan antara

konsep diri dan kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Ha : Terdapat hubungan (korelasi) yang signifikan antara konsep diri

dan kemandirian anak Taman Kanak-kanak Kemala

Bhayangkari 48 Sespim Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Hipotesis Statistik:

H0 : rxy = 0

Ha : rxy ≠ 0

b. Dasar pengambilan keputusan

 Jika nilai sig > 0.05 maka H0 diterima  Jika nilai sig < 0.05 maka H0 ditolak

c. Pengambilan keputusan

Keputusan diterima atau ditolak.

Untuk menentukan tingkat hubungan koefisien korelasi, maka

digunakan pedoman koefisien korelasi yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2001, hlm. 149) yang akan disajikan dalam Tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.12

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat kuat

4. Analisis Koefisien Determinasi antara Konsep Diri dan Kemandirian

Anak Taman Kanak-kanak

Analisis koefisien determinasi dilakukan setelah menemukan nilai

(49)

44

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar

kontribusi yang diberikan oleh variabel konsep diri terhadap kemandirian anak

Taman Kanak-kanak. Berikut ini adalah rumus perhitungan koefisien

determinasi antara konsep diri dengan kemandirian anak Taman Kanak-kanak:

KD =

Keterangan:

KD = Koefisien determinasi yang dicari

r2 = Kuadrat koefisien korelasi

H. Prosedur Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah korelasional. Penelitian korelasional ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kemandirian

anak Taman Kanak-kanak. Adapun prosedur penelitian yang dilakukan untuk

melihat hubungan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Menentukan variabel-variabel yang hendak diukur dalam penelitian

b. Melaksanakan penyusunan proposal penelitian yang di dalamnya

mencakup tentang penentuan judul, latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian,

definisi operasional variabel, metode penelitian, teknik pengumpulan

data, serta teori-teori yang mendukung proses penelitian.

c. Melakukan proses perijinan yang bertujuan agar mendapatkan ijin

untuk melaksanakan penelitian. Hal ini dimulai dari pengurusan ijin

di Program Studi PGPAUD Fakultas Ilmu Pendidikan,

KESBANGPOL Kabupaten Bandung Barat, hingga pengurusan ijin di

Taman Kanak-kanak Kemala Bhayangkari 48 SESPIM Kecamatan

Lembang.

d. Pengembangan kisi-kisi instrumen menjadi instrumen penelitian,

berupa daftar ceklis observasi yang mewakili setiap variabel yang

hendak diukur.

e. Pengujian validitas isi atau judgement experts melalui pendapat dari dua dosen ahli.

(50)

45

Christy Soeharti Wiyana, 2015

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan observasi awal ke tempat yang akan dijadikan lokasi

penelitian.

b. Menyampaikan maksud dan tujuan penelitian kepada pihak sekolah.

c. Melaksanakan pengumpulan data melalui proses observasi penelitian

dengan instrumen yang telah direvisi.

3. Tahap Penyelesaian

a. Pengolahan data hasil pengisian instrumen melalui pengujian validitas

konstruk dengan perhitungan statistika.

b. Perhitungan reliabilitas instrumen.

c. Pengolahan data yang terkumpul dalam instrumen ke dalam

perhitungan statistik dan interpretasi data dalam pembahasan.

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2
Tabel. 3.3
Tabel. 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbaikan Tanah Media Tanaman Jeruk Dengan Berbagai Bahan Organik Dalam Bentuk Kompos, Bogor.. Penerapan

Dismenore sedang memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakit dan tidak perlu meningggalkan aktivitas, untuk Dismenore berat memerlukan istirahat, memerlukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22

Faktor yang berasal dari dalam institusi Kepolisian yang sudah membudaya dalam melakukan proses penyidikan, adapun kendala dari dalam yang menghambat pelaksanaan asas praduga

Beranjak dari judul tesis ini, yaitu : “ Analisis Yuridis Atas Hak Pengelolaan Pertambangan Berwawasan Lingkungan Hidup Dalam Kaitannya Dengan Hukum Pertanahan” , maka

Dari hasil proses pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak pada materi Pembangunan Perangkat Lunak dengan menerapkan model pembelajaran PjBL selama dua siklus, diperoleh beberapa

Daftar Rincian Pemakaian Bahan Baku dan Penolong selama 1 bulan bagi Perusahaan yang nilai investasi seluruhnya tidak termasuk tanah dan bangunan tenpat usaha Rp.5 juta s/d

Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya dimana terdapat perbedaan yang signifikan