BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tanda seorang perempuan memasuki usia pubertas adalah terjadinya menstruasi, menstruasi akan dialami perempuan kecuali jika terjadi kehamilan. Menstruasi adalah masa dikeluarkannya darah akibat peluruhan endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan. Menstruasi terjadi secara teratur setiap 28 hari ditambah 7 hari dengan pengeluaran ovum melalui proses ovulasi (Ayu dan Bagus, 2010). Gangguan menstruasi yang sering terjadi adalah dismenore (Shopia, 2013).
Dismenore dapat di klasifikasikan menjadi dua berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dismenore primer dan sekunder, dismenore primer terjadi tanpa dijumpai kelainan pada alat reproduksi, semata-mata berkaitan proses hormonal menstruasi, sedangkan dismenore sekunder terjadi karena terdapat kelainan pada alat reproduksi. Dismenore tidak hanya menyebabkan gangguan aktivitas tetapi juga memberi dampak dari segi fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi terhadap remaja diseluruh dunia, dampak psikologis dari dismenore dapat berupa konflik emosional, ketegangan, dan kegelisahan.
Menurut Pradnya (2014) berdasarkan hasil penelitiannya pada mahasiswi PSIK FK Universitas Udayana Denpasar, didapatkan berdasarkan derajat nyerinya yang paling banyak dialami responden adalah dismenore sedang yaitu sebanyak 140 mahasiswi, sedangkan dismenore berat yaitu 18 mahasiswi. Mengenai aktivitas belajarnya, sebagian besar responden mengalami aktivitas belajar terganggu yaitu 108 mahasiswi, katergori sangat terganggu akibat dismenore yaitu 16 mahasiswi . Menurut Sophia (2013) berdasarkan hasil penelitiannya pada siswi SMKN 10 Medan, didapatkan data proporsi siswi yang mengalami dismenore yang tertinggi pada kelompok umur 15-17 tahun (85,90%), umur menarce kurang
dari 12 tahun (83,70%), siklus menstruasi normal (82,90%), lama menstruasi kurang dari tujuh hari (87,20%).
Kejadian dismenore dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswi, tujuan belajar akan berjalan lancar apabila siswa aktif mengikuti pembelajaran. Peneliti memilih penelitian di SMAN 4 Medan karena di daerah kota Medan khususnya di SMA ini belum pernah dilakukan penelitian untuk hubungan dismenore dengan aktivitas belajar pada siswi. Mengingat tingginya angka dismenore yang dialami remaja, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti mengangkat rumusan masalah “Apakah ada hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi intensitas dismenore pada siswi SMAN 4 Medan
b. Untuk mengidentifikasi aktivitas belajar siswi yang sedang mengalami dismenore.
c. Untuk mengetahui hubungan dismenore dengan aktivitas belajar siswi SMAN 4 Medan.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan banyak manfaat kepada berbagai pihak yaitu:
1.4.1 Pendidikan Keperawatan
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pendidikan keperawatan untuk dijadikan pembahasan pada kurikulum di perkuliahan, dengan mengangkat masalah yang terjadi mengenai dismenore dan upaya untuk mengatasinya.
1.4.2 Pelayanan Keperawatan
1.4.3 Penelitian Keperawatan