No. Daftar FPEB: 475/UN.40.FPEB.1.PL/2012
HUBUNGAN PELAKSANAAN AUDIT MANAJEMEN
DENGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA
PT. BANK JABAR BANTEN (BJB) Tbk. KANTOR PUSAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh : Moch Galih Setyawan
NIM. 0800285
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
No. Daftar FPEB: 475/UN.40.FPEB.1.PL/2012
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN PELAKSANAAN AUDIT MANAJEMEN DENGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK JABAR
BANTEN (BJB) Tbk. KANTOR PUSAT
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Drs. H. Tb. Aman Faturachman, Ak., M.M Ak., CPA Indah Fitriani, S.E.,
M.Ak., Ak
NIP. 19550720 198703 1 002 NIP. 19770914 200312 2 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI
Toni Heryana, S.Pd., M.M
No. Daftar FPEB: 475/UN.40.FPEB.1.PL/2012
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “HUBUNGAN
PELAKSANAAN AUDIT MANAJEMEN DENGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK JABAR BANTEN (BJB) Tbk. KANTOR PUSAT” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Bandung, Desember 2012
Yang Membuat Pernyataan
HUBUNGAN PELAKSANAAN AUDIT MANAJEMEN DENGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK JABAR
BANTEN (BJB) Tbk. KANTOR PUSAT
Disusun oleh: Moch Galih Setyawan
NIM. 0800285
Dosen Pembimbing:
Drs. H. Tb. Aman Faturachman, Ak., M.M Ak., CPA Indah Fitriani, S.E., M.Ak., Ak
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan audit manajemen, efektivitas pemberian kredit, serta hubungan antara pelaksanaan audit manajemen dengan efektivitas pemberian kredit.
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Tbk. Kantor Pusat pada Divisi Audit Internal dan Analis Kredit dengan total sampel sebanyak 25 orang. Teknik sampling pada penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi
rank spearman ( ).
Berdasarkan pada hasil penelitian, hasil analisis deskriptif terhadap variabel independen dan dependen menunjukkan bahwa pelaksanaan audit manajemen dan efektivitas pemberian kredit telah dilaksanakan dengan baik dan memadai. Sedangkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pelaksanaan audit manajemen memiliki hubungan yang kuat dengan efektivitas pemberian kredit dan memiliki arah positif yang berarti bahwa ketika pelaksanaan audit manajemen meningkat maka efektivitas pemberian kredit pun akan semakin baik atau meningkat.
THE RELATION OF THE IMPLEMENTATION OF A MANAGEMENT
AUDIT WITH THE EFFECTIVENESS OF THE CREDIT PROVISION IN
HEAD OFFICE OF PT. BANK JABAR BANTEN (BJB) Tbk.
Proposed by:
Moch Galih Setyawan NIM. 0800285
Supervisor:
Drs. H. Tb. Aman Faturachman, Ak., M.M Ak., CPA Indah Fitriani, S.E., M.Ak., Ak
ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the implementation of a management audit, the effectiveness of the credit provision, and the relationship between the implementation of a management audit and the effectiveness of the credit provision.
This research was conducted at the head office of PT. Bank Jabar Banten (BJB) Tbk. of the Internal Audit Division and Loan Analyst with a total sample of as many as 25 people. Determination of the sample in this research was collected with saturated sample method. Hypothesis testing is using by spearman rank correlation coefficient ( ).
Based on the results of the research, descriptive analysis of independent and dependent variable indicate that the implementation of a management audit and the effectiveness of the credit provision has implemented properly and adequate. While the results of hypothesis testing shows that the implementation of a management audit has a strong relationships with the effectiveness of credit provision and have a positive direction which means that when the implementation of a management audit increases, the effectiveness of the credit provision would be better or increase.
DAFTAR ISI
2.1.4.5 Prosedur Pemberian Kredit ... 25
2.1.5 Hubungan Pelaksanaan Audit Manajemen dengan Efektivitas Pemberian Kredit ... 27
2.2 Kerangka Pemikiran ... 29
2.3 Penelitian Terdahulu ... 34
2.4 Hipotesis ... 35
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 51
4.1.4.1 Deskripsi Data Variabel Pelaksanan Audit Manajemen. 69
4.1.4.2 Deskripsi Data Variabel Efektivitas Pemberian Kredit .. 76
4.1.5 Pengujian Hipotesis ... 81
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 83
4.2.1 Pelaksanaan Audit Manajemen pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Pusat ... 83
4.2.2 Efektivitas Pemberian Kredit pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Pusat ... 85
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 90 5.2 Saran ... 91
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Profil Jumlah Persentase % Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 61 Tabel 4.2 Profil Jumlah Persentase % Responden Berdasarkan Jenis Usia ... 62 Tabel 4.3 Profil Jumlah Persentase % Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 63 Tabel 4.4 Profil Jumlah Persentase % Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja 64 Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel X (Pelaksanaan Audit Manajemen) ... 66 Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Efektivitas Pemberian Kredit) ... 67 Tabel 4.7 Reliabilitas Variabel X (Pelaksanaan Audit Manajemen)... 68
Tabel 4.8 Reliabilitas Variabel Y (Efektivitas Pemberian Kredit)... 68
Tabel 4.9 Kriteria Rentang Pengklasifikasian ... 70
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Tentang Audit Pendahuluan... 71
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Tentang Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen ... 72
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Tentang Audit Terperinci ... 73
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Tentang Pelaporan ... 74
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Tentang Tindak Lanjut ... 75
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Tentang Character ... 77
Tabel 4.17 Tanggapan Responden Tentang Capital... 79
Tabel 4.18 Tanggapan Responden Tentang Colateral ... 80
Tabel 4.19 Tanggapan Responden Tentang Condition of Economic ... 81
Tabel 4.20 Korelasi antara pelaksanaan audit manajemen dengan efektivitas pemberian kredit ... 82
Tabel 4.21 Rekapitulasi Persentase Rata-rata Tanggapan Responden Mengenai Pelaksanaan Audit Manajemen ... 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Kredit Bermasalah Bank Jabar Banten (Tahun 2007- 2011) ... 3
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner
Lampiran II Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran III Hasil Uji Validitas
Lampiran IV Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran V Hasil Uji Hipotesis
Lampiran VI Frekuensi Bimbingan
Lampiran VII Surat Keterangan Perizinan Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang memerlukan
suatu keadaan ekonomi yang stabil untuk membantu dan memperlancar usaha
pemerintah dalam mengadakan perhitungan perencanaan pembangunan di masa
depan. Untuk mencapai keadaan ekonomi yang stabil itu maka perlu diusahakan
suatu kondisi moneter yang mantap. Kondisi tersebut tercapai apabila ditunjang
oleh sistem perindustrian, perdagangan ekspor dan impor baik migas maupun non
migas, pertambangan, pariwisata serta yang paling utama adalah sistem perbankan
yang sehat dan sempurna.
Perbankan adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai nilai
strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara artinya bank melayani
kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi
semua faktor perekonomian termasuk pengkreditan. Menurut Undang-undang
No. 10 tahun 1998 tentang perbankan pasal 1 antara lain disebutkan bahwa Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini
menggambarkan bahwa perbankan khususnya bank umum, merupakan inti dari
2
tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah atau swasta, maupun
perorangan untuk menyimpan dananya. Aktivitas pemberian kredit yang
dilakukan bank merupakan pelaksanaan dari fungsi penyaluran dana kepada
masyarakat. Bank merupakan pemasok bagi sebagian uang yang beredar yang
digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran, sehingga mekanisme
kebijakan moneter dapat berjalan. Hal inilah yang menggambarkan bahwa bank
merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam melakukan
kegiatan perekonomian maupun perdagangan.
Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan menjual kepercayaan yaitu
dalam bentuk penyaluran dana melalui kredit dan juga dalam jasa-jasa bank
lainnya. Untuk itu bank memperoleh bunga, komisi atau provisi dari pemberian
kredit dan penjualan jasa itu. Dengan demikian bank berusaha sebanyak mungkin
menarik nasabah sesuai dengan kegiatan utama bank itu sendiri yaitu dengan cara
menghimpun dana, menyalurkan dana dan menghimpun jasa-jasa bank lainnya.
Dewasa ini keadaan ekonomi di Indonesia sedang naik turun dan
mengalami gejolak seiring dengan adanya dampak krisis global. Salah satu krisis
yang berdampak cukup besar bagi perekonomian indonesia adalah krisis finansial
yang terjadi pada tahun 2008 silam yang mengharuskan pengetatan likuiditas
dalam industri perbankan. Dunia perbankan di Indonesia harus bekerja keras
untuk memacu pertumbuhan industri usaha karena perbankan merupakan
stabilitas ekonomi suatu negara selain itu perbankan juga dituntut untuk menjaga
tingkat kesehatannya terutama dalam mengahadapi kredit bermasalah atau Non
3
bunga atas kredit merupakan pendapatan terbesar bagi bank. Sebagai salah satu
bank pembangunan daerah yang bergerak dalam dunia perbankan Indonesia, Bank
Jabar Banten (BJB) sebagai salah satu bank yang tingkat pertumbuhan kreditnya
tinggi pada saat ini tetap saja tidak bisa lepas dari kredit bermasalah atau Non
Performing Loan sebagaimana ditunjukan dalam grafik data berikut:
Gambar 1.1 Grafik Kredit Bermasalah Bank Jabar Banten
(Tahun 2007-2011)
Sumber : Laporan keuangan publikasi Bank Jabar Banten (diolah kembali, 2012)
Berdasarkan grafik diatas maka dapat kita ketahui bahwa total kredit
bermasalah mengalami fluktuatif tiap tahunnya. Bank Jabar Banten (BJB) dapat
2007 2008 2009 2010 2011
Kredit Macet 59.912 99.123 176.293 193.264 112.956
Kredit Diragukan 19.875 19.911 28.297 67.959 49.579
Kredit Kurang Lancar 18.215 13.381 98.478 33.986 31.817
Total Kredit
Bermasalah 98.002 132.415 303.067 295.209 194.352
4
dikatakan menghadapi tingkat risiko pemberian kredit yang naik turun dan
berpotensi dapat menyebabkan kerugian yang potensial bagi bank tersebut dalam
pencapaian keuntungan dan permodalan bank apabila resiko kredit yang
dihadapinya sangat tinggi. Sumber dana atau permodalan bank berasal dari
penghimpuan dana dari nasabah atau pihak ketiga sehingga apabila risiko kredit
yang dihadapi oleh bank tinggi dan tidak dikelola dengan serius maka
dikhawatirkan dana dari pihak ketiga tersebut akan ditarik oleh nasabah dan pihak
bank akan mengalami kesulitan likuiditas. Salah satu cara yang harus dilakukan
bank dalam mengelola kredit adalah dengan dengan melakukan strategi
efektivitas dalam pemberian kredit.
Strategi efektivitas dalam pemberian kredit perlu dilakukan oleh pihak
bank untuk menekan risiko kredit yang dihadapinya, efektivitas dalam pemberian
kredit disini erat kaitannya dengan tujuan kredit yaitu profitability dan safety.
Profitability menyangkut keuntungan dari bunga kredit, sedangkan safety
menyangkut kelancaran dari pengembalian kredit. Di samping itu apabila kita
perhatikan unsur-unsur yang menyebabkan kegagalan kredit pada dasarnya
merupakan kegagalan daripada strategi yang digunakan dalam pemberian kredit.
Sebelum memberikan kredit, bank wajib melaksanakan prinsip atau analisis kredit
agar kredit yang diberikan dapat efektif sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Munawaroh (2011) yang menjelaskan bahwa apabila analisis
prinsip kredit 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Coleteral, dan Condition
terpenuhi, diharapkan tujuan pemberian kredit tercapai. Selain terpenuhinya
5
dikatakan efektif dan efisien apabila kredit tersebut dapat kembali sesuai waktu
yang ditetapkan dengan sejumlah bunga yang telah ditentukan. Prioritas
pemberian kredit pun menentukan keefektifan dan keefisienan pemberian kredit,
jika kredit yang diberikan betul-betul tepat sasaran dan tepat guna, maka
efektivitas dan efisiensi strategi pemberian kredit akan tercapai dengan kata lain
Non Performing Loan (NPL) yang dicapai akan rendah yaitu dibawah standar
maksimal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu dibawah 5% (Kasmir,
2007).
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat kita ketahui bahwa sistem
pemberian kredit di bidang perbankan merupakan suatu produk dan jasa
perbankan yang dapat menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi suatu bank
sekaligus penuh dengan resiko yang dapat mengakibatkan kredit bermasalah atau
Non Performing Loan (NPL) bagi bank tersebut. Untuk itu seiring dengan
meningkatnya penyaluran atau pemberian kredit dan banyaknya kredit
bermasalah, maka pihak bank perlu melakukan pemeriksaan (audit) terhadap
aktivitas kegiatan operasional perusahaan atau biasa kita kenal dengan istilah
Audit Manajemen.
Audit manajemen muncul dengan berkembangnya audit keuangan, dalam
hal ini yang dinilai bukan hanya aspek keuangan namun juga aspek yang bersifat
non keuangan yaitu prosedur pelaksanaan atau operasional perusahaan. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi program dan aktivitas yang masih memerlukan
perbaikan sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai
6
tersebut. Program ataupun aktifitas perusahaan dalam hal ini adalah pemberian
kredit. Audit manajemen merupakan salah satu alat yang digunakan manajemen
untuk mengukur dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dalam
mencapai tujuan perusahaan secara efektif, efisien, dan ekonomis (IBK.
Bayangkara,2008). Dalam arti luas, audit manajemen merupakan suatu proses
evaluasi secara sistematis dan efektivitas organisasi mengenai kegiatan-kegiatan
yang dijalankan di bawah pengendalian manajemen dan membuat laporan-laporan
mengenai hasil dari evaluasi tersebut serta merekomendasikan saran-saran untuk
perbaikan ke depannya.
Penelitian mengenai audit manajemen dengan efektivitas pemberian kredit
sebelumnya telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Hasil penelitian Munawaroh
(2011) menunjukkan bahwa efektivitas pemberian kredit dapat tercapai apabila
analisis prinsip kredit 5C terpenuhi. Sedangkan dalam penelitian Tiara Indah
Fitriani (2008) menunjukkan adanya hubungan yang positif antara audit
manajemen terhadap efektivitas pemberian kredit. Penelitian yang dilakukan oleh
Munawaroh (2011) menggunakan prinsip kredit 5C sebagai indikator
pengukurannya pada Koperasi Pegawai BRI Cabang Kediri. Sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Tiara Indah Fitriani (2008) menggunakan tahapan audit
manajemen sebagai indikator pengukurannya yang dilakukan pada Bank BTPN
KCP. Burangrang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan antara pelaksanaan audit manajemen dengan efektivitas
7
adalah penelitian ini mencari hubungan antara audit manajemen dengan
efektivitas pemberian kredit yang dilakukan pada PT. Bank Jabar Banten (BJB)
Kantor Pusat dengan metode deskriptif verifikatif. Sehingga penulis menetapkan
judul untuk penelitiannya yaitu “Hubungan Pelaksanaan Audit Manajemen dengan Efektivitas Pemberian Kredit pada PT Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Pusat”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini merumuskan
permasalahan pokok sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran Pelaksanaan Audit Manajemen pada PT. Bank Jabar
Banten (BJB) Kantor Pusat ?
2. Bagaimana gambaran Efektivitas Pemberian Kredit pada PT. Bank Jabar
Banten (BJB) Kantor Pusat ?
3. Bagaimana Hubungan Pelaksanaan Audit Manajemen dengan Efektivitas
Pemberian Kredit pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Pusat ?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran
dan pemahaman mengenai pelaksanaan audit manajaemen yang ada, serta
8
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Audit Manajemen pada PT. Bank Jabar
Banten (BJB) Kantor Pusat.
2. Untuk mengetahui Efektivitas Pemberian Kredit pada PT. Bank Jabar
Banten (BJB) Kantor Pusat.
3. Untuk mengetahui Hubungan Pelaksanaan Audit Manajemen terhadap
Efektivitas Pemberian Kredit pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor
Pusat
1.4 Kegunaan Penelitan
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki kegunaan antara lain:
1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
mengenai Audit Manajemen dan Sistem Pemberian Kredit.
2. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai pedoman atau masukan untuk
memperbaiki sistem operasional yang sudah ada supaya lebih baik lagi di
masa yang akan datang pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Pusat.
3. Bagi masyarakat, dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan referensi
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITAN
3.1 Objek Penelitian
Objek Penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan,
dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di
dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang
menjadi obyek penelitian serta di mana dan kapan penelitian dilakukan.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pelaksanaan audit manajemen
dan efektivitas pemberian kredit. Penelitian ini dilakukan di PT Bank Jabar
Banten (BJB) Kantor Pusat. Pemilihan efektivitas pemberian kredit sebagai objek
penelitian didasarkan karena kredit mempunyai peranan yang sangat penting
dalam hal memberikan sumbangan pendapatan yang cukup besar bagi suatu bank,
namun kredit merupakan kegiatan dan jasa bank yang penuh dengan resiko yang
dapat mengakibatkan kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL).
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Perencanaan dan perancangan sangat diperlukan dalam suatu penelitian
supaya penelitian tersebut dapat berjalan dengan baik dan sistematik. Perencanaan
dan perancangan yang sistematik tentang keseluruhan penelitian adalah desain
37
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif. Dengan
menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan
antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan
memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono mendefinisikan bahwa :
“Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”. (2010:29)
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah
yang ada dan sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data tersebut akan di
kumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang
telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan. Dalam
menguji hipotesis yang telah ditetapkan, metode yang digunakan adalah metode
verifikatif. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:7) pada dasarnya metode
verifikatif adalah “menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan
melalui pengumpulan data di lapangan”. Metode verifikatif adalah metode yang
digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
38
dengan judul penelitian mengenai peranan audit manajemen dalam meningkatkan
efektivitas pemberian kredit, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (X)
Yang menjadi Variabel Independen (X) di sini adalah Pelaksanaan Audit
Manajemen. Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan
efektivitas operasi perusahaan. Jadi pelaksanaan dari audit manajemen yaitu untuk
melakukan evaluasi terhadap aktivitas operasi internal perusahaan. Indikator yang
digunakan adalah tahapan pelaksanaan audit manajemen yaitu audit pendahuluan,
review dan pengujian pengendalian manajemen, audit terperinci, pelaporan dan
tindak lanjut.
2. Variabel Dependen (Y)
Yang menjadi Variabel Dependen (Y) disini adalah Efektivitas Pemberian
Kredit. Efektivitas berarti kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat. Manajer
yang efektif adalah manajer yang memilih pekerjaan yang benar untuk dijalankan.
Pemberian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah
jangka waktu tetentu dengan pemberian bunga. Indikator yang digunakan adalah
39
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala Instrumen
40
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan penentuan populasi yang menjadi
wilayah generalisasi untuk objek penelitian. Pengertian populasi menurut
Sugiyono (2010:389) adalah sebagai berikut “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua karyawan PT Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Pusat yang bekerja
pada Divisi Audit Internal yang berjumlah 15 orang dan Analis Kredit yang
berjumlah 10 orang jadi total populasi pada penelitian ini berjumlah 25 orang.
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan objek dalam melakukan
penelitian dan pengujian data. Menurut Sugiyono (2010:389), ”Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis),
maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu. Karena jumlah
populasi relatif kecil, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010:85), “Sampling jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
41
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Teknik sensus merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur/sitematis yang sama kepada banyak orang,
untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh dicatat, diolah dan dianalisis.
Pertanyaan terstruktur tersebut dikenal dengan nama kuesioner yang berisikan
daftar pertanyaan yang mengukur variabel-variabel, hubungan diantara variabel
yang ada, juga pengalaman dari responden.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan secara
langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh
merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebar kuesioner kepada
responden secara langsung.
Adapun skala pengukuran yang digunakan pada kuesioner penelitian ini
adalah skala Likert. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2010 : 132-133). Jawaban dari setiap
pertanyaan mempunyai penilaian positif. Untuk pengukuran nilainya dijelaskan
42
Tabel 3.2 Skor Pernyataan
Sumber : (Sugiyono 2010)
3.2.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh
dari hasil jawaban responden atas kuesioner. Kemudian setelah menganalisis data
tersebut perlu diadakan uji instrumen supaya data yang diperoleh dapat teruji dan
diandalkan yaitu dengan cara uji validitas dan uji reliabilitas.
3.2.5.1 Uji Validitas
Validitas angka pengukuran ditentukan oleh proses pengukuran yang
akurat. Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain instrumen tersebut dapat
mengukur konstruk sesuai dengan apa yang diteliti. Ada kemungkinan data
penelitian memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, tetapi kurang valid. Suatu data
penelitian yang valid bagaimana pun harus reliabel karena akurasi memerlukan
konsistensi.
No Kriteria Skor
Positif
43
Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam uji validitas adalah
korelasi Rank Spearman. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi
syarat adalah jika nilai koefisien validitasnya lebih atau sama dengan 0,3. Jadi,
apabila korelasi antar butir pertanyaan dengan skor total kurang dari 0,3 maka
butir pertanyaan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Untuk
memudahkan dalam penelitian ini metode yang digunakan oleh penulis dalam
pengujian validitas yaitu dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman.
Koefisien korelasi rank spearman dapat dihitung menggunakan rumus :
Sumber: (Suharyadi dan Purwanto, 2009:333)
Keterangan :
rs = Koefisien validitas item yang dicari (rank spearman)
Σdi² = Total jumlah kuadrat data rank x dan y dalam bi
n = Total jumlah rank
n² = Total kuadrat rank
3.2.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas artinya adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya. Menurut Sugiyono (2010), “Reliabilitas
44
menunjukan keakuratan suatu alat ukur”. Reliabilitas merupakan salah satu ciri
atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik. Setelah melakukan
pengujian validitas butir pertanyaan maka langkah menguji keandalan atau
kepercayaan reliabilitas untuk menguji keandalan atau kepercayaan alat
pengungkapan dari data. Dengan diperoleh nilai r dari uji validitas yang
menunjukan hasil indeks koreksi yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan
antara dua belahan instrumen. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk
uji reliabilitas adalah Alpha Cronbach.
Uji realibilitas dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.0 for
Windows. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memenuhi α ≥ 0,60 (Ghozali, 2005: 149). Adapun rumus dari alpha cronbach ialah sebagai berikut :
[
] [
∑
∑
]
Sumber: (Ghozali, 2005)
Keterangan :
α = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Jumlah varian total
3.2.5.3 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.3.1 Rancangan Analisis Deskriptif
Agar penulis dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya maka harus
45
analisis data dan pengujian hipotesis, terlebih dahulu penulis akan menentukan
metode apa yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan
merancang metode untuk menguji sebuah hipotesis. Peneliti melakukan analisa
terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis
deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan
menggambarkan mengenai situasi atau kejadian yang ada, sehingga metode ini
harus diadakan akumulasi data. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sumber: (Sugiyono, 2010)
Keterangan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
disebar.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan
memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Untuk menilai kriteria rentang pengklasifikasian skor, menurut Sugiyono
(2010:134) skor maksimum setiap kuesioner diberi nilai 5 dan skor minimum
adalah 1 atau berkisar antara 20% sampai 100%. Maka dapat disimpulkan jarak
antara skor yang berdekatan diberikan rentang 16%, nilai tersebut diperoleh dari
46
Tabel 3.3
Kriteria Rentang Pengklasifikasian
Hasil Kategori
20% - 35,99% Tidak Baik/Sangat Rendah
36% - 51,99% Kurang Baik/Rendah
52% - 67,99% Cukup Baik/Sedang
68% - 83,99% Baik/Tinggi
84% - 100% Sangat Baik/Tinggi
Sumber: (Sugiyono, 2010)
3.2.5.3.2 Rancangan Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan dari variabel independen dan variabel
dependen yang diteliti, dalam hal ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara Pelaksanaan Audit Manajemen dengan Efektivitas Pemberian
Kredit menggunakan pengujian statistik yaitu dengan menggunakan korelasi rank
spearman untuk mencari koefisien korelasinya.
A. Penetapan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, maka penulis menetapkan hipotesis yang digunakan pada
penelitian ini adalah hipotesis asosiatif. Menurut Sugiyono hipotesis asosiatif
adalah sebagai berikut:
“Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan/jawaban sementara yang
47
Hipotesis sebagai jawaban sementara yang harus diuji dan dibuktikan
kebenarannya, maka untuk memperoleh jawaban yang benar dari hipotesis
penulisan yang telah disebut pada kerangka penelitian akan diuji apakah terdapat
hubungan pelaksanaan audit manajemen terhadap efektivitas pemberian kredit
sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan untuk
uji statistiknya yaitu hipotesis nol ( ) yang diformulasikan untuk ditolak dan
hipotesis alternatif ( ) yaitu hipotesis penulis yang diformulasikan untuk
diterima, dengan perumusan sebagai berikut:
: ρ ≤ 0, artinya tidak terdapat hubungan yang kuat antara pelaksanaan
audit manajemen dengan efektivitas pemberian kredit.
: ρ > 0, artinya terdapat hubungan yang kuat antara pelaksanaan audit
manajemen dengan efektivitas pemberian kredit.
B. Pengujian Hipotesis
Untuk perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman terdapat dua rumus :
1. Jika pada data variabel yang dikorelasikan tidak terdapat angka skor yang sama
(angka kembar), koefisien korelasi rank spearman dapat dihitung menggunakan
rumus:
Sumber: (Suharyadi dan Purwanto, 2009:333)
48
Keterangan :
= Koefisien korelasi Rank Spearman
Σdi² = Total jumlah kuadrat data rank x dan y
n = Total jumlah rank
n² = Total kuadrat rank
2. Jika pada data variabel yang dikorelasikan terdapat angka skor yang sama
(angka kembar), koefisien korelasi rank spearman dihitung menggunakan rumus
berikut dengan melibatkan faktor koreksi untuk data skor yang sama.
Sumber: (Sugiyono, 2010)
Dengan ketentuan :
∑ ∑ ∑
√∑ ∑
∑ ∑
49
Dimana rumus untuk mencari total dan adalah :
Keterangan:
= Koefisien korelasi Rank Spearman
Σdi² = Total jumlah kuadrat data rank x dan y
n = Banyaknya sampel
∑ = Jumlah kuadrat variabel x.
∑ = Jumlah kuadrat variabel y.
= Jumlah data variabel x yang kembar.
= Jumlah data variabel y yang kembar.
Nilai koefisien korelasi yang diperoleh selanjutnya dapat diinterpretasikan
dengan melihat kekuatannya berdasarkan kriteria korelasi pada tabel berikut :
∑
=∑
∑
=∑
50
Tabel 3.4
Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
pelaksanaan audit manajemen dengan efektivitas pemberian kredit pada PT. Bank
Jabar Banten (BJB) Kantor Pusat, maka simpulan yang dapat diambil dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan audit manajemen pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor
Pusat pada umumnya telah dilaksanakan dengan sangat baik dan memadai,
hal ini tentunya berdasarkan pada hasil perhitungan atas jawaban semua
responden mengenai indikator Audit Pendahuluan, Review dan
Pengendalian Manajemen, Audit Terinci, Pelaporan, dan Tindak Lanjut.
2. PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor Pusat telah melaksanakan pemberian
kredit secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip kredit 5C yaitu
Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition of Economy.
3. Pelaksanaan audit manajemen mempunyai hubungan yang kuat dengan
efektivitas pemberian kredit pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor
Pusat, hal ini berdasarkan pada nilai koefisien korelasi yang diperoleh
antara pelaksanaan audit manajemen dengan efektivitas pemberian kredit
91
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan setelah mengetahui
bagaimana hubungan antara pelaksanaan audit manajemen dengan efektivitas
pemberian kredit, maka penulis ingin menyampaikan beberapa hal yang
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dan peneliti
selanjutnya, yaitu :
1. Pelaksanaan audit manajemen pada PT. Bank Jabar Banten (BJB) Kantor
Pusat telah dilaksanakan dengan sangat baik dan memadai, oleh karena itu
perusahaan harus bisa mempertahankan prosedur yang telah ada serta
meningkatkan kembali kinerja pelaksanaan audit manajemen supaya
perusahaan bisa tetap bersaing dalam dunia perbankan yang semakin ketat.
2. Perusahaan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kembali
pelaksanaan efektivitas pemberian kredit yang sudah berjalan supaya bisa
menekan lebih kecil lagi resiko pemberian kredit atau kredit bermasalah
dimasa yang akan datang.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti permasalahan yang
serupa dapat melakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel
lain yang memiliki keterikatan dengan efektivitas pemberian kredit seperti
pengendalian internal dan manajemen resiko, serta obyek penelitian dapat
lebih diperluas lagi tidak hanya pada Bank Pembangunan Daerah saja akan
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Sukrisno, 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan), Edisi ketiga, jilid dua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J., dan Beasley Mark S., 2008. Auditing and
Assurance Services, Edisi kedua belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Boynton, Johnson., kell, 2002. Modern Auditing, Edisi Ketujuh, jilid satu. Penerbit Erlangga, Jakarta.
IBK Bayangkara, 2008. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi, Jakarta : Salemba Empat.
Imam Ghozali, 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kasmir, 2007. Manajemen Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Laporan keuangan publikasi Bank Jabar Banten Tahun 2007-2011.
Malayu S.P Hasibuan. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Minerva Yanuar S. 2009. Audit Operasional Atas Pengelolaan Persediaan
Barang Dagang Dalam Meningkatkan Efektivitas pada Mini Market KOPMA UNY. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi.
Munawaroh. 2011. Peranan Pengendalian Intern dalam Menunjang Efektivitas
Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi kasus di Koperasi Pegawai BRI Cabang Kediri). Jurnal Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 13 No. 1, Maret 2011:83-90.
Siswanto, HB, 2007. Pengantar Manajemen, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian, Bandung: CV. Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto, 2009. Statistika Untuk ekonomi dan keuangan
modern. Salemba Empat, Jakarta.
Sutojo, Siswanto. 1997. Menangani Kredit Bermasalah: konsep, teknik, dan
Suyanto, Thomas. 2007. Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tiara Indah Fitriani. 2008. Analisis Peranan Audit Manajemen dalam meningkatkan efektivitas Pemberian Kredit pada PT. BTPN KCP Burangrang Bandung . Jurnal Penelitian.
Tunggal,Amin Widjaja.2008. Audit Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta.