• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN POLA KEMITRAAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI Studi Deskriptif di Kober Azkiya Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN POLA KEMITRAAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI Studi Deskriptif di Kober Azkiya Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP: 033/S/PLS/IV/2013

PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN

POLA KEMITRAAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN

ANAK USIA DINI

(Studi Deskriptif di Kober Azkiya Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

DIAN SUPRIATIN 1003192

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER

DENGAN POLA KEMITRAAN DALAM MENGEMBANGKAN

KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI

(Studi Deskriptif di Kober Azkiya Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

Oleh Dian Supriatin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

© Dian Supriatin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP: 033/S/PLS/IV/2013

DIAN SUPRIATIN 1003192

PENGELOLAAN PROGRAM PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN POLA KEMITRAAN DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI

(Studi Deskriptif di Kober Azkiya Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. Achmad Hufad, M. Ed. NIP. 19550101 198101 1001

Pembimbing II

Dr. Asep Saepudin, M. Pd. NIP. 197009302008011004

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

(4)

ABSTRAK

Dian Supriatin (2013), Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskrptif Di Kober Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung).

Masalah penelitian dalam skripsi ini adalah Bagaimana pengelolaan program pendidikan karakter dengan pola kemitraan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini di Kober Azkiya. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai : 1) pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya; 2) Pola kemitraan yang dilaksanakan di Kober Azkiya; 3) Perkembangan kemandirian anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya.

Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pengelolaan program pendidikan karakter, konsep pendidikan karakter, pola kemitraan, konsep anak usia dini, dan konsep kemandirian anak usia dini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini dimulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pelaporan. Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari dua orang tutor, empat orang peserta didik dan empat orangtua dari peserta didik di Kober Azkiya.

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan, diperoleh hasil penelitian mengenai (1) pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya melalui beberapa tahap yaitu perencanaan (planning) program, pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan evaluasi. (2) Pola kemitraan yang dilaksanakan di Kober Azkiya meliputi karakteristik pola kemitraan, bentuk pola kemitraan, dan peran orangtua dalam program pendidikan karakter. (3) Perkembangan kemandirian anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya dapat dilihat dari dua aspek yaitu : karakteristik kemandirian anak usia dini dan indikator perkembangan kemandirian anak usia 3-<4 tahun.

(5)

vii

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

7. Aspek-aspek Pengelolaan PAUD ... 13

B. Pengelolaan PAUD dalam Program Pendidikan Karakter ... 14

1. Hakikat Pendidikan Karakter ... 14

2. Landasan Hukum Pendidikan Karakter ... 16

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter ... 17

4. Nilai-nilai Karakter Pada Pengelolaan PAUD ... 18

5. Metodologi Pendidikan Karakter di PAUD ... 20

C. Pola Kemitraan ... 21

1. Hakikat Kemitraan ... 21

2. Landasan Hukum Pola Kemitraan ... 22

3. Tujuan dan Manfaat Pola Kemitraan ... 23

4. Prinsip Kemitraan ... 23

5. Langkah-langkah Dalam Pola Kemitraan ... 24

(6)

Di Lembaga PAUD ... 28

D. Kemandirian Anak Usia Dini ... 29

1. Pengertian Anak Usia Dini ... 29

2. Hakikat Kemandirian Anak Usia Dini ... 30

3. Karakteristik Kemandirian Anak Usia Dini ... 31

4. Aspek-aspek Kemandirian ... 32

5. Jenis-jenis Kemandirian ... 34

6. Indikator Kemandirian Anak Usia 3-<4 tahun ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3. Conclusion Drawing/Verification ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Profil Lembaga ... 45

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

2. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 56

B. Hasil Penelitian ... 58

1. Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Di Kober Azkiya ... 58

(7)

ix

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini Dengan Pola Kemitraan

Di Kober Azkiya ... 69

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

1. Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Di Kober Azkiya ... 79

2. Pola Kemitraan di Kober Azkiya ... 84

3. Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini Dengan Pola Kemitraan Di Kober Azkiya ... 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Simpulan ... 90

1. Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Di Kober Azkiya ... 90

2. Pola Kemitraan di Kober Azkiya ... 90

3. Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini Dengan Pola Kemitraan Di Kober Azkiya ... 91

B. Saran ... 92

1. Pengelola ... 92

2. Orangtua ... 92

3. Penelitian Lanjutan ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 95

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan karakter bangsa merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Secara eksplisit pendidikan karakter adalah amanat Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal

3 menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”

Pendidikan disadari dan dimaknai sebagai wahana berlangsungnya pembelajaran, dimana terjadi proses belajar dan mengajar yang bertujuan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan karakter dari setiap peserta didik. Pendidikan pada filosofinya memiliki 3 fungsi, yaitu : memberikan sosialisasi pada anak-anak muda atau peserta didik tentang esensi nilai-nilai budaya atau norma-norma; peserta didik tidak hanya mengenal baca, tulis dan hitung tetapi memiliki keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja; memberikan arahan kepada para anak-anak muda atau peserta didik bagaimana dapat menempatkan dirinya secara tepat dan sepadan didalam masyarakat. Berdasarkan ketiga fungsi filosofi pendidikan tersebut tergambar secara jelas bagaimana pentingnya peran karakter dalam pendidikan.

(9)

2

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter berlangsung pada lembaga kursus, pendidikan kesetaraan, pendidikan keaksaraan, dll melalui pembelajaran, kegiatan kokurikuler atau ekstra-kurikuler, penciptaan budaya lembaga pendidikan dan pembiasaan. 3) Pendidikan Informal, pendidikan karakter berlangsung di rumah atau dalam keluarga yang dilakukan oleh orangtua dan orang dewasa di dalam keluarga terhadap anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya, hal ini sangat penting dilakukan karena pembangunan karakter yang pertama dan paling utama bersumber pada keluarga khususnya orangtua.

Pendidikan karakter di sekolah, melibatkan semua komponen (pemangku pendidikan), termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan, sehingga pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam penyelenggaraan pendidikannya harus berkarakter.

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan sarana investasi kualitas SDM di masa depan karena dianggap dapat memberikan return atau pengembalian hasil yang paling tinggi dan merupakan investasi paling murah dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini terjadi karena masa pembentukan otak manusia terjadi paling cepat pada usia di bawah 7 tahun. Oleh karena itu alangkah tepatnya apabila pendidikan karakter di Indonesia dapat dintegrasikan dalam program PAUD tersebut.

(10)

3

aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif, sosioemosional, moral, agama, dan psikomotorik, merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi yang berkarakter dimasa yang akan datang.

Howard Gardner (1993:17-27) dalam Nurani (2009:185) mengusulkan delapan tipe kecerdasan atau Multiple Intelligences, dikatakan bahwa “skala kecerdasan yang selama ini dipakai ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang”. Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi beberapa unsur, yaitu : Kecerdasan matematika-logika (number/reasoning smart), Kecerdasan bahasa/linguistik (word smart), Kecerdasan musikal (musical smart), Kecerdasan visual spasial (picture smart), Kecerdasan kinestetik (body smart), Kecerdasan inter-personal (people smart), Kecerdasan intra-personal (self smart) dan Kecerdasan naturalis (natural smart). Dalam penerapan di Indonesia ditambahkan menjadi sembilan kecerdasan yaitu kecerdasan spiritual. Setiap orang memiliki semua tipe kecerdasan tersebut, tetapi dalam tingkatan yang bervariasi.

Terkait dengan multiple intelligences, bahwa kecerdasan meliputi empat pilar yang saling terkait satu sama lain, yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial sering disebut sebagai kecerdasan yang berdiri sendiri yang lebih sering disebut dengan pengertian cerdas pada umumnya, dengan ukuran baku internasional yang dikenal dengan istilah IQ. Sementara kecerdasan yang lainnya belum atau tidak memiliki ukuran matematis sebagaimana kecerdasan intelektual. Kecerdasan di luar kecerdasan intelektual inilah yang lebih dekat dengan pengertian karakter pada umumnya.

(11)

4

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaan pengembangan diri peserta didik, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan serta etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Azkiya yang terletak di Komplek Kotabaru Jalan Wijayakusumah 71B Desa Cangkuang Kulon Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung merupakan lembaga pendidikan non formal yang berada dalam binaan Yayasan Widya Aksara Pratama. Kober Azkiya merasa terpanggil untuk mengembangkan program pendidikan Anak Usia Dini, demi membantu masyarakat yang membutuhkan pendidikan untuk menyekolahkan anak-anaknya dalam kegiatan prasekolah. Kober Azkiya memiliki visi dan misi dalam menjalankan proses pembelajarannya, yaitu dalam rangka memberikan layanan pendidikannya senantiasa memperhatikan pada kebutuhan anak dan memberikan stimulasi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan suasana asah-asih-asuh agar menjadi anak yang sehat, cerdas, tangguh, mandiri dan berakhlak mulia serta siap memasuki pendidikan lebih lanjut. Selain itu Kober Azkiya memiliki tujuan dalam pembelajarannya, diantaranya : mengembangkan budi pekerti dalam kehidupan, mengembangkan sosialisasi dan kepekaan emosional, meningkatkan hidup disiplin melalui hidup teratur, dan lain-lain. Berdasarkan visi dan misi serta tujuan tersebut diharapkan anak-anak dapat berkembang sesuai dengan potensi dan usianya serta menjadi anak yang berkarakter.

Kober Azkiya menerapkan pola kemitraan orang tua dan tutor dalam strategi pembelajarannya, dimana orang tua terlibat langsung dalam beberapa kegiatan bermain, berdiskusi dalam penyamaan pola asuh dan berdiskusi dalam perkembangan anak. Hal ini dilakukan dengan harapan agar orang tua dapat melihat berbagai potensi yang dimiliki anak, menstimulasi ulang pembiasaan dan beberapa kegiatan bermain selama di kober terutama kegiatan yang mampu meningkatkan pendidikan karakter bagi anak usia dini.

(12)

anak-5

anak dengan rentang usia antara 3 tahun sampai dengan 5 tahun mulai mengenal dan melaksanakan pendidikan karakter melalui nilai-nilai sosial dan emosional, nilai-nilai moral dan Ketuhanan, serta nilai-nilai intelektual dalam kegiatan bermain, berkreativitas dan pembiasaan yang diterapkan di Kober Azkiya, akan tetapi pola kemitraan orang tua dan tutor yang diterapkan di Kober tersebut belum dapat dikatakan terlaksana dengan baik, sehingga perlu adanya pengelolaan pola kemitraan orang tua dan tutor dalam rangka membimbing, memfasilitasi dan mendampingi anak agar tumbuh dan berkembang, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotornya agar tumbuh menjadi anak yang berkarakter.

Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada lembaga PAUD Kober Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung, mengenai pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan, yang tidak hanya melibatkan tutor namun juga melibatkan orang tua dan menuliskannya dalam skripsi dengan fokus penelitian tentang “Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini”.

B. Identifikasi Masalah

Pendidikan karakter bagi anak usia dini adalah solusi yang diharapkan mampu mengubah perilaku negatif ke perilaku positif, akan tetapi tidak sedikit para orang tua menghadapi kesulitan dalam mengelola penanaman nilai-nilai moral, cita-cita dan motivasi yang akan menolong mereka bukan hanya mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tetapi juga membuat keputusan-keputusan yang benar dan bertanggung jawab baik sekarang ataupun di masa yang akan datang. Oleh karena itu dari uraian diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi di lapangan, diantaranya :

(13)

nilai-6

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nilai intelektual dalam kegiatan bermain, kreativitas dan pembiasaan, namun belum dapat terencana dan tersevaluasi dengan baik

2. Di Kober azkiya belum adanya komunikasi yang baik antara orang tua dan tutor dalam rangka bersama-sama merancang berbagai kegiatan bermain yang berorientasi pada perkembangan pendidikan karakter anak usia dini.

3. Di Kober Azkiya belum adanya pengelolaan yang baik dalam program pendidikan karakter yang berbasis kemitraan Orang tua dan pendidik.

C. Rumusan masalah

Dari berbagai identifikasi masalah yang diuraikan di atas maka dapat diambil rumusan masalah, yaitu Bagaimanakah pengelolaan program pendidikan karakter dengan pola kemitraan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini ? Untuk memperjelas rumusan tersebut maka di susun beberapa pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya ?

2. Bagaimanakah pola kemitraan dapat terlaksana di Kober Azkiya ?

3. Bagaimanakah perkembangan kemandirian anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya?

D. Tujuan penelitian

Pendidikan karakter yang pertama dan paling utama sesungguhnya bersumber pada keluarga, karena keluarga atau orang tualah yang paling mengenal karakteristik perilaku anak, sehingga mampu membimbing dan menyekolahkan mereka menjadi anak-anak yang cerdas baik secara sosial, emosional maupun spiritual serta berkarakter.

(14)

7

1. Untuk mendeskripsikan pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya

2. Untuk mendeskripsikan pola kemitraan yang dilaksanakan di Kober Azkiya 3. Untuk mengetahui perkembangan kemandirian anak usia dini dengan pola

kemitraan di Kober Azkiya

E. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang penting dan memperluas wawasan bahan kajian ilmu pendidikan luar sekolah, terutama pendidikan anak usia dini dalam pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan, sehingga dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan penelitian pendidikan karakter lebih lanjut pada masa yang akan datang.

2. Manfaat praktis

(15)

8

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana peneliti menggambarkan secara detil hasil temuan yang terjadi di lembaga PAUD Kober Azkiya dengan teknik pengumpulan data melalui observasi terhadap anak , wawancara terhadap orangtua dan tutor juga dilakukan dokumentasi selama kegiatan yang terjadi di Kober Azkiya untuk mendukung hasil penelitian.

G. Struktur Organisasi

Dalam penulisan karya ilmiah ini struktur organisasi penulisan yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, memuat uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, definisi operasional serta sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, memuat teori-teori yang akan digunakan guna membahas masalah yang ditemukan di lapangan.

Bab III Metode Penelitian, menguraikan tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian serta cara menganalisis data.

Bab IV Pembahasan menguraikan tentang temuan data yang ditemukan di lapangan serta deskripsi dari rumusan permasalahan yang di ambil.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitan

Lokasi penelitian adalah di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok Bermain Azkiya yang bertempat di Komplek Kotabaru Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

Peneliti mengambil subjek penelitian yang terdiri dari dua orang pendidik/tutor di Kober Azkiya dan empat orang peserta didik beserta orangtuanya. Penentuan subjek penelitian dipilih dengan tujuan tertentu secara

purposive, yaitu subjek penelitian diambil dengan maksud atau tujuan tertentu

secara selektif. Selain itu peneliti memilih subjek penelitian yang mampu mewakili dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data dalam menemukan jawaban mengenai program pendidikan karakter dengan pola kemitraan di Kober Azkiya.

Penentuan orangtua dan anak sebagai subjek penelitian tersebut, didasarkan pada :

1. Anak-anak dengan rentang usia 3 - < 4 tahun

2. Anak-anak yang sering datang dan mau mengikuti berbagai kegiatan di Kober Azkiya

3. Anak-anak yang orangtuanya selalu datang mengantar dan terlibat dalam pola kemitraan di Kober Azkiya

4. Orangtua yang bersedia diwawancarai/diobservasi

B. Desain Penelitian

(17)

38

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahap awal dalam melakukan penelitian yaitu penyusunan proposal yang berisi suatu rancangan penelitian. Pada tahap ini peneliti memilih tempat penelitian, penentuan jadwal penelitian, pemilihan alat penelitian, membuat rancangan pengumpulan data , melakukan kajian kepustakaan dan menentukan latar belakang masalah serta tujuan penelitian. Selanjutnya melakukan bimbingan dengan seorang dosen pendamping untuk memperoleh masukan dan persetujuan, yang kemudian peneliti dapat mengembangkannya sesuai dengan teori dan berbagai masalah yang ditemukan di lapangan.

Setelah proposal mendapatkan persetujuan, dan lokasi penelitian telah ditentukan yaitu di lembaga PAUD Kober Azkiya, maka selanjutnya dilakukan pemilihan subjek penelitian dengan memilih empat orang anak yang sering datang dan mau mengikuti berbagai kegiatan serta anak yang orangtuanya selalu datang mengantar dan terlibat dalam pola kemitraan di Kober Azkiya. Anak-anak tersebut terdiri dari Latisha Bastaman berusia 3,9 tahun; Alvito Faiz Falah Dinur berusia 3,10 tahun; Najmi Revyandi Malik berusia 4,4 tahun; Syakira Syajna Addira Yusri berusia 4,4 tahun. Pada tahap persiapan ini, peneliti mempersiapkan lembar pedoman wawancara, format observasi, alat dokumentasi dan surat izin penelitian, sehingga diharapkan pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan lancar.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan suatu tahap untuk memperoleh informasi dan data secara lengkap dan terpercaya dari berbagai pihak yang dilibatkan dalam penelitian tersebut. Peneliti menggunakan pedoman wawancara dan observasi dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Selanjutnya, data yang diperoleh dapat diolah untuk dianalisis.

3. Tahap Pelaporan

(18)

39

observasi terhadap anak dengan hasil wawancara tutor dan orangtua dari peserta didik serta hasil studi dokumentasi. Setelah itu penulis menyusun laporan dari hasil pengumpulan data, sehingga diperolehlah hasil penelitian yang kemudian disusun secara sistematis.

C. Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti mempergunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti ingin memahami dan mengungkapkan keunikan mengenai pengelolaan program pendidikan karakter dengan pola kemitraan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini di Kober Azkiya.

Pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (Basrowi dan Suwandi, 2008:1), bahwa :

Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif, peneliti dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan dan memaparkan suatu keadaan yang sedang terjadi sesuai dengan fakta yang ada dengan tujuan untuk menganalisa dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada saat itu.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan oleh penulis untuk memperoleh berbagai teori sebagai dasar pemikiran dan bahan acuan dalam penelitian. Teori-teori yang diperoleh penulis, disesuaikan dengan judul penelitian, diantaranya :

1. Pengelolaan

(19)

40

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengelolaan dalam penelitian ini adalah suatu rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses kerjasama antara tutor, peserta didik dan orangtua dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dalam program pendidikan karakter untuk mengembangkan kemandirian anak usia dini yang diselenggarakan di Kober Azkiya.

2. Pendidikan karakter

Helen G. Douglas (Samani dan Hariyanto, 2012:41) memberi arti karakter sebagai sesuatu yang tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan.

Pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah penanaman nilai-nilai kepribadian, moral dan agama, sosial dan emosional, sifat dan perilaku positif yang ditanamakan sejak dini dalam rangka mengembangkan kemandirian anak pada usia 3 - < 4 tahun.

3. Pola Kemitraan

Abdilah Hanafi (2008:3) dalam Saepudin (2009:36) mengungkapkan bahwa kemitraan adalah hubungan antara dua pihak atau lebih yang ditandai saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tertentu.

Pola kemitraan dalam penelitian ini adalah suatu cara yang ditempuh untuk menjalin kerjasama atau kemitraan antara orangtua dengan pendidik melalui suatu program pendidikan karakter dalam rangka mengembangkan kemandirian anak pada usia 3 - < 4 tahun.

4. Kemandirian

(20)

41

Kemandirian dalam penelitian ini adalah kemampuan seorang anak dalam menyelesaikan segala sesuatu berdasarkan kemampuan sendiri sesuai dengan indikator usia anak tersebut yaitu usia 3 - < 4 tahun.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:223) “Dalam penelitian kualitatif „the researcher is the key instrumen‟. Jadi peneliti merupakan

instrumen kunci dalam penelitian kualitatif”.

Dalam penelitian kualitatif rancangan penelitian masih bersifat sementara dan memandang realitas itu bersifat dinamis, holistik serta tidak dapat dipisahkan, sehingga variabel yang muncul akan lebih dari satu. Dengan demikian dalam penelitian kalitatif instrumen penelitian belum dapat dikembangkan sebelum diketahui permasalahannya, namun apabila fokus penelitian telah jelas maka peneliti dapat mengembangkannya menjadi instrumen sederhana yang kemudian dapat membandingkannya dengan hasil obserfasi dan wawancara.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Peneliti melakukan beberapa tahapan dalam proses pengembangan instrumen. Pertama-tama peneliti membuat kisi-kisi penelitian dengan tujuan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian di lapangan, tahap kedua menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan pedoman observasi yang sesuai dengan rumusan permasalahan penelitian, tahap ketiga melakukan konsultasi kepada pembimbing tentang pedoman wawancara dan pedoman observasi tersebut, tahap keempat yaitu melakukan penelitian dilapangan.

G. Teknik Pengumpulan Data

(21)

42

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Wawancara (Interview)

Peneliti menggunakan teknik wawancara dalam proses pengumpulan data baik itu bertatap muka langsung antara pihak penanya dengan pihak yang ditanya ataupun menggunakan media telekomunikasi sebagai sarananya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat memperoleh informasi secara lengkap dan akurat. Wawancara dilakukan dengan menggunakan instrumen atau alat pengumpul data berupa pedoman wawancara yang ditujukan pada dua orang tutor dan 4 orangtua dari peserta didik.

2. Pengamatan (Observation)

Teknik pengumpulan data lainnya yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi, dimana dengan jumlah responden yang sedikit peneliti dapat secara langsung melihat, mengamati dan memperoleh gambaran secara luas mengenai berbagai permasalahan yang diteliti.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menyusun instrumen atau alat pengumpul data berupa format pengamatan mengenai berbagai aspek kemandirian anak yang terdiri atas karakteristik kemandirian anak, kemampuan anak dalam tata cara makan dan minum, kemampuan anak dalam mengurus diri sendiri dan kemampuan anak dalam mengurus kebersihan diri dan lingkungan. Setiap aspek kemandirian tersebut dianalisis dengan cara diberi skor 0 sampai 3 dan setiap skor diberi nilai 0 (sangat tidak mandiri), 1 (kurang mandiri), 2 (mandiri), 3 (sangat mandiri). Untuk menafsirkan hasil observasi dibuatlah standar penafsiran sehingga terlihat perkembangan aspek kemandirian anak, dengan kriteria penafsiran yaitu : 0-32 (sangat tidak mandiri), 33-64 (kurang mandiri), 65-96 (mandiri) dan 97-128 (sangat mandiri).

(22)

43

Studi dokumentasi merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui catatan dokumen baik berbentuk tulisan, gambar, data ataupun hasil karya dari seseorang yang kemudian akan dibaca, dikaji dan ditelaah sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti.

Dalam studi dokumentasi ini, selain mengumpulkan data yang telah tersedia, peneliti juga mendokumentasikan berbagai kegiatan pembelajaran di Kober Azkiya sebagai bahan penelitian dan bukti nyata dalam penelitian tersebut.

H. Triangulasi

Sugiyono (2008: 241), mengungkapkan bahwa “Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data”.

Triangulasi ini dilakukan dengan mengunakan teknik wawancara dengan beberapa subjek penelitian. Data yang diperoleh dari subjek penelitian yang satu dibandingkan dengan yang lainnya, yaitu membandingkan hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil studi dokumentasi dengan hasil wawancara dan hasil observasi tutor, peserta didik dan orangtua peserta didik.

(23)

44

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang tutor, tiga orangtua warga belajar, dan observasi terhadap tiga orang warga belajar.

I. Teknis Analisis Data

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan suatu proses yang berlangsung selama penelitaian untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, mengorganisasi dan membuang hal-hal yang sekiranya tidak perlu. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2012:339) bahwa reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang baru melakukan reduksi data, mereka dapat mendiskusikan penelitiannya kepada teman atau orang lain yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat meredukasi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

Dalam mereduksi data, setiap temuan merupakan tujuan utama dari penelitian kualitatif, sehingga apabila peneliti menemukan segala sesuatu yang dipandang baru atau belum dikenal, maka peneliti harus benar-benar mengamati dan mengkajinya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan peneliti adalah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa berbentuk bagan, uraian singkat, flowchart, hubungan antar kategori dan lain-lain. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2012:341) menyatakan bahwa “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narative text”, Yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

(24)

45

tersebut selalu didukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti, dan akan berkembang menjadi teori yang grounded yaitu teori yang berdasarkan data-data yang ditemukan dilapangan dan akan diuji melalui pengumpulan data. Selanjutnya apabila data tersebut sudah menjadi data yang baku maka dapat disajikan pada laporan akhir penelitian.

3. Conclusion Drawing/ Verification

Penarikan Kesimpulan atau Verification pada tahap awal merupakan jawaban-jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang diperoleh dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Dalam hal ini apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

(25)

90

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan

Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian terhadap data, wawancara dan observasi mengenai pengelolaan program pendidikan karakter dengan pola kemitraan dalam mengembangkan kemandirian anak usia dini pada Kelompok Bermain Azkiya, maka hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini Dengan

Pola Kemitraan di Kober Azkiya

Pengelolaan suatu program sangat diperlukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Pengelolaan program pendidikan karakter bagi anak usia dini dengan pola kemitraan di Kober Azkiya meliputi beberapa tahapan sesuai dengan fungsi pengelolaan, yaitu membuat suatu perencanaan (Planning) sesuai program, melakukan pengorganisasian (Organizing) bagi orang-orang yang akan terlibat dalam program, pelaksanaan (Actuating) suatu program, dan melakukan evaluasi atau pelaporan (Reporting) terhadap hasil program.

2. Pola Kemitraan di Kober Azkiya

(26)

91

harapan orangtua dapat melakukan stimulasi ulang di rumah, terbinanya persamaan pola asuh, orangtua dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan di Kober Azkiya.

Pola kemitraan yang dilaksanakan di Kober Azkiya memiliki banyak manfaat tidak hanya bagi tutor tapi juga bagi orangtua peserta didik dan tentu saja bagi peserta didik seperti dapat menjalin hubungan sebagai mitra dan partner bagi tutor dalam mengembangkan berbagai pembelajaran, terpenuhinya kebutuhan anak ketika melakukan kegiatan saat ditemani oleh orangtua, terjalinnya hubungan harmonis antara anak dan orangtua, terjalinnya kebersamaan antara kober dengan orangtua dan anak.

3. Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini Dengan Pola Kemitraan di

Kober Azkiya

Kemandirian anak usia dini dapat dikatakan sebagai karakter yang dapat menjadikan anak pada usia 0-6 tahun dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain berdasarkan indikator kemandirian yang sesuai dengan perkembangan usianya.

Kober azkiya melakukan berbagai stimulasi kepada anak usia dini dengan menerapkan program pendidikan karakter yang dapat mengasah kemandirian anak usia dini dengan melibatkan orangtua sebagai mitra dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Kemandirian dikembangkan dengan melihat aspek karakteristik anak seperti kepercayaan pada diri sendiri, memiliki motivasi instrinsik yang tinggi, mampu dan berani menentukan pilihan sendiri, kreatif dan inovatif, bertanggung jawab, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak ketergantungan pada orang lain, disiplin, saling berbagi, dan kemampuan mengendalikan emosi. Selain itu kemandirian anak dapat dilihat dari aspek kemampuan makan, kemampuan mengurus diri sendiri, dan kemampuan mengurus kebersihan diri.

(27)

92

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan

Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disimpulkan bahwa kemandirian anak usia 3-<4 tahun di Kober Azkiya telah berkembang sesuai dengan usianya, terlihat dari hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa tiga orang anak termasuk ke dalam kategori mandiri dan hanya satu orang anak yang termasuk ke dalam kategori kurang mandiri. Hal ini menandakan bahwa perkembangan kemandirian anak dengan pola kemitraan di Kober Azkiya dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan perkembangan usianya.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan tersebut, maka perlu kiranya dikemukakan saran atau rekomendasi yang sekiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak diantaranya yaitu : 1. Kepala Kober/Pengelola

a. Kepala Kober/Pengelola hendaknya memberikan pengawasan terhadap berjalannya suatu program sehingga tercapai atau tidaknya tujuan dari program dapat diketahui dan dapat dilakukan perbaikan atau tindak lanjut untuk pelaksanaan program selanjutnya.

b. Kepala Kober/Pengelola hendaknya melibatkan pula orangtua dari peserta didik dalam menyusun dan memilih berbagai kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak.

2. Orangtua dari Peserta Didik

a. Orangtua hendaknya memberikan kontribusi dalam penyampaian ide-ide atau gagasan mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan sehingga kegiatan kemitraan dapat lebih terjalin dengan baik dan selaras.

b. Orangtua diharapkan dapat menerapkan pendidikan karakter dan menstimulasi kembali berbagai kegiatan kemandirian anak di rumah.

3. Penelitian Lanjutan

(28)

93

(29)

93

Dian Supriatin, 2013

Pengelolaan Program Pendidikan Karakter Dengan Pola Kemitraan Dalam Mengembangkan

Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Pada Kelompok Bermain Azkiya Kecamatan Dayeuh Kolot Kabupaten Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadsudrajat, (2010). Konsep Pendidikan Karakter. Tersedia:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/09/15/konsep-pendidikan-karakter/. [25 November 2012]

Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadlillah, Muhammad, dan Khorida, Lilif M. 2013, Pendidikan Karakter Anak Usia

Dini, Jogjakarta: Ar-ruzz Media

Kesuma, Dharma. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya

Konsorsium PADU. (2005). Menu Pembelajaran Generik Anak Usia Dini (edisi

revisi). Jogyakarta: Depdiknas.

Mulyasa, H.E. 2012. Manajemen PAUD, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Nurani, Sujiono Y. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT. Indeks

Nurianti. E. (2009). Penerapan Metoda Practical Life Exercises (PLE) Dalam

Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Dini. Skripsi Sarjana pada Jurusan

Pendidikan Luar Sekolah Program Studi PLS FIP UPI: tidak diterbitkan. Pgpauddua, (2012). Menghilangkan Individualisme Anak Dengan Belajar

Kolaboratif,[Online].Tersedia:http://pgpaudduaa.wordpress.com/2012/06/19/

menghilangkan-individualisme-anak-dengan-belajar-kolaboratif/. [25 November 2012]

Saepudin, Asep. (2009). Manajemen Kemitraan Sekolah dengan Masyarakat (Telaah

Konsep, Strategi dan Aplikasi), Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa

(30)

94

Sudjana, Djuju. (2004). Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan

Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Falah

Production

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Wiyani, N. Ardy. (2013). Bina Karakter Anak Usia Dini, Jogjakarta: Ar-ruzz Media Wordpress Nagaripetualang, 2011. Pendidikan Karakter di Paud. [Online].

http://nagaripetualang.wordpress.com/2011/10/09/pendidikan-karakter-di-paud/. [25 November 2012]

W Santrock, John. (2007). Perkembangan Anak, Bandung: PT Erlangga

Yamin, Martinis dan Sabri, Sanan J. (2013). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Gaung Persada Press Group

Yulaelawati, Ella.(2010). “Mengapa Perlu Pendidikan Karakter”. Jurnal AKRAB. 1,

(3), 3-5.

Referensi

Dokumen terkait

Yosef pada tahun 1998, menyelesaikan pendidikan di SMP N 1 Sidikalang pada Tahun 2001, menyelesaikan pendididikan di SMA N 1 Sidikalang pada Tahun 2004, menyelesaikan pendididikan

Pada website tersebut pengguna dapat melihat informasi tentang folder-folder pada hirarki GDS, informasi tentang jumlah data yang dapat diakses serta informasi

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA TENTANG POKOK BAHASAN BANGUN DATAR PADA TEMA LINGKUNGAN. MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA

[r]

Termasuk dalam narkoba adalah obat perangsang, penenang, penghilang rasa sakit, pencipta ilusi atau psikotopika dan zat-zat yang tidak termasuk kategori obat namun dapat

Dengan memasukkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi oksigen terlarut seperti kecepatan arus di sekitar keramba, jumlah pemasukan air yang masuk ke keramba

Pada bentuk Present Subjunctive, kata kerja yang digunakan adalah bentuk ke-2 (VERB 2) , dan jika harus menggunakan to be , harus menggunakan “were” untuk semua jenis

Dari hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman kerja tidak berpengaruh dan tidak signifikan secara parsial terhadap kinerja pemeriksa