• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN DI KELAS IV SDN 2 JATI KECAMATAN SAGULING KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TENTANG STRUKTUR TUMBUHAN DI KELAS IV SDN 2 JATI KECAMATAN SAGULING KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GRAFIK... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Definisi Oprasional... 8

F. Hipotesis Tindakan... 10

BAB II KANJIAN PUSTAKA A. Hakekat Penelitian... 11

B. Pembelajaran IPA di SD... 20

C. Pendekatan Konstruktivisme... 29

(2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 50

B. Model Penelitian... 50

C. Subjek Penelitian... 51

D. Prosedur Penelitian... 53

E. Instrumen Penelitian... 57

F. TeknikPengolahan Data... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiAwal Penelitian... 64

B. DeskripsiHasil Penelitian... 65

C. Pembahasan... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 90

B. Saran... 91

DAFTAR PUSTAKA... viii

LAMPIRAN-LAMPIRAN... ix

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.2 KatagoriNilai Rata-rata Siswa... 63

Tabel 3.3 KatagoriPerolehanPersentase KKM Siswa... 63

Tabel 4.1 NilaiAwal Siswa... 64

Tabel 4.2 HasilTesSiklus I... 71

Tabel 4.3 NilaiHasilBelajarSiklus I... 72

Tabel 4.4 HasilTesSiklus II... 81

(4)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 DemensiSainsSebagaiIlmu... 23

Gambar 2.2 Hakekat Sains... 26

Gambar 2.3 SkemaPemerolehanPengetahuan... 41

Gambar 2.4 Struktur akar... 44

Gambar 2.5 Akar Serabut... 46

Gambar 2.6 Akar Tunggang... 47

(6)

KATA PENGANTAR

SegalapujudansyukurpenulispanjatkanallahSwt,

atasrahmatdankaruniansertakemudahanbagiumatnyaatasberkatpertolongannyasehinggapenulisda patmenyelesaikanyapenelitianini.

Namunbegitupenulistidakakanselesaimelaksanaanpenelitianinitanpaadabantuandariberbagaipihak .

Penulismenyadaridalampenyusunanskripsiinitidakluputdarikesalahanbaikdarisegipenulisanmaup

unisinya.Olehkarenaitupenulismengharapkankritikdan saran yang

membangun.Semogaskripsiinidapatbermanfaatbagipembaca.Dalamkesempatanmengucapkanteri

makasihsebesar-besarnyadanpenghargaan yang

telahmembantukelancarandalampembuatanskripsiini.

Makadengansegalakerendahanhatipadakesempataninipenulismenyampaikanterimakasihk epada:

1. Drs. H. DedeSomarya, M.Pd. selakuKetua Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar UPI KampusBumiSiliwangi Bandung.

2. Drs. Nana Djumhana,M.Pd. selakupembimbing I Skripsi. 3. Dra. Hj. EffyMulyasari, M.Pd. selakuPembimbing II Skripsi. 4. KepalaSekolah, guru-guru dansiswa-siswa SDN 2 Jati

(7)

Penulis

PERNYATAAN

Sayamenyatakanbahwaskripsi yang

berjudulUpayaPeningkatanHasilBelajarSiswaDalamPembelajaran IPA

DenganPendekatanKonstruktivismeTentangStrukturTumbuhanKelas IV SDN 2Jati KecamatansagulingKabupatenbandungbaratinisepenuhnyakaryasayasendiri. Tidakadabagian di

dalamnya yang merupakanplagitdarikarya orang

laindansayatidakmelakukanpenjiplakanataupengutipandengancara-caratidaksesuaidenganetikakeilmuan yang berlakudalammasyarakatkeilmuan. Ataspernyataanini,

sayasiapmenanggungresiko/sangsi yang

dijatuhkankepadasayaapabilakemudianditemukanadanyapelanggaranterhadapetikakeilmuandala mkaryasayaini, atauadaklaimdaripihak lain terhadapkeasliankaryasayaini.

Bandung 28 November 2012

Yang membuatpernyataan,

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai kajian yang menyoroti rendahnya mutu pendidikan diakibatkan oleh beberapa faktor seperti ditemukan bahwa dalam proses belajar mengajar, guru masih banyak memaksakan anak didik untuk menerima semua informasi yang disampaikan, tanpa memberi peluang kepada siswa untuk bertanya dan mengembangkan pengetahuanya sendiri. Pandangan umum sebagian besar guru adalah pengetahuan dapat ditransfer secara utuh dari pengetahuan guru ke pikiran siswa.

Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, yang dilaksanakan didalam maupun diluar sekolah, dan berlangsung seumur hidup.Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka semua siswa dituntut untuk mampu menghadapi tantangan hidup dalam dunia kompetitif.Selain itu juga siswa dituntut pula untuk dapat mengebangkan kemampuanya dalam bidang pengetahuan. Sehingga mereka senantiasa mampu turut serta dalam menyerap, memilih dan mengelola informasi untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya seperti bakat, minat dan kemampuanya serta perduli terhadap lingkunganya melalui pengamatan, penelitian, penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir yang kritis. Pendidika merupaka suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuanya, nilai dan sikap, serta keterampilanya.

(10)

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak yang mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas,2003 : 3)

Pendidikan dasar merupakan wadah yang paling utama bagi siswa guna memperoleh pengetahuan dasar, yang menjadi awal untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi.Artinya semua materi mata pelajaran bekal awal bagi siswa untuk dikembangkan pada jenjang sekolah selanjutnya.

Untuk pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu kunci keberhasialan peningkatan kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan penyempurnaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan tuntutan jaman yang cenderung berubah-ubah.

Adanya perubahan kurikulum menginginkan perubahan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang

biasanya dilaksanakan di sekolah dasar dirasakan masih kurang oktimal karena kurang memperhatikan karakteristik siswa serta tujuan pendidikan dasar.

Menurut Rutherford (Nana Sujana:1987) “bahwa dengan melibatkan siswa kedalam

pembelajaran sains sejak dini, akan menghasilkan generasi dewasa yang melekat sains pada dirinya dan dapat manghadapi berbagai tantangan hidup yang semakin kompetetif.

(11)

karena iti hendaknya guru sebagai pelaksana mempergunakan berbagai macam pendeketan yang banyak melibatkan siswanya dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki pengalaman langsung dalam setiap pembelajaran.

Secara umum siswa TK, SD, dan SLTP yang berusia antara 5-15 tahun masih memerlukan bimbingan, dukungan, dan pengakuaan sehingga seorang pendidik yang “power -for” dengan kata lain pendidik yang memperhatikan peningkatan proses

pembelajaran siswa dan selalu berusaha menyediakan kegiatan yang relevan, menimbang, mengarahkan, serta memotivasi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh semua pihak.

Dalam pembelajaran “guru harus menghindari sikap yang “power of” yang dapat

digambarkan sebagai pendidik yang selalu merasa mempunyai kemampuan lebih dibanding siswa sehingga tidak memandang siswa sebagai individu yang

memiliki potendsi”Bell (Budiningsih, 2008 : 43). Hal serupa diutarakan oleh Ausuble (C. Asri

Budiningsih, 2008 : 44)

Faktor yang paling penting untuk mempengaruhi belajar siswa adalah konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah ada dalan struktur kognitif siswa itu sendiri. Maka pembelajaran akan lebih aktif, kreatif, epektif, dan menyenangkan maka hasil belajar akan lebih bermakna dan lebih berkualitas.

Kenyataan di lapangan siswa lebih banyak menerima bahan ajar yang bersipat verbal yang menjadi pemahaman pola piker bersipat abstrak termasuk dalam memahami konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA seperti Stuktur Tumbuhan, sehingga siswa merasa sukar memahami pelajaran dan siswa merasa jenuh berada di dalam kelas.

(12)

Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA masih banyak pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher centered), tidak melihat kepada siswa sebagai individu yang memiliki potensi pada diri mereka, seharusnya pembelajaran lebih terpusat pada siswa (student centered) banyak melibatkan siswa yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung. KKM IPA SDN 2 Jati adalah 60, tetapi ada saja siswa yang belum mencapai target dari KKM tersebut 5 orang dengan nilai 50 jumlah 250 (16%), 9 orang nilainya 55 jumlah 495 (30%) dan 16 orang dengan nilai 70 jumlah 1120 (53%) target kelulusan 85% dengan nilai rata-rata kelas sekarang 62,16.

Menurut pandangan kontruktivisme pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar.Prinsif yang paling umum dan paling esensial dari konstrutivisme adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan diluar sekolah bukan dari bangku sekolah.Melalui pendekatan ini, diharapkan kualitas hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang ditunjukan dengan pemahaman struktur pada tumbuhan.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran agar dapat meningkatkan keaktifan sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu alternatif model pembelajaran IPA yang diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan memberikan penguatan terhadap kualitas

pembelajaran IPA di SD sebagai sarana penelitian adalah dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

(13)

masalah seperti itu adalah pendekatan konstruktivisme yang ditunjukan dengan pemahaman struktur pada tumbuhan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1 Bagaimana RPP yang harus dikembangkan sesuai dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran struktur tumbuhan?

2 Bagaimana aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran mengenai struktur tumbuhan melalui pendekatan konstruktivisme?

3 Bagaimana hasil belajar siswa yang diperoleh pada struktur tumbuhan melalui pendekatan konstruktivisme?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui :

1 RPP dalam pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan konstruktivisme pada materi struktur timbuhan.

2 Aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran, struktur tumbuhan, berlangsung melalui pendekatan konstruktivisme.

(14)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan hasil dari penelitian ini adalah: 1 Bagi Siswa

a. Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman belajar siswa agar lebih bermakna dan termotivasi melalui konflik kognitifnya sendiri.

b. Mengembangkan kreativitas dan keterampilan berpikir siswa dalam menentukan dan membangun konsep sendiri yang dipelajari.

2 Bagi Guru

a. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi guru dalam mengembangkan proses belajar mengajar.

b. Meningkatkan keterampilan dalam mengelola perencanaan dan melaksanakan pendekatan konstrutivisme pada materi tentang akar tunggang dan akar serabut. 3 Bagi Peneliti

a. Bisa berintraksi dan mengetahui karakter dan kemauan serta kebiasan siswa.

b. Untuk mengetahui model dan bentuk pembelajaran yang cocok yang akan digunakan.

4 Bagi Sekolah

(15)

E. Definisi Oprasional

1 . Hasil belajar

Hasil Belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa

dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono

(2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi

guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar

merupakan puncak proses belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha, dalam hal

ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dilihat pada setiap mengikuti tes”.Hasil

belajar dalam penelitian ini di-peroleh melalui tes yang diberikan setelah pembelajaran berakhir pada

setiap akhir siklus (hhtp://ppg-pgsd.blagspot.com2012/04 pengertianhasilbelajar.htm).jadisuatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses pembelajaran, mencakup bidang Kognitif (pengetahuan dan kemampuan), Apektif (sikap perhatian dan nilai) Psikomotor (keterampilan) setelah menerima pengetahuan belajar yang telah diberikan

2 . Pendekatan

Pendekatan adalah pola atau dasar berpiker dalam melaksanakan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pendekatan digunakan oleh seorang guru akan menentukan strategi dan model dalam pembelajara.

3. Konstruktivisme

Menurut Mc Brien and Brandt (Sutardi, 2007:125) “Contructivismis an approach to teachingbaseg on research about how people learn. Many researcher say that each individual

(16)

pembelajaran berdasarkan kepada penelitian tentang bagaimana manusia belajar. Kebanyakan penelitian berpendapat setiap

individu membangun pengetahuannya dan bukan hanya menerima pengetahuan dari orang lain.Menurut Briner,M (Sutardi, 2007:125) “ They are constructing their own knowledge by testing ideas and approaches based on their prior knowledge and

experience, applying these to a new situasion and integrating the new knowledge gained with

pre-existing intellectual contructs.”Dengan kata lain siswa membangun pengetahuan mereka dengan menguji ide-ide dan pendekatan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada, mengaplikasikannya kepada situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan membangun intelektual yang sebelumnya sudah ada

(http:krzi.wordpress.com/2011/09/02pendidikankonstruktivisme).Jadi Konstruktivisme adalah

bahwa pengetahuan dikonstruksi sebagai usaha siswa dalam mengorganisasikan pengalaman-pengalaman untuk menghubungkan dengan skema-skema atau struktur kognitif yang telah ada sebelumnya. Dalam penelitian ini secara oprasional, konstruktivisme diartikan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang

menyatakan bahwa dalam proses belajar siswa aktif secara mental membangun pengetahuan sendiri, dengan dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya.

4. Struktur tumbuhan

Struktur tumbuhan adalah sekumpulan sel-sel tumbuhan yang mempunyai bentuk, asal, fungsi dan struktur yang sama dan gambaran tentang stuktur tumbuhan

(17)

F. Hipotesis Tindakan

Berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPA dapat dipengaruhi beberapa faktor, diantara salah satunya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan, pada pembelajaran struktur tumbuhan diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang menuntut siswa aktif secara mental dan terlibat lansung dalam pembelajaran. Adapun hipotesis peneliti rumuskan adalah “ Terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas IV pada

(18)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan metoda penelitian tindakan kelas(Classroom Action Research) sebagai prosedur pelaksanaan penelitian digunakan metoda kualitatif yang menghasilkan data secara dekriftif dalam bentuk uraian dan laporan. (Classroom Action Reseatch) atau di singkat CAR dalam bahasa Inggris yaitu penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelas atau disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran.

PTK ini dilaksanakan sebagai upaya guru meningkatkan aktivitas dan kualitas hasil belajar siswa tentang strukur tumbuhan.Selama ini pemahaman siswa sangat lemah, aktivitas siswa kurang berkembang dan pada umumnya hanya mampu memahami materi secara verbal.

B. Model Penelitian

PTK ini dilaksanakan melalui proses pengkajian yang terdiri dari empat tahapan seperti Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Roben Mc Taggart ( Susilo 2007:20) “komponen penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan yaitu: (a)

perencanaan (planning), (b)aksi/tindakan (action), (c) observasi (observing), dan (d) refleksi (refleting) dalam setiap siklus “.

Tahapan pertama berisi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki,

meningkatkan atau perubahan dan sikap sebagai solusi.

Tahapan keduaapa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai perbaikan, prningkatan

(19)

Tahapan ketiga kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan

terhadap siswa.

Tahapan keempat refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan

guru dalam PTK, pada kegiatan ini juga ditelaah aspek-aspek mengapa, bagaimana, dan sejauh mana tindakan yang dilakukan maupun memperbaiki masalah secara bermakna, relevan, inilah peneliti dapat melakukan pada tindakan berikutnya.

C. Subyek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa 30 orang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 16 orang perempuan. Sekolah dasar Negeri 2 Jati ini terletak diantara pemukiman penduduk yang jauh dari keramaian kota, terletak didataran tinggi pemandangan yang begitu indah, dan dikelilingi danau saguling, latar belakang ekonomi keluarga siswa cukup beragam kebanyakan berfropesi sebagai petani. Alasan peneliti memilih subjek tersebut adalah peneliti menginginkan adanya peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA disekolah tersebut, dan adanya peningkatan hasil belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran IPA.

Fokus penelitian adalah pembelajaran struktur tumbuhan di kelas IV sekolah dasar melalui pendekatan konstruktivisme.Pemahaman yang kurang dan pasifnya aktivitas belajar siswa di dalam kelas dikarenakan pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat.Berdasarkan kenyataan itu, peneliti mencari alternative pembelajaran dengan menggunakan pendekatan yang dianggap dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa tentang Struktur Tumbuhan. Salah satu

(20)

D. Prosedur Penelitian

Medel penelitian yang digunakan adalah model siklus berulang dan berkelanjutan, medel ini terdiri dari empat tahap, selanjutnya alur pelaksanaan PTK dapat digambarkan seperti gambar berikut: Menurut Kemmis dan Taggart (dalam Susilo2007)

SIKLUS I

SIKLUS II

Rencana

Refleksi

Tindakan I

Observasi

(21)

Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tahap Perencanaan

Rencana tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan

masalah yang akan dipecahkan . Penelitian Tindakan Kelas yang akan ditempuh yaitu akan dilaksanakan sebanyak tiga siklus. Adapun langkah yang akan dilaksanakan pada perencanaan tindakan yaitu berupa observasi awal diantaranya:

a. Mengkaji kurikulum kelas IV semester ganjil, pada mata pelajaran IPA dengan materi pokok Struktur Tumbuhan untuk dijadikan objek penelitian yang sesuai dengan waktu penelitian.

b. Merancang/merumuskan rencana pembelajaran pada materi Struktur Tumbuhan menggunakan pendekatan kostruktivisme untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

c. Menyusin dan menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) untuk masing-masing rencana pembelajaran pada siklus I dan II untuk diselesaikan dan dibahas oleh masing-masing kelompok belajar siswa.

d. Menyusun dan menyiapkan instrument observasi aktivitas belajar siswa selama penggunaan pembelajaran konstruktivisme dalam mata pelajaran IPA.

Tindakan II Observasi

(22)

e. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi (tes) untuk masing-masing rencana pembelajaran untuk mengukur hasil belajar siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme . Yaitu dengan langkah-langkah:

a. Tahap pengetahuan awal b. Tahap eksplorasi

c. Tahap diskusi dan penjelasan konsep d. Tahap pengembangan dan aplikasi konsep

Dengan memperhatikan hasil analisis terhadap kemampuan awal siswa, peneliti menyusun rencana pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme yang terdiri dari dua siklus.Masing-masing rencanma tindakan pembelajaran dilengkapi dengan lembar kerja siswa (LKS) dan alat-alat atau media IPA yang diperlukan.Kegiatan selanjutnya mengelompokan siswa untuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

3. Tahap Observasi

(23)

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yaitu dengan menggunakan lembar observasi.Lembar observasi merupakan suatu alat yang didalamnya terkumpul data untuk digunakan dalam penganalisaan. Pelaksanaan suatu tindakan bias saja tidak menghasilkan perubahan, hal ini harus segera dicermati penyebabnya ditentukan langkah-langkah perbaikan.

Pada tahap observasi guru dibantu seorang observer atau teman sejawat yang menjadi mitra dalam melakukan penelitian tindakan kelas.Observer berperan sebagai penilai penampilan dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sedang dan telah dilaksanakan.

4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahap yang paling penting ketika akan melaksanakan suatu tindakan karena dalam tahap refleksi terdapat kegiatan menganalisis, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari pelaksanaan penelitian sehingga peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Hasil yang didapat dalam tahap observasi, guru dapat melihat gambaran umum mengenai kegiatan yang telah dilakukan.Dengan tujuan sebagai bahan acuan dalam perencanaan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penilaian penelitian terdiri dariinstrument pembelajaran dan instumen penelitian.

1. Instrumen belajar

(24)

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Perencanaan pembelajaran memiliki pran penting dan strategi dalam kegiatan pembelajaran, terutama sebagai alat proyeksi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung.Dengan demikian perencanaan pembelajaran memiliki banyak fungsi antara lain: Sebagai pedoman atau paduan kegiatan , menggambarkan hasil yang akan dicapai, sebagai alat control, dan sebagai alat evaluasi.

Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran oprasional dalam kurikulum yang ditetapkan, sedangkan aplikasi dari perencanaan akan akan terlihat dalam kegiatan pembelajaran, dengan demikian antara kurikulu, perencanaan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran serta hasil yang dicapai mempunyai hubungan yang sangat erat, sistimatis dan merupakan suatu kesatuan yang sangat terkait.

Dalam menyusun rencana pembelajaran harus berpatokan pada kurikulum yang berlaku, yaitu KTSP.KTSP digunakan sebagai paduan dalam menyusun RPP.Perencanaan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dan acuan langkah-langkah serta sekenario dalam pelaksanaan tindakan.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah berupa permasalahan soal yang harus selesaikan siswa secara berkelompok dalam kegiaatan pembelajaran struktur tumbuhan secara berkelompok.

(25)

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian suatu alat untu meneliti suatu pembelajaran a. Lembar observasi

Lembar observasi pada penelitian ini terdiri dari lembar observasi guru, lembar observasi aktivitas siswa dan observasi intraksi siswa dalam kelompok. Lembar observasi merupakan instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan dilapangan terhadap aktivitas siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran, selama ini observasi dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan

Kergiatan observasi difokuskan pada aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, baik ketika guru menyampaikan informasi maupun ketika siswa melakukan kegiatan pembelajaran.

b. Lembar tes

Lembar tes terdiri dari lembar tes awal dan lembar pos tes.Lembar tes awal digunakan pada waktu sebelum pelaksanaan penelitian. Lembar evaluasi merupakan alat bantu yang diberikan kepada siswa yangberisi butir soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Lembar evaluasi dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang dicapai siswa setelah melakukan proses

F. Teknik Pengolahan Data

1. Teknik Pengolahan Data Hasil Observasi a. Reduksi Data

(26)

b. Klasifikasi Data

Mengklasifikasi data yang diperoleh dari siklus Idan Siklus II dengan mengacu pada RPP.Tujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa yang diharapkan terjadi atau yang tidak diharapkan terjadi juga untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diperoleh. Dan untuk mempermudah data-data tersebut kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis datanya, missal:

1). Data tentang aktivitas siswa 2). Data tentang aktivitas guru 3). Data tentang hasi belajar c. Disflay Data

Mendekrifsikan data yang sudah diperoleh baik dalam bentuk narasi, uraian ataudalam bentuk label juga gerafik.

d. Interpretasi Data

Menafsirkan data-data yang sudah didisplay baik data dalam bentuk label atau data bentuk gerafik.

e. Refleksi

(27)

2. Teknik Pengolahan hasi Tes a.Scoring

Soal yang digunakan pada penelitian ini berupa isian yang berjumlah 5 soal dan .pilihan ganda 10 soal,untuk soal isian mempunyai bobot skor 20 dan pilihan ganda 10 apabila dapat menjawab dengan benar akan jumla 200 dibagi 2 sehingga skor maksimal yang dapat diperole adalah 100. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk setiap jawaban benar dengan rumus:

Nilai = Jumlah jawaban benarX 100%

Jumlah seluruh soal

b. Menghitung rata-rata

1). Rata-rata hitung hasil belajar (pos tes), dapat dihitung dengan menggunakan

rumus.

Rata-rata nilai pos tes =Jumlah keseluruhan jumlah siswa Jumlah siswa

2). nilai rata-rata hasil belajar tindakan siklus dibandingaknan dengan KKM . 3). Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I ke II dibandingkan dengan rata-rata

nilai belajar konvensional/Pra siklus

4). Membuat grafik pola skor pos tes berdasarkan rata-rat hitung.

(28)

sehingga akan tampak jelas pola kecendrungan prubahan hasil belajar setiap siklus.

E. Analisis Data Hasi Tes

1. Skoring

Kriteria penilaian pada pos tes siklus I dan Siklus II adalah berupa uraian yang berjumlah 5 soal, dimana tiap soal mempunyai bobot skor 20 apabila siswa dapat menjawab dengan benar sehingga skor maksimal yang dapat diperoleh adalah 100.

2. Nilai Rata-rata

Hasil akhir pos tes (nilai rara-rata) dikelompokan menjadi beberapa katagori sebagai berikut.

Tabel 3.2

Katagori Nilai rata-rata Siswa

No Rentang Nilai Katagori

1. 90-100 Sangat Baik

2 70-89 Baik

3 50-69 Cukup

4 30-49 Kurang

(29)

Sedangkan untuk persentase KKM dapat dikelompokan menurut katagori sebagai berikut;

Tabel 3.3

Katagori Perolehan Persentase KKM Siswa

No Persentase Katagori

1 60%-100% Berhasi (tuntas)

(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasrkanhasilpenelitian, deskrifsi, analisis, danpembahasanpadapembelajaran IPA konsepstrukturpadatumbuhandenganpendekatankonstruktivisme yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Jati UPT KecamatanSagulingKabupaten Bandung Barat dapatdisimpulkansebagaiberikut:

1. Perencanaanpembelajarandenganmenerapkanpendekatankonstruktivismepadapembelajara

n IPA

tentangstrukturtumbuhanterbuktiefektipdalammenanamkanpemahamankonsepdanmenjadi kansiswamenjadiaktif, perencanaanharusdibuatterlebihdahuluyaitudenganmembut RPP,

LKS danalatperaga yang akandigunakan.

Dalamkegiatanbelajarmengembangkanketerampilanintelektualdansikapilmiah.

Langkah-langkah yang harusdiperhatikandalampembelajaran yang

dimulaidenganmenyajikanmasalah, mengamatidaripemasalahan yang dimunculkanmembuathipotesis, mengajukanpertanyaan, merancangpenelitian, melakukanpenelitiandanmenyimpulkanhasihpenelitiaan.

2. Pelaksanaanpembelajarandenganmenggunakanpendekatankonstruktivismepadapembelaja ran IPA tentangstrukturtumbuhanternyatadapatmeningkatkanaktivitassiswadan guru dalampembelajaran.Siswadapatbelajarlebihmandiridanaktifmenemukan,

memecahkanmasalahsendirisehinggapembelajaranberpusatpadasiswasedangkanpran guru sebagaifasilitator yang memberikankemudahandalampembelajaran.

3. Pembelajaran IPA

(31)

ngkatkanhasilbelajarsiswa. Hal initerbuktidarinilai rata-rata padasetiapsiklusdalamsetiaptindakanmengalamipeningkatannilai rata-rata siswapadaawaltessebesar 62,16persentaseketuntasan KKM 53,33% yang belummencapaiKKM 46,66% danpadasiklus I nilai rata-rata siswasebesar 73 danpersentaseketuntasan KKM 83.33% yang belummencapai KKM 16,66% sertapadasiklus II dengannilai rata-rata siswasebesar 81,33 danpersetaseketuntasan 93,33% yang belummencapai KKM 6,66% .

B. Saran

Berdasakantemuanhasilpenelitian yang diperoleh, makadapatdikemukakanbeberapa saran:

1. Dalampembelajaran IPA,

pendekatankonstruktivismedapatdilakukansebagaisalahsatucarauntukdapatmenggungk apkankonsepsiawalpembelajarandaripengetahuanawal yang dimilikisiswa.

2. Untukmengepektifkanwaktudalampembelajaran, guru

sebaiknyamemberikantugasterlebihdahuludipertemuansebelumnya.

3. Untukmeningkatkanpemahamanbelajarsiswa, guru

sebaiknyamenggunakanpendekatankonstruktivismedalampembelajaran.

4. Guru kinitidaklagimentransferilmumelainkansebagaifasilitator, sehinggasiswalabihcakapdalamberkomunikasi.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.Dkk. (2007). PenelitianTindakanKelas. Jakarta: BumiAksara. Aqib, Zainal. (2006). PenelitianTindakanKelas Guru.Bandung:RamaWidya. BudiningsihAsri,C. (2008). BelajardanPembelajaran.Jakarta: PT RinekaCipta.

Depdiknas.(2003). Undang-undang RI NO.20 Tahun 2003

TentangSisdiknas.Jakarta:Depdiknas.

Djumhana Nana. StudiAlternatifdalammeningkatkanPembelajaran IPA di SD.Diktat,UPI Bandung: Tidakditebitkan.

Haryanto.(2007). SainsUntuk SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga.

HasilBelajar. [online]. Tersedia: http;//ppg-pgsd.blogspor..com/2012/04.[10 November 2012].

Karli, Hilda &Yuliarianingsih,S. (2008). ImpelementasiKurikulumberbasisKompetensi, model-model pembelajaran. Bandung: PT. Bima Media Informasi.

Suparno, Paul.(1996). FilsafatKonstruktivismedalamPendidikan.

Sudjana Nana. (1990). .PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Sujana Nana. (1987). Penilaian Hasil Belajar. Bandung: PT Remaj Rosdaya.

UPI.(2009). PedomanPenulisanKaryaIlmiah. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.

PendekatanStrategiKonstruktivisme [online].Tersedia:

http://akhmadsurdrajat.wordpress.com/2008/09/12 Pendekatan – strategi-metodekonstruktivisme. [10 November 2012].

Pendekatankonstruktivisme. [online]. Tersedia: http://krizi,wordpress.com/2011/09/12.[11 November 2012].

Gambar

Tabel 3.2 KatagoriNilai Rata-rata Siswa..................................................
Grafik 4.1 PerbandinganNilai Rata-rata PraTesdanSiklus I..........................72
Gambar 2.1 DemensiSainsSebagaiIlmu.....................................................
Gambar 3.1. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

HUBUNGAN PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT.. STUDIO CILAKI

Kraige L.G, Meriam J.L, 1995 ,” Mekanika Teknik Dinamika”, edisi kedua,

Komponen Pengeluaran Responden untuk Usaha Tambak Silvofishery (lanjutan) 2.. Biaya

MODEL PEMBINAAN AKHLAK MULIA DALAM MENINGKATKAN DAN MENJAGA DISIPLIN KEBERSIHAN DI PONDOK PESANTREN AL-BASYARIYAH BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

SIKLON RURALED LAMPU PJU LED SINGLE CHIP AC/DC buah..

Benda yang massanya menyebar jauh dari porosnya akan berputar lebih lambat dari pada. benda yang massanya menyebar

Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan  sesuai dengan peraturan