KAJIAN TENTANG PROGRAM “UJIAN KADER” PADA PARTAI
GOLKAR DALAM MENINGKATKAN ETIKA POLITIK (Studi Kasus Pada DPD Partai Golkar Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Dalam Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Disusun oleh
Vina Yuliana
0901027
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
Kajia Te ta g Progra Ujia Kader Pada
Partai Golkar Dalam Meningkatkan Etika Politik
(Studi Kasus Pada DPD Partai Golkar Kota Bandung)
Oleh
Vina Yuliana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Vina Yuliana 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN TENTANG PROGRAM “UJIAN KADER” PADA PARTAI GOLKAR DALAM MENINGKATKAN ETIKA POLITIK
(Studi Kasus Pada DPD Partai Golkar Kota Bandung)
Oleh:
Vina Yuliana
Disetujui Dan Disahkan Oleh Pembimbing : Pembimbing I
Prof.Dr.Idrus Affandi, S.H NIP. 19540404 198101 1 002
Pembimbing II
Syaifullah.S.Pd., M.Si. NIP. 19721112 199903 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
ABSTRAK
Vina Yuliana (0901027) KAJIAN TENTANG PROGRAM “UJIAN KADER” PADA PARTAI GOLKAR DALAM MENINGKATKAN ETIKA POLITIK
(Studi Kasus Pada DPD Partai Golkar Kota Bandung)
Partai merupakan salah satu organisasi yang beranggotakan kader yang memiliki tujuan dan ideologi yang sama. Partai merupakan organisasi yang menjadi wadah bagi aspirasi masyarakat serta sebagai sarana pendidikan untuk meningkatkan etika dan moral anggotanya angar menjadi warga Negara yang baik.
Penelitian ini berisikan beberapa rumusan masalah yaitu: (1) Apa yang
menjadi materi program “Ujian Kader”; (2) Pendekatan dan metode apa yang di
terapkan Partai Golkar dalam merancang, melaksanakan, serta mensosialisasikan
program “Ujian Kader”; (3) Kendala apa yang dihadapi Partai Golkar dalam
melaksanakan program “Ujian Kader”; dan (4) Apa upaya yang ditempuh partai
Golkar dalam mengatasi kendala yang ada.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode study kasus. Penelitian ini mengungkapkan beberapa
fakta terkait program “Ujian Kader”, data dikembangkan dan diperoleh melalui
wawancara, observasi, study dokumentasi, catatan lapangan, serta literature terhadap pengurus serta kader Partai Golkar dan masyarakat setempat.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) materi yang diambil untuk program
“Ujian Kader” adalah materi kenegaraan yang berisikan Empat Pilar Kebangsaan,
yang bertujuan agar kader dapat membentuk kader yang berkarakter dan bermilitansi tinggi serta paham akan kewajiban dan etika dalam berpolitik, materi ke-Golkar-an yang berisikan mengenai aturan-aturan yang ada di Partai Golkar, materi umum atau pembekalan kemampuan dalam memimpin serta berbicara didepan umum, dan materi mengenai pengenalan tokoh Golkar; (2) pendekatan yang digunakan oleh Partai Golkar adalah pendekatan Bottom Up dengan metode diskusi dan person to person sehingga kader dapat berperan aktif dalam segala kegiatan serta dapat menyampaikan aspirasinya pada partai sebagai organisasi yang memfasilitasi; (3) kendala yang dihadapi berupa karakter dan sifat pragmatis serta kekurangan kemampuan yang
dimiliki oleh kader, anggaran dana pelaksanaan program “Ujian Kader”, dan waktu pelaksanaan program “Ujian Kader”; (4) upaya dalam mengatasi kendala berupa
ABSTRACT
Vina Yuliana (0901027) STUDY PROGRAM "CADRE EXAM" Golkar PARTY ON IMPROVING THE POLITICAL ETHICS
(Case study DPD Golkar Bandung)
The party is one of a cadre organization whose members have the same goals and ideology . The party is the organization that became a platform for people's aspirations and as a means of education to improve the ethics and morals of its members Angar become good citizens .
This study contains some formulation of the problem , namely : ( 1 ) What are the program material " Cadre Exam " , (2 ) what approaches and methods applied Golkar Party in designing , implementing , and disseminating the program " Cadre Exam " , (3 ) Constraints what Golkar Party faced in implementing the program " Cadre Exam " , and ( 4 ) What efforts taken by the Golkar party in overcoming existing constraints .
The approach taken in this study is a qualitative approach using a case study method . This study reveals several facts related programs " Cadre Exam " , the data is developed and obtained through interviews, observation , study documentation , field notes , as well as literature on the board as well as a cadre of the Golkar Party and the local community .
DAFTAR PUSTAKA A. Buku
Adian, D G. (2005). Menyoal Dimensi Kultural Demokrasi. Jakarta: Sinar Harapan, Tajuk Rencana
Affifudin dan Saebani, A. (2009). Metode Penlitian Kualitatif. Bandung: PT Pustaka Setia
Alfian, M A. (2008). Dari Perbendaharaan Etika Politik. Jakarta: The Akbar Tanjdung Institute
. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
. (2009). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gelar Pustaka Mandiri
Bernard P, D. (1998). Paul Ricoeur : The Promis and Risk of Politics. Boulder: Rowman and Littlefield
Blondel, J (1995). Dual Leadership in the Contemporary World, dalam Dennis Kavanagh dan Geene Peele, eds., Comparative Government and Politics: Essays in Honour of S.E. Finer. London: Heinemann
Budiardjo, M ( 2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
. (1982). Partisipasi dan artai Politik Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Gramedia Pustaka
Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.
Cogan. (1999). Developing The Civil Society : The Role of Civics Education Bandung: CICED
Darmawan, C. (2008). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn Press
F. Budi H, Robertus R, A. Wibowo, Hidya T, Bagus T (Introduction). (2011). Empat Essai Politik. Jakarta: www.SriMulyani.Com
Firmanzah (2011). Mengelola Partai Politik. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Friedrich. C J. (1967). Effendi, I. (2008). Contitutional Goverment and Democracy: Theory and Practice in Europeand America. Waltham: Balisdell Publishing
Fuadi, A. (2010). Negeri Lima Menara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum
Idrus, M. ( 2007). Metode Penelitian Ilmu-ilmu Sosial (Pendekatan Kualitatid dan Kuantitatif). Yogyakarta UII Press
Kencana, I. (1997). Ilmu Politik. Jakarta: Rinea Cipta
Koirudin. (2004). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Meolong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rossdakarya: Bandung.
Muhibhin, S. (2000). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Catatan ke Lima (revisi), Mei 2000. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nainggolan, Z S. (1997). Pandangan Cendekiawan Muslim Tentang Moral Pancasila, Moral Barat, Dan Moral Islam. Yogyakarta: Kalam Mulia.
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nazir. (1983). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia.
Notoatmodjo. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rhineka Cipta
Parson, W. (2006). Public Policy: Pengantar Praktik dan Teori Analisis Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup
Poedjawijatna. (1982). Etika: Filsafat Tingkah Laku. Jakarta: PT. Bina Aksara
Poespoprodjo, W. (1986). Filsafat Moral: Kesusilaan dalam teori dan Praktek. Bandung: Remaja Karya
Rachman, A, A. (2006). Citra Khalayak Tentang Golkar. Jakarta: Pusat Studi Agama dan Peradaban
Rudy, T M. (2008). Pengantar Ilmu Plitik. Bandung: Refika
. (1992). Teori, Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional: Refika Aditama.
. (1998). Administrasi dan Organisasi Internasional, Bandung: PT Refika Aditama
Sinaga, K. (2008). Tentang Etika Politik. Jakarta: Kompas
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Pendekatan Kuantitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sukarna. (1981). Sistem Politik. Bandung: Penerbit Alumni
Suseno, F M. (1989). Etika Dasar. Yogyakarta: Kanisius
. (2003). Etika Politik – Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. Jakarta Gramedia
Susetyo, B Pr. (2005). Etika Politik dan Politik Reformasi. Jakarta: Tajuk Renana
Tandjung, A. (2008). The Golkar Way. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Wuryan, S dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewargangaraan (Civics). Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI
Zamroni (Tim ICCE). Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarya: BIGRAF Publishing
Zuriah, N. (2007). Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Persfektif Perubahan. Jakarta: Bumi Aksara
B. Karya Ilmiah, Undang-undang, Internet, dan Sumber Lainnya.
AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 7 Mengenai Tujuan Umum
AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 8 Mengenai Tujuann Khusus
AD ART DPD Partai Golkar BAB IV Pasal 9 Mengenai Misi dan Visi
Arsip Badan Kehormatan Negara Republik Indonesia
Arsip Nasional Partai Golkar (1973)
Arti Kata. Tersedia di:http://www.artikata.com[Online]. Diakses tanggal 14 Mei
2013.
Fauziah, L. (2009). Pola Kaderisasi Bagi Partai Politik Stud Kasus Partai Golkar Kota Malang. Skripsi pada Program Sarjana Universitas Malang
Golkar. Tersedia di: http://www.golkardki.net [Online]. Diakses tanggal 12 Januari 2012
Peraturan KU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tahapan Pemilu Anggota DPR, DPD, san DPRD Tahun 2014
Politik Kompasiana. Tersedia di: http://www.politik.kompasiana.com [Online]. Diakses tanggal 03 Januari 2013
Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik
Viva News. Tersedia di: http://www.vivanews.com [Online]. Diakses tanggal 12 Januari 2012
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Partai Golongan Karya atau lebih dikenal dengan Partai Golkar dalam
perjalanan politiknya sudah berjalan cukup lama, terbukti Partai Golkar adalah
salah satu partai yang sudah berdiri dan mengikuti pemilihan umum dari awal
pemilihan yaitu dalam Pemilu 1971 (Pemilu pertama dalam pemerintahan Orde
Baru Presiden Soeharto). Berdasarkan data yang diperoleh melalui situs resmi
Partai Golkar (www.golkardki.net) menyatakan bahwa pada pemilu pertama,
Partai Golkar sukses besar dan berhasil menang dengan 34.348.673 suara atau
62,79 % dari total perolehan suara. Perolehan suaranya pun cukup merata di
seluruh Provinsi. Sampai pada saat ini Partai Golkar masih berada dalam susunan
Partai Politik yang di anggap masih berkompeten dan berhasil menciptakan para
tokoh politik yang menjadikan Partai Golkar sebagai dasar dalam proses
peningkatan etika politik di Indonesia.
Hal di atas diperkuat dengan data dari Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia Pusat (KPU) Tahun 2009, tercatat sejak tahun 1971 sampai dengan
tahun 2009 total sebanyak 72,7% dari politisi yang ada di Indonesia adalah politisi
yang menjadikan visi golkar sebagai dasar peningkatkan politik di Indonesia, dan
sebanyak 35,8% politisi keluaran partai golkar mendirikan partai baru dengan
program yang diadopsi dari Partai Golkar sebagai dasar utama untuk
meningkatkan etika politik kader di Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan
program dari Partai Golkar sangat berpengaruh dalam peningkatan etika politik di
Indonesia.
Berdasarkan hasil prapenelitian penulis dari beberapa narasumber DPD
Partai Golkar Kota Bandung, diantaranya Bapak Yayat yang menjabat sebagai
Ketua Sekretaris menyatakan bahwa terjadi penurunan etika politik pada Partai
Golkar, hal itu dibuktikan dengan adanya Kader Partai Golkar yang melakukan
pelanggaran etika berupa pelanggaran norma asusila dan pelanggaran dalam kasus
korupsi dana PON ke XVIII (www.antaranews.com 27-02-2013) pada Tahun2012
. Adanya penurunan pada etika politik pada Kader Golkar membuat membuat
Partai Golkar mengalami Delegitimasi Moral atau kehilangan atau penurunan
keapsahannya pada masyarakat maupun dari Partai Golkar sendiri. Hal itu
memberikan dampak negatif berupa penurunan kepercayaan pada Partai Golkar
karena turut membawa Partai Golkar sebagai Partai yang menaungi kader-kader
tersebut.
Pada saat krisis kepercayaan masyarakat terhadap kader bergejolak, kader
akan kehilangan legitimasi moral di tengah masyarakat yang akan menyebabkan
ketidakpercayaan pada partai yang menaungi kader itu sendiri. Seperti yang telah
diketahui bersama, bahwa sebuah partai politik yang mengikuti pemilihan umum
diharuskan untuk memenuhi ambang batas 3,5% dari keseluruhan suara (Putusan
MK pada Tinjauan UU Nomor 8 Tahun 2012) agar terus bisa berada dalam sistem
partai Indonesia. Maka sesuai dengan Putusan MK tersebut Partai Golkar harus
turut menata sistem intern dalam Partai Golkar, utamanya sistem dalam
peningkatan etika para kader.
Etika Politik pada Kader sendiri memiliki arti sebagai sebuah filsafat
moral atau pedoman dalam berpolitik yang baik sesuai dengan aturan dan
tanggungjawab bagi para kader. Saat kader memiliki etika politik yang baik, maka
tidak akan terjadinya penegasian fatsun politik atau pengingkaran terhadap etika
politik. Etika politik dianggap sangat berpengaruh dalam attitude para kader, hal
itu diperkuat oleh pernyataan dari pengamat politik Herry FK
(www.politik.kompasiana.com 03-01-2013) yang menyatakan bahwa:
“Dalam berpolitik pun ada kode etik yang mendasar yaitu Integritas dan
etika politik yang menjadi cerminan bagi attitude sang Politikus, dan seorang Politikus sesungguhnya adalah penjual integritas diri full packet sehingga seorang Politikus dapat dikatakan sukses apabila mampu menjual setinggi-tingginya integritas dirinya.”
Sesuai dengan pernyataan di atas maka dapat dideskripsikan bahwa etika
politik menjadi salah satu point penting dalam tingkah laku para kader partai.
sama lainnya dan saling memiliki keterkaitan. Selain itu etika politik menjadi
bagian terpenting dalam pelaksanaan politik dilembaga maupun di masyarakat.
Partai dianggap sebagai wadah atau tempat terjadinya pendidikan politik
pada kader. Pendidikan politik yang diberikan mengacu pada etika politik bagi
para kader, maka hasil dari pendidikan politik yang diberikan partai pada kader
membuat kader memiliki tugas untuk mengantarkan aspirasi masyrakat terhadap
pemerintah.
Beranjak dari pemahaman di atas Partai Golkar dituntut untuk memiliki
kader yang beretika serta bermoral yang baik, sehingga dapat meyampaikan
aspirasi masyarakat sesuai dengan sasaran. Maka dari itu para kader Partai Golkar
dituntut agar memiliki sifat amanah dalam menjalani setiap tugasnya.
Sesuai dengan perubahan sistem politik yang ada di Indonesia kader partai
politik bisa berasal dari berbagai kalangan, contohnya dari kalangan publik figure
yaitu Tantowi Yahya dengan Nurul Arifin, dengan adanya kader dari berbagai
golongan yang tidak memiliki dasar etika politik yang kuat membuat partai harus
melakukan pendidikan politik pada kadernya agar tidak terjadinya penegasian
fatsun politik atau pengingkaran terhadap etika politik.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nur
Lailatul Fauziah (2009:121) yang menemukan bahwa:
“Kaderisasi Golkar berbeda dengan kaderisasi partai lain. Kaderisasi
Golkar lebih menggunakan sistem Top Down, sehingga Partai Golkar dapat memiliki kader dengan hasil yang matang dan tidak memiliki kader
yang terlahir secara instan.”
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan
kaderisasi politik yang baik akan menghasilkan etika politik yang bisa
dipertanggungjawabkan. Setiap kaderisasi dari setiap partai akan memunculkan
ciri khas yang berbeda, contohnya Partai Golkar dengan sistem kaderisasi
karakterdes yang memuat program “Ujian Kader” yang lebih menitik beratkan
pada etika politik kader.
Adanya pelanggaran etika yang dilakukan oleh kader Partai Golkar
membuktikan bahwa kader telah keluar dari aturan yang sudah diberlakukan oleh
membuat sebuah program yaitu “Ujian Kader” untuk meningkatkan etika politik
pada kader.
Dari beberapa data di atas maka peneliti merasa sangat tertarik untuk
meneliti Partai Golkar hususnya DPD Partai Golkar Kota Bandung. Setelah
penulis mengadakan studi pendahulan melalui observasi lapangan pada Partai
Golkar Kota Bandung yang terletak di Jalan Pelajar Pejuang 45 No. 113
menunjukan bahwa Partai Golkar memiliki sebuah program yang khusus
menyoroti pada kinerja dan etika politik para kadernya. Perwujudan dalam
peningkatan etika politik yang dilakukan oleh Partai Golkar dapat dibuktikan
dengan adanya sebuah program Ujian Kader.
Menurut Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar) dalam pidatonya
(Viva News – 2 Juli 2011) mengatakan bahwa: “Ujian Kader merupakan suatu
pemantapan (etika politik) yang dilakukan kepada kader untuk memantapkan
pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.”
Menurut pendapat di atas dapat dideskripsikan bahwa Ujian Kader
merupakan sebuah program yang memberikan pemahan dalam peningkatan moral
pada kader Partai Golkar khususnya pada peningkatan etika politik. Hal tersebut
bertujuan untuk menciptakan kehidupan berpolitik di masyarakat yang dinamis,
bertanggungjawab, dan mantap dalam pembangunan kesejahteraannya di lingkup
masyarakat.
Ujian Kader merupakan sebuah evaluasi yang dilakukan oleh Partai Golkar
terhadap para kader yang dilakukan secara berkala dalam setiap bulannya. Ujian
kader lebih menitik beratkan pada sebuah ujian atau tugas yang harus dikerjakan
oleh para kader terkait dengan masalah etika dilingkungan kelembagaan maupun
dilingkungan masyarakat, dan hasilnya akan menunjukan ukuran etika dari setiap
para kader. Ukuran tersebut berupa penilaian dari Partai Golkar secara objektif
yang diberikan pada kader yang disesuaikan dengan kapasitas etika yang dimiliki
B. Rumusan Permasalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi pokok
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apa materi Program Ujian Kader pada DPD Partai Golkar Kota Bandung?
2. Pedekatan dan metode apa yang diterapkan Partai Golkar kepada para kader
untuk mensosialisasikan Program Ujian Kader pada DPD Partai Golkar Kota
Bandung?
3. Apa kendala yang dihadapi Partai Golkar dalam menerapkan Program Ujian
Kader pada DPD Partai Golkar Kota Bandung?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memecahkan kendala yang dihadapi
dalam menerapkan Program Ujian Kader pada DPD Partai Golkar Kota
Bandung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menggambarkan secara jelas bagaimana proses sampai kendala dalam
pengaplikasian program “Ujian Kader” yang dilakukan oleh Partai Golkar
dalam meningkatkan etika politik para kader.
2. Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Mengetahui materi yang terkandung dalam Program Ujian Kader dalam
meningkatkan etika politik para kader.
b. Mengetahui pendekatan dan metode DPD Partai Golkar dalam
mensosialisasika serta menerapkan Program Ujian Kader terhadap para
Kader dalam upaya peningkatan etika politik.
c. Mengidentifikasi kendala yang dihadapi oleh Partai Golkar dari berbagai
aspek di lapangan maupun secara teknis dalam mensosialisasi serta
menerapkan Program Ujian Kader.
d. Mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam
memecahkan kendala yang terjadi saat mensosialisasi serta menerapkan
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah secara teoritis dan praktis:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesadaran politik maupun
kesadaran beretika dalam politik bagi Masyarakat Pendidikan Kewarganegaraan.
Selain itu kajian ini diharapkan dapat menjadikan panduan bagi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam menjadikan masyarakat atau khususnya mahasiswa
sebagai Warga Negara yang beretika dalam hal berpolitik maupun dalam
berpartisipasi politik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kader parpol:
1) Kader dapat lebih meningkatkan etika dalam berpolitik di lingkup
Kelembagaan dan di Masyarakat.
2) Kader dapat lebih mengevaluasi diri dalam kelebihan dan kekurangan
pada etika politik yang dimilikinya.
b. Bagi Partai Politik (Partai Golkar)
1) Mengetahui lebih jelas mengenai kelebihan serta kekurangan program
“Ujian Kader” sehingga bisa memperbaiki program “Ujian Kader”
untuk lebih efektif dalampelaksanaannya.
2) Dapat dijadikan sebagai panduan umum bagi Partai Golkar dalam
menerapkan program Ujian Kader bagi para kader partai agar hasilnya
sesuai dengan yang diharapkan.
c. Bagi Masyarakat
1) Dapat mengimplementasikan nilai-nilai etika dalam berpolitik di
kehidupan politik masyarakat umum.
2) Dapat turut serta membantu Partai Golkar dalam meningkatkan etika
politik para kader dengan memberikan sumbangsih pemikiran dalam
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang
terdapat dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Partai Poitik
Partai Politik adalah sebuah organisasi politik yang memiliki ideologi
tersendiri dengan tujuan yang disesuaikan dengan kepentingan partai politik dan
beranggotakan individu-individu yang memiliki visi, misi, dan tujuan yang sama.
(Cecep Darmawan, 2008: 63)
Melihat dari pengertian partai politik di atas, dapat disimpulkan bahwa
partai politik adalah sebuah organisasi yang memiliki tujuan tersendiri dan
berbeda pada setiap partainya dengan beranggotakan individu-individu yang
memiliki tujuan yang sama. Maksud dan tujuan yang berbeda pada setiap partai
yang membuat satu partai berbeda dengan partai lainnya.
2. Etika Politik
Franz Magnis Suseo menjelaskan bahwa “Etika Politik adalah filsafat moral tentang dimensi politis kehidupan manusia.” (Etika Politik 2003). Menurut pendapat tersebut dapat diartikan bahwa Etika Politik adalah sebuah pedoman
mengenai moral dalam hal berpolitik seorang individu yang diaplikasikan
dikehidupan bermasyarakat.
Sesuai dengan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa etika
politik adalah tata cara berpolitik yang baik dan sesuai dengan aturan yang
berlaku. Hal ini lebih dititik beratkan pada tata cara berpolitik yang dilakukan
oelh kader Partai Golkar.
3. Ujian Kader
Ujian Kader merupakan suatu pemantapan (etika politik) yang dilakukan
kepada kader untuk memantapkan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.
Dilihat dari pengertian di atas maka Ujian Kader adalah sebuah program
yang diberikan kepada kader dari Partai Golkar yang bertujuan untuk
meningkatkan etika para kader dengan tujuan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pada setiap wilayah.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini disesuaikan dengan masalah yang akan dibahas dan
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian
kualitatif lebih meneliti tentang kondisi sebuah objek tertentu, dan mengharuskan
peneliti menjadi instrumen utama untuk terjun langsung ke lapangan dalam
rangka mencari data atau informasi melalui observasi dan wawancara.
Pendekatan yang penulis pilih dirasa sangat tepat untuk mendapatkan data
yang akurat dan represetatif, serta penelitian ini memungkinkan untuk meneliti
fokus permasalahan yang akan penulis teliti seacara mendalam. Hal ini didasarkan
pada alasan bahwa permasalahan yang penulis kaji memerlukan sejumlah data
dilapangan yang sifatnya aktual.
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus.
Metode studi kasus dilakukan untuk meneliti suatu subjek yang sangat sempit,
namun ditinjau dari sifat penelitiannya lebih meneliti suatu subjek secara
mendalam dan lebih terpaparkan. Ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi
kasus meneliti lebih mendalam mengenai kelebihan, kekurangan, kendala, dan
solusi yang dihadapi oleh Partai Golkar dalam penerapan Program “Ujian Kader”.
Peneliti memandang metode ini tepat untuk digunakan dalam penelitian
ini, dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menggambarkan secara
mendalam mengenai materi,kendala, dan upaya yang dimilki oleh program Ujian
Kader Partai Golkar. Selain itu metode ini hanya bisa dilakukan pada objek yang
memilki permasalahan yang tidak dimilki oleh objek lain. Contohnya program
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Wawancara
Moleong, (2000, 150) menyatakan bahwa,
“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.”
Peneliti menggunakan teknik wawancara karena dianggap lebih luwes
dalam penyampaian pertanyaan yang diajukan. Susunan pertanyaan dan kata-kata
dalam setiap pertanyaan yang peneliti ajukan dapat diubah saat wawancara,
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara, termasuk
karakteristik politik, sosial, dan budaya (agama, suku, gender, usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya) responden yang dihadapi.
Wawancara yang akan peneliti lakukan akan ditujukan kepada Ketua
Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung, Kader DPD Partai Golkar Kota
Bandung, dan masyarakat dalam hal ini adalah pemuda dan instansia. Wawancara
ini berfungsi untuk mengetahui program Ujian Kader dalam segi metode
penerapan, kendala yang dihadapi, serta upaya dalam pemecahan kendala dalam
penerapan Ujian Kader Partai Golkar.
b.Observasi
Nazir, (1983:65) mengungkapkan bahwa,
“Metode survey (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.”
Dengan melakukan observasi secara langsung, tujuan dari metode studi
kasus dalam penelitian ini diharapkan akan dapat mengungkap fakta-fakta secara
Observasi ini bertujuan untuk memperoleh gambara secara nyata dan jelas
tentang materi Ujian Kader, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh Partai
Golkar untuk mensosialisasikan Program Ujian Kader, kendala serta pemecahan
masalah yang dilakukan oleh Partai Golkar pada Program Ujian Kader. Selain itu
observasi dilakukan untuk memperoleh data secara akurat, aktual, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
c.Studi Dokumentasi
Arikunto (1993:202) menyatkan bahwa studi dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat
kabar, majalah, prasasti dan sebagainya.
Studi dokumentasi dimaksud untuk memperkuat hasil wawancara dan
observasi yang telah dilaksanakan terkait maksud, tujuan, dan manfaat penelitian.
Dokumentasi yang dapat dikumpulkan berupa foto, peta konsep, gambar, serta
arsip-arsip yang dapat memperkuat penelitian yang penulis lakukan.
d. Studi Literatur
Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian.
Peneliti menggunakan berbagai literatur berupa buku, artikel, jurnal dari
media cetak dan media internet mengenai Program ”Ujian Kader” Partai Golkar
sebagai bahan dan reverensi dalam penelitian ini.
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian pengolahan dan analisis data murupakan suatu langkah
yang sangat penting, karena pengolahan serta analisis data yang memberikan
makna dari penelitian yang sedang diteliti. Data yang terkumpul dari para
responde diolah dan dideskripsikan dalam bentuk laporan. Nasution (2003:129)
“Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua peneliti, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-lagkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi.”
Dari pendapat diatas, maka dipaparkan bahwa dalam pengolahan data hasil
dari penelitian memiliki langkah-langkah tertentu sehingga data bisa berubah
menjadi sebuah laporan yang dapat dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah
yang dilakukan sebagai berikut (Nasution:2003):
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat
ditarik dan diverifikasi. Reduksi data lebih menitik beratkan pada poin-poin yang
akan peneliti teliti. Reduksi data memiliki tujuan untuk memberikan gambaran
secara terperinci mengenai data yang dikumpulkan.
Dalam tahap reduksi data penulis mulai mengumpulkan data yang
berkaitan dengan program Ujian Kader. Data tersebut berupa materi, cara
pelaksanaan Ujian Kader, dan evaluasi yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam
memperbaharui program Ujian Kader.
2. Display Data
Display data adalah suatu penyajian data yang diteliti sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Display data disajikan berupa uraian atau laporan yang
sesuai degan hasil penelitian.
Setelah penulis mengumpulkan data-data yang berkenaan dengan program
Ujian Kader, penulis mulai menarik kesimpulan awal atau hipotesis awal sebagai
acuan penelitian yang akan diteliti. Setelah kesimpulan awal ditarik, maka penulis
melakukan tindakan selanjutnya berupa penyesuaian data yang tersedia dengan
3. Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan adalah satu tahap akhir dalam proses penyusunan sebuah
penilitian dalam penarikan makna dari data yang telah di peroleh. Data awal yang
diperoleh (data mentah) diolah sehigga menjadi sebuah kategori data. Setelah
semua terkategorikan maka data di analisis dan akhirya ditarik sebuah
kesimpulan.
Dalam tahap verifikasi penulis mengambil kesimpulan secara seutuhnya
yang dihasilkan dari crossing check data yang terkumpul dengan sittuasi dan
kondisi yang ada dilapangan. Diamana dalam tahap ini garis besar permasalahan
akan terlihat dan langsung diberikan solusinya,
Berdasarkan tahap-tahap tersebut penulis mendapatkan sebuah data secara
lengkap mengenai Program Ujian Kader dalam Meningkatkan Etika Politik.
H. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. LokasiPenelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah DPD Partai Golkar Kota
Bandung, Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 113 Tlp 022 730214. Alasan memilih lokasi
penelitian pada Partai Golkar karena program yang dimiliki oleh Partai Golkar
tidak dimiliki oleh partai lain. Selain itu Program Ujian Kader adalah program
dari Partai Golkar yang pertama kali menyoroti masalah mengenai etika politik
kader
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Ketua Umum dan Kader Partai Golkar
serta masyarakat yang turut merasakan perubahan dari Program “Ujian Kader”
Partai Golkar.
a) Ketua Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung dijadikan sebagai
informan yang memberikan informasi mengenai Program Ujian Kader
yang dimiliki oleh Partai Golkar.
b) Kader dijadikan sebagai subjek utama karena kader merupakan ujung
dibuat oleh partai pada masyarakat. Kader yang dipilih untuk dijadikan
sample berjumlah 3 orang kader Partai Golkar Kota Bandung.
c) Masyarakat dianggap lebih cermat dan kritis dalam menanggapi permasalahan yang dimiliki oleh sebuah partai, karena masyarakatlah yang
merasakan efek dari program yang dimiliki oleh sebuah partai. Masyarakat
disini lebih dititik beratkan kepada Mahasiswa sebagai pengamat politik
yang paling krisis dan warga masyarak Jl. Pelajar pejuang No 45 sebagai
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Sugiyono (2009:15) mengemukakan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan maksna daripada generalisasi.
Berdasarkan definisi di atas, disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif
terpusat pada peneliti yang menjadi alat utama dalam mencari data yang akurat
dan mencari data secara mendasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan antar
manusia, hal ini menyebabkan selama proses penelitian, peneliti lebih banyak
berhubungan dengan orang-orang yang terkait dengan penelitian.
Peneliti memandang pendekatan secara kualitatif akan membantu peneliti
dalam mengumpulkan data. Hal ini ditinjau dari beberapa alasan. Pertama , karena
peneliti meneliti mengenai sebuah program yang dimiliki oleh suatu partai untuk
meningkatkan etika politik kader maka peneliti merasa membutuhkan sejumlah
data yang diperoleh dari lapangan yang bersifat nyata, terbaru, dan terpercaya.
Data-data yang dibutuhkan peneliti adalah permasalah-permasalahan yang secara
nyata terjadi di lapangan dan mencari solusi dalam memecehakan permasalahan
tersebut.
Kedua, peneliti bertindak lanjut sebagai instrumen utama dalam
pengumpulan data, dimana peneliti yang harus berperan aktif dalam
mengumpulkan sejumlah data di lapangan agar terkumpul sejumlah data yang
langsung dengan narasumber sehingga data yang peneliti peroleh didapat secara
langsung tanpa perantara dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif diharapkan dapat terkumpul
data secara maksimal dan mendalam serta valid dan akurat mengenai Program
Ujian Kader yang dimiliki oleh Partai Golkar.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Studi Kasus.
Danial (2009: 63) berpendapat bahwa :
metode studi kasus merupakan metode yang intensif dan teliti tentang pengungkapan latar belakang, status, dan interaksi lingkungan terhadap individu, kelompok, instiusi dan komunitas masyarakat tertentu. Metode ini akan melahirkan prototipe atau karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya.
Metode studi kasus dilakukan untuk meneliti suatu objek yang sangat
sempit yang hanya terdapat dalam suatu lingkungan saja dan tidak terdapat di
lingkungan lainnya, seperti Ujian kader yang hanya dimiliki oleh Partai Golkar
dan tidak dimiliki oleh partai lainnya. Selain itu peneliti merasa dengan
menggunakan metode studi kasus peneliti dapat mengungkap secara mendalam
mengenai materi serta metode dan pendekatan dalam Program Ujian Kader pada
Partai Golkar.
Dengan metode ini peneliti dapat lebih meneliti secara mendalam
mengenai permasalahan dalam pelaksanaan program ujian Kader dan peneliti pun
dapat turut serta dalam memecahkan permasalahan. Dengan metode ini peneliti
dapat menyusun dan mengkasifikasikan data yang telah peneliti peroleh sehingga
akan memudahkan peneliti dalam mengolah data yang telah ada.
Peneliti memandang metode ini tepat untuk digunakan dalam penelitian
yang sedang diteliti, karena metode studi kasus hanya meneliti subjek yang sempit
dan belum tentu ada di tempat yang lain. Metode ini sesuai dengan penelitian
yang sedang peneliti yaitu mengenai Program Ujian Kader yang hanya dimiliki
B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data agar data yang diperoleh dari lapangan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik
pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
penting, dimana peneliti dapat berinteraksi langsung dengan narasumber dan data
yang diperoleh akurat. Moleong (2000:150) menyatakan bahwa:
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.”
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan teknik
wawancara karena dianggap lebih luwes dalam penyampaian pertanyaan yang
diajukan. Susunan pertanyaan dan kata-kata dalam setiap pertanyaan yang peneliti
ajukan dapat diubah saat wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
saat wawancara.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu wawancara tidak
terstruktur di mana wawancara bersifat bebas dan hanya garis-garis besarnya saja.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Sugiyono, 2012:197) wawancara tidak terstruktur
yaitu:
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
Wawancara tidak terstruktur hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan
berupa garis besar dari pertanyaan yang telah dirancang yang memungkinkan
responden mempunyai kebebasan dan keleluasaan dalam memberikan jawaban
Wawancara yang akan peneliti lakukan akan ditujukan kepada Ketua
Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung, Kader DPD Partai Golkar Kota
Bandung, dan masyarakat dalam hal ini adalah pemuda dan instansia. Wawancara
ini berfungsi untuk mengetahui program Ujian Kader dalam segi metode
penerapan, kendala yang dihadapi, serta upaya dalam pemecahan kendala dalam
penerapan Ujian Kader Partai Golkar.
2. Observasi
Observasi adalah salah satu cara pengumpulan data dengan mengamati
suatu objek tertentu dengan menggunakan seluruh panca indera dan kita sebagai
peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melihat dan merasakan kondsi yang
terjadi di lapangan. Nazir, (1983:65) mengungkapkan bahwa,
Metode survey (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
Selain itu mengenai observasi, Danial dan Warsiah (2007: 77)
mengemukakan bahwa:
Observasi dalam bahasa Indonesia sering digunakan istilah pengamatan. Alat ini digunakan untuk mengamati: dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.
Dengan melakukan observasi secara langsung, tujuan dari metode studi
kasus dalam penelitian ini diharapkan akan dapat mengungkap fakta-fakta secara
lebih mendalam. Dapat disimpulkan bahwa melalui observasi, peneliti
mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan data lebih terperinci dan lebih
cermat untuk mengetahui secara mendalam setiap observasi yang dilakukan.
Data yang diperoleh dari observasi diharapkan lebih aktual dan dapat
dipertanggungjawabkan mengenai keadaan yang terjadi dilapangan. Observasi
yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh gambara secara nyata
dan jelas tentang materi Ujian Kader, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh
pemecahan masalah yang dilakukan oleh Partai Golkar pada Program Ujian
Kader.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian yang sedang diteliti, selain itu
dengan dokumentasi peneliti dapat memperoleh bukti penelitian berupa foto,
rekaman suara, maupun video terkait penelitian yang diteliti. Arikunto (1993:202)
menyatakan bahwa “studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variable berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan
sebagainya”.
Danial dan Wasriah (2007: 66) mengungkapkan pula bahwa “Studi
dokumentasi adalah pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai
bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian”.
Studi dokumentasi dimaksud untuk memperkuat hasil wawancara dan
observasi yang telah dilaksanakan terkait maksud, tujuan, dan manfaat penelitian.
Dokumentasi yang dapat dikumpulkan berupa foto, peta konsep, gambar, serta
arsip-arsip yang dapat memperkuat penelitian yang penulis lakukan.
4. Catatan Lapangan
Catatan Lapangan adalah catatan tambahan yang dianggap sebagai
pelengkap dari pengumpulan data yang sudah diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan. Catatan berupa tulisan-tulisan secara garis besar yang berisi
kata-kata inti atau pokok isi pembicaraan. Setelah peneliti selesai melakukan
pengumpulan data dilapangan, barulah peneliti menyusun hasil catatan lapangan
yang telah peneliti peroleh.
Bogdan dan Biklan dalam Moleong (2010: 209) mengungkapkan bahwa:
catatan lapangan yaitu catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan wawancara dan tidak boleh bercampur dengan informasi lainnya.
catatan lapangan bisa diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba dirumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan, wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan ingatan seseorang itu sifatnya terbatas.
Catatan yang peneliti peroleh berupa catatan yang peneliti alami secara
langsung saat berada di lapangan mengenai materi, metode dan pendekatan yang
dilakukan dalam program Ujian Kader serta berita dari para anggota dan pengurus
Partai Golkar.
5. Studi Literatur
Studi Literatur merupakan pengumpulan data dengan mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Dalam
pembahasan studi literatur digunaka sebagai acuan dalam data yang terkumpul
dengan teori yang telah ada. Studi iteratur sangat dperlukan dalam sebuah
penelitian, hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang teoritis yang dapat
mendukung kebenaran data yang telah terkumpul.
Ahmad(2010:132) mengungkapkan bahwa:
Studi literatur/kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti:. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan,buku tahunan, ensikklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
Penggunaan teknik ini bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran teori
dengan data yang tersedia dilapangan. teknik ini dilakukan dengan cara membaca,
mengkaji dan memahami, serta mempelajari literatur-literatur mengenai Partai
Golkar dan program Ujian Kader.
C. Subjek Penelitian
Menurut Arikunto (2009: 152) “Subjek penelitian adalah benda, hal atau
orang tempat data untuk variable penelitian yang dipermasalahkan melekat”.
penelitian. Subjek penelitian ditentukan terlebih dahulu sebelum dilakukannya
penelitian lapangan.
Subjek dalam penelitian ini adalah Ketua Umum dan Kader Partai Golkar
serta masyarakat yang turut merasakan perubahan dari Program “Ujian Kader”
Partai Golkar.
1. Ketua Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung dijadikan sebagai
informan yang memberikan informasi mengenai Program Ujian Kader
yang dimiliki oleh Partai Golkar.
2. Kader dijadikan sebagai subjek utama karena kader merupakan ujung
tombak dari sebuah partai dalam mengimplementasikan program yang
dibuat oleh partai pada masyarakat.
3. Masyarakat dianggap lebih cermat dan kritis dalam menanggapi permasalahan yang dimiliki oleh sebuah partai, karena masyarakatlah yang
merasakan efek dari program yang dimiliki oleh sebuah partai. Masyarakat
disini lebih dititik beratkan kepada Mahasiswa sebagai pengamat politik
yang paling krisis dan warga masyarak Jl. Pelajar pejuang No 45 sebagai
masyarakat yang berada dalam lingkup Partai Golkar.
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian pengolahan dan analisis data murupakan suatu langkah
yang sangat penting, karena pengolahan serta analisis data yang memberikan
makna dari penelitian yang sedang diteliti. Data yang terkumpul dari para
responde diolah dan dideskripsikan dalam bentuk laporan. Nasution (2003:129)
berpendapat bahwa:
Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua peneliti, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-lagkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Dari pendapat diatas, maka dipaparkan bahwa dalam pengolahan data hasil
dari penelitian memiliki langkah-langkah tertentu sehingga data bisa berubah
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahamioleh diri
sendiri maupun orang lain.
Sugiyono (2009: 335) mengungkapkan analisis data sebagai berikut:
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat
ditarik dan diverifikasi. Reduksi data lebih menitik beratkan pada poin-poin yang
akan peneliti teliti. Reduksi data memiliki tujuan untuk memberikan gambaran
secara terperinci mengenai data yang dikumpulkan.
Dalam tahap reduksi data penulis mulai mengumpulkan data yang
berkaitan dengan program Ujian Kader. Data tersebut berupa materi, cara
pelaksanaan Ujian Kader, dan evaluasi yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam
memperbaharui program Ujian Kader.
2. Display Data
Display data adalah suatu penyajian data yang diteliti sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Display data disajikan berupa uraian atau laporan yang
Setelah penulis mengumpulkan data-data yang berkenaan dengan program
Ujian Kader, penulis mulai menarik kesimpulan awal atau hipotesis awal sebagai
acuan penelitian yang akan diteliti. Setelah kesimpulan awal ditarik, maka penulis
melakukan tindakan selanjutnya berupa penyesuaian data yang tersedia dengan
fakta yang terjadi dilapangan.
3. Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan adalah satu tahap akhir dalam proses penyusunan sebuah
penilitian dalam penarikan makna dari data yang telah di peroleh. Data awal yang
diperoleh (data mentah) diolah sehigga menjadi sebuah kategori data. Setelah
semua terkategorikan maka data di analisis dan akhirya ditarik sebuah
kesimpulan.
Dalam tahap verifikasi penulis mengambil kesimpulan secara seutuhnya
yang dihasilkan dari crossing check data yang terkumpul dengan sittuasi dan
kondisi yang ada dilapangan. Diamana dalam tahap ini garis besar permasalahan
akan terlihat dan langsung diberikan solusinya,
Berdasarkan tahap-tahap tersebut penulis mendapatkan sebuah data secara
lengkap mengenai Program Ujian Kader dalam Meningkatkan Etika Politik.
Melalui prosedure di atas maka peneliti dapat mengumpulkan data dengan
memenuhi kriteria keabsahan data.
4. Penguji Keabsahan Data
Keabsahan data sangat diperlukan dalam sebuah penelitian, kaena dengan
adanya keabsahan data maka data yang diperoleh akurat dan valid serta dapat
dipertanggungjawabkan. Sugiyono (2009: 366) mengatakan bahwa
untuk menetapkan keabasahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan tersebut meliputi uji, credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (objektivitas).
a. Credibility (Validitas Internal)
Penelitian secara kualitatif harus dilanjutkan dengan beberapa cara, hal ini
dilakukan. Hal ini disebabkan karena hasil penelitian kualitatif kurang dipercaya
arena tidak memenuhi syrat validitas. Sugiyono (2008:368) berpendapat
credibility adalah:
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negative, menggunakan bahan referensi, dan member check.
Maka untuk membuktikan agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya
yaitu dengan:
1) Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dilakukan untuk menguji kredibilitas atau
kabsahan data dari hasil penelitian, difokuskan pada pengujian terhadap data-data
yang telah diperoleh, lalu dilakukan pengecekan kembali ke lapangan apakah data
yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan sudah benar atau masih ada
yang kurang. Apabila data yang terkumul benar adanya maka data yang telah
diperoleh berarti kredibel, sehingga waktu perpanjangan pengamatan dapat
diakhiri.
2) Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Pengamatan dilakukan secara terus menerus dan
berkala sehingga dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dalam implementasinya peneliti
membaca bahan mengenai program Ujian Kader Partai Golkar.
3) Triangulasi
Berkenaan dengan triangulasi data, Sugiyono (2008:372) berpendapat
bahwa “triangulasi dalam pengajuan kredibilitas adalah pengecekan data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”.
Triangulasi adalah pengecekan dari berbagai sumber yang ada dengan
berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan
terhadap informasi yang diberikan oleh narasumber mengenai Ujian Kader,
pengecekan berguna untuk mengetahui apakah data yang diberikan oleh
Gambar 3.1
Triangulasi dengan Tiga Sumber
Gambar 3.2
Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data
Gambar 3.3
Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data
Sumber : Buku Metode Penelitian Pendidikan (Sugiyono:2009)
4) Analisis Kasus Negatif
Analisis kasus negatif berarti peneliti mencar data dari sumber lain yang
berbeda ataupun bertentangan dengan data yag telah ditemukan seblumnya. Hal
Hal ini bertujuan agar data yang telah ada dapat dipercaya dan kredibel. Sugiyono
Masyarakat Kader
Pengurus Partai Golkar
Wawancara Observasi
Studi Literatur
Siang Sore
(2008:374) mengungkapkan “Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau
berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu”.
Dengan melakukan analisis kasus negatif apabila peneliti menemukan data
yang tida sesuai maka peneliti dapat merubah data yang telah ada dan mengganti
dengan data yang terbaru agar data lebih dapat dipercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
5) Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi adalah pendukung yang membuktikan data yang telah
ditemukan, berupa cacatan pada saat wawancara, foto-foto, dan dokumen lainnya
yang diambil dengan cara tidak mengganggu atau menarik perhatian sumber.
Dalam penelitian ini data-data dikemukakan melalui foto-foto dan dokumen yang
otentik.
Peneliti mengumpulkan beberapa data berupa foto ada saat sedang
wawancara, arsip, dokumen, bahkan video untuk membuktikan keenaran data
yang telah diperoleh. Namun dalam pengambilan bahan referensi tidak
mengganggu atau menarik perhatian narasumber sehingga narasumber tidak
merasa terlalu dieksploitasi.
6) Mengadakan Member Check
Berkenaan dengan member check Sugiyono (2008:375) berpendapat
bahwa “member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuan member check ini adalah untuk mengetahui seberapa
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data”
Member check adalah pengecekan data yang diperoleh peneliti dari
sumber. Apabila ada data yang diperoleh disetujui oleh sumber maka data tersebut
valid dan kredible, namun apabila sebaliknya maka perlu diadakan diskusi dengan
sumber dan harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh sumber.
Data yang telah peneliti peroleh dai DPD Partai Golkar didiskusikan
kembali dengan narasumber. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengecekan
apakah data yang telah peneliti susun sesuai dengan apa yang diberikan
narasumber. Apabila ada data yang kurang atau bahkan tidak ssuai maka peneliti
a) Transferability (Validasi Eksternal)
Transferability merupakan pengujian hasil penelitian, sejauh mana
penelitian yang telah dihasilkan dapat berkesinambungan atau dapat digunakan
dalam konteks sosial lainnya. Maka dari itu, agar pembaca dapat memahami si dai
penelitian ini, maka peneliti menjabarkan hasil penelitian secara rinci, jelas dan
mendalam sehingga dapat dipercaya dan dimengerti oleh pembaca lainnya.
Dengan demikian peneliti berharap pembaca dapat mengetahui dengan
jelas dan baik mengenai isi dari penelitian ini, sehingga pembaca dapat
menentukan apakah hasil penelitian ini layak atau tidak dipakai ditempat lain.
E. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian yang dilakukan harus melalui beberapa tahapan penelitian
terlebih dahulu, berikut ini adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan:
1. Tahap Pra Penelitian
Pada tahap pra penelitian peneliti melakukan berbagai persiapan sebelum
pada akhirnya terjun ke lapangan. Penyusunan rancangan penelitian dimulai
mempersiapkan masalah yang akan diteliti, lokasi penelitian, serta mengurus surat
perijinan.
Masalah dipilih lalu menentukan judul serta lokasi penelitian merupakan
kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul dinilai
telah mencukupi dan disetujui oleh pembimbing maka peneliti melakukan studi
lapangan untuk mendapat hipotesis awal atau gambaran secara umum mengenai
subjek yang akan diteliti. Setelah diperoleh gambaran umum mengenai kondisi
subjek penelitian, langkah selanjutnya menyusun proposal penelitian dan
pedoman wawancara serta format observasi sebagai alat pengumpul data yang
disesuaikan dengan fokus penelitian.
Pedoman wawancara yang dibuat terdiri dari tiga bagian yaitu pedoman
wawancara untuk Ketua Umum DPD Partai Golkar Kota Bandung, Kader Partai
Golkar, dan pedoman wawancara Masyarakat umum. Langkah selanjutnya,
dengan pembimbing, kemudian setelah disetujui dijadikan sebagai pedoman
penulis dalam mengadakan penelitian dilapangan.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh
proses perijinan sebagai berikut:
a. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat
rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.
b. Mengajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian kepada
Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat
rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.
c. Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan ijin
penelitian untuk disampaikan kepada DPD Partai Golkar Kota Bandung.
d. Selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin dari UPI kepada pihak DPD
Partai Golkar Kota Bandung sekaligus memberitahukan bahwa peneliti akan
melakukan penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Setelah melewati tahap persiapan penelitian, dan persiapan-persiapan yang
menunjang telah lengkap, maka peneliti langsung terjun ke lapangan untuk
melaksanakan penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti sebagai
instrumen utama dibantu oleh pedoman observasi dan pedoman wawancara antara
peneliti dengan responden. Pedoman wawancara yang penulis persiapkan untuk
Ketua Umum DPD Partai Golkra, Kader Partai Golkar, dan Masyarakat Umum.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan agar dapat menjawab permasalahan penelitian yang tidak dapat penulis
ketahui. Peneliti menuliskan kembali data-data yang terkumpul kedalam catatan
lapangan, dengan tujuan supaya dapat mengungkapkan data secara detail dan
lengkap.
3. Tahap Analisis Data
Tahap yang terakhir adalah analisis data. Kegiatan analisis data dilakukan
setelah data yang diperlukan terkumpul. Pada tahap ini peneliti berusaha
Demikian tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam mengolah
dan menganalisis data serta informasi yang diperoleh dalam penelitian mengenai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan
dalan bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan
sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis
mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut
A. Kesimpulan
1. KesimpulanUmum
Ujian Kader yang diselenggarakan oleh Partai Golkar mencerminkan wujud
dari proses peningkatan etika politik para kader agar menjadi warga Negara yang baik
dengan pemberian materi dan program lanjutan mengenai politik dan kenegaraan.
2. Kesimpulan Khusus
Disamping kesimpulan umum diatas, kesimpulan khusus dari pembahasan
hasil penelitian yakni:
a. Terdapat empat materi pokok yang terdapat dalam program Ujian Kader, yaitu
(1) Materi Kenegaraan (Empat Pilar Kebangsaan); (2) Materi ke-Golkar-an;
(3) Materi Umum (pembekalan keterampilan); dan (4) materi pengenalan
tokoh-tokoh Golkar.
b. Pendekatan dan metode yang di pergunakan oleh Partai Golkar dalam
merancang serta menerapkan program Ujian Kader yaitu (1) Pendekatan
Bottom Up dengan menggunakan (2) metode person to person dan diskusi.
c. Kendala yang dihadapi oleh Partai Golkar dalam pelaksanaan maupun
penerapan program Ujian Kader yaitu (1) kader pragmatis dengan militansi
yang rendah; (2) anggaran dana untuk pelaksanaan program Ujian Kader; dan
d. Upaya yang dilakukan oleh Partai Golkar dalam menanggulangi kendala yang
ada yaitu (1) melakukan pendekatan internal dengan kader terkait untuk
mengkonsultasikan kesulitan yang dirasakan oleh kader serta memberikan
sanksi bagi kader yang melakukan tindakan tidak sesuai dengan aturan; (2)
partai mendapatkan anggaran dana yang berasal dari sumbangan anggota
partai; dan (3) partai memilih akhir pekan untuk pelaksanaan program Ujian
Kader.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah di ambil, maka peneliti mengajukan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Partai Golkar, yaitu:
a. Memberikan apresiasi kepada kader yang aktif selama mengikuti program
Ujian Kader dengan memberikan reward berupa sebuah penghargaan.
b. Partai memberikan tindak lanjutan pada proses pengkaderan secara berkala
dengan mengadakan tes mengenai pengkaderan dalam jangka waktu tertentu.
c. Mengintensifkan diskusi antara partai dengan kader untuk menampung
aspirasi kader.
2. Bagi Kader Partai Golkar, yaitu:
a. Lebih terbuka pada partai mengenai kelebihan dan kekurangan program Ujian
Kader dengan membuat forum diskusi terbuka.
b. Lebih berperan aktif dalam mengikuti program Ujian Kader dengan
menyampaikan gagasan dan pertanyaan.
c. Menyampaikan gagasan berupa kritik dan saran pada partai mengenai
program Ujian Kader.
3. Bagi Masyarakat, yaitu:
a. Melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh partai
sebagai media penghubung masyarakat dan partai.
b. Menyampaikan gagasan berupa kritik dan saran kepada pengurus partai
4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu:
a. Menjadikan bahan ajar yang dipaparkan secara mendalam mengenai politik
dalam mata kuliah ilmu politik.
b. Menambahkan etika politik dan moralitas sebagai salah satu bahan ajar yang
diberikan secara mendalam dan berkesinabungan.
c. Melatih dan mempersiapkan mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan dalam
bidang organisasi agar menjadi masyarakat yang paham akan etika politik dan
Daftar Pustaka Halaman
A. Buku
Ahmad (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana
Alfian, M A. (1992). Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia
Alfian. (2008). Dari Perbendaharaan Etika Politik. Jakarta: The Akbar Tanjdung Institute
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Jakarta: Gelar Pustaka Mandiri
Blondel, J (1995). Dual Leadership in the Contemporary World, dalam Dennis Kavanagh dan Geene Peele, eds., Comparative Government and Politics: Essays in Honour of S.E. Finer. London: Heinemann
Budiardjo, M (1982). Partisipasi dan artai Politik Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Gramedia Pustaka
Budimansyah, D dan Suryadi, K. (2008). PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.
Cogan. (1999). Developing The Civil Society : The Role of Civics Education Bandung: CICED
Danial dan Warsiah. (2007). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Pt. Rhineka
Darmawan, C. (2008). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn Press