• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RANCANG BANGUN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS TERMAL

BAHAN LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

Jurusan Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

MOH. WIRANTANA

0708827

PROGRAM STUDI FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Rancang Bangun Alat Ukur

Konduktivitas Termal Bahan Logam

Berbasis Mikrokontroler

Oleh Moh. Wirantana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Moh. Wirantana 2011 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2011

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

MOH. WIRANTANA

NIM 0708827

RANCANG BANGUN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Ahmad Aminudin, M.Si. NIP. 197211122008121001

Pembimbing II

Yuyu Rachmat Tayubi, M.Si. NIP. 195806081987031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

(4)

Rancang Bangun Alat Ukur Konduktivitas Termal Bahan Logam Berbasis Mikrokontroler

Disusun oleh : Moh. Wirantana

Pembimbing : 1. Ahmad Aminudin, M.Si

: 2. Yuyu Rachmat Tayubi, M.Si.

ABSTRAK

Telah dirancangbangun alat ukur konduktivitas termal bahan logam berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan sampel bahan uji menggunakan logam aluminium. Aluminium berbentuk silinder pejal berdiameter 10 mm dan panjang 20 cm. Bahan uji diberi kalor dari kawat tembaga berbentuk solenoida dengan panjang 3 cm dan diameter 11 mm yang dialiri arus listrik DC dengan tegangan 10 volt dan arus 1,5 ampere. Kawat tembaga dimasukkan pada salah satu ujung bahan sedalam 3 cm dari ujung aluminium, kemudian diukur perubahan suhu pada kedua ujung bahan menggunakan sensor suhu LM35. Keluaran sensor LM35 akan dikuatkan empat kali agar dapat bekerja maksimal pada mikrokontroler yang membutuhkan tegangan referensi 5 volt. Di dalam mikrokontroler, masukan dari kedua sensor akan dibaca, lalu di simpan pada komputer dengan sistem logger menggunakan software Hyper Terminal. Selain itu mikrokontroler juga menampilkan output berupa tampilan pada LCD yang merupakan pembacaan sensor tiap detik. Kawat solenoida dipanaskan terlebih dahulu hingga lima menit agar cukup panas, barulah batang uji dimasukkan salah satu ujungnya pada solenoida sedalam 3 cm. Saat itu juga proses logging

dimulai dan dapat dilihat pembacaan sensor pada layar LCD maupun di komputer. Hasil pengukuran menunjukkan sistem pengukur suhu oleh sensor LM35 terhadap perubahan suhu adalah linier. Dari pengukuran suhu pada rentang 26,37 oC sampai

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Metode Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kalor dan Konduktivitas Termal ... 5

(6)

v

2.3 Mikrokontroler ATmega8535... 9

2.4 Sensor Suhu LM35... 14

2.5 LCD 16×2 Character...17

2.6 Hyper Terminal... 20

2.7BASCOM AVR... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 23

3.2Lokasi Penelitian ... 23

3.3Prosedur Penelitian ... 24

3.3.1 Persiapan ... 24

3.3.2 Perancangan Sistem... 25

3.3.2.1Sistem Pemanas ... 25

3.3.2.2Bahan Uji... 28

3.3.2.3Blok Sensor Suhu LM35 ... 29

3.3.2.4Blok Sistem Mikrokontroler ... 30

3.3.2.5Program Pembacaan Suhu ... 31

3.4Pengolahan Data di Komputer ... 34

(7)

vi

4.2 Pengujian Penguatan Tegangan Dengan LM358 ... 37

4.3 Pengujian Pemanasan bahan dengan LM35... 39

4.4 Pengujian ADC ... 43

4.5 Hasil Perhitungan Konduktivirtas Termal ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 52

5.2. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(8)

vii

DAFTAR TABEL

2.1 Tabel nilai konduktivitas termal beberapa benda ... 7

2.2 Fungsi Pin-pin Port B ... 12

2.3

Konfigurasi pin LCD 2X16... 18

4.1 Data pengujian LM35 pertama ... 36

4.2 Data pengujian LM35 kedua ... 36

4.3 Hasil penguatan empat kali pada sensor I ... 38

4.4 Hasil penguatan empat kali pada sensor II ... 38

4.5 Perbandingan Respon Termometer dengan LM35 pertama ... 40

4.6 Perbandingan Respon Termometer dengan LM35 yang kedua ... 42

4.7 Hasil pengujian ADC (0) ... 45

4.8 Hasil pengujian ADC (1) ... 45

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

2.1. Percobaan Joule dengan kalorimeter ... 9

2.2. Pin Atmega 8535 ... 10

2.3. Sensor Suhu LM35 ... 15

2.4. Grafik hubungan tegangan terhadap suhu pada LM35 ... 17

2.5. Liquid Crystal Display...18

2.6. LCD 16×2 karakter ... 20

2.7. Alur Pemrograman mikrokontroler ... 22

3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem Pengukur Konduktivitas Termal Bahan ... 24

3.2 Skema Sederhana Sistem Pemanas Bahan ... 26

3.3 Transfer kalor pada bahan uji ... 27

3.4 Blok rangkaian sensor LM35 dan OpAmp ... 29

3.5 Sistem minimum mikrokontroler Atmega8535 ... 30

4.1 Rangkaian penguatan dengan LM358 ... 37

4.2 Grafik pembacaan suhu termometer terhadap tegangan keluaran sensor LM35 pertama pada pemanasan bahan uji ... 41

4.3 Grafik pembacaan suhu termometer terhadap tegangan keluaran sensor LM35 kedua pada pemanasan bahan uji ... 43

(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

3.2 Dokumentasi foto alat yang dibuat dalam pembacaan suhu dan system pemanas bahan uji

3.3 Listing Program lengkap pembacaan suhu dan penampilnya pada LCD

4.5.1 Gambar Grafik perubahan suhu tiap lima sekon

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalor merupakan energi termal yang dimiliki oleh suatu zat yang

berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Energi termal dapat berpindah dari

satu tempat ke tempat lain dengan cara konduksi, konveksi maupun radiasi.

Konduksi merupakan proses perpindahan energi kalor tanpa materinya ikut

berpindah. Pada zat padat, kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan kalor

disebut konduktivitas termal. Dalam kegiatan praktikum menentukan

konduktivitas termal bahan logam, umumnya dilakukan dengan menggunakan

memanaskan batang logam dengan panas uap air dari ketel air yang dipanaskan.

Kemudian diukur suhunya dengan menggunakan termometer raksa. Akan menjadi

cukup berbahaya jika uap air yang panas mengenai tubuh yang bisa menyebabkan

rasa terbakar. Alat ukur yang digunakan juga kurang presisi karena respon

termometer raksa kurang baik. Bila tabung kacanya pecah, raksa bisa berbahaya

bila terkena kulit atau mata.

Penelitian telah dilakukan untuk menentukan konduktivitas termal suatu

bahan yang lebih aman dan presisi. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh

Rakhmat Syaepullah dkk (2006) dengan judul “Rancang Bangun Alat Ukur

Konduktivitas Panas Bahan Dengan Metode Needle Probe Berbasis Mikrokontroler AT89S52”. Metode ini menggunakan kawat yang dialiri arus

(12)

2

dibaca oleh sebuah sensor LM35 yang kemudian diproses di mikrokontroler

AT89S52 dan keluarannya berupa tampilan pada seven segment.

Mikrokontroler yang digunakan masih tipe lama yang membutuhkan ADC

eksternal dan tentunya membutuhkan rangkaian tambahan. Sekarang sudah

banyak mikrokontroler yang tertanam ADC didalamnya, sehingga lebih praktis

untuk mengkonversi pulsa analog menjadi digital. Tampilan yang digunakan juga

dengan seven segment yang terbatas pada tujuh buah segmen, sehingga tidak bisa membuat karakter-karakter yang bervariasi.

Maka dari kekurangan tersebut penulis ingin merancang alat ukur

konduktivitas termal bahan logam yang lebih akurat. Mikrokontroler yang

digunakan adalah ATmega8535 sudah tertanam ADC di dalamnya, sehingga lebih

praktis, tidak perlu membeli ADC eksternal. Sensor suhu digunakan LM35

sebanyak dua buah untuk mengukur suhu di dua sisi bahan uji, dengan tujuan

mengukur suhu sisi yang dipanaskan dan sisi lain yang tidak dipanaskan untuk

mendapatkan selisih suhu yang mnujukkan transfer kalor. Tampilan menggunakan

tampilan LCD sehingga karakter yang digunakan lebih bervariasi dan bisa

mengamati suhu tiap waktu. Pembacaan suhu oleh sensor LM35 akan dikirim dan

disimpan ke komputer dengan sistem logger, agar bisa diolah lebih mudah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi di atas, adapun rumusan masalah yang akan dikaji

(13)

3

1. Bagaimana rancangan alat ukur konduktivitas termal bahan logam

yang akurat dengan dua sensor suhu LM35.

2. Bagaimana tingkat akurasi, presisi dan resolusi alat ukur konduktivitas

terhadap nilai konduktivitas termal bahan logam pada literatur.

1.3 Batasan Masalah

1. Sensor suhu yang digunakan adalah sensor LM35.

2. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega8535.

3. Bahan uji yang digunakan adalah Aluminium dengan dimensi panjang

20 cm dan diameter 1 cm.

4. Isolasi dianggap sempurna sehingga kerugian kalor yang terjadi dapat

diabaikan.

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu merancang alat ukur

konduktivitas termal bahan logam berbasis mikrokontroler yang akurat dengan

dua sensor LM35 dan tingkat akurasi, presisi dan resolusi alat ukur yag baik.

1.5 Manfat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadi instrumen yang dapat

mengukur konduktivitas panas bahan logam berbasis mikrokontroler yang akurat

dan presisi, serta menambah pengetahuan tentang konduktivitas panas bahan.

(14)

4

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

 Studi literatur, yaitu dengan mempelajari referensi yang dapat menunjang

dalam melakukan penelitian ini. Referensi yang dapat digunakan diantaranya

yaitu dengan mempelajari buku-buku, artikel, sumber dari internet,

jurnal-jurnal dan sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang

akan dilaksanakan.

 Metode eksperimen, yaitu dengan melakukan penelitian berupa perancangan

dan pembuatan sistem serta menguji alat secara keseluruhan dengan sistem

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode aksperimen. Eksperimen

yang dilakukan yaitu membangun sistem pengukur suhu dan pengambilan data

suhu. Pembangunan sistem pengukur suhu meliputi elemen bahan aluminium,

elemen pengukur suhu yaitu sensor LM35 dan mikrokontroler ATmega8535.

Sementara studi yang dilakukan mengamati respon sistem yang telah

dibangun serta membandingkannya dengan data literatur. Banyak faktor yang

mempengaruhi nilai konduktivitas termal bahan, terutama hal teknis saat

melakukan percobaan. Maka diperlukan banyak referensi dan informasi tambahan

dari buku, artikel, internet dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan

penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metoda eksperimen yang dilakukan di

beberapa tempat diantaranya:

1. Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi (LEI) jurusan pendidikan

(16)

24

2. Kediaman peneliti, jalan Cilimus no 16A, kel Isola, kec Sukasari,

Bandung 40154.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Persiapan

Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap, mulai tahap perancangan,

pembuatan dan pengolahan data. Pada penelitian ini pengukuran suhu bahan,

dalam hal ini aluminium dilakukan oleh sensor suhu LM35. Output dari sensor diolah oleh mikrokontroler ATmega8535, kemudian dikirim datanya menuju

komputer melalui program Hyper Terminal untuk pengolahan data lebih mudah.

Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem Pengukur Konduktivitas

Termal Bahan.

Sistem pemanas berupa lilitan kawat berbentuk solenoida yang diberikan

tegangan DC. Akibat hambatan yang dimiliki oleh kawat akan menimbulkan

(17)

25

diuji akan disense oleh sensor LM35. Akibat perubahan suhu yang diterima LM35 menyebabkan tegangannya berubah. Perubahan tegangan tersebut diterima oleh

sistem mikrokontroler melalui ADC (Analog to Digital Converter) terlebih dahulu agar data analog dari sensor LM35 dapat dibaca oleh mikrokontroler berupa data

digital. Tampilan data suhu tiap waktu dapat diamati di layar LCD (Liquid Crystal Display). Hasil terjemahan mikrokontroler kemudian dikirim ke komputer melalui Max232 yang merupakan konektor koneksi mikrokontroler dengan komputer. Di

komputer, data dari mikrokontroler dibaca dan disimpan oleh suatu program, yaitu

Hyrper Terminal. Hasil pembacaan oleh komputer berupa log data suhu. Log data

suhu tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan nilai konduktivitas panas dari

bahan yang diuji.

3.3.2 Perancangan

3.3.2.1Sistem Pemanas

Sistem pemanas menggunakan kawat yang dililit membentuk solenoida.

Jumlah lilitan yang digunakan sebanyak 400 lilitan. Panjang solenoida 3 cm

dengan diameter 1,5 cm. Dimensi ini disesuaikan dengan dimensi bahan uji yang

berupa aluminium berbentuk silinder pejal. Sistem pemanas dihubungkan langung

dengan sumber tegangan 10 volt DC. Karena hambatan lilitan kawat kecil maka

arus dalam sistem tersebut akan besar. Dengan arus yang besar, disipasi dari

hambatan yang berupa panas akan besar sehingga sistem menjadi panas. Hasil

(18)

26

Gambar 3.2 Skema Sederhana Sistem Pemanas Bahan.

Dengan melihat hukum kekekalan energi dan hubungan konversi energi

listrik ke enegi kalor, dimana 4,186 J = 1 kal, maka

4,186 Elistrik = Ekalor

Dan, daya listrik merupakan energi listrik Elistrik tiap waktu t, dinyatakan

oleh :

Dari persamaan (2.1) didapatkan :

+ -

Mikrokontrler

MAX232 PC bahan

LM35 LM35

penguat

LCD penguat

(3.1)

(3.2)

(19)

27

Maka nilai k

Dari persamaan di atas kita dapat menghitung nilai konduktivitas termal

bahan dengan mengukur perubahan suhu tiap waktu atas energi atau daya yang

diberikan berakibat mengalirnya kalor dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu

rendah.

3.3.2.2Bahan Uji

Jika suatu batang padat dengan penampang yang luasnya A, dipertahankan

pada suatu suhu lebih tinggi dari ujung lainnya, maka energi termal terus menerus

dikonduksikan lewat batang dari ujung yang panas ke ujung yang dingin.

Gambar 3.3 Transfer kalor pada bahan uji

Dalam keadaan mantap, suhu berubah secara uniform dari ujung yang panas ke ujung yang dingin. Laju perubahan suhu sepanjang batang ⁄

dinamakan gradien suhu. Suatu bagian kecil batang yang tebalnya L, dan

adalah beda temparatur pada potongan. Jika adalah jumlah energi termal yang

(20)

28

dikonduksikan lewat potongan itu dalam waktu . Secara eksperimen, ditemukan

bahwa arus termal sebanding dengan gradien temaperatur dan luas penampang A.

3.3.2.3Blok Sensor Suhu LM35

Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran panas yang

ditangkap menjadi besaran tegangan. Sensor ini memiliki presisi tinggi. Sensor ini

sangat sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Dimana ketiganya terdapat

kaki untuk sumber tegangan (Vcc) antara 4-20 Volt, kaki untuk ground dan kaki

untuk output. Output dari sensor ini dapat langsung dikonversi ke dalam satuan

celcius, sehingga lebih mudah dalam pengolahan data suhunya.

Kalor yang diberikan kawat solenoida kepada bahan akan mengalir dari

ujung bahan yang diberi kalor menuju ujung yang lain. Sensor suhu LM35

ditempel di kedua ujung untuk mengetahui suhu aktual bahan di awal dan akhir

pengukuran.

Data suhu dari sensor LM35 tidak langsung dimasukkan ke dalam

mikrokontorler, namun dikondisikan terlebih dahulu agar sesuai dengan tegangan

yang digunakan oleh mikrokontroler, biasanya 5 volt.

(21)

29

Gambar 3.4 Blok rangkaian sensor LM35 dan OpAmp

Keluaran LM35 dilengkapi rangkaian peredam berupa resistor dan

kapasitor, selain itu rangkaian ini dilengkapi dengan rangkaian filter resistor dan

kapasitor masing 1k5 dan 1n. LM358 berfungsi sebagai rangkaian penguat dengan

faktor penguatan empat kali dengan keluaran yang tidak membalik. Keluaran

rangkaian ini kemudian diumpankan ke blok mikrokontroler yang akan

membandingkan nilai yang terukur dan nilai yang dikehendaki sehingga muncul

nilai error.

3.3.2.4Blok Sistem Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol

rangkaian elektronik dan dapat menyimpan program di dalamnya. Masukan

mikrokontroler ini berupa pulsa-pulsa analog yang dikirim dari sensor suhu LM35.

(22)

30

Data ini tidak dapat diolah langsung, namun diubah terlebih dahulu ke dalam

bentuk yang bisa dibaca oleh mikrokontroler, yaitu data digital. Jadi pertama data tersebut diubah ke dalam bentuk data digital oleh ADC (Analog to Digital Converter) yang sudah tertanam dalam mikrokontroler ATmega8535. Selanjutnya barulah bisa diolah di dalam mikrokontroler. Mikrokontroler berfungsi membaca

data masukan perubahan suhu dari sensor LM35 yang selanjutnya akan dikirim

menuju komputer.

Gambar 3.5 Sistem minimum mikrokontroler Atmega8535

3.3.2.5Program Pembacaan Suhu

Untuk dapat mengukur nilai suhu, serta menampilkan hasil pembacaannya,

(23)

31

utama karena merupakan induk sistem kendali yang akan dibuat. Pemrograman

mikrokontroler menggunakan software BASCOM-AVR versi 1.11.9.8.

Pemrograman mikrokontroler dibagi beberapa tahap diantaranya bagian

deklarasi dan konfigurasi, bagian proses, bagian pengukuran temperatur dan

bagian penampil pada layar. Program lengkap pembacaan suhu dan penampilnya

pada LCD dapat dilihat pada lampiran 3.1.

a. Bagian Deklarasi dan Konfigurasi

Bagian deklarasi dan konfigurasi merupakan tahap awal dari

pemrograman. Pada bagian ini, tipe chip, crystal, baudrate, konstanta, variabel, hardware tambahan seperti LCD yang digunakan dikenali oleh mikrokontroler. Berikut listing program bagian deklarasi dan konfigurasi:

$crystal = 11059200 $baud = 9600

Config Lcd = 20 * 2

Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.4 , Db5 = Portc.5 , Db6 = Portc.6 , Db7 = Portc.7 , E = Portc.2 , Rs = Portc.0

(24)

32

b. Bagian Proses

Bagian proses pemrograman berfungsi sebagai pusat kerja program.

Pada bagian proses ini menempatkan posisi pembacaan suhu oleh sensor

pertama dan kedua, yang diumpankan ke ADC 0 dan ADC 1 pada

mikrokontroler. Kemudian hasil akan dikonversi agar tegangan yang terbaca

senilai dengan suhu yang terukur. Selanjutnya ditempatkan pada baris dan

kolom yang tersedia di LCD, dimana pembacaan suhu untuk sensor pertama

diletakkan di baris pertama dan pembacaan suhu untuk sensor pertama

diletakkan di baris kedua. Proses ini bekerja pada tegangan referensi

mikrokontroler yaitu 5 volt. Listing programnya sebagai berikut:

(25)

33

c. Bagian Akhir

Pada bagian akhi ini hasil pembacaan sensor yang sudah dikoversi

akan ditampilkan di layar komputer dengan perintah print. Kemudian proses pembacaan suhu ini dilakukan secara terus-menerus dengan perintah loop

dengan waktu pembacaan tiap satu detik. Listing programnya sebagai berikut:

...

3.4 Pengolahan Data di Komputer

Data perubahan suhu yang sudah diterima komputer akan disimpan di

dalam memori komputer. Selanjutnya data tersebut akan diolah berdasarkan

perhitungan perumusan konduktivitas termal suatu bahan

. Dari tegangan DC yang diberikan pada kawat solenoida

merupakan kalor masukan yang akan mengkonduksi bahan sehingga kalor

mengalir menuju ujung lain dari bahan. Pemberian kalor mengakibatkan

perubahan suhu pada bahan. Perubahan suhu dijadikan variabel terikat dengan

variabel bebasnya adalah tegangan yang diberikan dan mengkondisikan

variabel-variabel lainnya dibuat tetap, yaitu dimensi bahan seperti luas penampang bahan

(26)

34

Semua nilai masukan, keluaran dan semua variabel yang didapatkan diolah

dengan Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai konduktivitas bahan. Setelah sudah didapatkan nilai konduktivitas bahan dengan membuat grafik hubungan

perubahan suhu terhadap waktu, maka akan terlihat perbandingannya dengan nilai

konduktivitas bahan pada literatur. Itu akan menjadi faktor koreksi bagi percobaan

yang dilakukan. Tentunya nilai yang didapat tidak akan persis sama dengan nilai

(27)

BAB V

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Pada penelitian yang telah dilakukan tentang rancang bangun alat ukur

konduktivitas termal bahan logam berbasis mikrokontroler didapatkan hasil

bahwa rancangan alat ukur konduktivitas termal dengan dua sensor suhu LM35

kurang akurat. Hasil yang didapatkan adalah nilai

. Kesalahan atau error sebesar Alat ukur cukup presisi dengan nilai sering muncul 1447, 597 dan resolusi alat mampu membaca suhu

paling kecil 0,005 .

1.2 SARAN

Setelah dilakukan kegiatan penelitian ini saran yang mungkin nantinya

dapat dikembangkan untuk menyempurnakan penelitian ini berupa penggunaan

sistem pemanas yang terisolasi dari lingkungan agar kalor tidak ditransmisikan ke

selain bahan uji. Buatkan sumber tegangan dengan arus yang lebih besar dari

1200 mA agar konsumsi daya semua komponen listrik yang digunakan bekerja

dengan baik. Gunakan sumber tegangan yang berbeda untuk mikrokontroler dan

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. (2006). IPA Fisika 3. Erlangga: Jakarta.

Ariningsih, Ni Luh Putu Ayu. (2010). Energi dan Daya Listrik, [online] Tersedia:

http://maribelajarfisika.blogspot.com. [15 Oktober 2011].

Dominikus. (2005). Data Acquisition System using ATmega8. [online] Tersedia:

http://www.kmitl.ac.th. [26 Agustus 2011].

Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika. Erlangga: Jakarta.

Kurniawan , Agus. (2011). Perpindahan Panas Konduktivitas Thermal [online]

Tersedia:

http://akurblog76.blogspot.com/2011/09/perpindahan-panas-konduktivitas-thermal.html [23 Desember 2011].

Listyanto , Anggoro Dwi. (2009). Apa dan Bagaimana Karakteristik Sensor Suhu

LM35 [online] Tersedia:

http://tutorial-

elektronika.blogspot.com/2009/02/apa-dan-bagaimana-karakteristik-sensor.html. [26 Agustus 2011]

Putra, Agfianto Eko. (2009). Antarmuka PC: Dasar-dasar Akuisisi Data. [online].

Tersedia: http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2009/02/

antarmuka-pc-dasar-dasar-akuisisi-data/. [26 Agustus 2011].

Sinurat, Dunov Saur Raja. (2010). Pengertian HyperTerminal [online] Tersedia :

http://dunovteck.wordpress.com/2010/01/01/pengertian-hyperterminal/. [15

Oktober 2011].

Yasdinulhuda. (2008). Alat Ukur & Pengukuran [online] Tersedia:

Gambar

Tabel nilai konduktivitas termal beberapa benda .................................  7
Grafik hubungan tegangan terhadap suhu pada LM35 .................................. 17
Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem Pengukur Konduktivitas
Gambar 3.2 Skema Sederhana Sistem Pemanas Bahan.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah berapakah kedalaman sistem pembumian tipe rod untuk mendapatkan nilai tahanan

Unjuk kerja protokol Spray and Wait di jaringan oportunistik dengan menggunakan logika fuzzy untuk pembobotan / perhitungan nilai kontak sebelum pembagian pesan dibandingkan

Srimulyo adalah suatu sistem yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan pengolahan data pada Pekon Srimulyo dalam penyajian informasi yang dihasilkan tersebut

Saran yang dapat diberikan adalah: (1) LKPD dan lembar diskusi peserta didik perlu direncakan secara matang agar alokasi waktu yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pe- serta

Hasil dari aplikasi ini adalah user dapat mengetahui salah satu budaya Indonesia yaitu Cerita Rakyat Malin Kundang dengan cara yang lebih unik dan lebih nyata dengan

Akan tampil dialog seperti dibawah ini, pilih “Application server mode” untuk mengaktifkan fitur Appliction Server pada Windows 200, kemudian klik tombol Next... Untuk

1) Diharapkan dapat memberikan informasi yang konstruktif yang guna untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pustakawan pada umumnya, dan khususnya pustakawan

Uji coba tes secara kualitatif dilaksanakan sebelum tes diujicobakan secara kuantitatif. Uji coba tes secara kuaitatif dilakukan oleh ahli, yang menilai instrumen soal dari tiga