RANCANG BANGUN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS TERMAL
BAHAN LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains
Jurusan Pendidikan Fisika
Disusun Oleh:
MOH. WIRANTANA
0708827
PROGRAM STUDI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Rancang Bangun Alat Ukur
Konduktivitas Termal Bahan Logam
Berbasis Mikrokontroler
Oleh Moh. Wirantana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Moh. Wirantana 2011 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2011
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
MOH. WIRANTANA
NIM 0708827
RANCANG BANGUN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Ahmad Aminudin, M.Si. NIP. 197211122008121001
Pembimbing II
Yuyu Rachmat Tayubi, M.Si. NIP. 195806081987031003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Fisika
Rancang Bangun Alat Ukur Konduktivitas Termal Bahan Logam Berbasis Mikrokontroler
Disusun oleh : Moh. Wirantana
Pembimbing : 1. Ahmad Aminudin, M.Si
: 2. Yuyu Rachmat Tayubi, M.Si.
ABSTRAK
Telah dirancangbangun alat ukur konduktivitas termal bahan logam berbasis mikrokontroler ATmega8535 dengan sampel bahan uji menggunakan logam aluminium. Aluminium berbentuk silinder pejal berdiameter 10 mm dan panjang 20 cm. Bahan uji diberi kalor dari kawat tembaga berbentuk solenoida dengan panjang 3 cm dan diameter 11 mm yang dialiri arus listrik DC dengan tegangan 10 volt dan arus 1,5 ampere. Kawat tembaga dimasukkan pada salah satu ujung bahan sedalam 3 cm dari ujung aluminium, kemudian diukur perubahan suhu pada kedua ujung bahan menggunakan sensor suhu LM35. Keluaran sensor LM35 akan dikuatkan empat kali agar dapat bekerja maksimal pada mikrokontroler yang membutuhkan tegangan referensi 5 volt. Di dalam mikrokontroler, masukan dari kedua sensor akan dibaca, lalu di simpan pada komputer dengan sistem logger menggunakan software Hyper Terminal. Selain itu mikrokontroler juga menampilkan output berupa tampilan pada LCD yang merupakan pembacaan sensor tiap detik. Kawat solenoida dipanaskan terlebih dahulu hingga lima menit agar cukup panas, barulah batang uji dimasukkan salah satu ujungnya pada solenoida sedalam 3 cm. Saat itu juga proses logging
dimulai dan dapat dilihat pembacaan sensor pada layar LCD maupun di komputer. Hasil pengukuran menunjukkan sistem pengukur suhu oleh sensor LM35 terhadap perubahan suhu adalah linier. Dari pengukuran suhu pada rentang 26,37 oC sampai
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan ... 3
1.5 Manfaat Penelitian ... 3
1.6 Metode Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kalor dan Konduktivitas Termal ... 5
v
2.3 Mikrokontroler ATmega8535... 9
2.4 Sensor Suhu LM35... 14
2.5 LCD 16×2 Character...17
2.6 Hyper Terminal... 20
2.7BASCOM AVR... 21
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Metode Penelitian ... 23
3.2Lokasi Penelitian ... 23
3.3Prosedur Penelitian ... 24
3.3.1 Persiapan ... 24
3.3.2 Perancangan Sistem... 25
3.3.2.1Sistem Pemanas ... 25
3.3.2.2Bahan Uji... 28
3.3.2.3Blok Sensor Suhu LM35 ... 29
3.3.2.4Blok Sistem Mikrokontroler ... 30
3.3.2.5Program Pembacaan Suhu ... 31
3.4Pengolahan Data di Komputer ... 34
vi
4.2 Pengujian Penguatan Tegangan Dengan LM358 ... 37
4.3 Pengujian Pemanasan bahan dengan LM35... 39
4.4 Pengujian ADC ... 43
4.5 Hasil Perhitungan Konduktivirtas Termal ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 52
5.2. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
vii
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel nilai konduktivitas termal beberapa benda ... 7
2.2 Fungsi Pin-pin Port B ... 12
2.3
Konfigurasi pin LCD 2X16... 184.1 Data pengujian LM35 pertama ... 36
4.2 Data pengujian LM35 kedua ... 36
4.3 Hasil penguatan empat kali pada sensor I ... 38
4.4 Hasil penguatan empat kali pada sensor II ... 38
4.5 Perbandingan Respon Termometer dengan LM35 pertama ... 40
4.6 Perbandingan Respon Termometer dengan LM35 yang kedua ... 42
4.7 Hasil pengujian ADC (0) ... 45
4.8 Hasil pengujian ADC (1) ... 45
viii
DAFTAR GAMBAR
2.1. Percobaan Joule dengan kalorimeter ... 9
2.2. Pin Atmega 8535 ... 10
2.3. Sensor Suhu LM35 ... 15
2.4. Grafik hubungan tegangan terhadap suhu pada LM35 ... 17
2.5. Liquid Crystal Display...18
2.6. LCD 16×2 karakter ... 20
2.7. Alur Pemrograman mikrokontroler ... 22
3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem Pengukur Konduktivitas Termal Bahan ... 24
3.2 Skema Sederhana Sistem Pemanas Bahan ... 26
3.3 Transfer kalor pada bahan uji ... 27
3.4 Blok rangkaian sensor LM35 dan OpAmp ... 29
3.5 Sistem minimum mikrokontroler Atmega8535 ... 30
4.1 Rangkaian penguatan dengan LM358 ... 37
4.2 Grafik pembacaan suhu termometer terhadap tegangan keluaran sensor LM35 pertama pada pemanasan bahan uji ... 41
4.3 Grafik pembacaan suhu termometer terhadap tegangan keluaran sensor LM35 kedua pada pemanasan bahan uji ... 43
ix
DAFTAR LAMPIRAN
3.2 Dokumentasi foto alat yang dibuat dalam pembacaan suhu dan system pemanas bahan uji
3.3 Listing Program lengkap pembacaan suhu dan penampilnya pada LCD
4.5.1 Gambar Grafik perubahan suhu tiap lima sekon
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalor merupakan energi termal yang dimiliki oleh suatu zat yang
berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Energi termal dapat berpindah dari
satu tempat ke tempat lain dengan cara konduksi, konveksi maupun radiasi.
Konduksi merupakan proses perpindahan energi kalor tanpa materinya ikut
berpindah. Pada zat padat, kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan kalor
disebut konduktivitas termal. Dalam kegiatan praktikum menentukan
konduktivitas termal bahan logam, umumnya dilakukan dengan menggunakan
memanaskan batang logam dengan panas uap air dari ketel air yang dipanaskan.
Kemudian diukur suhunya dengan menggunakan termometer raksa. Akan menjadi
cukup berbahaya jika uap air yang panas mengenai tubuh yang bisa menyebabkan
rasa terbakar. Alat ukur yang digunakan juga kurang presisi karena respon
termometer raksa kurang baik. Bila tabung kacanya pecah, raksa bisa berbahaya
bila terkena kulit atau mata.
Penelitian telah dilakukan untuk menentukan konduktivitas termal suatu
bahan yang lebih aman dan presisi. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh
Rakhmat Syaepullah dkk (2006) dengan judul “Rancang Bangun Alat Ukur
Konduktivitas Panas Bahan Dengan Metode Needle Probe Berbasis Mikrokontroler AT89S52”. Metode ini menggunakan kawat yang dialiri arus
2
dibaca oleh sebuah sensor LM35 yang kemudian diproses di mikrokontroler
AT89S52 dan keluarannya berupa tampilan pada seven segment.
Mikrokontroler yang digunakan masih tipe lama yang membutuhkan ADC
eksternal dan tentunya membutuhkan rangkaian tambahan. Sekarang sudah
banyak mikrokontroler yang tertanam ADC didalamnya, sehingga lebih praktis
untuk mengkonversi pulsa analog menjadi digital. Tampilan yang digunakan juga
dengan seven segment yang terbatas pada tujuh buah segmen, sehingga tidak bisa membuat karakter-karakter yang bervariasi.
Maka dari kekurangan tersebut penulis ingin merancang alat ukur
konduktivitas termal bahan logam yang lebih akurat. Mikrokontroler yang
digunakan adalah ATmega8535 sudah tertanam ADC di dalamnya, sehingga lebih
praktis, tidak perlu membeli ADC eksternal. Sensor suhu digunakan LM35
sebanyak dua buah untuk mengukur suhu di dua sisi bahan uji, dengan tujuan
mengukur suhu sisi yang dipanaskan dan sisi lain yang tidak dipanaskan untuk
mendapatkan selisih suhu yang mnujukkan transfer kalor. Tampilan menggunakan
tampilan LCD sehingga karakter yang digunakan lebih bervariasi dan bisa
mengamati suhu tiap waktu. Pembacaan suhu oleh sensor LM35 akan dikirim dan
disimpan ke komputer dengan sistem logger, agar bisa diolah lebih mudah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, adapun rumusan masalah yang akan dikaji
3
1. Bagaimana rancangan alat ukur konduktivitas termal bahan logam
yang akurat dengan dua sensor suhu LM35.
2. Bagaimana tingkat akurasi, presisi dan resolusi alat ukur konduktivitas
terhadap nilai konduktivitas termal bahan logam pada literatur.
1.3 Batasan Masalah
1. Sensor suhu yang digunakan adalah sensor LM35.
2. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATmega8535.
3. Bahan uji yang digunakan adalah Aluminium dengan dimensi panjang
20 cm dan diameter 1 cm.
4. Isolasi dianggap sempurna sehingga kerugian kalor yang terjadi dapat
diabaikan.
1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu merancang alat ukur
konduktivitas termal bahan logam berbasis mikrokontroler yang akurat dengan
dua sensor LM35 dan tingkat akurasi, presisi dan resolusi alat ukur yag baik.
1.5 Manfat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menjadi instrumen yang dapat
mengukur konduktivitas panas bahan logam berbasis mikrokontroler yang akurat
dan presisi, serta menambah pengetahuan tentang konduktivitas panas bahan.
4
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
Studi literatur, yaitu dengan mempelajari referensi yang dapat menunjang
dalam melakukan penelitian ini. Referensi yang dapat digunakan diantaranya
yaitu dengan mempelajari buku-buku, artikel, sumber dari internet,
jurnal-jurnal dan sumber bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang
akan dilaksanakan.
Metode eksperimen, yaitu dengan melakukan penelitian berupa perancangan
dan pembuatan sistem serta menguji alat secara keseluruhan dengan sistem
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode aksperimen. Eksperimen
yang dilakukan yaitu membangun sistem pengukur suhu dan pengambilan data
suhu. Pembangunan sistem pengukur suhu meliputi elemen bahan aluminium,
elemen pengukur suhu yaitu sensor LM35 dan mikrokontroler ATmega8535.
Sementara studi yang dilakukan mengamati respon sistem yang telah
dibangun serta membandingkannya dengan data literatur. Banyak faktor yang
mempengaruhi nilai konduktivitas termal bahan, terutama hal teknis saat
melakukan percobaan. Maka diperlukan banyak referensi dan informasi tambahan
dari buku, artikel, internet dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan nilai yang bagus.
3.2Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metoda eksperimen yang dilakukan di
beberapa tempat diantaranya:
1. Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi (LEI) jurusan pendidikan
24
2. Kediaman peneliti, jalan Cilimus no 16A, kel Isola, kec Sukasari,
Bandung 40154.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Persiapan
Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap, mulai tahap perancangan,
pembuatan dan pengolahan data. Pada penelitian ini pengukuran suhu bahan,
dalam hal ini aluminium dilakukan oleh sensor suhu LM35. Output dari sensor diolah oleh mikrokontroler ATmega8535, kemudian dikirim datanya menuju
komputer melalui program Hyper Terminal untuk pengolahan data lebih mudah.
Gambar 3.1 Blok Diagram Perancangan Sistem Pengukur Konduktivitas
Termal Bahan.
Sistem pemanas berupa lilitan kawat berbentuk solenoida yang diberikan
tegangan DC. Akibat hambatan yang dimiliki oleh kawat akan menimbulkan
25
diuji akan disense oleh sensor LM35. Akibat perubahan suhu yang diterima LM35 menyebabkan tegangannya berubah. Perubahan tegangan tersebut diterima oleh
sistem mikrokontroler melalui ADC (Analog to Digital Converter) terlebih dahulu agar data analog dari sensor LM35 dapat dibaca oleh mikrokontroler berupa data
digital. Tampilan data suhu tiap waktu dapat diamati di layar LCD (Liquid Crystal Display). Hasil terjemahan mikrokontroler kemudian dikirim ke komputer melalui Max232 yang merupakan konektor koneksi mikrokontroler dengan komputer. Di
komputer, data dari mikrokontroler dibaca dan disimpan oleh suatu program, yaitu
Hyrper Terminal. Hasil pembacaan oleh komputer berupa log data suhu. Log data
suhu tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan nilai konduktivitas panas dari
bahan yang diuji.
3.3.2 Perancangan
3.3.2.1Sistem Pemanas
Sistem pemanas menggunakan kawat yang dililit membentuk solenoida.
Jumlah lilitan yang digunakan sebanyak 400 lilitan. Panjang solenoida 3 cm
dengan diameter 1,5 cm. Dimensi ini disesuaikan dengan dimensi bahan uji yang
berupa aluminium berbentuk silinder pejal. Sistem pemanas dihubungkan langung
dengan sumber tegangan 10 volt DC. Karena hambatan lilitan kawat kecil maka
arus dalam sistem tersebut akan besar. Dengan arus yang besar, disipasi dari
hambatan yang berupa panas akan besar sehingga sistem menjadi panas. Hasil
26
Gambar 3.2 Skema Sederhana Sistem Pemanas Bahan.
Dengan melihat hukum kekekalan energi dan hubungan konversi energi
listrik ke enegi kalor, dimana 4,186 J = 1 kal, maka
4,186 Elistrik = Ekalor
Dan, daya listrik merupakan energi listrik Elistrik tiap waktu t, dinyatakan
oleh :
Dari persamaan (2.1) didapatkan :
+ -
Mikrokontrler
MAX232 PC bahan
LM35 LM35
penguat
LCD penguat
(3.1)
(3.2)
27
Maka nilai k
Dari persamaan di atas kita dapat menghitung nilai konduktivitas termal
bahan dengan mengukur perubahan suhu tiap waktu atas energi atau daya yang
diberikan berakibat mengalirnya kalor dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah.
3.3.2.2Bahan Uji
Jika suatu batang padat dengan penampang yang luasnya A, dipertahankan
pada suatu suhu lebih tinggi dari ujung lainnya, maka energi termal terus menerus
dikonduksikan lewat batang dari ujung yang panas ke ujung yang dingin.
Gambar 3.3 Transfer kalor pada bahan uji
Dalam keadaan mantap, suhu berubah secara uniform dari ujung yang panas ke ujung yang dingin. Laju perubahan suhu sepanjang batang ⁄
dinamakan gradien suhu. Suatu bagian kecil batang yang tebalnya L, dan
adalah beda temparatur pada potongan. Jika adalah jumlah energi termal yang
28
dikonduksikan lewat potongan itu dalam waktu . Secara eksperimen, ditemukan
bahwa arus termal sebanding dengan gradien temaperatur dan luas penampang A.
3.3.2.3Blok Sensor Suhu LM35
Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengkonversi besaran panas yang
ditangkap menjadi besaran tegangan. Sensor ini memiliki presisi tinggi. Sensor ini
sangat sederhana dengan hanya memiliki buah 3 kaki. Dimana ketiganya terdapat
kaki untuk sumber tegangan (Vcc) antara 4-20 Volt, kaki untuk ground dan kaki
untuk output. Output dari sensor ini dapat langsung dikonversi ke dalam satuan
celcius, sehingga lebih mudah dalam pengolahan data suhunya.
Kalor yang diberikan kawat solenoida kepada bahan akan mengalir dari
ujung bahan yang diberi kalor menuju ujung yang lain. Sensor suhu LM35
ditempel di kedua ujung untuk mengetahui suhu aktual bahan di awal dan akhir
pengukuran.
Data suhu dari sensor LM35 tidak langsung dimasukkan ke dalam
mikrokontorler, namun dikondisikan terlebih dahulu agar sesuai dengan tegangan
yang digunakan oleh mikrokontroler, biasanya 5 volt.
29
Gambar 3.4 Blok rangkaian sensor LM35 dan OpAmp
Keluaran LM35 dilengkapi rangkaian peredam berupa resistor dan
kapasitor, selain itu rangkaian ini dilengkapi dengan rangkaian filter resistor dan
kapasitor masing 1k5 dan 1n. LM358 berfungsi sebagai rangkaian penguat dengan
faktor penguatan empat kali dengan keluaran yang tidak membalik. Keluaran
rangkaian ini kemudian diumpankan ke blok mikrokontroler yang akan
membandingkan nilai yang terukur dan nilai yang dikehendaki sehingga muncul
nilai error.
3.3.2.4Blok Sistem Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol
rangkaian elektronik dan dapat menyimpan program di dalamnya. Masukan
mikrokontroler ini berupa pulsa-pulsa analog yang dikirim dari sensor suhu LM35.
30
Data ini tidak dapat diolah langsung, namun diubah terlebih dahulu ke dalam
bentuk yang bisa dibaca oleh mikrokontroler, yaitu data digital. Jadi pertama data tersebut diubah ke dalam bentuk data digital oleh ADC (Analog to Digital Converter) yang sudah tertanam dalam mikrokontroler ATmega8535. Selanjutnya barulah bisa diolah di dalam mikrokontroler. Mikrokontroler berfungsi membaca
data masukan perubahan suhu dari sensor LM35 yang selanjutnya akan dikirim
menuju komputer.
Gambar 3.5 Sistem minimum mikrokontroler Atmega8535
3.3.2.5Program Pembacaan Suhu
Untuk dapat mengukur nilai suhu, serta menampilkan hasil pembacaannya,
31
utama karena merupakan induk sistem kendali yang akan dibuat. Pemrograman
mikrokontroler menggunakan software BASCOM-AVR versi 1.11.9.8.
Pemrograman mikrokontroler dibagi beberapa tahap diantaranya bagian
deklarasi dan konfigurasi, bagian proses, bagian pengukuran temperatur dan
bagian penampil pada layar. Program lengkap pembacaan suhu dan penampilnya
pada LCD dapat dilihat pada lampiran 3.1.
a. Bagian Deklarasi dan Konfigurasi
Bagian deklarasi dan konfigurasi merupakan tahap awal dari
pemrograman. Pada bagian ini, tipe chip, crystal, baudrate, konstanta, variabel, hardware tambahan seperti LCD yang digunakan dikenali oleh mikrokontroler. Berikut listing program bagian deklarasi dan konfigurasi:
$crystal = 11059200 $baud = 9600
Config Lcd = 20 * 2
Config Lcdpin = Pin , Db4 = Portc.4 , Db5 = Portc.5 , Db6 = Portc.6 , Db7 = Portc.7 , E = Portc.2 , Rs = Portc.0
32
b. Bagian Proses
Bagian proses pemrograman berfungsi sebagai pusat kerja program.
Pada bagian proses ini menempatkan posisi pembacaan suhu oleh sensor
pertama dan kedua, yang diumpankan ke ADC 0 dan ADC 1 pada
mikrokontroler. Kemudian hasil akan dikonversi agar tegangan yang terbaca
senilai dengan suhu yang terukur. Selanjutnya ditempatkan pada baris dan
kolom yang tersedia di LCD, dimana pembacaan suhu untuk sensor pertama
diletakkan di baris pertama dan pembacaan suhu untuk sensor pertama
diletakkan di baris kedua. Proses ini bekerja pada tegangan referensi
mikrokontroler yaitu 5 volt. Listing programnya sebagai berikut:
33
c. Bagian Akhir
Pada bagian akhi ini hasil pembacaan sensor yang sudah dikoversi
akan ditampilkan di layar komputer dengan perintah print. Kemudian proses pembacaan suhu ini dilakukan secara terus-menerus dengan perintah loop
dengan waktu pembacaan tiap satu detik. Listing programnya sebagai berikut:
...
3.4 Pengolahan Data di Komputer
Data perubahan suhu yang sudah diterima komputer akan disimpan di
dalam memori komputer. Selanjutnya data tersebut akan diolah berdasarkan
perhitungan perumusan konduktivitas termal suatu bahan
. Dari tegangan DC yang diberikan pada kawat solenoida
merupakan kalor masukan yang akan mengkonduksi bahan sehingga kalor
mengalir menuju ujung lain dari bahan. Pemberian kalor mengakibatkan
perubahan suhu pada bahan. Perubahan suhu dijadikan variabel terikat dengan
variabel bebasnya adalah tegangan yang diberikan dan mengkondisikan
variabel-variabel lainnya dibuat tetap, yaitu dimensi bahan seperti luas penampang bahan
34
Semua nilai masukan, keluaran dan semua variabel yang didapatkan diolah
dengan Microsoft Excel untuk mendapatkan nilai konduktivitas bahan. Setelah sudah didapatkan nilai konduktivitas bahan dengan membuat grafik hubungan
perubahan suhu terhadap waktu, maka akan terlihat perbandingannya dengan nilai
konduktivitas bahan pada literatur. Itu akan menjadi faktor koreksi bagi percobaan
yang dilakukan. Tentunya nilai yang didapat tidak akan persis sama dengan nilai
BAB V
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Pada penelitian yang telah dilakukan tentang rancang bangun alat ukur
konduktivitas termal bahan logam berbasis mikrokontroler didapatkan hasil
bahwa rancangan alat ukur konduktivitas termal dengan dua sensor suhu LM35
kurang akurat. Hasil yang didapatkan adalah nilai
. Kesalahan atau error sebesar Alat ukur cukup presisi dengan nilai sering muncul 1447, 597 dan resolusi alat mampu membaca suhu
paling kecil 0,005 .
1.2 SARAN
Setelah dilakukan kegiatan penelitian ini saran yang mungkin nantinya
dapat dikembangkan untuk menyempurnakan penelitian ini berupa penggunaan
sistem pemanas yang terisolasi dari lingkungan agar kalor tidak ditransmisikan ke
selain bahan uji. Buatkan sumber tegangan dengan arus yang lebih besar dari
1200 mA agar konsumsi daya semua komponen listrik yang digunakan bekerja
dengan baik. Gunakan sumber tegangan yang berbeda untuk mikrokontroler dan
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mikrajuddin. (2006). IPA Fisika 3. Erlangga: Jakarta.
Ariningsih, Ni Luh Putu Ayu. (2010). Energi dan Daya Listrik, [online] Tersedia:
http://maribelajarfisika.blogspot.com. [15 Oktober 2011].
Dominikus. (2005). Data Acquisition System using ATmega8. [online] Tersedia:
http://www.kmitl.ac.th. [26 Agustus 2011].
Giancoli, Douglas C. (2001). Fisika. Erlangga: Jakarta.
Kurniawan , Agus. (2011). Perpindahan Panas Konduktivitas Thermal [online]
Tersedia:
http://akurblog76.blogspot.com/2011/09/perpindahan-panas-konduktivitas-thermal.html [23 Desember 2011].
Listyanto , Anggoro Dwi. (2009). Apa dan Bagaimana Karakteristik Sensor Suhu
LM35 [online] Tersedia:
http://tutorial-
elektronika.blogspot.com/2009/02/apa-dan-bagaimana-karakteristik-sensor.html. [26 Agustus 2011]
Putra, Agfianto Eko. (2009). Antarmuka PC: Dasar-dasar Akuisisi Data. [online].
Tersedia: http://agfi.staff.ugm.ac.id/blog/index.php/2009/02/
antarmuka-pc-dasar-dasar-akuisisi-data/. [26 Agustus 2011].
Sinurat, Dunov Saur Raja. (2010). Pengertian HyperTerminal [online] Tersedia :
http://dunovteck.wordpress.com/2010/01/01/pengertian-hyperterminal/. [15
Oktober 2011].
Yasdinulhuda. (2008). Alat Ukur & Pengukuran [online] Tersedia: