• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN MISMATCH KERJA PADA BAGIAN PLANT ENGINERING DALAM RANGKA MENCARI BENTUK LEMBAGA PELATIHAN YANG SESUAI : STUDI KASUS DI PT. TARUMATEX BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENIMBULKAN MISMATCH KERJA PADA BAGIAN PLANT ENGINERING DALAM RANGKA MENCARI BENTUK LEMBAGA PELATIHAN YANG SESUAI : STUDI KASUS DI PT. TARUMATEX BANDUNG."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MENIMBULKAN MISMATCH KERJA PADA

BAGIAN PLANT ENGINERING DALAM RANGKA

MENCARI BENTUK LEMBAGA PELATIHAN

YANGSESUAI

( STUDI KASUS DI PT. TARUMATEX BANDUNG )

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari

syarat memperoleh Magister Kependidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

RYANTO HADI PRAYITNO. Spd. SE. Ssi. NIM 959651

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ELMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

Plant Enginering, dalam Rangka Mencari Bentuk Lembaga Pelatihan yang

Sesuai.« ( Studi Kasus di P.T. Tarumatex Bandung ).

Oleh.

Ryanto Hadi Prayitno.

Pendidikan memiliki peran sangat strategis dalam pengembangan

Sumber Daya Manusia, sebab jenjang pendidikan ini berorientasi pada penyiapan

tenaga kerja yang berkemampuan akademis dan atau profesional.

Sesuai dengan sifatnya sebagai studi deskriptif analitis, penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatis,yaitu berupa kata-kata,tindakan atau perilaku,

dan dokumen yang secara langsung diperoleh dari para responden melalui teknik

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dengan studi kasus pada PT. Taru

matex Bandung. Studi dilakukan berdasarkan situasi yang wajar ( natural setting )

Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah : (1) Seluruh karyawan

bagian Plant Enginering, khususnya yang beriatar belakang pendidikan non tehnik

( mismatch ) PT. Tarumatex (2) Direksi PT. Tarumatex/ Kepala Pabrik (3) Mana

ger Plant Enginering PT. Tarumatex. (4) Human Resources Development Mana

ger PT. Tarumatex. (5) Direksi SDM Salim Textile (6) Staff Direksi Salim Tex

tile (7) Training Manager Human Resources Development Salim Textile (8).

Koordinator Training Advisory Service/TAS BLK Bandung (9) Kepala Balai

Pengembangan Produktivitas Daerah (BPPD) Jabar.

Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik wawancara pengamatan

dan studi dokumentasi : yang dilakukan dari orientasi hingga eksplorasi

berlang-sung secara intensif dari bulan Juni 1997 sampai October 1997. Alat pengumpul

datanya adalah peneliti sendiri ( human instrument ) dibantu dengan dokumen

karyawan, kamera foto dan buku catatan. Sedangkan analisis datanya dilakukan

melalui prosedur Reduksi Data, Display Data, Mengambil Kesimpulan dan

Verifikasi

Hasil analisis ditemukan bahwa: Kondisi Personil bagian Plant

Engine-ring di PT.Tarumatex Bandung, karyawan yang mismatch (tidak berbasis tehnik)

menghasilkan prestasi kurang baik dibandingkan karyawan yang match.Juga

terdapat kesenjangan antara kemampuan kerja nyata dengan kemampuan kerja

standard yang dituntut oleh sebab itu perlu ditingkatkan pengadaan tenaga yang

match baik melalui prosedur penerimaan karyawan baru, maupun melalui pela

tihan. Juga dirasakan perlu peningkatkan pengetahuan tehnik. Disamping hobby

dan minat yang kuat, pengalaman serta pelatihan sangat menunjang untuk meraih

prestasi yang tinggi. Ada faktor-faktor yang menyebabkan mismatch kerja baik

berupa faktor yang melekat pada karyawan perusahaan seperti Latar belakang

pendidikan dan Pengalaman kerja, Typologi orang, Lingkungan Budaya serta

faktor yang melekat pada keadaan perusahaan seperti mismatch dalam

(3)

VI

jemen Personalia, kurang memahami Peraturan Perusahaan, Disiplin Kerja,

Kepe-mimpinan kurang mengarahkan, Budaya Perusahaan dan Etos Kerja, Situasi kerja

dan Pergaulan sesama tenaga kerja, iJngkungan kerja, baik Tempat kerja maupun

Pelayanan kerja. Yang kesemuanya memerlukan langkah-langkah yang sebaiknya

ditempuh demi mengatasi kesenjangan , mismatch kerja serta hambatan-hambatan

yang terjadi. Meskipun di PT Tarumatex telah diadakan pelatihan-pelatihan yang

cukup mencapai sasaran, tetapi demi peningkatan kinerja yang lebih baik perlu

diadakan pelatihan Total Productive Maintanane (TPM) dan pelatihan Just in

Time Workshop. Tak kalah pentingnya proses penyusunan personalia yang beru

pa program jangka panjang maupun program jangka pendek harus dirancang

sebaik-baiknya. Untuk itu penulis perlu merekomendasikan beberapa hal yaitu:

Untuk bagian plant Enginering. (1) Memperhatikan lingkungan kerja demi

menghindari timbulnya kecelakaan kerja, mengadakan sistim rotasi, melakukan

karyawan sebagai anggota organisasi. (2) Melaksanakan dengan konsekwen

prinsip tidak menerima karyawan yang mismatch. (3) Mengembangkan program

On-The-Job Training (4) Perlu diadakan pelatihan Total Productive maintanance

dan pelatihan Just In Time Workshop. Untuk PT.Tarumatex. (1) Fungsi umum

serta fungsi operasi manajemen harus dilaksanakan dan dievaluasi setiap saat. (2)

Dibina dan dilengkapi sarana anjang komunikasi. (3) Bagi karyawan baru perlu

mendapat pelajaran dan keterampilan teknis serta pengetahuan dasar mengenai

nilai-nilai yang dianut perusahaan. (4) Mengembangkan Lembaga Pelatihan

seperti yang telah diadakan Salim Textile. (5) Memanfaatkan program

pema-gangan yang diperkenalkan oleh pemerintah serta mengadakan Management

Training. Untuk Dunia Pendidikan /Pemerintah (1) Perlunya kesadaran pentingnya

kemampuan dan kekuatan sendiri demi bertekad meningkatkan kualitas SDM

Indonesia (2) Diperlukan manajemen SDM yang tepat pada tingkat nasional

se-hingga terintergrasikan SDM kedalam pembangunan (3) Mengupayakan Pemba

ngunan ketenaga kerjaan yang sifatnya menyeluruh (4) Tersedianya pemetaan

mengenai peluang kerja ditiap wilayah (5) Tersedianya Dana untuk modal usaha

(6) Tersedianya Peta kemampuan Tehnologi dan juga peta kemampuan SDM (7)

Lembaga Pendidikan harus dapat melihat apa yang dibutuhkan kalangan dunia

usaha (8) Adanya keterkaitan penyelenggaraan pendidikan antara pemerintah dan

swasta (9) Perlu adanya undang-undang bagi perusahaan untuk melatih para

karyawararya (10) Mencari bentuk Lembaga Pelatihan yang dapat meminimalkan

(4)

KATA PENGANT AR ii

ABSTRAKS v

UNGKAPAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xv

BAB I PENDAHULUAN .' 1

A. Latar Belakang masalah 1

B. Perumusan Masalah 21

1. Alur Penelitian 23

2. Bahasan 23

C. Tujuan Penelitian 26

1. TujuanUmum 26

2. TujuanKhusus 26

D. Kegunaan Penelitian 27

1. Secara Teoritis 27

2. Secara Praktis 27

BAB II TINJAUAN TEORITIS 28

A. Tantangan Strategi dan Kebijaksanaan Pembangunan

Pendidikan 28

1. Tantangan yang Dihadapi Pendidikan di Indonesia. 28

2. Strategi Dasar Pengembangan Pendidikan Nasional 31 3. Kebijakan " Link & Match " 36

B. SDM dan Masalah Pengelolaannya 43

1. Pembangunan Ketenaga Kerjaan 43

2. Proses Perekayasaan dalam Peningkatan atau

Pem-binaan Kualitas SDM 45

3. Sumber Daya Manusia sebagai Tenaga Kerja yang Efektif dan Permasalahan dalam Pengiriman Tena

ga Kerja ke Luar Negeri 46

4. Manajemen Sumber Daya Manusia 54

5. Performance Appraisal (Pengukuran Prestasi Kcrja) 73

(5)

XI

7. Paradigma Baru dalam Bidang

SDMdanUsaha-usaha Menciptakan Lapangan Kerja Baru 79

C. Faktor yang Menimbulkan Mismatch Kerja 82

1. Analisa-analisa dalam Proses Penyusunan Persona

lia 84

2. Pendidikan Formal tidak Siapkan Tenaga Kerja 86 D. Pelatihan sebagai Upaya untuk Mengliindarkan Mis

match SDM

"

88

1. Manfaat Pelatihan 88

2. Merancang Program-program Pelatihan 91

3. Pengelola Pelatihan 96

4. Langkah-langkah yang Hams di Tempuh didalam

Pelatihan dan Pengembangan 98

5. Macam-macam Program Pelatihan 103

6. Bentuk Lembaga Pelatihan 109

7. Contoh Model Pelatihan & Program Pelatihan 128

Studi kasus 133

BAB ffl PROSEDUR PENELITIAN 137

A. Rancangan Penelitian 137

1. Metode Penelitian 137

2. Lokasi Penelitian 138

3. Subyek Penelitian 139

4. Instrumen Penelitian 139

B. Tahap Penelitian 158

1. Tahap orientasi 158

2. Tahap Eksplorasi 159

3. Tahap Member Check 160

C. Proses Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data .. 161

1. Reduksi Data 165

2. Display Data 166

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi 166

D. Signifikansi Hasil Penelitian 167

1. Kredibilitas 167

2. Transferabilitas (Validitas Ekstemal) 169

3. Dependabilitas (realibilitas ) dan Konfimabilitas

(obyektifitas) 169

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASH. PENELITIAN 172

A. Persiapan Penelitian 172

(6)

2. Persiapan Teknis 172

B. Pengumpulan Data 173

C. Analis data yang diperoleh 176

D. Hasil Penelitian 274

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

289

A. Kesimpulan Hasil Penelitian 289

B. Rekomendasi 291

DAFTARPUSTAKA

295

(7)

Xlll

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I - 1. Distribusi Struktur Pekerja Menurut Kelompok Jabatan achir

PelitaV- 1998 (DalamPersen) 11

1-2. Perkiraan Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Pada PJP II

(JutaOrang) 11

I - 3. Tingkat Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan ( dalam -.

Persen) 12

1-4. Hubungan Lulusan P.T.dan Lapangan Kerja 13 II - 1. Jumlah dan Tingkat Pengangguran Terbuka 1971,1985,1990... 44

H-2. KualitasSDM % 46

II - 3. Perbandingan Asumsi-Asumsi" Paedagogy dan Adragogy "... 64

II-4. Prosedur Pelatihan Edwin B. Flippo 102

HI- 1. Pedoman Wawancara (tak berstruktur )

- Untuk Karyawan Mismatch Kemampuan Kerja Rendah 142

- Untuk Karyawan Mismatch Kemampuan Kerja Tinggi 142

HI- 2. Pedoman Wawancara ( berstruktur )

- Untuk Karyawan Mismatch Kemampuan Kerja Rendah 143

- Untuk Karyawan Mismatch Kemampuan Kerja Tinggi 143

HI-3. Pedoman Wawancara

- Untuk Direksi/Kepala Pabrik ( Tarumatex ) 148 - Untuk Manager Plant Enginering ( Tarumatex) 149 - Untuk Human Resources Development ( Tarumatex ), 149

HJ-4. Pedoman Wawancara "

- Untuk Direksi Sumber Daya Manusia ( Salim Textiel ) .... 150

- Untuk Staf Direksi (Salim Textiel ) 150

- Untuk Training Manager Human Resources Development

( Salim Textiel) 151

UJ- 5 Pedoman Wawancara

- Untuk Koordinator TAS unit pelayanan BLK/KLK Bandung 151

- Untuk Kepala B.P.P.D. Propinsi Jabar 152 UJ- 6. Daftar Karyawan Plant Enginering PT. Tarumatex 153

IJJ-7. Lembaran Penilaian Karya Karyawan 155

HI- 8. Rekap Penilaian Prestasi karyawan 157

EI- 9. Latar Belakang Pendidikan Karyawan PE. PT Tarumatex 162

PV-1. Bagian Plant Enginering 180

TV- 2 Latar belakang pendidikan dan hasil penilaian kary PE 181

rV-3 Hasil Wawancara 182

IV-4 Subagian Bengkel 186

(8)

Gambar TT .

t i ai t. i.- Halarnan

1-1.

Alur Penelitian

2i

n - 1. Hubungan Kehidupan, Kualitas SDM dan Pendidikan

Nasio-nal

35

H-2. " Link &Match "Proses dan Hasil Pendidikan

38

n-3. '-' Link &Match "Pendidikan dan Dunia Kerja

39

H-4. Jenis Tenaga Kerja

"

48

H-5. Potensi Sumber Daya Kerja Manusia

50

n- 6 Persaingan Ketat dalam Mengisi Lowongan Kerja ...

53

H- 7. Hubungan antara Misi, Tujuan dan Bentuk-bentuk Rencana

lain dalam Organisasi

57

H-8. Berbagai Sumber Penawaran Personalia

*

59

n-9. Experiencial Learning Cycle

64

11-10. Fungsi Penyusunan Personalia

72

11-11. Nilai Tambah Proses Produktivitas

77

H-12. Gambar Rangkaian Kesatuan antara Pelatihan dan Pendidik

an Edwin BFlippo

108

n-13. Struktur Organisasi BLK

114

H-14. Struktur Organisasi KLK

...'...

115

n -15. Skema Kegiatan Jasa Pelayanan TAS

116

H- 16. Kiat untuk Memiliki Teknisi yang Handal

...'...

125

n-17. PolaPemagangan

.".

_

13^

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjalanan pembangunan nasional kita, akhir-akhir ini temyata

disertai oleh munculnya kesadaran pentingnya kemampuan dan kekuatan

sendiri. Hal ini secara formal dinyatakan dalam GBHN 1993 sebagai berikut:

" Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Kedua merupakan masa

Kebangkitan Nasional Kedua bagi bangsa Indonesia yang tumbuh

dan berkembang dengan semakin mengandalkan pada kemampuan

dan kekuatan sendiri serta semakin menggeloranya semangat

kebangsaan untuk membangun bangsa Indonesia dalam upaya

mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa

lain yangtelah maju ".

Guna menunjang Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua ( PJPT.2 ) maka

secara politis perhatian terhadap pembangunan manusia Indonesia menjadi

semakin tinggi. Kita bertekad untuk meningkatkan kemampuan dan kekuatan

diri dengan cara meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia ( SDM ) kita

sendiri.

Mendikbud Wardiman Djojonegoro mengatakan " Kemajuan suatu

bangsa tidak hanya ditentukan Sumber Daya Alam ( SDA ) yang melimpah,

tapi juga oleh kualitas SDM. Mengapa Jepang dan Jerman yang sempat kalah

perang, kini bisa menjadi negara maju, padahai mereka tidak memiliki SDA

(10)

mahasiswa STSJPGarut ).

Indonesia, Malaysia dan Thailand sekarang sudah cukup maju, dan

telah menjadi anak macan Asia yang akan menyusul induknya si macan Asia

yaitu Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong, dan Singapura. Negara-negara

tersebut terakhir kesemuanya ini maju lebih pesat disebabkan karena

penduduknya menguasai dan terus mengembangkan tehnologi dan Jptek. Untuk

bisa bersaing dipasar bebas diera globalisasi nanti, satu-satunya cara bagi

Indonesia harus mampu meningkatkan kualitas SDM.

Kita akui bahwa Indonesia memang terlambat dalam menyiapkan semuanya

itu. Hampir 24 tahun dari periode awal kemerdekaan kita masih bergelut

dengan kurang pangan, impor beras, kurang jalan, kurang sarana dan kurang

sekolah. Setelah tahun 1969 Indonesia baru bisa membangun secara

berenca-na. Padatahun 1984 yaitu 39 tahun setelah merdeka, baru kitamencanangkan

Wajib Belajar enam tahun. Untuk itu Mendikbud mengingatkan kalangan

perguruan tinggi agar mampu mengantisipasi setiap perkembangan yang ada

dilingkungannya. dengan melakukan program LINK A MATCH. Lembaga

Pendidikan harus dapat melihat apa yang dibutuhkan kalangan dunia usaha

serta kalangan pendidikan harus bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan

(11)

Konsep link and matchumumnya dilihat sebagai keselarasan antara

pendidikan dengan dunia kerja, menurut Prof. Dr. M. Fakry Gaffar. M.Ed

pengertian ini terialu sempit, esensinya, pendidikan harus link and match

dengan fenomena perubahan dan kehidupan sosial masyarakat yang terus

bergerak. Dunia kerja hanya sebagian kecil dari kehidupan masyarakat

Sasaran pendidikan, bukanlah untuk mencari kerja, tapi bagaimana kita

meletakan dasar-dasar agar si terdidik mampu secara kreatif mengisi

kehidupan sosial. ( Teropong. Pikiran Rakyat, 30 Desember 1996 ).

Sedangkan menurut Umar Kayam dalam Kompas 31 desember 1996

mengatakan link and match yang diterjemahkan dengan keterkaitan dan

kesepadanan seyogyanya dibaca dalam orientasi kesemestaan pendidikan dan

pengajaran. Masyarakat adalah satu keseluruhan yang disangga oleh berbagai

keterkaitan. misalnya budaya, infrastruktur ekonomi, perdagangan dan

bfrokrasi pemerintah.

Sedangkan mislink dan mismatch menurut Ki Supiryoko dalam Pikiran Rakyat

tanggal 19 oktober 1996, belum mempunyai kesepadanan dan keterkaitan,

disini misalnya antara produk perguruan tinggi yaitu lulusan dan hasil

penelitian belum mempunyai kesepadanan dan keterkaitan yang kuat dengan

(12)

maret 1997 adalah " Ada hubungan antara guru dan kepala sekolah dengan

para pengusaha untuk melihat apa yang diperiukan oleh industri, lalu

menerapkan kebutuhan industri di sekolah ". Jadi adalah keliru anggapan yang

menilai konsep link and match yang diterapkan Dekdikbud gagal karena hanya

melihat masih tinggjnya angka pengangguran. Perlu adanya keterkaitan

penyelenggaraan pendidikan antara pemerintah dan swasta demi untuk

meningkatkan kualitas SDM Indonesia.

Didalam konvensi nasional Sekolah Dasar 1997 di Semarang. Ali

Mustafe Trajutisna dari Pusat Peran Masyarakat mensinyalir bahwa

keberadaan Undang-undang ( UU ) Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dinilai kurang mengantisipasi peikembangan global.Yang

diantisipasi baru semangat humanisme dari peikembangan global, sedangkan

globalisme yang lebih mengarah pada gjobalisasi ekonomi belum

dipertimbangom. Bahkan didalam kurikulum 1994, yang merupakan produk

terbaru acuan kegiatan pendidikan dilapangan, dilihat dari kaitannya dengan

isu global muatannya dinilai sudah jauh ketinggalan. Di Filipina atau Australia

mereka sudah bicara muatan

global, sedangkan kita masih ribut tentang

(13)

Berbicara tentang SDM, tidak bisa hanya dari satu sisi. Untuk

memperbaikinya sangat banyak aspek yang mempengaruhinya, baik dari segi

jasmani maupun rohani, termasuk sistem yang mengelola keberadaanrrya.

World Development Report 1995, dalam tulisamrya yang berjudul " Workers

in an intergrating World ." Mengulas antara lain mengenai implikasi-implikasi

dari liberalisasi perekonomian global terhadap nasib kaum pekerja dinegara

berkembang dan maju, mengalami kecenderungan yang sama, yakni makin

kuatnya kompetisi disetiap sektor dan ini, sejalan dengan makin terbukanya

akses informasi dan pasar kerja, Adapun kesimpulannya hanya satu, pekaja

terampU makin banyak dibutuhkan aanpnfesfanahme makin mengemuka

( menguat kepermukaan).

Adadua modal pokok dan penting pada negara-negara yang sedang

berkembang atau Dunia Ketiga yaitu SDA yang potensial dan masih

terpendam serta SDM berupa penduduk yang jumlahnya besar. Untuk

memanfaatkan faktor-faktor penting diatas dalam pembangunan diperlukan

modal dan tehnologi, yang umumnya dimiliki oleh negara-negara maju. Agar

dapat memanfaatkan dengan efektif dan efisien SDM diperlukan suatu

pengelolaan yang tepat.

Manajemen SDM sangat ditentukan oleh sifat SDM itu sendiri yang selalu

(14)

absolut-tersedia dengan tingkat perkembangan ekonomi diperlukan manajemen SDM

yang tepat pada tingkat nasional.

Manajemen SDM pada tingkat nasional bertujuan untuk mengintergrasikan

SDM kedalam pembangunan sehingga terjadi penggunaan SDM yang rasional

dengan kesempatan kerja yang penuh ( full employment)

Fenomena pengangguran tenaga terdidik merupakan paradoks

dalam sistem pendidikan Indonesia, mi terjadi karena disatu sisi banyak sekali

bidang usaha yang memerlukan tenaga kerja terdidik tetapi disisi lain banyak

sekali tenaga terdidik yang menganggur. Hal ini dinyatakan pengamat

pendidikan Bapak Didik.J.Rachbini dalam seminar Manajemen Pendidikan

Tinggi Antisipasi tahun 2020 di Jakarta. Rabu 27 Nopember 1996.

Pendidikan di Indonesia secara kolektif kurang memberi tanggapan terhadap

tuntutan kebutuhan pembangunan ekonomi dan industrialisasi yang makin

menuntut keahlian para tehnokrat dan iknuwan yang dihasilkan. Akibatnya

tehnokrat dan ilmuwan asing masih terus berdatangan kepasar kerja Indonesia

Pendidikan di Indonesia belum berhasil menciptakan sistem pendidikan yang

sesuai dengan tuntutan kerja dan tuntutan pembangunan sosial ekonomi secara

keseluruhan. Pendidikan di Indonesia selama ini mengalami mismatch atau

(15)

pendidikan Unggi mayoritas datang dari bidang-bidang yang tidak diperlukan

sehingga ada surplus yang berakibat langsung pada pengangguran tenaga

terdidik.

Suksesnya penerapan konsep link and match pada/ oleh suatu

lembaga pendidikan bisa dilihat dari dua produk perguruan tinggi yaitu

lulusan dan hasil penelitiarmya. Bila kedua produk tersebut mempunyai

kesepadanan dan keterkaitan yang kuat dengan kebutuhan dunia kerja/ industri

maka dikatakan link and match-nya bagus. Begitu pula sebaliknya.

Ki Supriyoko dalam Harian Umum Pikiran Rakyat tanggal 19 Oktober 1996

menyoroti hasil-hasil penelitian dari perguruan tinggi sebagai berikut :

a. Penelitian yang dilakukan oleh kaum akademis di lembaga pendidikan ting

gi temyata mislink and mismatch dengan kebutuhan kerja/ industri.

b. Dinegara-negara maju pimpinan perusahaan/ industri sangat menghargai

pe-nelitian kaum akademis perguruan tinggi yang bisa membantu pengembang

anusahanya.

c. Kalangan perguruan tinggi kita belum mempunyai budaya untuk

menghasil-kan penelitian yang link dan match dengan dunia kerja/industri.

d. Apabila ada penelitian walaupun dalam jumlah yang relatif sedikit, temya

ta nasi! penelitianrrya mempunyai link and match buat dunia kerja/industri,

apakah dunia industri tersebut mau memanfaatkanrrya ?

Jawaban atas pertanyaan terachir tersebut sangat penting. Untuk itu perlu

di-kembangkan kegiatan penelitian yang cermat dan dapat dipercaya.

Untuk lahir jawaban yang baik dan tepat diperlukan mata rantai yang lain yang

(16)

tujuannya mengolah atau mengembangkan hasil-hasil penelitian di perguruan

tinggi atau Lembaga Pelatihan Swasta agar siap untuk dikembangkan pada

skala industri.

Menurut IMD ( Institute for Management Development ), dalam

laporan penelitiannya dengan judul " World Competitiveness Report 1996 "

terjadi penurunan kualitas SDM dari 44 ke 45, meskipun perjalanan

Pembangunan Nasional kita akhir-akhir ini justru lebih dikonsentrasikan pada

upaya peningkatan kualitas SDM. Dalam menghadapi hal ini kita perlu kritis

dankorektif.

Menurut Ki Supriyoko dalam Pikiran Rakyat tgl 7 Juni 1996 dalam tulisannya

yang berjudul: " Benaikah Kualitas SDM Kita Menurun " ada bidang-bidang

pembangunan di negara kita yang perlu dibanggakan misalnya:

a. Dibidang ekonomi, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup kencang te

lah mendudukan Indonesia pada kelompok delapan negara ajaib ( miracle

countries ). Hal tersebut tentunya tidak dapat dicapai tanpa adanya pe

ningkatan kualitas SDM kita.

b. Dibidang tehnologi, dengan meluncumya kapal laut Palindo 500-1 serta

pesawat terbang Gatutkoco N-250yang dibuat oleh putra-putra bangsa

Indonesia.

c. Dibidang demografis, angka harapan hidup (life expectation ), telah

me-ningkat dari 60 menjadi 64 dalam tempo sepuluh tahun, begftu pula angka

kelahiran ( Total Fertility Rate. ) dari 5,61 ( 1970 ) menjadi 2,85 (1994 )

d. Dalam bidang pendidikan,dengan ditempilkannya momentum Wajib

Bela-jar Pendidikan Dasar (WBPD) yang terbukti telah mampu mengentaskan,

(17)

Meskipun hasilnya masih jauh dari optimal tetapi kualitas SDM kita

sesungguhnya telah berhasil ditingkatkan dari waktu kewaktu. Kurang

efektimya pembinaan SDM sebagian disebabkan oleh terjadinya mismatch

dan mislink pada dunia pendidikan hingga melahirkan angka pengangguran

terdidik yang cukup besar. Untuk mengurangi terjadinya hal ini kita perlu

mencermati apa yang amat dibutuhkan oleh angkatan kerja didalam era

globalisasi ini yaitu:

a. Meningkatnya tuntutan jasa-jasa bersama-sama dengan investasi tingkat

tinggi dalam pendidikan, pelatihan, mesin-mesin dan infrastruktur.

Pendidikan dan Pelatihan akan dapat meningkatkan kemampuan pekerja un

tuk menjalankan tugasnya dengan baik,memproses dan menggunakan infor

masi serta mengadaptasi tehnologi baru.

b. Pemetaan mengenai peluang kerja dhvilayahnya.

c. Begitu pula yang tak kalah pentingadalahmodal untuk usaha.

Dalam GBHN 1988 ditegaskan bahwa pembangunan ketenaga

kerjaan sebagai bagian dari upaya pengembangan SDM diarahkan pada

peningkatan harkat, martabat dan kemampuan manusia serta kepercayaan

(18)

Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya yang sifatnya menyeturuh,

disemua sektor dan daerak, dan ditujukan pada pertuasan lapangan kerja, peningkatan mutu dan kemampuan serta perUndungan tenaga kerja.

Dalam penegasan GBHN 1988 dinyatakan bahwa upaya

pengembangan SDM diarahkan pada :

a. Peningkatan mutu, yaitu mutu dari SDM.

b. Membina & mengembangkan tenaga kerja sesuai kebutuhan pembangunan.

c. Mengadakan Pendidikan dan Latihan kerja.

Dalam penegasan GBHN 1988 dikernukakan bahwa masih banyak faktor yang

harus diatasi, antara lain:

a. Tingkat pendidikan rendah. Menurut PM Hatari bahwa keadaan pendidikan

Tenaga Kerja di Indonesia sedemikian buruk yaitu 87,5% pendidikan

di-sektor pertanian berpendidikan Sekolah Dasar, didi-sektor Industri 92,2 %,

dandisektor pertambangan 87,2 %.

b. Struktur pendidikan tidak sesuai dengan permintaan dalam bidang-bidang

tertentu.

c. Partisipasi swasta dalam bidang pelatihan belum memadai.

(19)

11

Tabel I - 1.

DISTRIBUSI STRUKTUR PEKERJA MENURUT KELOMPOK

JABATAN AKHIR PELITA V - 1998 (DALAM PERSEN)

Kelompok

Jabatan

Akhir PelitaV

1994 1995 1996 1997 1998

Mnjm Puncak Mnjm Menengah

Operator

Tnga tak terampil

3,34 1,20 12,15 83,31 3,45 1,47 12,36 82,72 3,47 1,74 12,56 82,23 3,49 2,01 12,77 81,73 3,51 2,28 12,97 81,24 3,55 2,83 13,38 80,24

jumlah 100.00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Perencanaan Tenaga Kerja Nasional (PTKN) Depnaker 1995.

Tabel 1-2

PERKIRAAN ANGKATAN KERJA MENURUT

PENDIDIKAN PADA PJP II (JUTA ORANG)

Tingkat Akhir Akhir Akhir Akhir Akhir

Pendidikan RptVI RptVJI RptVUI Rptrx RptX

SEKOLAH DASAR 56,1 52,3 46,3 33,9 20,3

<%) (61,4) (49,7) (38,7) (25,3) (13,7)

SMTP 12,9 16,3 22,7 33,3 41,8

<%) (14,1) (15,5) (19,0) (24,9) (28,3)

SMTA 16,4 26,0 34,5 41,6 52,3

<%) (17,9) (24,7) (28,8) (31,1) (35,4)

AKADEMI/DIPLOMA 3,4 6,4 9,9 15,3 20,3

<%) (3,7) (6,1) (8,3) (11,4) (13,7)

UNIVERSITAS 2,6 4,2 6,3 9,8 13,2

(%) (2,8) (4,0) (5,3) (7,3) (8,9)

JUMLAH 91,4 105,2 119,7 133,9 147,9

(%) (100,00) (100,00) (100,00) (100,00) (100,00)

Keterangan: Rpt = repellta

(20)

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran

besar-besaran antara lain karena terjadinya peningkatan angkatan kerja untuk

kelompok berpendidikan yang relatif lebih cepat dari pertambahan lapangan

kerja. Adanya ketimpangan antara daya serap dengan output pendidikan ini

maka terjadilah daftar antrean pencari kerja yang semakin panjang.

Berdasarkan catatan Depdikbud, setiap tahunnya dihasilkan luhisan Perguruan

Tinggi ( PT ) sebanyak 200.000 orang, sementara yang terserap didunia kerja

hanya berjumlah 60%. Ini berarti setiap tahunnya terdapat 80.000 luhisan PT

yang menganggur.

Tabel 1-3

TINGKAT PENGANGGURAN

MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

(DALAM PERSEN)

SENSUS

PENDUDUK

Tdk tamat

SD

Tamat SD

Tamat SLTP

Tamat

SLTA PT

tahun 1980 1,31 1,79 2,84 4,12 1,77

tahun 1990 1,32 2,58 5,12 9,33 6,70

Sakemas thn 1994 0,78 2,42 6,29 14,36 12,27

Dari data diatas menunjukan bahwa pengangguran lulusan pendi

dikan tinggi, dan SLTA, baik dari persentase maupun angka absolut, sudah

(21)

13

Menurut Payaman, ada kecenderungan angkatan kerja terdidik

menggantung-kan pada sektor kerja formal, sedangmenggantung-kan angkatan kurang terdidik amenggantung-kan

cende-rung beralih pada sektor non formal bila tidak bisa ditampung pada sektor

formal. Akibatnya angka penggangguran lapisan terdidik lebih besar

diban-dingkan angkatan kerja yang berpendidikan lebih rendah.

Adanya kecenderungan lulusan PT mencari pekerjaan disektor formal dan

sangat tergantung pada lapangan kerja yang tersedia, hal ini menurut Menteri

Tenaga Kerja Abdul Latief terlihat dalam angka-angka dibawah ini:

Tabel 1-4

HUBUNGAN LULUSAN P.T & LAPANGAN KERJA.

LULUSAN

PERGURUAN TINGGI

LAPANGAN KERJA YG TERSEDIA

TAHUN 1994

TAHUN 1995

217.180 orang

218.473 orang

75.470 orang

80.120 orang

Pengangguran perguruan tinggi ini merupakan pemborosan, baik pemborosan

dana maupun pemborosan tenaga terdidik. Yang dirugikan bukan hanya peme

rintah atau kehiarga bersangkutan, tetapi juga masyarakat pada umumnya.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas maka menurut Dr. Paya

(22)

a. Perlu diadakan pelatihan ketrampilan, ha! ini disebabkan lulusan perguruan

tinggi yang mengganggur lebih banyak terjadi pada lulusan program studi

ilmu-ilmu sosial, berarti adanya ketidak sesuaian antara lulusan perguruan

tinggi dengan kebutuhan pasar kerja. Untuk itu perlu diadakan pelatihan

ketrampilan meski disatu segi merupakan pemborosan, namun akan lebih

baik dilakukan daripada banyak lulusan pendidikan tinggi menganggur.

b. Perlu adanya informasi kepada masyarakat, agar tidak perlu memaksakan

anaknya meneruskan studi sampai jenjang sarjana tetapi memilih

program-program profesional yang dibutuhkan masyarakat, meski pendidikan

meru-pa kan hak asasi sehingga pemerintah tidak boleh membatasinya

c. Mendidik mahasiswa dalam bidang kewiraswastaan, selain itu juga

dibe-kali dana usaha.

( Sumber: Kompas 1996, Jakarta 5/11).

Menurut Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja

Depar-temen Tenaga Kerja ( Binalattas) A. Sangaji Rachman, kendala yang dihadapi

dalam meningkatkan SDM muncul disebabkan hal-hal sebagai berikut:

a. Program yang dilaksanakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) belum menga

cu kepada pelatihan yang sesuai dengan pasar kerja, baikjumlah mau

pun mutunya.

b. Pelatihan Ketrampilan masihbersifat ketrampilan dasar yangrelatif sing

les! dan belum sepenuhnya membentuk sikap kerja yang dibutuhkan di

dunia nyata.

c. Program-program yang diberikan masih mengacu pada Standar Kualtfikasi

Ketrampilan (SKK)yang menurut masing-masing bidang kejuruandan

tingkatan, serta masih lemahnya akreditasi bagi lembaga penyelenggaraan

pelatihan.

d. Organisasi profesi kerja yang medukung tersusunnya SKK dan uji

ketram-ketrampilan belum berkembang. Ditambah lagi masih terbatasnya informa

si yang berkaitan dengan pelatihan yang dapat dimanfaatkan untuk

penyu-sunan perencanaan pelatihan yang dibutuhkan pasar kerja.

e. Masih belum dapat memenuhi kebutuhan secara regional. Dalam

pelaksa-naan pelatihan keterampilan yang dilaksanakan olehBLK.

f. Rendahnya kemampuan teknis instruktur, jika dibandingkan dengan

per-kembangan tehnologi yang selalu berubah pesat. Dan belum ada rencana

yang teratur untuk memberi kesempatan bagi instruktur untuk mencari pe

(23)

i t

g. Pelaksanaan keterampilan bagi tenaga kerja diindustri keciL rumah tangga

dan sektor informal belum memiliki modul-modul atau paket pelatihan

yang disusun berdasarkan penilaian kebutuhan pelatihan.

h. Pelaksanaan pelatihan yang tunpang tmdih yang diberikan kepada

pengu-saha kecil dan sektor informal olehberbagai instansi.

Untuk mengatasi ketimpangan dan kendala-kendala tersebut

diatas maka Depnaker mengajak pihak konsumen tenaga kerja, jakni dunia

usaha dan industri untuk teriibat atau memanfaatkan program pemagangan

yang diperkenalkan oleh Ditjen Binalattas.

Program pemagangan ini mempunyai sasaran sebagai berikut:

a. Menyediakan tenaga terampil bagi kepentingan industri dimasa yang akan

datang.

b. Memberikan ketrampilan yang memadai bagi lulusan sekolah atau putus

sekolah ( SLTA/mahasiswa ), dan pencari kerja yang akan mendapatkan

gaji atau penghasilan yang memadai.

Unsur-unsur yang terkait adalah Ditjen Binalattas melalui

Direk-torat Bina Pemagangan melibatkan unsur-unsur lembaga pelatihan dan pihak

industri sebagai pemakai, dengan tugas utama mempromosikan BLK/KLK

agar lebih dikenal oleh kalangan industri. Kegiatannya termasuk rnelayani

industri dalam mengorganisir suatu latihan, khususnya untuk berbagai

(24)

pemerintah Republik Federal Jerman dalam pendidikan dan latihan kejuruan

dalam wadah" The Vocational Training Promotion Unit ( VTPU)"

Disamping hal hal yang telah diuraikan dimuka, juga muncul gejala

semakin derasnya Tenaga Kerja Asing ( TKA ) yang datang bersama-sama

dengan penanaman modal asing di Indonesia. Balas jasa yang harus

dibayarkan kepada TKA itu hampir 4,5 kali dari pada dana yang ditransfer

Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) yang masuk ke Indonesia. Sedangkan jumlah

TKI yang kita ekspor hampir 20 x lipat dari TKA yang diimpor. Dana yang

ditransfer TKI masuk ke Indonesia hanya sekitar 600 sampai 700 juta dollar

AS, sementara dana yang lari keluar untuk membayar TKA hampir 3 milyar

dollar. Oleh karena itu apabila kita tidak dapat meningkatkan mutu SDM kita,

maka makin lama dana yang harus kita kuras keluar untuk membayar balas

jasa TKA makin banyak.

Dilihat dari kualitas dan kuantitas jumlah manajer di Indonesia untuk tahun

1997, Yaitu manajemen Puncak 3,51%, Manajemen Menengah 2,28% dari

seturuh tenaga kerja kita. Itupun terdiri dari bermacam-macam pendidikan,

sedangkan untuk 10 tahun kemudian diperkirakan peningkatannya sebesar 5 x,

mi berarti 80% dari para manajer kita itu pengalamannya belum lama. Berarti

(25)

17

Peta kemampuan Tehnologi, dan juga peta kemampuan SDM,

sampai sekarang kita masih belum punya. Ini sangat berbeda dengan Jepang

dan Korea. Kedua negara ini memahami dengan persis kemampuan

tehnologinya dan kemampuan SDM nya. Dengan dasar pemahaman tersebut

mereka lebih baik memproduksi komponen pesawat terbang daripada

memproduksi pesawat terbang.

Salah satu altematif untuk mempercepat transfer of Tehnologi,

diperlukan undang-undang dimana suatu perusahaan yang memiliki jumlah

karyawan tertentu, diharuskan untuk secara kontinu, melakukan pelatihan bagi

karyawannya. Biaya pelatihan diambilkan dari dana total pengehiaran untuk

upah dan gaji TKA tersebut, sama seperti yang dilakukan oleh Taiwan dan

Korea.

Perusahaaan Tekstile di Indonesia umumnya mempunyai struktur

Sumber Daya Manusia sebagai berikut:

-PadatKarya.

- Kebanyakan wanita.

- Status harian/ borongan.

- Pendidikan Formal dan keterampilan rendah

- Produktivitas rendah.

(26)

pemerintah.

- Organisasi gemuk dan pengawasan berlapis-lapis - Program pelatihan ketrampilan kurang memadai. P.T. Tarumatex merupakan kelompok usaha dari Salim GROUP

yang bergerak dalam bidang Industri tekstile terpadu dengan kegiatan antara

lain: - Pertenunan (Weaving)

- Pencelupan ( Dyieng ) -Penyempumaan (Finishing) - Pencetakan ( Printing )

Masalah-masalah dibidang SDM yang dihadapi adalah sebagai berikut: - Kelangkaan tenagaterampil yang cocok dengan kebutuhan. - Program regenerasi untuk posisi-posisi kunci sangat sunt.

- Tenaga yang qualified tidak murah.

Mengingat hal-hal tersebut diatas maka dalam menangani SDM, PT

Tarumatex mempunyai policy/ kebijakan sebagai berikut:

a. Karyawan merupakan mitra usaha dan asset perusahaanyang sangat pen

ting

(27)

19

yang cukup besar melalui program-program pelatihan.

c. Fasilitas kesejahteraan karyawan juga memperoleh perhatian yang tinggi.

d. Pengelolaan perusahaan dilakukan oleh tenaga-tenaga profesional melalui

struktur organisasi modern.

e. Dalam mengantipasi kenaikan upah karyawan (UMR ) dimasa mendatang

telah ditetapkan policy/kebijakan perampingan organisasi denganmemakai

tenaga - tenaga yang qualified.

Tindakan-tindakan antisipasinya dilakukan dalam bentuk : - Pengembangan SDM yang sudah ada

- Program Magang dan Management Training - Restrukturisasi peralatan produksi.

Dalam rangka Pengembangan SDM pada umumnya, dan khususnya

yang ada di PT.Tanimatex maka penulis bemiat melaksanakan penelitian

dengan judul:

" Analisis faktor-fektor yang menimbulkan mismatch kerja pada Bagian Plant Enginering, dalam rangka mencari bentuk Lembaga Pelatihanyang

(28)

Dari gambaran yang telah dikemukakan diatas, dapat dirangkumkan

serta disimpuikan sebagai berikut:

a. Dihadapi masalah rendahnya kualitas SDM.

Dunia pendidikan nasional kita dari tahun ketahun dibuat sibuk dengan

berbagai upaya mewujudkan SDM Indonesia yang berkualitas, yang

diha-rapkan siap mandiri atau siap menjawab tantangan pasarkerja, serta mam

pu menghadapi persaingan dalam era pasar bebas kelak.

b. Pembangunan SDM yang kurang efektif.

Terjadinya mismatch dan mislink pada dunia pendidikan melahirkan ang

ka pengangguran terdidik yang cukupbesar. Fenomena pengangguran,

lebih-lebfli untuk tenaga terdidik merupakan paradoksal dalam sistem

pendidikan di Indonesia. Disatu sisi banyak sekali bidangusaha yang

memerlukan tenaga kerja terdidik tetapi disisi lain banyak sekali tenaga

terdidik yangmenganggur. Ini berarti pemerintah belum berhasil mencipta

kan sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kerja dan tututan pem

bangunan sosial ekonomi secara keseluruhanu

c. Kesenjangan output dari pasar kerja.

Jumlah pencari kerja di Indonesia meningkat dari tahun ketahun, namun

sayangnya laju peningkatan ini tidak diikuti peningkatan Sumber Daya Te

(29)

21

industri. Pasokan tenaga kerja terampil untuk sektor industri tetap langka.

d. Adanya berbagai kendala.

Antara lain adanya kecenderungan lulusan perguruan tinggi mencari pe-kerjaaan di sektor formal dan tergantung pada lapangan pekerjaan yang sudahtersedia. Kendala yang lain adalahprogram yang dilaksanakan oleh BLK belum mengacu kepada pelatihan yang sesuai dengan pasar kerja baik jumlahmaupun mutunya, untuk itu Depnaker mengajak pihak konsu

men tenaga kerja, jakni dunia usaha dan industri untuk teriibat membuka

peluang dikernbangkaimya program pemagangan.

B. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang dan seperti telah dikemikakan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Faktor-faktor apakahyang mentmbulkan mistmatch kerja pada

bagian Plant Enginering ? Bagaimana cam untuk mengatasi ketidak

coeokan pengetahuan dan ketrampuan karyawan dengan tuntutan

pekerjaannya f Bagaimana bentuk Lembaga Pelatihan yang mungkin

(30)

Dari perumusan masalah tersebut, penulis jabarkan lagi menjadi

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana kondisi personil Bagian Plant Enginering di PT.Tarumatex Ban

dung ini dilihat dari segi kemampuan kerjanya dibandingkan dengan kemam

puan kerja standard yang dituntut baik standard waktu, standard prestasi

maupun standardkualitas ?

b. Kesenjangan antara kemampuan kerja nyata dengan kemampuan kerja stan

dard yang dituntut yang terjadi baik standard waktu, standard prestasi mau

pun standard kualitas?

c. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan mismatch kerja pada bagian terse

but diatas ?

d. Langkah- langkah apa yang sebaiknya ditempuh untuk mengatasi

kesenjang-dan mismatch kerja serta hambatan-hambatan apa yang mungkin terjadi ?

e. Bagaimana bentuk Lembaga dan Program Pelatihan yang harus dikembang

kan guna meminimalkan kesenjangan tersebut diatas ?

f. Membandingkan antara yang sudah ada dengan yang perlu diadakan.

g. Bagaimana proses penyusunan personalia PT. Tarumatex baik dilihat dalam

(31)

1. Alur Penelitian.

Gambar I -1.

Perencanaan SDM Recruitment &Seleksi

I

Proses Penyusunan Personalia Lingkungan ekstemal . Lingkungan internal

Kemampuan

kerja nyata

X

Latlhan &

Pengembangan

x

} Mismatch

Kemampuan kerja standard standard waktu standard prestasi standard kualitas Macam program pelatihan PL Managerial PI. Operasional

PI. ditempat kerja

Sekolah Vestibule Program Magang Kursus.kursus khusus 1 23 Pembertan kompensasi Identiflkasl kesenjangan + z pemilahan kebutuhan pelatihan Bentuk Lembaga pelatihan L. Pemerintah BLK/KLK L. Swasta dibandingkan

tara yang sudah

ada dengan yang

perlu diadakan

I

(32)

2. Bahasan .

Penyusunan personalia/ staffing process adalah fungsi manajemen yang merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia organisasi dengan orang-orang yang tepat, posisi-posisi yang tepat, dan waktu yang tepat. Fungsi ini dilaksanakan dalam dua lingkungan, lingkungan ekstemal meliputi seluruh faktor di luar organisasi, dan Lingkungan internal yang terdiri dari unsur-unsur didalam organisasi. Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan SDM disini meliputi:

• Penentuan tujuan dan rencana-rencana organisasi. • Analisis Pekerjaan ( Job analisis ).

• Job description/ uraian pekerjaan. • Spesifikasi jabatan/ Job specifications.

• Penentuan kebutuhan personalia.

• Penetapan program kegiatan.

• Pengembangan sumber-sumber Penawaran Personalia baik ekstemal maupun

internal.

b. Merekrut dan Menyeleksi karyawan.

c. Latihan dan Pengembangan karyawan.

(33)

25

Dengan

melalui

tahapan-tahapan

tersebut

diatas,

diharapkan

akan

mendapatkan karyawan yang mempunyai kemampuan kerja sesuai dengan

standard yang diinginkan, baik itu standard waktu, standard prestasi maupun

standard kualitas. Tapi pada kenyataan/ umumnya kemampuan karyawan yang

diperoleh mismatch dengan yang diinginkan. Ini perlu kita identifikasi satu

persatu, sehingga jelas tergambar kesenjangan yang ada. Dari identifikasi

kesenjangan yang ada perlu diadakan suatu pemilahan kebutuhan pelatihan

sehingga kesenjangan kemampuan yang ada dapat diminimalkan dengan suatu

pelatihan tertentu. Seorang perencana pelatihan bertugas melakukan identifi

kasi kebutuhan pelatihan, analisa kebutuhan pelatihan, penetapan jenis jabatan

dan penetapan program pelatihan sehingga didapat bentuk Lembaga Pelatihan,

dan macam Program Pelatihan yang sesuai. Tentunya perlu terlebih dahulu

membandingkan dengan Lembaga-lembaga Pelatihan yang sudah ada baik

yang diadakan pemerintah atau swasta , misalnya BLK/KLK yang diadakan

pemerintah atau Vocational training yang diadakan Swasta. Perlu juga

diketahui

Program Pelatihan yang

sudah umum dilakukan.

Dengan

membandingkan antara yang sudah ada dan yang perlu diadakan maka didapat

Lembaga Pelatihan dan Macam Program Pelatihan yang dapat menghasilkan

tenaga kerja yang kemampuannya match dengan kemampuan kerja yang

(34)

C. Tujuan Penelitian.

1. Tujuan Umum.

Yang ingin dicapai dalam penelitian tentang Analisis faktor-faktor

yang dapat menimbulkan mistmatch kerja pada Bagian Plant Enginering di

P.T.Tarumatex Bandungadalah:

a. Mengurangi masalah ketenaga kerjaan kita, terutama dalam hal mengatasi

kekurangan tenaga terampil

b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia untuk bisa

bersa-ing dipasar bebas diera globalisasi nanti..

c. Mencari Bentuk Lembaga Pelatihan yang untuk meminimalkan mistmatch

kerja yang terjadi dibagian tersebut diatas.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengumpulkan data dari Bagian Plant Enginering P.T.Tarumatex

Bandung yang berhubungan dengan Faktor-faktor yang menyebabkan mis

match kerja.

(35)

27

D. Kegunaan Penelitian.

1. Secara Teoritis.

Memperdalam kajiantentang Sumber Daya Manusia dengan segala

aspeknya dan juga sebagai upaya untuk memperkaya khazanah studi

Administrasi Pendidikan. Hasil penelitian ini dapat pula dijadikan bahan

kajian lebih lanjut bagi para peneliti, para mahasiswa ataupun para sarjana

administrasi pendidikan.

2. Secara Praktis.

Menambah wawasan penulis tentang Sumber Daya Manusia, dan

bentuk-bentuk Lembaga PelatihaL Disamping itu hasil penelitian diharapkan

menjadi suatu masukan bagi dunia industri maupun administrator tenaga kerja,

guna mengembangkan program-program pendidikan/pelatihan demi meningkat

kan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia., begitu juga diharapkan dapat

(36)
(37)

BABUL

PROSEDUR PENELITIAN

A Rancangan Penelitian.

1. Metode Penelitian:

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapan gambaran hubungan

mismatch proses penyusunan personalia, dengan kemampuan kerja nyata dan

pengaruh peranan pelatihan. Diungkapkan dengan menggunakan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif ini disebut juga dengan metode etnografi,

metode fenomenologjs atau metode naturalistik. Penelitian ini akan menghasil

kan data deskriptif.

Dengan penelitian kualitatif maka peneliti akan melakukan pengamatan atas

perilaku obyek yang diteliti serta berusaha untuk memahami kehidupannya.

Atas pengamatan dan pemahaman tersebut dilakukan penafsiran dan

kesimpulan akhir dari pengamatan itu. Untuk dapat memahami perilaku

tersebut, maka peneliti berinteraksi dengan mereka. Peneliti juga bemsaha

untuk memperhatikan dan memenuhi ciri-ciri dan karakeristik dari penelitian

kualitatif.

Adapun ciri-ciri ( karakteristik ) penelitian kualitatif ( naturalistik ) ini adalah:

a. Sumber data ialah situasi yang wajar atau " natural setting ". b. Peneliti sebagai instrumen penelitian.

c. Sangat deskriptif.

d. Mementingkan proses maupun produk

(38)

e. Mencari makna dibelakang kelakuan atau perbuatan. f. Mengutamakan data langsung atau "first hand". g. Triangulasi.

h. Menonjolkan rincian kontekstual.

I. Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti. j. Mengutamakan perspektif emic.

k. Verifikasi.

1. Sampling yang purposif.

m. Menggunakan " audit trail".

n. Partisipasi tanpa mengganggu.

0. Mengadakan analisis sejak awal penelitian. p. Desain penelitian tampil dalam proses penelitian.

( Nasution, 1992:9-12 )

Sedangkan karakteristik penelitian kualitatif menurut Lexy J. Melong. ada

sebelas ciri yaitu :

a. Latar Alamiah.

b. Manusia sebagai Alat (instrumen ).

c. Metode Kualitatif.

d. Analisis Data secara Induktif.

e. Teori-Dari-Dasar (grounded theory). f. Deskriptif.

g. Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil. h. Adanya " batas " yang Ditentukan oleh " Fokus ".

1. Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data,

j. Desain yang Bersifat Sementara.

k. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama. ( Lexy J. Molong 1988: 3-7 )

2. Lokasi Penelitian.

Penelitian dilakukan pada PT.Tanimatex, yang berlokasi di Jl. A

(39)

139

melakukan penelitian atas data tertentu pada pabrik tekstiel yang sejenis

sebagai bahan perbandingan.

Bagian atau Depaitemen yang secara khusus diteliti adalah bagian Plant

Enginering.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ditentukan dengan teknik " purposive sampling "

yaitu memilih subjek yang benar-benar menguasai masalah yang berhubungan

dengan pengembangan pelatihan dalam hubungannya dengan peningkatkan

kualitas tenaga kerja . Dalam penelitian ini subyek penelitian terdiri dari:

karyawan bagian Plant Enginering, mulai dari tingkatan manager , kepala

bagian, kepala seksi, penyelia, foreman sampai operator, bagian Human

Resourses Development ( HRD ) baik manager bagian maupun stafrhya serta

Direksi P.T. Tarumatex sebagai kepala pabrik.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen utama bagi pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti

sendiri, dan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan:

- Observasi.

- Wawancara.

- Dokumentasi dan

(40)

Untuk mendapatkan data yang akurat diperlukan instrumen

penelitian bagi pengumpulan data yang sesuai dengan kakateristik penelitian

kualitatif. Dengan instrumen, dan tehnik pengumpulan data seperti tersebut diatas dapat diperoleh informasi yang diperlukan.

Tehnik-tehnik pengumpulan data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Observasi.

Dalam penelitian ini, peneliti sendiri masuk kelapangan untuk mengumpulkan data melalui observasi dan wawancara, sehingga data observasi yang diperoleh berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia, situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan-kegjatan itu terjadi.. Dengan observasi ini dimaksudkan untuk melakukan rechek atau triangulasi.

Untuk memenuhi kriteria di atas, terlebih dahulu peneliti mengadakan studi penjajagan dengan observasi, penyebaran angket dan

wawancara pendahuluan yang tak berstruktur dengan Direksi /kepala pabrik dan sejumlah manager baik manager P.E. maupun manager HRD, yang mempakan titik awal untuk penarikan sampel. Sehingga data yang diperoleh

bersifat" soft data " karena data itu masih mengalami pembahan.

(41)

T4T

Dengan berada di lapangan peneliti dapat memperoleh pandangan yang

holistik atau menyeluruh.

. Dengan pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan

pendekatan induktif, yang tidak dipengamhi pandangan/ konsep-konsep

sebelumnya, sehingga dapat membuka kemungkinan melakukan penemuan

atau discovery.

. Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak teramati orang

lain, khususnya bagi orang yang berada dalam lingkungan itu ( sudah

dianggap biasa ).

• Peneliti dapat menemukan hal-hal yang kemungkinan tak terungkapkan.

baik hal ini bersifat sensitif i atau ingin ditutupi atau diluar persepsi

responden.

• Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi atau merasakan suasana

situasi sosial. b. Wawancara.

Wawancara dengan karyawan dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancara. Pedoman wawancara ini yang pertama bersifat terbuka,

wawancara tak berstruktur ( Tabel DJ - 1 ), kemudian beralih menjadi lebih

(42)

Waskito Tjiptosasmito dan Nasution.

Tabel III- 1

PEDOMAN WAWANCARA

(TAK BERSTRUKTUR )

No. SAMPEL PERTANYAAN

1

INFORMA SI/ DATA

1. KARYAWAN a. Tugas saudara dalam pelaksanaan pekerjaan MISMATCH akan berhasil jika

KEMAMPU b. Apakah anda merasa diperlukan dalam orga

AN KERJA nisasi ?

RENDAH c. Bagaimana pandangan saudara tentang peker jaan saudara waktu bam masuk sebagai

pekerja dan pandangan saudara sekarang ?

2. KARYAWAN a. Tugas saudara dalam pelaksanaan pekerjaan MISMATCH akan berhasil jika

KEMAMPU b. Apakah anda merasa diperlukan dalam orga

AN KERJA nisasi ?

TINGGI c. Bagaimana pandangan saudara tentang peker

(43)

Tabel III - 2

PEDOMAN WAWANCARA ( BERSTRUKTUR)

73T

No. SAMPEL PERTANYAAN INFORMA

SI/ DATA

1 . KARYAWAN PROSES PENYUSUNAN PERSONALIA.

MISMATCH a. Apakah saudara merasa jelas dengan tugas KEMAMPU dan tanggung jawab saudara ?

AN KERJA ( Perencanaan SDM ) : Ya atau tidak

RENDAH b. Darimana anda tahu, sehingga melamar ke PT Tarumatex? (Rekruitment )

-Dclan.

- Rekomendasi dari rekanyangsedang bekerja

- Penarikan lewat lembaga pendidikan. - Kantor penempatan tenaga kerja

- Dari serikat bumh

- lainnya

c. Apakah saudara melalu seleksi ? ( Selection ) - testing

- wawancara

- pemeriksaan kesehatan

d. Apakah saudara melalui proses percobaan ?

( Orientation )

- dibagian apa dan setelah itu

e. Pelatihan dan Pengembangan apa yang sdr

pemah alami?

- Macam-macam pelatihan.

- G.K.M.

- Rotasi jabatan dan lainnya

f. Apakah anda menerima upahyangsesuai dng

peraturan berlaku? Yaatau tidak

g. Apakah telah diadakan sarana pemeliharaan kesehatan dan keamanan ?

(44)

KARYAWAN MISMATCH KEMAMPU AN KERJA TINGGI

b. Pelatihan yang bagaimana yang diinginkan.

c. Apabila dilaksanakan pelatihan, apa yang sebaiknya tidak perlu temlang lagi.

PENGALAMAN KERJA DITEMPAT LAIN/ JENJANG KARIER.

Coba ceritakan ( dibuat carrier path)

PROSES PENYUSUNAN PERSONALIA.

a. Apakah saudara merasa jelas dengan tugas dan tanggung jawab saudara ?

( Perencanaan SDM ). Yaatau tidak

b. Darimana anda tahu, sehingga melamar ke PT Tarumatex? (Rekniitment )

- Dclan.

- Rekomendasi dari rekanyangsedang bekerja - Penarikan lewat lembaga pendidikan.

- Kantor penempatan tenaga kerja

- Dari serikat bumh

- lainnya

c. Apakah saudara melalu seleksi ? (Selection) -testing

- w a w a n c a r a

- pemeriksaan kesehatan

d. Apakah saudara melalui proses percobaan ?

( Orientation )

- dibagian apa ..: dan setelah itu e. Pelatihan dan Pengembangan apayangsdr

pernah alami?

- Macam-macam pelatihan.

- G.K.M.

- Rotasi jabatan. dan lainnya

f. Apakah anda menerima upahyangsesuai dng

peraturan berlaku? Yaatau tidak

g Apakah telah diadakan sarana pemeliharaan

(45)

PELATIHAN YANG DIALAMI.

a. Bagaimana efektifitas pelatihan yang dialami.

- Bagus - Cukup - Kurang

b. Pelatihan yang bagaimana yang diinginkan

c. Apabila dilaksanakan pelatihan, apa yang sebaiknya tidak perlu terulang lagi.

PENGALAMAN KERJA DITEMPAT LAIN/

JENJANG KARIER.

Coba ceritakan ( dibuat carrier path)

145

Adapun langkah-langkah penggunannya adalah sebagai berikut:

• Undangan.

- Mengundang beberapa karyawan yang dipandang dapat memberikan ma

sukan tentang apa yang kita inginkan. Dalam hal ini ada dua kelompok.

- Karyawan yang mismatch dengan kemampuan kerja rendah.

- Karyawan yang mismatch dengan kemampuan kerjanya tinggi.

Pengelompokan ini didasarkan dari hasil penilaian kerja karyawan yang

dilakukan sebelumnya .

• Pertemuan.

Ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut:

- Penjelasan tentang maksud pertemuan yaitu ingin mengetahui tentang :

. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya mismatch kerja.

(46)

. Jenjang karir dari responden.

- Penjelasan tentang teknik penyampaian masukan (lima menit).

- Menjawab pertanyaan tertulis sebagai langkah awal untuk wawacara tak

berstruktur/ bersifat terbuka ( Tabel HI -1 ).

Proses penulisan jawaban selama 30 menit - Mengklasifikasikan jawaban dari pertanyaan:

Tugas saudara dalampelaksanaan pekerjaan akan berhasil jika

Jawaban berkaitan dengan salah penempatan.

Jawaban berkaitan dengan sistem pekerjaan. Jawaban berkaitan dengan kondisi pekerjaan Jawaban berkaitan dengan kondisi lingkungan. Jawaban berkaitan dengan perlunya pelatihan.

Apakah anda merasa diperlukan dalam organisasi ?

Jawaban " Diperlukan" bagi karyawan yang merasa matchdengan

tugasnya sekarang.

jawaban " Tidak diperlukan " bagi karyawan yang merasa mis match mungkin disebabkan karena - kurang pelatihan - salah pe

nempatan. - sebab lain/ akan pensiun.

(47)

147

saudara sekarang ?

Dengan jawaban yang diberikan peneliti dapat memperoleh gambar

an secara keseluruhan tentang jenjang karir, urutan kegiatan, tuju

an apa yang ingin dicapai/ makna pert>uaiannya, perasaan, emosi

yang dirasakan dan dinyatakan. - Tahap diskusi.

Responden diminta memberikan penjelasan atau menerangkan tentang

alasan-alasan mereka memberikan jawaban itu.

Ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.

- Wawancara berstruktur ( Tabel JJJ - 2 ).

Dengan wawancara ini diharapkan memperoleh gambaran tentang proses

penyusunan personalia, baik perencanaan, rekmitment, seleksi, orientasi

pelatihan & pengembangan, pengupahan serta pemeliharaan kesehatan

keamanan, keterangan tentang pelatihan yang pernah dialami, bagaimana

efektifitasnya, apa yang tak perlu terulang lagi, dan macam pelatihan apa yang diinginkan. Serta jenjang karier responden baik sebelum di Taruma

tex maupun selama di P.T. Tarumatex.

- Tahap umpan balik.

(48)

Wawancara bagi Direksi, Manager Plant Enginering dan Manager HRD.

P.T. Tarumatex ( Tabel HI - 3 ). Dengan wawancara ini diharapkan dapat

memperoleh gambaran secara menyelumh kebijakan pemsahaan,

alasan-alasan menerima karyawan yang mismatch dan cara mengatasinya Untuk

mendapatkan kebenaran perlu diadakan cross-chek dengan Direksi SDM, Staff Direksi,Manager Pelatihan dari Salim Textile yang mempakan induk organisasi dari PT. Tarumatex, (Tabel JU - 4 ), diadakan wawancara per bandingan dengan kepala TAS unitjasa pelayanan dari BLK/KLK, dan ke pala BPPD Propinsi Jabar. ( Tabel HI - 5 )

Tabel III-3.

PEDOMAN WAWANCARA

No. SAMPEL PERTANYAAN INFORMA

SI/ DATA |

1. DIREKSI a. Langkah-langkah apa yang saudara /KEPALA ambil untuk mengatasi karyawan PABRIK saudara yang tidak berprestasi ?

( Tarumatex) b. Apa alasan saudara, menerima kar

yawan yang mismatch ?

Dan bagaimana cara mengatasinya ? c. Faktor-faktor apa yang menyebabkan

mismatch kerja pada bagian P.E.? d. Bentuk pelatihan yang bagaimanakah

(49)

PEDOMAN WAWANCARA

No. SAMPEL PERTANYAAN INFORMA

SI/ DATA

2. MANAGER

PLANT-ENGINERING ( Tarumatex )

a. Langkah-langkah apa yang saudara ambil untuk mengatasi karyawan saudara yang tidak berprestasi ?

b. Apa alasan saudara, menerima kar

yawan yang mismatch ?

Dan bagaimana cara mengatasinya ? c. Faklor-faktor apa yang menyebabkan

mismatch kerja pada bagian P.E.? d. Bentuk pelatihan yang bagaimanakah

yang menurut pendapat anda paling cocok untuk bagian P.E. ?

3. MANAGER

HUMAN RESOURCES DEVELOP MENT

( Tarumatex )

a. Langkah-langkah apa yang saudara ambil untuk mengatasi karyawan

saudara yang tidak berprestasi ? b. Apa alasan saudara, menerima kar

yawan yang mismatch ?

Dan bagaimana cara mengatasinya ?

c. Faktor-faktor apa yang menyebabkan

mismatch kerja pada bagian P.E.? d. Bentuk pelatihan yang bagaimanakah

(50)

No. 1. SAMPEL DJUEKSI SUMBER DAYA MANUSIA ( Salim Textile)

2. STAFF DIREKSI

( Salim Textile)

Tabel III - 4

PEDOMAN WAWANCARA

PERTANYAAN

a. Langkah-langkah apa yang saudara

ambil untuk mengatasi karyawan

saudara yang tidak berprestasi ?

b. Apa alasan saudara, menerima kar

yawan yang mismatch ?

Dan bagaimana caramengatasinya ?

c. Faktor-faktor apa yang menyebabkan

mismatch kerja padabagian P.E.?

d. Bentuk pelatihan yang bagaimanakah

yang menurut pendapat anda paling cocok untuk bagian P.E. ?

a

Langkah-langkah apa yang saudara

ambil untuk mengatasi karyawan

saudara yang tidakberprestasi ?

b. Apa alasan saudara, menerima kar

yawan yang mismatch ?

Dan bagaimana cara mengatasinya ?

c. Faktor-faktor apa yang menyebabkan mismatch kerja pada bagian P.E.?

d. Bentuk pelatihan yang bagaimanakah

yang menurut pendapat anda paling

cocok untuk bagian P.E. ?

(51)

No. No. SAMPEL TRAINING MANAGER HUMAN RESOURCES DEVELOP MENT.

( Salim Textile)

SAMPEL 1. Koordinator T.A.S. unit pelayanan BLK/KLK BANDUNG (Training Advisory Services) PEDOMAN WAWANCARA PERTANYAAN

a. Langkah-langkah apa yang saudara ambil untuk mengatasi karyawan saudara yangtidak berprestasi ?

b. Apa alasan saudara, menerima kar

yawan yang mismatch ?

Dan bagaimana cara mengatasinya ? c. Faktor-faktor apa yang menyebabkan

mismatch kerja pada bagian P.E.? d. Bentuk pelatihan yangbagaimanakah

yang menurut pendapat anda paling cocok untuk bagian P.E. ?

Tabel III-5

PEDOMAN WAWANCARA

PERTANYAAN

a. Langkah-langkah apa yang saudara ambil untuk mengatasi karyawan

yang tidak berprestasi ?

b. Apa alasan saudara, menerima kar yawan yang mismatch ?

Dan bagaimana cara mengatasinya ? c. Faktor-faktor apa yang menyebabkan

mismatch kerja pada bagian P.E.? d. Bentuk pelatihan yang bagaimanakah

yang menurut pendapat anda paling cocok untuk bagian P.E. ?

151

INFORMA SI/ DATA

(52)

PEDOMAN WAWANCARA

No.

SAMPEL*

PERTANYAAN INFORMA

SI/ DATA

2 KEPALA

B.P.P.D PROPINSI JABAR

a. Langkah-langkah apa yang saudara ambil untuk mengatasi karyawan yang tidak berprestasi ?

b. Apa alasan saudara, menerima kar yawan yang mismatch ?

Dan bagaimana cara mengatasinya ? c. Faktor-faktor apa yang menyebabkan

mismatch kerja pada bagian P.E.? d. Bentuk pelatihan yang bagaimanakah

yang menurut pendapat anda paling cocok untuk bagian P.E. ?

c. Dokumentasi

Data yang diperoleh dari sumber manusia dengan jalan melalui

observasi dan wawancara, disamping itu pula dapat diperoleh data dari sumber non-manusia seperti dokumen data karyawan ( no pegawai , nama, jenis kelamin, pendidikan , usia , masa kerja , bagian dan jabatan ) pada depaitemen PE ( Tabel EI - 6 ). Lembaran Penilaian Karya Karyawan yang digunakan untuk bahan statistik/ angket ( Tabel DI - 7 ), dan juga Data

Riwayat Hidup dan Jenjang Karier Karyawan untukbahan analisis.

Disamping itu dipakai foto untuk memberikan bahan deskriptif mengenai

(53)

Tabel III-6

DAFTAR KARYAWAN PLANT ENGINEERING PT. TARUMATEX

No No.Peg Nama SexPendidikan Tgl Masuk Masa Tanggal Umur Bagian/ Jabatan

Kerja Kerja Lahir Seksi

Tahun

•raw

1 00.094 NN L Ir Mesin 05-Jun-87 10 21-Jan-59 38 Ka.Dept

2 00.044 NN L S.M.A 25-May-75 22 29-Sep-42 55 Bengkel Ka.Bag

3 00.108 NN L Ir Mesin 12-Jun-90 7 09-Jan-64 34 Pwr & Inst Ka.Bag

4 00.106 NN L S.M.E.A 17-May-72 25 06-Aug-51 46 Srvc Stat Spvsr

5 00.096 NN L S.D. Ol-Feb-72 25 28-May-52 45 Inst Spvsr

6 00.053 NN L S.T.M. Ol-Nov-73 24 26-M-52 45 Boiler Spvsr

7 00.024 NN L S.M.A. 02-Aug-73 24 23-Mar-48 49 Bgn Spvsr

8 00.074 NN L S.M.A. 22-Dec-80 17 24-M-54 43 Compr Spvsr

9 00.165 NN L Ir Kimia 03-Oct-94 3 26-Jun-67 30 WWT • Spvsr

10 20.019 NN L S.D. 20-Dec-71 26 23-Feb-50 47 Boiler KaRu Tec

11 20.016 NN L S.T.M. 25-Oct-76 21 10-Jun-56 41 Boiler KaRu Tec

12 20.020 NN L S.M.P. 18-Sep-78 19 12-Dec-57 40 Boiler KaRu Tec

13 20.005 NN L S.T.M. 25-May-77 20 03-Aug-56 41 Diesel KaRu Tec

14 20.008 NN L S.T.M. 14-Nov-83 14 18-Jul-55 42 Diesel KaRu Tec

15 20.054 NN L S.T 25-Jan-72 25 10-Oct-45 52 Inst KaRu Tec

16 20.023 NN L S.T.M 18-Oct-73 24 16-Dec-49 48 Inst KaRu Tec

17 20.051 NN L S.T.M. 10-Mar-77 20 29-Dec-51 46 Inst KaRu Tec

18 20.033 NN L S.D. 08-May-74 23 02-Apr-47 50 Tk. Kayu KaRu Tec

19 30.028 NN L S.D. 15-Jul-72 25 17-Jul-52 45 G. S. Part KaRu Tec

20 30.004 NN L S.M.A. 25-Jun-74 23 25-Feb-55 42 Konstruksi KaRu Tec

21 20.017 NN L S.T.M. 10-May-77 20 • 22-May-56 41 Boiler KaRu

22 20.056 NN L S.T 10-May-77 20 31-Mar-50 47 Compr KaRu

23 20.060. NN L S.T.M. 03-Jan-83 14 28-May-64 33 Compr KaRu

24 20.006 NN L S.T.M. 1l-Aug-86 11 05-Jan-66 32 Diesel KaRu

25 20.001 NN L S.T.M. 09-Apr-87 10 Ol-Apr-64 33 Diesel KaRu

26 20.055 NN L S.T.M. 06-Apr-87 10 17-Oct-62 35 Inst KaRu

27 20.052 NN L S.T.M. 06-Apr-87 10 Ol-Mar-63 34 Inst KaRu

28 20.062 NN L S.T.M. 18-Jul-90 7 31-Jan-70 27 Inst KaRu

29 20.050. NN L S.T.M. 24-Jul-90 7 16-Dec-71 26 Inst KaRu

30 20.049 NN L S.M.A 24-Aug-88 9 08-May-69 28 WWT KaRu

31 20.048 NN L S.M.A 29-Mar-90 7 16-Dec-68 29 WWT KaRu

32 20.057 NN L S.T.M. 06-Jun-90 7 04-Jul-68 29 WWT KaRu

33 20.047 NN L S.T.M. 02-Jul-90 7 09-Aug-60 37 WWT KaRu

34 30.066 NN P S.M.A 22-Apr-91 6 23-May-66 31 Adm KaRu

35 30.053 NN L S.T.M. Ol-Nov-91 6 ll-May-59 38 Bgn KaRu

36 30.016 NN L S.M.A 20-Jun-75 22 Ol-Jan-55 43 Bubut KaRu

37 30.031 NN L S.T.M. 20-Apr-75 22 26-Feb-59 38 Bubut KaRu

(54)

nIo No.Peg Nama Sex Pendidikan Tgl Masuk Masa Tanggal Umur Bagian/ Jabatan

Kerja Kerja Lahir Seksi

Tahun

X

19 30.046 NN L S.T.M. 23-Sep-91 6 lO-Nov-72 25 Bubut KaRu

40 30.059 NN L S.D. 21-Dec-71 26 06-Jun-53 44 G. S. Part KaRu

41 30.019 NN L S.M.P. ll-Oct-83 14 04-May-63 34 G. S. Part KaRu

42 30.035 NN L S.T.M. 18-Sep-90 7 ll-Aug-68 29 Konstruksi KaRu

43 30.009 NN L S.M.P. 28-Aug-85 12 28-Apr-64 33 Konstruksi KaRu

44 30.039 NN L S.D. ll-May-87 10 23-Mar-55 42 Konstruksi KaRu

45 20.013 NN L S.D. 02-Oct-78 19 27-M-60 37 Boiler Pelaksana

46 20.018 NN L S.T.M. 01-Oct-90 7 07-Nov-72 25 Boiler Pelaksana

47 20.034 NN L S.M.P 26-Nov-73 24 20-Nov-50 47 Boiler Pelaksana

48 20.038 NN L S.T.M. 21-Oct-91 6 01-Jan-71 27 Boiler Pelaksana

49 20.036 NN L S.T.M. 21-Oct-91 6 15-Jan-67 30 Compr Pelaksana

50 20.039 NN L S.T.M. 25-Nov-91 6 23-Dec-69 28 Compr Pelaksana

51 20.059 NN L S.T.M. Ol-Oct-91 6 04-Feb-72 25 Compr Pelaksana

52 20.061 NN L S.T.M. 12-Jul-89 8 16-Jul-67 30 Compr Pelaksana

53 20.009 NN L S.T.M. 16-Sep-91 6 16-Nov-72 25 Diesel Pelaksana

54 20.040. NN L S.T.M. 16-Dec-91 6 09-Jun-72 25 Diesel Pelaksana

55 20.011 NN L S.T.M. Ol-Oct-91 6 25-Aug-72 25 Inst Pelaksana

56 20.046 NN L S.T.M. 24-Jun-91 6 20-Aug-65 32 Inst Pelaksana

57 20.041 NN L S.T.M. 06-Jul-92 5 09-Mar-71 26 WWT Pelaksana

58 20.042 NN L S.T.M. 06-M-92 5 08-Sep-69 28 WWT Pelaksana

59 20.043 NN L S.M.A. 06-Jul-92 5 03-Jul-66 31 WWT Pelaksana

60 20.044 NN L S.T.M. 06-Jul-92 5 10-Jul-66 31 WWT Pelaksana

61 20.063 NN L S.T.M. ll-Jan-94 3 01-Aug-62 35 WWT Pelaksana

62 20.064 NN L S.T.M. 16-Jun-94 3 21-Oct-70 27 WWT Pelaksana

63 20.066 NN L S.T.M. 01-Dec-95 2 24-Apr-76 21 WWT Pelaksana

64 20.068 NN L S.T.M. 01-Mar-97 9B1 l2-May-66 31 WWT Pelaksana

65 20.069 NN L S.T.M. 01-Mar-97 9B1 25-Jun-66 31 WWT Pelaksana

66 20.070 NN L S.T.M. Ol-Mar-97 9B1 14-Sep-72 25 WWT Pelaksana

67 30.018 NN P S.M.E.A. 18-Apr-74 23 19-Aug-52 45 Adm G. S Part Pelaksana

68 30.029 NN L S.D. 28-Apr-86 11 06-Oct-64 33 Bgn Pelaksana

69 30.048 NN L S.D. 25-Feb-91 6 29-Jan-65 32 Bgn Pelaksana

70 30.054 NN L S.D.. Ol-Nov-91 6 30-Dec-53 44 Bgn Pelaksana

71 30.057 NN L S.T.M. 01-May-92 5 05-Aug-72 25 Bubut Pelaksana

72 30.050. NN L S.M.E.A. 23-Oct-91 6 12-Aug-68 29 G. S Part Pelaksana

73 30.055 NN L S.M.P. 19-Nov-91 6 31-Oct-65 32 Konstruksi Pelaksana

74 30.045 NN L S.T.M. 22-Nov-89 8 06-Mar-69 28 Konstruksi Pelaksana

75 30.062 NN L S.T.M. 20-Mar-95 2 14-Mar-74 23 Konstruksi Pelaksana

76 30.065 NN L S.T.M. O

Referensi

Dokumen terkait

The Score Table of the Ability of Vocabulary Mastery of the Eighth Grade Students of SMP 5 Kudus in Academic Year 2013/2014 before Being Taught by Using Word Map Strategy

eksistensi diri sebagai seorang khalifah dimuka bumi ini. Setiap Muslim diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan ṣalat pada waktu-waktu yang telah disyariatkan. Bila

Pembasmian virus ini bergantung pada: penerapan secara efektif ( ε E diturunkan sampai nol untuk menurunkan nilai R C ) pada saat karantina individu yang terjangkit virus

Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam Rangka Mendukung Kebijakan Keuangan Negara Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KOTA SAMARINDA BERBASIS SUSTAINABLE URBAN RIVERFRONT.. Tesis| RA 142301 | Dosen Pembimbing : DR.Ing.Ir.Bambang

Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut: Struktur aktiva :  Aktiva Total Tetap  Aktiva Total (Syamsudin 2001:9) Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplementasi vitamin E (P3) selama 4 minggu menghasilkan berat lemak retroperitoneal yang lebih banyak (3,72±0,78 g) dibandingkan

Perencanaan yang dilakukan oleh guru dan peneliti telah sesuai dengan hasil refleksi pada setiap pertemuan. Hal ini tampak pada pelaksanaan guru pada saat