BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun Oleh :
Septian Arista Maulana 1006771
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Oleh :
Septian Arista Maulana
1006771
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
Septian Arista Maulana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Panitia ujian terdiri dari :
1. Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP : 19700814 199402 1001
2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP : 19611014 198601 1001
3. Penguji 1 : Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP : 19590714 198601 1 001
Penguji 2 : Drs. H. Dadang Sundawa, M.Pd. NIP : 19600515 198803 1 002
vi Septian Arista Maulana, 2014
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……… i
ABSTRAK ………. ii
KATA PENGATAR ……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR TABEL ……….. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
BAB I PENDAHULUAN ………. 1
A. Latar Belakang Masalah ………. 1
B. Rumusan Masalah ……….. 6
C. Pemecahan Masalah ……… 6
D. Tujuan Penelitian ……… 7
E. Manfaat Penelitian ……….. 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ………. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 10
A. Tinjauan tentang Media Pembelajaran ………... 11
B. Tinjauan Film sebagai Media Pembelajaran ……….. 13
C. Teori Peluru ……… 17
D. Tinjauan tentang Kemampuan BerpikirAnalisis ……… 20
vii Septian Arista Maulana, 2014
Kemampuan Berpikir Analisis Siswa ……….. 24
F. Tinjauan Pembelajaran IPS ……….. 25
G. Kajian Penelitian yang Relevan ……… 27
H. Kerangka Berpikir ………. 28
BAB III METODE PENELITIAN ……… 30
A. Metode Penelitian ……….. 30
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 30
C. Desain penelitian ……… 31
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……… 32
E. Instrument Penelitian ………. 35
F. Teknik Pengumpulan Data ………. 44
G. Analisis Data dan Validasi Data ………. 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 48
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 48
1. Lokasi Penelitian ………. 48
2. Subjek Penelitian ………. 48
B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Awal dalam Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa dalam Pembelajaran IPS ……….. 49
1. Pelaksanaan Observasi Awal ……….. 49
2. Refleksi dan Rencana Pembelajaran ………. 51
3. Rencana Tindakan ………... 52
C. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus I …………. 53
viii Septian Arista Maulana, 2014
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……… 53
c. Observasi Tindakan Siklus I ……… 57
d. Refleksi Tindakan Siklus I ……….. 62
D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus II …………. 64
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ……….. 64
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ……… 65
c. Observasi Tindakan Siklus II ……… 69
d. Refleksi Tindakan Siklus II ………...…… 74
E. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus III.. ………. 76
a. Perencanaan Tindakan Siklus III ……….……… 76
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ……….……… 77
c. Observasi Tindakan Siklus III ……….……. 81
d. Refleksi Tindakan Siklus III ………..….. 86
F. Hasil Wawancara ……….…... 88
G. Analisis Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa………. 89
1. Persiapan Guru dalam Mendesain Pembelajaran dengan Memanfaatkan Tayangan Film Pendidikan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa ………. 89
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa ………. 90
3. Refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang
memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk
ix Septian Arista Maulana, 2014
siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang ……….. 92
4. Kemampuan Berpikir Analisis Siswa setelah diterapkannya Pembelajaran dengan Memanfaatkan Tayangan Film ………. 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 98
A. Kesimpulan ………. 98
B. Saran ………... 101
DAFTAR PUSTAKA ………... 106 LAMPIRAN
ii
Septian Arista Maulana, 2014
ABSTRAK
PEMANFAATAN TAYANGAN FILM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang)
Oleh : Septian Arista Maulana
iii
Septian Arista Maulana, 2014
Kata kunci : Film sebagai Media Pembelajaran, Kemampuan Berpikir Analisis dan Pembelajaran IPS
ABSTRACT
THE USE OF FILMS TO INCREASE STUDENTS’ ANALYTICAL THINKING ABILITY IN LEARNING IPS
(Classroom Action Research in class VII A SMP Negeri 1 Lembang) By: Septian Arista Maulana
The research based on the problem which appears in class VII A SMP Negeri 1
Lembang. The problem is the low interest of student in analytical thinking ability in
learning IPS. From the observation in class VII A SMP Negeri 1 Lembang, it can be
seen that the students is not active enough when responding to the material given in
learning proccess. Monitoring the observation and the availability of good facility in
SMP Negeri 1 Lembang, the teachers is better to make an alternative to create a new
learning media when delivering the material. The teachers should be able to explore children’s ability with various ways from the facility in that school that hopefully can increase students’ ability especially in students’ analytical thinking ability. Analyzing the problems, the writer inspired to use films as learning media. The aims of the
research are knowing the preparation, implementation, and the result after applying
film as learning media. The method of this reseacrh is Classroom Action Reasearch.
The data is collected trough observation, interview, test and daily log/journal. This
iv
Septian Arista Maulana, 2014
cycles, some results can be gained, first, the planning is done by the writer and the
teacher by designing learning media using films is effective. Second, the
implementation of the research which is done together with IPS learning proccess by
using films as learning media is eficient. Third, reflection is gained from discussion
with the teacher. Fourth, the use of films can increase students’ analytical thinking
ability. The recommendation from this research is that the teacher should be able to
create a new learning media by using some altearnatives.
Keywords: Films as Learning Media, Students’ Analytical Thinking Ability, IPS
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII A SMP
Negeri 1 Lembang, peneliti menemukan beberapa masalah dalam kegiatan
pembelajaran IPS di kelas tersebut. Masalah yang terlihat di kelas VII A salah
satunya adalah kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran IPS. Selain itu,
sangat jelas terlihat bahwa guru masih menjadi pusat perhatian siswa pada kegiatan
belajar mengajar di kelas. Kebanyakan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
tersebut. Hal ini terlihat dalam kegiatan tanya jawab selama kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan. Siswa cenderung pasif dan kurang mampu menanggapi
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pertanyaan yang diajukan guru terhadap siswa
bersifat menguraikan kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya. Pada
kenyataannya, siswa tidak dapat mengungkapkannya dengan baik Siswa cenderung
kebingungan dan menjawab pertanyaan dengan kalimat seadanya.
Melihat fenomena tersebut, peneliti mencoba memberikan beberapa
percobaan tentang cara siswa menganalisis suatu permasalahan. Peneliti melakukan
percobaan tersebut dengan menggunakan tayangan film dokumenter sebagai
medianya. Percobaan ini diawali dengan tayangan film dokumenter tentang kaum
minoritas Islam yang ada di Amerika. Film tersebut menggambarkan bagaimana umat
Islam merasa diasingkan berada di Amerika karena jumlahnya yang sangat minim,
terutama ketika terjadinya peristiwa penabrakan pesawat terhadap gedung World
Trade Center (WTC). Saat itu, kaum Islam dianggap sebagai teroris dan membuat
kaum Islam di Amerika semakin tersisih.
Setelah menyaksikan film tersebut, siswa diberikan beberapa pertanyaan
tersebut. Berikut ini persentase hasil pengamatan dalam bentuk diagram yang
dilakukan oleh peneliti :
Gambar 1.1 Hasil Pengamatan Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang
Oleh Septian Arista Maulana
Hasilnya menunjukkan bahwa 30% siswa mampu dalam menganalisis dan
memberikan pendapat dengan baik, 25% siswa dapat menganalisis namun kurang
bisa memberikan pendapatnya dengan baik dan 45% siswa kurang dapat
mengemukakan pendapat dengan baik dan jawaban yang dikemukakannya cenderung
singkat dan seadanya. Melihat hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa cara berpikir
analisis dalam proses belajar IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang perlu
ditingkatkan.
Dari penjelasan di atas, bisa dilihat bahwa cara berpikir analisis merupakan
salah satu faktor yang perlu diterapkan kepada para siswa. Hal ini ditujukan untuk
membuat siswa menjadi lebih kritis dan dapat memecahkan suatu permasalahan yang
ada di lingkungan sekitarnya. Apabila cara berpikir analisis siswa ini tidak diterapkan 30%
25%
45%
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
Siswa mampu menganalisis
Siswa cukup mampu dalam menganalisis
atau ditingkatkan, dikhawatirkan akan menimbulkan rasa apatis atau tidak peduli dari
diri siswa itu sendiri terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya.
Hal demikian mendorong peneliti untuk merancang salah satu media
pembelajaran, yaitu dengan memanfaatkan tayangan film sebagai media
pembelajaran. Dalam hal ini, media pembelajaran sangat berguna bagi guru dalam
proses pembelajaran. Banyak kelebihan yang didapatkan dari adanya media
pembelajaran, salah satunya sebagai perantara guru dalam menyampaikan materi.
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Daryanto, 2010) tiga kelebihan kemampuan media
sebagai berikut :
1. Kemampuan fiksatif, kemampuan ini berarti dapat menangkap,
menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.
Misalnya, dengan merekam, memotret suatu objek yang dapat ditunjukan
dan diamati pada saat yang diperlukan.
2. Kemampuan manipulatif, kemampuan ini berarti dapat menampilkan
kembali objek atau kejadian dengan beberapa perubahan (manipulasi)
sesuai dengan keperluan. Misalnya, dengan adanya proses pengeditan,
seperti perubahan warna, ukuran dan kecepatan..
3. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audiens yang
besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya
siaran TV dan Radio.
Pada dasarnya, media pembelajaran yang baru dan kreatif dapat menjadi salah
satu solusi untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran
terutama pembelajaran IPS. Menurut Arsyad (2013, hlm 11) :
. Hal ini sejalan dengan tujuan peneliti yang ingin memanfaatkan tayangan
film sebagai media pembelajarn, karena dari tayangan film dapat diasumsikan bahwa
beberapa alat indera digunakan dalam menerima dan menyerap informasi.
Penyerapan informasi dengan baik tentu saja berbanding lurus dengan kemampuan
berpikir analisis.
Menurut Gagne (dalam Yamin, 2012), kemampuan kognisi tertinggi adalah
analisis. Kemampuan ini lebih banyak mengajak siswa berpikir tentang materi-materi
yang mengasah siswa untuk memecahkan permasalahan, baik di dalam kelas maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Strategi kognitif ini dapat dipelajari oleh para siswa
dengan guru, karena guru yang berhasil memberi materi terhadap siswa adalah guru
yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswanya. Selain itu, para siswa
juga harus mampu memindahkan pengetahuan ke dalam dirinya dan melakukan
transfer knowledge agar dapat mencapai strategi kognitif dan mengacu pada berpikir
analisis. Maka dari itu, tujuan dari kognitif berorientasi pada kemampuan ‘berpikir’
terutama kemampuan intelektual, mulai dari mengingat sampai pada tingkat
kemampuan memecahkan masalah.
Setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda. Beberapa
orang sulit untuk mengeluarkan kemampuan berpikirnya maupun kemampuan yang
lainnya, sehingga perlu dorongan dari orang di sekitarnya untuk memacu ataupun
mendukung agar kemampuan tersebut dapat keluar dan menghasilkan sesuatu yang
bernilai positif. Dalam hal ini, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah
perlunya peningkatan interaksi dan komunikasi yang menunjang antara guru dan para
siswa, sehingga dapat terciptanya proses pembelajaran yang baik.
Huck dan Kiefer (2005) menyatakan bahwa untuk membangun proses
ketertarikan terhadap sesuatu, dibutuhkan interaksi, bahkan antara pembaca dengan
teks sekalipun. Hal ini sejalan dengan peningkatan kemampuan berpikir siswa.
menciptakan sebuah proses ketertarikan, tentu saja akan berbanding lurus dengan
semakin baiknya kemampuan siswa dalam berpikir analisis.
Proses untuk mencapai ketertarikan terhadap pembelajaran IPS yang dapat
meningkatkan cara berpikir analisis siswa, dapat ditunjang oleh berbagai hal. Seperti
diketahui, pesatnya teknologi saat ini dapat menjadi cara yang sangat jitu dalam
memecahkan persoalan ini. Salah satu jenis teknologi yang sangat dekat dengan
kehidupan kita adalah televisi. Televisi merupakan media audio visual yang ada di
sekitar kita dan mampu menjangkau semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa. Televisi menjadi sebuah fenomena tersendiri bagi masyarakat yang
diasumsikan dapat menarik minat semua kalangan. Untuk meningkatkan ketertarikan
siswa terhadap pembelajaran IPS, salah satunya adalah dengan memberikan tayangan
film kepada mereka khususnya film yan bertemakan pendidikan. Dengan begitu, para
siswa merasa sedang tidak melaksanakan proses pembelajaran IPS, melainkan dapat
menikmati tayangan yang disajikan dan mengambil pesan-pesan penting dalam film
pendidikan tersebut. Hal ini tentu saja dapat menjadi inovasi tersendiri bagi para guru
yang dampaknya diharapkan akan signifikan terlihat dalam cara berpikir analisis
siswa.
Melalui hal ini, siswa dapat terlihat lebih aktif karena mereka dapat
mengungkapkan hasil analisis mereka terhadap film pendidikan tersebut dengan
adanya rasa antusias dalam diri mereka. Peningkatan cara berpikir siswa juga dapat
dilihat dengan dari adanya rasa ingin tahu terhadap berbagai hal yang mereka belum
ketahui yang ada dalam film pendidikan tersebut. Selain itu, cara siswa
menghubungkan hal-hal yang ada dalam film dengan pembelajaran IPS bahkan
dengan kehidupan mereka sehari-hari juga merupakan satu bukti nyata dari
peningkatan cara berpikir siswa yang dapat diambil dari tayangan film pendidikan
yang diberikan selama proses pembelajaran IPS.
Melihat permasalahan di atas, peneliti ingin memanfaatkan tayangan film
terutama cara siswa berpikir analisis. Maka penulis termotivasi untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “PEMANFAATAN TAYANGAN FILM
PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka peneliti akan
merumuskan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimanakah persiapan guru dalam mendesain pembelajaran dengan
memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?
2. Bagaimanakah pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan
film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa di
kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?
3. Bagaimanakah refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan
tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis
siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?
4. Bagaimanakah kemampuan berpikir analisis siswa setelah diterapkannya
pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film pendidikan dalam
pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?
C. Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan masalah penelitian ini, maka peneliti merencakan
penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Peneliti
langsung meneliti di dalam kelas dengan memasukan pembelajaran yang
memanfaatkan tayangan film pendidikan agar siswa mempunyai kemampuan
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana
pemanfaatan tayangan film pendidikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang
melalui Penelitian Tindakan Kelas.
Adapun tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui persiapan guru dalam mendesain pembelajaran yang
memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang.
2. Untuk melaksanakan pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa di kelas VII A
SMP Negeri 1 Lembang
3. Untuk melakukan refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang
memanfatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang.
4. Untuk mengetahui kemampuan berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP
Negeri 1 Lembang setelah diterapkannya pembelajaran yang memanfaatkan
tayangan film pendidikan.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Manfaat secara Teoritis
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan
yang bermanfaat dan hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai media
pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan Film pendidikan untuk
2. Manfaat secara Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan pembelajaran yang memanfaatkan tayangan Film pendidikan,
dapat meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa.
b. Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran di kelas dan
kemudian dapat dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan
berpikir analisis siswa.
c. Sekolah
Dapat memberikan masukan terhadap sekolah terhadap kualitas sekolah
dan dapat memahami akan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Pada BAB I menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Dalam BAB ini banyak menjelaskan mengapa
peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah yang menjadi objek
penelitiannya.
Setelah itu, BAB II banyak mengkaji teori-teori tentang masalah yang akan di
teliti. Disini peneliti banyak mencari teori-teori dari buku-buku maupun sumber yang
menunjang agar penelitian ini berjalan dengan lancar.
BAB III menjelaskan tentang bagaimana peneliti menggunakan metode
penelitian, menentukan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrument
penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengumpulan maupun analisis data yang
akan diteliti.
Kemudian BAB IV tentang bagaimana peneliti melaksanakan penelitian
tindakan kelas ini dan juga ada profil sekolah yang menjadi tujuan penelitian tindakan
selama penelitian dan terakhir peneliti menganalisis pelaksanaan penelitian tindakan
kelas,sehingga penelitian ini dapat tercapai dengan sempurna.
Terakhir adalah BAB V yang menjelaskan tentang saran dan kesimpulan
selama melaksanakan penelitian tindakan kelas. Peneliti dapat memberikan saran
pada BAB ini dan juga peneliti harus menyimpulkan tentang penelitian tindakan
Septian Arista Maulana, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah penelitian
tindakan kelas. Menurut Hopkins (dalam Rochiati, 2012 hlm.11) bahwa:
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Terlihat dari penjelasan di atas, penelitian ini mengkombinasikan antara
prosedur penelitian dengan tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti, sehingga
terjadinya perbaikan setelah dilaksanakannya penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti terjun langsung untuk melaksanakan penelitian di dalam kelas. Sebelumnya,
peneliti menemukan beberapa masalah di kelas yang akan menjadi tempat
pelaksanaan penelitian. Mengacu pada hal tersebut, peneliti berupaya untuk mencari
solusi untuk mengatasi masalah yang ada dengan metode pembelajaran yang sudah
disiapkan. Dengan metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas, diharapkan
siswa dapat menyerap pembelajaran dengan baik dan matang dalam berbagai hal
terutama dalam kemampuan berpikir analisis.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi
Tempat maupun lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 1 Lembang.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1
Lembang. Siswa yang berada dikelas VII A tersebut berjumlah 41 siswa yang
Septian Arista Maulana, 2014 3. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014.
C. Desain penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis
dan Taggart (1988). Dalam model Kemmis dan Taggart kita mengenal empat
komponen didalamnya yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan
(observe) dan refleksi (reflect).
Dalam tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan oleh
peneliti, permasalahan penelitian difokuskan kepada siswa dalam pembelajaran IPS.
Keputusan ini timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan bahwa siswa
kurang dapat menganalisis berbagai hal dari setiap materi pada saat belajar IPS. Oleh
sebab itu, dirancanglah strategi yang menggunakan serangkaian tes untuk mendorong
siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara memanfaatkan film untuk
meningkatkan kemampuan berpikir analisisnya. Semua kegiatan ini dilakukan pada
tahap perencanaan (plan). Pada kotak tindakan (act), mulai diajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka
pahami. Pada kotak pengamatan (observe), pertanyaan dan jawaban siswa dicatat atau
direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Siklus berikutnya, perencanaan
direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru
yang bersifat mengontrol siswa agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik.
Pada tahap refleksi, peneliti bersama guru mitra mendiskusikan hasil pelaksanaan
penelitian. Selain itu, peneliti juga melihat hasil analisis para siswa, baik yang
mengalami peningkatan maupun yang tidak. Berikut ini gambar model PTK menurut
Septian Arista Maulana, 2014
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart
Dalam penelitian ini, peneliti berencana untuk mengambil tiga siklus.
Meskipun pada gambar di atas terlihat ada dua siklus, peneliti mengambil satu siklus
lagi untuk melihat apakah sudah sampai pada titik jenuh, sehingga penelitian ini
dapat dikatakan telah tercapai ataupun berhasil.
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Peneliti akan menjabarkan tahap-tahapan dari penelitian ini mulai dari
perencanaan hingga refleksi yaitu sebagai berikut : Action
Plan Reflect
Observe
Revised Plan
Action Reflect
Septian Arista Maulana, 2014 a. Perencanaan
Peneliti merencanakan terlebih dahulu penelitian ini bersama guru
mitranya dalam praktek pembelajaran di kelas, yaitu :
1. Peneliti dan guru mitra membuat silabus tentang materi :
Siklus I : Bentuk-bentuk Keragaman Sosial dan Budaya
Indonesia
Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian
Bangsa
Siklus III : Dampak Aktivitas Manusia terhadap Lingkungan
Alam
2. Peneliti dan guru mitra membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran tentang materi :
Siklus I : Bentuk-bentuk Keragaman Sosial dan Budaya
Indonesia
Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian
Bangsa
Siklus III : Dampak Aktivitas Manusia terhadap Lingkungan
Alam
3. Peneliti merencanakan film yang akan ditayangkan didepan
peserta didik yaitu
Siklus I : Film Blangkon Karyo
Siklus II : Film Kenali Negerimu Cintai Negerimu
Siklus III : Film Petualangan Banyu di Negeri Sampah
4. Peneliti mempersiapkan instrument penelitian beserta menunjuk
Septian Arista Maulana, 2014 b. Tindakan
Dalam tahap tindakan ini meliputi :
1. Peneliti menjelaskan materi yang sudah ditentukan terlebih dahulu yang
akan diajarkan kepada peserta didik yaitu tentang
Siklus I : Bentuk-bentuk keragaman budaya Indonesia
Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian Bangsa
Siklus III : Dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan Alam
2. Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk menonton tayangan film
sesuai dengan siklus yang telah ditentukan secara bersamaan didalam
kelas. Peneliti disini menggunakan sarana dan prasarana sekolah yang
dapat menunjang penelitian tersebut seperti proyektor, infokus dan
lain-lain.
3. Setelah menyaksikan tayangan tersebut, peneliti meminta agar siswa
menganalisis tayangan tersebut dengan memberikan beberapa butir soal
yang menyangkut tayangan film tersebut
4. Peneliti tidak membagi siswa dalam beberapa kelompok, karena dalam
penilaian siswa secara individu.
5. Setelah menyaksikan tayangan film siswa menganalisis film yang
kemudian diakhir pembelajaran akan ditunjuk salah seorang untuk
mempersentasikan hasil analisisnya
6. Dalam proses persentasi tersebut, siswa diajak untuk mengungkapkan
pendapat mereka yang berbeda-beda, sehingga siswa dapat
Septian Arista Maulana, 2014 c. Pengamatan
Peneliti sekaligus guru didalam kelas mengamati keadaan kelas dan
kondisi siswa maupun kegiatan belajar mengajar. Kegiatan tersebut meliputi :
1. Memeriksa laporan yang dibuat siswa mengenai tayangan film pendidikan
yang siswa telah saksiskan.
2. Mengamati siswa yang sedang mengerjakan ataupun menganalisis film
tersebut
3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul selama kegiatan
pembelajaran berlangsung
4. Mengamati jalannya persentasi dan tanya jawab dari setiap siswa.
5. Mengamati hasil dari persentasi dan juga pendapat-pendapat yang
diberikan oleh siswa.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan tiga tahap yaitu perencanaan, tindakan dan
pengamatan, selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan refleksi. Peneliti bersama
guru mitra mengkaji hasil dari kegiatan pembelajaran tersebut dengan melihat proses
pembelajaran dan juga kendala yang dihadapi oleh siswa maupun guru. Diskusi yang
dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra dilakukan untuk merevisi tindakan yang
telah dilaksanakan. Hal ini agar tindakan yang akan dilakukan selanjutnya menjadi
lebih baik, sehingga penelitian ini pun dapat tercapai dengan optimal.
E. Instrument Penelitian a. Catatan Lapangan
Catatan lapangan diambil atau dilaksanakan ketika penelitian sedang
berangsung. Jadi, setiap peristiwa maupun kejadian yang ada dilapangan, wajib untuk
Septian Arista Maulana, 2014
mengidentifikasi peneliti yang ditulis oleh observer, agar dapat mendeskripsikan
secara langsug kegiatan peneliti selama melaksanakan penelitian.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat untuk menilai pekerjaan siswa tentang
pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tayangan film yang telah siswa
saksikan.
c. Seperangkat Tes
Seperangkat Tes adalah alat untuk mengukur seberapa jauh siswa
dapat memiliki kemampuan berpikir analisis. Sehingga dalam hal ini peneliti
merancang instrumen penelitian dengan membuat seperangkat tes yang akan
diberikan kepada siswa setelah mereka menyaksikan tayangan film sesuai
dengan materi yang diajarkan oleh gurunya.
d. Studi Dokumentasi
Foto atau pun sebuah dokumentasi adalah alat untuk melengkapi
penelitian diambil ketika peneliti melakukan penelitian. Dokumentasi ini
mencakup observasi, wawancara ataupun selama peneliti melaksanakan
penelitian. Karena peneliti menggunakan media tayangan film, sehingga
dokumentasi tersebut ada juga berupa video yang dibuat menjadi foto dan
juga foto-foto ketika siswa menyaksikan tayangan film yang telah diediakan
oleh peneliti.
Instrument penelitian yang dirancang oleh peneliti, agar peneitian
dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang diinginkan. Seperti kita
Septian Arista Maulana, 2014
Penelitian merupakan suatu rangkaian maupun rancangan yang sulit untuk
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini, peneiti merujuk
pada indikator analisis berdasarkan Ross.
Ross (dalam Herdian, 2010) mengungkapkan beberapa indikator
kemampuan analitis, yaitu:
1. Memberikan alasan mengapa sebuah jawaban atau pendekatan suatu
masalah adalah masuk akal.
2. Membuat dan mengevaluasi kesimpulan umum berdasarkan atas
penyelidikan atau penelitian.
3. Meramalkan atau menggambarkan kesimpulan atau putusan dari
informasi yang sesuai.
4. Mempertimbangkan validitas dari argumen dengan menggunakan
berpikir deduktif dan induktif.
Dari indikator diatas, peneliti membuat kata kunci sebagai rubrik penilaian
siswa. hal ini untuk mempermudah peneliti dalam menilai kemampuan berpikir
analisis siswa berdasarkan hasil analisis siswa setelah menyaksikan tayangan film.
Maka dari itu peneliti merancang instrument penelitian sebagai berikut :
Gambar 3.2 Format Catatan Lapangan KemampuanBerpikir Analisis Siswa
CATATAN LAPANGAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN IPS
KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LEMBANG
Septian Arista Maulana, 2014
Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran :
……… ……… ……… ………
Gambar 3.3 Daftar Pertanyaan-pertanyaan Analisis Siswa
Nama : ………
Kelas : ………
1) Apa judul film yang sudah anda saksikan ?
Jawab :
2) Siapakah tokoh utama yang ada dalam film tersebut ?
Jawab :
3) Apakah tema yang ada dalam film tersebut ?
Jawab :
4) Jelaskanlah peran dari tokoh-tokoh yang ada dalam film tersebut !
Jawab :
5) Jelaskan cerita film tersebut dari awal hingga endingnya/akhir !
Jawab :
6) Pesan-pesan apa sajakah yang anda dapatkan setelah menyaksikan film
tersebut ?
Jawab :
7) Berikanlah kesan-kesan anda setelah menyaksikan film tersebut !
Jawab :
8) Berikan beberapa contoh kegiatan untuk menanggulangi masalah sampah
yang ada dikota Bandung !
Jawab :
Nama : ………
Kelas : ………
1) Apa judul film yang sudah anda saksikan ?
Jawab :
2) Siapakah tokoh utama yang ada dalam film tersebut ?
Jawab :
3) Apakah tema yang ada dalam film tersebut ?
Jawab :
4) Jelaskanlah peran dari tokoh-tokoh yang ada dalam film tersebut !
Jawab :
5) Jelaskan cerita film tersebut dari awal hingga endingnya/akhir !
Jawab :
6) Pesan-pesan apa sajakah yang anda dapatkan setelah menyaksikan film
tersebut ?
Jawab :
7) Berikanlah kesan-kesan anda setelah menyaksikan film tersebut !
Jawab :
8) Berikan beberapa contoh kegiatan untuk menanggulangi masalah
sampah yang ada dikota Bandung !
Jawab :
9) Bagaimanakah ending/akhir dari film yang sudah anda saksikan,
kemudian harus bagaimanakah ending/akhir film itu sesuai dengan
Septian Arista Maulana, 2014
9) Bagaimanakah ending/akhir dari film yang sudah anda saksikan, kemudian
harus bagaimanakah ending/akhir film itu sesuai dengan pendapatmu !
Jawab :
10)Apakah anda menyukai film tersebut? Berikan alasannya !
Jawab :
Dari beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk siswa ada beberapa butir
soal yang mencerminkan analisis siswa. Kata kunci yang akan digunakan oleh
peneliti dalam Rubrik Penilaian adalah Logis, Pemahaman Siswa, Kemampuan
Berargumentasi Siswa dan Antusiasme Siswa. Hal ini berdasarkan indicator berpikir
analitis menurut Ross, peneliti mengambil kata kunci logis bahwa siswa diharapkan
dapat memberikan alasan mengapa sebuah jawaban atau pendekatan suatu masalah
adalah masuk akal. Pemahaman siswa yaitu siswa dapat membuat kesimpulan umum
berdasarkan atas informasi yang diterimanya serta menggambarkan kesimpulan dari
informasi yang sesuai. Dalam kemampuan berargumentasi siswa dapat
mengungkapkan argumentasinya dengan menggunakan berpikir deduktif dan
induktif. Terakhir peneliti ingin mengamati antusiasme siswa dalam proses
pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film sebagai media pembelajaran.
Pertanyaan yang dirancang oleh peneliti tentunya memiliki penilaiannya
masing-masing. Berikut ini rubric penilaian berdasarkan indikator analitis menurut
Septian Arista Maulana, 2014
Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Analisis Siswa No Aspek
Penilaian
3
Baik
2
Cukup
1
[image:31.612.80.503.161.205.2]Septian Arista Maulana, 2014 1
Logis Peserta didik
dapat
menguraikan
fakta-fakta
tentang film
yang telah
disaksikannya
Peserta didik dapat
menguraikan
sebagian
fakta-fakta tentang film
yang telah
disaksikannya
Peserta didik kurang
dapat menguraikan
fakta-fakta tentang film
yang telah
disaksikannya
2 Pemahaman
Siswa Peserta didik dapat menjelaskan makna-makna yang terkandung
didalam film
yang telah
mereka
saksikan
Peserta didik dapat
menjelaskan
secara singkat
makna-makna
yang terkandung
didalam film yang
telah mereka
saksikan
Peserta didik dapat
menjelaskan
makna-makna yang
terkandung didalam
film yang telah mereka
saksikan tetapi tidak
relevan dengan film
yang ditayangkan
3 Keterampilan
berargumenta si Peserta didik dapat memberikan pendapat
mereka yang
relevan dengan
tayangan film
yang telah
mereka
saksikan
Peserta didik dapat
memberikan
pendapat mereka
yang sesuai
dengan tayangan
film yang telah
mereka saksikan,
akan tetapi kurang
relevan
Peserta didik kurang
baik dalam
memberikan pendapat
mereka yang relevan
dengan tayangan film
yang telah mereka
Septian Arista Maulana, 2014
Dikembangkan oleh Septian Arista M
Tabel 3.2 Nilai Persentase Rata-rata
Keterangan : Baik (Skor 3)
Cukup (Skor 2)
Kurang (Skor 1)
Tabel 3.3 Daftar Absensi dan Penilaian Kelas VII A SMPN 1 Lembang 4 Antusiasme
Siswa
Peserta didik
menyimak dan
dapat berkomunikasi serta mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
tayangan film
sebagai media
pembelajaran
Peserta didik
menyimak dan
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan
tayangan film
sebagai media
pembelajaran
Peserta didik
menyimak dan kurang
mengikuti
pembelajaran dengan
menggunakan tayangan
film sebagai media
pembelajaran
Nilai ∑Skor Persentase Baik 7-10 70%-100%
Cukup 4-6 35-65%
[image:33.612.83.505.112.348.2]Septian Arista Maulana, 2014
No Nama
Siswa
Logis Pemahaman siswa
Kemampuan berargumentasi
Antusiasme siswa
Nilai
B C K B C K B C K B C K
1 ACHMD
2 ADL
3 AKSL
4 ALFY
5 ANS
6 ARY
7 AR
8 BRLYN
9 CTR
10 DMS
11 DVVS
12 DN
13 EGSTN
14 ERLN
15 FAZ
16 HFZH
17 HN
18 HKMT
19 INDR
20 IRFN
21 LKYNT
Septian Arista Maulana, 2014 23 MOCH
24 M.NZRL
25 M.LLGY
26 M.ZLS
27 MSTK
28 ND
29 NRL
30 PTR
31 RNGG
32 RN
33 RSK
34 SLS
35 ST
36 SC
37 TR
38 VRD
39 WF
40 ZHA
Septian Arista Maulana, 2014
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan
cara, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Dibawah ini peneliti akan
menjelaskan dari beberapa teknik pengumpuan data yang akan peneliti laksanakan
selama penelitian yaitu :
a. Wawancara
Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada
responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat
perekam. Peneliti dalam wawancara ini akan, memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa kelas VII A tentang tanggapan mereka terhadap
penggunaan media film tersebut.
b. Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh peneliti adalah pada tahap awal
observasi yaitu pra penelitian hingga pelaksanaan penelitian tersebut. Pada
pelaksanaan penelitian, peneliti membuat lembar observasi terhadap siswa
untuk mengukur seberapa jauh siswa dmemiliki kemampuan berpikir analisis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian. dokumen yang diteliti dapat berupa
berbagai macam, tidak hanya berupa dokumen resmi. Dokumentasi ini
terutama berupa foto-foto selama peneliti melaksanakan penelitian.
Septian Arista Maulana, 2014
Pengolahan data dilakukan dalam rangka menjelaskan fakta-fakta yang ada
dilapangan dan menjelaskan secara rinci dari awal hingga akhir penelitian. dalam
penelitian ini,peneliti mengambil dua aspek dalam menganalisis data yaitu kuantitatif
dan kualitatif.
1) Kuantitatif
Pengolahan data dengan cara menggunakan kuantitatif adalah data-data
yang didapatkan dalam penelitian yang berupa angka-angka. Melalui
pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat mengetahui seberapa besar
kemampuan analisis siswa pada awal pembelajaran dan perubahan yang
terjadi setelah adanyan penelitian tindakan kelas. Teknik analisis adat cukup
sederhana. Komalasari (2010,) memberikan cara penghitungan data
kuantitatif, yaitu :
F : Jumlah skor total subjek
N : Jumlah skor maksimal
2) Kualitatif
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti mencakup tiga
kegiatan yang bersamaan, yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap
data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum
dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian
ini aspek yang akan direduksi adalah menumbuhkan kemampuan berpikir
Septian Arista Maulana, 2014
b. Mendeskripsikan Data
Peneliti dalam hal ini akan mendeskripsikan dari pra penelitian hingga
akhir penelitian. Setiap data yang diambil dari lapangan, peneliti
mendeskripsikan seuai dengan fakta-fakta yang ada. Data tersebut berupa
tabel, grafik dan data lainnya secara terperinci akan dideskripsikan oleh
peneliti.
c. Menarik Kesimpulan berdasarkan Deskripsi Data
Langkah ketiga yaitu kesimpulan di lakukan dengan maksud untuk
mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan
dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang
tepat maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian
berlangsung.
2. Validitas Data
Dalam menguji kebenaran data ini, peneliti menggunakan validasi data, yaitu
member check, triangulasi, expert opinion dan saturasi. Adapun penjelasan tentang
validasi data tersebut, yaitu :
a. Member check
Member check adalah memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara
sumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa,
pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain) apakah
keterangan, informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah,
sehingga dapat dipastikan data tersebut terperiksa kebenarannya.
Peneliti bersama guru mitra memeriksa data dari hasil observasi terhadap
siswa yaitu berupa beberapa pertanyaan tentang tayangan film yang telah
Septian Arista Maulana, 2014
tersebut. Dari data tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa siswa
dapat memiliki kemampuan berpikir analisis atau belum memiliki
kemampuan berpikir analisis.
b. Triangulasi
Triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis
yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain,
misalnya mitra peneliti lain, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama
Peneliti mencari referensi dari sumber buku maupun penelitian lain. Hal
ini dilakukan agar data yang diperoleh tidak ada kesalahpahaman dan
mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Expert opinion
Dalam tahap ini, peneliti meminta bimbingan dari dosen pembimbing
setelah melaksanakan penelitian. bimbingan tersebut meliputi tahap awal
instrument penelitian dan tahap akhir penilaian terhadap siswa dengan tujuan
yang semula adalah peneliti ingin menigkatkan kemampuan berpikir analisis
dengan pemanfaatan tayangan film pendidikan.
d. Saturasi
Saturasi adalah situasi pada waktu data sudah dikatakan jenuh, atau tidak
ada data lain lagi untuk dikumpulkan dan tidak ada tambahan data yang baru.
Penelitian ini akan dihentikan, apabila hasil yang diperoleh sesuai dengan
98 Septian Arista Maulana, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab V ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran diajukan oleh
peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah
dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi pada sikluss I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VII-A
SMP Negeri 1 Lembang mengenai “Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa”.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Perencanaan dalam Pemanfaatan Tayangan Film sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuar berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS
bisa dikatakan dalam kategori baik. Hal ini dilakukan guru sebagai peneliti
dengan berkolaborasi dengan guru mitra yang ada disekolah sebagai
pengajar tetap dan berpengalaman di SMP Negeri 1 Lembang dapat
memberi masukan kepada peneliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
mempersiapkan RPP dengan bimbingan guru mitra. Hal ini upaya untuk
menyesuaikan penelitian dengan RPP yang akan digunakan didalam kelas
untuk mengajar. Selain itu juga, peneliti mempersiapkan terlebih dahulu
yaitu lembar observasi, catatan lapangan, format wawancara siswa dan
studi dokumentasi.
2. Penelitian yang dilaksanakan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang yang
berjumlah 41 siswa yang diantaranya 23 perempuan dan 18 laki-laki
berjalan dengan lancar. Penelitian ini berjalan dengan 3 siklus. Secara
garis besar penelitian yang dilaksanakan dikelas VII-A dengan
98 Septian Arista Maulana, 2014
analisis siswa telah mencapai apa yang diinginkan oleh peneliti atau bisa
dikatakan berhasil. Sarana dan prasarana yang menunjang di setiap kelas,
seperti proyektor, layar dan infokus, memudahkan peneliti dalam
melaksanakan penelitiannya. Setelah siswa menyaksikan tayangan film,
siswa diberikan seperangkat tes untuk pengujian bahwa para siswa mampu
memiliki kemampuan berpikir analisis. Kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan mempersentasikan hasil analisis siswa. Karena waktu yang
terbatas, hanya tiga siswa yang ditunjuk untuk mempersentasikan hasil
analisisnya. Selanjutnya, peneliti mengakhiri kegiatan belajar mengajar
dengan mengkonfirmasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya dan diakhiri dengan mengucapkan salam.
3. Dalam kegiatan refleksi setelah pelaksanaan penelitian, peneliti sering
mengalami kendala dan temuan terbaru sebagai acuan untuk lebiah baik
pada penelitian selanjutnya. Pertama, Dalam pelaksanaannya peneliti
banyak berperan aktif dalam mengkondusifkan tempat duduk siswa untuk
menyaksikan tayangan film. Siswa kebanyakan sulit untuk diatur dalam
pengkondisian tempat duduk, sehingga alokasi waktu yang telah
ditentukan sedikit terlambat oleh kegiatan tersebut. Secara keseluruhan
pelaksanaan penelitian berjalan dengan dengan baik, tanpa ada hambatan
yang berarti bagi peneliti. Kedua, setiap siklus yang dijalankan oleh
peneliti, waktu yang ditempuh adalah dua jam pelajaran, sekitar 80 menit
untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini menyebabkan peneliti harus
berpikir lebih inovatif dalam mengalokasikan waktu dalam kegiatan
belajar mengajar. Film yang menjadi media pembelajaran memiliki durasi
waktu yang cukup menyita waktu kegiatan belajar mengajar, sehingga
untuk menyeimbangkan kondisi tersebut peneliti merancang RPP yang
disesuaikan dengan kegiatan belajar belajar dengan menggunakan media
tayangan film. Ketiga, banyak temuan baru yang dialami oleh peneliti,
98 Septian Arista Maulana, 2014
yang antusias setelah menyaksikan tayangan film yang disajikan oleh
peneliti, ada juga siswa yang merasa kurang tertarik. Maka dari itu,
peneliti setiap selesai kegiatan belajar mengajar sering menanyakan
kembali terhadap siswa tentang film apa yang siswa sukai. Tentunya
jawaban yang mereka ungkapkan ternyata berbeda-beda. Secara garis
besar peneliti mengambil suara terbanyak, sehingga dalam pelaksanan
penelitian siklus I ke siklus II dan dilanjutkan siklus III, peneliti dalam
merancang film sering menyajikan film yang siswa inginkan. Keempat,
dalam merancang RPP peneliti dituntut untuk menyesuaikan materi yang
akan disampaikan terhadap siswa melalui pemanfaatan tayangan film
dalam kegiatan belajar mengajar. Banyak kendala dan temuan baru yang
dialami peneliti, sehingga peneliti mempunyai pengalaman dan belajar
agar lebih baik dalam setiap penelitian.
4. Implementasi pemanfaatan tayangan film dalam meningkatkan
kemampuan berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS berada pada
kategori baik. Pelaksanaannya dilakukan setiap tindakan siklus,
diantaranya mengaitkan materi pembelajaran IPS dengan tema
permasalahan yang ada disekitar siswa. Tidak lupa guru juga memberikan
motivasi kepada siswa melalui reward. Kemudian persoalan tersebut
dirumuskan kembali kedalam dalam sebuah media pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Siswa dapat berpikir analisis terlihat dari perolehan
persentase dari setiap siklusnya. Persentase tersebut mengindikasikan
peningkatan dari kemampuan siswa dalam berpikir analisis. Pada siklus I,
siswa kelas VII-A memperoleh persentase sebesar 66%, kemudian siklus
II siswa memperoleh persentase sebesar 80%. Terlihat bahwa siklus I ke
siklus II mengalami peningkatan dengan selisis sebesar 14%. Selanjutnya
siklus III memperoleh persentase sebesar 91%. Selisih yang terjadi pada
siklus II ke siklus III adalah 11%. Hasil perolehan persentase pada setiap
98 Septian Arista Maulana, 2014
mengakhiri penelitiannya dan tujuan yang ingin dicapainya berjalan
dengan sangat baik.
B. Saran
Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, sebagai bahan
rekomendasi dalam mempertimbangkan baik hasil temuan dilapangan maupun
secara teoritis. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi yaitu sebagai
berikut:
1. Persiapan Penelitian
a. Bagi peneliti, setiap penelitian sering mengutamakan persiapan
maupun perencanaan dalam melaksanakan penelitian. Karena
penelitian tidak lepas dari persiapan dari seorang peneliti untuk
melaksanakan penelitiannya. Maka dari itu, peneliti harus
mempersiapkan segala aspek-aspek yang menyangkut penelitian yang
meliputi permasalahan yang terjadi hingga menemukan solusi yang
menjadikan hal tersebut sebuah penelitian. intinya seorang peneliti
harus mempersiapkan semuanya dengan sangat matang, sehingga
dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
b. Bagi siswa, siswa harus mampu ikut serta dalam persiapan penelitian.
persiapan yang dilakukan oleh siswa meliputi pengkondisian siswa dan
suasana didalam kelas haruslah kondusif. Maka dari itu, siswa sebagai
subjek penelitian sangat berperan penting dalam proses penelitian,
sehingga siswa diharapkan mempersiapkan dirinya untuk mengikuti
kegiatan yang diarahkan oleh peneliti.
c. Bagi guru, guru harus mempersiapkan segala media pembelajaran
98 Septian Arista Maulana, 2014
halnya dengan peneliti, guru mempersiapkan RPP yang disesuaikan
dengan media pembelajaran contohnya guru menggunakan media
tayangan film. Guru mempersiapkan film yang akan disajikan kepada
siswa kemudian disesuaikan dengan RPP, sehingga guru dapat
mengatur alokasi waktu yang telah ditentukan.
d. Bagi sekolah, sekolah sebagai lokasi penelitian ini sangat berperan
penting dalam persiapan penelitian. Peneliti mampu melaksanakan
penelitian karena sarana yang menunjang disekolah tempat peneliti
melaksanakan penelitiannya. Maka dari itu, sekolah harus memberikan
dukungan bagi peneliti maupun guru dalam bentuk sarana dan
dukungan lainnya, agar persiapan dalam penelitian dapat berjalan
dengan lancar.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Bagi peneliti, peneliti melaksanakan penelitian bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Maka dari itu,
peneliti harus menyesuaikan keadaan siswa ketika kegiatan belajar
mengajar dengan proses penelitian, sehingga dalam pelaksanaan
penelitian dapat berjalan dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti.
b. Bagi siswa, siswa diharapkan mudah untuk diatur oleh peneliti ataupun
guru. Karena dalam pelaksanaan penelitian, guru maupun siswa
lainnya yang dapat mengikuti proses penenlitian dengan baik. Siswa
sebagai subjek penelitian, sangat dituntut untuk mengikuti proses
penelitian secara keseluruha dan sampai akhir penelitian. oleh karena
itu, siswa diharapkan dapat aktif maupun mengeluarkan seluruh
keterampilannya dalam proses penelitian tersebut.
c. Bagi guru, guru dituntut untuk merancang RPP dengan baik yang
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
98 Septian Arista Maulana, 2014
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas dengan menggunakan
media pembelajaran dapat menyesuaikan dengan RPP yang telah
dirancang sebelumnya. Pelaksanaan penelitian sama halnya dengan
kegiatan belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu, pelaksanaan
penelitian harus tepat dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
oleh sekolah.
d. Bagi sekolah, sekolah sebagai lokasi penelitian dituntut untuk
mendukung proses penelitian yang meliputi sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh sekolah. Tentunya peneliti banyak menggunakan media
yang telah disediakan oleh sekolah dalam pelaksanaan penelitian
seperti proyektor, layar, dan infokus. Sekolah diharapkan mampu
menyediakan berbagai perlengkapan lainnya, agar pelaksanaan
penelitian berjalan dengan baik.
3. Refleksi Penelitian
a. Bagi peneliti, refleksi sering dilaksanakan oleh peneliti setelah
pelasksanan penelitian. Akan tetapi, refleksi yang dilakukan peneliti
kurang detail, sehingga setiap siklusnya selalu mengalami kendala.
Oleh karena itu, setelah pelaksanaan penelitian diharapkan melakukan
refleksi bersama guru mitra maupun dosen pembimbing. Peneliti
memaparkan secara langsung kondisi yang terjadi saat pelaksanaan
penelitian, kemudian secara bersamaan peneliti dan guru mitra maupun
dosen pembimbing merefleksi proses penelitian yang telah
dilaksanakan.
b. Bagi siswa, kendala yang terjadi banyak disebabkan oleh siswa sebagai
subjek penelitian. siswa yang kurang mampu mengkondisikan dirinya
dalam proses penelitian menyebabkan peneliti turun langsung untuk
98 Septian Arista Maulana, 2014
yang dilaksanakan peneliti, mampu mengoreksi dirinya untuk bersikap
lebih baik kedepannya.
c. Bagi guru, guru diwajibkan untuk melakukan refleksi setelah kegiatan
belajar mengajar, terutama dalam menggunakan media pembelajaran.
Guru dapat melihat kendala-kendala yang terjadi maupun temuan dari
hasil kegiatan belajar mengajar, sehingga proses kegiatan belajar
mengajar kedepannya menjadi lebih baik.
d. Bagi sekolah, sekolah sebagai tempat guru maupun peneliti dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dapat memberikan arahan
yang positif bagi guru maupun peneliti. Hal ini agar guru maupun
peneliti dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan
sangatbaik.
4. Setelah Pelaksanaan Penelitian
a. Bagi peneliti, pada penelitian dengan memanfaatkan tayangan film
telah mengembangkan kemampuan berpikir analisis siswa, siswa
merasa antusias dan dapat ikut serta dalam proses pembelajaran.
Setelah proses penelitian, peneliti merasa tujuannya telah tercapat
dengan baik. Hal ini terlihat dari kondisi siwa yang sebelumnya kurang
mampu berpikir analisis, setelah proses penelitian dilaksanakan, siswa
mampu memiliki kemampuan berpikir analisis. Peneliti juga merasa
dalam penelitian ini mempunyai banyak kekurangan. Maka dari itu,
dalam penelitian selanjutnya peneliti dapat bekerja sesuai dengan
prosedur penelitian tanpa mengalami kendala yang berarti. Selama
melaksanakan penelitian haruslah sesuai dengan prosedur penelitian.
b. Bagi siswa, kemampuan berpikir analisis dapat berkembang baik
dalam kegiatan belajar mengajar disekolah maupun dalam kehidupan
sehari-harinya. Selain itu juga, diharapkan kepada siswa dalam
98 Septian Arista Maulana, 2014
tayangan yang positif dan berunsur pendidikan. Karena dalam
tayangan televisi, siswa secara tidak langsung belajar dan menganalisis
tentang tayangan yang telah mereka saksikan. Hal ini berdampak pada
kemampuan berpikir analisis siswa yang semakin baik.
c. Bagi guru, pemanfaatan tayangan film ini dapat menjadi salah satu
alternative dalam metode pembelajaran dikelas. Selain itu juga, guru
dapat mengeksplorasi lebih lanjut tayangan film tersebut sesuai dengan
kreativitas setiap guru.
d. Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan
tayangan film terbukti telah mengembangkan kemampuan berpikir
analisis siswa. Maka dari itu, sekolah harus lebih mendukung dengan
memfasilitasi para guru dalam menggunakan metode-metode dalam
kegiatan belajar mengajar dikelas. Seiiring dengan perkembangan
jaman, pembelajaran jaman sekarang guru dituntut untuk lebih kreatif.
Oleh karena itu, sekolah menjadi peran penting untuk memfasilitasi
guru dalam mengembangkan metode pembelajarannya. Sehingga
Septian Arista Maulana, 2014
DAFTAR PUSTAKA BUKU :
Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung. PT. SARANA TUTORIAL NURANI SEJAHTERA
Hartono, J. (2007). Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan PEMBELAJARAN METODE KASUS untuk Dosen dan Mahasiswa. Yogyakarta. C.V. ANDI OFFSET
Huck and Kiefer. (2004). Children’s Literature in the Elementary School (8th edition). New York.
Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung. PT Refika Aditama.
Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana
Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta. REFERENSI (GP Press Group).
Sadiman, A., dkk. (2012). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Depok. PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Sapriya., Sadjaruddin, N., dan Susilawati. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.
Suherman, E., dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.
Trianton, T. (2013). FILM Sebagai Media Belajar. Yogyakarta. GRAHA ILMU.
Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Prenada Media Group.
Septian Arista Maulana, 2014
Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta. REFERENSI (GP Press Group).
SKRIPSI :
Darojah, R. (2011). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melaporkan Dengan Media Film Animasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Yogyakarta. Skripsi FBS UNY Yogyakarta. Tidak diterbitkan.
Liana, A. (2013). Penggunaan Media Audio Visual Film untuk Meningkatkan Ketermpilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri Inpres Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat. Skripsi FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Marwati, I. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Program Metro Files dalam Pembelajaran Sejarah terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Quasi Eksperimen pada kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pangalengan). Tesis FPIPS UPI BANDUNG. Tidak diterbitkan.
INTERNET :
Herdian. (2010). Kemampuan Berpikir Analitis. [Online]. Tersedia : http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berpikir-analitis/. [27 Mei 2010].
Lutfiyah. (2012). Media Film Sebagai Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://elly-lutfiyah.blogspot.com/2012/06/media-film-sebagai-media
pembelajaran.html. [05 Juni 2012].
Lestari, C. (2013). Pengertian Analisis. [Online]. Tersedia : http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-analisis.html. [13 Februari 2013].