• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN TAYANGAN FILM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN TAYANGAN FILM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun Oleh :

Septian Arista Maulana 1006771

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Oleh :

Septian Arista Maulana

1006771

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

 Septian Arista Maulana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP : 19700814 199402 1001

2. Sekretaris : Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP : 19611014 198601 1001

3. Penguji 1 : Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP : 19590714 198601 1 001

Penguji 2 : Drs. H. Dadang Sundawa, M.Pd. NIP : 19600515 198803 1 002

(5)

vi Septian Arista Maulana, 2014

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……… i

ABSTRAK ………. ii

KATA PENGATAR ……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR GAMBAR ………. xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 6

C. Pemecahan Masalah ……… 6

D. Tujuan Penelitian ……… 7

E. Manfaat Penelitian ……….. 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ………. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 10

A. Tinjauan tentang Media Pembelajaran ………... 11

B. Tinjauan Film sebagai Media Pembelajaran ……….. 13

C. Teori Peluru ……… 17

D. Tinjauan tentang Kemampuan BerpikirAnalisis ……… 20

(6)

vii Septian Arista Maulana, 2014

Kemampuan Berpikir Analisis Siswa ……….. 24

F. Tinjauan Pembelajaran IPS ……….. 25

G. Kajian Penelitian yang Relevan ……… 27

H. Kerangka Berpikir ………. 28

BAB III METODE PENELITIAN ……… 30

A. Metode Penelitian ……….. 30

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 30

C. Desain penelitian ……… 31

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……… 32

E. Instrument Penelitian ………. 35

F. Teknik Pengumpulan Data ………. 44

G. Analisis Data dan Validasi Data ………. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 48

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……… 48

1. Lokasi Penelitian ………. 48

2. Subjek Penelitian ………. 48

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Awal dalam Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa dalam Pembelajaran IPS ……….. 49

1. Pelaksanaan Observasi Awal ……….. 49

2. Refleksi dan Rencana Pembelajaran ………. 51

3. Rencana Tindakan ………... 52

C. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus I …………. 53

(7)

viii Septian Arista Maulana, 2014

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ……… 53

c. Observasi Tindakan Siklus I ……… 57

d. Refleksi Tindakan Siklus I ……….. 62

D. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus II …………. 64

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ……….. 64

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ……… 65

c. Observasi Tindakan Siklus II ……… 69

d. Refleksi Tindakan Siklus II ………...…… 74

E. Deskripsi Penelitian Tindakan Pembelajaran Siklus III.. ………. 76

a. Perencanaan Tindakan Siklus III ……….……… 76

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ……….……… 77

c. Observasi Tindakan Siklus III ……….……. 81

d. Refleksi Tindakan Siklus III ………..….. 86

F. Hasil Wawancara ……….…... 88

G. Analisis Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas Dalam Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa………. 89

1. Persiapan Guru dalam Mendesain Pembelajaran dengan Memanfaatkan Tayangan Film Pendidikan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa ………. 89

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa ………. 90

3. Refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang

memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk

(8)

ix Septian Arista Maulana, 2014

siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang ……….. 92

4. Kemampuan Berpikir Analisis Siswa setelah diterapkannya Pembelajaran dengan Memanfaatkan Tayangan Film ………. 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 98

A. Kesimpulan ………. 98

B. Saran ………... 101

DAFTAR PUSTAKA ………... 106 LAMPIRAN

(9)

ii

Septian Arista Maulana, 2014

ABSTRAK

PEMANFAATAN TAYANGAN FILM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang)

Oleh : Septian Arista Maulana

(10)

iii

Septian Arista Maulana, 2014

Kata kunci : Film sebagai Media Pembelajaran, Kemampuan Berpikir Analisis dan Pembelajaran IPS

ABSTRACT

THE USE OF FILMS TO INCREASE STUDENTS’ ANALYTICAL THINKING ABILITY IN LEARNING IPS

(Classroom Action Research in class VII A SMP Negeri 1 Lembang) By: Septian Arista Maulana

The research based on the problem which appears in class VII A SMP Negeri 1

Lembang. The problem is the low interest of student in analytical thinking ability in

learning IPS. From the observation in class VII A SMP Negeri 1 Lembang, it can be

seen that the students is not active enough when responding to the material given in

learning proccess. Monitoring the observation and the availability of good facility in

SMP Negeri 1 Lembang, the teachers is better to make an alternative to create a new

learning media when delivering the material. The teachers should be able to explore children’s ability with various ways from the facility in that school that hopefully can increase students’ ability especially in students’ analytical thinking ability. Analyzing the problems, the writer inspired to use films as learning media. The aims of the

research are knowing the preparation, implementation, and the result after applying

film as learning media. The method of this reseacrh is Classroom Action Reasearch.

The data is collected trough observation, interview, test and daily log/journal. This

(11)

iv

Septian Arista Maulana, 2014

cycles, some results can be gained, first, the planning is done by the writer and the

teacher by designing learning media using films is effective. Second, the

implementation of the research which is done together with IPS learning proccess by

using films as learning media is eficient. Third, reflection is gained from discussion

with the teacher. Fourth, the use of films can increase students’ analytical thinking

ability. The recommendation from this research is that the teacher should be able to

create a new learning media by using some altearnatives.

Keywords: Films as Learning Media, Students’ Analytical Thinking Ability, IPS

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII A SMP

Negeri 1 Lembang, peneliti menemukan beberapa masalah dalam kegiatan

pembelajaran IPS di kelas tersebut. Masalah yang terlihat di kelas VII A salah

satunya adalah kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran IPS. Selain itu,

sangat jelas terlihat bahwa guru masih menjadi pusat perhatian siswa pada kegiatan

belajar mengajar di kelas. Kebanyakan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

tersebut. Hal ini terlihat dalam kegiatan tanya jawab selama kegiatan belajar

mengajar dilaksanakan. Siswa cenderung pasif dan kurang mampu menanggapi

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Pertanyaan yang diajukan guru terhadap siswa

bersifat menguraikan kembali materi yang telah disampaikan sebelumnya. Pada

kenyataannya, siswa tidak dapat mengungkapkannya dengan baik Siswa cenderung

kebingungan dan menjawab pertanyaan dengan kalimat seadanya.

Melihat fenomena tersebut, peneliti mencoba memberikan beberapa

percobaan tentang cara siswa menganalisis suatu permasalahan. Peneliti melakukan

percobaan tersebut dengan menggunakan tayangan film dokumenter sebagai

medianya. Percobaan ini diawali dengan tayangan film dokumenter tentang kaum

minoritas Islam yang ada di Amerika. Film tersebut menggambarkan bagaimana umat

Islam merasa diasingkan berada di Amerika karena jumlahnya yang sangat minim,

terutama ketika terjadinya peristiwa penabrakan pesawat terhadap gedung World

Trade Center (WTC). Saat itu, kaum Islam dianggap sebagai teroris dan membuat

kaum Islam di Amerika semakin tersisih.

Setelah menyaksikan film tersebut, siswa diberikan beberapa pertanyaan

(13)

tersebut. Berikut ini persentase hasil pengamatan dalam bentuk diagram yang

dilakukan oleh peneliti :

Gambar 1.1 Hasil Pengamatan Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang

Oleh Septian Arista Maulana

Hasilnya menunjukkan bahwa 30% siswa mampu dalam menganalisis dan

memberikan pendapat dengan baik, 25% siswa dapat menganalisis namun kurang

bisa memberikan pendapatnya dengan baik dan 45% siswa kurang dapat

mengemukakan pendapat dengan baik dan jawaban yang dikemukakannya cenderung

singkat dan seadanya. Melihat hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa cara berpikir

analisis dalam proses belajar IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang perlu

ditingkatkan.

Dari penjelasan di atas, bisa dilihat bahwa cara berpikir analisis merupakan

salah satu faktor yang perlu diterapkan kepada para siswa. Hal ini ditujukan untuk

membuat siswa menjadi lebih kritis dan dapat memecahkan suatu permasalahan yang

ada di lingkungan sekitarnya. Apabila cara berpikir analisis siswa ini tidak diterapkan 30%

25%

45%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%

Siswa mampu menganalisis

Siswa cukup mampu dalam menganalisis

(14)

atau ditingkatkan, dikhawatirkan akan menimbulkan rasa apatis atau tidak peduli dari

diri siswa itu sendiri terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya.

Hal demikian mendorong peneliti untuk merancang salah satu media

pembelajaran, yaitu dengan memanfaatkan tayangan film sebagai media

pembelajaran. Dalam hal ini, media pembelajaran sangat berguna bagi guru dalam

proses pembelajaran. Banyak kelebihan yang didapatkan dari adanya media

pembelajaran, salah satunya sebagai perantara guru dalam menyampaikan materi.

Menurut Gerlach dan Ely (dalam Daryanto, 2010) tiga kelebihan kemampuan media

sebagai berikut :

1. Kemampuan fiksatif, kemampuan ini berarti dapat menangkap,

menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.

Misalnya, dengan merekam, memotret suatu objek yang dapat ditunjukan

dan diamati pada saat yang diperlukan.

2. Kemampuan manipulatif, kemampuan ini berarti dapat menampilkan

kembali objek atau kejadian dengan beberapa perubahan (manipulasi)

sesuai dengan keperluan. Misalnya, dengan adanya proses pengeditan,

seperti perubahan warna, ukuran dan kecepatan..

3. Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audiens yang

besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya

siaran TV dan Radio.

Pada dasarnya, media pembelajaran yang baru dan kreatif dapat menjadi salah

satu solusi untuk meningkatkan antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran

terutama pembelajaran IPS. Menurut Arsyad (2013, hlm 11) :

(15)

. Hal ini sejalan dengan tujuan peneliti yang ingin memanfaatkan tayangan

film sebagai media pembelajarn, karena dari tayangan film dapat diasumsikan bahwa

beberapa alat indera digunakan dalam menerima dan menyerap informasi.

Penyerapan informasi dengan baik tentu saja berbanding lurus dengan kemampuan

berpikir analisis.

Menurut Gagne (dalam Yamin, 2012), kemampuan kognisi tertinggi adalah

analisis. Kemampuan ini lebih banyak mengajak siswa berpikir tentang materi-materi

yang mengasah siswa untuk memecahkan permasalahan, baik di dalam kelas maupun

dalam kehidupan sehari-hari. Strategi kognitif ini dapat dipelajari oleh para siswa

dengan guru, karena guru yang berhasil memberi materi terhadap siswa adalah guru

yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswanya. Selain itu, para siswa

juga harus mampu memindahkan pengetahuan ke dalam dirinya dan melakukan

transfer knowledge agar dapat mencapai strategi kognitif dan mengacu pada berpikir

analisis. Maka dari itu, tujuan dari kognitif berorientasi pada kemampuan ‘berpikir’

terutama kemampuan intelektual, mulai dari mengingat sampai pada tingkat

kemampuan memecahkan masalah.

Setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang berbeda. Beberapa

orang sulit untuk mengeluarkan kemampuan berpikirnya maupun kemampuan yang

lainnya, sehingga perlu dorongan dari orang di sekitarnya untuk memacu ataupun

mendukung agar kemampuan tersebut dapat keluar dan menghasilkan sesuatu yang

bernilai positif. Dalam hal ini, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah

perlunya peningkatan interaksi dan komunikasi yang menunjang antara guru dan para

siswa, sehingga dapat terciptanya proses pembelajaran yang baik.

Huck dan Kiefer (2005) menyatakan bahwa untuk membangun proses

ketertarikan terhadap sesuatu, dibutuhkan interaksi, bahkan antara pembaca dengan

teks sekalipun. Hal ini sejalan dengan peningkatan kemampuan berpikir siswa.

(16)

menciptakan sebuah proses ketertarikan, tentu saja akan berbanding lurus dengan

semakin baiknya kemampuan siswa dalam berpikir analisis.

Proses untuk mencapai ketertarikan terhadap pembelajaran IPS yang dapat

meningkatkan cara berpikir analisis siswa, dapat ditunjang oleh berbagai hal. Seperti

diketahui, pesatnya teknologi saat ini dapat menjadi cara yang sangat jitu dalam

memecahkan persoalan ini. Salah satu jenis teknologi yang sangat dekat dengan

kehidupan kita adalah televisi. Televisi merupakan media audio visual yang ada di

sekitar kita dan mampu menjangkau semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga

orang dewasa. Televisi menjadi sebuah fenomena tersendiri bagi masyarakat yang

diasumsikan dapat menarik minat semua kalangan. Untuk meningkatkan ketertarikan

siswa terhadap pembelajaran IPS, salah satunya adalah dengan memberikan tayangan

film kepada mereka khususnya film yan bertemakan pendidikan. Dengan begitu, para

siswa merasa sedang tidak melaksanakan proses pembelajaran IPS, melainkan dapat

menikmati tayangan yang disajikan dan mengambil pesan-pesan penting dalam film

pendidikan tersebut. Hal ini tentu saja dapat menjadi inovasi tersendiri bagi para guru

yang dampaknya diharapkan akan signifikan terlihat dalam cara berpikir analisis

siswa.

Melalui hal ini, siswa dapat terlihat lebih aktif karena mereka dapat

mengungkapkan hasil analisis mereka terhadap film pendidikan tersebut dengan

adanya rasa antusias dalam diri mereka. Peningkatan cara berpikir siswa juga dapat

dilihat dengan dari adanya rasa ingin tahu terhadap berbagai hal yang mereka belum

ketahui yang ada dalam film pendidikan tersebut. Selain itu, cara siswa

menghubungkan hal-hal yang ada dalam film dengan pembelajaran IPS bahkan

dengan kehidupan mereka sehari-hari juga merupakan satu bukti nyata dari

peningkatan cara berpikir siswa yang dapat diambil dari tayangan film pendidikan

yang diberikan selama proses pembelajaran IPS.

Melihat permasalahan di atas, peneliti ingin memanfaatkan tayangan film

(17)

terutama cara siswa berpikir analisis. Maka penulis termotivasi untuk melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “PEMANFAATAN TAYANGAN FILM

PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka peneliti akan

merumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah persiapan guru dalam mendesain pembelajaran dengan

memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan

berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?

2. Bagaimanakah pelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan

film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa di

kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?

3. Bagaimanakah refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang memanfaatkan

tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis

siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?

4. Bagaimanakah kemampuan berpikir analisis siswa setelah diterapkannya

pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan film pendidikan dalam

pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang?

C. Pemecahan Masalah

Dalam memecahkan masalah penelitian ini, maka peneliti merencakan

penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Peneliti

langsung meneliti di dalam kelas dengan memasukan pembelajaran yang

memanfaatkan tayangan film pendidikan agar siswa mempunyai kemampuan

(18)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana

pemanfaatan tayangan film pendidikan dapat meningkatkan kemampuan berpikir

analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang

melalui Penelitian Tindakan Kelas.

Adapun tujuan khusus yang ingin di capai dalam penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui persiapan guru dalam mendesain pembelajaran yang

memanfaatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan

berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang.

2. Untuk melaksanakan pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film

pendidikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa di kelas VII A

SMP Negeri 1 Lembang

3. Untuk melakukan refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran yang

memanfatkan tayangan film pendidikan untuk meningkatkan kemampuan

berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP Negeri 1 Lembang.

4. Untuk mengetahui kemampuan berpikir analisis siswa di kelas VII A SMP

Negeri 1 Lembang setelah diterapkannya pembelajaran yang memanfaatkan

tayangan film pendidikan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Manfaat secara Teoritis

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan

yang bermanfaat dan hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai media

pembelajaran dengan memanfaatkan tayangan Film pendidikan untuk

(19)

2. Manfaat secara Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan pembelajaran yang memanfaatkan tayangan Film pendidikan,

dapat meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa.

b. Bagi Guru

Dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran di kelas dan

kemudian dapat dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan kemampuan

berpikir analisis siswa.

c. Sekolah

Dapat memberikan masukan terhadap sekolah terhadap kualitas sekolah

dan dapat memahami akan kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Pada BAB I menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Dalam BAB ini banyak menjelaskan mengapa

peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas di sekolah yang menjadi objek

penelitiannya.

Setelah itu, BAB II banyak mengkaji teori-teori tentang masalah yang akan di

teliti. Disini peneliti banyak mencari teori-teori dari buku-buku maupun sumber yang

menunjang agar penelitian ini berjalan dengan lancar.

BAB III menjelaskan tentang bagaimana peneliti menggunakan metode

penelitian, menentukan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrument

penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengumpulan maupun analisis data yang

akan diteliti.

Kemudian BAB IV tentang bagaimana peneliti melaksanakan penelitian

tindakan kelas ini dan juga ada profil sekolah yang menjadi tujuan penelitian tindakan

(20)

selama penelitian dan terakhir peneliti menganalisis pelaksanaan penelitian tindakan

kelas,sehingga penelitian ini dapat tercapai dengan sempurna.

Terakhir adalah BAB V yang menjelaskan tentang saran dan kesimpulan

selama melaksanakan penelitian tindakan kelas. Peneliti dapat memberikan saran

pada BAB ini dan juga peneliti harus menyimpulkan tentang penelitian tindakan

(21)

Septian Arista Maulana, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah penelitian

tindakan kelas. Menurut Hopkins (dalam Rochiati, 2012 hlm.11) bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Terlihat dari penjelasan di atas, penelitian ini mengkombinasikan antara

prosedur penelitian dengan tindakan yang dilaksanakan oleh peneliti, sehingga

terjadinya perbaikan setelah dilaksanakannya penelitian. Dalam penelitian ini,

peneliti terjun langsung untuk melaksanakan penelitian di dalam kelas. Sebelumnya,

peneliti menemukan beberapa masalah di kelas yang akan menjadi tempat

pelaksanaan penelitian. Mengacu pada hal tersebut, peneliti berupaya untuk mencari

solusi untuk mengatasi masalah yang ada dengan metode pembelajaran yang sudah

disiapkan. Dengan metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas, diharapkan

siswa dapat menyerap pembelajaran dengan baik dan matang dalam berbagai hal

terutama dalam kemampuan berpikir analisis.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi

Tempat maupun lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 1 Lembang.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 1

Lembang. Siswa yang berada dikelas VII A tersebut berjumlah 41 siswa yang

(22)

Septian Arista Maulana, 2014 3. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014.

C. Desain penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis

dan Taggart (1988). Dalam model Kemmis dan Taggart kita mengenal empat

komponen didalamnya yaitu perencanaan (plan), tindakan (act), pengamatan

(observe) dan refleksi (reflect).

Dalam tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan oleh

peneliti, permasalahan penelitian difokuskan kepada siswa dalam pembelajaran IPS.

Keputusan ini timbul dari pengamatan tahap awal yang menunjukkan bahwa siswa

kurang dapat menganalisis berbagai hal dari setiap materi pada saat belajar IPS. Oleh

sebab itu, dirancanglah strategi yang menggunakan serangkaian tes untuk mendorong

siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan cara memanfaatkan film untuk

meningkatkan kemampuan berpikir analisisnya. Semua kegiatan ini dilakukan pada

tahap perencanaan (plan). Pada kotak tindakan (act), mulai diajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka

pahami. Pada kotak pengamatan (observe), pertanyaan dan jawaban siswa dicatat atau

direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Siklus berikutnya, perencanaan

direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru

yang bersifat mengontrol siswa agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik.

Pada tahap refleksi, peneliti bersama guru mitra mendiskusikan hasil pelaksanaan

penelitian. Selain itu, peneliti juga melihat hasil analisis para siswa, baik yang

mengalami peningkatan maupun yang tidak. Berikut ini gambar model PTK menurut

(23)

Septian Arista Maulana, 2014

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart

Dalam penelitian ini, peneliti berencana untuk mengambil tiga siklus.

Meskipun pada gambar di atas terlihat ada dua siklus, peneliti mengambil satu siklus

lagi untuk melihat apakah sudah sampai pada titik jenuh, sehingga penelitian ini

dapat dikatakan telah tercapai ataupun berhasil.

D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Peneliti akan menjabarkan tahap-tahapan dari penelitian ini mulai dari

perencanaan hingga refleksi yaitu sebagai berikut : Action

Plan Reflect

Observe

Revised Plan

Action Reflect

(24)

Septian Arista Maulana, 2014 a. Perencanaan

Peneliti merencanakan terlebih dahulu penelitian ini bersama guru

mitranya dalam praktek pembelajaran di kelas, yaitu :

1. Peneliti dan guru mitra membuat silabus tentang materi :

Siklus I : Bentuk-bentuk Keragaman Sosial dan Budaya

Indonesia

Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian

Bangsa

Siklus III : Dampak Aktivitas Manusia terhadap Lingkungan

Alam

2. Peneliti dan guru mitra membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran tentang materi :

Siklus I : Bentuk-bentuk Keragaman Sosial dan Budaya

Indonesia

Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian

Bangsa

Siklus III : Dampak Aktivitas Manusia terhadap Lingkungan

Alam

3. Peneliti merencanakan film yang akan ditayangkan didepan

peserta didik yaitu

Siklus I : Film Blangkon Karyo

Siklus II : Film Kenali Negerimu Cintai Negerimu

Siklus III : Film Petualangan Banyu di Negeri Sampah

4. Peneliti mempersiapkan instrument penelitian beserta menunjuk

(25)

Septian Arista Maulana, 2014 b. Tindakan

Dalam tahap tindakan ini meliputi :

1. Peneliti menjelaskan materi yang sudah ditentukan terlebih dahulu yang

akan diajarkan kepada peserta didik yaitu tentang

Siklus I : Bentuk-bentuk keragaman budaya Indonesia

Siklus II : Keragaman Budaya sebagai Aset Perekonomian Bangsa

Siklus III : Dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan Alam

2. Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk menonton tayangan film

sesuai dengan siklus yang telah ditentukan secara bersamaan didalam

kelas. Peneliti disini menggunakan sarana dan prasarana sekolah yang

dapat menunjang penelitian tersebut seperti proyektor, infokus dan

lain-lain.

3. Setelah menyaksikan tayangan tersebut, peneliti meminta agar siswa

menganalisis tayangan tersebut dengan memberikan beberapa butir soal

yang menyangkut tayangan film tersebut

4. Peneliti tidak membagi siswa dalam beberapa kelompok, karena dalam

penilaian siswa secara individu.

5. Setelah menyaksikan tayangan film siswa menganalisis film yang

kemudian diakhir pembelajaran akan ditunjuk salah seorang untuk

mempersentasikan hasil analisisnya

6. Dalam proses persentasi tersebut, siswa diajak untuk mengungkapkan

pendapat mereka yang berbeda-beda, sehingga siswa dapat

(26)

Septian Arista Maulana, 2014 c. Pengamatan

Peneliti sekaligus guru didalam kelas mengamati keadaan kelas dan

kondisi siswa maupun kegiatan belajar mengajar. Kegiatan tersebut meliputi :

1. Memeriksa laporan yang dibuat siswa mengenai tayangan film pendidikan

yang siswa telah saksiskan.

2. Mengamati siswa yang sedang mengerjakan ataupun menganalisis film

tersebut

3. Mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul selama kegiatan

pembelajaran berlangsung

4. Mengamati jalannya persentasi dan tanya jawab dari setiap siswa.

5. Mengamati hasil dari persentasi dan juga pendapat-pendapat yang

diberikan oleh siswa.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan tiga tahap yaitu perencanaan, tindakan dan

pengamatan, selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan refleksi. Peneliti bersama

guru mitra mengkaji hasil dari kegiatan pembelajaran tersebut dengan melihat proses

pembelajaran dan juga kendala yang dihadapi oleh siswa maupun guru. Diskusi yang

dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra dilakukan untuk merevisi tindakan yang

telah dilaksanakan. Hal ini agar tindakan yang akan dilakukan selanjutnya menjadi

lebih baik, sehingga penelitian ini pun dapat tercapai dengan optimal.

E. Instrument Penelitian a. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diambil atau dilaksanakan ketika penelitian sedang

berangsung. Jadi, setiap peristiwa maupun kejadian yang ada dilapangan, wajib untuk

(27)

Septian Arista Maulana, 2014

mengidentifikasi peneliti yang ditulis oleh observer, agar dapat mendeskripsikan

secara langsug kegiatan peneliti selama melaksanakan penelitian.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat untuk menilai pekerjaan siswa tentang

pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tayangan film yang telah siswa

saksikan.

c. Seperangkat Tes

Seperangkat Tes adalah alat untuk mengukur seberapa jauh siswa

dapat memiliki kemampuan berpikir analisis. Sehingga dalam hal ini peneliti

merancang instrumen penelitian dengan membuat seperangkat tes yang akan

diberikan kepada siswa setelah mereka menyaksikan tayangan film sesuai

dengan materi yang diajarkan oleh gurunya.

d. Studi Dokumentasi

Foto atau pun sebuah dokumentasi adalah alat untuk melengkapi

penelitian diambil ketika peneliti melakukan penelitian. Dokumentasi ini

mencakup observasi, wawancara ataupun selama peneliti melaksanakan

penelitian. Karena peneliti menggunakan media tayangan film, sehingga

dokumentasi tersebut ada juga berupa video yang dibuat menjadi foto dan

juga foto-foto ketika siswa menyaksikan tayangan film yang telah diediakan

oleh peneliti.

Instrument penelitian yang dirancang oleh peneliti, agar peneitian

dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang diinginkan. Seperti kita

(28)

Septian Arista Maulana, 2014

Penelitian merupakan suatu rangkaian maupun rancangan yang sulit untuk

dipisahkan satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini, peneiti merujuk

pada indikator analisis berdasarkan Ross.

Ross (dalam Herdian, 2010) mengungkapkan beberapa indikator

kemampuan analitis, yaitu:

1. Memberikan alasan mengapa sebuah jawaban atau pendekatan suatu

masalah adalah masuk akal.

2. Membuat dan mengevaluasi kesimpulan umum berdasarkan atas

penyelidikan atau penelitian.

3. Meramalkan atau menggambarkan kesimpulan atau putusan dari

informasi yang sesuai.

4. Mempertimbangkan validitas dari argumen dengan menggunakan

berpikir deduktif dan induktif.

Dari indikator diatas, peneliti membuat kata kunci sebagai rubrik penilaian

siswa. hal ini untuk mempermudah peneliti dalam menilai kemampuan berpikir

analisis siswa berdasarkan hasil analisis siswa setelah menyaksikan tayangan film.

Maka dari itu peneliti merancang instrument penelitian sebagai berikut :

Gambar 3.2 Format Catatan Lapangan KemampuanBerpikir Analisis Siswa

CATATAN LAPANGAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN IPS

KELAS VII-A SMP NEGERI 1 LEMBANG

(29)

Septian Arista Maulana, 2014

Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Analisis Siswa dalam Pembelajran IPS

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran :

……… ……… ……… ………

Gambar 3.3 Daftar Pertanyaan-pertanyaan Analisis Siswa

Nama : ………

Kelas : ………

1) Apa judul film yang sudah anda saksikan ?

Jawab :

2) Siapakah tokoh utama yang ada dalam film tersebut ?

Jawab :

3) Apakah tema yang ada dalam film tersebut ?

Jawab :

4) Jelaskanlah peran dari tokoh-tokoh yang ada dalam film tersebut !

Jawab :

5) Jelaskan cerita film tersebut dari awal hingga endingnya/akhir !

Jawab :

6) Pesan-pesan apa sajakah yang anda dapatkan setelah menyaksikan film

tersebut ?

Jawab :

7) Berikanlah kesan-kesan anda setelah menyaksikan film tersebut !

Jawab :

8) Berikan beberapa contoh kegiatan untuk menanggulangi masalah sampah

yang ada dikota Bandung !

Jawab :

Nama : ………

Kelas : ………

1) Apa judul film yang sudah anda saksikan ?

Jawab :

2) Siapakah tokoh utama yang ada dalam film tersebut ?

Jawab :

3) Apakah tema yang ada dalam film tersebut ?

Jawab :

4) Jelaskanlah peran dari tokoh-tokoh yang ada dalam film tersebut !

Jawab :

5) Jelaskan cerita film tersebut dari awal hingga endingnya/akhir !

Jawab :

6) Pesan-pesan apa sajakah yang anda dapatkan setelah menyaksikan film

tersebut ?

Jawab :

7) Berikanlah kesan-kesan anda setelah menyaksikan film tersebut !

Jawab :

8) Berikan beberapa contoh kegiatan untuk menanggulangi masalah

sampah yang ada dikota Bandung !

Jawab :

9) Bagaimanakah ending/akhir dari film yang sudah anda saksikan,

kemudian harus bagaimanakah ending/akhir film itu sesuai dengan

(30)

Septian Arista Maulana, 2014

9) Bagaimanakah ending/akhir dari film yang sudah anda saksikan, kemudian

harus bagaimanakah ending/akhir film itu sesuai dengan pendapatmu !

Jawab :

10)Apakah anda menyukai film tersebut? Berikan alasannya !

Jawab :

Dari beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk siswa ada beberapa butir

soal yang mencerminkan analisis siswa. Kata kunci yang akan digunakan oleh

peneliti dalam Rubrik Penilaian adalah Logis, Pemahaman Siswa, Kemampuan

Berargumentasi Siswa dan Antusiasme Siswa. Hal ini berdasarkan indicator berpikir

analitis menurut Ross, peneliti mengambil kata kunci logis bahwa siswa diharapkan

dapat memberikan alasan mengapa sebuah jawaban atau pendekatan suatu masalah

adalah masuk akal. Pemahaman siswa yaitu siswa dapat membuat kesimpulan umum

berdasarkan atas informasi yang diterimanya serta menggambarkan kesimpulan dari

informasi yang sesuai. Dalam kemampuan berargumentasi siswa dapat

mengungkapkan argumentasinya dengan menggunakan berpikir deduktif dan

induktif. Terakhir peneliti ingin mengamati antusiasme siswa dalam proses

pembelajaran yang memanfaatkan tayangan film sebagai media pembelajaran.

Pertanyaan yang dirancang oleh peneliti tentunya memiliki penilaiannya

masing-masing. Berikut ini rubric penilaian berdasarkan indikator analitis menurut

(31)

Septian Arista Maulana, 2014

Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Analisis Siswa No Aspek

Penilaian

3

Baik

2

Cukup

1

[image:31.612.80.503.161.205.2]
(32)

Septian Arista Maulana, 2014 1

Logis Peserta didik

dapat

menguraikan

fakta-fakta

tentang film

yang telah

disaksikannya

Peserta didik dapat

menguraikan

sebagian

fakta-fakta tentang film

yang telah

disaksikannya

Peserta didik kurang

dapat menguraikan

fakta-fakta tentang film

yang telah

disaksikannya

2 Pemahaman

Siswa Peserta didik dapat menjelaskan makna-makna yang terkandung

didalam film

yang telah

mereka

saksikan

Peserta didik dapat

menjelaskan

secara singkat

makna-makna

yang terkandung

didalam film yang

telah mereka

saksikan

Peserta didik dapat

menjelaskan

makna-makna yang

terkandung didalam

film yang telah mereka

saksikan tetapi tidak

relevan dengan film

yang ditayangkan

3 Keterampilan

berargumenta si Peserta didik dapat memberikan pendapat

mereka yang

relevan dengan

tayangan film

yang telah

mereka

saksikan

Peserta didik dapat

memberikan

pendapat mereka

yang sesuai

dengan tayangan

film yang telah

mereka saksikan,

akan tetapi kurang

relevan

Peserta didik kurang

baik dalam

memberikan pendapat

mereka yang relevan

dengan tayangan film

yang telah mereka

(33)

Septian Arista Maulana, 2014

Dikembangkan oleh Septian Arista M

Tabel 3.2 Nilai Persentase Rata-rata

Keterangan : Baik (Skor 3)

Cukup (Skor 2)

Kurang (Skor 1)

Tabel 3.3 Daftar Absensi dan Penilaian Kelas VII A SMPN 1 Lembang 4 Antusiasme

Siswa

Peserta didik

menyimak dan

dapat berkomunikasi serta mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

tayangan film

sebagai media

pembelajaran

Peserta didik

menyimak dan

mengikuti

pembelajaran

dengan

menggunakan

tayangan film

sebagai media

pembelajaran

Peserta didik

menyimak dan kurang

mengikuti

pembelajaran dengan

menggunakan tayangan

film sebagai media

pembelajaran

Nilai ∑Skor Persentase Baik 7-10 70%-100%

Cukup 4-6 35-65%

[image:33.612.83.505.112.348.2]
(34)

Septian Arista Maulana, 2014

No Nama

Siswa

Logis Pemahaman siswa

Kemampuan berargumentasi

Antusiasme siswa

Nilai

B C K B C K B C K B C K

1 ACHMD

2 ADL

3 AKSL

4 ALFY

5 ANS

6 ARY

7 AR

8 BRLYN

9 CTR

10 DMS

11 DVVS

12 DN

13 EGSTN

14 ERLN

15 FAZ

16 HFZH

17 HN

18 HKMT

19 INDR

20 IRFN

21 LKYNT

(35)

Septian Arista Maulana, 2014 23 MOCH

24 M.NZRL

25 M.LLGY

26 M.ZLS

27 MSTK

28 ND

29 NRL

30 PTR

31 RNGG

32 RN

33 RSK

34 SLS

35 ST

36 SC

37 TR

38 VRD

39 WF

40 ZHA

(36)

Septian Arista Maulana, 2014

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan

cara, yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Dibawah ini peneliti akan

menjelaskan dari beberapa teknik pengumpuan data yang akan peneliti laksanakan

selama penelitian yaitu :

a. Wawancara

Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada

responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat

perekam. Peneliti dalam wawancara ini akan, memberikan

pertanyaan-pertanyaan kepada siswa kelas VII A tentang tanggapan mereka terhadap

penggunaan media film tersebut.

b. Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh peneliti adalah pada tahap awal

observasi yaitu pra penelitian hingga pelaksanaan penelitian tersebut. Pada

pelaksanaan penelitian, peneliti membuat lembar observasi terhadap siswa

untuk mengukur seberapa jauh siswa dmemiliki kemampuan berpikir analisis.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan kepada subjek penelitian. dokumen yang diteliti dapat berupa

berbagai macam, tidak hanya berupa dokumen resmi. Dokumentasi ini

terutama berupa foto-foto selama peneliti melaksanakan penelitian.

(37)

Septian Arista Maulana, 2014

Pengolahan data dilakukan dalam rangka menjelaskan fakta-fakta yang ada

dilapangan dan menjelaskan secara rinci dari awal hingga akhir penelitian. dalam

penelitian ini,peneliti mengambil dua aspek dalam menganalisis data yaitu kuantitatif

dan kualitatif.

1) Kuantitatif

Pengolahan data dengan cara menggunakan kuantitatif adalah data-data

yang didapatkan dalam penelitian yang berupa angka-angka. Melalui

pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat mengetahui seberapa besar

kemampuan analisis siswa pada awal pembelajaran dan perubahan yang

terjadi setelah adanyan penelitian tindakan kelas. Teknik analisis adat cukup

sederhana. Komalasari (2010,) memberikan cara penghitungan data

kuantitatif, yaitu :

F : Jumlah skor total subjek

N : Jumlah skor maksimal

2) Kualitatif

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti mencakup tiga

kegiatan yang bersamaan, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap

data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan dengan cara merangkum

dan mengklarifikasikan sesuai masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian

ini aspek yang akan direduksi adalah menumbuhkan kemampuan berpikir

(38)

Septian Arista Maulana, 2014

b. Mendeskripsikan Data

Peneliti dalam hal ini akan mendeskripsikan dari pra penelitian hingga

akhir penelitian. Setiap data yang diambil dari lapangan, peneliti

mendeskripsikan seuai dengan fakta-fakta yang ada. Data tersebut berupa

tabel, grafik dan data lainnya secara terperinci akan dideskripsikan oleh

peneliti.

c. Menarik Kesimpulan berdasarkan Deskripsi Data

Langkah ketiga yaitu kesimpulan di lakukan dengan maksud untuk

mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan

dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang

tepat maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian

berlangsung.

2. Validitas Data

Dalam menguji kebenaran data ini, peneliti menggunakan validasi data, yaitu

member check, triangulasi, expert opinion dan saturasi. Adapun penjelasan tentang

validasi data tersebut, yaitu :

a. Member check

Member check adalah memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara

sumber, siapapun juga (kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa,

pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain) apakah

keterangan, informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah,

sehingga dapat dipastikan data tersebut terperiksa kebenarannya.

Peneliti bersama guru mitra memeriksa data dari hasil observasi terhadap

siswa yaitu berupa beberapa pertanyaan tentang tayangan film yang telah

(39)

Septian Arista Maulana, 2014

tersebut. Dari data tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa siswa

dapat memiliki kemampuan berpikir analisis atau belum memiliki

kemampuan berpikir analisis.

b. Triangulasi

Triangulasi adalah memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis

yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan hasil orang lain,

misalnya mitra peneliti lain, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama

Peneliti mencari referensi dari sumber buku maupun penelitian lain. Hal

ini dilakukan agar data yang diperoleh tidak ada kesalahpahaman dan

mencapai tujuan yang diinginkan.

c. Expert opinion

Dalam tahap ini, peneliti meminta bimbingan dari dosen pembimbing

setelah melaksanakan penelitian. bimbingan tersebut meliputi tahap awal

instrument penelitian dan tahap akhir penilaian terhadap siswa dengan tujuan

yang semula adalah peneliti ingin menigkatkan kemampuan berpikir analisis

dengan pemanfaatan tayangan film pendidikan.

d. Saturasi

Saturasi adalah situasi pada waktu data sudah dikatakan jenuh, atau tidak

ada data lain lagi untuk dikumpulkan dan tidak ada tambahan data yang baru.

Penelitian ini akan dihentikan, apabila hasil yang diperoleh sesuai dengan

(40)

98 Septian Arista Maulana, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran diajukan oleh

peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah

dilaksanakan. Bab V ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi pada sikluss I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VII-A

SMP Negeri 1 Lembang mengenai “Pemanfaatan Tayangan Film untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Analisis Siswa”.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

diperoleh beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam Pemanfaatan Tayangan Film sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuar berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS

bisa dikatakan dalam kategori baik. Hal ini dilakukan guru sebagai peneliti

dengan berkolaborasi dengan guru mitra yang ada disekolah sebagai

pengajar tetap dan berpengalaman di SMP Negeri 1 Lembang dapat

memberi masukan kepada peneliti. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

mempersiapkan RPP dengan bimbingan guru mitra. Hal ini upaya untuk

menyesuaikan penelitian dengan RPP yang akan digunakan didalam kelas

untuk mengajar. Selain itu juga, peneliti mempersiapkan terlebih dahulu

yaitu lembar observasi, catatan lapangan, format wawancara siswa dan

studi dokumentasi.

2. Penelitian yang dilaksanakan di kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang yang

berjumlah 41 siswa yang diantaranya 23 perempuan dan 18 laki-laki

berjalan dengan lancar. Penelitian ini berjalan dengan 3 siklus. Secara

garis besar penelitian yang dilaksanakan dikelas VII-A dengan

(41)

98 Septian Arista Maulana, 2014

analisis siswa telah mencapai apa yang diinginkan oleh peneliti atau bisa

dikatakan berhasil. Sarana dan prasarana yang menunjang di setiap kelas,

seperti proyektor, layar dan infokus, memudahkan peneliti dalam

melaksanakan penelitiannya. Setelah siswa menyaksikan tayangan film,

siswa diberikan seperangkat tes untuk pengujian bahwa para siswa mampu

memiliki kemampuan berpikir analisis. Kemudian dilanjutkan dengan

kegiatan mempersentasikan hasil analisis siswa. Karena waktu yang

terbatas, hanya tiga siswa yang ditunjuk untuk mempersentasikan hasil

analisisnya. Selanjutnya, peneliti mengakhiri kegiatan belajar mengajar

dengan mengkonfirmasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya dan diakhiri dengan mengucapkan salam.

3. Dalam kegiatan refleksi setelah pelaksanaan penelitian, peneliti sering

mengalami kendala dan temuan terbaru sebagai acuan untuk lebiah baik

pada penelitian selanjutnya. Pertama, Dalam pelaksanaannya peneliti

banyak berperan aktif dalam mengkondusifkan tempat duduk siswa untuk

menyaksikan tayangan film. Siswa kebanyakan sulit untuk diatur dalam

pengkondisian tempat duduk, sehingga alokasi waktu yang telah

ditentukan sedikit terlambat oleh kegiatan tersebut. Secara keseluruhan

pelaksanaan penelitian berjalan dengan dengan baik, tanpa ada hambatan

yang berarti bagi peneliti. Kedua, setiap siklus yang dijalankan oleh

peneliti, waktu yang ditempuh adalah dua jam pelajaran, sekitar 80 menit

untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini menyebabkan peneliti harus

berpikir lebih inovatif dalam mengalokasikan waktu dalam kegiatan

belajar mengajar. Film yang menjadi media pembelajaran memiliki durasi

waktu yang cukup menyita waktu kegiatan belajar mengajar, sehingga

untuk menyeimbangkan kondisi tersebut peneliti merancang RPP yang

disesuaikan dengan kegiatan belajar belajar dengan menggunakan media

tayangan film. Ketiga, banyak temuan baru yang dialami oleh peneliti,

(42)

98 Septian Arista Maulana, 2014

yang antusias setelah menyaksikan tayangan film yang disajikan oleh

peneliti, ada juga siswa yang merasa kurang tertarik. Maka dari itu,

peneliti setiap selesai kegiatan belajar mengajar sering menanyakan

kembali terhadap siswa tentang film apa yang siswa sukai. Tentunya

jawaban yang mereka ungkapkan ternyata berbeda-beda. Secara garis

besar peneliti mengambil suara terbanyak, sehingga dalam pelaksanan

penelitian siklus I ke siklus II dan dilanjutkan siklus III, peneliti dalam

merancang film sering menyajikan film yang siswa inginkan. Keempat,

dalam merancang RPP peneliti dituntut untuk menyesuaikan materi yang

akan disampaikan terhadap siswa melalui pemanfaatan tayangan film

dalam kegiatan belajar mengajar. Banyak kendala dan temuan baru yang

dialami peneliti, sehingga peneliti mempunyai pengalaman dan belajar

agar lebih baik dalam setiap penelitian.

4. Implementasi pemanfaatan tayangan film dalam meningkatkan

kemampuan berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS berada pada

kategori baik. Pelaksanaannya dilakukan setiap tindakan siklus,

diantaranya mengaitkan materi pembelajaran IPS dengan tema

permasalahan yang ada disekitar siswa. Tidak lupa guru juga memberikan

motivasi kepada siswa melalui reward. Kemudian persoalan tersebut

dirumuskan kembali kedalam dalam sebuah media pembelajaran yang

digunakan oleh guru. Siswa dapat berpikir analisis terlihat dari perolehan

persentase dari setiap siklusnya. Persentase tersebut mengindikasikan

peningkatan dari kemampuan siswa dalam berpikir analisis. Pada siklus I,

siswa kelas VII-A memperoleh persentase sebesar 66%, kemudian siklus

II siswa memperoleh persentase sebesar 80%. Terlihat bahwa siklus I ke

siklus II mengalami peningkatan dengan selisis sebesar 14%. Selanjutnya

siklus III memperoleh persentase sebesar 91%. Selisih yang terjadi pada

siklus II ke siklus III adalah 11%. Hasil perolehan persentase pada setiap

(43)

98 Septian Arista Maulana, 2014

mengakhiri penelitiannya dan tujuan yang ingin dicapainya berjalan

dengan sangat baik.

B. Saran

Adapun dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, sebagai bahan

rekomendasi dalam mempertimbangkan baik hasil temuan dilapangan maupun

secara teoritis. Beberapa hal yang menjadi bahan rekomendasi yaitu sebagai

berikut:

1. Persiapan Penelitian

a. Bagi peneliti, setiap penelitian sering mengutamakan persiapan

maupun perencanaan dalam melaksanakan penelitian. Karena

penelitian tidak lepas dari persiapan dari seorang peneliti untuk

melaksanakan penelitiannya. Maka dari itu, peneliti harus

mempersiapkan segala aspek-aspek yang menyangkut penelitian yang

meliputi permasalahan yang terjadi hingga menemukan solusi yang

menjadikan hal tersebut sebuah penelitian. intinya seorang peneliti

harus mempersiapkan semuanya dengan sangat matang, sehingga

dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

b. Bagi siswa, siswa harus mampu ikut serta dalam persiapan penelitian.

persiapan yang dilakukan oleh siswa meliputi pengkondisian siswa dan

suasana didalam kelas haruslah kondusif. Maka dari itu, siswa sebagai

subjek penelitian sangat berperan penting dalam proses penelitian,

sehingga siswa diharapkan mempersiapkan dirinya untuk mengikuti

kegiatan yang diarahkan oleh peneliti.

c. Bagi guru, guru harus mempersiapkan segala media pembelajaran

(44)

98 Septian Arista Maulana, 2014

halnya dengan peneliti, guru mempersiapkan RPP yang disesuaikan

dengan media pembelajaran contohnya guru menggunakan media

tayangan film. Guru mempersiapkan film yang akan disajikan kepada

siswa kemudian disesuaikan dengan RPP, sehingga guru dapat

mengatur alokasi waktu yang telah ditentukan.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai lokasi penelitian ini sangat berperan

penting dalam persiapan penelitian. Peneliti mampu melaksanakan

penelitian karena sarana yang menunjang disekolah tempat peneliti

melaksanakan penelitiannya. Maka dari itu, sekolah harus memberikan

dukungan bagi peneliti maupun guru dalam bentuk sarana dan

dukungan lainnya, agar persiapan dalam penelitian dapat berjalan

dengan lancar.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Bagi peneliti, peneliti melaksanakan penelitian bersamaan dengan

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Maka dari itu,

peneliti harus menyesuaikan keadaan siswa ketika kegiatan belajar

mengajar dengan proses penelitian, sehingga dalam pelaksanaan

penelitian dapat berjalan dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti.

b. Bagi siswa, siswa diharapkan mudah untuk diatur oleh peneliti ataupun

guru. Karena dalam pelaksanaan penelitian, guru maupun siswa

lainnya yang dapat mengikuti proses penenlitian dengan baik. Siswa

sebagai subjek penelitian, sangat dituntut untuk mengikuti proses

penelitian secara keseluruha dan sampai akhir penelitian. oleh karena

itu, siswa diharapkan dapat aktif maupun mengeluarkan seluruh

keterampilannya dalam proses penelitian tersebut.

c. Bagi guru, guru dituntut untuk merancang RPP dengan baik yang

meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

(45)

98 Septian Arista Maulana, 2014

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas dengan menggunakan

media pembelajaran dapat menyesuaikan dengan RPP yang telah

dirancang sebelumnya. Pelaksanaan penelitian sama halnya dengan

kegiatan belajar mengajar dikelas. Oleh karena itu, pelaksanaan

penelitian harus tepat dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan

oleh sekolah.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai lokasi penelitian dituntut untuk

mendukung proses penelitian yang meliputi sarana dan prasarana yang

dimiliki oleh sekolah. Tentunya peneliti banyak menggunakan media

yang telah disediakan oleh sekolah dalam pelaksanaan penelitian

seperti proyektor, layar, dan infokus. Sekolah diharapkan mampu

menyediakan berbagai perlengkapan lainnya, agar pelaksanaan

penelitian berjalan dengan baik.

3. Refleksi Penelitian

a. Bagi peneliti, refleksi sering dilaksanakan oleh peneliti setelah

pelasksanan penelitian. Akan tetapi, refleksi yang dilakukan peneliti

kurang detail, sehingga setiap siklusnya selalu mengalami kendala.

Oleh karena itu, setelah pelaksanaan penelitian diharapkan melakukan

refleksi bersama guru mitra maupun dosen pembimbing. Peneliti

memaparkan secara langsung kondisi yang terjadi saat pelaksanaan

penelitian, kemudian secara bersamaan peneliti dan guru mitra maupun

dosen pembimbing merefleksi proses penelitian yang telah

dilaksanakan.

b. Bagi siswa, kendala yang terjadi banyak disebabkan oleh siswa sebagai

subjek penelitian. siswa yang kurang mampu mengkondisikan dirinya

dalam proses penelitian menyebabkan peneliti turun langsung untuk

(46)

98 Septian Arista Maulana, 2014

yang dilaksanakan peneliti, mampu mengoreksi dirinya untuk bersikap

lebih baik kedepannya.

c. Bagi guru, guru diwajibkan untuk melakukan refleksi setelah kegiatan

belajar mengajar, terutama dalam menggunakan media pembelajaran.

Guru dapat melihat kendala-kendala yang terjadi maupun temuan dari

hasil kegiatan belajar mengajar, sehingga proses kegiatan belajar

mengajar kedepannya menjadi lebih baik.

d. Bagi sekolah, sekolah sebagai tempat guru maupun peneliti dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar dapat memberikan arahan

yang positif bagi guru maupun peneliti. Hal ini agar guru maupun

peneliti dapat menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan

sangatbaik.

4. Setelah Pelaksanaan Penelitian

a. Bagi peneliti, pada penelitian dengan memanfaatkan tayangan film

telah mengembangkan kemampuan berpikir analisis siswa, siswa

merasa antusias dan dapat ikut serta dalam proses pembelajaran.

Setelah proses penelitian, peneliti merasa tujuannya telah tercapat

dengan baik. Hal ini terlihat dari kondisi siwa yang sebelumnya kurang

mampu berpikir analisis, setelah proses penelitian dilaksanakan, siswa

mampu memiliki kemampuan berpikir analisis. Peneliti juga merasa

dalam penelitian ini mempunyai banyak kekurangan. Maka dari itu,

dalam penelitian selanjutnya peneliti dapat bekerja sesuai dengan

prosedur penelitian tanpa mengalami kendala yang berarti. Selama

melaksanakan penelitian haruslah sesuai dengan prosedur penelitian.

b. Bagi siswa, kemampuan berpikir analisis dapat berkembang baik

dalam kegiatan belajar mengajar disekolah maupun dalam kehidupan

sehari-harinya. Selain itu juga, diharapkan kepada siswa dalam

(47)

98 Septian Arista Maulana, 2014

tayangan yang positif dan berunsur pendidikan. Karena dalam

tayangan televisi, siswa secara tidak langsung belajar dan menganalisis

tentang tayangan yang telah mereka saksikan. Hal ini berdampak pada

kemampuan berpikir analisis siswa yang semakin baik.

c. Bagi guru, pemanfaatan tayangan film ini dapat menjadi salah satu

alternative dalam metode pembelajaran dikelas. Selain itu juga, guru

dapat mengeksplorasi lebih lanjut tayangan film tersebut sesuai dengan

kreativitas setiap guru.

d. Bagi sekolah, penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan

tayangan film terbukti telah mengembangkan kemampuan berpikir

analisis siswa. Maka dari itu, sekolah harus lebih mendukung dengan

memfasilitasi para guru dalam menggunakan metode-metode dalam

kegiatan belajar mengajar dikelas. Seiiring dengan perkembangan

jaman, pembelajaran jaman sekarang guru dituntut untuk lebih kreatif.

Oleh karena itu, sekolah menjadi peran penting untuk memfasilitasi

guru dalam mengembangkan metode pembelajarannya. Sehingga

(48)

Septian Arista Maulana, 2014

DAFTAR PUSTAKA BUKU :

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung. PT. SARANA TUTORIAL NURANI SEJAHTERA

Hartono, J. (2007). Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan PEMBELAJARAN METODE KASUS untuk Dosen dan Mahasiswa. Yogyakarta. C.V. ANDI OFFSET

Huck and Kiefer. (2004). Children’s Literature in the Elementary School (8th edition). New York.

Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung. PT Refika Aditama.

Liliweri, A. (2011). Komunikasi: Serba Ada Serba Makna. Jakarta. Kencana

Munadi, Y. (2013). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta. REFERENSI (GP Press Group).

Sadiman, A., dkk. (2012). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Depok. PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Sapriya., Sadjaruddin, N., dan Susilawati. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Suherman, E., dan Sukjaya, Y. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah.

Trianton, T. (2013). FILM Sebagai Media Belajar. Yogyakarta. GRAHA ILMU.

Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta. Prenada Media Group.

(49)

Septian Arista Maulana, 2014

Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta. REFERENSI (GP Press Group).

SKRIPSI :

Darojah, R. (2011). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melaporkan Dengan Media Film Animasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Yogyakarta. Skripsi FBS UNY Yogyakarta. Tidak diterbitkan.

Liana, A. (2013). Penggunaan Media Audio Visual Film untuk Meningkatkan Ketermpilan Menyimak dan Berbicara Siswa Kelas V SD Negeri Inpres Cikahuripan Kabupaten Bandung Barat. Skripsi FIP UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Marwati, I. (2011). Pengaruh Pemanfaatan Program Metro Files dalam Pembelajaran Sejarah terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Quasi Eksperimen pada kelas XI IPS SMA Negeri 1 Pangalengan). Tesis FPIPS UPI BANDUNG. Tidak diterbitkan.

INTERNET :

Herdian. (2010). Kemampuan Berpikir Analitis. [Online]. Tersedia : http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berpikir-analitis/. [27 Mei 2010].

Lutfiyah. (2012). Media Film Sebagai Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://elly-lutfiyah.blogspot.com/2012/06/media-film-sebagai-media

pembelajaran.html. [05 Juni 2012].

Lestari, C. (2013). Pengertian Analisis. [Online]. Tersedia : http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-analisis.html. [13 Februari 2013].

Gambar

Gambar 1.1 Hasil Pengamatan Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Lembang
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Taggart
Gambar 3.2 Format Catatan Lapangan KemampuanBerpikir Analisis Siswa
Gambar 3.3 Daftar Pertanyaan-pertanyaan Analisis Siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ruas yang pertama yaitu koksa yang merupakan merupakan ruas dasar; trokhanter, satu ruas kecil (biasanya dua ruas) sesudah koksa; femur, biasanya ruas pertama yang panjang

Karena melalui pengukuran rasio keuangan dengan rasio - rasio ini dapat mengetahui kondisi keuangan dari suatu perusahaan yang berhubungan dengan kemapuan perusahaan

Perlu kami sampaikan bahwa proses akreditasi Berkala Ilmiah mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2011 tentang Terbitan Berkala Ilmiah dan

Dari penelitian yang dilakukan ini diperoleh kesimpulan bahwa persepsi masyarakat terhadap pelaksanaan program BLSM bervariasi karena dipengaruhi oleh faktor internal dan

Setelah semua proses selesai dilaksanakan sampai pada tahap refleksi, maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan pembahasa.

Penelitian Berbasis Kinerja Evaluasi Kinerja Penelitian Efisiensi Alokasi Bid Penelitian Efisiensi Operasional Bid Penelitia Rumusan Output- Suboutput Penelitian harus tertata

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Bilangan Pecahan1. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Bilangan Pecahan.. Universitas Pendidikan Indonesia |