[Type text]
No. Daftar FPIPS: 4240/UN. 40.2.3/PL/2014
PERANAN SUKANDA BRATAMANGGALA DAN SEWAKA DI
BANDUNG UTARA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
TAHUN 1945-1948
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Sejarah
Disusun Oleh
Mohamad Ully Purwasatria
0900907
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Oleh
Mohamad Ully Purwasatria
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
© Mohamad Ully Purwasatria 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
HALAMAN PENGESAHAN
MOHAMAD ULLY PURWASATRIA
0900907
PERANAN SUKANDA BRATAMANGGALA DAN SEWAKA DI
BANDUNG UTARA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
TAHUN 1945-1948
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Suwirta. M.Hum NIP.19621009 199001 1 001
Pembimbing II
Dr. Encep Supriatna. M.Pd NIP.19760105 200501 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
ABSTRAK………... ii
KATA PENGANTAR……… iii
UCAPAN TERIMAKASIH………... iv
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR GAMBAR……….. vii
DAFTAR TABEL……… viii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
1.1Latar Belakang Masalah……….. 1
1.2Rumusan Masalah……… 6
1.3Tujuan Penelitian ……… 6
1.4 Manfaat Penelitian………... 6
1.5Struktur Organsiasi Skripsi……….. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA………. 9
2.1 Penjelasan Istilah………. 9
2.1.1 Konsep Militer………. 9
2.1.2 Konsep Sipil……… 12
2.1.3 Konsep Masa Revolusi Di Indonesia ……….. 13
2.1.4 Konsep Mempertahankan Kemerdekaan………. 17
2.1.5 Konsep Bandung Utara……… 18
2.2 Tinjauan Pustaka………. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 27
3.1 Pendekatan Penelitian……….. 27
3.2 Metode Penelitian……… 28
3.3 Teknik Penelitian………. 30
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian………... 30
3.3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian……… 32
3.3.1.3 Mengurus Perizinan………... 33
3.3.1.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian……… 34
3.3.1.5 Konsultasi……….. 34
3.3.2 Pelaksanaan Penelitian ………. 35
3.3.2.1 Pencarian dan Pengumpulan Sumber (Heuristik)……….. 35
3.3.2.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis……… 35
3.3.2.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan………... 37
3.3.2.2 Kritik Sumber……….………38
3.3.2.2.1 Kritik Eksternal………... 39
3.3.2.2.2 Kritik Internal………. 40
3.3.3 Interpretasi ………... 42
3.3.4 Historiografi……….. 43
BAB IV PERANAN KOLONEL SUKANDA BRATAMANGGALA DAN RADEN MAS SEWAKA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI BANDUNG UTARA TAHUN 1945-1948………46
4.1 Deskripsi Lokasi dan Masyarakat Bandung Utara……….. 46
4.2 Situasi dan Kondisi Bandung Utara Sekitar Awal Revolusi Kemerdekaan Tahun 1945-1948……….. 51
4.3 Latar Belakang Kehidupan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka…….. 64
4.3 Proses Perlawanan Tokoh Militer dan Sipil di Bandung Utara Terhadap Pihak Sekutu Tahun 1945-1948………. 68
4.4 Dampak Perlawanan Tokoh Militer dan Sipil di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Terhadap Sekutu……….. 79
4.5 Pembahasan……… 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 89
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
GAMBAR 1 ……….48
GAMBAR 2………..65
GAMBAR 3………..68
GAMBAR 4………..70
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber Literatur
Abdullah, T. (1990). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Adeng, (1995). Peranan Desa Dalam Perjuangan Kemerdekaan: Studi Kasus
Keterlibatan Beberapa Desa Di Daerah Bandung dan Sekitarnya Tahun 1945-1946. Jakarta: Depdikbud.
Anderson, B. (1988). Revolusi Pemoeda: Pendudukan Jepang Dan Perlawanan
Di Jawa 1944-1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Cribb, R. (1990). Gangster and Revolutinaries, The Jakarta People’s Militia and
the Indonesian Revolution 1945-1949. Asian Studies Association fo
Australia, Australia: Southeast Asia Publications Series.
Djajusman. (1986). Bandung Lautan Api. Bandung: Angkasa.
Djuhartono, (1965). Wedjangan revolusi karya Bung Karno. Jakarta: Jajasan Penjebar Pantjasila.
DisjarahDAM VI/Siliwangi. (1979). Siliwangi dari Masa ke Masa. Bandung: Angkasa.
Ekadjati, E.S. (1980). Sejarah Revolusi Kemerdekaan Rakyat Jawa Barat. Jakarta: Proyek Invetarisasi dan Dokumen Daerah Pusat Penelitian Sejarah dan Kebudayaan-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Gottschlak, L. (1975). Mengerti Sejarah: Pengantar Metode Sejarah. Jakarta: Yayasan Penerbit UI.
Hassan, M.Z. (1980). Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri. Jakarta: Bulan Bintang.
Herdiansyah, H. (2010). Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Husaeni, E.N. (2008). Peranan Laswi Jawa Barat Pada Masa Revolusi
Kemerdekaan (1945-1947). Skripsi Fakultas Sastra UNPAD Jatinangor.
Ismaun. (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Bandung: FPIPS IKIP Bandung.
Kosoh S, dkk. (1994). Sejarah Daerah Jawa Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional Jakarta.
Lubis, N.H. (2003). Sejarah Tatar Sunda Jilid 2. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.
Matanasi, P. (2007). KNIL Bom Waktu Tinggalan Belanda. Yogyakarta: Media Pressindo.
Muhaimin, Y. (1982). Perkembangan Militer Dalam Politik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nasution, A.H (1977). Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid II Diplomasi atau
Bertempur. Bandung: Angkasa.
Nasution, A.H. (1982). Memenuhi Panggilan Tugas Jilid I: Kenangan Masa
Muda. Jakarta: Gunung Agung
Notosusanto, N. (1984). Pejuang dan Prajurit; Konsep dan Implementasi
Dwifungsi ABRI. Jakarta: Sinar Harapan.
Notosusanto, N. (1968). Sedjarah dan Hankam. Djakarta: Departemen Pertahanan dan Keamanan, Lembaga Sejarah Hankam.
Notosusanto, N. (1979). Tentara Peta Pada Jaman Pendudukan Jepang Di
Indonesia. Jakarta: Gramedia
Poesponegoro, M.D. dan Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia
Jilid VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Prabowo, H. (2012). Perspektive Marxisme Tan Malaka: Teori dan Praksis
Menuju Republik. Yogyakarta: Jendela.
Pringgodigdo. (1986). Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat
Reid, A. R. S. (1996). Revolusi Nasional Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Rickleft, M.C. (1991). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Rudini. (2012). Dari Isola ke Bumi Siliwangi. Bandung: Komodo Book
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Merdeka.
Sewaka. (1955). Tjorat-Tjaret dari djaman ke djaman. Bandung.
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Simatupang, T.B. (1981). Metodologi Ilmu Perang di Indonesia. Jakarta: Kinta.
Smail, J. R.W. (2011). Bandung Awal Revolusi: 1945-1946 (Bandung in The
Early Revolution, 1945-1946). Jakarta: Ka Bandung
Soebardjo, A. (1978). Lahirnya Republik Indonesia. Jakarta: Kinta.
Sumantri, M. (1995). Risalah Perjuangan Kemerdekaan Di Daerah Bandung
Utara – Karawang Timur dalam Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949. Bandung: Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan PGRI Daerah
Tingkat I Jawa Barat.
Sundhaussen, U. (1986). Politik Militer Indonesia 1945-1967: Menuju Dwi
Fungsi ABRI. Jakarta: LP3ES.
Team Sejarah KODAM VI Siliwangi. (1982). Peristiwa Bandung Lautan Api
Tanggal 24 Maret 1946. Bandung
Tim Penerangan Umum. (1972). Sedjarah Djawa Barat Suatu Tanggapan. Bandung: Pemerintah Daerah Djawa Barat.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Zeid, M. (2003). Kepialangan Politik dan Revolusi Palembang 1900-1950. Jakarta: LP3ES.
Sumber Jurnal
Zuhdi, S. (2003). Antara Sewaka dan Soeria Kartalegawa: Dinamika Politik
Pemerintahan Di Jawa Barat Pada Masa Revolusi Indonesia. Jurnal
Historia No 7 Vol.IV (79-96).
Sumber Skripsi
Junaidi, Gin Gin. (2012). Konflik antara tentara Indonesia dan Majelis Persatuan
Supriyanto, (1986). Hizbullah Bandung Pada Awal Revolusi Tahun 1945-1947. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sumber Internet
Wikipedia diakses pada tanggal 11 Februari 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Warga_sipil (diakses pada hari senin tanggal 24
februari 2014).
http//www.google.co.id/Sewaka (diakses pada hari minggu 27 Juli 2014)
http//www.google.co.id/Isola (diakses pada hari minggu 27 Juli 2014)
Jahidi, Idi yang diakses dari http://www.google.com/url (diakses pada hari senin tanggal 24 februari 2014).
Undang – Undang TNI (Online) tersedia di http://www.google.co.id/UUTNI diakses tanggal 25 Februari 2014.
Sumber Wawancara
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
“Di bagian selatan jalan utama adalah kota yang lebih tua, terpusat pada
alun-alun dimana kantor dan kediaman Bupati. Berikutnya, diantara jalan utama dan jalur kereta api serta di sisi utara jalur kereta api adalah wilayah perdagangan utama. Di sebelah barat alun-alun terletak pasar utama kota (Pasar Baru) dan di sebelah timur alun-alun terletak kawasan perkotaan tempat orang Eropa, lengkap dengan toko-toko, hotel dan kantor. Terakhir kawasan sebelah utara dan timur wilayah perdagangan tersebut adalah wilayah pinggiran tempat orang Eropa yang sebagian besar di bangun pada periode 1920an dan 1930an. Di wilayah ini terdapat sebagian besar sekolah, Sekolah Tinggi Teknik dan beberapa bangunan kantor yang penting (Smail, 2011: 3-4).”
Pada konteks saat ini Kota Bandung telah menjadi kota pariwisata
semenjak dibukanya jalan tol Cipularang, menjadi salah satu daerah yang
dikunjunginya adalah kawasan Bandung Utara, karena selain terdapat F.O, ada
juga tempat bersejarah seperti Gedung Sate yang menjadi tempat pemerintahan
Propinsi Jawa Barat dan juga ada tugu Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
Nampaknya Bandung Utara ini mempunyai sebuah sejarah yang mungkin
banyak orang Bandung sendiri tidak mengetahui persis peristiwa apa saja yang
terjadi di Bandung Utara. Peristiwa ini dimulai dari sekitar tahun 1945 di Jakarta
mulai adanya pergantian kekuasaan dari Jepang ke Indonesia. Ir. Soekarno dan
Drs. Moh Hatta mulai membacakan naskah Proklamasi pada tanggal 17 Agustus
1945 yang menandakan Indonesia telah merdeka dan lepas dari penjajahan Negara
Setelah proklamasi kemerdekaan dengan melalui sidang PPKI 1 pada
tanggal 18 Agustus 1945 mulai diangkatnya Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Guna mengantisipasi datangnya
tentara sekutu yang ingin menjajah kembali Indonesia. Kemudian untuk
memperkuat pertahanan dalam negeri karena khawatir akan timbul kembali
serangan dari Negara asing maka mulai di bentuk badan pertahanan Badan
Keamanan Rakyat yang Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk dan disahkan
oleh pemerintah ini pada tanggal 30 Agustus 1945.
“Badan Keamanan Rakyat ini disahkan oleh pemerintah pada tanggal 30
Agustus 1945. Badan ini bukan tentara akan tetapi adalah sebuah badan atau Korps Pejuang Bersenjata, dengan tujuan untuk menjamin kententraman umum. BKR ini merupakan bagian dari Badan Penolong Keluarga Korban Perang yang pusatnya didirikan pada tanggal 20 Agustus 1945 (DisjarahDAM VI/Siliwangi, 1979: 11)”
Selain dibentuknya Badan Keamanan Rakyat oleh pemerintah, terdapat
juga beberapa badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat seperti Badan-Badan
Kelasykaran Hizbullah, Fisabilillah, Pemuda Republik Indonesia dan sebagainya.
Namun ketika BKR dengan badan Kelasykaran berjalan beriringan maka
menimbulkan ketidak sepahaman. Maka pada tanggal 5 Oktober 1945 mulai
dibentuk Tentara Keamanan Rakyat. Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini
berdasarkan Maklumat Pemerintah RI No 6 yaitu Tentara Keamanan Rakyat
dibentuk untuk memperkuat perasaan Keamanan umum, maka diadakan satu
Tentara Keamanan Rakyat oleh Ir. Soekarno (DisjarahDAM VI/ Siliwangi
1979:29). Sedangkan untuk keanggotaan dari Tentara Kemanan Rakyat menurut
Ketua Komiter Nasional Pusat, Mr. Kasman Singodimejo diantara lain :
“Untuk menjaga keamanan rakyat pada dewasa ini, oleh Presiden
Hindia-Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Belanda dan Heiho, Kaigun-Heiho, Barisan Pemuda, Hisbullah, pelopor, dan lain-lainnya baik yang sudah maupun yang belum pernah memperoleh latihan militer, supaya selekas-lekasnya mendaftarkan diri pada kantor BKR di ibu kota kabupaten masing-masing, atau pada badan lain-lainnya yang ditunjuk oleh Presiden (Kepala Daerah) atau wakilnya Merdeka ! (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 30)”
Pembentukan-pembentukan Tentara Keamanan Rakyat ini terbagi dalam
Komandemen-komandemen yang di dalamnya terdapat beberapa divisi.
Komandemen Jawa Barat meliputi wilayah Jawa Barat dan Jakarta Raya.
(DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979: 31). Komandemen ini membawahi sekitar 13
Resimen di seluruh wilayah Jawa Barat.
Situasi politik di Indonesia pada awal kemerdekaan mengalami
ketidakstabilan. Pada saat itu tepatnya tanggal 12 Oktober 1945 mulai masuknya
tentara Sekutu yang di pimpin oleh Brigade Mc. Donald dari Divisi ke 23 ke Kota
Bandung dengan menggunakan kereta api (DisjarahDAM VI/ Siliwangi 1979:
42). Pada awalnya tentara sekutu datang ke Bandung ini bertujuan untuk
membebaskan tentara sekutu yang ditahan pada masa penjajahan Jepang. Namun
ketika militer Indonesia mengetahui bahwa ada kepentingan Belanda untuk
menjajah kembali maka timbul perlawanan dari Masyarakat dan Militer.
Mulailah beberapa pertempuran yang terjadi di Kota Bandung Utara
seperti penyerbuan kedudukan-kedudukan sekutu oleh Batalyon II Resimen 9 di
kompleks – kompleks UNPAD pada tanggal 1 Desember 1945, pada tanggal 6 Desember Bandung Utara mengalami penyerbuan oleh TKR (Tentara Keamanan
Rakyat) Batalyon I Res. Kompi Slamet dan badan perjuangan (DisjarahDAM VI/
Siliwangi 1979: 46).
Setelah tahun 1946 pun keadaan di Indonesia khususnya di Bandung
sedang tidak stabil karena pendudukan Tentara Netherlands Indies Civil
Administration (NICA) Belanda yang tetap bersikukuh untuk mengambil alih
kekuasaan. Di Bandung pada tahun 1946 ini berlanjut penyerbuan oleh tentara
dibawah Kolonel Nasution yang sedang bertugas hingga pada tanggal 24 Maret
rumahnya lalu kemudian di bakar hingga peristiwa tersebut disebut Bandung
Lautan Api.
Pasca peristiwa Bandung Lautan Api inilah perjuangan untuk
mempertahankan kemerdekaan di Indonesia tidak berhenti sampai disitu. Keadaan
keamanan di Indonesia khususnya di Jawa Barat sedang tidak stabil inilah para
pejuang untuk ekstra keras berjuang mempertahankan kemerdekaan.
Ketika perjuangan dengan cara diplomatis mengalami kegagalan yaitu
pada perjanjian Linggarjati tanggal 27 Maret 1947 ini memunculkan Agresi
Militer I oleh Belanda untuk menguasai kembali Indonesia. Agresi Militer
Belanda I yang terjadi pada tanggal 21 Juli 1947 ini mencari sasaran tempat
ekonomi yang subur salah satunya di daerah Jawa Barat pada umumnya dan Kota
Bandung khususnya.
Agresi Militer Belanda yang pertama atau sering pula disebut Perang Kemerdekaan I (21 Juli 1947) terutama ditujukkan ke basis-basis pertahanan TNI dikota-kota dan sasaran ekonominya ditujukkan ke daerah-daerah yang subur, dimana terdapat pusat-pusat perusahaan Belanda dan perusahaan asing lainnya. Dengan kekuatan angkatan perang yang lengkap, pihak Belanda telah menghancurkan pertahanan TNI yang terdapat dikota-kota Jawa Barat mulai dari Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Subang, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sumedang dan Cirebon (Tim Penerangan Umum. 1972: 289).
Setelah peristiwa Agresi Militer Belanda I terjadi, pertahanan TNI di Jawa
Barat pun mengalami kehancuran, namun pasukan tentaranya sendiri belum dapat
di binasakan (Tim Penerangan Umum. 1972: 290). Pada tanggal 8 Desember 1947
Indonesia dan Belanda melakukan perundingan di atas Kapal Renville milik
Amerika yang kemudian perundingan tersebut dinamakan Perundingan Renville
yang membahas mengenai batas wilayah Indonesia setelah terjadinya Agresi
Militer Belanda I, ini yang merugikan pihak Indonesia karena hasil dari
Perundingan Renville ini menyebabkan Indonesia memindahkan Ibukota dari
Jakarta ke Yogyakarta dan Jawa Barat sendiri berubah menjadi Negara Pasundan
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Divisi Siliwangi yang berjuang di Jawa Barat harus hijrah ke Jawa Tengah dengan
melakukan Long March demi mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia. Pada
tahun 1948 pun Belanda kembali menyerang ke Yogyakarta dengan Agresi
Militer Belanda II nya sehingga perjanjian Renville ini kembali dilanggar oleh
pihak Belanda maka tentara Divisi Siliwangi bebas untuk kembali ke Jawa Barat
(Tim Penerangan Umum. 1972: 293).
Dari perjalanan sejarah Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada kurun
waktu 1945-1948 ini tak lepas dari adanya peranan berbagai kalangan baik dari
kalangan militer dalam hal ini Tentara Keamanan Rakyat hingga Tentara Nasional
Indonesia dan kalangan Sipil yaitu masyarakat yang ikut membantu jalannya
revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan di Indonesia khususnya di Bandung
Utara. Penulis tertarik untuk mengkaji peranan dari militer dan sipil ini karena
tanpa peranan mereka, mungkin hingga saat ini Indonesia tidak akan lepas dari
kekuasaan Belanda. Tokoh Militer dan Sipil yang akan penulis angkat untuk
menjadi kajian penelitian ini adalah Kolonel Sukanda Bratamanggala sebagai
Tokoh Militer, dan Tokoh Sipilnya penulis tertarik untuk mengangkat tokoh
Raden Mas Sewaka karena beliau sebagai Gubernur Jawa Barat mengetahui
bagaimana peristiwa yang terjadi di Jawa Barat khususnya Bandung Utara pada
kurun waktu tahun 1945-1948.
Pada umumnya kajian sejarah lokal ini kurang diminati oleh para peneliti
sejarah dengan alasan berdampak kecil bagi masyarakat sekitar maka banyak
asumsi yang dikemukakan oleh para peneliti bila peristiwa yang lingkupnya kecil
umumnya tidak menarik dan kurang penting, karena tidak mempunyai dampak
secara skala nasional atau representatif bagi perkembangan nasional (Kartodirdjo,
1992 : 73-74). Maka dengan demikian, penulis tertarik untuk menulis judul
1.2Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, terdapat beberapa permasalahan
yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan
pokoknya adalah “Bagaimana Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka
Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Kota Bandung Tahun
1945-1948 ?” dengan Batasan Masalahnya adalah :
1. Bagaimana Situasi dan Kondisi Awal Kota Bandung pada tahun
1945-1948?
2. Bagaimana Jalannya Perlawanan Kolonel Sukanda dan Raden Mas
Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan terhadap pihak Sekutu di
Bandung Utara Tahun 1945-1948?
3. Bagaimana dampak dari adanya Peranan Kolonel Sukanda dan Raden
Mas Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Bandung Utara
Tahun 1945-1948 ?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan dan batasan masalah ini, tujuan penulisan skripsi ini
adalah :
1. Menjelaskan Situasi dan Kondisi Awal Kota Bandung pada Tahun
1945-1948.
2. Menjelaskan Jalannya Perlawanan Kolonel Sukanda dan Raden Mas
Sewaka Dalam Mempertahankan Kemerdekaan terhadap pihak Sekutu di
Bandung Utara Tahun 1945-1948.
3. Menjelaskan dampak dari Peranan Kolonel Sukanda dan Raden Mas
Sewaka Bandung utara dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun
1945-1948.
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan oleh penulis ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan gambaran umum mengenai keadaan sosial politik pasca
kemerdekaan Republik Indonesia dan Perjuangan Fisik pada masa revolusi
di Bandung.
2. Memaparkan jalannya pertempuran Palagan Bandung yang terjadi di
Bandung Utara dari latar belakang, proses terjadinya, dan dampaknya.
3. Menambah kajian sejarah lokal di Kota Bandung selain dari Bandung
Lautan Api.
4. Menambah pengetahuan Masyarakat Kota Bandung untuk mendalami
peristiwa sejarah yang terjadi di Bandung
5. Menambah kajian materi Kelas XII IPS mengenai Revolusi Fisik yang
terjadi di Indonesia sesuai dengan Standar Kompetensi 1. Menganalisis
perjuangan bangsa Indonesia sejak proklamasi hingga lahirnya Orde Baru
Kompetensi Dasar 1.1 Menganalisis peristiwa sekitar Proklamasi 17
Agustus 1945 dan Pembentukan pemerintahan Indonesia
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Untuk memudahkan penulis dalam penelitian skripsi ini, maka disusunlah
struktur organisasi skripsi sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini akan diuraikan secara terperinci mengenai
latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, metode
penulisan, serta struktur organisasi skripsi.
Bab II Tinjauan Pustaka, dalam bab ini akan dipaparkan mengenai berbagai
topik pembahasan yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Tentunya
berbagai sumber-sumber literatur ini akan lebih dijelaskan disini.
Bab III Metode Penelitian, dalam bab ini penulis mulai melakukan
penelitian mengenai rumusan dan batasan masalah yang telah di buat. Pada bab ini
Semua prosedur serta tahapan-tahapan penelitian mulai dari tahap persiapan
sampai penelitian berakhir akan diuraikan secara terperinci.
Bab IV Pembahasan, Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan
mengenai hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Dalam pembahasan ini akan
dibahas sesuai dengan judul penelitian mengenai “Peranan Tokoh Militer dan Sipil Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia
Tahun 1945-1948.”
Bab V Kesimpulan, dalam tahap ini penulis menuangkan interpretasi setelah
menganalisis hasil penelitian tersebut berisi sebuah kesimpulan secara
menyeluruh dan menggambarkan Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di
Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948.
Daftar Pustaka, pada bagian ini dituliskan berbagai sumber tertulis, maupun
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang
akan digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan sumber berupa data dan fakta
yang berkaitan dengan judul skripsi “Peranan Sukanda Bratamanggala dan
Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun
1945-1948”. Permasalahan yang akan dikaji adalah mengenai bagaimana situasi dan
kondisi Bandung Utara pada tahun 1945-1948, proses terjadinya pertempuran di
Bandung Utara oleh Sukanda Bratamanggala dan Sewaka dalam mempertahankan
kemerdekaan dari tentara sekutu yang ingin mengambil alih kembali daerah
jajahannya dan bagaimana dampak dari adanya peranan Sukanda Bratamanggala
dan Sewaka di Bandung Utara dalam mempertahankan kemerdekaan.
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang akan penulis gunakan adalah secara kualitatif.
Penelitan kualitatif menurut Creswell adalah :
“Qualitative research is an inquiry process of understanding based on distinct methodological traditions of inquiry that explore a social or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture, analizes words, report detailed views of information, and conducts the study in a natural setting (Herdiansyah, 2010:8).”
Selain dari Creswell, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan
untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kualitatif (Saryono, 2010:1).
Dari dua pendapat diatas mengenai pendekatan penelitian secara kualitatif
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
adalah metode penelitian yang berlandaskan kepada filsafat Positivisme
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
Dalam hal ini penggunaan pendekatan penelitian secara kualitatif dalam
penelitian peristiwa sejarah yang terjadi ini menggunakan salah satu metode yaitu
dengan metode historis. Alat pengumpulan data dalam pendekatan penelitian
secara kualitatif ini dengan wawancara, studi literatur, dan sebagainya.
Penelitian yang akan penulis gunakan ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan mengambil sumber secara studi literatur dan wawancara. Penulis
mengumpulkan beberapa literatur baik berupa buku maupun arsip untuk menggali
informasi mengenai Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka di Bandung
Utara dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948, dan melakukan
wawancara untuk melengkapi informasi yang tidak tercantum pada sumber
literatur dan kemudian menyusunnya sehingga menghasilkan sebuah rangkaian
peristiwa yang sistematis dan dapat memberikan informasi kepada penulis tentang
kajian yang akan penulis ambil.
3.2 Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan oleh penulis adalah metode historis yaitu
suatu proses menguji, menjelaskan, dan menganalisis (Gosttchlak, 1975: 32).
Disamping itu menurut Sjamsuddin (2007: 14) metode historis merupakan sebuah
proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman
serta peninggalan masa lampau. Dari kedua pengertian diatas, penulis berpendapat
bahwa metode historis yang digunakan ini diambil dari data dan fakta yang
berasal dari masa lampau sehingga harus dipertimbangkan dengan cara di analisis
agar tingkat kebenarannya dapat tergambarkan dengan baik.
Oleh karena itu, penulis menggunakan metode ini karena data dan fakta
yang dibutuhkan sebagai sumber proposal penelitian ini berasal dari masa lampau.
Dengan demikian, metode sejarah merupakan metode yang paling cocok dengan
penulisan ini karena data-data yang dibutuhkan berasal dari masa lampau.
Khususnya mengenai fenomena sejarah yang terjadi pada masa Revolusi Fisik di
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah-langkah yang akan digunakan oleh penulis untuk
mendapatkan sumber mengenai penelitian yang tercakup dalam penelitian dengan
menggunakan metode historis (Ismaun: 2005) adalah sebagai berikut:
1. Heuristik, merupakan kegiatan mencari, menemukan, dan
mengumpulkan sumber-sumber sejarah baik sumber primer maupun
sumber sekunder. Untuk penulisan skripsi ini, penulis lebih
menekankan kepada studi literatur. Penulis mencari berbagai sumber
Perpustakaan UPI, Perpustakaan Daerah Jawa Barat, Mencari ke Arsip
Daerah Jawa Barat, Perpustakaan Dinas Sejarah, Museum Mandala
Wangsit, Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Batu Api,
Paguyuban Pasundan.
2. Kritik Sumber, merupakan tahapan penulisan dalam menilai hasil
pengumpulan sumber literatur secara kritis. Pada tahap ini, penulis
melakukan kritik mengenai sumber yang di dapat. Ada dua proses
dalam melakukan kritik sumber yaitu melakukan kritik secara eksternal
dan internal. Dalam kritik eksternal, penulis menguji sumber-sumber
literatur dengan cara membandingkan satu sama lainnya. Dan dalam
kritik internal, penulis menguji isi dari literatur tersebut relevan atau
tidak.
3. Interpretasi, merupakan tahap menafsiran berbagai fakta-fakta yang
telah terkumpul setelah sebelumnya dipilah-pilah melalui kritik sumber.
Dalam tahap ini, penulis mencoba menafsirkan setiap literatur dan hasil
wawancara yang berhubungan dengan Peranan Tokoh Militer dan Sipil
di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun
1945-1949.
4. Historiografi, merupakan tahap terakhir dari hasil penelitian. Dalam
tahap ini, penulis menyusun berbagai fakta-fakta yang sebelumnya telah
di interpretasi menjadi sebuah skripsi yang utuh. Sehingga dihasilkan
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
diperoleh menjadi suatu karya tulis ilmiahnya dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam upaya untuk merekonstruksi peristiwa sejarah menjadi objek kajian
penulis, cara mengumpulkan data dan fakta dilakukan dengan cara memperoleh
informasi dari buku dan dokumen serta dilengkapi wawancara dengan sumber
yang relevan dengan masalah yang akan di kaji penulis. Penggunaan wawancara
sebagai teknik untuk mengumpulkan data dapat dipertimbangkan atas bahwa
periode penelitian kajian ini masih memiliki kesempatan untuk didapatkannya
sumber lisan mengenai Peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung
Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Indonesia Tahun 1945-1948 dari
situasi dan kondisi Bandung Utara pada tahun 1945-1948, lalu proses terjadi
pertempurannya oleh Sukanda Bratamanggala dan Sewaka dan dampak dari
adanya peranan Sukanda Bratamanggala dan Sewaka dalam mempertahankan
pertempuran di Bandung Utara pada kurun waktu 1945-1948. Pertimbangan lain
adalah pelaku yang mengalami, menyaksikan, melihat, dan merasakan pada
peristiwa di masa lampau khususnya pada objek yang akan di kaji pada penelitian
ini. Selain itu untuk mempertajam analisis diatas, penulis mencoba untuk
menggunakan ilmu-ilmu sosial.
Berdasarkan uraian tersebut, penyusunan skripsi ini akan dijabarkan
menjadi empat langkah kerja penelitian sejarah. Keempat langkah tersebut akan
dibagi kedalam tiga bagian, yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian,
dan laporan penelitian.
3.3 Teknik Penelitian
Dalam teknik penelitian ini merupakan sebuah proses yang sangat penting
dalam suatu penelitian. Melalui tahapan ini penulis memperoleh data serta fakta
yang dibutuhkan untuk penyusunan karya tulis ilmiah. Beberapa langkah yang
harus ditempuh dalam tahapan ini adalah sebagai berikut:
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada persiapan penelitian ini terdapat langkah-langkah yang harus
ditempuh, antara lain :
3.3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian
Tahap penelitian dan pengajuan tema penelitian ini merupakan tahap
awal penelitan dengan mengajukan rancangan judul penelitian kepada Tim
Pertimbangan Penulisan Skripsi (TPPS). Proses pemilihan tema penelitian
ini dengan cara observasi lapangan ke “Monumen Perjuangan Rakyat Jawa
Barat” yang merupakan salah satu tempat yang menjadi perjuangan tentara
keamanan rakyat dalam menyerbu sekutu di Bandung Utara. Penulis
mencoba untuk menggali informasi lebih jauh mengenai Monumen
Perjuangan Rakyat Jawa Barat kepada penjaga disana namun informasi
yang didapat kurang lalu penulis mencoba mencari literatur mengenai
Siliwangi dari Masa ke Masa atas rekomendasi Bapak R. H Achmad Iriyadi
sewaktu sharing tentang peristiwa sejarah yang terjadi di Bandung. Pada
akhirnya penulis memutuskan untuk mencoba untuk mengkaji penelitian di
Bandung Utara.
Setelah penulis melakukan penelitian, penulis mencoba untuk
berkonsultasi dengan Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Hum selaku
ketua TPPS mengenai calon judul yang saya ajukan pada bulan Agustus
2013 yang pada waktu itu penulis mencoba mengajukan proposal skripsi
yaitu “Palagan Bandung: Peranan Tentara Keamanan Rakyat Komandemen I Jawa Barat Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Di
Kota Bandung 1945-1946”, namun dari judul proposal penelitian yang
penulis ajukan, beliau menanyakan peristiwa apakah yang akan diangkat
lalu kemudian wilayah mana yang akan fokus menjadi objek kajian
penelitian ini dan untuk Palagan Bandung nya dihapus saja.
Setelah mengalami beberapa perbaikan ketika penulis berkonsultasi
dengan Bapak Drs. H. Ayi Budi Santosa, M.Hum ini, penulis pada
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Mempertahankan Kemerdekaan Di Bandung Utara 1945-1946” pada
bulan September 2013. Kemudian setelah berkonsultasi, penulis
mengajukan judul proposal penelitian ke TPPS melalui Bapak Teuku
Bahagia Kesuma, S.Pd sekitar bulan Oktober namun ada satu dan lain hal
penulis pun mendaftar proposal penelitian ke Bapak Drs. H. Ayi Budi
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian
Penyusunan rancangan penelitian ini merupakan kerangka dasar yang
menjadi sebuah acuan untuk menyusun laporan penelitan. Rancangan
penelitian ini kemudian diserahkan kepada TPPS untuk dipresentasikan
dalam seminar yang menentukan untuk berlanjut kepada penyusunan skripsi
kedepannya.
Rancangan ini berupa proposal skripsi yang diajukan kembali kepada
TPPS. Proposal skripsi ini pada dasarnya memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Judul Penelitian
Rancangan Penelitian tersebut di presentasikan pada hari Kamis tanggal
5 Desember 2013. Di dalam seminar ini para calon dosen yang hadir yaitu
Bapak Dr. Encep Supriyatna,M.Pd sebagai pembimbing II mengarahkan dan
memberi masukan mengenai Judul Penelitian yaitu masyarakat yang mana
didalam judul yang penulis ajukkan, kemudian kurun waktu yang hanya
setahun apakah cukup dan tempat peristiwanya mengambil di daerah mana.
dan rancangan penelitiannya yang telah diajukan oleh penulis. Selain dari
calon dosen pembimbing, dosen lain pun memberikan tanggapan seperti
dari Bapak Drs. Tarunasena M, M.Pd yang mengarahkan kepada biografi
dari Bapak Kapten Abdul Hamid, Sersan Bajuri, Sersan Surip. Setelah
penulis mendapatkan kritik mengenai judul proposal skripsi ini, penulis pun
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
calon pembimbing I skripsi pada hari senin tanggal 8 Desember 2013
mendapat masukan mengenai fokus dari masyarakat umum itu ke militer
atau sipil, maka dari hasil konsultasi judul proposal itu mengalami beberapa
perbaikan. Kemudian Setelah rancangan penelitian yang berupa proposal
diperbaiki sesuai dari saran calon dosen pembimbing dan disetujui oleh
calon dosen pembimbing mengenai judul dan rancangan penelitiannya.
Maka hasil perbaikan proposal skripsi ini diperlihatkan kepada panitia TPPS
yang kemudian judul dan rancangan proposal skripsi ini disahkan oleh Tim
Pertimbangan Penulisan Skripsi yaitu Bapak Ayi Budi Santosa, M.Si selaku
Ketua TPPS serta Bapak Prof. Dr. H. Dadang Supardan. M.Pd selaku Ketua
Jurusan Pendidikan Sejarah. Pengesahan judul dan rancangan penelitian
tersebut ditetapkan dengan surat keputusan dengan nomor surat
013/TPPS/JPS/PEM/2013 pada tanggal 11 Februari 2014.
Proposal ini kemudian dipertimbangkan dalam seminar proposal dan
disetujui setelah adanya perbaikan-perbaikan dengan judul “Peranan Tokoh
Militer dan Sipil Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan
di Indonesia Tahun 1945-1949”.
3.3.1.3 Mengurus Perizinan
Mengurus perizinan dilakukan penulis untuk memperlancar proses
penelitian. Perizinan dalam hal ini adalah berbentuk surat keterangan dan
surat pengantar kepada personal ataupun instansi yang terkait. Dalam
pembuatan surat izin ini terdiri dari beberapa tahap yaitu dimulai dari
meminta surat pengantar ke jurusan sampai kepada Pembantu Dekan I pada
hari jum’at tanggal 28 Februari 2014. setelah mendapatkan pengesahan dari
Pembantu Dekan I kemudian diajukkan ke BAAK untuk mendapatkan surat
izin dari Universitas yaitu dari Pembantu Rektor untuk melakukan
penelitian dan menunggu selama satu minggu penulis bisa mendapatkan
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Surat izin yang penulis buat ditujukan kepada Dinas Sejarah TNI yang
bertujuan untuk mencari arsip dan literatur militer yang khusus membahas
tentang revolusi fisik di Bandung Utara, kemudian ke BAPUSIPDA (Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah) Jawa Barat dan Kota Bandung dengan
harapan penulis mendapatkan arsip pertempuran fisik di Bandung Utara dari
sudut pandang peranan Sipil, ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia)
dan LVRI (Lembaga Veteran Republik Indonesia), Paguyuban Pasundan.
Tempat – tempat yang akan dikunjungi oleh penulis diatas merupakan
sebagai bentuk pencarian sumber mengenai literatur yang berhubungan
dengan pertempuran di Bandung Utara khususnya lebih menyoroti kepada
peranan tokoh militer dan sipil. Dengan harapan ketika mengunjungi tempat
diatas mendapatkan berbagai sumber baik buku maupun arsip.
3.3.1.4 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, harus dibuat rencana
rancangan penelitian yang dapat berguna bagi kelancaran dalam sebuah
penelitian dengan perlengkapan penelitian. Adapun perlengkapan penelitian
ini antara lain:
A. Surat pengantar dari Jurusan Pendidikan Sejarah
B. Surat izin penelitian dari Pembantu Rektor I UPI Bandung
C. Instrument Wawancara
D. Field Note (catatan lapangan)
Untuk menyiapkan perangkat penelitian ini tidak perlu memerlukan
waktu yang lama, penulis sudah mempersiapkan
3.3.1.5 Konsultasi
Konsultasi merupakan proses bimbingan penulisan laporan penelitan
yang dilakukan dengan Pembimbing Skripsi I dan II. Konsultasi ini amat
diperlukan langkah yang tepat dalam proses penyusunan laporan penelitian
dan berdiskusi mengenai berbagai masalah yang dihadapi sehingga hasil
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Proses bimbingan dengan Pembimbing I dan II ini dilakukan secara
berkesinambungan. Konsultasi dengan pembimbing I dimulai sejak tanggal
13 Januari 2014 di Kampus. Sedangkan konsultasi dengan Pembimbing II
dimulai sejak tanggal 15 Januari 2014 di Kampus. Dari Hasil konsultasi
dengan Pembimbing I dan II ini, penulis mendapat arahan atau masukan
yang membantu untuk melakukan penelitian ini. Sehingga dari hasil
tersebut, penulis tidak merasa kebingungan untuk meneliti tentang skripsi
ini dan dalam proses bimbingan pun, penulis mendapatkan motivasi yang
lebih untuk mengerjakan skripsi ini karena diberi pengarahan yang dapat
memudahkan penulis. Materi yang di konsultasikan dimulai dari judul, bab I
(pendahuluan), bab II (tinjauan pustaka), bab III (metodologi penelitian),
bab IV (pembahasan), dan bab V (kesimpulan), serta abstrak.
Jadwal konsultasi bersifat bebas dan fleksibel, dan dalam setiap
pertemuan membahas satu atau dua bab yang diajukan, revisi, maupun
konsultasi sumber, baik berupa buku literatur maupun arsip. Konsultasi satu
bab biasanya harus sampai beberapa kali dan tidak cukup dengan satu kali
bimbingan. Hal ini dikarenakan masih adanya kekurangan yang harus
ditambahkan dan harus diperbaiki oleh peneliti. Konsultasi harus dilakukan
sampai semua bab selesai dan penulisannya benar sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan. Setiap hasil dan penulisan diajukan pada pertemuan dengan
masing-masing pembimbing dan tercatat dalam lembar lembar frekuensi
bimbingan.
3.3.2 Pelaksanaan Penelitian
3.3.2.1 Pencarian dan Pengumpulan Sumber (Heuristik)
3.3.2.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis
Pada tahap ini mulai dilakukan berbagai pencarian sumber tertulis yang
berkaitan dengan penelitain yang akan dikaji. Sumber tertulis yang akan di
cari tersebut dapat berupa buku literatur, arsip-arsip, artikel, dokumen, dan
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang akan di kaji oleh penulis. Dalam melakukan proses pencarian sumber
tertulis tersebut, penulis mengunjungi perpustakaan yang terdapat di Kota
Bandung dan di Jakarta. Adapun tempat-tempat yang penulis kunjungi
dalam rangka pencarian dan pengumpulan sumber-sumber tertulis adalah
sebagai berikut:
1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia pada tanggal 3
Februari 2014, penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku
Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, Risalah Perjuangan
Kemerdekaan di Daerah Bandung Utara-Karawang Timur dalam
Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949. Sejarah Indonesia Baru
1200-2008, Sejarah Lokal di Indonesia. Selain buku diatas, penulis
juga mendapat sumber berupa skripsi seperti Pertempuran 4
Februari di Ciseupan Kecamatan Tanjung Siang Subang, Konflik
Antara Tentara Indonesia dan Majelis Persatuan Perjuangan
Priangan (MPPP) Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Di Jawa
Barat (1945-1949).
2. Perpustakaan Daerah Jawa Barat pada tanggal 29 Oktober 2013,
penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku Bandung Lautan
Api.
3. Perpustakaan Pribadi Batu Api pada tanggal 20 Desember 2013,
penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku Peringatan
Setahoen Peristiwa Bandoeng, Sedjarah Djawa Barat Suatu
Tanggapan.
3. Perpustakaan Universitas Indonesia pada tanggal 6 Februari 2014,
penulis mendapatkan sumber literatur berupa buku Sejarah Daerah
Jawa Barat, Sejarah Revolusi Kemerdekaan Rakyat Jawa Barat.
4. Perpustakaan Sejarah TNI pada tanggal 12 Februari 2014, penulis
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Kemerdekaan Jilid II Diplomasi atau Bertempur, Memenuhi
Panggilan Tugas Jilid II: Kenangan Masa Gerilya.
5. Koleksi Pribadi Keluarga Sukanda Bratamanggala pada tanggal 18
Agustus 2014, penulis mendapatkan catatan-catatan yang ditulis oleh
Sukanda Bratamanggala selama hidupnya.
Adapun juga dari koleksi Pribadi diantaranya adalah Raden Mas Sewaka
yang berjudul Tjorat – Tjaret dari djaman ke djaman, Disjarah VI/
Siliwangi yang berjudul Siliwangi dari masa ke masa, John R.W. Smail
yang berjudul Bandung Awal Revolusi 1945-1946, Dr. A.H Nasution yang
berjudul Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 1: Kenangan Masa Muda dan
Sekitar Perang Kemerdekaan Jilid 1: Proklamasi. Anthony Reid yang
berjudul Revolusi Nasional Indonesia, Wild Colin dan Peter Carey yang
berjudul Gelora Api Revolusi, Sebuah Antologi Sejarah.
Selain dari buku literatur, penulis juga mendapatkan sumber tertulis
berupa penelitian terdahulu seperti skripsi dari Supriyanto yang berjudul
Hizbullah Bandung Pada Awal Revolusi 1945-1947 (1986), dan Herman
Effendy yang berjudul Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon
(AMPTT) Bandung pada masa awal revolusi (1993) yang keduanya
merupakan terbitan skripsi dari Universitas Indonesia.
3.3.2.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan
Pengumpulan sumber lisan ini mulai mencari tokoh sejarah atau kerabat
dekat dari pelaku sejarah yaitu misalnya dari sanak keluarganya yang dapat
memberikan informasi untuk menguatkan dari sumber literatur yang
dikumpulkan. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan
beberapa tokoh yang terkait dengan tema skripsi ini. Penggunaan metode
wawancara yang dilakukan oleh peneliti diasumsikan bahwa mungkin masih
ada tokoh yang terlibat dalam pertempuran di Bandung Utara atau ada
kerabat dari tokoh yang akan di teliti yang masih hidup dan bersedia untuk
berbagi informasinya untuk melengkapi hasil kajian yang akan penulis
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara pada penggolongannya terbagi menjadi dua jenis yaitu
wawancara yang berstruktur atau berencana yaitu wawancara yang
berdasarkan pada pedoman wawancara yang terdapat dalam instrument
penelitian terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan
disusun sebelumnya dengan maksud untuk mengontrol dan mengukur isi
wawancara agar tidak menyumpang dari pokok permasalahan. Wawancara
yang tidak terstruktur atau tidak terencana adalah wawancara yang tidak
mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari suatu daftar pertanyaan dengan
susunan kata-kata dan tata urut yang tetap yang harus dipatuhi peneliti
(Koentjaraningrat, 1994:138).
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara langsung,
yaitu dengan mendatangi ke tempat tinggal narasumber setelah adanya
kesepakatan mengenai waktunya. Narasumber yang diwawancara oleh
peneliti adalah Ibu Herry Rochwati Bratamanggala (Ceu Heyi) yang berusia
62 tahun merupakan anak kandung dari tokoh militer yaitu Sukanda
Bratamanggala yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini. Dengan
dilakukannya wawancara ini bertujuan untuk menggali biografi dari tokoh
Militer Sukanda Bratamanggala yang tidak tercantum sebelumnya di
beberapa sumber literatur sehingga dengan informasi yang peneliti dapatkan
dengan melalui wawancara ini dapat menguatkan sumber literatur.
3.3.2.2 Kritik Sumber
Setelah menyelesaikan tahap pertama yaitu tahap pencarian sumber atau
Heuristik yang tertulis baik berbentuk buku, arsip, dan artikel, maka
selanjutnya masuk ke tahap kedua yaitu tahap kritik. Pada tahap kritik ini
dapat diartikan juga sebagai proses menilai sumber dan menilai kesesuaian,
keterkaitan, dan keobjektivitasannya, dari berbagai sumber yang berhasil
didapatkan dan dikumpulkan berdasarkan dengan masalah yang akan di
teliti.
Setelah melakukan kegiatan pengumpulan sumber (heuristic), langkah
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
melakukan kritik terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh, baik
sumber utama maupun sumber penunjang lainnya. Kritik sumber dilakukan
karena sumber-sumber yang diperoleh tidak dapat diterima begitu saja oleh
peneliti dan tidak semua sumber memiliki tingkat kebenaran yang sama.
Fungsi kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannya dengan tujuan sejarawan
itu untuk mencari kebenaran (truth). Sejarawan selalu dihadapkan dengan
kebutuhan untuk membedakan apa yang benar dan apa yang tidak benar
(palsu), apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil.
(Sjamsuddin, 2007:131). Dalam metode historis, kritik sumber terbagi
kedalam dua macam yaitu kritik internal dan eksternal.
3.3.2.2.1 Kritik Eksternal
Kritik eksternal merupakan cara melakukan klasifikasi atau
pengujian dilihat dari aspek luarnya. Kritik eksternal ialah suatu
penelitian atas asal usul dari sumber suatu pemeriksaan atas catatan atau
peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang
mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal
mulanya sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak
(Sjamsuddin, 2007: 134)
Pada tahap kritik eksternal, peneliti menggunakan tiga rumusan
dalam melakukan kritik sumber, seperti yang diungkapkan oleh Ismaun
(2005: 50) bahwa kritik eksternal bertugas untuk menjawab tiga
pertanyaan mengenai sumber:
1. Apakah sumber itu memang sumber yang kita kehendaki?
2. Apakah sumber itu asli atau turunan?
3. Apakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah?
Dalam melakukan kritik eksternal terhadap sumber-sumber tertulis
yang berupa buku-buku, peneliti mengklasifikasikannya dari aspek latar
belakang penulis buku tersebut untuk melihat keotentitasannya
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan membuat tingkat kepercayaan terhadap isi buku akan semakin
tinggi. dalam kritik eksternal peneliti juga memperhatikan tahun terbit
sumber, beberapa buku yang peneliti gunakan memiliki tahun terbit yang
dekat dengan waktu terjadinya peristiwa. Serta dari segi penulisan pun
terdapat kecenderungan isi yang akan dibahas itu menjelaskan kearah
mana seperti contoh dalam bukunya DisjarahDAM VI/SIliwangi (1979)
yang dikeluarkan oleh kalangan militer yang berjudul Siliwangi dari
Masa ke Masa yang menceritakan berbagai pertempuran yang terjadi di
Indonesia khususnya di Bandung dengan sudut pandang lebih fokus
kedalam peranan militer atau juga dari bukunya Sumantri (1995) yang
berjudul Risalah Perjuangan Kemerdekaan Di Daerah Bandung Utara –
Karawang Timur dalam Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949
Karena penulis seorang tokoh veteran maka isi dari tulisannya berisi
tentang perjuangan yang dilakukan oleh kelompok militer. Berbeda
dengan bukunya Kosoh S (1994) yang berjudul Sejarah Daerah Jawa
Barat. Kosoh S merupakan penulis dari kalangan peneliti sehingga
penulisan yang ditulis oleh beliau isinya bersifat secara umum.
3.3.2.2.2 Kritik Internal
Pada tahap ini lebih dimaksimalkan lagi dalam meneliti sumber
tertulis ini. Adapun sumber – sumber tertulis ini adalah buku – buku,
artikel, arsip, dan dokumen – dokumen. Kritik yang dilakukan dalam
sumber tertulis ini adalah kritik Internal. Kritik Internal menurut
Sjamsuddin (2007) adalah suatu cara pengujian yang dilakukan terdapat
aspek dalam, yaitu isi dan sumber. Hal ini didasarkan atas penemuan dan
penyelidikan yang bahwa arti sebenarnya kesaksian itu harus dipahami
sedangkan kredibilitias saksi harus ditegakkan. Oleh karena itu, sumber
itu harus memiliki kredibilitas yang tinggi.
Dalam kritik internal ini seluruh sumber sejarah yang digunakan
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
dipilih sesuai dengan tujuan penelitian. Informasi yang didapatkan dari
buku satu ini dibandingkan dengan buku yang lainnya sehingga dapat
fakta-fakta yang saling melengkapi dari berbagai buku yang telah
dibandingkan dan dari fakta tersebut dapat digunakan untuk mengkaji
pokok permasalahan yang akan penulis ambil.
Pada kritik internal ini, penulis mencoba untuk membandingkan
beberapa hasil temuan berupa sumber literatur dan
mengklasifikasikannya berdasarkan konsep yang telah disusun oleh
penulis. Seperti peristiwa yang terjadi di Bandung Utara menurut
beberapa penulis seperti Nina Herlina Lubis (2003) yang berjudul
Sejarah Sunda Jilid II, sedangkan sumber pembandingnya adalah Kosoh
dkk. (1994) yang berjudul Sejarah Daerah Jawa Barat, Tim Penerangan
Umum Badan Penelitian Jawa Barat (1972) yang berjudul Sejarah Djawa
Barat Suatu Tanggapan, serta Edi S Ekajati (1980) yang berjudul
Sejarah Revolusi Kemerdekaan Rakyat Jawa Barat pada dasarnya dari
perbandingan buku diatas menjelaskan peristiwa yang terjadi di Bandung
secara umum dijelaskan cukup memberikan informasi dimulai dari
masuknya sekutu ke kota Bandung hingga terjadi beberapa pertempuran
di Bandung khususnya di Bandung Utara. Peranan militer dan sipil dalam
isi buku itu menggambarkan bagaimana perjuangannya yang gigih untuk
mempertahankan kemerdekaan walaupun informasi dari isi buku diatas
kurang mendetail. Kemudian isi buku diatas dibandingkan lagi dengan
buku yang ditulis oleh Disjarahdam VI/ Siliwangi (1979) yang berjudul
Siliwangi dari masa ke masa, A.H Nasution yang berjudul Sekitar
perang kemerdekaan jilid 2 Diplomasi atau bertempur, Jilid 3 yaitu
Diplomasi sambil Bertempur, dan Memenuhi Panggilan Tugas Jilid 1
mengenang Masa Muda yang membahas tentang bagaimana peristiwa
pertempuran yang terjadi di Bandung Utara setelah masuknya tentara
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari beberapa buku diatas sehingga buku tersebut dapat dipergunakan
dalam penulisan skripsi ini.
Berdasarkan dari hasil kritik internal yang telah dilakukan oleh
peneliti ini, terdapat kesesuaian dari pendapat penulis sumber, meskipun
latar belakang, bidang keilmuan penulis berbeda. Kesamaan pendapat
dari satu sumber dengan sumber lainnya adalah kemungkinan yang bisa
diperoleh dengan tindakan kritik internal.
Selain membandingkan dari sumber literatur, dalam kritik internal
ini penulis mencoba untuk melakukan kritik terhadap sumber lisan
dengan dinilai dari informasi yang dihasilkan oleh hasil wawancara.
Selain dari penilaian dari informasi yang disampaikan, penulis juga
melakukan cek informasi terhadap narasumber terkait dengan hubungan
antara narasumber dengan tokoh sejarah yang diteliti.
3.3.3 Interpretasi
Interpretasi merupakan tahap memberikan penafsiran mengenai data dan
fakta yang telah dikumpulkan oleh penulis. Kegiatan interpretasi ini tidak
terpisahkan melainkan bersamaan (Sjamsuddin, 2007:155). Pada tahap ini,
fakta-fakta yang telah dikumpulkan oleh penulis ini dipilih dan diklasifikasikan
sesuai dengan permasalahan yang dikaji sehingga dapat menjawab
permasalahan yang diajukan dalam Bab I. Fakta-fakta yang telah dikumpulkan
ini kemudian saling dihubungkan satu dengan lainnya, sehingga fakta tersebut
tidak berdiri sendiri dan menjadi satu rangkaian peristiwa yang saling
berkaitan. Setelah fakta tersebut dapat dihubungkan dengan fakta yang lainnya
maka rangkaian fakta tersebut diharapkan dapat merekonstruksi peristiwa
sejarah yang ada di Bandung Utara pada tahun 1945-1949 dan menggambarkan
bagaimana peranan tokoh militer dan sipilnya.
Dalam tahap penafsiran ini, penulis berusaha untuk menyortir atau
memilah-milah fakta-fakta yang telah penulis kumpulkan dari berbagai buku
yang sesuai dengan pokok bahasan, dan juga meminimalisir unsur subjektifitas
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
karena itu dalam proses menyortir fakta-fakta yang telah ditemukan ini
dianalisis terlebih dahulu dengan menguraikan sumber-sumber yang
mengandung beberapa kemungkinan, kemudian disintesiskan dengan cara
menyatukan data dan fakta lalu diadakan interpretasi.
Pada proses interpretasi ini, penulis menggunakan pendekatan yang bersifat
interdisipliner. Artinya bahwa ilmu sejarah ini dijadikan disiplin ilmu yang
utama dalam mengkaji permasalahan. Untuk membantu dalam menganalisis
lebih dalam lagi, disiplin ilmu yang utama ini dibantu oleh beberapa disiplin
ilmu lainnya seperti disiplin ilmu sosiologi, dan politik. Dari kedua ilmu
tersebut, penulis dapat menggunakan beberapa istilah seperti pertempuran,
revolusi, militer, sipil, pertempuran dalam membantu untuk mengkaji
perubahan sosial politik di Bandung Utara. Dengan pendekatan ini diharapkan
dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan di
bahas dan mempermudah dalam proses penafsiran.
3.3.4 Historiografi
Langkah ini merupakan tahap terakhir dari keseluruhan prosedur didalam
penelitian. Pada metode historis ini, langkah ini disebut dengan historiografi.
Pada tahap ini, penulis melakukan tulisan akhir sebagai hasil dari tiga tahap
yang sebelumnya seperti heuristik, kritik, dan interpretasi. Untuk memasuki
tahap ini, penulis akan mengerahkan kemampuannya dalam menganalisis dan
pikiran-pikiran kritis seperti menurut Sjamsuddin, (2007) :
“Untuk memasuki tahap ini sejarawan akan mengerahkan segala daya fikirannya dengan fikiran-fikiran yang kritis dan analisisnya. Sehingga pada akhirnya ia harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya ke dalam penulisan yang utuh (Sjamsuddin, 2007: 563).
Laporan hasil penelitian ini disusun secara sistematika yang merujuk kepada
buku pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UPI Bandung.
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
Peranan Sukanda Bratamanggala Dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini yang memuat latar belakang masalah.
Disini penulis memaparkan alasan mengambil judul penelitian Peranan
Sukanda Bratamanggala dan Sewaka Di Bandung Utara Dalam
Mempertahankan Kemerdekaan Tahun 1945-1948 kemudian dengan rumusan
dan batasan masalah, penulis membatasi masalah yang akan dibahas agar fokus
dan tidak melebar ketika dalam pembahasannya. Lalu dibahas juga tujuan
penelitian kemudian manfaat penelitian yang penulis harapkan agar penulisan
skripsi ini memiliki makna dan sistem organisasi skripsi memaparkan
mengenai sistematika penulisan dari skripsi yang akan penulis bahas.
Bab II Kajian Pustaka, dalam bab ini penulis mencoba menguraikan
konsep-konsep yang akan digunakan di Bab IV sebagai turunan dari judul penelitian.
Kemudian penulis juga mencoba untuk memaparkan sumber-sumber literatur
untuk mengkaji masalah yang ada di Bab I dengan mengambil beberapa teori
dan konsep dari sumber literatur baik berupa buku, arsip, maupun artikel yang
membantu dalam menyusun skripsi ini.
Bab III Metode Penelitian, pada bab ini akan dijelaskan mengenai
langkah-langkah serta tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan. Semua prosedur yang
serta tahapan penelitian yang ddimulai dari persiapan penelitian sampai
penulisan hasil temuan ini akan dibahas secara rinci. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan penulis dalam Bab III ini adalah langkah pertama yaitu
heuristik, yaitu pengumpulan sumber-sumber berupa buku, artikel, arsip,
jurnal. Langkah kedua yaitu kritik sumber yang telah didapatkan, baik kritik
secara intern maupun secara ekstern. Kritik intern digunakan dengan
membandingkan isi dari berbagai buku yang telah diperoleh penulis.
Sedangkan kritik ekstern digunakan untuk menilai keotentitas dan integritas
dari sumber yang telah diperoleh. Langkah ketiga yaitu interpretasi atau
penafsiran dari berbagai sumber yang telah di kritik secara intern dan ekstern
sehingga menghasilkan penafsiran dengan hasil sumber yang telah di peroleh.
Mohamad Ully Purwasatria, 2014
menuangkan hasil dari heuristik, kritik dan interpretasi terhadap sebuah
penulisan secara sistematis.
Bab IV Merupakan Uraian dari hasil penelitian, dalam hal ini penulis
mengambil judul Peranan Sukanda Bratamanggala dan Raden Mas Sewaka
Dalam Mempertahankan Kemerdekaan di Bandung Utara. Penulis mulai
menganalisis dan merekonstruksi data dan fakta yang telah diperoleh
dilapangan. Tentunya penulisan bab IV ini disesuaikan dengan rumusan
masalah yang terdapat di Bab I. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai
deskripsi lokasi terjadinya pertempuran, situasi dan kondisi Bandung Utara
pada Tahun 1945-1949, proses perlawanan Sukanda Bratamanggala dan Raden
Mas Sewaka di Bandung Utara terhadap pihak sekutu tahun 1945-1949,
Dampak perlawanan Sukanda Bratamanggala dan Raden Mas Sewaka dalam
mempertahankan Kemerdekaan tahun 1945-1949.
Bab V Kesimpulan, dalam bab ini dituangkan hasil interpretasi dari hasil
penelitian yang telah di bahas. Bab ini bukan sebuah rangkuman, tetapi
merupakan sebuah pemahaman peneliti dalam memecahkan masalah. Setelah
penelitian ini beres, kemudian diajukan kepada pembimbing I dan II.
Daftar Pustaka, merupakan kegiatan yang mencantumkan hasil sumber
tertulis yang telah diperoleh berupa buku, arsip, artikel, jurnal, penelitian
terdahulu. Cara penulisan daftar pustaka berurutan secara alfabetis tanpa no
urut. Sumber tertulis/tercetak yang lebih dari satu baris, ditulis dengan jarak
antar-baris satu spasi, sedangkan jarak antara sumber-sumber tertulis yang
saling berurutan adalah dua spasi.
Lampiran-Lampiran: berisi semua dokumen yang digunakan dalam
penelitian dan penelitian hasilnya menjadi satu karya tulis ilmiah. Untuk
memudahkan pembaca, setiap lampiran diberi no urut sesuai dengan urutan
penggunanya dan diberi judul. Riwayat hidup memuat informasi nama
lengkap, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, prestasi-prestasi yang
pernah dicapai dan ditulis dalam bentuk uraian singkat.