• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU MENYIMPANG DI KALANGAN MAHASISWA MIGRAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERILAKU MENYIMPANG DI KALANGAN MAHASISWA MIGRAN."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU MENYIMPANG DI KALANGAN MAHASISWA MIGRAN

(Studi Kasus di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh Febriana Lisdia

1001979

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran” (Studi Kasus di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(5)

PERILAKU MENYIMPANG DI KALANGAN MAHASISWA MIGRAN

(Studi Kasus di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung)

Oleh Febriana Lisdia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

@ Febriana Lisdia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(6)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

1. Tujuan Umum ... 7

2. Tujuan Khusus ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

1. Manfaat Teoritis ... 8

2. Manfaat Praktis ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan tentang Teori Perilaku Menyimpang ... 10

1. Pengertian Perilaku Menyimpang ... 10

2. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang ... 12

3. Penyebab Perilaku Menyimpang ... 14

4. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang ... 18

5. Macam-macam Perilaku Menyimpang ... 19

B. Tinjauan tentang Mahasiswa Migran ... 20

1. Pengertian Mahasiswa ... 20

(7)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

C. Tinjauan tentang Teori Labeling ... 24

D. Penelitian Terdahulu ... 26

BAB III METODE PENELITAN ... 29

A. Metode dan Desain Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Lokasi Penelitian ... 31

C. Instrumen Penelitian ... 32

D. Prosedur Penelitian ... 33

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 34

1. Teknik Pengumpulan Data ... 34

2. Analisis Data ... 35

F. Validitas Data ... 37

G. Jadwal Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40

1. Profil Kelurahan Gegerkalong ... 40

2. Karakteristik Penduduk Kelurahan Gegerkalong... 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42

1. Bentuk Perilaku Menyimpang yang Terjadi di Kalangan Mahasiswa Migran ... 42

2. Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 50

a. Faktor Penyebab Mahasiswa Migran Tidak Mengikuti Perkuliahan ... 51

(8)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

c. Faktor Penyebab Mahasiswa Migran Minum Minuman

Beralkohol... 57

3. Dampak Perilaku Menyimpang yang Terjadi di Kalangan Mahasiswa Migran ... 63

a. Dampak dari Membolos dalam Perkuliahan ... 63

b. Dampak dari Melakukan hubungan seksual pranikah ... 68

c. Dampak dari Perilaku Minum Minuman Beralkohol ... 71

4. Upaya yang Dilakukan untuk Mencegah Terjadinya Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 76

a. Upaya Mencegah Perilaku Membolos ... 76

b. Upaya Mencegah Hubungan Seksual Pranikah ... 79

c. Upaya Mencegah Perilaku Minum Minuman Beralkohol ... 82

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86

1. Bentuk Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 86

2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 91

3. Dampak Perilaku Menyimpang yang Terjadi di Kalangan Mahasiswa Migran ... 98

4. Upaya yang dilakukan dalam Mencegah Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 102

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. Simpulan ... 106

1. Simpulan Umum ... 106

2. Simpulan Khusus ... 106

B. Saran ... 107

1. Bagi Mahasiswa Migran yang Melakukan Perilaku Menyimpang 107 2. Bagi Orang Tua ... 108

3. Bagi Masyarakat ... 108

(9)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

5. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 109

(10)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Triangulasi dengan Tiga Sumber Data ... 39

(11)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 41

(12)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1.SK Pembimbing Skripsi

2.Surat Permohonan Penelitian

3.Instrument Penelitian

(13)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(14)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Abstract: Deviate Behaviors among Migrant Students. Research results show that 1) the

forms of deviate behaviors that are commonly performed by migrant students in gegerkalong village, sukasari, Bandung, covering; First, they often does not follow classroom activity (truant), Second, sexual relationship pre-marriage and third, alcoholic drinking with other students. 2) Deviate behaviors occurred among migrant students in Bandung due to several factors, including; they think that their personality is usual behavior, low parental controls, the curiosity factor, an escape from the their problems, the same age friends, the environment is not conducive, knowledge of religion, sex and alcohol which are minimal.3) Impacts that occur due to deviate behavior among migrant students in Gegerkalong include; academic achievement decrease, the difficulty in finishing college on time, there are social sanction from the surrounding environment including labeling, material and non-material losses as a result of such acts. 4) the efforts which are being made in preventing this behavior include; the intense of attention, religious education and good moral values from the family, peer support/social control, support from campus and the surrounding communities.

Keywords: Deviate behaviors, Migrant students.

Abstrak: Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Hasil penelitian

menunjukan bahwa 1) Bentuk Perilaku menyimpang yang umumnya dilakukan oleh mahasiswa migran di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung, meliputi;

Pertama, sering tidak mengikuti perkuliahan (membolos), Kedua, hubungan seksual pra

nikah dan Ketiga, penyalahgunaan minum minuman beralkohol dengan para mahasiswa lainnya. 2) Perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan mahasiswa migran di Kelurahan Kota Bandung disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi; kepribadian diri sendiri yang sudah mengangap bahwa perilakunya merupakan hal yang biasa, rendahnya pengawasan orang tua, faktor rasa ingin tahu, pelarian dari masalah yang dihadapi, teman sebayanya, lingkungan yang tidak kondusif, pengetahuan agama, seks dan alkohol yang minim. 3) Dampak yang terjadi akibat adanya perilaku menyimpang yang dilakukan pada kalangan mahasiswa migran dikelurahan Gegerkalong ini meliputi; menurunnya prestasi akademik, sulitnya kuliah selesai tepat waktu, adanya sanksi sosial dari lingkungan sekitar termasuk labeling, kerugian materil dan non materil akibat perbuatannya tersebut. 4) Upaya yang dilakukan dalam mencegah perilaku ini meliputi; perhatian yang intens, pendidikan agama dan moral baik dari keluarga, dukungan teman sebaya/peergroup, pengendalian sosial yang dilakukan oleh pihak kampus maupun masyarakat sekitar.

(15)

1

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kota Bandung menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap individu. Selain kota

pariwisata Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pendidikan. Kota

Bandung memiliki 30 kecamatan dan 153 kelurahan. Kecamatan Sukasari

merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kota Bandung dan terdiri dari

beberapa kelurahan yaitu kelurahan Gegerkalong, kelurahan Isola, kelurahan

Sarijadi, dan kelurahan Sukarasa. Di Kecamatan Sukasari dan sekitarnya terdapat

beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, diantaranya adalah

Univeristas Pendidikan Indonesia (UPI), Telkom University, Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung (STPB), Universitas Pasundan (UNPAS) dan Politeknik

Negeri Bandung (POLBAN). Melihat kondisi tersebut maka banyak pendatang

dari berbagai daerah yang ada di Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya ke

perguruan tinggi di kota Bandung, di Kecamatan Sukasari.

Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar pada perguruan tinggi.

Rentang usia mahasiswa pada umumnya yaitu antara 17 sampai 22 tahun. Pada

masa itu mahasiswa mengalami serangkaian perubahan progresif yang terjadi

sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman atau disebut dengan

perkembangan. Seperti yang dikatakan Van den Daele (dalam Hurlock, 2002,

hlm. 4) bahwa, “perkembangan berarti perubahan kualitatif”. Ini berarti bahwa

perkembangan bukan sekedar penambahan ukuran pada tinggi dan berat badan

seseorang atau kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari

banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Berbagai perubahan dalam

perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan

lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri

adalah sangat penting. Bagaimana manusia mengungkapkan dorongan aktualisasi

diri bergantung pada kemampuan bawaan dan latihan untuk menyesuaikan diri

dengan harapan masyarakat.

(16)

2

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahasiswa pendatang atau lebih sering disebut dengan mahasiswa migran

ini pada umumnya memilih tinggal dengan cara kost. Mahasiswa migran dan kost

adalah hal yang identik. Sejak dulu, khususnya daerah kecamatan Sukasari,

memang sudah banyak yang menuntut ilmu jauh dari daerah asalnya. Banyak

mahasiswa pendatang yang tidak memiliki saudara di tempat perantauan, sehingga

banyak dari mereka menyewa sebuah kamar sebagai tempat tinggal yang sering

kita kenal dengan sebutan kost.

Kehidupan mahasiswa migran berubah ketika mereka memutuskan untuk

merantau dan kost di kota lain. Setelah mereka kost di kota lain, pengawasan

langsung dari orang tua menjadi terbatas, komunikasi sering terjadi lewat telfon,

sesekali mereka pulang ke rumah, sesekali pula orang tua berkunjung. Selain

mereka dituntut untuk menutut ilmu, mereka juga harus mampu hidup mandiri

untuk kelangsungan hidupnya sebagai anak kost. Mereka juga mau tak mau harus

mampu menyesuaikan diri dengan kota tersebut. Dari segi sosial, budaya jelas

berbeda dengan tempat mereka dulu tinggal sehingga butuh waktu bagi mereka

sebagai pendatang untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar

mereka tinggal.

Anak kost lebih memiliki kebebasan dalam melakukan aktivitas apapun

sesuai keinginan hatinya, karena tidak ada pegawasan langsung dari orang tua.

Oleh sebab itu banyak dari orang tua khawatir ketika mereka melepaskan anak

mereka untuk kuliah jauh dan tinggal di kostan. Alasan mereka tidak lain karena

pergaulan zaman sekarang yang sangat rawan dan rentan terjadi pada anak kost

kebanyakan. Jika salah bergaul sedikit, mereka akan terjerumus ke dalam hal-hal

yang berupa penyimpangan. Pada saat ini banyak terjadi penyimpangan yang

dilakukan oleh para remaja, termasuk mahasiswa. Penyimpangan itu sendiri dapat

berupa penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, perkelahian

antarmahasiswa, perilaku seks di luar nikah, homoseks, alkoholisme dan lain-lain.

Data dari hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 33

provinsi dari Januari sampai Juli 2008 menunjukkan 62,7% remaja SMP tidak

perawan. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2009

(17)

3

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yayasan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) menyatakan bahwa 89% remaja tidak

setuju adanya seks pranikah, namun kenyataan yang terjadi di lapangan 82%

remaja punya teman yang melakukan seks pranikah.

Survey yang dilakukan BKKBN tahun 2008 menyebutkan 63% remaja di

beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan seks pranikah, misalnya di

Jabodetabek 51%, Bandung 54%, Surabaya 47%, dan Medan 52%. Tahun 2006,

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyebutkan, pertama

kisaran umur pertama kali yakni 13-18 tahun melakukan hubungan seks. Kedua,

60% tidak menggunakan alat atau obat kontrasepsi. Ketiga, 85% dilakukan di

rumah sendiri.

Kasus remaja yang hamil di luar nikah meningkat signifikan. Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS),

Departemen Sosial Republik Indonesia (Depsos RI) melakukan penelitian tahun

2007, dilakukan di sebuah kota di pulau Jawa. Fakta yang paling menarik disini

adalah melihat fakta populasi yang berdasarkan pendidikan. Antara tahun

2002-2005, remaja (usia 10-24 tahun) yang mengalami kehamilan tidak dikehendaki

terbanyak adalah yang memiliki pendidikan perguruan tinggi alias mahasiswi

(59,22%), remaja yang berpendidikan SMU (17,70%) dan yang paling kecil SMP

(1,63%). Secara keseluruhan, remaja yang hamil di luar nikah terjadi pada tahun

2002 (640 kasus). Kemudian tahun 2004 sebanyak 560 kasus dan tahun 2005 (551

kasus).

Annisa Fondation tahun 2006 melakukan survey hubungan seks pranikah di

kalangan pelajar dan hasilnya ditemukan 42,3% remaja SMP dan SMA di Cianjur

Jawa Barat, pernah berhubungan seks. Makin terbukanya akses informasi

ditambah tekanan dari lingkungan diyakini menjadi penyebab banyaknya remaja

yang melakukan seks pranikah.

Diskusi Kelompok Terarah (DKT) mengumumkan hasil survey tahun

2011 yang difokuskan pada perilaku seksual remaja dan kaum muda berusia 15-25

tahun, yang merupakan hasil wawancara langsung terhadap 663 responden di lima

kota besar di Indonesia yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan

(18)

4

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertinggi terdapat di Bandung diikuti Yogyakarta dan Bali untuk jenis kelamin

paling banyak oleh pria yang berumur 20-25 tahun. Temuan lain dari hasil seks

survey lainnya yakni berdasarkan profesi peringkat tertinggi, responden yang

pernah berhubungan seks di luar nikah di tempati oleh mahasiswa.

Penelitian awal yang dilakukan peneliti di daerah Gegerkalong Kecamatan

Sukasari ada sejumlah tempat kost yang tidak menetapkan batas waktu kunjungan

tamu sehingga memungkin anak kost bebas melakukan hal-hal yang mereka

inginkan. Biasanya lebih banyak tempat kost laki-laki yang bebas tanpa adanya

peraturan sama sekali. Mereka bahkan dibebaskan membawa teman wanitanya

masuk ke dalam kamar kost bahkan menginap. Hal tersebut jelas melanggar nilai

moral dan norma yang berlaku di masyarakat. Namun, tidak semua tempat kost di

wilayah kecamatan Sukasari memiliki peraturan yang longgar masih terdapat

sejumlah tempat kost yang memiliki peraturan yang ketat, seperti adanya batas

jam bertamu dan melarang tamu yang berlainan jenis masuk ke dalam kamar.

Menurut Sudrajat (dalam fitriyah (2010, hlm.25) menambahkan bahwa ada

beberapa jenis penyimpangan sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan

mahasiswa ini misalnya sebagai berikut:

a. Penyimpangan karena menyangkut harta benda seperti pencurian,

manipulasi dan sebagainya;

b. Penyimpangan yang menyangkut fisik manusia sperti tindakan kekerasan,

pengeroyokan, ngebut di jalan umum dan tidak mengindahkan peraturan

lalu lintas;

c. Penyimpangan yang menyangkut ketentraman umum seperti tindakan main

hakim sendiri, penyalahgunaan wewenang, mencaci maki

keyakinan/ kepercayaan orang lain di depan umum, pemerasan;

d. Penyimpangan yang menyangkut harkat dan martabat manusia sejati,

seperti; pemerkosaan, pelacuran, tawuran, ekploitasi.

Dari berbagai jenis penyimpangan sosial yang bisa teridentifikasi inilah

yang marak disaksikan sekarang. Tetapi dari segi jenis dan kualitas serta

intensitasnya adalah ibarat fenomena "gunung es", nampak kecil di puncaknya,

(19)

5

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

justru jauh lebih besar. Sungguh ini sudah bukan menjadi rahasia umum, diketahui

oleh masyarakat secara luas, bahkan sudah menjadi rumor di warung-warung kopi

di pinggir jalan, namun pelanggaran sosial tetap terjadi, sebab kita sangat lemah

dalam pengawasan.

Masyarakat Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung

pada kenyataannya tidak dapat membendung perilaku menyimpang mahasiswa

migran. Hal ini tentu menjadi permasalahan mengapa masih banyak tempat kost di

wilayah Kecamatan Sukasari yang peraturannya tidak tegas. Oleh sebab itu,

perilaku menyimpang terkadang mudah sekali terjadi pada mahasiswa migran

karena masih banyak tempat kost yang memiliki peraturan yang longgar serta

tidak adanya tindak tegas dari elemen masyarakat setempat. Perilaku menyimpang

di kalangan mahasiswa migran tersebut terkadang ada yang bermula karena

kebiasaan mendatangi tempat dugem, sehingga akhirnya menjadi ketagihan.

Alasan mereka datang ke tempat dugem beragam yaitu untuk mengonsumsi

minuman beralkohol, untuk menikmati musik, dan untuk mencari kesenangan.

Akhirnya, banyak dari mereka yang suka dugem tersebut membolos kuliah,

karena mereka pulang ke tempat kost pagi hari dalam keadaan mabuk. Sejalan

dengan uraian tersebut Willis (2010, hlm. 21) menyatakan bahwa :

Perilaku menyimpang dapat berbentuk seperti gejala-gejala yang agresif, sering melakukan pelanggaran dalam seks, mudah marah, sering berbuat curang dan bolos, sering mencuri dengan penipuan, sering merusak barang, sering mengkritik yang berlebihan pada orang lain, sering bertengkar, kejam, gemar menyerang dan memerintah temannya, membalas dendam dengan serangan, suka merampas dan mencuri, suka meniru, lari dari rumah, dan menarik perhatian terlalu berlebihan.

Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi perilaku menyimpang pada

mahasiswa adalah konsep diri yang merupakan pandangan atau keyakinan diri

terhadap keseluruhan diri, baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangan

diri, sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap keseluruhan perilaku

yang ditampilkan. Sejalan dengan uraian tersebut Shavelson & Roger (1982, hlm.

(20)

6

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengalaman dan inteprestasi dari lingkungan, penilaian orang lain, atribut, dan

tingkah laku dirinya.”

Mahasiswa yang kelak akan menjadi tulang punggung bangsa yang

diharapkan di masa depan mampu meneruskan kepemimpinan bangsa ini agar

lebih baik seharusnya menghindari hal-hal, seperti seks bebas dan perilaku

menyimpang lainnya yang dapat merusak diri mereka sendiri. Mereka juga harus

mampu mengendalikan diri dan mengerti mana yang baik dan tidak agar terhindar

dari segala sesuatu yang tidak diinginkan bahkan sampai merusak masa depan

mereka. Oleh sebab itu, permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa

tanpa terkecuali. Dalam mempersiapkan generasi muda yang diharapkan juga

harus dibantu dengan elemen-elemen masyarakat setempat dengan memberikan

peraturan yang tegas agar dapat memberantas perilaku seksual bebas yang terjadi

di kalangan mahasiswa kost khususnya di kelurahan Gegerkalong Kecamatan

Sukasari Kota Bandung. Usaha untuk pencegahan sudah seharusnya terus

dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda, agar lebih bermoral dan lebih

bisa diandalkan untuk kebaikan bangsa ke depan.

Dengan melihat realita di atas maka penulis tertarik untuk menentukan

judul, “Perilaku Menyimpang di kalangan Mahasiswa Migran” (Studi Kasus

di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung)

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Mengacu pada latar belakang sebagaimana dikemukakan di atas, dalam hal

ini yang dimaksud dengan mahasiswa migran ialah mahasiswa yang bertempat

tinggal kost yang berada di wilayah Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari

Kota Bandung. Berbagai permasalahan mengenai perilaku menyimpang yang

umumnya dilakukan oleh sebagian dari mahasiswa migran antara lain; Pertama,

perilaku sering tidak mengikuti perkuliahan atau membolos, Kedua, hubungan

seksual pra nikah. Ketiga, minum minuman beralkohol dengan mahasiswa lain.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor terutama lemahnya pengawasan baik dari

(21)

7

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beberapa tempat kost yang tidak ada pemiliknya sehingga mahasiswa tidak begitu

diawasi mengenai aktivitas kesehariannya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini, yakni

bagaimana gambaran spesifik tentang perilaku menyimpang mahasiswa migran

yang terjadi di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

Selain hal tersebut terdapat masalah khusus antara lain :

1. Bagaimana bentuk perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan

mahasiswa migran?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perilaku

menyimpang di kalangan mahasiswa migran?

3. Apa dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang di kalangan

mahasiswa migran?

4. Upaya apa yang dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang

di kalangan mahasiswa migran?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

spesifik tentang perilaku menyimpang mahasiswa migran yang terjadi di

Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini mempunyai tujuan khusus sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui bentuk perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan

mahasiswa migran.

b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan

terjadinya perilaku menyimpang di kalangan mahasiswa migran.

c. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang

(22)

8

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk mencegah terjadinya

perilaku menyimpang di kalangan mahasiswa migran.

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian dapat dikatakan bermakna apabila mempunyai nilai

kebermanfaatan baik secara teoritis maupun praktis. Sekaitan dengan itu,

berikut penulis uraikan manfaat penelitian ini.

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan sumbangan konsep-konsep

baru, yang diharapkan akan menunjang terhadap pengembangan konsep

pendidikan sosiologi khususnya yang berkenaan dengan perilaku menyimpang

mahasiswa migran.

2. Manfaat Praktis

a. Proses belajar/pelatihan menerapkan konsep/teori/metodologi pada

penelitian ilmiah khususnya yang berkaitan dengan upaya mengamati

tempat terjadinya perilaku menyimpang di kalangan mahasiswa migran.

b. Memberikan informasi terhadap mahasiswa untuk mewaspadai munculnya

perilaku menyimpang di lingkungan tempat kost.

c. Meningkatkan kepedulian masyarakat sekitar terhadap berbagai perilaku

menyimpang mahasiswa migran di tempat kost mereka.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini dibagi menjadi lima bab, sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, merupakan rasional yang menjelaskan pentingnya

penelitian ini dilakukan. Isi dari bab ini meliputi; a) latar belakang

penelitian, b) identifikasi dan perumusan masalah, c) tujuan

penelitian, d) manfaat penelitian dan e) struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, merupakan gambaran berbagai konsep, generalisasi

dan teori yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian. Isi

(23)

9

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinjauan tentang perilaku menyimpang; c) tinjauan tentang teori

labeling; d) karakteristik mahasiswa migran.

Bab III Metodologi Penelitian, merupakan penjelasan yang rinci mengenai

metode penelitian yang digunakan. Isi dari bab ini meliputi; a)

lokasi dan subjek penelitian, b) desain penelitian dan justifikasi

penggunaan desain penelitian, c) metode penelitian dan justifikasi

penggunaan metode tersebut, d) definisi operasional yang

dirumuskan untuk setiap variabel, e) instrumen penelitian, f) teknik

pengumpulan data, dan g) teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, merupakan gambaran data yang

diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis menggunakan

berbagai teori yang relevan. Isi dari bab ini meliputi; a) profil lokasi

penelitian, b) hasil penelitian, dan c) analisis hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran, merupakan jawaban dari aspek yang diteliti.

(24)

29

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (dalam

Mulyana, 2002, hlm. 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Metodologi dipengaruhi

atau berdasarkan perspektif teoritis yang digunakan untuk melakukan penelitian,

sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau

interpretasi yang memungkinkan penulis memahami data dan menghubungkan

data yang rumit dengan peristiwa situasi lain.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

kualitatif, sesuai dengan masalah yang diteliti berupa fenomena sosial atau

manusia.

Mengenai penelitian kualitatif, Nasution (2003, hlm. 18) berpendapat

bahwa:

Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan yang bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan peneliti bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test.

Selanjutnya Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010, hlm. 3) mengemukakan

bahwa “kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat

diamati.”

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian dengan desain kualitatif sifat data yang dikumpulkan bercorak

kualitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur, situasi lapangan bersifat

“natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan

eksperimen atau test sehingga data hasil penelitian disajikan dalam bentuk

deskriptif.

(25)

30

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi tentang perilaku menyimpang mahasiswa migran menggunakan

metode kualitatif karena mengingat subjek yang akan diteliti merupakan gejala

sosial, dimana situasi lapangan bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test, sifat data yang

dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan

alat-alat pengukur. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang atau pelaku yang dapat diamati.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus,

alasannya metode ini dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap

suatu daerah atau subjek tertentu yang terjadi di dalam kelompok masyarakat,

menurut Suharsimi Arikunto (1998, hlm. 115) berpendapat bahwa:

Ditinjau dari lingkup wilayahnya, penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun, mengaplikasikannya dan menginterprestasikannya.

Menurut pendapat Lincoln dan Guba (Mulyana, 2002, hlm. 102)

keistimewaan penelitian studi kasus sebagai berikut:

1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi peneliti emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang teliti.

2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.

4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga kepercayaan (trustworthiness).

5. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.

6. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Jadi dalam penelitian studi kasus ini subjek yang diteliti sempit, tetapi

ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus lebih mendalam. Studi tentang

Perilaku Menyimpang Mahasiswa Migran menggunakan metode studi kasus,

(26)

31

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mahasiswa migran yang berada di Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari

Kota Bandung. Ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus lebih

mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang

aktual dengan mengumpulkan data-data, menyusun, mengaplikasikan dan

menginterprestasikan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari

Kota Bandung, karena di lokasi ini banyak terdapat tempat kost yang di tempati

para mahasiswa migran.

2. Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif memerlukan data-data atau informasi dari berbagai

sumber yang dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk

itu harus ditentukan subjek penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi

tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm. 32) bahwa: “dalam

penelitian kualitatif, yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat dijadikan

informasi.” Sampel berupa peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering

sampel berupa responden yang dapat diwawancari. Sampel dipilih secara

purposive bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering responden dimintai untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan

kemudian responden ini dimintai pula menunjuk orang lain, dan seterusnya. Cara

ini sering disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial dan

berurutan.

Jadi subjek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang

menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih

secara purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Berdasarkan uraian di atas, maka

yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Mahasiswa migran yang kost di Kelurahan Gegerkalong, khususnya di

Rukun Warga Gegerkalong Girang dan Gegerkalong Tengah

Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Dalam hal ini mahasiswa migran

(27)

32

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di rumah kost serta pernah dan masih melakukan perilaku menyimpang

yakni AH, AF, DQ, AH, SF.

b. Aparat pemerintahan yang diwakili oleh Ketua RT/RW Gegerkalong

Girang dan Gegerkalong Tengah di wilayah Kelurahan Gegerkalong

Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Hal ini didasarkan bahwa Ketua

RT/RW sebagai ketua sudah tentu mengetahui secara gamblang

fenomena yang terjadi di masyarakat terutama mengenai kemungkinan

adanya perilaku menyimpang mahasiswa migrant yakni SF seorang

mahasiswi.

c. Masyarakat sekitar tempat kost, karena setiap harinya tentu mengetahui

keseharian mahasiswa di sekitar rumah mereka sehingga dapat

memberikan informasi mengenai kemungkinan adanya perilaku

menyimpang mahasiswa migran yakni RF seorang tokoh masyarakat.

C. Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen utama. Peneliti

merupakan pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya

menjadi pelopor hasil penelitiannya. Peneliti berperan sebagai observer as

participant. Peneliti sebagai instrumen peneliti ini sangat menentukan kelancaran,

keberhasilan, hambatan, atau kegagalan dalam upaya pengmpulan data. Peneliti

sebagai instrumen harus berupaya menerapkan rambu-rambu, yaitu peneliti harus

memahami latar belakang penelitian, mempersiapkan diri, meyakini hubungan di

lapangan dan melibatkan diri untuk mengumpulkan data. Dengan demikian dalam

penelitian ini peneliti berupaya semaksimal mungkin memahami, mendalami, dan

menerapkan rambu-rambu yang telah dikemukakan tersebut agar tujuan penelitian

dapat dicapai secara maksimal. Selain itu perlu ada juga instrumen pembantu

seperti pedoman wawancara dan pedoman observasi.

D. Prosedur Penelitian

Sebelum Penelitian dilaksanakan, penulis melakukan persiapan-persiapan

baik secara teknis maupun secara administrasi. Adapun persiapan yang dilakukan

sebagai berikut :

(28)

33

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tahap pra penelitian ini, hal pertama yang dilakukan peneliti

adalah memilih dan menentukan lokasi penelitian. Maksudnya adalah

untuk menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian dengan

objek atau tempat penelitian, lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti

adalah di Kecamatan Sukasari Kota Bandung fokus penelitian di

Gegerkalong Girang, Gegerkalong Tengah.

Kemudian setelah ditetapkan fokus penelitian yang akan menjadi

objek, tahap berikutnya adalah pra penelitian, yang dilakukan dengan

melakukan studi pendahuluan melalui teknik observasi dengan melihat

kondisi sekitar lokasi penelitian.

2. Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrumen, p

eneliti laksanakan setelah mendapat persetujuan proposal dari pembimbing

skripsi. Dalam penyusunan instrumen, peneliti melaksanakan bimbingan

dengan kedua pembimbing yang telah di tunjuk oleh Prodi Pendidikan

Sosiologi UPI. Dengan adanya instrumen penelitian (pedoman wawancara)

penulis berharap data yang diperoleh akan lengkap, selain akan

memperoleh hasil pemaparan dari narasumber (mahasiswa mgran) juga

diharapkan akan memperoleh data yang lebih mendalam dari RT/RW,

penghuni kost dan masyarakat sekitar kost.

3. Perizinan penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian ke lapangan, peneliti harus

menempuh prosedur perizinan penelitian, hal ini dilakukan agar penelitian

yang dilaksanakan mendapatkan legalitas. Adapun perijinan yang

ditempuh, sebagai berikut:

a. Mengajukan permohonan ijin mengadakan penelitian kepada Prodi

Pendidikan Sosiologi untuk mendapat rekomendasi yang akan

disampaikan kepada Pembantu Dekan 1 Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial yang secara kelembagaan mengatur segala

(29)

34

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Setelah itu Pembantu Dekan 1 Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial mengeluarkan surat permohonan izin penelitian

kepada Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Pemberdayaan

Masyarakat Kota Bandung.

4. Pelaksanaan penelitian

Setelah melaksanakan pra penelitian, kemudian menempuh

prosedur perizinan untuk penelitian, pada tahap berikutnya peneliti

memulai untuk terjun ke lapangan dalam rangka memulai penelitian.

Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari

responden.

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan, meliputi kegiatan

pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indra. Menurut Nasution (2003, hlm. 56).

Data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasisosial serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi. Data itu diperoleh berkat adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung.

Dalam melakukan penelitian, penulis mengamati langsung fenomena

perilaku menyimpang mahasiswa migran di wilayah Sukasari. Hal ini

dimaksudkan agar ketika melakukan wawancara serta kajian literature dapat

memahami masalah yang terjadi serta adanya ketersambungan pemikiran dengan

realita yang dilihat dan didengar. Dengan demikian, akan mempermudah dalam

menganalisis masalah yang terjadi.

b. Wawancara

Untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang diperlukan oleh penulis

maka digunakan teknik wawancara, karena masalah yang dibahas dalam

penelitian ini merupakan fenomena sosial sebagai mana yang dijelaskan oleh

(30)

35

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukanpertanyaan dan terwawancara interviewer yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam peneliti ini adalah jenis

wawancara tak terstruktur. Hal ini sejalan dengan penjelasan Mulyana (2001, hlm.

181) bahwa “wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaannya

dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat

wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.” Adapun

hal-hal yang akan penulis wawancarai kepada responden yaitu mengenai perilaku

keseharian mahasiswa migran apakah menyimpang atau tidak, faktor-faktor apa

sajakah yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang tersebut, apa dampak

yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang tersebut, dan upaya apa yang

dilakukan masyarakat setempat untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang

tersebut.

Peneliti akan mewawancari pihak-pihak yang terkait, seperti mahasiswa

migran, penghuni kost, masyarakat di sekitar tempat kost, Ketua RT/RW untuk

mendapatkan informasi yang lebih menyeluruh sehingga dapat diambil benang

merahnya. Peneliti mencoba untuk lebih berbaur terhadap beberapa pihak untuk

mendapatkan informasi yang lebih mendalam.

2. Analisis Data

Menurut Moleong (2000, hlm. 103), “analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data”.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data

kualitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum masuk

lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini

Nasution dalam Sugiyono (2005, hlm. 89) menyatakan:

(31)

36

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Sugiyono (2005, hlm. 96), berkenaan teori grounded ini beliau

berpendapat : “Teori Grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif,

berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui

pengumpulan data yang terus-menerus,”

Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama

proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Miles and

Huberman (1984) dalam Sugiyono (2005, hlm. 91), mengemukakan bahwa :

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data yaitu data reduction, data

display,dan conclusion drawing/verification.

Penulis dalam menganalisis data penelitian, mengikuti langkah-langkah

analisis model Miles dan Huberman (1984) yaitu :

1) Data Reduction (Reduksi Data)

Menurut Sugiyono (2005, hlm. 92), “mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, diccari

tema dan polanya”. Pada tahap reduksi data, penulis menganalisis data yang

diperoleh selama dilapangan melalui wawancara, studi dokumentasi, studi

kepustakaan, dan observasi. Data yang diperoleh oleh penulis dari lapangan ini

jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci yaitu dengan

cara merangkum dan mengelompokkan data sejenis yang sesuai dengan sub-sub

masalah yang penulis bahas dalam penelitian ini. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila

diperlukan.

2) Data Display (Penyajian Data)

Pada penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Millas

and Huberman dalam Sugiyono (2005, hlm. 92) menyatakan: “the most frequent from off display data for qualitative research data in the past has been narrative

(32)

37

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Pada tahap ini penulis

menganalisis data dengan meyajikan data di lapangan yang telah direduksi dalam

bentuk teks yang bersifat naratif untuk menjawab sejumlah permasalahan yang

menjadi fokus penelitian

3) Conclusion Drawing/Verification

Menurut Sugiyono (2005, hlm. 92) langkah ini yaitu berupa:

Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan akan kredibel.

Pada tahap ini penulis berusaha menganalisis hasil display data, sehingga

penulis dapat menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti sekaligus

dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

F. Validitas Data

Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak

memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh karena itu menurut Nasution (1996:

114-118) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil

penelitian dapat dipercaya, antara lain; memperpanjang masa observasi,

pengamatan terus-menerus, triangulasi, menggunakan bahan referensi, dan

melakukan member check.

1. Memperpanjang masa observasi

Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu untuk betul-betul

mengenal suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang

waktu penelitian dengan cara mengadakan hubungan baik dengan orang-orang

disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran

informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan

dalam penelitian ini.

(33)

38

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau kontinu

peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terinci dan mendalam.

Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang

terinci mengenai apa yang sedang diamatinya.

3. Triangulasi

Untuk memeriksa keabsahan data diperlukan triangulasi. Sugiyono

(2009:372) menjelaskan bahwa dalam pengujian kredibilitas terdapat berbagai

sumber, berbagai cara dan berbagai waktu. Berikut ini adalah bagan triangulasi

sumber, triangulasi cara, dan triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini

Gambar 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber Data

[image:33.595.111.521.273.702.2]

Sumber : Sugiyono (2009:373)

Gambar 3.2

Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data

Sumber : Sugiyono (2009:374)

4. Menggunakan bahan referensi

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran

data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara Minggu ke-II

Minggu ke-I

Minggu ke-III

Minggu ke-II Masyarakat Sekitar

Mahasiswa Migran yang

kost

Aparat Pemerintahan Kelurahan Gegerkalong

[image:33.595.112.523.324.474.2]
(34)

39

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan subjek penelitian atau bahan dokumentasi yang diambil dengan cara tidak

mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang

didapatkan memiliki validitas yang tinggi.

5. Mengadakan member check

Salah satu cara yang sangat penting ialah melakukan member check pada

akhir wawancara dengan menyebutkan garis besarnya dengan maksud agar

responden memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang masih

kurang.

G. Jadwal Penelitian

Suatu penelitian yang baik dapat terlaksana apabila dilakukan sesuai

dengan agenda atau jadwal yang telah disusun sebelumnya, karena itu sebagai

acuan dalam melakukan penelitian penulis menyusun jadwal penelitian yang

dimulai dari tahap pengajuan usulan penelitian (proposal), penyusunan skripsi per

bab, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan hasil penelitian, sampai pada

evaluasi hasil penelitian (ujian sidang) dan wisuda. Secara jelas jadwal penelitian

[image:34.595.108.523.498.752.2]

yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agustus Sep

1 Pra penelitian

2 Penyusunan proposal

3 Penyusunan Bab I

4 Penyusunan Bab II

5 Penyusunan Bab III

6 Penelitian lapangan

7 Penyusunan Bab IV

8 Penyusunan Bab V

9 Penyempurnaan Skripsi

10 Sidang

11 Revisi Pasca Sidang

(35)

40

Febriana Lisdia, 2014

(36)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa fenomena perilaku menyimpang yang terjadi pada

Kalangan Mahasiswa Migran di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari

Kota Bandung ini merupakan perilaku yang dinilai oleh mahasiswa atau

masyarakat sebagai suatu kelainan karena dilakukan hanya oleh beberapa

mahasiswa saja, perilaku ini jelas melanggar aturan dan norma yang berlaku di

masyarakat dan bahkan bisa terjerumus ke arah tindakan kriminal.

2. Simpulan Khusus

a. Bentuk Perilaku menyimpang yang umumnya dilakukan oleh mahasiswa

migran di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung,

meliputi; Pertama, sering tidak mengikuti perkuliahan (membolos),

Kedua, hubungan seksual pra nikah dan Ketiga, penyalahgunaan minum

minuman beralkohol dengan para mahasiswa lainnya. Semuanya

merupakan tingkah laku/tindakan mahasiswa bersifat anti sosial,

melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam

masyarakat.

b. Perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan mahasiswa migran di

Kelurahan Kota Bandung disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi;

kepribadian diri sendiri yang sudah mengangap bahwa perilakunya

merupakan hal yang biasa, rendahnya pengawasan orang tua, faktor rasa

ingin tahu, pelarian dari masalah yang dihadapi, teman sebayanya,

lingkungan yang tidak kondusif, pengetahuan agama, seks dan alkohol

yang minim.

c. Dampak yang terjadi akibat adanya perilaku menyimpang yang dilakukan

pada kalangan mahasiswa migran dikelurahan Gegerkalong ini meliputi;

(37)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertama dampak dari perilaku menyimpang seringnya tidak mengikuti

perkuliahan yakni menurunnya prestasi akademik, sulitnya kuliah selesai

tepat waktu, adanya sanksi sosial dari lingkungan sekitar termasuk

labeling, kerugian materil dan non materil akibat perbuatannya tersebut.

Kedua, dampak dari perilaku menyimpang melakukan hubungan seksual

pranikah yakni hamil di luar nikah, sanksi sosial di lingkungan

perkuliahan dan masyarakat, terbengkalainya perkuliahan, penyakit

kelamin dan aborsi. Ketiga, adanya efek ketergantungan dari minuman

alkohol yang mengakibatkan pelaku atau mahasiswa ini mengarah kepada

alkoholisme, selain itu kebiasaan ini membuat pola kehidupan yang tidak

teratur, selanjutnya gangguan kepribadian seperti menjadi mudah

tersinggung dan kurang perhatian terhadap lingkungan sering menunjukan

kecenderungan marah dan sikap agresi, dan terakhir membuat suatu

kelompok tertentu khususnya bagi mahasiswa yang sering melakukan

kebiasaan minum minuman beralkohol.

d. Upaya yang dilakukan dalam mencegah perilaku ini meliputi; perhatian

yang intens, pendidikan agama dan moral baik dari keluarga, dukungan

teman sebaya/peergroup, pengendalian sosial yang dilakukan oleh pihak

kampus maupun masyarakat sekitar.

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa Migran yang Melakukan Perilaku Menyimpang

a. Kepada para mahasiswa migran yang melakukan perilaku menyimpang

agar lebih bisa mengontrol dirinya dalam pergaulan sehari-hari, walaupun

berada dalam lingkungan kostan dan jauh dari pengawasan orang tua.

b. Jangan menganggap perilaku menyimpang sesuatu yang biasa saja tetapi

menyikapi hal tersebut secara tegas tanpa mengurangi rasa saling

menghargai kepada teman-temannya.

c. Mulai mencoba berhenti melakukan perilaku menyimpang yang masih

dilakukan saat ini secara perlahan dan menjaga kepercayaan dari orang

(38)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah diberikan penuh kepadanya. Terlebih untuk menghargai

dirinya sendiri agar tidak selalu merasa bersalah akan pengalaman

terdahulunya tentang perilaku menyimpang yang telah diperbuat.

2. Bagi Orang Tua

a. Perlu adanya komunikasi yang intens (terus-menerus) dengan anak, serta

memantau segala perkembangan dalam aktivitas perkuliahan terlebih

memberikan kepercayaan dan tanggung jawab.

b. Perlu ada pengontrolan lebih lanjut supaya anak bisa mengambil

keputusan yang kurang tepat. Meskipun resiko mempunyai seorang anak

yang jauh dari pantauan orang tua memang menjadi tanggung jawab yang

ekstra bagi para orang tua agar tidak terjerambab kepada pergaulan yang

salah.

3. Bagi Masyarakat

a. Perlu adanya peraturan dan sikap tegas dari masyarakat, karena sampai

saat ini masih minimnya kepedulian masyarakat setempat tentang adanya

tempat kost yang menjamur di kalangan warga sekitar kampus yang

mengakibatkan aturan-aturan tempat yang ada menjadi lebih kendur

bahkan tidak ada. Sehingga bagi para pendatang seperti mahasiswa yang

kost menjadikannya hal tersebut salah satu peluang untuk melakukan

hal-hal negatif dengan leluasa.

b. Adanya komunikasi antar warga yang baik dan menumbuhkan kembali

norma-norma yang ada serta kepedulian antar sesama bisa meminimalisir

terjadinya perilaku menyimpang yang ada disekitar lingkungan

masyarakat.

4. Bagi Pemerintah

Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap

perilaku menyimpang yang terjadi pada kalangan mahasiswa dan memberikan

hukuman yang tegas bagi pelakunya, sehingga diharapkan mereka tidak

mengulangi tindakan tersebut.

(39)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu ada kajian lebih lanjut mengenai perilaku menyimpang lainnya yang

masih belum diteliti khususnya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

kalangan mahasiswa migran.

(40)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku

Andito. 2005. Gerakan Mahasiswa, So Whatn Gitu L0?. Makalah Pada Diskusi

Membedah Ideologi Gerakan Mahasiswa. Lembaga Diskusi Mahasiswa

Universitas Padjajaran Bandung, 28 Mei 2005

Apudin. 2005. Mahasiswa dan Masyarakat. Buletin Socius Edisi 1, Januari 2005.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Balai Pustaka. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dirdjosisworo, Soedjono. 1994. Hukuman Dalam Perkembangan Hukum Pidana

Tarsito. Bandung.

Faisal, Sanapiah. (2010). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Gie, S H. 2005. Catatan seorang Demonstran. Jakarta: Pustaka LPJES Indonesia.

Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan. Surabaya : Erlangga

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatab Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Kartono, K. (2011). Patologi Sosial Jilid 1. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung : Indydec Press.

Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA

Maryati, K. & Suryawati, J. (2001). Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:

Esis.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, D. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

(41)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2002

Prasetyo, B. dan Jannah, L . (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta

Santosa, S. (2004). Dinamika Kelompok. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Santrock, J.W (2005). Psikologi Remaja: PT. Raja Grafindo Persada

Saptono. dan Suteng S. (2006). Sosiologi Untuk Kelas X. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama

Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Setiadi, E. dan Kolip, U. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Simandjuntak, B. (1981). Pengantar Kriminologi dan Patologi sosial. Bandung:

Tarsito.

Siswoyo. Dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Soekanto, Soerjono. (2009). Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga,

Remaja dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. (edisi revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Surbakti, E.B. (2008). Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Susantoro, A.A. 1990. Sejarah Pers Indonesia. Jakarta.

Turner, B. 2010. Kamus Sosiologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Willis, S. (2010). Remaja & Masalahnya. Bandung: Alfabeta

Sumber Jurnal dan Penelitian

Amrillah, 2006, Perilaku Seksual Wabal Di Tinjau Dari Kualitas Komunikasi

(42)

Febriana Lisdia, 2014

Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Arliani, S. (2013). Fenomena Hubungan Seksual Pranikah Pada Kalangan Anak

Kost di Gegerkalong Bandung. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Harmono, E. (2011). Pengaruh Permainan Game Online Terhadap Perilaku

Menyimpang Moral Anak. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Shavelson, B.J. & Roger, B. 1982. Self-Concept: The Interplay of Theory Methods. Journal of educational Psychology, Vol. 72, No. 1, p.3-17

Suharti, N. (2011). Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membina

Karakter dan Mencegah Munculnya Perilaku Menyimpang di Kalangan Siswa. Skripsi UPI tidak diterbitkan.

Widhia. Y. (2013). Self-esteem wanita dewasa muda yang pernah melakukan

Hubungan seksual pranikah. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Winayawan, G. (2013). Interaksi Sosial Pria Gay. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Dokumen dan Internet

Atwar. H. (2013). Teori Labeling. (online). Tersedia di: http://atwarbajari.

wordpress.com/2013/07/23/bagaimana-individu-menjadi-devian/, diunduh

23 Juni 2014) .

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1992 Tentang Perguruan Tinggi Peraturan

Pemerintah Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung . (2013).

Profil Kelurahan . Bandung: Tidak diterbitkan

Saragih. A. (2012). Penyimpangan Sosial dalam masyarakat, pengertian, bentuk,

jenis, dampak, dan upaya pencegahannya. (online) tersedia di:

http://khairulazharsaragih.blogspot.com/2012/11/penyimpangan-sosial-dalam-masyarakat.html?m=1. (Diunduh pada 30 Juni 2014)

Rohmah. A, Ulfi. (2013). Peer Group (Teman Sebaya). [Online]. Tersedia di:

http://cuapfhiieear.blogspot.com/2013/02/peer-group-teman-sebaya.html.

(Diakses 9 April 2014)

Willis, (2010) koleksi pengetahuan [online] tersedia dalam :

Gambar

Gambar 3.2 Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

deals with how speakers use language in ways which cannot predicted from linguistics alone.. This is the expanding topic of

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi atau langkah yang dilkukan untuk pengembangan pariwisata di Kabupaten samosir.. Adapun metode penelitian ini

Ada pengaruh secara bersama-sama (simultan) antara variabel desain interior yang terdiri dari ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara dan tata suara terhadap tingkat kunjungan

Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja.. Edisi pertama cetakan kedua, Surabaya:

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Informasi yang Bapak berikan hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir dengan judul “Hubungan Kelelahan dengan Produktivitas Pada Pekerja di PT

[r]

Sebagaimana yang terjadi ketika mulai berkembang di Inggris dan Amerika Serikat yang kemudian menyebar hingga ke Negara- negara Eropa barat dan Negara industri maju