PERILAKU MENYIMPANG DI KALANGAN MAHASISWA MIGRAN
(Studi Kasus di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh Febriana Lisdia
1001979
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran” (Studi Kasus di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,
PERILAKU MENYIMPANG DI KALANGAN MAHASISWA MIGRAN
(Studi Kasus di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung)
Oleh Febriana Lisdia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
@ Febriana Lisdia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
1. Tujuan Umum ... 7
2. Tujuan Khusus ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat Praktis ... 8
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
A. Tinjauan tentang Teori Perilaku Menyimpang ... 10
1. Pengertian Perilaku Menyimpang ... 10
2. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang ... 12
3. Penyebab Perilaku Menyimpang ... 14
4. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang ... 18
5. Macam-macam Perilaku Menyimpang ... 19
B. Tinjauan tentang Mahasiswa Migran ... 20
1. Pengertian Mahasiswa ... 20
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
C. Tinjauan tentang Teori Labeling ... 24
D. Penelitian Terdahulu ... 26
BAB III METODE PENELITAN ... 29
A. Metode dan Desain Penelitian ... 29
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31
1. Lokasi Penelitian ... 31
2. Lokasi Penelitian ... 31
C. Instrumen Penelitian ... 32
D. Prosedur Penelitian ... 33
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 34
1. Teknik Pengumpulan Data ... 34
2. Analisis Data ... 35
F. Validitas Data ... 37
G. Jadwal Penelitian ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 40
1. Profil Kelurahan Gegerkalong ... 40
2. Karakteristik Penduduk Kelurahan Gegerkalong... 41
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 42
1. Bentuk Perilaku Menyimpang yang Terjadi di Kalangan Mahasiswa Migran ... 42
2. Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 50
a. Faktor Penyebab Mahasiswa Migran Tidak Mengikuti Perkuliahan ... 51
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iii
c. Faktor Penyebab Mahasiswa Migran Minum Minuman
Beralkohol... 57
3. Dampak Perilaku Menyimpang yang Terjadi di Kalangan Mahasiswa Migran ... 63
a. Dampak dari Membolos dalam Perkuliahan ... 63
b. Dampak dari Melakukan hubungan seksual pranikah ... 68
c. Dampak dari Perilaku Minum Minuman Beralkohol ... 71
4. Upaya yang Dilakukan untuk Mencegah Terjadinya Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 76
a. Upaya Mencegah Perilaku Membolos ... 76
b. Upaya Mencegah Hubungan Seksual Pranikah ... 79
c. Upaya Mencegah Perilaku Minum Minuman Beralkohol ... 82
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86
1. Bentuk Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 86
2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Terjadinya Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 91
3. Dampak Perilaku Menyimpang yang Terjadi di Kalangan Mahasiswa Migran ... 98
4. Upaya yang dilakukan dalam Mencegah Perilaku Menyimpang di Kalangan Mahasiswa Migran ... 102
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 106
A. Simpulan ... 106
1. Simpulan Umum ... 106
2. Simpulan Khusus ... 106
B. Saran ... 107
1. Bagi Mahasiswa Migran yang Melakukan Perilaku Menyimpang 107 2. Bagi Orang Tua ... 108
3. Bagi Masyarakat ... 108
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
5. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 109
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Triangulasi dengan Tiga Sumber Data ... 39
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian... 41
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1.SK Pembimbing Skripsi
2.Surat Permohonan Penelitian
3.Instrument Penelitian
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Abstract: Deviate Behaviors among Migrant Students. Research results show that 1) the
forms of deviate behaviors that are commonly performed by migrant students in gegerkalong village, sukasari, Bandung, covering; First, they often does not follow classroom activity (truant), Second, sexual relationship pre-marriage and third, alcoholic drinking with other students. 2) Deviate behaviors occurred among migrant students in Bandung due to several factors, including; they think that their personality is usual behavior, low parental controls, the curiosity factor, an escape from the their problems, the same age friends, the environment is not conducive, knowledge of religion, sex and alcohol which are minimal.3) Impacts that occur due to deviate behavior among migrant students in Gegerkalong include; academic achievement decrease, the difficulty in finishing college on time, there are social sanction from the surrounding environment including labeling, material and non-material losses as a result of such acts. 4) the efforts which are being made in preventing this behavior include; the intense of attention, religious education and good moral values from the family, peer support/social control, support from campus and the surrounding communities.
Keywords: Deviate behaviors, Migrant students.
Abstrak: Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Hasil penelitian
menunjukan bahwa 1) Bentuk Perilaku menyimpang yang umumnya dilakukan oleh mahasiswa migran di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung, meliputi;
Pertama, sering tidak mengikuti perkuliahan (membolos), Kedua, hubungan seksual pra
nikah dan Ketiga, penyalahgunaan minum minuman beralkohol dengan para mahasiswa lainnya. 2) Perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan mahasiswa migran di Kelurahan Kota Bandung disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi; kepribadian diri sendiri yang sudah mengangap bahwa perilakunya merupakan hal yang biasa, rendahnya pengawasan orang tua, faktor rasa ingin tahu, pelarian dari masalah yang dihadapi, teman sebayanya, lingkungan yang tidak kondusif, pengetahuan agama, seks dan alkohol yang minim. 3) Dampak yang terjadi akibat adanya perilaku menyimpang yang dilakukan pada kalangan mahasiswa migran dikelurahan Gegerkalong ini meliputi; menurunnya prestasi akademik, sulitnya kuliah selesai tepat waktu, adanya sanksi sosial dari lingkungan sekitar termasuk labeling, kerugian materil dan non materil akibat perbuatannya tersebut. 4) Upaya yang dilakukan dalam mencegah perilaku ini meliputi; perhatian yang intens, pendidikan agama dan moral baik dari keluarga, dukungan teman sebaya/peergroup, pengendalian sosial yang dilakukan oleh pihak kampus maupun masyarakat sekitar.
1
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kota Bandung menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap individu. Selain kota
pariwisata Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pendidikan. Kota
Bandung memiliki 30 kecamatan dan 153 kelurahan. Kecamatan Sukasari
merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kota Bandung dan terdiri dari
beberapa kelurahan yaitu kelurahan Gegerkalong, kelurahan Isola, kelurahan
Sarijadi, dan kelurahan Sukarasa. Di Kecamatan Sukasari dan sekitarnya terdapat
beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, diantaranya adalah
Univeristas Pendidikan Indonesia (UPI), Telkom University, Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung (STPB), Universitas Pasundan (UNPAS) dan Politeknik
Negeri Bandung (POLBAN). Melihat kondisi tersebut maka banyak pendatang
dari berbagai daerah yang ada di Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya ke
perguruan tinggi di kota Bandung, di Kecamatan Sukasari.
Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar pada perguruan tinggi.
Rentang usia mahasiswa pada umumnya yaitu antara 17 sampai 22 tahun. Pada
masa itu mahasiswa mengalami serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman atau disebut dengan
perkembangan. Seperti yang dikatakan Van den Daele (dalam Hurlock, 2002,
hlm. 4) bahwa, “perkembangan berarti perubahan kualitatif”. Ini berarti bahwa
perkembangan bukan sekedar penambahan ukuran pada tinggi dan berat badan
seseorang atau kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari
banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Berbagai perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan
lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, maka realisasi diri
adalah sangat penting. Bagaimana manusia mengungkapkan dorongan aktualisasi
diri bergantung pada kemampuan bawaan dan latihan untuk menyesuaikan diri
dengan harapan masyarakat.
2
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahasiswa pendatang atau lebih sering disebut dengan mahasiswa migran
ini pada umumnya memilih tinggal dengan cara kost. Mahasiswa migran dan kost
adalah hal yang identik. Sejak dulu, khususnya daerah kecamatan Sukasari,
memang sudah banyak yang menuntut ilmu jauh dari daerah asalnya. Banyak
mahasiswa pendatang yang tidak memiliki saudara di tempat perantauan, sehingga
banyak dari mereka menyewa sebuah kamar sebagai tempat tinggal yang sering
kita kenal dengan sebutan kost.
Kehidupan mahasiswa migran berubah ketika mereka memutuskan untuk
merantau dan kost di kota lain. Setelah mereka kost di kota lain, pengawasan
langsung dari orang tua menjadi terbatas, komunikasi sering terjadi lewat telfon,
sesekali mereka pulang ke rumah, sesekali pula orang tua berkunjung. Selain
mereka dituntut untuk menutut ilmu, mereka juga harus mampu hidup mandiri
untuk kelangsungan hidupnya sebagai anak kost. Mereka juga mau tak mau harus
mampu menyesuaikan diri dengan kota tersebut. Dari segi sosial, budaya jelas
berbeda dengan tempat mereka dulu tinggal sehingga butuh waktu bagi mereka
sebagai pendatang untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
mereka tinggal.
Anak kost lebih memiliki kebebasan dalam melakukan aktivitas apapun
sesuai keinginan hatinya, karena tidak ada pegawasan langsung dari orang tua.
Oleh sebab itu banyak dari orang tua khawatir ketika mereka melepaskan anak
mereka untuk kuliah jauh dan tinggal di kostan. Alasan mereka tidak lain karena
pergaulan zaman sekarang yang sangat rawan dan rentan terjadi pada anak kost
kebanyakan. Jika salah bergaul sedikit, mereka akan terjerumus ke dalam hal-hal
yang berupa penyimpangan. Pada saat ini banyak terjadi penyimpangan yang
dilakukan oleh para remaja, termasuk mahasiswa. Penyimpangan itu sendiri dapat
berupa penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, perkelahian
antarmahasiswa, perilaku seks di luar nikah, homoseks, alkoholisme dan lain-lain.
Data dari hasil survey Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) di 33
provinsi dari Januari sampai Juli 2008 menunjukkan 62,7% remaja SMP tidak
perawan. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2009
3
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yayasan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) menyatakan bahwa 89% remaja tidak
setuju adanya seks pranikah, namun kenyataan yang terjadi di lapangan 82%
remaja punya teman yang melakukan seks pranikah.
Survey yang dilakukan BKKBN tahun 2008 menyebutkan 63% remaja di
beberapa kota besar di Indonesia telah melakukan seks pranikah, misalnya di
Jabodetabek 51%, Bandung 54%, Surabaya 47%, dan Medan 52%. Tahun 2006,
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) menyebutkan, pertama
kisaran umur pertama kali yakni 13-18 tahun melakukan hubungan seks. Kedua,
60% tidak menggunakan alat atau obat kontrasepsi. Ketiga, 85% dilakukan di
rumah sendiri.
Kasus remaja yang hamil di luar nikah meningkat signifikan. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS),
Departemen Sosial Republik Indonesia (Depsos RI) melakukan penelitian tahun
2007, dilakukan di sebuah kota di pulau Jawa. Fakta yang paling menarik disini
adalah melihat fakta populasi yang berdasarkan pendidikan. Antara tahun
2002-2005, remaja (usia 10-24 tahun) yang mengalami kehamilan tidak dikehendaki
terbanyak adalah yang memiliki pendidikan perguruan tinggi alias mahasiswi
(59,22%), remaja yang berpendidikan SMU (17,70%) dan yang paling kecil SMP
(1,63%). Secara keseluruhan, remaja yang hamil di luar nikah terjadi pada tahun
2002 (640 kasus). Kemudian tahun 2004 sebanyak 560 kasus dan tahun 2005 (551
kasus).
Annisa Fondation tahun 2006 melakukan survey hubungan seks pranikah di
kalangan pelajar dan hasilnya ditemukan 42,3% remaja SMP dan SMA di Cianjur
Jawa Barat, pernah berhubungan seks. Makin terbukanya akses informasi
ditambah tekanan dari lingkungan diyakini menjadi penyebab banyaknya remaja
yang melakukan seks pranikah.
Diskusi Kelompok Terarah (DKT) mengumumkan hasil survey tahun
2011 yang difokuskan pada perilaku seksual remaja dan kaum muda berusia 15-25
tahun, yang merupakan hasil wawancara langsung terhadap 663 responden di lima
kota besar di Indonesia yakni Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan
4
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertinggi terdapat di Bandung diikuti Yogyakarta dan Bali untuk jenis kelamin
paling banyak oleh pria yang berumur 20-25 tahun. Temuan lain dari hasil seks
survey lainnya yakni berdasarkan profesi peringkat tertinggi, responden yang
pernah berhubungan seks di luar nikah di tempati oleh mahasiswa.
Penelitian awal yang dilakukan peneliti di daerah Gegerkalong Kecamatan
Sukasari ada sejumlah tempat kost yang tidak menetapkan batas waktu kunjungan
tamu sehingga memungkin anak kost bebas melakukan hal-hal yang mereka
inginkan. Biasanya lebih banyak tempat kost laki-laki yang bebas tanpa adanya
peraturan sama sekali. Mereka bahkan dibebaskan membawa teman wanitanya
masuk ke dalam kamar kost bahkan menginap. Hal tersebut jelas melanggar nilai
moral dan norma yang berlaku di masyarakat. Namun, tidak semua tempat kost di
wilayah kecamatan Sukasari memiliki peraturan yang longgar masih terdapat
sejumlah tempat kost yang memiliki peraturan yang ketat, seperti adanya batas
jam bertamu dan melarang tamu yang berlainan jenis masuk ke dalam kamar.
Menurut Sudrajat (dalam fitriyah (2010, hlm.25) menambahkan bahwa ada
beberapa jenis penyimpangan sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan
mahasiswa ini misalnya sebagai berikut:
a. Penyimpangan karena menyangkut harta benda seperti pencurian,
manipulasi dan sebagainya;
b. Penyimpangan yang menyangkut fisik manusia sperti tindakan kekerasan,
pengeroyokan, ngebut di jalan umum dan tidak mengindahkan peraturan
lalu lintas;
c. Penyimpangan yang menyangkut ketentraman umum seperti tindakan main
hakim sendiri, penyalahgunaan wewenang, mencaci maki
keyakinan/ kepercayaan orang lain di depan umum, pemerasan;
d. Penyimpangan yang menyangkut harkat dan martabat manusia sejati,
seperti; pemerkosaan, pelacuran, tawuran, ekploitasi.
Dari berbagai jenis penyimpangan sosial yang bisa teridentifikasi inilah
yang marak disaksikan sekarang. Tetapi dari segi jenis dan kualitas serta
intensitasnya adalah ibarat fenomena "gunung es", nampak kecil di puncaknya,
5
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
justru jauh lebih besar. Sungguh ini sudah bukan menjadi rahasia umum, diketahui
oleh masyarakat secara luas, bahkan sudah menjadi rumor di warung-warung kopi
di pinggir jalan, namun pelanggaran sosial tetap terjadi, sebab kita sangat lemah
dalam pengawasan.
Masyarakat Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung
pada kenyataannya tidak dapat membendung perilaku menyimpang mahasiswa
migran. Hal ini tentu menjadi permasalahan mengapa masih banyak tempat kost di
wilayah Kecamatan Sukasari yang peraturannya tidak tegas. Oleh sebab itu,
perilaku menyimpang terkadang mudah sekali terjadi pada mahasiswa migran
karena masih banyak tempat kost yang memiliki peraturan yang longgar serta
tidak adanya tindak tegas dari elemen masyarakat setempat. Perilaku menyimpang
di kalangan mahasiswa migran tersebut terkadang ada yang bermula karena
kebiasaan mendatangi tempat dugem, sehingga akhirnya menjadi ketagihan.
Alasan mereka datang ke tempat dugem beragam yaitu untuk mengonsumsi
minuman beralkohol, untuk menikmati musik, dan untuk mencari kesenangan.
Akhirnya, banyak dari mereka yang suka dugem tersebut membolos kuliah,
karena mereka pulang ke tempat kost pagi hari dalam keadaan mabuk. Sejalan
dengan uraian tersebut Willis (2010, hlm. 21) menyatakan bahwa :
Perilaku menyimpang dapat berbentuk seperti gejala-gejala yang agresif, sering melakukan pelanggaran dalam seks, mudah marah, sering berbuat curang dan bolos, sering mencuri dengan penipuan, sering merusak barang, sering mengkritik yang berlebihan pada orang lain, sering bertengkar, kejam, gemar menyerang dan memerintah temannya, membalas dendam dengan serangan, suka merampas dan mencuri, suka meniru, lari dari rumah, dan menarik perhatian terlalu berlebihan.
Faktor lain yang juga ikut mempengaruhi perilaku menyimpang pada
mahasiswa adalah konsep diri yang merupakan pandangan atau keyakinan diri
terhadap keseluruhan diri, baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangan
diri, sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap keseluruhan perilaku
yang ditampilkan. Sejalan dengan uraian tersebut Shavelson & Roger (1982, hlm.
6
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengalaman dan inteprestasi dari lingkungan, penilaian orang lain, atribut, dan
tingkah laku dirinya.”
Mahasiswa yang kelak akan menjadi tulang punggung bangsa yang
diharapkan di masa depan mampu meneruskan kepemimpinan bangsa ini agar
lebih baik seharusnya menghindari hal-hal, seperti seks bebas dan perilaku
menyimpang lainnya yang dapat merusak diri mereka sendiri. Mereka juga harus
mampu mengendalikan diri dan mengerti mana yang baik dan tidak agar terhindar
dari segala sesuatu yang tidak diinginkan bahkan sampai merusak masa depan
mereka. Oleh sebab itu, permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa
tanpa terkecuali. Dalam mempersiapkan generasi muda yang diharapkan juga
harus dibantu dengan elemen-elemen masyarakat setempat dengan memberikan
peraturan yang tegas agar dapat memberantas perilaku seksual bebas yang terjadi
di kalangan mahasiswa kost khususnya di kelurahan Gegerkalong Kecamatan
Sukasari Kota Bandung. Usaha untuk pencegahan sudah seharusnya terus
dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda, agar lebih bermoral dan lebih
bisa diandalkan untuk kebaikan bangsa ke depan.
Dengan melihat realita di atas maka penulis tertarik untuk menentukan
judul, “Perilaku Menyimpang di kalangan Mahasiswa Migran” (Studi Kasus
di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung)
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Mengacu pada latar belakang sebagaimana dikemukakan di atas, dalam hal
ini yang dimaksud dengan mahasiswa migran ialah mahasiswa yang bertempat
tinggal kost yang berada di wilayah Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Kota Bandung. Berbagai permasalahan mengenai perilaku menyimpang yang
umumnya dilakukan oleh sebagian dari mahasiswa migran antara lain; Pertama,
perilaku sering tidak mengikuti perkuliahan atau membolos, Kedua, hubungan
seksual pra nikah. Ketiga, minum minuman beralkohol dengan mahasiswa lain.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor terutama lemahnya pengawasan baik dari
7
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beberapa tempat kost yang tidak ada pemiliknya sehingga mahasiswa tidak begitu
diawasi mengenai aktivitas kesehariannya.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Adapun rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini, yakni
bagaimana gambaran spesifik tentang perilaku menyimpang mahasiswa migran
yang terjadi di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung.
Selain hal tersebut terdapat masalah khusus antara lain :
1. Bagaimana bentuk perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan
mahasiswa migran?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya perilaku
menyimpang di kalangan mahasiswa migran?
3. Apa dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang di kalangan
mahasiswa migran?
4. Upaya apa yang dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang
di kalangan mahasiswa migran?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang
spesifik tentang perilaku menyimpang mahasiswa migran yang terjadi di
Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung.
2. Tujuan Khusus
Selain tujuan umum, penelitian ini mempunyai tujuan khusus sebagai
berikut:
a. Untuk mengetahui bentuk perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan
mahasiswa migran.
b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
terjadinya perilaku menyimpang di kalangan mahasiswa migran.
c. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang
8
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
perilaku menyimpang di kalangan mahasiswa migran.
E. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dapat dikatakan bermakna apabila mempunyai nilai
kebermanfaatan baik secara teoritis maupun praktis. Sekaitan dengan itu,
berikut penulis uraikan manfaat penelitian ini.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan sumbangan konsep-konsep
baru, yang diharapkan akan menunjang terhadap pengembangan konsep
pendidikan sosiologi khususnya yang berkenaan dengan perilaku menyimpang
mahasiswa migran.
2. Manfaat Praktis
a. Proses belajar/pelatihan menerapkan konsep/teori/metodologi pada
penelitian ilmiah khususnya yang berkaitan dengan upaya mengamati
tempat terjadinya perilaku menyimpang di kalangan mahasiswa migran.
b. Memberikan informasi terhadap mahasiswa untuk mewaspadai munculnya
perilaku menyimpang di lingkungan tempat kost.
c. Meningkatkan kepedulian masyarakat sekitar terhadap berbagai perilaku
menyimpang mahasiswa migran di tempat kost mereka.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini dibagi menjadi lima bab, sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, merupakan rasional yang menjelaskan pentingnya
penelitian ini dilakukan. Isi dari bab ini meliputi; a) latar belakang
penelitian, b) identifikasi dan perumusan masalah, c) tujuan
penelitian, d) manfaat penelitian dan e) struktur organisasi skripsi.
Bab II Kajian Pustaka, merupakan gambaran berbagai konsep, generalisasi
dan teori yang digunakan untuk menganalisis hasil penelitian. Isi
9
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tinjauan tentang perilaku menyimpang; c) tinjauan tentang teori
labeling; d) karakteristik mahasiswa migran.
Bab III Metodologi Penelitian, merupakan penjelasan yang rinci mengenai
metode penelitian yang digunakan. Isi dari bab ini meliputi; a)
lokasi dan subjek penelitian, b) desain penelitian dan justifikasi
penggunaan desain penelitian, c) metode penelitian dan justifikasi
penggunaan metode tersebut, d) definisi operasional yang
dirumuskan untuk setiap variabel, e) instrumen penelitian, f) teknik
pengumpulan data, dan g) teknik pengolahan dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, merupakan gambaran data yang
diperoleh dari lapangan untuk kemudian dianalisis menggunakan
berbagai teori yang relevan. Isi dari bab ini meliputi; a) profil lokasi
penelitian, b) hasil penelitian, dan c) analisis hasil penelitian.
Bab V Simpulan dan Saran, merupakan jawaban dari aspek yang diteliti.
29
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (dalam
Mulyana, 2002, hlm. 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita
gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Metodologi dipengaruhi
atau berdasarkan perspektif teoritis yang digunakan untuk melakukan penelitian,
sementara perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau
interpretasi yang memungkinkan penulis memahami data dan menghubungkan
data yang rumit dengan peristiwa situasi lain.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
kualitatif, sesuai dengan masalah yang diteliti berupa fenomena sosial atau
manusia.
Mengenai penelitian kualitatif, Nasution (2003, hlm. 18) berpendapat
bahwa:
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan yang bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan peneliti bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test.
Selanjutnya Bogdan dan Taylor (Moleong, 2010, hlm. 3) mengemukakan
bahwa “kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat
diamati.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian dengan desain kualitatif sifat data yang dikumpulkan bercorak
kualitatif, karena tidak menggunakan alat-alat pengukur, situasi lapangan bersifat
“natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan
eksperimen atau test sehingga data hasil penelitian disajikan dalam bentuk
deskriptif.
30
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Studi tentang perilaku menyimpang mahasiswa migran menggunakan
metode kualitatif karena mengingat subjek yang akan diteliti merupakan gejala
sosial, dimana situasi lapangan bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test, sifat data yang
dikumpulkan bercorak kualitatif, bukan kuantitatif, karena tidak menggunakan
alat-alat pengukur. Penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang atau pelaku yang dapat diamati.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus,
alasannya metode ini dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap
suatu daerah atau subjek tertentu yang terjadi di dalam kelompok masyarakat,
menurut Suharsimi Arikunto (1998, hlm. 115) berpendapat bahwa:
Ditinjau dari lingkup wilayahnya, penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun, mengaplikasikannya dan menginterprestasikannya.
Menurut pendapat Lincoln dan Guba (Mulyana, 2002, hlm. 102)
keistimewaan penelitian studi kasus sebagai berikut:
1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi peneliti emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang teliti.
2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dan responden.
4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga kepercayaan (trustworthiness).
5. Studi kasus memberikan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.
6. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.
Jadi dalam penelitian studi kasus ini subjek yang diteliti sempit, tetapi
ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus lebih mendalam. Studi tentang
Perilaku Menyimpang Mahasiswa Migran menggunakan metode studi kasus,
31
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mahasiswa migran yang berada di Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari
Kota Bandung. Ditinjau dari sifat penelitian, penelitian studi kasus lebih
mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang
aktual dengan mengumpulkan data-data, menyusun, mengaplikasikan dan
menginterprestasikan.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kelurahan Gegerkalong, Kecamatan Sukasari
Kota Bandung, karena di lokasi ini banyak terdapat tempat kost yang di tempati
para mahasiswa migran.
2. Subjek Penelitian
Penelitian kualitatif memerlukan data-data atau informasi dari berbagai
sumber yang dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk
itu harus ditentukan subjek penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi
tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003, hlm. 32) bahwa: “dalam
penelitian kualitatif, yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat dijadikan
informasi.” Sampel berupa peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering
sampel berupa responden yang dapat diwawancari. Sampel dipilih secara
“purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Sering responden dimintai untuk menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan
kemudian responden ini dimintai pula menunjuk orang lain, dan seterusnya. Cara
ini sering disebut “snowball sampling” yang dilakukan secara serial dan
berurutan.
Jadi subjek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang
menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih
secara purposif bertalian dengan tujuan tertentu. Berdasarkan uraian di atas, maka
yang dijadikan subjek penelitian dalam penelitian ini adalah:
a. Mahasiswa migran yang kost di Kelurahan Gegerkalong, khususnya di
Rukun Warga Gegerkalong Girang dan Gegerkalong Tengah
Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Dalam hal ini mahasiswa migran
32
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di rumah kost serta pernah dan masih melakukan perilaku menyimpang
yakni AH, AF, DQ, AH, SF.
b. Aparat pemerintahan yang diwakili oleh Ketua RT/RW Gegerkalong
Girang dan Gegerkalong Tengah di wilayah Kelurahan Gegerkalong
Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Hal ini didasarkan bahwa Ketua
RT/RW sebagai ketua sudah tentu mengetahui secara gamblang
fenomena yang terjadi di masyarakat terutama mengenai kemungkinan
adanya perilaku menyimpang mahasiswa migrant yakni SF seorang
mahasiswi.
c. Masyarakat sekitar tempat kost, karena setiap harinya tentu mengetahui
keseharian mahasiswa di sekitar rumah mereka sehingga dapat
memberikan informasi mengenai kemungkinan adanya perilaku
menyimpang mahasiswa migran yakni RF seorang tokoh masyarakat.
C. Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen utama. Peneliti
merupakan pelaksana pengumpul data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya
menjadi pelopor hasil penelitiannya. Peneliti berperan sebagai observer as
participant. Peneliti sebagai instrumen peneliti ini sangat menentukan kelancaran,
keberhasilan, hambatan, atau kegagalan dalam upaya pengmpulan data. Peneliti
sebagai instrumen harus berupaya menerapkan rambu-rambu, yaitu peneliti harus
memahami latar belakang penelitian, mempersiapkan diri, meyakini hubungan di
lapangan dan melibatkan diri untuk mengumpulkan data. Dengan demikian dalam
penelitian ini peneliti berupaya semaksimal mungkin memahami, mendalami, dan
menerapkan rambu-rambu yang telah dikemukakan tersebut agar tujuan penelitian
dapat dicapai secara maksimal. Selain itu perlu ada juga instrumen pembantu
seperti pedoman wawancara dan pedoman observasi.
D. Prosedur Penelitian
Sebelum Penelitian dilaksanakan, penulis melakukan persiapan-persiapan
baik secara teknis maupun secara administrasi. Adapun persiapan yang dilakukan
sebagai berikut :
33
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam tahap pra penelitian ini, hal pertama yang dilakukan peneliti
adalah memilih dan menentukan lokasi penelitian. Maksudnya adalah
untuk menyesuaikan keperluan dan kepentingan fokus penelitian dengan
objek atau tempat penelitian, lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti
adalah di Kecamatan Sukasari Kota Bandung fokus penelitian di
Gegerkalong Girang, Gegerkalong Tengah.
Kemudian setelah ditetapkan fokus penelitian yang akan menjadi
objek, tahap berikutnya adalah pra penelitian, yang dilakukan dengan
melakukan studi pendahuluan melalui teknik observasi dengan melihat
kondisi sekitar lokasi penelitian.
2. Penyusunan Instrumen
Penyusunan instrumen, p
eneliti laksanakan setelah mendapat persetujuan proposal dari pembimbing
skripsi. Dalam penyusunan instrumen, peneliti melaksanakan bimbingan
dengan kedua pembimbing yang telah di tunjuk oleh Prodi Pendidikan
Sosiologi UPI. Dengan adanya instrumen penelitian (pedoman wawancara)
penulis berharap data yang diperoleh akan lengkap, selain akan
memperoleh hasil pemaparan dari narasumber (mahasiswa mgran) juga
diharapkan akan memperoleh data yang lebih mendalam dari RT/RW,
penghuni kost dan masyarakat sekitar kost.
3. Perizinan penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian ke lapangan, peneliti harus
menempuh prosedur perizinan penelitian, hal ini dilakukan agar penelitian
yang dilaksanakan mendapatkan legalitas. Adapun perijinan yang
ditempuh, sebagai berikut:
a. Mengajukan permohonan ijin mengadakan penelitian kepada Prodi
Pendidikan Sosiologi untuk mendapat rekomendasi yang akan
disampaikan kepada Pembantu Dekan 1 Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang secara kelembagaan mengatur segala
34
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Setelah itu Pembantu Dekan 1 Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial mengeluarkan surat permohonan izin penelitian
kepada Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan dan Pemberdayaan
Masyarakat Kota Bandung.
4. Pelaksanaan penelitian
Setelah melaksanakan pra penelitian, kemudian menempuh
prosedur perizinan untuk penelitian, pada tahap berikutnya peneliti
memulai untuk terjun ke lapangan dalam rangka memulai penelitian.
Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari
responden.
E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan, meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra. Menurut Nasution (2003, hlm. 56).
Data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasisosial serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi. Data itu diperoleh berkat adanya peneliti di lapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung.
Dalam melakukan penelitian, penulis mengamati langsung fenomena
perilaku menyimpang mahasiswa migran di wilayah Sukasari. Hal ini
dimaksudkan agar ketika melakukan wawancara serta kajian literature dapat
memahami masalah yang terjadi serta adanya ketersambungan pemikiran dengan
realita yang dilihat dan didengar. Dengan demikian, akan mempermudah dalam
menganalisis masalah yang terjadi.
b. Wawancara
Untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang diperlukan oleh penulis
maka digunakan teknik wawancara, karena masalah yang dibahas dalam
penelitian ini merupakan fenomena sosial sebagai mana yang dijelaskan oleh
35
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukanpertanyaan dan terwawancara interviewer yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam peneliti ini adalah jenis
wawancara tak terstruktur. Hal ini sejalan dengan penjelasan Mulyana (2001, hlm.
181) bahwa “wawancara tak terstruktur bersifat luwes, susunan pertanyaannya
dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat diubah pada saat
wawancara, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara.” Adapun
hal-hal yang akan penulis wawancarai kepada responden yaitu mengenai perilaku
keseharian mahasiswa migran apakah menyimpang atau tidak, faktor-faktor apa
sajakah yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang tersebut, apa dampak
yang ditimbulkan dari perilaku menyimpang tersebut, dan upaya apa yang
dilakukan masyarakat setempat untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang
tersebut.
Peneliti akan mewawancari pihak-pihak yang terkait, seperti mahasiswa
migran, penghuni kost, masyarakat di sekitar tempat kost, Ketua RT/RW untuk
mendapatkan informasi yang lebih menyeluruh sehingga dapat diambil benang
merahnya. Peneliti mencoba untuk lebih berbaur terhadap beberapa pihak untuk
mendapatkan informasi yang lebih mendalam.
2. Analisis Data
Menurut Moleong (2000, hlm. 103), “analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data”.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data
kualitatif. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum masuk
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini
Nasution dalam Sugiyono (2005, hlm. 89) menyatakan:
36
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2005, hlm. 96), berkenaan teori grounded ini beliau
berpendapat : “Teori Grounded adalah teori yang ditemukan secara induktif,
berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya diuji melalui
pengumpulan data yang terus-menerus,”
Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama
proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Miles and
Huberman (1984) dalam Sugiyono (2005, hlm. 91), mengemukakan bahwa :
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data yaitu data reduction, data
display,dan conclusion drawing/verification.
Penulis dalam menganalisis data penelitian, mengikuti langkah-langkah
analisis model Miles dan Huberman (1984) yaitu :
1) Data Reduction (Reduksi Data)
Menurut Sugiyono (2005, hlm. 92), “mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, diccari
tema dan polanya”. Pada tahap reduksi data, penulis menganalisis data yang
diperoleh selama dilapangan melalui wawancara, studi dokumentasi, studi
kepustakaan, dan observasi. Data yang diperoleh oleh penulis dari lapangan ini
jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci yaitu dengan
cara merangkum dan mengelompokkan data sejenis yang sesuai dengan sub-sub
masalah yang penulis bahas dalam penelitian ini. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila
diperlukan.
2) Data Display (Penyajian Data)
Pada penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Millas
and Huberman dalam Sugiyono (2005, hlm. 92) menyatakan: “the most frequent from off display data for qualitative research data in the past has been narrative
37
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Pada tahap ini penulis
menganalisis data dengan meyajikan data di lapangan yang telah direduksi dalam
bentuk teks yang bersifat naratif untuk menjawab sejumlah permasalahan yang
menjadi fokus penelitian
3) Conclusion Drawing/Verification
Menurut Sugiyono (2005, hlm. 92) langkah ini yaitu berupa:
Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan akan kredibel.
Pada tahap ini penulis berusaha menganalisis hasil display data, sehingga
penulis dapat menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti sekaligus
dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.
F. Validitas Data
Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak
memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh karena itu menurut Nasution (1996:
114-118) cara yang dapat dilakukan untuk mengusahakan agar kebenaran hasil
penelitian dapat dipercaya, antara lain; memperpanjang masa observasi,
pengamatan terus-menerus, triangulasi, menggunakan bahan referensi, dan
melakukan member check.
1. Memperpanjang masa observasi
Pada saat melakukan observasi diperlukan waktu untuk betul-betul
mengenal suatu lingkungan, oleh sebab itu peneliti berusaha memperpanjang
waktu penelitian dengan cara mengadakan hubungan baik dengan orang-orang
disana, dengan cara mengenal kebiasaan yang ada dan mengecek kebenaran
informasi guna memperoleh data dan informasi yang valid yang diperlukan
dalam penelitian ini.
38
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau kontinu
peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terinci dan mendalam.
Melalui pengamatan yang kontinu peneliti akan dapat memberikan deskripsi yang
terinci mengenai apa yang sedang diamatinya.
3. Triangulasi
Untuk memeriksa keabsahan data diperlukan triangulasi. Sugiyono
(2009:372) menjelaskan bahwa dalam pengujian kredibilitas terdapat berbagai
sumber, berbagai cara dan berbagai waktu. Berikut ini adalah bagan triangulasi
sumber, triangulasi cara, dan triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini
Gambar 3.1
Triangulasi dengan Tiga Sumber Data
[image:33.595.111.521.273.702.2]Sumber : Sugiyono (2009:373)
Gambar 3.2
Triangulasi dengan Tiga Waktu Pengumpulan Data
Sumber : Sugiyono (2009:374)
4. Menggunakan bahan referensi
Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran
data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara Minggu ke-II
Minggu ke-I
Minggu ke-III
Minggu ke-II Masyarakat Sekitar
Mahasiswa Migran yang
kost
Aparat Pemerintahan Kelurahan Gegerkalong
[image:33.595.112.523.324.474.2]39
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan subjek penelitian atau bahan dokumentasi yang diambil dengan cara tidak
mengganggu atau menarik perhatian informan, sehingga informasi yang
didapatkan memiliki validitas yang tinggi.
5. Mengadakan member check
Salah satu cara yang sangat penting ialah melakukan member check pada
akhir wawancara dengan menyebutkan garis besarnya dengan maksud agar
responden memperbaiki bila ada kekeliruan, atau menambahkan apa yang masih
kurang.
G. Jadwal Penelitian
Suatu penelitian yang baik dapat terlaksana apabila dilakukan sesuai
dengan agenda atau jadwal yang telah disusun sebelumnya, karena itu sebagai
acuan dalam melakukan penelitian penulis menyusun jadwal penelitian yang
dimulai dari tahap pengajuan usulan penelitian (proposal), penyusunan skripsi per
bab, pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan hasil penelitian, sampai pada
evaluasi hasil penelitian (ujian sidang) dan wisuda. Secara jelas jadwal penelitian
[image:34.595.108.523.498.752.2]yang akan dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agustus Sep
1 Pra penelitian
2 Penyusunan proposal
3 Penyusunan Bab I
4 Penyusunan Bab II
5 Penyusunan Bab III
6 Penelitian lapangan
7 Penyusunan Bab IV
8 Penyusunan Bab V
9 Penyempurnaan Skripsi
10 Sidang
11 Revisi Pasca Sidang
40
Febriana Lisdia, 2014
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa fenomena perilaku menyimpang yang terjadi pada
Kalangan Mahasiswa Migran di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari
Kota Bandung ini merupakan perilaku yang dinilai oleh mahasiswa atau
masyarakat sebagai suatu kelainan karena dilakukan hanya oleh beberapa
mahasiswa saja, perilaku ini jelas melanggar aturan dan norma yang berlaku di
masyarakat dan bahkan bisa terjerumus ke arah tindakan kriminal.
2. Simpulan Khusus
a. Bentuk Perilaku menyimpang yang umumnya dilakukan oleh mahasiswa
migran di Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung,
meliputi; Pertama, sering tidak mengikuti perkuliahan (membolos),
Kedua, hubungan seksual pra nikah dan Ketiga, penyalahgunaan minum
minuman beralkohol dengan para mahasiswa lainnya. Semuanya
merupakan tingkah laku/tindakan mahasiswa bersifat anti sosial,
melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam
masyarakat.
b. Perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan mahasiswa migran di
Kelurahan Kota Bandung disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi;
kepribadian diri sendiri yang sudah mengangap bahwa perilakunya
merupakan hal yang biasa, rendahnya pengawasan orang tua, faktor rasa
ingin tahu, pelarian dari masalah yang dihadapi, teman sebayanya,
lingkungan yang tidak kondusif, pengetahuan agama, seks dan alkohol
yang minim.
c. Dampak yang terjadi akibat adanya perilaku menyimpang yang dilakukan
pada kalangan mahasiswa migran dikelurahan Gegerkalong ini meliputi;
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertama dampak dari perilaku menyimpang seringnya tidak mengikuti
perkuliahan yakni menurunnya prestasi akademik, sulitnya kuliah selesai
tepat waktu, adanya sanksi sosial dari lingkungan sekitar termasuk
labeling, kerugian materil dan non materil akibat perbuatannya tersebut.
Kedua, dampak dari perilaku menyimpang melakukan hubungan seksual
pranikah yakni hamil di luar nikah, sanksi sosial di lingkungan
perkuliahan dan masyarakat, terbengkalainya perkuliahan, penyakit
kelamin dan aborsi. Ketiga, adanya efek ketergantungan dari minuman
alkohol yang mengakibatkan pelaku atau mahasiswa ini mengarah kepada
alkoholisme, selain itu kebiasaan ini membuat pola kehidupan yang tidak
teratur, selanjutnya gangguan kepribadian seperti menjadi mudah
tersinggung dan kurang perhatian terhadap lingkungan sering menunjukan
kecenderungan marah dan sikap agresi, dan terakhir membuat suatu
kelompok tertentu khususnya bagi mahasiswa yang sering melakukan
kebiasaan minum minuman beralkohol.
d. Upaya yang dilakukan dalam mencegah perilaku ini meliputi; perhatian
yang intens, pendidikan agama dan moral baik dari keluarga, dukungan
teman sebaya/peergroup, pengendalian sosial yang dilakukan oleh pihak
kampus maupun masyarakat sekitar.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa Migran yang Melakukan Perilaku Menyimpang
a. Kepada para mahasiswa migran yang melakukan perilaku menyimpang
agar lebih bisa mengontrol dirinya dalam pergaulan sehari-hari, walaupun
berada dalam lingkungan kostan dan jauh dari pengawasan orang tua.
b. Jangan menganggap perilaku menyimpang sesuatu yang biasa saja tetapi
menyikapi hal tersebut secara tegas tanpa mengurangi rasa saling
menghargai kepada teman-temannya.
c. Mulai mencoba berhenti melakukan perilaku menyimpang yang masih
dilakukan saat ini secara perlahan dan menjaga kepercayaan dari orang
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang telah diberikan penuh kepadanya. Terlebih untuk menghargai
dirinya sendiri agar tidak selalu merasa bersalah akan pengalaman
terdahulunya tentang perilaku menyimpang yang telah diperbuat.
2. Bagi Orang Tua
a. Perlu adanya komunikasi yang intens (terus-menerus) dengan anak, serta
memantau segala perkembangan dalam aktivitas perkuliahan terlebih
memberikan kepercayaan dan tanggung jawab.
b. Perlu ada pengontrolan lebih lanjut supaya anak bisa mengambil
keputusan yang kurang tepat. Meskipun resiko mempunyai seorang anak
yang jauh dari pantauan orang tua memang menjadi tanggung jawab yang
ekstra bagi para orang tua agar tidak terjerambab kepada pergaulan yang
salah.
3. Bagi Masyarakat
a. Perlu adanya peraturan dan sikap tegas dari masyarakat, karena sampai
saat ini masih minimnya kepedulian masyarakat setempat tentang adanya
tempat kost yang menjamur di kalangan warga sekitar kampus yang
mengakibatkan aturan-aturan tempat yang ada menjadi lebih kendur
bahkan tidak ada. Sehingga bagi para pendatang seperti mahasiswa yang
kost menjadikannya hal tersebut salah satu peluang untuk melakukan
hal-hal negatif dengan leluasa.
b. Adanya komunikasi antar warga yang baik dan menumbuhkan kembali
norma-norma yang ada serta kepedulian antar sesama bisa meminimalisir
terjadinya perilaku menyimpang yang ada disekitar lingkungan
masyarakat.
4. Bagi Pemerintah
Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap
perilaku menyimpang yang terjadi pada kalangan mahasiswa dan memberikan
hukuman yang tegas bagi pelakunya, sehingga diharapkan mereka tidak
mengulangi tindakan tersebut.
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu ada kajian lebih lanjut mengenai perilaku menyimpang lainnya yang
masih belum diteliti khususnya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
kalangan mahasiswa migran.
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku
Andito. 2005. Gerakan Mahasiswa, So Whatn Gitu L0?. Makalah Pada Diskusi
Membedah Ideologi Gerakan Mahasiswa. Lembaga Diskusi Mahasiswa
Universitas Padjajaran Bandung, 28 Mei 2005
Apudin. 2005. Mahasiswa dan Masyarakat. Buletin Socius Edisi 1, Januari 2005.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.
Balai Pustaka. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dirdjosisworo, Soedjono. 1994. Hukuman Dalam Perkembangan Hukum Pidana
Tarsito. Bandung.
Faisal, Sanapiah. (2010). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Gie, S H. 2005. Catatan seorang Demonstran. Jakarta: Pustaka LPJES Indonesia.
Hurlock, E. B. (2002). Psikologi perkembangan : suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan. Surabaya : Erlangga
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatab Kualitatif dan
Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Kartono, K. (2011). Patologi Sosial Jilid 1. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Kusumah, I. (2007). Risalah Pergerakan Mahasiswa. Bandung : Indydec Press.
Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Maryati, K. & Suryawati, J. (2001). Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:
Esis.
Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2002
Prasetyo, B. dan Jannah, L . (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Riduwan. (2013). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta
Santosa, S. (2004). Dinamika Kelompok. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Santrock, J.W (2005). Psikologi Remaja: PT. Raja Grafindo Persada
Saptono. dan Suteng S. (2006). Sosiologi Untuk Kelas X. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama
Sarwono, S.W. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Setiadi, E. dan Kolip, U. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Simandjuntak, B. (1981). Pengantar Kriminologi dan Patologi sosial. Bandung:
Tarsito.
Siswoyo. Dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Soekanto, Soerjono. (2009). Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga,
Remaja dan Anak. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. (edisi revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Surbakti, E.B. (2008). Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Susantoro, A.A. 1990. Sejarah Pers Indonesia. Jakarta.
Turner, B. 2010. Kamus Sosiologi.Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Willis, S. (2010). Remaja & Masalahnya. Bandung: Alfabeta
Sumber Jurnal dan Penelitian
Amrillah, 2006, Perilaku Seksual Wabal Di Tinjau Dari Kualitas Komunikasi
Febriana Lisdia, 2014
Perilaku Menyimpang Di Kalangan Mahasiswa Migran. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arliani, S. (2013). Fenomena Hubungan Seksual Pranikah Pada Kalangan Anak
Kost di Gegerkalong Bandung. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.
Harmono, E. (2011). Pengaruh Permainan Game Online Terhadap Perilaku
Menyimpang Moral Anak. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.
Shavelson, B.J. & Roger, B. 1982. Self-Concept: The Interplay of Theory Methods. Journal of educational Psychology, Vol. 72, No. 1, p.3-17
Suharti, N. (2011). Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membina
Karakter dan Mencegah Munculnya Perilaku Menyimpang di Kalangan Siswa. Skripsi UPI tidak diterbitkan.
Widhia. Y. (2013). Self-esteem wanita dewasa muda yang pernah melakukan
Hubungan seksual pranikah. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.
Winayawan, G. (2013). Interaksi Sosial Pria Gay. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.
Dokumen dan Internet
Atwar. H. (2013). Teori Labeling. (online). Tersedia di: http://atwarbajari.
wordpress.com/2013/07/23/bagaimana-individu-menjadi-devian/, diunduh
23 Juni 2014) .
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1992 Tentang Perguruan Tinggi Peraturan
Pemerintah Kelurahan Gegerkalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung . (2013).
Profil Kelurahan . Bandung: Tidak diterbitkan
Saragih. A. (2012). Penyimpangan Sosial dalam masyarakat, pengertian, bentuk,
jenis, dampak, dan upaya pencegahannya. (online) tersedia di:
http://khairulazharsaragih.blogspot.com/2012/11/penyimpangan-sosial-dalam-masyarakat.html?m=1. (Diunduh pada 30 Juni 2014)
Rohmah. A, Ulfi. (2013). Peer Group (Teman Sebaya). [Online]. Tersedia di:
http://cuapfhiieear.blogspot.com/2013/02/peer-group-teman-sebaya.html.
(Diakses 9 April 2014)
Willis, (2010) koleksi pengetahuan [online] tersedia dalam :