PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MENGENAI MASALAH SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL
PAKEM
(PTK pada kelas IV SD Negeri Tegal Kecamatan Anyar Kabupaten Serang )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PendidikanGuru Sekolah Dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
GITA SEPTYA ANGGRAENI 0903834
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran IPS Mengenai
Masalah Sosial Melalui Penerapan
Model PAKEM
Oleh
Gita Septya Anggraeni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Gita Septya Anggraeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Gita Septya Anggraeni (0903834) “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Mengenai Masalah Sosial Melalui Penerapan Model PAKEM (PTK Di Kelas IV SDN Tegal Kecamatan Anyar Kabupaten Serang)”. Latar belakang masalah penelitian ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terhadap rendahnya nilai IPS di Kelas IV SDN Tegal. Hal ini menunjukan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar terutama pada pembelajaran IPS masih belum sesuai harapan. Masih banyak diantara guru yang melaksanakan pembelajaran hanya terpaku pada buku paket saja dan hanya menggunakan metode ceramah saja, sedangkan media pembelajaran tidak digunakan, sehingga siswa merasa bosan dan siswa kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran IPS, akibatnya kemampuan hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Untuk menangani hal tersebut peneliti mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran yang dianggap tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran yaitu dengan menerapkan model PAKEM.
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu bagaimana kamampuan guru dalam mengajar, bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model PAKEM?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui kamampuan guru dalam mengajar, ingin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan berbagai macam metode dalam model PAKEM.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK dengan 3 siklus dengan tahapan model spiral dari Kemmis dan Taggart terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu observasi dan test.
Hasil temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan beberapa metode dalam model PAKEM. Hasil nilai rata-rata keaktifan siswa yang diperoleh pada siklus I yaitu sebesar 54,46 % siklus II yaitu sebesar 63,40 % dan siklus III mengalami peningkatan yang sangat baik menjadi 85,70 %. Kedua, nilai rata-rata hasil belajar siswa yang semakin meningkat yaitu pada pra siklus 44,86; siklus I sebesar 61,14; siklus II sebesar 62,60 dan siklus III sebesar 72,30.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model PAKEM dalam pembelajaran IPS mengenai masalah sosial dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR ISI
ABSTRAK . . . .i
KATA PENGANTAR . . . ii
DAFTAR ISI . . . iv
DAFTAR TABEL . . . vi
DAFTAR GRAFIK . . . .vii
DAFTAR LAMPIRAN . . . ...viii
DAFTAR BAGAN . . . .. . . . .. . . .. . . . .ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . .5
C. Tujuan Penelitian . . . 5
D. Manfaat Penelitian . . . 5
E. Definisi Operasional . . . .6
F. Hipotesis Tindakan . . . .8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis. . . . . . 9
B. Kajian Hasil Penelitian. . . 47
C. Kerangka Berpikir . . . .50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian . . . 53
C. Instrument Penelitian . . . 59
D. Tekhnik Pengolahan Data . . . 62
E. Subyek dan Lokasi Penelitian . . . 62
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian. . . . . . .64
1. Pra Siklus . . . .. . . . . .. . . 64
2. Siklus I . . . .68
3. Siklus II. . . . . . .77
4. Siklus III . . . 87
B. Hasil Penelitian. . . 96
C. Pembahasan Hasil PTK .. . . .101
D. Jawaban Hipotesis Tindakan . . . 103
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan .. . . 104
B. Rekomendasi . . . 105 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 ………....60
Tabel 4.1 ………65
Tabel 4.2 ………66
Tabel 4.3 ………73
Tabel 4.4 ………75
Tabel 4.5 ………76
Tabel 4.6 ………82
Tabel 4.7 ………84
Tabel 4.8 ………86
Tabel 4.9 ………92
Tabel 4.10 ………..94
Tabel 4.11 ………. 95
Tabel 4.12 ………..96
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 ………..98
Grafik 4.2 ………..101
DAFTAR LAMPIRAN
Foto-foto
Lembar Kerja Siswa Ringkasan Materi Siklus I Kisi-kisi soal Siklus I Evaluasi post test Silus I Ringjasan Materi Siklus II Kisi-kisi soal Siklus II Evaluasi post test Siklus II Ringkasan Materi Siklus III Kisi-kisi soal Siklus III Evaluasi post test Siklus III Hasil jawaban siswa
DAFTAR BAGAN
Bagan alur PTK Tim Pelatih PGSM …….………49
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dalam kehidupannya, sebagai makhluk sosial baik secara individu maupun kelompok tidak bisa lepas dari interaksi dengan lingkungannya, baik sesama manusia maupun lingkungan alamnya. Corak hubungan antara manusia dengan lingkungannya mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan peradaban manusia.
Perubahan dan perkembangan ini juga yang membuat manusia dalam kehidupannya dihadapkan pada berbagai persoalan sosial.Persoalan - persoalan kehidupan manusia dilihat dari sisi sosial kian hari makin banyak, dan semakin komplek. Bahkan akhir-akhir ini dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dunia, dan semakin terbatasnya sumber-sumber penghidupan manusia, membuat kehidupan manusia semakin komplek, kompetetif, dan menjadi tidak menentu (uncertanty).
2
oleh para ahli ekonomi, tetapi dibutuhkan ahli ilmu politik, ilmu hukum, ilmu geografi, ahlisejarah, ahli teknologi, informasi dsb.
Untuk membangun generasi muda yang peka terhadap masalah sosial dalam kehidupannya perlu program pendidikan yang tidak hanya membekali sekedar pengetahuan secara keilmuan, tetapi juga pemaknaan dan aplikasinya atas pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupannya sehari-hari.
Pendidikan kita seringkali hanya sebatas transfer ilmu dan tidak membangun karakter anak didik. Siswa tidak diberi kesempatan untuk merefleksikan dan memposisikan dirinya dalamsistem pendidikan yang semata-mata untuk kepentingan dunia kerja. Kegiatan refleksi yang di dalam pendidikan itu sangat penting, kini telah kehilangan tempat, karena pendidikan kitaseringkali hanya berupa transfer ilmu kurikulum berdasarkan kompetensi juga tidak mengarah ke sana (pembentukan karakter) dan masih berbasis disiplin ilmu« (PikiranRakyat, 29 Nopember 2002:20). Sementara itu, untuk membekali pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap, serta kemampuan berfikir kritis dan kreatif dalam rangka mengambil keputusan, dibutuhkan program pendidikan IPS (social studies).
3
strategi yang dapat diterima, dan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualanak didik. Sehingga, arah pendidikan etika lingkungan hidup lebih di fokuskan kepada proses pembelajaran anak-anak usia sekolah dasar, yang secara alami sangat peka didalam proses pembentukan konsep-komsep baru, selain akan menjadi dasar pengetahuan bagi mereka untuk pengembangan pengetahuan selanjutnya (Lily Barlia, 2010:3-4).
Melalui pendidikan IPS di sekolah diharapkan dapat membekali pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar ilmu sosial dan humaniora,memiliki kepekaan dan kesadaran terhadap masalah sosial di lingkungannnya serta mampu memecahkan masalah sosial dengan baik, yang pada akhirnya siswa yang belajar IPS dapat terbina menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Indra Jati Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
4
melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Oleh karena itu dengan adanya pendidikan IPS di sekolah dasar, biasanya pembelajaran disekolah dasar menggunakan Metode/ cara belajar yang sangat monoton, yaitu ceramah dan ceramah lagi, oleh karena itu saya mencoba mengangkat metode baru dalam cara belajar yaitu model PAKEM. PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, dimana pembelajaran dengan metode ini di tujukan supaya anak dapat aktif dan kreatif dan pembelajaran ini efektif untuk anak usia SD dan anak merasa senang dalam proses pembelajaran berlangsung. PAKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan metode ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dan lebih mengerti dalam materi yang diajarkan. Tidak seperti biasanya, siswa hanya mendengarkan saja. Dalam model pakem siswa diminta mampu aktif dan kreatif sesuai dengan arti dari PAKEM itu sendiri yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif, dan Menyenangkan.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini
adalah “Bagaimana Guru mengembangkan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) dapat meningkatkan hasil belajar IPS
khususnya pada masalah sosial pada siswa kelas IV SD Negeri 18 Tegal
Kecamatan Anyar Kabupaten Serang ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin
membantu guru meningkatkan hasil belajar IPS mengenai masalah sosial siswa
kelas IV SD Negeri Tegal melalui penerapan pendekatan pembelajaran aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi siswa yaitu dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa
dalam meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini sesuai dengan prinsip
PAKEM, dan juga lebih aktif dan giat belajar lagi dan apabila digunakan berbagai macam metode siswa dapat lebih terpancing untuk giat belajar terutama pada materi ini. Hasil belajar siswa pun diharapkan dapat meningkat setelah digunakannya metode seperti ini. 2. Bagi Guru yaitu penulis berharap agar pendidik (guru) khususnya
6
tidak lagi monoton henya menggunakan metode ceramah,melainkan dapat menggunakan berbagai macam metode yang lain. semakin profesionalnya Guru dalam mengelola proses pembelajaran yang
dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas
sehingga permasalahan yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru
dapat diminimalkan.
3. Bagi sekolah yaitu sekolah makin maningkat, karena kualitas proses
pembelajaran dikelolah oleh guru yang profesionalisme.
4. Bagi peneliti yaitu dapat mengetahui cara-cara memperbaiki proses
pembelajaran di kelas dan dapat melatih kemampuan membuat karya
ilmiah, serta dapat bermanfaat terhadapnya, agar nanti apabila peneliti
sudah mengajar dan dapat terjun langsung menghadapi siswa dengan menggunakan metode-metode yang baru agar lebih kreatif dan inovatif.
E. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan dari beberapa istilah dalam
penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi opersional berikut ini:
1. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
ia menerima pengelaman belajarnya(Nana S,2009:22).
2. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD
yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
7
3. Masalah Sosial adalah Masalah yang terjadi di dalam lingkungan
sosial, karena manusia merupakan makhluk sosial. Sebagaimana
dikatakan oleh Ridwan Effendi dan Elly Malihah dalam bukunya
yang berjudul Pendidikan lingkungan sosial budaya dan tekhnologi
yaitu manusia sebagai makhluk sosial yang mana selama manusia
hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh orang lain.
4. Strategi pembelajaran PAKEM yaitu singkatan dari Pembelajaran
Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan.
PAKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi karena bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: pengorganisasian materi pembelajaran, menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki oleh ilmuan pembelajaran selama ini, seperti Reigeluth dan Merill yang telah meletakan dasar-dasr instruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran (hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad,2011:10).
Jadi, definisi operasional dari PENINGKATAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MENGENAI MASALAH SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PAKEM yaitu pengukuran kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya mengenai masalah
yang terjadi di lingkungan sosial atau masyarakat dengan cara belajar yang
8
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah aplikasi model PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPS mengenai masalah sosial.
Maka hipotesis tindakan: “Jika menggunakan pendekatan model PAKEM
53 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, yang mana penelitian ini dilakukan dengan melibatkan guru sebagai pendidik dan anak didiknya. Dimana tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dengan kata lain penelitian tindakan kelas ini harus menyangkut upaya guru dalam proses pembelajaran. Tindakan awal penelitian ini adalah meneliti dan mendeskripsikan sasaran penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengaplikasikan tindakan terhadap sasaran penelitian.
Arikunto (2010: 2) mengatakan bahwa “melihat ada tiga kata yang membentuk
pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan”.
Penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran ( Suhardjono, 2010:57).
54
Pada dasarnya semua penelitian selalu berupaya untuk memecahkan suatu problema. Penelitian tindakan kelas ini memiliki karakterstik problema yang harus dipecahkan yaitu bahwa problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru. Karakteristik dalam penelitian tindakan kelas yaitu adanya tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang yang sedang belajar (Suhardjono, 2010: 60).
Jika tujuan utama penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan guru dalam proses belajar, maka tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas (Edi Y, 2010: 8).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk:
a. Meningkatkan atau mengembangkan kemampuan professional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas.
55
c. Melakukan pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan kelas.
d. Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan lingkungan.
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti gunakan yaitu model PTK dari Kemmis dan Mc. Taggart.
Arikunto (2010: 16) berpendapat bahwa model PTK dari Kemmis dan Mc. Taggart pada hakikatnya penelitian ini terdiri dari beberapa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat yang terdiri dari empat komponen yaitu :
1. Perencanaan
Pencanaan merupakan tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan
Tindakan merupakan apa yang dilakukan oleh guru atau penelitian sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
3. Pengamatan / Observasi
Pengamatan atau observasi adalah mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
56
Gita Septya Anggraeni, 2013
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MENGENAI MASALAH SOSIAL
MELALUI PENERAPAN MODEL PAKEM
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Refleksi dalah penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal.
Alur PTK dalam pembelajaran Masalah Sosial dengan menggunakan pendekatan Model PAKEM
Modifikasi model Kemmis dan Mc. Taggaret Pra Siklus
Refleksi
57
B. Prosedur Penelitian 1. Pra siklus
- Observasi
Mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Pada saat observasi didapat data bahwa masih banyak siswa yang kurang memahami materi tentang masalah sosial.
- Refleksi
Peneliti bekerja sama dengan guru mitra untuk menganalisis tentang kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru, kemudian peneliti mengatasi masalah tersebut dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan pada siklus I.
2. Siklus I
- Perencanaan Siklus berikutnya dilaksanakan
setelah mengetahui hasil dari
58
1. Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan pendekatan Model PAKEM pada materi masalah sosial.
2. Menyusun lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan model PAKEM.
3. Menyiapkan soal-soal evaluasi yang berkaitan dengan materi masalah sosial.
- Tindakan
Pada tahap ini peneliti sebagai model melakukan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan pada tahap perencanaan.
Langkah-langkah pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan model PAKEM, antara lain sebagai berikut:
a. guru dan siswa meninjau ulang pelajaran yang lampau.
b. guru senantiasa menyajikan ide baru dan perluasan konsep.
c. guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dalam interaktif
dengan cara belajar kelompok.
d. siswa belajar sendiri dalam kelompok dengan perluasan konsep
(menggunakan LKS).
59
f. anak diajak bermain dengan tujuan untuk memperdalam materi.
g. pekerjaan rumah yang diberikan guru harus dikoreksi dan dinilai.
- Observasi
Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan guru mitra sebagai observer untuk mengamati kegitan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh peneliti sebagai model.
- Refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis kemajuan dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kalau hasil pembelajaran belum maksimal, maka dilanjut ke siklus berikutnya.
C. Instrument Penelitian 1. Observasi
Observasi adalah mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa ( Yusnandar , 2010 : 24 ). Dalam penelitian ini akan mengadakan
60
61
a. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
b. Keaktifan siswa dalam kelompok
c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal d. Keaktifan siswa dalam mempresentasikan
hasil diskusi 2 Kreatif
a. Hasil akhir dari kerja kelompok
b. Kreatifitas kelompok dalam menyampaikan hasil
Lembar kerja siswa
c. Kreatifitas siswa dalam memilih soal
d. Hasil akhir dari masing-masing siswa
3 Efektif
62
4 Menyenangkan
a. Sikap siswa
b. Senyuman dalam mengerjakan soal
c. Kerjasama antar anggota kelompok
d. Cara menyampaikan hasil kerja siswa
Keterangan :
Rata-rata =Jumlah seluruh jawaban ya Jumlah aspek yang diamati
2. Test
Test adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lainnya yang di gunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi
kemampuan atau bakat yang di miliki oleh individu atau kelompok ( Arikuato 2006:150 ). Tes ini di gunakan untuk memperoleh data tentang
hasil belajar siswa pada materi masalah social dengan bentuk test pilihan ganda dengan jumlah soal 10.
63
D. Tekhnik Pengolahan Data
Adapun data yang dikumpulkan melaui instrument penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
1. Data tentang aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) Pada tahap ini, peneliti mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mencakup pengamatan siswa dalam memahami materi yang diberikan guru, mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi yang belum dipahami siswa, dan pemahaman siswa dalam mengerjakan evaluasi yang diberikan guru.
2. Data tentang hasil belajar siswa
Pada tahap ini, peneliti mendapatkan data hasil belajar siswa yang diperoleh dari pemberian evalusai kepada siswa, dengan adanya evalusi peneliti dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang diberikan guru.
E. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian
64
terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 sebanyak 35 orang,
terdiri dari 17 orang laki-laki serta 18 orang perempuan dan guru kelas IV SD
Negeri Tegal Kecamatan Anyar Kabupaten Serang.
2. Lokasi Penelitian
Sekolah dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah SD Negeri Tegal Kecamatan Anyar Kabupaten Serang, alasan pemilihan lokasi tersebut
104 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi, dan test yang penulis lakukan dengan guru, terdapat adanya perubahan-perubahan yang dirasakan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan penerapan Model PAKEM, perubahan-perubahan yang tersebut antara lain:
1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS mengenai masalah sosial telah mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini dapat diketahui dari hasil observasai aktivitas siswa yang dilakukan oleh peneliti pada tiap siklus, dari mulai siklus I sebesar 54,46 %, siklus II yang mulai mengalami peningkatan menjadi 63,40 %, dan siklus III mencapai 85,70 % siswa. Hal ini sangat jelas sekali bahwa pada setiap siklus telah mengalami perubahan yaitu meningkatnya aktivitas pembelajaran siswa dengan penerapan model PAKEM. Artinya, siswa menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pembelajaran, keberanian siswa menjawab dan mengajukan pertanyaan, siswa mulai ikut berpartisipasi dalam diskusi kelompok sampai dengan mempresentasikan hasil pengamatannya didepan kelas.
105
sangat baik sekali dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada kegiatan pra siklus dengan rata-rata nilai 44,86. Hal ini dapat terlihat dari hasil post test dari tindakan siklus I sampai dengan siklus III. Setelah diadakan tindakan pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh 61,14, pada siklus II mengalami peningkatan nilai yaitu dengan rata-rata nilai 62,60, dan pada tindakan siklus III nilai rata-rata siswa mendapatkan hasil yang sangat baik sekali yaitu dengan rata-rata nilai 72,30. Hal ini berarti pemahaman siswa mengenai masalah sosial sangat baik sekali.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model PAKEM dapat memudahkan siswa untuk mengingat materi pelajaran, karena dengan model PAKEM siswa dapat belajar aktif dengan berbagai metode yang baru di ajarkan oleh guru yang tentunya sangat menyenangkan.
B. Rekomendasi
Dalam memperbaiki pelaksanaan tindakan berikutnya dan meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan IPS di Sekolah Dasar, maka dalam hal ini pula penulis mengajukan beberapa saran untuk penerapan model dan prosedur, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk Guru
106
PAKEM terdapat berbagai macam metode yang membuat anak aktif dan menyenangkan. Hendaknya dalam setiap pembelajaran IPS, guru SD memperhatikan dan mengembangkan konsepsi awal siswa dan mengaitkan konsep-konsep yang akan dibahas dengan fenomena yang terjadi disekeliling siswa, sehingga akan membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran tersebut.
2. Untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya dapat memberikan dukungan dan penghargaan kepada guru yang berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan merencanakan pembelajaran yang baik dan model PAKEM ini dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam tiap mata pelajaran di sekolah yang dipimpinnya.
3. Untuk pengawas
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’ruf.2011.7 Tips Aplikasi Pakem.Jogjakarta:Diva Press
Uno, Hamzah.B dan Mohamad,Nurdin.2011.Belajar dengan pendekatan PAILKEM.Jakarta:Bumi Aksara
Suprijono,Agus.2009.Cooperative Learning teori dan aplikasi
PAIKEM.Yogyakarta:Pustaka belajar
Arikunto, suharsimi dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas.. Jakarta:Bumi Aksara
Effendi ,Ridwan dan Malihah Elly.2011.Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Tekhnologi.Bandung:CV Maulana Media Grafika
Indrian, pramita dan Rochmat Saefur.2008.Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas IV SD/MI.Bogor:Yudhistira
Adisukarjo,Sudjatmoko.2007.Ilmu Pengetahuan Sosial 4B. Bogor:Yudhistira
Barlia,Lily.2010.Teori pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di sekolah dasar.Bandung:Royyan Press
Yusnandar,Eddi.2012.Metode PenelitianTindakan Kelas.Serang:Ikhwan Mandiri Press
Tim PGSM, (1999) Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research). Balai Peneliti Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Depdikbud Dikti PPGSM sarana.
Wijaya,Kusumah.2011. Pembelajaran PAKEM. Jakarta :
Internet.http://wijayalabs.blogdetik.com/2011/04/05/pembelajaran-pakem/
Winkel, W.S. 1991. Psikologis Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Bakri Djamarah, S. dan Zain, S. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.