• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS (ASSIGNMENT) TERHADAP PEMAHAMAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMKN 9 GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS (ASSIGNMENT) TERHADAP PEMAHAMAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMKN 9 GARUT."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS (ASSIGNMENT)

TERHADAP PEMAHAMAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI

ATAP DI SMKN 9 GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

oleh : Udan Sumarsono

NIM 1000564

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Udan Sumarsono

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan kejuruan

© Udan Sumarsono 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS (ASSIGNMENT) TERHADAP PEMAHAMAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI

SMKN 9 GARUT

UDAN SUMARSONO NIM : 1000564

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing 1

Dr. H. Nanang Dalil Herman, ST, M.Pd. NIP: 196202021988031002

Pembimbing 2

Siti Nurasiyah, ST, MT. NIP: 197702082008122001

Mengetahui:

Ketua Departemen Pendidikan Teknik Sipil

(4)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS (ASSIGNMENT) TERHADAP

PEMAHAMAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMKN 9 GARUT

Udan Sumarsono (1000564)

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) yang mampu mempengaruhi pemahaman siswa dalam menggambar konstruksi atap. Metode pemberian tugas

(assignment) diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang

dimaksud adalah siswa mampu memahami pelajaran yang diberikan dengan tugas yang cukup terstruktur. Metode ini diberikan sebagai variasi dalam pembelajaran dengan mengutamakan faktor-faktor pendukung dalam pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan yang kompeten. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Mengetahui penggunaan metode assignment di sekolah sebagai macam-macam metode pembelajaran yang ada di sekolah. 2) Mengetahui pemahaman siswa dalam pelajaran menggambar konstruksi atap. 3) Mengetahui pengaruh metode assignment terhadap pemahaman siswa dalam menggambar konstruksi atap. Penelitian ini merupakan penelitan Deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data dengan menggunakan angket dan tes. Sampel penelitian dalam penelitian ini berjumlah 10 siswa dari jumlah populasi 54 siswa kelas IX program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 9 Garut. Dari hasil analisis data diperoleh hubungan yang terjadi antara kedua variabel tersebut positif dan signifikan. Gambaran pengaruh metode pemberian tugas

(assignment) dalam kriteria baik. Sedangkan gambaran umum dari Pemahaman

menggambar siswa di SMKN 9 Garut adalah tinggi. Berdasarkan pada kriteria penafsiran koefisien korelasi, hubungan antara kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori cukup.

(5)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

METHOD OF GIVING EFFECT OF DUTY (ASSIGNMENT) OF UNDERSTANDING OF DRAWING ON THE ROOF CONSTRUCTION

SUBJECT SMKN 9 GARUT Udan Sumarsono (1000564)

The influence of the method of assignment (assignment) that can affect students' understanding of the roof construction drawing. Method of assignment (assignment) given to students to achieve certain goals. The intended destination is the student able to understand the lessons given by a fairly structured task. This method is given as a variation in learning with emphasis on supporting factors in learning so that students have the ability competent. This study aims to 1) Determine the use of an assignment in school as various methods of learning in school. 2) Knowing the students' understanding of the roof construction drawing lessons. 3) Determine the influence of the assignment method to draw the students' understanding of the construction of the roof. This study is a descriptive research using quantitative approach. Data collection instruments by using questionnaires and tests. The research sample in this study were 10 students from a population of 54 students of class IX Architecture Engineering skills program SMK 9 Garut. From the results of data analysis of the relationship between the two variables is positive and significant. Illustrates the effect of the method of assignment (assignment) in both criteria. While a general overview of Understanding drawing students at SMK 9 Garut is high. Based on the criteria for the interpretation of the correlation coefficient, the relationship between the two variables are included in the category enough.

(6)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

1.3 Batasan Masalah Penelitian ... 5

1.4 Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.5 Tujuan Penelitian ... 5

1.6 Manfaat Penelitian ... 6

1.7 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

2.1 Metode Assignment ... 8

(7)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

2.1.2 Drill Assignment ... 11

2.1.3 Resesearch Assignment ... 11

2.1.4 Formal Problem Assignment ... 12

2.2 Belajar ... 12

2.2.1 Hasil Belajar ... 13

2.2.2 Kognitif ... 14

2.2.2 Pengaruh Pemahaman (Comprehension) Terhadap Hasil Belajar ... 17

2.3 Menggambar ... 18

2.3.1 Pengertian Menggambar ... 18

2.3.2 Media Menggambar ... 19

2.3.3 Gambar Kerja ... 20

2.4 Konstruksi Atap dan Kuda-Kuda ... 21

2.5 Penelitian Yang Relevan ... 24

2.6 Kerangka Pemikiran ... 25

2.7 Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

3.1 Lokasi Penelitian ... 29

3.2 Subjek Penelitian ... 30

3.2.1 Populasi ... 30

3.2.2 Sampel ... 31

(8)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

3.4 Prosedur Penelitian ... 32

3.5 Variabel Penelitian ... 34

3.6 Definisi Operasional Variabel... 35

3.6.1 Metode Assigment ... 35

3.6.2 Menggambar ... 35

3.6.3 Gambar Kerja ... 35

3.7 Data dan Sumber Data ... 36

3.7.1 Data ... 36

3.7.2 Sumber Data ... 37

3.8 Instrumen Penelitian ... 37

3.9 Pengujian Instrumen Penelitian ... 43

3.9.1 Uji Validitas ... 43

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 45

a. Uji Reliabilitas Angket ... 45

b. Uji Reliabilitas Tes ... 46

c. Tingkat Kesukaran ... 47

b. Daya Pembeda ... 49

3.9.3 Konversi T-Skor ... 51

3.9.4 Uji Kecenderungan ... 52

3.9.5 Deskripsi Variabel ... 52

3.9.6 Uji Normalitas ... 53

3.9.7 Uji Hipotesis ... 56

(9)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Deskripsi Uji Kecenderungan ... 59

4.1.1 Deskripsi Variabel X ... 59

4.1.2 Deskripsi Variabel Y ... 61

4.2 Deskripsi Variabel Per Indikator ... 62

4.2.1 Deskripsi Variabel X ... 62

4.2.2 Deskripsi Variabel Y ... 64

4.3 Uji Normalitas ... 65

4.3.1 Uji Normalitas Variabel X ... 65

4.3.2 Uji Normalitas Variabel Y ... 66

4.4 Uji Hipotesis ... 67

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 69

4.5.1 Penerapan Metode Pemberian Tugas (Assignment) ... 69

4.5.2 Pemahaman Menggambar Siswa ... 71

4.6 Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y ... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 76

5.1 Simpulan ... 76

(10)

Udan Sumarsono, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SMKN 9 Garut merupakan sekolah yang berlokasi di Jln. Raya

Garut-Bayongbong Km. 07 Desa Panembong Kec.Garut-Bayongbong Garut

mempunyai visi dan misi untuk memajukan siswa dan siswi di Kabupaten

Garut. SMKN 9 Garut memiliki beberapa jurusan yakni jurusan teknik

multimedia (MM), jurusan teknik kendaraan ringan (TKR), jurusan teknik

audio video (AV), jurusan teknik instalasi tenaga listrik (TITL) serta

jurusan teknik gambar bangunan (TGB).

Penerimaan siswa baru di SMKN 9 Garut, sekolah selalu mengadakan

ujian untuk masuk ke sekolah. Dalam tiap jurusan untuk penerimaan siswa

baru dibatasi oleh pihak sekolah maksimal 2-3 kelas untuk tiap jurusan

dengan jumlah siswa ± 30 orang. Untuk jurusan TGB terdapat 2 kelas

dalam tiap-tiap angkatan.

Peningkatan mutu pendidikan sekolah untuk kejuruan, harus bisa

memberikan ilmu yang baik untuk meningkatkan sumber daya manusia

yang mampu bersaing di dunia usaha. Peningkatan yang dimaksud adalah

peningkatan kualitas pendidikan serta fasilitas yang diberikan harus

menunjang skill siswa. Hasil yang ingin dicapai yakni siswa dapat

bersaing di dunia usaha karena kemampuan yang dimiliki cukup

kompeten.

Menurut Danim, S (2011, hlm. 165) “sekolah harus mampu menghasilkan SDM yang berkualitas dan berdaya adaptabilitas tinggi. Sekolah harus mampu menghadapi gejolak globalisasi yang memberi penetrasi terhadap kebutuhan untuk mengkreasi model-model dan proses-proses bagi pencapaian kecerdasan global (global agility), keefektifan, dan kekompetitifan”.

Jurusan TGB merupakan jurusan dasar arsitek yang mewajibkan untuk

menggambar, sehingga siswa diwajibkan untuk bisa menggambar baik

(11)

2

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diwajibkan sekolah terdapat mata pelajaran yang akan dipelajari

seperti pelajaran kontruksi atap, plafond, kusen, serta partisi. Untuk

penggambaran menggunakan komputer, siswa akan mendapatkan

pelajaran tersebut di kelas dua atau setelah lulus dari penggambaran

manual. Penggambaran manual yang diberikan oleh guru sebagai tugas,

siswa dituntut untuk mempelajari pelajaran atap, plafond, kusen, serta

partisi sebagai dasar untuk mengetahui teknik menggambar secara manual.

Selain itu, pelajaran tersebut nantinya bisa digunakan untuk dipraktekan

dilapangan.

Menggambar merupakan kewajiban bagi siswa SMK terutama jurusan

TGB. Dalam penggambaran yang diwajibkan, siswa hendaknya

mengetahui apa yang akan dipelajari, alat yang digunakan serta cara

penggambaran yang baik. Untuk siswa yang baru masuk, siswa diwajibkan

mengetahui dasar-dasar menggambar agar tidak kesulitan dalam

prakteknya.

Materi pelajaran konstruksi atap merupakan pelajaran yang diberikan

untuk kelas 1 sebagai pengetahuan dasar terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan bangunan. Pelajaran ini membahas pengetahuan

seputar atap dengan bentuk, macam-macam atap, serta

komponen-komponen atap yang ada didalamnya. Materi pelajaran konstruksi atap ini

diberikan dengan maksud agar siswa nantinya paham akan konsep

bangunan.

Menggambar pada jurusan TGB sangat diperhatikan oleh guru dengan

adanya tugas pengambaran pada beberapa mata pelajaran produktif. Untuk

kelas satu tugas yang diberikan berupa gambar manual, yakni

menggambar menggunakan pensil serta penggaris. Manfaat yang didapat

apabila siswa serius belajar penggambaran manual yaitu siswa dapat

memahami gambar yang digambar serta memahami komponen-komponen

yang ada pada atap semisal genteng, kaso, reng, dan sebagainya. Ada

(12)

kontruksi atap, yakni kurangnya pengetahuan seputar konstruksi atap

beserta komponennya serta sumber buku yang sangat minim.

Untuk menggambar manual, siswa sangat susah mengerjakan tugas

akibat terkendala masalah pengerjaan. Faktor tugas yang banyak, serta

pengetahuan siswa dalam menggambar masih minim menjadi kendala dari

pengerjaan tugas. Selain itu, siswa kesulitan dalam menggambar akibat

faktor keterbatasan alat karena sebagian siswa tidak memiliki penggaris,

tidak memiliki pensil dengan ukuran yang berbeda, tidak memiliki serutan

pensil, dan sebagainya.

Pemberian tugas secara sistematis, siswa dituntut untuk menggambar

dengan skala gambar yang berbeda, ini dimaksudkan agar siswa paham

dengan apa yang digambar. Selain itu, penggambaran menggunakan tugas

akan sangat membantu siswa dalam pengerjaan gambar. Tugas yang

dimaksud bisa berupa jobsheet atau perintah kerja agar siswa dapat

mengerjakan tugas dengan cepat.

Siswa yang baru masuk ke SMK kesulitan dalam membuat gambar

pada pelajaran menggambar, gambar yang dibuat tidak sesuai dengan

gambar yang diinginkan pada proses penggambaran. Adanya perbedaan

gambar yang dibuat dengan skala yang digunakan, nama komponen atap,

serta penggunaan pensil yang sama untuk gambar tampak depan dan

tampak belakang membuat penggambaran menjadi kurang baik. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya pemahaman siswa dalam menggambar

konstruksi atap.

Pada kegiatan belajar mengajar untuk siswa yang mengalami kendala

dalam proses penggambaran, diperlukan arahan atau bimbingan dari guru

supaya siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik. Faktor guru sangat

penting peranannya supaya siswa mau belajar dan mengerjakan tugas.

Sangat penting peran guru yang masuk ke kelas dapat membimbing siswa

agar mudah memahami pelajaran yang diberikan. Dalam prakteknya, guru

harus selalu membimbing, memberi arahan dan petunjuk pemahaman

(13)

4

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika proses membimbing, memberi arahan, serta memberi petunjuk

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa

maka diperlukan adanya pemberian metode yang baik seperti pada metode

pemberian tugas (assignment). Metode assignment merupakan metode

yang diberikan kepada siswa yakni menggunakan tugas sebagai bahan

pokok untuk dipelajari. Metode ini digunakan agar siswa dapat menyerap

pelajaran dengan mudah.

Penulis merasa tertarik untuk meneliti masalah tersebut, sehubungan

dengan itu penulis memilih judul penelitian:

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS (ASSIGNMENT) TERHADAP PEMAHAMAN MENGGAMBAR KONSTRUKSI ATAP DI SMKN 9 GARUT”.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil pengkajian yang ada, peneliti mengidentifikasi

permasalahan sebagai berikut :

1. Tugas yang diberikan kepada siswa cukup banyak sehingga siswa

merasa cepat jenuh.

2. Pengetahuan siswa tentang komponen, materi atap, serta

penggambaran manual konstruksi atap belum didapatkan sehingga

siswa mengalami kesulitan dalam menggambar.

3. Sumber buku sangat minim sehingga siswa kurang memahami

pelajaran yang diterapkan.

4. Siswa kesulitan dalam menggambar konstruksi atap baik

menggunakan skala, pensil yang digunakan, serta perbedaan garis

(14)

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Dengan banyaknya pembahasan dari penelitian ini, maka peneliti

membatasi penelitian sebagai berikut :

1. Aspek kognitif yang digunakan yakni tingkat pemahaman

(comprehension).

2. Tugas yang diberikan kepada siswa yakni tugas dengan menggambar

secara manual.

1.4 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan metode assignment di sekolah?

2. Bagaimana pemahaman siswa dalam pelajaran menggambar konstruksi

atap?

3. Bagaimana pengaruh metode assignment terhadap pemahaman siswa

dalam menggambar konstruksi atap?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin diperoleh dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui penggunaan metode assignment di sekolah sebagai

macam-macam metode pembelajaran yang ada di sekolah.

2. Mengetahui pemahaman siswa dalam pelajaran menggambar

konstruksi atap.

3. Mengetahui pengaruh metode assignment terhadap pemahaman siswa

(15)

6

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai, dengan

dampak sebagai hasil akhir sebuah penelitian. Adapun manfaat yang ingin

diperoleh antara lain:

1. Dapat menambah pemahaman siswa dalam materi atap serta

penggambaran manual, sehingga siswa nantinya mengetahui

konstruksi-konstruksi yang ada pada atap. Pelajaran yang didapat bisa

dipraktekan oleh siswa dalam penggambaran menggunakan komputer

sebagai pelajaran lanjutan yang sudah disiapkan sekolah.

2. Sebagai masukan terhadap jurusan TGB dalam penggunaan metode

pemberian tugas (assignment) pada pembelajaran konstruksi atap.

Penggunaan metode pemberian tugas (assignment) membuat metode

pengajaran lebih menarik. Selain itu, siswa dapat belajar dengan lebih

efektif karena metode assignment lebih menekankan pada praktek

(tugas).

1.7Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian ini mengungkapkan latar belakang penelitian, identifikasi

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini dibahas tentang landasan teoretis yang mendasari

variabel dalam penelitian sebagai tolak ukur berpikir dalam penelitian.

(16)

Bab ini berisikan metode penelitian yang meliputi metode penelitian,

variabel, paradigma penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data,

populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji

coba instrumen dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini berisikan hasil analisis data serta temuan data yang

ada dilapangan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan penelitian

(17)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29 BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan hasil dari permasalahan yang akan diselesaikan dengan

nalar serta teori ilmiah. Menurut Syaodih (2008, hlm. 5) secara umum, penelitian

diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 3) menyatakan secara umum metode penelitian

diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.

Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data yang sah dan valid agar penelitian

dapat dikatakan berhasil. Untuk mendapatkan data yang valid biasanya sangat susah

untuk dilakukan, sehingga perlu dilakukan pengujian reliabilitas dan obyektivitas.

Pada umumnya, jika data yang diteliti reliabel dan obyektif maka data tersebut

memiliki kecenderungan untuk valid.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikemukakan di sini bahwa metode

penelitian adalah cara ilmiah dengan mendapatkan data yang reliabel serta obyektif

yang memiliki kecenderungan untuk valid dengan tujuan ditemukan, dikembangkan,

dan dibuktikan, yang pada akhirnya dapat memecahkan masalah dalam bidang

pendidikan.

(18)

Udan Sumarsono, 2014

Penelitian ini dilakukan di SMKN 9 Garut yang berlokasi di Jln. Raya

Garut-Bayongbong Km. 07 Desa Panembong Kec.Bayongbong Garut.

3.2 Subjek Penelitian 3.2.1 Populasi

Populasi merupakan sekumpulan atau kelompok yang berada dalam

satu wilayah, penentuan populasi dimaksudkan untuk mengetahui

jumlah kelompok yang akan diteliti. Dalam populasi, penting

mengetahui jumlah yang akan diteliti dengan maksud data yang akan

diteliti menjadi lebih terencana. Populasi yang diambil merupakan

jumlah populasi yang berada di SMKN 9 Garut.

Sugiyono (2014, hlm. 297) mengungkapkan bahwa “populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Sukardi (2012, hlm. 53) mengemukakan bahwa “populasi dapat berupa: guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga sekolah, hubungan sekolah dan masyarakat, karyawan perusahaan, jenis tanaman hutan, jenis padi, kegiatan marketing, hasil produksi, dan sebagainya”.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMKN 9 GARUT

jurusan Teknik Gambar Bangunan (TGB) untuk kelas X TGB1 dan X

TGB2 yang berjumlah 54 orang.

Tabel 3.1 Tabel Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa

1 X TGB1 27

2 X TGB2 27

(19)

31

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Data Absen Siswa SMKN 9 Garut

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 118) mengartikan sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Dengan ini dimaksudkan bahwa sampel merupakan sebagian

dari populasi.

Sukardi (2012, hlm. 54) berpendapat bahwa “Yang dapat diambil sebagai sampel dalam hal ini adalah populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang dapat ditemui di lapangan dan bukan populasi target”.

Untuk mengetahui sampel penelitian, menurut Arikunto (Permana, 2014) bahwa: “Apabila subjeknya kurang dari 100 maka baik diambil semua sehingga penelitinya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10 – 15 % atau 20 –25 % atau lebih.”

Berdasarkan hasil pengkajian diatas maka peneliti melakukan

penelitian berdasarkan populasi akses dimana jumlah anggota

kelompok yang dapat ditemui ketika penelitian.

3.3 Metode Penelitian

Metode merupakan cara untuk menemukan jawaban dari permasalahan

yang ada. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Sugiono (2014, hlm. 3) bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

(20)

Udan Sumarsono, 2014

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

metode penelitian yang akan digunakan adalah statistik deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 29) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang akan diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan

hasil berupa angka, mulai dari pengumpulan data dilapangan, penafsiran data

serta penampilan data dari hasil yang diperoleh.

3.4 Prosedur Penelitian

Daryanto (2013, hlm. 11) berpendapat bahwa :

“prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau urutan-urutan yang harus dilalui atau dikerjakan dalah suatu penelitian. Berikut adalah tahapan prosedur penelitian:

1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah. 2. Melakukan studi kepustakaan.

3. Merumuskan hipotesis.

4. Menentukan model atau desain penelitian. 5. Mengumpulkan data.

6. Mengolah dan menyajikan informasi. 7. Menganalisis dan mengapresikan data. 8. Membuat kesimpulan.

(21)

33

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

GURU MENJELASKAN TUGAS (JOBSHEET)

TES PEMAHAMAN MENGGAMBAR SISWA

UJI VALIDITAS LEMBAR TUGAS YANG

DIBERIKAN GURU

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN

UJI INSTRUMEN

TIDAK YA

ANALISIS DATA

HASIL DAN TEMUAN PENELITIAN

KESIMPULAN ANGKET METODE

(22)

Udan Sumarsono, 2014

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

3.5 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 61) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sugiyono (2014, hlm. 19) berpendapat bahwa peneliti kuantitatif dapat melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Variabel atau yang menjadi objek dalam penelitian ini terdiri dari dua

buah variable yang mengindikasikan adanya hubungan atau korelasi antara

dua buah variable tersebut, yaitu :

1. Variabel X : Pengaruh Metode Pemberian Tugas (Assignment) di SMKN 9

Garut

2. Variabel Y : Pemahaman menggambar konstruksi atap

Dari variabel di atas maka akan terjadi suatu hubungan ataupun pengaruh

dari metode assignment terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap

SMKN 9 Garut.

Gambar 3.2 Alur Hubungan antar Variabel Penelitian

Pengaruh Metode Assignment di SMKN 9 Garut

(23)

35

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6 Definisi Operasional Variabel 3.6.1 Metode Assigment

Metode Assignment merupakan metode dengan pemberian tugas

kepada siswa didik dengan tujuan siswa lebih paham terhadap mata

pelajaran yang didapat. Metode ini cukup efektif diberikan kepada

siswa karena untuk pelajaran yang sifatnya praktek perlu adanya

gambar kerja (jobsheet) dalam penugasannya.

Menurut Adang Heriawan dkk. (2012, hlm. 99) mengemukakan bahwa “metode Assignment adalah cara mengajar dengan memberikan tugas kepada murid-murid dengan tujuan tertentu”.

3.6.2 Menggambar

Menggambar merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengekspresikan bentuk yang ingin dibuat. Gambar digunakan apabila

dibutuhkan untuk mengetahui bidang-bidang yang akan dibuat

terutama dalam bidang ketekniksipilan. Menggambar bisa dilakukan

oleh siswa karena adanya tuntutan tugas yang diberikan oleh pengajar.

Selain itu, menggambar bisa dilakukan oleh siswa karena adanya

kesenangan individu siswa dalam menggambar.

Menurut Pamadhi (2008) yang dikutip oleh Sanjaya, Menggambar adalah membuat gambar yang dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna sehingga menimbulkan gambar.

3.6.3 Konstruksi Atap

Konstruksi atap merupakan bagian dari struktur paling atas yang

(24)

Udan Sumarsono, 2014

atap berfungsi untuk memperindah bangunan agar terlihat lebih elegan.

Konstruksi merupakan komponen yang dapat menahan beban sehingga

konstruksi atap yang dimaksud adalah konstruksi kayu pada atap yang

dapat memikul beban horizontal maupun beban arah vertikal.

Konstruksi atap ini digunakan dengan berbagai macam bentuk mulai

dari bentuk atap limas, atap pelana, gabungan atap limas dan pelana,

atap joglo, serta atap datar tergantung keinginan pemilik rumah.

Menurut Frick H dan Setiawan (2013, hlm. 186) atap adalah

bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi gedung dan

penghuninya secara fisik maupun metafisik (mikrosmos

dan/makrosmos).

Dari ketiga uraian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman

menggambar konstruksi atap adalah kemampuan yang menuntut peserta didik

untuk mengerti cara membuat, mengerjakan, dan mengetahui langkah-langkah

dalam menggambar konstruksi atap.

3.7 Data dan Sumber Data 3.7.1 Data

Arikunto (Permana, 2014) menyatakan bahwa:

Data merupakan hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta maupun angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

Dari uraian diatas, maka data yang diperoleh merupakan data

kuantitatif hasil dari jawaban responden. (Siswa Jurusan Teknik

(25)

37

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.2 Sumber Data

Arikunto (2013, hlm. 172) menjelaskan bahwa:

Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan – pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Dari uraian diatas, maka sumber data yang merupakan siswa

jurusan TGB yang belajar mata pelajaran konstruksi atap.

3.8 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 148) menyatakan bahwa, “Instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati”.

Untuk memperoleh data, pada penelitian ini digunakan instrumen berupa

angket dan tes tes. Angket digunkan untuk mengetahui pemahaman siswa

dalam belajar dengan menggunakan metode pemberian tugas (Assignment).

Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengukuran, intelegesi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Instrumen penelitian digunakan untuk mengetahui objek yang akan

diteliti. Instrumen angket digunakan untuk mengetahui penggunaan metode

assignment dalam pembelajaran konstruksi atap (X). Selain itu, peneliti akan

menggunakan tes sebagai intrumen penelitan (Y). Tes digunakan sebagai alat

ukur untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menggambar konstruksi

atap.

(26)

Udan Sumarsono, 2014

(27)

38

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Ujicoba

No Variabel Aspek Indikator Jumlah Butir

1 Metode

Assignment

Konsep Pembelajaran

(Mastery Assignment)

1. Konsep pembelajaran yang

diberikan oleh guru kepada

peserta didik.

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

2. Pemahaman konsep pemberian

tugas oleh guru kepada siswa.

11,12,13,14,15

Pemahaman materi ajar

(Drill Assignment)

3. Pendalaman pembelajaran pada

pelajaran konstruksi atap.

16,17,18,19,20

Tugas mengumpulkan

fakta di lapangan

(Resesearch Assignment)

4. Mencocokan gambar dengan yang

ada dilapangan.

21,22,23,24

5. Mencocokan ukuran dengan yang

ada dilapangan

25,26,27,28,29

Tugas Pemecahan Masalah

(Formal Problem

Assignment)

6. Membuat gambar dengan penutup

atap genteng (ukuran,

kemiringan).

30,31,32,33,34

7. Membuat gambar dengan

penskalaan baik gambar rencana

(28)

2 Pemahaman

menggambar

konstruksi atap

Merancang konstruksi

rangka atap

1. Jenis kuda-kuda dari kayu bentang

pendek.

1,2,3,4

2. Elemen yang ada pada kuda-kuda

berikut fungsinya

5,6,7,8,9,10,11,12,13,14

3. Menentukan dimensi batang-batang kuda-kuda.

15,16,17,18,19,20

4. Skala penggambaran dimensi konstruksi atap.

21,22,23,24,25

Detail Sambungan Kayu 5. Menentukan skala dan sambungan kayu yang dipakai pada konstruksi kuda-kuda

26,27,28

Konstruksi Penutup Atap 6. Menentukan kemiringan atap dan jenis atap berdasarkan persyaratan batasan kemiringan jenis penutup atap.

(29)

40

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilakukan penelitian ujicoba terhadap 10 siswa di SMKN 9 Garut, dengan jumlah soal angket sebanyak

37 item serta soal tes sebanyak 34 item, setelah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka didapat jawaban

yang valid dan reliabel sebanyak 36 item untuk angket serta 31 item untuk tes, dengan uraian sebagai

berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

No Variabel Aspek Indikator Jumlah Butir

1 Metode

Assignment

Konsep Pembelajaran

(Mastery Assignment)

8. Konsep pembelajaran yang

diberikan oleh guru kepada

peserta didik.

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

9. Pemahaman konsep pemberian

tugas oleh guru kepada siswa.

11,12,13,14,15

Pemahaman materi ajar

(Drill Assignment)

10.Pendalaman pembelajaran pada

pelajaran konstruksi atap.

16,17,18,19,20

Tugas mengumpulkan

fakta di lapangan

(Resesearch Assignment)

11.Mencocokan gambar dengan yang

ada dilapangan.

21,22,23,24

12.Mencocokan ukuran dengan yang

ada dilapangan

25,26,27,28

(30)

Assignment) kemiringan).

14.Membuat gambar dengan

penskalaan baik gambar rencana

maupun gambar detail.

34,35,36

2 Pemahaman

menggambar

konstruksi atap

Merancang konstruksi

rangka atap

7. Jenis kuda-kuda dari kayu bentang

pendek.

1,2,3

8. Elemen yang ada pada kuda-kuda

berikut fungsinya

4,5,6,7,8,9,10,11,12

9. Menentukan dimensi batang-batang kuda-kuda.

13,14,15,16,17,18

10.Skala penggambaran dimensi konstruksi atap.

19,20,21,22,23

Detail Sambungan Kayu 11.Menentukan skala dan sambungan kayu yang dipakai pada konstruksi kuda-kuda

(31)

42

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konstruksi Penutup Atap 12.Menentukan kemiringan atap dan jenis atap berdasarkan persyaratan batasan kemiringan jenis penutup atap.

27,28,29,30,31

Kisi-kisi instrumen penelitian yang telah dilakukan ujicoba, maka dapat diambil sebanyak 36 item untuk angket (variabel

(32)

Udan Sumarsono, 2014

3.9 Pengujian Instrumen Penelitian 3.9.1 Uji Validitas (Test Of Validity)

Menurut Syaodih (2008, hlm. 228) berpendapat bahwa “Validitas instrumen menunjukan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur”.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa uji validitas

merupakan uji penelitian untuk mendapatkan kesimpulan sesuai

dengan teori yang akhir dari ujinya merupakan data valid. Dalam

penelitian ini, untuk menghitung validitas instrumen yaitu dengan cara

menghitung koefisien validitas menggunakan rumus korelasi product

moment, yaitu :

Riduwan dan Akdon (2010, hlm. 124)

Dimana:

rxy = Koefisien korelasi butir.

n = Jumlah responden.

∑X = Jumlah skor tiap item yang diperoleh responden dan uji coba.

∑Y = Jumlah skor total item dari keseluruhan responden.

Menurut Sugiyono (2014, hlm. 178) analisis faktor dilakukan dengan cara mengkolerasikan jumlah faktor dengan skor total. Bila kolerasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.

Membandingkan dengan r kritis sebesar 0,3.

(33)

44

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apabila hasil rxy < 0,3 item tidak valid

Tabel 3.4 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan

1 0,00-0,199 Sangat Rendah

2 0,20-0,399 Rendah

3 0,40-0,599 Sedang

4 0,60-0,799 Kuat

5 0,80-1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2014, hlm. 231)

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh peneliti

sebanyak 37 item angket variabel X (Metode Assignment) sebanyak

satu soal tidak valid. Sehingga untuk variabel X yang dapat digunakan

untuk penelitian adalah 36 item dan soal yang tidak valid sebanyak

satu item.

Sedangkan untuk variabel Y (Pemahaman menggambar siswa),

dilakukan penelitian menggunakan tes sebanyak 34 item. Hasil yang

didapatkan yakni 31 soal valid dan tiga soal tidak valid. Sehingga

untuk variabel Y yang dapat digunakan untuk penelitian adalah

(34)

Udan Sumarsono, 2014

3.9.2 Uji Reliabilitas (Test of Realibility)

Sugiyono (Permana, 2014) menjelaskan bahwa:

Intrumen yang reliabel adalah isntrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Jadi, uji reliabilitas adalah untuk melihat konsistensi dari suatu instrumen. Jika suatu instrumen menghasilkan ukuran yang konsisten walaupun berkali – kali dipakai, maka intrumen tersebut reliabel.

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Suatu Penelitian

Interval Koefisien Reliabilitas Tingkat Hubungan 0. 80 - 1,00 Sangat tinggi 0. 60 - 0,799 Tinggi 0. 40 - 0,599 Cukup 0. 20 - 0,399 Rendah r ll < 0,199 Sangat rendah

Sugiyono (2007, hlm. 216)

a. Uji Reliabilitas Angket

Untuk menguji data angket agar diketahui data yang diteliti reliabel, dalam penelitian ini digunakan rumus alfa cronbach. Pengujian dengan alfa cronbach dilakukan untuk jenis data interval yang salah satunya berupa angket.

Sugiyono (2014, hlm. 365) Dimana :

k = mean kuadrat antara subyek ∑ si2 = mean kuadrat kesalahan st2 = varians total

Rumus untuk varians total dan varians item:

(35)

46

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana :

Jki = jumlah kuadrat seluruh skor item Jks = jumlah kuadrat subjek

Pada variabel X (Metode Assignment) diperoleh r11 = 0,8807 dan dikonsultasikan dengan pedoman kriteria penafsiran bahwa dapat diketahui untuk variabel Y termasuk ke dalam kategori reliabilitas sangat tinggi.

b. Uji Reliabilitas Tes

Untuk mengetahui data reliabel pada penelitian menggunakan tes, maka pada pengujiannya digunakan rumus KR 20 (Kuder Richardson). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Sugiyono (2014, hlm. 359) Rumus untuk varians total dan varians item:

Dimana :

k = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1

qi = 1 – pi st2 = varians total

(36)

Udan Sumarsono, 2014

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal merupakan tes yang diberikan untuk mengetahui tingkat kesukaran tes yang diberikan. Jika soal yang diberikan tidak terlalu sulit serta tidak terlalu mudah maka soal tersebut dapat dikatakan baik. Rumus yang digunakan dalam tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:

Sebelum menggunakan rumus diatas, harus ditempuh terlebih dahulu langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menyusun lembar jawaban peserta didik dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.

b. Mengambil 27% lembar jawaban dari atas yang selanjutnya disebut kelompok atas (higher group), dan 27% lembar jawaban dari bawah yang selanjutnya disebut kelompok bawah

(lower group). Sisa sebanyak 46% disisihkan.

(37)

48

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Membuat tabel seperti berikut,

No Soal WL WH WL+WH WL-WH

e. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus =WL+WH/n f. Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal adalah:

Jika P≤27% = rendah

Jika P28%-72% = sedang

Jika P≥73% = sukar

Arifin (2012, hlm. 266-270)

Setelah data tes pada variabel Y dilakukan, didapatkan tingkat kesukaran pada soal tes dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat Kesukarannya

Tingkat Kesukaran Soal

Nomor Soal Jumlah Persentase

Mudah

5,11,20,23,24,26,30,31 8 26% P 27 %

Sedang 1,3,4,6,7,8,9,12,13,14,15,16,

17,18,19,21,22,27,28,29 20 65% P 28 % - 72 %

Sukar

2,10,25 3 10%

P 73 %

Jumlah 100%

Berdasarkan tingkat kesukaran, sebaran soal dikatakan baik. Dengan mengacu pada kriteria tingkat kesukaran :

1. Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25%

2. Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20%

3. Soal sukar 15%, soal sedang 70%, soal mudah 15%

Arifin (2012, hlm. 271)

Dari penelitian yang dilakukan, uji tingkat kesukaran terdapat

(38)

Udan Sumarsono, 2014

27% (rendah) terdapat 8 soal yang dikategorikan rendah yakni soal no

5,11,20,23,24,26,30,31 dengan presentase sebanyak 26%. Soal dengan

P 28%-72% (sedang) terdapat 20 soal yang dikategorikan sedang

yakni soal no 1,3,4,6,7,8,9,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,27,28,29

dengan presentase sebesar 65%. Soal dengan tingkat kesukaran P 73%

(sukar) terdapat 3 soal yang dikategorikan sukar yakni soal no 2,10,25

dengan presentase 10%. Dari hasil yang diperoleh dapat ditarik

kesimpulan bahwa untuk tingkat kesukaran yang diujikan, termasuk

bagus karena soal yang diujikan tidak boleh terlalu mudah dan tidak

boleh terlalu sukar. Untuk penelitian ini mayoritas tingkat kesukaran

yang didapat terdapat pada kriteria sedang dengan presentase

mencapai 65%.

d. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengetahui suatu butir soal yang dapat membedakan peserta didik yang sudah menguasai atau memahami pelajaran yang diberikan. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum menguasai kompetensi. Rumus yang digunakan adalah :

Arifin (2012, hlm. 273) Dimana :

DP = Daya Pembeda

WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah.

WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas.

n = 27%xN

(39)

50

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah data tes pada variabel Y dilakukan, didapatkan tingkat daya pembeda pada soal tes dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.8 Klasifikasi Soal Berdasarkan Proporsi Tingkat Daya Pembeda

Daya Pembeda Nomor Soal Jumlah Persentase

Jelek

1,3,4,6,7,8,9,13,15,18,19,20,21,22,25,28,29 17 55% 0,40 and up

Jumlah 100%

Berdasarkan hasil uji daya pembeda, soal yang diberikan

berkategori sangat baik dengan jumlah 17 (55%) . Semakin tinggi

koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal

membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dan

yang kurang menguasai kompetensi.

Dari penelitian yang dilakukan pada uji daya pembeda, terdapat

beberapa kriteria yang didapat. Untuk tingkat daya pembeda soal

dengan kriteria jelek (0-0,19) terdapat 5 soal yakni soal no

2,11,12,26,31 dengan presentase sebanyak 16%. Soal dengan kriteria

Index of Discrimination Item Evaluation

0,4 and up Very good items

0,30 - 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement

0,20 - 0,29 Marginal items, usually needing and being subject to improvement Below - 0,19 Poor items, to be rejected or improved by revision

(40)

Udan Sumarsono, 2014

cukup (0,20-0,29) terdapat 5 soal yakni soal no 5,10,16,23,30 dengan

presentase sebanyak 16%. Untuk soal berkategori baik (0,30-0,39)

terdapat 4 soal yakni soal no 14,17,24,27 dengan presentase sebanyak

13%. Soal dengan kategori sangat baik (0,40-1) terdapat 17 soal

dengan presentase sebanyak 55%. Dari hasil yang diperoleh dapat

diketahui bahwa soal yang diuji berkategori sangat baik karena soal

dapat membedakan siswa yang mengerti dengan siswa yang kurang

mengerti. Untuk penelitian ini mayoritas daya pembeda terdapat pada

kriteria sangat baik dengan presentase sebanyak 55%.

3.9.3 Konversi T-Skor

Konversi T-Skor dimaksudkan untuk membandingkan dua sebaran

skor yang berbeda. Untuk penelitian ini digunakan angket dan tes

sebagai acuan dalam penelitian. Untuk memperoleh nilai yang sama

dalam penelitian ini maka digunakan rumus T-Skor dalam pengolahan

data.

a. Menghitung rata-rata ( )

Dari tabel data mentah diperoleh (untuk variable X) : =

Keterangan : = rata-rata

= jumlah harga semua x n = jumlah data

Sudjana (2005, hlm. 67) b. Menghitung simpangan baku

(41)

52

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SD = standar deviasi

(X- ) = selisih antara skor Xi dengan rata-rata

Sudjana (2005, hlm. 94)

Konversi T-skor :

T-skor =

Sudjana (2005, hlm. 104)

3.9.4 Uji Kecenderungan

Uji kecenderungan didapatkan dengan menaksir skor rata-rata

yang didapat dalam penelitian. Rumus yang digunakan dalam

klasifikasi skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Kriteria Kecenderungan

Kriteria Kecenderungan Kategori

X ≥ M + 1,5 SD Sangat Baik

M+0,5 SD ≤ X < M+1,5 SD Baik

M-0,5 SD ≤ X < M+1,5 SD Cukup

M-0,5 SD ≤ X < M+1,5 SD Kurang

X≤M+1,5 SD Sangat Kurang

Suprian (dalam Wibowo, 2014, hlm. 53)

3.9.5 Deskripsi Variabel

Deskripsi variabel digunakan untuk mencari rata-rata pada indikator

variabel X dan variabel Y. Presentase yang didapat dalam setiap skor

item rata-rata kemudian dikonsultasikan dengan tabel kriteria

penafsiran berikut:

(42)

Udan Sumarsono, 2014

No Presentase Kriteria

1 81% - 100% Sangat Tinggi

2 61% - 80% Tinggi

3 41% - 60% Sedang

4 21% - 40% Rendah

5 Kurang dari 21% Sangat Rendah

Riduwan (dalam Wibowo. 2014, hlm. 53)

3.9.6 Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Kenormalan data diuji dengan

menggunakan distribusi Chi-kuadrat.

Langkah-langkah yang digunakan dalam menguji normalitas

distribusi frekuensi berdasarkan Chi-Kuadrat ( adalah sebagai

berikut:

1. Mencari skor terbesar dan terkecil

2. Menentukan nilai rentang (R)

R = skor max - skor min

3. Menentukan banyaknya kelas (K)

4. Menentukan panjang kelas interval (i)

5. Membuat tabel distribusi frekuensi

6. Menghitung rata-rata (Mean)

(43)

54

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8. Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan dengan

cara :

a) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval

pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan

kelas interval ditambah 0,5.

b) Menghitung nilai Z skor untuk batas kelas interval dengan

rumus:

c) Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan

menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

d) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan

angka-angka 0-Z yaitu angka baris pertama dikurangi dengan

baris kedua. Angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan

begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris

paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris

berikutnya.

e) Menentukan frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara

mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

9. Mencari Chi-Kuadrat hitung (

(44)

Udan Sumarsono, 2014

11. Dengan membandingkan hitung dengan tabel untuk dan

derajat kebebasan (dk) = k-1 dengan pengujian kriteria

pengujian sebagai berikut:

Jika hitung tabel berarti distribusi data tidak normal, sebaliknya

Jika hitung < tabel berarti data distribusi normal.

Riduwan (2014. hlm, 188-191)

Apabila data berdistribusi normal maka menggunakan analisis

statistik parametrik. Dalam analisis statistik parametrik ada pengujian

persyaratan analisis yaitu uji linieritas regresi, uji korelasi

menggunakan pearson product moment, koefisien determinasi (KD)

dan pengujian hipotesis.

3.9.7 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji apakah hipotesis

pada penelitian ini diterima atau ditolak. Hipotesis dibagi menjadi dua

jenis yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis

penelitian dipakai jika yang diteliti populasi dan dalam pembuktiannya

tidak ada signifikansi, sedangkan hipotesis statistik dipakai jika yang

diteliti sampel dan dalam pembuktiannya ada signifikansi.

Dalam penelitian dan statistik terdapat dua macam hipotesis, yaitu

hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol (Ho) adalah

pernyataan tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik,

atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dengan ukuran

(45)

56

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hipotesis nol, yang berbunyi adanya perbedaan antara data populasi

dengan data sampel.

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antar

variabel yang dianalisis. Sebagai perhitungannya digunakan korelasi

product moment sebagai berikut :

r hitung =

Sugiyono (2014, hlm. 228)

Keterangan :

r hitung = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua

variabel yang dikorelasikan

X = Skor tiap item dari tiap responden

Y = Skor total dari seluruh item dari tiap responden

ΣX = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden

ΣY = Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden

N = Jumlah responden

Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan

ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ +1). Apabila nilai :

r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna

r = 0 artinya tidak ada korelasi

(46)

Udan Sumarsono, 2014

Setelah koefisien korelasi didapatkan, maka perlu untuk

meyakinkan hubungan antara variabel X dan variabel Y dengan

menguji hipotesisnya.

Tabel 3.11 Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi

No Interval Koefisien Tingkat Hubungan

1 0,00-0,199 Sangat Rendah

2 0,20-0,399 Rendah

3 0,40-0,599 Sedang

4 0,60-0,799 Kuat

5 0,80-1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2014, hlm. 231)

Ho = “Tidak terdapat pengaruh yang positif antara metode pemberian

tugas (assignment) dengan pemahaman menggambar konstruksi atap

SMKN 9 Garut”.

Ha = “Terdapat pengaruh yang positif antara metode pemberian tugas

(assignment) dengan pemahaman menggambar konstruksi atap SMKN

9 Garut”.

Kata signifikan hanya digunakan apabila hasil uji hipotesis akan

digeneralisasikan ke populasi dimana sampel tersebut diambil.

Sugiyono (2014. hlm, 9)

3.9.8 Uji koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien (rs) yang

(47)

58

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mengetahui besarnya persentase kontribusi antar variabel.

Derajat koefisien determinasi dicari dengan menggunakan rumus:

Sudjana (2005, hlm. 369)

Keterangan:

KD = Nilai Koefisien Determinasi

rs = Nilai Koefisien Korelasi

Tabel 3.12 Kategori Koefisien Determinasi

Nilai r2 Keterangan

r2– 1 Pengaruh Sempurna

r2– 0% Tidak Ada Pengaruh

0% < r2 < 4% Pengaruh Rendah Sekali 4% < r2 < 16% Pengaruh Rendah 16% < r2 < 36% Pengaruh Sedang 36% < r2 < 64% Pengaruh Tinggi

r2 > 64% Pengaruh Tinggi Sekali

(48)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Kesimpulan merupakan jawaban dari masalah penelitian yang

dikemukakan berdasarkan hasil penelitian dan lain-lain. Berdasarkan rumusan

masalah, tujuan penelitian, pengujian hipotesis dan hasil penelitian, pengaruh

metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar

siswa, yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran umum metode pemberian tugas (assignment) di SMKN 9 Garut

dilihat dari indikator konsep pembelajaran, konsep pemberian tugas,

pembelajaran lanjutan (drill assignment), mecocokan gambar, mencocokan

ukuran gambar, membuat gambar, membuat gambar dengan skala termasuk

pada kriteria baik.

2. Gambaran umum pemahaman siswa dalam menggambar konstruksi atap di

SMKN 9 Garut dilihat dari indikator jenis kuda-kuda, elemen kuda-kuda,

dimensi kuda-kuda, skala gambar, skala dan sambungan kayu, kemiringan atap

termasuk pada kriteria tinggi.

3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa penerapan

metode pemberian tugas (assignment) berpengaruh terhadap pemahaman

menggambar siswa pada mata pelajaran konstruksi atap program keahlian

Teknik Gambar Bangunan (TGB) di SMKN 9 Garut dan pengaruhnya positif

dan signifikan, artinya jika metode pemberian tugas (assignment) sangat baik

maka akan meningkatkan pemahaman menggambar siswa

5.2Saran

Dalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin penulis ingin mengemukaan

(49)

77

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi siswa, diharapkan agar metode pengajaran dengan memberikan tugas

(assignment) bisa membuat siswa memahami tugas yang diberikan oleh guru

agar siswa tidak mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

2. Bagi guru, diharapkan dapat melaksanakan metode pemberian tugas agar siswa

dapat memahami pelajaran yang diberikan, terutama untuk pelajaran yang

mempunyai tugas yang tersruktur.

3. Bagi pembaca, mudah-mudahan karya tulis ini dapat dijadikan bahan acuan

untuk penelitian lebih lanjut. Bagi penulis lain yang ingin melanjutkan

penelitian ini semoga penelitian ini dapat menjadi sumber yang baik serta dapat

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.

Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Daryanto. (2013). Menyusun Modul. Gava Media. Yogyakarta.

Danim, S. (2011). Pengantar Kependidikan, Landasan, Teori, dan 234 Metafora

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Fauzi. (2010). [ONLINE]. Metode Pemberian Tugas, Peningkatan Motivasi dan

Hasil Belajar. Tersedia :

http://literaturkarya.blogspot.com/2010/12/metode-pemberian-tugas-peningkatan.html. [15 DESEMBER 2014]

Frick H dan Moerdiartianto. (2012). Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu. Yogyakarta : KANISIUS.

Frick H dan Setiawan. (2013). Ilmu Konstruksi Struktur Bangunan. Yogyakarta : KANISIUS.

Gunawan R. (2003). Pengantar Ilmu Bangunan. Yogyakarta : KANISIUS.

Hadi, A. Popham, W.J. dan Baker, E.L. (2011). Teknik Mengajar Secara

Sistematis. Jakarta : Rineka Cipta.

Heriawan, A. dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis

Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran. Banten:

LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).

Nasution, S. (2011). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Permana, F.H. (2014). Efektivitas Penerapan Metode Brainstorming Pada

Perkuliahan Rab Di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jpts Fptk Upi. Bandung: UPI.

Rahmawati, I. (2014). Pengaruh Pemahaman Siswa Tentang Lembar Kerja Pada

Siswa Program Studi Teknik Gambar Bangunan di SMKN 9 Garut.

Bandung: UPI.

Riduwan. (2014). Dasar-dasar Statistika. Bandung: ALPABETA.

(51)

Udan Sumarsono, 2014

Pengaruh metode pemberian tugas (assignment) terhadap pemahaman menggambar konstruksi atap di SMKN 9 Garut

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sanjaya. [ONLINE]. Teori Menggambar. Tersedia :

http://mahendrasanjaya.blogspot.com/2014/01/teorimenggambar.html [21

DESEMBER 2014]

SMKN 9 Garut. (2014). Data Absen Siswa SMKN 9 Garut. Garut: Tidak diterbitkan.

Staf Pengajar SMTIK – PIKA. (1986). Pedoman Gambar Kerja. Yogyakarta: KANISIUS.

Sudarso, (2013). Efektivitas Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Dalam

Peningkatan Pemahaman Pada Mata Diklat RAB di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur. Bandung: UPI.

Sudjana. (2005). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian I. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

Syaodih, N.S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Wibowo. (2014). Pengaruh Penerapan Kultur Kesundaan di SMKN 6 Bandung

Gambar

Gambar 3.2 Alur Hubungan antar Variabel Penelitian
gambar dengan
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
gambar dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

6 Sedangkan yang dimaksud Nasr adalah “ menyelaraskan antar agama”, bermaksud agar tidak terjadi truth claim antara agama yang satu dengan agama yang lainnya..

Penyusunan  SPM  Bidang  Sosial  sebagaim an a  dimaksud  dalam  Peraturan  Gubernur  ini  sebagai  acuan  Dinas  Sosial  dal am  penyelenggaraan  pelayanan 

Konsep utama yang ada pada OOP adalah untuk menggabungkan data dan fungsi yang melakukan operasi pada data tersebut menjadi satu unit. Unit yang demikian disebut dengan

Pembiayaan pembentukan produk hukum daerah yang bersifat pengaturan dan berasal dari DPRD serta bersumber pada APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 ayat (2) huruf

Di kalangan masyarakat Pattappa menemukan suatu pekerjaan baru sebagai pekerjaan ganda atau yang biasa dikenal dengan nama pekerjaan sampingan oleh masyarakat

Melepas dan memasang unit mekanisme penggerak transmisi dengan cara yang benar.. Menjelaskan cara kerja mekanisme penggerak transmisi

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan persentase soal dalam Buku Siswa Matematika Kurikulum 2013 untuk sekolah menengah pertama kelas VII yang

[r]